Download - Tugas Kdm II Kelompok
5/10/2018 Tugas Kdm II Kelompok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kdm-ii-kelompok 1/16
PENGAMATAN / OBSERVASI
Tahap kedua dalam pengumpulan data adalah pengamatan, dan pada praktiknya kita lebih sering
menyebutnya dengan observasi. Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.
Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melaluikepekaan alat panca indra.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi :
1. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara rinci kepada klien (meskipun
komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena terkadang hal ini dapat meningkatkan
kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya :
“Pak, saya akan menghitung nafas Bapak dalam satu menit“ kemungkinan besar data yang
diperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur nafasnya.
2. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien.
3. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan dimengerti oleh perawat
yang lain.
Contoh kegiatan observasi misalnya : terlihat adanya kelainan fisik, adanya perdarahan, ada bagian
tubuh yang terbakar, bau alkohol, urin, feses, tekanan darah, heart rate, batuk, menangis, ekspresi
nyeri, dan lain-lain.
PEMERIKSAAN FISIK
Tahap ketiga dalam pengumpulan data adalah pemeriksaan fisik.Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari riwayat
keperawatan klien. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan wawancara. Fokus
pengkajian fisik keperawatan adalah pada kemampuan fungsional klien. Misalnya , klien
mengalami gangguan sistem muskuloskeletal, maka perawat mengkaji apakah gangguan tersebut
mempengaruhi klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari atau tidak.
Tujuan dari pemeriksaan fisik dalam keperawatan adalah untuk menentukan status kesehatan klien,
mengidentifikasi masalah klien dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan
keperawatan.
Ada 4 teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu :
1. Inspeksi
5/10/2018 Tugas Kdm II Kelompok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kdm-ii-kelompok 2/16
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui
pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar perawat dapat membedakan warna, bentuk dan
kebersihan tubuh klien. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna,
bentuk, posisi, simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu
dengan bagian tubuh lainnya. Contoh : mata kuning (ikterus), terdapat struma di leher, kulit
kebiruan (sianosis), dan lain-lain.
2. Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen
yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang : temperatur, turgor, bentuk,
kelembaban, vibrasi, ukuran.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi :
· Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.
· Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
· Kuku jari perawat harus dipotong pendek.
· Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir.
Misalnya : adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lain-lain.
3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan menghasilkan suara.
Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Perawat
menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara.
Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah :
Sonor : suara perkusi jaringan yang normal.
Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada pneumonia.
Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi daerah
hepar.
Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya daerah
caverna paru, pada klien asthma kronik.
4. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh
tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan
adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah :
5/10/2018 Tugas Kdm II Kelompok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kdm-ii-kelompok 3/16
Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan
mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia,
TBC.
Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi.
Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru.
Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun
ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma. Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas pada
kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan pleura.
Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan :
1. Head to toe (kepala ke kaki)
Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke kaki. Mulai dari :
keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan,
leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum, ektremitas.
2. ROS (Review of System / sistem tubuh)
Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sistem tubuh, yaitu : keadaan umum, tanda vital,
sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem persyarafan, sistem perkemihan, sistem
pencernaan, sistem muskuloskeletal dan integumen, sistem reproduksi. Informasi yang didapat
membantu perawat untuk menentukan sistem tubuh mana yang perlu mendapat perhatian khusus.
3. Pola fungsi kesehatan Gordon, 1982
Perawat mengumpulkan data secara sistematis dengan mengevaluasi pola fungsi kesehatan dan
memfokuskan pengkajian fisik pada masalah khusus meliputi : persepsi kesehatan-penatalaksanaan
kesehatan, nutrisi-pola metabolisme, pola eliminasi, pola tidur-istirahat, kognitif-pola perseptual,
peran-pola berhubungan, aktifitas-pola latihan, seksualitas-pola reproduksi, koping-pola toleransi
stress, nilai-pola keyakinan.
4. DOENGOES (1993)
Mencakup : aktivitas / istirahat, sirkulasi, integritas ego, eliminasi, makanan dan cairan, hygiene,
neurosensori, nyeri / ketidaknyamanan, pernafasan, keamanan, seksualitas, interaksi sosial,
penyuluhan / pembelajaran.
nursingbegin.com/tag/ pemeriksaan- fisik /
5/10/2018 Tugas Kdm II Kelompok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kdm-ii-kelompok 4/16
PERAWATAN LUKA
DEFINISI
Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi
jaringan yang rusak atau hilang.
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel
Mekanisme terjadinya luka :
1. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Misal yang
terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh
pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi)
2. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan
dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.3. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya
dengan benda yang tidak tajam.
4. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang
masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
5. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh
kawat.
6. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada
bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar.
7. Luka Bakar (Combustio)
Menurut tingkat Kontaminasi terhadap luka :
1. Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah takterinfeksi yang mana tidak terjadi proses
peradangan (inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari tidak
terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika diperlukan dimasukkan drainase
tertutup (misal; Jackson – Pratt). Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
2. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka pembedahan
dimana saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol,
kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% - 11%.
3. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh, luka akibat
kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran
cerna; pada kategori ini juga termasuk insisi akut, inflamasi nonpurulen. Kemungkinan infeksi luka10% - 17%.
4. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme pada
luka.
Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka, dibagi menjadi :Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi pada lapisan
epidermis kulit.
Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan
bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis seperti abrasi, blister
atau lubang yang dangkal.
Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan ataunekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang
mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot.
5/10/2018 Tugas Kdm II Kelompok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kdm-ii-kelompok 5/16
Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan
sekitarnya.
Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan
adanya destruksi/kerusakan yang luas.
Menurut waktu penyembuhan luka dibagi menjadi :
1. Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang
telah disepakati.
2. Luka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena
faktor eksogen dan endogen.
PROSES PENYEMBUHAN LUKATubuh secara normal akan berespon terhadap cedera dengan jalan “proses peradangan”, yang
dikarakteristikkan dengan lima tanda utama: bengkak (swelling), kemerahan (redness), panas (heat),
Nyeri (pain) dan kerusakan fungsi (impaired function). Proses penyembuhannya mencakup
beberapa fase :
1. Fase InflamasiFase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yang terjadi
pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan
membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan
dimulainya proses penyembuhan. Pada awal fase ini kerusakan pembuluh darah akan menyebabkankeluarnya platelet yang berfungsi sebagai hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka
(clot) dan juga mengeluarkan “substansi vasokonstriksi” yang mengakibatkan pembuluh darah
kapiler vasokonstriksi. Selanjutnya terjadi penempelan endotel yang akan menutup pembuluh darah.
Periode ini berlangsung 5-10 menit dan setelah itu akan terjadi vasodilatasi kapiler akibat stimulasi
saraf sensoris (Local sensory nerve endding), local reflex action dan adanya substansi vasodilator
(histamin, bradikinin, serotonin dan sitokin). Histamin juga menyebabkan peningkatan
permeabilitas vena, sehingga cairan plasma darah keluar dari pembuluh darah dan masuk ke daerah
luka dan secara klinis terjadi oedema jaringan dan keadaan lingkungan tersebut menjadi asidosis.
Secara klinis fase inflamasi ini ditandai dengan : eritema, hangat pada kulit, oedema dan rasa sakit
yang berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4.
2. Fase Proliferatif Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka
dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan yaitu
bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan
selama proses reonstruksi jaringan.
Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas sangat jarang dan
biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Sesudah terjadi luka, fibroblas akan aktif
bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang (proliferasi)
serta mengeluarkan beberapa substansi (kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin dan
proteoglycans) yang berperan dalam membangun (rekontruksi) jaringan baru. Fungsi kolagen yang
lebih spesifik adalah membentuk cikal bakal jaringan baru (connective tissue matrix) dan dengandikeluarkannya substrat oleh fibroblas, memberikan pertanda bahwa makrofag, pembuluh darah
baru dan juga fibroblas sebagai kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka. Sejumlah sel dan
5/10/2018 Tugas Kdm II Kelompok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kdm-ii-kelompok 6/16
pembuluh darah baru yang tertanam didalam jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan
“granulasi”.
Fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk, terlihat proses
kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth faktor yang dibentuk oleh makrofag dan
platelet.
3. Fase MaturasiFase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 12 bulan.
Tujuan dari fase maturasi adalah ; menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan
penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan granulasi,
warna kemerahan dari jaringa mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan serat fibrin dari
kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari jaringan parut akan
mencapai puncaknya pada minggu ke-10 setelah perlukaan.
Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang
diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan terjadi penebalan jaringan parut
atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan kekuatan jaringan
parut dan luka akan selalu terbuka.
Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan jaringan parut mampu
atau tidak mengganggu untuk melakukan aktifitas normal. Meskipun proses penyembuhanluka
sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung pada kondisi
biologis masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat akan
mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gizi, diserta penyakit sistemik (diabetes
mielitus).
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA
1. Usia
Semakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan
2. Infeksi
Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan
kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik
panjang maupun kedalaman luka.
3. Hipovolemia
Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan
oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
4. Hematoma
Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh
tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan
waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka.5. Benda asing
Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses
sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit
(sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah (“Pus”).
6. Iskemia
Iskemi merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat
dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat.
Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.
7. Diabetes
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat
masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.8. Pengobatan
· Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cedera
5/10/2018 Tugas Kdm II Kelompok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kdm-ii-kelompok 7/16
· Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan
· Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi
yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi
intravaskular.
NURSING MANAGEMENTDressing/Pembalutan
Tujuan :
1. memberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan luka
2. absorbsi drainase
3. menekan dan imobilisasi luka
4. mencegah luka dan jaringan epitel baru dari cedera mekanis
5. mencegah luka dari kontaminasi bakteri
6. meningkatkan hemostasis dengan menekan dressing
7. memberikan rasa nyaman mental dan fisik pada pasien
ALAT DAN BAHAN BALUTAN UNTUK LUKA
Bahan untuk Membersihkan Luka
· Alkohol 70%
· Aqueous and tincture of chlorhexidine gluconate (Hibitane)
· Aqueous and tincture of benzalkonium chloride (Zephiran Cloride)
· Hydrogen Peroxide
· Natrium Cloride 0.9%
Bahan untuk Menutup Luka
· Verband dengan berbagai ukuran
Bahan untuk mempertahankan balutan
· Adhesive tapes
· Bandages and binders
KOMPLIKASI DARI LUKA
a. Hematoma (Hemorrhage)
Perawat harus mengetahui lokasi insisi pada pasien, sehingga balutan dapat diinspeksi terhadap
perdarahan dalam interval 24 jam pertama setelah pembedahan.
b. Infeksi (Wounds Sepsis)Merupakan infeksi luka yang sering timbul akibat infeksi nosokomial di rumah sakit. Proses
peradangan biasanya muncul dalam 36 – 48 jam, denyut nadi dan temperatur tubuh pasien biasanya
meningkat, sel darah putih meningkat, luka biasanya menjadi bengkak, hangat dan nyeri.
Jenis infeksi yang mungkin timbul antara lain :
· Cellulitis merupakan infeksi bakteri pada jaringan
· Abses, merupakan infeksi bakteri terlokalisasi yang ditandai oleh : terkumpulnya pus (bakteri,
jaringan nekrotik, Sel Darah Putih).
· Lymphangitis, yaitu infeksi lanjutan dari selulitis atau abses yang menuju ke sistem limphatik. Hal
ini dapat diatasi dengan istirahat dan antibiotik.
c. Dehiscence dan Eviscerasi
Dehiscence adalah rusaknya luka bedahEviscerasi merupakan keluarnya isi dari dalam luka
d. Keloid
5/10/2018 Tugas Kdm II Kelompok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kdm-ii-kelompok 8/16
Merupakan jaringan ikat yang tumbuh secara berlebihan. Keloid ini biasanya muncul tidak terduga
dan tidak pada setiap orang.
5/10/2018 Tugas Kdm II Kelompok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kdm-ii-kelompok 9/16
CARA PERAWATAN LUKA
Penatalaksanaan
Antisepsis sekitar luka
o Cuci dengan betadine
o Pada fraktur terbuka : cuci dengan NaCl 0,9% Antisepsis luka
o Untuk luka kotor : cuci dengan H2O2 (perhidrol) kemudian NaCl 0,9%
o Untuk fraktur terbuka : cuci dengan NaCI 0,9%
o Untuk luka bersih : cuci
o Selanjutnya beri betadine -> untuk semua jenis luka
Hecthing (Jahit) kalau memang diperlukan
Perhatikan :
luka dengan fraktur/ruptur tendon jangan dijahit, tetapi dicuci dengan NaCl 0,9% -> tutup dengan
kasa steril, bila ada perdarahan -> ditampon / verban -> rujuk ke RSUD.
Pengobatan
Bila luka kotor/lebar/dalam beri ATS 1.500 IU (tes dulu) atau TT 0,5 ml
Inj. PP (tes dulu) atau inj Ampisilin 4×500mg-1gr per hari
Amoksisilin 3-4×500 mg
Analgesik -> jika perlu
Catatan Penting
Luka lecet cukup diolesi betadine tanpa ditutup, tanpa ATS, tanpa AB
Luka kecil yang hanya membutuhkan 1 jahitan boleh tanpa anestesi
Anestesi lokal diberikan sebelum luka dibersihkan, untuk mengurangi rasa sakit
Luka pada kepala, cukur dulu sekitar luka sebelum dijahit. Jahitan pada kepala dapat diangkat pada
hari kelima atau kurang
Luka yang cukup dalam harus dijahit berlapis, bagian dalam memakai cut gat dan bagian luar
memakai silk
Luka yang cukup panjang, jahitan sebaiknya mulai dari tengah
Luka berbentuk V, sudut dasar V dijahit terdahulu
Luka yang banyak mengeluarkan darah, terlebih dahulu klem dan jahit yang rapat pada sumber
darah. Jika darah berhenti -> jahitan dilanjutkan.
Setelah selesai dijahit ternyata masih merembes -> bongkar -> Jahit ulang -> bekas jahitan didep
agak kuat. Jika masih merembes -> rujuk ke RSUD
Pada kondisi terputusnya pembuluh darah besar -> klem/dep/ tampon yang kuat dengan kasa steril
-> rujuk ke RSUD dengan infus terpasang
Selesai menjahit, dengan pinset sirurgi tepi kulit dibuat ektropion (membuka keluar)
Kontrol sebaiknya pada hari 3-4 setelah dijahit -> angkat jahitan pada hari ke 6-7
Pada luka yang terlalu panjang atau terjadi infeksi -> jahitan diangkat selang-seling (tidak sekaligus)
Pada waktu mengangkat jahitan, benang yang dipotong yaitu pada ujung yang berlawanan dengan
simpul (untuk menghindari benang bagian luar ikut menyusup ke dalam)
Kalau pada jahitan terdapat PUS -> buka -> bersihkan, kompres dengan Revanol 2 kali sehari
http://askep-askeb.blogspot.com/2009/09/cara-perawatan-luka.html
5/10/2018 Tugas Kdm II Kelompok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kdm-ii-kelompok 10/16
PERAWATAN LUKA
Banyak di antara kita, termasuk juga pekerja medis belum memahami benar bagaimana merawatluka, terutama luka kronis dengan baik. Yang memang sudah dianggap biasa untuk merawat luka
oleh pasien atau keluarga sekalipun, sekali waktu pernah merasa tidak percaya diri dalam
menghadapi jenis luka yang penyembuhannya membandel ini. Padahal segala upaya telah
dilakukan. Banyak pula jenis produk perawatan luka yang dipakai, waktu merawatnya pun sudahteratur dan disiplin, namun belum juga menampakkan tanda tanda penyembuhan. Luka kronis
umumnya dimaksud adalah luka yang terinfeksi yang masa penyembuhannya tidak sesuai lagi
dengan kondisi normal. Luka tersebut bisa berasal dari luka karena trauma, bekas operasi, fistel,
abses, ulcus, luka diabetic, luka karena keganasan, tekanan, gangguan vaskuler dan lain-lain. Jenis
kuman yang menginfeksinya bisa oleh bakteri, jamur, parasit ataupun virus. Jika tidak mendapatkan
penanganan yang benar, dapat menimbulkan kerusakan yang lebih luas pada jaringan tubuh di
sekitarnya, menyebabkan jaringan (bagian yang membentuk tubuh; kulit, lemak, fascia, pembuluh
darah, saraf, otot bahkan tulang) menjadi mati atau nekrosis. Lebih jauh dari itu, dapat
mengakibatkan penyebaran infeksi ke seluruh tubuh melalui darah, menjadi apa yang disebut
dengan sepsis hingga mengancam nyawa seseorang.
Untuk mudah diingat, tahap penanganan luka kronis secara lokal dibagi menjadi empat, yang saling
terkait dan tidak bisa dikerjakan tanpa berurutan.
Mengangkat jaringan mati
Semasih di dalam luka ada jaringan mati (nekrotik), upaya apapun dikerjakan tidak akan berhasil.
Sebab dengan adanya bagian jaringan yang membusuk, merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan bakteri. Mengakibatkan koloni bakteri akan makin berkembang, nanah semakin
banyak dan kerusakan jaringan tambah lama tambah luas, sehingga jaringan yang rusak inipun
menjadi mati dan membusuk. Upaya untuk membersihkan luka macam ini disebut dengan
debridement . Pengertiannya, selain menghilangkan jaringan mati juga membersihhkan luka dari
kotoran yang berasal dari luar yang termasuk benda asing bagi tubuh. Cara yang dikerjakan bisasecara pasif dengan mengompres luka menggunakan cairan atau beberapa material perawatan luka
yang fungsinya untuk menyerap dan mengangkat bagian-bagian luka yang nekrotik. Cara ini tidak
cukup dikerjakan 1 atau dua kali, mesti beberapa kali hingga butuh beberapa hari. Atau bisa
dikerjakan secara aktif, relatif lebih praktis, dengan melakukan pembedahan. Memang dibutuhkan
keberanian melakukan hal ini walaupun pertimbangan estetik tubuh bukan lagi menjadi prioritas.
Ada juga yang kurang umum diketahui, yakni dengan mechanical debridement dan biological
debridement (menggunakan serangga).
Menghilangkan nanah
Luka bernanah kebanyakan disebabkan karena bakteri. Ada bakteri yang menghasilkan banyak
nanah, ada bakteri yang menimbulkan nanah serta bau khas, menghasilkan gas gangrene dan bau
busuk yang menyengat dan ada yang dominan menyebabkan jaringan menjadi mati / nekrosis. Jadi
5/10/2018 Tugas Kdm II Kelompok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kdm-ii-kelompok 11/16
dari kondisi luka saja sudah dapat diduga kuman penyebabnya. Walaupun sangat dibutuhkan
pemeriksaan cultur – pembiakan kuman- untuk mencari secara pasti jenis kuman penyebab guna
menentukan therapy antibiotika yang tepat. Dengan pembedahan, membuka serta mengalirkan
nanah yang terperangkap di dalam tubuh merupakan cara terbaik untuk mengurangi pembentukan
nanah. Upaya ini akan lebih lengkap jika diiringi dengan perawatan luka menggunakan absorbent
agent atau yang lebih sederhana cukup dengan cairan fisiologis yang nantinya kalau basah,
pembungkus luka bisa diganti beberapa kali. Banyaknya nanah menjadi salah satu indikator tingkatperbaikan luka. Akan lebih cepat masa penyembuhannya jika produksi nanah oleh luka ini belum
sampai menimbulkan jaringan nekrotik yang luas.
Menjaga kelembaban luka
Setelah jaringan mati berhasil dibersihkan dan pengeluaran nanah oleh luka dapat diminimalisir,
fase berikutnya adalah keluarnya cairan bening yang merupakan cairan tubuh sebagai petanda tahap
penyembuhan luka akan segera dimulai. Semasih produksi cairan ini berlebihan, dibutuhkan usaha
untuk menguranginya atau mengeringkan luka tersebut. Material yang digunakan bisa sama dengan
yang digunakan untuk mengurangi nanah seperti di atas. Namun demikian harus tetap dijaga
kelembaban luka. Makin kering kondisi luka, basahnya kasa penutup luka juga semakin diperas.Seperti prinsip yang sudah umum diketahui dalam menangani luka; basah dilawan dengan basah,
kering diimbangi dengan penutup luka yang semakin kering juga. Sehingga dengan demikian waktu
untuk mengganti penutup luka pun bisa diperjarang, tidak seperti tahap tahap sebelumnya.
Menunjang masa penyembuhan
Penyembuhan luka atau masa granulasi dimulai jika dasar luka sudah tampak kemerahan. Bisa
diibaratkan seperti penampakan daging segar. Selain tetap menjaga kelembaban, luka harus tetap
dijaga bersih serta hindari dari trauma sebab dengan pembentukan jaringan yang baru tumbuh ini,
rawan sekali akan terjadinya perdarahan. Tersedia juga banyak produk perawatan luka, baik berupa
cairan, cream, gel atau pasta yang berguna untuk merangsang terbentuknya sel-sel baru, membentuk
kolagen dan mengisi bagian tubuh yang rusak dan tergerus sebelumnya. Problem yang biasanya
dihadapi pada fase ini adalah penutupan luka di permukaan. Kalau lukanya tidak luas, bisa berharap
kulit di sekitar luka akan tumbuh juga untuk melapisi luka. Namun jika lukanya luas, bisa dilakukan
penjahitan skunder dengan lebih mendekatkan tepi tepi luka atau sekalian dilakukan flap atau
tandur kulit yang mengambil kulit dari bagian lain tubuh.
Tahap tahapan di atas, sekali lagi hanya memperhatikan perawatan terlokalisir di luka tersebut
semata. Sedangkan penyembuhan luka tidak hanya tergantung dari perawatan itu saja, namun harus
dinilai apa yang mendasari terbentuknya luka kronis tersebut. Justru hal inilah yang potensial
menghambat penyembuhan luka. Hal itu meliputi faktor usia, kondisi nutrisi penderita – terutamakandungan protein-, penyakit penyerta -seperti; diabetes, kelainan vena, kanker, malnutrisi-,
penurunan imunitas dan kondisi psikis serta keterbatasan gerakan fisik. JIka hal hal itu ada,
hendaknya diatasi dulu sebelum serius merawat luka atau setidaknya dilakukan perbaikan bareng
dengan perawatan luka yang menjadi keluhan utama penderita.
Sebetulnya sembuh tidaknya luka tersebut ditentukan oleh tubuh kita sendiri. Upaya upaya yang
dilakukan di atas hanya terbatas membuat suasana agar tubuh lebih terpacu untuk menyembuhkan
dirinya sendiri. Kata di text book: We can’t heal the wound, but just able to promote the healing
process….
http://spesialisbedah.com/2009/01/perawatan-luka-kronis/
5/10/2018 Tugas Kdm II Kelompok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kdm-ii-kelompok 12/16
PERAWATAN LUKA DAN TEKNIK JAHITAN
Pendahuluan
Luka baru yang belum memasuki waktu kontaminasi Frederich (6 – 8 jam post trauma) dapat
dirawat secara primer yaitu dengan melakukan pembersihan luka dan lapangan sekitarnya,
pembuangan debris dan kotoran serta penjahitan luka secara sempurna, sedangkan yang melebihi
waktu kontaminasi bisa dilakukan pembersihan luka dan daerah sekitar luka, merapikan luka danpenjahitan sementara atau situasi. Penjahitan luka membutuhkan pengetahuan tentang
penyembuhan luka, serta alat dan bahan untuk menjahit dan yang terpenting sekali menguasai
teknik jahitan (suture techniques).
Luka (Vulnus)
Luka adalah kerusakan anatomi karena hilangnya kontinuitas jaringan oleh sebab dari luar. Luka
terbagi menjadi dua : Luka terbuka (Vulnus Appertum) dan Luka tertutup (Vulnus Occlusum).
Macam luka terbuka : Luka iris (Scissum), Tusuk (Ictum), Bakar (Combustio), Lecet
(Excoriasi/Abrasio), Tembak (Sclopetum), Laserasi, Penetrasi, Avulsi, Open Fracture dan Luka
Gigit (Vulnus Morsum).
Macam luka tertutup : Memar (Contusio), Bula, Hematoma, Sprain, Dislokasi, Close Fracture,
Laserasi organ dalam.
Teknik Perawatan Luka ¨ Desinfeksi
¨ Irigasi
¨ Debridement
¨ Perawatan perdarahan
¨ Penjahitan Luka
5/10/2018 Tugas Kdm II Kelompok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kdm-ii-kelompok 13/16
¨ Bebat Luka
¨ Angkat Jahitan
Desinfeksi (Sin. Antiseptik atau Germisida)
Adalah tindakan dalam melakukan pembebasan bakteri dari lapangan operasi dalam hal ini yaituluka dan sekitarnya.
Macam bahan desinfeksi: Alkohol 70%, Betadine 10%, Perhidrol 3%, Savlon (Cefrimid
+Chlorhexidine), Hibiscrub (Chlorhexidine 4%)
Teknik : Desinfeksi sekitar luka dengan kasa yang di basahi bahan desinfeksan
Tutup dengan doek steril atau kasa steril
Bila perlu anestesi Lido/Xylo 0,5-1%
Pembersihan Luka Adalah mencuci bagian luka
Bahan yang di gunakan : Perhidrol, Savlon, Boor water, Normal Saline, PZ
Bilas dengan garam faali atau boor water
Debridement (Wound Excision)
Adalah membuang jaringan yang mati serta merapikan tepi luka
Memotong dengan menggunakan scalpel atau gunting
Rawat perdarahan dengan meligasi menggunakan cat gut
Perawatan Perdarahan
Adalah suatu tindakan untuk menghentikan proses perdarahan
Yaitu dengan kompresi lokal atau ligasi pembuluh darah atau jaringan sekitar perdarahan
Penjahitan luka Penjahitan luka membutuhkan beberapa persiapan baik alat, bahan serta beberapa peralatan lain.
Urutan teknik juga harus dimengerti oleh operator serta asistennya.
Alat, bahan dan perlengkapan yang di butuhkan
Alat yang dibutuhkan :
Naald Voeder ( Needle Holder ) atau pemegang jarum biasanya satu buah.
Pinset Chirrurgis atau pinset Bedah satu buah
Gunting benang satu buah.
Jarum jahit, tergantung ukuran cukup dua buah saja.
5/10/2018 Tugas Kdm II Kelompok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kdm-ii-kelompok 14/16
Bahan yang dibutuhkan :
Benang jahit Seide atau silk
Benang Jahit Cat gut chromic dan plain.
Lain-lain :
Doek lubang steril
Kasa steril
Handscoon steril
Operasi teknik
Urutan teknik penjahitan luka ( suture techniques)
1. Persiapan alat dan bahan
2. Persiapan asisten dan operator
3. Desinfeksi lapangan operasi
4. Anestesi lapangan operasi
5. debridement dan eksisi tepi luka
6. penjahitan luka
7. perawatan luka
Macam-macam jahitan luka 1. Jahitan Simpul Tunggal
Sinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture
Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai. digunakan juga untuk jahitan situasi.
Teknik : – Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan
sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara tegak lurus
pada atau searah garis luka.
- Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara 1cm.
- Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan
- Benang dipotong kurang lebih 1 cm.
2. Jahitan matras Horizontal
Sinonim : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress
Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan
penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama.
5/10/2018 Tugas Kdm II Kelompok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kdm-ii-kelompok 15/16
Memberikan hasil jahitan yang kuat.
3. Jahitan Matras Vertikal
Sinonim : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far
Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan menjahittepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di dekatkannya tepi-
tepi luka oleh jahitan ini.
4. Jahitan Matras Modifikasi
Sinonim : Half Burried Mattress Suture
Modifikasi dari matras horizontal tetapi menjahit daerah luka seberangnya pada daerah
subkutannya.
5. Jahitan Jelujur sederhana
Sinonim : Simple running suture, Simple continous, Continous over and over
Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan hasiel
kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar.
6. Jahitan Jelujur Feston
Sinonim : Running locked suture, Interlocking suture
Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering dipakai pada
jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa.
7. Jahitan Jelujur horizontal
Sinonim : Running Horizontal suture
Jahitan kontinyu yang diselingi dengan jahitan arah horizontal.
8. Jahitan Simpul Intrakutan
Sinonim : Subcutaneus Interupted suture, Intradermal burried suture, Interrupted dermal stitch.
Jahitan simpul pada daerah intrakutan, biasanya dipakai untuk menjahit area yang dalam kemudian
pada bagian luarnya dijahit pula dengan simpul sederhana.
9. Jahitan Jelujur Intrakutan
Sinonim : Running subcuticular suture, Jahitan jelujur subkutikular
Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini terkenal menghasilkan kosmetik yang baik
Tutup atau Bebat Luka Setelah luka di jahit dengan rapi di bersihkan dengan desinfeksan (beri salep)
5/10/2018 Tugas Kdm II Kelompok - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-kdm-ii-kelompok 16/16
Tutup luka dengan kasa steril yang dibasahi dengan betadine
Lekatkan dengan plester atau hipafix ( bila perlu diikat dengan Verban)
Angkat Jahitan Adalah proses pengambilan benang pada luka
Berdasarkan lokasi dan hari tindakan:
¨ Muka atau leher hari ke 5
¨ Pereut hari ke7-10
¨ Telapak tangan 10
¨ Jari tangan hari ke 10
¨ Tungkai atas hari ke 10
¨ Tungkai bawah 10-14
¨ Dada hari ke 7
¨ Punggung hari ke 10-14
http://agung118galih.wordpress.com/2008/04/10/perawatan-luka-dan-teknik-jahitan/