i
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI UMUR 13 - 19
TAHUN TENTANG RESIKO PERNIKAHAN DINI
DI DESA GANTIWARNO, MOJOKERTO,
KEDAWUNG, SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
ELIV YUDO WATI
NIM B.12 124
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI UMUR 13 – 19
TAHUN TENTANG RESIKO PERNIKAHAN DINI
DI DESA GANTIWARNO, MOJOKERTO,
KEDAWUNG, SRAGEN
Diajukan oleh :
Eliv Yudo Wati
NIM B.12 124
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal : Juni 2015
Pembimbing
(IKA BUDI WIJAYANTI, SST.,M.Sc)
NIK. 200680024
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI UMUR 13 – 19
TAHUN TENTANG RESIKO PERNIKAHAN DINI
DI DESA GANTIWARNO, MOJOKERTO,
KEDAWUNG, SRAGEN
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh:
Eliv Yudo Wati
B.12 124
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal Juni 2015
PENGUJI I PENGUJI II
(Anis Nurhidayati, S.ST.,M. Kes) (Ika Budi Wijayanti, SST.,M.Sc)
NIK. 200685025 NIK. 200680024
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
(Retno Wulandari, S.ST)
NIK 200985034
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
: ”Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Umur 13 – 19 Tahun Tentang Resiko Pernikahan
Dini di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun
dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari
Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma
Husada Surakarta.
3. Ibu Ika Budi Wijayanti, SST.,M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Sulistyo Budi Wiyanto, selaku Kepala Desa Gantiwarno, Mojokerto,
Kedawung, Sragen yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis untuk
mengadakan penelitian.
5. Remaja Putri di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen yang telah
bersedia untuk menjadi Responden.
6. Orang Tua saya yang selalu memberi dukungan.
7. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
atas segala bantuan yang telah diberikan.
v
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Surakarta, Juni 2015
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
KaryaTulis Ilmiah, Juni 2015
Eliv Yudo Wati
12. 124
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI UMUR 13 – 19 TAHUN
TENTANG RESIKO PERNIKAHAN DINI DI DESA GANTIWARNO
MOJOKERTO KEDAWUNG SRAGEN
TAHUN 2015
xv + 46 halaman + 17 lampiran + 6 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Pernikahan dini menyebabkan komplikasi pada kehamilan dan
persalinan antara lain anemia, perdarahan, partus macet, abortus, kematian pada ibu dan
bayi. Pernikahan dini juga berakibat stress pada remaja karena belum memiliki kesiapan
secara mental, fisik dan ekonomi. Hasil studi pendahuluan di Desa Gantiwarno pada
tanggal 26 Oktober 2014 terhadap 15 remaja putri dengan hasil 9 (60%) remaja putri
tidak mengerti tentang resiko pernikahan dini dan 6 (40%) remaja putri sudah mengerti
tentang resiko pernikahan dini.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri umur 13 – 19 tahun tentang
resiko pernikahan dini.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian
diambil di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen pada tanggal 24 Mei 2015.
Jumlah responden sebanyak 35 orang., dengan tehnik pengambilan sampel yaitu sampling
jenuh. Alat pengumpulan data yaitu dengan kuesioner, sedangkan untuk analisa data
dilakukan menggunakan univariat.
Hasil Penelitian : Pengetahuan remaja putri umur 13 – 19 tahun tentang resiko
pernikahan dini sebanyak 23 responden (66%) berpengetahuan cukup, 7 responden (20%)
berpengetahuan kurang, serta 5 responden (14%) berpengetahuan baik.
Kesimpulan : Dari penelitian didapatkan pengetahuan remaja putri umur 13 – 15 tahun di
Desa Gantiwarno Mojokerto Kedawung Sragen berpengetahuan cukup yaitu 23
responden (66 %) dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan pengetahuan yang masih
minim.
Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja Putri, Dampak Penikahan Dini.
Kepustakaan : 20 literatur (Tahun 2009 s/d 2014).
vii
MOTTO
ü Kesalahan adalah jalan mencapai keberhasilan, bermula dari kesalahan maka
sesungguhnya seseorang akan belajar untuk menjadi yang lebih baik di kemudian
hari (penulis).
ü Manusia tidak merancang untuk suatu kegagalan, tetapi dari kegagalan manusia
dapat merancang sesuatu yang bermanfaat (penulis).
ü Satu kepastian beribu kebahagiaan (Handayani).
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah
ini penulis persembahkan untuk :
1. Ayah dan Ibu tercinta terimakasih atas doa
dan cinta kasihnya selama ini.
2. Adikku tersayang Ety dan Ihsan yang selalu
mendukung dan memberikan suport.
3. Seseorang yang selalu memberikan
semangat Rahmad Wijayanto.
4. Teman – teman terbaikku yang membantu
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
”nur, kiki, soimah, tika, Dwi, fitri”.
5. Teman – teman seperjuangan di STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
6. Almamater tercinta.
viii
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama : Eliv Yudo Wati
Tempat / tanggal lahir : Kotawaringin Timur, 10 September 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Gantiwarno RT 10, Mojokerto, Kedawung, Sragen
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD N Mojokerto 1 LULUS TAHUN 2006
2. SMP N 4 SRAGEN LULUS TAHUN 2009
3. MA N 1 SRAGEN LULUS TAHUN 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv
ABSTRAK .............................................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................................... vii
CURICULUM VITAE ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI............................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ................................................................................. 8
1. Pengetahuan ............................................................................. 8
a. Pengertian ........................................................................ 8
b. Cara memperoleh pengetahuan ........................................ 8
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan .......... 9
d. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif .............. 10
2. Remaja ..................................................................................... 12
a. Pengertian ........................................................................ 12
b. Perubahan fisik remaja ..................................................... 14
c. Perkembangan jiwa pada remaja dan tugasnya................ 16
d. Proses tumbuh kembang .................................................. 18
3. Pernikahan ............................................................................... 21
x
a. Pengertian ........................................................................ 21
b. Pernikahan dini ................................................................ 22
c. Dampak pernikahan dini .................................................. 23
d. Penanganan pernikahan dini ............................................ 24
4. Kerangka teori ......................................................................... 26
5. Kerangka Konsep Penelitian ................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................... 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 28
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ....................... 29
D. Instrumen Penelitian ........................................................................ 30
E. Tehnik Pengumpulan Data .............................................................. 32
F. Variable Penelitian .......................................................................... 33
G. Definisi Opeasional ......................................................................... 33
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data............................................. 34
I. Etika Penelitian ............................................................................... 36
J. Jadwal Penelitian ............................................................................. 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ............................................................................ 38
B. Hasil Penelitian ............................................................................... 38
C. Pembahasan ..................................................................................... 39
D. Keterbatasan .................................................................................... 41
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 43
B. Saran ................................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi – kisi kuesioner ............................................................................. 32
Tabel 3.2 Definisi Operasional .......................................................................... .... 33
Tabel 4.1 Hasil Peneltitian ................................................................................. .... 39
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori........................................................................................ 26
Gambar 2.2 Kerangka Konsep .................................................................................... 27
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2. Surat Permohonan Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat permohonan Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validiras dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan dari Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Responden
Lampiran 9. Informed consent
Lampiran 10. Kuesiner dan Jawaban
Lampiran 11. Data Tabulasi Kuesioner
Lampiran 12. Hasil Uji Validitas
Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 14. Hasil Penelitian Pengetahuan Remaja Umur 13 – 19 Tahun Tentang
Resiko Pernikahan Dini
Lampiran 15. Penghitungan Hasil Penelitian
Lampiran 16. Dokumentasi Hasil Penelitian
Lampiran 17. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa remaja,
merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan
individu dan transisi kearah perkembangan masa dewasa yang sehat. Pada
masa ini terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri – ciri seks sekunder,
tercapai fertilitas, dan perubahan – perubahan psikologis serta kognitif,
karena mereka telah memiliki keinginan untuk bebas menentukan nasib
sendiri (Mansur, 2014).
Pemahaman remaja akan kesehatan reproduksi menjadi bekal remaja
dalam berperilaku sehat dan bertanggung jawab. Keterbatasan pengetahuan
dan pemahaman ini dapat membawa remaja kea rah perilaku beresiko. Dalam
hal inilah perlu adanya pengertian, bimbingan, dan dukungan dari lingkungan
disekitarnya agar dalam system perubahan tersebut terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang sehat sedemikian rupa sehingga kelak remaja
menjadi manusia dewasa yang sehat secara jasmani, rohani, dan social
(Kumalasari, 2012).
Masalah remaja dengan alat reproduksinya kurang mendapat perhatian
karena umur relatif muda, sehingga seolah – olah bebas dari kemungkinan
menghadapi masalah. Terbukti bahwa remaja yang sedang mencari identitas
diri sangat mudah menerima informasi berkaitan dengan masalah fungsi alat
2
reproduksinya, sehingga cenderung menjurus kearah pelaksanaan hubungan
seksual yang semakin bebas. Dengan demikian penyakit hubungan seks
sebagai titik awal terjadinya kehamilan remaja, yang sebagian besar tidak
dikehendaki. Kehamilan menimbulkan situasi yang serba salah dan
memberikan tekanan batin (stres) yang disebabkan oleh kehamilan remaja
sulit diterima keluarga, masyarakat dan cenderung menyalahkan remaja yang
dianggap tidak menjaga diri dalam pergaulan (Manuaba dkk, 2009).
Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, untuk
Angka Kematian Ibu (AKI) 359 per 100.000 kelahiran hidup. Dengan
tingginya fertilitas pada usia remaja, ini akan menimbulkan kerentanan
terhadap resiko kematian ibu saat melahirkan. Melahiran dalam usia remaja
dengan pemahaman terhadap kesehatan reproduksi yang masih labil, akan
menimbulkan resiko besar terhadap kematian. Hal ini menjadi alasan kenapa
AKI meningkat cukup signifikan dan menegaskan semua upaya pemerintah
untuk menurunkan AKI (Budiantoro, 2013).
Penyebab kematian Ibu sejak dahulu tidak banyak berubah, yaitu
perdarahan (25 %), sepsis (12%), hipertensi ( 12%), partus macet (8%),
abortus (13%), dan sebab – sebab lain (8%) (Prawirohardjo, 2009). Sebanyak
10% kehamilan remaja umur 15 – 19 tahun akan meningkatkan resiko
kematian dua hingga empat kali lebih tinggi dibandingkan usia lebih dari 20
tahun. Demikian pula dengan resiko kematian bayi , 30% lebih tinggi pada
ibu usia remaja, dibandingkan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu usia 20
tahun atau lebih. Hal inilah yang menyebabkan remaja perempuan rentan
3
terhadap kematian maternal, kematian anak dan bayi aborsi tidak aman, IMS,
dan kekerasan / pelecehan seksual (Widyastuti dkk, 2009).
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 26
Oktober 2014 di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen di
dapatkan data jumlah remaja putri umur 13 – 19 tahun sebanyak 43 orang,
diantaranya ada 8 orang yang sudah menikah dan ada 35 orang yang belum
menikah. Selanjutnya dilakukan wawancara terhadap 15 remaja putri dengan
hasil 9 (60 %) remaja putri tidak mengerti tentang dampak pernikahan dini
dan 6 (40 %) remaja putri sudah mengerti tentang dampak pernikahan dini.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari remaja putri umur 13 – 19 tahun
di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen. Berdasarkan informasi
dari masyarakat setempat apabila setelah lulus SD boleh menikah, karena
pendidikan dianggap tidak penting.
Berdasarkan kondisi diatas maka penulis dalam penelitian ingin
mengetahui lebih lanjut mengenai pengetahuan remaja putri umur 13 – 19
tahun tentang resiko pernikahan dini di Desa Gantiwarno, Mojokerto,
Kedawung, Sragen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis ingin meneliti “Bagaimana
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Umur 13 – 19 Tahun Tentang Resiko
Pernikahan Dini di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen?”.
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri umur 13 – 19 tahun
tentang resiko pernikahan dini di desa Gantiwarno, Mojokerto,
Kedawung, Sragen.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri umur 13 – 19 tahun
tentang resiko pernikahan dini di desa Gantiwarno, Mojokerto,
Kedawung, Sragen dengan kategori baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri umur 13 – 19 tahun
tentang resiko pernikahan dini di desa Gantiwarno, Mojokerto,
Kedawung, Sragen dengan kategori cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri umur 13 – 19 tahun
tentang resiko pernikahan dini di desa Gantiwarno, Mojokerto,
Kedawung, Sragen dengan kategori kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan yang lebih
luas khususnya mengenai resiko pernikahan dini.
5
2. Bagi Peneliti
Melatih kemampuan peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan
yang telah di dapat di institusi pendidikan yaitu metodologi penelitian
statistik sebagai wahana penelitian tingat pengetahuan remaja putri umur
13 – 19 tahun tentang resiko pernikahan dini.
3. Bagi Institusi
a. Masyarakat
1) Penelitian ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi remaja
putri umur 13 – 19 tahun di desa Gantiwarno, Mojokerto,
Kedawung, Sragen sehingga mereka menyadari pentingnya
pengetahuan tentang resiko pernikahan dini.
2) Memberikan masukan dalam program peningkatan pengetahuan
tentang resiko pernikahan dini.
b. Institusi Akademik
Menambah referensi perpustakaan dan sebagai sumber bacaan
tentang resiko pernikahan dini.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang berhubungan dengan “Tingkat pengetahuan remaja putri
umur 13 – 19 tahun tentang resiko pernikahan dini” pernah dilaksanakan
oleh:
1. Putri Lestari (2013), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Resiko Pernikahan Dini di Desa Jekawal, Tangen, Sragen”.
6
Penelitian ini menggunakan survey deskriptif kuantitatif dengan sampling
jenuh. Hasil penelitian dari 50 responden menunjukkan bahwa
pengetahuan remaja tentang resiko pernikahan dini sebagian besar masuk
dalam kategori cukup sebanyak 35 responden (70%), kategori kurang
sebanyak 8 responden (16%), dan kategori baik sebanyak 7 responden
(14%).
2. Erma Yanti (2012), program studi D-III Kebidanan fakultas keperawatan
dan kebidanan Universitas Prima Indonesia Medan dengan judul
“Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Resiko Perkawinan Dini
dalam Kehamilan di Keurahan Tanjung Gusta Lingkungan II Kecamatan
Medan Helvetia”. Peneliti ini menggunakan survey deskriptif dengan
accidental sampling. Hasil penelitian dari 30 responden menunjukkan
bahwa gambaran pengetahuan remaja putri tentang resiko perkawinan
dini dalam kehamilan di lingkungan II kelurahan Tanjung Gusta Medan
tahun 2012 sebagian besar dalam kategori kurang sebanyak 16 responden
(53 %), kategori cukup sebanyak 9 responden (30%), dan kategori baik
sebanyak 5 responden (17%).
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada subyek, waktu, lokasi serta
hasil penelitian. Sedangkan persamaan dengan penelitian ini yaitu
menggunakan survey deskriptif.
7
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni : indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior)
(Notoadmojo, 2011).
b. Cara Memperoleh Pengetahuan
Beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan (Wawan, 2011)
yaitu :
1) Cara coba salah (Trial and Error)
Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila
kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba, kemungkinan
yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
9
2) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin –
pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama,
pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang
menerima, mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang
mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau
membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris
maupun penalaran sendiri.
3) Berdasarkan pengalaman pribadi
Upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Wawan (2011), faktor – faktor yang mempengaruhi
pengetahuan di bedakan menjadi dua yaitu:
1) Faktor internal
a) Pendidikan
Bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain yang menentukan manusia untuk
berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai
keselamatan dan kebahagiaan. Pada umumnya makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.
10
b) Pekerjaan
Keburukan yang harus dilakukan untuk menunjang
kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah
sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara
mencari nafkah yang membosankan, berulang, banyak
tantangan dan kegiatan yang menyita waktu.
c) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja.
2) Faktor eksternal
a) Faktor lingkungan
Seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku orang atau kelompok.
b) Sosial budaya
System sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
d. Tingkat pengetahuan di dalam Domain Kognitif
Menurut Notoadmojo (2011), pengetahuan yang di cakup
dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat, yakni :
11
1) Tahu (know)
Mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang sudah
diterima.
2) Memahami (comprehension)
Kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang
diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara
benar.
3) Aplikasi (application)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain.
4) Analisis (analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke
dalam komponen – komponen, tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
5) Sintesis (synthesis)
Kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian –
bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
12
6) Evaluasi (evaluation)
Kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi
atau obyek. Penilaian – penilaian itu berdasarkan suatu kriteria
yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria – kriteria
yang telah ada.
2. Remaja
a. Pengertian Remaja
Remaja atau “adolescense” yang berarti tumbuh ke arah
kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya
kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan
psikologis. Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh
adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yakni
antara usia 10 – 19 tahun, adalah suatu periode masa pematangan
organ reproduksi manusia, dan sering di sebut masa pubertas
(Widyastuti dkk, 2009).
Remaja adalah suatu masa dimana :
1) Individu berkembang dari saat dia pertama kali menunjukkan
tanda – tanda seksual sekundernya sampai saat mencapai
kematangan seksual.
2) Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola
identifikasi dari kanak – kanak menjadi dewasa.
3) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial – ekonomi yang
penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
13
(Sarwono, 2013).
Masa remaja dibedakan dalam :
1) Masa remaja awal : 10 – 12 tahun
2) Masa remaja tengah : 13 – 15 tahun
3) Masa remaja akhir : 16 – 19 tahun
(Widyastuti dkk, 2009).
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak – anak ke
dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis tetapi juga fisik.
Bahkan perubahan – perubahan fisik yang terjadi itulah yang
merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan
perubahan – perubahan psikologis muncul antara lain sebagai
akibat dari perubahan – perubahan fisik itu (Sarwono, 2013).
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak – kanak
menuju masa dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan
yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga memengaruhi
terjadinya perubahan – perubahan perkembangan, baik fisik,
mental, maupun peran sosial (Kumalasari, 2012). Masa remaja
adalah masa yang penuh dengan kegoncangan, taraf mencari
identitas diri dan merupakan periode yang paling berat
(Marmi, 2013).
Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa
topan badai dan stress (storm and stress). Karena mereka telah
memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri, kalau
14
terarah dengan baik maka ia akan menjadi seorang individu yang
memiliki rasa tanggung jawab, tetapi kalau tidak terbimbing maka
bisa menjadi seorang yang tidak memiliki masa depan dengan baik
(Proverawati, 2009).
b. Perubahan Fisik Remaja
Perubahan fisik dalam masa remaja merupakan hal yang sangat
penting dalam kesehatan reproduksi, karena pada masa ini terjadi
pertumbuhan fisik yang sangat cepat untuk mencapai kematangan,
termasuk organ – organ reproduksi sehingga mampu melaksanakan
fungsi reproduksinya (Marmi, 2013).
1) Tanda – tanda seks primer
Pada remaja wanita sebagai tanda kematangan organ
reproduksi adalah ditandai dengan datangnya menstruasi
(menarche). Menstruasi adalah proses peluruhan lapisan dalam
atau endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah
dari uterus melalui vagina. Hal ini berlangsung terus sampai
menjelang masa menopause yaitu ketika seorang berumur
sekitar 40 – 50 tahun (Kumalasari, 2012).
2) Tanda – tanda seks sekunder
a) Rambut
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya
remaja laki – laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi
setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu
15
ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid.
Semua rambut kecuali rambut wajah mula – mula lurus dan
terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih
kasar, lebih gelap dan agak keriting.
b) Pinggul
Pinggul menjadi berkembang, membesar dan membulat.
Hal ini sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan
berkembangnya lemak di bawah kulit.
c) Payudara
Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar
dan puting susu menonjol. Hal sesuai pula dengan
berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga
payudara menjadi lebih besar dan bulat.
d) Kulit
Seperti halnya laki – laki juga menjadi lebih kasar, lebih
tebal, pori – pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan
laki – laki kulit pada wanita tetap lebih lembut.
e) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.
Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.
Kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama
masa haid.
16
f) Otot
Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan
kuat. Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai
kaki.
g) Suara
Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi
pada wanita.
(Widyastuti, 2009).
c. Perkembangan jiwa pada remaja dan tugasnya
1) Perkembangan remaja
Seiring dengan tumbuh dan kembangnya seorang individu,
dari masa anak – anak sampai dewasa, individu memiliki tugas
masing – masing pada setiap tahap perkembangannya. Tugas
yang dimaksud pada setiap tahap perkembangan adalah setiap
tahapan usia, individu tersebut mempunyai tujuan untuk
mencapai suatu kepandaian, ketrampiln, pengetahuan, sikap
dan fungsi tertentu sesuai dengan kebutuhan pribadi
(Kumalasari, 2012).
Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat
perlu mengenal perkembangan remaja serta cirri – cirinya.
Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang
waktu) remaja ada tiga tahap, yaitu :
17
a) Masa remaja awal (10 – 12 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman
sebaya.
2) Tampak dan merasa ingin bebas.
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan
keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal
(abstrak).
b) Masa remaja tengah (13 – 15 tahun)
1) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri.
2) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada
lawan jenis.
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam.
4) Kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) makin
berkembang.
5) Berkhayal mengenai hal – hal yang berkaitan dengan
seksual.
c) Masa remaja akhir (16 – 19 tahun)
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
3) Memiliki citra (gambaran, kaedaan, peranan) terhadap
dirinya.
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta.
5) Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.
18
(Widyastuti, 2009).
2) Tugas – tugas perkembangan masa remaja menurut Janiwarty
(2013), yaitu :
a) Menerima fisiknya sendiri.
b) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur
– figur yang mencapai otoritas.
c) Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan
belajar bergaul dengan teman sebaya dan orang lain, bak
secara individu maupun kelompok.
d) Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
e) Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan
terhadap kemampuannya sendiri.
f) Memperkuat self – control (kemampuan mengendalikan
diri) atas dasar skala nilai, prinsip atau falsafah hidup.
g) Mampu meninggalkan reaksi, penyesuaian diri, perilaku
dan sikap kekanak – kanakan.
d. Proses tumbuh kembang
Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang
terjadi sejak di dalam kandungan dan terus berlangsung samai
dewasa. Menurut Proverawati (2009), proses tumbuh kembang
remaja ada sembilan tahap yaitu:
19
1) Perkembangan fisik
Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri – ciri fisik
berhubungan erat dengan mulainya pubertas. Pencapaian
kematangan seksual pada gadis remaja ditandai oleh kehadiran
menstruasi. Hormon – hormon utama yang mengatur
perubahan ini adalah estrogen.
2) Pertumbuhan tinggi badan, tulang dan gigi
Selama pubertas terjadi akselerasi pertumbuhan tinggi badan
yang mendadak yang disebut pacu tumbuh (height spurt). Pada
remaja perempuan kecepatan pertumbuhan maksimal dicapai 6
– 12 bulan sebelum menarche. Untuk pertumbuhan tulang
gambaran yang paling dini dan penting pada remaja perempuan
adalah pertumbuhan pada lebar panggul selama pubertas.
3) Pertumbuhan berat badan
Pada remaja perempuan saat memasuki masa pubertas berat
badan mencapai kira – kira 60 % berat dewasa. Mencapai
puncak kecepatan berat badan sekitar 8 kg/ tahun. Pertumbuhan
otot menjadi 3 – 6 bulan setelah pacu tumbuh berat badan.
Remaja membutuhkan nutrisi lebih dibandingkan dengan pada
waktu anak – anak.
4) Pertumbuhan otot
Semua otot mengalami pertumbuhan selama masa pubertas.
Penambahan kekuatan otot terjadi pada pubertas akhir.
20
Meningkatnya kekuatan otot berhubungan erat dengan tingkat
kematangan seksual.
5) Pertumbuhan jaringan lemak
Pada remaja perempuan terjadi penambahan lemak yang
kontras selama masa pubertas. Akumulasi lemak terjadi pada
anggota gerak maupun tubuhnya, terutama tubuh bagian bawah
dan paha bagian belakang.
6) Pertumbuhan organ reproduksi
Pada remaja perempuan tanda pubertas pertama pada umumnya
adalah pertumbuhan payudara, yaitu terdiri dari penonjolan
putting disertai pembesaran daerah areola (usia sekitar 12
tahun). Menstruasi pertama (menarche) terjadi pada stadium
lanjut dari pubertas dan sangat bervariasi tiap individu (rata –
rata usia 10,5 – 15,5 tahun), pertumbuhan rambut pada pubis
(usia 11 – 15 tahun).
7) Perkembangan intelektual
Tidak ada perubahan dramatis dalam fungsi intelektual selama
masa remaja. Masa remaja adalah awal dari tahap pikiran
formal operasional, yang mungkin dapat dicirikan sebagai
pemikiran yang melibatkan logika pengurangan atau deduksi.
21
8) Perkembangan seksual
Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggung
jawab atas munculnya dorongan seks. Terlepas dari
keterlibatan dalam aktifitas seksual beberapa remaja tidak
tertarik pada metode keluarga berencana atau gejala Penyakit
Menular Seksual (IMS).
9) Perkembangan emosional
Masa remaja sangat rawan dengan stress emosional yang
timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi
sewaktu pubertas. Tugas psikososial remaja adalah untuk
tumbuh dari orang yang tergantung menjadi orang yang tidak
tergantung. Kehadiran masalah emosional tersebut bervariasi
pada setiap remaja.
3. Pernikahan
a. Pengertian
Pernikahan adalah ikatan batin antara pria dan wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
(Marmi, 2014). Lambang disepakatinya suatu perjanjian (akad)
antara seorang laki – laki dan perempuan (dalam masyarakat
tradisional hal itu juga berarti perjanjian antara keluarga), atas
dasar hak dan kewajiban yang setara dengan kedua pihak
(Kumalasari, 2012).
22
Pernikahan merupakan panggilan dan kebutuhan psikologis
karena didalamnya terkandung cinta sekaligus tanggung jawab
yang terikat dalam hukum agama, negara dan sosial yang
membentuk hubungan kekerabatan dalam pranata budayanya. Jadi,
dalam pernikahan ada unsur legalitas penyatuan antara laki – laki
dan perempuan. Dengan demikian, pernikahan merupakan
penyatuan antara dua mitra yang memiliki obligasi berdasarkan
pada kesamaan minat pribadi dan kegairahan (Janiwarty, 2013).
Pernikahan merupakan peristiwa yang sakral, yang masih tetap
menjungjung tinggi nilai adat dan agama yang beraneka ragam.
Melalui pernikahan diharapkan dapat membangun keluarga yang
aman, damai, sejahtera, dan bahagia. Sehingga pertumbuhan dan
perkembangan generasi penerus dengan kualitas sumberdaya
manusia yang handal, untuk mampu berkompetisi diantara bangsa
di dunia (Manuaba, 2009).
b. Pernikahan Dini
Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan bila umur
pria kurang dari 21 tahun dan umur perempuan kurang dari 19
tahun (Kumalasari, 2012). Pernikahan yang dilakukan anak
perempuan di bawah usia 16 tahun dan anak laki – laki dibawah
usia 19 tahun (Janiwarty, 2013).
Pernikahan dini diartikan pernikahan yang pelakunya masih
muda dan belum bisa memenuhi persyaratan – persyaratan yang
23
telah ditentukan melakukan pernikahan. Sebagai sebuah nama yang
lahir dari komitmen moralitas dan keilmuan yang sangat kuat dan
sebagai bentuk solusi alternatif (Janiwarty, 2013).
c. Dampak Pernikahan Dini
Seseorang yang belum siap mnghadapi tanggung jawab,
biasanya mereka sulit menyelesaikan masalahnya secara cerdas dan
matang, ditambah pula jika memiliki kepribadian yang labil. Sikap
kurang matang akan mendorong orang tidak siap menghadapi
perkawinan sehingga gampang frustasi, stress dan depresi
(Janiwarty, 2013).
Menurut Kumalasari (2012), dampak yang terjadi karena
pernikahan usia muda adalah :
1) Kesehatan perempuan
a) Alat reproduksi belum siap menerima kehamilan sehingga
dapat menimbulkan berbagai komplikasi.
b) Kehamilan dini dan kurang terpenuhinya gizi bagi dirinya
sendiri.
c) Resiko anemia dan meningkatnya angka kejadian depresi.
d) Beresiko pada kematian usia dini.
e) Meningkatnya angka kematian ibu (AKI).
f) Resiko terkena penyakit menular seksual.
2) Kualitas anak
24
a) Bayi berat lahir rendah (BBLR) sangat tinggi, adaya
kebutuhan nutrisi yang harus lebih banyak untuk
kehamilannya dan kebutuhan pertumbuhan ibu sendiri.
b) Bayi yang dilahirkan dari ibu yang berusia dibawah 18
tahun rata – rata lebih kecil dan bayi dengan BBLR memili
kemungkinan 5 – 30 kali lebih tinggi untuk meninggal.
3) Keharmonisan keluarga dan perceraian
a) Banyaknya pernikahan usia muda berbanding lurus dengan
tingginya angka perceraian.
b) Ego remaja yang masih tinggi.
c) Perselingkuhan.
d) Ketidak cocokan hubungan dengan orang tua maupun
mertua.
e) Psikologis yang belum matang, sehingga cenderung labil
dan emosional.
f) Kurang mampu untuk bersosialisasi dan adaptasi.
d. Penanganan pernikahan dini
Menurut Kumalasari (2012), penanganan pernikahan usia muda
yaitu dengan :
1) Menetapkan usia pernikahan yang sehat di atas 20 tahun.
2) Memberikan penyluhan tentang resiko pernikahan usia muda.
3) Pendewasaan usia kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi
sehingga kehamilan pada waktu usia reproduksi sehat.
25
4) Bagi pasangan yang belum menikah sebaiknya lebih
memperhatikan dampak yang akan timbul akibat pernikahan
pada usia muda dengan mengikuti pelatihan serta pembelajaran
tentang perkembangan psikologis anak dan kesehatan anak,
baik di puskesmas maupun di posyandu.
5) Bimbingan psikologis. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
pasangan dalam menghadapi persoalan – persoalan agar
mempunyai cara pandang dengan pertimbangan kedewasaan,
tidak mengedepankan emosi.
6) Dukungan keluarga sangat banyak membantu keluarga muda,
baik dukungan berupa material maupun non material untuk
kelanggengan keluarga, sehingga lebih tahan terhadap
hambatan yang ada.
26
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2011), Wawan (2011) Dan
Widiyastuti Dkk, (2009)
Pengetahuan Pernikahan dini
1. Pengertian
pernikahan dini
2. Dampak
pernikahan dini
3. Penanganan
pernikahan dini
Remaja putri
1. Pengertian pengetahuan.
2. Cara memperoleh
pengetahuan.
3. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan.
4. Tingkat pengetahuan di dalam
domain kognitif.
1. Pengertian
remaja
2. Perubahan fisik
remaja
3. Perkembangan
jiwa pada remaja
dan tugasnya
4. Proses tumbuh
kembang
27
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
Sumber : Riwidikdo (2013)
Pengetahuan remaja
putri tentang pernikahan
dini
Baik
cukup
kurang
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Umur
2. Pendidikan
3. informasi
28
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif
kuantitatif, menurut Notoatmodjo (2012), penelitian deskriptif adalah suatu
penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu
fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Menurut Sugiyono (2014),
kuantitatif adalah data penelitian berupa angka – angka dan analisis
menggunakan statistik.
Penelitian yang digunakan ini merupakan penelitian yang paling
sederhana, karena peneliti tidak melakukan apapun terhadap obyek yang
diteliti. Peneliti tidak mengubah, menambah, atau memanipulasi obyek yang
diteliti. Dalam penelitian ini penulis mendiskripsikan pengetahuan remaja
putri umur 13 – 19 tahun tentang resiko pernikahan dini.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian tersebut
dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini di lakukan di Desa
Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen.
29
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berjalannya atau berlangsungnya
setiap kegiatan dilaksanakan (Notoadmodjo, 2012). Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan November 2014 - Mei 2015.
C. Populasi, Sampel, dan Tehnik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Menurut Arikunto (2010), populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua
remaja putri umur 13 – 19 tahun di Desa Gantiwarno, Mojokerto,
Kedawung, Sragen sebanyak 35 orang.
2. Sampel
Menurut Arikunto (2010), sampel adalah sebagian atau wakil dari
populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan
adalah semua remaja putri umur 13 – 19 tahun di Desa Gantiwarno,
Mojokerto, Kedawung, Sragen. Apabila subjek penelitian <100, maka
diambil semua, jika populasi >100 dapat diambil 10 – 15 % nya. Dalam
penelitian ini, mengambil sampel sebanyak 35 orang.
3. Tehnik Pengambilan Sampel
Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan tehnik
sampling jenuh. Menurut Hidayat (2014), yaitu tehnik pengambilan
sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Cara
ini dilakukan apabila populasinya kecil.
30
D. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat – alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar kuesioner. Kuesioner diartikan sebagai daftar pernyataan yang sudah
tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden hanya memberikan
tanda – tanda tertentu (Notoadmodjo, 2012).
Kuesioner yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup mengenai pengetahuan remaja putri umur 13 – 19 tahun tentang
resiko pernikahan dini. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah
disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih. Responden
hanya tinggal memberi tanda chek (√) saja pada jawaban yang dipilih. Untuk
pernyataan favourable (+) jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah
diberi nilai 0. Untuk pernyataan unfavourable (-) jawaban benar diberi nilai 0
dan jawaban salah diberi nilai 1 (Arikunto, 2010).
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Rumus
kolerasi yang digunakan adalah yang dikemukakan oleh person yaitu
rumus kolerasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut :
Keterangan :
N : Jumlah responden
rxy :Koefisien kolerasi product moment
31
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Penghitungan uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan program komputer SPSS 17 for windows dengan
menggunakan taraf signifikan 5% dilakukan di Desa Prampelan, dikatakan
valid apabila rhitung > rtabel (0.361). Dari hasil uji validitas didapatkan hasil
dari 30 butir pertanyaan, 28 pertanyaan valid dan 2 pertanyaan dinyatakan
tidak valid. Adapun nomor yang tidak valid yaitu nomor 20 dan 28.
Sehingga pertanyaan yang tidak valid tidak digunakan.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan
sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan
menggunakan alat ukur yang sama (Notoadmodjo, 2012).
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha
karena hanya dapat digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang
skornya 1 dan 0 (Arikunto, 2010). Rumus Alpha adalah sebagai berikut :
Keterangan :
r11 = Reliabilitas Instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= Jumlah varian butir
= Varians total
Hasil uji reliabilitas di Desa Prampelan didapatkan nilai Alpha
Chronbach sebesar 0,862 > 0,707 sehingga kuesioner dinyatakan
reliabel.
32
3. Kisi – kisi Kuesioner
Adapun kisi – kisi kuesioner :
Table 3.1 Kisi – kisi Kuesioner
Indikator No. Soal
Jumlah Favourable Unfavourable
Dampak pernikahan dini
Dampak psikologi
pernikahan dini
Dampak pada ibu
Dampak pada bayi
Total Soal
1,3,13
2,4,6,9,10,11,12,
16,18,21,27,29
5,15,17,19,20*,26
14,23,25,30
25
7,8,22,28*
24
5
3
16
6
5
30
Ket : *tidak valid
E. Tehnik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2010), data adalah hasil pecatatan peneliti, baik yang
berupa fakta maupun angka. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder. Menurut Riwidikdo (2013), data primer
adalah data yang secara langsung diambil dari subjek / objek oleh peneliti,
sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil
pendokumentasian.
Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari responden, yaitu melalui
lembar kuesioner yang diisi langsung oleh responden, sedangkan data
sekunder diperoleh dari Kepala Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung,
Sragen yang berupa jumlah remaja putri umur 13 – 19 tahun di desa tersebut
yang berjumlah 35 orang.
33
F. Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2010), variabel penelitian adalah objek penelitian atau
apa yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini,
variabel yang diteliti merupakan variabel tunggal, yaitu tingkat pengetahuan
remaja putri umur 13 – 19 tahun tentang resiko pernikahan dini.
G. Definisi Operasional
Menurut Notoatmodjo (2010), definisi operasional adalah definisi yang
membatasi ruang lingkup atau pengertian variable – variable yang diamati
atau diteliti. Definisi operasional bermanfaat untuk mengarahkan kepada
pengukuran atau pengamatan terhadap variable – variable yang bersangkutan
serta pengembangan instrumen (alatukur). Definisi operasional dalam
penelitian ini adalah pengetahuan remaja tentang resiko pernikahan dini.
Table 3.2 Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional
Alat
Ukur
Skala Kategori
Pengetahuan
remaja
tentang
resiko
pernikahan
dini
Kemampuan
remaja putri
menjawab
dampak dari
pernikahan dini
Kuesioner Ordinal a. Baik = (x) > mean + 1 SD
b. Cukup = mean – 1 SD ≤ x ≤
mean + 1 SD
c. Kurang = (x) < mean – 1 SD
(Riwidikdo, 2013)
34
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Menurut Notoadmodjo (2010), langkah – langkah yang digunakan
dalam pengolahan data secara manual, antara lain :
a. Editing (penyuntingan data)
Memeriksa hasil data yang diperoleh dan memperjelas pengecekan
terhadap data yang telah dikumpulkan. Jika ada data yang tidak
lengkap dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka
kuesioner tersebut dikeluarkan.
b. Coding sheet (membuat lembaran kode)
Lembaran kode adalah instrument berupa kolom – kolom untuk
merekam data secara manual.
c. Data entry (memasukkan data)
Mengisi kolom – kolom atau kotak – kotak lembar kode sesuai
dengan jawaban masing – masing pertanyaan.
d. Tabulating (tabulasi)
Kegiatan membuat tabel – tabel data, sesuai dengan tujuan
penelitian.
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam pengolahan hasil data ini
menggunakan analisis univariat. Menurut Notoadmodjo (2010), analisis
univariat yaitu menganalisis variable yang ada secara deskriptif dengan
menghitung distribusi dan presentasi dari tiap variable.
35
Menurut Riwidikdo (2013), hasil untuk mengetahui tingkat
pengetahuan remaja putri umur 13 – 19 tahun tentang resiko pernikahan
dini maka, ditunjukkan dengan keterangan sebagai berikut :
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) >mean + 1 SD.
b. Cukup, bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD.
c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) <mean – 1 SD.
Menurut Hidayat (2014), untuk mengetahui nilai mean dengan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
= rata – rata hitung sampel
xi = nilai dalam satu sampel
n = total banyaknya pengamatan dalam satu sampel
Menurut Riwidikdo (2013), untuk mencari simpangan baku dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
SD = simpangan baku
xi = nilai dari data
n = banyaknya data
36
Menurut Riwidikdo (2013), cara mengukur prosentase yang
digunakan untuk menganalisis tingkat pengetahuan yaitu dengan rumus :
I. Etika Penelitian
Menurut Notoadmodjo (2012), etika adalah ilmu atau pengetahuan
tentang apa yang dilakukan orang atau pengetahuan tentang adat kebiasaan
orang.
Masalah etika penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam
penelitian dan perlu diperhatikan menurut Hidayat (2014), antara lain :
a. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden diberikan lembar penelitian. Informed consent
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan menjadi responden. Tujuan informed consent agar subjek
mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika subjek tersedia, maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak
bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden.
b. Tanpa nama (Anonim)
Dalam penelitian ini, peneliti memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama. Responden pada lembar alat ukur dan hanya
37
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian
yang akan disajikan.
c. Kerahasiaan (Confidentiality)
Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik
informasi maupun masalah – masalah lainnya. Semua informasi yang
telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok
data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian adalah uraian langkah – langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian
(Notoadmodjo, 2012).
38
BAB IV
PENELITIAN
A. Gambaran Umum
Penelitian ini dilakukan di Desa Gantiwarno, Kelurahan Mojokerto,
Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen. Desa Gantiwarno mempunyai luas
wilayah 760,893 ha/m2. Desa Gantiwarno terdiri atas 2 RT. Batas wilayah
Desa Gantiwarno antara lain : sebelah timur berbatasan dengan Desa
Sewurejo, sebelah utara berbatasan dengan Desa Nglaban, sebelah barat
berbatasan dengan Desa Brambang, sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Mojokerto.
Jumlah total penduduk Desa Gantiwarno adalah 1.809 jiwa, dengan
perincian penduduk laki-laki sebanyak 739 orang dan penduduk perempuan
sebanyak 1.070 orang.
Desa Gantiwarno memiliki 2 karang taruna. Jumlah total remaja putri
dalam karang taruna tersebut adalah 42 jiwa, yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini adalah 35 jiwa.
B. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisa terhadap tingkat pengetahuan remaja putri
tentang resiko pernikahan dini dengan jumlah sampel sebanyak 35 responden,
mendapatkan hasil tingkat pengetahuan remaja putri tentang resiko
pernikahan dini dalam tabel dibawah ini :
39
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur.
No Umur Jmlh Pro (%)
Tingkat Pengetahuan
Baik Cukup Kurang
N % N % N %
1 13 th 7 20 % 2 22,2 % 1 6,25 % 4 40 %
2 14 th 4 11.4 % 1 11,1 % 2 12,5 % 1 10 %
3 15 th 6 17,2 % 1 11,1 % 3 18,75 % 2 20 %
4 16 th 4 11.4 % 0 0 % 3 18,75 % 1 10 %
5 17 th 5 14.3 % 2 22,2 % 3 18,75 % 0 0 %
6 18 th 5 14,3 % 2 22,2 % 2 12.5 % 1 10 %
7 19 th 4 11.4 % 1 11,1 % 2 12,5 % 1 10 %
Jmlh 35 100 % 9 100 % 16 100 % 10 100 %
Sumber : Data primer (2013)
Berdasarkan tabel diatas distribusi frekuensi responden berdasarkan
umur 13 tahun sebanyak 7 responden (20 %) dengan kategori baik 2
responden (22.2 %), cukup 1 responden (6,25 %), kurang 4 responden (40
%). Umur 14 tahun sebanyak 4 responden (11,4 %) dengan kategori baik 1
responden (11,1 %), cukup 2 responden (12,5 %), kurang 1 responden (10
%). Umur 15 tahun sebanyak 6 responden (17.2 %) dengan kategori baik 1
responden (11.1 %), cukup 3 responden (18,75 %), kurang 2 responden
(20 %). Umur 16 tahun sebanyak 4 responden (11.4 %) dengan kategori
baik 0 responden (0 %), cukup 3 responden (18,75 %), kurang 1 responden
(10 %). Umur 17 tahun sebanyak 5 responden (14,3 %) dengan kategori
baik 2 responden (22,2 %), cukup 3 responden (18,75 %), kurang 0
responden (0 %). Umur 18 tahun sebanyak 5 responden (14,3 %) dengan
kategori baik 2 responden (22,2 %), cukup 2 responden (12,5 %), kurang 1
responden (10 %). Umur 19 tahun sebanyak 4 responden (11,4 %) dengan
40
kategori baik 1 responden (11.1 %), cukup 2 responden (12,5 %), kurang 1
responden (10 %).
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan.
No Pendidikan Jumlah Prosentase %
1 SD 14 40 %
2 SMP 13 37,1 %
3 SMA 8 22,9 %
Jumlah 35 100 %
Sumber : Data Primer (2013)
Berdasarkan tabel diatas distribusi frekuensi responden berdasarkan
pendidikan SD sebanyak 14 responden (40 %), SMP sebanyak 13 responden
(37,1 %), dan SMA sebanyak 8 responden (22,9 %).
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan informasi.
No Informasi Baik Cukup Kurang
Jumlah Prosentase
% N % N % N %
1 Penyuluhan 2 18,2 % 4 22,2 % 0 0 % 6 17,1 %
2 Televisi 4 36,4 % 6 33,3 % 3 50 % 13 37,1 %
3 Radio 2 18,2 % 4 22,2 % 2 33,3
% 8 22,9 %
4 Koran 3 27,2 % 4 22,2 % 1 16,7
% 8 22,9 %
Jumlah 11 100 % 18 100 % 6 100 % 35 100 %
Sumber : Data Primer (2013)
Berdasarkan tabel diatas distribusi frekuensi responden berdasarkan
informasi penyuluhan sebanyak 6 responden (17,1 %) dengan kategori baik
2 responden (18.2 %), cukup 4 responden (22,2 %), kurang 0 responden (0
%). Televisi sebanyak 13 responden (37,1 %) dengan kategori baik 4
responden (36,4 %), cukup 6 responden (33,3 %), kurang 3 responden (50
%). radio sebanyak 8 responden (22,9 %) dengan kategori baik 2 responden
(18.2 %), cukup 4 responden (22,2 %), kurang 2 responden (33.3 %). koran
41
sebanyak 8 responden (22,9 %) dengan kategori baik 3 responden (27.2 %),
cukup 4 responden (22,2 %), kurang 1 responden (16,7 %).
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan.
NO Pengetahuan Frekuensi (orang) Prosentase (%)
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
5
23
7
35
14
66
20
100
Sumber : Data primer (2013)
Berdasarkan tabel diatas tingkat pengetahuan remaja putri umur 13 – 19
tahun tentang resiko pernikahan dini adalah baik sebanyak 5 responden
(14%), cukup sebanyak 23 responden (66%) dan kurang 7 responden (20%).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada responden menunjukkan
hasil kategori cukup sebanyak 23 responden (66%), kategori kurang 7
responden (20%), dan kategori baik sebanyak 5 responden (14%).
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, responden dengan
pengetahuan baik rata – rata sudah mengetahui tentang pernikahan dini.
Demikian diantaranya tentang dampak pernikahan dini yaitu belum siap
menghadapi tanggung jawab, kekerasan, sulit menyelesaikan masalah dan
kapribadian yang labil. Dampak psikologi yaitu trauma, stres, ego masih
tinggi, depresi, frustasi. Dampak pada ibu yaitu terkena penyakit menular
seksual, anemia, sering keguguran, kematian dini. Dampak pada bayi yaitu
premature, kematian dalam rahim dan berat bayi lahir rendah.
Responden dengan pengetahuan cukup, sebagian besar sudah mengetahui
tentang dampak pernikahan dini yaitu belum siap menghadapi tanggung
42
jawab dan sulit menyelesaikan masalah. Dampak psikologi yaitu trauma,
stress, ketidak cocokan dengan orang tua dan mertua, depresi. Dampak pada
ibu yaitu terkena penyakit menular seksual, anemia, sering keguguran. Akan
tetapi masih kurang mengetahui tentang dampak pada bayi yaitu kematian
dalam rahim dan premature.
Responden dengan pengetahuan kurang, responden sudah mengetahui
tentang dampak pernikahan dini yaitu sulit menyelesaikan masalah,
kepribadian yang labil. Dampak psikologi yaitu stress, frustasi, trauma. Akan
tetapi masih kurang mengetahui tentang dampak pada ibu yaitu terkena
penyakit menular seksual, anemia dan kurang mengetahui tentang dampak
pada bayi yaitu premature dan berat bayi lahir rendah.
Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni : indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt
behavior).
Menurut Wawan (2012), umur mempengaruhi pengetahuan dimana umur
13 tahun merupakan tahap remaja madya dimana belajar menerima informasi
tetapi belum mampu menerapkan informasi tersebut secara maksimal dan
sering kali mencoba-coba tanpa memperhitungkan konsekuensinya,
sedangkan umur 16-19 tahun merupakan remaja akhir dimana mulai
43
memahami dirinya dan lebih mudah menerima informasi sehingga
mempengaruhi pengetahuan mereka terutama pernikahan dini.
Menurut Kumalasari (2012), resiko kesehatan yang harus dihadapi
perempuan saat kehamilan antara lain dapat terjadi anemia, kematian usia
dini, resiko terkena penyakit menular seksual, sedangkan dampakyang terjadi
pada bayi, yaitu bayi berat lahir rendah dan kematian pada bayi.
Pernikahan dini juga berdampak negatif pada keharmonisan keluarga
menurut Kumalasari (2011), hal ini disebabkan oleh psikologis yang belum
matang, sehingga cenderung labil dan emosional. Pada usia yang belum
matang ini biasanya remaja masih kurang mampu untuk bersosialisasi dan
adaptasi, dikarenakan ego remaja yang masih tinggi serta belum matangnya
sisi kedewasaan untuk berkeluarga sehingga banyak ditemukan kasus
perceraian yang merupakan dampak dari mudanya usia untuk menikah.
Dari hasil analisa diatas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja
putri umur 13 – 19 tahun tentang resiko pernikahan dini di Desa Gantiwarno,
Mojokerto, Kedawung, Sragen pada kategori cukup sama dengan penelitian
yang dilakukan oleh Putri Lestari (2013). Oleh karena itu, tenaga kesehatan
perlu memberikan penyuluhan tentang sex education pada remaja putri.
44
D. Keterbatasan
1. Kendala penelitian
Kendala dalam penelitian ini adalah waktu untuk mengumpulkan
remaja. Karena remaja di Desa Gantiwarno sebagian besar masih sekolah
dan enggan untuk berangkat pertemuan remaja, maka untuk
mengumpulkan seluruh remaja dalam waktu yang sama merupakan salah
satu kendala dalam penelitian.
2. Kelemahan / keterbatasan selama penelitian
a. Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
b. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, sehingga
responden hanya bisa menjawab benar atau salah, dan jawaban
responden belum bisa mengetahui pengetahuan responden secara
mendalam.
45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Umur 13 – 19 Tahun tentang Resiko Pernikahan Dini di Desa Gantiwarno,
Mojokerto, Kedawung, Sragen dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengetahuan Remaja Putri Umur 13 – 19 Tahun tentang Resiko
Pernikahan Dini di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen
pada tingkat cukup sebanyak 23 responden (66%).
2. Pengetahuan Remaja Putri Umur 13 – 19 Tahun tentang Resiko
Pernikahan Dini di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen
pada tingkat kurang sebanyak 7 responden (20%).
3. Pengetahuan Remaja Putri Umur 13 – 19 Tahun tentang Resiko
Pernikahan Dini di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen
pada tingkat baik sebanyak 5 responden (14%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, perlu adanya upaya untuk meningkatkan
pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu peneliti menyampaikan saran
sebagai berikut :
1. Bagi Lahan Penelitian
Diharapkan desa dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan untuk
memberikan penyuluhan khususnya tentang sex education, sehingga dari
46
penyuluhan tersebut diharapkan remaja putri dapat mengerti mengenai
dampak pernikahan dini.
2. Bagi Remaja Putri
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, remaja putri mampu
memahami tentang dampak pernikahan dini serta mencari informasi
tentang dampak pernikahan dini dari mengikuti penyuluhan maupun dari
media cetak, elektronik ataupun internet dan diharapkan remaja mampu
merencanakan pernikahannya kelak dengan baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan lagi lebih
lanjut mengenai topik pernikahan dini. Seperti mempertajam aspek
dampak fisik maupun psikologinya, mengembangkan variabel penelitian
dan kuesioner.
4. Bagi pendidikan
Diharapkan lebih mengembangkan penelitian tentang resiko pernikahan
dini dan dapat dijadikan referensi dan bahan bacaan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Budiantoro, S. 2013. Angka Kematian Ibu Melonjak, Indonesia Mundur 15 Tahun.
Jakarta: Prakarsa.
Hidayat, A, A, A. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Janiwarty, B. Pieter, H, Z. 2013. Pendidikan Psikologi Untuk Bidan. Yogyakarta:
ANDI OFFSET
Kumalasari, I. Andhyantoro, A. 2012 . Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Salemba
Medika.
Lestari, P. 2013. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Resiko Pernikahan
Dini di Desa Jekawal Tangen Sragen. Katalog Karya Tulis Ilmiah AKBID,
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Proverawati, A. Misaroh, S. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Mansur, H. Budiarti, T. 2014. Psikologi Ibu dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.
Manuaba, A, C. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC
Marmi. 2014. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Notoadmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
_____________ 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Renika
Cipta.
_____________ 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Rohima Press.
__________ 2013. Statistik Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Sarwono, S, W. 2013. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: ALFABETA.
Wawan, A. M, Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Widyastuti, Y. Rahmawati A. Purwaningrum, Y, E. 2009. Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta: Penerbit Fitramaya.
Yanti, E. 2012. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Resiko Perkawinan
Dini Dalam Kehamilan di Kelurahan Tanjung Gusta Lingkungan II
Kecamatan Medan Helvetia. Karya Tulis Ilmiah AKBID, Fakultas
Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Prima Indonesia Medan.