Download - Tugas mutu kelompok 9
PEMECAHAN MASALAH DENGAN
KONSEP PDCA
Pada bayi baru lahir yang tidak dapat menyusui
KELOMPOK 9
• Siti Nurbaya• Siti Almaratus Solehah
• Sri Mulyana• Suryaningsih• Susi Nanda Sari
• Tia Agustia• Wahyuni
KASUS
Ny. W datang ke Klinik Bersalin Mawar dengan keluhan bayinya tidak mau menyusui. Bayi Ny. W lahir 3 hari yang lalu secara spontan segera menangis kuat di Rumah Sakit Umum Daerah Sesangkar dengan BB: 3200 gram, PB: 51 cm, JK: Perempuan, Tidak ada kelainan bawaan.
Saat Ny. W ingin memberikan ASI kepada bayinya, bayinya menolak untuk menyusu. Ny. W telah menempelkan putingnya ke mulut bayinya, namun selalu dilepaskan oleh bayinya.
PLAN
Sebelum merumuskan rencana yang akan digunakan untuk memecahkan masalah dari kasus di atas, terlebih dahulu carilah dan temukan penyebab masalah menggunakan diagram tulang ikan, sehingga rencana yang akan diambil dapat efektif dan diharapkan bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi.
BayiIbu
Metode
Nakes
Bayi tidak mau
menyusui
Sedang tidak sehat
Bayi sedang kenyang
Mulut bayi tidak
menempel dengan baik
pada payudara
Ibu tidak tahu cara menyusui
yang benar
Payudara lecet
Ibu mengoleskan
sesuatu kepayudara
Cara Menyusui yang tidak
benar
Tidak memberi
Penjelasan yg baik tentang
Cara Menyusui
Lanjutan... Dari diagram fish bone dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebab bayi tidak mau menyusu adalah :• Cara menyusui yang tidak benar.• Bayi sedang kenyang• Bayi sedang tidak sehat• Ibu megoleskan sesuatu kepayudara
Lanjutan... Dari permasalahan tersebut dapat disusun rencana pemecahan masalah, yaitu :• Periksa dan pastikan keadaan bayi• Beritahu ibu untuk tidak mengolesi apapun kepayudara• Ajarkan ibu cara menyusui yang benar
DOMelaksanakan perencanaan yang telah dibuat :• Melakukan pemeriksaan keadaan bayi untuk mengetahui keadaan bayi.• Memberitahu ibu untuk tidak mengolesi apapun kepayudara, seperti
cream payudara, hand body, dll.• Memberitahu ibu cara menyusui yang benar, yaitu :
1) Sebelum menyusui, keluarkan sedikit ASI untuk mengolesi puting ibu agar bayi mencium aromanya dan lebih berselera menyusu.
2) Susui bayi setiap kali ia menginginkannya dan selama yang ia mau.
3) Saat menyusui, letakkan bayi dalam pangkuan sedemikian rupa hingga wajah dan tubuhnya menghadap ke payudara ibu. Posisinya harus lurus searah, dari telinga, hidung, dan badannya. Dagunya menempel di payudara ibu.
4) Duduklah dalam posisi yang nyaman dan tegak, jangan membungkuk. Kalau perlu, sangga tubuh bayi dengan bantal. Ibu yang baru saja menjalani persalinan dengan operasi sesar tak perlu khawatir karena posisi bayi berada di atas perut.
5) Jika bayi menyusu pada payudara kiri, letakkan kepalanya di siku lengan kiri ibu. Lengan kiri bayi bebas ke arah payudara. Begitu pula sebaliknya.
6) Topanglah payudara dengan meletakkan ibu jari tangan ibu di atas puting dan keempat jari menyangga payudara.
7) Usai menyusui, bayi akan melepaskan isapannya. Kalau tidak, lepaskan puting dengan memasukkan jari kelingking ibu ke mulut bayi melalui sudut mulut atau tekan dagu bayi agar bibir bawahnya terbuka. Jangan langsung menarik puting terlalu kuat selagi masih berada di dalam mulut bayi karena akan membuatnya lecet.
8) Bila puting lecet, lakukan kompres es di payudara dan tetaplah menyusui bayi. Usai menyusui, usapkan tetesan ASI untuk pelumasan dan perlindungan. Jika menggunakan obat dokter, seka puting dengan air atau waslap basah yang lembut setiap kali akan menyusui.
Check Bayi sudah mau menyusu secara perlahan-lahan.
Meskipun terkadang masih rewel dan tidak mau menghisap puting susu.
Action• Dari yang telah dilakukan maka dihasilkan bayinya sudah
mau menyusui secara perlahan, walaupun masih perlu bantuan.
• Anjurkan ibu untuk tetap menyusui dengan cara yang benar, sesering mungkin dan selama yang bayi mau. Namun jangan sampai bayi terlalu kenyang, karena akan mengakibatkan bayi cepat merasa bosan dan bisa menimbulkan muntah.
• Anjurkan ibu untuk menyusui sesering mungkin atau tak terjadwal, jangan banyak pikiran atau stress, serta mengkomsumsi makanan yang dapat memperbanyak dan memperlancar ASI, seperti bayam, wortel, pepaya, beras merah dan daun katu.