Trilia Viska Kusumawardani
Nrp. 36 08 100 047
Dosen Pembimbing
Putu Gde Ariastita ST. MT.
• Latar Belakang• Rumusan Masalah
• Tujuan dan Sasaran• Manfaat Penelitian
• Ruang Lingkup• Kerangka Pemikiran
Peran dan fungsi Kota Batu sebagai daerah yang memiliki kawasan lindungdan konservasi (RTRW Kota Batu 2009-2029)
Terjadi penyimpangan penggunan lahan dari kawasan hutan yang ada, seluas3.917,54 Ha yang digunakan sebagai peruntukan fasum, permukiman,industri, perdagangan dan jasa, serta pertanian (RTRW Kota Batu tahun 2009-2029)
Hutan di Kota Batu seluas 11.227 Ha, mengalami kerusakan mencapai 3.900Ha akibat kegiatan budidaya yang dilakukan penduduk setempat (KLH KotaBatu, 2011)
Pesatnya perkembangan tersebut dikarenakan potensi yang dimiliki berupakeindahan alam sebagai daerah pariwisata dan pendukungnya serta kesuburanwilayah untuk aktifitas budidaya pertanian. (Kompas, 5/11/2009).
Tumbuhnya lahan terbangun yang tidak sesuai dengan pemanfaatan lahanyang telah ditetapkan (alih fungsi lahan) berdampak pada munculnya beberapapermasalahan lingkungan seperti: banjir, erosi, tanah longsor, serta mengeringbahkan hilangnya sumber mata air dibeberapa tempat di Kota Batu.(Kompas, 3/12/2009).
Pentingnya Strategi Pengelolaan dan Pemanfaatan Lahan gunamempertahankan keseimbangan daya dukung lingkungan khususnya fungsiekologis wilayah serta keberlanjutan tiap jenis penggunaan lahan terhadapperkembangan wilayah
Upaya penyelesaiannya adalah melalui pendekatan praktis yang mengangkatkonsep daya dukung lingkungan ke dalam perencanaan pembangunan melaluikajian telapak ekologis Dimana, dilakukan pengukuran/penilaian terhadapkondisi daya dukung lingkungan melalui tingkat ketersediaan dan kebutuhanproduk hayati, yang sangat diperlukan dalam menentukan tingkat pemanfaatansumber daya alam dan lingkungan hidup, termasuk pemanfaatan ruang yangoptimal nantinya.
Penelitian ini perlu dilakukan untuk merumuskan, bagaimanakahbentuk penggunaan lahan yang optimal sesuai dengan kondisi dayadukung lingkungan yang seimbang dan berkelanjutan?
Menentukan arahan penggunaan lahan yang optimal yang memperhatikan kemampuan daya dukung lingkungan di Kota Batu
melalui pendekatan Telapak Ekologis.
Menilai kondisi demand (konsumsi) telapak ekologis pendudukKota Batu untuk lahanpertanian, kehutanan, perikanan, peternakan, karbon, serta lahanterbangun
Menilai kondisi supply (biocapacity) telapak ekologis untuk lahanpertanian, kehutanan, perikanan, peternakan, karbon, serta lahanterbangun
Sasaran Merumuskan kondisi daya dukung lingkungan di Kota Batumelalui analisis perhitungan telapak ekologis antara demand(konsumsi) dan supply (biocapacity/ketersediaan)
Menganalisis peruntukan guna lahan yang optimal denganmemperhatikan kemampuan daya dukung lingkungan Kota Batu.
Secara teoritik: diharapkan dapat memberikan pengembangan wawasanterhadap bidang ilmu tata guna lahan dalam konteks pengembangan kotayang berkelanjutan.
Manfaat secara praktis agar dapat diimplementasikan oleh parastakeholder, terkait kebijakan landuse di Kota Batu.
Ruang Lingkup WilayahLingkup wilayah studi berada di Kota Batu, luas wilayah 19.848,72 km².Batasan wilayah :Utara : Kab. Mojokerto dan Kab. PasuruanSelatan : Kec. Wagir Kabupaten MalangBarat : Kec. Pujon Kabupaten Malang.Timur : Kec. Karangploso dan Kec. Dau Kabupaten Malang
Lingkup pembahasan yang dikajiLingkup pembahasan yang dikaji diantaranya adalah pola hubunganperkembangan wilayah dengan lingkungan, Tata guna lahan (perubahanpemanfaatan lahan) serta tingkat konsumsi dan ketersediaan lahan sebagaibagian dari tinjauan telapak ekologis.
• Peta Batas Administratif Kota Batu
Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota
FTSP ITS 2012
Gambar 1.1
Peta Batas Administratif Kota Batu
Sumber : RTRW Kota Batu 2009-2029
Penduduk
Jumlah Penduduk yang semakin meningkat
Konflik Lingkungan (pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dari yang telah ditetapkan
Potensi Sumber DayaAlam Kota Batu
•Air•Vegetasi•Tanah•Keindahan Alam•Kesuburan Wilayah
Menurunya Kualitas dan Fungsi Kawasan serta Meningkatnya Kerusakan Lingkungan Akibat Meningkatnya Kegiatan Budidaya
(Banjir, Menurunnya Debit serta Hilangnya Sumber Mata Air, Erosi, Longsor, dll)
Pemanfaatan Sumberdaya Alam sebagaiPemenuhan Kebutuhan Penduduk KotaBatu
•Lahan Pertanian•Lahan Perikanan (tambak)•Lahan Peternakan•Lahan Kehutanan•Lahan Terbangun
Kota Batu
Fungsi Wilayah
Kawasan Lindung dan Konservasi
Kegiatan Budidaya Meningkat
• Sintesa Tinjauan Teori
• Diagram Konseptualistik Teori
Sesuai dengan sasaran penelitian yang ingin dicapai maka konsep-konsep danteori-teori mengenai (pola hubungan perkembangan wilayah danlingkungan, tata guna lahan, daya dukung lingkungan serta telapak ekologis)dapat disintesakan menjadi beberapa indikator dalam penentuan sasaranpenelitian “Arahan penggunaan lahan di Kota Batu berdasarkan pendekatantelapak ekologis”.
Berdasarkan tinjauan pustaka indikator yang digunakan dalam menentukandaya dukung lingkungan telapak ekologis adalah :Jumlah Penduduk/ populasi, Area lahan, produktivitas, tingkat konsumsi.
Dalam menentukan variabel yang berpengaruh terhadap sumber daya lahan(permintaan penggunaan lahan) digunakan variabel konsumsi diantaranya:konsumsi pangan, konsumsi perumahan dan konsumsi energi.
Dalam menentukan jenis pemanfaatan sumber daya lahan yang digunakandalam penelitian diantaranya adalah lahan terbangun (permukiman), lahanpertanian (sawah), lahan hutan, lahan perikanan (tambak) serta lahanpeternakan.
Perhitungan Daya Dukung Lingkungan Melalui Pendekatan Telapak
Ekologis
Status Daya Dukung Lingkungan tiap
Penggunaan Lahan
Arahan dan StrategiPenggunaan Lahan Yang
Optimal OlehStakeholder/Expert Melalui
Analisa Delphi
Tinjauan RTRW Kota Batu
Penilaian Daya Dukung Lingkungan Kota Batumelalui Pendekatan Telapak Ekologuis
Indikator Tingkat KonsumsiPerkapita
Indikator Ketersediaan Lahan (Biocapacity)
Indikator Jumlah Penduduk
Indikator Produktivitas
Perhitungan Tingkat Konsumsi Penduduk suatu
wilayah
Perhitungan Tingkat Konsumsi Penduduk suatu wilayah dalam
luasan (Ha) (Ecological Footprint)
• Pendekatan Penelitian• Jenis Penelitian• Variabel Penelitian• Populasi dan Sampel• Metode Pengumpulan Data• Teknik/ Metode Analisa• Tahapan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan rasionalistik yang memilikikebenaran teori empiri. Menggunakan metode theoritical analytic danempirical analytic.
Metode theoretical analytic menggunakan konstruksi teori untukmelandasi perumusan variabel yang menjadi unsur dalam penentuanarahan pemanfaatan lahan yang optimal.
Metode empirical analytic menjadikan teori sebagai batasan lingkupkemudian mengidentifikasi faktor empiris sebagai faktor yang jugaberpengaruh dalam arahan optimalisasi lahan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif yaitu penelitian untukmengetahui bagaimana menentukan bentuk penggunaan lahan yang optimalberdasarkan pendekatan telapak ekologis di Kota Batu
Indikator Variabel Definisi operasionalTingkat KonsumsiPerkapita
Konsumsi Beras/kapita Tingkat Konsumsi Beras(ton/kapita)
Konsumsi Kayu/kapita Tingkat Konsumsi Kayu (m3/kapita)Konsumsi Ikan/kapita Tingkat Konsumsi Ikan (ton/kapita)Konsumsi Daging/kapita Tingkat Konsumsi Daging
(ton/kapita)Konsumsi Lahan Terbangun/ kapita Tingkat konsumsi lahan perumahan
bagi penduduk Kota BatuKonsumsi Emisi CO2/ kapita Tingkat konsumsi emisi gas CO2
penduduk Kota Batu yangdihasilkan dari konsumsi rumahtangga (pemakaian gas, minyaktanah, kendaraan bermotor)
Produktivitas Pertanian Produktivitas Pertanian/beras(ton/ha)
Hutan Produktivitas Hutan/kayu (m3/ha)Tambak Produktivitas Tambak/ikan (ton/ha)Peternakan Produktivitas Peternakan/daging
(ton/ha)Ketersediaan Lahan Luas Lahan Pertanian Luas Lahan Yang tersedia untuk
Pertanian (Ha)Luas Lahan Hutan Luas Lahan Yang tersedia untuk
Catatan : Menurut ketentuan GFN-USA dalam Guidebook to theNational Footprint Accounts 2008, lahan karbon dianggap tidakmemiliki nilai biokapasitas, berdasarkan asumsi bahwa seluruhpenyerapan emisi karbon dilakukan oleh lahan kehutanan sehingga nilaibiokapasitas lahan penyerap karbon adalah 0 (nol) atau merupakanobjek dari biokapasitas lahan kehutanan.
Metode pengambilan sampel acak sederhana (simpel random sampling).Dilakukan kepada penduduk Kota Batu untuk mengetahui tingkat konsumsirata-rata penduduk terhadap sumber daya alam di Kota Batu.
Teknik non probability sampling dengan menggunakan metode purposivesamplingDilakukan terhadap narasumber untuk menentukan arahan penggunaanlahan yang tepat dan optimal berdasarkan pendekatan telapak ekologis..
Pengumpulan Data Sekunder • Pengumpulan Data Primera. Observasib. Wawancara dengan
menggunakan kuisioner(wawancara terstuktur danwawancara tidak terstruktur)
Jenis Data Sumber Data Instansi Penyedia Data
Penggunaan lahan Kota Batueksisting dan rencana
Rencana Tata RuangWilayah Kota BatuPeta Penggunaan Lahan
BappedaDinas Cipta Karyadan Tata Ruang
Data Produktivitas Pertanian,Hutan, Tambak, Peternakan.
Hasil PerhitunganProduktivitas Pertanian,Hutan, Tambak,Peternakan di Kota Batu.Kota Batu dalam Angka
Dinas Pertanian danKehutanan KotaBatu, BPS
Data Penggunaan EnergiListrik
Data BanyaknyaPelanggan dan PemakaianListrik Kota Batu yangTerjual MenurutGabungan
PT. PLN (Persero)UPP-TR Batu
Data Jumlah KendaraanBermotor di Kota Batu
Kondisi Transportasi KotaBatu
Kantor PerhubunganKota Batu
Data Jumlah Penduduk, LajuPertumbuhan Penduduk KotaBatu
Kota Batu dalam Angka BPS
Data Jumlah Pengguna/Pengkonsumsi (Listrik danbahan bakar memasak) diKota Batu
Jawa Timur dalam AngkaKota Batu dalam Angka
BPS
Macam Analisa Tujuan Analisa Alat AnalisisAnalisa kondisi demand(konsumsi) telapak ekologis untukkonsumsi lahan pertanian,kehutanan, perikanan, peternakan,karbon, serta lahan terbangun
Mengidentifikasi kondisi demand(konsumsi sumberdaya alam/ tingkatkebutuhan) penduduk Kota batudalam satuan luasan lahan.
Perhitungan Matematis
Analisa kondisi supply(biocapacity) telapak ekologisuntuk luas lahan pertanian,kehutanan, perikanan, peternakan,karbon serta lahan terbangun
Mengidentifikasi Kondisi supply(ketersediaan lahan) berdasarkan tiapjenis penggunaan lahan yang sesuaidengan penggunaan lahan padatelapak ekologis di Kota Batu.
Perhitungan Matematis
Analisa Daya Dukung LingkunganMelalui Pendekatan TelapakEkologis
Mengidentifikasi KondisiKeseimbangan antara demand(konsumsi sumberdaya alam/ tingkatkebutuhan) penduduk Kota batuterhadap supply (ketersediaansumberdaya alam) di Kota Batu
Teknik PerhitunganMatematis.Perhitungan Telapak Ekologis
Analisa Arahan Penggunaan LahanBerdasarkan Pendekatan TelapakEkologis
Merumuskan arahan penggunaanlahan yang optimal denganmempertimbangkan hasil dariK di i D D k Li k
Analisa Delphi
Indikator Tingkat Konsumsi Perkapita
Variabel Tingkat Konsumsi Perkapita antaralain:
•Lahan Pertanian : Konsumsi Beras/kapita•Lahan Hutan : Konsumsi Kayu/kapita•Lahan Perikanan : Konsumsi Ikan/kapita•Lahan Peternakan: Konsumsi Daging/kapita•Konsumsi Lahan Terbangun (Permukiman)•Konsumsi Energi (Karbon)
Indikator Ketersediaan Lahan(Biocapacity) -> sasaran
Variabel Ketersediaan Lahanantara lain:
•Luas Lahan Pertanian•Luas Lahan Hutan•Luas Lahan Terbangun•Luas Lahan Perikanan/ Tambak•Luas Lahan Peternakan
Indikator JumlahPenduduk
Jumlah Penduduk/Populasi Kota Batu
Indikator Produktivitas
Variabel Produktivitas/luasan antara lain:
•ProduktivitasPertanian/Ha•Produktivitas Kehutanan/ Ha•Produktivitas Perikanan(tambak)/ Ha•Produktivitas Peternakan/ Ha
Perhitungan Tingkat Konsumsi Penduduk Kota Batu
Perhitungan Tingkat Konsumsi Penduduk Kota Batu dalam luasan (Ha) (Ecological
Footprint) -> sasaran
Proses
Pengumpulan Data dan Analisa
Jumlah penduduk Kota Batu yang semakin meningkat berakibat pada konsumsi sumber daya alam melalui kegiatanbudidaya yang semakin meningkat pula tanpa memperhatikan fungsi wilayah yang dimiliki kota Batu sebagai
kawasan lindung dan konservasi, berbagai dampak terjadi sebagai indikasi ketidakseimbangan lingkungan sepertibanjir, longsor, hilangnya sumber mata air akibat penggunaan lahan yang tidak sesuai. Untuk itu dibutuhkan arahandan strategi pemanfaatan lahan yang optimal berdasarkan kajian daya dukung lingkungan agar tetap berkelanjutan
Penilaian Daya Dukung Lingkungan Kota Batu Berdasarkan Pendekatan Telapak Ekologis
Input
Pendahuluan
• Gambaran Umum• Hasil Analisis dan Pembahasan
Kota Batu terletak di Provinsi Jawa Timur, dengan luas wilayah 19.908,72 Haatau sekitar 0,42 persen dari total luas Jawa Timur. Adapun batas-bataswilayah Kota Batu secara administratif adalah sebagai berikut :Sebelah Utara : Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten PasuruanSebelah Timur : Kabupaten MalangSebelah Selatan : Kabupaten Blitar dan MalangSebelah Barat : Kabupaten Malang
No
Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan
1. Batu 4.545,81 82. Junrejo 2.565,02 73. Bumiaji 12.797,89 9
Kota Batu 19.908,72 24Sumber: Bappeda Kota Batu
Kondisi Kependudukan Kota BatuPenduduk merupakan salah satu variabel yang menentukan tingkatperkembangan suatu wilayah. Faktor penduduk menjadi salah satu indikasiuntuk menentukan tingkat kebutuhan sumberdaya.
Tahun Batu Junrejo Bumiaji Jumlah
Jumlah Penduduk (Jiwa)
2003 77.039 40.057 49.852 166.948
2004 77.799 40.350 50.395 168.544
2005 79.252 40.201 51.244 170.697
2006 80.450 40.758 51.120 172.328
2007 81.065 40.910 51.320 173.295
2008 88.178 46.382 55.624 190.184
2009 97.881 50.447 58.652 206.980
2010 98.497 50.732 59.137 208.366
Sumber : BPS Kota Batu, 2003-2010RTRW Kota Batu 2009-2029
0
50000
100000
150000
200000
250000
Jumlah Penduduk
Sumber : BPS Kota Batu, 2003-2010RTRW Kota Batu 2009-2029
Permukiman
Perdagangan dan JasaPergudangan
Perindustrian
Fasilitas Umum
Kawasan Militer
Kawasan Wisata
Pertanian
RTH
Hutan
Tambak
No. Jenis Penggunaan Lahan Luasan (Ha)1 Permukiman 1.592,392 Perdagangan dan Jasa 150,393 Pergudangan 43,274 Perindustrian 40,135 Peternakan 22,126 Fasilitas Umum 140,117 Kawasan Militer 67,058 Kawasan Wisata 90,179 Pertanian 11.009,6410 RTH (Ruang Terbuka Hijau) 149,1511 Hutan 7.32712 Tambak 2,28Jumlah 19.908,72
• Kondisi Tata Guna Lahan Kota Batu
Peta Penggunaan Lahan Kota Batu
Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota
FTSP ITS 2012
Gambar 4.3
Peta Guna Lahan Kota Batu Tahun 2010
Sumber : Cipta Karya dan Ttata Ruang
Kondisi Pertanian Kota Batu
No. Jenis Komoditi Tahun 2010Luas Lahan
(Ha)Produksi (Ton) Produktivitas
(Ton/Ha)1. Padi Sawah 1.310 94.050 71,792. Jagung 1.176 98.040 83,373. Ubi Kayu 225 53.080 235,914. Ubi Jalar 230 41.250 179,355. Kacang Tanah 5 1.110 2226. Kedele - 307. Bawang Merah 644 4.514 7,018. Bawang Putih 13 2.749 211,469. Bawang Daun 241 4.749 19,7110. Kentang 240 4.143 17,2611. Kubis 482 4.879 10,1212. Kembang Kol 237 6.979 29,4513. Petsai/ sawi 698 4.756 6,8114. Wortel 452 9.461 20,9315. Lobak - 32416. Kacang Merah - 31217. Kacang Panjang - 9618. Cabe Besar 157 993 6,3219. Cabe Rawit 26 641 24,6520 J 470 000
Kondisi Kehutanan Kota Batu
Produktivitas Kehutanan Kota Batu Tahun 2010Jenis Lahan Luas Lahan (Ha) Produktivitas
Hutan Produksi 2.460 Getah Pinus : 135.648 ton/haKayu : 9,0 m3/haKayu Pinus : 220,52 m3/ha
Hutan Lindung 1.970 -Hutan Konservasi 2.641 -
Total 7.071 -
Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu, 2011
Kondisi Perikanan Kota Batu
Produktivitas Perikanan (Tambak) Kota Batu Tahun 2010Jenis Lahan Luas Lahan (Ha) Produktivitas (Ton/ha)
Perikanan Darat (Lahan Kolam Budidaya)
2,28 50,2
Perikanan Tangkap - -Total 2,28 50,2
Jawa Timur dalam Angka, 2011
Kondisi Peternakan Kota BatuPeternakan di Kota Batu (peternakan rakyat dan perusahaan peternakan) denganluas sebesar 22,12 ha.Produksi peternakan untuk daging di Kota Batu tahun 2010 adalah sebesar1.602.482 kg/semester = 1.602,482 ton/semester = 3.204,964ton/tahunSehingga dengan total luas penggunaan lahan peternakan sebesar 22,12 ha, makanilai produktivitas lahan peternakan tiap hektar adalah sebesar 144,889 ton/ha.
Kondisi Transportasi Kota BatuJumlah kepemilikan kendaraan sepeda motor saat ini tercatat sebanyak 129.156unit (Kantor Perhubungan Kota Batu, 2011). Cukup tingginya kepemilikankendaraan bermotor, maka konsumsi BBM pun cukup tinggi pula sehinggaberdampak tinggi pada emisi kendaraan yang dihasilkan.
Kondisi Demand (Konsumsi) Telapak Ekologis Penduduk Kota Batudalam Luasan
Jenis Konsumsi Tingkat Konsumsi Produktivitas Konsumsi dalamLuasan
Lahan Pertanian 22.503,528 ton beras/tahun
71,79 ton/ ha 313,463 ha
Lahan Kehutanan 332.129 m3 9,0 m3/ha 36.903 haLahan Perikanan 6.459,346 ton
ikan/tahun50,2 ton/ ha 128,672 ha
Lahan Peternakan 1.068,918 tondaging/tahun
144,889 ton/ha 7,377 ha
Lahan Terbangun 1.592,39 ha. 1.592,39 ha. 1.592,39 ha*Energi / Karbon (gas, minyak tanah, bahanbakar kendaraan sertalistrik)
287.794,53 tonCO2/tahun
1.8 ton CO2/ha 159.885,85 ha
Sumber: Hasil Analisa, 2012
*) Wackernagel dan Rees (1996) mencatat bahwa 1 hektar hutan dalam kondisibagus, dalam artian keanekaragaman-nya tinggi, mampu menyedot sekitar 1.8ton CO2.
Kondisi Supply (Biocapacity) Untuk Tiap Jenis Penggunaan LahanTelapak Ekologis di Kota Batu
No Jenis Penggunaan Tanah Luasan (Ha)
1. Permukiman 1.592,392. Pertanian
Sawah 1.310Lain-lain (sayur, dll) 9699,64
3. HutanHutan Produksi 2.460Hutan Lindung dan Konservasi 4.867
4. Tambak 2,285. Peternakan 22,12
Sumber: Cipta Karya dan Tata Ruang, 2011
Kondisi Daya Dukung Lingkungan Melalui PendekatanTelapak Ekologis
Kondisi Demand (Konsumsi) Telapak Ekologis Penduduk Kota Batu dalam Luasan
LahanPertanian
LahanKehutanan
Lahan Perikanan
Lahan Terbangun (Permukiman)
Lahan Peternakan
*Energi/ Karbon
313,463 ha 36.903 ha 128,672 ha 1.592,39 ha 7,377 ha 159.885,85ha
827,542 gha 49.081gha 51,469 gha 4.203,910 gha 3,688 gha 212.648,18 gha
Kondisi Supply (Biocapacity) untuk Tiap Jenis Penggunaan Lahan Telapak Ekologis di Kota Batu
1.310 ha 2.460 ha 2,28 ha 1.592,39 ha 22,12 ha -3.458,4 gha 3.271,8 gha 0,912 gha 4.203,910 gha 11,06 gha -
Sumber: Hasil Analisa, 2012
Perhitungan Telapak Ecological Deficit Kota Batu
Penggunaan Lahan TE Konsumsi(gha)
Biokapasitas (gha)
Keterangan (BK – TE)
Pertanian 827,54 gha 3.458,4 gha SurplusKehutanan 49.081gha 3.271,8 gha DefisitPerikanan 51,47 gha 0,912 gha DefisitPeternakan 3,69 gha 11,06 gha SurplusLahan Terbangun (Permukiman)
4.203,91 gha 4.203,91 gha -
*Penyerap Karbon 212.648,18 gha - -
Sumber: Hasil Analisa, 2012
Grafik Telapak Ekologis dan BiokapasitasKota Batu dalam Global Hektar (gha)
Pertanian
Kehutanan
Perikanan
Peternakan
Lahan Terbangun (Permukiman)
Penyerap Karbon
Biokapasitas (gha)
Telapak Ekologis (gha)
Sumber: Hasil Analisa, 2012
Perhitungan Telapak Ekologis dan Biokapasitas PerkapitaKota Batu
Penggunaan Lahan
JumlahPendudukKota Batu
TE Konsumsi (gha/orang)
Biokapasitas (gha/orang)
Keterangan(BK – TE)
Pertanian 208.366 0,004 gha 0,017 gha SurplusKehutanan 0,235 gha 0,016 gha DefisitPerikanan 0,002 gha 0,000006 gha DefisitPeternakan 0,000018 gha 0,000053 gha SurplusLahan Terbangun (Permukiman)
0,020 gha 0,020 gha -
Penyerap Karbon 1.02 gha - -
Sumber: Hasil Analisa, 2012
Grafik Perbandingan Telapak Ekologis dan Biokapasitas Kota Batuper Komponen dalam Perkapita Tahun 2010 (gha/orang)
Telapak Ekologis Biokapasitas
PeternakanPenyerap KarbonLahan TerbangunPerikananKehutananPertanian
Sumber: Hasil Analisa, 2012
Hasil Perbandingan Luasan Penggunaan LahanJenis Penggunaan
LahanLuasan Penggunaan Lahan
Kondisi EksistingTahun 2010 Kota
Batu
Hasil Kajian Telapak Ekologis
Kota Batu
Rencana Pola Ruang
RTRW Tahun 2009-2029
Kota BatuLahan Pertanian (sawah)
1.310 ha 313,46 ha 8.346,21 ha
Lahan Pertanian (non sawah)
9.955,64 ha -
Lahan Kehutanan (Produksi)
2.460 ha 36.903 ha 3.015,61ha
Lahan Perikanan 2,28 ha 128,67 haLahan Peternakan 22,12 ha 7,38 ha 54,40 haLahan Terbangun (Permukiman)
1.592,39 ha 1.592,39 ha 2.103,83 ha
Sumber: Hasil Analisa, 2012
Arahan Penggunaan Lahan Berdasarkan Pendekatan Telapak EkologisOleh Stakeholder melalui Analisa Delphi.1. Lahan pertanian masih dapat dikurangi sesuai proporsi yang dibutuhkan sebagai
konsekuensi dari kondisi surplus kajian telapak ekologis yang begitu tinggi namuntetap mempertahankan lahan pertanian abadi khusus pertanian hortikultura danperkebunan. Pengurangan dilakukan karena memang lahan pertanian yang ada diKota Batu cenderung luas akibat konversi dari kawasan hutan yang ada. Denganpengurangan lahan pertanian, produktivitas tidak begitu saja dibiarkanmenurun, namun tetap diusahakan peningkatannya melalui pengembangan danpenerapan teknik budidaya pertanian agar tidak mengurangi nilai pendapatan daritotal PDRB Kota Batu dari lahan pertanian sendiri selain itu agar tetap dapatmemenuhi kegiatan ekspor untuk luar wilayah Kota Batu.
2.Penggunaan lahan kehutanan untuk lahan hutan produksi masih dapat ditkembangkansedangkan untuk lahan hutan lindung dan konservasi harus dipertahankan karenaKota Batu sendiri memiliki fungsi wilayah sebagai kawasan dengan fungsi ekologiskawasan lindung dan konservasi (Tahura R. Soeryo). Penggunaan lahan hutanproduksi dapat dikembangkan sesuai dengan proporsi penggunaan lahan hutanproduksi yang telah ditetapkan pada RTRW Kota Batu Tahun 2009-2029 sebagaikonsekuensi dari kondisi defisit hasil kajian telapak ekologis. Untuk lahankehutanan baik produksi maupun lindung dan konservasi, masih dapat dilakukanpenanaman kembali (reboisasi) dan rehabilitasi lahan pada bekas tebangan lahanyang digunakan sebagai pertanian (ladang) yang dilakukan masyarakat melaluipenggundulan hutanUntuk pemenuhan luasan kajian telapak ekologis yang telah dihitung dirasa sangatsusah untuk memenuhi kebutuhan lahan kehutanan sebagai akibat dari konsumsikayu penduduk Kota Batu. Namun tingginya konsumsi lahan hutan produksi darikonsumsi kayu penduduk Kota Batu sebagian besar dipenuhi dari kegiatan impordari wilayah lain.
3. Penggunaan lahan perikanan di Kota Batu dapat dikembangkan sebagai konsekuensidari kondisi defisit hasil kajian telapak ekologis. Hal ini diakibatkan karenapenggunaan lahan perikanan di Kota Batu amat jarang ditemui akibat kondisigeografis Kota Batu sendiri yang tidak memiliki laut untuk perikanan tangkap.Dalam RTRW Kota Batu tahun 2009-2029 tidak tertulis luasan lahan perikanan yangakan ditetapkan, sehingga arahan pemanfaatan lahan untuk perikanan tentunyamenyesuaikan dengan penggunaan lahan yang masih dapat dikembangkan di KotaBatu sendiri dan bisa mempertimbangkan hasil luasan dari kajian telapak ekologisyang dilakukan, jenis penggunaan lahan dengan kondisi kontur datar dimungkinkandapat dikembangkan sebagai lahan perikanan budidaya (tambak).
4. Penggunaan lahan peternakan di Kota Batu dalam keadaan surplus tetapdipertahankan namun masih dapat dikembangkan di Kota Batu sendiri, hal inidiakibatkan karena potensi Kota Batu sendiri jika ditinjau dari kondisi klimatologimaka Kota Batu sangat cocok untuk pengembangan hewan ternak terutama sapiperah walaupun kondisi lahan peternakan sendiri masih mengalami surplus.Pengembangan lahan ternak menyesuaikan dengan luasan lahan ternak yag telahditetapkan pada RTRW Kota Batu Tahun 2009-2029 dengan cara mengembangkanpadang penggembalaan, dan pada beberapa bagian dapat menyatu dengan kawasanperkebunan atau kehutanan serta pengembangan peternakan dalam bentukpeternakan rakyat.
5. Penggunaan lahan terbangun (permukiman) masih dapat dikembangkan namun harustetap dikendalikan agar penggunaan lahan permukiman sendiri tidak melampauikapasitas kemampuan daya dukung lahan di Kota Batu mengingat semakin besarlahan permukiman pada suatu wilayah maka semakin besar pula kebutuhan akanpenggunaan lahan yang lainnya dan semakin besar pula kebutuhan lahan yang harusdikorbankan untuk memenuhi kebutuhan permukiman tersebut. Selain itudimaksudkan agar tidak mengganggu fungsi lindung yang ada.
6. Untuk pemanfaatan energi dari penduduk Kota Batu yang menghasilkan kondisi emisicukup tinggi dapat direduksi melalui pemanfaatan dan pengembangan energialternatif untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Kementrian Pekerjaan Umum. 2009. Kajian Telapak Ekologis Pulau Sumatera dan Pulau Sulawesi. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Kementrian Pekerjaan Umum. 2009. Kajian Telapak Ekologis Pulau Bali, Kepulauan Nusa
Tenggara, Kepulauan Maluku dan Pulau Papua Khana. 1999. Carrying-Cpacity As A Basic For Sustainable Development. Kitzes, J., A. Galli, S.M. Rizk, A. REED and M. Wackernagel. 2008. Guidebook to the National Footprint Accounts : 2008 Edition. Oakland:
Global Footprint Network. Wackernagel, Mathis and Ress, William E. 1996. Our Ecological Footprint: Reducing Human Impact on The Earth. Canada: New Society
Publisher. World Wide Fund on Nature (WWF) – China Council for International Cooperation on Environment and Development (CCICED). 2006. Report
on Ecological Footprint in China Rai, Nyoman. 2011. Persaingan Pemanfaatan Lahan dan Air. Denpasar: Udayana University Press Kodoatie, Robert . 2011. Tata Ruang Air. Yogyakarta: Penerbit Andi Kodoatie, Robert, dkk. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air dalam Otonomi
Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi Arsyad, Sitanala, dkk.2008. Penyelamatan Tanah, Air, dan Lingkungan. Jakarta: Crespent Press dan Yayasan Obor Indonesia Hardjowigeno, Sarwono, dkk. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Lahan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Ludvianto, Bayu. 2011. Mengurai Ancaman Terhadap Keanekaragaman Hayati dengan Konsep “Tapak Ekologi”. Bengkulu: Leadership for
Environment and Development Indonesia, Cohort 7. http://www.scribd.com/doc/26809923/7/Jenis-Penggunaan-Lahan http://bulletin.penataanruang.net/KAJIAN-TELAPAK-EKOLOGIS-Pertimbangan-Untuk-Strategi-Pembangunan-Berkelanjutan-Ir.-Inge-
Retnowat.pdf http://sudforum.penataanruang.net/lb_contenttelapak.asp http://www.scribd.com/doc/80631584/06-FEN http://nadhiroh.blog.unair.ac.id/2011/10/19/tugas-mata-kuliah-ekologi-pangan-dan-gizi-semester-va/ (http://www.terranet.or.id/mitra/terranet/dokumen/masukan1222.pdf)