i
TINJAUAN YURIDIS TENTANG MUTASI APARATUR SIPIL NEGARA
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014
TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DI PEMERINTAHAN
KABUPATEN MUARO JAMBI
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Hukum Tata Negara
Pada Fakultas Syariah
Oleh:
M. AMIN
SPI 152216
Dosen Pembimbing
1. H. Hermanto Harun, Lc., M.HI., Ph.D
2. Abdul Razak, S.HI., MIS
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
ii
iii
iv
v
MOTTO
Artinya:.Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan
kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang,
menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah
(QS. Al-Anbiyaa’: 21 ayat 73)
vi
ABSTRAK
Nama: M. Amin, NIM: SPI 152216, sekripsi ini berujul keputusan tentang mutasi
aparatur sipil negara berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara di Pemerintahan Kabupaten Muaro Jamb. Skripsi ini
menggunakan pendekatan yuridis empiris dengan metode pengumpulan data
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut: (1) Pelaksanaan mutasi
ASN yang Berstatus PNS di Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi dilaksanakan
dengan menginventarisir jabatan kosong melalui perhitungan pejabat yang akan
mengalami pensiun. Kemudian menyusun draft mentah dengan masukan yang
diperoleh dari Kepala SKPD lain maupun pimpinan yang bersifat instruktif dengan
mengumpulkan bahan dan data pendukung dari data kepegawaian. Setelah itu
semua calon yang diusulkan sudah siap BKD menjadwalkan rapat dengan anggota
Baperjakat yang kemudian hasil dari rapat tersebut diserahkan kepada Kepala
Daerah selaku Pejabat Pembina Kepegawaian. Apabila dalam hal ini Kepala
Daerah menghendaki adanya suatu perubahan maka dilakukan evaluasi kembali
oleh BKD dan Baperjakat. Setelah evaluasi dilakukan diajukan kembali kepada
Kepala Daerah untuk pengesahan setelah itu BKD mempersiapkan acara
pelantikan, pengambilan sumpah dan serah terima jabatan. (2) Faktor penghambat
mutasi aparatur sipil negara di pemerintahan Kab. Muaro Jambi Menurut Undang-
Undang No. 5 Tahun 2014, minimnya Keterlibatan Pegawai BKD, di mana BKD
seringkali tidak terlibat dalam bergotong-royong membantu mutasi ASN dan
kemampuan BKD yang terbatas, di mana dalam pemberian pelayanan masih telihat
lambat. Faktor pendukung mutasi aparatur sipil negara di pemerintahan Kab.
Muaro Jambi Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 adalah melibatkan BKD,
di mana mengajak seluruh lapisan BKD dengan surat edaran dan penegakan
disiplin kinerja, di mana sangsi akan dijatuhkan bagi yang melanggar.
Kata Kunci: Mutasi, ASN
vii
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih, Lagi Maha Penyayang…
“dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada yang
berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” Qs. Yusuf : 87
“dan Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.”
Qs. Al-Baqarah : 286
Yang Utama Dari Segalanya…
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT.
Taburan cinta dan kasih sayang Mu telah memberikan ku kekuatan
Membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkan dengan cinta
Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan, Akhirnya tugas akhir ini dapat
terselesaikan. Tak lupa sholowat dan salam kita ucapkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW.
Ayahanda Hasan Putro (alm) dan Ibunda Aminah…
Tampak garis kelopak mata yang dah mulai bekerut
Tersadar bahwa dia selalu memperhatikan ku dari kecil hinga kini
Tampak rambutnya yang hitam dah mulai memutih
Dan aku sadar dia selalu memikirkan keadaan ku lagi waktu aku kecil hinga kini
Kakakku Irawati, penyemangatku
Istriku Siti Fatimah dan Anakku Asila Al-Amin, Azkayra Al-Amin nahkoda
terhebat yang telah membawaku mengarumi dunia dengan ketangkasan dan
keberaniannya
Serta teman-temanku Sholeh, Agus Daryono yang telah menginspirasiku dalam
langkah gelap dan terang hidupku
viii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan karunia, taufiq dan hidayah-Nya. Semoga shalawat serta salam
selalu terlimpahkan kepada Rasulullah SAW, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Tinjauan Yuridis tentang Mutasi
Aparatur Sipil Negara Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara di Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi”.
Meskipun skripsi ini penulis susun dengan segenap kemampuan yang ada,
namun penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan peneliti.
Dan berkat adanya bantuan dari para pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang
diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali
kepada yang Terhormat:
1. Bapak Dr. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
2. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Hermanto Harun, Lc, M.HI., Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik dan selaku Pembimbing I skripsi.
ix
4. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag., M.HI, selaku Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan.
5. Ibu Dr. Yuliatin, S. Ag., M.HI, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama di Lingkungan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Abdul Razak, S.HI., M.SI selaku Ketua Jurusan Hukum Tata Negara
dan selaku Pembimbing II skripsi.
7. Ibu Ulya Fuhaidah, S. Hum., M. SI selaku Sekretaris Jurusan Hukum Tata
Negara Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
8. Bapak dan Ibu dosen, Asisten dosen dan Seluruh Karyawan/Karyawati
Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi.
9. Semua pihak yang terlibat dalam Penyusunan skripsi ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Disamping itu penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan layaknya sebuah karya tulis ilmiah, oleh karena itu diharapkan pada
semua pihak untuk dapat memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun
dan positif guna kesempurnaan skripsi ini. Kepada Allah SWT penulis memohon
ampunan atas semua kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini dan kepada sesama
manusia penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Jambi 2019
Penulis
M. AMIN
SPI 152216
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .......................................................... iv
MOTTO ...................................................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. ..................................................................................... Latar
Belakang Masalah ............................................................... 1
B. ..................................................................................... Rumusan
Masalah ............................................................................... 5
C. ..................................................................................... Batasan
Masalah ............................................................................... 5
D. ..................................................................................... Tujuan
dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 6
E. ..................................................................................... Kerangk
a Teori ................................................................................. 7
F. ...................................................................................... Tinjauan
Pustaka ................................................................................ 19
BAB II METODE PENELITIAN A. ..................................................................................... Tempat
dan Waktu Penelitan ............................................................ 24
B. ..................................................................................... Pendekat
an Penelitian ........................................................................ 24
C. ..................................................................................... Jenis dan
Sumber Data ........................................................................ 25
D. ..................................................................................... Unit
Analisis ................................................................................ 26
E. ..................................................................................... Instrume
n Pengumpulan Data ........................................................... 23
F. ...................................................................................... Teknik
Analisis Data ....................................................................... 30
G. ..................................................................................... Sistemati
ka Penulisan ......................................................................... 32
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
xi
A. ..................................................................................... Sejarah
Singkat BKD Kabupaten Muaro Jambi ............................... 34
B. ..................................................................................... Visi dan
Misi BKD Kabupaten Muaro Jambi .................................... 36
C. ..................................................................................... Demogra
fi BKD Kabupaten Muaro Jambi ......................................... 38
D. ..................................................................................... Lambang
Daerah Kabupaten Muaro Jambi ......................................... 36
E. ..................................................................................... Sarana
dan Prasarana BKD Kabupaten Muaro Jambi ..................... 40
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. ..................................................................................... Pelaksanaan Mutasi ASN
yang Berstatus PNS di
Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi ............................... 45
B. ..................................................................................... Faktor Pendukung dan
Penghambat Mutasi Aparatur Sipil
Negara di Pemerintahan Kab. Muaro Jambi Menurut
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 ..................................... 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………….……... 67
B. Saran-Saran..............…...……………………............……... 68
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xii
DAFTAR SINGKATAN
ASN : Aparatur Sipil Negara
KKN : Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
PNS : Pegawai Negeri Sipil
STS : Sulthan Thaha Saifuddin
SWT : Subhanahu Wata’ala
SAW : Shallallahu Alaihi Wasalla
TUN : Tata Usaha Negara
UIN : Universitas Islam Negeri
UU : Undang-Undang
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin/Kecamatan di
Kabupaten Muaro Jambi ....................................................... 39
Tabel 3.2 Inventaris Ruang Kepala ........................................................ 43
Tabel 3.3 Inventaris Ruang Staff ............................................................ 44
xiv
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Arus reformasi telah berhasil menumbangkan rezim orde baru. Setelah terpuruk di
bawah rezim totaliter selama lebih dari 3 dasawarsa, Indonesia memasuki babak baru.
Reformasi dilaksanakan diberbagai bidang untuk menciptakan pemerintahan yang
memiliki legitimasi, demokratis, jujur, bersih, dan berwibawah.1 Dengan melakukan
reformasi birokrasi, mengubah perilaku birokrasi sehingga menjadi efisien, responsif, dan
akuntabel, maka birokrasi pemerintahan dapat menyediakan lahan yang sangat subur bagi
penguatan masyarakat sipil. Implementasi otonomi daerah telah memasuki era baru setelah
pemerintah dan DPR sepakat untuk mengesahkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Kedua Undang-Undang
tentang otonomi daerah ini merupakan revisi terhadap Undang-Undang Nomor 22 dan
Nomor 25 Tahun 1999 sehingga kedua Undang-Undang tersebut kini tidak berlaku lagi.
Kedua Undang-Undang ini bagaikan sekeping mata uang yang tidak dapat dipisahkan2.
Sejalan dengan diberlakukannya undang-undang otonomi tersebut memberikan
kewenangan penyelenggaraan pemerintah daerah yang lebih luas, nyata dan bertanggung
jawab. Adanya perimbangan tugas, fungsi dan peran antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah tersebut menyebabkan masing-masing daerah harus memiliki
penghasilan yang cukup, daerah harus memiliki sumber pembiayaan yang memadai untuk
1John Wahyudi, “Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Kajian Pra Implementasi
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS Di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Barito Timur)”, Jurnal Administrasi Publik dan Birokrasi Vol. 1 No. 3,
2014, hlm. 26 2Sarajevi Govina, “Optimalisasi Sistem Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil Terkait
Kebijakan Remunerasi (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Malang)”, Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya, 2012, hlm. 6
2
memikul tanggung jawab penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dengan demikian
diharapkan masing-masing daerah akan dapat lebih maju, mandiri, sejahtera dan
kompetitif di dalam pelaksanaan pemerintahan maupun pembangunan daerahnya masing-
masing.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai alat pemerintah (aparatur pemerintah)
memiliki keberadaan yang sentral dalam membawa komponen kebijaksanaan-
kebijaksanaan atau peraturan-peraturan pemerintah guna terealisasinya tujuan nasional.3
Manajemen Pegawai Negeri Sipil meliputi penetapan formasi, pengadaan pengangkatan,
pemindahan, pemberhentian, penetapan pensiun, gaji dan tunjangan kesejahteraan, hak
dan kewajiban hukum.4 Berkaitan dengan begitu pentingnya peranan Pegawai Negeri Sipil
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maka untuk mewujudkan penyelenggara
pemerintahan dan pembangunan yang demikian, diperlukan seorang Pegawai Negeri Sipil
yang professional, bertanggung jawab, jujur dan adil melalui pembinaan dan
pengembangan sumber daya manusis yang dilaksanakan berdasarkan prestasi kerja dan
sistem karir. Salah satu bentuk perkembangan dari sumber daya manusia Pegawai Negeri
Sipil adalah dengan dilakukannya mutasi sebagai perwujudan dari dinamika organisasi
yang dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan organisasi. Mutasi adalah
kegiatan pemindahan pegawai dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain, Pegawai Negeri
Sipil dapat berpindah antar jabatan fungsional maupun jabatan struktural di intansi pusat
dan instansi daerah berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan penilaian kinerja5.
3Akhyar Effendi, “Manajemen Pegawai Negeri Sipil yang Efektif”, Jurnal Manajemen
sumberdaya, 2011, hlm. 3 4Dirk Malaga Kusuma, “Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Pns) Di Kantor Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Kutai Timur”, Journal Administrasi Negara, 2013, hlm. 2 5Lihat Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, pasal 68 ayat 4
3
Perpindahan atau mutasi merupakan bagian dari pembinaan, guna memberikan
pengalaman kerja, tanggung jawab dan kemampuan yang lebih besar pada pegawai6.
Tujuan dari adanya mutasi adalah sebagai bentuk dari penyegaran dalam instansi
pemerintahan, mengurangi rasa bosan pegawai terhadap pekerjaan serta meningkatkan
motivasi dan semangat kerja pegawai. Tujuan utama dari adanya mutasi PNS adalah untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kinerja PNS yang bersangkutan. Selain untuk
pembinaan PNS, mutasi dapat dimungkinkan terjadi karena adanya penyerderhanaan atau
pengembangan suatu instansi.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (disingkat
dengan Undang-Undang ASN) lahir dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan
mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun aparatur sipil negara yang
memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), serta mampu menyelenggarakan pelayanan
publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan
dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 19457.
Menurut Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Negeri Sipil
merupakan bagian dari Pegawai Aparatur Sipil Negara. Dalam Pasal 10 dijelaskan bahwa
Pegawai ASN berfungsi sebagai: Pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat
dan pemersatu bangsa. Sedangkan tugas Pegawai ASN menurut Pasal 11 adalah
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas; dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
6Burhanuddin, dan A Tayib Napis, Administrasi Kepegawaian: Suatu Tinjauan Analitik,
Jakarta: Pradnya Paramita, 2010 hlm. 92 7Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, Pasal 136
4
Republik Indonesia. Pasal 68 ayat (4) Undang-Undang ASN menyebutkan bahwa
Pegawai Negeri Sipil dapat berpindah antar dan antara jabatan pimpinan tinggi, jabatan
Administrasi, dan jabatan fungsional di Instansi pusat dan instansi daerah berdasarkan
kualifikasi, kompetensi, dan penilaian kerja. Berkaitan dengan hal tersebut, Musanef
mengatakan penempatan setiap orang di dalam organisasi perlu didasarkan kemampuan,
keahlian, latar belakang pengalaman serta pendidikan yang dimilikinya8.
Dari hasil observasi penulis menemukan bahwa dalam penempatan pegawai dalam
suatu organisasi masih terjadi pilih kasih atau didasarkan hubungan kekeluargaan,
sukuisme/ primordialisme, persahabatan dan juga partai dalam pemilihan pemerintah
daerah, yang seharusnya suatu dalam penempatan yang sesuai dengan keahlian,
kemampuan, pengalaman, dan pendidikan menurut kebutuhan organisasi. Untuk
mewujudkan PNS yang memiliki standar yang baik maka harus adanya pembinaan disiplin
terhadap PNS serta pemberian penghargaan kepada Pegawai Negeri Sipil yang berprestasi
dalam bekerja. Pemberian mutasi sebagai salah satu bentuk promosi ditujukan kepada PNS
dalam bentuk penghargaan dan mutasi juga dapat dilakukan sebagai emosi yang
merupakan salah satu bentuk dari penerapan penghukuman.
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
menyusun skripsi tentang Aparatur Sipil Negara dari segi tinjaun hukum dengan judul
“Tinjauan Yuridis tentang Mutasi Aparatur Sipil Negara Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara di Pemerintahan
Kabupaten Muaro Jambi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan sebelumnya,
rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
8Musanef, Manajemen Kepegawaian Indonesia, Jakarta: Gunung Agung, 2010, hlm. 8
5
1. Bagaimana pelaksanaan Mutasi Aparatur Sipil Negara di Pemerintahan Kab. Muaro
Jambi?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat Mutasi Aparatur Sipil Negara di Pemerintahan
Kab. Muaro Jambi menurut Undang-Undang No. 5 tahun 2014?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas menyebabkan
pembahasan ini menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang telah penulis buat
sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini hanya membahas mengenai
faktor pendukung dan hambatan dalam Mutasi Aparatur Sipil Negara (ASN) di
Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparat
Sipil Negara.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dengan rumusan masalah di atas, diharapkan adanya suatu kejelasan yang
menjelaskan dan dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi ini. Tujuan yang ingin dicapai
dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui dan memahami pelaksanaan mutasi ASN di Pemerintahan Kab.
Muaro Jambi.
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Mutasi Aparatur Sipil Negara di
Pemerintahan Kab. Muaro Jambi menurut Undang-Undang No. 5 tahun 2014.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian mengenai mutasi aparatur sipil negara berdasarkan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara di Pemerintahan Kabupaten Muaro
Jambi, ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut:
a. Secara teoritis
6
1) Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam hal ini kantor Badan Kepegawaian
Daerah Muaro Jambi Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan suatu
pengalaman dan wawasan bagi penulis sendiri terhadap mutasi aparatur sipil negara
berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara di
Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi.
b. Secara praktis
1) Menjadi bahan bacaan yang menarik bagi siapapun yang akan membacanya.
2) Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu (S1) di
Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Siafuddin Jambi.
3) Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk Fakultas Syari’ah khususnya jurusan
Hukum Tata Negara, dan dosen-dosen Fakultas Syari’ah lainnya.
4) Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi dan praktisi
BKD di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan bermanfaat sebagai bahan
perbandingan bagi penelitian yang lain.
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Kebijakan
Kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah capaian dapat mencapai
tujuannya, tidak lebih dan kurang. Untuk mengimplementasikan kebijakan publik, maka
ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk
program-program atau melalui formulasi kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan
tersebut.9 Kebijakan public dalam bentuk undang-undang atau Peraturan Daerah adalah
jenis kebijakan yang memerlukan kebijakan publik penjelas atau sering diistilahkan
sebagai peraturan pelaksanaan. Kebijakan publik yang bisa langsung dioperasionalkan
9 Dedy Mulyadi, Studi Kebijakan Publik, dan Pelayanan Publik, (Bandung: ALFABETA,
2018), hlm. 24
7
antara lain Keputusan Presiden, Instruksi Presiden, Keputusan Menteri, Keputusan Kepala
Daerah, Keptusan Kepala Dinas.10
Memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan
berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijakan, yakni
kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-
pedoman kebijakan Negara yang mencakup baik usaha-usaha untuk
mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada
masyarakat atau kejadian-kejadian.11
Pengertian implementasi di atas apabila dikaitkan
dengan kebijakan adalah bahwa sebenarnya kebijakan itu tidak hanya dirumuskan lalu
dibuat dalam suatu bentuk positif seperti undang-undang dan kemudian didiamkan dan
tidak dilaksanakan atau diimplmentasikan, tetapi sebuah kebijakan harus dilaksanakan
atau diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan.
Implementasi kebijakan merupakan suatu upaya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
dengan sarana-sarana tertentu dan dalam urutan waktu tertentu. Proses implementasi
kebijakan publik baru dapat dimulai apabila tujuan-tujuan kebijakan publik telah
ditetapkan, program-program telah dibuat, dan dana telah dialokasikan untuk pencapaian
tujuan kebijakan tersebut.
2. Faktor Pendukung Kebijakan
Implementasi kebijakan bila dipandang dalam pengertian yang luas, merupakan
alat administrasi hukum dimana berbagai faktor, organisasi, prosedur, dan teknik yang
bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang
10
Regina Veranty Damopolii, “Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam
Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Studi di Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu)”,
Skripsi: jurusan ilmu pemerintahan FISIP UNSRAT Manado, 2011, hlm. 2 11
Herman, “Kebijakan Pemerintah Kota Bitung Dalam Meningkatkan Sarana Dan
Prasarana Puskesmas Kecamatan Lembeh Utara”, Skripsi: Program Studi Ilmu Pemerintahan
FISIP-Unsrat, 2011, hlm. 5
8
diinginkan. Adapun syarat-syarat untuk dapat mengimplementasikan kebijakan negara
secara sempurna Litan Poltak Sinambela, yaitu :12
a. Kondisi eksternal yang dihadapi oleh badan atau instansi pelaksana tidak akan
mengalami gangguan atau kendala yang serius. Hambatan-hambatan tersebut mungkin
sifatnya fisik, politis dan sebagainya
b. Untuk pelaksanaan program tersedia waktu dan sumber-sumber yang cukup memadai
c. Perpaduan sumber-sumber yang diperlukan benar-benar tersedia
d. Kebijaksanaan yang akan diimplementasikan didasarkan oleh suatu hubungan
kausalitas yang handal
e. Hubungan kausalitas bersifat langsung dan hanya sedikit mata rantai penghubungnnya
f. Hubungan saling ketergantungan kecil
g. Pemahaman yang mendalam dan kesepakatan terhadap tujuan
h. Tugas-tugas diperinci dan ditempatkan dalam urutan yang tepat
i. Komunikasi dan koordinasi yang sempurna
j. Pihak-pihak yang memiliki wewenang kekuasaan dapat menuntut dan mendapatkan
kepatuhan yang sempurna.13
3. Faktor Penghambat Kebijakan
Menurut Litan Poltak Sinambela, implementasi kebijakan mempunyai beberapa
faktor penghambat,14
yaitu:
a. Isi kebijakan
12
Litan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan dan
Implementasi, (Jakarta: PT Bumi Kasara, 2017), hlm. 24 13
Ilyas, Abdurrahman, dan Sufyan, “Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Penyelesaian
Sengketa Tanah”, Jurnal Ilmu Pemerintah No. 65, Th. XVII April, 2015, hlm. 6 14
Litan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan dan
Implementasi, hlm. 9
9
Pertama, implementasi kebijakan gagal karena masih samarnya isi kebijakan,
maksudnya apa yang menjadi tujuan tidak cukup terperinci, sarana-sarana dan penerapan
prioritas, atau program-program kebijakan terlalu umum atau sama sekali tidak ada.
Kedua, karena kurangnya ketetapan intern maupun ekstern dari kebijakan yang akan
dilaksanakan. Ketiga, kebijakan yang akan diimplementasiakan dapat juga menunjukkan
adanya kekurangan-kekurangan yang sangat berarti. Keempat, penyebab lain dari
timbulnya kegagalan implementasi suatu kebijakan publik dapat terjadi karena
kekurangan-kekurangan yang menyangkut sumber daya-sumber daya pembantu,
misalnya yang menyangkut waktu, biaya/dana dan tenaga manusia.15
b. Informasi
Implementasi kebijakan publik mengasumsikan bahwa para pemegang peran yang
terlibat langsung mempunyai informasi yang perlu atau sangat berkaitan untuk dapat
memainkan perannya dengan baik. Informasi ini justru tidak ada, misalnya akibat adanya
gangguan komunikasi.
c. Dukungan
Pelaksanaan suatu kebijakan publik akan sangat sulit apabila pada
pengimlementasiannya tidak cukup dukungan untuk pelaksanaan kebijakan tersebut.
d. Pembagian Potensi
Sebab musabab yang berkaitan dengan gagalnya implementasi suatu kebijakan
publik juga ditentukan aspek pembagian potensi diantara para pelaku yang terlibat dalam
implementasi. Dalam hal ini berkaitan dengan diferensiasi tugas dan wewenang
organisasi pelaksana. Struktur organisasi pelaksanaan dapat menimbulkan masalah-
15
Imam Santosa, “Kebijakan Pemerintah Tentang Penyediaan Sarana Dan Prasarana
Olahraga Publik Di Kabupaten Kudus (Studi Evaluasi tentang Perencanaan, Ketersediaan,
Pemanfaatan, dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Olahraga)”, hlm. 3
10
masalah apabila pembagian wewenang dan tanggung jawab kurang disesuaikan dengan
pembagian tugas atau ditandai oleh adanya pembatasan-pembatasan yang kurang jelas.16
4. Aparatur
Aparatur merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu lembaga
pemerintahan disamping faktor lain seperti uang, alat-alat yang berbasis teknologi
misalnya komputer dan internet dan merupakan aset yang paling penting yang harus
dimiliki oleh suatu instansi pemerintah yang dimana untuk menghasilkan kinerja yang
lebih baik dan efisien dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya yang diberikan17
. Oleh
karena itu, sumber daya aparatur harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi organisasi pemerintahan untuk mewujudkan professional pegawai
dalam melakukan pekerjaan. Aparatur adalah aspek-aspek administrasi yang diperlukan
dalam penyelenggaraan pemerintahan atau negara, sebagai alat untuk mencapai tujuan
nasional18
. Aspek organisasi itu terutama pengorganisasian atau kepegawaian. Ini
membuktikan bahwa aparatur masih terkoordinasi oleh dinamika administrasi sebagai
bentuk perangkat yang ada sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Pengembangan Sumber Daya Aparatur
Sumber daya manusia aparatur yang handal merupakan investasi berharga bagi
sebuah organisasi. Pengembangan adalah sebagai berikut membebaskan seseorang dari
kendali yang kaku, dan memberi orang kebebasan untuk bertanggung jawab terhadap ide-
idenya, keputusan-keputusannya dan tindakan-tindakanya dalam melaksanakan
16
Agus Hipunudin, Kebijakan, Birokrasi dan Pelayanan Publik, (Yogyakarta: Calpulus,
2017), hlm. 36 17
Titin Dwi Indrayani, Studi Tentang Pengembangan Sumber Daya Aparatur di Kantor
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDDA Kota Samarinda), E Journall Ilmu
pengetahuan, 3 (2) 2015 : 989-1003 ISSN 0000-000, e Journal.ipfisip-unmul.ac.id. hlm. 991 18
Soewarno Handaya Ningrat, Negara: pemerintahan dan aparaturnya, Bogor: CV.
Ananda, 2002,
11
tugasnya19
. Pengembangan sumber daya aparatur sebagai berikut: upaya memberi
keberanian dan kesempatan pada aparatur untuk mengambil tanggungjawab dan
pekerjaannya guna meningkatkan dan memberikan kontribusi pada tujuan organisasi yang
disepakati20
. Pengembangan karyawan/aparatur dapat dilakukan melalui orientasi,
pelatihan, dan pendidikan21
.
6. Manfaat Pengembangan Sumber Daya Aparatur
Ada tujuh manfaat dari adanya pengembangan Sumber Daya Aparatur22
, yaitu:
a. Peningkatan Produktifitas kerja
b. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan
c. Tersedianya proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
d. Meningkatnya semangat kerja seluruh anggota dalam organisasi
e. Mendorong sikap keterbukaan manajemen
f. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif
g. Penyelesaian konflik secara fungsional.
7. Pengertian Aparatur Sipil Negara (ASN)
Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2015, Aparatur Sipil Negara yang
selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada Instansi Pemerintah. Pegawai
Aparatur Sipil Negara atau (Pegawai ASN) adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang diangkat oleh pejabat pemerintahan atau
diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
19
Wasistiana, Melenisik Kemampuan Negara Mengelola Aparatur Publik, Bandung: PT.
Nusantara Samudra, 2008, tanpa halaman. 20
Carver, dan Clatter Black, Negara Satu, Satu Negara, (Tinjauan Teoritis), Bogor:
Masjuin, 2005, tanpa halaman. 21
Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT. Grafindo, 2006. 22
Siagran, Bondang P, Peran Pemuda Bingkai Pembangunan Desa, Jakarta: Rianeka
Cipta, 2008,
12
Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Kantor Badan Perencanaan dan Pembangunan
Daerah merupakan unsur utama Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur Negara
mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan. Pegawai yang mampu memainkan peran tersebut adalah pegawai yang
mempunyai kompetensi yang diindikasikan dari sikap dan perilaku yang penuh dengan
kesetiaan dan ketaatan kepada negara, bermoral, dan bermental baik, profesional, sadar
akan tanggung jawabnya sebagai pelayan publik, serta mampu menjadi perekat persatuan
dan kesatuan bangsa.
ASN sebagaimana yang tercantum dalam pasal 1 angka 1 dan 2 Undang-Undang
No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yaitu:
1. Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
2. Aparatur Sipil Negara adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan.23
Dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara ditegaskan bahwa jenis Aparatur Sipil Negara terdiri dari 2 jenis yaitu Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Menurut
peraturan pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil pada
pasal 1 ayat (1) adalah kesanggupan Aparatur Sipil Negara untuk mentaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan atau
peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
Pegawai yang tidak mematuhi disiplin akan mendapatkan sanksi sesuai dengan tindakan
23
Gita Herni Saputri, Implementasi Aparatur Sipil Negara Dalam Lingkup Satuan Kerja
Perangkat Daerah, hlm. 6
13
indisipliner yang dilakukan pegawai, mulai dengan teguran secara lisan, peringatan tertulis
sampai dengan pemberhentian24
. Hal ini bahwa ASN menjadi tumpuan dalam pelaksanaan
pemerintah sesuai dengan tugas, dan fungsi masing-masing.
ASN yang mempunyai kompetensi yang diindikasikan dari sikap disiplin yang
tinggi, kinerja yang baik serta sikap dan perilakunya yang penuh dengan kesetiaan dan
ketaatan kepada Negara, bermoral dan bermental baik, profesional, sadar akan tanggung
jawabnya sebagai pelayan publik serta mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan
bangsa.
8. Aparatur Sipil Negara Sebagai Penghargaan
Kata merit berasal dari bahasa Inggris yang artinya jasa, manfaat, dan prestasi atau
dapat diartikan suatu penghargaan. Secara umum pada teori menejemen pengertian sistem
merit adalah pengelolaan sumber daya manusia di organisasi didasarkan pada prestasi
(merit). Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia.com, kata merit sama dengan manfaat,
meritokrasi sebenarnya menunjuk kepada bentuk sistem politik yang memberikan
penghargaan kepada yang berprestasi atau kemampuan yang dapat dipakai untuk
menentukan suatu jabatan tertentu. Pengertian dan tujuan meritokrasi atau sistem merit,
“The merit system is the process of promoting and hiring government employees based on
their ability to perform a job, rather than on their political connections. Federally, it was
instituted by the Pendleton Civil Service Reform.Act. It is the opposite of the Spoils system.
Berasal dari merit atau manfaat, meritokrasi menunjukkan sistem politik yang memberikan
penghargaan lebih kepada mereka yang berprestasi atau yang berkemampuan.
Menurut Undang-Undang ASN merit sistem adalah kebijakan dan Manajemen
ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar
dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur atau kondisi kecacatan (UU ASN pasal 1, ayat 22), yang
24
Ninggolan, Pembina Pegawai Negeri Sipil, Jakarta: hlm,.71
14
artinya merit sistem adalah pengelolaan sumber daya manusia berdasarkan kompetensi
melalui prestasi. (Merit adalah perilaku tindak tanduk pegawai yang ditunjukkan melalui
prestasi kerja dan dapat menghasilkan karir jabatan) individu25
.
9. Tujuan pelaksanaan Merit Sistem
Sistem merit atau “merit system” di dalam Undang-undang ASN no.5 Tahun
2014, dilaksanakan agar kinerja birokrasi dapat meningkatkan tugas dan tanggung
jawabnya lebih ke professional dan lebih netral karena menghapuskan faktor kedekatan,
yang artinya tidak merekrut dalam peningkatan karier atau jabatan aparatur karena ada
pertalian saudara, teman dekat atau money politik, tetapi sesuai dengan keahliannya
direkrut dengan cara-cara yang professional berdasarkan kompetensi individu yakni
independen, netralitas, produktif, intregritas, pelayanan prima, pengawasan dan
akuntabilitas.
10. Prinsip-prinsip Dasar Merit Sistem berdasarkan Undang-Undang ASN
Kebijakan dan manajemen ASN berdasarkan kualifikasi, kompetensi (pasal 1ayat
22) adalah seleksi, promosi secara adil, kompetitif, menerapkan prinsip fairness dalam
semua urusan manajemen kepegawaian, penggajian, reward, dan punishment berbasis
kinerja, standar intregritas dan perilaku, untuk kepentingan publik, manajemen SDM
secara efektif dan efesien, melindungi pegawai dari tindakan semena-mena dan adanya
lembaga independen yang mengawasi pelaksanaan merit system, adalah KASN
(Kelembagaan Aparatur Sipil Negara) berfungsi mengawasi pelaksanaan norma dasar,
kode etik dan perilaku ASN, serta menerapkan Sistem Merit dalam kebijakan dan
manajemen ASN pada Instansi Pemerintah (pasal 30 Undang-Undang ASN).26
11. Tingkatan dan Jenis Hukuman Disiplin ASN
25
Susana Andi Meyrina, Implementasi Peningkatan Kinerja Melalui Merit Sistem Guna
Melaksanakan Undang-Undang ASN No. 5 Tahun 2014 Di Kementerian Hukum dan HAM, JIKH
Vol.10 No. 2 Juli 2016, hlm.181 26
Ibid,.
15
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, ditemukan beberapa kasus seperti yang
sudah terurai pada latar belakang tentang hukuman bagi pelanggaran disiplin yaitu
hukuman disiplin ringan, sedang, dan berat.
a. Pelanggaran Disiplin Ringan.
Apabila melakukan pelanggaran terhadap ketentuan jam kerja yaitu sering
terlambatnya datang kekantor pada pukul 09.00, padahal ketentuan jam masuk kantor yang
telah ditetapkan yaitu pada pukul 07.30 WIB. Maka telah melakukan pelanggaran disiplin
ringan dan mendapatkan hukuman berupa teguran lisan dan hukuman Administratif oleh
atasannya.
b. Pelanggaran Disiplin Sedang
Pelanggaran disiplin sedang dan mendapatkan hukuman disiplin berupa penurunan
gaji berkala selama satu (1) tahun tertanggal 10 November 2014 berdasarkan hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten Lampung Utara Nomor
700.790/135-01/24-LU/K/2014 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010
Pasal 7 ayat 3 huruf a.
c. Pelanggaran Disiplin Berat.
Pelanggaran disiplin berat yaitu tidak masuk kantor selama satu tahun,
mendapatkan hukuman disiplin berat berupa pembebasan dari jabatan sesuai dengan surat
keputusan Bupati Lampung Utara tertanggal 23 maret 2015 bernomor B/204/30-
LU/HK/2015.11.
12. Proses Penjatuhan Hukuman Disiplin Aparatur Sipil Negara
a. Pemanggilan
Tata cara pemanggilan bagi pegawai ASN yang melakukan pelanggaran diatur
dalam pasal 23 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, pemanggilan
16
dilakukan untuk pemeriksaan bagi Pegawai ASN yang telah melakukan pelanggaran
disiplin. Pemanggilan ini berlaku sampai dengan tujuh hari kerja sebelum tanggal
pemeriksaan. Apabila ASN tersebut tidak juga memenuhi panggilan secara tertulis yang
pertama, maka akan dilakukan pemanggilan secara tertulis tahap kedua tujuh hari kerja
sejak tanggal seharusnya maka ASN yang melakukan pelanggaran disiplin diperiksa pada
pemanggilan pertama. Namun apabila ASN yang melakukan pelanggaran disiplin tidak
juga hadir pada pemanggilan tahap pertama dan kedua maka pejabat yang bersangkutan
berhak menjatuhkan hukuman bagi ASN yang melakukan pelanggaran disiplin
berdasarkan keterangan yang ada tanpa dilakukan tahap pemeriksaan, hal ini sesuai
dengan pasal 23 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil.
b. Pemeriksaan
Tata cara Pemeriksaan ASN yang diduga melakukan pelanggaran disiplin diatur
dalam pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil, sebelum ASN dijatuhi hukuman disiplin setiap atasan langsung
wajib memeriksa terlebih dahulu ASN yang diduga melakukan pelanggaran disiplin. Pasal
24 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 bahwa, pemeriksaan bagi ASN
yang melakukan Pelanggaran disiplin dilakukan secara tertutup dah hasilnya akan
dituangkan dalam berita acara pemeriksaan.
c. Penjatuhan dan penyampaian hukuman disiplin27
Dinas pekerjaan umum melakukan proses pemeriksaan pejabat yang berwenang
melakukan serangkaian berupa cross sheck pelanggar, mendengar pernyataan langsung
27
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Pasal 24 ayat (1)
17
dari ASN yang melakukan pelanggaran disiplin, mendengar atau meminta keterangan dari
pihak lain agar dapat objektif dalam melakukan penjatuhan hukuman. Tujuan yang hendak
dicapai dalam melakukan penjatuhan hukuman adalah agar ASN tersebut tidak
mengulangi dan apabila telah memenuhi kategori hukuman berat ASN tersebut dapat di
berhentikan.
F. Tinjauan Pustaka
Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang peneliti
lakukan, yaitu;
Pertama, penelitian ini dilakukan oleh Susana Andi Meyrina “Implementasi
Peningkatan Kinerja Melalui Merit Sistem Guna Melaksanakan Undang-Undang
ASN No. 5 Tahun 2014 Di Kementerian Hukum dan HAM, JIKH Vol.10 No. 2
Juli 2016, Penelitian ini berfokus mengkaji pelaksanaan undang-undang Nomor 5
tahun 2014 tentang ASN merupakan wujud dari kelanjutan keberhasilan
pelaksanaan Reformasi Birokrasi, menuju profesionalisme pegawai secara terbuka,
kompetensi dan produktif. Merit sistem ASN adalah merupakan penilaian kinerja
berdasarkan prestasi kerja. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pelaksanaan
sistem merit terhadap pengembangan pegawai sesuai kebutuhan dilingkungan
kementerian hukum dan HAM. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Harapan kedepan agar
implementasi merit sistem yang terdapat pada isi undang-undang ASN dapat
dilaksanakan dilingkungan kementerian hukum dan HAM.
Berdasarkan hasil analisa terhadap seluruh sumber dari informan yang
dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan penelitian, perwujudan perubahan melalui
18
merit sistem berdasarkan undang-undang ASN No. 5 Tahun 2014 tentang
peningkatan kinerja, yakni: sistem pola karir, pelaksanaan belum terbangun dengan
baik melalui, uji kompetensi melalui CAT, sehingga belum tercipta pada
peningkatan kinerja pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.28
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Heri Iskandar. “ Kewenangan
Penjabat Bupati Dalam Melakukan Mutasi Pegawai Di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 Tentang
Perubahan Ke Tiga Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 Tentang
Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah (Studi Di Pemerintah Kabupaten Melawi) dalam hal ini
peneliti menitikberatkan pada Kewenangan Penjabat Bupati Dalam Melakukan
Mutasi Pegawai Di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 Tentang Perubahan Ketiga Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan
dan pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Studi di Pemerintah
Daerah Kabupaten Melawi) diperoleh kesimpulan:
1). Bahwa kebijakan Penjabat Bupati dalam mengeluarkan Keputusan
melakukan mutasi pegawai dilingkungan Pemerintah Kabupaten melawi dari sisi
kewenangan adalah tidak tepat, karena Penjabat Bupati Kabupaten Melawi tidak
mempunyai wewenang. Ukuran untuk melihat penjabat bupati tidak mempunyai
wewenang di lihat dari sumber kewenangan itu sendiri yakni atribusi, delegasi dan
mandat. Selain itu, Kapasitas gubernur memberikan persetujuan kepada Penjabat
bupati untuk melakukan mutasi pegawai juga tidak tepat, meskipun gubernur
28
Ibid,.hlm. 175
19
selaku wakil pemerintah pusat, karena kewenangan memberikan persetujuan untuk
melakukan mutasi pegawai secara limitatif menjadi kewenangan Menteri Dalam
Negeri. Oleh karena itu, tindakan Penjabat Bupati Melawi tidak dapat dibenarkan
dan secara hukum tidak sah. 2). Bahwa kebijakan Penjabat Bupati yang dituangkan
dalam bentuk keputusan dikuafikasikan sebagai suatu tindakan yang tidak
memiliki kewenangan, maka keputusan tersebut tentu adalah tidak sah.
Ketidaksahan ini, karena tidak memenuhi unsur-unsur keputusan yang sah
sebagaimana menurut doktrin dan secara normatif sebagaimana diatur dalam pasal
52 Undang Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan.
Oleh karena itu, akibat hukum dari Keputusan Penjabat Bupati adalah Pembatalan.
3). Bahwa upaya hukum yang harus dilakukan terhadap tindakan/keputusan
Penjabat Bupati Melawi adalah Meminta atasan Pejabat untuk membatalkan
keputusan dan mengajukan gugatan ke Peradilan Tata Usaha Negara.29
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Rafika Hariadna Abdullah syeban
Attamimi, mahasiswa akultas Hukum Universitas hasanuddin Makassar, dengan
judul “Tinjaun Yuridis Pelaksanaan Penjatuhan Sanksi Administrasi Terhadap
Pelanggaran Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di Pemerintah Pemerintahan
Kabupaten Muaro Jambi”, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
penjatuhan sanksi administrasi terhadap Pegawai Negeri Sipil yang melakukan
pelanggaran. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor yang
menghambat pelaksanaan penjatuhan sanksi administrasi terhadap pegawai negeri
29
Heri Iskandar, Kewenangan Penjabat Bupati Dalam Melakukan Mutasi Pegawai Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008
Tentang Perubahan Ke Tiga Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan,
Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Studi
Di Pemerintah Kabupaten Melawi), Tesis, hlm. 2
20
sipil yang melakukan pelanggaran disiplin. Penelitian ini dilakukan di
Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi. Adapun yang menjadi objek penelitian
adalah Badan Kepegawaian Daerah Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dengan
narasumber pada lokasi penelitian yang kompeten dan relevan dengan topik yang
diajukan. Pendekatan kedua adalah dengan memaparkan secara deskriprif berbagai
hasil wawancara lalu melakukan analisis terhadap data tersebut.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum pelaksanaan
penjatuhan sanksi di Pemerintah Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi belum
sepenuhnya mengikuti ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010.
Adapun faktor penghambat pelaksanaan penjatuhan sanksi di Pemerintah
Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi yaitu Disebabkan karena adanya pembiaran
yang dilakukan oleh atasan, Kurangnya kesadaran Pegawai Negeri Sipil dalam
melakukan kewajibannya dan berkomitmen untuk tidak melakukan pelanggaran
disiplin, dan situasi politik, sering menjadi penghambat dalam penjatuhan sanksi di
Pemerintah Kota Makasar.30
Perbedaan antara penelitian yang penulis yang lakukan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Susana Andi Meyrina dimana fokus penelitian yang dilakukan mengenai
pelaksanaan Undang-Undang ASN Nomor 5 tahun 2014 yang merupakan wujud dari
kelanjutan keberhasilan pelaksanaan Reformasi Birokrasi, menuju profesionalisme
pegawai secara terbuka, kompetensi dan produktif disini peneliti dapat menyimpulkan dari
30 Rafika Hariadna Abdullah syeban Attamimi, “Tinjaun Yuridis Pelaksanaan
Penjatuhan Sanksi Administrasi Terhadap Pelanggaran Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di
Pemerintah Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi”, Skripsi Universitas hasanuddin Makassar,
dengan judul 2016, hlm. 68.
21
hasil penelitian bahwa belum tercipta pada peningkatan kinerja pegawai di Lingkungan
Kementerian Hukum dan HAM.
22
22
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini tentang tinjauan yuridis mutasi aparatur sipil negara sebagai
penerapan penghargaan dan penghukuman di Pemerintahan Kab. Muaro Jambi
berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparat Sipil Negara serta
harmonisasi Peraturan tentang Mutasi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten
Muaro Jambi. Kegiatan penelitian ini dimulai sejak disahkannya penelitian ini. Pemilihan
lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan di Kantor BKD Kabupaten Muaro Jambi.
2. Adanya kemudahan untuk mendapatkan da ta dan informasi dan berbagai keterangan
yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis
normatif, maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang-undangan
(statute approach) dan pendekatan kasus (case approach).31
Pendekatan perundang-
undangan (statute approach) adalah pendekatan yang dilakukan dengan menelaah semua
undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang
ditangani. Atau dengan kata lain yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan
sebenarnya atau keadaan nyata yang terjadi di masyarakat dengan maksud untuk
mengetahui dan menemukan fakta- fakta dan data yang dibutuhkan, setelah data yang
dibutuhkan terkumpul kemudian menuju kepada identifikasi masalah yang pada akhirnya
31
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandungm
2009, hal. 36.
23
menuju pada penyelesaian masalah Penelitian ini termasuk kedalam penelitian Empiris,
karena hendak mengetahui mutasi aparatur sipil negara sebagai penerapan penghargaan
dan penghukuman di Pemerintahan Kab. Muaro Jambi berdasarkan Undang-Undang No. 5
tahun 2014 tentang Aparat Sipil Negara
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun jenis
data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer yang penulis ambil dari informasi di lapangan melalui observasi dan
wawancara di lokasi penelitian, data primer yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah: Kepala Kasubbid Badan Kepegawaian Daerah Muaro Jambi, Kepala Kabbid
Mutasi Badan Kepegawaian Daerah Muaro Jambi, dan 2 pegawai Badan Kepegawaian
Daerah Muaro Jambi.
2. Data sekunder yang penulis ambil berupa dokumentasi, literatur, pustaka lainnya yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Sumber data penelitian ini terdiri dari, manusia, situasi/ peristiwa, dan
dokumentasi. Sumber data manusia berbentuk perkataan orang yang bisa memberikan data
melalui wawancara. Sumber data yang berbentuk suasana/ peristiwa berupa suasana yang
bergerak ataupun lisan, meliputi ruangan, suasana, dan proses. Sumber data tersebut
merupakan objek yang akan diobservasi. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah
peristiwa atau kejadian, dimana dalam penelitian ini peristiwa dijadikan sumber data
adalah penelitian ini tentang mutasi aparatur sipil negara sebagai penerapan penghargaan
dan penghukuman di Pemerintahan Kab. Muaro Jambi berdasarkan Undang-Undang No. 5
tahun 2014 tentang Aparat Sipil Negara. Pelaksana pemberi kewenangan, di mana dalam
hal ini pemerintah kantor Badan Kepegawaian Daerah Muaro Jambi yang dapat
memberikan informasi dapat dilakukan melalui wawancara dan lainnya dan dokumentasi,
24
di mana sumber data yang diambil dari dokumen ini berupa data dalam bentuk laporan,
catatan peristiwa, keterangan, jumlah permasalahan, dan lain sebagainya.
D. Unit Analisis
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian
tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel. Unit
analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun organisasi swasta
atau sekelompok orang.32
Unit analisis juga menjelaskan kapan waktu (tahun berapa, atau
bulan apa) penelitian dilakukan, jika judul penelitian tidak secara jelas menggambarkan
mengenai batasan waktu tersebut. Dalam penelitian ini, unit analisisnya adalah mutasi
aparatur sipil negara sebagai penerapan penghargaan dan penghukuman di Pemerintahan
Kab. Muaro Jambi berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparat Sipil
Negara. Penetapan unit analisis tersebut, karena penelitian yang dilakukan tidak
menggunakan popupasi dan sampel, namun hanya menggunakan dokumen-dokumen dari
kantor Badan Kepegawaian Daerah Muaro Jambi.
Dalam penelitian ini informan ditentukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan pertimbangan informasi. Penentuan unit
sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai pada taraf kelebihan artinya bahwa
dengan menggunakan informan selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan
informasi baru.33
Informan adalah orang yang memberi atau orang yang menjadi sumber
data dalam penelitian (narasumber). Informan adalah orang yang diwawancarai, diminta
informasi oleh peneliti dan diperkirakan orang yang menjadi informan ini menguasai dan
memahami data, informasi, ataupun fakta dari objek penelitian. Informan dalam penelitian
ini dipilih berdasarkan kewenangan dan keilmuan yang terkait dengan penelitian ini,
mereka diantaranya:
32
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS
Jambi, (2012), hlm. 62. 33
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,hlm.85.
25
a. Kepala Kasubbid Badan Kepegawaian Daerah Muaro Jambi (satu orang)
b. Kepala Kabbid Mutasi Badan Kepegawaian Daerah Muaro Jambi (satu orang)
c. Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Muaro Jambi (dua orang)
E. Instrumen Pengumpulan Data
1. Observasi
Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Martinis Yamin
menyatakan bahwa “dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang dikerjakan
orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi aktif dalam aktiivitas
mereka.”34
Penelitian partisipatif ini kemudian dikhususkan lagi menjadi partisipasi pasif
(passive participation) artinya peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati,
tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Obyek observasi dinamakan situasi sosial
yang terdiri atas:
a. Place, tempat dimana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung.
b. Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu.
c. Activity, kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang
berlangsung. 35
Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis memilih
observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana peneliti
ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diselidiki. Observasi ini
dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung terhadap objek penelitian, yaitu
dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
kabupaten pada kantor Badan Kepegawaian Daerah Muaro Jambi. Observasi yang
34
Martinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif,
(Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipayung, 2009), hlm. 79. 35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,hlm.87.
26
dilakukan penulis dalam skripsi ini terhadap subyek menggunakan pedoman observasi
yang disusun sebagai berikut:
1) Mencatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah laku, cara berfikir.
2) Interaksi sosial dan tempat lingkungan.
3) Ekspresi saat wawancara dan Bahasa tubuh saat wawancara.36
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara ini penulis gunakan untuk mendapatkan permasalahan yang diteliti, berupa
perkataan dari informan di lapangan, dan juga untuk mengetahui hal-hal dari responden
yang lebih mendalam. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
semi terstruktur (semistructure interview) dimana pelaksanaannya lebih bebas bila
dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
Alat-alat yang digunakan penulis dalam wawancara adalah buku catatan, laptop,
dan camera karena penulis menggunakan wawancara catatan lapangan. Hal ini bermanfaat
untuk mencatat dan mendokumentasikan semua percakapan dengan sumber data, dimana
kesemuanya telah digunakan setelah mendapat izin dari sumber data. Karena wawancara
yang digunakan adalah semi terstruktur. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode
wawancara yang dilakukan kepada subyek dengan menggunakan dokumntasi catatan
lapangan. Adapun pedoman wawancara yang telah disusun sebagai berikut:
a) Latar belakang, lingkungan dan pelaksanaan mutasi aparatur sipil negara sebagai
penerapan penghargaan dan penghukuman di Pemerintahan Kab. Muaro Jambi
berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparat Sipil Negara
Kontribusi mutasi aparatur sipil negara sebagai penerapan penghargaan dan
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,hlm.87.
27
penghukuman di Pemerintahan Kab. Muaro Jambi berdasarkan Undang-Undang No. 5
tahun 2014 tentang Aparat Sipil Negara.
b) Faktor pendukung dan penghambat dalam mutasi aparatur sipil negara sebagai
penerapan penghargaan dan penghukuman di Pemerintahan Kab. Muaro Jambi
berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparat Sipil Negara
a) Kondisi sarana dan sumberdaya.
b) Hasil pencapaian dan harapan.37
3. Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip
dan dokumen baik yang berada di kantor Badan Kepegawaian Daerah Muaro Jambi, yang
ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Nasution menyatakan dokumentasi adalah
mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil data-data dari catatan,
dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti.38
Dalam hal ini
dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di
teliti. Adapun di dalam skripsi ini penulis mengumpulkan data mengenai sejarah, visi-misi,
profil, serta bukti-bukti mutasi aparatur sipil negara sebagai penerapan penghargaan dan
penghukuman di Pemerintahan Kab. Muaro Jambi berdasarkan Undang-Undang No. 5
tahun 2014 tentang Aparat Sipil Negara.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat
kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Aktivitas analisis data yaitu reduksi
data, penyajian data, dan mengambil kesimpulan lalu diverifikasi.
1. Reduksi Data
37
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,hlm.87. 38
Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.
143.
28
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di
lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan,
mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya
dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan. Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting. Adapun data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya
bila diperlukan. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui catatan lapangan dan
wawancara, kemudian data tersebut dirangkum, dan diseleksi sehingga akan memberikan
gambaran yang jelas kepada penulis.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan penyusunan sekumpulan informasi dari reduksi data
yang kemudian disajikan dalam laporan yang sistematis dan mudah dipahami. Penyajian
data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajiannya juga dapat berbentuk
matrik, diagram, tabel dan bagan. Penyajian data juga dapat dilakukan dengan bentuk
uraian singkat, bagan antara kategori dan sejenisnya.Dalam penulisan kualitatif, penyajian
data bisa dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan
sejenisnya, tetapi yang paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di
dalamskripsi ini peneliti menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan
dengan mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang telah
didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan teks yang bersifat naratif.
3. Kesimpulan/Verifikasi
29
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,
dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penulisan kualitatif merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu obyek yang sebelumnya kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.
Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa, ketiga
metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan penulis
lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan lapangan, dan juga
memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik kesimpulan tentang mutasi
aparatur sipil negara sebagai penerapan penghargaan dan penghukuman di Pemerintahan
Kab. Muaro Jambi berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparat Sipil
Negara.
B. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam penulisan skripsi
ini akan disistematisasi sebagai berikut:
Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya menjadi
pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran tentang tema yang
dibahas. BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batsan Masalah,
Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori, Kerangka Pemikiran, Tinjauan
Pustaka.
BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan Penelitian, Jenis
Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Unit Analsis dan Alat Analisis Data,
Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.
BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian. Sejarah Berdirinya,
Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Sarana dan Prasarana
30
BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang pembahasan
dan hasil penelitian.
BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang terdiri
dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan Daftar Pustaka,
Lampiran dan Curriculum Vitae.
31
31
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Singkat BKD Kabupaten Muaro Jambi
Kabupaten Muaro Jambi dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 54 Tahun
1999 sebagai pemekaran dari Kabupaten Batang Hari, secara defacto kegiatan
pemerintahan efektif berjalan terhitung tanggal 12 Oktober 1999 bersamaan dengan
pelantikan pejabat Bupati sementara menjelang ditetapkannya pejabat Bupati Defenitif,
dengan pusat pemerintahan berada di “Sengeti” Kecamatan Sekernan berjarak 38 KM dari
Kota Jambi.
Otonomi daerah memberikan kewenangan yang luas kepada daerah, sehingga
memungkin daerah untuk dapat lebih leluasa dan fleksibel dalam menentukan arah
pembangunan di daerah sesuai dengan potensi, kondisi dan aspirasi yang berkembang di
masyarakat. Luasnya kewenangan daerah ini menyangkut semua aspek pemerintahan dan
kemasyarakatan kecuali politik luar negeri, pertahanan, keamanan, Hukum, moneter dan
fiskal serta agama, sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah.39
Berdasarkan Undang Undang Nomor 54 Tahun 1999 sebagai daerah pemekaran
dari Kabupaten Batang Hari, secara resmi Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi mulai
dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 1999. Pusat Pemerintahan di Kota Sengeti sebagai
ibu Kota Kabupaten Muaro Jambi denganPusat Perkantoran di Bukit Baling Kecamatan
Sekernan. Letak geografis wilayah yang cukup strategis berada di hinterland Kota Jambi,
hal ini memberikan keuntungan bagi Kabupaten Muaro Jambi karena Kabupaten ini
39
Dokumen Sejarah BKD Kabupaten Muaro Jambi, tentang oganisasi BKD Kabupaten
Muaro Jambi tahun 2017-2022, di kantor BKD Kabupaten Muaro Jambi, pada 9 Agustus 2019
32
memiliki peluang yang cukup besar sebagai daerah pemasok kebutuhan kota Jambi, seperti
pemasaran untuk hasil pertanian, perikanan, industri dan jasa. Luas wilayah Kabupaten
Muaro Jambi ± 5.246 KM2, secara administrasi mempunyai batas-batas wilayah, sebagai
berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Sumatera Selatan.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batang Hari.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Secara Geografis Kabupaten Muaro Jambi terletak antara 10 511 Lintang Selatan
sampai dengan 20 011 Lintang Selatan dan diantara 1030 151 Bujur Timur sampai dengan
1040 301 Bujur Timur. Kabupaten Muaro Jambi merupakan daerah dataran rendah dengan
ketinggian dari permukaan laut, antara lain:
1) 0– 10 Meter = 11,80%
2) 11 – 100 Meter = 23,70%
3) 101- 300 Meter= 4,50%40
Termasuk daerah yang beriklim tropis dengan curah hujan merata sepanjang tahun
rata-rata 186 mm per hari dengan Intensitas hujan rata-rata 16 hari hujan.Temperatur rata-
rata 32 ºC dengan variasi Temperatur antara musim hujan dengan kemarau relatif kecil.
B. Visi dan Misi BKD Kabupaten Muaro Jambi
1. Visi Muaro Jambi Tuntas 2022
“Visi Muaro Jambi Tuntas 2022 Terwujudnya Muaro Jambi Yang Tentram,
Unggul, Nyaman, Tertib, Adil Dan Sejahtera 2022”
a. Tentram
40
Dokumen Sejarah BKD Kabupaten Muaro Jambi, tentang oganisasi BKD Kabupaten
Muaro Jambi tahun 2017-2022, di kantor BKD Kabupaten Muaro Jambi, pada 9 Agustus 2019
33
Adalah Sikap dan kondisi masyarakat Kabupaten Muaro Jambi yang mampu
memenuhi kebutuhan hidup lahir dan bathin yang lebih baik dengan mengandalkan
kemampuan dan kekuatan sendiri, mampu memanfaatkan peluang, serta dapat menjawab
tantangan yang ada dan ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembangunan.
b. Unggul
Terwujudnya kualitas sumber daya manusia dan daya saing daerah. Terpenuhi
pelayanan dasar yang berkualitas. Berkembangnya industri yang dapat meningkatkan
kualitas produksi dan penciptaan lapangan kerja.
c. Nyaman
Adalah sikap dan kondisi masyarakat Kabapaten Muaro Jambi yang memiliki
harkat kemanusiaan dan harga diri sehingga berada pada tatanan kehidupan masyarakat
yang mulia. 41
d. Tertib
Terkolalanya pemerintah yang bersih, tranparan dan akuntabel. Terciptanya
hubungan yang harmonis antara pemerintahan kabupaten/kota dengan Provinsi untuk
mewujudkan pemerataan pembangunan. terwujudnya kesadaran dan ketaatan publik
terhadap perundang-undangang.
e. Adil
Meningkatkan anggaran daerah yang pro-rakyat, terwujudnya pemerataan
pembangunan sesuai dengan pengembangan potensi daerah. Penciptaan ruang
pembangunan agraria yang lebih adil bagi rakyat. Pelayanan informasi publik yang
berimbang dan transfaran.
41
Dokumen Sejarah BKD Kabupaten Muaro Jambi, tentang oganisasi BKD Kabupaten
Muaro Jambi tahun 2017-2022, di kantor BKD Kabupaten Muaro Jambi, pada 9 Agustus 2019
34
f. Sejahtera
Adalah suatu kondisi masyarakat yang sehat dalam artian jasmani rohani,
ekonomi, sosial, budaya dan rasa aman. Dalam pengertian ini, masyarakat sejahtera juga
dipresentasikan oleh eksisnya pemerataan dan keadilan dalam proses pembangunan.
2. Misi Pembagunan Kabupaten Muaro Jambi 2017-2022 Dalam Rangka
Pencapaian Visi Pembagunan42
a. Memantapkan kualitas Tata kehidupan Masyarakat dan sumber daya manusia yang
agamis, berbudaya dan berdaya saing.
b. Meningkatkan Pelayanan Publik dan Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan Bersih.
c. Mengelola Potensi Sumber daya Alam secara Optimal, Berkelanjutan dan
Berwawasan Lingkungan.
d. Meningkatkan Kesejateraan masyarakat Berbasis Ekonomi Kerakyatan, Ilmu
pengetahuan dan Teknologi.
e. Membangun semangat persatuan dan kesatuan, gotong-royong, serta harmonisasi antar
seluruh lapisan masyarakat dengan prisnsip keadilan dan kebersamaan.
C. Demografi BKD Kabupaten Muaro Jambi
Birokrasi merupakan tulang punggung dalam menjalankan roda pemerintahan,
pembangunan dan program kemasyarakatan serta kekuasaan. Tugas pokok birokrasi
memberi pelayanan yang optimal kepada masyarakat dan melaksanakan segala sesuatu
yang meningkatkan pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan dengan mencapai sasaran yang ditetapkan.43 Untuk kepentingan tersebut,
perwujudan tata pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang
bersih Clean Government) menjadi sebuah harapan. Banyak permasalahan yang membelit
42
Dokumen Sejarah BKD Kabupaten Muaro Jambi, tentang oganisasi BKD Kabupaten
Muaro Jambi tahun 2017-2022, di kantor BKD Kabupaten Muaro Jambi, pada 9 Agustus 2019 43
Dokumen Sejarah BKD Kabupaten Muaro Jambi, tentang oganisasi BKD Kabupaten
Muaro Jambi tahun 2017-2022, di kantor BKD Kabupaten Muaro Jambi, pada 9 Agustus 2019
35
birokrasi kita dalam melaksanakan Good Governance dan Clean Government. Masalah–
masalah tersebut antara lain mencakup sistem rekruitmen, jenjang karir, promosi dan
mutasi, kejelasan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), kualitas sumber daya manusia,
rendahnya kinerja, orientasi nilai-nilai perilaku dan budaya yang tidak menghargai
prestasi, kurangnya disiplin, kesejahteraan, dan lambatnya birokrasi. Semua masalah
tersebut membuat birokrasi sulit melaksanakan tugas-tugas yang diembannya, sehingga
reformasi birokrasi merupakan suatu keharusan, terutama untuk mengembalikan tugas dan
fungsi birokrasi sebagai organisasi yang profesional, netral, legal dan modern.
Birokrasi seperti itu, diharapkan mampu memberi pelayanan yang prima bagi
masyarakat sekaligus menjadi motor penggerak kemajuan pembangunan di segala bidang.
Tujuan pendayagunaan aparatur pemerintahan daerah dalam lima tahun mendatang di
prioritaskan untuk mendukung pemulihan kepercayaan masyarakat terhadap citra dan
peran aparatur pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan
pembangunan, meningkatkan kinerja pemerintah daerah, mengurangi seminimal mungkin
praktek-praktek KKN dilingkungan aparatur pemerintah daerah, meningkatkan kualitas
pelayanan umum kepada masyarakat, serta mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
bukan kepentingan pribadi atau golongan. Sebagai gambaran umum terhadap
kependudukan di Kabupaten Muaro Jambi, antara lain:
Tabel 3.1
Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin/Kecamatan di Kabupaten
Muaro Jambi44
No. Kecamatan 2013 2017
L P Jumlah L P Jumlah
1 Mestong 19.806 17.745 37.551 20.977 20.198 41.175
44
Dokumen Sejarah BKD Kabupaten Muaro Jambi, tentang oganisasi BKD Kabupaten
Muaro Jambi tahun 2017-2022, di kantor BKD Kabupaten Muaro Jambi, pada 9 Agustus 2019
36
2 Sungai Bahar 13.633 11.960 25.593 13.560 12.983 26.543
3 Sungai Bahar Utara 7.479 6.804 14.283 9.638 8.981 18.619
4 Sungai Bahar
Selatan 8.317 7.229 15.546 7.549 7.012 14.561
5 Kumpeh Ulu 25.741 23.596 49.337 30.018 29.032 59.050
6 Sungai Gelam 30.976 27.027 58.003 33.130 33.045 66.175
7 Kumpeh 11.826 11.235 23.061 13.094 13.102 26.196
8 Maro Sebo 9.868 9.125 18.993 12.084 10.589 22.673
9 Taman Rajo 7.017 6.390 13.407 5.883 7.727 13.610
10 Jambi Luar Kota 29.493 27.175 56.668 32.276 32.722 68.098
11 Sekernan 22.447 20.613 43.060 20.484 20.598 41.082
Jumlah Total 186.603 168.899 355.502 198.793 195.989 394.782
D. Lambang Daerah Kabupaten Muaro Jambi
37
1. Motto45
2. Sailun salimbai
Semangat Kebersamaan/gotong-royong dalam segala aspek kehidupan masyarakat
3. Perisai
Melambangkan perlindungan dan pertahanan dalam persatuan adat bersendi sarak
4. Kubah Mesjid
Melambangkan agama yang dianut sebagian besar penduduk Kabupaten Muaro
Jambi yaitu Agama Islam. Melambangkan bahwa tidak ada tempat bagi orang yang tidak
beragama di Kabupaten Muaro Jambi.
5. Enam Gerbang Pintu Mesjid
Melambangkan 6 (enam) kecamatan awal terbentuknya Kabupaten Muaro Jambi
6. Tiga Puluh Buah Ventilasi
Melambangkan jumlah awal keanggotaan DPRD Kabupaten Muaro Jambi
7. Sungai Terputus
Melambangkan bahwa sebagian Kabupaten Muaro Jambi dilalui Sungai Batang
Hari dan terputus karena melalui Kota Jambi. Melambangkan salah satu potensi kehidupan
dan sarana perhubungan masa lalu dan sekarang.
8. Selaras Dinding Candi 12 Tingkat
Melambangkan Hari jadi Kabupaten Muaro Jambi yaitu pada tanggal 12
9. Tangga Sepuluh Tingkat
Melambangkan Bulan Hari jadi Kabupaten Muaro Jambi yaitu pada bulan Oktober
10. Pondasi Candi, 9 Petak Kanan, 9 Petak Kiri
45
Dokumen Sejarah BKD Kabupaten Muaro Jambi, tentang oganisasi BKD Kabupaten
Muaro Jambi tahun 2017-2022, di kantor BKD Kabupaten Muaro Jambi, pada 9 Agustus 2019
38
Melambangkan Tahun jadi kepahlawanan dan semangat perjuangan untuk menuju
cita-cita
11. Sekin
Melambangkan jiwa kepahlawanan dan semagat perjuangan untuk menuju cita-
cita
12. Karet Dan Kelapa Sawit
Melambangkan Potensi perkebunan masa lalu. sekarang dan akan datang di
Kabupaten Muaro Jambi
13. Menara Pertambangan Minyak
Melambangkan potensi/aset minyak di Kabupaten Muaro Jambi
14. Buku
Melambangkan Pendidikan, dimana buku merupakan sumber dari Ilmu
Pengetahuan.
E. Sarana dan Prasarana BKD Kabupaten Muaro Jambi
Sarana adalah segala sesuatu yang dipergunakan guna mencapai tujuan. Sedangkan
prasarana adalah sesuatu yang terwujud sebelum adanya sarana. Jadi sarana dan prasarana
di sini maksudnya adalah sesuatu yang dipergunakan sebagai alat memperlancar kegiatan
atau alat-alat maupun fasilitas yang digunakan untuk menunjang tercapainya tujuan sebuah
kinerja di BKD Kabupaten Muaro Jambi, sarana dan prasarana merupakan faktor yang
sangat penting yang dapat memudahkan serta memperlancar proses kinerja.
Jumlah Pegawai
PNS : 125 Orang
TKK : 179 Orang
Honorer : 2 Orang
TKS : 4 Orang
39
Tabel 3.2
Inventaris Ruang Kepala46
No Nama barang Jumlah Keadaan
1 AC Ruangan 1 Baik
2 Gambar Presiden 1 Baik
3 Gambar Wapres 1 Baik
4 Meja Kerja 1 Baik
5 Kursi Kerja 1 Baik
6 Gambar Burung Garuda 1 Baik
7 Kursi Tamu (merah) 1 Baik
8 Meja Panjang (arsip) 1 Baik
9 Meja Telepon 1 Baik
10 Telepon 1 Baik
Tabel 3.3
Inventaris Ruang Staff47
No Nama barang Jumlah Keadaan
1 Meja Kerja 18 Baik
2 Kursi Kerja (biru) 15 Baik
3 Kursi Kerja Beroda 8 Baik
4 Kursi kerja (merah) 9 Baik
46
Dokumen Sejarah BKD Kabupaten Muaro Jambi, tentang oganisasi BKD Kabupaten
Muaro Jambi tahun 2017-2022, di kantor BKD Kabupaten Muaro Jambi, pada 9 Agustus 2019 47
Dokumen Sejarah BKD Kabupaten Muaro Jambi, tentang oganisasi BKD Kabupaten
Muaro Jambi tahun 2017-2022, di kantor BKD Kabupaten Muaro Jambi, pada 9 Agustus 2019
40
5 AC Ruangan 6 Baik
6 Kursi Panjang Pemohon 6 Baik
7 Anjungan Informasi 2 Baik
8 Meja Cap Reklame 1 Baik
9 Layar Komputer 6 Baik
10 Meja Komputer 8 Baik
11 Meja Telepon 1 Baik
12 Staples Besar 1 Baik
13 Duty Printer Dr-120LB 1 Baik
14 CPU 6 Baik
15 Telepon 2 Baik
16 Almari 1 Baik
17 Stavol 1 Baik
18 Mesin Fotocopy 1 Baik
41
41
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Mutasi ASN yang Berstatus PNS di Pemerintahan Kabupaten
Muaro Jambi
Mutasi adalah suatu perubahan posisi/ jabatan/ tempat/ pekerjaan yang
dilakukan baik secara horizontal maupun vertical (promosi/demosi) di dalam sebuah
organisasi (SKPD). Tujuan mutasi secara umum adalah untuk penyegaran agar pegawai
yang bersangkutan tidak jenuh, sebab secara teoritis kejenuhan dapat menurunkan
produktivitas atau kinerja pegawai. Sistem mutasi terhadap pegawai memiliki beberapa
prinsip yang harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan maupun kebutuhan lembaga karena
setiap pegawai harus dapat menjalankan pekerjaannya sesuai dengan keahlian yang
dimilikinya sehingga akan meningkatkan kinerja pegawai dan meningkatkan efektivitas
dan efisiensi kerja. Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan sistem merit. Hal ini
diungkapkan oleh Bapak Septiadi Purba selaku Kabid mutasi di BKD Muaro Jambi,
sebagai berikut:
Untuk mutasi tentu dilakukan dengan sistem yang benar berdasarkan peraturan yang
ada, semuanya ada aturaan yang berlaku dan sudah ada kebijakannya, semuanya
harus dilakuakn penilaian bagi ASN tersebut dari mulai nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, penyelewengan dan masih
banyak lainnya.48
Dari hasil wawancata di atas dapat dicermati manajemen ASN sendiri dalam Pasal 1
angka 5 didefenisikan merupakan pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi dan nepotisme. Selanjutnya sistem merit dalam Pasal 1 angka 22
48
Wawancara bersama Bapak Septiadi Purba selaku Kabbid mutasi di BKD Muaro Jambi,
12 Agustus 2019
42
diidentifikasikan sebagai kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar
belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur,
atau kondisi kecacatan.
Mutasi atau rotasi pegawai setelah di sahkannya Undang- undang Nomor 5 Tahun
2014 dilakukan dengan sistem merit, dimana PNS bisa menempati jabatan sesuai dengan
kualifikasi dan kompetensi tanpa membedakan latar belakang sebagaimana diatur dalam
pasal 1 angka 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014. Dalam Pasal 73 angka satu (1)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 : setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi
dalam 1 (satu) Instansi Pusat, antar-Instansi Pusat, (1) Instansi Daerah, antar-Instansi
Daerah, dan keperwakilan Negara Kesatuan Republik Indonesia ke luar negeri. Kemudian
dalam Pasal 68 angka dua (2) Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 : PNS dapat berpindah
antar dan antara Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan Administrasi, dan Jabatan fungsional di
Instansi Pusat dan Daerah berdasarkan kualifikasi, kompetensi dan penilaian kinerja.
Mutasi memiliki prinsip dasar dalam pelaksanaannya. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh Ibu Kurniati selaku SUBBID Mutasi ASN BKD mengatakan bahwa:
Tentu harus berdasarkan Undang- undang Nomor 5 Tahun 2014, dari kualifikasi
pendidikan dan juga bidang yang digeluti supaya semua itu sesuai dengan
prosedur yang sudah ada, sehingga nantinya mutasi ini dapat memberikan dampak
yang positif bagi dirinya sendiri dan di tempat kerjanya.49
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa mutasi ASN perlu ditinjau dari
kualifikasi, yaitu pemindahan dapat dilakukan apabila memenuhi aspek kualifikasi
pendidikan yang dibutuhkan, kompetensi, yaitu proses pemindahan dilakukan dengan tes
psikologi, simulasi assessment, dan wawancara perilaku serta penelusutan rekam jejak
PNS. Adil dan wajar, yaitu bahwa proses mutasi dilakukan sama kepada semua PNS yang
memenuhi syarat mutasi dan terbuka, yaitu proses mutasi mulai dari penerapan kebutuhan
49
Wawancara bersama Ibu Kurniati selaku SUBBID Mutasi ASN di BKD Muaro Jambi,
12 Agustus 2019
43
formasi PNS mutasi sampa ditetapkan SK (Surat Keputusan) pemindahan mutasi.
Akuntabilitas, yaitu bahwa proses mutasi yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan
secara administrasi dan hukum kepegawaian. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Septiadi
Purba selaku Kabid mutasi di BKD Muaro Jambi, sebagai berikut:
Mutasi dalam kepegawaian adalah hal yang biasa. Saat ini ada pejabat yang
pensiun, untuk itu kita isi pejabat baru, agar pemerintahan tidak terbengkalai. Selain
itu mutasi dimaksudkan agar terjadi penyegaran organisasi,dan untuk peningkatan
karier bagi PNS, serta untuk menghindari kejenuhan, penyelaras kesetaraan dan
untuk lebih menyesuaikan jabatan dengan latarbelakang pendidikan yang akan di
mutasi.50
Dari hasil wawancata di atas dapat dicermati mutasi jabatan di Pemerintahan
Kabupaten Muaro Jambi dilaksanakan dengan tahapan dan prosedur sesuai aturan
perundang-undangan yang berlaku. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Kurniati
selaku SUBBID Mutasi ASN BKD mengatakan bahwa:
Langkah-langkah dalam mutasi pejabat pertama yang kita lakukan adalah
menginventarisir jabatan kosong melalui perhitungan pejabat yang akan
mengalami pensiun. Kemudian menyusun draft mentah dengan masukan yang
diperoleh dari Kepala SKPD lain maupun pimpinan yang bersifat instruktif
dengan mengumpulkan bahan dan data pendukung dari data kepegawaian. Setelah
itu semua calon yang diusulkan sudah siap BKD menjadwalkan rapat dengan
anggota Baperjakat yang kemudian hasil dari rapat tersebut diserahkan kepada
Kepala Daerah selaku Pejabat Pembina Kepegawaian. Apabila dalam hal ini
Kepala Daerah menghendaki adanya suatu perubahan maka dilakukan evaluasi
kembali oleh BKD dan Baperjakat. Setelah evaluasi dilakukan diajukan kembali
kepada Kepala Daerah untuk pengesahan setelah itu BKD mempersiapkan acara
pelantikan, pengambilan sumpah dan serah terima jabatan. Belum adanya
Peraturan Pemerintah baru yang mengatur mengenai prosedur pelaksanaan mutasi
sehingga kami masih menggunakan aturan lama.51
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa keikutsertaan baperjakat dalam
penentuan mutasi PNS seharusnya sudah tidak bisa lagi karena dalam Undang-undang
Nomor 5 Tahun 2015 tidak diatur mengenai Baperjakat tetapi tim penilai kerja pegawai
50
Wawancara bersama Bapak Septiadi Purba selaku Kabbid mutasi di BKD Muaro Jambi,
12 Agustus 2019 51
Wawancara bersama Ibu Kurniati selaku SUBBID Mutasi ASN di BKD Muaro Jambi,
12 Agustus 2019
44
yang dibentuk oleh pejabat yang berwenang. Ibu Kurniati selaku SUBBID Mutasi ASN
BKD menambahkan bahwa:
Mekanisme pelaksanaan mutasi jabatan di Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi
telah mengikuti aturan yang ditetapkan dan sesuai petunjuk berdasarkan peraturan
perundang-undangan karena setiap PNS yang dimutasi telah memenuhi ketentuan
baik dari segi kepangkatan maupun kompetensi serta kualifikasi akademik.52
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa hal tersebut sesuai dengan ketentuan
dalam Undang- undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang prinsip-prinsip ASN yang diatur
dalam pasal 3. Dalam Pasal tersebut diatur mengenai prinsip yang harus menjadi pedoman
bagi PNS dan dalam hal ini mutasi sebagai salah satu bentuk dari pembinaan untuk PNS
harus berpatokan pada prinsip-prinsip tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam
menempatkan PNS dalam suatu jabatan. Serta sudah sesuai dengan manajemen dari
ASN yang diatur dalam pasal 51 Undang-undang ASN yang menjelaskan bahwa
manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan sistem merit. Sistem merit tersebut adalah
kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,kompetensi,dan kinerja
secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit,
agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. Hal ini
diungkapkan oleh Bapak Septiadi Purba selaku Kabid mutasi di BKD Muaro Jambi,
sebagai berikut:
Dalam pelaksanaan mutasi untuk mutasi dilakukan dengan tes kompetensi yang
meliputi tes psikologi, tes kompetensi, simulasi assessment, dan wawancara oleh
tim pewawancara dari Pejabat Struktural Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi. Tim
pewawancara terdiri dari tim pejabat di BKD Diklat, Inspektorat, Lingkup Dinas
Kesehatan dan Pendidikan serta penelusuran rekam jejak serta memenuhi
kepangkatan untuk menempati jabatan tersebut.53
Dari hasil wawancata di atas dapat dicermati bahwa pelaksanaan mutasi dilakukan
berdasarkan norma atau standar kriteria tertentu. Pelaksanaan mutasi juga berdasarkan
52
Wawancara bersama Ibu Kurniati selaku SUBBID Mutasi ASN di BKD Muaro Jambi,
12 Agustus 2019 53
Wawancara bersama Bapak Septiadi Purba selaku Kabbid mutasi di BKD Muaro Jambi,
12 Agustus 2019
45
pada kebutuhan riil/nyata dan berorientasi pada formasi riil kepegawaian yang terbukti
dengan adanya database jabatan yang lowong yang dibuat oleh Badan Kepegawaian
Daerah Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi.
Berdasarkan hasil observasi penulis diketahui bahwa mutasi dalam kepegawaian
terbagi menjadi dua yaitu mutasi jabatan dan mutasi tempat. Dalam Penelitian ini penulis
hanya akan membahas mengenai mutasi jabatan yang terbagi atas dua yaitu promosi dan
demosi. Dalam pelaksanaan mutasi baik itu promosi ataupun demosi ada pertimbangan-
pertimbangan dalam pelaksanaannya. Salah satu pertimbangan dalam promosi jabatan atau
mutasi adalah penghargaan karena prestasi kerja sebagaimana diatur dalam pasal 72 angka
satu (1) : Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara
kompetensi,kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan, penilaian atas
prestasi kerja, kepemimpinan, kerja sama, kreativitas, dan pertimbangan dari tim penilai
kinerja PNS pada Instansi Pemerintah, tanpa membedakan jender, suku, agama, ras, dan
golongan.
Penghargaan adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang
diberikan,baik oleh dan dari perorangan ataupun suatu lembaga. Dalam Undang-undang
ASN juga diatur mengenai penghargaan. Pada Pasal 82 Undang-undang ASN menjelaskan
bahwa PNS yang telah menunjukkan kecakapan, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam
melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan diantaranya: Tanda kehormatan,
Kenaikan pangkat istimewa, Kesempatan prioritas untuk pengemban kompetensi;dan/atau
Kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.
Pertimbangan dalam promosi juga diatur dalam Pasal 68 ayat 2 : Pengangkatan PNS
dalam jabatan tertentu ditentukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi,
kualifikasi dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kompetensi, kualifikasi,
dan persyaratn yang dimiliki oleh pegawai. Pasal tersebut mengisyaratkan bahwa
46
ketentuan pertama dalam menempatkan pegawai kedalam jabatan tertentu dengan
membandingkan antara kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan pegawai dengan
kompetensi,kualifikasi dan persyaratan jabatan. Untuk mutasi yang bersifat demosi atau
penurununan jabatan merupakan bagian dari penghukuman sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 53 Tahun 2010 mengatur tentang disiplin PNS
yang berisi tentang 17 kewajiban dan 15 larangan. Peraturan Pemerintah ini dibuat sebagai
panduan tentang pemberian penghargaan dan penghukuman pada PNS. Dalam Pasal 7
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 53 Tahun 2010. Tingkat hukuman disiplin terdiri dari :
Hukuman disiplin ringan, Hukuman disiplin sedang dan Hukuman disiplin berat. Jenis
Hukuman disiplin ringan terdiri atas : Teguran lisan, Teguran tertulis, Pernyataan tidak
puas secara tertulis. Jenis Hukuman disiplin sedang terdiri atas : Penundaan kenaikan gaji
secara berkala selama 1 (satu) tahun, Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun,
Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun. Jenis Hukuman disiplin
berat terdiri atas : Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun,
Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah, Pembebasan dari
jabatan, Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS dan
Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
Penghukuman adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar
sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum. Hal ini diungkapkan oleh Bapak
Septiadi Purba selaku Kabid mutasi di BKD Muaro Jambi, sebagai berikut:
Mutasi Promosi adalah mutasi yang dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan
seperti kepercayaan, Karena adanya penyegaran organisasi (4 tahun), Pengabdian,
Pertimbangan Kompetensi, Kemampuan akademik, pendidikan, dan prestasi kerja
yang bertujuan pada kinerja dan pelayanan publik sehingga dengan mutasi promosi
dapat meningkatkan kinerja PNS serta seseorang dipromosikan kalau dia sudah
47
menjabat di jabatannya minimal 2 tahun masa jabatan, dalam hal ini masa 2 tahun
jabatan merupakan bentuk persyaratan minimal dalam mutasi promosi.54
Ibu Kurniati selaku SUBBID Mutasi ASN BKD mengatakan bahwa:
Dalam hal ini untuk promosi PNS di BKD ini berpatokan pada Undang-undang
Nomor 5 Tahun 2014, kemudian mutasi dalam arti demosi yang dilakukan belum
tentu merupakan suatu penghukuman walaupun terkadang seorang Pegawai
Negeri Sipil di demosi karena melakukan suatu pelanggaran sehingga dijatuhi
sanksi yaitu dengan demosi. Demosi bisa juga dilakukan karena adanya
penyegaran organisasi dan juga karena ada suatu jabatan lowong yang pada saat
itu hanya Pegawai Negeri Sipil tersebut yang bisa melakukannya oleh karena itu
Pegawai Negeri tersebut di demosi. Tidak mesti karena melanggar membuat PNS
di demosi namun ada beberapa penyebab seperti apa yang sudah saya paparkan
tadi”55
Hasil wawancara di atas dapat dicermati bahwa penghargaan untuk setiap
pencapaian yang dilakukan oleh pegawai tersebut. Demosi yang dilakukan oleh
Kepegawaian Daerah Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi dilakukan karena adanya
pelanggaran yang artinya demosi yang dilakukan merupakan salah satu penerapan dari
penghukuman sebagaimana diatur dalam PP nomor 53 tahun 2011 yang didalamnya diatur
mengenai penurunan jabatan bagi PNS yang melakukan pelanggaran berat. Berdasarkan
Hasil wawancara Penulis dengan Bapak Septiadi Purba selaku Kabid mutasi di BKD
Muaro Jambi, sebagai berikut:
Setiap mutasi yang dilakukan pimpinan Instansi Pemerintahan mempunyai dasar dan
alasan yang jelas karena apabila muatasi tidak dilakukan dengan pertimbangan yang
jelas akan berdampak negatif bagi PNS itu sendiri. mutasi pegawai bisa berdampak
positif dan negatif maka untuk terhindar dari dampak negatif dalam melakukan
mutasi harus dengan pertimbangan-pertimbangan yang benar. Mutasi yang bersifat
Promosi dilakukan salah satunya dengan pertimbangan prestasi kerja pegawai yang
dapat berupa penghargaan karena selain pemberian satya lencana, salah satu bentuk
dari penerapan penghargaan adalah mutasi karean prestasi kerja yang baik dapat di
apresiasi dengan memberikan mutasi pada PNS itu sendiri. 56
54
Wawancara bersama Bapak Septiadi Purba selaku Kabbid mutasi di BKD Muaro Jambi,
12 Agustus 2019 55
Wawancara bersama Ibu Kurniati selaku SUBBID Mutasi ASN di BKD Muaro Jambi,
12 Agustus 2019 56
Wawancara bersama Bapak Septiadi Purba selaku Kabbid mutasi di BKD Muaro Jambi,
12 Agustus 2019
48
Dari hasil wawancara diatas penulis berpendapat bahwa penghargaan karena
prestasi kerja merupakan salah satu pertimbangan saat dilakukannya promosi jabatan di
BKD Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi.
Berdasarkan hasil wawancara Penulis dengan Ibu Kurniati selaku SUBBID Mutasi
ASN BKD Kabupaten Muaro Jambi menyatakan bahwa:
Dalam hal ini tentu saja telah banyak yang dilalui seperti telah beberapa tahun
menjabat sebagai kepala Bagian Kerjasama Sekretariat Daerah Pemerintahan
Kabupaten Muaro Jambi yang kemudian diamanahkan dan dipercayakan untuk
menjadi Kepala Badan Kepegawaian Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi yang
tentunya dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan seperti pendidikan,
kepangkatan, SKP, rekam jejak dan juga diklat- diklat yang sudah diikuti karena
semua butuh proses dan kerja keras sehingga saya bisa dipromosikan ke jabatan
yang sekarang.57
Beliau juga menambahkan bahwa dirinya dilantik pada 13 Februari 2015 bersama
PNS lain yang mendapatkan promosi jabatan. Promosi yang dilakukan kepada H. Baso
Amiruddin berpatokan pada PP Nomor 100 Tahun 2000 Pasal 5. Namun, pelaksanaan
mutasi di Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi tidak sepenuhnya berdasarkan pada
prestasi kerja pegawai tersebut. Karena Berdasarkan Hasil wawancara Penulis dengan
Bapak Septiadi Purba selaku Kabid mutasi di BKD Muaro Jambi, sebagai berikut:
Prinsip reward di badan kepegawaian disini adalah pegawai yang kerja ataupun
tidak kerja tetap mendapatkan penghargaan. Prinsip reward yang sebenarnya belum
diberlakukan disini dan baru akan merealisasikannya pada tahun ini dalam hal ini
kami masih belum melaksanakan reward berdasarkan prestasi kerja semua biasa
mendapatkan reward karena kami disini belum direalisasikan dan baru akan kami
lakukan tahun ini dan untuk tahun sebelumnya belum kami lakukan sistem
pemberian reward berdasarkan prestasi kerja atau hal-hal yang lain yang menjadi
syarat di promosikannya PNS. Semua kami pukul rata58
Dari pernyataan diatas maka penulis berpendapat bahwa penghargaan (reward)
yang dimaksudkan di BKD Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi adalah tidak
57
Wawancara bersama Ibu Kurniati selaku SUBBID Mutasi ASN di BKD Muaro Jambi,
12 Agustus 2019 58
Wawancara bersama Bapak Septiadi Purba selaku Kabbid mutasi di BKD Muaro Jambi,
12 Agustus 2019
49
berdasarkan pada prestasi kerja sehingga akan berpengaruh pada pelaksanaan mutasi.
Dalam pertimbangan melakukan mutasi di Badan Kepegawaian Pemerintahan Kabupaten
Muaro Jambi memang jelas salah satunya adalah penghargaan namun penghargaan dalam
hal ini yang dimaksudkan oleh Badan Kepegawaian Daerah Pemerintahan Kabupaten
Muaro Jambi diberikan kepada PNS baik itu memiliki prestasi kerja ataupun tidak
memiliki prestasi kerja, sehingga dapat memungkinkan terjadinya kesalahan dalam
penempatan PNS pada suatu jabatan. Penghargaan yang seharusnya diberikan kepada PNS
yang memiliki prestasi kerja yang baik tidak berpotensi mendapatkan penghargaan.
Sementara dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 dalam Pasal 82 Undang-undang
Nomor 5 Tahun 2014 menjelaskan bahwa PNS yang telah menunjukkan kesetiaan,
pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan
tugasnya dapat diberikan penghargaan.
Disiplin Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah peraturan yang mengatur
kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan-larangan
dilanggar oleh PNS. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil pada Pasal 7 diatur mengenai Tingkat dan jenis hukuman
disiplin. Salah satu jenis hukuman dalam Pasal tersebut adalah pemindahan dalam rangka
penurunan jabatan setingkat lebih rendah yang merupakan jenis hukuman disiplin berat.
Hasil wawancara Penulis dengan Ibu Kurniati selaku SUBBID Mutasi ASN BKD
Kabupaten Muaro Jambi menyatakan bahwa:
Demosi atau penurunan jabatan dilakukan karena beberapa alasan dan alasan itu
tidak harus pada saat pegawai melakukan pelanggaran, karena Demosi juga dapat
dilakukan karena adanya penyegaran organisasi yang memang pada dasarnya tidak
serta merta memilih pegawai secara acak untuk didemosi namun dengan melihat
SKP ataupun kinerja dari pegawai tersebut, tentu saja dalam hal ini kenerja PNS
menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya demosi jabatan PNS.
Pegawai yang mendapatkan penurunan jabatan atau demosi karena penghukuman
adalah pegawai yang melakukan pelanggaran berat yang telah di periksa oleh
Inspektorat lalu inspektorat memberikan rekomendasi sanksi atau penghukuman
50
untuk pegawai tersebut, Dalam hal ini tentu saja tidak serta merta langung
mendapatkan hukuman namun ada tahapan dan proses yang dilakukan sehingga
dapat dipertimbangkan sesuai dengan kesalahan yang dilakukan pegawai dan untuk
pegawai yang melakukan pelanggaran ringan hanya dilakukan pemanggilan
kemudian menanyakan alasan melakukan pelanggaran dan itu dilakukan oleh bidang
konseling di BKD.59
Dari hasil wawacara di atas dicermati bahwa demosi yang dilakukan Badan
Kepegawaian Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi dengan beberapa alasan-alasan dan
pertimbangan-pertimbangan. Demosi tidak selalu karena seorang Pegawai melakukan
pelanggaran karena demosi bisa juga terjadi apabila ada penyegaran organisasi.
Inspektorat sebagai pengawas dan pemeriksa terhadap pegawai yang melakukan
pelanggaran melakukan pemanggilan terhadap pegawai yang bersangkutan kemudian
memilih beberapa jenis sanksi yang akan diberikan kepada pegawai tersebut. Berdasarkan
hasil wawancara Penulis dengan Ibu Kurniati selaku SUBBID Mutasi ASN BKD
Kabupaten Muaro Jambi menyatakan bahwa:
Untuk pegawai yang dilaporkan melakukan pelanggaran pertama kami berikan surat
pemanggilan setelah itu ada ruangan khusus untuk menyakan hal-hal yang
bersangkutan dengan pelanggaran yang dicurigai dilakukan oleh pegawai tersebut
dan apabila terbukti melakukan pelanggaran kami membuat rekomendasi sanksi atau
penghukuman terhadap pegawai tersebut dan kemudian dalam hal ini Inspektorat
Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi untuk memilih jenis sanksi yang diberikan.
Untuk tahun 2017 ada lebih dari 40 orang yang kami periksa namun yang terbukti
melakukan pelanggaran itu hanya 24 orang saja karena tidak semua laporan yang
masuk kesini itu benar itulah alasannya mengapa kami melakukan pemeriksaan
terlebih dahulu.60
Beliau juga menambahkan bahwa Sanksi ataupun penghukuman yang harusnya
diberikan kepada ASN adalah pemanggilan untuk diberikan teguran secara lisan ataupun
tertulis sebagaimana Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Pasal 7 karena
jenis pelanggaran yang dilakukan adalah pelanggaran ringan yang seharusnya juga
59
Wawancara bersama Ibu Kurniati selaku SUBBID Mutasi ASN di BKD Muaro Jambi,
12 Agustus 2019 60
Wawancara bersama Ibu Kurniati selaku SUBBID Mutasi ASN di BKD Muaro Jambi,
12 Agustus 2019
51
mendapatkan sanksi ataupun penghukuman yang ringan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan mutasi ASN
yang Berstatus PNS di Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi dilaksanakan dengan
menginventarisir jabatan kosong melalui perhitungan pejabat yang akan mengalami
pensiun. Kemudian menyusun draft mentah dengan masukan yang diperoleh dari Kepala
SKPD lain maupun pimpinan yang bersifat instruktif dengan mengumpulkan bahan dan
data pendukung dari data kepegawaian. Setelah itu semua calon yang diusulkan sudah siap
BKD menjadwalkan rapat dengan anggota Baperjakat yang kemudian hasil dari rapat
tersebut diserahkan kepada Kepala Daerah selaku Pejabat Pembina Kepegawaian. Apabila
dalam hal ini Kepala Daerah menghendaki adanya suatu perubahan maka dilakukan
evaluasi kembali oleh BKD dan Baperjakat. Setelah evaluasi dilakukan diajukan kembali
kepada Kepala Daerah untuk pengesahan setelah itu BKD mempersiapkan acara
pelantikan, pengambilan sumpah dan serah terima jabatan.
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Mutasi Aparatur Sipil Negara di
Pemerintahan Kab. Muaro Jambi Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
1. Faktor Pendukung
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di lapangan maka penulis
menemukan hasil dalam hal faktor pendukung mutasi aparatur sipil negara di
Pemerintahan Kab. Muaro Jambi Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014, sebagai
berikut:
a. Melibatkan BKD
Keterlibatan Pegawai BKD dalam mutasi ASN merupakan bentuk dan cara dalam
mengambil bagian untuk menjadi subjek atau pelaku dalam pemberdayaan dan kenaikan
pangkat atau jabatan PNS, dalam kenaikan pangkat atau jabatan yang dibiayai oleh
52
anggaran dana PNS. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Kurniati Selaku SUBBID
Mutasi ASN BKD mengatakan bahwa:
Keterlibatan Pegawai BKD dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan kenaikan
pangkat atau jabatan yaitu melalui pengusulan kegiatan-kegiatan dan sampai
kepada swadaya BKD dalam pelaksanaan program-program pemberdayaan dan
juga kenaikan pangkat atau jabatan di PNS ini, semuanya bekerja dengan baik,
memang disatu sisi masih ada beberapa catatan yang harus terus kita perbaiki.
Sejauh ini Keterlibatan Pegawai BKD Kabupaten Muaro Jambi terus kita
upayakan agar semakin meningkat. 61
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa sebelum program-program
kenaikan pangkat atau jabatan direalisasikan atau dilaksanakan dari pemerintah BKD
Kabupaten Muaro Jambi senantiasa mengundang seluruh lapisan BKD yang ada di
Kabupaten Muaro Jambi ini untuk bersama-sama melakukan musyawarah rencana
kenaikan pangkat atau jabatan atau musrenbang. Di mana dalam musyawarah tersebut
selaku pemerintah BKD memberikan kesempatan kepada seluruh lapisan PNS untuk
menyampaikan aspirasi serta kebutuhan-kebutuhan yang nantinya akan menjadi program
kenaikan pangkat atau jabatan di Kabupaten Muaro Jambi yang akan direalisasikan.
Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara besama Bapak Septiadi Purba Selaku Kabbid
Mutasi BKD Kabupaten Muaro Jambi sebagai berikut:
Selaku pemerintah BKD Kabupaten Muaro Jambi telah melibatkan BKD dalam
kegiatan-kegiatan kenaikan pangkat atau jabatan. Namun tidak semua BKD dapat
terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan kenaikan pangkat atau
jabatan karena ketidaktahuan mereka mengenai program-program kenaikan
pangkat atau jabatan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah BKD.62
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa memang BKD diberi
kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya mengenai program yang cocok yang sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan untuk segala persoalan tentang ASN nya terutama program
61
Wawancara bersama Ibu Kurniati selaku SUBBID Mutasi ASN BKD Muaro Jambi, 6
Agustus 2019 62
Wawancara dengan Bapak Amri Purba Selaku Kabbid Mutasi BKD Kabupaten Muaro
Jambi, 6 Agustus 2019.
53
kenaikan pangkat atau jabatan infrastruktur yang dapat mendukung pekerjaannya.
Sebenarnya BKD mengetahui dilaksanakannya musyawarah rencana kenaikan pangkat
atau jabatan atau musrenbang. Namun, BKD cenderung lebih memilih untuk menjalankan
pekerjaan mereka masing-masing dibanding ikut langsung dalam musyawarah.
b. Penegakan Disiplin Kinerja
Melalui pembinaan disiplin, hal ini dimaksudkan agar para pegawai dalam
melaksanakan tugas sehari-harinya senantiasa patuh dan taat pada berbagai ketentuan yang
berlaku dan menunjukan prestasi kerja yang tinggi. Sebagaimana dapat dilihat dari
wawancara penulis bersama diungkapkan oleh Bapak Junaidi selaku Bendahara BKD
Kabupaten Muaro Jambi mengatakan bahwa:
Kita melakukan beberapa tahapan, ada beberapa upaya dan juga pendukung dalam
memberikan kewenangan berdasarkan UU, tentu harus dimulai dari dalam dulu.
Langkah yang diambil tentu harus dari perbaikan di dalam dulu. Dengan cara
menerapkan disiplin yang tinggi, tentu disiplin tanpa konsekuensi hukuman bagi
pelanggarnya tidak ada artinya. Untuk itu saya akan melalui beberapa tahap dalam
penerapannya, yang teguran, peringatan dan pemecatan. Itu telah berjalan dan telah
ada yang kena teguran.63
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, dalam menjalankan
kewenangan BKD berdasarkan Undang- undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang mutasi
ASN terhadap pangkat dan jabatan dengan baik baik maka BKD Kabupaten Muaro Jambi
berupaya menerapkan disiplin kerja yang tniggi, karena dengan disiplin yang tinggi akan
memberikan dampak positif pada kinerja dan juga pada PNS setempat. Selain itu pula,
disiplin yang tinggi dan memberikan hukuman bagi pelanggarnya pun telah diterapkan di
pemerintahan BKD Kabupaten Muaro Jambi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu
Kurniati Selaku SUBBID Mutasi ASN BKD mengatakan bahwa:
Berhubung peraturan sudah dijalankan, jadi kami harus mengikutinya. Apabila tidak
dijalankan dengan baik maka akan mendapatkan teguran dan sampai
pemberhentian. Memang tidak mudah mengubah prilaku orang yang biasa terlambat
menjadi disiplin. Namun karena ada konsekuensinya dari pelanggaran disiplin pun,
63
Wawancara bersama Bapak Junaidi selaku Bendahara BKD Kabupaten Muaro Jambi, 6
Agustus 2019
54
sebagian besar telah merubah perilaku di sini. Kepala BKD pun sudah memberikan
contoh baik dalam hal disiplin, sehingga kami selaku bawahan tentu harus
mengikuti pemimpin di sini.64
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, konsekuensi hubuman telah
memberikan efek jera pada pemerintahan BKD Kabupaten Muaro Jambi, sehingga
sebagian besar pegawai perangkat PNS telah merubah prilakunya masing-masing untuk
menerapkan kedisiplinan dalam diri mereka masing-masing. Terlebih lagi, kepala BKD
telah memberikan contoh yang positif pada jajaran pegawai.
Penulis menemukan bahwa dari hasil observasi pemeliharaan hubungan yang baik
dan kerjasama dengan para pegawai dapat memberikan efek yang positif terhadap
perangkat BKD. Untuk itu setiap pekerjaan harus ada reward and punishment-nya.
Termasuk perangkat atau aparat BKD misalnya saja dalam hal absensi, bahwa perangkat
BKD harus datang puku 07.00 WIB, yang dibuktikan dengan absensi, karena berbagai
fasilitas yang diterima perangkat BKD, juga semakin naik. Baik dari sisi pendapatan
maupun fasilitas yang lain. Sehingga kinerja mereka juga harus meningkat. Caranya
dengan membuat aturan supaya bisa dilaksanakan di lapangan. Sebagaimana dapat dilihat
dari wawancara penulis bersama Bapak Surya Kencana Selaku Kabid Kepangkatan BKD
Kabupaten Muaro Jambi, sebagai berikut:
Kalau dibilang upaya salah satunya disiplin di sini, sudah mulai ketat. Jadi yang
lambat-lambat itu tahu kalau dia salah dan kalau masih melanggar maka diberikan
sanksi. Untuk disiplin memang sudah ada perbaikan, dari yang sebelumnya waktu
saya ingin mengurus surat keterangan anak saya saja, harus nunggu jam setengah 10
baru rame kantor BKD sama para pegawainya, kalau jam 8 masih tutup. Sekarang
sudah ada perbaikan dari jam masuk kantor mereka dan jam pulang juga kadang
sudah sampai jam 3 an.65
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, BKD Kabupaten Muaro
Jambi telah mencoba untuk meninggkatkan kinerja mereka dengan cara berangkat dari jam
64
Wawancara bersama Ibu Kurniati selaku SUBBID Mutasi ASN BKD Muaro Jambi, 6
Agustus 2019 65
Wawancara dengan apak Surya Kencana Selaku Kaubbid Kepangkata BKD Kabupaten
Muaro Jambi, 6 Agustus 2019.
55
08.00 sampai jam 15.00 baru beranjak pulang, itu artinya perangkat BKD Kabupaten
Muaro Jambi telah memberikan perubahan, karena perubahan harus dimulai dari dalam
kantor BKD Kabupaten Muaro Jambi itu sendiri terlebh dahulu.
2. Faktor Penghambat
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di lapangan maka penulis
menemukan hasil dalam hal faktor penghambat mutasi aparatur sipil negara di
Pemerintahan Kab. Muaro Jambi Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014, sebagai
berikut:
a. Minimnya Keterlibatan Pegawai BKD
Keterlibatan Pegawai BKD dalam perkembangan dalam memberikan informasi
terhadap ASN, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan
yang dapat menyalurkan aspirasinya. Bila BKD tidak begitu terlibat dalam perkembangan
ASN maka akan terjadi ketidakselerasian antara perangkat ASN dan pegawai BKD.
Minimnya Keterlibatan Pegawai BKD di Kabupaten Muaro Jambi. BKD yang berperan
dalam kenaikan pangkat atau jabatan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Kurniati
Selaku SUBBID Mutasi ASN BKD mengatakan bahwa:
Dalam pemberian informasi yang kita lakukan oleh BKD kepada PNS masih
sangat minim, sehingga mengakibatkan mutasi PNS menjadi terhambat dan
lamban. Keterlibatan Pegawai BKD dalam hal kenaikan pangkat atau jabatan dan
pemberdayaan PNS. Demi harapan agar ada kerjasama antara BKD dan pegawai
pemerintahan dalam membangun PNS ini lebih baik lagi, namun mereka
terkadang memiliki kegiatan masing-masing yang mengakibatkan kurangnya
sosialisasi terhadap mutasi PNS.66
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, bentuk Keterlibatan
Pegawai BKD di Kabupaten Muaro Jambi masih tergolong rendah, namun dilain hal
perangkat BKD terus berupaya agar dapat meninjau kelengkapan dari ASN guna
mendapatkan kenaikan pangkat.. Berdasarkan hasil observasi penulis menemukan bahwa
66
Wawancara bersama Ibu Kurniati selaku SUBBID Mutasi ASN BKD Muaro Jambi, 6
Agustus 2019
56
kenaikan pangkat PNS merupakan hal yang penting di daerah Kabupaten Muaro Jambi,
sehingga ASN sangat memerlukan sosialisasi dari Pegawai BKD dalam kenaikan pangkat
atau jabatannya dan kenaikan pangkat PNS. Meskipun masih ditemui hanya beberpa
pegawai BKD yang ikut serta dalam kenaikan pangkat atau jabatan ASN, karena masih
terdapat unsur kekeluargaan. Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis bersama
diungkapkan oleh Bapak Junaidi selaku Bendahara BKD Kabupaten Muaro Jambi
mengatakan bahwa:
Sejauh ini yang telah kita alami dari tahun 2017 sampai tahun 2018 dan sekarang
masih saja ada beberapa BKD yang tidak mau ikut terlibat dalam kegiatan mutasi
dan pemberdayaan ASN. Kalaulah ada dukungan dari semua BKD ini, tentu
semuanya akan cepat dalam hal mutasi PNS. Makanya kami terus berupaya agar
BKD ikut berpartisipasi dalam kenaikan pangkat ASN, agar pemerintahan berjalan
dengan baik. Terlepas dari peran serta BKD kami juga berharap kepada
pemerintahan lainnya untuk menjalankan sistem pemerintahan yang baik, karena
dengan adanya mereka dapat memberikan masukan yang positif untuk kemajuan
dalam hal mutasi ASN.67
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, perlu adanya dukungan
dari BKD dalam mencapai kenaikan pangkat atau jabatan yang baik, perangkat ASN juga
bekerja sama dengan mahasiswa untuk memberikan masukan. Maka diperlukan dukungan
yang tinggi dari BKD serta keterlibatan dalam kenaikan pangkat atau jabatan PNS.
Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis bersama Bapak Surya Kencana Selaku
Kabbid Kepangkata BKD Kabupaten Muaro Jambi, sebagai berikut:
Sejauh ini Keterlibatan Pegawai BKD yang ada itu kalau mereka ingin
melaporkan tentang kenaikan pangkat atau jabatan dan juga pemberitahuan
tentang kenaikan pangkat atau jabatan yang akan diadakan. Untuk itu partisipasi
BKD yang ada mereka lakukan hanya pemberian informasi yang kurang
menyeluruh.68
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, Keterlibatan Pegawai
BKD terhadap proses kenaikan pangkat atau jabatan yang dilakukan perangkat ASN
67
Wawancara bersama Bapak Junaidi selaku Bendahara BKD Kabupaten Muaro Jambi, 6
Agustus 2019 68
Wawancara dengan apak Surya Kencana Selaku Kaubbid Kepangkata BKD Kabupaten
Muaro Jambi, 6 Agustus 2019.
57
Kabupaten Muaro Jambi dalam hal ini kurang menyeluruh dalam memeberikan tentang
kenaikan pangkat atau jabatan, dengan kata lain BKD kurang terlibat dalam sosialisai
ketika proses kenaikan pangkat atau jabatan, BKD tidak banyak yang turut ikut terlibat
sehingga kenaikain jabatan yang dilakukan BKD bisa dikategorikan terlambat.
Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara besama Bapak Septiadi Purba Selaku Kabid
Mutasi BKD Kabupaten Muaro Jambi sebagai berikut:
Kadang saya heran juga dengan sebagaian pegawai di BKD ini, mereka kadang
kalau mau mengadakan kegiatan besar seperti kenaikan pangkat, mereka aktif, tapi
sosialisasi dan pemberian informasi kepada ASN mereka kadang tidak ikut untuk
menyeleksi berkas pun mereka terkadang tidak ikut.. Hanya sebagian saja itu yang
ikut serta bekerja, sedangkan banyak BKD di sini sibuk dengan pekerjaanya
masing-masing.69
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, sebagian besar bentuk
kenaikan pangkat atau jabatan yang dilakukan oleh perangkat BKD tidak sesuai harapan
PNS dikarenakan yang terlibat dari mulai proses perencanaan hingga rampungnya suatu
kenaikan pangkat atau jabatan, BKD tidak ikut dalam kenaikan pangkat atau jabatan.
Seharusnya tahap partisipasi di sini BKD ikut andil dalam proses kenaikan pangkat atau
jabatan sudah dilakukan dari tahap perencanaan hingga selesainya proses kenaikan
pangkat atau jabatan.
b. Kemampuan BKD yang Terbatas
Terselenggaranya kegiatan pemerintah BKD dalam upaya kepengurusan mutasi
PNS maka akan mencapai target yang telah dicanangkan, namun bila sebaliknya justru
akan menjadi kendala yang berkepanjangan. Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara
penulis bersama Bapak Surya Kencana Selaku Kabid Kepangkata BKD Kabupaten Muaro
Jambi, sebagai berikut:
Kemampuan BKD yang ada di kantor PNS itu masih belum berjalan efektif dan
juga belum mampu menjawab keinginan BKD, ini disebabkan mereka itu masih
ada sangkut paut keluarga, jadi yang tidak memiliki kemampuan pun ikut bekerja
69
Wawancara dengan Bapak Amri Purba Selaku Kabbid Mutasi BKD Kabupaten Muaro
Jambi, 6 Agustus 2019.
58
di sana ditambah lagi dalam sistem administrasi masih ada yang mengandalkan
orang lain jadi semuanya itu biasa kita sebut ada orang dalam disana.70
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, kinerja perangkat
pegawai di BKD Kabupaten Muaro Jambi masih belum berjalan dengan baik, ini
dikarenakan terbatasnya BKD yang memahami dalam memberikan kewenangannya.
Sebagian besar dari mereka adalah pegawai lama yang masih butuh ilmu teknologi,
sehingga terjadi limpahan pekerjaan pada segelintir orang saja di kantor BKD Kabupaten
Muaro Jambi. Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara besama Bapak Septiadi Purba
Selaku Kabbid Mutasi BKD Kabupaten Muaro Jambi sebagai berikut:
Untuk saat ini kita memang mengalami permasalahan dalam hal BKD di sini,
sebagian ada yang sudah mau pensiun tapi karena ada unsur kekeluargaan yang
masih tetap di sini. Itu yang menjadi kendala di sini, hingga terkadang
perencanaan pembanguann itu tidak sesuai dengan prosedur yang benar, sehingga
berdampak kekenaikan pangkat atau jabatan yang tidak berjalan dengan baik. 71
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, BKD sangat memberikan
pengaruh terhadap kinerja perangkat PNS dalam membangun PNS lebih baik lagi, karena
dalam kenaikan pangkat atau jabatan PNS saat BKD nya terbatas maka akan berdampak
kepada kenaikan pangkat atau jabatan yang ada di PNS tersebut. Ini yang mendasari belum
efektif dan efisien kinerja dalam kenaikan pangkat atau jabatan PNS Kabupaten Muaro
Jambi.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat mutasi
aparatur sipil negara di pemerintahan Kab. Muaro Jambi Menurut Undang-Undang No. 5
Tahun 2014, minimnya Keterlibatan Pegawai BKD, di mana BKD seringkali tidak terlibat
dalam bergotong-royong membantu mutasi ASN dan kemampuan BKD yang terbatas, di
mana dalam pemberian pelayanan masih telihat lambat. Faktor pendukung mutasi aparatur
sipil negara di pemerintahan Kab. Muaro Jambi Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun
70
Wawancara dengan apak Surya Kencana Selaku Kaubbid Kepangkata BKD Kabupaten
Muaro Jambi, 6 Agustus 2019. 71
Wawancara dengan Bapak Amri Purba Selaku Kabbid Mutasi BKD Kabupaten Muaro
Jambi, 6 Agustus 2019.
59
2014 adalah melibatkan BKD, di mana mengajak seluruh lapisan BKD dengan surat
edaran dan penegakan disiplin kinerja, di mana sangsi akan dijatuhkan bagi yang
melanggar.
60
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang tinjauan yuridis tentang
mutasi aparatur sipil negara berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara di Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi, untuk itu secara khusus
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan mutasi ASN yang Berstatus PNS di Pemerintahan Kabupaten
Muaro Jambi dilaksanakan dengan menginventarisir jabatan kosong melalui
perhitungan pejabat yang akan mengalami pensiun. Kemudian menyusun draft mentah
dengan masukan yang diperoleh dari Kepala SKPD lain maupun pimpinan yang
bersifat instruktif dengan mengumpulkan bahan dan data pendukung dari data
kepegawaian. Setelah itu semua calon yang diusulkan sudah siap BKD menjadwalkan
rapat dengan anggota Baperjakat yang kemudian hasil dari rapat tersebut diserahkan
kepada Kepala Daerah selaku Pejabat Pembina Kepegawaian. Apabila dalam hal ini
Kepala Daerah menghendaki adanya suatu perubahan maka dilakukan evaluasi
kembali oleh BKD dan Baperjakat. Setelah evaluasi dilakukan diajukan kembali
kepada Kepala Daerah untuk pengesahan setelah itu BKD mempersiapkan acara
pelantikan, pengambilan sumpah dan serah terima jabatan.
2. Faktor penghambat mutasi aparatur sipil negara di pemerintahan Kab.
Muaro Jambi Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014, minimnya Keterlibatan
Pegawai BKD, di mana BKD seringkali tidak terlibat dalam bergotong-royong
membantu mutasi ASN dan kemampuan BKD yang terbatas, di mana dalam
pemberian pelayanan masih telihat lambat. Faktor pendukung mutasi aparatur sipil
negara di pemerintahan Kab. Muaro Jambi Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun
61
2014 adalah melibatkan BKD, di mana mengajak seluruh lapisan BKD dengan surat
edaran dan penegakan disiplin kinerja, di mana sangsi akan dijatuhkan bagi yang
melanggar.
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat disajikan oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Hendaknya para pegawai BKD ikut serta memantau tentang Mutasi di
Kabupaten Muaro Jambi.
2. Hendaknya semua pegawai BKD berpartisipasi dan berlomba untuk
menunjukkan kinerja yang terbaik.
3. Hendaknya mutasi ASN dilakukan secara terbuka dan juga dalam
memberikan informasi mutasi dapat diakses oleh seluruh ASN.
62
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Burhanuddin, dan A Tayib Napis, Administrasi Kepegawaian: Suatu Tinjauan
Analitik, Jakarta: Pradnya Paramita, 2010.
Carver, dan Clatter Black, Negara Satu, Satu Negara, Tinjauan Teoritis), Bogor:
Masjuin, 2005.
Gita Herni Saputri, Implementasi Aparatur Sipil Negara Dalam Lingkup Satuan
Kerja Perangkat Daerah.
Musanef, Manajemen Kepegawaian Indonesia, Jakarta: Gunung Agung, 2010.
Martinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan
Kuantitatif, Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipayung, 2009.
Ninggolan, Pembina Pegawai Negeri Sipil, Jakarta.
Soewarno Handaya Ningrat, Negara: pemerintahan dan aparaturnya, Bogor: CV.
Ananda, 2002,
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta,
2009.
Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT. Grafindo, 2006.
Siagran, Bondang P, Peran Pemuda Bingkai Pembangunan Desa, Jakarta: Rianeka
Cipta, 2008.
Sharan B. Merriam, Rualitative Research and Case Study Applications in
Education, New York City, 1998.
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS
Jambi, 2012.
Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011.
Wasistiana, Melenisik Kemampuan Negara Mengelola Aparatur Publik, Bandung:
PT. Nusantara Samudra, 2008, tanpa halaman.
63
B. Perundang-Undangangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Undang-Undang tentang otonomi daerah ini merupakan revisi terhad
Undang-Undang Nomor 22 dan Nomor 25 Tahun 1999
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara di Pemerintahan
Kabupaten Muaro Jambi
C. Lain-Lain
Akhyar Effendi, “Manajemen Pegawai Negeri Sipil yang Efektif”, Jurnal
Manajemen sumberdaya, 2011.
Dirk Malaga Kusuma, “Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Pns) Di Kantor Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Kutai Timur”, Journal Administrasi
Negara, 2013.
Heri Iskandar, Kewenangan Penjabat Bupati Dalam Melakukan Mutasi Pegawai Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 49 Tahun 2008 Tentang Perubahan Ke Tiga Peraturan Pemerintah
Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Studi Di
Pemerintah Kabupaten Melawi), Tesis.
John Wahyudi, “Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Kajian Pra Implementasi
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi
Kerja PNS Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Barito Timur)”, Jurnal
Administrasi Publik dan Birokrasi Vol. 1 No. 3, 2014.
Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, Jakarta: Bumi Aksara, 2003),
hlm. 143.
Rafika Hariadna Abdullah syeban Attamimi, “Tinjaun Yuridis Pelaksanaan
Penjatuhan Sanksi Administrasi Terhadap Pelanggaran Disiplin Pegawai
Negeri Sipil Di Pemerintah Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi”,
Skripsi Universitas hasanuddin Makassar, dengan judul 2016.
64
Sarajevi Govina, “Optimalisasi Sistem Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil
Terkait Kebijakan Remunerasi (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1
Malang)”, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2012.
Susana Andi Meyrina, Implementasi Peningkatan Kinerja Melalui Merit Sistem
Guna Melaksanakan Undang-Undang ASN No. 5 Tahun 2014 Di
Kementerian Hukum dan HAM, JIKH Vol.10 No. 2 Juli 2016.
Titin Dwi Indrayani, Studi Tentang Pengembangan Sumber Daya Aparatur di
Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDDA Kota
Samarinda), E Journall Ilmu pengetahuan, 3 (2) 2015 : 989-1003 ISSN
0000-000, e Journal.ipfisip-unmul.ac.id.
65
DAFTAR INFORMAN
No Nama Jabatan
1 Bapak Septiadi
Purba Kabbid mutasi di BKD Muaro Jambi
2 Ibu Kurniati SUBBID Mutasi ASN di BKD Muaro Jambi
3 Bapak Amri Purba Selaku Kabbid Mutasi BKD Kabupaten Muaro Jambi
4 Bapak Junaidi Bendahara BKD Kabupaten Muaro Jambi
5 Surya Kencana Selaku Kaubbid Kepangkata BKD Kabupaten Muaro Jambi
66
DOKUMENTASI
67
68
69
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Informasi Diri
Nama : M. AMIN
Jenis Kelamin : Laki-Laki
NIM : SPI 152216
Alamat : Desa Berembang
No. Telp/HP : 05274273490
Nama Ayah : Hasan Putro (alm)
Nama Ibu : Aminah
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD N 1 Sengeti : Tahun 1995
b. MTS Sengeti : Tahun 1998
c. SMK Muhammadiah : Tahun 2001
d. UIN STS Jambi : Tahun 2019
2. Pendidikan Non-Formal
a. Kursus Komputer di Jambi