Transcript
Page 1: tugas kelompok kasus 1

PRAKTIKUM AUDIT

KASUS PENDAHULUAN :

MEMAHAMI PROFIL KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP)

OLEH KELOMPOK 1:

DIMA NURFITRI APRIANI 105020300111005

ARUM PUSPITA SARI 105020300111012

GANDHYS RESYNIAR 105020300111031

IZA AZMI ALFINOVITA 105020300111035

ELFIRA FRIDIANA 105020300111038

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2013

Page 2: tugas kelompok kasus 1

PEMASARAN OLEH KAP

Berbicara mengenai pemasaran oleh KAP, kita harus memahami terlebih dahulu

definisi dari pemasaran dan KAP itu sendiri. Pemasaran merupakan proses perencanaan

dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan

jasauntuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individual dan

organisasional(American Marketing Association, 1985). Dapat disimpulkan bahwa

pemasaran merupakan semua upaya yang dilakukan perusahaan untuk memfasilitasi

distribusi barang atau jasa dari perusahaan kepada konsumen. Sedangkan, Kantor Akuntan

Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai

dengan peraturan perundangan-undangan yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional

dalam praktik akuntan publik.

Dalam kaitannya dengan pemasaran ini, sebagai sebuah entitas Kantor Akuntan

Publik merupakan sebuah entitas yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan oleh

akuntan publik adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan keuangan, akuntansi, manajemen,

dan perpajakan. Sebagai sebuah profesi juga akuntan publik memiliki kode etik tersendiri

tentang bagaimana Kantor Akuntan Publik melakukan aktivitas pemasaran. Pada Etika

Profesi Nomor 4 tentang iklan bagi KAP ,dengan tegas dinyatakan bahwa Kantor Akuntan

Publik dilarang untuk melakukan segala jenis bentuk advertensi (NURROCHMI,2007).

Namun sejak tanggal 5 Mei 2005, Dewan Standar Profesi Akuntan Publik dalam rapat

anggota luar biasa mengumumkan bahwa telah disahkannya etika baru bagi akuntan publik

yaitu kantor akuntan publik (KAP) yaitu sekarang mereka sudah diizinkan mencari klien

lewat iklan. KAP juga dibolehkan melakukan promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.

Keputusan penting tersebut merupakan serangkaian aturan baru etika kompartemen akuntan

publik. Hanya saja periklanan yang dilakukan oleh KAP tersebut tidak boleh bersifat

murahan agar tidak merusak citra profesi akuntan publik. Agar tidak merusak citra profesi

akuntan, kegiatan promosi yang dilakukan KAP lebih mengarah kepada pembentukan citra,

sehingga iklan tersebut tidak boleh mengeluarkan janji-janji seperti pada iklan komersial

pada umumnya.

Hal tersebut tertuang di ketentuan nomor 502 tentang Iklan, promosi dan kegiatan

pemasaran lainnya. Yang menyatakan bahwa Anggota dalam menjalankan praktik akuntan

publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi

Page 3: tugas kelompok kasus 1

pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi

(NURROCHMI, 2007). Pada perkembangannya kemudian setelah ketentuan 502 tersebut

diterbitkan ada banyak Kantor Akuntan Publik yang melakukan kegiatan pemasaran. Dalam

banyak kasus kegiatan pemasaran ini dilakukan Kantor Akuntan Publik melalui media online,

buku telepon, dan papan reklame, bahkan, kegiatan open recruitment  yang dilakukan oleh

beberapa KAP besar dengan masuk ke perguruan-perguruan tinggi ternama dapat memiliki

muatan advertising jika merujuk mengenai kegiatan pemasaran sebagaimana definisi di atas.

Beberapa kegiatan advertensi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik yang

dilakukan melalui website resmi :

http://www.pentatrust.com/profile.html

http://www.kaphbs.co.id/index.html

http://www.ey.com/

http://www.kapbsr.com/

SEKSI 250

PEMASARAN JASA PROFESIONAL

250.1 Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terjadi ketika

Praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan atau bentuk pemasaran lainnya.

Sebagai contoh, ancaman kepentingan pribadi terhadap kepatuhan pada perilaku

professional dapat terjadi ketika jasa professional, hasil pekerjaan, atau produk yang

ditawarkan tidak sesuai dengan prinsip perilaku professional.

250.2 Setiap Praktisi tidak boleh mendiskreditkan profesi dalam memasarkan jasa

profesionalnya. Setiap Praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh melakukan

tindakan-tindakan sebagai berikut:

(a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa professional yang dapat

diberikan, kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah diperoleh; atau

(b) Membuat pernyataan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak

didukung bukti terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain.

Page 4: tugas kelompok kasus 1

Jika Praktisi memiliki keraguan atas tepat tidaknya suatu iklan atau bentuk pemasaran

lainnya, maka Praktisi harus melakukan konsultasi dengan organisasi profesi.

Peraturan nomor 502 ini bukan tanpa kontroversi, ada pendapat yang berbeda di

kalangan akuntan mengenai penetapan aturan ini. Hadori misalnya sebgaimana yang dikutip

dari (http://fahmirozak.multiply.com/journal/item/13) mengatakan:

”Dengan beriklan dan berpromosi, bukan tidak mungkin KAP-KAP kecil bakal

dilirik  perusahaan besar. Hanya saja, menurut mereka, KAP kecil ditantang

untuk meningkatkan profesionalismenya seperti mengikuti perkembangan ekonomi, politik,

dan sosial.”

 Namun ada juga yang tak setuju jika KAP diizinkan mencari klien lewat iklan atau

mempromosikan kantornya. Salah satunya adalah Henry B.L. Toruan, yang

berpendapat bahwa, seorang akuntan bekerja didasarkan kredibilitas, bukan oleh jenis jasa

yang bisa diberikan.

"Iklan itu cara menarik konsumen agar suka sama kita kan? Sementara di

standar  profesi akuntan tidak ada faktor suka-sukaan," kata Henry.

Karena itu, menurut Henry, perubahan kode etik yang baru ini telah mengubah jasa

akuntan publik menjadi jasa konsultan.

Iklan Dalam Kode Etik Akuntan

Sebagian besar kaum profesional menganggap advertensi sebagai aktivitas yang tabu

sebab mereka berpendapat bahwa advertensi merupakan aktivitas yang tidak profesional.

Advertensi dipersepsikan dapat menurunkan kualitas jasa profesi. Namun sebagian

profesional berpendapat bahwa advertensi yang baik justru akan meningkatkan rasa

tanggungjawab sehingga kualitas jasa profesi tetap terjaga. Dalam lingkup khusus yaitu

profesi akuntan publik, akuntan terikat pada kode etik yang merupakan etika yang telah

disepakati bersama oleh anggota suatu profesi. Kode etik ini berhubungan dengan kebebasan

disiplin pribadi dan integritas moral dan profesi. Adanya pelarangan iklan dalam profesi

menurut FTC merupakan suatu pembatasan dalam perdagangan yang seharusnya didasarkan

atas sistem perdagangan bebas. Pada bulan Juni 1971, Court Case menyatakan bahwa aturan-

aturan dari profesi yang melarang periklanan merupakan suatu hal yang tidak konstitusional,

karena pelarangan periklanan dianggap sebagai suatu hal yang melanggar kebebasan

Page 5: tugas kelompok kasus 1

berbicara yang diatur dalam amandemen pertama. Tekanan-tekanan ini menyebabkan AICPA

mengubah peraturan sebelumnya dan mengizinkan anggotanya untuk beriklan selama tidak

palsu, menyesatkan atau menipu sebagaimana yang tercantum dalam bagian 15 dalam FTC

Act. Tanggal 3 Agustus 1980. Di Indonesia, pelarangan iklan bagi kantor akuntan publik

telah dirumuskan bersama konsep awal aturan kode Etik IAI yang pertama kali tahun 1972,

menjelang kongres ke – 2, bahkan jaruh sebelum kongres IAI yang pertama (Tuanakotta,

1982: 51). Dalam kurun waktu 10 tahun, konsep ini mengalami beberapa perubahan dan

penyempurnaan. Akhirnya di tahun 2000 aturan tentang iklan bagi KAP mengalami

pelonggaran. Aturan etika Profesi yang disahkan dalam rapat anggota

KAP-IAI tanggal 6 Juni 2000 di Bandung merupakan aturan Etika pertama yang

dimiliki IAI kompartemen. Aturan tersebut terdapat dalam ketentuan No. 502 yang berbunyi:

“Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui

pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang

tidak merendahkan citra profesi” (Iskak, 2000). Marts et. Al. (1989: 113) menyatakan bahwa

advertensi jasa akuntan publik efektif jika advertensi tersebut mengungkapkan jenis jasa yang

ditawarkan dan menggunakan ahli pemasaran. Saran lain dikemukakan oleh Allen dan

Arnold (1991: 33), mereka menyarankan bahwa akuntan publik seharusnya mengembangkan

sebuah program advertensi yang disebut “advertise”, yang terdiri dari 9 langkah yaitu

menganalisis pasar, mendefinisikan tujuan advertensi, isu-isu kunci diverbalkan, menetapkan

tingkat pengeluaran uang, mengkaji ulang alternatif media, menentukan media yang akan

digunakan, membuat pesan-pesan yang akan disampaikan, mulai melakukan advertensi dan

mengevaluasi hasil.


Top Related