Transcript
Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS YURIDIS KEKUATAN SURAT KETERANGAN

AHLI WARIS DARI KELURAHAN DALAM MENETAPKAN

AHLI WARIS BAGI ORANG ISLAM

(Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Bandung Nomor : 0863/Pdt .P/2011

/PA.Bdg)

TESIS

Azizah Syabibi

1006827852

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN

SALEMBA

2013

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

i

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS YURIDIS KEKUATAN SURAT KETERANGAN

AHLI WARIS DARI KELURAHAN DALAM MENETAPKAN

AHLI WARIS BAGI ORANG ISLAM

(Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Bandung Nomor : 0863/Pdt .P/2011

/PA.Bdg)

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan

Oleh

Azizah Syabibi

1006827852

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

SALEMBA

2013

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Universitas Indonesia

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip

maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Azizah Syabibi

NPM : 1006827852

Tanda Tangan :

Tanggal : 7 Januari 2013

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

iii

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Universitas Indonesia

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-

Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan dalam

rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Memperoleh Gelar

Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Saya

menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa

perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk

menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1) Ibu Yati Soelistyono, S.H, C.N, selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam

penyusunan tesis ini;

2) Suami, anak-anakku (Jordan Izza El-Real & Venezia Yasmine) dan Mama

dan Abah (kedua orang tuaku) yang telah memberikan bantuan dukungan

material dan moral

3) Sahabat-sahabat yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah

banyak membantu saya dalam menyelesaikan tesis ini.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak

yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat bagi pengembangan

ilmu.

Salemba, 7 Januari 2013

Penulis

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Universitas Indonesia

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini :

Nama : Azizah Syabibi

NPM : 1006827852

Program Studi : Program Magister Kenotariatan

Fakultas : Hukum

Karya : Tesis

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Analisis Yuridis Kekuatan Surat Keterangan Ahli Waris Dari Kelurahan

Dalam Menetapkan Ahli Waris Bagi Orang Islam (Studi Kasus Putusan

Pengadilan Agama Bandung Nomor : 0863/Pdt .P/2011 /PA.Bdg)

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/

formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan

mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak

Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salemba

Pada Tanggal : 7 Januari 2013

Yang menyatakan

Azizah Syabibi

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Universitas Indonesia

vi

ABSTRAK

Nama : AzizahSyabibi

Program Studi : Magister Kenotariatan

Judul : Analisis Yuridis Kekuatan Surat Keterangan Ahli Waris Dari

Kelurahan Dalam Menetapkan Ahli Waris Bagi Orang Islam

(Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Bandung Nomor :

0863/Pdt .P/2011 /PA.Bdg)

Surat Keterangan Waris merupakan bukti bahwa ahli waris yang disebutkan

dalam Surat Keterangan adalah ahli waris yang sah dari Pewaris, tersebut

dimaksudkan agar mencegah terjadinya sengketa di kemudian hari terhadap

benda yang ditinggalkan pihak ahli waris mengajukan ketetapan baik melalui

pengadilan agama maupun negeri untuk mendapatkan penetapan dari pengadilan

untuk mendapatkan status ahliwaris. Surat keterangan ahli waris yang dikeluarkan

oleh kelurahan merupakan bukan akta di bawah tangan (hanya mengikat para

pihak). SKW sebagai alat bukti dalam menentukan ahli waris memiliki kekuatan

hukum sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri c,q. Dirjen Agraria

Nomor. Dpt/12/63/69 tanggal 20 Desember 1969.

Kata Kunci:

Waris, Surat Keterangan, Penetapan, Ahli waris

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Universitas Indonesia

vii

ABSTRACT

Name : AzizahSyabibi

Study Program : Master of Notary

Title : Analysis of Judicial Power Heir Certificate Of

Village In Establishing Heirs For Muslims (A Case

Study of Religious Bandung Court Decision No.

0863/Pdt .P/2011 / PA.Bdg)

Waris Certificate is proof that the heirs named in the Certificate is the legal heirs

of the Heir, it is intended to prevent disputes later on the left side of the body heirs

filed either through the provision of religious and state courts for the

determination of court to obtain the status of an heir. Heir certificate issued by the

village is not a deed under hand. SKW as evidence in determining the beneficiary

has the force of law in accordance with the Circular of the Minister of the Interior

c, q. Director General of Agrarian Number. Dpt/12/63/69 dated December 20,

1969.

Keywords:

Waris, Certificate, Determination

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Universitas Indonesia

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... i

Halaman Pernyataan Orisinalitas ....................................................................... ii

Halaman Pengesahan ......................................................................................... iii

Kata Pengantar .................................................................................................. iv

Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi ....................................................... v

Abstrak ......................................................................................................... vi

Abstract ......................................................................................................... vii

Daftar Isi ......................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2. Pokok Permasalahan .............................................................. 17

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 17

1.4. Metode Penelitian .................................................................. 18

1.4.1. Metode Pendekatan .................................................... 18

1.4.2. Spesifikasi Penelitian ................................................. 18

1.4.3. Jenis Data ................................................................... 19

1.4.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................ 20

1.4.5. Metode Analisis Data ................................................ 20

1.5. Sistematika Penulisan ............................................................ 21

BAB II KEKUATAN SURAT KETERANGAN AHLI WARIS DARI

KELURAHAN DALAM PERKARA WARISAN BAGI

ORANG ISLAM ............................................................................ 23

2.1. Tinjauan Pustaka .................................................................... 23

2.1.1. Ahli Waris .................................................................. 23

2.1.1.1. Pengertian Waris .......................................... 23

2.1.1.2. Asas-Asas Hukum Kewarisan Islam ........... 26

2.1.1.3. Menentukan Ahli Waris ............................... 36

2.1.1.4. Penentuan Pembagian Ahli Waris ............... 37

2.1.1.5. Melaksanakan Pembagian Harta

Peninggalan .................................................. 38

2.1.1.6. Dasar Hukum Kewarisan Islam ................... 41

2.1.1.7. Hukum Kewarisan Islam dalam

Kompilasi HukumIslam (KHI) .................... 48

2.1.1.8. Buku II dalam KHI ...................................... 50

2.1.2. Surat Keterangan Waris ................................................ 58

2.1.2.1. Pengertian ................................................... 58

2.1.2.2. Pembuatan Surat Keterangan Ahli Waris .... 63

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Universitas Indonesia

ix

2.1.2.3. Pejabat Yang Berwenang Menerbitkan

Surat Keterangan Hak Waris ....................... 64

2.1.2.4. Surat Keterangan Ahli Waris sebagai Alat

Bukti ............................................................ 66

2.1.3. Pengadilan Agama ........................................................ 68

BAB III PENENTUAN AHLI WARIS DALAM PUTUSAN

PENGADILAN AGAMA BANDUNG NOMOR :

0863/PDT .P/2011 /PA.BDG ........................................................ 70

3.1.Pengadilan Agama Bandung .................................................... 70

3.1.2. Deskripsi Kasus Penentuan Ahli Waris

di Pengadilan Agama Bandung ................. 72

3.1.2.1. Duduk Perkara Kasus Penentuan Ahli Waris

di Pengadilan Agama Bandung ..................... 72

3.2. Analisis dan Pembahasan ...................................................... 80

3.2.1. Praktek dan pengaturan tentang pembuatan Surat

Keterangan Ahli Waris ................................................. 80

3.2.2. Kekuatan hukum Surat Keterangan Ahli Waris (SKW)

sebagai alat bukti dalam perkara warisan. .................... 82

BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 87

4.1. Kesimpulan ............................................................................ 87

4.2. Saran ...................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

1

Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata kehidupan bangsa

yang aman, tertib dan tenteram. Untuk mewujudkan tata kehidupan

tersebut diperlukan adanya upaya untuk menegakkan keadilan, kebenaran

dan ketertiban yang dilakukan oleh kekuasaan kehakiman.1

Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia ditandai dengan adanya

berbagai agama yang dianut oleh penduduk, suku bangsa, golongan, ras

dan keyakinan, dan untuk mewujudkan rasa keadilan dan kebenaran

Indonesia menganut 3 (tiga) sistem hukum, yaitu sistem hukum adat,

sistem hukum islam, dan sistem hukum eksbarat, sesudah Indonesia

merdeka ketiga sistem dimaksud, menjadi bahan baku dalam pembentukan

sistem hukum nasional di Indonesia.2

Salah satu akibat dari kematian seorang manusia di dunia ini dalam

bidang hukum adalah masalah status harta benda yang ditinggalkannya.

Bila status ini dihubungkan dengan seorang manusia lain yang masih

1 H.A.Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2003), halaman. Viii

2 Zainuddin Ali, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: Sinar

Grafika, 2006), halaman.77

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

2

Universitas Indonesia

hidup, maka timbullah apa yang dinamakan masalah warisan. Hukum

yang mengatur masalah warisan ini dinamakan hukum kewarisan dan

setiap lembaga hukum mempunyai hukum kewarisannya masing-masing.

Dalam hal ini disebabkan karena masih terdapatnya pluralisme hukum di

Indonesia, sehingga dikenallah hukum kewarisan Islam, hukum kewarisan

adat dan hukum kewarisan Perdata Barat yang diatur di dalam Kitab

Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata/Burgerlijk Wetboek /BW).

Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan maupun

Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-

Undang No. 1 Tahun 1974 tidak ada mengatur tentang masalah

kewarisanan/status harta benda karena kematian, yang ada dalam Pasal 41

yaitu akibat putusnya perkawinan karena perceraian. Sehingga

berdasarkan pasal 66 tetaplah terdapat pluralisme dalam hal hukum

kewarisan. Hal ini ditegaskan pula dalam Surat Edaran Mahkamah Agung

kepada para Ketua/Hakim Pengadilan Negeri tertanggal 20 Agustus 1975

No. M.A/Penb/0807/75 tentang Petunjuk-petunjuk Pelaksanaan Undang-

Undang No. 1 Tahun 1974 dan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975,

dan Pasal II Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar 1945.

Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam.

Sistem hukum Islam yang mendasarkan ketentuan-ketentuan yang telah

ditetapkan oleh Allah (kitab Al-qur‟an) dan Rasul-nya (kitab hadits)

kemudian disebut dengan syari‟at atau hasil pemahaman ulama terhadap

ketentuan di atas (kitab fiqih).

Hukum Islam adalah hukum yang dibangun berdasarkan

pemahaman manusia atas nash Al-Qur‟an maupun As-Sunnah untuk

mengatur kehidupan manusia yang berlaku secara universal-relevan pada

setiap zaman (waktu) dan makan (ruang) manusia. Keuniversalan hukum

Islam ini sebagai kelanjutan langsung dari hakekat Islam sebagai agama

universal, yakni agama yang substansi-substansi jajaran-Nya tidak dibatasi

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

3

Universitas Indonesia

oleh ruang dan waktu manusia, melainkan berlaku bagi semua orang Islam

dimanapun, kapanpun, dan kebangsaan apapun.3

Islam adalah agama yang sempurna, ajaran islam mengatur segala

sisi kehidupan manusia, bahkan dalam hal yang berkaitan dengan

peralihan harta yang ditinggalkan seorang manusia, setelah manusia

tersebut meninggal dunia.

Sesuatu yang bernyawa pasti akan mati, kematian atau meninggal

dunia tidak dapat dipungkiri adalah suatu peristiwa yang pasti akan

dialami oleh setiap manusia, karena kematian merupakan akhir dari

perjalanan kehidupan seorang manusia. Namun yang menjadi

permasalahan adalah jika orang tersebut meninggal dunia dengan

meninggalkan harta yang lazim disebut harta warisan atau tirkah, dengan

cara apa hendak diselesaikan atau membagi harta warisan tersebut, hukum

apa yang di terapkan dalam penyelesaian harta warisan itu. Kewajiban

bagi para ahli waris selain mengurus, memandikan, memberi kain kafan,

menshalatkan, serta menguburkan jenazah pewaris, juga harus

bertanggung jawab dalam menunaikan segala wasiat, pembayaran hutang

serta pembagian warisan secara adil diantara mereka.

Hukum yang membahas tentang peralihan harta tersebut dalam

ilmu hukum disebut hukum kewarisan, atau dikenal juga dengan hukum

faraidh.

Idris Djakfar dan Taufik Yahya mendifinisikan bahwa hukum

kewarisan ialah seperangkat ketentuan yang mengatur cara-cara peralihan

hak dari seseorang yang telah meninggal dunia kepada orang yang masih

hidup yang ketentuan-ketentuan tersebut berdasarkan pada wahyu Ilahi

yang terdapat dalam Al-Qur'an dan penjelasannya yang diberikan oleh

Nabi Muhammad SAW, dalam istilah arab disebut Faraidh.4

3 Ali Parman, Kewarisan Dalam AI-quran. Cet. Pertama, (Jakarta, Rajawali Pers, 1995),

hal 8.

4 Idris Djakfar dan Taufik Yahya, Kompilasi Hukum Kewarisan Islam (Jakarta. PT. Dunia

Pustaka Jaya, 1995), halaman. 3-4.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

4

Universitas Indonesia

Pasal 171 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam mendefinisikan:

"Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang

pemindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris ".

Dari kedua definisi di atas diketahui bahwa hukum kewarisan

Islam merupakan hukum yang mengatur tentang peralihan kepemilikan

harta dari orang yang telah meninggal dunia kepada orang yang masih

hidup (yang berhak menerimanya), yang mencakup apa saja yang menjadi

harta warisan, siapa-siapa saja yang berhak menerima, berapa besar porsi

atau bagian masing-masing ahli waris, kapan dan bagaimana tata cara

pengalihannya.5

Warisan menurut sebagian besar ahli hukum Islam ialah semua

harta benda yang ditinggalkan oleh seseorang yang meninggal dunia baik

berupa benda bergerak maupun benda tetap, termasuk barang/uang

pinjaman dan juga barang yang ada sangkut pautnya dengan hak orang

lain, misalnya barang yang digadaikan sebagai jaminan atas hutangnya

ketika pewaris masih hidup.6

Allah SWT memerintahkan agar setiap orang yang beriman

mengikuti ketentuan-ketentuan Allah menyangkut hukum kewarisan

sebagaimana yang termaktub dalam kitab suci Al-Qur'an dan menjanjikan

siksa neraka bagi orang yang melanggar peraturan ini.7

Menurut hukum kewarisan Islam, ada beberapa hal yang

menyebabkan seseorang dapat menjadi ahli waris orang lain.8

Perincian pokok ahli waris menurut hubungan darah: Anak laki-laki dan

perempuan, Cucu baik laki-laki atau perempuan, Ayah, Ibu, Kakek,

5 Chatib Rasyid, Keadilan Dalam Hukum Waris Islam, (Jakarta, badilag.net, 2012) diunduh

http://www.badilag.net/data/ARTIKEL/KeadilandalamhukumwarisIslam.pdf hal 2 tanggal 8

Oktober 2012

6 Masjfuk Zuhdi, Studi Islam, Jilid III, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1993), halaman 57.

7 Mahmud Yunus, Hukum Warisan Dalam Islam, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1989),

halaman.

8 Rhia, Hukum Kewarisan Islam, (Jakarta Kompasiana, 2012) di unduh dari

http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/30/hukum-kewarisan-Islam/ tanggal 7 Oktober 2012

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

5

Universitas Indonesia

Nenek, Saudara laki-laki atau perempuan seayah atau seibu, Anak saudara,

Paman, Anak-anak paman, sedangkan karena hubungan perkawinan

adalah suami isteri. Kedudukan suami isteri dalam ahli waris diatur dengan

tegas dalam Al-Qur‟an surat an-Nisa ayat 12. Kewarisan karena hubungan

ini tidak menyebabkan hak kewarisan apapun bagi kerabat suami atau

isteri.

1. Penyebab utama adalah hubungan darah atau kekerabatan

a. Kebawah yaitu anak-anak baik laki-laki maupun perempuan

serta keturunannya

b. Ke atas yaitu orang tua baik ibu atau ayah dan yang

menurunkannya.

c. Kesamping yaitu anak ayah atau anak ibu,anak nenek atau

kakek, sambung menyambung satu dengan yang lain

menentukan jarak dekatnya hubungan masing-masing dengan

pewaris.

2. Hubungan perkawinan.

Hubungan perkawinan merupakan penyebab seseorang

menjadi ahli waris orang lain, dalam hal ini suami isteri.

Disamping hal-hal yang menyebabkan seseorang menjadi ahli

waris, ada juga hal-hal yang menghalangi seseorang menjadi ahli

waris orang lain. Kendatipun ia termasuk dalam kedua kategori

penerima ahli waris.

Penghalang seseorang menjadi ahli waris:

a. Pembunuhan yang dilakukan oleh calon ahli waris terhadap

pewaris. Dalam sistem kewarisan Islam melarang

pengalihan harta peninggalan seseorang kepada ahli

warisnya secara terpaksa, apalagi dengan cara keji diluar

proses yang lazim yaitu kematian biasa.

b. Perbedaan agama yaitu perbedaan agama merupakan

halangan untuk saling mewarisi. Orang muslim tidak dapat

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

6

Universitas Indonesia

mewarisi harta peninggalan orang bukan muslim begitu

sebaliknya.

Selain hal-hal yang menyebabkan seseorang dapat menjadi ahli waris dan

hal-hal yang menyebeakan seseorang terhalang menjadi ahli waris dalam

hukum kewarisan islam dikenal pula kelompok keutamaan dalam hijab.

Prinsip keutamaan adalah prinsip yang menentukan jarak dekatnya

seseorang dengan pewaris.

Ada 4 (empat) kelompok keutamaan dalam hijab dalam hukum kewarisan

bilateral sebagai berikut:9

1. Kelompok keutamaan pertama :

a. Anak-anak, laki-laki dan perempuan sebagai dzul faraidh atau

sebagai dzul qarabat beserta mewalinya.

b. Orang tua (ayah ibu) sebagai dzul faraidh

c. Janda atau duda sebagai dzul faraidh

2. Kelompok keutamaan kedua :

a. Saudara laki-laki dan perempuan sebagai dzul faraidh atau dzul

qarabat beserta mewalinya

b. Ibu sebagai dzul faraidh

c. Bapak sebagai dzul qarabat dalam hal kalaalah

d. Janda atau duda sebagai dzul faraidh

3. Kelompok keutamaan ketiga :

a. Ibu sebagai dzul faraidh

b. Bapak sebagai dzul qarabat

c. Janda atau duda sebagai dzul faraidh

4. Kelompok keutamaan keempat :

a. Janda atau duda sebagai dzul faraidh

b. Mawali untuk ibu

c. Mawali untuk bapak.

9 Hazairin, Hukum Kewarisan Bilateral Menurut Al-Quran Dan Hadis, Ctk. Kelima,

Tintamas, Jakarta, 1981, hal. 1

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

7

Universitas Indonesia

Hijab menurut etimologi adalah menutup atau halangan. Menurut

hukum Islam Hijab berarti terhalang atau tertutupnya seseorang menjadi

ahli waris karena ada ahli waris lain yang lebih berhak atau lebih dekat.

Hijab ada 2 (dua) macam : 10

1) Hijab Nuqshan

Yaitu hijab yang mengakibatkan berkurangnya bagian ahli

waris karena ada ahli waris lain, misalnya janda berhak

menerima bagian warisan sebanyak ¼ dari harta warisan

almarhum suaminya, tetapi karena ada anak yang

ditinggalkan oleh si pewaris, maka bagian janda berkurang

dari ¼ menjadi 1/8.

2) Hijab Hirman

Yaitu hijab yang mengakibatkan seseorang ahli waris tidak

berhak tampil mewaris atau tidak dapat bagian sama sekali.

Hijab Hirman ini dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :

a. Hijab Hirman bil washfi, yaitu hijab yang

mengakibatkan ahli waris tidak mendapat bagian karena

adanya suatu sebab, misalnya ahli waris membunuh si

pewaris menyebabkan ahli waris tersebut tidak

mendapat bagian sama sekali, begitu juga bila antara

ahli waris dan pewaris berbeda agama.

b. Hijab Hirman bisyakhshi, yaitu hijab yang

mengakibatkan seseorang tidak berhak tampil sebagai

ahli waris atau tidak mendapat bagian sama sekali

karena adanya ahli waris yang hubungan darahnya lebih

dekat dengan si pewaris, misalnya cucu laki-laki

melalui anak laki-laki tidak mendapat bagian sama

sekali selama masih ada anak laki-laki yang masih

10 Moh. Anwar, Faraidh Hukum Waris dalam Islam dan Masalah-masalahnya, (Surabaya

: Al- Ikhlas, 1981), halaman. 31.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

8

Universitas Indonesia

hidup. Cucu laki-laki disini adalah seseorang yang

terhalang atau disebut mahjub, sedangkan anak laki-laki

adalah orang yang menjadi penghalang atau disebut

hajib.

Untuk terjadinya peralihan harta peninggalan dari

seseorang yang telah meninggal dunia kepada ahli warisnya, maka

harus memenuhi 3 unsur yang yang merupakan rukun mewaris,

Ketiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan satu sama lain, artinya apabila salah satu unsur tersebut

tidak ada, maka tidak akan terjadi peralihan harta peninggalan,

ketiga unsur tersebut adalah :11

1). Harus ada Muwarrits.

Muwarrits adalah seseorang yang telah meninggal dan

meninggalkan sesuatu untuk keluarga yang masih hidup.

Serta meninggalkan harta peninggalan.

Syaratnya adalah bahwa muwarrits itu harus benar-benar

telah meninggal dunia. Apakah meninggal secara hakiki,

secara yuridis (hukmi), atau secara taqdiri.

Mati Hakiki adalah mati yang dapat dibuktikan dengan

panca indra atau pembuktian menurut ilmu kedokteran.

Mati Hukmi maksudnya adalah seseorang yang dinyatakan

atau dianggap telah meninggal dunia, disebabkan karena

hilang dan tidak diketahui kabar beritanya, seperti

berkecamuk perang, pergi merantau ke suatu tempat atau

suatu Negara. Orang yang bersangkutan dianggap telah

meninggal dunia sejak ada putusan pengadilan. Sesudah

itulah kalau ada harta dan ahli warisnya dapat dilaksanakan

pembagian harta warisa. Penetapan kematian seseorang

11 Yati N.Soelistyono dan Neng Djubaedah, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia

(Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia 2005). hal. 13

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

9

Universitas Indonesia

harus oleh hakim, tidak boleh ada ketentuan seseorang yang

tidak mempunyai kewenangan untuk menetapkannya.12

Mati taqdiri maksudnya adalah seseorang diduga mati

karena suatu sebab minum racun, terminum racun, dibunuh,

bunuh diri atau terbunuh.13

2). Harus ada Al-waris atau ahli waris.

Al-Waris Yaitu orang yang akan mewarisi harta warisan si

mati karena memiliki dasar atau sebab kewarisan seperti

karena adanya hubungan darah (nasab) atau perkawinan

dengan si mati.14

3). Harus ada Al-mauruts al-mirats.

Al-mauruts al-mirats Yaitu harta peninggalan si mati

setelah dikurangi biaya perawatan jenazah, pelunasan

utang, dan pelaksanaan wasiat.

Ketiga unsur tersebut merupakan lingkaran kesatuan yang tidak

dapat dipisahkan dan menjadi asas yang fundamental (rukun) terjadinya

kewarisan. Jika salah satu unsurnya tidak ada, mengakibatkan tidak

berlakunya suatu kewarisan.

Disamping rukun mewaris, ada beberapa syarat agar seseorang

dapat menjadi ahli waris yaitu:

a) Masih hidup saat pewaris meninggal.

b) Tidak ada sebab-sebab yang menghalanginya menjadi ahli waris.

c) Tidak tertutup ahli waris yang utama.

12 M. Ali Hasan, Hukum Warisan dalam Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1996), hal. 15

13

Ahmad Rofiq, fiqih Mawaris, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1998 ), hal. 22-23.

14 Muslich Maruzi, Pokok-Pokok Ilmu Waris, ( Semarang : Mujahidin,1981 ),

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

10

Universitas Indonesia

Menurut Prof. Dr. Hazairin, SH bila dilihat dari sudut orang

yang menerima bagian harta peninggalan, maka ahli waris dapat

dikelompokan dalam tiga golongan yaitu :15

1. Dzul Faraaidh.

Adakalanya kata “dzul” disebut “dzawul” atau “dzawu” ata

“dzawil” yang artinya mempunyai, sedangkan kata “al-

faaidh yang merupakan kata jamak dari “al –faaridha”

artinya bagian16

Dengan demikian Dzul Faraaidh ahli waris tertentu yang

mendapat bagian tertentu dalam keadaan tertentu. Yang

dimaksud dengan bagian tertentu disini adalah bagian ahli

waris yang sudah jelas-jelas disebutkan dalam Al-Quran17

Seperti 1/8, 1/6, 1/4, 1/3, ½, dan 2/3.18

Misalnya anak perempuan yang tidak didampingi anak

laki-laki ibu, bapak, jika ada anak, saudara perempuan

dalam hak kalaalah, janda,serta duda. Diantara orang-orang

yang telah disebutkan ini, ada selalu menjadi dzul faraaidh

saja yaitu ibu, janda dan duda. Dan pada kesempatan lain

menjadi ahli wrais yang bukan dzul faraaidh yaitu anak

perempuan yang didampingi anak laki-laki, bapak, saudara

laki-laki, saudara perempuan yang didampingi saudara laki-

laki.

2. Dzul Qarabat.

Ahli waris yang memperoleh bagian tidak tertentu

jumlahnya atau mendapat bagian sisa atau disebut juga

mendapat bagian terbuka.

15 Ibid

16 Hazairin, Op. cit, hal 10.

17 Sayuti Thalib, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, ( Jakarta : Bina Aksara, 1981 ),

hal. 48-49

18 Ibid

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

11

Universitas Indonesia

Kalau dilihat dari segi hubungannya dengan si pewaris,

maka dzul qarabat adalah orang yang mempunyai hubungan

kekeluargaan dengan pewaris melalui garis laki-laki

maupun perempuan.

Hubungan garis garis keturunan yang demikian itu disebut

juga hubungan garis keturunan bilateral. Al-Quran merinci

ahli waris yang mendapat bagian yang tidak tertentu(dzul

qarabat) yaitu :

a. Anak laki-laki

b. Anak perempuan yang didampingi anak laki-laki

c. Bapak

d. Saudara laki-laki dalam hal kalaalah

e. Saudara perempuan yang didampingi saudara laki-laki

dalah hal kalaalah.

3. Mawali (Ahli waris pengganti).

Yaitu ahli waris yang mendapat bagian menggantikan

kedudukan orang tua yang telah mninggal dunia terlebih

dahulu, Mereka yang menjadi Mawali ini adalah keturunan

anak pewaris,keturunan saudara pewaris.

Dalam hukum kewarisan Islam ada berbagai langkah atau

cara untuk menyelesaikan pembagian harta warisan secara tuntas.

Sebelum warisan dibagi, ada persoalan yang harus diselesaikan

terlebih dahulu, yaitu diantaranya :

1. Soal-soal yang berhubungan dengan pengurusan jenazah

hingga pemakaman,

2. Menyelesaikan pembayaran hutang, baik hutang kepada

Allah yang berupa nazar, zakat, dan hutang kepada sesama

manusia.

3. Menyelesaiakan wasiat pewaris, batas wasiat telah diatur

oleh nabi Muhammad, ketika Beliau mengunjungi

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

12

Universitas Indonesia

sahabatnya yang sedang sakit Sa‟ad Ibnu Waqqas yaitu

tidak boleh lebih dari 1/3 (sepertiga) harta peninggalan.

Dalam pembagian harta warisan harus menggunakan teknik

tertentu seperti dibagi habis sesuai dengan ketetapan Allah dan ketentuan

Nabi Muhammad. Jika dalam pembagian tersebut terdapat sengketa maka

biasanya diselesaikan oleh pengadilan. Bagi mereka yang beragama islam

yang berhak menyelesaikan sengketa adalah pengadilan agama.

Pengadilan ini berdasarkan Undang Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dan diperbaharui oleh Undang

Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama mempunyai

kewenangan dan kompetensi Absolut untuk menyelesaikan sengketa

perkawinan, perceraian, kewarisan, hibah, wasiat, waqaf dan sadaqah,

diatasnya lagi ada pengadialan tinggi agama sebagai pengadilan tingkat

banding, sedangkan puncak pengadilan adalah Mahkamah Agung.

Hukum kewarisan islam berlaku bagi orang-orang Indonesia yang

beragama islam berdasarkan Staatsblad 1854 nomor 129 diundangkan di

Negeri Belanda dengan Staatsblad 1855 nomor 2 di Indonesia, dengan

Staatsblad 1929 nomor 221, yang telah diubah, ditambah, dan sebagainya

terakhir berdasarkan Pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945, jo Ketetapan

MPRS nomor II/1961 lampiran A nomor 34 jo, GBHN 1983. ketetapan

MPR Nomor II/MPR/1983 Bab IV.19

Pemerintah telah mengeluarkan PP No. 45 Tahun 1957 tentang

pembentukan Mahkamah Syar‟iah yang menetapkan salah satu wewenang

Pengadilan Agama adalah masalah kewarisan. Meskipun di Jawa dan

Madura. Masalah warisan bukan merupakan kompetensi dari Pengadilan

Agama, tetapi Pengadilan Agama mengeluarkan “Fatwa Waris” yang

sangat dibutuhkan oleh para pencari keadilan.

Pada tahun 1989, pemerintah menetapkan Undang-Undang No. 7

tahun 1989 yakni Undang-Undang tentang Peradilan Agama (Undang-

19

Hazairin, op.cit, hal 1

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

13

Universitas Indonesia

Undang Pengadilan Agama). Undang-Undang ini memberi wewenang

kepada Pengadilan Agama untuk menyelesaikan hal-hal yang berhubungan

dengan pembagian harta warisan atau faraid dan sekaligus mempertegas

kedudukan dan kekuasaan bagi Peradilan Agama sebagai kekuasaan

Kehakiman sesuai dengan lembaga Peradilan lainnya.20

Walaupun Undang-

Undang ini memberikan kewenangan untuk menyelesaikan hal-hal yang

berhubungan dengan masalah pembagian harta warisan, namun jika

melihat rumusan penjelasan Undang-Undang No 7 Tahun 1989 pada Pasal

49 masih cenderung menerapkan teori resepsi karena susunan redaksional

seperti itu, berarti pemberlakuan hukum kewaris Islam diserahkan pada

kehendak para ahli waris. Apabila ada ahli waris yang tidak

menghendakinya, hukum kewaris Islam tidak dapat diberlakukan,jadi ada

pilihan hukum bagi para ahli waris.

Istilah pilihan hukum dapat ditemukan di dalam penjelesan umum

angka 2 alinea kelima, yang dirumuskan sebagai berikut:.......”para pihak

sebelum berperkara dapat mempertimbangkan untuk memilih hukum apa

yang akan dipergunakan dalam pembagian warisan.” Pengertian sebelum

berperkara berarti sebelum perkara diajukan ke pengadilan para pihak

dapat memilih hukum apa saja yang akan dikehendaki. Jadi mewenangan

masalah hukum kewarisan bukan kewenangan absolut Pengadilan Agama.

Oleh karena Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 dianggap belum

maksimal, maka pada tanggal 20 April 2006 keluarlah Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2006 tentang perubahan Kewenangan Peradilan Agama.

Kewenangan Pengadilan Agama diperluas.

Pengadilan Agama diberikan kewenangan absolut untuk menerima,

memeriksa,dan mengadili serta menyelesaikan perkara-perkara. Tidak

hanya sebatas masalah perkawinan, waris, wasiat, hibah, sedekah, wakaf

orang Islam, tetapi juga bidang usaha ekonomi syari‟ah. Eksistensi

20 Suhrawardi K. Lubis Dan Komis Simanjutak, Hukum Waris Islam, (Jakarta, Sinar

Grafika, 2007), halaman. 13.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

14

Universitas Indonesia

Peradilan Agama (Pengadilan Agama) dengan penerapan hukum Islam

menjadi lebih kuat, hal ini dijelaskan dalam Pasal 1 Undang-Undang ini

antara lain menyatakan bahwa Pengadilan Agama adalah peradilan bagi

orang-orang yang beragama Islam. Pasal ini diperjelas lagi oleh Pasal 2

nya yang menentukan bahwa Pengadilan Agama merupakan salah satu

pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan bagi yang

beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur Undang-

Undang ini.

Dalam penjelasan umum Undang-Undang No. 3 Tahun 2006

Tentang perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang

Pengadilan Agama yang menyatakan “Para pihak sebelum berperkara

dapat mempertimbangkan untuk dapat memilih hukum apa yang

dipergunakan dalam pembagian waris” dinyatakan dihapus. Oleh karena

itu, sejak diberlakukannya Undang-Undang No 3 Tahun 2006 Pengadilan

Agama mencabut hak opsi ini, maka tidak ada lagi peluang menyelesaikan

sengketa waris ke peradilan selain Peradilan Agama.

Hakim tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili

sesuatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau

kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya,21

memang pada hakekatnya dari seorang hakim hanya diharapkan atau

diminta untuk mempertimbangkan tentang benar tidaknya suatu peristiwa

yang diajukan kepadanya. Oleh karena itu hakim harus memeriksa dan

mengadili setiap perkara yang diajukan kepadanya. Andaikata peraturan

hukumnya tidak atau kurang jelas, sebagai penegak hukum dan keadilan ia

wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup

dalam masyarakat (Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No. 48 Tahun 2009)22

21

Undang-Undang Republik Indonesia No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

Pasal 10 ayat (1)

22

Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, (Yogyakarta, Liberty, 2006),

halaman 114.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

15

Universitas Indonesia

Di pengadilan pembuktian perkara tidaklah mungkin dan dapat

tercapai kebenaran mutlak (Absolut) semua pengetahuan hanya sifat

relatif, yang didasarkan pada pengalaman, penglihatan, dan pemikiran

yang tidak selalu pasti benar, jika diharuskan adanya syarat kebenaran

mutlak untuk memutus perkara.

Indonesia sebagai negara bekas jajahan Belanda mewarisi

peraturan perundang-undangan yang diterapkan pada masa Belanda karena

adanya asas conkordansi yaitu suatu asas yang memberlakukan aturan

yang berlaku di negeri Belanda berlaku juga di Negara jajahannya. Politik

hukum yang berlaku pada masa Belanda yaitu mengenai penggolongan

penduduk yang tercantum dalam pasal 163 IS dan pasal 131 IS masih

diterapkan dalam pembuatan Surat Keterangan Waris (SKW) yang terbagi

menjadi 3 (tiga) yaitu oleh ahli waris sendiri dengan diketahui

Lurah/Kepala Desa dan Camat bagi Warga Negara Indonesia yang

beragama orang islam, dibuat oleh Notaris bagi Warga Negara Indonesia

keturunan Tionghoa dan oleh Balai Harta Peninggalan (BHP) bagi Warga

Negara Indonesia keturunan Arab.

Surat Keterangan Ahli Waris adalah surat yang bertujuan untuk

menetapkan seseorang menjadi ahli waris, untuk pembuatannya diperlukan

dokumen-dokumen pelengkap seperti Surat Kematian, Kartu Tanda

Penduduk (KTP) para ahli waris dan Kartu Keluarga.

Kegunaan Surat Keterangan Ahli Waris tersebut adalah sebagai

alat bukti untuk mengetahui siapa-siapa saja yang menjadi ahli waris yang

sah dari pewaris. Biasanya Surat Keterangan tersebut diperlukan untuk

pencairan uang tabungan/deposito Pewaris di Bank, transaksi jual beli

tanah yang sertifikatnya masih atas nama pewaris, dan lain-lain.

Untuk mencegah terjadinya sengketa di kemudian hari terhadap

harta benda yang ditinggalkan, para ahli waris biasanya mengajukan

permohonan penetapan ahli waris baik melalui Pengadilan Agama maupun

Pengadilan Negeri seperti yang terjadi pada kasus Nomor : 0863/Pdt

.P/2011 /PA.Bdg yang ditetapkan pengadilan Agama Bandung. Untuk

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

16

Universitas Indonesia

menetapkan hasil putusan pengadilan harus dilengkapi dengan bukti-bukti

antara lain adalah surat keterangan ahli waris yang dikeluarkan oleh

Kantor Kelurahan.

Dimulai dari surat keterangan Rt/Rw dan Desa /Kelurahan yang berisikan

keterangan mengenai para ahli waris. Surat Keterangan Ahli Waris

tersebut sebagai awal bagi kelanjutan dibuatnya Akta pembagian Harta

Peninggalan, yang berisikan rincian pembagian harta peninggalan dari

Pewaris misalnya rumah, tanah dan lain-lain (akta Pembagian Pemisahan

Harta Peninggalan). Dalam akta tersebut akan disebutkan nama-nama ahli

waris berikut harta peninggalan yang menjadi bagiannya. Namun dalam

praktek sehari-hari lebih banyak ditemui berupa Surat Keterangan Ahli

Waris, yang secara umum hanya berisikan keterangan dan pernyataan dari

para ahli waris bahwa mereka adalah benar-benar merupakan ahli waris

yang sah dari Pewaris yang telah meninggal dunia. Dibuat di bawah

tangan yang dikuatkan dan/atau dikeluarkan oleh Kelurahan dan

diketahui/dikuatkan oleh Camat, untuk keperluan-keperluan tertentu Surat

Keterangan tersebut dapat pula di waarmerking oleh Notaris setelah

adanya keterangan dari Kelurahan setempat.

Allah SWT telah menetapkan tata cara pembagian harta warisan di

dalam Al-Qur‟an secara detail, agar tidak ada ahli waris yang dizalimi

dalam menerima hak warisannya, dan agar semua ahli waris dapat

menerima secara ikhlas petetapan pembagian tersebut. Namun Prakteknya

dalam kehidupan sehari - hari, pembagian harta warisan sering kali

menjadi persoalan krusial yang terkadang memicu pertikaian dan

menimbulkan keretakan dalam hubungan keluarga. Harta oleh manusia

dianggap sebagai barang yang berharga. Sehingga sering menimbulkan

sengketa ataupun perselisihan saling berebut untuk menguasai harta

warisan tersebut. Karena ada beberapa ahli waris yang mempunyai itikad

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

17

Universitas Indonesia

buruk, sering kali masalah ini diselesaikan melalui jalur hukum, sehingga

mengakibatkan hubungan persaudaraan menjadi tidak harmonis.23

Penyebab utama timbulnya persoalan tersebut adalah selain adanya

sifat keserakahan dan ketamakan dalam diri manusia terhadap harta, juga

kekurangan pengetahuan pihak terkait mengenai tata cara pembagian harta

warisan dan terbatasnya pakar atau ahli mengenai hukum kewarisan yang

dapat memberikan solusi dan informasi mengenai hal tersebut. Untuk

menghindari masalah tersebut, sebaiknya pembagian harta warisan

diselesaikan menurut ketentuan yang berlaku bagi masing-masing pihak

atau berdasarkan kesepakatan para ahli waris.24

Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian hukum tentang Analisis Yuridis Kekuatan Surat Keterangan

Ahli Waris Dari Kelurahan Dalam Penetapan Ahli Waris Bagi Orang

Islam (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Bandung Nomor: 0863/Pdt

.P/2011 /PA.Bdg)

1.2. Pokok Permasalahan

Berdasarka uraian tersebut di atas, penulis mencoba merumuskan

permasalahan sekaligus merupakan pembahasan permasalahan yang akan

diteliti sebagai berikut :

a. Bagaimana praktek dan pengaturan tentang pembuatan Surat

Keterangan Ahli Waris ?

b. Bagaimana kekuatan hukum Surat Keterangan Ahli Waris (SKW)

sebagai alat bukti dalam menentukan ahli waris ?

1.3. Tujuan Penelitian

Permasalahan yang menjadi bahasan utama tesis ini adalah :

a. Mengetahui praktek dan pengaturan tentang pembuatan Surat

Keterangan Ahli Waris.

23 Benyamin Asri, Hukum Waris Islam, (Bandung, Tarsito, 1989), hal 12

24 Benyamin Asri, Hukum Waris Islam, (Bandung, Tarsito, 1989), hal 12

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

18

Universitas Indonesia

b. Mengetahui kekuatan hukum Surat Keterangan Ahli Waris (SKW)

sebagai alat bukti dalam menentukan ahli waris.

1.4. Metode Penelitian

1.4.1. Metode Pendekatan

Metode pendekatan dalam penelitian ini menggunakan

metode yuridis normatif, yaitu penelitian yang dititikberatkan

untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma

hukum positif. “Penelitian hukum yuridis normatif dilakukan

dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder.”25

Dalam

penelitian ini penelitian hukum yuridis normatif bertujuan untuk

menganalisis peraturan perundang-undangan yang mengatur

tentang perkawinan dan hukum kewarisan bagi masyarakat yang

beragama islam.

“Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu suatu penelitian

yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin

tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya”.26

Oleh

karena tipe penelitiaan yang akan digunakan adalah tipe penelitian

yuridis normatif, maka pendekatan yang dilakukan adalah

pendekatan perundang-undangan (statute approach). Pendekatan

perundang-undangan dilakukan untuk meneliti aturan-aturan yang

penormaannya berlaku bagi orang Islam terutama dalam masalah

perkawinan dan hukum kewarisan.

1.4.2. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang dipakai dalam penelitian ini

adalah deskriptif analitis yaitu penelitian yang bertujuan untuk

memberikan gambaran secara rinci, sistematis dan menyeluruh

25

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta UI Press, 2004), halaman. 13

26

Soerjono Soekanto, Op cit, hal 10

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

19

Universitas Indonesia

mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan surat

keterangan ahli waris dalam perkara kewarisan, dengan

menggunakan peraturan perundang-undangan yang berlaku

berkaitan dengan hukum Islam dikaitkan dengan teori-teori hukum

dan praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut

permasalahan diatas.

Kegiatan penelitian yang dilakukan penulis adalah kegiatan

penelitian kepustakaan sekaligus penelitian lapangan karena

penelitian ini tidak hanya mempelajari materi kepustakaan yang

berupa literatur, buku-buku, tulisan dan makalah tentang surat

keterangan ahli waris dalam perkara kewarisan, akan tetapi

dilakukan juga pengambilan data langsung dilapangan.

1.4.3. Jenis Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui data

sekunder yaitu data yang dikumpulkan melalui studi dokumen

terhadap bahan kepustakaan. Di dalam penelitian hukum, data

sekunder mencakup :27

a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang

mengikat dari sudut norma dasar, peraturan dasar dan

peraturan perundang-undangan, yang terdiri dari :

1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan.

2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama.

3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2003 tentang

perubahan Kewenangan Peradilan Agama.

b. Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer, yaitu :

27 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Seuatu Tinjauan

Singkat, (PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995), hal. 7

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

20

Universitas Indonesia

c. Bahan hukum tersier, yaitu : bahan yang memberikan

petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer

dan sekunder, yang terdiri dari :

1) Kamus

2) Ensiklopedia

3) Indeks kumulatif, dan

4) Dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan

objek penelitian untuk diterapkan dalam penelitian

ini.28

1.4.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan

dengan cara penelitian kepustakaan (library research). Alat

pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan studi dokumen,

untuk memperoleh data sekunder, dengan membaca, mempelajari,

meneliti, mengidentifikasi dan menganalisa data sekunder yang

berkaitan dengan penelitian, studi dokumen yang dimaksud dalam

penelitian ini.

1.4.5. Metode Analisis Data

“Analisis data merupakan suatu proses mengorganisasikan

dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian

dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan suatu

hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”.29

Sebelum analisis dilakukan, terlebih dahulu diadakan

pemeriksaan dan evaluasi terhadap semua data yang telah

28 Ibid.

29

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung , Remaja Rosdakarya,

2002), hal. 101.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

21

Universitas Indonesia

dikumpulkan (primer, sekunder maupun tersier), untuk mengetahui

validitasnya. Setelah itu keseluruhan data tersebut akan

disistematisasikan sehingga menghasilkan klasifikasi yang selaras

dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini dengan

tujuan untuk memperoleh jawaban yang baik pula.30

“Analisis data akan dilakukan dengan pendekatan kualitatif

karena penelitian ini akan berupaya untuk memaparkan sekaligus

melakukan analisis terhadap permasalahan yang ada dengan

kalimat yang sistematis untuk memperoleh kesimpulan jawaban

yang jelas dan benar”.31

1.5. Sistematika Penulisan

Dlam penyusunan Tesis dengan judul “ Analisis Yuridis Kekuatan

Surat Keterangan Waris dari Kelurahan Bagi Orang Islam “ Study Kasus

Putusan Pengadilan Agama Bandung Nomor : 0863/Pdt. P/2011/PA.Bdg.

Untuk dapat memberikan gambaran secara komprehensif maka

penyusunan hasil penelitian perlu dilakukan secara sistematis untuk

memberikan gambaran secara umum dan menyeluruhmengenai pokok

permasalahan yang hendak dibahas, agar pembaca lebih mudah untuk

memahami tulisan ini.

Penulis menguraikan permasalahan yang dibagi dalam empat Bab yang terdiri dari

beberapa sub Bab, dan tiap-tiap sub Bab menjelaskan dan menguraikan setiap

masalah. Adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan yang berisikan latar belakang Pokok

Permasalahan, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika

Penulisan.

30 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta, Raja Grafindo Persada,

2002), hal. 106

31

Soerjono Soekanto, Op cit, hal. 69

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

22

Universitas Indonesia

Bab II Tinjauan Pustaka mengenai teori umum, merupakan Bab

yang berisi atas teori umum yang merupakan dasar-dasar pemikiran yang

akan penulis gunakan dalam menjawab permasalahan.

Dalam Bab ini penulis menjelaskan mengenai Ahli Waris, Pengertian

Waris, Asas-Asas Hukum Waris, Menentukan Ahli Waris, Penentuan

Pembagian Ahli Waris, Melaksanakan Pembagian Harta Peninggalan,

Hukum Waris Islam, Kompilasi Hukum waris Islam dalam KHI, Buku II

dalam KHI, Surat Keterangan Waris, Pembuatan Surat Keterangan Ahli

Waris, Pejabat Yang Berwenang Menerbitkan Surat Keterangan Hak

Waris, Surat Keterangan Ahli Waris sebagai Alat Bukti dan Pengadilan

Agama.

Bab III Analisis pembahasan dalam Bab ini penulis menjelaskan

mengenai Penentuan Ahli Waris Dalam Putusan Pengadilan Agama

Bandung Nomor : 0863/Pdt .P/2011 /PA.Bdg terdiri dari Pengadilan

Agama Bandung, Deskripsi Kasus Penentuan Ahli Waris di Pengadilan

Agama Bandung, Duduk Perkara Kasus Penentuan Ahli Waris di

Pengadilan Agama Bandung dan Putusan dan Dasar Hukum Hakim

Pengadilan Agama Bandung dalam Menentukan Ahli Waris.

Bab IV Bab ini berisi beberapa kesimpulan yang dapat menjawab

permasalahan dalam tesis ini, serta saran dari penulis.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

23

Universitas Indonesia

BAB 2

KEKUATAN SURAT KETERANGAN AHLI WARIS DARI KELURAHAN

DALAM PERKARA WARISAN BAGI ORANG ISLAM

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Ahli Waris

2.1.1.1.Pengertian Waris

Syariat Islam telah meletakkan sistem kewarisan dalam aturan

yang paling baik, bijak dan adil. Agama Islam telah menetapkan hak

kepemilikan benda bagi manusia, baik laki-laki maupun perempuan dalam

petunjuk syara, seperti memindahkan hak milik seseorang pada waktu

masih hidup kepada ahli warisnya atau setelah dia meninggal, tanpa

melihat perbedaan antara anak kecil dan orang dewasa.

Sedangkan AlQuran sebagai petunjuk syara, telah menjelaskan

hukum-hukum waris dan ketentuan-ketentuan bagi setiap ahli waris

dengan penjelasan yang lengkap dan sempurna, tanpa meninggalkan

bagian seseorang atau membatasi benda yang akan diwariskan. Al-Quran

merupakan landasan bagi hukum waris dan ketentuan pembagiannya

dilengkapi dengan sunnah dan ijma‟. Tidak ada hukum-hukum yang

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

24

Universitas Indonesia

dijelaskan dalam Al-Quran secara terperinci, seperti hukum-hukum

waris.32

Waris menurut bahasa adalah berpindahnya sesuatu dari seseorang

kepada orang lain, atau dari suatu kaum kepada kaum yang lain. Sesuatu

itu bersifat umum. Bisa berupa harta, ilmu, keluhuran, atau kemuliaan.

Diantaranya yang berarti demikian adalah sabda nabi Muhammad SAW

yang artinya sebagai berikut:

“Ulama adalah pewaris para Nabi. Dan para nabi tidaklah

meninggalkan warisan dirham atau dinar, tetapi mereka

mewariskan ilmu. Maka barang siapa yang hendak mengambilnya,

hendaknya ia mengambil yang lebih banyak.”.

Adapun pengertian waris menurut istilah ialah berpindahnya hak

milik dari orang yang meninggal kepada ahli warisnya yang hidup, baik

yang ditinggalkan itu berupa harta, kebun atau hak-hak syariyah.33

Pendapat lain juga mengemukakan bahwa arti waris dalam hukum

Islam berasal dari bahasa Arab yang berarti peninggalan-peninggalan yang

ditinggalkan oleh seseorang yang meninggal dunia.34

Hukum waris juga

dinamakan Faraidh yang artinya pembagian tertentu. Lafadz Faraidh

merupakan jama‟ (bentuk plural) dari lafadz Faridhah yang mengandung

arti Mafrudhah, yang sama artinya dengan Muqaddarah yaitu suatu yang

ditetapkan bagiannya secara jelas. Para fuqaha mendefinisikan hukum

kewarisan Islam sebagai suatu ilmu yang dengan dialah dapat diketahui

orang yang menerima pusaka, orang yang tidak menerima pusaka, serta

kadar yang diterima tiap-tiap ahli waris dan cara membaginya. Definisi

tersebut menekankan dari segi orang yang mewaris, orang yang tidak

32

Syeikh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Hukum waris menurut AlQuran dan hadist,

(Bandung: PT Trigenda Karya1995) halaman. 48-49

33

Muhammad Ali Ash-Shabuni, Hukum Waris Islam, (Surabaya, Al-Ikhlas, 1995),

halaman. 48-49

34

Tamakiran, Asas-asas Hukum Waris Menurut Tiga Sistem Hukum (Bandung: Pionir Jaya,

1987), halaman. 84

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

25

Universitas Indonesia

mewaris, besarnya bagian yang diterima oleh masing-masing ahli waris,

serta cara membagikan warisan kepada ahli waris.

Muhammad Asy-Syarbini juga berpendapat bahwa hukum

kewarisan ialah ilmu Fiqih yang berpautan dengan pembagian harta

pusaka, pengetahuan tentang cara perhitungan yang dapat menyampaikan

kepada pembagian harta pusaka dan pengetahuan mengenai bagian-bagian

wajib dari harta peninggalan untuk setiap pemilik hak pusaka.35

Dalam rangka memahami kaidah-kaidah dan seluk beluk hukum

waris, hampir tidak dapat dihindari untuk terlebih dahulu memahami

beberapa istilah yang lazim dijumpai dan dikenal. Istilah-istilah dimaksud

tentu saja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengertian hukum

waris itu sendiri. Beberapa istilah tersebut beserta pengertiannya seperti

dapat disimak berikut ini:

a. Waris adalah Istilah ini berarti orang yang berhak menerima pusaka

(peninggalan) orang yang telah meninggal.

b. Warisan adalah harta peninggalan, pusaka dan surat wasiat.

c. Pewaris adalah orang yang memberi pusaka, yakni orang yang

meninggal dunia dan meninggalkan sejumlah harta kekayaan, pusaka,

maupun surat wasiat.

d. Ahli waris adalah sekalian orang yang menjadi waris, berarti orang-

orang yang berhak menerima harta peninggalan pewaris.

e. Mewarisi adalah mendapat harta pusaka, biasanya segenap ahli waris

adalah mewarisi harta peninggalan pewarisnya.

f. Proses pewarisan adalah Istilah proses pewarisan yang mempunyai

dua pengertian atau dua makna, yaitu:

1) Berarti penerusan atau penunjukan para waris ketika pewaris

masih hidup.

2) Berarti pembagian harta warisan setelah pewaris meninggal.

35

Ibid, halaman. 2

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

26

Universitas Indonesia

Berkaitan dengan beberapa istilah tersebut diatas, Hilman

Hadikusumah dalam bukunya yang dikutip oleh Eman Suparman

mengemukakan bahwa “warisan menunjukkan harta kekayaan dari orang

yang telah meninggal, yang kemudian disebut pewaris baik harta itu

dibagi-bagi atau pun maih dalam keadaan tidak terbagi-bagi”.36

2.1.1.2. Asas-Asas Hukum Kewarisan Islam

a. Asas-Asas Hukum Kewarisan Islam

Hukum kewarisan Islam digali dari keseluruhan ayat

hukum dan as-sunnah. Sebagai hukum agama yang terutama

bersumber kepada wahyu Allah, hukum kewarisan Islam

mengandung berbagai asas yang dalam beberapa hal berlaku pula

dalam hukum kewarisan yang bersumber dari akal manusia. Dalam

hal tertentu hukum kewarisan Islam mempunyai corak tersendiri,

berbeda dari hukum kewarisan yang lain. Berbagai asas hukum ini

memperlihatkan bentuk karakteristik dari hukum kewarisan Islam.

Adapun asas-asas hukum kewarisan Islam ialah37

1. Asas Ijbari.

Dalam hukum Islam, peralihan harta seseorang yang

telah meninggal dunia kepada ahli warisnya yang masih

hidup berlaku dengan sendirinya menurut ketetapan Allah,

tanpa digantungkan kepada usaha dan kehendak pewaris

maupun ahli warisnya. Cara peralihan seperti ini disebut

secara ijbari. Atas dasar ini, pewaris tidak perlu

merencanakan penggunaan dan pembagian harta

peninggalannya setelah ia meninggal dunia kelak, karena

dengan kematiannya harta yang ia miliki secara otomatis

36

Eman Suparman, Hukum Waris Indonesia Dalam Perspektif Islam, Adat, dan BW,

(Bandung: PT Refika Aditama, 2007), halaman. 2-3

37

Amir Syarifudin, Pelaksana Hukum Waris Islam dalam Lingkungan Minakabau,

(Jakarta, Gunung Agung, 1985), halaman 16.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

27

Universitas Indonesia

akan berpindah kepada ahli warisnya dengan peralihan

yang sudah ditentukan. Kata ijbari secara leksikal

mengandung arti paksaan (compulsory), yaitu melakukan

sesuatu di luar kehendaknya sendiri. Unsur paksaan (ijbari)

ini terlihat dari segi ahli waris yang berhak menerima harta

warisan beserta besarnya penerimaan yang diatur dalam

ayat-ayat al-Qur'an yaitu surat an-Nisa' ayat 11, 12 dan 176.

Bentuk ijbari dari segi jumlah yang diterima, tercermin dari

kata mafrudan, bagian yang telah ditentukan. Istilah ijbari

direfleksikan sebagai hukum yang mutlak (compulsary

law).

2. Asas Bilateral.

Membicarakan asas ini berarti berbicara tentang ke

mana arah peralihan harta itu di kalangan para ahli waris.

Asas bilateral untuk menyebut realitas sistem kewarisan

tanpa adanya clan-garis keturunan sepihak sehingga dengan

asas bilateral dalam hukum kewarisan Islam berarti

seseorang menerima warisan dari kedua belah pihak garis

kerabat, dari ibunya maupun bapaknya, dan dari kerabat ibu

maupun bapak. Demikian juga ibu atau ayah dapat

menerima warisan dari keturunannya yang perempuan atau

laki-laki. Asas ini dapat dilihat dalam surat an Nisa' ayat 7,

11, 12 dan 176. Ayat-ayat tersebut mengandung pengertian

bahwa antara orang tua dan anak, antara laki-laki dan

perempuan mempunyai status yang sama dalam

kekeluargaan dan kewarisan (bandingkan dengan asas

patrilineal dan matrilineal).

3. Asas Individual.

Asas ini berarti bahwa harta warisan mesti dibagi-

bagi di antara para ahli waris untuk dimiliki secara

perseorangan. Bahwa pemilikan harta warisan oleh ahli

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

28

Universitas Indonesia

waris bersifat individual, dan hak pemilikan bersifat

otonom serta bagian yang diterima langsung menjadi hak

milik secara sempurna. Asas individual ini terlihat jelas dari

ayat 11, 12 dan 176 surat an-Nisa' yang mengatur bagian

masing-masing ahli waris. Setelah terbukanya kewarisan,

harta warisan mesti dibagi-bagi di antara para ahli waris

sesuai dengan bagiannya (bandingkan dengan asas kolektif

dan mayorat).

4. Asas Keadilan Berimbang.

Asas ini mengandung arti bahwa senantiasa ada

keseimbangan antara hak dan kewajiban, antara hak

warisan yang diterima seseorang dengan kewajiban yang

harus dilaksanakannya, sehingga antara laki-laki dan

perempuan terdapat hak yang sebanding dengan kewajiban

yang dipikulnya dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

Dengan demikian baik perempuan maupun laki-laki sama-

sama berhak tampil sebagai ahli waris dan bagian yang

diterimanya berimbang dengan perbedaan tanggung jawab.

Oleh karena laki-laki tanggung jawabnya lebih besar dari

perempuan, maka hak yang diterimanya juga berbeda, laki-

laki mendapat dua kali lipat dari perempuan. Asas ini dapat

ditarik dari surat an-Nisa' ayat 11 (bagian satu anak laki-

laki sama dengan bagian dua anak perempuan). Dalam surat

an-Nisa' ayat l2 ( bagian suami lebih besar dari isteri).

Dalam surat an-Nisa' ayat 176 (bagian saudara laki-laki

lebih besar daripada saudari perempuan).

5. Asas Personalitas ke-Islaman

Asas ini menentukan bahwa peralihan harta warisan

hanya terjadi antara pewaris dan ahli waris yang sama-sama

beragama Islam. Oleh karena itu apabila salah satunya tidak

beragama Islam, maka tidak ada hak saling mewarisi.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

29

Universitas Indonesia

6. Asas Kewarisan Akibat Kematian.

Asas ini menyatakan bahwa perpindahan harta

warisan dari pewaris kepada ahli warisnya terjadi setelah

pewaris meninggal dunia. Perpindahan harta dari pemilik

sewaktu masih hidup sekalipun kepada ahli warisnya, baik

secara langsung atau terlaksana setelah pewaris meninggal,

menurut hukum Islam tidaklah disebut pewarisan, tapi

mungkin hibah atau jual beli atau lainnya. Asas kewarisan

akibat kematian dapat dikaji dari penggunaan kata warasa

dalam surat an Nisa' ayat 11, 12, 176. Pemakaian kata itu

terlihat bahwa peralihan harta berlaku setelah yang

mempunyai harta tersebut meninggal dunia. Atas dasar ini

hukum kewarisan Islam hanya mengenal kewarisan akibat

kematian semata (yang dalam hukum BW disebut

kewarisan ab intestato).

b. Asas-Asas Kewarisan Islam Dalam Kompilasi Hukum Islam

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) di kenal ahli waris

langsung dan ahli waris pengganti. Ahli waris langsung (eigen

hoofde) adalah ahli waris yang disebut pada Pasal 174 KHI. Ahli

waris pengganti (plaatsvervulling) adalah ahli waris yang diatur

dalam Pasal 185 KHI, yaitu ahli waris pengganti / keturunan dari

ahli waris yang disebutkan dalam Pasal 174 KHI. Di antaranya

keturunan dari anak laki-laki atau anak perempuan, keturunan dari

saudara laki-laki/perempuan, keturunan dari paman, keturunan dari

kakek dan nenek, yaitu bibi dan keturunannya (paman walaupun

keturunan kakek dan nenek bukan ahli waris pengganti karena

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

30

Universitas Indonesia

paman sebagai ahli waris langsung yang disebut dalam Pasal 174

(KHI).38

1. Asas ijbari, maksudnya pada saat seseorang meninggal dunia,

kerabatnya (atas pertalian darah dan pertalian perkawinan)

langsung menjadi ahli waris, karena tidak ada hak bagi

kerabat tersebut untuk menolak sebagai ahli waris atau

berfikir lebih dahulu apakah akan menolak atau menerima

sebagai ahli waris.

2. Asas individual, dimana harta warisan dapat dibagi kepada

ahli waris sesuai dengan bagiannya masing-masing, kecuali

dalam hal harta warisan berupa tanah kurang dari 2 ha (Pasal

189 KHI jo Pasal 89 Undang-undang Nomor 56/Prp/1960

tentang Penetapan Lahan Tanah Pertanian) dan dalam hal

para ahli waris bersepakat untuk tidak membagi harta warisan

akan tetapi membentuk usaha bersama yang masing-masing

memiliki saham sesuai dengan porsi bagian warisan mereka.

3. Asas keadilan berimbang, dimana perbandingan bagian laki-

laki dengan bagian perempuan 2 : 1, kecuali dalam keadaan

tertentu. Perbedaan bagian laki-laki dengan perempuan

tersebut adalah karena kewajiban laki-laki dan kewajiban

perempuan dalam rumah tangga berbeda. Laki-laki sebagai

kepala rumah tangga mempunyai kewajiban menafkahi isteri

dan anak-anaknya, sedangkan isteri sebagai ibu rumah tangga

tidak mempunyai kewajiban menafkahi anggota keluarganya

kecuali terhadap anak bilamana suami tidak memiliki

kemampuan untuk itu. Mengenai bagian laki-laki dua kali

bagian perempuan dapat disimpangi apabila para ahli waris

sepakat membagi sama rata bagian laki-laki dan perempuan

38 Muhammad Daud Ali, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata

Hukum Islam di Indonesia ( Jakarta :Rajawali Pers, 1990), hal 322.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

31

Universitas Indonesia

setelah mereka mengetahui bagian masing-masing yang

sebenarnya menurut hukum.

4. Asas karena kematian, maksudnya terjadinya peralihan hak

materiil maupun immateriil dari seseorang kepada kerabatnya

secara waris mewaris berlaku setelah orang tersebut

meninggal dunia.

5. Asas hubungan darah yakni hubungan darah akibat

perkawinan sah, perkawinan subhat dan atas pengakuan anak

(asas fiqh Islam).

6. Asas wasiat wajibah, maksudnya anak angkat dan ayah

angkat secara timbal balik dapat melakukan wasiat tentang

harta masing-masing, bila tidak ada wasiat dari anak angkat

kepada ayah angkat atau sebaliknya, maka ayah angkat

dan/atau anak angkat dapat diberi wasiat wajibah oleh

Pengadilan Agama atau Mahkamah Syar‟iyah secara ex

officio maksimal 1/3 bagian dari harta warisan (Pasal 209

KHI).

7. Asas Legaliter, maksudnya kerabat karena hubungan darah

yang memeluk agama selain Islam mendapat wasiat wajibah

maksimal 1/3 bagian, dan tidak boleh melebihi bagian ahli

waris yang sederajat dengannya (Yurisprudensi).

8. Asas Retroaktif Terbatas, KHI tidak berlaku surut dalam arti

apabila harta warisan telah dibagi secara riil (bukan hanya

pembagian di atas kertas) sebelum KHI diberlakukan, maka

keluarga yang mempunyai hubungan darah karena ahli waris

pengganti tidak dapat mengajukan gugatan waris. Jika harta

warisan belum dibagi secara riil, maka terhadap kasus

warisan yang pewarisnya meninggal dunia sebelum

Kompilasi Hukum Islam (KHI) lahir, dengan sendirinya

Kompilasi Hukum Islam dapat berlaku surut.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

32

Universitas Indonesia

c. Fiqih Mewaris

Fiqih mawaris merupakan ilmu yang sangat penting, oleh

karena itu, Allah sendiri dan secara langsung mengatur bagian-

bagian fara’idh ini. Dia tidak menyerahkan hal tersebut kepada

malaikat atau rasul yang paling dekat sekalipun. Allah telah

menjelaskan masing-masing bagian ahli waris yang seperdua,

seperempat, seperdelapan, dua pertiga, sepertiga dan seperenam.

Ini berbeda dengan hukum-hukum lainnya, seperti shalat, zakat,

puasa, haji dan lain-lain yang nash-nashnya bersifat global. Allah

SWT menjamin surga bagi kaum muslimin yang melaksanakan

hukum kewarisan Islam ini.

Allah SWT berfirman. “(Hukum-hukum tersebut) itu

adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barang siapa taat kepada

Allah dan RasulNya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam

surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka

kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar”39

. Allah

SWT, mengancam dengan neraka dan adzab yang pedih bagi

orang-orang yang menyelisihi batasan-batasan fara’idh Islam

tersebut. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman. “Dan barangsiapa

yang mendurhakai Allah dan RasulNya dan melanggar ketentuan-

ketentuanNya, niscaya Allah memasukkannya kedalam api neraka,

sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang

menghinakan”40

, Rasulullah SAW memerintahkan agar umat Islam

mempelajarai ilmu fara’idh dan mengajarkannya.

Amirul Mukminin Umar Ibnul Khaththab Radhiyallahu

„anhu berkata: “Pelajarilah fara’idh, sebab ia adalah bagian dari

agamamu”. Rasulullah SAW juga berkata: “Pelajarilah fara’idh,

nahwu dan Sunnah sebagaimana kamu mempelajari Al-Qur‟an”

Ibnu Abbas Ra, ketika menafsirkan ayat 73 surat Al-Anfal, dia

39 Surat An-Nisa, Ayat 13

40

Surat An-Nisa, Ayat 14

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

33

Universitas Indonesia

menyatakan: “Jika kamu tidak mengambil ilmu waris yang

diperintahkan oleh Allah, maka pasti akan terjadi fitnah di bumi

dan kerusakan yang besar”.

Abu Musa Al-Asy‟ari Radhiyallahu„anhu berkata :

“Perumpamaan orang yang membaca Al-Qur‟an tetapi tidak pandai

fara’idh, adalah seperti baju burnus yang tidak memiliki kepala”.

Para ulama Islam sangat peduli dan memberi perhatian yang besar

terhadap ilmu ini, dengan berdiskusi, mengajarkan, merumuskan

kaidah-kaidahnya, dan menuliskannya dalam literarur (kitab) fiqih.

Ini semua karena, fara’idh merupakan bagian dari agama Islam,

diwahyukan langsung oleh Allah, dan dijelaskan serta dipraktekkan

oleh Rasulullah SAW.41

Dalam penentuan ahli waris ada sebab- sebab mempusakai

adanya pertalian kerabat (qarabah), adanya janji prasetia

(muhalafah) dan adanya pengangkatan anak (tabanny) atau adopsi).

Sedangkan hak pusaka belum dapat digunakan sebagaimana

mestinya, selama ia tidak memiliki dua buah syarat yaitu sudah

dewasa dan orang laki- laki.

Pertalian-kerabat saja belum cukup kiranya dijadikan alasan

untuk menuntut hak pusaka, selagi tidak di lengkapi dengan adanya

kekuatan jasmani yang sanggup untuk membela, melindungi dan

memelihara qabilah atau sekurang- kurangnya keluarga mereka.

Dengan demikian para ahli waris jahiliyah dari golongan

kerabat semuanya terdiri dari golongan laki- laki. Mereka itu ialah

anak laki-laki, Saudara laki-laki, Paman dan anak paman, Yang

kesemuanya harus sudah dewasa.

Janji-prasetia itu baru terjadi dan mempunyai kekuatan

hukum, bila salah seorang pihak telah mengikrarkan janji

prasetianya kepada pihak lain, dengan ucapan (sumpah).

41 Syaikh Shalih Fauzan dalam At-Tahqiqat Al-Mardhiyyah Fil Mabahits Al-Faradhiyyah,

hlm. 13-16)

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

34

Universitas Indonesia

Sedangkan anak angkat yaitu seorang yang telah mengambil anak

laki- laki orang lain untuk di pelihara dan dimasukkan didalam

keluarga yang menjadi tanggungannya menjadi bapak angkat

terhadap anak yang telah diadopsi dengan berstatus anak nasab.

Anak angkat tersebut bila sudah dewasa dan bapak angkatnya

meninggal dunia, dapat mempusakai harta peninggalan bapak

angkatnya seperti anak keturunannya sendiri .

d. Kodifikasi Hukum Kewarisan Islam Dalam Rangka

Pembinaan Hukum Nasional

Hukum waris yang ada dan berlaku di Indonesia sampai

saat ini masih belum merupakan unifikasi hukum. Atas dasar peta

hukum waris yang masih demikian plurailistiknya, akibatnya

sampai sekarang ini pengaturan masalah warisan di Indonesia

masih belum terdapat keseragaman. Bentuk dan sistem hukum

waris sangat erat kaitannya dengan bentuk masyarakat dan sifat

kekeluargaan. Sedangkan sistem kekeluargaan pada masyarakat

Indonesia, berpokok pangkal pada sistem menarik garis keturunan.

Berkaitan dengan sistem penarikan garis keturunan, seperti telah

diketahui di Indonesia secara umum.

Setidak-tidaknya dikenal tiga macam sistem keturunan,

berkaitan erat dengan berbagai keinginan umat Islam dewasa ini

yang bukan saja tentang pengharapan pengembangan ide-ide

pembaharuan hukum waris Islam tetapi juga keinginan agar hukum

Islam dapat mewakili menjadi hukum waris nasional, setidaknya

bukan hanya sekedar dipertimbangkan, tetapi pula dijadikan

kerangka acuan yang terbaik dan kongkrit mewujudkan keadilan

universal.42

42 Afinz, Sejarah Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, Rabu, 21 April 2010, diunduh

dari http://afinz.blogspot.com/2010/04/sejarah-hukum-kewarisan-Islam-di.html, tanggal 20

November 2012

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

35

Universitas Indonesia

Di sisi lain, dalam hal tertentu dikalangan intern ummat

Islam sendiri mengenai hukum kewarisan masih menjadi persoalan

dan menjadi polemik yang berkepanjangan. Berbagai kritik dan ide

pembaharuan merupakan fakta sosial aspirasi sebagian ummat

Islam Indonesia. Baik ide Hazairin, Munawir Sjadzali ataupun

lebih jauh berbagai tanggapan dan ijtihad di kalangan ulama

sepanjang sejarah sejak masa sahabat yang secara kronologis

diwarisi oleh para pengikut pemikiran mereka masing-masing.

Sebagian masyarakat Indonesia beragama Islam, hukum adat yang

ada sudah dianggap mengakar menyulitkan menjadikan hukum

waris Islam sebagai alternatif yang mana hukum adat terlahir

karena adanya hubungan-hubungan hidup bersama dalam

masyarakat yang secara sosiologis telah lama melembaga. Menurut

Sukris Sarmadi dengan dijadikannya hukum adat sebagai realitas

salah satu sumber dalam pembinaan hukum Nasional sebagaimana

pula dengan hukum Islam, yang mana dianggap representatif

sebagai preseden-preseden bagi hukum Nasional, dan dirancang

serta diberlakukannya dua hukum itu dengan cara “tambal sulam”

sebagai kebijakan Nasional, barangkali akan dianggap telah

melenyapkan hukum kewarisan Islam karena hukum Islam

mengenai kewarisan selama ini dipahami sebagai ajaran yang

mutlak dengan ciri-ciri keadilan yang trasedental. Ditambahkan

bahwa masyarakat yang beragama Islam walaupun dengan berlatar

sosial budaya yang sebelumnya jauh berbeda dengan prinsip-

prinsip Islam seperti masyarakat patrilinial, matrilineal ataupun

bilateral tertentu dengan keberadaan sistem hukum adatnya yang

mempengaruhinya, maka sangat sulit untuk diterapkan suatu

unifikasi hukum dalam suatu kodifikasi yang bersifat nasional.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

36

Universitas Indonesia

2.1.1.3.Menentukan Ahli Waris

Ditinjau dari segi ketentuan hukum kewarisanan Islam, ke dalam

pokok masalah siapa-siapa yang menjadi ahli waris, meliputi segi-segi

hukum:43

1. Penentuan kelompok ahli waris.

a) Penentuan kelompok ahli waris menurut hubungan darah:

1). Golongan laki-laki yang terdiri dari ayah, anak laki-laki,

saudara laki-laki, paman dan kakek.

2). Golongan perempuan yang terdiri dari ibu, anak

perempuan, saudara perempuan dan nenek.

b) Penentuan kelompok ahli waris menurut hubungan perkawinan

yang terdiri dari duda atau janda.

2. Penentuan siapa yang berhak mewarisi.

3. Penentuan yang terhalang menjadi ahli waris, karena:

a) Dipersalahkan membunuh atau mencoba membunuh atau

menganiaya berat si pewaris.

b) Dipersalahkan memfitnah si pewaris.

4. Menentukan hak dan kewajiban ahli waris, terutama kewajiban yang

berkenaan dengan :

a) Mengurus pemakaman.

b) Menyelesaikan utang-piutang si pewaris.

c) Menyelesaikan wasiat si pewaris.

d) Melakukan pembagian harta warisan (harta peninggalan)

diantara para ahli waris yang berhak.

Selain daripada itu, penentuan siapa ahli waris yang diatur di dalam

Pasal 185 Kompilasi Hukum Islam mengenai diakuinya kedudukan ahli

waris pengganti atau plaatsvervulling, yaitu dalam hal ahli waris lebih

dulu meninggal dari pewaris, kedudukannya dapat digantikan anaknya.

43 Abdul Gani Abdullah, Pengantar Kompilasi Hukum Islam dan Tata Hukum Indonesia

( Jakarta : Gema Insani Press, 1994) hal, 37

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

37

Universitas Indonesia

2.1.1.4.Penentuan Pembagian Ahli Waris

Apa yang ditentukan dalam masalah ini meliputi porsi setiap ahli

waris dan secara umum garis besarnya meliputi:44

1) Apabila anak hanya terdiri dari anak perempuan saja mendapat ½

harta warisan.

2) Apabila anak hanya terdiri dari dua anak perempuan atau lebih,

bersekutu mendapat 2/3 harta warisan.

3) Apabila anak terdiri dari anak laki-laki dan perempuan, bagian

anak laki-laki dua berbanding satu dengan bagian anak perempuan.

4) Bagian ayah:

a) Apabila pewaris tak meninggalkan anak, ayah mendapat

seluruh bagian, berkedudukan sebagai dzul Faraidh.

b) Apabila pewaris meninggalkan anak, ayah mendapat bagian

sisa, setelah diberikan kepada ahli waris yang lain.

5) Bagian ibu

a) Apabila pewaris tidak meninggalkan anak atau dua orang

saudara, ibu mendapat 1/3 bagian.

b) Apabila anak ada dan dua orang saudara, ibu mendapat 1/6

bagian.

6) Bagian duda

a) Apabila tidak ada anak, duda mendapat 1/2 bagian.

b) Apabila ada anak, duda mendapat 1/4 bagian.

7) Bagian janda

a) Apabila tidak ada anak, janda mendapat 1/4 bagian.

b) Apabila ada anak, janda mendapat 1/8 bagian.

44 Sajuti Thalib, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, (Jakarta : Bina

Aksara, 1981) hal, 32

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

38

Universitas Indonesia

2.1.1.5.Melaksanakan Pembagian Harta Peninggalan

Pokok permasalahan ini menyangkut hukum materiil dan hukum

formal. Dari segi hukum materiil, hukum waris Islam tidak

memperkenankan harta warisan tertumpuk. Wajib dibagi kepada ahli waris

yang berhak sesegera mungkin setelah warisan terbuka. Dari segi hukum

formal, dapat ditinjau dari dua ketentuan, yaitu:45

1) Pembagian berdasar putusan pengadilan.

Pembagian harta warisan kepada ahli waris berdasar

Keputusan Pengadilan, termasuk fungsi kewenangan Pengadilan

Agama dalam menjalankan tugas eksekusi dengan syarat:

a) Putusan yang bersangkutan sudah memperoleh kekuatan

hukum tetap.

Artinya terhadap putusan yang bersangkutan tidak ada lagi

upaya banding atau kasasi. Suatu putusan yang sudah tertutup

upaya banding atau kasasi, bisa terjadi apabila mengajukan

permintaan banding atau kasasi sudah lewat batas tenggang

waktunya atau memang tidak diajukan permintaan banding

atau kasasi, atau bisa juga perkara yang bersangkutan sudah

diputus dalam tingkat banding dan kasasi.

b) Putusan yang telah memperoleh kekuatan tetap tersebut

mengandung amar atau dictum yang bersifat condemnatoir.

Artinya disamping telah dipenuhi syarat bahwa

putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap harus

pula dipenuhi syarat condemnatoir. Yang dimaksud dengan

condemnatoir, salah satu amar putusan mengandung

pernyataan: menghukum para ahli waris melakukan

pembagian atau amar yang memerintahkan pembagian. Bisa

juga berupa amar “melaksanakan” pembagian. Pernyataan

menghukum, memerintahkan atau melaksanakan pembagian

adalah beberapa ciri putusan yang bersifat condemnatoir.

45 Abdul Gani Abdullah, Op cit, hal 35.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

39

Universitas Indonesia

Hanya putusan yang bersifat condemnatoir yang dapat

dieksekusi melalui kewenangan pengadilan (Ketua

Pengadilan). Jika amar putusan hanya bersifat declaratoir,

pengadilan tidak berwenang melakukan pembagian warisan

melalui tindakan eksekusi, sekalipun putusan telah

berkekuatan hukum tetap. Misalnya amar putusan hanya

menyatakan harta warisan adalah peninggalan si pewaris dan

para ahli waris (penggugat atau tergugat) sama-sama berhak

untuk mewarisi. Tidak ada amar yang memerintahkan

menghukum atau melakukan pembagian. Putusan tersebut

bersifat declaratoir. Dalam putusan yang bersifat seperti itu

tidak melekat kekuatan eksekutorial. Pengadilan tidak

berwenang melakukan pembagian berdasar kekuatan upaya

eksekusi. Agar putusan yang bersifat declaratoir dapat

dilaksanakan, tergantung pada kerelaan para pihak untuk

memenuhi pembagian secara sukarela atau harus lagi

diajukan gugat baru untuk meminta pelaksanaan eksekusi

atau putusan yang bersifat declaratoir tadi.

Kemudian, sekiranya putusan memang bersifat

condemnatoir, cara penyelesaian pembagian melalui

kewenangan eksekusi terhadap harta warisan bisa sekaligus

bertemu dalam pembagian tersebut eksekusi riil dan

executorial verkoop (penjualan lelang). Jika harta warisan

yang hendak dibagi melalui kewenangan eksekusi dan harta

warisan hanya terdiri dari sejumlah uang atau beberapa

rumah yang terletak pada satu lokasi yang sama, eksekusi

dapat dengan mudah dilakukan secara nyata (eksekusi riil)

dengan membagi rata dan langsung menyerahkan dan

penguasaannya kepada masing-masing ahli waris. Tetapi

apabila harta terdiri dari beberapa jenis dengan nilai harga

yang berbeda dan masing-masing ahli waris tidak ada yang

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

40

Universitas Indonesia

mau mengalah untuk saling memperhitungkan nilai kelebihan

dan kekurangannya, eksekusi ditempuh melalui dua tahap.

Tahap pertama dilakukan executorial verkoop (jual lelang)

atas semua harta. Dari jumlah harga penjualan baru dilakukan

eksekusi riil, yakni membagi harta penjualan sesuai besarnya

dengan bagian masing-masing.

2) Pembagian berdasar permohonan pertolongan.

Pembagian warisan dapat dilakukan pengadilan di luar

eksekusi berdasar putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum

tetap, yakni melalui ketentuan Pasal 236 a HIR berupa pembagian

atas dasar permohonan pertolongan pembagian harta warisan di luar

sengketa. Kebolehan dan kewenangan Pengadilan Agama melakukan

pembagian harta warisan berdasar ketentuan Pasal 236 a HIR, sesuai

dengan apa yang ditegaskan Pasal 54 Undang-Undang No. 7 Tahun

1989, yang menyatakan hukum acara Perdata yang berlaku pada

pengadilan di lingkungan Peradilan Agama ialah hukum acara

perdata yang berlaku dalam lingkungan Peradilan Umum. Sedang

hukum acara perdata yang berlaku dalam lingkungan Peradilan

Umum ialah HIR dan RBG. Berarti HIR dan RBG pula yang berlaku

dalam lingkungan Peradilan Agama. salah satu aturan yang terdapat

dalam HIR adalah Pasal 236 a. Pasal 107 ayat 2 Undang-Undang

Nomor. 7 Tahun 1989 sendiri sudah menegaskan tentang

kewenangan Pengadilan Agama melakukan pembagian harta warisan

berdasar Pasal 236 a HIR dengan syarat dan tata cara:

a) Harta warisan yang hendak dibagi diluar sengketa di

pengadilan.

b) Ada permohonan minta tolong dilakukan pembagian dari

seluruh ahli waris.

Apabila kedua syarat terpenuhi, barulah pengadilan dapat

melaksanakan pembagian berdasar ketentuan Pasal 236 a HIR.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

41

Universitas Indonesia

Pengadilan harus terlebih dahulu meneliti dan yakin bahwa yang

memohon pembagian terdiri dari semua ahli waris, jika yang

memohon hanya terdiri dari sebagian ahli waris saja, pengadilan

tidak bisa mempergunakan Pasal 236 a HIR.

Demikian segi-segi hukum kewarisan Islam yang

dihubungkan dengan ketentuan Pasal 49 ayat 3, jo. Penjelasan

Umum angka 2 alinea keenam Undang-Undang Nomor. 7 Tahun

1989 Tentang Peradilan Agama. Dari uraian di atas, semua aspek

hukum warisan Islam sudah tercakup dalam ketentuan Pasal 49

ayat 3 Undang-Undang Nomor. 7 Tahun 1989. Berdasar hal

tersebut, tidak ada lagi keraguan untuk menyimpulkan bahwa

jangkauan kewenangan lingkungan Peradilan Agama mengadili

sengketa perkara warisan bagi mereka yang beragama Islam

meliputi seluruh bidang hukum warisan Islam, bahkan sampai

kepada eksekusi pembagian kepada para ahli waris, baik

pembagian itu dalam bentuk kewenangan eksekusi berdasar

putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap

maupun pembagian berdasar kewenangan melalui kekuatan Pasal

236 a HIR.

2.1.1.6.Dasar Hukum Kewarisan Islam

a. Ayat Al-Quran

Ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan masalah kewarisan baik

secara langsung maupun tidak langsung dapat ditemukan dalam

beberapa surat dan ayat, yakni :

1) Menyangkut harta pusaka dan pewarisnya.

Surat An-Nisaa‟ (4) ayat 33:

Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu

bapak dan karib kerabat, Kami jadikan pewaris-pewarisnya dan

(jika ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

42

Universitas Indonesia

mereka, Maka berilah kepada mereka bahagiannya.

Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu.46

2) Mengenai aturan pembagian harta warisan.

Surat An-Nisaa‟ (4) ayat 7-14.

Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-

bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian

(pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik

sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan (7).

Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim

dan orang miskin, Maka berilah mereka dari harta itu

(sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik

(8). Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang

lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.

oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan

hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (9).

Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim

secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh

perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-

nyala (neraka) (10). Allah mensyari'atkan bagimu tentang

(pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian

seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak

perempuan dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua,

maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika

anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separo

harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya

seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu

mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai

anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), Maka ibunya

mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai

beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam.

(Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat

yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang)

orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di

antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. ini

adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya

Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan

bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh

isteri- isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika isteri-

isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat

dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang

mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri

46

Surat An-Nisaa‟ (4) Ayat 33. AlQuran dan Terjemahannya, (Jakarta : Depag RI, 1980).

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

43

Universitas Indonesia

memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu

tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para

isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan

sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah

dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki-laki

maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak

meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki

(seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka

bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta.

tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka

mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi

wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya

dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah

menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar

dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun

(12). (Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan

dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya,

niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir

didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya;

dan Itulah kemenangan yang besar (13). Dan Barangsiapa yang

mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-

ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api

neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang

menghinakan (14). 47

b. Hadits-hadits yang berkaitan dengan hukum waris

Ada beberapa Hadis terkait dengan hukum kewarisan

diantaranya hadits yang sepakati oleh Imam Bukhari dan Imam

Muslim yang artinya adalah Bersabda Rasulullah SAW: serahkanlah

pembagian warisan itu kepada orang yang berhak menerimanya bila

ada yang tersisa, maka berikanlah kepada laki-laki terdekat. Kemudian

hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad yang artinya Barang siapa

membunuh seseorang, maka ia tidak dapat mempusakainya, walaupun

si korban tidak mempunyai pewaris selainnya. Dan jika si korban itu

bapaknya atau anaknya, maka bagi pembunuh tidak berhak menerima

harta peninggalan.

Sedangkan dari yang diriwayatkan oleh HR. Abu Dawud dan

at-Turmudzi Wahai Rasulallah ini ada dua orang putri Sa‟ad bin ar-

47 Ibid.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

44

Universitas Indonesia

Rabi‟ yang ayahnya mati syahid bersama tuan di perang Uhud. Paman

mereka telah mengambil seluruh harta bendanya sehingga mereka

tidak ditinggali harta sedikitpun, dan mereka tidak bisa kawin kalau

tidak punya harta.” Jawab Rasulullah SAW: “Allah bakal memutus

hal tersebut.” Lalu turunlah ayat-ayat mawarits “yusikumullahu fi

auladikum”, dan kemudian Rasulullah mengutus seseorang menemui

paman mereka, maka berkatalah Rasulullah SAW: “Berilah dua orang

putri Sa‟ad dua pertiga, ibu mereka seperelapan dan sisanya untuk

kamu.”

c. Ahli Waris Dalam Hukum Kewarisan Islam48

Ahli waris adalah seseorang atau beberapa orang yang berhak

mendapatkan bagian dari harta peninggalan. Secara garis besar

golongan ahli waris dapat dibedakan ke dalam tiga golongan, yaitu:

1. Ahli waris menurut AlQuran atau yang sudah ditentukan di

dalam AlQuran disebut dzul faraa‟idh. Yakni ahli waris langsung

yang mesti selalu mendapat bagian tertentu yang tidak berubah-

berubah. Adapun rinciannya sebagai berikut:

1) Dalam garis kebawah

(1) Anak perempuan

(2) Anak perempuan dari anak laki-laki

2) Dalam garis keatas

(1) Ayah

(2) Ibu

(3) Kakek dari garis ayah

(4) Nenek baik dari ayah maupun dari garis ibu

3) Dalam garis kesamping

(1) Saudara perempuan seayah dan seibu dari garis ayah

(2) Saudara perempuan tiri dari garis ayah

(3) Saudara lelaki tiri dari garis ibu

(4) Saudara Perempaun tiri dari garis ibu

48

Eman Suparman, Op. Cit, halaman. 17-20

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

45

Universitas Indonesia

4) Duda

5) Janda

2. Ashabah, dalam arti bahasa Arab berarti anak lelaki dan kaum

kerabat dar pihak bapak. Ashabah menurut ajaran kewarisan

patrilineal syafi‟i adalah golongan ahli waris yang mendapat

bagian terbuka atau bagian sisa, yaitu terdiri atas:

1) Ashabah Binafsihi yaitu ashabah-ashabah yang berhak

mendapat semua harta atau semua sisa yang urutannya

sebagai berikut:

1. Anak laki-laki

2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki dan terus kebawah

asal saja pertaliannya masih terus laki-laki

3. Ayah

4. Kakek dari pihak ayah dan terus keatas asal saja

pertaliannya belum putus dari pihak ayah

5. Saudara laki-laki sekandung

6. Saudara laki-laki seayah

7. Anak saudara laki-laki sekandung

8. Anak saudara laki-laki seayah

9. Paman yang sekandung dengan ayah

10. Paman yang seayah dengan ayah

11. Anak laki-laki paman yang sekandung dengan ayah

12. Anak laki-laki paman yang seayah dengan ayah

2) Ashabah bilghairi yaitu ashabah dengan sebab orang

lainnya.

Yakni seorang wanita yang menjadi ashabah karena

ditarik oleh seorang laki-laki, yaitu sebagai berikut:

1. Anak perempuan yang didampingi oleh anak laki-laki

2. Saudara perempuan yang didampingi oleh saudara laki-

laki

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

46

Universitas Indonesia

3) Ashabah ma‟al ghairi yakni saudara perempuan yang

mewaris bersama keturunan dari pewaris, mereka itu

adalah:

1. Saudara perempuan sekandung, dan

2. Saudara perempuan seayah

3. Dzul Arhaam, yang berarti orang yang mempunyai hubungan darah

dengan pewaris melalui pihak wanita saja.

d. Sebab-sebab Mewarisi

Menurut hukum kewarisan Islam ada tiga sebab mewaris yaitu:

1. Karena hubungan kekeluargaan, yang dimaksud adalah hubungan

darah atau hubungan famili.

2. Hubungan perkawinan, yang dimaksud adalah hubungan antara

suami dengan istri, jika salah satu di antara keduanya meninggal

maka yang masih hidup berhak mewarisi harta peninggalan.

3. Wala' (hubungan hukmiah), yang dimaksud adalah hubungan yang

ditetapkan oleh hukum Islam, tegasnya jika seseorang tuan

memerdekakan budaknya maka terjadilah hubungan keluarga yang

disebut wala'ul 'itqi.49

e. Rukun-rukun Waris

Rukun waris ada tiga, yaitu:

1. Muwarrits (orang yang memberi waris), yakni mayat dimana

orang lain berhak mewaris dari padanya akan apa saja yang

ditinggalkan sesudah matinya.

2. Waris (penerima waris), yakni orang yang berhak mewaris

dengan sebab yang telah dijelaskan, seperti: kekerabatan,

pernasaban, perkawinan dan sebagainya.

49

Muhammad Ali Ash-Shabuni, Hukum Waris Dalam Syari'at Islam, (Bandung:

Diponegoro, 1974), halaman. 47

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

47

Universitas Indonesia

3. Mauruts (benda yang diwariskan), yakni sesuatu yang

ditinggalkan mayat, seperti: harta, kebun dan sebagainya.50

f. Syarat-syarat Mewaris

Syarat-syarat mewaris juga ada tiga, yaitu:

1. Matinya orang yang mewariskan, baik menurut hakikat maupun

menurut hukum.

2. Ahli waris betul-betul hidup ketika muwarits mati.

3. Diketahui jihat kekerabatan dan sebab mewaris, yang merupakan

syarat untuk mewaris.51

g. Penghalang Kewarisan

Para ulama fiqih ahli hukum kewarisan banyak bersilang

pendapat mengenai permasalahan penghalang kewarisan. Namun,

pada umumnya mereka sependapat mengenai apa itu penghalang

kewarisan sehingga para ulama menyebutkan ada lima penghalang

kewarisan, yaitu:

a. Perbudakan

Karena firman Allah SWT dalam surat An-Nahl (16) ayat

75: Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya

yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun (QS.

An-Nahl (16) ayat 75).52

Budak tidak dapat mewarisi karena dianggap tidak cakap

mengurusi harta-harta milik, dan status kekeluargaannya terputus

dengan ahli warisnya, ia tidak dapat mewariskan harta peninggalan

karena ia dianggap orang yang tidak memiliki harta sedikitpun

50

Muhammad Ali Ash-Shabuny, Op. Cit.,halaman 56 51

Ibid. 52

Al Quran dan Terjemahannya, (Jakarta : Depag RI, 1980).

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

48

Universitas Indonesia

b. Pembunuhan

Pembunuhan adalah salah satu penghalang waris,

pembunuhan yang dimaksud disini adalah pembunuhan yang

dilakukan kepada keluarga dengan motif untuk memudahkan atau

mempercepat bagi pihak yang membunuh untuk mendapatkan

warisan. Dalam hokum Islam pembunuhan adalah dosa yang

dikategorikan sangat besar hal ini sesuai dengan firman Allah

dalam surat Al-Israa' (17) ayat 33:

Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan

Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang

benar. Dan Barangsiapa dibunuh secara zalim, Maka

Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli

warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam

membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat

pertolongan. (QS. Al-Israa‟ (17): 33)53

c. Perbedaan Agama

Tentang perbedaan agama yang dimaksud adalah antara

pewaris dan ahli waris terdapat perbedaan agama. Para ulama

sepakat bahwa seorang non Muslim terhalang hak kewarisannya

terhadap orang Islam, namun terjadi perbedaan pendapat mengenai

boleh tidaknya seorang Muslim mewarisi harta seorang non

Muslim.

2.1.1.7. Hukum Kewarisan Islam dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI)

Kompilasi Hukum Islam (KHI) disusun atas prakarsa penguasa

negara, dalam hal ini Ketua Mahkamah Agung dan menteri Agama

melalui Surat Keputusan Bersama dan mendapat pengakuan ulama dari

berbagai unsur. Secara resmi KHI merupakan hasil consensus (ijma)

ulama dari berbagi golongan melalui media lokakarya yang dilaksanakan

53

Ibid.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

49

Universitas Indonesia

secara nasional, yang kemudian mendapat legalisasi dari kekuasaan

negara.

Telah maklum bahwa KHI lahir bukan dari kondisi yang vakum.

Ada kondisi-kondisi sosial, politik, dan hukum yang mendorong KHI

harus lahir. KHI lahir dari rahim negara. Ia lahir sebagai produk politik

negara Orde Baru, yang jika dipandang dari optik politik hukum tentu saja

tidak bebas nilai dan tidak bebas kuasa dari muatan interest politik rezim

itu. Dengan perkataan lain, pembidanan kelahiran dan keberadaan KHI

terselimuti oleh bias-bias kekuasaan rezim Orde Baru. Dalam setiap proses

legislasi oleh negara, apalagi negara Orde Baru yang saat itu berwatak

otoritarian-birokratik, terdapat suatu kehendak-kehendak social politik

tersembunyi yang menyertainya, sebagaimana anutan banyak pakar hukum

bahwa tak ada hukum yang bebas nilai, bebas kepentingan, dan bebas

kuasa. Termasuk dalam jaring-jaring ini adalah hukum Islam yang

terkumpulkan dalam KHI, kehadirannya menjadi sarat dengan nilai,

kepentingan, dan relasi kuasa. Dengan nalar demikian, wajar kiranya kalau

KHI dipandang oleh sebagian orang sebagai “fiqih madzhab negara”. Ini

karena elemen-elemen konstruksi hukum Islam dalam KHI mulai dari

inisiatif, proses penelitian, penyusunan, hingga penyimpulan terakhir dari

pilihan-pilihan hukumnya semuanya dilakukan oleh suatu tim yang

beranggotakan hampir seluruhnya orang-orang negara.54

Betapa latar belakang pembentukan, logika hukum yang

digunakan, hingga pola redaksi yang diterapkan juga sebagaimana

lazimnya digunakan oleh hukum positif negara. Bahkan legitimasi hukum

pemberlakuannya juga sangat bergantung pada keputusan Negara melalui

Instruksi Presiden.

Berdasarkan kajian politik hukum, KHI setidak-tidaknya memiliki

4 (empat) buah karakter hukum yang spesifik sebagai akibat logis dari

54 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta : Akadeika Pressindo,

1992), hal 23.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

50

Universitas Indonesia

pengaruh politik hukum pada masanya. Karakter-karakter tersebut adalah

sebagai berikut:55

1. Dari perspektif strategi pembentukan hukum, KHI berkarakter

semi- responsif, yakni proses pembentukannya dikuasai oleh pihak

yudikatif (MA) dan eksekutif (Depag RI), sementara pihak

legislative (DPR) selaku perwakilan-formal rakyat Indonesia tidak

terlibat sama sekali dan perwakilan masyarakat Islam (MUI dan

cendekiawan Muslim di IAIN) berada pada posisi peripheral.

2. Dari perspektif materi hukum, KHI berkarakter otonom,

reduksionistik dan konservatif. Artinya, materi hukum Islam pada

KHI secara substansial diakui sebagai fiqih (yurisprudensi Islam),

namun hanya sebagian kecil materi hukum Islam yang

dilegislasikan (perkawinan, kewarisan, dan perwakafan) dengan

formulasi bahasa dan pokok masalah yang tidak adaptif dan

inovatif

3. Dari perspektif implementasi hukum, KHI berkarakter fakultatif,

yakni tidak secara apriori harus ditaati dan bisa memaksa setiap

warga negara, meski beragama Islam, untuk melaksanakan

ketentuan KHI

4. Dari perspektif fungsi hukum, KHI berkarakter regulatif dan

legitimatif, yakni ketentuan hukumnya lebih bersifat teknis-

prosedural dan praktis-operasional ketimbang strategis-

konsepsional dan teoritik.

2.1.1.8.Buku II dalam Kompilasi Hukum Islam

Suatu hal yang dapat dipastikan ialah bahwa Hukum Kewarisan

Islam selama ini yang bernama fiqih mawaris atau Faraid itu dijadikan

salah satu bahkan sumber utama dari Kompilasi. Kompilasi Hukum Islam

yang mengatur Hukum Kewarisan terdiri dari 23 pasal, dari pasal 171

55 Ibid.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

51

Universitas Indonesia

sampai dengan pasal 193. Sekedar perbandingan antara fiqih faraid

dengan kompilasi hukum Islam tersebut dapat dilihat sebagai berikut:56

1. Pasal 171 tentang Ketentuan umur. Anak pasal a). Menjelaskan

tentang Hukum Kewarisan sebagaimana juga terdapat dalam kitab-

kitab fiqih dengan rumusan yang berbeda. Anak pasal b).

Membicarakan tentang pewaris dengan syarat beragama Islam dan

anak pasal c). Membicarakan tentang ahli waris yang di samping

mensyaratkan adanya hubungan kekerabatan dengan pewaris juga

harus beragama Islam. Hal ini serupa dengan yang dibicarakan

dalam fiqih sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Anak pasal d dan e

juga tidak berbeda dengan fiqih. Anak angkat dan baitul mal telah

disinggung sebelum ini. Dengan demikian keseluruhan pasal ini

telah sejalan dengan fiqih.

2. Pasal 172 yang membicarakan identitas ke-Islam-an seseorang hanya

hal yang bersifat administratif, yang walaupun tidak disinggung

dalam fiqih, tidak menyalahi substansi fiqih itu.

3. Pasal 173 membicarakan tentang halangan kewarisan yang format

dan substansinya sedikit berbeda dengan fiqih, dengan rumusan:

seseorang terhalang menjadi ahli waris apabila dengan putusan

hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dihukum

karena:

a. Dipersalahkan telah membunuh atau mencoba membunuh atau

menganiaya berat pada pewaris.

b. Dipersalahkan secara memfitnah telah mengajukan pengaduan

bahwa pewaris telah melakukan suatu kejahatan yang diancam

dengan hukuman 5 tahun penjara atau hukuman yang lebih

berat.

Dinyatakannya pembunuh sebagai penghalang kewarisan

dalam anak pasal a telah sejalan dengan fiqih. Namun dijadikannya

56 Abdurrahman, Loc cit

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

52

Universitas Indonesia

percobaan pembunuhan, penganiayaan, apalagi memfitnah sebagai

halangan jelas sejalan dengan fiqih mazhab mana pun. Dalam fiqih

hanya pembunuhan yang menyebabkan kematian yang dijadikan

penghalang kewarisan, itu pun pembunuhan sengaja, sedangkan

yang tidak disengaja masih merupakan perdebatan yang berujung

pada perbedaan pendapat di kalangan ulama. Fiqih beranggapan

bahwa kewarisan itu adalah hak seseorang yang ditetapkan dalam

Al-Quran dan tidak dapat dicabut kecuali ada dalil yang kuat seperti

Hadist Nabi. Dicabutnya seseorang hanya karena percobaan

pembunuhan atau penganiayaan apalagi memfitnah. Meskipun ini

merupakan kejahatan namun tidak dapat menghilangkan hak yang

pasti, apalagi bila pewaris sebelum meninggal telah memberikan

maaf. Oleh karena itu, pasal ini masih perlu diperdebatkan.57

Hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasullah SAW

bersabda bahwa “Barang siapa membunuh seseorang, maka ia tidak

dapat mempusakainya, walaupun si korban tidak mempunyai

pewaris selainnya. Dan jika si korban itu bapaknya atau anaknya,

maka bagi pembunuh tidak berhak menerima harta peninggalan.”

Dan dihadist Nabi yang lain yaitu "Tidaklah seorang pembunuh

berhak mewarisi harta orang yang dibunuhnya‟.

4. Pasal 174 tentang ahli waris, baik dalam hubungan darah atau

perkawinan, telah sejalan dengan fiqih faraidh sebagaimana

diuraikan dalam Al-Quran: "Orang-orang yang mempunyai

hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya

(daripada yang bukan kerabat) di dalam Kitab Allah. Sesungguhnya

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."58

5. Pasal 175 tentang kewajiban ahli waris terhadap harta sebelum

dibagikannya harta tersebut kepada ahli waris telah sejalan dengan

57

Mahmud Yunus, Hukum Warisan dalam Islam, ( Jakarta, PT Hidakarya Agung, 1989), halaman 58

Ibid.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

53

Universitas Indonesia

fiqih mawaris yakni menggunakan harta tersebut untuk biaya

meninggal.

6. Pasal 176 tentang porsi perbandingan bagian wanita dan bagian laki-

laki adalah dua banding satu dari bagian anak perempuan.

7. Pasal 177 tentang bagian ayah dirumuskan sebagi berikut: ayah

mendapat sepertiga bagian bila pewaris tidak meninggalkan anak,

bila ada anak ayah mendapat 1/6 (seperenam) bagian. Walaupun

rumusan pasal ini konon telah mengalami perubahan tetapi tidak

mengubah secara substansial bahwa ayah menerima seperenam

dalam keadaan pewari, hal 34s ada meninggalkan anak, jelas telah

sesuai dengan Al-Quran, maupun rumusan dalam fiqih.

Tetapi menetapkan ayah menerima bagian sepertiga dalam keadaan

tidak ada anak tidak terdapat dalam Al-Quran, dan tidak tersebut

dalam kitab fiqih manapun, termasuk syi‟ah. Ayah mungkin

mendapat sepertiga tetapi tidak sebagai furudh. Itu pun dalam kasus

tertentu seperti bersama dengan ibu dan suami, dengan catatan ibu

menerima sepertiga harta, sebagaimana yang lazim berlaku dalam

madzab jumhur Ahlu Sunnah. Namun bukan bagian sepertiga untuk

ayah yang disebutkan dalam kompilasi. Kalau AlQuran dan fiqih

yang dijadikan ukuran, pasal ini jelas salah secara substansial.

8. Pasal 178 tentang bagian ibu dalam tiga kemungkinan dan pasal 179

sampai 180 tentang bagian duda dan janda dalam dua

kemungkinannya, telah sesuai dengan AlQuran dan rumusannya

dalam fiqih sebagaimana dijelaskan sebelum ini.

9. Pasal 181 tentang bagian saudara seibu dan pasal 182 tentang bagian

saudara kandung dan seayah dalam segala kemungkinannya telah

sejalan dengan AlQuran dan rumusannya dalam fiqih, surat annisa‟

ayat 11. Pasal 183 tentang usaha perdamaian yang menghasilkan

pembagian yang berbeda dari petunjuk namun atas dasar kerelaan

bersama, memang dalam kitab-kitab fiqih pada umumnya tidak

dijelaskan dalam waktu membahas kewarisan. Meskipun secara

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

54

Universitas Indonesia

fomal menyalahi ketentuan fiqih namun dapat diterima dengan

menggunakan pendekatan pemahaman takharuj yang dibenarkan

dalam mazhad Hanafi.

10. Pasal 184 tentang pengangkatan wali bagi anak yang belum dewasa

untuk mengurus hak warisannya, meskipun tidak dinyatakan dalam

kitab-kitab fiqih faraid, namun karena telah sejalan dengan kehendak

AlQuran surat Nisa' ayat 5, pasal ini dapat diterima.

11. Pasal 185 tentang ahli waris pengganti dirumuskan:

a. Ahli waris yang meninggal lebih dahulu dari pada pewaris maka

kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya, kecuali mereka

yang tersebut pada pasal 173.

b. Bagian bagi ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari

bagian ahli waris yang sederajat dengan yang diganti.

Pasal ini memerlukan perhatian anak pasal a) secara tersurat

mengakui ahli waris pengganti, yang merupakan hal baru untuk

hukum kewarisan Islam. Baru karena di Timur Tengah pun belum

ada Negara yang melakukan hal seperti ini, sehingga mereka perlu

menampungnya dalam lembaga wasiat wajibah. Ini suatu kemajuan

yang sangat bijaksana karena anak pasal ini menggunakan kata

“dapat” yang tidak mengandung maksud imperatif. Hal ini berarti

bahwa dalam keadaan tertentu yang kemaslahatan menghendaki

keberadaan ahli waris pengganti dapat diakui namun dalam keadaan

tertentu bila keadaan menghendaki, tidak diberlakukan adanya ahli

waris pengganti. Anak pasal ini secara tersirat mengakui hak

kewarisan cucu melalui anak perempuan yang terbaca dari rumusan

“ahli waris yang meninggal lebih dahulu" yang digantikan anaknya

itu mungkin laki-Jaki dan mungkin pula perempuan. Ketentuan ini

menghilangkan sifat diskriminatif yang ada pada hukum kewarisan

ulama Ahlu Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan budaya Indonesia

yang kebanyakan menganut kekeluargaan parental dan lebih cocok

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

55

Universitas Indonesia

lagi dengan adat Minangkabau yang justru nama “cucu” untuk anak

dari anak perempuan tersebut. Dalam pasal 2 menghilangkan

kejanggalan penerimaan adanya ahli waris pengganti dengan tetap

menganut asas perimbangan laki-laki dan perempuan. Tanpa anak

pasal ini sulit untuk dilaksanakan penggantian ahli waris karena ahli

waris pengganti itu menurut asalnya hanya sesuai dengan sistem

barat yang menempatkan kedudukan anak laki-laki sama dengan

anak perempuan.

12. Pasal 186 tentang kewarisan anak yang iahir di luar nikah telah

sesuai dengan kewarisan anak zina dalam fiqih yang

menempatkannya hanya menjadi ahli waris bagi ibunya dan orang

yang berkerabat dengan ibu itu.

13. Pasal 187 tentang pelaksana pembagian warisan, pasal 188

berkenaan dengan pengajuan permintaan untuk pembagian harta

warisan dan pasal 189 berkenaan dengan pewarisan tanah pertanian,

walaupun tidak diatur dalam fiqih, namun karena hal-hal ini hanya

menyangkut masalah administratif dan sesuai pula dengan prinsip

maslahat, pasal-pasal ini dapat diterima.

14. Pasal 190 tentang hak istri atas bagian gono-gini secara langsung

tidak menyangkut hak kewarisan dan dalam kedudukan sebagian

yang menjadi hak pewaris, tidak menyalahi ketentuan fiqih.

15. Pasal 191 tentang pewaris yang tidak meninggalkan ahli waris atau

ahli warisnya tidak diketahui keadaannya diatur dalam fiqih faraid.

Tentang ahli waris yang tidak memiliki keturunan.

16. Pasal 192 tentang penyelesaian secara 'aul dan pasal l93 tentang

penyelesaian secara Raad.

Dari uraian pasal demi pasal yang berkenaan dengan ketentuan

kewarisan dapat dikatakan bahwa pada umumnya pasal-pasal kewarisan

dalam Kompilasi Hukum Islam, kecuali beberapi hal krusial seperti

dijelaskan di atas, meskipun mungkin di sana-sini ada perbedaan dengan

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

56

Universitas Indonesia

kitab fiqih, dapat ditempatkan sebagai Hukum Kewarisan Islam dalam

bentuknya yang baru. Sedangkan beberapa poin krusial tetap

dikembangkan dalam wacana.

Adapun pasal-pasal berikutnya yaitu 194 sampai dengan pasal 209

tentang wasiat dan pasal-pasal 210 sampai dengan 214 tentang hibah,

memang berada di luar wilayah kewarisan. Namun tidak salahnya

dianggap manampung dalam buku II tentang Kewarisan, karena adanya

titik kesamaan yaitu peralihan hak milik dari seseorang kepada orang

lain.59

Hukum Kewarisan Islam berlaku bagi warga negara Indonesia

golongan Indonesia asli yang beragama Islam, dimana dalam Hukum

Kewaris Islam menganut beberapa prinsip dasar dalam pembagian harta

warisan. Prinsip-prinsip tersebut adalah :60

a. Pewarisan adalah ketentuan hukum ini berarti seseorang pewaris

tidak dapat menghapuskan atau menghalangi hak para ahli waris

terhadap harta warisan.

b. Pewarisan terbatas dalam lingkungan keluarga, baik karena

perkawinan maupun karena hubungan nasab.

c. Menempuh jalan tengah antara memberikan kebebasan kepada

pewaris memberikan harta peninggalan melalui wasiat dan tidak

memperkenankan peagian harta peninggalan berdasarkan system

sosialis yang tidak mengakui adanya hak perseorangan.

d. Membagikan harta warisan kepada sebanyak mungkin ahli waris

dengan cara menetapkan bagian-bagian tertentu kepada beberapa

ahli waris.

e. Tidak mengenal perbedaan umur diantara ahli waris atas haknya

terhadap harta warisan, antara anak yang baru lahir dengan anak

yang telah dewasa sama-sama berhak atas harta warisan.

59

Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, (penerbit: PT kencana, 2004), halaman.

326-332

60

Ibid

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

57

Universitas Indonesia

f. Mengadakan perbedaan besar kecilnya bagian ahli waris yang

disesesuaikan jauh dekatnya hubungan kerabat dengan mayit dan

disesuaikan pula dengan kebutuhan hidupnya.61

Di dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan

Agama disebutkan:

a. Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus

dan menyelesaikan perkara-perkara ditingkat pertama antara orang-

orang yang beragama Islam di bidang perkawinan, kewarisan,

wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam, serta

dan Wakaf dan shadaqah.

b. Bidang perkawinan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat I huruf

a adalah hal-hal yang diatur dalam atau berdasarkan undang-

undang mengenai perkawinan yang berlaku.

c. Bidang kewarisan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat I huruf

b adalah penentuan siapa-siapa yang menjadi ahli waris, penentuan

mengenai harta peninggalan, penentuan bagian masing-masing ahli

waris dan melaksanakan pembagian harta peninggalan tersebut.

Dengan demikian, “bagi seorang pewaris berkewarganegaraan

Indonesia keturunan Cina yang beragama Islam, sepanjang menyangkut

baik masalah Hukum Kewarisannya maupun Surat Keterangan Ahli

Warisnya dapat dimintakan ke Pengadilan Agama, karena Pengadilan

Agama adalah Pengadilan bagi orang-orang yang beragama Islam”.62

Fatwa waris yang diterbitkan Pengadilan Agama apabila materinya

bertentangan dcngan keadaan yang sebenarnya dapat dikesampingkan oleh

61

Benyamin Asri, Hukum Waris Islam, (Bandung, Tarsito, 1989), halaman 4-5. 62

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama

Pasal 1

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

58

Universitas Indonesia

Mahkamah Agung.63

Kompilasi Hukum Islam merupakan pedoman dan

landasan bagi para hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara yang

menjadi wewenang Pengadilan Agama.

Munawir Sadzali dalam tulisannya yang berjudul Peradilan Agama

dan Kompilasi Hukum Islam dalam buku Tata Hukum Indonesia

mengatakan bahwa Di Indonesia memang dapat dikatakan aneh tapi nyata

sebab peradilan Agama sudah berusia sangat lama namun hakimnya tidak

memiliki buku standar yang dapat dijadikan rujukan yang sama seperti

halnya Kitab Undang-undang Hukurn Perdata. Ini berat bagi para hakirn

agama menghadapi kasus yang harus diadili maka rujukannya adalah

berbagai buku fiqih tanpa suatu standarisasi atau keseragaman. Akibat

lanjutannya, secara praktis, kasus yang sama dapat lahir putusan yang

berbeda dari sudut teori hukum, ini berarti produk-produk peradilan

Agama bertentangan dengan prinsip Kepastian hukum.64

2.1.2. Surat Keterangan Waris

2.1.2.1.Pengertian

Berbicara mengenai keterangan hak waris, maka terlebih dahulu

harus dipahami tentang pewarisan. “Di dalam pewarisan terdapat beberapa

unsur yang penting, yaitu pewaris, ahli waris, warisan dan hukum waris,

yang kesemuanya mempunyai kata dasar “waris‟ yang berarti orang yang

berhak menerima pusaka (peninggalan) dan orang yang meninggal.65

Pewaris adalah orang yang meninggal dan meninggalkan harta

kekayaan.

63

Putusan Mahkamah Agung tertanggal 17 Desember 1999, nomor 51 .K/Pdt/1994

sebagaimana yang dimuat dalam Varia Peradilan, Nomor 191, Tahun XVI, Edisi Agustus 2001,

halaman. 94-116 64

Munawir Sadzali, Peradillan Agama dan Kompilasi Hlukum Islam dalam “Tata Hukum

Indonesia‟, Edisi Kedua, diedit oleh Dadan Mutaqien, Sldik Tono, Amir Mu‟allim (Yogyakarta,

UII Press, 1999), halaman. 2

65

WJ.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,. 1986),

halaman. 1148

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

59

Universitas Indonesia

Menurut Pitlo rumusan mengenai meninggal yaitu : 66

Biasanya yang

dianggap sebagai yang menentukan, adalah saat jantung berhenti

berdenyut…, berlawanan dengan bahasa sehari-hari yang mengatakan

“saat orang menghembus napas yang penghabisan.” Sejak kita mengenal

pemindahan jantung, maka peribahasa sehari-hari tersebut benar juga

adanya. Tidaklah dapat kita katakan bahwa jantung tanpa orang ia berhenti

berdenyut. Ia berdenyut terus tetap di tempat yang lain. Bagi donor yang

memberikan jantungnya berlaku saat wafatnya, saat ia kehilangan

jantungnya atau saat ia berhenti bernafas.

Sedangkan menurut J. Satrio memberikan batasan “meninggal” sebagai

berikut : 67

Kapan orang dianggap telah meninggal dunia, biasanya adalah

kalau jantung orang tersebut berhenti berdenyut. Namun dalam

praktik kita seringkali melihat orang menentukan apakah orang

yang bersangkutan telah meninggal dunia atau belum dengan

mendekatkan cermin pada mulut si sakit atau mentes reaksi pupil si

penderita dengan sinar lampu.

Berdasarkan pengertian tersebut, J. Satrio menyimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan “meninggal” adalah : 68

… meninggal secara alamiah,

karena hukum positif kita tidak mengenal mati perdata.

“Ahli waris adalah orang yang berhak atas harta warisan yang

ditinggalkau oleh pewarisnya”69

. Menurut Oemar Salim ahli waris adalah

mereka yang rnenggantikan kedudukan hukum dari orang yang meninggal

dunia dalam kedudukan hukurn harta.

Mewaris berarti menggantikan kedudukan orang yang meninggal

mengenai hubungan-hubungan hukum harta kekayaannya. Dan warisan

adalah harta yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal, baik itu berupa

66

A. Pitlo, Hukum Waris Menurut UU Hukum Perdata Belanda, (Jakarta, Intermasa, 1994),

halaman. 14.

67

J. Satrio, Op. cit., halaman. 19 68

R. Soegondo, Op. cit., halaman. 20

69

Ali Parman, Kewarisan Dalam AI-quran. Cet. Pertama, (Jakarta, Rajawali Pers, 1995),

halaman. 41.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

60

Universitas Indonesia

aktiva maupun passiva. “Harta warisan adalah soal apakah dan

bagaimanakah berbagai hak-hak dan kewajiban-kewajiban tentang

kekayaan seseorang pada waktu ia meninggal dunia, akan beralih pada

orang lain yang masih hidup.70

Hukum Kewarisan adalah keseluruhan peraturan dengan mana

pembuat Undang-Undang mengatur akibat hukum dan rneninggalnya

seseorang, terhadap harta kekayaannya, perpindahannya kepada ahli waris

dan hubungannya dengan pihak ketiga.71

Menurut Gede Purwaka dalarn prakteknya, seorang ahli waris tidak

dapat dengan langsung secara otomatis dapat menguasai dan melakukan

balik nama harta warisan yang menjadi haknya dengan terbukanya

pewarisan (meninggalnya pewaris), melainkan untuk dapat melakukan

tindakan hukum terhadap apa yang telah menjadi haknya tersebut harus

dilengkapi dengan adanya surat keterangan hak waris.72

Sedangkan Surat Keterangan Waris (Verklaring van Erfpacht)

menurut R. Soegondo Notodisoerjo adalah : 73

…. surat keterangan yang dibuat oleh Notaris yang memuat

ketentuan siapa yang menurut hukum merupakan ahli waris yang

sah dari seseorang yang meninggal dunia.

Dengan maksud yang sama, beberapa penulis menyebut “Surat

Keterangan Waris” dengan Surat Keterangan Hak Waris” dan istilah

Verklaring van Erfpacht dengan “Certificaat van Erfpacht”. Berdasarkan

rumusan tersebut, maka pembicaraan mengenai Surat Keterangan Waris

70

Tarnakiran S, Asas-Asas Hukum Waris Menurut Tiga Sistem Hukum, Cetakan Pertama,

(Bandung, Pionir Jaya, 1992). halaman. 1

71

Perangin angin, Effendi., Hukum Waris, Kumpulan Kuliah Jurusan Notariat,. (Jakarta :

Fakultas Hukum Universitas Indonesia, t.t.,). halaman. 3

72

I Gede Purwaka, Keterangan Hak Waris yang dibuat oleh Notaris Berdasarkan

Ketentuan KUH Perdata, Program Spesialis Notariat dan Pertanahan Fakukas Hukurn UI,

(Jakarta, UI Press, 1999), halaman. 3,

73

R. Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat Di Indonesia – Suatu Penjetasan, (Jakarta,

Rajawali Pers), 1982, halaman. 57.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

61

Universitas Indonesia

menyangkut masalah : orang yang meninggal dunia (pewaris) dan ahli

waris.

Kata „hak” berarti kekuasaan untuk melakukan sesuatu karena

telah ditentukan oleh undang-undang ataupun peraturan-peraturan,

kewenangan atupun dapat juga berarti milik, kepunyaan. Dalam Karnus

Besar Bahasa Indonesia hak didefenisikan sebagai berikut:

1) (yang) benar, (yang) sungguh ada kebenaran;

2) kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untu menuntut sesuatu;

3) kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah diteatukan oleh

aturan,Undang-Undang);

4) kewenangan;

5) milik, kepunyaan.74

Dengan demikian keterangan hak waris adalah dapat diartikan

sebagai “suatu surat yang diterbitkan oleh pejabat atau instansi pemerintah

yang berwenang, atau dibuat sendiri oleh segenap ahli waris yang

kemudian dibenarkan dan dikuatkan oleh Kepala Desa Lurah atau Camat,

yang dijadikan alat bukti yang kuat tentang adanya suatu peralihan hak

atas suatu harta peninggalan dan pewaris kepada ahli waris”.75

Keterangan hak waris dibuat dengan tujuan untuk rnembuktikan

siapa siapa yang merupakan ahli waris atas harta peninggalan yang telah

terbuka menurut hukum dari berapa porsi atau bagian masing-masing ahli

waris terhadap harta peninggalan yang telah terbuka tersebut.

Keterangan hak waris disebut juga surat keterangan hak mewaris

atau surat keterangan ahli waris. “Surat keterangan hak waris merupakan

surat bukti waris, yaitu surat yang membuktikan bahwa yang disebutkan

diatas adalah ahli waris dan pewaris tertentu”.76

74

WJ.S Poerwadarminta, Op cit, halaman. 339

75

I Gede Purwaka.Op cit. halaman 5.

76

Satrio, Op cit. halaman. 227

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

62

Universitas Indonesia

Sedangkan menurut Gede Purwaka keterangan hak waris untuk

melakukan balik nama atas barang hatti peninggalan yang diterima,dan

atas nama pewaris menjadi atas nama seluruh ahli waris.77

Tindakan kepemilikan yang dimaksudkan misalnya adalah:

1. Khusus untuk barang-barang harta pemnggaan berupa tanah, maka

dapat mengajukan permohonan ke Kantor Pcrtanahan setempat,

yaitu:

a) Melakukan pendaftaran peralihan hak (balik nama) untuk

tanah yang sudah terdaftar (bersertifikat) ; dan

b) Melakukan permohonan hak baru (sertifikat) atas tanah yang

belurn terdaftar seperti misalnya tanah girik, tanah bekas hak

barat, tanah negara.

2. Menggadaikan atau dengan cara menjaminkan barang-barang harta

peninggalan tersebut kepada pihak lain atau kreditor, apabila ahli

waris hendak meminjam uang atau meminta kredit.

3. Mengalihkan barang-barang harta peninggalan tersebut pada pihak

lain, misalnya menjual, menghibahkan, melepaskan hak dan lain-

lainnya yang sifatnya berupa suatu peralihan hak.

4. Merubah status kepemilikan bersama atas barang harta peninggalan

menjadi milik dari masing-masing ahli waris dengan cara

melakukan membuat akta pembagian dan pemisahan harta

peninggalan dihadapan Notaris.

Menurut I Gede Purwaka, selain dan semua yang telah disebutkan

di atas, surat keterangan hak waris juga dapat berfungsi sebagai alat bukti

bagi ahli waris untuk dapat mengambil atau menarik uang dari pewaris

yang ada pada suatu bank atau asuransi, sekalipun bagi setiap bank atau

lembaga asuransi berbeda dalam menetapkan bentuk surat keterangan hak

waris yang bagaimana yang dapat diterimanya.

77

I Gede Purwaka.Op cit. halaman 5-6

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

63

Universitas Indonesia

Di dalam Surat Keterangan Waris memuat tentang nama-nama dan

para ahli waris dan nama pewaris (almarhun), bagi orang Islam dibuat oleh

para ahli waris itu sendiri disaksikan oleh Kepala Desa Lurah dan

dikuatkan oleh Camat. Penentuan porsi dan masing-masing ahli waris

tergantung pada hukum mana yang berlaku bagi para ahli waris artinya

adalah apabila ahli waris golongan Bumi Putra membagi warisannya

dengan hukum Faroidh maka akan dibagi sesual dengan porsi masing-

masing, sedangkan untuk golongan yang tunduk pada hukum adat maka

akan dibagi sesuai dengan hukum adatnya. Bagi golongan yang tunduk

pada hukum yang bersifat matrinial maka porsi anak perempuan akan

lebib banyak atau lebih diutarnakan sedangkan untuk golongan yang

tunduk pada hukum yang bersifat Patritineal maka porsi anak laki-laki

akan lebih diutamakan.

Pewarisan menurut hukum Faraidh atau menurut hukum Islam

membolehkan pewaris mewasiatkankan 1/3 (sepertiga) dan warisannya

asalkan tidak sampai merugikan para ahli warisnya yang lain.

2.1.2.2.Pembuatan Surat Keterangan Ahli Waris

Untuk memperoleh surat keterangan ahli waris dari kelurahan

harus dilengkapi dengan persyaratan administrasi yaitu surat keterangan

kematian dari kelurahan, Surat Nikah orang tua ahli waris, Kartu

Keluarga, Foto copy KTP semua ahli waris, untuk selanjutnya pihak

kelurahan memeriksa berkas-berkas tersebut. Apabila persyaratan

administrasi belum terpenuhi maka berkas dikembalikan untuk dilengkapi

apabil persyaratan administrasi sudah lengkap maka dilakukan

pemprosesan pada seksi Pemerintahan dan diproses serta ditandatangani

oleh Lurahan dan Camat.

Menurut Pasal 111 ayat 1 huruf c angka 4, Peraturan Menteri

Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997

menyebutkan bagi Warga Negara Indonesia Penduduk asli, surat

keterangan ahli waris yand dibuat dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

64

Universitas Indonesia

saksi dan dikuatkan oleh Kepala Desa/Kelurahan dan Camat tempat

tinggal pewaris pada waktu meninggal dunia.

Adapun bentuk dan proses pembuatan surat keterangan ahli waris

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pertama

Para ahli waris membuat surat keterangan warisan dalam

bentuk surat di bawah tangan. Surat keterangan warisan

tersebut kemudian ditandatangani oleh orang tua yang

hidup terlama dan seluruh ahhi waris.

2. Tahap Kedua

Kemudian surat keterangan ahli waris tersebut dibawa ke

kantor Kelurahan/Kepala Desa setempat untuk memohon

ditandatangani oleh Pejabat Lurah/Kepala Desa. Surat

keterangan itu diberi nomor, tanggal dan cap, dengan kata-

kata yang berbunyi” Disaksikan dan Dibenarkan oleh kami,

Lurah / Kepala Desa ……………..”

3. Tahap ketiga

Selanjutnya surat keterangan ahli waris tersebut dibawa ke

kantor kecamatan setempat untuk memohon tanda tangan

Pejabat Camat Surat keterangan warisan tersebut kemudian

diberi nomor, tanggal dan cap dengan kata-kata yang

berbunyi “Dikuatkan oleh Kami Camat”.

2.1.2.3.Pejabat Yang Berwenang Menerbitkan Surat Keterangan Hak Waris

Secara khusus tidak ada satupun peraturan perundang-undangan

yang mengatur tentang keterangan hak waris dan siapa saja pejabat yang

berwenang dalam menerbitkan surat keterangan hak waris”.78

Menurut Syahril Sofyan satu-satunya ketentuan tertulis yang

mengatur tentang wewenang pembuatan surat keterangan hak waris yang

dikenal dalarn praktek sehari-hari diatur dalam lntruksi bagi para Pejabat

78

Tan Thong Kie, Op-Cit, halaman 290

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

65

Universitas Indonesia

Pendaftaran Tanah di Indonesia dan mereka yang bertindak sedemikian

yang diatur dalam Pasal 14 Staats blad 1916 Nomor 517, yang mulai

berlaku pada tanggal 1 November 1916, yang memberikan kewenangan

untuk membuat surat keterangan hak waris itu kepada Balai Harta

Peninggalan setempat.‟ Oleh karena tidak adanya peraturan yang mengatur

mengenai keterangan hak waris dan pejabat yang berwenang

menerbitkannya, maka untuk menghindari terjadinya kekosongan hukum

Mahkamah Agung Republik Indonesia dengan suratnya tanggal 8 Mei

1991 Nomor MA/Kumdil/171/V/K/1991 yang ditujukan kepada Ketua

Pengadilan Tinggi, Ketua Pengadilan Tinggi Agama, Ketua Pengadilan

Negeri dan Ketua Pengadilan Agama di seluruh Indonesia berhubungan

dengan surat Mahkarnah Agung Republik Indonesia tanggal 25 Maret

1991 Nomor KMA/041/III/1991, telah menunjuk Surat Edaran tanggal 20

Desember 1969 Nomor Dpt/12/63/12/69 yang diterbitkan oleh Direktotat

Jenderal Agraria Direkiorat Pendaftáran Tanah (Kadaster) di Jakarta, yang

menyatakan bahwa guna keseragaman dan berpokok pangkal dari

penggolongan penduduk yang pernah dikenal sejak sebelum kemerdekaan,

hendaknya keterangan hak waris untuk warga negara indonesia juga

diterbitkan berdasarkan penggolongan penduduk tersebut.

Adapun penjabat yang berwenang mengeluarkan surat keterangan

hak waris bagi golongan penduduk Indonesia asli (Bumiputera), surat

keterangan ahli waris dibuat oleh para ahli waris yang kemudian

dibenarkan dan dikuatkan oleh Lurah dan Camat penduduk Indonesia asli,

terutama yang tinggal di pedalaman daerah terpencil jauh dari kota, pada

awalnya banyak mengalami masalah dalam bidang pembuktian yang

berkenaan dengan kewarisan. Terutama bagi para ahli waris yang

menerima barang warisan berupa tanah. Kesulitan pembuktian kewarisan

tersebut, akhirnya dapat diatasi dan dipecahkan dengan terbitnya Surat

Edaran yang ditandatangani oleh Badan Pembinaan Hukum Direktorat

Jenderal Agraria, Departemen Dalam Negeri, tertanggal 20 Desember

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

66

Universitas Indonesia

1969, Nomor: 44 Dp/J12/63/12/69, tentang Surat Keterangan Warisan dan

Pembuktian Kewarganegaraan

Dalam surat Edaran tersebut diatur mengenai kewenangan pejabat

Lurah/Kepala Desa dan Camat untuk menyaksikan, membenarkan dan

menguatkan surat keterangan ahli waris yang dibuat oleh ahli waris. Surat

keterangan ahli waris tersebut demi hukum diakui sebagai alat bukti

otentik oleh instansi pejabat kantor pertanahan (agraria) untuk mengurus

barang warisan berupa tanah dalam melakukan pendaftaran hak (balik

nama) atau permohonan hak baru (sertifikat).

2.1.2.4.Surat Keterangan Ahli Waris sebagai Alat Bukti

Menurut Prof. Subekti79

alat bukti, adalah alat–alat yang

dipergunakan untuk membuktikan dalil–dalil suatu pihak di muka

pengadilan, misalnya bukti-bukti yang bersifat tulisan, dan dan bukti-bukti

yang bukan tulisan seperti, kesaksian, persangkaan, sumpah dan lain-lain.

Alat bukti yang bersifat tertulis dapat berupa surat dan dapat

berupa akta. Surat ialah segala sesuatu yang memuat tanda bacaan yang

dimaksudkan untuk menuangkan isi hati atau untuk menyampaikan buah

pikiran seseorang dan dapat dipergunakan dalam pembuktian.80

Alat pembutikan tertulis yang berupa surat, merupakan salah satu

alat bukti yang sah menurut hukum. Alat bukti surat ini, memegang

peranan penting dalam semua kegiatan yang menyangkut bidang

keperdataan, misalnya jual beli, utang piutang, tukar menukar, sewa

menyewa dan sebagainya.

Alat pembuktian tertulis yang berupa surat, menurut A. Pitlo

adalah pembawa tanda tangan bacaan yang berarti menerjemahkan suatu

79

Subekti dan Tjitrosoedibio, Kamus Hukum, (Jakarta, Pradnya Paramita, 1980),

halaman.21

80

Hari Sasangka, Hukum Pembuktian dalam Perkara Pidana, (Bandung, Mandar Maju,

2003), halaman 62

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

67

Universitas Indonesia

isi pikiran81

. Sudikno Mertokusumo, juga menjelaskan bahwa alat bukti

tertulis yang berupa surat adalah segala sesuatu yang memuat tanda-tanda

baca yang dimaksud untuk mencurahkan isi hati atau untuk menyampaikan

buah pemikiran seseorang dan dapat dipergunakan sebagai pembuktian82

.

Dengan demikian maka segala sesuatu yang tidak memuat tanda-tanda

bacaan, atau meskipun memuat tanda-tanda bacaan, akan tetapi tidak

mengandung buah pemikiran, tidaklah termasuk dalam pengertian alat

bukti tertulis atau surat, misalnya gambar, foto atau peta.

Tujuan dari pembuktian adalah untuk memperoleh kepastian

bahwa suatu peristiwa/fakta yang diajukan itu benar-benar terjadi, guna

mendapat putusan hakim yang benar dan adil83

. Hukum pembuktian dalam

berperkara merupakan bagian yang sangat kompleks dalam proses litigasi.

Pembuktian berkaitan dengan kemampuan merekonstruksi kejadian atau

peristiwa masa lalu sebagai suatu kebenaran84

.

Surat sebagai alat bukti tertulis dapat dibedakan dalam bentuk akta

dan surat bukan akta. Menurut A. Pitlo, akta adalah suatu surat yang

ditandatangani, diperbuat untuk dipakai sebagai alat bukti dan untuk

dipergunakan oleh orang, untuk keperluan siapa surat itu dibuat85

.

Surat keterangan waris merupakan alat bukti yang dipergunakan

oleh pejabat untuk menentukan siapa yang menjadi ahli waris dan pewaris,

dan dan surat keterangan waris tersebut dapat diketahui siapa yang berhak

atas harta yang ditinggalkan. Jadi tidaklah mengherankan kalau Instansi

pemerintah maupun swasta menghendaki adanya pegangan yang

81

Pitlo, Pembuktian Dan Daluwarsa, cetakan ke-1, (Jakarta, Itermasa, 1978) halaman.12

82

Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, (Yogyakarta, Liberty, 2002),

halaman.142

83

Jan Michiel Otto, Kepastian Hukum di Negara Berkembang, terjemahan Tristam

Moeliono, (Jakarta, Komisi Hukum nasional, 2003), halaman 5

84

M.Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama UU no. 7

tahun 1989, Jakarta, Pustaka Kartini, 1990) halaman 496

85

Teguh Samudra, Hukum Pembuktian dalam Acara Perdata, (Bandung, Alumni, 1992),

halaman.37

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

68

Universitas Indonesia

menjamin bahwa mereka menyerahkan dan membayar kepada orang atau

orang-orang yang benar-benar berhak menerimanya. Untuk itu “tidaklah

heran suatu instansi meminta surat keterangan dari pihak yang berwenang

dalam menerbitkan surat keterangan tersebut (Surat Keterangan ahli

waris).86

Namun perlu diketahui bahwa surat keterangan ahli waris yang

berlaku di Indonesia masih bersifat pluralistis artinya bahwa surat

keterangan ahli waris yang diterbitkan bukan hanya diterbitkan oleh

seorang Notaris tapi masih ada instansi lain yang ditunjuk oleh pemerintah

untuk menerbitkannya. Hal ini diakibatkan oleh belum adanya suatu

Undang-Undang yang mengatur tentang surat keterangan ahli waris

tersebut, sehingga mengakibaikan di Indonesia sampai sekarang ini belum

terdapat suatu kesatuan hukum tentang hukum waris yang dapat diterapkan

untuk seluruh warga negara Indonesia. Oleh karena itu hukum waris yang

diterapkan kepada seluruh warga negara Indonesia masih berbeda-beda

dan dapat katakan bersifat “pluralism.

Keanekaragaman sistem hukum waris yang berlaku di Indonesia

dikarenakan oleh karena bangsa Indonesia terdiri dari beranekaragam suku

dan agama dengan berbagai macam kebiasaan. Di samping itu juga karena

adanya penggolongan penduduk yang mengakibatkan perbedaan hukum

yang berlaku bagi setiap golongan penduduk dan status keragaman sistirn

hukum ini masih berlaku hingga sekarang.

2.1.3. Pengadilan Agama

Peradilan Agama berlaku bagi penduduk yang beragama Islam

yang keberadaannya diatur dalam Undang-Undang Pokok Kekuasaan

Kehakiman juncto Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Pengadilan Agama. Peradilan Agama bertugas dan berwenang untuk

memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan perkara-perkara ditingkat

86

Tan Thong Kie, Studi Notariat Serba-Serbi Praktek Notaris. Buku I, (Jakarta, Ichijar

Baru Van Hoevc, 2000), halaman. 289

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

69

Universitas Indonesia

pertama antara orang-orang beragama Islam, dibidang perkawinan,

kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam dan

wakaf den sadaqah.

Khusus untuk bidang kewarisan, Pengadilan Agama hanya

mempunyai tugas dan wewenang untuk memeriksa, memutuskan dan

menyelesaikan perkara perkara bagi orang-orang/penduduk Indonesia

yang beragama Islam. Sehingga dengan demikian Pengadilan Agama yang

akan menentukan siapa-siapa yang menjadi ahli waris, penentuan

mengenai harta peninggalan penentuan mengenai bagian masing-masing

ahli waris dan melaksanakan pembagian tersebut menurut ketentuan-

ketentuan hukum Islam berdasarkan A1‟Quran.

Mengenai tugas dan wewenang Pengaditan Agama untuk

memutuskan perkara-perkara dibidang kewarisan tersebut, Mahkamah

Agung berpendapat bahwa tugas dan wewenang tersebut adalah dalam

konteks perkara yang bersifat sengketa (konrensius), dan tidak dalam

konteks perkara yang bersifat permohonan penetapan (voluntair).

Dengan merujuk kepada Surat Edaran Mahkamah Agung tersebut

diatas, jelas dinyatakan bahwa “Pengadilan Agamu tidak berwenang untuk

memeriksa dan memutuskan/menetapkan perrnohonan ahli varis tersebut”.

Apabila larangan ini diikuti, maka akan menimbulkan suatu persoalan

yang tidak dapat dipecahkan, yaitu kepada siapa dan atau kepada lembaga

mana ahli waris harus memohon penetapan ahli waris dan penetapan

perolehan bagian masing-masing menurut hukum Islam berdasarkan

A1‟Quran. Mengajukan permohonan kepada lembaga Pengadilan Negeri,

Balai Harta Peninggalan, Notaris, dan Lurah/Kepala Desa yang dikuatkan

oleh Camat, juga tidak mungkin, mengingat pada umumnya mereka jarang

mempunyai keahlian dalam bidang hukum kewarisan islam. Hal ini

merupakan suatu dilema yang harus mendapat perhatian dari pemerintah.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

70

Universitas Indonesia

BAB 3

PENENTUAN AHLI WARIS DALAM PUTUSAN

PENGADILAN AGAMA BANDUNG

NOMOR 0863/PDT.P/2011 /PA.BDG

3.1. Pengadilan Agama Bandung

Pengadilan Agama merupakan sebuah lembaga Peradilan Agama

yang berkedudukan di kabupaten. Sebagai pengadilan tingkat pertama,

Pengadilan Agama memiliki tugas dan wewenang untuk memeriksa,

memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara perdata Islam tertentu antara

orang-orang yang beragama Islam di Indonesia.87

Dari pengertian di atas maka Pengadilan Agama Bandung adalah

suatu pengadilan tingkat pertama yang menangani masalah hukum perdata

Islam tertentu di wilayah kabupaten Bandung.

a. Kompetensi Relatif Pengadilan Agama.

Kompetensi relatif adalah kompetensi Pengadilan Agama

berdasarkan daerah hukumnya, kompetensi relatif ini mempunyai

arti penting sehubungan dengan ke Pengadilan Agama mana orang

akan mengajukan perkaranya.88

b. Kompetensi Absolut Pengadilan Agama.

Adapun perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama

Bandung sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

87

Roihan A. Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

1998), halaman. 6.

88

Ibid.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

71

Universitas Indonesia

tentang Peradilan Agama yang kemudian dirubah kedalam

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan terakhir dirubah dengan

Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama

adalah sebagai berikut:

1. Perkawinan

Bidang perkawinan yang menjadi kewenangan Pengadilan

Agama adalah izin poligami, pencegahan perkawinan,

penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah,

pembatalan perkawinan,kelalaian atas kewajiban

suami/istri,cerai talak,cerai gugat,harta bersama,

penguasaan anak, nafkah anak oleh ibu karena ayah tidak

mampu, hak-hak mantan istri atau kewajiban

suami,pengesahan anak, pencabutan kekuasaan orang tua,

perwalian, pencabutan kekuasaan wali, penunjukkan orang

lain sebagai wali oleh pengadilan, ganti rugi terhadap wali,

asal-usul anak, penolakan kawin campuran, isbat nikah,

dispensasi kawin,wali „adhal.89

2. Waris, kewenangannya adalah penentuan ahli waris,

Penentuan mengenai harta peninggalan, Penentuan bagian

masing-masing ahli waris dan melaksanakan pembagian

harta waris tersebut.90

3. Wasiat

4. Hibah

5. Wakaf

6. Shadaqoh

7. Ekonomi syari‟ah.91

89

http://www.pa-sidoarjo.net (29 Juni 2011).

90

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama

91

Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2006, tentang Perubahan atas Undang-

Undang No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama Op. Cit, Pasal 49.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

72

Universitas Indonesia

3.1.2. Deskripsi Kasus Penentuan Ahli Waris di Pengadilan Agama

Bandung

3.1.2.1.Duduk Perkara Kasus Penentuan Ahli Waris di Pengadilan Agama

Bandung

Kasus yang akan diteliti kali ini bermula dari gugatan yang

diajukan para penggugat yang terdaftar di Pengadilan Agama Bandung

tanggal 11 Mei 2011. Dalam kasus penentuan ahli waris tersebut pihak-

pihak pemohon adalah Wanti Denti Arti binti Ana Hanap, Rodiah Binti

Ana Hanapi, Nanang Bin Ana Hanapi, Lilis Yuningsih Binti Ana Hanapi,

Sukinah Binti Ana Hanapi yang selanjutnya disebut sebagai pemohon.

Permohonan tersebut diajukan oleh Asep Rachmat Bin Ana Hanapi,

mewakili para pemohon lainnya 92

Pengajuan permohonan dalam surat Permohonannya tertanggal 14

April 2011 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Bandung,

Nomor : 0863/Pdt .P/2011 /PA.Bdg, tanggal 21 Apri l 2011, yang isi

pokoknya adalah sebagai berikut :

1. Pada tanggal 12 Januari 1957 Bapak Ana Hanapi dengan Ibu Umung

telah menikah yang di langsungkan di wilayah Kantor Urusan

Agama Kecamatan Buahbatu Kota Bandung.

2. Dari pernikahan tersebut telah dikaruniai 6 (enam) orang anak yang

bernama Wanti Denti Arti (anak kandung perempuan),

AsepRachmat, (anak kandung laki-laki), Rodiah, (anak kandung

perempuan), Nanang, (anak kandung laki-laki), LilisYuningsih,

(anak kandung perempuan) dan Sukinah, (anak kandung

perempuan).

3. Pada tanggal 20 Februari 1995 Bapak Ana Hanapi meninggal dunia

di Bandung, dengan meninggalkan ahli waris seorang istri bernama

Umung dan 6 (enam) orang anak kandung seperti tersebut diatas.

4. Pada tanggal 02 Juni 2006 Ibu Umung telah meninggal dunia di

Bandung, surat kematian terlampir dengan meninggalkan Ahli Waris

92

Putusan Pengadilan Agama Penetapan Nomor : 0863/Pdt .P/2011 /PA.Bdg, halaman. 1

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

73

Universitas Indonesia

yaitu Wanti Denti Arti, (anak kandung perempuan), Asep Rachmat,

(anak kandung laki-laki), Rodiah,(anak kandung perempuan),

Nanang, (anak kandung laki-laki), Lilis Yuningsih, (anak kandung

perempuan) dan Sukinah,(anak kandung perempuan).

5. Kedua orang tua Bapak Ana Hanapi dan Ibu Umung telah meninggal

dunia terlebih dahulu.

6. Di samping meninggalkan ahli waris, almarhum Bapak Ana Hanapi

dan almarhumah Ibu Umung meninggalkan tanah dan rumah.

7. Penetapan Pengadilan Agama Ini dibuat untuk pembagian

peninggalan Bapak Ana Hanapi dan IbuUmung.

Berdasarkan apa yang telah diuraikan, maka dengan ini Pemohon

memohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Agama Bandung untuk

memanggil Pemohon agar hadir dimuka persidangan dan memberikan

penetapan sebagai berikut:

1. Mengabulkan permohonan Pemohon.

2. Menetapkan bahwa ahli waris dari almarhum Bapak Ana Hanapi dan

Ibu Umung adalah Wanti Denti Arti, (anak kandung perempuan),

Asep Rachmat, (anak kandung laki-laki), Rodiah, (anak kandung

perempuan), Nanang, (anak kandung laki-laki), Lilis Yuningsih, (anak

kandung perempuan) dan Sukinah, (anak kandung perempuan).

3. Menetapkan bahwa pemohon telah mangajukan bukti-bukti berupa :

1). Photo copy Kartu Tanda Penduduk atas nama Wanti Denti Artibinti

Ana Hanapi, bukti (P-1).

2). Photo copy Kartu Tanda Penduduk atas nama Asep Rachmat binti

Ana Hanapi, bukti (P-2).

3). Photo copy Kartu Tanda Penduduk atas nama Rodiah binti Ana

Hanapi, bukti (P-3).

4). Photo copy Kartu Tanda Penduduk atas nama Nanang bin Ana

Hanapi, bukti (P-4).

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

74

Universitas Indonesia

5). Photo copy Kartu Tanda Penduduk atas nama Lilis Yuningsih binti

Ana Hanapi, bukti (P-5).

6). Photo copy Kartu Tanda Penduduk atas nama Sukinah binti Ana

Hanapi, bukti (P-6).

7). Photo copy Surat Kematian Nomor: 18/SK/Dwt/IV/11dari

Kelurahan Derwati Kecamatan Rancasari Kota Bandung atas nama

Ana Hanapi dan Nomor : 19/SK/VI/Dwt.06 dari Kelurahan Derwati

Kecamatan Rancasari Kota Bandung atas nama Umung, bukti(P-7)

8). Photo copy Surat Nikah Nomor : 20/1957 dari KUA Kecamatan

Buah batu Kabupaten Bandung atas nama Ana Hanapi dan Umung,

bukti (P-8).

9). Photo copy Surat Keterangan Ahli Waris Dari Kelurahan Derwati

Kecamatan Rancasari Kota Bandung, bukti (P-9).

10). Photo copy Surat Kelahiran Nomor : 964/57 atas nama Wanti Denti

Arti, bukti (P-10).

11). Photo copy Surat Kenal Lahir Nomor: 01087/ 1982 atas nama Asep

Rachmat, bukti (P-11).

12). Photo copy Kutipan Akta Kelahiran Nomor: 3174/2005 atas nama

Rodiah, bukti (P-12).

13). Photo copy Surat Keterangan Kelahiran Nomor : 38/Kel-

Dwt/III/2011 dari Kelurahan Derwati Kecamatan Rancasari Kota

Bandung yang menerangkan bahwa Nanang adalah anak kandung

dari pasangan suami istri Ana Hanapi dan Umung, bukti (P-13).

14). Photo copy Surat Kelahiran Nomor: 359/678/1969 atas nama Lilis

Yuningsih, bukti (P-14).

15). Photo copy Surat Keterangan Kelahiran Nomor : 408/Kel-

Dwt/III/2011 dari Kelurahan Derwati Kecamatan Rancasari Kota

Bandung yang menerangkan bahwa Sukinah adalah anak kandung

dari pasangan suami istri Ana Hanapi dan Umung, bukti (P-15).

4. Menetapkan bahwa permohonan pemohon dibacakan pada hari

persidangan yang telah ditetapkan.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

75

Universitas Indonesia

5. Menetapkan biaya menurut hukum.

Bukti-bukti tersebut telah dibubuhi materai cukup dan telah

dicocokan dengan aslinya.

Selain itu saksi yang diajukan pemohon adalah :

1. Umbi Juhanabin Amid, umur 50 tahun, agama Islam, pekerjaan

Karyawan Swasta, tempat kediaman di Jalan Gumuruh Rt. 06Rw.06

Kelurahan Gumuruh Kecamatan Batununggal Kota Bandung

2. Enzul Sunarya bin Usin, umur 58 tahun, agama Islam, pekerjaan

Karyawan Swasta tempat kediaman di Jalan Keadilan No.

02/NERt.11 Rw 09 Kelurahan Derwati Kecamatan Rancasari Kota

Bandung.

Adapun saksi-saksi dalam dalam memberikan keterangan adalah

sebagai berikut :

1. Keterangan saksi Umbi Juhana bin Amid,

a. Saksi mengenal dengan Para Pemohon karena saksi adalah kakak

ipar Pemohon yang mengetahui maksud permohonan Pemohon

yaitu mengajukan penetapan ahli waris dari almarhum Ana Hanapi

dan almarhumah Umung

b. Informasi dari saksi Ana Hanapi meninggal dunia pada tahun 1995

sedangkan Umung meninggal dunia pada tahun2006, keduanya

meninggal dunia di Bandung karena sakit.

c. Almarhum Ana Hanapi dan almarhumah Umung menikah di

Kantor Urusan Agama Kecamatan Buahbatu Kota Bandung pada

tahun 1957.

d. Dari hasil pernikahan antara Ana Hanapi dengan Umung dikaruniai

6 (enam) orang anak yang bernama : Wanti Denti Arti, Asep

Rachmat, Rodiah, Nanang, Lilis Yuningsih dan Sukinah, keenam

orang anak mereka masih hidup dan semuanya muslim.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

76

Universitas Indonesia

e. sepengetahuan saksi almarhum Ana Hanapi dan almarhumah

Umung tidak pernah bercerai.

f. Sepengetahuan saksi kedua orang tua almarhum Ana Hanapi dan

almarhumah Umung telah meninggal dunia terlebih dahulu

g. Sepengetahuan saksi mereka semua tidak adalah halangan untuk

menjadi ahli waris.

2. Saksi Enzul Sunaryabin Usin, menerangkan:

a. Saksi kenal dengan Para Pemohon karena saksi adalah tetangga

para Pemohon.

b. Saksi mengetahui maksud permohonan Pemohon yaitu mengajukan

penetapan ahli waris dari almarhum Ana Hanapi dan almarhumah

Umung.

c. Sepengetahuan saksi, Ana Hanapi meninggal dunia pada tahun

1995 sedangkan Umung meninggal dunia pada tahun 2006,

keduanya meninggal dunia di Bandung karena sakit.

d. Sepengetahuan saksi almarhum Ana Hanapi dan almarhumah

Umung menikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan Buah batu

Kota Bandung pada tahun 1957.

e. Dari hasil pernikahan antara Ana Hanapi dengan Umung dikaruniai

6 (enam) orang anak yang bernama : Wanti Denti Arti, Asep

Rachmat, Rodiah, Nanang, Lilis Yuningsih dan Sukinah, keenam

orang anak mereka masih hidup dan semuanya muslim.

f. Sepengetahuan saksi almarhum Ana Hanapi dan almarhumah

Umung tidak pernah bercerai.

g. Sepengetahuan saksi kedua orangtua almarhum Ana Hanapi dan

almarhumah Umung telah meninggal dunia terlebih dahulu.

h. Sepengetahuan saksi mereka semua tidak ada halangan untuk

menjadi ahli waris.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

77

Universitas Indonesia

Dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara penetapkan ahli waris:

a. Para pemohon memohon agar ditetapan sebagai ahli waris dari sdr.

Ana Hanapi yang telah meninggal dunia pada tanggal 20 Pebruari

1995 dan sdri. Umung yang telah meninggal dunia pada tanggal 02

Juni 2006, keduanya meninggal dunia di Bandung karena sakit.

b. Sesuai dengan ketentuan Penjelasan pasal 49 angka 37 huruf b

Undang -Undang nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama,

yaitu Peradilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa,

memutuskan dan menyelesaikan perkara di Tk I antara orang-orang

yang beragama islam di bidang waris.

c. Penentuan ahli waris bagi orang yang beragama Islam, merupakan

yuridiksi Pengadilan Agama.

d. Pokok permasalahan tersebut, maka yang perlu dibuktikan oleh para

Pemohon, apakah benar sdr. Ana Hanapi telah meninggal dunia pada

tanggal 20 Pebruari 1995 di Bandung karena sakit dan apakah benar

sdri. Umung telah meninggal dunia pada tanggal 02 Juni 2006 di

Bandung karena sakit serta apakah benar para Pemohon tersebut

merupakan ahli waris dari almarhum Ana Hanapi dan almarhumah

Umung.

e. Untuk meneguhkan dalil-dalil Permohonannya, para Pemohon telah

mengajukan bukti-bukti surat terdiri dari P-1 sampai dengan P-15 dan

dua orang saksi yaitu :

1. Umbi Juhana bin Amid.

2. Enzul Sunarya bin Usin.

Bukti P-1 s/d P-6 merupakan bukti identitas diri atas nama 6 (enam)

orang anak kandungnya, yang menyatakan

bahwa 6 (enam) orang anak tersebut tinggal

sebagaimana tersebut dalam surat

permohonannya, dan mereka beragama islam.

Bukti P-7, merupakan bukti kematian atas nama Ana

Hanapi dan Umung berdasarkan bukti tersebut

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

78

Universitas Indonesia

benar bahwa sdr.Ana Hanapi, telah meninggal

dunia pada tanggal 20 Pebruari 1995 dan sdri.

Umung telah meninggal dunia pada tanggal 02

Juni 2006.

Bukti P-8, merupakan bukti otentik atas nama Ana Hanapi

dan Umung berdasarkan bukti tersebut benar

bahwa Ana Hanapi telah melangsungkan

pernikahan dengans eorang perempuan

beragama Islam bernama Umung yang

dilangsungkan dihadapan Pegawai Pencatat

Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan

Buahbatu Kota Bandung.

Bukti P-9, merupakan bukti keterangan yang menerangkan

benar bahwa para Pemohon merupakan ahli

waris dari Ana Hanapi dengan Umung.

Bukti P-10 s/d P-15 merupakan bukti bahwa benar 6 (enam ) orang

anak tersebut adalah anak kandung dari

pasangan Ana Hanafi dan Umung.

Fakta-Fakta

Berdasarkan pada dalil-dalil yang dikemukakan oleh Para

Pemohon yang didukung oleh bukti-bukti baik bukti surat maupun saksi,

diperoleh fakta-fakta sebagai berikut:

1. Bahwa benar Sdr Ana Hanapi telah meninggal dunia pada tanggal

20 Pebruari 1995 dan sdri. Umung telah meninggal dunia pada

tanggal 02 Juni 2006, keduanya meninggal dunia di Bandung

karena sakit.

2. Bahwa benar Sdr.Ana Hanapi beragama Islam dan ia telah menikah

secara Islam dengan seorang perempuan bernama sdri. Umung

pada tanggal 12 Januari 1957 dan belum pernah bercerai.

3. Bahwa benar dari hasil pernikahan antara sdr. Ana Hanapi dengan

sdri. Umung telah lahir 6 (enam) orang anak masing-masing

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

79

Universitas Indonesia

bernama : Wanti Denti Arti, Asep Rachmat, Rodiah, Nanang, Lilis

Yuningsih dan Sukinah, keenam orang anak tersebut pada saat

sekarang masih hidup, semuanya beragama islam.

4. Bahwa benar kedua orang tua almarhum Ana Hanapi dan

almarhumah Umung telah meninggal dunia terlebih dahulu dan

mereka semua beragama Islam.

Sesuai dengan ketentuan pasal 171 huruf c Kompilasi Hukum

Islam (KHI) yang dimaksud dengan ahli waris adalah orang yang pada saat

meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan

dengan Pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum untuk

menjadi ahli waris.

Berdasarkan fakta-fakta yang telah diuraikan diatas para

pemohon yang bernama Wanti Denti Arti, Asep Rachmat, Rodiah,

Nanang, Lilis Yuningsih dan Sukinah mempunyai hubungan darah dengan

almarhum Ana Hanapi dan almarhumah Umung, sebagai anak kandung.

Disamping itu para Pemohon tidak terhalang karena hukum untuk menjadi

ahli waris.

Berdasarkan pada fakta-fakta tersebut diatas, maka terbukti bagi

Majelis Hakim bahwa benar Sdr. Ana Hanapi telah meninggal dunia pada

tanggal 20 Pebruari 1995 dan Sdri. Umung telah meninggal dunia pada

tanggal 02 Juni 2006 dengan meninggalkan ahli waris yaitu:

1. Wanti Denti Arti,(anak kandung perempuan).

2. Asep Rachmat, (anak kandung laki-laki).

3. Rodiah, (anak kandung perempuan).

4. Nanang, (anak kandung laki-laki).

5. Lilis Yuningsih, (anak kandung perempuan).

6. Sukinah,(anak kandung perempuan).

Berdasarkan ketentuan pasal 174 ayat (2), dijelaskan bahwa

apabila semua ahli waris itu ada, maka yang berhak mendapat warisan

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

80

Universitas Indonesia

hanya: anak, ayah, ibu, janda atau duda, dengan pertimbangan tersebut

diatas, maka Pemohon telah berhasil membuktikan dalil-dalil

permohonannya dan karenanya permohonan para Pemohon patut

dikabulkan.

Berdasarkan bukti-bukti tersebut diatas, maka Pengadilan

Agama Bandung menetapkan:

1. Mengabulkan permohonan Para Pemohon.

2. Menetapkan ahli waris dari almarhum Bapak Ana Hanapi

almarhumah Ibu Umung adalah:

2.1. Wanti Denti Arti binti Ana Hanapi, (anak kandung

perempuan).

2.2. Asep Rachmat bin Ana Hanapi, (anak kandung laki-laki).

2.3. Rodiah binti Ana Hanapi, (anak kandung perempuan).

2.4. Nanang bin Ana Hanapi, (anak kandung laki-laki).

2.5. Lilis Yuningsih binti Ana Hanapi, (anak kandung

perempuan).

2.6. Sukinah binti Ana Hanapi, (anak kandung perempuan).

3. Membebankan biaya perkara kepada Para Pemohon sejumlah

Rp.121.000,- (seratus dua puluh satu ribu rupiah).

3.2. Analisis dan Pembahasan

3.2.1. Praktek dan Pengaturan tentang pembuatan Surat Keterangan Ahli

Waris

Hukum Kewarisan adalah hukum yang mengatur peralihan harta

kekayaan yang ditinggalkan seseorang yang meninggal dunia kepada ahli

warisnya. Kewarisan merupakan salah satu jalan atau cara peralihan suatu

harta atau barang dari satu generasi kepada generasi berikutnya, atau dari

satu orang kepada orang lain dimana dengar adanya kematian maka akan

muncul pewarisan, dengan kata lain kewarisan baru terbuka ketika ada

kematian.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

81

Universitas Indonesia

Sebelum harta pusaka atau harta warisan yang ditinggalkan oleh

pewaris akan dibagikan kepada masing-masing ahli waris maka terlebih

dahulu harus dikeluarkan biaya pengurusan jenazah, pelunasan utang-

utang si pewaris, dan pelaksanaan wasiat (jika ada), setelah itu barulah

penentuan siapa saja yang berhak untuk menjadi ahli waris, karena seperti

diketahui bahwa tidak sernua ahli waris berhak untuk mewaris. Hal ini

karena harta warisan merupakan suatu masalah yang amat mudah untuk

menimbulkan sengketa atau perselisihan diantara para ahli waris ataupun

dengan pihak ketiga.

Untuk itu dibutuhkan surat keterangan ahli waris guna menentukan

siapa-siapa yang berhak menjadi ahi waris. Dengan adanya surat

keterangan tersebut maka “apabila ada persoalan yang timbul mengenai

siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dari seorang yang meninggal

dunia, maka ahli waris dapat menjadikan surat keterangan tersebut sebagai

alat bukti”.

Menurut Pasal 107 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989

menegaskan adanya kewenangan dari Pengadilan Agama untuk melakukan

pembagian harta warisan dengan syarat:

a. Harta warisan yang hendak dibagi diluar sengketa Pengadilan

b. Ada permohonan untuk melakukan pembagian dari seluruh ahli

waris.

Menurut hasil penelitian bahwa Surat Keterangan Ahli Waris yang

dibuat oleh para ahli waris dengan diketahui oleh kepala Desa/Lurah dan

dikuatkan oleh Camat sering dilakukan dengan pemberian kuasa ini

dilakukan apabila ada anak yang masih di bawah umur ada ahli waris yang

tidak bisa hadir semuanya untuk menandatangani surat keterangan ahli

waris tersebut.

Memang harus diakui di sini salah satu kekurangan kepala

Desa/Lurah untuk menerangkan kepada masyarakat arti dan maksud surat

kuasa yang dibuat oleh masyarakat, namun hal ini tidak dapat dipungkiri

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

82

Universitas Indonesia

bahwa sebagian dari Kepala Desa/Lurah dan bahkan Camat masih kurang

pengetahuan atau kurang profesional dalam menjalankan tugasnya.

Terhadap Surat Keterangan Ahli Waris yang dibuat oleh Kepala

Desa/Lurah dan dikuatkan oleh Camat tersebut adalah berbunyi “Khusus”

untuk mengurus hal-hal yang berhubungan dengan pihak Bank maupun di

Instansi terkait atas nama harta peninnggalan almarhum.

Untuk itu dalam memberikan Surat Keterangan Ahli Waris kepada

ahli waris, kelurahan harus memperhatikan kondisi yang sebenarnya untuk

mencegah dan mengurangi timbulnya kasus sengketa ahli waris

diantaranya:

1. Kelurahan dalam memberikan Surat Keterangan Ahli Waris harus

benar-benar berdasarkan data-data yang ada di kelurahan baik subjek

maupun objeknya atau siapa subjeknya dan siapa yang menggunakan

objeknya. Bila tidak terdapat data yang mendukung maka minimal

melakukan pengecekan lokasi dan mempertanyakan kepada pihak-

pihak yang berbatasan atau para tetangga yang berbatasan dengan

tanah yang merupakan harta peninggalan pewaris.

2. Kelurahan dalam mengesahkan surat keterangan ahli waris harus

menghadirkan seluruh ahli waris sehingga dapat mengetahui dengan

pasti ahli waris dengan sesungguhnya dan persetujuan dari parad ahli

waris dalam memberikan surat keterangan waris.

3.2.2. Kekuatan hukum Surat Keterangan Ahli Waris (SKW) sebagai alat

bukti dalam perkara warisan.

Surat keterangan hak ahli waris baik yang ditetapkan Pengadilan

Agama, atau yang dibuat oleh ahli waris sendiri dibenarkan dan dikuatkan

oleh kepala Desa Lurah/ Camat merupakan suatu alat bukti yang kuat

tentang adanya suatu peralihan hak atas suatu harta peninggalan dari

pewaris kepada ahli waris. Artinya telah terjadi peralihan kepemilikan dari

pewaris kepada para ahli waris sesuai dengan jumlah ahli waris.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

83

Universitas Indonesia

Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri (SE Mendagri)

c,q. Dirjen Agraria Nomor. Dpt/12/63/69 tanggal 20 Desember 1969

menentukan bahwa pejabat yang berwenang menerbitkan surat keterangan

hak waris adalah didasarkan oleh status atau golongan hukum dari si

meninggal. Surat Edaran Mendagri ini dikuatkan oleh Surat Keputusan

Mahkamah Agung (SKMA) tanggal Mei 1991 Nomor.MA/ Kundi/I7I/

V/K/1991 yang ditujukan kepada seluruh Ketua Pengadilan Tinggi,

Pengadilan Tinggi Agama, Pengadilan Negeri di seluruh Indonesia dengan

melampirkan SKMA tanggal 041/IIII/1991 yang ditujukan kepada Ny Sri

Redjeki Kusnu, SH perihal “Mohon fatwa sehubungan dengan

permohonan penetapan ahli waris”. Keputusan Mahkarnah Agung ini

merujuk kembali kepada Surat Edaran Mendagri c.q. Dirjen Agraria

nomor Dpt/12/63/69 tanggal 20 Desember 1969, menurut Sudikno

Mertokusumo, bahwa yang dimaksud dengan akta adalah surat yang diberi

tanda tangan, yang memuat peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar

daripada suatu hak atau perikatan, yang dibuat sejak semula dengan

sengaja untuk pembuktian93

. Dengan demikian maka dapat dimengerti

bahwa tidak setiap surat merupakan akta.

Suatu surat untuk dapat dikatakan sebagai akta harus

ditandatangani, harus dibuat dengan sengaja, harus digunakan oleh orang

untuk keperluan siapa akta itu dibuat, dan harus dimaksudkan untuk alat

pembuktian. Apabila suatu surat tidak memenuhi ciri-ciri di atas, maka

surat tersebut tidak dapat digolongkan sebagai akta. Akta masih dapat

dibedakan lagi menjadi akta otentik dan akta dibawah tangan

Dalam hukum pembuktian dikenal sedikitnya 3 alat bukti tertulis:

Akta otentik, Akta dibawah tangan, dan Surat (yang bukan berupa akta).

Secara teroritis, yang dimaksud dengan akta otentik adalah surat atau akta

yang sejak semula dengan sengaja dibuat untuk pembuktian. Sejak semula

dengan sengaja berarti bahwa sejak awal dibuatnya surat itu tujuannya

93

bid

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

84

Universitas Indonesia

adalah untuk pembuktian dikemudian hari apabila terjadi sengketa94

. Yang

dimaksud dengan akta di bawah tangan adalah surat atau tulisan yang

dibuat tidak oleh pejabat yang berwenang untuk itu melainkan dibuat

sendiri oleh para pihak, bentuknya bebas dan dapat dibuat dimana saja.

Akta di bawah tangan mempunyai kekuatan pembutian sepanjang para

pihak mengakuinya atau tidak ada penyangkalan dari salah satu pihak.

Pasal 1869 KUHPerdata merumuskan akta di bawah tangan sebagai

berikut:

Suatu akta yang karena tidak berkuasa atau tidak cakapnya

pegawai yang dimaksud di atas atau karena suatu cacat dalam bentuknya,

tidak dapat diperlakukan sebagai akta otentik namun demikian mempunyai

kekuatan sebagai tulisan di bawah tangan jika ditandatangani oleh para

pihak. Sedangkan yang dimaksud dengan surat yang bukan berupa akta

adalah surat biasa yang dibuat tidak dengan maksud untuk dijadikan alat

bukti. Apabila di kemudian hari surat itu dijadikan sebagai alat bukti,

maka hal itu merupakan kebetulan saja, misalnya: surat lamaran

pekerjaan, memo, catatan harian dan pembukuan.

Dari hasil penelitian yang diperoleh di lapangan bahwa persoalan

kewarisan bagi Warga Negara Indonesia Asli (Bumi putera) sering terjadi,

hal ini karena jika berbicara tentang hukum kewarisan tidak terlepas dari

hukum keluarga. Hukum keluarga dalam kenyataan di indonesia sangat

pluralistis yaitu ada yang bersifat patrilineal (menurut garis keturunan

bapak), bersifat matrihineal (menurut garis keturunan ibu), dan bersifat

parental (menurut garis keturunan ayah dan ibu).

Pluralisme hukum yang terdapat didalam hukurn keluarga Warga

Negara Indonesia Asli (Pribumi) tidak menjadikan surat keterangan hak

mewaris menjadi berbeda-beda, artinya bahwa surat keterangan hak

mewaris tersebut tetap dibuat oleh ahli waris sendiri diketahui oleh

Lurah/Kepala Desa dan dikuatkan oleh Camat.

94

Sudikno Mertokusumo, Op cit, halaman. 145

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

85

Universitas Indonesia

Surat keterangan hak waris yang dibuat oleh para ahli waris yang

diketahui oleh Lurah/Kepala Desa dan dikuatkan oleh Camat tidak

selamanya rnembuahkan hasil yang sempurna bagi para pihak, hal ini

dapat dilihat dengan adanya surat keterangan yang diterbitkan oleh

Pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama bagi warga negara yang

beragama Islam. Penerbitan surat keterangan yang diterbitkan oleh

Pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama disebut “Penetapan”. Namun

perlu diketahui bahwa penetapan ini bisa terbit setelah adanya permohonan

dari para pihak yang berkepentingan. akan tetapi dengan surat keterangan

ahli waris yang dibuat oleh para ahli waris tersebut belum tentu

menjadikan pewarisan itu berjalan dengan baik.

Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam pembuatan surat

keterangan ahli waris bagi orang Islam berdasarkan penelitian dilapangan

adalah bersumber dan kurangnya pengetahuan para ahli waris ataupun

Lurah yang menanganinya tentang hukum, khususnya Hukum Kewarisan

Islam adanya salah satu pihak yang tidak mau menandatangani surat

keterangan ahli waris, ketidak hadiran salah seorang atau beberapa ahli

waris, adanya anak yang dibawah umur dan keterbatasan biaya dari pada

ahli waris.

Untuk itu perlu diberikan sosialisasi baik kepada aparatur di

kelurahan maupun kecamatan terkait pembuatan surat keterangan ahli

waris maupun masyarakat yang sesuai dengan konstitusi dan aturan yang

berlaku serta tidak bertentangan dengan hukum Islam.

Patut dihargai bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung pernah

menggelar sosialisasi pencerahan tentang Hukum Kewarisan. Sosialisasi

ini digelar bekerja sama dengan Kementerian Agama Kota Bandung dan

Badan Pertanahan Kota Bandung.

Sosialisasi merupakan upaya pemerintah dalam memberikan

pencerahan khususnya yang berkaitan dengan Hukum Kewarisan.

sehingga aparatur di kelurahan dan kecamatan dapat memberikan

penjelasan kepada masyarakat. Selain itu, sosialisasi ini juga bertujuan

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

86

Universitas Indonesia

untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam

pengurusan Surat Keterangan Ahli Waris (SKAW)

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

87

Universitas Indonesia

BAB 4

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas penulis mengambil beberapa kesimpulan

diantaranya adalah:

1. Surat Keterangan Ahli Waris yang dibuat ahli waris sendiri dengan

diketahui Lurah dan dikuatkan oleh Camat bertujuan untuk menentuan

siapa-siapa saja yang berhak untuk menjadi ahli waris dari si pewaris

untuk mencegah sengketa diantara para ahli waris ataupun pihak

ketiga dilakukan agar permasalahan warisan merupakan suatu masalah

yang amat mudah untuk menimbulkan sengketa atau perselisihan

diantara ahli waris ataupun dengan pihak ketiga.

2. Kekuatan hukum Surat Keterangan Ahli Waris (SKW) sebagai alat

bukti dalam menentukan ahli waris memiliki kekuatan hukum sesuai

dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri (SE Mendagri) c,q.

Dirjen Agraria Nomor. Dpt/12/63/69 tanggal 20 Desember 1969

dikuatkan oleh Surat Keputusan Mahkamah Agung (SKMA) tanggal

Mei 1991 Nomor.MA/ Kundi/I7I/ V/K/1991, tentang adanya suatu

peralihan hak atas suatu harta peninggalan dari pewaris kepada ahli

waris.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

88

Universitas Indonesia

4.2. Saran

1. Surat Keterangan Ahli Waris yang dibuat oleh Lurah, selalu berdasarkan

pada pernyataan para pihak yang mengaku ahli waris, untuk itu perlu

dilakukan validasi terhadap kebenaran data yang diberikan ahli waris,

dengan melihat langsung ke lapangan, hal ini untuk menghindari pihak-

pihak yang dirugikan dengan dibuatnya Surat Keterangan Ahli Waris.

2. Surat Keterangan Ahli Waris selain bisa dibuat oleh kelurahan

sebaiknya Notaris dapat dijadikan alternatif sebagai satu-satunya

institusi atau pejabat yang berwenang untuk membuat Surat Keterangan

Ahli Waris untuk seluruh penduduk Warga Negara Indonesia tidak

berdasarkan etnis/suku, agama atau golongan penduduk apapun.

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia,(Jakarta : Akademika

Pressindo, 1992)

Ali Muhammad Daud, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum

Islam di Indonesia ( Jakarta :Rajawali Pers, 1990)

Ali Zainuddin, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia (Jakarta:

Sinar Grafika, 2006)

Al Quran dan Terjemahannya, (Jakarta : Depag RI, 1980).

Arto H.A.Mukti, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003)

Ash-Shabuni Muhammad Ali, Hukum Waris Dalam Syari'at Islam, (Bandung:

Diponegoro, 1974)

Ash-Shabuni Muhammad Ali, Hukum Waris Islam, (Surabaya, Al-Ikhlas, 1995)

Asri Benyamin, Hukum Waris Islam, (Bandung, Tarsito, 1989)

Djakfar Idris dan Yahya Taufik, Kompilasi Hukum Kewarisan Islam (Jakarta. PT.

Dunia Pustaka Jaya, 1995)

Harahap M.Yahya, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama UU no.

7 tahun 1989, Jakarta, Pustaka Kartini, 1990)

Hazairin, Hukum Kewarisan Bilateral Menurut Al-Quran Dan Hadis, Ctk.

Kelima, Tintamas, Jakarta, 1981

Tan Kie Thong, Studi Notariat Serba-Serbi Praktek Notrasi. Buku I, (Jakarta,

Ichijar Baru Van Hoevc, 2000)

Lubis Suhrawardi K. dan Simanjutak Komis, Hukum Waris Islam, (Jakarta, Sinar

Grafika, 2007)

Mertokusumo Sudikno, Hukum Acara Perdata Indonesia, (Yogyakarta, Liberty,

2006)

-------------, Hukum Acara Perdata Indonesia, (Yogyakarta, Liberty, 2002)

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Universitas Indonesia

Moleong Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung , Remaja Rosdakarya,

2002)

Notodisoerjo R. Soegondo, Hukum Notariat Di Indonesia – Suatu Penjetasan,

(Jakarta, Rajawali Pers), 1982

Otto Jan Michiel, Kepastian Hukum di Negara Berkembang, terjemahan Tristam

Moeliono, (Jakarta, Komisi Hukum nasional, 2003)

Parman Ali, Kewarisan Dalam AI-quran. Cet. Pertama, (Jakarta, Rajawali Pers,

1995)

Perangin angin, Hukum Waris, Kumpulan Kuliah Jurusan Notariat,. (Jakarta :

Fakultas Hukum Universitas Indonesia, t.t.,)

Pitlo A., Hukum Waris Menurut Undang-Undang Hukum Perdata Belanda,

(Jakarta, Intermasa, 1994)

Pitlo, Pembuktian Dan Daluwarsa, cetakan ke-1, (Jakarta, Itermasa, 1978)

Purwaka I Gede, Keterangan Hak Waris yang dibuat oleh Notaris Berdasarkan

Ketentuan KUH Perdata, Program Spesialis Notariat dan Pertanahan

Fakukas Hukurn UI, (Jakarta, UI Press, 1999)

Rasyid Roihan A., Hukum Acara Peradilan Agama, (Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada, 1998)

S Tarnakiran, Asas-Asas Hukum Waris Menurut Tiga Sistem Hukum, (Cetakan

Pertama, Pionir Jaya, Bandung, 1992)

Sadzali Munawir, Peradillan Agama dan Kompilasi Hlukum Islam dalam “Tata

Hukum Indonesia’, Edisi Kedua, diedit oleh Dadan Mutaqien, Sldik Tono,

Amir Mu’allim (Yogyakarta, UII Press, 1999)

Samudra Teguh, Hukum Pembuktian dalam Acara Perdata, (Bandung, Alumni,

1992)

Sasangka Hari, Hukum Pembuktian dalam Perkara Pidana, (Bandung, Mandar

Maju, 2003)

Satrio J, Hukum Waris, (Bandung, Alumni, 1992)

Shabuni Muhammad Ali Ash Syeikh, Hukum waris menurut AlQuran dan hadist,

(Bandung: PT Trigenda Karya1995)

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Universitas Indonesia

Soekanto Soerjono dan Mamudji Sri, Penelitian Hukum Normatif Seuatu Tinjauan

Singkat, (PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995)

Soekanto Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta UI Press, 2004)

Soelistijono N Yati dan Djubaedah Neng, Hukum Kewarisan dalam Islam

(Jakarta, Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005).

Subekti dan Tjitrosoedibio, Kamus Hukum, (Jakarta, Pradnya Paramita, 1980)

Sunggono Bambang, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta, Raja Grafindo Persada,

2002)

Suparman Eman, Hukum Waris Indonesia Dalam Perspektif Islam, Adat, dan

BW”, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007)

Syarifuddin Amir, Hukum Kewarisan Islam, (penerbit: PT kencana, 2004)

Tamakiran, Asas-asas Hukum Waris Menurut Tiga Sistem Hukum (Bandung:

Pionir Jaya, 1987)

Thalib Sajuti, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia, (Jakarta : Bina Aksara,

1981)

WJ.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,.

1986),

Yunus Mahmud, Hukum Warisan Dalam Islam, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung,

1989)

Zuhdi Masjfuk, Studi Islam, Jilid III, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1993)

Artikel

Chatib Rasyid, Keadilan Dalam Hukum Waris Islam, (Jakarta, badilag.net, 2012)

Internet

Rhia, Hukum Kewarisan Islam, (Jakarta Kompasiana, 2012) di unduh dari

http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/30/hukum-kewarisan-islam/

tanggal 7 Oktober 2012

Rasyid Chatib, Keadilan Dalam Hukum Waris Islam, (Jakarta, badilag.net, 2012)

diunduh

http://www.badilag.net/data/ARTIKEL/KeadilandalamhukumwarisIslam.p

df hal 2 tanggal 8 Oktober 2012

http://www.pa-sidoarjo.net (29 Juni 2011).

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Universitas Indonesia

Peraturan Perundang-Undangan

Ketetapan MPRS nomor II/1961.

Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1983.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas

Undang-Undang No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama

Undang-Undang Republik Indonesia No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama

Kompilasi Hukum Islam

PP No. 45 tahun 1957 tentang pembentukan Mahkamah Syari’ah

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi

Hukum Islam.

Putusan Mahkamah Agung tertanggal 17 Desember 1999, nomor 51 .K/Pdt/1994

sebagaimana yang dimuat dalam Varia Peradilan, Nomor 191, Tahun XVI,

Edisi Agustus 2001

Putusan Pengadilan Agama Penetapan Nomor : 0863/Pdt .P/2011 /PA.Bdg

Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

P E N E T A P A NNomor : 0863/Pd t .P /2011 /PA.Bdg

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIMDEMI KEADILAN

BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengad i l an Agama Bandung yang memer iksa dan

mengadi l i perka ra - perkara te r t en tu pada t i ngka t

per tama te lah menja tuhkan penetapan dalam perkara

permohonan Penetapan Ahl i War is yang dia jukan

oleh :

ASEP RACHMAT bin ANA HANAPI, umur 50 tahun , agama

Is l am, peker j aan Wiraswasta , tempat ked iaman

di Ja lan Keadi l an VI No. 28 Rt . 06 Rw. 09

Kelu rahan Derwat i Kecamatan Rancasar i Kota

Bandung, da lam hal in i ber t i ndak untuk di r i

send i r i dan berdasarkan sura t kuasa

ins i den t i l te r t angga l 31 Maret 2011 bet i ndak

se laku kuasa dar i :

1. WANTI DENTI ARTI bint i ANA HANAPI , umur 53

tahun , agama Is l am, peker j aan Ibu rumah

tangga , tempat ked iaman di Ja lan Babakansar i

I I I No. 334 Rt . 07 Rw. 15 Kelurahan

Babakansar i Kecamatan Kiaracondong Kota

Bandung;

2. RODIAH bint i ANA HANAPI, umur 46 tahun ,

agama Is l am, peker j aan Karyawan Swasta ,

tempat ked iaman di Ja lan Binong ja t i Gg.

Mekar ja t i I I I Rt . 10 Rw. 04 Kelu rahan

Binong Kecamatan Batunungga l Kota Bandung;

3. NANANG bin ANA HANAPI, umur 43 tahun , agama

Is l am, peker j aan Buruh, tempat ked iaman d i

Dusun 02 Rt . 01 Rw. 01 Desa Geges ik wetan

Kecamatan Geges ik Kabupaten Ci rebon ;

4. LIL IS YUNINGSIH bint i ANA HANAPI, umur 41

tahun , agama Is l am, peker j aan Ibu rumah

tangga , tempat ked iaman di Ja lan Purba Dewa

Rt . 05 Rw. 16 Kelurahan Sukamisk in

Hal . 1 da r i 15 ha l . Pen tpn No.0863 / Pd t . P / 2 0 1 1 / PA .Bdg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Kecamatan Arcamanik Kota Bandung;

5. SUKINAH bint i ANA HANAPI, umur 39 tahun ,

agama Is l am, peker j aan Ibu rumah tangga ,

tempat ked iaman di Ja lan Keadi l an VI No. 28

Rt . 06 Rw. 09 Kelu rahan Derwat i Kecamatan

Rancasar i Kota Bandung;

se lan ju t nya disebu t sebaga i Para Pemohon;

Pengad i l an Agama te rsebu t ;

Sete lah membaca dan mempela ja r i sura t - sura t

perkara ;

Sete lah mendengar p ihak yang berperka ra dan para

saks i ;

Sete lah memperhat i kan bukt i - bukt i yang la i nnya ;

Menimbang, bahwa para Pemohon dalam sura t

Permohonannya te r t angga l 14 Apr i l 2011 yang

dida f t a r kan di Kepani t e r aan Pengadi l an Agama

Bandung, Nomor : 0863/Pd t .P /2011 /PA.Bdg, tangga l

21 Apr i l 2011, yang is i pokoknya ada lah sebaga i

ber i ku t :

1. Bahwa pada tangga l 12 Januar i 1957 Bapak Ana

Hanapi dengan Ibu Umung te lah menikah yang

di l angsungkan di wi layah Kantor Urusan Agama

Kecamatan Buahbatu Kota Bandung.

2. Bahwa dar i te rsebu t te lah dika run ia i 6

(enam) orang anak yang bernama:

2.1 . Want i Dent i Ar t i , (anak kandung

perempuan) ;

2.2 . Asep Rachmat , (anak kandung lak i - lak i ) ;

2.3 . Rodiah , (anak kandung perempuan) ;

2.4 . Nanang, (anak kandung lak i - lak i ) ;

2.5 . L i l i s Yunings ih , (anak kandung

perempuan) ;

2.6 . Sukinah , (anak kandung perempuan) ;

3. Bahwa pada tangga l 20 Pebruar i 1995 Bapak

Ana Hanapi meningga l dunia di Bandung, sura t

kemat ian te r l amp i r dengan meningga lkan Ahl i

Hal . 2 da r i 15 ha l . Pen tpn No.0863 / Pd t . P / 2 0 1 1 / PA .Bdg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Waris ya i t u :

3.1 . Umung ( i s t e r i )

3.2 . Want i Dent i Ar t i , (anak kandung

perempuan) ;

3.3 . Asep Rachmat , (anak kandung lak i - lak i ) ;

3.4 . Rodiah , (anak kandung perempuan) ;

3.5 . Nanang, (anak kandung lak i - lak i ) ;

3.6 . L i l i s Yunings ih , (anak kandung

perempuan) ;

3.7 . Sukinah , (anak kandung perempuan) ;

4. Bahwa pada tangga l 02 Jun i 2006 Ibu Umung

te l ah meningga l dun ia d i Bandung, sura t

kemat ian te r l amp i r dengan meningga lkan Ahl i

Waris ya i t u :

4.1 . Want i Dent i Ar t i , (anak kandung

perempuan) ;

4.2 . Asep Rachmat , (anak kandung lak i - lak i ) ;

4.3 . Rodiah , (anak kandung perempuan) ;

4.4 . Nanang, (anak kandung lak i - lak i ) ;

4.5 . L i l i s Yunings ih , (anak kandung

perempuan) ;

4.6 . Sukinah , (anak kandung perempuan) ;

5. Bahwa kedua orang tua Bapak Ana Hanapi dan

Ibu Umung te l ah meningga l dunia te r l eb i h

dahu lu ;

7. Bahwa disamping meningga lkan ahl i war i s ,

a lmarhum Bapak Ana Hanapi dan almarhumah Ibu

Umung meningga lkan tanah dan rumah;

8. Bahwa penetapan Pengadi l an Agama In i

d ibua t untuk pembagian pen ingga lan Bapak Ana

Hanapi dan Ibu Umung.

Berdasarkan apa yang te l ah diu ra i kan , maka

dengan in i Pemohon memohon kepada Bapak Ketua

Pengad i l an Agama Bandung untuk memanggi l Pemohon

agar had i r d i muka pers i dangan dan member ikan

penetapan sebaga i ber i ku t :

Hal . 3 da r i 15 ha l . Pen tpn No.0863 / Pd t . P / 2 0 1 1 / PA .Bdg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

1. Mengabulkan permohonan Pemohon;

2. Menetapkan bahwa ah l i war is dar i a lmarhum

Bapak Ana Hanapi dan I bu Umung ada lah :

2.1 . Want i Dent i Ar t i , (anak kandung perempuan) ;

2.2 . Asep Rachmat , (anak kandung lak i - lak i ) ;

2.3 . Rodiah , (anak kandung perempuan) ;

2.4 . Nanang, (anak kandung lak i - lak i ) ;

2.5 . Li l i s Yunings ih , (anak kandung perempuan) ;

2.6 . Suk inah , (anak kandung perempuan) ;

3. Menetapkan biaya menuru t hukum.

- Mohon putusan yang sead i l - ad i l nya ;

Menimbang bahwa pada har i pers i dangan yang

te l ah di t e t apkan Pemohon datang menghadap d i

pers i dangan dan se lan ju t nya permohonan Pemohon

dibacakan dan Pemohon te tap pada permohonannya;

Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dal i l -

da l i l n ya Pemohon te lah mengajukan bukt i - bukt i

berupa :

A. BUKTI TERTULIS terd i r i dar i :

1. Photocopy Kar tu Tanda Penduduk atas nama

Want i Dent i Ar t i b in t i Ana Hanapi , bukt i

(P- 1) ;

2. Photocopy Kar tu Tanda Penduduk atas nama

Asep Rachmat b in t i Ana Hanapi , bukt i (P-

2) ;

3. Photocopy Kar tu Tanda Penduduk atas nama

Rodiah bin t i Ana Hanapi , bukt i (P- 3) ;

4. Photocopy Kar tu Tanda Penduduk atas nama

Nanang bin Ana Hanapi , bukt i (P- 4) ;

5. Photocopy Kar tu Tanda Penduduk atas nama

Li l i s Yunings ih bin t i Ana Hanapi , bukt i

(P- 5) ;

6. Photocopy Kar tu Tanda Penduduk atas nama

Suk inah bin t i Ana Hanapi , bukt i (P- 6) ;

7. Photocopy Sura t Kemat ian Nomor :

18/SK/Dwt / IV /11 dar i Kelu rahan Derwat i

Hal . 4 da r i 15 ha l . Pen tpn No.0863 / Pd t . P / 2 0 1 1 / PA .Bdg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Kecamatan Rancasar i Kota Bandung atas nama

Ana Hanapi dan Nomor : 19/SK/VI /Dwt .06

dar i Kelu rahan Derwat i Kecamatan Rancasar i

Kota Bandung atas nama Umung, bukt i (P- 7) ;

8. Photocopy Sura t Nikah Nomor : 20/1957 dar i

KUA Kecamatan Buahbatu Kabupaten Bandung

atas nama Ana Hanapi dan Umung, bukt i (P-

8) ;

9. Photocopy Sura t Keterangan Ahl i War is Dar i

Kelu rahan Derwat i Kecamatan Rancasar i Kota

Bandung , bukt i (P- 9) ;

10. Photocopy Sura t Kelah i r an Nomor : 964/57

atas nama Want i Dent i Ar t i , bukt i (P- 10) ;

11. Photocopy Sura t Kenal Lahi r Nomor :

01087/1982 atas nama Asep Rachmat , bukt i

(P- 11) ;

12. Photocopy Kut ipan Akta Kelah i r an Nomor :

3174/2005 atas nama Rodiah , bukt i (P- 12) ;

13. Photocopy Sura t Keterangan Kelah i r an

Nomor : 38/Ke l - Dwt/ I I I / 2 011 dar i Kelu rahan

Derwat i Kecamatan Rancasar i Kota Bandung

yang menerangkan bahwa Nanang ada lah anak

kandung dar i pasangan suami is t r i Ana

Hanapi dan Umung, bukt i (P- 13) ;

14. Photocopy Sura t Kelah i r an Nomor :

359/678 /1969 atas nama L i l i s Yunings ih ,

bukt i (P- 14) ;

15. Photocopy Sura t Keterangan Kelah i r an

Nomor : 408/Ke l - Dwt/ I I I / 2 011 dar i

Kelu rahan Derwat i Kecamatan Rancasar i Kota

Bandung yang menerangkan bahwa Sukinah

ada lah anak kandung dar i pasangan suami

is t r i Ana Hanapi dan Umung, bukt i (P- 15) ;

Bukt i - bukt i te rsebu t te l ah d ibubuh i matera i

cukup dan te lah dicocokan dengan as l i n ya ;

B. BUKTI SAKSI

Hal . 5 da r i 15 ha l . Pen tpn No.0863 / Pd t . P / 2 0 1 1 / PA .Bdg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

1. Umbi Juhana bin Amid, umur 50 tahun ,

agama Is l am, peker j aan Karyawan

Swasta , tempat ked iaman d i Ja lan

Gumuruh Rt . 06 Rw. 06 Kelu rahan

Gumuruh Kecamatan Batunungga l Kota

Bandung;

2. Enzul Sunarya bin Usin , umur 58

tahun , agama Is l am, peker j aan

Karyawan Swasta tempat ked iaman d i

Ja lan Keadi l an No. 02/NE Rt . 11 Rw.

09 Kelurahan Derwat i Kecamatan

Rancasar i Kota Bandung ;

Menimbang bahwa kedua orang saks i te rsebu t

d ibawah sumpahnya te l ah member i kan kete rangan

yang pada pokoknya sebaga i ber i ku t :

1. Saks i Umbi Juhana bin Amid, menerangkan :

- Bahwa saks i kena l dengan Para Pemohon karena

saks i adalah kakak ipa r para Pemohon;

- Bahwa saks i mengetahu i maksud permohonan

Pemohon ya i t u mengajukan penetapan ahl i war is

dar i a lmarhum Ana Hanapi dan almarhumah

Umung;

- Bahwa sepengetahuan saks i , Ana Hanapi

meningga l dun ia pada tahun 1995 sedangkan

Umung meningga l dun ia pada tahun 2006,

keduanya meningga l dun ia di Bandung karena

sak i t ;

- Bahwa sepengetahuan saks i a lmarhum Ana Hanapi

dan almarhumah Umung menikah di Kantor Urusan

Agama Kecamatan Buahbatu Kota Bandung pada

tahun 1957;

- Bahwa dar i has i l pern i kahan anta ra Ana Hanapi

dengan Umung d ika run ia i 6 (enam) orang anak

yang bernama : Want i Dent i Ar t i , Asep

Rachmat , Rodiah , Nanang, Li l i s Yunings ih dan

Suk inah keenam orang anak te rsebu t mereka

Hal . 6 da r i 15 ha l . Pen tpn No.0863 / Pd t . P / 2 0 1 1 / PA .Bdg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

masih h idup dan semuanya musl im ;

- Bahwa sepengetahuan saks i a lmarhum Ana Hanapi

dan almarhumah Umung t i dak pernah bercera i ;

- Bahwa sepengetahuan saks i kedua orang tua

almarhum Ana Hanapi dan almarhumah Umung

te l ah meningga l dun ia te r l eb i h dahu lu ;

- Bahwa sepengetahuan saks i mereka semua t i dak

ada halangan untuk menjad i ah l i war i s ;

2. Saks i Enzul Sunarya bin Usin , menerangkan :

- Bahwa saks i kena l dengan Para Pemohon karena

saks i adalah te tangga para Pemohon;

- Bahwa saks i mengetahu i maksud permohonan

Pemohon ya i t u mengajukan penetapan ahl i war is

dar i a lmarhum Ana Hanapi dan almarhumah

Umung;

- Bahwa sepengetahuan saks i , Ana Hanapi

meningga l dun ia pada tahun 1995 sedangkan

Umung meningga l dun ia pada tahun 2006,

keduanya meningga l dun ia di Bandung karena

sak i t ;

- Bahwa sepengetahuan saks i a lmarhum Ana Hanapi

dan almarhumah Umung menikah di Kantor Urusan

Agama Kecamatan Buahbatu Kota Bandung pada

tahun 1957;

- Bahwa dar i has i l pern i kahan anta ra Ana Hanapi

dengan Umung d ika run ia i 6 (enam) orang anak

yang bernama : Want i Dent i Ar t i , Asep

Rachmat , Rodiah , Nanang, Li l i s Yunings ih dan

Suk inah keenam orang anak te rsebu t mereka

masih h idup dan semuanya musl im ;

- Bahwa sepengetahuan saks i a lmarhum Ana Hanapi

dan almarhumah Umung t i dak pernah bercera i ;

- Bahwa sepengetahuan saks i kedua orang tua

almarhum Ana Hanapi dan almarhumah Umung

te l ah meningga l dun ia te r l eb i h dahu lu ;

- Bahwa sepengetahuan saks i mereka semua t i dak

Hal . 7 da r i 15 ha l . Pen tpn No.0863 / Pd t . P / 2 0 1 1 / PA .Bdg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

ada halangan untuk menjad i ah l i war i s ;

Menimbang bahwa atas kete rangan dua orang

saks i te rsebu t , Pemohon menyatakan mener ima dan

t i dak kebera tan ;

Menimbang, bahwa Pemohon te lah mengajukan

kes impu lan secara l i san yang pada pokoknya te tap

pada da l i l permohonannya mohon agar Pengadi l an

Agama Bandung menetapkan ahl i war i s dar i sdr . Ana

Hanapi dan sdr i . Umung dan para Pemohon juga

menyatakan t i dak akan mengajukan sesuatu apapun

lag i kecua l i memohon agar perkaranya segera

dipu tuskan ;

Menimbang, bahwa untuk mempers ingka t ura ian

dalam penetapan in i , maka Maje l i s Hakim menunjuk

kepada hal - ha l yang te rcan tum dalam ber i t a acara

pers i dangan perkara in i dan kesemuanya d ianggap

te l ah dimasukkan dan menjad i bagian dar i putusan

in i ;

PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tu j uan Permohonan

Pemohon ada lah sebaga imana te l ah d iu ra i kan

dia tas ;

Menimbang bahwa yang menjad i pokok

permasa lahan dalam perkara in i , yakn i para

Pemohon memohon agar para Pemohon di te t apkan

sebaga i ah l i war i s dar i sdr . Ana Hanapi yang

te l ah meningga l dun ia pada tangga l 20 Pebruar i

1995 dan sdr i . Umung yang te lah meningga l dun ia

pada tangga l 02 Jun i 2006, keduanya meningga l

dun ia d i Bandung karena sak i t ;

Menimbang bahwa sesua i dengan keten tuan

Penje lasan angka 37 pasa l 49 huru f b Undang-

Undang nomor 3 Tahun 2006 ten tang perubahan atas

undang- Undang nomor 7 Tahun 1989 ten tang

Perad i l an Agama, bahwa Penentuan ahl i war i s bag i

orang yang beragama Is l am, merupakan yur i d i k s i

Pengad i l an Agama;

Menimbang bahwa dar i pokok permasa lahan

te rsebu t , maka yang per lu dibuk t i k an oleh para

Hal . 8 da r i 15 ha l . Pen tpn No.0863 / Pd t . P / 2 0 1 1 / PA .Bdg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Pemohon, apakah benar sdr . Ana Hanapi te lah

meningga l dun ia pada tangga l 20 Pebruar i 1995 d i

Bandung karena sak i t dan apakah benar sdr i . Umung

te l ah meningga l dun ia pada tangga l 02 Jun i 2006

di Bandung karena sak i t ser ta apakah benar para

Pemohon te rsebu t merupakan ahl i war i s dar i

a lmarhum Ana Hanapi dan almarhumah Umung;

Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dal i l - da l i l

Permohonannya, para Pemohon te lah mengajukan

bukt i - bukt i sura t te rd i r i dar i P- 1 sampai dengan

P- 15 dan dua orang saks i ya i t u : 1. Umbi Juhana

bin Amid dan 2. Enzul Sunarya bin Usin ;

Menimbang bahwa Bukt i P- 1, merupakan bukt i

iden t i t a s di r i atas nama Want i Dent i Ar t i ,

berdasarkan bukt i te rsebu t benar bahwa sdr i .

Want i Dent i Ar t i t i ngga l sebaga imana te rsebu t

da lam sura t permohonannya dan ia beragama Is l am;

Menimbang bahwa Bukt i P- 2, merupakan bukt i

iden t i t a s di r i atas nama Asep Rachmat ,

berdasarkan bukt i te rsebu t benar bahwa sdr . Asep

Rachmat t i ngga l sebaga imana te rsebu t da lam sura t

permohonannya dan ia beragama Is l am;

Menimbang bahwa Bukt i P- 3, merupakan bukt i

iden t i t a s di r i atas nama Rodiah , berdasarkan

bukt i te rsebu t benar bahwa sdr i . Rodiah t i ngga l

sebaga imana te rsebu t da lam sura t permohonannya

dan ia beragama Is l am;

Menimbang bahwa Bukt i P- 4, merupakan bukt i

iden t i t a s di r i atas nama Nanang, berdasarkan

bukt i te rsebu t benar bahwa sdr . Nanang t i ngga l

sebaga imana te rsebu t da lam sura t permohonannya

dan ia beragama Is l am;

Menimbang bahwa Bukt i P- 5, merupakan bukt i

iden t i t a s di r i atas nama Li l i s Yunings ih ,

berdasarkan bukt i te rsebu t benar bahwa sdr i .

L i l i s Yunings ih t i ngga l sebaga imana te rsebu t

da lam sura t permohonannya dan ia beragama Is l am;

Hal . 9 da r i 15 ha l . Pen tpn No.0863 / Pd t . P / 2 0 1 1 / PA .Bdg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang bahwa Bukt i P- 6, merupakan bukt i

iden t i t a s di r i atas nama Sukinah , berdasarkan

bukt i te rsebu t benar bahwa sdr i . Suk inah t i ngga l

sebaga imana te rsebu t da lam sura t permohonannya

dan ia beragama Is l am;

Menimbang bahwa bukt i P- 7, merupakan bukt i

kemat ian atas nama Ana Hanapi dan Umung

berdasarkan bukt i te rsebu t benar bahwa sdr . Ana

Hanapi , te l ah meningga l dunia pada tangga l 20

Pebruar i 1995 dan sdr i . Umung te l ah meningga l

dun ia pada tangga l 02 Jun i 2006;

Menimbang bahwa bukt i P- 8, merupa kan bukt i

oten t i k atas nama Ana Hanapi dan Umung

berdasarkan bukt i te rsebu t benar bahwa Ana Hanapi

te l ah melangsungkan pern i kahan dengan seorang

perempuan beragama Is l am bernama Umung yang

di l angsungkan di hadapan Pegawai Pencata t Nikah

Kanto r Urusan Agama Kecamatan Buahbatu Kota

Bandung;

Menimbang bahwa bukt i P- 9, merupa kan bukt i

kete rangan yang menerangkan benar bahwa para

Pemohon merupakan ahl i war i s dar i Ana Hanapi

dengan Umung;

Menimbang bahwa bukt i P- 10, merupa kan bukt i

ke lah i r an atas nama Want i Dent i Ar t i berdasarkan

bukt i te rsebu t benar bahwa sdr i . Want i Dent i Ar t i

merupakan anak dar i pasangan suami is t e r i Ana

Hanapi dengan Umung;

Menimbang bahwa bukt i P- 11, merupa kan bukt i

ke lah i r an atas nama Asep Rachmat , berdasarkan

bukt i te rsebu t benar bahwa sdr . Asep Rachmat

merupakan anak dar i pasangan suami is t e r i Ana

Hanapi dengan Umung;

Menimbang bahwa bukt i P- 12, merupa kan bukt i

ke lah i r an atas nama Rodiah , berdasarkan bukt i

te rsebu t benar bahwa sdr i . Rodiah merupakan anak

Hal . 10 dar i 15 ha l . Pen tpn No.0863 / Pd t . P / 2 0 1 1 / PA .Bdg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dar i pasangan suami is t e r i Ana Hanapi dengan

Umung;

Menimbang bahwa bukt i P- 13, merupa kan bukt i

kete rangan atas nama Nanang yang menerangkan

benar bahwa sdr . Nanang merupakan anak dar i

pasangan suami is t e r i Ana Hanapi dengan Umung;

Menimbang bahwa bukt i P- 14, merupa kan bukt i

ke lah i r an atas nama L i l i s Yunings ih berdasarkan

bukt i te rsebu t benar bahwa sdr i . L i l i s Yunings ih

merupakan anak dar i pasangan suami is t e r i Ana

Hanapi dengan Umung;

Menimbang bahwa bukt i P- 15, merupa kan bukt i

kete rangan atas nama Suk inah yang menerangkan

benar bahwa sdr i . Sukinah merupakan anak dar i

pasangan suami is t e r i Ana Hanapi dengan Umung;

Menimbang bahwa kedua orang saks i ya i t u 1.

Umbi Juhana bin Amid dan 2. Enzul Sunarya bin

Usin , pada pokoknya menerangkan bahwa sdr . Ana

Hanapi benar te lah meningga l pada pada tahun 1995

dan sdr i . Umung benar te lah meningga l dunia pada

tahun 2006, keduanya meningga l dun ia di Bandung

karena sak i t ser ta beragama Is l am. Almarhum Ana

Hanapi dan almarhumah Umung merupakan pasangan

suami is te r i yang te lah melangsungkan pern i kahan

pada tahun 1957 dan te l ah dika run ia i 6 (enam)

orang anak masing- masing bernama: Want i Dent i

Ar t i , Asep Rachmat , Rodiah , Nanang, Li l i s

Yunings ih dan Sukinah , keenam orang anak te rsebu t

pada saat sekarang masih hidup dan sekarang

menjad i para Pemohon. Anta ra almarhum Ana Hanapi

dengan almarhumah Umung t i dak pernah bercera i .

Sepengetahuan saks i kedua orang tua almarhum Ana

Hanapi dan almarhumah Umung te l ah meningga l dun ia

te r l eb i h dahu lu dan mereka semua beragama Is l am

dan sepengetahuan saks i , mereka semua t i dak ada

halangan untuk menjad i ah l i war i s ;

Hal . 11 dar i 15 ha l . Pen tpn No.0863 / Pd t . P / 2 0 1 1 / PA .Bdg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang bahwa berdasarkan pada da l i l - da l i l

yang dikemukakan o leh Para Pemohon yang didukung

oleh bukt i - bukt i ba ik bukt i sura t maupun saks i ,

d ipe ro l eh fak ta - fak ta sebaga i ber i ku t :

1. Bahwa sdr . Ana Hanapi benar te lah

meningga l dun ia pada tangga l 20 Pebruar i

1995 dan sdr i . Umung benar te lah

meningga l dun ia pada tangga l 02 Jun i

2006, keduanya meningga l dunia di

Bandung karena sak i t ;

2. Bahwa sebe lum meningga l dun ia sdr . Ana

Hanapi beragama Is l am dan ia te l ah

menikah secara Is l am dengan seorang

perempuan bernama sdr i . Umung pada

tangga l 12 Januar i 1957 dan belum pernah

bercera i ;

3. Bahwa dar i has i l pern i kahan anta ra sdr .

Ana Hanapi dengan sdr i . Umung mempunya i

6 (enam) orang anak masing- masing

bernama: Want i Dent i Ar t i , Asep Rachmat ,

Rodiah , Nanang, L i l i s Yunings ih dan

Sukinah , keenam orang anak te rsebu t pada

saat sekarang masih h idup , semuanya

musl im yang sekarang menjad i para

Pemohon;

4. Bahwa kedua orang tua almarhum Ana

Hanapi dan almarhumah Umung te l ah

meningga l dun ia te r l eb i h dahu lu dan

mereka semua beragama Is l am dan

sepengetahuan saks i mereka semua t i dak

ada halangan untuk menjad i ahl i war i s ;

Menimbang bahwa sesua i dengan keten tuan pasa l

171 huru f c Kompi las i Hukum Is l am (KHI ) yang

dimaksud dengan ahl i war i s ada lah orang yang pada

saat meningga l dun ia mempunyai hubungan darah

atau hubungan perkawinan dengan Pewar i s , beragama

Hal . 12 dar i 15 ha l . Pen tpn No.0863 / Pd t . P / 2 0 1 1 / PA .Bdg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Is l am dan t i dak te rha lang karena hukum untuk

menjad i ah l i war i s ;

Menimbang bahwa berdasarkan fak ta - fak ta yang

te l ah diu ra i kan di atas para pemohon yang bernama

: Want i Dent i Ar t i , Asep Rachmat , Rodiah , Nanang,

Li l i s Yunings ih dan Suk inah mempunyai hubungan

dengan almarhum Ana Hanapi dan a lmarhumah Umung,

sebaga i anak kandung. Disamping i t u para Pemohon

t i dak te rha lang karena hukum untuk menjad i ah l i

war i s ;

Menimbang bahwa berdasarkan pada fak ta - fak ta

te rsebu t d i atas , maka te rbuk t i bag i Maje l i s

Hakim bahwa sdr . Ana Hanapi benar te lah meningga l

dun ia pada tangga l 20 Pebruar i 1995 dan sdr i .

Umung benar te l ah meningga l dun ia pada tangga l 02

Jun i 2006 dengan meningga lkan ah l i war is ya i t u :

1. Want i Dent i Ar t i , (anak kandung perempuan) ;

2. Asep Rachmat , (anak kandung lak i - lak i ) ;

3. Rodiah , (anak kandung perempuan) ;

4. Nanang, (anak kandung lak i - lak i ) ;

5. Li l i s Yunings ih , (anak kandung perempuan) ;

6. Suk inah , (anak kandung perempuan) ;

Menimbang bahwa berdasarkan keten tuan pasa l

174 ayat (2 ) , d i j e l a s kan bahwa apab i l a semua ahl i

war i s i t u ada, maka yang berhak mendapat war i san

hanya : anak, ayah, ibu , janda atau duda;

Menimbang bahwa berdasarkan per t imbangan

te rsebu t d i atas , maka Pemohon te l ah berhas i l

membukt i kan dal i l - da l i l permohonannya dan

karenanya permohonan para Pemohon patu t

d ikabu l kan ;

Menimbang, bahwa berdasarkan keten tuan pasa l

181 ayat (1 ) HIR sega la b iaya dibebankan kepada

Pemohon;

Menginga t , sega la keten tuan perundang-

undangan yang ber laku , dan dal i l syar ' i yang

Hal . 13 dar i 15 ha l . Pen tpn No.0863 / Pd t . P / 2 0 1 1 / PA .Bdg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

bersangku tan dengan perkara in i ;

M E N E T A P K A N

1. Mengabulkan permohonan Para Pemohon;

2. Menetapkan ahl i war i s dar i a lmarhum

Bapak Ana Hanapi a lmarhumah Ibu Umung

ada lah :

2.1 . Want i Dent i Ar t i b in t i Ana Hanapi , (anak

kandung perempuan) ;

2.2 . Asep Rachmat b in Ana Hanapi , (anak kandung

lak i - lak i ) ;

2.3 . Rodiah bin t i Ana Hanapi , (anak kandung

perempuan) ;

2.4 . Nanang bin Ana Hanapi , (anak kandung lak i -

lak i ) ;

2.5 . Li l i s Yunings ih bin t i Ana Hanapi , (anak

kandung perempuan) ;

2.6 . Suk inah bin t i Ana Hanapi , (anak kandung

perempuan) ;

3. Membebankan biaya perkara kepada Para

Pemohon se jumlah Rp. 121.000 , - (se ra tus

duapuluh satu r i bu rup iah ) ;

Demik ian d i t e t apkan di Bandung pada har i Rabu

tangga l 11 Mei 2011 Masehi ber tepa tan dengan

tangga l 06 Jumadi l Tsan i 1432 Hi j r i y y ah , o leh

kami Drs . Acep Sai fudd in , SH. , M.Ag. , sebaga i

Ketua Maje l i s dan Drs . Asep Gupron, SH. ser ta

Drs . Mohammad Jumhar i , SH. , MH., masing- masing

sebaga i hak im anggota . Penetapan te rsebu t pada

har i i t u juga diucapkan dalam s idang te rbuka

untuk umum oleh Maje l i s Hakim te rsebu t , dengan

didamping i o leh Tauf i k Ahmad, SH. , sebaga i

Pani te ra Penggant i dengan dihad i r i o leh Para

Pemohon;

Ketua Maje l i s

Hal . 14 dar i 15 ha l . Pen tpn No.0863 / Pd t . P / 2 0 1 1 / PA .Bdg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20334338-T32605-Azizah Syabibi.pdf · Sistem hukum Islam dianut oleh penduduk yang beragama islam. ... Islam ini

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

t t d

Drs . Acep Sai fudd in , SH. , M.Ag.

Hakim Anggota ,

Hakim Anggota .

t t d t t d

Drs . Asep Gupron, SH. Drs . Mohammad

Jumhar i , SH. , MH.

Pani te ra Penggant i ,

t t d

Tauf i k Ahmad, SH.

Rincian Biaya Perkara :1. Pendaf ta ran Rp. 30.000 , -2. Biaya Proses Rp. 30.000 , -3. Biaya Panggi l an Rp. 50.000 , -4. Redaks i Rp. 5.000 , -5. Matera i

Rp. 6.000 , -

Jumlah Rp. 121.000 , -

Untuk sa l i nan yang sama

buny inya oleh

Pani te ra

Pengad i l an Agama Bandung

Drs . H. Saepuloh

Hal . 15 dar i 15 ha l . Pen tpn No.0863 / Pd t . P / 2 0 1 1 / PA .Bdg

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15Analisis yuridis..., Azizah Syabibi, FH UI, 2013


Top Related