Download - tugasmatakuliah-130703191610-phpapp02
TUGAS MATA KULIAH
MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN
(ALAT BANTU PURSE SEINE)
Oleh:
Kelompok 3
Muhammad Isa Ardan
Renny Novianty Sinaga 26010310110003
Mochamad Hadi 260103
Aditya Widyawati 26010310110029
Karoli Sandhi J 26010310120020
Faisal Kahfi 26010310120039
Putri Fatmawati 26010310120048
Prastyo Prasojo 26010310130060
Badiuzzaman 26010310130070
Tri Wahyu 260103
Zaenal 260103
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penangkapan ikan merupakan salah satu alternatif eksploitasi sumberdaya
perairan. Aktivitas perikanan dimulai dengan usaha melakukan penangkapan ikan
ataupun mengumpulkan biota akuatik (rumput laut, kerang-kerangan dan lain-lain).
Penangkapan ikan tentu saja didukung oleh teknologi penangkapan ikan yang
memadai dan berwawasan lingkungan. Hal ini bertujuan agar hasil tangkapan yang
diperoleh maksimal serta tidak menimbulkan kerusakan pada habitat ikan sehingga
sumberdaya ikan tetap lestari. Operasi penangkapan ikan oleh setiap jenis alat
tangkap memiliki perbedaan. Hal ini dikarenakan setiap jenis alat tangkap memiliki
kontruksi yang berbeda yang disesuaikan dengan target tangkapan dan kondisi
perairan pada daerah penangkapan ikan, contohnya alat tangkap purse seine.
Alat tangkap purse seine adalah alat (gear) yang digunakan untuk menangkap
ikan pelagis yang membentuk gerombolan. Perikanan purse seine menghasilkan
sebanyak 15,1 % dari total hasil tangkapan berbagai alat tangkap di Jepang, dengan
demikian purse seine merupakan alat penangkapan yang penting baik untuk
perikanan pantai maupun perikanan lepas pantai. Panjang purse seine bergantung
pada dimensi kapal, waktu operasi, dan jenis ikan yang akan ditangkap. Begitu pula
dimensi kapal, semakin besar dimensi kapal maka kemampuan kapal tersebut untuk
membawa jaring dan alat bantu penangkapan ikan lainnya semakin besar dengan
demikian jarak jangkau fishing ground akan semakin luas. Alat tangkap puse seine
termasuk dalam klasifikasi surrounding net karena purse seine merupakan jaring
yang melingkar (Sudirman dan Mallawa, 2004).
Pengoperasian alat tangkap purse seine tentu saja didukung oleh berbagai alat
bantu dengan tujuan agar hasil tangkapan yang diperoleh maksimal. Alat bantu
penangkapan adalah alat yang digunakan untuk memudahkan proses penangkapan
ikan dengan alat tangkap tertentu. Contoh alat bantu penangkapan yang umumnya
digunakan yakni rumpon, lampu dan alat bantu navigasi seperti fish finder,
echosounder dan lain sebagainya .
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja alat bantu penangkapan dengan jenis alat tangkap purse seine?; dan
2. Bagaimana pengaruh alat bantu penangkapan terhadap hasil tangkapan?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui jenis alat bantu yang digunakan pada operasi penangkapan dengan alat
tangkap purse seine; dan
2. Mengetahui pengaruh alat bantu penangkapan terhadap hasil tangkapan.
II. PEMBAHASAN
2.1. Definisi dan Klasifikasi Purse seine
Purse seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi
dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya.
Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu
pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya
tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan. Prinsip menangkap
ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan
jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan
terkumpul di bagian kantong. Dengan kata lain dengan memperkecil ruang lingkup
gerak ikan. Ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Fungsi mata
jaring dan jaring adalah sebagai dinding penghadang, dan bukan sebagai pengerat
ikan (Subani dan Barus, 1998).
Menurut klasifikasi atau penggolongan alat penangkap ikan dunia yang
distandarisasi oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), purse seine
termasuk kelompok jaring lingkar (surrounding net). Jaring lingkar menurut FAO
terdiri dari jaring (lingkar) yang bertali kerut dan jaring (lingkar) tanpa tali kerut.
Purse seine yang disingkat PS dimasukkan kelompok jaring lingkar bertali kerut
dengan kode 01.01.00 (BBPPI, 2005).
2.2. Konstruksi dan Metode Pengoperasian
Konstruksi dari alat tangkap purse seine menurut Subani dan Barus (1998),
terdiri atas:
(1) Bagian jaring, terdiri atas jaring utama, jaring sayap, dan jaring kantong;
(2) Srampatan (selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang berfungsi
memperkuat jaring sewaktu dioperasikan, terutama saat penarikan jaring;
(3) Tali temali, terdiri atas tali pelampung, tali ris atas, tali ris bawah, tali pemberat,
tali kolor, dan tali selambar;
(4) Pelampung;
(5) Pemberat; dan
(6) Cincin.
Menurut Ayodhyoa (1981), prinsip penangkapan dengan menggunakan purse
seine melingkari gerombolan ikan dengan jaring, kemudian bagian bawah jaring
dikerutkan sehingga ikan tujuan penangkapan akan terkurung dan pada akhirnya
terkumpul pada bagian kantong. Dengan kata lain memperkecil ruang lingkup
gerakan ikan, sehingga ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Ada
beberapa tahapan dalam kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan alat
tangkap purse seine yaitu:
1. Menemukan kawanan ikan terlebih dahulu;
2. Menemukan/mendeteksi kualitas dan kuantitas kawanan ikan;
3. Menentukan faktor-faktor oseanografi seperti kekuatan, kecepatan dan arah angin
maupun arus;
4. Melakukan penangkapan yaitu dengan melingkarkan jaring dan menarik purse
line dengan cepat supaya kawanan ikan tidak dapat meloloskan diri dari arah
vertikal maupun horizontal; dan
5. Jaring diangkat ke atas kapal.
2.3. Alat Bantu Penangkapan
a. Rumpon
Rumpon merupakan salah satu alat bantu untuk meningkatkan hasil tangkapan
dimana mempunyai kontruksinya menyerupai pepohonan yang di pasang (ditanam) di
suatau tempat di perairan laut yang berfungsi sebagai tempat berlindung, mencarai
makan, memijah, dan berkumpulnya ikan. Sehingga rumpon ini dapat diartikan
tempat berkumpulnya ikan di laut, untuk mengefisienkan operasi penangkapan bagi
para nelayan.
Adanya ikan di sekitar rumpon menciptakan suatu hubungan makan dan
dimakan, dimulai dengan tumbuhnya bakteri dan mikroalga sejak rumpon dipasang di
perairan. Hal ini dikarenakan proses pembusukan daun yang terjadi. Selanjutnya
hewan- hewan kecil dari golongan zooplankton akan datang untuk mencari makan.
Akhirnya ikan- ikan kecil akan berdatangan disekitar rumpon, begitu pula halnya
dengan ikan- ikan besar akan datang untuk mencari makan dengan memangsa ikan-
ikan pelagis kecil (Siahaan, 2005).
Subani (1989) mengemukakan bahwa teori tertariknya ikan yang berada
disekitar rumpon, disebabkan karena :
1. rumpon sebagai tempat berteduh (shading place) bagi beberapa jenis ik an tertentu;
2. rumpon sebagai tempat mencari makan (feeding ground) bagi ikan- ikan tertentu;
3. rumpon sebagai substrat untuk meletakkan telur bagi ikan- ikan tertentu;
4. rumpon sebagai tempat berlindung dari predator bagi ikan- ikan tertentu; dan
5. rumpon sebagai tempat titik acuan navigasi (meeting point) bagi ikan- ikan tertentu
yang beruaya.
Direktorat Jenderal Perikanan (1995) melaporkan beberapa keuntungan dalam
penggunaan rumpon yakni: memudahkan pencarian gerombolan ikan, biaya
eksploitasi dapat dikurangi dan dapat dimanfaatkan oleh nelayan kecil. Fungsi
rumpon sebagai alat bantu dalam penangkapan ikan adalah sebagai berikut:
a. Sebagai tempat mengkonsentrasi ikan agar lebih mudah ditemukan
b. Gerombolan ikan dan menangkapanya.
c. Sebagai tempat berlindung bagi ikan dari pemangsanya
d. Sebagai tempat berkumpulnya ikan
e. Sebagai tempat daerah penangkap ikan
f. Sebagai tempat mencari makan bagi ikan.berlindung jenis ikan tertentu dari
serangan ikan predator
g. Banyak ikan-ikan kecil dan plankton yang berkumpul disekitar rumpon dimana
ikan dan plankton tersebut merupaka sumber makanan bagi ikan besar.
Rumpon atau Fish Aggregating Device (FAD) adalah salah satu jenis alat bantu
penangkapan ikan yang dipasang dilaut, baik laut dangkal maupun laut dalam.
Pemasangan tersebut dimaksudkan untuk menarik gerombolan ikan agar berkumpul
disekitar rumpon, sehingga ikan mudah untuk ditangkap. Rumpon sendiri telah lama
dikenal di Indonesia, terutama di daerah Sulawesi Selatan yang dikenal sebagai
„rompong mandar”. Di daerah Indonesia Bagian Timur lain seperti di Sorong, Fakfak.
Maluku Utara, Teluk Tomini, Laut Sulawesi, Sulawesi Tenggara berkembang dengan
alat tangkap pancing huhate (pole and line) dan pancing ulur (handline) rumpon jenis
ini biasanya dipasang di perairan laut dalam untuk menangkap ikan-ikan pelagis
besar. Sedangkan rumpon laut dangkal berkembang penggunaannya di perairan Selat
Malaka dan Laut Jawa dengan alat tangkap purse seine mini.
Teknologi rumpon laut dalam baru dikembangkan di Indonesia sekitar tahun
1985 untuk penangkapan ikan pelagis besar. Metode pemasangan dan dua jenis
rumpon tersebut hampir sama dan perbedaannya hanya pada daerah pemasangan serta
bahan yang digunakan. Pada rumpon laut dangkal digunakan dari alam seperti
bambu, rotan. daun kelapa dan batu kali.Sebaliknya pada rumpon laut dalam sebagian
besar dari bahan seperti bahan sintetis, plat besi, ban bekas, tali baja, tali nylon dan
semen.
b. Lampu/Cahaya
Lampu merupakan salah satu alat bantu dalam usaha penangkapan Purse seine.
Fungsi lampu untuk penangkapan ikan dengan alat purse seine adalah untuk
mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan. lampu yang
biasa digunakan juga bermacam-macam tergantung selera kita tinggal cari yang
praktis bahkan lampu yang digunakan bermacam-macam, seperti oncor (obor),
petromaks, lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha
penangkapan sebagian dari perikanan industri).
Fungsi lampu dalam operasi penangkapan ikan ini untuk daya tarik melaui
cahaya lampu kiranya tidak terlalu dipermasalahkan sebab adalah sudah menjadi
anggapan bahwa hampir semua organisme hidup termasuk ikan yang media hidupnya
itu air terangsang (tertarik) oleh sinar/cahaya (phototaxis positif) dan karena itu
mereka selalu berusaha mendekati asal/sumber cahaya dan berkumpul disekitarnya.
Penangkapan ikan dengan purse seine menggunakan alat bantu cahaya, karena
itu, pengejaran gerombolan ikan tidak perlu dilakukan karena pelingkaran jaring
hanya berada pada sekitar cahaya lampu. Penangkapan dengan bantuan cahaya hanya
dapat dilakukan pada malam hari di bulan gelap. Teknik pengoperasiannya yaitu
pertama menyalakan lampu. Jika hari mulai gelap maka lampu akan dan diletakkan
pada lokasi-lokasi tertentu. Lampu dinyalakan sekitar 4 – 5 jam dengan asumsi sudah
ada gerombolan ikan disekitar cahaya. Selanjutnya lampu tersebut akan diangkat ke
atas kapal dan penurunan jaring pun dimulai.
c. Winch
Winch merupakan mesin bantu yang digunakan untuk menarik tali kerut atau
tali kolor. Penempatan winch di kapal ada yang di bagian belakang, di bagian depan,
adapula ditempatkan di kedua sisi samping kamar kemudi. Winch ini sangat berguna
untuk menahan tali pada saat thowing. Berdasarkan fungsi kerja alat bantu winch
digunakan untuk menarik tali kerut atau tali kolor dan untuk penarikan bagian cincin
dengan tenaga penggerak yang digunakan berupa tenaga hidrolik. Pada umumnya
dipasang pada kapal-kapal ikan pada skala industri (Syahasta dan Zaenal, 2004).
d. Power block
Menurut Syahasta dan Zaenal (2004), Power block merupakan mesin bantu
yang digunakan untuk menarik jaring pukat cincin dari dalam air ke atas deck kapal.
Mesin bantu ini sebagian besar bertenaga hidrolik serta memiliki daya gerak besar.
Power block yang berukuran kecil dan memiliki daya gerak kecil selain bertenaga
hidrolik, adapula yang menggunakan tenaga listrik. Power bertenaga mesin diesel
hampir tidak ada, kecuali hasil rekayasa sendiri pada kapal ikan bukan skala industri.
e. Purse block dan dewi-dewi
Purse block dan dewi-dewi berfungsi untuk menahan, mengatur dan
mengumpulkan cincin jaring yang terletak disamping bagian haluan. Purse block dan
dewi-dewi ini terbuat dari bahan besi. Purse block dan dewi-dewi pada intinya cocok
untuk pertahanan pada saat penarikan jaring ke atas kapal. Dewi-dewi purse seine
biasanya akan mendukung block untuk penanganan dalam pengambilan tali penyeret
disamping purse block.
f. Purse ring stowage
Purse ring stowage adalah palang panjang yang digunakan untuk menahan atau
menyimpan semua ring sehingga dapat meluncur sebelum setting. Palang panjang ini
terbuat dari besi dengan panjang kira-kira mencapai dua meter. Alat ini diletakkan di
samping sebelah kiri agak ke buritan (Sainsbury, 1975).
g. Fish pump
Fish pump digunakan untuk kapal industri perikanan, alat ini merupakan pipa
air yang panjang dan dihubungkan langsung ke ruang mesin untuk memompa air.
Fish pump terletak di tengah lambung kanan kapal. Dalam hal ini, sekat de-watering
mungkin ditempatkan berdampingan dengan lubang palka yang digunakan untuk
membersihkan atau mencuci ikan dan dapat juga digunakan untuk membersihkan
kapal dengan cara mengambil air dai laut. Alternatif lain dengan membuat persediaan
untuk saluran air dari palka yang kemudian dibangun sebagai tangki untuk mata air
diamana air ini mungkin dipompakan keluar kapal (Sainsbury, 1975).
h. Seine skiff
Seine skiff adalah alat bantu yang digunakan untuk menarik ujung jaring dan
untuk tempat pelampung dan pemberat atau ring pada waktu setting. Selain itu, dapat
pula diguanakan untuk menarik bagian belakang atau buritan kapal pada waktu
operasi penangkapan agar kapal selalu jauh dari posisi jaring dengan tujuan untuk
menghindari tersangkutnya jaring pada baling-baling kapal.
i. Capstant (Gypsy hoist)
Capstant (kapstan) pada kapal purse seine digunakan untuk menarik tali
pelampung (float line) atau tali kolor atas pada saat hauling, guna merapatkan
tangkapan kedua ujung bagian sayap jaring. Di samping itu kapstan berguna pula
untuk memperingan kerja pada saat pengangkatan ikan yang telah tertangkap dalam
cakupan jaring untuk dinaikkan di atas kapal (Brailling). Capstant terletak di
lambung kiri kapal ke arah buritan. Kapal purse seine merupakan kapal pemburu
kelompok ikan untuk itu dibutuhkan kecepatan kerja yang sangat tinggi dan peralatan
kerja yang mendukung perolehan hasil tangkapan (Farid. et al, 1989).
j. Alat Bantu Navigasi
Alat Bantu navigasi berfungsi sebagai alat bantu pelacak/deteksi keberadaan
ikan. Alat bantu pelacak atau deteksi, ada 3 yaitu :
1. Fish finder atau Echosounder
Alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan pemancaran gelombang bunyi untuk
mendeteksi kedalaman perairan, mendeteksi suatu obyek dalam perairan arah
vertikal. Untuk tujuan perikanan sensitifitasnya ditingkatkan sehingga mampu
mendeteksi adanya ikan dibawah permukaan air.
2. Sonar
Alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan prinsip kerja energi akustik,
pemancaran gelombang bunyi untuk mendeteksi suatu obyek dalam perairan arah
horizontal dan vertical. Sonar dapat memberikan gambaran dan informasi tentang
kedalaman, keadaan alami dasar serta konfigurasi bentuk dasar perairan kemudian
pada kapal ikan digunakan untuk memperoleh informasi tentang ukuran, densitas,
distribusi, kecepatan dan arah renang fish schools, serta mengetahui bentuk dan
kedudukan jaring di dalam air, mengetahui ikan yang masuk ke dalam jaring
3. RDF
Alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan penerimaan gelombang radio untuk
mengetahui arah dan perkiraaan jarak pemancar. Suara yang dipancarkan akan
mengalami penurunan energi maka sampai pada target (penerima suara) sudah
tidak sekuat dari yang terdepan.
Ketiga alat diatas walaupun termasuk dalam alat bantu navigasi tetapi
fungsinya yang lain juga dapat digunakan untuk pendeteksi ikan. Karena alat tersebut
mempunyai fungsi sebagai pencari atau pendeteksi ikan sehingga penangkapan ikan
dapat berjaan dengan baik.
2.4. Pengaruh Alat Bantu terhadap Hasil Tangkapan
Salah satu alat bantu penangkapan dengan alat tangkap purse seine adalah
rumpon. Manfaat atau outcome dari penggunaan rumpon dalam operasi penangkapan
diantaranya adalah meningkatkan peluang keberhasilan operasi penangkapan ikan
dan efisiensi dalam arti penghematan biaya operasi penangkapan ikan. Penangkapan
ikan menjadi semakin meningkat karena operasi penangkapan ikan menjadi lebih
bersifat memanen (harvesting) ikan yang berkumpul di sekitar rumpon, bukan
mengejar ikan seperti layaknya suatu kegiatan berburu (hunting). Penangkapan ikan
menjadi lebih mudah dilakukan dan berhasil karena ikan sudah dalam kondisi
kepadatan lebih tinggi (jumlah ikan per satuan luas) dan berada pada posisi tertentu
(yaitu tidak jauh atau di sekitar rumpon). Probabilitas nelayan menemukan ikan di
rumpon lebih tinggi jika dibandingkan dengan menemukan ikan yang berenang bebas
dalam suatu luasan perairan.
Jenis ikan yang berkumpul di sekitar rumpon adalah jenis ikan pelagis, yaitu
ikan-ikan yang hidupnya di kolom air lapisan atas atau dekat permukaan, contohnya
tongkol (Euthynnus atau Auxis), kembung (Rastrelliger), layang (Decapterus), dan
sardin (Sardinella) adalah jenis-jenis ikan pelagis yang biasanya hidup di perairan
dangkal atau kedalaman kurang dari 200 meter. Ikan-ikan ini juga sering disebut
sebagai jenis ikan pelagis kecil (small pelagic species). Habitat jenis ikan ini adalah
perairan pantai (dekat pulau).
2.5. Hal-hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan
1. Kecerahan Perairan
Transparasi air penting diketahui untuk menentukan kekuatan atau banyak sedikit
lampu. Jika kecerahan kecil berarti banyak zat-zat atau partikel-partikel yang
menyebar di dalam air, maka sebagian besar pembiasan cahaya akan habis tertahan
(diserap) oleh zat-zat tersebut, dan akhirnya tidak akan menarik perhatian atau
memberi efek pada ikan yang ada yang letaknya agak berjauhan.
2. Adanya gelombang
Angin dan arus angin. Arus kuat dan gelombang besar jelas akan mempengaruhi
kedudukan lampu. Justru adanya faktor-faktor tersebut yang akan merubah sinar-
sinar yang semula lurus menjadi bengkok, sinar yang terang menjadi berubah-ubah
dan akhirnya menimbulkan sinar yang menakutkan ikan (flickering light). Makin
besar gelombang makin besar pula flickering lightnya dan makin besar hilangnya
efisiensi sebagai daya penarik perhatian ikan-ikanmaupun biota lainnya menjadi
lebih besar karena ketakutan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan penggunaan
lampu yang kontruksinya disempurnakan sedemikian rupa, misalnya dengan
memberi reflektor dan kap (tudung) yang baik atau dengan menempatkan under
water lamp.
2.6. Metode Pengoperasian Purse Seine
Pada umumnya jaring purse seine dipasang dari bagian belakang kapal
(buritan), tetapi ada juga yang menggunakan samping kapal. Urutan operasi dapat
digambarkan sebagai berikut :
a. Pertama mencari gerombolan ikan. Ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman
nelayan, seperti adanya perubahan warna permukaan air laut karena gerombolan
ikan berenang dekat dengan permukaan air, ikan-ikan yang melompat di
permukaan terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan berenang dekat
permukaan. Buih-buih di permukaan laut akibat udara-udara yang dikeluarkan
ikan, burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar permukaan laut
dan sebagainya. Hal di atas biasanya terjadi pada dini hari sebelum matahari
keluar atau senja hari setelah matahari terbenam disaat-saat mana gerombolan
ikan-ikan teraktif untuk naik ke permukaan laut. Tetapi saat ini dengan adanya
berbagai alat bantu (fish finder, echosounder dan lain-lain) waktu operasi pun
tidak lagi terbatas pada dini hari atau senja hari, siang haripun jika gerombolan
ikan diketemukan segera jaring dipasang.
b. Pada operasi malam hari, mengumpulkan/menaikkan ikan ke permukaan laut
dilakukan dengan menggunakan cahaya. Biasanya dengan fish finder bisa
diketahui depth dari gerombolan ikan, juga besar dan densitasnya. Setelah posisi
ini tertentu barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan berbeda-
beda tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya. Juga pada sifat
phototxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
c. Setelah fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming direction,
swimming speed, density ; ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: arah,
kekuatan, kecepatan angin dan arus, sesudah itu jaring dipasang. Penentuan
keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan yang menjadi tujuan
terus dalam keadaan bergerak, baik oleh kehendaknya sendiri maupun akibat dari
bunyi-bunyi kapal, jaring yang dijatuhkan dan lain sebagainya. Tidak boleh luput
pula dari perhitungan ialah keadaan dasar perairan, dengan dugaan bahwa ikan-
ikan yang terkepung berusaha melarikan diri mencari tempat aman (pada
umumnya tempat dengan depth yang lebih besar) yang dengan demikian arah
perentangan jaring harus pula menghadang ikan-ikan yang terkepung dalam
keadaan kemungkinan ikan-ikan tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam.
Dalam waktu melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan tujuan
supaya gerombolan ikan segera terkepung. Setelah selesai mulailah purse seine
ditarik yang dengan demikian bagian bawah jaring akan tertutup. Melingkari
gerombolan ikan dengan jaring adalah dengan tujuan supaya ikan-ikan jangan
dapat melarikan diri dalam arah horisontal. Sedang dengan menarik purse line
adalah untuk mencegah ikan-ikan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri
ke bawah. Antara dua tepi jaring sering tidak dapat tertutup rapat, sehingga
memungkinkan menjadi tempat ikan untuk melarikan diri. Untuk mencegah hal
ini, dipakailah galah, memukul-mukul permukaan air dan lain sebagainya.
Setelah purse line selesai ditarik, barulah float line serta tubuh jaring (wing) dan
ikan-ikan yang terkumpul diserok/disedot ke atas kapal.
III. KESIMPULAN
1. Jenis alat bantu yang digunakan pada pengoperasian purse seine adalah rumpon
dan lampu/cahaya serta alat bantu navigasi lainnya seperti fish finder,
echosounder dan lain-lain. Rumpon adalah alat bantu yang mempunyai
kontruksinya menyerupai pepohonan yang di pasang (ditanam) di suatau tempat
di perairan laut. Lampu/cahaya digunakan untuk mengumpulkan ikan disekitar
cahaya pada malam hari.
2. Manfaat atau outcome dari penggunaan alat bantu penangkapan dalam operasi
penangkapan diantaranya adalah meningkatkan peluang keberhasilan operasi
penangkapan ikan sehingga dapat diperoleh hasil tangkapan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan. 2005. Petunjuk Teknis Identifikasi
Sarana Perikanan Tangkap Pukat Cincin (Purse seine) BBPPI, Semarang
Direktorat Jenderal Perikanan, 1995. Penggunaan Payaos/rumpon di Indonesia.
Jakarta 11 hal.
Siahaan. 2005. Penambahan Rumpon untuk Meningkatkan Hasil Tangkapan Kelong
Tancap di Daerah Kawal Kabupaten Tanjung Pinang Kepulauan Riau. IPB
Bogor: 96 halaman
Subani, W. 1989. Alat dan Cara Penangkapan Ikan di Indonesia. Badan Penelitian
Perikanan Laut: Jakarta.
Sudirman dan A. Mallawa. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
LAMPIRAN
Purse Seine
Rumpon
Power Block
Purse Block
Purse Ring Stowage
Fish Pump