Download - TKG
KAJIAN TERHADAP HASIL PENYELIDIKAN
GEOLOGI TEKNIK PADA BENDUNGAN
SARI
Pekerjaan suatu konstruksi bangunan teknik terutama untuk bangunan air seperti
bendungan memerlukan informasi mengenai karateristik tanah dan batuan serta
fenomena geologi teknik yang lain untuk menunjang percencanaan pembangunan
yang tepat, pelaksanaan pembangunan fisik yang ekonomis dan kondisi bangunan
secara teknik sesuai dengan kondisi lokasi tapak, yang ada pada akhirnya bangunan
tersebut dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lebih lama. Untuk menemukan
lapisan tanah penumpu pondasi tubuh bending yang cukup baik, sangat perlu
dilakukan pengupasan tanah dan pada permukaan tanah yang baru dilakukan perbikan
untuk mencegah rembesan air perlu dibangun paritan yang diisi oleh bahan beton.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua bangunan sipil berdiri atau dibangun di atas tanah dan karenanya
kestabilan dan keamanan bangunan tersebut tergantung pada kestabilan fundasinya.
Berdasarkan hal tersebut dapat kita rasakan bahwa langkah pertama adalah
merencanakan fundasi yang baik dan memenuhi syarat. Untuk dapat memenuhi hal
tersebut maka diperlukan pengetahuan dasar tentang mekanika tanah dan geoteknik.
(Shirley, 1994)
Pengetahuan tentang mekanika tanah meliputi pembagian jenis dan sifat-sifat
mekanis bahan-bahan bawah permukaan. Perencanaan fundasi yang teliti dapat
mengurangi kebutuhan perencanaan yang berlebihan (ditinjau dari segi ekonomis)
dan persoalan perencanaan yang tidak mencukupi persyaratan. (Shirley, 1994)
Jadi, penelitian batuan pada suatu daerah yang lengkap akan memberikan
keterangan yang cukup bagi perencana dalam merencanakan bangunan yang
bersangkutan dan memungkinkan pemilihan bentuk fundasi yang baik, mementukan
tampat fundasi bendungan yang tepat, memenuhi syarat dan ekonomis.
Sungai di Indonesia mempunyai debit yang sangat besar pada saat musim
hujan. Besaran debit yang lewat tersebut tidak ada manfaatnya bahkan sering sekali
menjadi masalah baik di sepanjang alur sungai maupun daerah-daerah sekitarnya.
Sedangkan pada musim kemarau alur sungai mempunyai debit yang sangat minim.
Daerah-daerah di sekitarnya kering, pertanian dan perkebunan kekurangan air.
Kesenjangan kondisi akibat perubahan musim tersebut perlu dilakukan
pengkajian, supaya besaran debit yang terjadi bisa dimanfaatkan dan tidak menjadi
masalah lagi. Sehingga ketersediaan air pada saat musim hujan tidak berkelebihan
dan pada saat musim kemarau tidak terlalu kekurangan. Salah satu pendekatan dalam
pemecahan masalah ini perlu dibuat sebuah bangunan penampung air di alur sungai
tersebut, yaitu bendungan atau waduk. Bendungan atau waduk tidak saja sebagai
tampungan air pada saat musim hujan tetapi dapat dimanfaatkan untuk tujuan
lainnya. Tetapi dalam tahap perencanaannya perlu dilakukan studi-studi yang
seksama supaya didapat tujuan yang optimal. (Sukadi, 1998)
Perencanaan bendungan memerlukan berbagai jenis data, baik data primer
maupun data sekunder. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait
misalnya peta topografi dapat diperoleh dari Jawatan Topografi Dinas Geodesi TNI-
AD. Data primer diperoleh dengan melakukan pengukuran, penyelidikan di
lapangan dan analisa di laboratorium.
1.2 Tujuan dan Manfaat Pembangunan Bendungan
Tujuan dari pembangunan bendungan ini adalah bendungan ini akan menjadi
sarana untuk mengefisienkan air sungai yang masuk dalam bendungan tersebut
sehingga akan terwujud manfaat sebagai berikut :
a. Tempat penampungan air untuk persediaan pada musim kemarau
b. Tempat pengendapan lumpur dan pasir (sedimen) yang terbawa air
sebagai hasil erosi di daerah pengaliran sungai di hulu bendungan
c. Air yang tertahan pada bendungan akan meresap ke dalam tanah di
sekitarnya sehingga memperbesar cadangan air tanah dan memperbesar
ketersediaan air pada musim kemarau
d. Air yang ada pada bendungan akan disalurkan menuju tempat pertanian
masyarakat setempat.
BAB II
PERENCANAAN BENDUNGAN
2.1 Persiapan sebelum Lapangan
Pada tahap ini, disarankan beberapa langkah yang perlu diambil sebagai
langkah awal, antara lain :
a. Penelitian pada bangunan-bangunan yang sudah ada
Pemeriksaan peta situasi yang memuat keterangan tentang bangunan-
bangunan yang ada pada lokasi rencana akan memberikan gambaran awal
tentang keadaan setempat.
b. Penelitian Perencanaan Awal
Kadang-kadang sketsa dan rencana awal tergantung pada data fundasi
tetapi jika perecanaan awal sudah ada, perencana akan lebih mudah lagi
dalam menganalisis karena telah mendapatkan gambaran tentang
bangunan rencana sehingga lebih mudah dalam memperkirakan besar
beban yang akan bekerja
c. Konsultasi
Jika telah ada bangunan-bangunan di sekitar lokasi rencana maka diskusi
dan konsultasi dengan pemilik bangunan atau kontraktor pelaksana akan
sangat membantu terutama keterangan-keterangan mengenai jenis tanah
dan batuan, muka air tanah dan lain sebagainya, serta jenis fundasi yang
telah digunakan. (Shirley, 1994)
Semua data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut :
a. Peta Topografi
b. Peta geologi
c. Foto udara
d. Data klimatologi
e. Data hidrologi
f. Data jaringan irigasi
g. Lain-lain seperi Land use, kehutanan, perkebunan, data tenaga
listrik, bangunan- bangunan lama. (Sukadi, 1998)
2.2 Survai Lapangan Pendahuluan
Berdasarkan analisa data-data yang telah dikumpulkan, maka sebaiknya
dilakukan pengenalan daerah lokasi rencana berupa survai pendahuluan. Sebaiknya
hal ini dilakukan sebelum penelitian lapangan dilaksanakan, sehingga diharapkan
tidak akan terjadi hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya. Tujuan survai lapangan
pendahuluan adalah :
a. Mengadakan penelitian dan mencatat keadaan-keadaan yang mungkin
akan menggangu perencanaan atau pelaksanaan penelitian lapangan
b. Mengumpulkan keterangan-keterangan yang kelak mungkin diperlukan
oleh regu penelitian. (Shirley, 1994)
Sehubungan dengan tujuan tersebut, maka beberapa hal yang perlu diteliti
dalam survai ini adalah :
a. Lokasi rencana bangunan seperti kepala jembatan, pilar, dan lain
sebagainya
b. Keadaan tanah permukaan
c. Keadaan tebing sungai, galian, timbunan dan lereng
d. Analisis hidrologi
e. Keadaan topografi dan jenis tanaman di sekitar lokasi rencana
pembangunan. (Shirley, 1994)
2.3 Penyelidikan Geoteknik
Beberapa metode yang ada, penggunaan dan batasannya sehingga
memungkinkan penentuan jenis pekerjaan, antara lain :
a. Sumur Uji
Sumur uji berguna untuk daerah timbunan dan secara visual dapat
memberikan gambaran tentang lapisan tanah yang ada. Dengan sumur uji
juga dapat dilihat adanya daerah-daerah patahan lapisan dasar batuan.
Sumur uji dapat diperpanjang menjadi paritan uji (tranches) untuk
mengikuti atau menyilang daerah longsor. (Shirley, 1994)
b. Probing
Percobaan ini digunakan dalam menentukan kedalaman lapisan tanah
lepas. (Shirley, 1994)
c. Bor Tangan
Pemboran tangan dapat digunakan dalam pencarian muka air tanah dan
untuk memasang peralatan-peralatan. (Shirley, 1994)
d. Pemborang dengan tabung tipis
Metoda ini dapat digunakan di segala macam tanah dan dapat mencapai
kedalaman 6.000 m. (Shirley, 1994)
e. Pemboran Putar
Ini adalah metoda umum dalam penyelidikan tanah dan anjungan yang
berbeda-beda mulai dari yang ringan sampai yang berat sehingga
memerlukan kran untuk pemasangan. Mata bornya pun bermacam-macam
tergantung dari jenis tanah/batuan, alat bor dan kapasitas pemboran yang
dikehendaki.
f. Pemboran penubukan berputar dan lubang terbuka
Metoda ini menghasilkan lubang yang cepat dan murah dan sering
digunakan dalam pencarian barang tambang dimana dibutuhkan sejumlah
besar besar lubang dalam jarak dekat untuk melokasikan rongga-rongga.
g. Pemboran mekanis
Metoda ini pelaksanaannya cepat pada tanah kohesif dan jika diperoh
contoh menerus hal ini akan sangat berguna dalam mendeteksi perubahan
yang kecil pada tanah misalnya adanya lensa pasir yang tipis.
h. Geofisika
Beberapa penyelidikan geofisika adalah sebagai berikut :
1. Resistivitas
2. Seismik
3. Gravimetrik
2.4 Pelaksanaan Pembangunan
Rencana pelaksanaan konstruksi dibuat sedemikian rupa sehingga
urutan-urutan pelaksanaannya yang efektif dan efisien dan tidak tumpang
tindih. Jadwal kerja yang telah dibuat dapat dijadikan pegangan dalam
pelaksanaan konstruksi di lapangan. Walaupun demikian kondisi alam
terkadang akan merubah jadwal dan sistem kerja. Sehingga diperlukan
pengawasan dan tata kerja yang disiplin. (Sukadi, 1998)
Secara umum urutan pekerjaan dilakukan mulai dari pembuatan
jalan akses (acces road), pembuatan base camp dan mobilisasi, pembuatan
saluran pengelak, pembuatan cofferdam, penggalian pondasi,
penimbunan, penutupan alur sungai dan penutupan saluran pengelak.
Urutan pekerjaan tersebut berbeda untuk setiap tipe bendungan. Program
dan skedul pelaksanaan serta jenis dan kapasitas pekerjaan supaya
disusun secara teliti yang didasarkan pada karakteristik masing-masing
pekerjaan dari setiap komponen bendungan. Juga perlu dipertimbangan
terhadap kondisi medan pelaksanaannya. (Sukadi, 1998)
BAB III
KESIMPULAN
Langkah-langkah perencanaan dan perancangan sebuah bendungan
diperlukan suatu pemahaman tentang berbagai data yang saling terkait. Untuk itu
diperlukan pengkajian secara detail sehingga setiap data yang digunakan akan
sangat efektif dan efisien untuk digunakan sebagai masukan analisis lebih lanjut.
Dari uraian sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang
dapat dirangkum di bawah ini :
1. Bendungan bertujuan untuk penampungan air, mengendalikan banjir,
melestarikan tanah dan sumber-sumber air serta pengendalian erosi. Serta dapat
memenuhi kebutuhan air pada saat musim kemarau dan kebutuhan-kebutuhan
lainnya.
2. Perencanaan bendungan memerlukan langkah-langkah yang matang dari mulai
pengumpulan data sampai perencanaannya.
3. Langkah paling awal adalah mengetahui situasi dan kondisi lokasi untuk
mendapatkan data-data dasar mengenai kondisi lokasi daerah proyek dalam
bentuk data teknis dan non teknis.
DAFTAR PUSTAKA
Shirley. 1994. Geoteknik Dan Mekanika Tanah (Penyelidikan Lapangan dan
Laboratorium). Bandung : Nova
Sukadi. 1998. Langkah-Langkah Perencanaan Dan Perancangan Sebuah
Bendungan/Waduk.
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/31885232/01-
Perencanaan_Bendungan-Waduk.pdf?
AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSMTNPEA&Expires=1424007601&
Signature=%2F3DGWyUa7ignmcd4IMXGvJjFXn4%3D diakses pada
Minggu, 15 februari 2015 pukul 16.30 WITA.