Download - Tinpus - HIVAIDS
-
7/25/2019 Tinpus - HIVAIDS
1/13
Tinjauan Pustaka
HIV AIDS
1.1 Pendahuluan
Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak
negara di seluruh dunia. !AIDS" badan #H$ yang mengurusi masalah AIDS
mem%erkirakan jumlah odha di seluruh dunia %ada Desember &''( adalah )*"+,((") juta
orang. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS. HIV/AIDS menyebabkan
berbagai krisis secara bersamaan" menyebabkan krisis kesehatan. -risis %embangunan
negara" krisis ekonomi" %endidikan dan juga krisis kemanusiaan. Dengan kata lain HIV/AIDS
menyebabkan krisis multidimensi. Sebagai krisis kesehatan" AIDS memerlukan res%ons dari
masyarakat dan memerlukan layanan %engobatan dan %eraatan untuk indiidu yang
terin0eksi HIV.1
1.2 Epidemiologi
Penularan HIV/AIDS terjadi akibat melalui cairan tubuh yang mengandung irus HIV
yaitu melalui hubungan seksual" baik homoseksual mau%un heteroseksual" jarum suntik %ada
%enggunaan narkotika" trans0usi kom%onen darah dan dari ibu yang terin0eksi HIV ke bayi
yang dilahirkannya. $leh karena kelom%ok itu kelom%ok risiko tinggi terhada% HIV/AIDS
misalnya %engguna narkotika" %ekerja seks komersil dan %elanggannya" serta nara%idana.1
!amun" in0eksi HIV/AIDS saat ini juga telah mengenai semua golongan masyarakat"
baik kelom%ok risiko tinggi mau%un masyarakat umum. 2ika %ada aalnya" sebagian besar
odha berasal dari kelom%ok homoseksual maka kini telah terjadi %ergeseran dimana
%resentase %enularan secara heteroseksual dan %engguna narkotika semakin meningkat.
3ebera%a bayi yang terbukti tertular HIV dari ibunya menunjukkan taha% yang lebih lanjut
dari taha% heteroseksual.1
Sejak tahun 1+4* sam%ai tahun 1++5 kasus AIDS masih amat jarang ditemukan di
Indonesia. Sebagian besar odha %ada %eriode itu berasal dari kelom%ok homoseksual.
-emudian jumlah kasus HIV/AIDS semakin meningkat dan sejak %ertengahan tahun 1+++
mulai terlihat %eningkatan tajam yang terutama disebabkan akibat %enularan melalui
narkotika suntik. Sam%ai dengan akhir maret &''* tercatat 564+ kasus HIV/AIDS yang
dila%orkan. 2umlah itu tentu masih sangat jauh dari jumlah sebenarnya. De%artemen
-
7/25/2019 Tinpus - HIVAIDS
2/13
-esehatan 7I %ada tahun &''& mem%erkirakan jumlah %enduduk Indonesia yang terin0eksi
HIV adalah antara +'.''' sam%ai 1)'.''' orang.1
Sebuah surey yang dilakukan di Tanjung 3alai -arimun menunjukan %eningkatan
jumlah %ekerja seks komersil 8PS-9 yang terin0eksi HIV yaitu dari 1: %ada tahun 1++*/1++5
menjadi lebih dari 4")4: %ada tahun &'''. Sementara itu surey yang dilakukan %ada tahun
&''' menunjukan angka in0eksi HIV yang cuku% tinggi di lingkungan PS- di Merauke yaitu
*,&5"*:" )")5: di 2akarta tara" dan *"*: di 2aa 3arat.1
;akta yang %aling mengkhaatirkan adalah baha %eningkatan in0eksi HIV yang
semakin nyata %ada %engguna narkotika. Padahal sebagian besar odha yang meru%akan
%engguna narkotika adalah remaja dan usia deasa muda yang meru%akan kelom%ok usia
%rodukti0. Angga%an baha %engguna narkotika hanya berasal dari keluarga broken home
dan kaya juga tam%aknya semakin luntur. Pengaruh teman sebaya 8%eer grou%9 tam%aknya
lebih menonjol.1
Penggunaan narkotika suntik mem%unyai risiko tinggi untuk tertular oleh irus HIV
atau bibit,bibit %enyakit lain yang da%at menular melaluin darah. Penyebabnya adalah
%enggunaan jarum suntik secara bersama dan berulang yang la
-
7/25/2019 Tinpus - HIVAIDS
3/13
rumah sakit yang belum mem%unyai 0asilitas la boratorium untuk tes HIV. Saat ini" tidak ada
lagi darah donor yang berasal dari %enjara.1
Surey yang dilakukan %ada tahun 1+++,&''' %ada bebera%a klinik -3" %uskesmas
dan rumah sakit di 2akarta yang di%ilih secara acak menemukan baha 5 81"1&:9 ibu hamil
dari *)6 orang yang bersedia menjalani tes HIV ternyata %ositi0 terin0eksi HIV.1
1.3 Patogenesis
>im0osit ?D(@ meru%akan target utama in0eksi HIV karena irus mem%unyai a0initas
terhada% molekul %ermukaan ?D(. >im0osit ?D(@ ber0ungsi mengordinasikan sejumlah
0ungsi imunologis yang %enting. Hilangnya 0ungsi tersebut menyebabkan gangguan res%ons
imun yang %rogresi0.1"&
Antibodi muncul di sirkulasi dalam bebera%a minggu setelah in0eksi" namun secara
umum da%at dideteksi %ertama kali setelah re%likasi irus telah menurun sam%ai ke leel
steady,stateB. #alau%un antibodi ini umumnya memiliki a0initas netralisasi yang kuat
melaan in0eksi irus" namun ternyata tidak da%at mematikan irus. Virus da%at menghindar
dan netralisasi oleh antibodi dengan melakukan ada%tasi %ada am%lo%nya" termasuk
kemam%uannya mengubah situs glikosilasinya" akibatnya kon0igurasi ) dimensi berubah
sehingga netralisasi yang di%erantarai antibodi tidak da%at terjadi.1"&
1.4 Patofisiologi
Dalam tubuh odha" %artikel irus bergabung dengan D!A sel %asien" sehingga satu
kali seseorang terin0eksi HIV" seumur hidu% ia akan teta% terin0eksi. Dari semua orang yang
terin0eksi HIV" sebagian berkembang masuk taha% AIDS %ada ) tahun %ertama" *':
berkembang menjadi %asien AIDS sesudah 1' tahun" dan sesudah 1) tahun ham%ir semua
orang yang terin0eksi HIV menunjukan gejala AIDS" dan kemudian meninggal. Perjalanan
%enyakit tersebut menunjukan gambaran %enyakit yang kronis" sesuai dengan %erusakan
sistem kekebalan tubuh yang juga bertaha%.1
In0eksi HIV tidak akan langsung mem%erlihatkan tanda atau gejala tertentu. Sebagian
mem%erlihatkan gejala tidak khas %ada in0eksi HIV akut ),5 minggu setelah terin0eksi. Cejala
yang terjadi adalah demam" nyeri menelan" %embengkakan kelenjar getah bening" ruam"
diare" atau batuk. Setelah in0eksi akut" dimulailah in0eksi HIV asim%tomatik 8tan%a gejala9.
Masa tan%a gejala ini umumnya berlangsung selama 4,1' tahun. Teta%i ada sekelom%ok kecil
-
7/25/2019 Tinpus - HIVAIDS
4/13
orang yang %erjalanan %enyakitnya amat ce%at" da%at hanya sekitar & tahun" dan ada %ula
yang %erjalanannya lambat 8non,%rogressor9.1
Seiring dengan makin memburuknya kekebalan tubuh" odha mulai menam%akan
gejala,gejala akibat in0eksi o%ortunistik se%erti berat badan menurun" demam lama" rasa
lemah" %embesaran kelenjar getah bening" diare" tuberkulosis" in0eksi jamur" her%es" dll.1
Tan%a %engobatan A7V" alau%un selama bebera%a tahun tidak menunjukan gejala"
secara bertaha% sistem kekebalan tubuh orang yang terin0eksi HIV akan memburuk" dan
akhirnya %asien menunjukan gejala klinik yang makin berat" %asien masuk taha% AIDS. 2adi
yang disebut laten secara klinik 8tan%a gejala9" sebetulnya bukan laten bila ditinjau dari sudut
%enyakit HIV. Mani0estasi dari aal mulai dengan kerusakan sistem kekebalan tubuh adalah
kerusakan mikroarsitektur 0olikel kelenjar getah bening dan in0eksi HIV yang khas di
jaringan lim0oid" yang da%at dilihat dengan %emeriksaan hibridisasi in situ. Sebagian besar
re%likasi HIV terjadi di kelenjar getah bening" bukan di %eredaran darah te%i.1
Pada aktu orang dengan in0eksi HIV masih merasa sehat" klinis tidak menunjukan
gejala" %ada aktu itu terjadi re%likasi HIV yang tinggi" 1' %artikel setia% hari. re%likasi yang
ce%at ini disertai dengan mutasi HIV dan seleksi" muncul HIV yang resisten. 3ersamaan
dengan re%likasi HIV" terjadi kehancuran ?D( yang tinggi" untungnya tubuh masih bisamengkom%ensasi dengan mem%roduksi sekitar 1'+sel setia% hari.1
Perjalanan %enyakit lebih %rogresi0 %ada %engguna narkotika. >ebih dari 4':
%enggunaan narkotika terin0eksi irus he%atitis ?. In0eksi %ada katu% jantung juga adalah
%enyakit yang dijum%ai %ada odha %engguna narkotika dan biasanya tidak ditemukan %ada
odha yang tertular dengan cara lain. >amanya %enggunaan jarum suntik berbanding lurus
dengan in0eksi %neumonia dan tuberkulosis. Makin lama seseorang menggunakan narkotika
suntikan" makin mudah ia terkena %neumonia dan tuberkulosis. In0eksi secara bersamaan ini
akan menimbulkan e0ek yang buruk. In0eksi oleh kuman %enyakit lain akan menyebabkan
irus HIV membelah dengan lebih ce%at sehingga jumlahnya akan meningkat %esat. Selain
itu juga da%at menyebabkan reaktiitas irus di dalam lim0osit T. Akibatnya %erjalanan
%enyakitnya biasanya lebih %rogresi0.1
Perjalanan %enyakit HIV yang lebih %rogresi0 %ada %engguna narkotika ini juga
tercermin dari hasil %enelitian di 7S dr. ?i%to Mangunkusumo %ada *6 %asien HIV
asim%tomatik yang berasal dari %engguna narkotika dengan kadar ?D( lebih dari
-
7/25/2019 Tinpus - HIVAIDS
5/13
&''sel/mm&. Ternyata *5"1(: mem%unyai jumlah irus dalam darah 8irus load9 yang
melebihi **.''' ko%i/ml" artinya %enyakit in0eksi HIV nya %rogresi0" alau%un kadar ?D(
relati0 masih cuku% baik.1
1.5 Tes HIV
Pemeriksaan laborat%rium untuk mengetahui secara %asti a%akah seseorang terin0eksi
HIV sangatlah %enting" karena %ada in0eksi HIV gejala klinisnya da%at baru terlihat setelah
bertahun,tahun lamanya.1
Terda%at bebera%a jenis %emeriksaan laboratorium untuk memastikan diagnosis
in0eksi HIV. Secra garis besar da%at dibagi menjadi %emeriksaan serologik untuk mendeteksi
adanya antibodi terhada% HIV dan %emeriksaan untuk mendeteksi keberadaan irus HIV.
Deteksi adanya irus HIV dalam tubuh da%at dilakukan dengan isolasi dan biakan irus"
deteksi antigen" dan deteksi materi genetik dalam darah %asien.1
Pemeriksaan yang lebih mudah dilaksanakan adalah %emeriksaan terhada% antibodi
HIV. Sebagai %enyaring biasanya digunakan teknik terhada% antibodi HIV. Sebagai %enyaring
biasanya digunakan teknik >ISA 8en
-
7/25/2019 Tinpus - HIVAIDS
6/13
bila hasil %emeriksaan non,reakti0 diangga% tidak terin0eksi HIV. 7eagensia yang di%akai
untuk %emeriksaan %ada strategi ini harus memiliki sensitiitas yang tinggi 8E++:9. 1
Strategi II menggunakan & kali %emeriksaan jika serum %ada %emeriksaan %ertama
memberikan hasil reakti0. 2ika %ada %emeriksaan %ertama hasilnya non,reakti0" maka
dila%orkan hasil tesnya negati0. Pemeriksaan %ertama menggunakan reagensia dengan
sensitiitas tertinggi dan %ada %emeriksaan kedia di%akai reagensia yang lebih s%esi0ik serta
berbeda jenis antigen atau tekniknya dari yang di%akai %ada %emeriksaan %ertama. 3ila hasil
%emeriksaan kedua juga reakti0" maka disim%ulkan sebagai terin0eksi HIV. !amun jika hasil
%emeriksaan yang kedua adalah non,reakti0" maka %emeriksaan harus diulang dengan ke,&
metode. 3ila hasil teta% tidak sama" maka dila%orkan sebagai indeterminate. 1
Strategi III menggunakan ) kali %emeriksaan. 3ila hasil %emeriksaan %ertama " kedua"
dan ketiga reakti0" maka da%at disim%ulkan baha %asien tersebut memang terin0eksi HIV.
3ila hasil %emeriksaan tidak sama" misalnya hasil tes %ertama reakti0" kedua" dan keti0ga non,
reakti0" maka keadaan ini disebut sebagai eFuiocal atau indeterminate bila %asien yang
di%eriksa memiliki riayat %ema%aran terhada% HIV atau berisiko tinggi tertular HIV.
Sedangkan bila hasil se%erti yang disebut sebelumnya terjadi %ada orang tan%a riayat
%ema%aran terhada% HIV atau tidak berisiko tertular HIV" maka hasil %emeriksaan dila%orkan
sebagai non,reakti0. Perlu di%erhatikan juga baha %ada %emeriksaan ketiga di%akai
reagensia yang berbeda juga baha %ada %emeriksaan ketiga di%akai reagensia yang berbeda
asal antigen atau tekniknya" serta memiliki s%esi0isitas yang telah tinggi.1
2ika %emeriksaan %enyaring menyatakan hasil yang reakti0" %emeriksaan da%at
dilanjutkan dengan %emeriksaan kon0irmasi untuk memastikan adanya in0eksi oleh HIV" yang
%aling sering di%akai saat ini adalah teknik #estern 3lot 8#39.1
Seseorang yang ingin menjalani tes HIV untuk ke%erluan diagnosis harus
menda%atkan konseling %ra tes. Hal ini harus dilakukan agar ia da%at in0ormasi yang sejelas,
jelasnya mengenai in0eksi HIV/AIDS sehingga da%at mengambil ke%utusan yang terbaik
untuk dirinya serta lebih sia% menerima a%a%un hasil tesnya nanti. ntuk ke%erluan surei
tidak di%erlukan konseling %ra tes karena orang yang dites tidak akan diberitahu hasil tesnya.1
ntuk memberitahu hasil tes juga di%erlukan k%nseling %asca tes" baik hasil tes %ositi0
mau%un negati0. 2ika hasilnya %ositi0 akan diberikan in0ormasi mengenai %engobatan untuk
mem%er%anjang masa tan%a gejala serta cara %encegahan %enularan. 2ika hasilnya negati0"
-
7/25/2019 Tinpus - HIVAIDS
7/13
konseling teta% %erlu dilakukan untuk memberikan in0ormasi bagaimana mem%ertahankan
%erilaku yang tidak berisiko.1
1. !"ite"ia diagnosis
Seseorang dinyatakan terin0eksi HIV a%abila dengan %emeriksaan laboratoriumnya
terbukti terin0eksi HIV" baik dengan metode %emeriksaan antibodi atau %emeriksaan untuk
mendeteksi adanya irus dalam tubuh.1
Diagnosis AIDS untuk ke%entingan sureilans ditegakan a%abila terda%at in0eksi
o%ortunistik 8Tabel &9 atau lim0osit ?D(@ kurang dari&'' sel/mm).1
1.# Penatala$sanaan
HIV/AIDS sam%ai saat ini memang belum da%at disembuhkan secara baik. !amun
data selama 4 tahun terakhir menunjukan bukti yang amat meyakinkan baha %engobatan
dengan kombinasi bebera%a obat anti HIV 8obat anti retroiral" disingkat obat A7V9
berman0aat menurunkan morbiditas dan mortalitas dini akibat in0eksi HIV. $rang dengan
HIV/AIDS menjadi lebih sehat" da%at bekerja normal dan %rodukti0. Man0aat A7V dica%ai
melalui %ulihnya sistem kekebalan akibat HIV dan %ulihnaya kerentanan $DHA terhada%
in0eksi o%ortunistik.
1
Secara umum" %enatalaksanaan $DHA terdiri atas bebera%a jenis" yaituG 1
a9 Pengobatan untuk menekan re%likasi irus HIV dengan obat antiretriiral 8A7V9
b9 Pengobatan untuk mengatasi berbagai %enyakit in0eksi dan kanker yang menyertai
in0eksi HIV/AIDS" se%erti jamur" tuberkulosis" he%atitis" tokso%lasma" sarkoma
ka%osi" lim0oma" kanker seriks
c9 Pengobatan su%orti0" yaitu makanan yang mem%unyai nilai gi
-
7/25/2019 Tinpus - HIVAIDS
8/13
!amun sekarang dengan minum obat A7V teratur" banyak odha yang tidak memerlukan
minum obat %ro0ilaksis terhada% %neumonia.1
Terda%at %enurunan kasus kanker yang terkait dengan HIV se%erti Sarkoma -a%osi
dan >im0oma dikarenakan %emberian obat,obat antiretroiral tersebut. Sarkoma -a%osi da%at
s%ontan membaik tan%a %engobatan khusus. Penekanan terhada% re%likasi irus
menyebabkan %enurunan %roduksi sitokin dan %rotein irus yang menstimulasi %ertumbuhan
Sarkoma -a%osi. Selain itu %ulihnya kekebalan tubuh menyebabkan tubuh da%at membentuk
res%ons imun yang e0ekti0 terhada% human her%esirus 4 8HHV,49 yang dihubungkan dengan
kejadian sarkoma ka%osi.1
$bat A7V teriri dari bebera%a golongan se%erti nucleoside reerse transcri%tase
inhibitor" nucleotide reerse transcri%tase inhibitor" non,nucleoside recerse transcri%tase
inhibitor" dan inhibitor %rotease. Tidak semua A7V yang ada telah tersedia di Indonesia.1
#aktu memulai tera%i A7V harus di%ertimbangkan dengan saksama karena obat A7V
akan diberikan dalam jangka %anjang. $bat A7V direkomendasikan %ada semua %asien yang
telah menunjuikan gejala yang termasuk dalam kriteria diagnosis AIDS" atau menunjukan
gejala yang sangat berat" tan%a melihat jumlah lim0osit?D(@. $bat ini juga
direkomendasikan %ada %asien asim%tomatik dengan lim0osit ?D(@ kurang dari &'' sel/mm
)
.Pasien asim%tomatik dengan lim0osit ?D(@ &'',)*' sel/mm) da%at ditaarkan memulai
tera%i. Pada %asien asim%tomatik dengan lim0osit ?D(@ lebih dari )*'sel/mm)dan iral load
lebih dari 1''.''' ko%i/ml tera%i A7V da%at dimulai" namun da%at%ula ditunda. Tera%i A7V
tidak dianjurkan dimulai %ada %asien dengan lim0osit ?D(@ lebih dari )*' sel/mm)dan iral
load kurang dari 1''.''' ko%i/ml.1
Saat ini regimen %engobatan A7V yang dianjurkan #H$ adalah kombinasi dari )
obat A7V. Terda%at bebera%a regimen yang da%at di%ergunakan 8tabel (9" dengan keunggulan
dan kerugiannya masing,masing. -ombinasi obat antiretroiral lini %ertama yang umumnya
digunakan di Indonesia adalahy kombinasi
-
7/25/2019 Tinpus - HIVAIDS
9/13
Program %encegahan %enularan HIV dari ibu ke anak dengan %emberian obat A7V
%enting untuk menda%at %erhatian lebih besar mengingat sudah ada bebera%a bayi di
Indonesia yang tertular HIV dari ibunya. 0ektiitas %enularan HIV dari ibu ke bayi adalah
sebesar 1',)':. Artinya dari 1'' ribu hamil yang terin0eksi HIV" ada 1' sam%ai )' bayi yang
akan tertular. Sebagian besar %enularan terjadi seaktu %roses melahirkan" dan sebagian kecil
melalui %lacenta selama kehamilan dan sebagian lagi melalui air susu ibu. 1
-endala yang dikhaatirkan adalah biaya untuk membeli obat A7V. $bat A7V yang
dianjurkan untuk PTM?T adalah
-
7/25/2019 Tinpus - HIVAIDS
10/13
%aya %encegahan dan %enanggulanganG 1")
Ada bebera%a jenis %rogram yang terbukti sukses ditera%kan di bebera%a negara dan amat
dianjurkan oleh 3adan -esehatan Dunia" #H$" untuk dilaksanakan secara sekaligus" yaituG
a9 Pendidikan kesehatan re%roduksi untuk remaja dan deasa muda
b9 Program %enyuluhan sebaya 8%eer grou% education9 untuk berbagai
c9 Program kerjasama dengan media dengan media cetak dan elektronik
d9 Paket %encegahan kom%rehensi0 untuk %engguna narkoba" termasuk %rogram
%engadaan jarum suntik steril
e9 Program %endidikan agama
09 Program layanan %engobatan in0eksi menular seksual 8IMS9
g9 Program %romosi kondom di lokalisasi %elacuran dan %anti %ijat
h9 Pelatihan keteram%ilan hidu%
i9 Dukungan untuk anak jalanan dan %engentasan %rostitusi anakj9 Program %engadaan tem%at,tem%at untuk tes HIV dan konseling
k9 Integrasi %rogram %encegahan dengan %rogram %engobatan" %eraatan dan dukungan
untuk odha
l9 Program %encegahan %enularan HIV dari ibu ke anak dengan %emberian obat A7V
Sebagian besar %rogram tersebut sudah dijalankan di Indonesia. Dengan kata lain" kita
sebenarnya sudah mam%u melakukannya. Hanya sayangnya %rogram,%rogram tersebut belum
dilakukan secara berkesinambungan dan belum merata di seluruh indonesia.1")
Program %endidikan kesehatan re%roduksi untuk remaja dan deasa muda" %erlu
di%ikirkan strategi %enera%annya di sekolah" akademi dan uniersitas dan untuk remaja yang
ada di luar sekolah. #alau%un sudah ada S- Mendiknas mengenai masalah ini" namun secara
nasional belum ditera%kan.1")
Selain itu" sam%ai saat ini kurikulum nasional %endidikan HIV/AIDS untuk mahasisa
kedokteran" kedokteran gigi" kesehatan masyarakat" dan tenaga ke%eraatan masih dalam
%roses aal %enyusunan. Penyelesaian kurikulum ini %enting untuk disegerakan mengingatkebutuhan akan tenaga yang mengerti seluk,beluk HIV/AIDS sudah amat mendesak.1")
ntuk %rogram %enyuluhan sebaya" cuku% banyak >embaga Sadaya Masyarakat 8>SM9
yang mem%unyai %engalaman dengan sasaran yang berbeda,beda. Program magang" akan
berguna untuk daerah,daerah yang belum mengerjakan atau ingin mem%erluas caku%an
kelom%ok sasarannya. Sistem magang antar >SM yang sekarang ini sudah berjalan terasa
seklai man0aatnya dan %erlu ditingkatkan.1")
-
7/25/2019 Tinpus - HIVAIDS
11/13
Program kerjasama dengan media cetak dan elektronik sudah terbina dengan baik"
sehingga tinggal melanjutkan agar ada kesinambungan. Setia% momentum yang yang terkait
dengan HIV/AIDS %erlu diman0aatkan untuk mendorong %artisi%asi media untuk mendukung
kegiatan tersebut.1")
-ehidu%an beragama yang baik selama ini tentu tidak le%as dari %endidikan agama di
sekolah dan di rumah. !amun demikian ada bebera%a hal yang mungkin da%at di%erbaiki. Di
antaranya" di%erlukan strategi belajar mengajar yang ber%ijak %ada kehidu%an sehari,hari"
termasuk dalam %enggunaan bahasa dan idiom,idiom yang disesuaikan dengan %eserta didik.
Sebagai misal" istilah khamr atau alkohol tidak dikenal dalam bahasa sehari,hari remaja.
Demikian %ula istilah heroin" metiletiledioksi" metam0etamin" kokain" dan >SD tidak begitu
dikenal oleh remaja kita. Mereka lebih mengenalnya dengan nama %uta" ekstasi" dan
cimerng.1")
Pelatihan keteram%ilan hidu% amat di%erlukan oleh remaja agar mengenal %otensi diri"
tahu meman0aatkan sistem in0ormasi" serta mengenal kesem%atan dan cara,cara
mengembangkan diri. 3ila kehidu%an ekonomi dan %endidikan membaik" niscaya %enularan
HIV/AIDS da%at ditekan.1")
Pengadaan tem%at,tem%at untuk tes HIV dan konseling yang mudah dica%ai dan suasanakrab dengan klien akan menyebabkan orang,orang yang merasa mem%unyai resiko tinggi
beringan kaki menandatangi tem%at,tem%at tes dan konseling HIV tersebut. Dengan
konseling" dihara%kan orang yang terin0eksi HIV akan menera%kan seks aman dan tidka
menularkan HIV ke orang lain. Sayangnya tem%at,tem%at tersebut masih langka sekali. Di
jakarta hanya ada bebera%a buah" sementara di luar 2akarta sukar ditemukan.1")
Dukungan untuk anak jalanan dan %engentasan %rostitusi anak memang bukan meru%akan
kegiatan yang mudah dikerjakan. ntuk melaksanakan kegiatan ini di%erlukan ke%edulian
dan %artisi%asi akti0 berbagai la%isan masyarakat se%erti >SM" ahli hukum" ahli ilmu sosial"
media massa" ke%olisian. De%artemen sosial" de%artemen kesehatan" dan lain,lain.1")
Mengintegrasikan %rogram %encegahan dengan %rogram %engobatan" %eraatan dan
dukungan odha meru%akan syarat mutlak untuk keberhasilan %rogram %enanggulangan
HIV/AIDS. 3ila kita melakukan %rogram %encegahan saja" hasilnya tidak akan sebaik bila
dilakukan bersama %rogram %engobatan" layanan dan dukungan untuk odha. Masyarakat yang
menda%at %enyuluhan saja" kemudian merasa mem%unyai %erilaku resiko tinggi akan mau
-
7/25/2019 Tinpus - HIVAIDS
12/13
melakukan tes HIV bila ia melihat tidak ada yang mau meraat odha" atau bila ia mengetahui
ada odha yang di%ecat dari %ekerjaannya dan dkucilkan dari keluarga dan masyarakat.1")
Sudah cuku% banyak %rogram kegiatan %enanggulangan HIV/AIDS yang terbukti e0ekti0
dan mam%u laksana" yang sudah kita tera%kan untuk menekan kece%atan %eningkatan
%realensi HIVJAIDS di Indonesia. !amun demikian %erbaikan masih harus dilakukan di
sana,sini. 3ukan hanya yang menyangkut kualitas %rogram" namun jaga %erluasan caku%an
%enerima %rogram.1")
Da0tar Pustaka
-
7/25/2019 Tinpus - HIVAIDS
13/13
1. Djoerban " Djauri S. HIV/ AIDS di Indonesia. DalamG Sudoyo A#" Setiyohadi 3"
Ali I" Simadibrata M-" Setiati S. 3uku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2ilid I. disi ke,
*. 2akartaG Interna PublishingK &''+.h.14&*,&+.
&. Preiser #. HIV PathogenesisG #hat Do The Viruses DoJ. &''5. Diunduh dari
htt%G//.kgu.de/