Download - Total faktor produktivitas
TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS
TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari analisis ekonomi diakui bahwa produktivitas merupakan salah satu indikator
paling penting dalam aktivitas ekonomi. Produktivitas merupakan kunci pendorong
vital dalam pertumbuhan ekonomi, yakni sebagai daya ungkit (leverage) bagi
pertumbuhan ekonomi nasional dalam jangka panjang. Itulah salah satu alasan
mengapa dewasa ini banyak Negara yang berlomba dalam meningkatkan
produktivitas.
Perbaikan produktivitas bermakna keinginan (the will) dan upaya (effort) manusia
melakukan perbaikan secara terus menerus untuk meningkatkan mutu kehidupan
yang lebih baik. Dalam hal ini pengertian produktivitas merupakan sikap mental
(attitude of mind) dan cara pandang hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok
harus lebih baik dari hari ini. Menyadari hal tersebut, maka dewasa ini telah
dilakukan berbagai upaya menerapkan konsep produktivitas dan prinsip-prinsip
produktivitas. Namun masih banyak pula yang belum menyadari bahwa produktivitas
adalah kunci sukses untuk memenangkan persaingan.
Pada umumnya, bila tujuan adalah memperbaiki produktivitas, maka perlu
pengukuran produktivitas. Pengukuran produktivitas berguna untuk menyusun
rencana strategi organisasi baik pada tingkat makro maupun mikro. Tidak hanya
menyediakan alat untuk mengetahui apakah tujuan strategi telah tercapai atau tidak,
tetapi pengukuran tersebut juga berhubungan dengan kinerja produktivitas.
Selain itu, dengan sistem pengukuran produktivitas, setiap orang menjadi lebih
sadar bagaimana produktivitas. Sebagai konsep yang abstrak, produktivitas
memberikan ukuran yang lebih konkrit. Sebagai alat diagnostik, keadaan
produktivitas menurut waktu akan mengungkapkan masalah-masalah yang
membutuhkan perhatian dengan segera dan akan terfokus pada masalah prioritas.
Salah satu kriteria yang sering digunakan untuk mengetahui keadaan perekonomian
di suatu Negara atau daerah adalah pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)
atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), secara lebih rinci sering pula diulas
factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, tidak
banyak yang secara sistematis membahas sumber-sumber atau factor produksi
yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan PDB. Begitu pula seberapa
besar kontribusi dari masing-masing factor belum pernah ada yang
memperkirakannya. Terlebih lagi belum pernah dilakukan pemisahan factor
pengaruh pertumbuhan, apakah karena pertumbuhan input produksi atau karena
pertumbuhan produktivitas.
Dengan mengetahui kontribusi masing-masing faktor produksi dan dapat
dipisahkannya antara faktor input dan produktivitas terhadap pertumbuhan ekonomi,
perencanaan dan kebijakan ekonomi dapat dibuat lebih baik dan lebih terarah. Jika
faktor produksi modal ternyata mempunyai kontribusi lebih tinggi terhadap
pertumbuhan ekonomi di suati Negara atau daerah dibandingkan dengan faktor
produksi lainnya, maka pemerintah bias membuat perencanaan untuk meningkatkan
kontribusi tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
Sedangkan jika faktor produksi tenaga kerja lebih dominant, perlu dilihat apakah
balas jasa tenaga kerja telah berkembang lebih pesat dari produktivitasnya, atau
karena pemakaian tenaga kerja terlalu banyak.
Secara teoritis, pertumbuhan ekonomi yang hanya didorong oleh akumulasi
investasi bukanlah merupakan pertumbuhan ekonomi yang sehat. Terlebih lagi jika
modal diperoleh dengan pinjaman luar negeri dan dipakainya tidak efisien. Demikian
pula jika pertumbuhan output hanya didorong oleh pemakaian tenaga kerja yang
lebih banyak berarti tingkat kehidupan pekerja tidak berubah, karena tingkat upah
dan gaji tidak meningkat. Jika pertumbuhan output diakibatkan hanya karena
pertumbuhan input (modal dan tenaga kerja) berarti produktivitas tidak meningkat.
Pertumbuhan output yang sama dengan pertumbuhan capital dan tenaga kerja,
berarti tidak terdapat sisa output yang bebas dan bisa dibagikan untuk peningkatan
pendapatan tenaga kerja dan tau peningkatan return to capital. Berarti pendapatan
per tenaga kerja tidak bisa meningkat, sehingga tidak ada peningkatan
kesejahteraan tenaga kerja, walaupun kesejahteraan penduduk secara keseluruhan
bisa meningkat karena lebih banyak tenaga kerja yang bisa diserap oleh pasar kerja.
Demikian pula berarti pertumbuhan output hanya cukup untuk membayar return to
capital tidak ada sisa yang dapat digunakan untuk investasi pada tahun berikutnya.
Pertumbuhan ekonomi hanya karena pertumbuhan input (input driven) seperti ini
sangat labil, terlebih jika investasi berasal dari modal atau pinjaman luar negeri. Jika
terjadi krisis kepercayaan (tidak ada investasi atau pinjaman dari luar negeri), maka
pertumbuhan ekonomi bisa negative, seperti yang terjadi pada tahun 1998 di
Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh pertambahan capital dan tenaga kerja
memang masih bermanfaat, yaitu pertama, untuk meningkatkan pendapatan per
kapita, karena semakin banyak penduduk yang bisa bekerja dan mendapatkan
pendapatan. Peningkatan pendapatan akan dapat meningkatkan tabungan yang
kemudian juga bisa diinvestasikan. Kedua, pangsa investasi tidak diklaim semua
pada satu tahun, tetapi hanya sebagian (berupa return to investment per tahun).
Sisanya merupakan additional return yang bebas dan sebagian dapat diinvestasikan
kembali.
Selama kondisi ekonomi normal, reinvestasi bisa berjalan dan ekonomi tumbuh,
tetapi jika terjadi krisis maka sebagian besar re-investasi dan investasi baru tidak
bisa terjadi, dan ekonomi kemudian merosot. Karena itu, pertumbuhan ekonomi
yang sehat adalah jika disertai dengan dengan kenaikan produktivitas, yang
merupakan sisa pertumbuhan output setelah dikurangi dengan kontribusi dari
pertumbuhan modal dan tenaga kerja. Kelebihan outpun ini merupakan hak ekonomi
nasional karena kita bekerja dengan lebih produktif, lebih efisien, menerapkan
teknologi tepat guna dan tenaga kerja yang lebih terampil.
Sisa output ini bisa digunakan untuk meningkatkan gaji karyawan serta peningkatan
return to capital atau reinvestasi. Dengan demikian, walaupun investasi atau
pinjaman dari luar negeri berkurang, masih ada sifat output yang bisa digunakan
untuk investasi. Sisa output inilah yang bisa menjamin secara akumulatif
berlanjutnya pertumbuhan ekonomi.
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan pengukuran Total Faktor Produktivitas (TFP) adalah untuk :
1. Menyediakan data dan informasi pengukuran Total Faktor Produktivitas
2. Memasyarakatkan pengukuran Total Faktor Produktivitas
3. Mendorong pemerintah untuk menggunakan hasil pengukuran Total Faktor
Produktivitas sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun strategi pembangunan
ekonomi nasional, sektoral dan regional.
Sasaran pengukuran produktivitas TFP adalah tercapainya peningkatan motivasi
pemerintah untuk menerapkan konsep produktivitas dan peningkatan kemampuan
dalam penerapan Total Faktor Produktivitas.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan Pengukuran TFP ini meliputi Pendahuluan;
Konsep, Metode dan Mekanisme Pengukuran Total Faktor Produktivitas; Tahapan
Pengukuran Total Faktor Produktivitas; Monitoring dan Evaluasi
D. Pengertian
1. Produktivitas
- Produktivitas secara konsep adalah berdasarkan keyakinan bahwa hari ini harus
lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
- Produktivitas secara matematis adalah perbandingan antara keluaran (output)
dengan masukan (input).
2. Produk Domestik Bruto
Penjumlahan nilai tambah dalam satu periode tertentu di suatu wilayah tertentu
dikenal dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai tambah yang diciptakan,
diklasifikasikan ke dalam sembilan sektor ekonomi yaitu, sektor pertanian,
pertambangan, industri pengolahan, listrik-gas dan air bersih, konstruksi,
perdagangan-hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, real
estate dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa.
a. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
Sektor pertanian mencakup sub sektor: Tanaman Bahan Makanan, Tanaman
Perkebunan, Peternakan dan hasil-hasilnya, Kehutanan, Perikanan, dan Jasa
Pertanian. Nilai tambah sektor pertanian dihitung melalui pendekatan produksi.
Pendekatan ini didasarkan pada pertimbangan tersedianya data produksi dan harga
untuk masing-masing komoditi pertanian. Secara umum, nilai output setiap komoditi
diperoleh dari hasil perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga
produsen komoditi yang bersangkutan.
b. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Seluruh jenis komoditi yang dicakup dalam sektor pertambangan dan penggalian,
dikelompokkan dalam tiga subsektor, yaitu; pertambangan minyak dan gas bumi
(migas), pertambangan bukan migas dan penggalian. Nilai tambah sektor
pertambangan dan penggalian dihitung melalui pendekatan produksi. Output atas
dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang
dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masing-masing tahun.
c. Sektor Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan dibedakan atas dua kelompok besar yaitu industri
pengolahan minyak dan gas bumi (migas) dan industri pengolahan bukan migas.
Subsektor Industri Pengolahan Minyak dan Gas Bumi mencakup kegiatan
pengilangan minyak dan gas bumi serta pengolahan, penampungan, pendistribusian
gas alam cair dengan tujuan untuk dijual atau dipasarkan. Pendekatan penghitungan
output untuk kegiatan ini menggunakan pendekatan produksi. Output atas dasar
harga berlaku merupakan perkalian antara produksi dengan harga untuk masing-
masing tahun.
Subsektor Industri Pengolahan Bukan Migas dibedakan atas dua bagian
berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terlihat, yaitu: industri besar dan sedang/IBS
(tenaga kerja ≤ 20 orang), serta industri kecil dan kerajinan rumah tangga / IKKR
(tenaga kerja 1 – 19 orang). Penghitungan nilai tambah IBS dilakukan dengan
menggunakan pendekatan produksi, sedangkan penghitungan nilai tambah IKKR
dilakukan dengan menggunakan pendekatan tenaga kerja.
d. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Subsektor listrik mencakup pembangkitan, pengiriman dan penyaluran tenaga listrik,
baik yang diselenggarakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN
maupun oleh perusahaan Non-PLN seperti pembangkitan listrik oleh perusahaan
milik Pemerintah Daerah, dan listrik yang diusahakan oleh swasta (perorangan
maupun perusahaan) dengan tujuan untuk dijual. Sub sektor Gas Kota meliputi
penyediaan, transmisi dan penyaluran gas kota kepada konsumen dengan
menggunakan pipa dan hanya dilakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara
(Persero)/PGN. Kegiatan subsektor air bersih mencakup proses pengadaan,
pembersihan, penyulingan/pemurnian dan proses kimiawi lainnya untuk
menghasilkan air minum, serta penyalurannya secara langsung melalui pipa dan alat
lain untuk dijual ke rumah tangga, instansi pemerintah maupun swasta. Nilai tambah
sektor listrik, gas dan air bersih dihitung melalui pendekatan produksi. Output atas
dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara kuantum barang yang
dihasilkan dengan harga per unit produksi pada masing-masing tahun.
e. Sektor Konstruksi
Konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi
yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat
tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Kegiatan konstruksi meliputi perencanaan,
persiapan, pembuatan, pemasangan/instalasi, pembongkaran, dan perbaikan
bangunan. Kegiatan konstruksi dilakukan baik oleh kontraktor umum, yaitu
perusahaan yang melakukan pekerjaan konstruksi untuk pihak lain, maupun oleh
kontraktor khusus, yaitu unit usaha atau individu yang melakukan kegiatan
konstruksi untuk dipakai sendiri. Metode yang digunakan untuk memperkirakan NTB
sektor konstruksi adalah melalui pendekatan arus barang. Penggunaan metode ini
didasarkan pada pemikiran bahwa besarnya output sektor konstruksi sejalan dengan
besarnya input komoditi dan non komoditi yang dipakai untuk mendirikan suatu
bangunan. Artinya antara output yang dihasilkan dan input yang digunakan dalam
sektor konstruksi mempunyai hubungan linier.
f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Retoran
Kegiatan subsektor perdagangan meliputi kegiatan membeli dan menjual barang,
baik barang baru maupun bekas, dengan tujuan untuk disalurkan tanpa mengubah
sifat barang tersebut. NTB subsektor perdagangan dihitung dengan metode arus
barang. Output atau marjin perdagangan merupakan selisih antara nilai jual dan nilai
beli barang yang diperdagangkan setelah dikurangi dengan biaya angkut barang
dagangan yang dikeluarkan oleh pedagang. Subsektor hotel mencakup kegiatan
penyediaan akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan
sebagai tempat penginapan. NTB subsektor hotel diperoleh dengan menggunakan
pendekatan produksi. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah malam
kamar dan indikator harganya adalah rata-rata tarif per malam kamar. Output atas
dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara indikator produksi dengan
indikator harganya. Subsektor restoran mencakup usaha penyediaan makanan dan
minuman jadi yang pada umumnya dikonsumsi di tempat penjualan. Pendekatan
yang digunakan untuk menghitung output restoran yaitu melalui pendekatan
produksi.
g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
Kegiatan yang dicakup dalam subsektor pengangkutan terdiri atas jasa angkutan
jalan rel; angkutan jalan raya; angkutan laut; angkutan sungai, danau dan
penyeberangan; dan jasa penunjang angkutan. Metode estimasi yang digunakan
adalah pendekatan produksi. Subsektor komunikasi terdiri dari kegiatan pos dan
giro, telekomunikasi, dan jasa penunjang komunikasi. Metode estimasi yang
digunakan adalah pendekatan produksi.
h. Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan
Subsektor keuangan terdiri dari usaha Bank, Jasa Asuransi, Dana Pensiun,
Pegadaian dan Lembaga Pembiayaan. Subsektor Real Estate meliputi usaha
persewaan bangunan dan tanah, baik yang menyangkut bangunan tempat tinggal
maupun bukan tempat tinggal.
Subsektor Jasa Perusahaan mencakup kegiatan pemberian jasa hukum, jasa
akuntansi dan pembukuan, jasa pengolahan dan penyajian data, jasa
bangunan/arsitek, jasa periklanan dan riset pemasaran, jasa persewaan mesin dan
peralatan, dan jasa lainnya (misal jasa penyelenggaraan pameran).
i. Sektor Jasa-jasa
Jasa-Jasa mencakup subsektor Jasa pemerintahan umum dan Jasa Swasta. Jasa
pemerintahan umum terbagi dua kegiatan yaitu Jasa administrasi pemerintahan dan
pertahanan dan Jasa pemerintahan lainnya. Jasa pemerintahan lainnya meliputi
kegiatan pemerintah di bidang jasa sosial dan kemasyarakatan (seperti jasa
pendidikan, jasa kesehatan, jasa sosial dan kemasyarakatan lainnya) serta jasa
hiburan dan rekreasi yang diberikan oleh unit-unit pemerintah secara individu
kepada masyarakat. Jasa Swasta terbagi dalam tiga kegiatan yaitu Jasa sosial dan
kemasyarakatan, Jasa hiburan dan rekreasi dan Jasa perorangan dan rumah
tangga.
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
Terminologi lain dari kapital yang digunakan dalam SNA (1968) adalah
pembentukan modal tetap bruto/PMTB (gross fixed capital formation/GFCF), yang
secara konsepsi identik dengan besarnya investasi phisik yang direalisasikan di
suatu negara/wilayah pada suatu waktu tertentu (physical domestic investment).
Pembentukan modal tetap domestik bruto didefinisikan sebagai pengadaan,
pembuatan dan pembelian barang-barang modal baru yang berasal dari dalam
negeri (domestik) dan barang modal baru ataupun bekas dari luar negeri. Barang
modal adalah peralatan yang digunakan untuk berproduksi dan biasanya
mempunyai umur pakai satu tahun/lebih.Disebut sebagai pembentukan modal tetap
bruto karena menggambarkan penambahan serta pengurangan barang modal pada
satu waktu tertentu. Istilah bruto mengindikasikan bahwa didalamnya masih
termasuk unsur penyusutan.
Pembentukan modal tetap domestik bruto dapat dibedakan atas:
a. Pembentukan modal dalam bentuk bangunan/konstruksi;
b. Pembentukan modal dalam bentuk mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan;
c. Pembentukan modal dalam bentuk alat angkutan; dan
d. Pembentukan modal untuk barang modal lainnya.
4. Stok Kapital
Stok kapital didefinisikan sebagai persediaan berbagai jenis barang modal yang
berujud (phisik) seperti bangunan, mesin-mesin dan peralatannya, kendaraan, serta
barang modal lainnya yang memberikan kontribusi terhadap kelangsungan suatu
proses produksi. Barang modal yang menjadi input dalam proses tersebut tidak
habis digunakan dalam waktu lebih dari satu tahun (final use). Namun konsep ini
tidak berlaku bagi barang modal yang mempunyai nilai relatif kecil/murah tetapi
mempunyai usia pakai lebih dari satu tahun seperti peralatan tulis-menulis,
kalkulator, peralatan makan, cangkul dan sabit di pertanian, dan sejenisnya,
karena barang-barang tersebut dianggap sebagai barang antara (intermediate
inputs) yang akan digunakan habis dalam proses produksi.
Kapital atau barang modal yang dalam pengertian sesungguhnya lebih menekankan
kepada aspek riil dari pada moneter, yang dapat dibatasi secara lebih jauh sebagai:
a. Merupakan salah satu faktor produksi dalam bentuk peralatan produksi, bukan untuk
tujuan dikonsumsi.
b. Umur pemakaiannya lebih dari 1 tahun (durable goods), dan nilainya relatif mahal.
c. Digunakan dalam proses produksi pembuatan barang dan jasa secara terus
menerus (repeatedly) dan berkesinambungan (continously), baik langsung maupun
tidak langsung.
d. Mencakup pembelian dan pengadaan barang modal baru dari dalam negeri, serta
barang modal baru maupun bekas dari luar negeri.
e. Perbaikan secara besar-besaran yang tujuannya untuk meningkatkan produktivitas
atau memperpanjang umur pemakaian barang-barang modal tersebut.
f. Pengeluaran untuk peningkatan nilai guna tanah seperti kegiatan pengembangan
dan pembukaan lahan baru, pematangan tanah dan reklamasi, perluasan hutan,
perluasan perkebunan, dan sejenisnya.
Yang tidak digolongan sebagai kapital adalah:
a. Pembelian tanah
b. Pengeluaran pemerintah untuk keperluan pertahanan keamanan (militer).
c. Pengeluaran pemerintah untuk keperluan pertahanan keamanan (militer).
d. Pembelian barang tahan lama oleh rumahtangga yang bukan untuk keperluan usaha
e. Pengadaan ternak untuk tujuan dipotong/ dikonsumsi (bukan untuk
dikembangbiakkan).
f. Barang modal tidak berwujud (intangible assets) seperti hak patent, hak cipta dan
hak kepemilikan (properti) sejenis.
g. Pengadaan ternak untuk tujuan dipotong/ dikonsumsi (bukan untuk
dikembangbiakkan).
h. Barang modal tidak berwujud (intangible assets) seperti hak patent, hak cipta dan
hak kepemilikan (properti) sejenis
Estimasi stok kapital menggunakan Perpetual Inventory Method (PIM), yang
pengukurannya diperhitungkan dari besarnya pembentukan modal tetap bruto yang
terjadi pada masa-masa sebelumnya sampai dengan waktu tertentu. Pengukuran
dilakukan melalui pendekatan “delayed survival function”. Melalui pendekatan ini,
estimasi stok kapital memperhitungkan faktor “retirement” dan penyusutan. Dalam
hal ini, penyusutan diperhitungkan terhadap nilai stok kapital bruto setelah dikurangi
dengan “retirement” sebelumnya.
Penghitungan stok kapital menggunakan formula sebagai berikut:
GCS (t) = GCS (t-1) + GFCF (t) – R(t)
dimana :
GCS (t) = Gross Capital Stock tahun ke t (1981)
GCS (t-1) = Gross Capital Stock tahun t-1 (1980)
GFCF (t) = Gross Fixed Capital Formation
selama tahun ke t
R(t) = Retirement pada tahun t
5. Bekerja
Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud
memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling
sedikit satu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut
termasuk pula kegiatan pekerja yang tak dibayar yang membantu dalam suatu
usaha/kegiatan ekonomi.
6. Upah/Gaji Bersih
Upah/gaji bersih adalah penerimaan buruh/karyawan berupa uang atau barang yang
dibayarkan perusahaan/kantor/majikan. Penerimaan dalam bentuk barang dinilai
dengan harga setempat. Penerimaan bersih yang dimaksud tersebut adalah setelah
dikurangi dengan potongan-potongan iuran wajib, pajak penghasilan dan
sebagainya oleh perusahaan/kantor/majikan.
7. Produktivitas Multi Faktor
Adalah rasio dari output terhadap lebih dari satu factor input. Sebagai contoh ; untuk
mengukur produktivitas dengan mempertimbangkan input dari tenaga kerja dan
kapital secara bersamaan
Ini adalah dasar untuk pendekatan Total Faktor Produktivitas
8. Total Faktor Produktivitas
TFP mencerminkan efisiensi dan efektivitas faktor-faktor produksi secara bersama-
sama yang digunakan untuk memproduksi output barang dan jasa
TFP meliputi semua faktor kualitatif yang memungkinkan sumber daya yang ada
untuk digunakan secara optimal untuk menghasilkan lebih banyak output per unit
input.
TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS
TFP mengugkapkan pengaruh dari perbaikan kualitatif yang memungkinkan untuk
meningkatkan keluaran tanpa menggunakan tambahan masukan . Ini berarti
membuat lebih cerdas dan lebih baik menggunakan sumber daya yang tersedia,
seperti:
* Pengenalan teknologi baru atau peningkatan teknologi
* Inovasi
* Teknik manajemen yang lebih baik
* Keuntungan dari spesialisasi
* Perbaikan dalam efisiensi
* Pekerja 'pendidikan, keterampilan dan pengalaman
* Kemajuan dalam teknologi informasi
Contoh :
* Keuntungan dari spesialisasi, Teknik Manajemen yang lebih baik, Pekerja
'pendidikan, keterampilan dan pengalaman akan menghasilkan pekerja yang lebih
cerdas dan lebih baik
Peningkatan Efisiensi, Upgrade teknologi, inovasi, Kemajuan dalam teknologi
informasi akan menghasilkan kemampuan peralatan dan mesin menghasilkan yang
lebih tinggi dan perbaikan.
Gambar dibawah ini menjelaskan tentang pertumbuhan Total Faktor Produktivitas
dalam rangka meningkatkan output tanpan menambanh jumlah Inpu secara
kuantitatif
Peningkatan produktivitas dapat diperoleh oleh dua cara yang berbeda berarti.
1. Fungsi produksi tetap tidak berubah tetapi meningkatkan intensitas modal (gerakan
dari P0 ke P1). Peningkatan intensitas modal dari K/L0 untuk K/L1 meningkatkan
produktivitas dari Y/L0 ke Y/L1.
2. Sebuah volume produksi yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan jumlah yang
sama tenaga kerja dan modal (gerakan dari P1 ke P2, perbaikan TFP) Produktivitas
meningkat dari Y/L1 untuk Y/L2, pada intensitas modal yang sama, K/L1.
A. Mengungkap pengaruh dari hal-hal kualitatif
Pada tingkat ekonomi, ada dua cara mengestimasi TFP:
1. Kerangka Pertumbuhan Akuntansi
Berdasarkan Fungsi Produksi Cobb Douglas. Didasarkan pada pemikiran bahwa
pertumbuhan dalam faktor tidak dapat diukur (atau kualitatif) adalah perbedaan
antara pertumbuhan output secara keseluruhan dan peningkatan input faktor
terukur.
Persamaan :
Pertumbuhan TFP = Pertumbuhan GDP - Pertumbuhan tertimbang faktor
input
Bobot faktor input mencerminkan kontribusi bahwa faktor tertentu untuk
pertumbuhan output secara keseluruhan. Bobot ini adalah dari factor yang
berbagiterhadap total output.
contoh
Dengan asumsi di suatu negara, sekitar 42% dari total output di bagikan kepada
pekerja sebagai upah, sedangkan sisanya 58% untuk modal dalam bentuk bunga
dan keuntungan. Ini berarti bahwa bobot diberikan adalah 0,42 untuk tenaga kerja
dan 0,58 untuk modal.
Oleh karena itu,
Pertumbuhan TFP = pertumbuhan GDP – (0.42 x tingkat pertumbuhan TK) –
(0.58 x tingkat pertumbuhan kapital)
2. Regresi
Merupakan hubungan statistik antara output (PDB), faktor sumber daya terukur
(seperti tenaga kerja dan modal) dan kelompok faktor kualitatif.
persamaan:
PDB = tingkat factor input tertimbang + TFP
Bobot diperkirakan. Untuk mengatasi faktor kualitatif yang tidak dapat diukur, proxy,
biasanya tren waktu yang digunakan. Setelah latihan regresi, sebuah persamaan
seperti berikut dapat diperoleh:
PDB = (a X tenaga kerja) + (b X modal) + (c X waktu)
di mana a, b, c adalah koefisien korelasi. Pertumbuhan TFP diberikan oleh koefisien
dari variabel waktu, c.
B. Kontribusi TFP terhadap pertumbuhan Ekonomi
ada dua sumber utama Dalam pertumbuhan ekonomi yang teridiri dari :
1. pertumbuhan Tenaga Kerja
2. Pertumbuhan Produktivitas
Perhatian pembangunan sebaiknya berfokus pada pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan melalui peningkatan produktivitas yang menentukan standar
hidup masa depan
Tujuan akhir peningkatan produktivitas adalah menciptakan kualitas kehidupan yang
lebih baik, tujuan tersebut dapat dicapai melalui dua cara yaitu :
1. Penambahan input secara kuantitatif dengan menambah jumlah penyerapan tenaga
kerja dan penambahan investasi dalam bentuk modal yang akan menghasilkan
Produk Domestik Bruto lebih tinggi
2. Penambahan input secara kualitatif melalui peningkatan kualitas Angkatan Kerja dan
kualitas system dan modal yang akan menghasilkan Total Faktor Produktivitas yang
lebih Tinggi sehingga Produktivitas yang lebih tinggi akan diperoleh.yang
memberikan efek terhadap peningkatan Produk Domestik Bruto
Secara bersama-sama input kuantitatif dan input kaulitatif mampu mengingkatkan
Produk Domestik Bruto maka akan tercipta kesejahteraan meningkat dan standar
hidup yang lebih tinggi sehingga kualitas kehidupan akan menjadi lebih baik
Pertumbuhan lapangan kerja yang disebabkan oleh beberapa faktor yang berkaitan
dengan:
Perluasan industri melalui program industrialisasi.
Peningkatan iklim investasi di berbagai sektor ekonomi
Pertumbuhan produktivitas tergantung pada beberapa faktor seperti:
Ekspansi kuantitatif modal fisik per pekerja atau intensitas modal
pertumbuhan TFP
intensitas modal mengukur ekspansi modal fisik (aset tetap) yang dialokasikan untuk
setiap karyawan. Rasio ini menunjukkan apakah suatu industri relatif padat modal
atau Padat karya
pertumbuhan TFP mengukur perbaikan dalam aspek kualitatif dari Tenaga Kerja dan
input modal dan input-input tersebut bekerja sama secara efisien
C. Hubungan antara Varabel ekonomi kunci terhadap ekonomi
Hubungan PDB terhadap Produktivitas Tenaga Kerja dengan pertimbangan :
PDB = Y
Jumlah Angkatan Kerja Yang Bekerja atau total Jam-pekerja = L
Persamaan :
Output
Produktivitas Tenaga Kerja = --------------------------------
Unit Input Tenaga kerja
Atau
PDB
Produktivitas Tenaga Kerja = --------------------------------
Jumlah Tenaga kerja
Jadi, P = Y / L
Y = P * L ... ... ... ... ... (1)
Secara matematis, persamaan ini dapat dinyatakan dalam hal pertumbuhan dalam
variabel. Persamaan pertumbuhan:
Ygr = Pgr + Lgr ... ... ... .... (2)
Dengan kata lain, dari waktu ke waktu, pertumbuhan PDB (Ygr) adalah jumlah dari
pertumbuhan produktivitas tenaga kerja (Pgr) dan pertumbuhan angkatan kerja yang
dipekerjakan (Lgr).
Derivasi matematis dari hubungan ini dimulai dengan fungsi produksi. Melalui
serangkaian persamaan matematika, sebuah persamaan yang berkaitan tingkat
pertumbuhan produktivitas tenaga kerja (P), intensitas modal (K / L) dan TFP (A),
dapat diturunkan, sebagai berikut:
Pgr = Agr + b (K / L) gr ... ... ... ... ... (3)
• Para koefisien b menunjukkan bagaimana produktivitas yang akan tumbuh untuk
setiap perubahan persentase dalam intensitas modal.
Agr = Pgr - b (K / L) gr ... ... ... ... ... (4)
1. Hubungan TFP dengan PDB
hubungan antara TFP dan PDB melalui produktivitas tenaga kerja. Dengan
mengambil persamaan (2) dan (3) secara bersamaan :
Ygr = Pgr + Lgr
= (Agr + b(K/L)gr) + Lgr ……….. (5)
Dari sini, kita dapat memperoleh persamaan yang mendasari kerangka perhitungan
pertumbuhan.
Ygr = Agr + aLgr + bKgr ……………. (6)
Dimana a diukur sebagai bagian tenaga kerja pada out put atau PDB
sementara b di ukur dengan bagian dari bagian modal pada output atau PDB
2. H ub ung an Produktivitas Tenaga Kerja terhadap TFP
Produktivitas Tenaga kerja ditentukan oleh sifat dan perubahan dalam proses
produksi. Perbaikan (baik kuantitatif atau kualitatif) dalam proses produksi akan
meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Perbaikan kuantitatif dalam bentuk intensitas modal lebih tinggi
Perbaikan kualitatif meliputi perbaikan organisasi, kemajuan teknologi dan
meningkatnya kualitas angkatan kerja, dengan kata lain, TFP.
D. Faktor yang menentukan Total Faktor Produktivitas
Ada lima factor yang menentukan TFP terdiri dari :
1. Pendidikan dan Pelatihan (Eductioan and Training)
2. Stuktur Modal (Capital Structur)
3. Intensitas Permintaan (Demand Intensity)
4. Restruktursasi Ekonomi (Economic Restructuring)
5. Kemajuan Teknis (Technical Progress)
1. Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga kerja terampil diperlukan untuk memenuhi peningkatan investasi modal.
Peningkatan hasil pendidikan dalam peningkatan kemampuan belajar. Hal ini akan
memperpendek kurva belajar dari angkatan kerja dan tenaga kerja yang
memungkinkan untuk mengatasi dengan teknologi baru dan canggih. Oleh karena
itu, tenaga kerja terampil dan berpendidikan lebih tinggi akan lebih efficeint dan
menghasilkan produk yang berkualitas lebih baik dan layanan yang akan
memberikan kontribusi peningkatan TFP.
2. Struktur modal
Berkaitan dengan proporsi investasi input modal produktif. Investasi dalam mesin
dan peralatan yang input modal produktif akan menghasilkan output langsung
dibandingkan dengan investasi di bidang infrastruktur, pabrik dan bangunan yang
memiliki periode lagi. Oleh karena itu, pertumbuhan TFP yang lambat menunjukkan
bahwa modal produktif belum dialokasikan secara efisien dan sepenuhnya
dimanfaatkan.
3. Intensitas Permintaan
Mencerminkan tingkat pemanfaatan kapasitas produktif perekonomian. Kenaikan
dalam permintaan akan menyebabkan peningkatan produksi dan pemanfaatan
penuh mesin yang ada dan peralatan yang akan memperluas skala ekonomi,
mengakibatkan peningkatan TFP.
4. Restrukturisasi ekonomi
Mengacu pada pergerakan sumber daya dari yang kurang produktif ke sektor yang
lebih produktif ekonomi. Pengalaman negara-negara maju menunjukkan bahwa
sumber daya di sektor-sektor yang lebih produktif ekonomi yang digunakan pada
tingkat yang lebih efisien dari sumber daya di sektor yang kurang produktif.
5. Kemajuan teknis
Mengacu pada pemanfaatan yang efektif dan efisien teknologi, inovasi, sikap kerja
dan manajemen & efektivitas organisasi. Dengan kemampuan teknologi tinggi,
tenaga kerja termotivasi dan manajemen yang efektif, nilai-tambah yang lebih tinggi
dengan biaya kompetitif. produk dan jasa akan diproduksi
Didefinisikan secara luas, bahwa Pertumbuhan TFP mencakup semua perubahan
kualitatif dalam tenaga kerja dan modal, termasuk perubahan dalam komposisiny
serta intensitas permintaan, restrukturisasi ekonomi dan kemajuan teknis.
1.
Contoh Hubungan antara Determinan:
• Jika pendidikan dan peningkatan keterampilan dilakukan secara independen dari
pengembangan industri dan restrukturisasi ekonomi, ekonomi mungkin berakhir
memiliki tenaga kerja baik tetapi tanpa pekerjaan.
• Jika teknologi dikembangkan ketat dalam laboratorium terbatas, industri mungkin
tidak siap untuk dikomersialisasikan R & D dilakukan.
BAB IV
PERHITUNGAN TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS (TFP) NASIONAL
1. Estimasi Pertumbuhan TFP
• Hubungan antara output dan input dapat dinyatakan sebagai
Total Produksi = TFP x Total production = TFP * kombinasi volume input
Dengan kata lain, Qt = At F (Kt,Lt)
Dimana Q = Output
K = jumlah modal yang diberikan
L = Jumlah jasa tenaga kerja yang diberikan
A = tingkat efisiensi
t = waktu
Spesifikasi dari Fungsi produksi di atas menunjukkan bahwa:
Qt bisa berubah bahkan jika jumlah modal dan tenaga kerja tetap sama
At adalah independen dari pertumbuhan di dua input utama
At mencerminkan efek pada output total dari semua faktor-faktor selain jumlah
tenaga kerja dan modal (itu disebut sebagai produktivitas faktor total)
Berdasarkan metode perhitungan pertumbuhan, pertumbuhan dapat diurai menjadi :
Qtg = TFPG + SkKtg + SlLtg
TFPG = Qtg - SkKtg - SlLtg
Dimana
Qtg = Tingkat pertumbuhan output
TFPG = tingkat pertumbuhan TFP
Ktg = tingkat pertumbuhan input modal
Ltg = tingkat pertumbuhan input Tenega kerja
Sk = relative share dari modal dalam pendapatan
Sl = relative share dari Tenaga Kerja dalam pendapatan
Sk + Sl = 1
Output
PDB harga konstan.
Capital
Asset produktif seperti permesinan, bangunan dan peralatan kantor
Membutuhkan nilai-nilai jasa modal yang digunakan dalam proses produksi selama
periode satu tahun akuntansi
Tenaga kerja
Gunakan jumlah orang yang dipekerjakan termasuk wiraswasta.
Kontribusi Tenaga Kerja
Kontribusi Tenaga Kerja didefinisikan sebagai rasio dari kompensasi tenaga kerja
terhadap PDB pada harga konstan
Kontribusi Modal
Didefinisikan sebagai 1 – kontribusi Tenaga Kerja.
2. Perhitungan Kapital Stok Nasional
Volume pelayanan yang diberikan oleh modal (aktiva produktif) adalah sebanding
dengan volume Sok Kapital itu sendiri.
Panduan:
Jika perkiraan aktual data stok kapital tersedia, menggunakannya dalam estimasi .
Jika perkiraan aktual stok kapital tidak tersedia, gunakan pilihan berikut:
• Gunakan hasil estimasi dari sumber yang diterbitkan lainnya.
• Gunakan data proxy untuk estimasi dengan menggunakan Perpetual
Metode persediaan. (Perpetual Inventory Method)
Perpetual Inventory Method
Stok capital di estimasikan dengan mengikuti Perpetual Inventory Method:
Kt = (1 – d)Kt-1 + It
Dimana
Kt = stok capital pada awal waktu t
It = investasi pada tahun t
d = rasio depresiasi pada tahun t
panduan:
1) Untuk memiliki perkiraan dari stok kapitaluntuk patokan tahun.
2) Sebuah jumlah sederhana dari investasi selama tahun tertentu jumlah tahun
digunakan sebagai aproximasi dari acuan tahun stok capita
3) Ketika depresiasi data tidak tersedia,tingkat bunga tetap digunakan.
Data yang dibutuhkan
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada harga konstan dari pemerintah dan
swasta
Langkah Perhitungan
• Langkah1
Kumpulkan data PMTB pada harga konstan dari pemerintah dan sector swasta
• Langkah 2
Jumlahkan total sepanjang taun
langkah 3
Mendapatkan perkiraan Stok Kapital diawal tahun t. Sebagai contoh:
K1975 = I1960 I1961 + + ... ... .. + I1974 langkah 4
masukan variabel ke dalam persamaan untuk memperoleh stok capital dalam tahun
berjalan. Dengan asumsi tingkat depresiasi adalah 3%