Download - Transportasi Multimoda
TRANSPORTASI MULTIMODA
Permasalahan yang ditemui di kota-kota besar di Indonesia, termasuk kota
Makassar sebagai bagian dari provinsi Sulawesi Selatan adalah soal transportasi. Semakin
hidup suatu kota, pergerakan masyarakatnya semakin tinggi. Hal itu perlu diimbangi
dengan laju sarana transportasi (moda) dan infrastrukturnya. Umumnya masalah timbul
ketika moda yang dipilih masyarakat adalah kendaraan pribadi. Masalah semakin sulit,
ketika pertumbuhan kendaraan pribadi tidak seimbang dengan pertambahan panjang
jalan. Inilah yang membuat pemangku kebijakan, harus mulai berpikir untuk menekan
penggunaan kendaraan pribadi dan meningkatkan sarana serta prasarana angkutan umum.
Caranya melalui sistem transportasi antarmoda dan sistem transportasi angkutan umum
terpadu (multimoda). Artinya, berbagai moda dapat terkombinasikan dengan baik, efisien
serta efektif sehingga orang dapat berpindah dari satu jenis angkutan ke angkutan lainnya
dengan cepat, murah dan nyaman.
Proses peralihan ini tidak gampang. Selain harus mengubah pola pikir masyarakat
tentang manfaat menggunakan transportasi umum, juga harus membenahi angkutan
massal. Dengan konsep unimoda yang sebagian masih dipratekkan, orang tetap akan malas
menggunakan angkutan umum. Karena mereka akan kesulitan dalam proses pergantian
moda, waktu menunggu yang lama, tempat pergantian yang tidak nyaman, jumlah
pergantian angkutan yang tidak menentu dan akhirnya menyuburkan tumbuhnya
angkutan umum yang tidak resmi. Legalitas penyelenggaraan transportasi antarmoda/
multimoda di Indonesia, di antaranya: UU No. 38/2004 tentang Jalan; UU No. 22/2009
tentang LLAJ (Lalu Lintas & Angkutan Jalan); UU No. 23/2007 tentang Perkeretaapian; UU
No. 17/2008 tentang Pelayaran; UU No. 1/2009 tentang Penerbangan; PP No. 8/2011
tentang Angkutan Multimoda; dan Kepmenhub No. 49/2005 tentang Sistranas (Sistem
Transportasi Nasional); Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Angkutan
Multimoda; Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012; Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Multimoda.
Antarmoda dan multimoda ini merupakan dua istilah yang berbeda. Menurut Prof
Dr Ir Agus Taufik Mulyono, M.T, transportasi antarmoda mengarah pada situasi di mana
penumpang dan atau barang menggunakan lebih dari satu moda transportasi dalam satu
perjalanan yang berkesinambungan. Sedangkan transportasi multimoda, merupakan
transportasi barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda transportasi yang
berbeda, atas dasar satu kontrak yang menggunakan dokumen transportasi multimoda
dari suatu tempat barang yang diterima oleh operator transportasi multimoda ke suatu
tempat yang ditentukan untuk penerimaan barang tersebut (Peraturan Pemerintah No 8
Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda). Untuk mengetahui lebih jelas tentang
bagaimana jaringan antarmoda dan multimoda, Agus memberikan perspektif keduanya.
Keterpaduan sistem jaringan pelayanan (susunan rute-rute pelayanan transportasi
yang membentuk satu kesatuan hubungan) dan jaringan prasarana transportasi
multimoda/ antarmoda menunjukkan keterpaduan pemberlakuan 5 (lima) UU tersebut.
Tujuannya mencapai efektivitas dan efisiensi serta berkelanjutan dalam penyelenggaraan
sistem transportasi antarmoda/ multimoda. Hal ini sesuai dengan sasaran Sistranas, yakni
terwujudnya penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien. Transportasi bisa
dikatakan “efektif” jika dapat mewujudkan keselamatan, aksesibilitas tinggi, keterpaduan,
Jaringan multimoda konvensional point-to-point, asal perjalanan (asal A, B, dan C) dihubungkan secara independen oleh moda transportasi (jalan dan rel) ke lokasi tujuan perjalanan (tujuan D, E, dan F).
Lalu lintas dikumpulkan pada 2 (dua) titik transhipment, yaitu stasiun KA dengan konsolidasi pergerakan penumpang/ barang. Hal ini dapatmenghasilkan load-factor dan/ ataufrekuensi transportasi yang lebih tinggi, khususnya di antara terminal.
kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif
terjangkau, tertib, aman, dan polusinya rendah. Dikatakan “efisien” jika transportasi tidak
membebani masyarakat luas tetapi mampu memberi pelayanan yang maksimal dan
optimal dalam satu kesatuan jaringan transportasi nasional serta menjadi indicator kunci
dalam keterpaduan jaringan pelayanan dan prasarana transportasi multimoda atau
antarmoda. Keduanya harus menyatu dalam pelaksanaan pembangunan, pembinaan
(pengaturan, pengendalian-pengawasan), dan penyelenggaraan.
Fungsi utama transportasi antarmoda meliputi komposisi, koneksi, perpindahan,
dan dekomposisi. Komposisi adalah mengumpulkan dan mengkonsolidasi barang/
penumpang di simpul transportasi. Sedangkan koneksi, mengalirkan barang dan/ atau
penumpang di antara minimal dua simpul. Kemudian perpindahaan mengandung makna
memindahkan moda di suatu terminal/ simpul yang berperan menyediakan kontinuitas
pergerakan dalam rantai transportasi. Dan akhirnya dekomposisi menunjuk pada
Rantai Transportasi Antar Moda
pemisahan barang/ penumpang di terminal terdekat dari tujuan dan mentransfer ke dalam
jaringan distribusi lokal/ regional.
Masyarakat yang merupakan aspek pengguna harus mendapat jaminan
keselamatan, kualitas, ketepatan waktu, serta keterjangkauan biaya. Para operator
angkutan antarmoda/ multimoda memberikan jaminan solusi konflik, toleransi
keterlambatan alat angkut, jaminan keamanan operasi bisnis. Dan regulator menjamin
pengaturan keterpaduan dan jaminan kelaikan fungsi alat angkut. Kompleksitas masalah
dan capaian yang ingin diwujudkan dalam penyelenggaraan keterpaduan jaringan
pelayanan dan prasarana pada kegiatan terminal antarmoda harus mempertimbangkan
tatanan fasilitas, tatanan fungsional, dan tatanan operasional. Tatanan fasilitas, fungsional,
dan operasional pada pengelolaan terminal antarmoda/multimoda diperlukan
standardisasi (norma, standar, pedoman, manual, kriteria) untuk mewujudkan sistem
transportasi yang efektif dan efisien.
Konsep angkutan umum multimoda harus memenuhi 6 kriteria komponen: moda
penghubung (connecting modes), moda utama (main modes), jaringan multimoda
(multimodal network: main route, feeder route), fasilitas peralihan moda (transfer point),
fasilitas peralihan antar moda dengan jaringan berbeda (intermodal transfer point), dan
peraturan.
Connecting Modes sebagai moda penghubung sebelum dan sesudah moda utama yang
sedang digunakan. Moda sebelum atau ”access mode” merupakan moda yang digunakan
dari rumah ke tempat perhentian angkutan umum (halte/ stasiun/ terminal) bisa dengan
jalan kaki, bersepeda, naik mobil atau motor, dan menggunakan taxi. Sedangkan moda
sesudah atau ”egress mode” adalah moda yang digunakan dari tempat perhentian (halte/
stasiun/ terminal) ke tempat tujuan.
Main Modes, biasanya digunakan dalam perjalanan paling panjang dan paling lama dari
moda lainnya. Sudah banyak penelitian dan pengembangan moda utama ini, tentang
pengembangan alat angkutan umum, sinkronisasi jadwal antara moda satu dengan lainnya.
Multimodal Network, karakteristik utama dari jaringan multimoda adalah memiliki
jaringan yang tersambung antar jenis (moda) dan mengenal adanya perbedaan level atau
jenjang dari jaringan. Jaringan level tertinggi untuk moda kecepatan tinggi dan akses
terbatas, sedangkan tingkatan yang terendah adalah untuk moda jarak pendek, memiliki
akses ke jaringan yang lebih tinggi, berkecepatan rendah, dan kepadatan jaringan yang
lebih tinggi.
Transfer Point, komponen ini sangat penting untuk menarik penumpang angkutan pribadi
yang dapat terintegrasi dengan angkutan umum. Fasilitas parkir yang cukup untuk
menampung kebutuhan akan dapat menarik penumpang angkutan pribadi untuk
meninggalkan mobil pribadinya dan selanjutnya menyambung dengan angkutan umum.
Terlebih lagi jika ongkos parkir di pusat kota dibuat mahal.
Intermodal Transfer Point, fasilitas ini sangat penting karena merupakan titik sambung
antara dua jenis moda dari dua jenis jaringan yang berbeda. Contohnya antara jaringan
sungai dan jaringan jalan, atau kereta api.
Peraturan, peraturan sebagai alat pengontrol kinerja angkutan umum juga sebaiknya
berubah ke arah multimodality. Peraturan tentang moda utama, moda pengumpan, moda
sebelum dan sesudah, ketersambungan dengan moda lain melalui Transfer Point dan
Intermodal Transfer Poin.