Download - Tugas 3 Kualitas Dan Kuantitas Kendaraan
MAKALAH MENGENAI KUANTITAS DAN KUALITAS
KENDARAAN
Disusun Oleh :
Della Septa Dwi A. P. ( 03114039 )
Eva Wahyu Triliyah ( 03114088 )
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan
karuni Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah tepat pada waktunya. Tugas
Karya ilmiah yang berjudul “Mental, Perilaku, Etika, dan Sopan Santun Pengendara dalam Berlalu
Lintas di Jalan Raya dengan Pengendara Lainnya” ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi
kelulusan mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Narotama Surabaya.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah tak lepas dari dukungan, dorongan, bantuan, dan kerjasama dari
berbagai pihak. Saat kesempatan inilah penulis menyampaikan banyak berterima kasih kepada ;
1. Bapak Adhi Muhtadi ST., SE., Msi., selaku dosen Universitas Narotama yang memeriksa karya
tulis ilmiah dan memberikan pengetahuan banyak tentang penulisan karya ilmiah ini.
2. Bapak Fredy Kurniawan ST., MT., Meng., Ph.D., selaku dosen Universitas Narotama yang telah
memberikan motivasi, dorongan, dan pengetahuan.
3. Bapak Ir. Toni Hartono Baggio, MT., MM., Selaku Dekan Fakultas Teknik Narotama yang
telah membantu dalam penulisan karya ilmiah ini.
4. Bapak dan Ibu dosen berserta seluruh staf tata usaha di lingkungan Universitas Narotama, yang
telah banyak membantu, melayani, dan memberikan pengetahuan pada materi perkuliahan.
5. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu, atas segala bantuannya.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih memiliki banyak kekurangan. Penulis
memohon kepada pembaca apabila berkenan memberikan kritikan dan saran kepada penulis supaya
karya tulis ilmiah ini lebih sempurna lagi pada tahap selanjutnya. Penulis memohon maaf jika terjadi
banyak kesalahan terhadap penulisan karya ilmiah ini. Akhir kata, semoga penulisan karya ilmiah ini
bermanfaat bagi generasi penerus bangsa.
Surabaya, September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
E. BATASAN MASALAH
BAB II DASAR TEORI
A. PENGERTIAN LALU LINTAS
B. KUALITAS DAN KUANTITAS KENDARAAN
C. SIFAT – SIFAT UMUM KENDARAAN
BAB III METODE PENELITIAN
A. SUMBER DATA PENELITIAN
B. TEKNIK PENGAMBILAN DATA
C. ANALISIS DATA
BAB IV PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR REFERENSI
BAB 1
PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG
Angka kecelakaan di Indonesia cenderung cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara –
negara Asean lainnya. Berbagai langkah perlu dilakukan untuk bisa mengendalikan angka
kecelakaan tersebut. Faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan adalah : jaringan pelayanan
yang tidak memadai, integrasi pelayanan yang menyangkut integrasi fisik / tempat perpindahan,
jadwal, dan ticketing yang belum optimal, serta subsidi angkutan umum yang tidak dikelola
dengan baik.
Terdapat beberapa masalah lalu lintas yang dapat mempengaruhi stabilitas keamanan,
keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalulintas di jalan raya dan hal itu merupakan interaksi
serta kombinasi dua atau lebih faktor yang saling mempengaruhi situasi lalu lintas meliputi
( Ikhsan, 2009:3 ) : Faktor manusia, faktor kendaraan, faktor jalan, dan faktor lingkungan.
1. Faktor manusia, hal ini sangat ditentukan oleh beberapa indikator yang membentuk sikap dan
perilakunya di jalan raya berupa :
a) Mental, perilaku, etika, sopan santun, toleransi, kematangan dalam pengendalian emosi
serta kepedulian pengguna jalan yang membudaya merupakan salah satu faktor utama
yang sangat berpengaruh terhadap situasi lalu lintas.
b) Pengetahuan dan pemahaman terhadap setiap aturan yang telah dibakukan secara formal
baik dalam bentuk Undang-Undang, Perpu, Peraturan Pemerintah, Perda dan aturan
lainnya. Serta pengetahuan terhadap karakteristik kendaraan.
c) Keterampilan mengendalikan kendaraan (diwujudkan dengan serangkaian proses
mendapatkan SIM) merupakan suatu keharusan yang mutlak demi keamanan,
keselamatan, ketertiban dan kelancaraan lalu lintas baik bagi pengemudi/- pengendara
kendaraan tersebut maupun pengguna jalan lainnya.
2. Faktor Kendaraan, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi situasi lalu lintas jalan raya
yang melibatkan kendaraan dapat di bagi dalam 2 (dua) faktor utama yaitu :
a) Kuantitas Kendaraan.
Tingginya tingkat angka pertambahan kendaraan bermotor apabila ditinjau dari
sektor keamanan dan keselamatan transportasi lalu lintas jalan raya menimbulkan dampak
permasalahan yang cukup serius, yaitu pertambahan lokasi dan ruas penggal jalan raya
yang rawan kepadatan, kemacetan dan kesemrawutan
b) Kualitas Kendaraan
Kendaraan harus siap pakai, oleh karena itu kendaraan harus dipelihara dengan baik
sehingga semua bagian mobil berfungsi dengan baik, seperti mesin, rem kemudi, ban,
lampu, kaca spion, sabuk pengaman, dan alat-alat mobil. Dengan demikian pemeliharaan
kendaraan tersebut diharapkan dapat:
a). Mengurangi jumlah kecelakaan
b). Mengurangi jumlah korban kecelakaan pada pemakai jalan lainnya
c). Mengurangi besar kerusakan pada kendaraan bermotor
d). Kendaraan dapat tetap laik jalan
e). Komponen Kendaraan selalu dalam kondisi siap untuk dioperasionalkan secara baik
sesuai dengan kebutuhan pada saat dikendarai/dikemudikan.
3. Faktor Jalan
Beberapa faktor yang berpotensi menimbulkan permasalahan terhadap Keamanan,
Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran lalu lintas antara lain :
a) Prasarana
Untuk keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas serta kemudahan bagi
pemakai jalan, jalan wajib dilengkapi dengan :
Rambu-rambu
Marka jalan
Alat pemberi isyarat lalu lintas
Alat pengawasan, pengendali dan alat pengamanan pemakai jalan
b). Lokasi Jalan:
Dalam kota (di daerah pasar, pertokoan, perkantoran, sekolah, perumahan),
luar kota (pedesaan, penghubung antar daerah)
c). Volume Lalu Lintas, berdasarkan pengamatan diketahui bahwa makin padat lalu lintas
jalan, makin banyak pula kecelakaan yang terjadi, akan tetapi kerusakan tidak fatal, makin
sepi lalu lintas makin sedikit kemungkinan kecelakaan akan tetapi fatalitas akan sangat
tinggi. Adanya komposisi lalu lintas seperti tersebut diatas, diharapkan pada pengemudi
yang sedang mengendarai kendaraannya agar selalu berhati-hati dengan keadaan tersebut.
d) Kelas Jalan, untuk keperluan pengaturan penggunaan dan pemenuhan kebutuhan
angkutan, jalan dibagi dalam beberapa kelas, Pembagian jalan dalam beberapa kelas
didasarkan pada kebutuhan transportasi, pemilihan moda secara tepat dengan
mempertimbangkan keunggulan karakteristik masing-masing moda, perkembangan
teknologi kendaraan bermotor, muatan sumbu terberat kendaraan bermotor serta
konstruksi jalan, penetapan kelas jalan pada ruas-ruas jalan wajib dinyatakan dengan
rambu-rambu.
e) Fasilitas pendukung meliputi fasilitas pejalan kaki, parkir pada badan jalan, halte, tempat
istirahat, dan penerangan jalan. Fasilitas pejalan kali terdiri dari trotoar; tempat
penyeberangan yang dinyatakan dengan marka jalan dan/atau rambu-rambu, jembatan
penyeberangan dan terowongan penyeberangan.
4. Faktor Lingkungan,
a) Lingkungan sebagai sumber informasi
b) Penglihatan
c) Sentuhan
d) Pendengaran.
e) Kebisingan.
f) Cuaca
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dengan adanya uraian latar belakang maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Mengapa faktor kualitas dan kuantitas kendaraan di jalan raya juga merupakan masalah utama
di lalu lintas ?
2. Bagaimana cara menanggulangi dan meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas dilihat
dari faktor kendaraan ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk :
1. Memperluas wawasan mengenai kualitas dan kuantitas di jalan raya.
2. Mengetahui betapa pentingnya wawasan mengenai kualitas dan kuantitas kendaraan di jalan
raya.
3. Memberikan informasi bagi pembaca agar menyadari bahwa keselamatan berlalu lintas juga
bisa dikarenakan faktor kendaraan.
4. Memberikan himbauan pada pembaca agar dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan dalam
berlalu lintas di jalan raya dengan mengecek kendaraannya terlebih dahulu sebelum
bepergian.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pemahaman mengenai kualitas
dan kuantitas kendaraan di jalan raya.
1.5 BATASAN MASALAH
Makalah ini akan membahas mengenai faktor kendaraan yang merupakan salah satu penyebab
terjadinya masalah lau lintas di jalan raya.
BAB II
DASAR TEORI
A. PENGERTIAN LALU LINTAS
Lalu lintas dalam undang – undang No. 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak
kendaraan dan orang di ruang lalu lintas di jalan. Sedang yang dimaksud dengan ruang
lalu lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan,
orang, dan atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung.
Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan
yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien melalui
manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu lintas.
Tata cara brllau lintas di jalan diatur dengan peraturan perundangan menyangkut arah
lalu lintas, prioritas menggunakan jalan, lajur lalu lintas, jalur lalu lintas dan
pengendalian arus di persimpangan ( wikipedia.org.2012 ).
B. KUANTITAS DAN KUALITAS KENDARAAN
a. Kuantitas Kendaraan
Tingginya tingkat angka pertambahan kendaraan bermotor apabila ditinjau dari
sektor keamanan dan keselamatan transportasi lalu lintas jalan raya menimbulkan
dampak permasalahan yang cukup serius, yaitu pertambahan lokasi dan ruas penggal
jalan raya yang rawan kepadatan, kemacetan dan kesemrawutan.
b. Kualitas Kendaraan
Kendaraan harus siap pakai, oleh karena itu kendaraan harus dipelihara dengan
baik sehingga semua bagian mobil berfungsi dengan baik, seperti mesin, rem
kemudi, ban, lampu, kaca spion, sabuk pengaman, dan alat-alat mobil. Dengan
demikian pemeliharaan kendaraan tersebut diharapkan dapat:
a). Mengurangi jumlah kecelakaan
b). Mengurangi jumlah korban kecelakaan pada pemakai jalan lainnya
c). Mengurangi besar kerusakan pada kendaraan bermotor
d). Kendaraan dapat tetap laik jalan
e). Komponen Kendaraan selalu dalam kondisi siap untuk dioperasionalkan secara
baik sesuai dengan kebutuhan pada saat dikendarai/dikemudikan.
C. SIFAT – SIFAT UMUM KENDARAAN
Kendaraan mempunyai lebih sedikit karakteristik dan variasi dibandingkan dengan
pemakai jalan dalam hal ini dapat dikendalikan melalui peraturan-peraturan pada batas-
batas yang ditentukan. Peraturan dapat membatasi karakteristik keseluruhan, berat dan
dimensi termasuk persyaratan minimum untuk instrument seperti rem, perlampauan dan
indikator-indikator lainnya. Secara rinci karakteristik kendaraan dapat dipilah
sebagaimana pada tabel berikut ini.
Tabel 2.4: Karakteristik Kendaraan
Kategori Karakteristik KendaraanDimensi Panjang, lebar, tinggi (sesuai dengan kelas jalan)
Radius tikungan, lintasan roda kendaraan Berat kendaraan: sesuai dengan standar struktur perkerasan dan jembatan
Kinerja Tenaga: Kemampuan kendaraan untuk melakukan percepatan, kecepatan, tanjakan. Diukur dengan power weight ration atau power mass ration (P/M)
Percepatan: Tergantung (P/M), tanjakan dan kelandaian Perlambatan: lebih tinggi dari percepatan tergantung pengereman
Standar Keselamatan
Pengemudi Penumpang Pejalan kaki Kendaraan Jalan Lingkungan
Sumber: Suraji (2008)
1) Percepatan dan Perlambatan Kendaraan
Selisih antara daya kuda bersih dari suatu mesin kendaraan dalam kecepatan tertentu
dan daya yang diperlukan untuk mempertahankan gerakan pada kecepatan tersebut, adalah
merupakan daya yang tersedia untuk percepatan kendaraan. Percepatan kendaraan pada
keadaan jalan yang normal untuk berbagai kecepatan tertentu yang dicapai adalah seperti
tercantum dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.5: Percepatan Normal Kendaraan yang Terjadi
Kendaraan penumpang
Perecepatan normal (mil/jam/detik) menurut kecepatan yang dipakai10 15 20 25 30 35 40 45 50
Luar Kota 6,0 5,7 5,3 4,9 4,5 4,3 4,1 3,7 3,5Dalam Kota 3,6 3,3 3,0 2,5 2,1 - - - -Truk tunggal 2,5 1,8 1,6 1,2 0,9 0,6 0,4 0,3 0,2
Truk gandengan 1,8 1,3 0,9 0,7 0,6 0,4 0,3 0,3 0,2Bis 2,3 1,7 1,4 1,2 0,9 0,7 0,6 0,4 0,3
Sumber: Suraji (2008)
Perlambatan kendaraan maksimum berkisar antara 22 – 32 km/det dari kecepatan 80
km/jam untuk kendaraan penumpang, dan 15 – 30 km/jam/det. Dari kecepatan 30 km/jam
untuk truk tunggal dan truk gandengan. Pada Kenyataannya perlambatan yang terjadi jarang
melampaui harga 9 – 10 km/jam/det. Perlambatan sebesar 12 km/jam/det masih belum
mengganggu penumpang, sedang perlambatan sebesar 15 km/jam/det sudah memberikan rasa
tidak nyaman dan barang-barang yang diletakkan dalam mobil sudah dapat tergeser.
Kemampuan akselerasi (percepatan) tergantung pada masa kendaraan, tahanan gerak dan
tenaga yang tersedia, meskipun banyak pengemudi hanya akan menggunakan sebagian dari
keluaran mesin total pada gigi tertentu untuk tujuan akselerasi.
2) Kemampuan Pandangan
Persepsi atas situasi adalah suatu hal yang sangat penting sehingga gangguan yang
ditimbulkan oleh bentuk kendaraan terhadap daerah pandangan pengemudi perlu ditekan
sekecil mungkin.
a. Pandangan ke depan. Perbaikan yang cukup berarti telah dapat dicapai pada perancangan
kendaraan untuk meningkatkan kemampuan pandangan pada cuaca normal. Kondisi
berbahaya adalah gerakan pada persimpangan jalan saat pengendara kendaraan
memusatkan perhatian pada kendaraan lain yang sedang bergerak.
b. Pandangan ke samping dan belakang. Pandangan ke samping sangat penting bagi
pengemudi jika ingin melakukan gerakan memutar. Pandangan ke belakang, kecuali pada
saat memarkir, harus dapat dilakukan dengan cermin internal dan eksternal untuk
menentukan area pandang terbaik. Penggunaan standar garis pandangan juga secara
efektif berkurang seiring berkurangnya tinggi mata.
3) Perlampuan
Lampu kendaraan mempunyai dua persyaratan utama:
a) Dapat menginformasikan secara jelas atas adanya kendaraan kepada orang lain dari
berbagai sudut tanpa menimbulkan ketidaknyamanan akibat silau bagi orang yang
melihatnya.
b) Dapat memungkinkan pengemudi melihat area pandang yang terterangi oleh lampu
sesuai dengan kecepatan kendaraan dan kondisi jalan setiap waktu.
Ada tiga kondisi yang sebuah kendaraan harus dapat terlihat:
1) Jalan-jalan dengan pencahayaan baik. Hal ini biasanya pada jalan-jalan dengan sumber
penerangan jalan eksternal mempunyai iluminasi cukup kuat untuk menunjukkan
bentuk kendaraan, selanjutnya lampu parkir dan belakang merupakan penolong untuk
memberikan indikasi lebar dan panjang kendaraan.
2) Jalan-jalan dengan pencahayaan jelek. Kondisi ini hanya boleh terdapat di area-area
permukiman, yang pencahayaannya hanya diperuntukkan bagi kenyamanan pejalan
kaki dan tidak tersedia penerangan yang cukup bagi kendaraan yang datang atau untuk
mendeteksi obyek tanpa menggunakan lampu depan.
3) Jalan-jalan tanpa lampu. Beberapa jalan kota dan jalan luar kota tidak mempunyai
penerangan jalan dan adanya kendaraan hanya ditentukan oleh penerangan yang ada di
kendaraan itu sendiri.
4) Lampu depan
Persyaratan utama lampu depan untuk jarak dekat adalah membuat iluminasi di
sepanjang tipe perkerasan jalan dan mengurangi cahaya langsung pada kendaraan yang
berpapasan. Pada kondisi berkabut, lampu biasa mengganggu mata pengemudi karena silau,
dan lampu khusus membantu memberikan cahaya lampu melebar dengan tajam tapi puncak
atasnya terpotong.
5) Silau
Problema yang berkaitan dengan silau dapat diatasi sebagian dengan rancangan lampu
dan dengan pembatasan penggunaan lampu pada saat yang tepat. Sinar terpolarisasi,
penggunaan yang terpolarisasi teranalisasi bagi kendaraan sangat menarik mengigat
pengurangan intensitas yang cukup besar pada waktu berpapasan dengan kendaraan.
Kelemahan utama sistem ini masih mengganggu penyelesaian. Alternatif pengembangan
penggunaan cahaya yang terpolarisasi termasuk rancangan lampu depan dengan arah sinar
bervariasi yang dikontrol secara elektronis.
6) Lampu belakang
Kondisi terjelek waktu melihat lampu belakang muncul pada saat sumber cahaya yang
kuat diarahkan secara langsung dari depan dan lampu belakang kendaraan di depannya atau
kendaraan yang sedang parkir dapat hilang dari pandangan karena gangguan visual tersebut.
Reflektor diperlukan sebagai pelengkap lampu belakang dan tanda tambahan pada waktu
kerusakan listrik.
7) Sistem Penerapan Bahaya dan Instrumentasi Kendaraan
Instrumen-instrumen dengan lampu yang memancarkan sinar melalui layar telah
dikembangkan untuk menanggulangi kelemahan atas hilangnya waktu pandangan. Selain
head-up display speedometer (indikator kecepatan yang dipancarkan ke layar didepan
pengemudi), Rekayasa Lalu Lintas telah mengembangkan indikator yang terdiri dari dua garis
vertikal di layar.
8) Rem
Kemampuan kendaraan untuk berhenti dengan cepat dan dapat dikendalikan dengan
baik merupakan persyaratan penting bagi sistem pengereman dan faktor utama dalam
keselamatan lalu lintas. Sementara metode pemakaian rem bervariasi sesuai dengan
pengendara dan situasi lalu lintasnya, jarak pandang henti pada prinsipnya ditentukan oleh
efisiensi dan kondisi sistem pengereman dan beban kendaraan, kondisi cuaca, karakteristik
permukaan jalan, karakteristik ban dan geometrik jalan.
9) Tahanan selip
Selip terjadi pada waktu batas gesekan antara roda dan pemukaan jalan. Gaya pengereman F,
penjumlahan dari gaya rem depan dan belakang (ff dan fr) yang bekerja pada permukaan jalan
dihitung dengan perumusan berikut ini:
F = μ . W (2.1)
dimana:
μ = koefisien batas geseran antara ban dan permukaan jalan (tahanan selip)
W = berat kendaraan, dan
Fmax = f f max + f r max = μ.Wf + .Wr (2.2)
dimana:
W = berat kendaraan, dalam kg
F = m . a (2.3)
dimana:
m = masa kendaraan = W/g
a = percepatan (m/det2)
g = percepatan gravitasi (9806m/det2)
oleh karena itu μ = a / g.
Pengukuran Tahanan Geser
Suatu metode yang lebih baik, meskipun lebih mahal, adalah dengan menggunakan roda ke
lima yang dapat dipasang dengan dua kemungkinan berupa:
a) Tambahan roda dengan fasilitas rem yang ditarik oleh sebuah kendaraan.
b) Roda geser samping (a side slipping wheel) dengan ban halus yang dipasang di roda
gerak atau sebagai roda kendaraan samping yang dipasang sebagai kombinasi dengan
sepeda motor.
Pengukuran yang akurat dapat dilakukan untuk kecepatan yang berkisar antara 15 dan 100
km/jam dan pada kecepatan pengujian 50 km/jam dapat diuji sepanjang 80 km/jam.
Kinerja Kendaraan
Tahanan dan tenaga
Tahanan angin (udara) terhadap kendaraan yang sedang bergerak RA, pada kondisi udara
normal, diberikan melalui perumusan berikut ini.
RA = CD . (r.A.V2/2.g) (2.4)
RA = K.A.V2 (2.5)
dimana:
CD = koefisien tak berdimensi sebagai fungsi bentuk badan kendaraan
(0.25 untuk mobil sport; 0.45 untuk mobil saloon; 0.80 untuk truk)
A = luas proyeksi kendaraan pada arah berjalannya kendaraan (m2)
r = kepadatan udara (km/m3)
v = kecepatan kendaraan pada udara diam (m/det)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
K adalah koefisien eksperimental yang tergantung pada kondisi udara dan bentuk kendaraan,
dengan nilai bervariasi antara 0,0012 untuk kendaraan mobil saloon sampai dengan 0,0005
untuk kendaraan sport pada satuan Imperial dan 0,0022 sampai dengan 0,0009 pada satuan
metrik.
Gesekan mekanikal terjadi pada dukungan roda dan pada instrument bergerak lain dan
selanjutnya menyebabkan tahanan pada gerakan kendaraan. Energi juga berkurang berkaitan
dengan gerakan minyak dan kehilangan panas. Tahanan gelinding bertambah sesuai dengan
bertambahnya kecepatan dan permukaan jalan yang lebih kasar dan berkurang pada tekanan
udara dalam ban yang lebih tinggi, tetapi tenaga juga diperlukan untuk menanggulangi
kejutan dan deformasi roda pada permukaan yang halus dan kasar. Temperatur dan tekanan
udara juga mempengaruhi semua komponen tahanan. Besarnya tahanan traktif bervariasi
sesuai dengan besarnya kecepatan dan jenis perkerasan.
Beberapa nilai tipikal untuk jalan-jalan modern dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.6: Tahanan Traksi Kendaraan
Kecepatan (km/jam)
Sedan Medium (kg)
Truk Bermuatan (kg)
30 0,014 0,0965 0,029 0,018
100 0,054 0,029125 0,087 0,054
Sumber: Suraji (2008)
Usaha traktif (menarik atau menggeret) dapat ditentukan pada pinggiran roda belakang
dengan memperhatikan rasio gigi (gir) antara transmisi dan diferensial dihitung dengan
rumus:
TE = (e. T. GT. GD) / rr
(2.6)
dimana:
TE = Usaha Traktif (kg)
E = efisiensi mekanis transmisi, sekitar 0,9
T = puntir (kg.m)
GT = rasio gir transmisi
GD = rasio gir diferensial
rr = radius roda gerak waktu terbebani (m)
Karena tenaga kuda (TK) adalah tingkat usaha yang dilakukan, kecepatan (m/det) dapat
ditentukan untuk setiap usaha traktif TE, dengan rumus berikut ini.
TK = (TE. v) / 75 (dari M = v . TE) (2.7)
v = (75. TK) / TE (2.8)
Sebagai tambahan, usaha total M yang dibutuhkan untuk melawan tahanan traktif pada jalan
datar diperoleh dengan menjumlahkan berbagai tahanan dihitung dengan rumus di atas.
Sedangkan persyaratan tambahan untuk melawan pengaruh gravitasi pada jalan yang miring
dihitung berdasarkan rumus berikut ini.
M = RR . v . W + (0,0416).A.v3 (2.9)
Mi = v.W.i (2.10)
dimana:
M = usaha yang dibutuhkan untuk melawan tahanan traktif (kg.m/det)
RR = tahanan gelinding (kg)
W = berat kendaraan (kg)
v = kecepatan kendaraan (m/det)
A = luas penampang kendaraan dari arah muka (m2)
I = kelandaian (1 : x)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. SUMBER DATA PENELITIAN
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong 2002: 112). Sumber data dari
penelitian ini terbagi menjadi dua hal, yaitu meliputi data yang bersifat primer dan sekunder.
Data yang diambil merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang di peroleh atau
yang dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.
Data ini biasanya dari perpustakaan atau dari laporan dari peneliti terdahulu (Moleong, 2002:
157). Untuk penelitian ini data sekundernya berupa buku, dokumen-dokumen, surat kabar
yang terkait pelanggaran lalu lintas.
B. TEKNIK PENGAMBILAN DATA
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Referensi Buku
Teknik pengambilan data pertama diambil dari referensi buku mengenai etika dan
moral pengendara di dalam berlalu lintas, pelanggaran yang terjadi di jalan raya..
2. Referensi Internet
Teknik pengambilan data kedua diambil dari internet mengenai etika dan moral di
dalam berlalu lintas, pelanggaran yang terjadi di jalan raya.
C. ANALISIS DATA
`Analisis data merupakan suatu proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya
ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kecil seperti yang disarankan pada data.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Kondisi Transportasi Kota Surabaya
Sistem transportasi Kota Surabaya baik pergerakan secara internal maupun eksternal
didominasi oleh transportasi jalan. Masyarakat melakukan pergerakan masih sangat
tergantung dengan moda transportasi jalan. Kota Surabaya memiliki sistem transportasi
yang komplek yaitu transportasi jalan dan kereta api.
Kota Surabaya telah menetapkan pembangunan jalan lingkar luar kota. Jalan lingkar
tersebut bertujuan untuk mengurangi beban arus lalu lintas yang melalui jalan kolektor
primer dalam kota sehingga transportasi dalam kota tidak terganggu oleh arus lalu lintas
dan angkutan berat antar kota. Demikian juga kelancaran, kenyamanan dan keamanan
transportasi akan lebih baik.
Aksesibilitas transportasi jalan yang ada di Kota Surabaya pada gerakan eksternal
memiliki pola radial dengan empat poros jaringan jalan yang terpusat pada pusat kota.
Selain pergerakan eksternal tersebut, terdapat pergerakan yaitu antara kecamatan -
kecamatan yang ada di Kota Surabaya yang terakses jaringan jalan penghubung untuk
dapat mengakses pada jaringan jalan tersebut.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan diikuti dengan pertumbuhan ekonomi
mengakibatkan peningkatan jumlah pergerakan di suatu wilayah. Untuk menunjang
pergerakan tersebut maka sarana dan prasarana transportasi mutlak sangat diperlukan disa
mping untuk melayani permintaan yang ada tetapi juga untuk lebih memantapkan
pertumbuhan ekonomi yang ada sehingga tercipta suatu masyarakat yang sejahtera.
2. Permasalahan Lalu Lintas
Perkembangan lalu lintas saat ini berkembang pesat. Banyaknya pilihan penggunaan
jenis kendaraan membuat orang semakin nyaman dalam bertransportasi. Masyarakat
umumnya lebih sering menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan menggunakan
kendaraan umum dengan berbagai alasan salah satunya lebih praktis dan hemat. Namun,
jika semua orang berasumsi seperti itu tak pelak akan menimbulkan penumpukan jumlah
kendaraan dijalan yang akan berdampak pada kepadatan lalu lintas dan berpotensi
menimbulkan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.
Kota Surabaya memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan tingkat
pertumbuhannya juga tinggi. Jika melihat kepadatan penduduk yang cukup tinggi tersebut
dapat digambarkan bahwa terdapat kegiatan aktivitas penduduk yang cukup tinggi. Kota
Surabaya termasuk salah satu yang menjadi kota untuk berbagai tujuan seperti pendidikan
dan pekerjaan. Didukung dengan letaknya yang strategis dan merupakan icon kota
budaya memberikan kontribusi dibidang pariwisata. Para pendatang dan wisatawan
umumnya datang sebagian besar melalui terminal. Namun ada juga yang melalui stasiun
dan bandara.
Meningkatnya aktivitas transportasi kota perlu didukung sarana dan prasarana
transportasi yang memadai serta menjamin keamanan, kenyamanan dan keselamatan
penggunanya. Jika tidak maka akan menimbulkan masalah yang kompleks bagi
transportasi dan akan menggangu kelancaran pembangunan kota.
Permasalahan di perkotaan yang biasa terjadi dan saat ini mulai terasa di Kota
Surabaya adalah kemacetan di beberapa titik pusat kegiatan yang sering dilakukan
masyarakat sekitar. Kemacetan telah memberikan dampak merugikan bagi masyarakat.
Selain tingkat strees yang tinggi, pemborosan bahan bakar, uang dan waktu serta
menimbulkan polusi. Beberapa titik rawan kemacetan di Kota Surabaya antara lain :
Terminal Joyoboyo, Jl. Ahmad Yani, Jl. Basuki Rahmat, Depan Pasar Wonokromo,
Depan Stasiun Semut, Jl. Gembong, daerah sekitar kawasan Tanjung Perak. Kemacetan
yang terjadi tak hanya timbul karena jalan yang tak cukup mampu menampung kendaraan
yang ada tetapi juga didukung oleh beberapa faktor lainseperti penggunaan lahan yang
ada disekitar titik rawan kemacetan dan sikap para pengguna jalan yang tak sedikit
melanggar peraturan.
Faktor hambatan samping untuk disekitar pasar sangat tinggi dan lebih condong
mengarah pada banyaknya aktivitas bongkar muat barang dengan kendaraan besar dalam
jumlah yang banyak, aktivitas para pedagang yang berada di tepi jalan serta penggunaan
jalan untuk parkir sehingga kapasitas jalan menjadi kecil. Sedangkan untuk di simpang-
simpang tertentu merupakan pertemuan beberapa arus lalu lintas dan berada di lingkar
keluar masuk Kota Surabaya sendiri.
Selain kemacetan, permasalah yang kompleks juga timbul dari angka kecelakaan
yang terjadi. Kecelakaan lalu lintas terjadi tidak selalu ditimbulkan oleh suatu sebab
tetapi oleh kombinasi berbagai efek dari sejumlah kelemahan atau gangguan yang
berkaitan dengan pemakai jalan, kendaraan dan jalan itu sendiri. Kondisi lingkungan juga
sangat menentukan keselamatan para pengguna jalan, misalnya permukaan jalan, cuaca
dan waktu. Beberapa penyebab kecelakaan yang berasal dari kondisi jalan seperti
kerusakan pada permukaan jalan, konstruksi jalan yang rusak serta geometrik jalan yang
kurang sempurna. Faktor kendaraan yang tidak dikemudikan dengan baik atau tidak
sesuai dengan standar keamanan juga menyumbang dalan peningkatan angka kecelakaan
misalnya kelengkapan kendaraan yang kurang seperti kaca spion yang tidak terpasang,
lampu sen tidak berfungsi, klakson mati, rem blong, lampu utama mati jika di malam
hari. Pemakai jalan yang dapat mempengaruhi angka data korban kecelakaan dapat
berasal dari pengemudi kendaraan maupun pejalan kaki yang melintas. Keadaan
pengemudi sebagai faktor penyebab kecelakaan misalnya pengemudi lelah karena
melakukan perjalanan jauh, pengemudi lengah atau tidak berkonsentrasi karena melamun
atau mengobrol, pengemudi yang kurang terampil dalam menjalankan kendaraan, serta
pengendara yang ugal-ugalan tidak memperhatikan keadaan sekitarnya dan pengaruh para
pejalan kaki (pedestrian) yang menyebrang tidak pada tempatnya turut menjadi faktor
penyebab kecelakaan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARANA. KESIMPULAN
Dari penelitian di atas maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
Kualitas dan Kuantitas kendaraan juga mempengaruhi lalu lintas.
Mengetahui mengenai tata tertib berlalu lintas yang baik.
Mengetahui sifat – sifat umum kendaraan
Mengetahui hasil penelitian mengenai kualitas dan kuantitas kendaraan.
Penyebab kecelakaan tersebar merata, baik karena kesalahan sendiri, kesalahan
pengendara lain, maupun karena sarana prasarana.
B. SARAN
Saran yang dapat diberikan kepada pembaca makalah adalah :
Pembaca harus mengetahui tata cara berlalu lintas agar terhindar dari kecelakaan.
Dihimbau untuk para pembaca untuk mengetahui pentingnya berlalu lintas yang aman
di jalan raya.
Tingkat kepedulian pengendara motor harus ditingkatkan agar pelanggaran terhadap
tata tertib berlalu lintas dapat dikurangi sehingga jumlah kecelakaan berkurang.
DAFTAR REFERENSI
http://www.detik.com
http://www.kompas.com
http://www.wikipedia.com
http://www.google.co.id
Muhtadi, Adhi (2011), Rekayasa Lalu Lintas Berbasis Penelitian, Surabaya: Narotama
University Press