TINDAK PIDANA UJARAN KEBENCIAN DI MEDIA SOSIAL DITINJAU DARI HUKUM PIDANA POSITIF
DAN HUKUM PIDANA ISLAM (Analisis Putusan Nomor 45/PID.B/2012/PN.MR)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh:
KHUDAEFAH
11140450000062
PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2018 M / 1439 H
v
ABSTRAK
Khudaefah, NIM 11140450000062 TINDAK PIDANA UJARAN KEBENCIAN
DI MEDIA SOSIAL DITINJAU DARI HUKUM PIDANA POSITIF DAN
HUKUM PIDANA ISLAM (ANALISIS PUTUSAN NOMOR
45/PID.B/2012/PN.MR). Program Studi Hukum Pidana Islam, Fakultas Syariah
dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini
bertujuan untuk mengertahui landasan hukum dan sanksi terhadap pelaku tindak
pidana ujaran kebencian melalui media sosial, mengetahui pertimbangan hakim
terhadap pelaku tindak pidana ujaran kebencian di media sosial dalam putusan
nomor 45/PID.B/2012/PN.MR, serta mengetahui sanksi tindak pidana ujaran
kebencian dalam pandangan hukum pidana positif dan hukum pidana islam. Tipe
penelitian yang digunakan penulis yaitu merupakan penelitian kepustakaan,
dengan metode kualitatif. Analisi data dengan cara mengumpulkan data-data atau
informasi berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Studi ini merupakan studi
hukum (positif) dengan penelitian hukum normatif yakni dengan suatu
penyelidikan ilmmiah dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder
semata. Berdasarkan hasil penelitian ini mendapat beberapa temuan yakni,
mengetahui bagaimana landasan hukum pemberian sanksi tindak pidana ujaran
kebencian di media sosial serta sanksi pidana terhadap pelaku ujaran kebencian
yang dilakukan di media sosial menurut hukum pidana positif dan hukum.
Kata Kunci : Media sosial, Ujaran Kebencian, Sanksi Pidana
Pembimbing : Nur Rohim Yunus LL.M
Daftar Pustaka : Tahun 1981 sampai Tahun 2018
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tindak Pidana
Ujaran Kebencian Di Media Sosial”. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW, yang selalu kita harapkan
syafaatnya kelak di hari kebangkitan.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari akan pentingnya orang-
orang yang telah memberikan pemikiran dan dukungan secara moril maupun
spiritual sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai yang diharapkan. Untuk itu
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Dr. Nurul Irfan, M,Ag., Ketua Program Studi Hukum Pidana Islam
terima kasih banyak telah memberikan petunjuk, nasehat yang bermanfaat
bagi penulis selama perkuliahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi Strata I dengan sebaik-baiknya.
3. Bapak Nur Rohim Yunus, LL.M., Sekretaris Program Studi Hukum
Pidana Islam terima kasih banyak telah banyak membantu penulis untuk
melengkapi berbagai macam keperluan, dan berkas-berkas persyaratan
untuk menggapai studi Strata I dengan sebaik-sebaiknya.
4. Bapak Nur rohim Yunus, LL.M., Dosen Pembimbing terima kasih banyak
telah memberikan bimbingan, petunjuk, nasehat dan waktunya untuk
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi Strata I dengan
sebaik-baiknya.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah ikhlas
memberikan ilmu-ilmunya dan motivasi dalam menyelesaikan studi di
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
vii
6. Kedua orang tua yang tercinta, almarhum Ayahanda Jaenuddin walaupun
ragamu tidak hadir saya yaqin do’amu selalu hadir untukku, dan Ibunda
Khudriyah yang dengan ikhlas dan sabar tanpa henti mendo’akan anaknya
supaya sukses dalam menuntut ilmu. Kepada kakak-kakak penulis Ulfatun
Hasanah, Ahmad Zamzami, Indriyatul Fauziyah dan Khoirul Anwar yang
memberikan motivasi, bantuan dan dukungan penuh untuk menyelesaikan
studi sampai bisa menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Kepada adik
penulis Lilik Sofiyatun yang memberikan semangat dan menjadi
penyemangat penulis.
7. Segenap rekan-rekan Hukum Pidana Islam angkatan 2014 Dewi, Aliya,
Ela, Irna, Febi, Zahrati, Nurma, Yeni, Agnez, Sarah, Syahra, Khumeroh,
Rere, Agsel dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, kalian
luar biasa. Segenap rekan Keluarga Mahasiswa Sunan Gunung Djati
(KMSGD), rekan Himpunan Mahasiswa Cirebon Jakarta-Raya (Hima-
Cita) dan seluruh rekan-rekan KKN 069 MEMORI Desa Solera,
Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang dan keluarga disana yang telah
berbagi pengalaman mengisi hari-hari selama 30 hari disana. Terima kasih
atas semua doa dan motivasi dari rekan-rekan semua.
8. Kepada sahabat-sahabat tercinta KEJORA, Rita Sartika, Ika Fadila,
Qurratul Aini, Anyzah Okatviyani, dan Siti Kholilah Parinduri. Terima
kasih telah banyak memberikan cerita, motivasi, dorongan, dan do’anya
untuk penulis. Dan teman rasa saudara Sabila Home Squad, Feni Rifkhoh,
Firokhmatillah, yang memberikan semangat dan doanya. Wish u success
all...
9. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah
SWT memberikan berkah dan karunia-Nya serta membalas kebaikan
kalian semua.
viii
Penulis menyadari ketidak sempurnaan dalam penyusunan skripsi ini, maka
dari itu kritik dan saran yang membangun diperlukan dalam penyempurnaan
penulisan skripsi ini, dan semoga ini mampu menginspirasi dan memberikan
manfaat kepada pembaca sekalian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 6 Juni 2018
Penulis,
Khudaefah
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.......................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...............................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
KATA PENGANTAR..........................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 8
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 8
E. Kajian Terdahulu .......................................................................................... 9
F. Metode Penelitian....................................................................................... 11
G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 12
BAB II TINJAUAN TEORI TENTANG PEMIDANAAN PELAKU
UJARAN KEBENCIAN
A. Teori Pemidanaan....................................................................................... 14
B. Teori Informasi........................................................................................... 18
C. Ujaran Kebencian ....................................................................................... 22
BAB III UJARAN KEBENCIAN DI MEDIA SOSIAL
A. Ujaran Kebencian Perspektif Undang-Undang ITE dan KUHP ............... 26
B. Ujaran Kebencian Dalam Islam ................................................................. 30
BAB IV ANALISIS TINDAK PIDANA UJARAN KEBENCIAN DI MEDIA
SOSIAL
A. Kedudukan Hukum .................................................................................... 35
B. Pertimbangan Majelis Hakim ..................................................................... 37
C. Analisis Putusan Nomor 45/PID.B/2012/PN.MR Tentang Tindak Pidana
Ujaran Kebencian Di Media Sosial ............................................................ 54
x
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 62
B. Rekomendasi .............................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 64
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi sudah sangat canggih, cepat dan
mudah, sehingga menjadi gaya hidup (lifestyle) bagi masyarakat di seluruh dunia
tidak terkecuali di Indonesia juga terkena pengaruh perkembangan teknologi
informasi di era globalisasi ini. Diikuti dengan jumlah penduduk Indonesia yang
setiap tahun selalu bertambah populasi penduduknya karena angka kelahiran terus
meningkat, sehingga pemanfaatan teknologi sangat diperlukan untuk menunjang
pekerjaan sehari-hari. Salah satu pemanfaatan teknologi informatika dengan
munculnya berbagai macam situs jejaring sosial (media sosial), pengguna situs
jejaring sosial ini menyebar luas ke berbagai macam kalangan anak-anak,
mahasiswa, ibu rumah tangga, ekonomi atas sampai ekonomi bawah dan masih
banyak yang lainnya dapat menggunakan situs jejaring sosial untuk kebutuhan
masing-masing pengguna. Sehingga media sosial banyak digunakan oleh
masyarakat dunia khususnya Indonesia, bisa ditemukan melalui mesin pencari
seperti Google atau Mozilla firefox dan yang lainnya, namun yang paling populer
dikalangan para pengguna media sosial diantaranya adalah Facebook, Twitter,
BBM, WhatsApp, Instagram, dan banyak yang lainnya.1
Media sosial mulai marak digunakan menjelang tahun 2010, dan
melonjak signifikan pemakaiannya hingga sekarang. Banyak yang dapat
memanfaatkan media sosial untuk penyebaran konten positif, misalnya
pendidikan, hubungan pemerintah dan masyarakat, penyebaran ajaran agama,
peningkatan ekonomi. Namun harus diakui, media sosial tanpa menggunakan
moral, etika, ajaran agama yang baik, justru bisa menjadi tempat yang subur bagi
munculnya informasi fitnah, hasut, hoax, asusila. Permasalahan hukum yang
sering dihadapi adalah ketika terkait dengan penyampaian informasi, komunikasi
1 Hartini Retnaningsih, “Ujaran Kebencian Di Tengah Kehidupan Masyarakat”. Jurnal
Vol. VII, No. 21/I/P3DI/November/2015, h. 10
2
dan/atau data secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian dan hal yang
terkait dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui sistem elektronik.
Sebagai akibat dari perkembangan yang demikian, maka lambat laun, teknologi
informasi dengan sendirinya juga telah mengubah perilaku masyarakat dari
peradaban manusia secara global.2
Namun, perkembangan teknologi tidak hanya berupa memberikan
dampak positif saja, namun juga memberikan dampak negatif, tindak pidana
penghinaan atau ujaran kebencian (hate speech) dan/atau penghinaan, serta
penyebaran informasi di media sosial yang ditujukan untuk menimbulkan rasa
kebencian atau permusuhan antar individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu
berdasarkan atas suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Tindak pidana
tersebut selain menimbulkan dampak yang tidak baik juga dapat merugikan
korban dalam hal pencemaran nama baik, dengan modus operandi menghina
korban dengan menggunakan kata-kata maupun gambar dan meme-meme kata
yang menghina dengan ujaran kebencian. Sehingga dalam kasus ini diperlukan
adanya ketegasan pada tindak pidana tersebut, agar tidak terjadi kesalahpahaman
yang akhirnya merugikan masyarakat.
Masalah ujaran kebencian yang muncul dan menjadi topik hangat di
tengah kehidupan masyarakat beberapa waktu terakhir ini menunjukkan
perkembangan masyarakat yang semula lebih sederhana menuju kondisi yang
semakin modern. Masyarakat memasuki budaya baru yang belum sepenuhnya
disadari kelebihan maupun kelemahannya. Apa yang dialami masyarakat saat ini
adalah belum adanya pemahaman tentang bagaimana menggunakan media sosial
dan mengambil sisi positifnya, serta bagaimana menghindari dampak negatifnya.
Media sosial seolah-olah membawa masyarakat ke wilayah luas dan hampir tanpa
batas dalam berkomunikasi. Kondisi yang tanpa tatap muka namun cepat
mengantarkan pesan ini kemudian berkembang pesat dan bahkan liar karena sulit
disensor. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak
2 Budi Suhariyanto, Tindak Pidana Teknologi Informasi (CYBERCRIME), (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2014), h. 2
3
bertanggung jawab guna menebarkan ujara kebencian untuk menyerang orang lain
demi kepentingan diri dan/atau kelompoknya.
Kemunculan media sosial bukan saja menjadi sarana yang mudah untuk
menghubungkan antarmanusia, namun juga mengakibatkan semakin mudah
tersebarnya ujaran kebencian. Masalah ujaran kebencian mungkin tidak pernah
dibayangkan oleh ilmuwan dan pakar pencipta media sosial karena media sosial
pada prinsipnya dimaksudkan untuk mempermuda komunikasi antar manusia di
berbagai belahan dunia. Dari sudut pandang sosiologi, media sosial telah
mempengaruhi tata cara manusia bersosialisasi, berteman, dan berinteraksi.3
Persoalan mengenai penistaan (hate speech) semakin mendapatkan
perhatian masyarakat dan aparat penegak hukum baik nasional maupun
internasional seiring dengan meningkatnya kepedulian terhadap perlindungan atas
hak asasi manusia (HAM), bahwa perbuatan ujaran kebencian memiliki dampak
yang merendahkan harkat martabat manusia dan kemanusian. ujaran kebencian
bisa mendorong terjadinya kebencian kolektif, pengucilan, penghasutan,
diskriminasi, kekerasan, dan bahkan pada tingkat yang paling mengerikan,
pembantaian etnis. terhadap kelompok masrayakat budaya, etnis, ras, dan agama
yang menjadi sasaran ujaran kebencian. Ujaran kebencian harus dapat ditangani
dengan baik karena dapat merongrong prinsip berbangsa dan bernegara Indonesia
yang berbhineka tunggal ika serta melindungi keragaman kelompok dalam bangsa
ini, pemahaman dan pengetahuan atas bentuk-bentuk ujaran kebencian merupakan
hal yang penting dimiliki oleh personel polri selaku aparat negara yang memiliki
tugas memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum serta
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, sehingga dapat
diambil tindakan pencegahan sedini mungkin sebelum timbulnya tindak pidana
sebagai akibat dari ujaran kebencian tersebut.
Salah satu fenomena yang marak terjadi saat ini adalah banyaknya berita
Ujaran Kebencian (hate speech). Hal tersebut memiliki dampak besar karena
3 Hartini Retnaningsih, “Ujaran Kebencian Di Tengah Kehidupan Masyarakat”. Jurnal
Vol. VII, No. 21/I/P3DI/November/2015, h. 11
4
hampir semua orang melihat dan membaca berbagai berita setiap hari, diantara
contohnya adalah kasus Sri Rahayu Ningsih alias Ny Sasmita. Dimana Sri Rahayu
Ningsih yang juga termasuk sindikat saracen ini menyebarkan berita hoax yang
berkonten SARA berupa gambar dan tulisan yang diunggah dilaman
facebooknya.4 Ditambah dengan kasus Jokowi Undercover dimana Bambang Tri
Mulyono, penulis buku Jokowi Undercover menyebarkan berita bohong dalam
video dilaman facebooknya.5
Namun, sebelum kasus tersebut mengemuka, terdapat sebuah kasus
ujaran kebencian yang pernah terjadi di Indonesia yang diselesaikan secara hukum
yakni kasus yang dilakukan oleh Alexander Aan, ia didakwa karena melecehkan
agama Islam di dunia maya. Alexander merupakan calon pegawai negeri sipil
(CPNS) Kabupaten Dharmasraya, Ia nyaris diamuk massa. Untung saja dirinya
diamankan di Markas Polisi Sektor (Mapolsek) Pulau Punjung, pasalnya ia
mengeluarkan pernyataan di dunia maya bahwa tidak ada Tuhan (ateis).
Pernyataan itu berawal, ketika Alexsander Aan, yang sehari-hari bertugas di
Kantor Bappeda Dharmasraya menulis statusnya di Facebook, jejaring sosial yang
paling banyak penggunanya di jagat maya ini. Dia juga membuat artikel
Muhammad tertarik pada menantunya sendiri dan gambar tentang kisah Nabi
Muhammad yang berjudul Nabi Muhammad berancuak jo babu bininyo (kisah
Nabi Muhammad bersetubuh dengan pembantu istrinya), di mana tulisan dan
gambar Nabi Muhammad tersebut ditulis oleh Terdakwa di Facebook milik
Terdakwa Alex Aan dan di Group Atheis (tidak percaya pada Tuhan).6
Dalam Akun Facebooknya, terdapat gambar kisah Nabi Muhammad yang
sedang berbuat mesum dengan pembantu istrinya, sangat menodai Agama Islam
karena Nabi Muhammad tersebut adalah seorang Nabi dan Rasul Umat Islam, dan
tulisan yang ditulis terdakwa di akun Facebook miliknya bahwa Nabi Muhammad
4 http://news.liputan6.com/read/3069447/4-fakta-sri-rahayu-wanita-sindikat-saracen-
penghina-jokowi, di akses pada 13 Desember 2017 5 BBC,“Mengapa polisi harus mempidanakan penulis Jokowi Undercover?”
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-38496945 di akses pada 9 maret 2017. 6 Direktori Putusan, Putusan Nomor: 45/PID.B/2012/PN.MR, diakses pada tanggal 29
Januari 2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 1
5
tertarik kepada menantunya sendiri dan ada juga tulisan yang menyatakan tuduhan
dari para pengikutnya, diantaranya membuat Nabi Muhammad merasa perlu
mengeluarkan lagi wahyu koleksinya untuk disimpan sebagai ayat-ayat al-Qur’an,
dengan itu kalimat-kalimat yang diungkapkan dia dalam tulisan tersebut telah
menyimpang dari makna dan tujuan al-Qur’an dan telah menyalahi ajaran Agama
Islam dan merupakan suatu penghinaan atau penodaan terhadap Kitab Suci Al-
qur’an sebagai pedoman Agama Islam, kemudian tulisan yang dibuat oleh dia
tersebut mengatakan “ayat al-Qur’an diturunkan dalam kaitan untuk melegalkan
perkawinan Nabi Muhammad dengan Zainab Binti Jas”, hal tersebut merupakan
suatu pelecehan terhadap ayat al-Qur’an. Bahwa tulisan dan gambar yang dibuat
di akun Facebook miliknya yang berjudul Nabi Muhammad tertarik kepada
pembantunya sendiri, dan gambar Nabi Muhammad barancuak jo babu bininyo,
dapat menimbulkan rasa benci pada ornag lain atau sekelompok orang atau pada
keyakinan seseorang atau keyakinan sekelompok orang (Agama Islam), karena
apa yang ditulis dan dibuat oleh Terdakwa tersebut bertentangan dengan
perbuatan dan keyakinan atau pedoman hidup yang dimiliki oleh Umat Islam di
Indonesia khususnya di Kab. Dharmasraya. Bahwa perbuatan yang dilakukannya
yang menulis tulisan yang berjudul Nabi Muhammad tertarik pada menantunya
dan gambar Nabi Muhammad yang sedang barancuak dengan pembantu istrinya
dapat juga menimbulkan perasaan permusuhan antara dirinya dengan masyarakat
penganut Agama Islam karena Nabinya tidak seperti tulisan dan gambar yang
dibuat oleh Terdakwa.7
Perbuatan Alexander Aan sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 156 a huruf a KUHP serta melanggar pasal 27 ayat (3), Pasal 28 ayat (2) dan
Pasal 45 ayat (2) Undang–Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik yang berbunyi:
7 https://nasional.tempo.co/read/378657/hina-islam-pns-atheis-dijerat-uu-ite, diakses pada
27 Desember 2017
6
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu
dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras,
dan antargolongan (SARA).”
“Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal
28 ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).”8
Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin benar-benar
mengharamkan perbuatan menggunjing, mengadu domba, memata-matai,
mengumpat, mencaci maki, memanggil dengan julukan tidak baik, dan perbuatan
sejenis yang menyentuh kehormatan atau kemuliaan manusia. Islam pun,
menghinakan orang-orang yang melakukan dosa ini, juga mengancam mereka
dengan janji yang pedih pada hari kiamat, dan memasukkan mereka dalam
golongan orang-orang yang fasik, karena Islam bukanlah agama yang
mengajarkan untuk merendahkan orang lian. Sehingga dalam Islam
mensyariatkan adanya hukuman (‘uqubah) sebaagai salah satu tindakan yang
diberikan sebagai pembalasan atas perbuatan yang melanggar ketentuan syariat,
denan tujuan untuk memelihara ketertiban dan kepentingan masyarakat, sekaligus
juga untuk melindungi kepentingan individu. Adapun jenis-jenis hukuman sendiri
ada tiga macam yakni:9
1. jarimah hudud; adalah semua jenis tindak pidana yang telah ditetapkan
jenis, bentuk dan sanksinya oleh Allah SWT.
2. jarimah qisas; adalah kesamaan antara perbuatan pidana dengan sanksi
hukumnya.
3. jarimah takzir; adalah jenis tindak pidana yang tidak secara tegas diatur
dalam Alquran dan hadis.
Seperti contoh pada zaman Nabi Muhammad SAW. Disebutkan bahwa
fitnah pernah menimpah istri Nabi, Aisyah ra. Pada saat dalam perjalanan kembali
8 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
9 Abdul Qodir Audah, Ensiklopedia Hukum Pidana Islam Jilid I, (Bogor: PT. Kharisma
Ilmu, 2007), h. 99
7
dari perang, rombongan kaum muslimin berhenti disuatu tempat untuk
beristirahat, pada saat itu Aisyah keluar dari tandu untuk membuang hajat dan
pada saat kembali Aisyah merasa kalungnya hilang lalu pergi kembali untuk
mencari kalung. Pada saat tiba ditempat istirahat rombongan Aisyah sudah
ditinggal dengan persangkaan rombongan Aisyah masih didalam tandu. Akhirnya
Aisyah menunggu beberapa jam untuk menunggu rombongan yang lain. Akhirnya
Aisyah bertemu dengan Shafwan bin Mu’aththal dan mempersilahkan Aisyah
untuk menaiki untanya sampai ke Madinah. Sesampai di Madinah fitnah keji
mulai bertebaran di kalangan masyarakat, terutama dilakukan oleh tokoh munafik
Abdullah bin Umay bin Salul, dan kaum muslimpun juga melakukannya seperti
Hasan bin Tsabit, Hamnah binti Jahsy dan Misthah bin Utsatsah, sehingga Nabi
menjatuhi hukuman bagi kaum muslimin penyebar fitnah tersebut dengan delapan
puluh kali cambukan.10
Tindak pidana penghinaan, pencemaran nama baik melalui ujaran
kebencian belum diatur dalam hukum pidana Islam, kasus diatas masuk dalam
kategori pencemaran nama baik dengan hukuman cambuk oleh karena itu, tindak
pidana tersebut termasuk dalam kategori jarimah takzir karena tidak ditentukan
dalam Alquran maupun hadis. Hukuman takzir adalah hukuman yang bersifat
mencegah, menolak timbulnya bahaya, sehingga penetapan timbulnya jarimah
adalah wewenang penguasa atau hakim menyangkut kemaslahatan umum.11
Atas dasar pemikiran yang diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk
mengkaji, meneliti, menganalisis masalah ini dalam skripsi yang berjudul:
“Tindak Pidana Ujaran Kebencian di Media Sosial Ditinjau dari Hukum
Pidana Positif dan Hukum Pidana Islam (Analisis Putusan No:
45/PID.B/2012/PN.MR).”
10
M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, 2016), h. 56-57 11
M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, h. 93
8
B. Identifikasi Masalah
1. Ujaran kebencian
2. Hak kebebasan berpendapat
3. Penyalah gunaan media sosial
4. Sanksi hukuman terhadap pelaku penyebar ujaran kebencian
5. Pandangan hukum pidana islam terhadap ujaran kebencian
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penulis mencapai hasil yang baik dan maksimal sesuai tujuan
yang dikehendaki, maka penulis akan membatasi pada masalah analisis
tindak pidana ujaran kebencian dimedia sosial yang harus diteliti
berdasarkan pasal 28 ayat (2) jo, pasal 45 ayat (2) Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2016 tentang ITE perubahan atas Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008 tentang ITE
2. Perumusan Masalah
Dari temuan masalah di atas, penulis rinci dalam bentuk pertanyaan
sebagai berikut:
a. Apa landasan hukum pemberian sanksi tindak pidana ujaran
kebencian di media sosial?
b. Bagaimana pertimbangan Hakim terhadap pelaku tindak pidana ujaran
kebencian di media sosial dalam putusan No. 45/PID.B/2012/PN.MR?
c. Bagaimana sanksi tindak pidana ujaran kebencian dalam pandangan
Hukum Pidana Positif dan Hukum Pidana Islam?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini sebagaimana berikut:
a. Untuk mengetahui landasan hukum dan sanksi terhdadap pelaku
tindak pidana ujaran kebencian melalui media sosial
9
b. Untuk mengetahui pertimbangan Hakim terhadap pelaku tindak
pidana ujaran kebencian di media sosial dalam putusan No.
45/PID.B/2012/PN.MR
c. Untuk mengetahui sanksi tindak pidana ujaran kebencian dalam
pandangan Hukum Pidana Positif dan Hukum Pidana Islam
Adapun manfaat penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penulis skripsi ini dapat memberikan manfaat dan masukan dalam
menambah khazanah keilmuan dan literatur dalam dunia akademis, serta
khazanah dalaam ilmu pengetahuan hukum islam dan hukum positif,
khususnya hal-hal yang berhubungan dengan tindak pidana ujaran
kebencian. Dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut untuk melahirkan
konsep ilmiah yang dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan
hukum islam dan positif di Indonesia
2. Manfaat Praktis
Penulisan skripsi ini dapat memberikan pengetahuan tentang kasus-kasus
tindak pidana ujaran kebencian di media sosial yang sekarang ini banyak
terjadi. Dan juga sebagai pedoman dan masukan baik bagi aparat penegak
hukum maupun masyarakat umum dalam menentukan kebijakan dan
langkah-langkah dalam memberantas kasus tindak pidana ujaran
kebencian
E. Kajian Terdahulu
Skripsi karya oleh Muhammad Mujahidin tahun 2013 dengan judul:
Tinjauan Fiqih Jinayah Terhadap Sanksi Pidana Pencemaran Nama
Baik/Penghinaan Via Jejaring Sosial Menurut UU No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik.12
Penulis skripsi ini menyatakan bahwa
12
Muhammad Mujaidin, “Tinjauan Fiqih Jinayah Terhadap Sanksi Pidana Pencemaran
Nama Baik/Penghinaan Via Jejaring Sosial Menurut UU No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik” (Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2013), h. 18.
10
berdasarkan hukum positif sanksi pidana pencemaran nama baik via jejaring
sosial menurut undang-undang nomor 11 tahun 2008 termaktub dalam pasal 27
ayat (3) jo pasal 45 ayat (1) yang menjatuhkan pidana penjara paling lama enam
tahun dan denda Rp. 1.000.000.000,00,- (satu miliyar rupiah). Sedangkan dalam
hukum Islam atau fiqih jinayah masuk dalam ranah jarimah takzir bukan
termasuk jarimah qisas dan hudud, sebab bisa dipastikan bahwa pada masa
Rasulullah belum ditemukan teknologi komputer dan internet seperti zaman ini,
sehingga diperlukan wewenang khusus kepada ulil amri (pemimpin) untuk
menjatuhkan hukum atas kasus tersebut.
Skripsi karya Lilik Masfiyah tahun 2014 dengan judul: Sanksi
Pencemaran Nama Baik Oleh Pers Menurut Fiqih Jinayah dan UU No. 40 Tahun
1999 Tentang Pers.13
Penulis skripsi ini menyatakan bahwa sanksi pidana
pencemaran nama baik oleh pers menurut fiqh jinayah menggunakan jarimah
takzir dan jenis sanksinya diserahkan kepada ulil amri yakni penguasa dan hakim
dilembaga peradilan yang mempunyai otoritas untuk menetapkannya. Sedangkan
menurut UU No. 40 Tahun 1999 berbentuk pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000,00,- (lima ratus juta rupiah). Hal
ini bahwa penerapan pasal mengenai pencemaran nama baik di Indonesia memang
sangat rancu, undang-undang pers belum mandiri karena banyak pasalnya masih
menyebutkan berlakunya Undang-Undang lain.
Skripsi karya Ahmad Kamal Abdul Jabbar tahun 2016 dengan judul:
Tren Meme dan Ruang Kebebasan Dalam Fanpage Meme Comic Indonesia.14
Penulis skripsi ini menyatakan bahwa motif yang digunakan oleh anggota
komunitas meme comic indonesia terbagi atas tiga motif, (1) motif pengalihan; (2)
motif identitas personal; (3) motif aktualisasi diri. Ketiganya timbul karena
dorongan kebutuhan yang berbeda-beda dan tidak bersifat hirarkis dan tidak
13
Lilik Masfiyah, “Sanksi Pidana Pencemaran Nama Baik Oleh Pers Menurut Fiqih
Jinayah Dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers” (Skripsi UIN Sunan Ampel,
Surabaya, 2014), h. 19. 14
Ahmad Kamal Abdul Jabbar, “Tren Meme Dan Ruang Kebebasan Dalam Fanpage
Meme Comic Indonesia” (Skripsi-- UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2016), h. 12.
11
bersifat idealis. Sehingga, dalam satu proses ekspresi melalui meme juga dapat
didasari oleh beberapa jenis motif sekaligus. Cara berekspresi yang dilakukan
oleh meme comic indonesia secara garis besar merupakan representasi dari fungsi
media pers pada umumnya mengacu pada UU No. 40 Tahun 1999.
Demikian penelitian ini termasuk baru dan bukan termasuk pengulangan
dari penelitian-penelitian sebelumnya dan menjadi alasan yang cukup kuat bagi
penulis bahwa “Tindak Pidana Ujaran Kebencian Melalui Media Sosial Ditinjau
Dalam Hukum Pidana Positif dan Hukum Pidana Islam (Analisis Putusan No:
45/PID.B/2012/PN.MR) perlu dianalisis lebih lanjut.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitin
kualitatif yang bersifat deskriptif analisis, dengan pendekatan normatif empiris.
Dengan objek penelitian peraturan perundang-undangan yang dikaitkan dengan
teori-teori hukum.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
pustakan (library research), dan putusan Pengadilan Negeri Muaro alat ini
dipergunakan untuk melengkapi data yang penulis perlukan, yaitu dengan cara
melihat buku-buku dan Undang-undang yang terkait dengan pokok masalah yang
akan diteliti.
3. Sumbe Data
Data primer, yaitu sumber data utama yang dapat dijadikan jawaban terhadap
masalah penelitian.15
Buku-buku yang berkaitan dengan bahan penulisan antara
lain pasal 28 ayat (2) jo dan pasal 45 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2016 tentang ITE perubahan atas Undang-Undang 11 Tahun 2008 tentang ITE,
15
Beni Ahmad Saebani, Metoode Penelitian Hukum (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h.
158
12
KUHP , Al-qur’an, Hadits, Putusan Pengadilan Negeri Muaro No:
45/PID.B/2012/PN.MR, serta buku-buku lain yang berkaitan dengan pembahasan
penulisan.
Data sekunder yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu, artikel-
artikel, jurnal, dan makalah-makalah yang berkaitan dengan permasalahan yang
dibahas dalam skripsi ini.
4. Teknik Analisis
Adapun cara yang digunakan penulis dalam menganalisa datanya adalah
analisis kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan secermat mungkin
tentang hal yang diteliti dengan cara mengumpulkan data-data atau informasi
berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Dalam hal ini materi pokoknya
adalah tindak pidana ujaran kebencian melalui media sosial ditinjau dari hukum
pidana positif dan hukum pidana islam
5. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku “Pedoman Penulisan
Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2017”
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan, penulis membagi penyusunan kedalam
BAB, dan masing-masing BAB dibagi menjadi sub-sub yang lengkap ialah
sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan, dalam bab ini diuraikan tentang Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode
Penelitian, serta Sistematika Penelitian
BAB II: Dalam bab ini mengkaji tentang tinjauan teori tentang pemidanaan
pelaku ujaran kebencian
13
BAB III: Bab ini membahas tentang dasar-dasar hukum tentang ujaran kebencian
menurut Undang-Undang ITE dan KUHP
BAB IV: Bab ini merupakan analisis penyelesaian kasus tindak pidana ujaran
kebencian melalui media sosial dengan contoh kasus putusan di Pengadilan
Negeri Muaro dengan nomer putusan No: 45/PID.B/2012/PN.MR
BAB V: Bab terakhir yang memuat penutup, dalam bab ini mencakup kesimpulan
dan saran dari penulis atas permasalahan yang diteliti sehingga tercapai upaya
untuk mencapai tujuan dari yang dulakukan
14
BAB II
Tinjauan Teori Tentang Pemidanaan Pelaku Ujaran Kebencian
A. Teori Pemidanaan
Di indonesia sendiri, hukum positif belum pernah merumuskan tujuan
pemidanaan. Selama ini wacana tentang tujuan pemidanaan tersebut masih dalam
tataran yang bersifat teoritis. Namun sebagai bahan kajian, Rancangan KUHP
Nasional telah menetapkan tujuan pemidanaan pada Buku Kesatu Ketentuan
Umum dala Bab II dengan judul Pemidanaan, Pidana dan Tindakan. Tujuan
pemidanaan menurut Wirjono Prodjodikoro, yaitu:1
1. Untuk menakut-nakuti orang jangan sampai melakukan kejahatan baik
secara menakut-nakuti orang banyak (generals preventif) maupun
menakut-nakuti orang tertentu yang sudah melakukan kejahatan agar
dikemudian hari tidak melakukan kejahatan lagi (speciale preventif)
2. Untuk mendidik atau memperbaiki orang-orang yang melakukan kejahatan
agar menjadi orang-orang yang baik tabiatnya sehingga bermanfaat bagi
masyarakat
Tujuan pemidanaan itu sendiri diharapkan dapat menjadi sarana
perlindungan masyarakat, rehabilitasi dan resosialisasi, pemenuhan pandangan
hukum adat, serta aspek psikologi untuk menghilangkan rasa bersalah bagi yang
bersangkutan. Meskipun pidana merupakan suatu nestapa tetapi tidak
dimaksudkan untuk menderitakan dan merendahkan martabat manusia. P.A.F.
Lamintang menyatakan:2
Pada dasarnya terdapat tiga pokok pemikiran tentang tujuan yang ingin
dicapai dengan suatu pemidanaan, yaitu :
1 Wirjono Prodjodikoro, Hukum Acara Pidana di Indonesia, (Bandung: Sumur Bandung,
1981), h. 16 2 P.A.F Lamintang, Hukum Penitensier Indonesia, (Bandung: Armico, 1988), h. 23
15
a. Untuk memperbaiki pribadi dari penjahat itu sendiri
b. Untuk membuat orang menjadi jera dalam melakukan kejahatan-kejahatan
c. Untuk membuat penjahat-penjahat tertentu menjadi tidak mampu untuk
melakukan kejahatan-kejahatan yang lain, yakni penjahat yang dengan
cara-cara yang lain sudah tidak dapat diperbaiki lagi.
Dari kerangka pemikiran di atas, melahirkan beberapa teori tentang
tujuan pemidanaan. Pada umumnya teori-teori pemidanaan terbagi atas tiga yakni
sebagai berikut :
1) Teori Absolut atau Teori pembalasan (Vergeldings Theorien)
Menurut teori ini pidana dijatuhkan semata-mata karena orang telah
melakukan kejahatan atau tindak pidana. Teori ini diperkenalkan oleh Kent dan
Hegel. Teori Absolut didasarkan pada pemikiran bahwa pidana tidak bertujuan
untuk praktis, seperti memperbaiki penjahat tetapi pidana merupakan tuntutan
mutlak, bukan hanya sesuatu yang perlu dijatuhkan tetapi menjadi keharusan,
dengan kata lain hakikat pidana adalah pembalasan (revegen). Sebagaimana yang
dinyatakan Muladi bahwa:3
Teori absolut memandang bahwa pemidanaan merupakan pembalasan
atas kesalahan yang telah dilakukan sehingga berorientasi pada perbuatan dan
terletak pada terjadinya kejahatan itu sendiri. Teori ini mengedepankan bahwa
sanksi dalam hukum pidana dijatuhkan semata-mata karena orang telah
melakukan sesuatu kejahatan yang merupakan akibat mutlak yang harus ada
sebagai suatu pembalasan kepada orang yang melakukan kejahatan sehingga
sanksi bertujuan untuk memuaskan tuntutan keadilan.
Teori pembalasan mengatakan bahwa pidana tidaklah bertujuan untuk
yang praktis, seperti memperbaiki penjahat. Kejahatan itu sendirilah yang
mengandung unsur-unsur untuk dijatuhkannya pidana. Pidana secara mutlak ada,
karena dilakukan suatu kejahatan. Tidaklah perlu untuk memikirkan manfaat
3 Hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 31
16
menjatuhkan pidana itu. Setiap kejahatan harus berakibatkan dijatuhkan pidana
kepada pelanggar. Oleh karena itulah maka teori ini disebut teori absolut. Pidana
merupakan tuntutan mutlak, bukan hanya sesuatu yang perlu dijatuhkan tetapi
menjadi keharusan.
Dari teori tersebut di atas, nampak jelas bahwa pidana merupakan suatu
tuntutan etika, di mana seseorang yang melakukan kejahatan akan dihukum dan
hukuman itu merupakan suatu keharusan yang sifatnya untuk membentuk sifat
dan merubah etika yang jahat ke yang baik.4
2) Teori Relatif atau Tujuan (Doel Theorien)
Teori relatif atau teori tujuan, berpokok pangkal pada dasar bahwa pidana
adalah alat untuk menegakkan tata tertib (hukum) dalam masyarakat. Teori ini
berbeda dengan teori absolut, dasar pemikiran agar suatu kejahatan dapat dijatuhi
hukuman artinya penjatuhan pidana mempunyai tujuan tertentu, misalnya
memperbaiki sikap mental atau membuat pelaku tidak berbahaya lagi, dibutuhkan
proses pembinaan sikap mental.
Menurut Muladi tentang teori ini bahwa: Pemidanaan bukan sebagai
pembalasan atas kesalahan pelaku tetapi sarana mencapai tujuan yang bermanfaat
untuk melindungi masyarakat menuju kesejahteraan masyarakat. Sanksi
ditekankan pada tujuannya, yakni untuk mencegah agar orang tidak melakukan
kejahatan, maka bukan bertujuan untuk pemuasan absolut atas keadilan.5
Teori ini memunculkan tujuan pemidanaan sebagai sarana pencegahan,
baik pencegahan khusus (speciale preventie) yang ditujukan kepada pelaku
maupun pencegahan umum (general preventie) yang ditujukan ke masyarakat.
Teori relatif ini berasas pada tiga tujuan utama pemidanaan yaitu preventif,
detterence, dan reformatif. Tujuan preventif (prevention) untuk melindungi
masyarakat dengan menempatkan pelaku kejahatan terpisah dari masyarakat.
4 Hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 31 5 Zainal Abidin Farid, Hukum Pidana 1, (Jakarat: Sinar Grafika, 2007), h. 11
17
Tujuan menakuti (detterence) untuk menimbulkan rasa takut melakukan
kejahatan, baik bagi individual pelaku agar tidak mengulangi perbuatanya,
maupun bagi publik sebagai langkah panjang. Sedangkan tujuan perubahan
(reformation) untuk mengubah sifat jahat si pelaku dengan dilakukannya
pembinaan dan pengawasan, sehingga nantinya dapat kembali melanjutkan
kebiasaan hidupnya sehari-hari sebagai manusia yang sesuai dengan nilai-nilai
yang ada di masyarakat.
Menurut Zevenbergen ”terdapat tiga macam memperbaiki si penjahat,
yaitu perbaikan yuridis, perbaikan intelektual, dan perbaikan moral.”6 Perbaikan
yuridis mengenai sikap si penjahat dalam hal menaati undang-undang. Perbaikan
intelektual mengenai cara berfikir si penjahat agar ia insyaf akan jeleknya
kejahatan. Sedangkan perbaikan moral mengenai rasa kesusilaan si penjahat agar
ia menjadi orang yang bermoral tinggi.
3) Teori Gabungan/modern (Vereningings Theorien)
Teori gabungan atau teori modern memandang bahwa tujuan pemidanaan
bersifat plural, karena menggabungkan antara prinsip-prinsip relatif (tujuan) dan
absolut (pembalasan) sebagai satu kesatuan. Teori ini bercorak ganda, dimana
pemidanaan mengandung karakter pembalasan sejauh pemidanaan dilihat sebagai
suatu kritik moral dalam menjawab tindakan yang salah. Sedangkan karakter
tujuannya terletak pada ide bahwa tujuan kritik moral tersebut ialah suatu
reformasi atau perubahan perilaku terpidana di kemudian hari.7
Teori ini diperkenalkan oleh Prins, Van Hammel, Van List dengan
pandangan sebagai berikut:
1) Tujuan terpenting pidana adalah membrantas kejahatan sebagai suatu
gejala masyarakat
6 Wirjono Prodjodikoro, Hukum Acara Pidana di Indonesia, (Bandung: Sumur Bandung,
1981), h. 26 7 Djoko Prakoso, Surat Dakwaan, Tuntutan Pidana dan Eksaminasi Perkara di Dalam
Proses Pidana, (Yogyakarta: Liberty), h. 47
18
2) Ilmu hukum pidana dan perundang-undangan pidana harus memperhatikan
hasil studi antropologi dan sosiologis
3) Pidana ialah suatu dari yang paling efektif yang dapat digunakan
pemerintah untuk memberantas kejahatan. Pidana bukanlah satu-satunya
sarana, oleh karena itu pidana tidak boleh digunakan tersendiri akan tetapi
harus digunakan dalam bentuk kombinasi denga upaya sosialnya.
Pandangan diatas menunjukkan bahwa teori ini mensyaratkan agar
pemidanaan itu selain memberikan penderitaan jasmani juga psikologi dan
terpenting adalah memberikan pemidanaan dan pendidikan. Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pemidanaan, yaitu dikehendakinya suatu
perbaikan-perbaikan dalam diri manusia atau yang melakukan kejahatan-
kejahatan terutama dalam delik ringan. Sedangkan untuk delik-delik tertentu yang
dianggap dapat merusak tata kehidupan sosial dan masyarakat, dan dipandang
bahwa penjahat-penjahat tersebut sudah tidak bisa lagi diperbaiki, maka sifat
penjeraan atau pembalasan dari suatu pemidanaan tidak dapat dihindari.
B. Teori Informasi
Informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga
berupa putusan-putusan yang dibuat.8 Tidak mudah untuk mendefinisikan konsep
informasi karena istilah satu ini mempunyai bermacam aspek, ciri, dan manfaat
yang satu dengan lainnya terkadang sangat berbeda. Informasi bisa jadi hanya
berupa kesan pikiran seseorang atau mungkin juga berupa data yang tersusun rapi
dan telah terolah.9
Konsep informasi/berita yang ditawarkan al-Qur’an sangat signifikan dan
memberi kontribusi dalam system pemberitaan pada media massa, khususnya
media sosial. Beberapa implikasi dari konsep berita dalam al-Qur’an dalam
system pemberitaan sebagai berikut:
8 Pawit M. Yusup. Pedoman Praktis Mencari Informasi, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya) h. 9 9 Pawit M. Yusup. Teori dan Praktik Penelusuran Informasi, (Jakarta : Kencana Predana
Media Group) h. 1
19
a. Sumber berita harus jelas
Berita sangat penting dalam kehidupan. Ia bahkan telah menjadi salah
satu kebutuhan sebagaimana kebutuhan lainnya, seperti makan dan minum.
Masyarakat, khususnya di perkotaan agaknya tidak bisa dipisahkan dari berita.
Sejak seseorang bangun dari tidur pertama-tama yang diburunya adalah berita.
Demikian pula sebelum ke tempat tidur sebagian orang akan menyaksikan berita
paling akhir dari media penyedia berita. Berita layaknya energy kehidupan,
sehingga bagi orang-orang tertentu akan terlihat kurang semangat, tidak energik
jika tidak mendapatkan berita-berita baru. Sumber-sumber berita telah menjadi
mata air kehidupan yang senantiasa dilacak untuk mendapatkan berita yang segar
dan lagi viral.10
Sumber berita cukup banyak dan beragam. Karena itu diperlukan
kemampuan selektivitas terhadap sumber-sumber berita. Hal ini bertujuan agar
diperoleh berita yang betul-betul meyakinkan sebagai sebuah kebenaran, atau
sesuai dengan fakta. Kualitas berita sangat ditentukan oleh kredibiltas sumbernya.
al-Qur’an mengisyaratkan perlunya memeriksa dengan cermat sumber berita.
Dalam QS. al-Hujurat (49): 6 Allah swt. berfirman: “Hai orang-orang yang
beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka
periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu
kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu.
b. Berita harus benar
Berita dari berbagai sumber membanjiri ruang baca khalayak. Varian
berita ini jelas memerlukan kearifan untuk memilah dan memilih dari khalayak
pembaca. Diperlukan kecermatan dan kejelian ekstra dalam memilah dan memilih
berita yang akan dibaca. Apalagi kalau berita tersebut menyentuh hal-hal sensitif
dalam kehidupan, misalkan terkait dengan isuisu SARA. Kebenaran berita
10
Iftitah Jafar, “Konsep Berita dalam Al’Quran (Implikasinya dalam Sistem Pemberitaan
di Media Sosial)”. Jurnalisa, Vol 03 No. 1 (2017), h. 12
20
menjadi pertimbangan utama, terlepas dari menarik atau tidaknya berita tersebut.
Kebenaran menjadi fokus perhatian karena terkait dengan beberapa hal: 1.
Kemungkinan dampak yang ditimbulkan, 2. Komentar yang akan diberikan, dan
3. Pertimbangan untuk dishare ke teman di Facebook.
Kebenaran sebuah berita harus didasarkan pada kriteria tertentu. Salah
satu kriteria yang patut dipertimbangkan adalah kebenaran agama karena ia
berasal dari wahyu Tuhan Sang Pencipta alam semesta.26 Wahyu Tuhan ini telah
terkodifikasikan dalam kitab suci. Kitab suci, karena ia berasal dari Tuhan maka
ia memiliki kebenaran mutlak (QS. al-Baqarah (2): 213). Sebagai standar
kebenaran, al-Qur’an berfungsi sebagai tolok ukur (muhaymin) dan pengoreksi
(mushaddiq) kitab-kitab suci lainnya (QS. al-Maidah (5): 48). Selain itu al-Qur’an
juga berfungsi sebagai landasan hukum dan peraturan atas kasus-kasus hukum
yang dihadapi masyarakat (QS. al-Baqarah (2): 213). Sebagai tambahan, al-
Qur’an juga berfungsi sebagai peringatan dan pelajaran bagi manusia, khususnya
orang-orang beriman. Pemahaman akan sebuah makna ayat juga harus didasarkan
kredibilitas dan kompetensi penafsirnya. Kedua, berasal dari Rasul atau utusan
Tuhan. Sebagai utusan Tuhan dipastikan para rasul menyampaikan kebenaran dari
Tuhan. Mereka itu mendapatkan jaminan Tuhan akan kebenaran pesan-pesan
yang disampaikan kepada umat. Rasulullah saw. misalnya sejak masih muda
sudah mendapatkan gelar terpercaya “al-Amȋn” dari komunitas Arab. Beliau
dipercaya untuk memimpin para kepala suku untuk memindahkan Hajratul Aswad
ke tempatnya semula setelah bergeser karena banjir.11
Selain itu secara skriptural Rasulullah saw. mendapatkan justifikasi Ilahi
atas kebenaran dan kejujurannya yang memang layak mengemban tugas
pewahyuan. Dalam QS. Allah berfirman: “Dan tidak Muhammad itu berbicara
mengikuti hawa nafsunya, melainkan berdasarkan wahyu di sampaikan
kepadanya.” Dengan demikian Allah memerintahkan untuk mengambil atau
menerima apa yang dibawa oleh Rasul. Dalam QS. Allah berfirman: “Dan apa
11
Iftitah Jafar, “Konsep Berita dalam Al’Quran (Implikasinya dalam Sistem Pemberitaan
di Media Sosial)”. Jurnalisa, Vol 03 No. 1 (2017), h. 13
21
yang dibawa Rasul kepadamu terimalah dan apa yang dilarangnya jauhilah.”
Lebih dari itu Nabi Muhammad saw. mendapatkan legitimasi dari Tuhan sebagai
insan yang memiliki integritas yang tinggi. Dalam QS. al-Qalam (68): 4, Allah
swt. berfirman: “dan Sesungguhnya kamu benarbenar berbudi pekerti yang
agung”.
c. Berita harus sesuai dengan fakta
Realitas faktual atau realitas historis menjadi syarat bagi sebuah berita.
Berita dari Tuhan dipastikan memiliki realitas faktual. Dalam QS. al-An’am (6):
67, Allah berfiran: “untuk Setiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada
(waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui”. Karena itu menjadi
tantangan bagi manusia untuk meneliti dengan berbagai kapasitas yang dimiliki
untuk mencari bukti-bukti historis dari sebuah berita dalam al-Qur’an. Demikian
pula menjadi tantangan bagi mereka untuk menggali nilai-nilai ilmiah al-Qur’an
melalui penelitian yang tdak kenal lelah. Alam semesta menjadi ajang penelitian
yang tidak pernah final dan senantiasa menantang. Thanthawi Jawhari
menyebutkan terdapat sekitar 750 ayat tentang alam semesta, yang tentunya
menantang untuk diteliti.12
Salah satu trend yang menandai bagian akhir tahun 2016 adalah begitu
banyaknya beredar berita bohong atau hoax. Berita seperti ini dipastikan
mengada-ada atau tidak sesuai dengan realitas di masyarakat. Berita hoax ini
dibuat untuk tujuan tertentu dan biasanya marak di kala masyarakat menghadapi
suksesi kepemimpinan politik. Jenis berita ini sungguh merugikan pihak-pihak
tertentu karena mereka mempercayainya dan langsung mengamalkannya. Pada
paruh 2016, pernah ada berita di salah satu Koran menyebutkan bahwa kembang
“dollar” sangat berbahaya dapat menyebabkan penyakit yang mematikan. Banyak
yang mempercayainya dan segera memusnahkan atau membuang kembang
tersebut yang sudah dipelihara sekian lama. Setelah penulis mengeceknya di
internet ternyata berita tadi hoax. QS. al-Hujurat (49): 6 yang telah disebutkan di
12
Iftitah Jafar, “Konsep Berita dalam Al’Quran (Implikasinya dalam Sistem Pemberitaan
di Media Sosial)”. Jurnalisa, Vol 03 No. 1 (2017), h. 14
22
atas mengisyaratkan perlunya crosscheck atau check and recheck atas berita yang
dibaca.
Saat ini crosscheck akan mudah dilakukan karena banyak penyedia berita
yang tersedia. Crosschek sangat penting bagi penyedia berita dengan melacak
sumber-sumber berita yang kredibel sebelum memberitakan atau mempostingnya.
Selain penyedia berita khalayak juga harus semakin cerdas dalam mengakses
sebuah berita, diperluakn daya kritis terhadap berita yang dibaca. Tidak boleh
langsung meyakini kebenaran berita yang diterima. Mereka juga harus melakukan
crosscheck atau check and recheck terhadap berita yang dihadapi untuk
mengetahui apakah ia sesuai dengan fakta atau tidak.13
C. Ujaran Kebencian
1. Pengertian Ujaran Kebencian
Ujaran kebencian dapat didefinisikan sebagai ucapan dan/atau tulisan
yang dibuat seseorang dimuka umum untuk tujuan menyebarkan dan menyulut
kebencian sebuah kelompok terhadap kelompok lain yang berbeda baik karena
ras, agama, keyakinan, gender, etnisitas, kecacatan, dan orientasi seksual. Ujaran
kebencian dalam arti hukum yaitu tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu
individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada
individu atau kelompok yang lain dalam hal berbagai aspek seperti ras, warna
kulit, etnis, gender, kewarganegaraan, agama dan lain-lain. Website yang
menggunakan atau menerapkan Ujaran Kebencian (Hate Speech) ini disebut (Hate
Site). Kebanyakan dari situs ini menggunakan Forum Internet dan Berita untuk
mempertegas suatu sudut pandang tertentu.14
Hate Speech atau dalam Bahasa Indonesia sering disebut ujaran
kebencian adalah istilah yang berkaitan erat dengan minoritas dan masyarakat asli,
yang menimpa suatu komunitas tertentu dan dapat menyebabkan mereka sangat
13
Iftitah Jafar, “Konsep Berita dalam Al’Quran (Implikasinya dalam Sistem Pemberitaan
di Media Sosial)”. Jurnalisa, Vol 03 No. 1 (2017), h. 14 14
Sutan Remy Syahdeini, Kejahatan dan Tindak Pidana Komputer, (Jakarta: Pustaka
Utama Grafiti,2009), h. 38
23
menderita, sementara (orang) yang lain tidak peduli. Dalam pada itu, ujaran
kebencia berbeda dengan ujaran-ujaran (speech) pada umumnya, walaupun
didalam ujaran tersebut mengandung kebencian, menyerang, dan berkobar-kobar.
Perbedaan ini terletak pada niat dari suatu ujaran yang memang dimaksudkan
untuk menimbulkan dampak tertentu, baik secara langsung (aktual) ataupun tidak
langsung (berhenti pada niat). Jika ujaran yang disampaikan dengan berkobar-
kobar dan bersemangat itu ternyata dapat mendorong para audiennya untuk
melakukan kekerasan atau menyakiti orang atau kelompok lain, maka pada posisi
itu pula suatu hasutan kebencian itu berhasil dilakukan.15
2. Bentuk Ujaran Kebencian
Bentuk-bentuk ujaran kebencian (Hate Speech) dapat berupa tindak
pidana yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan
ketentuan pidana lainnya di luar KUHP, yang berbentuk antara lain :
a. Penghinaan
Menurut R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul Kitab Undang-
Undanng Hukum Pidana (KUHP) serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal
Demi Pasal dalam penjelasan Pasal 310 KUHP, menerangkan bahwa menghina
adalah menyerang kehormatan dan nama baik seseorang. Yang diserang ini
biasanya merasa malu.16
Objek penghinaan adalah berupa rasa harga diri atau
martabat mengenai kehormatan dan mengenai nama baik orang baik bersifat
individual ataupun komunal (kelompok).
b. Pencemaran Nama Baik
Pengertian pencemaran nama baik dalam KUHP ialah tindakan
mencemarkan nama baik atau kehormatan seseorang melalui cara menyatakan
sesuatu baik secara lisan maupun tulisan
15
M. Choirul Anam dan Muhammad Hafiz, “SE Kapolri Tentang Penanganan Ujaran
Kebencian (Hate Speech) dalam Kerangka Hak Asasi Manusia”. Jurnal Keamanan Nasional, Vol
1 No. 3 (2015), h. 345-346 16
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Komentar Lengkap Pasal
Demi Pasal, (Bogor: Politea, 1991), h. 225
24
c. Penistaan
Penistaan adalah suatu perkataan, perilaku, tulisan, ataupun pertunjukan
yang dilarang karena dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan dan sikap
prasangka entah dari pihak pelaku pernyataan tersebut ataupun korban dari
tindakan tersebut, sedangkan menuruut pasal 310 ayat (1) KUHP Penistaan adalah
suatu perbuatan yang dilakukan dengan cara menuduh seseorang ataupun
kelompok telah melakukan perbuatan tertentu dengan maksud agar tuduhan itu
tersiar (diketahui oleh banyak orang). Perbuatan yang dituduhkan itu tidak perlu
suatu perbuatan yang boleh dihukum seperti mencuri, menggelapkan, berzina, dan
sebagainya. Cukup dengan perbuatan biasa sudah tentu suatu perbuatan yang
memalukan.17
d. Perbuatan Tidak Menyenangkan
Suatu perlakuan yang menyinggung perasaan orang lain. Sedangkan
didalam KUHP Perbuatan Tidak Menyenangkan diatur pada Pasal 335 ayat (1).
Pasal 335 ayat (1): Diancam dengan pidana penjara paling lama satu
tahun atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
1) Barangsiapa secara melawan hukum memaksa orang lain supaya
melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu, dengan memakai
kekerasan suatu perbuatan lain maupun perlakuan tak menyenangkan, baik
terhadap orang itu sendiri maupun orang lain.
2) Barang siapa memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan
atau membiarkan sesuatu dengan ancaman pencemaran atau pencemaran.18
17
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Pasal 310 ayat (1): “Barang siapa sengaja
menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhkan sesuatu
hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum, diancam karena
pencemaran dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah” 18
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Pasal 335
25
e. Memprovokasi
Memprovokasi menurut KBBI adalah suatu perbuatan yanng dilakukan
untuk membangkitkan kemarahan seseorang dengan cara menghasut memancing
amarah, kejengkelan, dan membuat orang yang terhasut mempunyai pikiran
negative dan emosi.19
f. Menghasut
Menurut R. Soesilo menghasut artinya mendorong, mengajak,
membangkitkan atau membakar semangat orang supaya berbuat sesuatu. Dalam
kata “menghasut” tersimpul sifat “dengan sengaja”. Menghasut itu lebih keras
daripada “memikat” atau “membujuk” akan tetapi bukan “memaksa”.20
g. Penyebaran Berita Bohong
Menurut R. Soesilo menyebarkan berita bohong yaitu menyiarkan berita
atau kabar dimana ternayata kabar yang disiarkan itu adalah kabar bohong. Yang
dipandang sebagai kabar bohong tidak saja memberitahukan suatu kabar kosong,
akan tetapi juga menceritakan secara tidak betul suatu kejadian.21
Semua tindakan diatas memiliki tujuan atau bisa berdampak pada tindak
diskriminasi, kekerasan, penghilangan nyawa dan/atau konflik soosial.22
19
Ananda Santoso dan A. R. AL Hanif, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya:
ALUMNI), h. 300 20
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Komentar Lengkap Pasal
Demi Pasal,,, h. 136 21
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Komentar Lengkap Pasal
Demi Pasal,,, h. 269 22
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Buku Penanganan Ujaran Kebencian (Hate
Speech), Jakarta, 2015, h. 13
26
BAB III
Ujaran Kebencian Di Media Sosial
A. Ujaran Kebencian Perspektif Undang-Undang ITE dan KUHP
Perkembangan teknologi memberikan dampak positif dan negatif bagi
manusia. Di satu sisi memudahkan pekerjaan manusia, namun di sisi lain dapat
dengan mudah dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab untuk
melakukan kejahatan seperti penipuan, cyber crime, atau bahkan melakukan
ujaran kebencian atas dasar kebangsaan, ras, atau agama dengan ujaran untuk
melakukan diskriminasi. Jawaban yang pasti adalah menghadapi perkembangan
teknologi ini dari segala sisinya, baik dengan memperbaiki mental, menata politik
yang lebih etis, hingga membuat regulasi atau hukum yang mampu menangkal
dan meminta pertanggungjawaban dari orang yang melakukan tindakan ujaran
kebencian atas dasar agama atau penodaan agama.
Dasar hukum bagi tindak pidana ujaran kebencian atas dasar agama ini
adalah Pasal 156 dan 156a KUHP, adapun jika tindakan tersebut dilakukan
melalui jejaring sosial maka landasan hukumnya adalah Pasal 28 ayat (2) Undang-
Undang No. 11 Tahun 2008 tentang ITE yaitu mencakup tindakan atau perbuatan
yang dilarang berkaitan dengan informasi dan transaksi elektronik. Undang-
Undang ini kemudian menjadi rujukan dan dasar dalam tindak pidana ujaran
kebencian yang berkaitan dengan agama yang dilakukan di media sosial, sehingga
dapat digunakan oleh Aparat Penegak Hukum untuk menjerat pelakunya. Dasar
pasal 28 ayat (2) UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE enyebutkan tindakan yang
dilarang yaitu: “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan
informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan suku, agama, ras,
dan antar golongan (SARA)”.1 Tujuan Pasal ini adalah mencegah terjadinya
permusuhan, kerusuhan, atau bahkan perpecahan yang didasarkan pada SARA
1 Hartini Retnaningsih, “Ujaran Kebencian Di Tengah Kehidupan Masyarakat”. Jurnal
Vol. VII, No. 21/I/P3DI/November/2015, h. 10-11
27
akibat informasi negatif yang bersifat provokatif. Sebagai contoh, apabila seorang
menuliskan status dalam jejaring sosial informasi yang berisi provokasi terhadap
suku/agama tertentu dengan maksud untuuk menghasut masyarakat untuk
membenci atau melakukan anarkisme terhadap kelompok tertentu.2
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam Pasal 28 ayat (2) UU No. 11
Tahun 2008 tentang ITE, dengan melihat putusan Nomor 45/Pid.B/2012/PN.MR
terkait kasus penyebaran informasi yang menimbulkan kebencian, yaitu:3
1. Setiap orang
2. Dengan sengaja dan tanpa hak
3. Menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa
kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat
tertentu berdasarkan atas Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA)
Pelarangan tindakan tersebut, tentu menimbulkan sanksi bagi pelaku bila
unsur-unsurnya terpenuhi. Mengenai sanksi ini dapat dilihat pada Pasal 45 ayat
(2) UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE yang berbunyi: “Setiap orang yang
memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dan ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan /atau denda
paling banyak Rp. 1.000.000.000 (satu miliar rupiah).4
Dengan demikian, apabila terpenuhi unsur-unsur yang terkandung pada
Pasal 28 ayat (2), maka sanksi pidananya adalah enam tahun penjara atau denda
sebanyak satu miliar rupiah. Perlu ditegaskan, kata-kata dalam pasal ini berarti
dalam penjatuhan hukumannya oleh hakim dapat bersifat alternatif (memilih)
atau dapat bersifat kumulatif (menggabungkan). Itu berarti, seorang yang
melanggar pasal ini, bisa saja akan dijatuhi hukuman penjara dan denda sekaligus.
2 Pasal 28 ayat (2) UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE
3 Direktori Putusan, Putusan Nomor: 45/PID.B/2012/PN.MR, diakses pada tanggal 29
Januari 2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 38 4 Pasal 45 ayat (2) UU Nomor 11 tahun 2008 tentang ITE
28
Bila merujuk pada pedoman Surat Edaran (SE) Kapolri No.
SE/06/X/2015 tentang Ujaran Kebencian, maka dasar hukum yang dapat
digunakan adalah:5
1. Pasal 156 KUHP, yang berbunyi:
“Barangsiapa di depan umum menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau
merendahkan terhadap satu atau lebih suku bangsa Indonesia dihukum dengan
hukuman penjara selamalamanya empat tahun dengan hukuman denda setinggi-
tingginya empat ribu lima ratus rupiah.”
2. Pasal 157 KUHP, yang berbunyi:
“(1) Barang siapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan tulisan atau
lukisan di muka umum, yang isinya mengandung pernyataan perasaan
permusuhan, kebencian atau penghinaan di antara atau terhadap golongan-
golongan rakyat Indonesia, dengan maksud supaya isinya diketahui atau lebih
diketahui oleh umum, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun
enam bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.”
“(2) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut pada waktu menjalankan
pencariannya dan pada saat itu belum lewat lima tahun sejak pemidanaannya
menjadi tetap karena kejahatan semacam itu juga, yang bersangkutan dapat
dilarang menjalankan pencarian tersebut.”
3. Pasal 310 KUHP, yang berbunyi:6
“(1) Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang
dengan menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui
umum, diancam karena pencemaran dengan pidana penjara paling lama sembilan
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.”
“(2) Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan,
dipertunjukkan atau ditempelkan di muka umum, maka diancam karena
pencemaran tertulis dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan
atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.”
“(3) Tidak merupakan pencemaran atau pencemaran tertulis, jika perbuatan jelas
dilakukan demi kepentingan umum atau karena terpaksa untuk membela diri.“
5 Surat Edaran (SE) Kapolri No. SE/06/X/2015, h. 5
6 Surat Edaran (SE) Kapolri No. SE/06/X/2015, h. 6
29
4. Pasal 311 KUHP, yang berbunyi:
“(1) Jika yang melakukan kejahatan pencemaran atau pencemaran tertulis
dibolehkan untuk membuktikan apa yang dituduhkan itu benar, tidak
membuktikannya, dan tuduhan dilakukan bertentangan dengan apa yang
diketahui, maka dia diancam melakukan fitnah dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.”
“(2) Pencabutan hak-hak berdasarkan pasal 35 No. 1– 3 dapat dijatuhkan.”
5. Pasal 28 jis. Pasal 45 ayat (2) UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik, yang berbunyi:7
Pasal 28:
“(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik.”
“(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau
kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan
antargolongan (SARA).”
Pasal 45 ayat (2):
“(2) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
ayat (1) atau ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).”
6. Pasal 16 UU Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi
Ras dan Etnis, yang berbunyi:
“Setiap orang yang dengan sengaja menunjukkan kebencian atau rasa benci
kepada orang lain berdasarkan diskriminasi ras dan etnis sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf b angka 1, angka 2, atau angka 3, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).”8
7 Surat Edaran (SE) Kapolri No. SE/06/X/2015, h. 7
8 Surat Edaran (SE) Kapolri No. SE/06/X/2015, h. 7
30
2. Ujaran Kebencian Dalam Islam
Ujaran kebencian dalam Islam, bahwasanya Allah mengharamkan
perbuatan mencela orang lain, dan ini juga merupakan kesepakatan para ulama.
Salah satu bentuk ujaran kebencian yaitu pencemaran nama baik.
Menurut pandangan Al-Ghazali perbuatan yang dilakukan oleh seseorang berupa
pencemaran nama baik adalah menghina (merendahkan) orang lain di depan
manusia atau di depan umum.9
Dalam Ihya Ulumuddin, Imam Ghazali menjelaskan bahwa buruk sangka
(suuzhan) adalah haram sebagaimana ucapan yang buruk. Keharaman suuzhan itu
seperti haramnnya membicarakan keburukan seseorang kepada orang lain. Oleh
karena itu tidak diperbolehkan juga membicarakan keburukannya kepada diri
sendiri atau di dalam hati, sehingga kita berprasangka buruk tentangnya. Apa
yang Al-Ghazali maksudkan adalah keyakinan hati bahwa suatu keburukan
tertentu terdapat dalam diri orang lain. Bisikan hati yang hanya terlintas sedikit
saja, maka itu dimaafkan. Sedangkan yang dilarang adalah menyangka buruk, di
mana persangkaan adalah sesuatu yang di yakini di dalam hati.
Sementara menurut Imam Al-Qurthubi menerangkan kepada kita
bahwasanya buruk snagka itu adalah melemparkan tuduhan kepada orang lain
tanpa dasar yang benar. Yaitu seeperti menuduh orang lain melakukan perbuatan
jahat, akan tetapi tanpa disertai bukti-bukti yang membenarkan tuduhan tersebut.
Tidaklah semata-mata Rasulullah Saw melarang umatnya dalam suatu perbuatan
tertentu, kecuali karena perbuatan tersebut berdampak buruk. Hal buruk itu sama
saja dengan fitnah yang merupakan bagian dari ujaran kebencian.
Sedangkan menurut KH Nasruddin Umar menerangkan bahwa:
“Ujaran kebencian itu adalah fitnah, menghasut dan penyebaran berita
bohong”.
Pertama adalah penghinaan. Kedua berbuat tidak menyenangkan itu bisa
digugat baik itu tertulis maupun secara langsung. Sedangkan ketiga ini banyak
9 Abdul Hamid Al-Ghazali, Ihyaul Ulumuddin, (Ciputat: Lentera Hati, 2003), h. 379
31
dilakukan oleh oknum yang tidak suka terhadap kelompok lain. Yaitu Provokasi.
Provokasi ini bisa dilakukan oleh oknum intelektual. Hal ini bisa dipidana.10
Selain itu tentang penyebaran berita bohong, Allah SWT menyuruh
kepada kaum mukminin untuk meniliti dan menginformasi berita yang datang
kepadanya. Khususnya ketika berita itu datang dari orang fasik.
ومابهالة ف تصبحواعلى آيي هاالذين امنوآإن جآءكم فاسق بن با ف ت ب ي نوآان تصيبواق
(٤٩:٦احلجرات/) ماف علتم ندمي Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jika ada seorang fasik datang
kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayunlah (telitilah
dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum
atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas
perlakuan kalian.” (Al-Hujurat : 6)
Ditiinjau dari segi bahasa, Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah
menjelaskan, kata fasiq diambil dari kata fasaqa. Kata itu biasa digunakan untuk
melukiskan buah yang telah rusak atau terlalu matang sehingga terkelupas
kulitnya. Ini menjadi kias dari seorang yang durhaka karena keluar dari koridor
agama akibat melakukan dosa besar atau sering kali melakukan dosa kecil.
Quraish Shihab menjelaskan, ayat ini merupakan salah satu ketetapan agama
dalam kehidupan sosial. Kehidupan manusia dan interaksinya harus didasarkan
pada hal-hal yang diketahui dan jelas. Karena itu, dia membutuhkan pihak lain
yang jujur dan berintegritas untuk menyampaikan hal-hal yang benar. Berita yang
sampai pun harus disaring. Jangan sampai seseorang melangkah tidak dengan
jelas.11
10
KH Nasaruddin Umar saat menjelaskan bahaya Hate Speech atau ujaran kebencian
dalam acara Kongres ke-17 Muslimat Nahdhatul Ulama Komisi Bahtsul Masail 11
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 589
32
a. Larangan menghina orang lain dalam Islam
Hate Speech secara sederhana ialah segala bentuk yang mengandung
kebencian maupun secara lisan dan tulisan. Pelaku ujaran kebencian seringkali
terang-terangan melakukan hasutan untuk mencapai kepentingannya12
dengan
menggunakan kata-kata yang tidak pantas dan menimbulkan fitnah. Padahal
Allah melarang manusia untuk mengolok-olok orang lain, yakni mencela dan
menghina mereka. Sebagaimana firman Allah SWT:
هم ول نساأء را م ن ي ها ٱلذين ءامنوا ل يسخر ق وم م ن ق وم عسىأ أن يكونوا خي يأب م ن ن ساأء عسىأ أن يكن خي را م ن هن ول ت لمزوأا أنفسكم ول ت ناب زوا بٱللق
ين ومن ل ي تب فأولأئك هم ٱلظلمون (٤٩:١١)احلجرات/ بئس ٱلٱسم ٱلفسوق ب عد ٱلArtinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik
dari mereka. Dan janganlah pula sekumpulan perempuan merendahkan
kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah
suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang
mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-
orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat : 11)
Ayat ini menerangkan bahwa, Allah SWT memperingatkan kaum mukmin
supaya jangan ada suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain karena boleh jadi,
mereka yang diolok-olokkan itu pada sisi Allah jauh lebih mulia dan terhormat
dari mereka yang mengolok-olokkan, dan demikian pula dikalangan wanita,
jangan ada segolongan wanita yang mengolok-olok wanita yang lain karena boleh
jadi, mereka yang diolok-olokkan itu pada sisi Allah lebih baik dan lebih
terhormat dari wanita-wanita yang mengolok-olok itu. Dan Allah SWT melarang
12
Maruli CC Simanjuntak, Atas Nama Kebencian Kajian Kasus-Kasus Kejahatan
Berbasis Kebencian di Indonesia, (Jakarta: YLBHI), h. xi
33
pula kaum mukminin mencela kaum mereka sendiri karena kaum mukminin
semuanya harus dipandang satu tubuh yang diikat dengan kesatuan dan persatuan,
dan dilarang pula panggilan-panggilan dengan gelar-gelar yang buruk seperti
panggilan kepada seseorang yang sudah beriman dengan kata-kata : hai fasik, hai
kafir dan sebagainya.13
Dan ayat diatas juga menerangkan bahwa Allah
menjelaskan adab-adab (pekerti) yang harus berlaku diantara sesama mukmin, dan
juga menjelaskan beberapa fakta yang menambahkan kukuhnya persatuan umat
Islam, yaitu :
a. Menjauhkan diri dari berburuk sangka kepada yang lain
b. Menahan diri dari memata-matai keaiban orang lain
c. Menahan diri dari mencela dan menggunjing orang lain
Ayat ini juga menerangkan bahwa, semua manusia dari satu keturunan, maka
kita tidak selayaknya menghina saudaranya sendiri. Dan Allah juga menjelaskan
bahwa dengan Allah menjadikan kita berbangsa-bangsa, bersuku-suku dan
bergolong-golong tidak lain adalah agar kita saling kenal dan saling menolong
sesamanya. Karena ketaqwaan, kesalehan dan kesempurnaan jiwa itulah bahan-
bahan kelebihan seseorang atas yang lain. Kita tidak boleh saling menghina
diantara sesamanya. Ayat ini akan dijadikan oleh Allah sebagai peringatan dan
nasihat agar kita bersopan santun dalam pergaulan hidup kaum yang beriman.
Dengan hal ini berarti Allah melarang kita untuk mengolok-olok dan menghina
orang lain.
Sementara dalam hadis juga ditegaskan :
عن أب هري رةرضي هللا عن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال : من كان يؤ من
راأوليصمت.بهلل وا لي وم الخرف لي قل خي Artinya : “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: barang siapa yang beriman kepada Allah dan
13
Hafiz Dasuki dkk, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Yogyakarta: UII, 1991), h. 430
34
hari kiamat maka berikanlah pernyataan yang baik atau lebih baik diam.” (HR.
Bukhari dan Muslim).14
Bahwa dari rujukan di atas, dalam islam dilarang menghina atau
menghasut kepada sesama muslim, walupun media merupakan ruang publik di
mana setiap orang berhak untuk berekspresi dan mengemukakan pendapat, namun
pendapat yang dikemukakan tentu harus bertanggung jawab dan tidak
mengandung SARA.
Demikian jelaslah bahwa larangan penghinaan (fitnah) itu kaitannya erat
dengan menjaga kehormatan dalam hukum Islam. Oleh karena itu setiap orang
wajib memelihara dan menjaga kehormatan orang lain. Sebab hal tersebut dapat
menimbulkan rasa ketenangan dan ketentraman bagi masyarakat, sebagaimana
yang dikehendaki oleh Islam. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk
berbahasa, tertulis maupun lisan, secara baik. Ini karena pemakaian bahasa yang
baik akan mendatangkan kebaikan, tidak saja kepada orang lain tetapi juga kepada
dirinya sendiri.
14
Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Al-lu’lu Wal Marjan Jilid I, (Semarang: AL-RIDHA,
1993), h. 34
35
BAB IV
Analisis Tindak Pidana Ujaran Kebencian Di Media Sosial
A. Kedudukan Hukum
1) Pengertian Kedudukan Hukum
Hukum tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat (ubi socitas ibi ius),
sebab antara keduanya mempunyai hubungan timbal balik. Oleh karena hukum
sifatnya universal dan hukum mengatur semua aspek kehidupan masyarakat
(politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan) dengan tidak ada
satupun segi kehidupan manusia dalam masyarakat yang luput dari sentuhan
hukum.1
Keadaan hukum suatu masyarakat akan dipengaruhi oleh perkembangan
dan perubahan-perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dalam
masyarakat, pada semua bidang kehidupan. Soerjono Soekanto mengatakan,
bahwa proses hukum berlangsung di dalam suatu jaringan atau sistem sosial yang
dinamakan masyarakat. Artinya bahwa hukum hanya dapat dimengerti dengan
jalan memahami sistem sosial terlebih dahulu dan bahwa hukum merupakan suatu
proses.2
Hukum berperan sebagai norma. Norma adalah standar untuk menentukan
apakah perbuatan atau tindakan dapat diterima atau tidak, dapat dibenarkan atau
tidak. Norma menjadi patokan yang memberi orientasi bagi subyek untuk
bertindak. Adanya norma memungkinkan manusia mempunyai pedoman untuk
mengatur dan mengelola prilakunya sesuai dengan ideal tertentu. Karena itu,
norma pada dasarnya menunjuk pada apa yang seharusnya ada (das sollen) dan
bukan yang ternyata ada (das sein). Hukum sebagai norma juga memiliki watak
das sollen. Dengan mendorong, menghindari atau melakukan perbuatan tertentu,
hukum menetapkan apa yang seharusnya menjadi kewajiban dan tanggung jawab
1 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Cet IV, (Bandung: PT Citra Aditya, 1996), h. 8.
2 Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1993), h. 16.
36
dalam kerangka hidup bersama dengan orang lain. Adanya hukum yang berfungsi
sebagai norma untuk mengatur relasi antar anggota masyarakat membuat manusia
terikat dengan kewajiban dan tanggng jawab hukum (legal responsibility).3
2) Tujuan Kedudukan Hukum
Di Indonesia hukum memiliki kedudukan yang sangat tinggi, tercermin
dari salah satu pasal dalam UUD NRI 1945 yang pada Pasal 1 Ayat (3)
menyebutkan bahwa, “Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum tertinggi
dalam hierarki Peraturan Perundang-undangan di Indonesia.” Hukum yang
berlaku di Indonesia merupakan suatu sistem yang masing-masing bagian atau
komponen saling berhubungan dalam arti saling memengaruhi dan saling
melengkapi untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu ketertiban dan keteraturan
manusia dalam masyarakat. Selain itu tujuan hukum dalam teori optatiif ada 3
(tiga), yaitu:4
a. keadilan
Menurut Aristoteles sebagai pendukung teori etis, bahwa tujuan hukum
utama adalah keadilan yang meliputi :
distributif, yang didasarkan pada prestasi
komunitatif, yang tidak didasarkan pada jasa
vindikatif, bahwa kejahatan harus setimpal dengan hukumannya
kreatif, bahwa harus ada perlindungan kepada orang yang kreatif
legalis, yaitu keadilan yang ingin dicapai oleh undang-undang
b. kepastian
Hans kelsen dengan konsepnya (Rule of Law) atau Penegakan Hukum.
Dalam hal ini mengandung arti bahwa :
3 Ishaq, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 1990), h. 29.
4 Mochtar Kusumaatmadja, Fungsi Dan Perkembangan Hukum Dalam Pembangunan
Nasional, (Bandung: Bina Cipta, 1990), h. 2.
37
hukum itu ditegakan demi kepastian hukum.
hukum itu dijadikan sumber utama bagi hakim dalam memutus perkara.
hukum itu tidak didasarkan pada kebijaksanaan dalam pelaksanaannya.
hukum itu bersifat dogmatik.
c. Kegunaan
Menurut Jeremy Bentham, sebagai pendukung teori kegunaan, bahwa
tujuan hukum harus berguna bagi masyarakat untuk mencapai kebahagiaan
sebesar-besarnya.5
B. Pertimbangan Majelis Hakim
1. Kronologi Kasus
Terdakwa dalam kasus ujaran kebencian ini adalah ALEXANDER AN.
Lahir di Jakarta umur 30 tahun, jenis kelamin laki-laki, bertempat tinggal jalan
Lintas Sumatera Pulau Punjung Kenagarian Sungai Kambut Kecamatan Pulau
Punjung Kabupaten Dharmasraya, beragama Atheis, kewarganegaraan Indonesia,
pekerjaan CPNS pada Kantor BAPEDDA Kab. Dharmasraya.6
Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN, pada hari Rabu tanggal 18
Januari 2012 sekira pukul 14.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu
tertentu yang masih dalam tahun 2011 hingga tahun 2012 bertempat di Kantor
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Dharmasraya di
Pulau Punjung Kab. Dharmasraya atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain
yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Muaro yang
berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, dengan sengaja di muka umum
mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan dengan maksud agar supaya
orang tidak menganut agama apa pun juga, yang bersendikan Ketuhanan Yang
Maha Esa, perbuatan mana dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut:
5 Mochtar Kusumaatmadja, Fungsi Dan Perkembangan Hukum Dalam Pembangunan
Nasional,..., h. 3. 6 Direktori Putusan, Putusan Nomor: 45/PID.B/2012/PN.MR, diakses pada tanggal 29
Januari 2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 1
38
Berawal ketika saksi Hendri berteman Facebook dengan Terdakwa, di
mana pada waktu pertemanan tersebut saksi melihat tulisan-tulisan atau gambar-
gambar yang menjelekkan Agama Islam, seperti halnya Nabi Muhammad
mencintai babunya dan ada lagi memplesetkan ayat-ayat yang ada dalam Al-
Qur’an dan Hadist-hadist yang menggambarkan Nabi Muhammad, kemudian
tulisan-tulisan dan gambar disebarkan Terdakwa ke masyarakat umum melalui
dunia maya/ jejaring sosial melalui Akun Facebook Atheis Minang, yang dapat
mempengaruhi pembaca Akun Facebook agar tidak percaya pada Tuhan, dan
saksi Hendri melihat di Facebook Terdakwa yang bertuliskan “Kalau kamu
percaya Tuhan, tolong lihatkan Tuhanmu itu pada aku” tulisan Atheis Minang,
kemudian atas perbuatan Terdakwa yang menulis artikel dan gambar Nabi
Muhammad tersebut, saksi menyampaikan kepada temantemannya supaya tidak
terpengaruh oleh Akun Facebook Atheis Minang. Bahwa selain dari saksi Hendri,
saksi Mulyadi, Doni Saptria (PNS pada Kantor Camat Padang Laweh), Yon Riadi
(Jln. Asoy Koto Baru), Hendri Martiko (Staf Pemda Dharmasraya) juga melihat di
Akun Facebook Terdakwa tulisan Muhammad juga tertarik pada menantunya
sendiri dan gambar kartun Nabi Muhammad barancuak samo babunyo.
Bahwa gambar Nabi Muhammad yang sedang bersetubuh atau berbuat
mesum dengan pembantu istrinya, sangat menodai Agama Islam, karena Nabi
Muhammad tersebut adalah seorang Nabi dan Rasul Umat Islam, terhadap tulisan
yang ditulis terdakwa di akun Facebook milik Terdakwa bahwa Nabi Muhammad
tertarik kepada menantunya sendiri dan ada juga tulisan yang menyatakan tuduhan
dari para pengikutnya, diantaranya membuat Nabi Muhammad merasa perlu
mengeluarkan lagi wahyu koleksinya untuk disimpan sebagai ayat-ayat Al
Qur’an, dengan itu kalimat-kalimat yang diungkapkan Terdakwa dalam tulisan
tersebut telah menyimpang dari makna dan tujuan Al-Qur’an dan telah menyalahi
ajaran Agama Islam dan merupakan suatu penghinaan atau penodaan terhadap
Kitab Suci al-Qur’an sebagai pedoman Agama Islam, kemudian tulisan yang
dibuat oleh Terdakwa tersebut mengatakan “ayat Al-Qur’an diturunkan dalam
39
kaitan untuk melegalkan perkawinan Nabi Muhammad dengan Zainab Binti Jas”,
hal tersebut merupakan suatu pelecehan terhadap ayat Al-Qur’an.7
Bahwa tulisan Nabi Muhammad tertarik pada menantunya dan gambar
Nabi Muhammad yang ditampilkan Terdakwa di dinding Akun Facebooknya,
Terdakwa juga membuatnya di Facebook Group Atheis karena Terdakwa
termasuk Komunitas Atheis (tidak percaya Tuhan). Bahwa berdasarkan Akun
Facebook Terdakwa, Terdakwa merupakan salah satu kelompok anti
Tuhan/Atheis yang bertentangan dengan Pancasila, Sila Pertama (Ketuhanan
Yang Maha Esa) yang tidak dapat dipisah-pisahkan dengan Agama yang
merupakan salah satu tiang pokok dari pada kehidupan manusia dan Bangsa
Indonesia, kemudian pada tanggal 18 Januari 2012, masyarakat Pulau Punjung
mengetahui bahwa Terdakwalah yang menulis dan menampilkan gambar kartun
Nabi Muhammad tersebut di Akun Facebook milik Terdakwa dan Group Atheis
Minang, dan saat ditanya Terdakwa mengaku sebagai Atheis sehingga Terdakwa
ditangkap dan diserahkan ke Kepolisian Dharmasraya.8
Akibat dari perbuatan terdakwa ALEXANDER AN, jaksa penuntut
umum menuntut terdakwa ALEXANDER AN dengan:
1. Menyatakan terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN bersalah melakukan
“Tindak Pidana dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi
yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
individu dan / atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas Suku,
Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA)” sebagaimana diatur dalam
Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45 Ayat (2) UU No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Traksaksi Elektronik dalam dakwaan Kesatu.
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN
berupa pidana penjara selama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dengan
7 Direktori Putusan, Putusan Nomor: 45/PID.B/2012/PN.MR, diakses pada tanggal 29
Januari 2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 7 8 Direktori Putusan, Putusan Nomor: 45/PID.B/2012/PN.MR, diakses pada tanggal 29
Januari 2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 8
40
dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan
perintah terdakwa tetap ditahan.
3. Menyatakan barang bukti berupa :
a. 1 (satu) Unit CPU komputer merk Acer Aspire M 1641 warna Hitam
b. 1 (satu) Unit LCD monitor merk Acer AL 1716 W warna Hitam
c. 1 (satu) Unit Keyboard warna Hitam
d. 1 (satu) Unit Mouse warna Pink
Dikembalikan ke Kantor Bappeda Kab. Dharmasraya
a. 11 (sebelas) lembar gambar karikatur tentang Nabi Muhammad
b. 3 (tiga) lembar artikel tentang Nabi Muhammad tertarik kepada
menantunya sendiri
c. 1 (satu) lembar alamat email facebook [email protected] yang ditulis
Terdakwa Alexander An Pgl Aan.
4. Menetapkan supaya terdakwa tersebut dibebani biaya perkara masing-
masing sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah).9
2. Pertimbangan Hakim
Penuntut Umum memberikan dakwaan yang disusun secara alternatif,
yaitu Kesatu perbuatan terdakwa melanggar Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45 ayat (2)
UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, atau Kedua
perbuatan terdakwa melanggar pasal 156 a huruf a KUHP, atau Ketiga perbuatan
terdakwa melanggar Pasal 156 a huruf b KUHP, maka Majelis Hakim dengan
berbagai pertimbangan memberikan sanksi yang sesuai dengan fakta-fakta yang
terungkap dalam persidangan adalah dakwaan Kesatu perbuatan terdakwa
sebagaimana diatur dan diancam pidana melanggar Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45
ayat (2) UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang
berbunyi “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi
9 Direktori Putusan, Putusan Nomor: 45/PID.B/2012/PN.MR, diakses pada tanggal 29
Januari 2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 2
41
yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu
dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan
antargolongan (SARA)”.10
Unsur-unsur pasal tersebut yaitu: Pertama, Setiap orang; maksud dengan
unsur setiap orang adalaah tiap-tiap pribadi selaku pendukung hak dan kewajiban
yang telah dewasa menurut hukum serta mampu mempertanggung jawabkan
setiap perbuatannya menurut ketentuan umum. Terdakwa Alexander An
sebagaimana identitasnya tersebut telah benar dan diakui adalah seorang
perempuan yang dewasa menurut hukum dan dalam keadaan sehat jasmani dan
rohani. Kedua, Dengan Sengaja dan Tanpa Hak, terdakwa selaku pengguna
Facebook dengan akun Alex An tersebut telah ada kesadaran pada diri terdakwa
akan kemungkinan yang terjadi atau telah memenuhi kesadaran akan
kemungkinan yang terjadi. Ketiga, Menyebarkan informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok
masyarakat tertentu berdasarkan atas Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan
(SARA), terdakwa memposting kegiatan atau usaha untuk membuat artikel agar
muncul di dalam media internet dengan tujuan tertentu.
Unsur-unsur yang terkandung dalam pasal ini jika dihubungkan dengan
fakta hukum, Majelis Hakim mempertimbangkan:
1) Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur “Dengan sengaja”
secara umum diartikan sebagai maksud atau termasuk dalam niatnya.
Bahwa perkataan “Dengan sengaja” unsur ini pasal ini mengandung
makna semua unsur yang ada dibelakangnya juga diliputi Opzet. Pendapat
ahli hukum (Doktrin) memberikan pengertian "kesengajaan" sebagai
dikehendaki dan diinsyafi (Willen en Wetens). Kesengajaan menurut
tingkatannya dibedakan menjadi tiga, yaitu: kesengajan sebagai maksud
(oopzet als oogmerk), Kesengajan sebagai sadar kepastian atau keharusan
(opzet bij zakerheids of noodzakelijkheids bewustzijn) dan Kesengajaan
10
Direktori Putusan, Putusan Nomor: 45/PID.B/2012/PN.MR, diakses pada tanggal 29
Januari 2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 38
42
sebagai kesadaran akan kemungkinan (dolus eventualis). Kesengajaan
sebagai kesadaran akan kemungkinan (dolus eventualis) maksudnya
adalah terjadinya suatu tindakan atau akibat tertentu (sesuai dengan
perumusan undang-undang hukum pidana) adalah perwujudan dari
kesadaran akan kemungkinan terjadi pada diri pelaku.
Terdakwa selaku pengguna Facebook dengan akun Alex An tersebut telah
ada kesadaran pada diri Terdakwa akan kemungkinan yang terjadi atau
telah memenuhi kesadaran akan kemungkinan yang terjadi dan secara
faktual pada diri Terdakwa telah memenuhi rumusan kesengajaan sebagai
kesadaran akan kemungkinan (dolus eventualis).
2) Menimbang, bahwa fakta yang terungkap dipersidangan Terdakwa
pekerjaannya adalah selaku CPNS pada BAPPEDA Kabupaten
Dharmasraya bukan berprofesi sebagai Wartawan oleh karenanya
perbuatan Terdakwa yang memposting atau melink pada media internet
(dunia maya) pada Akun Facebook miliknya dengan nama profile Alex An
maupun pada Facebook group Atheis Minang terhadap suatu informasi
baru yang bersifat kontroversial ditengah-tengah masyarakat karena masih
menjadi perdebatan (debatable) dengan atau memakai sarana Komputer
milik Pemerintah Kabupaten Dharmasraya adalah jelas-jelas bertentangan
dengan TUPOKSI selaku CPNS sebagai staf BAPPEDA Dharmasraya
maupun bertentangan dengan misi dan visi BAPPEDA Dharmasraya dan
disamping itu perbuatan Terdakwa tersebut dilakukan tanpa izin dari
otoritas pejabat yang berwenang dalam hal ini Menkominfo sehingga
perbuatan Terdakwa diklasifikasikan sebagai perbuatan tanpa hak.
3) Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan menyebarkan informasi
didalam unsur ini adalah menyebarkan melalui media internet dan
perbuatan tersebut dilakukan dengan cara memposting atau melink sesuatu
konten agar muncul dalam media internet dengan tujuan tertentu oleh si
pembuat.
Bahwa yang dimaksudkan dengan pengertian meposting adalah kegiatan
atau usaha untuk membuat artikel agar muncul di dalam media internet,
43
baik dalam artikel blog maupun dalam status dalam jejaring sosial seperti
Facebook ataupun Twitter. bahwa didalam Pasal 3 Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Inormasi dan Transaksi Elektronik
berbunyi “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik
dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat,kehati-hatian,
iktikad baik, dan kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi”.
Dari ketentaun Pasal 3 tersebut dikaitkan dengan rumusan unsur
menyebarkan informasi pada prinsipnya dilandasi oleh motivasi yang baik
atau itikad baik. Dalam fakta yang terungkap dipersidangan perbuatan
Terdakwa yang memposting atau melink pada akun Facebook milik
Terdakwa dengan nama profile Alex An maupun pada Facebook group
Atheis Minang adalah suatu konten yang menurut saksi-saksi maupun
saksi ahli sifatnya adalah menodai agama Islam maupun melecehkan Nabi
Muhammad sebagai suri tauladan umat Islam.
4) Menimbang, bahwa Terdakwa yang mengaku penganut faham Atheis
yaitu faham yang tidak mengakui kepada Tuhan akan tetapi konten yang
diposting ataupun dilink oleh Terdakwa hanya menodai satu agama
tertentu di Indonesia yaitu Agama Islam dan melecehkan junjungan atau
Rasul Pembawa Risalah Islam yaitu Nabi Muhammad Saw, hal ini
membuktikan Terdakwa mempunyai tujuan “untuk menimbulkan rasa
kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat
tertentu berdasarkan atas Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan
(SARA)” khusunya Suku Minang dan Agama Islam.
5) Menimbang, bahwa oleh karena seluruh unsur Dakwaan Kesatu Penuntut
Umum dari Pasal 28 Ayat (2) Jo Pasal 45 ayat (2) UU No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik telah terpenuhi, maka Majelis
Hakim berpendapat dan berkeyakinan Terdakwa dinyatakan telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
sebagaimana yang didakwakan.
6) Menimbang, bahwa sepanjang pemeriksaan dipersidangan tidak
ditemukan alasan-alasan pemaaf maupun alasan pembenar yang dapat
44
menghapuskan kesalahan Terdakwa ALEXANDER AN Pgl. AAN, maka
kepada Terdakwa haruslah dijatuhi hukuman yang setimpal dengan
perbuatannya.
7) Menimbang, bahwa tentang permohonan supaya terdakwa dibebaskan dari
dakwaan yang disampaikan melalui nota pembelaan penasehat hukum
terdakwa, Majelis Hakim tidak mempertimbangkan secara khusus ,
Majelis Hakim sependapat dengan uraian Tuntutan Penuntut Umum
sepanjang pembuktian unsur-unsur yang didakwakan kepada Terdakwa
telah terpenuhi dan terbukti.
8) Menimbang, bahwa tujuan pemidanaan bukan semata-mata sebagai
pembalasan atas perbuatan terdakwa, melainkan bertujuan untuk membina
dan mendidik agar terdakwa menyadari dan menginsyafi kesalahannya
sehingga diharapkan dapat menjadi masyarakat yang baik di kemudian
hari serta dikaitkan dengan ketentuan Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang
No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik selain
diatur tentang ancaman pidana penjara maximal juga sekaligus mengatur
pidana denda maximal sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah),
oleh karenanya kepada Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN harus pula
dijatuhi hukuman pidana penjara dan pidana denda yang besarnya
ditentukan dalam amar putusan.
9) Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana kepada Para Terdakwa,
Majelis Hakim terlebih dahulu akan mempertimbangkan hal-hal yang
memberatkan dan hal-hal yang meringankan;
HAL-HAL YANG MEMBERATKAN:
Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan falsafah Negara R.I.
Pancasila khususnya Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Perbuatan terdakwa telah meresahkan masyarakat
Perbuatan terdakwa telah melecehkan atau menodai agama Islam ;
HAL-HAL YANG MERINGANKAN:
Terdakwa menyesali perbuatannya dan tidak akan mengulanginya
lagi
45
Terdakwa belum pernah dihukum
10) Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap diri Terdakwa telah
dikenakan penahanan yang sah, maka lamanya penahanan tersebut akan
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang akan dijatuhkan.
11) Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa ditahan dan penahanan terhadap
diri terdakwa dilandasi alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar
terdakwa tetap ditahan.
12) Menimbang, bahwa mengenai barang bukti yang diajukan dipersidangan
berupa 1 (satu) Unit CPU komputer merk Acer Aspire M 1641 warna
Hitam, 1 (satu) Unit LCD monitor merk Acer AL 1716 W warna Hitam, 1
(satu) Unit Keyboard warna Hitam, 1 (satu) Unit Mouse warna Pink, telah
diakui keberadaan dan erat kaitannya dengan perbuatan yang didakwakan
kepada terdakwa serta barang bukti tersebut diatas merupakan asset Pemda
Kabupaten Dharmasraya, maka statusnya haruslah dikembalikan kepada
Pemda Kabupaten Dharmasraya melalui BAPPEDA Kabupaten
Dharmasraya sedangkan barang bukti berupa : 11 (sebelas) lembar gambar
karikatur tentang Nabi Muhammad, 3 (tiga) lembar artikel tentang Nabi
Muhammad tertarik kepada menantunya sendiri, 1 (satu) lembar alamat
email facebook [email protected] yang ditulis Terdakwa Alexander
An Pgl Aan, telah diakui keberadaan dan erat kaitannya dengan perbuatan
yang didakwakan kepada Terdakwa serta barang bukti tersebut diatas
merupakan merupakan bagian dari perbuatan Terdakwa, maka statusnya
haruslah tetap terlampir dalam berkas perkara;
13) Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa dijatuhi pidana dan terdakwa
sebelumnya tidak mengajukan permohonan pembebasan dari biaya
perkara, maka Terdakwa harus dibebankan untuk membayar biaya perkara
yang besarnya akan ditentukan dalam amar putusan.
14) Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas dan
dikaitkan pula dengan tujuan pemidanaan yang bukan semata-mata
sebagai pembalasan atas perbuatan terdakwa, melainkan bertujuan untuk
membina dan mendidik agar Terdakwa menyadari dan menginsyafi
46
kesalahannya sehingga diharapkan dapat menjadi masyarakat yang baik di
kemudian hari, maka Majelis Hakim memandang adil dan patut apabila
terdakwa dijatuhi pidana sebagaimana yang akan disebutkan dalam amar
putusan.
Pertimbangan Hakim akhirnya memutuskan terdakwa dipidana dengan
hukuman penjara 2 tahun 3 bulan. Hakim dalam hal ini memberikan sanksi pidana
minimum, padahal apabila dikenakan pasal 45 ayat (2) Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2008 tentang ITE maka pelaku dapat dipidana maksimum 6 tahun
dan/atau denda Rp. 1.000.000.000 (satu miliar rupiah). Sehingga dalam hal ini
Hakim memberikan sanksi minimum atas dasar pertimbangan dengan peringan
yaitu:
Terdakwa menyesali perbuatannya dan tidak akan mengulanginya lagi
Terdakwa belum pernah dihukum
Pertimbangan hakim atau Ratio Decidendi adalah argumen atau alasan
yang dipakai oleh hakim sebagai pertimbangan hukum yang menjadi dasar
sebelum memutus perkara. Pertimbangan hakim dapat dibagi menjadi 2 kategori
yakni, pertimbangan yuridis dan pertimbangan non-yuridis. Pertimbangan yuridis
adalah pertimbangan hakim yang didasarkan pada fakta-fakta yuridis yang
terungkap dalam persidangan dan oleh Undang-undang ditetapkan sebagaimana
yang harus dimuat dalam putusan misalnya dakwaan jaksa penuntut umum,
keterangan terdakwa, keterangan saksi, barang-barang bukti, dan pasal-pasal
dalam peraturan hukum pidana. Dalam hal ini terlihat Hakim memutus pelaku
dengan pertimbangan pasal yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum yang
menggugat pelaku dengan delik pidana atas dasar Pasal 28 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE berupa tindak pidana penjara selama
6 tahun pada aspek yuridis ini hakim telah melakukan pertimbangan secara
rasional. Sedangkan pertimbangan non-yuridis dapat dilihat dari latar belakang
47
terdakwa, kondisi terdakwa dan agama terdakwa.11
Hal ini terlihat adanya
pertimbangan hakim yang memberikan keringanan kepada pelaku dengan hanya
menjatuhkan vonis 2 tahun 3 bulan atas dasar penyesalan dari pelaku dan etikad
baik selama persidangan, sehingga hakim menjadikan tindak tanduk dan tabiat
sebagai pertimbangan non-yuridis.
Lilik mulyadi mengemukakan bahwa hakikat pada pertimbangan yuridis
hakim merupakan pembuktian unsur-unsur dari suatu delik apakah perbuatan
terdakwa tersebut memenuhi dan sesuai dengan delik yang didakwakan oleh
penuntut umum sehingga pertimbangan tersebut relevan terhadap amar/ diktum
putusan hakim.12
3. Putusan Pengadilan
Pada bagian ini, penulis akan mencoba memaparkan putusan pengadilan
tingkat awal, maupun pengadilan tingkat kasasi.
1. Putusan Pengadilan Negeri Muaro No. 45/Pid.B/2012/PN.MR
Pada tuntutannya, jaksa penuntut umum memohon kepada hakim untuk
menyatakan terdakwa ALEXANDER AN bersalah melakukan “tindak pidana
dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok
masyarakat tertentu berdasarkan atas Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan
(SARA)” sebagaimana diatur dalam pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45 Ayat (2) UU
No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dan menjatuhkan
pidana terhadap terdakwa ALEXANDER AN dengan pidana penjara selama 3
(tiga) tahun 6 (enam) bulan.13
11
Rusli Muhammad, Hukum Acara Pidana Kontemporer, (Bandung: PT Citra Aditya
Bakti, 2007) h. 212 12
Lilik Mulyadi, Kekuasaan Kehakiman, (Surabaya: Bina Ilmu, 2007), h. 193 13
Direktori Putusan, Putusan Nomor: 45/PID.B/2012/PN.MR, diakses pada tanggal 29
Januari 2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 2
48
Maka pada tanggal 14 Juni 2012, hakim Pengadilan Negeri Muaro
membacakan amar putusannya sebagai berikut:14
1. Menyatakan Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN terbukti secara sah
dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana “Dengan sengaja dan
tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa
kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat
tertentu berdasarkan atas Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan
(SARA)”.
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN
berupa pidana penjara selama 2 (dua) Tahun dan 3 (tiga) bulan dan pidana
denda sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dengan ketentuan
apabila denda tidak dibayar diganti dengan kurungan selama 3 (tiga)
bulan.
3. Menetapkan lamanya Terdakwa berada dalam tahanan dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
4. Memerintahkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan.
5. Menyatakan barang bukti berupa:
1 (satu) Unit CPU komputer merk Acer Aspire M 1641 warna Hitam
1 (satu) Unit LCD monitor merk Acer AL 1716 W warna Hitam
1 (satu) Unit Keyboard warna Hitam
1 (satu) Unit Mouse warna Pink;
Dikembalikan ke Kantor Bappeda Kab. Dharmasraya:
11 (sebelas) lembar gambar karikatur tentang Nabi Muhammad
3 (tiga) lembar artikel tentang Nabi Muhammad tertarik kepada
menantunya sendiri
1 (satu) lembar alamat email facebook [email protected] yang ditulis
Terdakwa Alexander An Pgl Aan
14
Direktori Putusan, Putusan Nomor: 45/PID.B/2012/PN.MR, diakses pada tanggal 29
Januari 2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 47
49
6. Menetapkan supaya terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,-
(dua ribu rupiah).
2. Putusan Pengadilan Tinggi Padang No. 137/PID/2012/PT.PDG
Pada tingkat pengadilan tinggi Padang, sebelum hakim memberikan
putusan maka harus mempertimbangkan beberapa hal terlebih dahulu. Pertama,
hakim dapat menerima permintaan banding jika penuntut umum mengajukan
sesuai dengan cara yang diatur oleh undang-undang. Kedua, penuntut umum harus
mengajukan memori banding dan terdakwa mengajukan kontra memori banding
kepada pengadilan tinggi Padang.
Berdasarkan pertimbangan majelis hakim, maka pengadilan tinggi
Padang telah memutuskan, menguatkan putusan pengadilan negeri Muaro tanggal
14 Juni 2012 No. 45/Pid.B/2012/PN.MR dan terdakwa ALEXANDER AN tetap
dinyatakan bersalah secara sah dan meyakinkan, melakukan tindak pidana Ujaran
Kebencian. Menghukum oleh karena itu dengan pidana penjara 2 (dua) tahun 3
(tiga) bulan.
Berdasarkan pasal 241 KUHAP putusan pada tingkat penadilan tinggi
dapat berupaa putusan yang menguatkan, mengubah atau memperbaiki putusan
dan dapat juga membatalkan putusan pengadilan negeri.15
Jadi dalam perkara ini
putusan yang dijatuhkan terhadap terdakwa adalah putusan yang menguatkan
putusan pengadilan negeri dan sudah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Putusan Kasasi Mahkamah Agung No. 2112 K/Pid.Sus/2012
Sebelum memberikan keputusan terhadap pemohon kasasi (Alexander
An), hakim harus mempertimbangkan dahulu alasan-alasan yang diajukan oleh
pemohon kasasi. Alasan-alasan tersebut diajukan karena penerapan hukum tidak
15
Harun M Husin, Kasasi Sebagai Upaya Hukum, (Jakarta: PT. Sinar Grafika, 1992), h.
35
50
diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya dan tidak sesuai dengan
judex facti. Alasan yang diajukan oleh pemohon kasasi adalah sebagai berikut:
Pertama, bahwa putusan judex facti di atas yang telah menguatkan
putusan Pengadilan Negeri Muaro No. 45/Pid.B/2012/PN.MR, tanggal 14 Juni
2012 telah salah menerapkan hukum atau tidak menerapkan hukum sebagaimana
mestinya, dengan uraian sebagai berikut:
Bahwa judex facti Pengadilan Tinggi dalam pertimbangan hukumnya
halaman 12 paragraf 1 yang pada intinya menyatakan ”Pengadilan Tinggi
berkesimpulan dan berpendapat bahwa alasan-alasan dan pertimbangan hukum
Majelis Hakim tingkat pertama sebagaimana yang diuraikan dalam putusannya
yang menyatakan bahwa Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “Dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi
yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu
dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras dan
antar golongan (SARA)” sudah tepat dan benar oleh karena itu pertimbangan
hukum Majelis Hakim tingkat pertama dapat disetujui dan pertimbangan mana
diambil alih sebagai pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi sendiri dan memutus
perkara tersebut pada tingkat banding.16
Bahwa pertimbangan judex facti Pengadilan Tinggi sebagaimana
dimaksud diatas telah memperlihatkan judex facti lalai memenuhi syarat-syarat
yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan sebagaimana yang
dinyatakan dalam Pasal 197 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang pada intinya
menyatakan “surat putusan pidana memuat pertimbangan yang disusun secara
ringkas mengenai fakta dan keadaan beserta alat pembuktian yang diperoleh dari
pemeriksaan di sidang yang menjadi dasar penentuan kesalahan Terdakwa.
16
Direktori Putusan, Putusan No. 2112 K/Pid.Sus/2012 , diakses pada tanggal 29 Januari
2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 9
51
Bahwa terhadap pertimbangan putusan judex facti Pengadilan Negeri
Muaro, Penasehat Hukum Terdakwa Alexander An Pgl. Aan telah mengajukan
memori banding pada tanggal 4 Juli 2012 yang isinya adalah keberatan dan
penolakan seluruh pertimbangan hukum yang digunakan Judex Facti dalam
memutus perkara a quo tingkat pertama. (Vide memori banding tentang
keberatan-keberatan Terdakwa/Pembanding/Pemohon Kasasi halaman 4-halaman
11). Dalam pertimbangan putusan judex facti Pengadilan Tinggi sama sekali tidak
mencantumkan pertimbangan-pertimbangan hukum Judex Facti Pengadilan
Tinggi atas keberatan atau penolakan Terdakwa/Pembanding/Pemohon Kasasi
sebagaimana dalam memori banding Terdakwa/Pembanding/Pemohon Kasasi.
Bahwa dengan tidak dicantumkannya pertimbangan hukum judex facti
Pengadilan Tinggi dalam putusannya, melainkan hanya mengambil alih
pertimbangan hukum Judex Facti Pengadilan Negeri menjadi pertimbangan
hukum Judex Facti Pengadilan Tinggi dalam memutus perkara dalam tingkat
banding adalah pertimbangan hukum Judex Facti Pengadilan Tinggi yang kurang
jelas, sukar dimengerti ataupun bertentangan satu sama lain sehingga putusan
Judex Facti Pengadilan Tinggi yang demikian adalah batal demi hukum. Hal mana
dikuatkan oleh Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 03
Tahun 1974 tentang Putusan Yang Harus Cukup Diberi Pertimbangan/Alasan
yang pada intinya menyatakan “dengantidak/kurang memberikan
pertimbangan/alasan, bahkan apabila alasan-alasan itu kurang jelas, sukar dapat
dimengerti ataupun bertentangan satu sama lain, maka hal demikian dapat
dipandang suatu kelalaian dalam acara, (Vormverzuim) yang dapat
mengakibatkan batalnya putusan pengadilan tersebut. Hal ini juga diperkuat oleh
yurisprudensi Nomor 492 K/Sip/1970 yang pada intinya menyebutkan “Putusan
Pengadilan Tinggi harus dibatalkan, karena kurang cukup pertimbangan
(onvaldoende gemotiveered).”17
17
Direktori Putusan, Putusan No. 2112 K/Pid.Sus/2012 , diakses pada tanggal 29 Januari
2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 10
52
Kedua, bahwa putusan judex facti di atas yang telah menguatkan
putusan Pengadilan Negeri Muaro No. 45/Pid.B/2012/PN.MR, tanggal 14 Juni
2012 telah salah menerapkan hukum atau tidak menerapkan hukum sebagaimana
mestinya, dengan uraian sebagai berikut:
Bahwa Judex Facti Pengadilan Tinggi telah salah menerapkan atau
melanggar hukum yang berlaku dalam memberikan pertimbangan hukum perkara
a quo sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) huruf b Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.
Bahwa Judex Facti Pengadilan Tinggi telah salah dalam
mempertimbangkan dan menarik kesimpulan terhadap alasan-alasan dan
pertimbangan hukum Judex Facti Pengadilan Negeri dalam memutus perkara a
quo pada tingkat banding, padahal Judex Facti Pengadilan Negeri telah salah
dalam menerapkan hukum yaitu Pasal 28 ayat (2) jo Pasal 45 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dalam
pertimbangannya memutus perkara a quo, karena unsur-unsur pasal yang
didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum terhadap Terdakwa/Pembanding dalam
perkara a quo sama sekali tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, karena dari
fakta-fakta yang terungkap di persidangan baik dari keterangan saksi-saksi dan
bukti-bukti lainnya tidak satu pun yang menyatakan Terdakwa/Pembanding/
Pemohon Kasasi telah menyebarkan informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok
masyarakat tertentu berdasarkan atas suku agama ras dan antar golongan (SARA).
Melainkan sebaliknya perbuatan mana dilakukan oleh orang lain yaitu Saksi
Frinaldi dan Saksi Hendri Matriko.18
Bahwa pertimbangan Judex Facti Pengadilan Negeri yang tidak sesuai
dengan fakta dan keadaan beserta alat pembuktian yang diperoleh dari
18
Direktori Putusan, Putusan No. 2112 K/Pid.Sus/2012 , diakses pada tanggal 29 Januari
2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 11
53
pemeriksaan di sidang yang menjadi dasar penentuan kesalahan
Terdakwa/Pembanding/Pemohon Kasasi Alexander An Pgl. Aan sehingga
Terdakwa/Pembanding dinyatakan bersalah melanggar Pasal 28 ayat (2) jo Pasal
45 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik, jelas merupakan bentuk kesalahan Judex Facti Pengadilan
Negeri dalam menerapkan hukum atau melanggar hukum yang berlaku dalam
memberikan pertimbangan hukum dalam memutus perkara a quo. Hal mana
sekaligus telah bertentangan dengan Pasal 197 ayat (1) huruf d Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang
pada intinya menyatakan “surat putusan pidana memuat pertimbangan yang
disusun secara ringkas mengenai fakta dan keadaan beserta alat pembuktian yang
diperoleh dari pemeriksaan di sidang yang menjadi dasar penentuan kesalahan
Terdakwa.
Bahwa dengan penerapan hukum yang salah oleh Judex Facti
Pengadilan Negeri yang kemudian diikuti dan diambil alih secara utuh oleh Judex
Facti Pengadilan Tinggi sebagai pertimbangan hukum atau alasan dalam memutus
perkara a quo dalam tingkat banding, maka secara imperatif (serta merta) Judex
Facti Pengadilan Tinggi telah salah pula dalam menerapkan hukum terhadap
perkara a quo.Terhadap kesalahan Judex Facti Pengadilan Tinggi sebagaimana
dimaksud di atas mak mengakibatkan putusan perkara a quo terhadap
Terdakwa/Pembanding/Pemohon Kasasi Alexander An Pgl. Aan harus dibatalkan.
Hal mana bersesuaian dengan Pasal 30 Ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang 14 Tahun 1985 yang pada
intinya menyatakan “Mahkamah Agung dalam tingkat Kasasi membatalkan
putusan atau penetapan Pengadilan dari semua lingkungan peradilan karena salah
menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku.19
Mengenai alasan-alasan ke 1 sampai 2 bahwa alasan-alasan tersebut
tidak dapat dibenarkan, oleh karena putusan judex facti/pengadilan tinggi yang
19
Direktori Putusan, Putusan No. 2112 K/Pid.Sus/2012 , diakses pada tanggal 29 Januari
2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 12
54
menguatkan putusan Pengadilan Negeri telah tepat dan benar atau tidak salah
menerapkan hukum.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula
ternyata, putusan judex facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum
dan/atau undanng-undang, maka permohonan kasasi dari Terdakwa tersebut harus
ditolak.
C. Analisis Putusan Nomor 45/PID.B/2012/PN.MR Tentang Tindak Pidana
Ujaran Kebencian Di Media Sosial
1. Putusan Hakim Dalam Perspektif Hukum Positif
Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri ini berpijak pada hukum
formal sekaligus materil. Dalam artian, aturan berupa Undang-Undang tersebut
mengikat bagi pelaku tindak pidana apabila unsur-unsurnya terpenuhi. Pijakan
Majelis Hakim dalam putusan Nomor 45/Pid.B/2012/PN.MR, adalah Pasal 28
ayat (2) Jo Pasal 45 ayat (2) UU No.11 Tahun 2008 tentang ITE. Yang berbunyi:
“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau
kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras dan antar
golongan (SARA)”.20
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE pada dasarnya
sebagai pelengkap dari pasal 156 dan 156a KUHP. Undang-Undang ini berlaku
secara khusus, yakni hanya untuk tindak pidana penistaan agama yang berkaitan
dengan informasi dan transaksi elektronika, atau bisa dikatakan hanya untuk
tindak pidana penistaan agama yang dilakukan di dunia siber atau duni maya yang
menggunakan teknologi elektronika atau internet. Karena itu, Majelis Hakim
memilih Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE sebagai dasar
hukumnya untuk menjatuhkan sanksi pidana, karena pelaku melakukan tindak
pidana melalui media sosial, yaitu facebook.
20
Pasal 28 ayat (2) UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE
55
Perbuatan yang dilarang dalam Pasal 28 ayat (2) UU ITE ialah dengan
sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan
rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu
berdasarkan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Sebenarnya, tujuan
pasal ini adalah mencegah terjadinya permusuhan, kerusuhan, atau bahkan
perpecahan yang didasarkan pada SARA akibat informasi negatif yang bersifat
provokatif. Isu SARA dalam pandangan masyarakat merupakan isu yang cukup
sensitif. Oleh karena itu, pasal ini diatur dalam delik formil, dan bukan delik
materil.21
Contoh penerapannya adalah apabila seseorang menuliskan status dalam
jejaring sosial informasi yang berisi provokasi terhadap suku/agama tertentu
dengan maksud menghasut masyarakat untuk membenci atau melakukan anarki
terhadap kelompok tertentu, seperti yang dilakukan oleh terdakwa Alexander An
dimana terdakwa telat membuat artikel yang bertuliskan Nabi Muhammad tertarik
kepada menantunya sendiri dan gambar yang bertuliskan Nabi Muhammad
Barancuak samo babu bininyo, dimana gambar tersebut ditampilkan terdakwa di
akun facebook miliknya, yang dapat menimbulkan kebencian orang atau
kelompok. Maka Pasal 28 ayat (2) Undang-undang Informasi dan Transaksi
Elektronik ini secara langsung dapat dipergunakan oleh Aparat penegak Hukum
(APH) untuk menjerat pelaku yang menuliskan status tersebut. Sedangkan
ketentuan pidananya diatur dalam pasal 45 ayat (2) yang berbunyi: “Setiap Orang
yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) atau ayat
(2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”.22
Putusan No 45/Pid.B/2012/PN.MR atas nama Alexander An Pgl Aan
tanggal 14 Juni 2012, merumuskan unsur-unsur dalam pasal ini, yakni:
21
Muhammad Andri Fauzan Lubis, “Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku
Tindak Pidana Penistaan Agama Melalui Jejaring Sosial Dikaitkan Dengan Undang-Undang No.
11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik”, penelitian ini adalah Skripsi oleh
Mahasiswa Program Studi Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Tahun
2013 22
Pasal 45 ayat (2) UU Nomor 11 tahun 2008 tentang ITE
56
1. Setiap orang
2. Dengan sengaja dan tanpa hak
3. Menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa
kebencian atau permusuhan indiviu dan/atau kelompok tertentu
berdasarkan atas Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA)
Terpenuhinya unsur-unsur diatas maka bagi pelaku patut dimintakan
pertanggungjawabannya. Menurut pertimbangan Majelis Hakim tindakan pelaku
tersebut telah memenuhi unsur-unsurnya, sehingga bagi pelaku/pelanggar patut
untuk dimintakan pertanggungjawabannya berupa sanksi pidana yang diatur
dalam pasal 45 ayat (2) UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE.23
Bila dilihat dari ketentuan pidana yang diatur dalam pasal, pembuat
undang-undang membuat sanksi yang cukup berat bagi siapa saja yang
melanggarnya. Yakni berupa penjara maksimal 6 (enam) tahun dan/atau denda
paling banyak satu miliar rupiah). Kata dan/atau disini berarti dalam penjatuhan
hukumannya oleh hakim dapat bersifat alternatif (memilih) atau dapat bersifat
kumulatif (menggabungkan). Berarti seorang yang melanggar pasal ini, bisa saja
aka dijatuhi hukuman penjara dan denda sekaligus.
Hal ini jelas tergambar pada Putusan Nomor 45/Pid.B/2012/PN.MR,
bahwa Majelis Hakim hanya menjatuhkan sanksi penjara selama dua tahun dan
tiga bulandan denda sebesar Rp. 100.000.000 (Seratus Juta Rupiah). Tentu
penjatuhan sanksi oleh Majelis Hakim, tidak lepas dari pertimbangan-
pertimbangan yang meringankan terdakwa seperti: Terdakwa menyesali
perbuatannya dan tidak akan mengulanginya lagi, Terdakwa belum pernah terlibat
dengan masalah hukum. Demikianlah analisis tentang Putusan Nomor
45/Pid.B/2012/PN.MR dalam kacamata hukum positif.24
23
Direktori Putusan, Putusan Nomor: 45/PID.B/2012/PN.MR, diakses pada tanggal 29
Januari 2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id, h. 38 24
Muhammad Andri Fauzan Lubis, “Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku
Tindak Pidana Penistaan Agama Melalui Jejaring Sosial Dikaitkan Dengan Undang-Undang No.
11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik”, penelitian ini adalah Skripsi oleh
57
Ketentuan pidana yang dilanggar Alexander An pada dasarnya memang
merupakan perbuatan yang dikategorikan sebagai delik formal atau aduan karena
berkaitan dengan ujaran kebencian, tetapi karena berkaitan dengan SARA, maka
perbuatan tersebut dikategorikan sebagai delik materil atau umum.
2. Putusan Hakim Dalam Perspektif Hukum Islam
Ujaran kebencian dalam Islam merujuk pada ayat Al-Qur’an, Allah
berfirman:
ي ها ٱ هم ول نساأء يأ را م ن لذين ءامنوا ل يسخر ق وم م ن ق وم عسىأ أن يكونوا خي ب هن ول ت لمزوأا أنفسكم ول ت ناب زوا بٱللق م ن ن ساأء عسىأ أن يكن خي را م ن
ين ومن ل ي تب فأولأئك هم ٱلظلمون بئس ٱلٱسم ٱلفسوق (٤٩:١١)احلجرات/ ب عد ٱلArtinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-
olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik
dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan
(mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang
diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah
kamu saling mencela satu sama lain, dana janganlah saling memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
(fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Hujurat : 11)25
Sementara dalam Hadits juga ditegaskan:
عن أب هري رةرضي هللا عن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال : من كان يؤ من
راأوليصمت. بهلل والي وم الخرف لي قل خي Mahasiswa Program Studi Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Tahun
2013
58
Artinya : “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan
Hari Kiamat maka berikanlah pernyataan yang baik atau lebih baik diam.”26
Islam melarang menghina atau menghasut sesama muslim, walaupun
media merupakan ruang publik di mana setiap orang berhak untuk berekspresi dan
mengemukakan pendapat, namun pendapat yang dikemukakan harus bertanggung
jawab dan tidak mengandung SARA.
Adapun jika ditinjau dari hukum Pidana Islam, menurut mayoritas ulama
tindakan pelaku penghinaan agama Islam tersebut mendekatkan dirinya pada
kemurtadan jika pelaku sendiri adalah seorang muslim dimana pelakunya dapat
dikenai hukuman Had berupa dibunuh, sedangkan dalam hukum Pidana Islam
tidak diatur sanksi bagi pelaku penghinaan agama yang dilakukan oleh Non-
Muslim. Tetapi disini dapat menggunakan kaidah fiqih yang berbunyi:27
ة ل ي س و ال ر ر ب ت ة اي غ ل ا
Artinya: “Tujuan tidak bisa melegalkan sarana yang tidak baik”
Maksud dari kaidah di atas menjelaskan bahwa tujuan itu menjelaskan
wasilah. Jika tujuannya mencaci maki (menodai agama) maka wasilah yang
digunakan haram. Ketika hukum Islam memandang kasus penghinaan agama
yang dilakukan oleh terdakwa Alexander An tujuannya itu mendiskreditkan umat
Islam dengan tulisannya yang menghina Nabi Muhammad SAW, maka tujuannya
haram dan wasilahnya pun haram. Maka dalam hukum Islam yang dipidanakan
adalah wasilahnya.
26
Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Al-lu’lu Wal Marjan Jilid 1, (Semarang: AL-RIDHA,
1993), h. 34 27
Arya Chairun Nisa, “Sanksi Pelaku Tindak Pidana Penodaan Agama Persepektif
Hukum Pidana Islam Dan Hukum Pidana Indonesia (Analisis Putusan Nomor
1537/Pid.B/2016/PN.Jkt.Utr)”, penelitian ini adalah skripsi oleh mahasiswa Program Studi
Hukum Pidan Islam Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Tahun 2018
59
Dalam hukum Islam tindak pidana terbagi menjadi tiga macam yaitu
Qishash, Hudud, dan Ta’zir. Jarimah Qishash merupakan hukum bagi tindak
pidana yang berhubungan dengan badan yang bentuk hukumannya sesuai dengan
apa yang dilakukaan oleh pelaku tindak pidana. Sedangkan hudud ialah hukum
yang sudah ditentukan besarannya oleh Allah SWT sehingga tidak bisa dilebihkan
maupun dikurangkan. Sedangkan Ta’zir merupakan hukum yang diterapkan di
luar dari konteks Qishash maupun Hudud, yang mana besaran hukumannya
tergantung dari putusan Hakim yang menangani dan memutus perkara tersebut.28
Penulis berpendapat bahwa terpidana Alexander An dikenai Jarimah
Ta’zir bukan Jarimah Riddah/Murtad karena terdakwa termasuk kedalam
kafir/non-muslim. Dari tinjauan Hukum Pidana Indonesia putusan yang
ditetapkan telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Hukum Islam.
Berdasarkan hukuman yang diberikan oleh Hakim tersebut, menurut penulis
sudah tepat, karena dalam Islam tidak dicantumkan tindak pidana penodaan
agama yang dilakukan oleh non-muslim, adapun tindak pidana penodaan agama
itu dikategorikan dalam kategori Jarimah Ta’zir.
Pada tataran penistaan agama yang dilakukan melalui media sosial,
dalam hukum islam, pelaku tersebut dikategorikan dalam jarimah ta’zir. Hal ini
mengingat pengertian ta’zir yang mana pelarangan perbuatannya telah digariskan
oleh nash namun tidak merinci sanksi dari perbuatannya. Karena sanksinya
sepenuhnya diberikan kepada penguasa atau hakim.29
Hakim sepenuhnya
dipercayakan untuk menentukan kadar tinggi atau rendahnya sanksinya.
Sebagaimana penulis mengutip Kaidah Ushul:30
ه ي غ ص و م ر ال م ظ ع ر د ى ق ل ع ام م ال ل ا ير ز ع لت ا
28
Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h. 11 29
A Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), h. 249 30
Arya Chairun Nisa, “Sanksi Pelaku Tindak Pidana Penodaan Agama Persepektif
Hukum Pidana Islam Dan Hukum Pidana Indonesia (Analisis Putusan Nomor
1537/Pid.B/2016/PN.Jkt.Utr)”, penelitian ini adalah skripsi oleh mahasiswa Program Studi
Hukum Pidan Islam Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Tahun 2018
60
Artinya : “Sanksi Ta’zir (berat ringannya) tergantung kepada Imam (hakim)
sesuai dengan besar kecilnya kejahatan yang dilakukan”31
Dari kaidah Ushul tersebut dapat diterangkan bahwa Jarimah Ta’zir
hukuman yang diberikan tergantung dengan pandangan seorang hakim atau Ulil
Amri (pemerintah), dan seorang hakim mesti mempertimbangkan kemaslahatan
umat dalam memutuskan Jarimah Ta’zir.
Mengenai sanksi jarimah ta’zir ini meskipun dipercayakan kepada hakim
untuk menentukan sanksinya, namun pada umumnya, sanksi tersebut dapat
dikelompokkan menjadi empat bagian: Pertama hukuman mati dan jilid atau dera.
Kedua, hukuman yang berkaitan dengan kemerdekaan seseorang, seperti hukuman
penjara dan pengasingan. Ketiga, hukuman ta’zir yang berkaitan dengan harta
seperti denda, penyitaan atau perampasan harta, dan penghancuran barang.
Keempat, hukuman-hukuman lain yang ditentukan oleh ulil amri demi
kemaslahatan umum.32
Dalam konteks penghinaan sendiri terdapat banyak macamnya termasuk
jenis, kadar dan akibat yang ditimbulkan akibat penghinaan yang dilakukan. Pada
dasarnya hukuman ta’zir dalam hukum islam adalah hukuman yang bersifat
mendidik. Sehingga dalam hukuman ta’zir tidak boleh ada pemotongan anggota
badan atau penghilangan nyawa. Tetapi sebagian besar fuqaha memberikan
pengecualian terhadap peraturan hukuman tersebut yaitu diperbolehkannya
hukuman mati apabila kepentingan umum menghendakinya atau kerusakan yang
dilakukan pelaku tidak bisa dihindari kecuali dengan membunuhnya, seperti
menjatuhkan hukuman mati kepada mata-mata, penyeru bid’ah (pembuat fitnah),
atau residivis yang berbahaya.33
Madzhab Hanafi juga membolehkan sanksi hukuman mati semisal
hukuman mati terhadap pelaku yang berulang-ulang melakukan tindak kejahatan.
32 M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: AMZAH, 2013), h. 189
33 Abdul Qadir Auda, at-Tasyri’ al-Jina’lyb al-Islamiy, juz. 1, (Beirut: Dar al-Kitab,
2003), h. 84
61
Contohnya pencurian berulang-ulang dan menghina nabi berkali-kali yang
dilakukan oleh seorang kafir dzimi yang baru masuk islam.34
Oleh karena itu,
hukuman mati merupakan suatu pengecualian dari aturan hukuman ta’zir,
hukuman tersebut tidak boleh diperluas dan diserahkan seluruhnya kepada
hakim.35
Tentunya kita mengetahui bahwasanya didalam mengambil keputusan
tentunya hakim juga harus berpedoman pada asa-asas hukum pidana Islam.
Sehingga akan terjadi keadilan dalam memutuskan sebuah hukum, baik itu
hukuman badan, hukuman yang berkiatan dengan kemerdekaan, hukuman yang
berkiatan dengan harta, maupun hukuman dalam bentuk lain. Namun dalam Islam
terdapat kesamaan dengan hukum positif dalam hal penangan sebelum mengarah
ke hukuman yakni pemberian tindakan pencegahan orang lain agar tidak
melakukan jarimah dan membuat pelaku jera sehingga tidak mengulangi, akan
tetapi didalam Islam ditambah dengan sikap pengajaran dan pendidikan sehingga
diharapkan dapat memperbaiki pola hidup pelaku jarimah untuk kedepannya.
Demikian gambaran pada umumnya sanksi yang diberikan. Terlepas dari
itu, sanksinya tetap pada kewenangan Hakim atau penguasa. Sanksi penodaan
agama ini dapat dikenakan kepada pelaku penodaan agama bila locus atau wilayah
teritorial negara yang menerapkan konsep hukum pidana Islam, baik terhadap
seorang muslim, ataupun non-muslim sekalipun.
34
Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqih Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2012), h. 147 35
Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqih Jinayah,... h. 87
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan beberaapa hal yaitu:
1. Adapun dasar hukum bagi tindak pidana ujaran kebencian atas dasar agama
ini adalah Pasal 156 dan 156a KUHP, adapun jika tindakan tersebut
dilakukan melalui jejaring sosial maka landasan hukumnya adalah Pasal 28
ayat (2) Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang ITE yaitu mencakup
tindakan atau perbuatan yang dilarang berkaitan dengan informasi dan
transaksi elektronik yang mana tujuan pasal ini adalah mencegah terjadinya
permusuhan, kerusuhan, atau bahkan perpecahan yang didasarkan pada
SARA akibat informasi negatif yang bersifat provokatif Kemudian selain itu
dapat merujuk pada pedoman Surat Edaran (SE) Kapolri No. SE/06/X/2015
tentang Ujaran Kebencian.
2. Adapun pertimbangan majelis hakim dalam putusan No. 45/PID.B/2012/PN
adalah menurut fakta hukum dan unsur-unsur yang tergkandung dalam pasal
28 ayat (2) UU No. 11 Tahun 2008 tersebut yaitu: setiap orang; dengan
sengaja dan tanpa hak; menyebarkan informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok
masyarakat tertentu berdasarkan atas Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan
(SARA), disamping itu majelis hakim juga mempertimbangkan hal-hal yang
memberatkan dan hal-hal yang meringankan; Hal-hal yang memberatkan:
Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan falsafah Negara R.I. Pancasila
khususnya Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Perbuatan terdakwa telah
meresahkan masyarakat, Perbuatan terdakwa telah melecehkan atau menodai
agama Islam. Hal-hal yang meringankan: Terdakwa menyesali perbuatannya
dan tidak akan mengulanginya lagi, Terdakwa belum pernah dihukum.
3. Adanya sanksi pidana yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim dalam putusan
Nomor 45/Pid.B/2012/PN.MR, adalah menurut Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45
ayat (2) UU No.11 Tahun 2008 tentang ITE yaitu dengan pidana penjara
63
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Sedangkan menurut hukum Islam
pelaku dikenai jarimah ta’zir yang mana pelarangan perbuatannya telah
digariskan oleh nash namun tidak merinci sanksi dari perbuatanya karena
sanksi sepenuhnya diberikan kepada penguasa atau hakim.
B. Rekomendasi
1. Penegakan hukum Tindak Pidana penistaan terhadap agama hendaknya harus
tegas dalam menerapkan pasal Ujaran Kebencian baik dalam Surat Edaran
SE/06/X/2015, KUHP maupun diluar KUHP tidak hanya menjadi catatan
yang hanya menjadi bacaan tetapi harus ditegakan agar berlangsungnya
keadilan bagi bangsa ini untuk sekarang maupun yang akan datang Faktor
penegak hukum Dengan kata lain hukum tegak jika seluruh komponen sistem
hukum bekerja sama.
2. Hakim harus cepat dalam memutuskan perkara ini, mereka berharap harus
tuntas dalam menegakan keadilan, karena Penistaan agama ini bukan lagi
tentang sara namun soal rasa dan peradilan harus menerapkan asas peradilan
sederhana, cepat dan biaya ringan sehingga terciptanya prinsip yang
mengarah ke asas efektif dan efisien.
3. Kepada masyarakat diharapkan dapat memahami dan mengerti akan
pentingnya pendidikan hukum untuk memperkuat iman masyarakat agar
mentaati hukum sebagai dari beragama, sehingga nantinya tidak akan berani
melakukan bentuk ujaran kebencian apapun.
64
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Al-Ghazali, Abdul Hamid, Ihyaul Ulumuddin, Ciputat: Lentera Hati, 2003
Ali , Zainuddin, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2007
Audah , Abdul Qadir, at-Tasyri’ al-Jina’lyb al-Islamiy, juz. 1, Beirut: Dar al-
Kitab, 2003
Baqi, Muhammad Fu’ad Abdul, Al-lu’lu Wal Marjan Jilid I, Semarang: AL-
RIDHA, 1993
Dasuki , Hafiz dkk, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Yogyakarta: UII, 1991
Farid, Zainal Abidin, Hukum Pidana 1, Jakarat: Sinar Grafika, 2007
Hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan
Internasional, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005
Husin , Harun M, Kasasi Sebagai Upaya Hukum, Jakarta: PT. Sinar Grafika, 1992
Irfan, M. Nurul, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, 2016)Irfan , M. Nurul
dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, Jakarta: AMZAH, 2013
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Buku Penanganan Ujaran Kebencian (Hate
Speech), Jakarta, 2015
Lamintang, P.A.F, Hukum Penitensier Indonesia, Bandung: Armico, 1988
M. Yusup, Prawit, Pedoman Praktis Mencari Informasi, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Muhammad , Rusli, Hukum Acara Pidana Kontemporer, Bandung: PT Citra
Aditya Bakti, 2007
Mulyadi , Lilik, Kekuasaan Kehakiman, Surabaya: Bina Ilmu, 2007
Muslich , A Wardi, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2005
Prakoso, Djoko, Surat Dakwaan, Tuntutan Pidana dan Eksaminasi Perkara di
Dalam Proses Pidana, Yogyakarta: Liberty
65
Remy Syahdeini, Sutan, Kejahatan dan Tindak Pidana Komputer, Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti,2009, h. 38
Saebeni, Beni Ahmad, Metoode Penelitian Hukum, Bandung: Pustaka Setia, 2008
Santoso, Ananda dan A. R. AL Hanif, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,
Surabaya: ALUMNI
Shihab , M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002
Simanjuntak , Maruli CC, Atas Nama Kebencian Kajian Kasus-Kasus Kejahatan
Berbasis Kebencian di Indonesia, Jakarta: YLBHI
Soesilo, R, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Komentar Lengkap Pasal
Demi Pasal, Bogor: Politea, 1991
Suhariyanto, Budi, Tindak Pidana Teknologi Informasi (CYBERCRIME), Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2014
Jurnal
Retnaningsih, Hartini, “Ujaran Kebencian Di Tengah Kehidupan Masyarakat”.
Jurnal Vol. VII, No. 21/I/P3DI/November/2015
Anam, M. Choirul dan Muhammad Hafiz, “SE Kapolri Tentang Penanganan
Ujaran Kebencian (Hate Speech) dalam Kerangka Hak Asasi Manusia”.
Jurnal Keamanan Nasional, Vol 1 No. 3 (2015)
Jafar, Iftitah, “Konsep Berita dalam Al’Quran (Implikasinya dalam Sistem
Pemberitaan di Media Sosial)”. Jurnalisa, Vol 03 No. 1 (2017)
Peraturan dan Perundang-Undangan
Direktori Putusan, Putusan Nomor: 45/PID.B/2012/PN.MR, diakses pada tanggal
29 Januari 2018, dari putusan.mahkamahagung.go.id
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Pasal 310
Pasal 28 ayat (2) UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE
Pasal 45 ayat (2) UU Nomor 11 tahun 2008 tentang ITE
Surat Edaran Kapolri SE/06/X/2015
66
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik
Penelitian Karya Ilmiah
Abdul Jabbar, Ahmad Kamal, “Tren Meme Dan Ruang Kebebasan Dalam
Fanpage Meme Comic Indonesia” Skripsi-- UIN Sunan Ampel, Surabaya,
2016
Kamal Abdul Jabbar, Ahamad, “Tren Meme Dan Ruang Kebebasan Dalam
Fanpage Meme Comic Indonesia” Skripsi-- UIN Sunan Ampel, Surabaya,
2016
Prodjodikoro, Wirjono, Hukum Acara Pidana di Indonesia, Bandung: Sumur
Bandung, 1981
Fauzan Lubis , Muhammad Andri, “Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku
Tindak Pidana Penistaan Agama Melalui Jejaring Sosial Dikaitkan Dengan
Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik”, penelitian ini adalah Skripsi oleh Mahasiswa Program Studi
Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Tahun 2013
Masfiyah , Lilik, “Sanksi Pidana Pencemaran Nama Baik Oleh Pers Menurut
Fiqih Jinayah Dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers”
Skripsi UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2014
Mujaidin , Muhammad, “Tinjauan Fiqih Jinayah Terhadap Sanksi Pidana
Pencemaran Nama Baik/Penghinaan Via Jejaring Sosial Menurut UU No.
11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik” Skripsi--
IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2013
Nisa, Arya Chairun, “Sanksi Pelaku Tindak Pidana Penodaan Agama Persepektif
Hukum Pidana Islam Dan Hukum Pidana Indonesia (Analisis Putusan
Nomor 1537/Pid.B/2016/PN.Jkt.Utr)”, penelitian ini adalah skripsi oleh
mahasiswa Program Studi Hukum Pidan Islam Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2018
Internet
BBC,“Mengapa polisi harus mempidanakan penulis Jokowi Undercover?”
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-38496945 di akses pada 9 maret
2017.
http://news.liputan6.com/read/3069447/4-fakta-sri-rahayu-wanita-sindikat-
saracen-penghina-jokowi, di akses pada 13 Desember 2017
67
https://nasional.tempo.co/read/378657/hina-islam-pns-atheis-dijerat-uu-ite,
diakses pada 27 Desember 2017
KH Nasaruddin Umar saat menjelaskan bahaya Hate Speech atau ujaran
kebencian dalam acara Kongres ke-17 Muslimat Nahdhatul Ulama Komisi
Bahtsul Masail
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
PUTUSANNOMOR : 45 /PID.B/2012/PN.MR
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Negeri Muaro yang mengadili perkara –perkara pidana dalam tingkat pertama
dengan acara pemeriksaan biasa, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara
Terdakwa :
Nama lengkap : ALEXANDER AN PGL AAN
Tempat lahir : Jakarta
Umur / tanggal lahir : 30 tahun / 13 Juli 1981
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Jalan Lintas Sumatera Pulau Punjung Kenagarian
Sungai Kambut Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten
Dharmasraya
Agama : Atheis (Mau Masuk Islam)
Pekerjaan :CPNS Pada Kantor BAPPEDA Kab. Dharmasraya
Terdakwa dipersidangan didampingi oleh Advokat/Penasihat Hukum RONY SAPUTRA,
SH dan DEDI ALFARESI, SH, Advokat/Penasihat Hukum dari Lembaga bantuan Hukum
Padang yang beralamat dan berkedudukan di Jl. Pekan Baru No. 21 Ulak Karang - Padang
dengan Surat Kuasa Khusus tertanggal 13 Maret 2012 ;
Terdakwa ditahan di Rumah Tahanan Negara oleh :
• Penyidik sejak tanggal 19 Januari 2012 s/d tanggal 07 Pebruari 2012 ;
• Perpanjangan Jaksa Penuntut Umum sejak tanggal 08 Pebruari 2012 s/d tanggal 11
Maret 2012 ;
• Penuntut Umum sejak tanggal 12 Maret 2012 s/d tanggal 18 Maret 2012 ;
• Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 19 Maret 2012 s/d tanggal 17 April 2012 ;
• Perpanjangan Wakil Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 18 April 2012 s/d tanggal
17 Mei 2012 ;
PENGADILAN NEGERI TERSEBUT ;
• Setelah membaca surat-surat dalam berkas perkara ;
1
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Setelah membaca berkas perkara yang bersangkutan;
• Setelah mendengar pembacaan surat dakwaan Penuntut Umum;
• Setelah mendengar keterangan saksi –saksi dan keterangan Terdakwa dipersidangan ;
Setelah mendengar pembacaan Tuntutan Pidana oleh Penuntut Umum tanggal 07 Juni
2012, yang pada pokoknya mohon pada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara
ini memutuskan sebagai berikut :
1 Menyatakan Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN bersalah melakukan “Tindak Pidana
dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan / atau kelompok masyarakat
tertentu berdasarkan atas Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA)” sebagaimana
diatur dalam Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45 Ayat (2) UU No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Traksaksi Elektronik dalam dakwaan Kesatu.
2 Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN berupa pidana
penjara selama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dengan dikurangi selama Terdakwa berada
dalam tahanan sementara dengan perintah terdakwa tetap ditahan.
3 Menyatakan barang bukti berupa :
• 1 (satu) Unit CPU komputer merk Acer Aspire M 1641 warna Hitam;
• 1 (satu) Unit LCD monitor merk Acer AL 1716 W warna Hitam;
• 1 (satu) Unit Keyboard warna Hitam;
• 1 (satu) Unit Mouse warna Pink;
Dikembalikan ke Kantor Bappeda Kab. Dharmasraya
• 11 (sebelas) lembar gambar karikatur tentang Nabi Muhammad;
• 3 (tiga) lembar artikel tentang Nabi Muhammad tertarik kepada menantunya sendiri;
• 1 (satu) lembar alamat email facebook [email protected] yang ditulis Terdakwa
Alexander An Pgl Aan.
Tetap terlampir dalam berkas perkara.
4 Menetapkan supaya terdakwa tersebut dibebani biaya perkara masing-masing sebesar Rp.
2.000,- (dua ribu rupiah).
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa atas Tuntutan Pidana (Requisatoir) tersebut, Penasehat Hukum
Terdakwa mengajukan Nota Pembelaan (Pledoi) pada tanggal 11 Juni 2012 yang pada pokoknya
adalah sebagai berikut:
1 Menyatakan Terdakwa Alexander Aan tidak terbukti secara sah dan menyakinkan
melakukan tindak pidana yang diatur dalam Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45 ayat (2) UU No.
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ;
2 Membebaskan Terdakwa Alexander An dari segala Dakwaan dan Tuntutan hukum, serta
mengeluarkan Terdakwa dari tahanan ;
3 Memulihkan hak Terdakwa Alexander An dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta
martabatnya sebagai manusia ;
4 Membebankan segala biaya perkara yang timbul dalam perkara ini kepada Negara ;
Dan/atau mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono), apabila Majelis Hakim
berpendapat lain.
Untuk selengkapnya Nota Pembelaan dari Penasehat Hukum Terdakwa terlampir dalam berkas
perkara sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan dari Putusan ini ;
Menimbang, bahwa atas Nota Pembelaan dari Penasehat Hukum Terdakwa tersebut,
Penuntut Umum menanggapinya dalam Surat Tanggapan (Replik) pada tanggal 12 Juni 2012, dan
atas Tanggapan dari Penuntut Umum selanjutnya Penasehata Hukum Terdakwa mengajukan
Tanggapan secara lisan yang pada pokoknya tetap dengan Nota Pembelaannya semula,
Tanggapan Penuntut Umum secara tertulis terlampir dalam berkas perkara dan Tanggapan
Penasehat Hukum secara lisan tercatat dalam Berita Acara Persidangan yang merupakan satua
kesatuan yang tak terpisahkan dari Putusan ini ;
Menimbang, bahwa Terdakwa dihadapkan ke depan persidangan Pengadilan Negeri
Muaro dengan dakwaan Nomor Reg. Perkara : PDM-25/PL.PJG/Ep.1/03/2012 tanggal 14 Maret
2012 sebagai berikut :
KESATU:
-------Bahwa ia Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN, pada hari Rabu tanggal 18 Januari 2012
sekira pukul 14.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu yang masih dalam tahun
2011 hingga tahun 2012 bertempat di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kabupaten Dharmasraya di Pulau Punjung Kab. Dharmasraya atau setidak-tidaknya
3
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idpada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Muaro yang
berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan
informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan /
atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan
(SARA), perbuatan mana dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut:---------------------
Bahwa pada waktu dan tempat sebagaimana yang telah diuraikan di atas, Terdakwa ditangkap
oleh masyarakat Pulau Punjung kemudian diserahkan ke Kepolisian Dharmasraya karena
Terdakwa telah membuat di Akun Facebook Terdakwa (Group Ateis Minang) yang bernama Alex
Aan, email [email protected] berupa tulisan yang berjudul Nabi Muhammad tertarik
kepada menantunya sendiri dan gambar yang bertuliskan kisah “Nabi Muhammad barancuak jo
babu bininyo” (Nabi Muhammad bersetubuh dengan pembantu istrinya), di mana tulisan dan
gambar tersebut dilihat oleh saksi Hendri, S.Ag., M.Si, Mulyadi, S.Ag, Doni Saptria, A.Md, Yon
Riadi, Hendri Martariko di Akun Facebook Atheis Minang.
Bahwa gambar atau kartun kisah Nabi Muhammad yang sedang barancuak dengan babu bininyo
atau berbuat mesum dengan babu istrinya tersebut telah melecehkan dan menodai Agama Islam
karena Nabi Muhammad tersebut adalah seorang Nabi dan Rasul Umat Islam, terhadap tulisan
yang ditulis Terdakwa di Akun Facebook milik Terdakwa bahwa Nabi Muhammad tertarik
kepada menantunya sendiri dan ada juga tulisan yang menyatakan tuduhan dari para pengikutnya,
diantaranya membuat Nabi Muhammad merasa perlu mengeluarkan lagi wahyu koleksinya untuk
disimpan sebagai ayat-ayat Al-Qur’an, dengan itu kalimat-kalimat yang diungkapkan Terdakwa
dalam tulisan tersebut telah menyimpang dari makna dan tujuan Al-Qur’an dan telah menyalahi
ajaran Agama Islam dan merupakan suatu penghinaan atau penodaan terhadap Kitab Suci al-
Qur’an sebagai pedoman Agama Islam, kemudian tulisan yang dibuat oleh Terdakwa tersebut
mengatakan “ayat Al-Qur’an diturunkan dalam kaitan untuk melegalkan perkawinan Nabi
Muhammad dengan Zainab Binti Jas”, hal tersebut merupakan suatu pelecehan terhadap ayat Al-
Qur’an, sehingga menimbulkan kemarahan dan meresahkan masyarakat sebagai pemeluk Agama
Islam saat membaca tulisan tersebut, kemudian masyarakat mencari Terdakwa ke kantornya di
Bappeda Kab. Dharmasraya.
Bahwa berdasarkan keterangan Yuhandri, S.Kom., M.Kom (sebagai saksi ahli) tata cara yang
benar melaksanakan transaksi informasi dengan elektronik, tidak diperbolehkan seseorang
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idmembuat atau menampilkan tulisan atau gambar yang bisa menimbulkan keresahan terhadap
orang lain atau oraganisasi atau masyarakat dan perbuatan Terdakwa yang telah membuat artikel
yang bertuliskan Nabi Muhammad tertarik kepada menantunya sendiri dan gambar yang
bertuliskan Nabi Muhammad Barancuak samo babu bininyo, dimana gambar tersebut
ditampilkan Terdakwa di Akun Facebook milik Terdakwa, yang dapat menimbulkan kebencian
orang atau kelompok orang apalagi hal yang menyangkut dengan Nabi Muhammad yang menjadi
suri teladan bagi umat yang beragama Islam, hal ini bisa mengakibatkan perpecahan antar umat
beragama yang dikenal dengan SARA (Suku, Adat, Ras dan Agama) di tengah masyarakat tidak
boleh ditampilkan di media elektronik.
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45
Ayat (2) UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Traksaksi Elektronik.
ATAU
KEDUA:
-------Bahwa ia Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN, pada hari Rabu tanggal 18 Januari 2012
sekira pukul 14.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu yang masih dalam tahun
2011 hingga tahun 2012 bertempat di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kabupaten Dharmasraya di Pulau Punjung Kab. Dharmasraya atau setidak-tidaknya
pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Muaro yang
berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, dengan sengaja di muka umum mengeluarkan
perasaan atau melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan
atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia, perbuatan mana dilakukan oleh
terdakwa dengan cara sebagai berikut:--- Pada waktu dan tempat sebagaimana yang telah
diuraikan pada dakwaan Kedua, Terdakwa ditangkap oleh masyarakat Pulau Punjung kemudian
diserahkan ke Kepolisian Dharmasraya karena Terdakwa telah membuat artikel Muhammad
tertarik pada menantunya sendiri dan gambar tentang kisah Nabi Muhammad yang berjudul Nabi
Muhammad berancuak jo babu bininyo (kisah Nabi Muhammad bersetubuh dengan pembantu
istrinya), di mana tulisan dan gambar Nabi Muhammad tersebut ditulis oleh Terdakwa di
Facebook milik Terdakwa Alex Aan dan di Group Atheis (tidak percaya pada Tuhan).
Bahwa dalam Akun Facebook Terdakwa terdapat gambar kisah Nabi Muhammad yang sedang
berbuat mesum dengan pembantu istrinya, sangat menodai Agama Islam karena Nabi
5
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idMuhammad tersebut adalah seorang Nabi dan Rasul Umat Islam, dan tulisan yang ditulis
terdakwa di akun Facebook milik Terdakwa bahwa Nabi Muhammad tertarik kepada menantunya
sendiri dan ada juga tulisan yang menyatakan tuduhan dari para pengikutnya, diantaranya
membuat Nabi Muhammad merasa perlu mengeluarkan lagi wahyu koleksinya untuk disimpan
sebagai ayat-ayat Al-Qur’an, dengan itu kalimat-kalimat yang diungkapkan Terdakwa dalam
tulisan tersebut telah menyimpang dari makna dan tujuan Al-Qur’an dan telah menyalahi ajaran
Agama Islam dan merupakan suatu penghinaan atau penodaan terhadap Kitab Suci al-Qur’an
sebagai pedoman Agama Islam, kemudian tulisan yang dibuat oleh Terdakwa tersebut
mengatakan “ayat Al-Qur’an diturunkan dalam kaitan untuk melegalkan perkawinan Nabi
Muhammad dengan Zainab Binti Jas”, hal tersebut merupakan suatu pelecehan terhadap ayat Al-
Qur’an.
Bahwa tulisan dan gambar yang dibuat oleh Terdakwa di Akun Facebook milik Terdakwa yang
berjudul Nabi Muhammad tertarik kepada pembantunya sendiri, dan gambar Nabi Muhammad
barancuak jo babu bininyo, dapat menimbulkan rasa benci pada ornag lain atau sekelompok
orang atau pada keyakinan seseorang atau keyakinan sekelompok orang (Agama Islam), karena
apa yang ditulis dan dibuat oleh Terdakwa tersebut bertentangan dengan perbuatan dan keyakinan
atau pedoman hidup yang dimiliki oleh Umat Islam di Indonesia khususnya di Kab.
Dharmasraya.
Bahwa perbuatan yang dilakukan Terdakwa yang menulis tulisan yang berjudul Nabi Muhammad
tertarik pada menantunya dan gambar Nabi Muhammad yang sedang barancuak dengan
pembantu istrinya dapat juga menimbulkan perasaan permusuhan antara Terdakwa dengan
masyarakat penganut Agama Islam karena Nabinya tidak seperti tulisan dan gambar yang dibuat
oleh Terdakwa.
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 156 a huruf a KUHP.
ATAU
KETIGA:
-------Bahwa ia Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN, pada hari Rabu tanggal 18 Januari 2012
sekira pukul 14.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu yang masih dalam tahun
2011 hingga tahun 2012 bertempat di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kabupaten Dharmasraya di Pulau Punjung Kab. Dharmasraya atau setidak-tidaknya
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idpada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Muaro yang
berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, dengan sengaja di muka umum mengeluarkan
perasaan atau melakukan perbuatan dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama
apa pun juga, yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa, perbuatan mana dilakukan oleh
terdakwa dengan cara sebagai berikut:----------------------------------------------------------------------
Berawal ketika saksi Hendri, S.Ag., M.Si berteman Facebook dengan Terdakwa, di mana pada
waktu pertemanan tersebut saksi melihat tulisan-tulisan atau gambar-gambar yang menjelekkan
Agama Islam, seperti halnya Nabi Muhammad mencintai babunya dan ada lagi memplesetkan
ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadist-hadist yang menggambarkan Nabi Muhammad,
kemudian tulisan-tulisan dan gambar disebarkan Terdakwa ke masyarakat umum melalui dunia
maya/ jejaring sosial melalui Akun Facebook Atheis Minang, yang dapat mempengaruhi
pembaca Akun Facebook agar tidak percaya pada Tuhan, dan saksi Hendri S.Ag., M.Si melihat di
Facebook Terdakwa yang bertuliskan “Kalau kamu percaya Tuhan, tolong lihatkan Tuhanmu itu
pada aku” tulisan Atheis Minang, kemudian atas perbuatan Terdakwa yang menulis artikel dan
gambar Nabi Muhammad tersebut, saksi Hendri S.Ag., M.Si menyampaikan kepada teman-
temannya supaya tidak terpengaruh oleh Akun Facebook Atheis Minang. Bahwa selain dari saksi
Hendri S.Ag., M.Si, saksi Mulyadi, S.Ag, Doni Saptria, A.Md (PNS pada Kantor Camat Padang
Laweh), Yon Riadi (Jln. Asoy Koto Baru), Hendri Martiko, S.Kom (Staf Pemda Dharmasraya)
juga melihat di Akun Facebook Terdakwa tulisan Muhammad juga tertarik pada menantunya
sendiri dan gambar kartun Nabi Muhammad barancuak samo babunyo.
Bahwa gambar Nabi Muhammad yang sedang bersetubuh atau berbuat mesum dengan pembantu
istrinya, sangat menodai Agama Islam karena Nabi Muhammad tersebut adalah seorang Nabi dan
Rasul Umat Islam, terhadap tulisan yang ditulis terdakwa di akun Facebook milik Terdakwa
bahwa Nabi Muhammad tertarik kepada menantunya sendiri dan ada juga tulisan yang
menyatakan tuduhan dari para pengikutnya, diantaranya membuat Nabi Muhammad merasa perlu
mengeluarkan lagi wahyu koleksinya untuk disimpan sebagai ayat-ayat Al-Qur’an, dengan itu
kalimat-kalimat yang diungkapkan Terdakwa dalam tulisan tersebut telah menyimpang dari
makna dan tujuan Al-Qur’an dan telah menyalahi ajaran Agama Islam dan merupakan suatu
penghinaan atau penodaan terhadap Kitab Suci al-Qur’an sebagai pedoman Agama Islam,
kemudian tulisan yang dibuat oleh Terdakwa tersebut mengatakan “ayat Al-Qur’an diturunkan
7
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.iddalam kaitan untuk melegalkan perkawinan Nabi Muhammad dengan Zainab Binti Jas”, hal
tersebut merupakan suatu pelecehan terhadap ayat Al-Qur’an.
Bahwa tulisan Nabi Muhammad tertarik pada menantunya dan gambar Nabi Muhammad yang
ditampilkan Terdakwa di dinding Akun Facebooknya, Terdakwa juga membuatnya di Facebook
Group Atheis karena Terdakwa termasuk Kamunitas Atheis (tidak percaya Tuhan). Bahwa
berdasarkan Akun Facebook Terdakwa, Terdakwa merupakan salah satu kelompok anti Tuhan /
Atheis yang bertentangan dengan Pancasila, Sila Pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) yang
tidak dapat dipisah-pisahkan dengan Agama yang merupakan salah satu tiang pokok dari pada
kehidupan manusia dan Bangsa Indonesia, kemudian pada tanggal 18 Januari 2012, masyarakat
Pulau Punjung mengetahui bahwa Terdakwalah yang menulis dan menampilkan gambar kartun
Nabi Muhammad tersebut di Akun Facebook milik Terdakwa dan Group Atheis Minang, dan saat
ditanya Terdakwa mengaku sebagai Atheis sehingga Terdakwa ditangkap dan diserahkan ke
Kepolisian Dharmasraya.
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 156 a huruf b KUHP.
Menimbang, bahwa atas surat dakwaan tersebut Penasehat Hukum Terdakwa telah
mengajukan Eksepsi/Keberatan pada tanggal 05 April 2012 dan atas Eksepsi tersebut Penuntut
Umum telah menanggapinya dalam suratnya Tanggapannya tanggal 12 April 2012 dan
selanjutnya Majelis Hakim telah menjatuhkan Putusan Sela pada tanggal 19 April 2012 yang
amarnya adalah :
MENGADILI :
• Menyatakan menolak Eksepsi Penasehat Hukum Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN
untuk seluruhnya ;
• Memerintahkan Penuntut Umum melanjutkan pemeriksaan dalam perkara ini dengan
menghadirkan saksi-saksi dan barang bukti dipersidangan ;
• Menangguhkan biaya perkara hingga putusan akhir ;
Menimbang, bahwa oleh karena Eksepsi/Keberatan dari Penasehat Hukum Terdakwa
ditolak selanjutnya persidangan dilanjutkan dengan acara pembuktian, dan atas kesempatan yang
diberikan Penuntut Umum telah mengajukan saksi-saksi dalam berkasa perkara maupun saksi
tambahan yang diluar berkas perkara sebagai berikut :
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
1 Saksi MULYADI, S.Ag, dibawah sumpah dipersidangan memberikan keterangan sebagai
berikut :
• Bahwa sebabnya saksi diajukan kepersidangan untuk memberikan keterangan dalam
peristiwa penodaan agama Islam yang dilakukan oleh Terdakwa Alexander Pgl. Aan ;
• Bahwa 1 (satu) bulan sebelum Terdakwa Alexander Aan ditangkap di Kantor BAPPEDA
Dharmasraya, Saksi selaku Ketua LSM Pandham ditelepon oleh Saksi Hendri Matriko
yang mengatakan bahwa ada situs di internet yang dipakai oleh Terdakwa yang di
dalamnya melakukan penyebaran dan penghinaan terhadap agama Islam;
• Bahwa selama 1 (satu) bulan setelah menerima informasi hingga penangkapan Alexander
An, baik Saksi Mulyadi maupun Saksi lainnya tidak ada yang melaporkan kepada pihak
yang berwenang ataupun kepada BAKOR PAKEM Dharmasraya, Kantor Departemen
Agama Kabupaten Dharmasraya untuk menyelesaikan permasalahan Terdakwa tersebut;
• Bahwa selama 1 (satu) bulan tersebut Saksi hanya melakukan pemantauan pada Facebook
group Ateis Minang melalui Facebook Saksi maupun Saksi lainnya seperti Saksi Hendri
S.Ag, M.Si. dan Saksi Hendri Matriko yang menjadi teman Terdakwa Alexander An di
Facebook ;
• Bahwa sebelum Terdakwa ditangkap pada tanggal 18 Januari 2012, pada hari itu sekitar
pukul 10.00 Wib, Saksi ditelepon oleh Hendri Matariko yang mengatakan, “Pak Ketua
Situs Milik Alex Aan Ini Sudah Luar Biasa Penghinaan dan Penistaan Terhadap Agama
Islam” dan saat itu saksi mengatakan “Saya Sedang Menuju Lokasi, Tunggu Saya
Sebentar” sesaat dalam perjalanan tersebut, Saksi Menelepon Ketua Pemuda (Saksi Os
Chandra) dan mengatakan, “Pak Ketua Pemuda, Saya minta tolong untuk dialog dengan
Alex Aan terkait dengan status di Facebook Terdakwa (ATEIS)”, setibanya Saksi di
Kantor BAPPEDA, pemuda-pemuda setempat sudah ramai di sana dan mengepung
Terdakwa di ruang kerja Terdakwa ;
• Bahwa pada saat pemuda mengepung Terdakwa di ruang kerjanya, para pemuda tersebut
mendesak Terdakwa dengan pertanyaan terkait artikel dan gambar di Facebook dan saat
itu Terdakwa mengatakan “Itu hak saya”, dan saat itu Terdakwa masih mengelak dan
tidak mengakui bahwa dia Ateis dan setelah didesak oleh Pemuda untuk membuka Akun
9
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Facebook miliknya, kemudian Terdakwa membuka facebooknya sambil berkata “Ini hak
saya dan saya membuatnya tidak ada paksaan, jadi tuan-tuan tidak usah
mempermasalahkannya” serta saat itu massa sudah marah kepada Terdakwa ;
• Bahwa kemudian saat itu Saksi berinisiatif untuk menyelamatkan Terdakwa dari amukan
massa dengan membawa Terdakwa ke dalam mobil Saksi, karena saat itu Polisi belum
datang dan ketika akan naik ke mobil Saksi, datang mobil patroli Polisi dan membawa
Terdakwa ke Polsek Pulau Punjung;
• Bahwa terkait dengan karikatur Nabi Muhammad tersebut berada di dinding facebook
Terdakwa yang dicopy oleh rekan Saksi yang berisikan penistaan terhadap agama Islam ;
• Bahwa gambar karikatur Nabi Muhammad pada facebook Terdakwa baru Saksi lihat pada
tanggal 18 Januari 2012 pada saat di Komputer milik Kantor Terdakwa bekerja,
sebelumnya saksi hanya mendengar kabar dari Saksi Hendri Matriko dan saksi lihat pada
saat itu langsung dari Komputer kerja Terdakwa secara langsung yang saksi melihat
bahwa di facebook Terdakwa terdapat karikatur yang berjudul “Nabi Muhammad
Bersetubuh Dengan Menantunya Sendiri” dan karikatur yang berjudul “Nabi Muhammad
bersetubuh dengan Babu/Pembantunya sendiri” ;
• Bahwa di dalam facebook Terdakwa hanya menistakan agama Islam saja, sebab menurut
saksi Rasulullah itu seorang Nabi, orang yang suci, sementara Terdakwa di dalam
karikaturnya mengatakan bahwa Nabi Muhammad bersetubuh dengan menantunya dan
juga babunya sendiri yang merupakan penistaan terhadap junjungan umat Islam;
• Bahwa Terdakwa selalu mengajak teman satu kantor dengan Terdakwa untuk berdebat
yang inti perdebatannya Terdakwa mengajak orang untuk menganut paham ateis. Selain
itu dari segi perilakunya juga sering mengatakan kepada teman-temannya bahwa paham
ateis yang dianut Terdakwa tersebut benar;
• Bahwa karikatur dan artikel tidak hanya ada di facebook Terdakwa tetapi juga ada di grup
“Ateis Minang”;
• Bahwa grup Ateis Minang dibuat oleh Terdakwa dan teman-teman Terdakwa yang mana
Terdakwa bertindak sebagai salah satu admin grup tersebut;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Saksi tidak pernah melihat Terdakwa membuat langsung Karikatur tersebut dan
saksi hanya melihat gambar tersebut di faceebook Terdakwa pada tanggal 18 Januari 2012
atau pada hari penangkapan Terdakwa;
• Bahwa Saksi Hendri, S.Ag, M.Si. dan Saksi Hendri Matriko berteman dengan facebook
Alexander Aan dan mereka ini yang memancing Terdakwa melalui facebook untuk
mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan bahwa Terdakwa ateis;
• Bahwa pernyataan di facebook tersebut di copy oleh Frinaldi melalui komputer kantor
milik Frinaldi yang untuk selanjutnya diperlihatkan kepada orang-orang yang menangkap
Terdakwa di kantor Bappeda Kabupaten Dharmasraya, pada tanggal 19 Januari 2012 (satu
hari setelah penangkapan Terdakwa) ;
• Bahwa diperlihatkan dipersidangan barang bukti : 1 (satu) CPU komputer merek Acer
Aspire M1641 warna hitam, 1 (satu) unit LCD monitor merek Acer AL 1716 warna
hitam, 1 (satu) unit Keyboard warna hitam, 1 (satu) mouse warna pink, 11 (sebelas)
lembar gambar karikatur tentang Nabi Muhammad , 3 (tiga) lembar artikel nabi
Muhammad tertarik kepada menantunya sendiri dibenarkan oleh saksi ;
Atas keterangan Saksi, Terdakwa membantah melakukan perdebatan bukan tentang
agama, melainkan tentang ketidak sepakatan Terdakwa terhadap penghakiman massa, Terdakwa
tidak pernah mengajak teman-teman sekantornya untuk menganut paham ateis dan Terdakwa
tidak pernah bertindak menyebarkan paham ateis dan Terdakwa mengakui dirinya sebagai ateis
pada saat berada di Polsek Pulau Punjung ;
2 Saksi HENDRI,S.Ag, M.Si, dibawah sumpah dipersidangan memberikan keterangan
sebagai berikut :
• Bahwa saksi mengetahui ada akun facebook dengan nama Ateis Minang dari teman saksi
bernama Zarkasih ;
• Bahwa informasi tersebut diperoleh 1 (satu) bulan, sekitar bulan desember sebelum
Terdakwa di tangkap di Kantor Bappeda Dharmasraya dari seorang teman yang bernama
ZARKASIH ;
• Bahwa saksi pernah berinteraksi dengan seseorang di Facebook group Atheis Minang
dengan tulisan Saya buat, “SeAtheis-atheisnya orang Minang, mau tidur pasti Ia ingat
11
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Tuhan” dan ada seseorang yang membalasnya dengan nama Atheis Minang yang
menjawab “Kalau Kamu percaya Tuhan itu ada, tolong perlihatkan kepada Saya!” ;
• Bahwa sejak mendapat informasi tersebut, saksi hanya melakukan pemantauan dengan
membuka page Ateis Minang, kemudian Saksi membuka grup Ateis Minang dan
menemukan gambar Ka’bah dalam keadaan banjir dan karikatur yang berjudul “Nabi
Muhammad Bersetubuh dengan Menantunya” dan Nabi Muhammad bersetubuh dengan
Pembantu Istrinya”, dan memberitahukannya kepada Mulyadi, S.Ag, namun saksi tidak
melaporkan kepada pihak Kepolisian ataupun ke Kantor Departemen Agama Kabupaten
Dharmasraya ;
• Bahwa saksi pernah membuka Facebook group Ateis Minang dan dari situ ada tulisan
yang menyinggung umat Islam dengan nama pengirim Facebook Alex Aan (by Alex
Aan) ;
• Bahwa saksi pernah membuka page Ateis Minang dan membuka facebook atas nama
Alex Aan banyak tulisan dari Alex Aan ini yang menyinggung tentang Nabi Muhammad
akan tetapi saksi tidak berkawan dalam Facebook dengan nama profile Alex Aan ;
• Bahwa saksi memperoleh informasi dari orang yang tidak dikenal terkait dengan identitas
dan riwayat dari Alex Aan yang menerangkan ciri-cirinya yaitu Aan dulu tamatan SMA.
7 Padang, sekarang bekerja di Kantor BAPPEDA Dharmasraya dan atas info tersebut
saksi pernah bertanya kepada Bendahara di kantor Camat Padang Baru bernama Doni
Septria yang menyebutkan kepada Saksi bahwa ia pernah satu kendaraan Travel plang
dari Padang menuju Pulau Punjung dengan orang yang bernama Aan dan selama dalam
diperjalanan Doni mendengar Terdakwa berdebat dengan penumpang lain mengenai
Ketuhanan dan berdasarkan informasi itulah saksi berasumsi bahwa Terdakwalah yang
membuat status di Facebook group Atheis Minang tersebut ;
• Bahwa saksi pernah membuka page Ateis Minang dan membuka facebook atas nama
Alex Aan banyak tulisan dari Alex Aan ini yang menyinggung tentang Nabi
Muhammad ;
• Bahwa saksi mengetahui yang menjadi admin grup ateis minang adalah Jusfiq Hadjar dan
sekarang berganti nama menjadi Sutan Maradjo lelo selain itu ada juga yang bernama Zal
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Batam, hal ini saksi ketahui setelah melihat grup Ateis Minang termasuk juga Alex Aan
(Terdakwa) ;
• Bahwa grup Ateis Minang adalah group terbuka dengan ciri-ciri walaupun tidak
menekan tanda “suka” (like) semua orang bisa mengetahui isinya ;
• Bahwa diperlihatkan dipersidangan barang bukti : 1 (satu) CPU komputer merek Acer
Aspire M1641 warna hitam, 1 (satu) unit LCD monitor merek Acer AL 1716 warna
hitam, 1 (satu) unit Keyboard warna hitam, 1 (satu) mouse warna pink, 11 (sebelas)
lembar gambar karikatur tentang Nabi Muhammad , 3 (tiga) lembar artikel nabi
Muhammad tertarik kepada menantunya sendiri dibenarkan oleh saksi ;
Atas keterangan saksi, Terdakwa membantahnya yaitu tidak pernah berdebat ketuhanan di
Travel melainkan berdebat terkait masalah Hukum dan saksi adalah Admin yang diundang
bukan pendiri group Atheis Minang ;
3 Saksi HENDRI MARTARIKO, S.Kom, dibawah sumpah dipersidangan memberikan
keterangan sebagai berikut :
• Bahwa sebabnya saksi diajukan kepersidangan untuk memberikan keterangan dalam
peristiwa penodaan agama Islam yang dilakukan oleh Terdakwa Alexander Pgl. Aan
melalui Facebook Atheis Minang ;
• Bahwa saksi mendapatkan informasi adanya grup Ateis Minang sekitar 1 (satu) minggu
sebelum Terdakwa ditangkap;
• Bahwa saksi mengenal Terdakwa saat bekerja sebagai Staf Litbang di kantor BAPPEDA
Kabupaten Dharmasraya dan satu kantor dengan Terdakwa lebih kurang 4 (empat) bulan
lamanya ;
• Bahwa walapun satu kantor Saksi tidak akrab dengan Terdakwa karena saksi tidak satu
pemikiran terkait masalah pekerjaan di Kantor ;
• Bahwa penghinaan yang termuat dalam Facebook group atheis Minang, salah satunya ada
yang mengiris hati saksi selaku pemeluk Islam, adalah dibikin Gambar Hajar Aswad,
seperti gambar Vagina perempuan, lalu ditulis dengan tulisan “Kami datang ke Vagina Mu
Ya Allah”, padahal orang Islam kalau berada di Mekah Cuma bilang “Labaik Kallahuma
13
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Labaik” dan ini ada barang buktinya (menyerahkan foto copy gambar pelecehan Aswad)
dari group Atheis Minang ;
• Bahwa pagi hari sebelum Terdakwa di tangkap saksi bersama teman-teman sekantor yang
bernama FRINALDI, S.T, M.Sc, Ari Hafif Hudri, Sulastri, dan Rahmad Ifraja dan
membuka page Ateis Minang dan grup Muda Minang ;
• Bahwa siang hari tanggal 18 Januari 2012 saksi melihat beberapa pemuda datang ke
kantor BAPPEDA, dan Saksi segera datang ke Kantor tersebut, adapun tujuan dari
pemuda itu untuk mencari Terdakwa yang dianggap telah menyebarkan ateis dan
menghina Agama Islam;
• Bahwa sebelumnya saksi mendapatkan informasi dari group Muda Minang yang
menentang Atheis Minang tentang Terdakwa sebagai sebagai salah satu admin grup Ateis
Minang kemudian hal tersebut saksi informasi kepada Mulyadi, S.Ag (Ketua LSM
Pandham) dan saksi tidak ada melaporkan ke Polisi ataupun ke Departemen Agama ;
• Bahwa saksi meminta teman Saksi yang bernama Frinaldi untuk membuka akun
facebook Terdakwa dan menyimpan posting-posting yang terdapat di facebook Terdakwa
maupun di group Atheis Minang ;
• Bahwa Saksi melihat facebook Terdakwa dibuka saat diminta oleh beberapa pemuda,
namun Saksi tidak melihat didalamnya ada penghinaan ataupun penistaan terhadap agama
Islam;
• Bahwa Saksi pertama kali melihat gambar-gambar Nabi Muhammad yang dilecehkan,
ketika Terdakwa diminta membuka facebooknya oleh beberapa orang pemuda di kantor
Bappeda;
• Bahwa tulisan-tulisan dan gambar-gambar tersebut terdapat di page Ateis Minang berupa
karikatur Nabi Muhamman dan di akun Facebook milik Terdakwa dengan nama Alex Aan
disimpan Artikel-Artile yang menghujat Agama Islam pada Catatan (Note) facebooknya ;
• Bahwa selain Terdakwa, ada admin lain yaitu Jusfiq hadjar, informasi ini juga saksi
dapatkan dari grup Muda Minang ;
• Bahwa Facebook group Atheis Minang adalah group terbuka dengan ciri-cirinya
walaupun orang tidak menekan tanda “suka” (like) isinya bisa diketahui semua orang ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa didalam group Atheis Minang Terdakwa ada menampilkan gambar dan tulisan
yang meghina agama Islam yang kemudian disebarluaskan ke masyarakat (teman-teman
Terdakwa) melalui jejaring sosial akun facebook milik terdakwa ;
• Benar saksi menerangkan bahwa di akun facebook Atheis Minang tersebut terdapat
gambar yang disertai tulisan yang menyatakan kisah Nabi Muhammad barancuak jo babu
bininyo, dengan karikatur yang mengumpamakan Nabi Muhammad beradegan mesum
tersebut ;
• Bahwa diperlihatkan dipersidangan barang bukti : 1 (satu) CPU komputer merek Acer
Aspire M1641 warna hitam, 1 (satu) unit LCD monitor merek Acer AL 1716 warna
hitam, 1 (satu) unit Keyboard warna hitam, 1 (satu) mouse warna pink, 11 (sebelas)
lembar gambar karikatur tentang Nabi Muhammad , 3 (tiga) lembar artikel nabi
Muhammad tertarik kepada menantunya sendiri dibenarkan oleh saksi ;
Atas keterangan saksi, Terdakwa adalah Admin yang diundang bukan pendiri group
Atheis Minang dan Terdakwa tidak membuat karikatur tersebut melainkan hanya
mempostingkan saja pada group Atheis Minang ;
4 Saksi OS CHANDRA, dibawah sumpah dipersidangan memberikan keterangan sebagai
berikut :
• Bahwa benar pada hari Rabu tanggal 18 Januari 2012 sekira pukul 14.30 Wib bertempat di
Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Dharmasraya di
Pulau Punjung Kab. Dharmasraya telah terjadi tindak pidana penodaan agama Islam yang
dilakukan oleh Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN ;
• Bahwa saksi membenarkan bahwa cara yang digunakan oleh Terdakwa dalam tindak
pidana tersebut adalah dengan membuat atau menampilkan gambar dan tulisan tentang
kisah Nabi Muhammad SAW di dinding facebooknya ;
• Bahwa alat yang digunakan untuk melakukan perbuatan tersebut adalah 1 (satu) Unit
Komputer yang ada di meja kerja Terdakwa ;
• Bahwa saksi menerangkan bahwa tulisan yang dibuat dan ditampilkan oleh Terdakwa
tersebut berjudul “Muhammad tertarik kepada menantunya sendiri”.
15
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa tulisan dan gambar-gambar tersebut telah menodai Agama Islam karena tulisan
dan gambar-gambar tersebut tidak benar, dan saksi selaku pemeluk Agama Islam
perbuatan Terdakwa telah melecehkan dan menodai Agama Islam yang dianutnya ;
• Bahwa bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa tersebut masyarakat khususnya di Pulau
Punjung menjadi resah dan sangat marah yang berjumlah ± 100 (seratus) orang ;
• Bahwa saksi mengetahui kejadian tersebut berawal dari telpon saksi Mulyadi, S.Ag
(Ketua LSM Pandham) yang mengatakan bahwa ada seseorang di Kantor Bappeda yang
manganut Paham Atheis dan juga telah menodai Agama Islam ;
• Bahwa kemudian saksi langsung berangkat menuju kantor Bappeda dan di sana sudah
banyak masyarakat Kenagarian Sungai Kambut yang berada di kantor Bappeda tersebut,
lalu saksi bersama dengan masyarakat melihat Terdakwa yang sedang berada di depan
komputer membuka akun facebook miliknya dan memang benar ada gambar tentang Nabi
Muhammad yang berjudul “Nabi Muhammad barancuak jo babu bininyo”, dan kemudian
saksi bersama dengan saksi Nurhadi dan Anggota Polsek Pulau Punjung membawa
Terdakwa ke Polsek Pulau Punjung dan mengamankan Terdakwa dari amukan massa ;
• Bahwa akibat dari perbuatan terdakwa tersebut, ada teman-teman sekantor terdakwa
marah dan masyarakat juga marah ;
• Bahwa benar masyarakat di sekitar tempat terdakwa bekerja adalah mayoritas pemeluk
agama Islam ;
Atas keterangan saksi, Terdakwa adalah Admin yang diundang bukan pendiri group
Atheis Minang dan Terdakwa tidak membuat karikatur tersebut melainkan hanya mempostingkan
saja pada group Atheis Minang ;
5 Saksi NURHADI, dibawah sumpah dipersidangan memberikan keterangan sebagai
berikut :
• Bahwa benar pada hari Rabu tanggal 18 Januari 2012 sekira pukul 14.30 Wib
bertempat di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Dharmasraya di Pulau Punjung Kab. Dharmasraya telah terjadi tindak pidana
penodaan agama Islam yang dilakukan oleh Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa pada saat kejadian saksi sedang lewat di depan kantor Bappeda Kab.
Dharmasraya dan melihat ada keramaian di kantor tersebut, kemudian saksi bertanya
kepada salah seorang masyarakat dan dijawab bahwa ada pegawai kantor Bappeda
yang menganut paham Atheis, saksi lalu masuk ke kantor Bappeda dan bertanya
kepada Terdakwa tentang paham Atheis yang dianutnya, dengan santai Terdakwa
menjawab “Saya memang Atheis dan itu hak saya” ;
• Bahwa saksi membenarkan bahwa cara yang digunakan oleh Terdakwa dalam tindak
pidana tersebut adalah dengan membuat atau menampilkan gambar dan tulisan
tentang kisah Nabi Muhammad Saw di dinding Facebooknya ;
• Bahwa alat yang digunakan untuk melakukan perbuatan tersebut adalah 1 (satu) Unit
Komputer yang ada di meja kerja Terdakwa ;
• Benar saksi menerangkan bahwa tulisan yang dibuat dan ditampilkan oleh Terdakwa
tersebut berjudul “Muhammad tertarik kepada menantunya sendiri”, adapun
karikaturnya berjudul “Nabi Muhammad barancuak jo babu bininyo” pada saat itu
tidak bisa dibuka ;
• Bahwa tulisan dan gambar-gambar tersebut telah menodai Agama Islam karena
tulisan dan gambar-gambar tersebut tidak benar, dan saksi selaku pemeluk Agama
Islam merasa bahwa Terdakwa telah melecehkan dan menodai Agama Islam ;
• Bahwa saksi membenarkan bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa tersebut
masyarakat khususnya di Pulau Punjung menjadi resah dan sangat marah yang
berjumlah ± 100 (seratus) orang ;
• Bahwa saksi bersama dengan masyarakat kemudian menyuruh Terdakwa membuka
facebooknya, setelah dibuka ternyata ada tulisan yang berjudul “Muhammad tertarik
kepada menantunya sendiri” ;
• Bahwa kemudian saksi bersama saksi OS membawa Terdakwa kemudian di bawa
Polsek Pulau Punjung untuk menghindari amukan massa yang mulai marah ;
• Bahwa diperlihatkan dipersidangan barang bukti : 1 (satu) CPU komputer merek Acer
Aspire M1641 warna hitam, 1 (satu) unit LCD monitor merek Acer AL 1716 warna
hitam, 1 (satu) unit Keyboard warna hitam, 1 (satu) mouse warna pink, 11 (sebelas)
17
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
lembar gambar karikatur tentang Nabi Muhammad , 3 (tiga) lembar artikel nabi
Muhammad tertarik kepada menantunya sendiri dibenarkan oleh saksi ;
Atas keterangan saksi, Terdakwa adalah Admin yang diundang bukan pendiri group
Atheis Minang dan Terdakwa tidak membuat karikatur tersebut melainkan hanya mempostingkan
saja pada group Atheis Minang ;
Menimbang, bahwa dipersidangan Penuntut Umum mengajukan saksi tambahan yang
tidak tersebut dalam BAP Penyidik sebanyak 1 (satu) orang yaitu :
1. Saksi FRINALDI, pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa pada hari Rabu tanggal 18 Januari 2012 sekira pukul 14.30 Wib bertempat di
Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Dharmasraya di
Pulau Punjung Kab. Dharmasraya telah terjadi penodaan agama yang dilakukan oleh
Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN ;
• Bahwa saksi lebih dahulu menjadi PNS dari Terdakwa, saksi menjadi PNS sejak tahun
2005 sedangkan Terdakwa yang menjadi PNS di Kantor Bappeda Kab. Dharmasraya sejak
Maret 2011 saksi bekerja di Bagian Sarana dan Prasarana sedangkan Terdakwa bekerja di
Bidang Pelaporan ;
• Benar saksi menerangkan bahwa pada akun Atheis Minang terdapat pelecehan agama,
karena memuat posting-posting atau foto-foto karikatur vagina wanita yang ada ditaruh
Hajar Aswad ;
• Bahwa saksi mendapat informasi dari temannya mengenai hal tersebut, kemudian saksi
mencari admin dari akun tersebut, kemudian diketahui bahwa salah satu admin dari akun
itu adalah Terdakwa ;
• Bahwa saksi sebelumnya selama ± 3 (tiga) bulan pernah bertemanan akun facebook
dengan terdakwa ;
• Bahwa pada saat saksi berteman dengan terdakwa, saksi sering melihat dari akun
facebook terdakwa artikel-artikel yang menghina dan melecehkan islam dan nabi
Muhammad ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa saksi secara lisan pernah menegur terdakwa mengenai isi facebook terdakwa,
namun terdakwa membantah dan memberitahu bahwa itu merupakan hak asasi terdakwa
yang pada akhirnya terjadi argumentasi yang tidak berkesudahan ;
• Bahwa karena sering melihat facebook terdakwa tersebut, saksi menjadi emosi dan
akhirnya saksi memutuskan untuk berteman dengan terdakwa dalam facebooknya ;
• Bahwa saat terdakwa ditangkap, ketua pemuda nagari, saksi Edi Rambo dan ketua LSM
Pandham memaksa terdakwa untuk membuka facebooknya dan kemudian menyuruh
berteman dengan saksi supaya bisa dibuka isi facebook terdakwa ;
• Bahwa setelah dibuka isi facebook terdakwa ditemukan artikel-artikel dan gambar
karikatur yang melecehkan agama Islam dan Nabi Muhammad ;
• Bahwa saksi menerangkan ada 4 orang admin akun facebook Atheis Minang yaitu Jusfiq
Hadjar, Alex Aan,Aam dan Imam Rajolelo ;
• Bahwa setahu saksi sebelumnya sudah terdengar ribut-ribut di luar tentang adanya paham
Atheis tersebut ;
• Bahwa saksi mengetahui Terdakwa mengakui bahwa ia adalah salah satu admin facebook
Atheis Minang dengan mengatakan bahwa “Ya betul, saya admin silahkan lapor ke
polisi” ;
• Bahwa saksi merasa tersinggung karena perbuatan Terdakwa yang telah melecehkan
agama Islam ;
• Bahwa saksi menerangkan Terdakwa tidak mau kalau di ajak shalat dan selalu
mengatakan mana Tuhan ;
• Bahwa saksi tidak mempunyai hubungan dengan akun facebook Atheis Minang, tetapi
saksi lihat di Facebook Terdakwa dilihat note suatu artikel tentang Muhammad bersetubuh
dengan pembantu istrinya ;
• Bahwa Akun Facebook group Atheis Minang merupakan group terbuka yang bisa di like
dan dibuka oleh siapapun ;
• Benar saksi menerangkan bahwa pengelola akun facebook (admin) bisa memasuki dan
menyeleksi isi akun tersebut ;
19
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa dalam Facebook akun Terdakwa maupun Facebook group Atheis Minang isinya
menyerang Islam dengan tulisan-tulisan dan karikatur dan latar belakang agama
Terdakwa sebelumnya adalah Islam ;
• Bahwa saksi menerangkan, Terdakwa mengakui bahwa ia yang telah memposting
karikatur dan artikel tersebut ke akun facebook Atheis Minang ;
• Bahwa benar isi facebook Terdakwa yang mengganggu saksi adalah meragukan ayat-ayat
Al-qur’an ;
• Bahwa benar saksi menerangkan jaringan internet merupakan suatu informasi yang bisa
dilihat oleh masyarakat umum ;
• Benar ada pernyataan terdakwa dalam akun facebook terdakwa yang menyatakan :”saya
alex Aan; urang minang asli, baraja mengaji dari SD walaupun indak di pesantren,
pertanyaan yang ambo ajukan adalah pertanyaan manusia yang punya hati nurani, sudah
ambo pikian sajak kelas 4 S, sabalun barangkek sakolah (SMP) ambo selalu membaco al-
quran dalam bahasa arab, walau kuliah ambo aktif di rohis, tapi akhirnyo ambo dapat
hidayah dengan mencari tahu apo arti bahasa arab yang ambo baco tu, 3 tahun tanpa
intervensi dari pemikiran2 sia-sia, 2 tahun dengan intervensi majelis taklim dan setahun
ambo membaco di FFI…kesimpulannya adalah Islam tu srigala berbulu anjing” ;
• Bahwa diperlihatkan dipersidangan barang bukti : 1 (satu) CPU komputer merek Acer
Aspire M1641 warna hitam, 1 (satu) unit LCD monitor merek Acer AL 1716 warna hitam,
1 (satu) unit Keyboard warna hitam, 1 (satu) mouse warna pink, 11 (sebelas) lembar
gambar karikatur tentang Nabi Muhammad , 3 (tiga) lembar artikel nabi Muhammad
tertarik kepada menantunya sendiri, 1 (satu) lembar email facebook
[email protected] yang tertulis tersangka Alexander An Pgl. An, dibenarkan oleh
saksi ;
Atas keterangan saksi ini, terdakwa membantah tentang tidak ada berbicara dikantor
tentang Tuhan, tidak ada diskusi langsung, tidak ada menulis perangi orang yang beriman ;
6 Saksi Ahli Drs. SULHAN HARAHAP, dibawah sumpah dipersidangan memberikan
keterangan sebagai berikut :
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa saksi bertugas di Departemen Agama Kabupaten Dharmasraya dengan jabatan
KASI PENAMAS dan PEKAPONTREN ;
• Bahwa saksi ahli mengetahui sebabnya diajukan kepersidangan untuk memberikan
keterangan dalam peristiwa penodaan agama Islam yang dilakukan oleh Terdakwa
Alexander Pgl. Aan melalui Facebook ;
• Bahwa dari barang bukti yang diperlihatkan Penyidik ada komik-komik dan kisah Nabi
Muhammad yang tidak benar ;
• Bahwa komik tersebut berisikan karikatur yang menceritkana Nabi Muhammad berzina
dengan pembantunya dan ketertarikan Nabi Muhammad kepada Zainab ;
• Bahwa dalam keyakinan agama Islam memvisualisasikan Nabi Muhammad dengan cerita
tertarik secara seksualnya kepada Zainab merupakan penyimpangan yang jauh dari
keyakinan Umat Islam ;
• Bahwa ada lagi suatu artikel diperlihatkan oleh Penyidik yang menyatakan “alquran itu
adalah koleksi Nabi Muhammad” hal itu bertentangan dengan ajaran Islam karena
Alquran itu berasal dari Wahyu Tuhan, jadi tidak tepat Al Quran itu dikatan sebagai
koleksi Nabi Muhammad ;
• Bahwa di Indonesia seseorang tersebut tidak boleh menganut faham Atheis karena
bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945 dan Kepres No. 6 Tahun 2000;
7 Saksi Ahli H. AMINULLAH SALAM, SMIQ, Spd.I, dibawah sumpah dipersidangan
memberikan keterangan sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah Ketua Majelis Ulama di Departemen Agama Kabupaten
Dharmasraya ;
• Bahwa saksi ahli mengetahui sebabnya diajukan kepersidangan untuk memberikan
keterangan dalam peristiwa Atheis dan mempublikasikan penodaan agama Islam melalui
Facebook ;
• Bahwa bentuk penodaan Agama Islam tersebut adanya gambar dan tulisan Nabi
Muhammad sedang berbuat mesum dengan perempuan ;
21
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa di Indonesia seseorang tersebut tidak boleh menganut faham Atheis karena
bertentangan dengan Pancasila ;
Menimbang, bahwa dipersidangan Penuntut Umum menerangkan para saksi yaitu Prof.
Ismansyah (Ahli Pidana dari Fakultas Hukum Universitas Andalas), Dr. Hasanuddin, M.Si (Ahli
Bahasa), dan Yuhandri, S.Kom, M.Kom. (Ahli IT) tidak dapat hadir dipersidangan sesuai dengan
surat pemberitahuan dari instansi masing (surat terlampir dalam berkas perkara, dan oleh karena
itu Penuntut Umum memohon supaya keterangan Saksi Ahli didalam BAP Penyidik yang sudah
disumpah supaya dibacakan, dan atas permohonan tersebut Terdakwa melalui Penasehat Hukum
menyatakan keberatan dan keberatan tersebut dicatat dalam Berita Acara Persidangan ;
Menimbang, bahwa oleh karena para ahli tersebut sebelumnya sudah di Sumpah di
Penyeidik dan ketidakhadiran saksi karena berhalangan, maka Majelis berpendapat keterangan
Para Saksi Ahli tersebut dapat dibacakan oleh Penuntut Umum dipersidangan sebagai berikut :
1 Ahli Prof. Dr. ISMANSYAH, SH., MH, pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa benar Ahli diminta sebagai ahli dalam perkara Tindak Pidana penyalahgunaan
dan / atau penodaan agama sesuai dengan surat permintaan permohonan ahli dari Polres
Dharmasraya No. Pol. :B/179/II/2012/Polres tanggal 07 Februari 2012 dan sebagai ahli
ditunjuk berdasarkan Surat Tugas dari Dekan Fakultas Hukum Universitas Andalas
Nomor : 202/UN.16.4/PP/2012 tanggal 09 Februari 2012 ;
• Bahwa benar Tindak Pidana penyalahgunaan dan / atau penodaan agama tersebut terjadi
pada hari Rabu tanggal 18 Januari 2012 sekira pukul 14.30 Wib bertempat di Kantor
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Dharmasraya di Pulau
Punjung Kab. Dharmasraya yang dilakukan oleh Terdakwa ALEXANDER AN Pgl
AAN ;
• Bahwa benar ahli tidak mempunyai hubungan dengan Terdakwa ;
• Bahwa benar, ahli merupakan Dosen Hukum Pidana pada program sarjana dan pasca
sarjana Universitas Andalas dan ahli dapat menerangkan tentang seseorang yang dapat
dikategorikan melanggar suatu tindak pidana ;
• Bahwa benar ahli menjelaskan, suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai suatu tindak
pidana jika sudah memenuhi unsur-unsur dari tindak pidana itu sendiri, adapun berkenaan
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dengan perbuatan Terdakwa, secara fakta hukum perbuatan Terdakwa tersebut telah
menimbulkan rasa benci dari sekelompok orang atau masyarakat yang menganut agama
atas tidak sejalannya atau kontradiktif dengan perbuatan Terdakwa, dan perbuatan
Terdakwa tersebut menimbulkan rasa benci dan mengusik keyakinan umat beragama ;
• Benar ahli menjelaskan bahwa perbuatan Terdakwa telah memenuhi unsur subjektif dan
unsur objektif Pasal 156a huruf a dan b KUHP, unsur subjektif dapat dijabarkan telah
timbulnya unsur kesengajaan atau dengan sengaja telah melahirkan tulisan-tulisan atau
gambar-gambar yang dimuat oleh Terdakwa dalam suatu media elektronik, dimana
perbuatan tersebut dilakukan secara sadar dan dengan sengaja yang bertujuan untuk dapat
menimbulkan rasa benci maupun perasaan ternoda terhadap penyalahgunaan tulisan atau
gambar yang tidak bisa diterima oleh kalangan umat beragama tenang kebenarannya.
Sedangkan unsur objektif perbuatan Terdakwa dengan memuat tulisan-tulisan atau
gambar-gambar dapat atau telah memenuhi perasaan permusuhan antara Terdakwa dengan
masyarakat penganut agama yang memiliki keyakinan bahwasanya Nabinya atau
pemimpin umatnya tidak seperti tulisan-tulisan atau gambar-gambar yang diungkapkan
oleh Terdakwa, perbuatan penyalahgunaan telah dilakukan oleh Terdakwa dengan
menggunakan media elektronik sebagai sarana, padahal patut diketahui atau sepatutnya
diketahui bahwa media elektronik merupakan tempat komunikasi dan bukanlah untuk
menebarkan perasaan permusuhan atau perasaan penodaan terhadap suatu agama dengan
tulisan-tulisan atau gambar-gambar yang diterbitkan oleh Terdakwa.
• Bahwa benar ahli menerangkan selebihnya sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Ahli
tanggal 09 Februari 2012.
2 Ahli Dr. HASANUDDIN, M.Si, pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
• Bahwa benar Ahli diminta sebagai ahli dalam perkara Tindak Pidana penyalahgunaan
dan / atau penodaan agama sesuai dengan surat permintaan permohonan ahli dari Polres
Dharmasraya No. Pol. :B/179/II/2012/Polres tanggal 07 Februari 2012 dan sebagai ahli
ditunjuk berdasarkan Surat Tugas dari Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Nomor : 224.a/H.16.7/KP/2012 tanggal 08 Februari 2012 ;
23
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa benar Tindak Pidana penyalahgunaan dan / atau penodaan agama tersebut terjadi
pada hari Rabu tanggal 18 Januari 2012 sekira pukul 14.30 Wib bertempat di Kantor
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Dharmasraya di Pulau
Punjung Kab. Dharmasraya yang dilakukan oleh Terdakwa ALEXANDER AN Pgl
AAN ;
• Bahwa benar ahli tidak mempunyai hubungan dengan Terdakwa ;
• Bahwa benar, ahli merupakan Dosen pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas dan
ahli mempunyai latar belakang pendidikan ilmu bahasa. Oleh karena itu, ahli bisa
mengartikan jika ada tulisan-tulisan berbahasa Minang karena sesuai dengan ilmu
pengetahuan yang saya peroleh selama di perguruan tinggi ;
• Bahwa benar ahli menjelaskan arti kata dari tulisan yang dimuat oleh Terdakwa di akun
facebook “Nabi Muhammad Barancuak Jo Babu Bininyo” adalah Nabi Muhammad
Bersetubuh dengan Pembantu Istrinya. Kalimat tersebut merupakan kalimat kotor yang
bertentangan dengan norma kesusilaan dan tidak bisa diucapkan atau ditampilkan di
tempat umum ;
• Benar ahli menerangkan bahwa apabila tulisan dan gambar tersebut ditampilkan di
tempat umum, maka akan memancing emosi seseorang atau sekelompok orang atau
masyarakat luas dikarenakan gambar tersebut seolah-olah menggambarkan perilaku Nabi,
maka yang terpancing emosinya adalah Umat Islam karena Nabi Muhammad adalah suri
tauladan bagi Umat Islam ;
• Benar ahli menerangkan bahwa arti kata dari artikel yang berjudul “Nabi Muhammad
Tertarik Kepada Menantunya Sendiri” adalah Nabi Muhammad Bernafsu kepada Istri dari
Anaknya Sendiri. Kalimat tersebut merupakan suatu pelecehan terhadap Nabi Muhammad
dan dapat menimbulkan pandangan negatif terhadap Nabi Muhammad serta akan
menimbulkan kemarahan Umat Islam ;
• Bahwa benar ahli menerangkan selebihnya sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Ahli
tanggal 09 Februari 2012 ;
3 Ahli YUHANDRI S.Kom., M.Kom, pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa benar Ahli diminta sebagai ahli dalam perkara Tindak Pidana penyalahgunaan
dan / atau penodaan agama sesuai dengan surat permintaan permohonan ahli dari Polres
Dharmasraya No. Pol. :B/78/II/2012/Polres tanggal 07 Februari 2012 dan sebagai ahli
ditunjuk berdasarkan Surat Tugas dari Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Nomor : 032/UPI-YPTK/KL/II/2012 tanggal 08 Februari 2012 ;
• Bahwa benar Tindak Pidana penyalahgunaan dan / atau penodaan agama tersebut terjadi
pada hari Rabu tanggal 18 Januari 2012 sekira pukul 14.30 Wib bertempat di Kantor
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Dharmasraya di Pulau
Punjung Kab. Dharmasraya yang dilakukan oleh Terdakwa ALEXANDER AN Pgl
AAN ;
• Bahwa benar ahli tidak mempunyai hubungan dengan Terdakwa ;
• Bahwa benar, ahli merupakan Dosen pada Universitas Putera Indonesia (UPI “YPTK”)
Padang dan ahli dapat menjelaskan sesuai dengan ilmu pengetahuan ahli selaku sarjana S2
Komputer ;
• Benar ahli menjelaskan bahwa tata cara dalam melakukan transaksi informasi elektronik
yang benar atau sesuai dengan aturan hukum yang berlaku adalah seseorang tidak
diperbolehkan membuat atau menampilkan tulisan atau gambar yang bisa menimbulkan
keresahan terhadap orang lain atau organisasi atau masyarakat ;
• Bahwa benar menurut keterangan ahli, apabila seseorang menampilkan di akun
facebooknya suatu tulisan atau gambar yang dapat menimbulkan kemarahan seseorang
atau suatu kelompok orang dan menimbulkan keresahan dalam masyarakat, maka hal
tersebut dapat dikategorikan melanggar hukum yang mengatur tentang Transaksi
Informasi Elektronik;
• Benar ahli menjelaskan bahwa perbuatan Terdakwa salah dan telah melanggar hukum
karena tulisan-tulisan atau gambar-gambar tersebut dapat menimbulkan kebencian orang
atau kelompok orang, apalagi hal ini menyangkut dengan Nabi Muhammad yang menjadi
suri tauladan bagi umat yang beragama Islam, dan hal ini juga bisa menyebabkan
perpecahan antar umat beragama yang dikenal dengan SARA (Suka, Adat, Ras, dan
Agama) di tengah masyarakat dan tidak boleh ditampilkan di media elektronik ;
25
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa benar ahli menerangkan, tulisan-tulisan atau gambar-gambar tersebut dikatakan
salah dan tidak boleh ditampilkan di media komunikasi elektronik seperti facebook karena
judul artikel tersebut belum tentu yang sebenarnya, dan judul dari gambar itupun
merupakan suatu kalimat kotor yang bertentangan dengan Norma Susila apabila
menyangkut dengan Nabi Muhammad ;
• Bahwa ahli membenarkan perbuatan Terdakwa telah melanggar Pasal 28 Ayat (2) Jo Pasal
45 Ayat (2) Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik ;
• Bahwa benar ahli menerangkan selebihnya sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Ahli
tanggal 08 Februari 2012 ;
Menimbang, bahwa dipersidangan Terdakwa maupun Penasehat Hukumnya mengajukan
saksi yang meringankan (adecharge) sebanyak 3 (tiga) orang dan sebelum memberikan
keterangan terlebih dahulu disumpah menurut agamanya masing-masing sebagai berikut :
1. Saksi Zulkarnain, pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa Saksi telah mengenal Terdakwa dan keluarganya sejak Terdakwa kecil;
• Bahwa Saksi adalah tetangga orangtua Terdakwa di Lubuk Buaya, Kota Padang ;
• Bahwa Terdakwa adalah anak pertama dari 4 (empat) orang bersaudara;
• Bahwa sejak kecil Terdakwa merupakan anak yang baik, rajin beribadah, dan tidak
pernah berbuat kejahatan ;
• Bahwa Terdakwa pernah menjadi pengurus remaja Masjid di dekat rumahnya
sewaktu Sekolah Menengah Atas (SMA) ;
• Bahwa Terdakwa menamatkan kuliahnya di UNPAD jurusan statistik ;
• Bahwa sebelum menjadi CPNS di Bappeda Dharmasraya, Terdakwa pernah menjadi
guru privat Matematika di Kota Padang ;
• Bahwa setelah menjadi CPNS di BAPPEDA Dharmasraya, setiap hari Sabtu dan
Minggu Terdakwa pulang ke rumah orangtua di Padang ;
• Bahwa setiap pulang ke Padang dan berdiskusi dengan Saksi, Terdakwa tidak pernah
membahas masalah agama dan keyakinan ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa setelah menjadi CPNS di BAPPEDA Dharmasraya, Terdakwa masih terlihat
mengerjakan shalat di bulan Ramadhan ;
• Bahwa Saksi tidak mengetahui page Ateis Minang ;
2 Saksi Dodi Saputra, menerangkan pada pokoknya sebagai berikut :
• Bahwa Saksi telah berteman dengan Terdakwa sejak kelas 3 (tiga) Sekolah Dasar
(SD) ;
• Bahwa semasa kecil Terdakwa rajin mengaji di MDA ;
• Bahwa orangtua Terdakwa adalah seorang guru dan taat melakukan ibadah,
disamping itu kakek Terdakwa adalah seorang Haji ;
• Bahwa semasa kecil Terdakwa tidak pernah melakukan perbuatan kenakalan ;
3 Saksi Suardi, menerangkan pada pokoknya sebagai berikut :
• Bahwa saksi mengenal Terdakwa sejak Terdakwa berumur 2 (dua) tahun hingga
Terdakwa tamat Sekolah Dasar (SD) ;
• Bahwa Terdakwa merupakan anak yang baik dan rajin mengaji ke MDA ;
Menimbang, bahwa dipersidangan Terdakwa maupun Penasehat Hukumnya juga
mengajukan saksi ahli sebanyak 1 (satu) orang yang sebelum memberikan keterangan terlebih
dahulu disumpah menurut agamanya yaitu :
1 Prof. Sukron Kamil, M.A. (Ahli Agama dan Filsafat Islam dari Universitas Islam
Negeri Jakarta), pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa Indonesia adalah negara demokrasi ke-3 (ketiga) setelah Amerika dan India;
• Bahwa masalah kebebasan beragaman, berkeyakinan dan berekspresi telah diatur di
dalam Pasal 28 E UUD RI 1945 dan Konvenan Sipil dan Politik (Sipol) yang telah
diratifikasi oleh Negara Indonesia dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 2005 ;
• Bahwa di dalam Konvenan Sipol, keberadaan kebebasan beragama, berkeyakinan
dan berekspresi merupakan hak yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun
(non derogable right) ;
• Bahwa di dalam Pasal 28J UUD RI 1945 meskipun ada pembatasan terhadap Hak
Asasi Manusia, namun hanya berkaitan dengan hak yang dapat dikurangi (derogable
27
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
right), dengan ketentuan pengurangan tersebut berkaitan dengan ketertiban sosial dan
mengancam keamanan negara ;
• Bahwa Indonesia sebagai negara yang telah meratifikasi Konvenan Sipol, tidak
konsisten dalam melindungi hak sasi manusia sebagaimana dibuktikan dengan
adanya keberadaan Pasal 28J UUD RI 1945 ;
• Bahwa berkaitan dengan kasus Terdakwa, belum dapat dikategorikan mengancam
ketertiban sosial dan keamanan negara karena apa yang dilakukan Terdakwa adalah
hak asasinya dan tidak pula menimbulkan kerusuhan di tingkat masyarakat apalagi
mengancam keamanan negara dan dari segi agama Terdakwa dikatagorikan Murtad ;
• Bahwa menurut Max Weber dalam Teori Invertitatif, maksud dari pernyataan
seseorang tidak harus dilihat dari tulisan tetapi harus melihat dari latar belakang
kenapa pernyataan itu ditulis ;
• Bahwa setelah Ahli berbicara dengan Terdakwa, ahli berpendapat Terdakwa tidak
mempunyai maksud untuk mencemarkan atau menodai agama Islam, tetapi ada
kegalauan Teologis yang dialami Terdakwa karena Terdakwa tidak menemukan ruang
untuk berdiskusi tentang beragama yang benar ;
• Bahwa motif tulisan Terdakwa hanyalah untuk mencari pengetahuan semata, bukan
bermaksud menodai agama Islam ;
• Bahwa kegalauan teologis yang dialami Terdakwa, timbul karena tidak seimbangnya
bahan bacaan yang dijadikan rujukan, dan ulama akar rumput juga tidak mampu
menjawabnya, sehingga penting bagi Terdakwa untuk mempelajari filsafat agama ;
• Bahwa dengan kondisi yang dialami Terdakwa, seharusnya Terdakwa tidak dihukum
melainkan harus belajar untuk memperdalam ilmu filsafat agama ;
• Bahwa jika ada penafsiran Al Qur’an yang digunakan Terdakwa, maka tidak dapat
disalahkan kepada Terdakwa semata karena Departemen Agama senantiasa hanya
membuat tafsir yang harfiah ;
• Bahwa berkaitan dengan tulisan “Nabi Muhamad tertarik pada menantunya”, perlu
diluruskan dimana Zainab sebelumnya merupakan istri dari Zaid, budak Nabi yang
dibebaskan oleh Nabi dan dijadikan anak angkat. Oleh karena status sosial antara
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Zainab dan Zaid berbeda, akhirnya Zaid menceraikan Zainab dan Nabi menikah
dengan Zainab atas kuasa Tuhan, sebagaimana ditemukan dalam Surat Al-Ahzab ayat
37;
• Bahwa Nabi mempunyai istri bernama Maria Al Qibthi yang merupakan hadiah dari
raja mesir. Maria Al Qibthi diangkat menjadi pembantu istri Nabi yang akhirnya
dinikahi oleh Nabi dan memiliki seorang anak laki-laki bernama Ibrahim, namun
meninggal dunia pada umur 7 hari;
• Bahwa pada zaman nabi, ada orang yang bernama Harkam yang kerjanya mengolok-
olok Nabi dan selalu menguntit Nabi dari belakang, oleh Nabi yang bersangkutan
tidak pernah dihukum tetapi hanya disuruh tinggal di luar Madinah;
• Bahwa berkaitan dengan tidak boleh memvisualisasikan Nabi Muhamad tidak ada
larangan di dalam Al Qur’an dan Hadist, tetapi hanya berdasarkan kesepakatan para
ulama (Ijma’) ;
• Bahwa di dalam Islam tidak ada larangan orang untuk menganut ateis, yang sangat
ditakutkan dalam Islam adalah ajaran banyak tuhan (politeisme) ;
• Bahwa facebook menurut pendapat Ahli merupakan wilayah privat dari sipemilik
akun, bukan wilayah publik ;
Menimbang, bahwa dipersidangan Penasehat Hukum Terdakwa mengajukan Bukti Surat
Amicus Curiae (Sahabat Peradilan) dari Asian Human Right Commission yang berkedudukan di
Hong Kong sebagaimana terlampir dalam berkas perkara ;
Menimbang, bahwa dipersidangan telah pula didengar keterangan Terdakwa
ALEXANDER AN Pgl AAN sebagai berikut :
• Bahwa Terdakwa bekerja di BAPPEDA Kab. Dharmasraya dengan status CPNS sejak
tahun pertengahan 2011 ;
• Bahwa Terdakwa mengenal paham ateis dari situs faith freedom Indonesia, pada
tahun 2008 dan Terdakwa bergabung dengan tujuan ingin belajar lebih dalam tentang
agama dari perdebatan yang ada di faith freedom Indonesia ;
• Bahwa Terdakwa ditangkap pada tanggal 18 Januari 2012 pada saat Terdakwa sedang
makan siang di luar kantor, sekembalinya dari makan siang Terdakwa melihat mobil
29
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dan orang ramai berkumpul di ruang Kepala Dinas Bappeda Dharmasraya kemudian
mereka menyuruh Terdakwa membuka facebook Terdakwa, tetapi mereka tidak
menemukan bukti-bukti terkait gambar-gambar yang menistakan Nabi Muhammad di
facebook Terdakwa ;
• Bahwa yang ada di facebook Terdakwa hanyalah artikel-artikel mengenai Al-Qur’an
yang diakses Terdakwa dari internet dan dimasukkan ke dalam facebook Terdakwa
pada bagian catatan (Note) sedangkan karikatur Nabi Muhammad Berancuak Jo
Babu Binonya Terdakwa posting ke Facebook pada foto group Atheis Minang yang
diambil dari faith freedom indoneisa ;
• Bahwa Terdakwa hanya ingin mempelajari sains, dan Terdakwa tidak menyadari
kalau orang akan salah paham dengan apa yang dibuat oleh Terdakwa ;
• Bahwa Terdakwa bergabung dengan grup Ateis Minang pada tahun 2009 karena di
undang oleh admin grup Ateis Minang yaitu Imam Bonjol, Jusfiq Hadjar, dan A.M ;
• Bahwa Terdakwa awalnya bergabung dengan Ateis Minang karena tertarik dengan
posting-posting tentang Islam yang ada di Ateis Minang dan tertarik untuk
melakukan dialog ;
• Bahwa tulisan yang Terdakwa buat di Ateis Minang terkait jawaban-jawaban
terhadap diskusi filsafat di dalam page Ateis Minang ;
• Bahwa setelah Terdakwa ditangkap, Terdakwa tidak lagi menjadi admin Ateis
Minang, karena Terdakwa dikeluarkan dari grup tersebut ;
• Bahwa Terdakwa tidak menyadari jika artikel yang dibuat Terdakwa akan
mengganggu orang lain ;
• Bahwa Terdakwa mempunyai akun facebook miliknya bernama Alex Aan dengan
emailnya [email protected] ;
• Bahwa Terdakwa membenarkan bahwa ia telah mempunyai teman facebook
sebanyak ± 500 (Lima ratus) orang ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Benar Terdakwa menerangkan bahwa tidak banyak orang yang sependapat dengan
pemikiran Terdakwa, namun hanya ada beberapa orang yang sependapat dengan
pemikiran Terdakwa tentang Atheis ;
• Bahwa benar terdakwa salah satu dari 4 (empat) orang admin dalam akun facebook group
Atheis Minang ;
• Bahwa benar Terdakwa menerangkan kelebihan sebagai admin adalah bisa menghapus
atau menyeleksi tulisan atau gambar yang dimuat di akun tersebut serta selain admin tidak
bisa memuat gambar atau artikel atau admin yang menyeleksi tulisan atau artikel yang
masuk ke dalam akun facebook group atheis minang tersebut ;
• Bahwa benar Terdakwa juga mengomentari tulisan atau gambar yang dimuat di akun
facebook Atheis Minang ;
• Bahwa benar Terdakwa tidak mengakui Al-qur’an secara ilmiah ;
• Bahwa benar Terdakwa mengatahui Indonesia merupakan negara yang mengakui
keberadaan Tuhan ;
• Bahwa terdakwa memposting artikel-artikel tentang “Muhammad tertarik kepada
menantunya sendiri, Kesalahan Sains dalam Islam, Menjawab Plintiran muslim,
Moslemology” dalam keadaan bebas dan tanpa tekanan ;
• Bahwa benar tulisan atau artikel tersebut tertera “by Alex Aan” ;
• Bahwa benar dalam artikel/tulisan “Muhammad tertarik kepada menantunya sendiri”
dikomentari oleh banyaknya teman-teman jaringan sosial (facebook) terdakwa, kemudian
atas komentar-komentar dari teman-teman jaringan sosial (facebook) terdakwa tersebut,
lalu terdakwa menjawab/mengomentari juga dengan komentar-komentar :”makanya
negara dengan atheis mayoritas paling damai dan makmur didunia, ngapain gw peduli
sama fitnah dari orang2 bodoh dan kampungan kaya kalian, ga level kali.., makanya
bedain itu atheisme dengan komunisme, ngerti ga mayoritas tu apa?dari 100 % maka
dibilang mayoritas kl mendekati 100 % emang negar komunis yang paling banyak
atheisnya, ga tau ya bodoh sih, kampungan dan kayaknya sakit jiwa” ;
31
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa benar atas tulisan atau artikel yang ada dalam akun facebook terdakwa tersebut
banyak teman-teman dalam jaringan sosial (facebook) terdakwa yang marah dan resah
akibat perbuatan terdakwa, dan terdakwa tidak meralat/menghapus tulisan/artikel tersebut
serta tidak ada meminta maaf kepada teman-teman facebook terdakwa tersebut ;
• Bahwa Terdakwa dibawa oleh masyarakat ke Polsek Pulau Punjung
dikarenakan masyarakat marah karena merasa Terdakwa telah
menodai Agama Islam ;
• Bahwa Terdakwa memuat tulisan di akun facebook Atheis Minang
dikarenakan Terdakwa merupakan penganut paham Atheis (Tidak
percaya adanya Tuhan) tetapi isinya menghina dan melecehkan agama
Islam ;
• Bahwa tulisan-tulisan yang Terdakwa muat di akun facebook tersebut
dapat dilihat oleh orang-orang yang berteman dengan Terdakwa di
facebook ataupun yang tergabung dalam akun facebook Atheis
Minang ;
• Benar Terdakwa mengatakan bahwa ia menganut paham Atheis
dikarenakan adanya ketidaksesuaian definis Tuhan dengan realitas,
contohnya jika ada Tuhan mengapa kejahatan masih terjadi, oleh
karena itu Terdakwa menganut paham Atheis ;
• Bahwa Terdakwa dengan nama Facebook Alex Aan membenarkan
postingan di group 10.000 Pemuda Minang menolak Atheis ciri-
cirinya Aan dulu tamatan SMA. 7 Padang, sekarang bekerja di
Kantor BAPPEDA Dharmasraya dengan tulisan ”Yup” by Alex Aan ;
• Bahwa Terdakwa membenarkan gambar-gambar tentang kisah Nabi
Muhammad memang ada di akun facebook miliknya, namun bukan
Terdakwa yang membuat gambar-gambar tersebut ;
• Bahwa benar tujuan Terdakwa memuat tulisan dan gambar-gambar
tentang kisah Nabi Muhammad ke facebook adalah untuk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
mengungkapkan ekspresi Terdakwa karena Terdakwa suka hal yang
baru dan kontroversial ;
• Bahwa Terdakwa membenarkan barang bukti yang diperlihatkan
kepadanya berupa 3 (Tiga) lembar tulisan yang telah diprint out
berjudul ”Muhammad Tertarik Kepada Menantunya” dan 11 (Sebelas)
lembar gambar karikatur tentang kisah Nabi Muhammad ;
• Bahwa benar Ayat Al-qur’an, hadis, dan sirah yang Terdakwa tulis
pada akun facebooknya tentang memerangi orang kafir, tentang
perkawinan Nabi Muhammad dengan zaenab dan ayat lainnya filsafat
tentang Tuhan ;
• Terdakwa membenarkan bahwa ayat-ayat Al-qur’an tentang
memerangi orang kafir ditulis oleh Terdakwa berdasarkan tafsir
keluaran Departemen Agama dalam Q.S Al-Anfal yang isinya
berbunyi memerangi orang kafir sampai mereka membayar jiziah,
sedangkan tentang perkawinan Nabi Muhammad dengan Zaenab
terdapat pada Q.S Al-Ahzab yang berbunyi bahwa Nabi sebelum
menikahi Zaenab telah tertarik kepada Zaenab ketika Zaenab masih
menjadi istri Zaid (Anak Angkat Nabi) ;
• Bahwa menurut Terdakwa tulisan tentang Nabi Muhammad tertarik
kepada istri dari anaknya sendiri adalah benar karena sesuai dengan
Q.S Al-Ahzab Ayat 37 ;
• Bahwa benar alat yang digunakan oleh Terdakwa untuk melakukan
perbuatannya adalah 1 (Satu) Unit Komputer merk Acer milik Kantor
Bappeda Kab. Dharmasraya yang saat ini telah diamankan oleh
Penyidik Sat Reskrim Polres Dharmasraya ;
• Terdakwa membenarkan bahwa sejak tahun 2008 sampai dengan bulan
Februari 2012 Terdakwa menganut paham Atheis (Tidak mempercayai
adanya Tuhan), dan sejak tanggal 14 Februari 2012 Terdakwa
memutuskan untuk kembali ke Agama Islam ;
33
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa setelah ditangkap kemudian Terdakwa menyerahkan pasword facebook
Terdakwa kepada penyidik di Polres Dharmasraya dan saat ini facebook Terdakwa
tidak bisa diakses lagi ;
Menimbang, bahwa keterangan saksi, keterangan ahli maupun keterangan Para Terdakwa
sebagaimana tersebut diatas selengkapnya termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan persidangan
dan dianggap telah termuat dan menjadi satu kesatuan dalam putusan perkara ini ;
Menimbang, bahwa selanjutnya Penuntut umum juga telah memperlihatkan barang bukti
di depan persidangan baik kepada Terdakwa maupun kepada saksi-saksi yaitu berupa :
• 1 (satu) Unit CPU komputer merk Acer Aspire M 1641 warna Hitam;
• 1 (satu) Unit LCD monitor merk Acer AL 1716 W warna Hitam;
• 1 (satu) Unit Keyboard warna Hitam;
• 1 (satu) Unit Mouse warna Pink;
• 11 (sebelas) lembar gambar karikatur tentang Nabi Muhammad;
• 3 (tiga) lembar artikel tentang Nabi Muhammad tertarik kepada menantunya sendiri;
• 1 (satu) lembar alamat email facebook [email protected] yang ditulis Terdakwa
Alexander An Pgl Aan.
dan barang bukti mana telah disita menurut hukum sehingga dapat dijadikan sebagai barang bukti
yang sah untuk dipertimbangkan dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi, keterangan Ahli maupun
keterangan serta dihubungkan dengan barang bukti yang satu dengan lainnya saling bersesuaian,
maka dapatlah diperoleh fakta-fakta sebagai berikut :
• Bahwa Terdakwa bekerja di BAPPEDA Kabupaten Dharmasraya dengan status
CPNS sejak tahun pertengahan Tahun 2011 sampai dengan saat ini ;
• Bahwa Terdakwa mengenal paham ateis dari situs Faith Freedom Indonesia, pada
tahun 2008 dan Terdakwa bergabung dengan tujuan ingin belajar lebih dalam tentang
agama dari perdebatan yang ada di Faith Freedom Indonesia ;
• Bahwa Terdakwa ditangkap masyarakat pada tanggal 18 Januari 2012 di Kantor
Bappeda Kabupaten Dharmasraya dan pada saat itu orang sudah ramai berkumpul di
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
ruang Kepala Dinas Bappeda Dharmasraya kemudian mereka menyuruh Terdakwa
membuka facebook Terdakwa ;
• Bahwa Terdakwa mempunyai akun facebook miliknya bernama Alex Aan dengan
emailnya [email protected] ;
• Bahwa Terdakwa membenarkan bahwa ia telah mempunyai teman facebook
sebanyak ± 500 (Lima ratus) orang ;
• Bahwa Terdakwa bergabung dengan grup Ateis Minang pada tahun 2009 karena di
undang oleh admin grup Ateis Minang yaitu Imam Bonjol, Jusfiq Hadjar, dan A.M
dan sekarang Terdakwa juga menjadi admin (pengurus) dari group tersebut ;
• Bahwa Terdakwa juga menjadi salah satu admin (pengurus) di Facebook group
Atheis Minang dan kelebihan adalah bisa menghapus atau menyeleksi tulisan atau
gambar yang dimuat di akun tersebut serta selain admin tidak bisa memuat gambar
atau artikel atau admin yang menyeleksi tulisan atau artikel yang masuk ke dalam
akun facebook group atheis minang tersebut ;
• Benar tidak banyak orang yang sependapat dengan pemikiran Terdakwa, namun
hanya ada beberapa orang yang sependapat dengan pemikiran Terdakwa tentang
Atheis ;
• Bahwa pada Facebook Terdakwa dengan nama profile Alex Aan terdapat artikel-
artikel dengan judul :
1 “MUHAMMAD TERTARIK KEPADA MENANTUNYA
SENDIRI” (by Alex Aan, on Tuesday, October 18, 2011 at
1:18am) ;
2 “Kesalahan Sains Dalam islam” (by, Alex Aan on Thursday,
October 13, 2011 at 2:27pm) ;
3 “menjawab plintiran muslim” (by, Alex Aan on Friday,
November 18, 2011 at 8:17am) ;
4 “MOSLEMOLOGY”, (by, Alex Aan on Wednesday,
November 18, 2011 at 8:17am) ;
35
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa pada Facebook group Atheis Minang profile Alex Aan terdapat karikatur dengan
judul “Kisah Nabi Muhammad Berancuak Jo Babu Binonyo” (By Ateis Minang (Albums)
Updated about 5 months ago. Taken at Arab Saudi, abad 6 Masehi) yang diperoleh saksi
FRINALDI dengan menyalinnya dari group Atheis Minang ;
• Bahwa menurut Terdakwa artikel-artikel tentang Al-Qur’an maupun Keislaman diakses
Terdakwa dari internet kemudian dimasukkan ke dalam facebook Terdakwa pada bagian
catatan (Note) sedangkan karikatur Nabi Muhammad Berancuak Jo Babu Binonya
Terdakwa posting ke Facebook pada foto (albums) group Atheis Minang yang diambil
dari Faith Freedom Indoneisa;
• Bahwa dari barang bukti yang diperoleh saksi HENDRI MATARIKO
ternyata pula postingan di group Gerakan 10.000 Urang Minang
memblokir Atheis Minang : ”Sekedar info : Alex Aan (admin Atheis
Minang) itu menghabiskan sekolah sampai SMA di Padang, Alumni
SMA 7 Padang Angkatan 1996 - 1999, dan melanjutkan kuliah ilmu
statistik di UNPAD. Saat ini kemungkinan jadi PNS di Padang...”
(November 29, 2011 at 7:41 am) dan dijawab oleh pengguna
Facebook dengan nama profile Alex Aan”Yup betul, pertama silahkan
anda ajukan saya ke Polisi, dan Polisi harus membuktikan kl yang saya
katakan bohong dan fitnah...kedua saya juga akan menuntut balik anda
dan muslim2 lainnya dengan modus yg sama pada keyakinan selain
Islam, .............” (December 1, 2011 at 8:07am) ;
• Bahwa Terdakwa membenarkan barang bukti yang diperlihatkan dipersidangan kepada
Terdakwa berupa MUHAMMAD TERTARIK KEPADA MENANTUNYA SENDIRI” (by
Alex Aan, on Tuesday, October 18, 2011 at 1:18am), “Kesalahan Sains Dalam islam” (by,
Alex Aan on Thursday, October 13, 2011 at 2:27pm), “menjawab plintiran muslim” (by,
Alex Aan on Friday, November 18, 2011 at 8:17am) dan “MOSLEMOLOGY”, (by, Alex
Aan on Wednesday, November 18, 2011 at 8:17am) dan karikatur “Kisah Nabi
Muhammad Berancuak Jo Babu Binonyo” (By Ateis Minang (Albums) Updated about 5
months ago. Taken at Arab Saudi, abad 6 Masehi) ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa pada mulanya Terdakwa hanya ingin mempelajari sains, dan Terdakwa tidak
menyadari kalau orang akan salah paham dengan apa yang dibuat oleh Terdakwa serta
ada orang yang sependapat dengan pemikiran Terdakwa, namun hanya ada beberapa
orang yang sependapat dengan pemikiran Terdakwa tentang Atheis ;
• Bahwa benar tujuan Terdakwa memuat tulisan dan gambar-gambar
tentang kisah Nabi Muhammad ke facebook adalah untuk
mengungkapkan ekspresi Terdakwa karena Terdakwa suka hal yang
baru dan kontroversial ;
• Bahwa Terdakwa membenarkan ada memposting pada akun
facebooknya ayat Al-qur’an, hadis, dan sirah tentang memerangi orang
kafir, tentang perkawinan Nabi Muhammad dengan zaenab dan ayat
lainnya filsafat tentang Tuhan dan tentang perkawinan Nabi
Muhammad dengan Zaenab terdapat pada Q.S Al-Ahzab yang
berbunyi bahwa Nabi sebelum menikahi Zaenab telah tertarik kepada
Zaenab ketika Zaenab masih menjadi istri Zaid (Anak Angkat Nabi) ;
• Bahwa benar alat yang digunakan oleh Terdakwa untuk melakukan
perbuatannya adalah 1 (Satu) Unit Komputer merk Acer milik Kantor
Bappeda Kab. Dharmasraya yang saat ini telah diamankan oleh
Penyidik Sat Reskrim Polres Dharmasraya ;
• Bahwa setelah ditangkap kemudian Terdakwa menyerahkan pasword facebook
Terdakwa kepada penyidik di Polres Dharmasraya dan saat ini facebook Terdakwa
tidak bisa diakses lagi ;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah
berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas, Terdakwa dapat dinyatakan telah melakukan tindak
pidana yang didakwakan kepadanya ;
Menimbang, bahwa untuk menyatakan seseorang telah melakukan suatu tindak pidana,
maka perbuatan orang tersebut haruslah memenuhi seluruh unsur dari tindak pidana yang
didakwakan kepadanya ;
37
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan yang
disusun secara alternatif yaitu Kesatu perbuatan Terdakwa sebagaiaman diatur dan diancam
pidana melanggar Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45 Ayat (2) UU No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Traksaksi Elektronik atau Kedua perbuatan Terdakwa sebagaiaman diatur dan
diancam pidana melanggar Pasal 156 a huruf a KUHPidana atau Ketiga perbuatan Terdakwa
sebagaiaman diatur dan diancam pidanan melanggar Pasal 156 a huruf b KUHPidana ;
Menimbang, bahwa oleh karena surat dakwaan Penuntut Umum disusun secara alternatif,
maka Majelis Hakim dapat memilih dakwaan yang mana yang sesuai dengan fakta-fakta yang
terungkap dan menurut pendapat Majelis Hakim dakwaan yang sesuai dengan fakta-fakta yang
terungkap dalam dalam persidangan adalah dakwaan Kesatu perbuatan Terdakwa sebagaiaman
diatur dan diancam pidana melanggar Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45 Ayat (2) UU No. 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Traksaksi Elektronik yang unsur-unsurnya adalah sebagai berikut :
1 Setiap orang ;
2 Dengan sengaja dan tanpa hak ;
3 Menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau
permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas
Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) ;
Menimbang, bahwa sebelum menguraikan unsur-unsur pasal Pasal 28 ayat (2) UU No. 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Traksaksi Elektronik, terlebih dahulu Majelis Hakim akan
menanggapi keberatan Penasehat Hukum Terdakwa tentang Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor : 50/PUU-VI/2008 yang dalam pertimbangan hukumnya menyatakan bahwa pasal-pasal
yang terdapat pada UU ITE tidak mengatur norma hukum pidana baru, melainkan hanya
mempertegas norma hukum pidana yang terdapat di dalam KUHP ;
Menimbang, bahwa menurut pendapat Majelis pertimbangan hukum dari Hakim
Mahkamah Konstitusi adalah berlaku khusus pada Pasal yang diuji yaitu Pasal 27 ayat (3) UU
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sehingga analogi dari
Penasehat Hukum Terdakwa hal tersebut dengan serta merta berlaku pada Pasal Pasal 28 ayat (2)
Jo Pasal 45 Ayat (2) UU No. 11 Tahun 2008 adalah tidak berdasarkan hukum dan analogi dalam
hukum pidana tidak dapat dibenarkan karena melanggar kepastian hukum (Asas Legalitas) ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa pada Nota Pembelaan Penasehat Hukum Terdakwa mengedepankan
apa yang dilakukan Terdakwa merupakan Hak Asasi dari Terdakwa yaitu ”Kebebasan Untuk
mengeluarkan Pendapat” sebagaimana dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia maupun
Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik maupun sebagaimana dengan Bukti Surat
Amicus Curiae (Sahabat Peradilan) dari Asian Human Right Commission yang berkedudukan di
Hong Kong yang diajukan oleh Penasehat Hukum Terdakwa ;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mempelajari tentang Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia maupun Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik ternyata pula dalam
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia pada Pasal 29 ayat (2) ”Dalam menjalankan hak-hak
dan kebebasan-kebebasannya, setiap orang harus tunduk hanya pada pembatasan-pembatasan
yang ditetapkan oleh undang-undang yang tujuannya semata-mata untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan yang tepat terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan orang lain, dan untuk
memenuhi syarat-syarat yang adil dalam hal kesusilaan, ketertiban dan kesejahteraan umum
dalam suatu masyarakat yang demokratis” serta dalam Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan
Politik Pasal 19 ayat (3) ”Pelaksanaan hak-hak yang diicantumkan dalam ayat 2 pasal ini
menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab khusus. Oleh karenanya dapat dikenai pembatasan
tertentu, tetapi hal ini hanya dapat dilakukan seesuai dengan hukum dan sepanjang diperlukan
untuk : 3. Pelaksanaan hak-hak yang diicantumkan dalam ayat 2 pasal ini menimbulkan
kewajiban dan tanggung jawab khusus. Oleh karenanya dapat dikenai pembatasan tertentu, tetapi
hal ini hanya dapat dilakukan seesuai dengan hukum dan sepanjang diperlukan untuk :
a) Menghormati hak atau nama baik orang lain;
b) Melindungi keamanan nasional atau ketertiban umum atau kesehatan atau moral umum.
Ketentuan Internasional tentang Hak Asasi Internasional adalah senafas dengan Konstitusi
Negara R.I. yaitu UUD 1945 khususnya pada Pasal 29 huruf dengan pengertian Kebebasan Hak
Asasi sesorang tidaklah diberikan sebebas-bebasnya melainkan ada pembatasn dengan maksud
supaya tidak bertabrakan atau mengganggu Kebebasan Asasi orang lain ;
Menimbang, bahwa dengan demikian pemberlakuan Pasal 28 ayat (2) UU No. 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Traksaksi Elektronik kepada Terdakwa adalah sah menurut hukum
Internasional maupun hukum Nasional dan selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan
unsur-unsur yang terkandung dalam pasal tersebut ;
39
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idAd. 1. Unsur Setiap Orang :
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur setiap orang adalah tiap-tiap orang
pribadi selaku pendukung hak dan kewajiban yang telah dewasa menurut hukum serta mampu
mempertanggung-jawabkan setiap perbuatannya menurut ketentuan hukum ;
Menimbang, bahwa berkaitan dengan perkara ini, orang sebagai subjek hukum
sebagaimana layaknya haruslah memenuhi kriteria kemampuan dan kecakapan bertanggung-
jawab secara hukum, atau yang disebut juga sebagai syarat syarat subjektif dan objektif ;
Menimbang, bahwa secara subjektif orang yang disangka atau didakwa melakukan
tindak pidana haruslah sudah dewasa secara hukum, serta cakap dan mampu dalam arti tidak
terganggu pikirannya serta secara objektif orang tersebut dapat memahami dan menyadari
sepenuhnya akan apa yang diperbuat hingga akibat yang ditimbulkan dari perbuatannya ;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian diatas, Terdakwa diajukan kepersidangan oleh
Penuntut Umum dikarenakan Terdakwa didakwa melakukan perbuatan menyebarkan informasi
atau mengeluarkan pernytaan di depan umum yang pada pokoknya bersifat permusuhan atau
penodaan terhadap suatu agama yang di Indonesia khususnya agama Islam melalui internet atau
dunia maya (virtual) dengan memakai Facebook ;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini secara subjektif sesuai dengan fakta-fakta
dipersidangan bahwa Terdakwa ALEXANDER AN Pgl. AN sebagaimana identitasnya tersebut
diatas dan telah dibenarkan dan diakui kebenarannya dipersidangan ternyata adalah seoran
perempuan yang dewasa menurut hukum dan berada dalam keadaan sehat jasmani dan rohani,
sedangkan secara objektif Terdakwa ALEXANDER AN Pgl. AN sebagai subjek hukum tidak
ternyata sedang dalam keadaan berhalangan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya;
Menimbang, bahwa dengan demikian unsur ini telah terpenuhi ;
1 Unsur Dengan sengaja dan tanpa hak ;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur “Dengan sengaja” secara umum
diartikan sebagai maksud atau termasuk dalam niatnya. Bahwa perkataan “Dengan sengaja”
unsur ini pasal ini mengandung makna semua unsur yang ada dibelakangnya juga diliputi Opzet.
Pendapat ahli hokum (Doktrin) memberikan pengertian "kesengajaan" sebagai dikehendaki dan
diinsyafi (Willen en Wetens). Kesengajaan menurut tingkatannya dibedakan menjadi tiga, yaitu :
kesengajan sebagai maksud (oopzet als oogmerk), Kesengajan sebagai sadar kepastian atau
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idkeharusan (opzet bij zakerheids of noodzakelijkheids bewustzijn) dan Kesengajaan sebagai
kesadaran akan kemungkinan (dolus eventualis). Kesengajaan sebagai kesadaran akan
kemungkinan (dolus eventualis) maksudnya adalah terjadinya suatu tindakan atau akibat tertentu
(sesuai dengan perumusan undang-undang hukum pidana) adalah perwujudan dari kesadaran
akan kemungkinan terjadi pada diri pelaku.
Ahli hukum Indonesia sebagai penganut teori kesengajaan sebagai kesadaran akan kemungkinan
adalah Prof. Moeljatno menyebutnya dengan istilah “Teori apa boleh buat” yang maksudnya
adalah kalau resiko yang diketahui kemungkinanakan adanya itu sungguh-sungguh timbul
(disamping hal yang dimaksud), apa boleh buat, dia juga berani pikul resiko akibat yang
dilakukannya.
Sedangkan yang dimaksud dengan tanpa hak adalah perbuatan melawan hukum dalam persfektif
formal (formele wederrechtelijkheid) yaitu suatu perbuatan yang dilarang oleh hukum formal
atau undang-undang formal dengan akibat diterapkannya hukuman bagi barang siapa yang
melakukannya dan memenuhi unsur-unsur perbuatan yang disebutkan dalam undang-undang
pidana formal ;
Dalam pembentukan undang-undang dalam setiap ketentuan pidananya telah dirumuskan
perbuatan melawan hukumnya atau perbuatan tidak sah atau tanpa hak, ini dikarenakan untuk
mempermudah penerapan hukum di dalam peristiwa-peristiwa yang nyata dan membuat upaya
pembuktian yang harus diajukan di depan persidangan menjadi dibatasi serta menghindari
kesalahpahaman atau ketidakpastian bagi mereka yang ingin melakukan suatu perbuatan
berdasarkan hak yang ada pada mereka.
Menimbang, bahwa dari fakta-fakta yang terungkap dipersidangan Terdakwa
ALEXANDER AN Pgl. AN menerangkan bahwa apa yang telah diperbuatnya dalam Akun
Facebook milik Terdakwa dengan nama profile Alex An maupun dalam Akun Facebook group
Atheis Minang dengan memposting atau melink artikel-artikel maupun karikatur Nabi
Muhammad adalah Terdakwa hanya ingin mempelajari sains (ilmu pengetahuan ilmiah) karena
Terdakwa menyukai hal-hal yang baru dan kontroversial serta tidak ada maksud Terdakwa untuk
melecehkan keyakinan orang yang beragama Islam dan disamping itu Terdakwa tidak menyadari
kalau orang akan salah paham dengan apa yang dibuat oleh Terdakwa tersebut ;
41
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa meskipun Terdakwa menyangkal akan adanya unsur kesengajaan
pada dirinya akan tetapi dari dari barang bukti yang diperoleh saksi HENDRI MATARIKO
ternyata pula postingan di group Gerakan 10.000 Urang Minang memblokir Atheis Minang :
”Sekedar info : Alex Aan (admin Atheis Minang) itu menghabiskan sekolah sampai SMA di
Padang, Alumni SMA 7 Padang Angkatan 1996 - 1999, dan melanjutkan kuliah ilmu statistik di
UNPAD. Saat ini kemungkinan jadi PNS di Padang...” (November 29, 2011 at 7:41 am), dan
dijawab oleh pengguna Facebook dengan nama profile Alex Aan (Terdakwa) ”Yup betul,
pertama silahkan anda ajukan saya ke Polisi, dan Polisi harus membuktikan kl yang saya katakan
bohong dan fitnah...kedua saya juga akan menuntut balik anda dan muslim2 lainnya dengan
modus yg sama pada keyakinan selain Islam, ...” (December 1, 2011 at 8:07am) dari ungkapan
Terdakwa selaku pengguna Facebook dengan akun Alex An tersebut telah ada kesedaran pada
diri Terdakwa akan kemungkinan yang terjadi atau telah memenuhi kesadaran akan
kemungkinan yang terjadi dan secara faktual pada diri Terdakwa telah memenuhi rumusan
kesengajaan sebagai kesadaran akan kemungkinan (dolus eventualis) ;
Menimbang, bahwa fakta yang terungkap dipersidangan Terdakwa pekerjaannya adalah
selaku CPNS pada BAPPEDA Kabupaten Dharmasraya bukan berprofesi sebagai Wartawan oleh
karenanya perbuatan Terdakwa yang memposting atau melink pada media internet (dunia maya)
pada Akun Facebook miliknya dengan nama profile Alex An maupun pada Facebook group
Atheis Minang terhadap suatu informasi baru yang bersifat kontroversial ditengah-tengah
masyarakat karena masih menjadi perdebatan (debatable) dengan atau memakai sarana
Komputer milik Pemerintah Kabupaten Dharmasraya adalah jelas-jelas bertentangan dengan
TUPOKSI selaku CPNS sebagai staf BAPPEDA Dharmasraya maupun bertentangan dengan
misi dan visi BAPPEDA Dharmasraya dan disamping itu perbuatan Terdakwa tersebut dilakukan
tanpa izin dari otoritas pejabat yang berwenang dalam hal ini Menkominfo sehingga perbuatan
Terdakwa diklasifikasikan sebagai perbuatan tanpa hak ;
Menimbang, bahwa dengan demikian unsur ini telah terpenuhi dan terbukti;
4 Menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau
permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas
Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan menyebarkan informasi didalam unsur ini
adalah menyebarkan melalui media internet dan perbuatan tersebut dilakukan dengan cara
memposting atau melink sesuatu konten agar muncul dalam media internet dengan tujuan
tertentu oleh si pembuat ;
Bahwa yang dimaksudkan dengan pengertian meposting adalah kegiatan atau usaha untuk
membuat artikel agar muncul di dalam media internet, baik dalam artikel blog maupun dalam
status dalam jejaring sosial seperti Facebook ataupun Twitter.
(sumber : delevdiel.wordpress.com/2011/12/05/pengertian-posting-2).
Bahwa yang dimaksud dengan Link (atau disebut juga hyperlink) adalah sebuah acuan dalam
dokumen hiperteks (hypertext) ke dokumen yang lain atau sumber lain. Seperti halnya suatu
kutipan di dalam literatur yang dikombinasikan dengan sebuah jaringan data dan sesuai dengan
protokol akses.
(sumber : bloggersorong.com/pengertian-link.html).
Menimbang, bahwa didalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Inormasi dan Transaksi Elektronik berbunyi “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi
Elektronik dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat,kehati-hatian, iktikad baik,
dan kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi” ;
Menimbang, bahwa dari ketentaun Pasal 3 tersebut dikaitkan dengan rumusan unsur
menyebarkan informasi pada prinsipnya dilandasi oleh motivasi yang baik atau itikad baik ;
Menimbang, bahwa dari fakta yang terungkap dipersidangan perbuatan Terdakwa yang
memposting atau melink pada akun Facebook milik Terdakwa dengan nama profile Alex An
maupun pada Facebook group Atheis Minang adalah suatu konten yang menurut saksi-saksi
maupun saksi ahli sifatnya adalah menodai agama Islam maupun melecehkan Nabi Muhammad
sebagai suri tauladan ummat Islam dan menurut saksi ahli Prof. Sukron Kamil, M.A. (Ahli
Agama dan Filsafat Islam dari Universitas Islam Negeri Jakarta) perbuatan Terdakwa
tersebut dikatagorikan sudah keluar dari agama Islam (Murtad) hal mana sejalan dengan faham
yang dianut oleh Terdakwa yaitu Atheis (faham yang tidak mempercayai adanya Tuhan) ;
Menimbang, bahwa Terdakwa menganut faham Atheis akan tetapi di Indonesia hal
tersebut tidak dapat dibenarkan menurut Falsafah Negara Pancasila maupun dalam Pembukaan
43
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idUUD 1945 serta dalam Batang Tubuh UUD 1945 yang menyatakan Negara Republik Indonesia
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa ;
Menimbang, bahwa meskipun Terdakwa menganut faham Atheis berdasarkan kebebasan
berekspresi yang dimiliki oleh Terdakwa akan tetapi hal tersebut tidak boleh dinyatakan secara
terang-terangan kepada umum melalui internet (dunia maya) sehingga dapat diketahui oleh
umum karena Negara Republik Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana
tersebut dalam Falsafah dan Ideologi Bangsa Pancasila maupun UUD 1945 sehingga perbuatan
Terdakwa dikatagorikan merongrong Pancasila dan menggangu Ketertiban Umum ;
Menimbang, bahwa perbuatan Terdakwa yang memposting atau melink pada akun
Facebook milik Terdakwa dengan nama profile Alex An maupun pada Facebook group Atheis
Minang isi yang menurut Terdakwa konten berupa Karikatur dengan judul “Kisah Nabi
Muhammad Berancuak Jo Babu Binonyo” (By Ateis Minang (Albums) Updated about 5 months
ago. Taken at Arab Saudi, abad 6 Masehi) yang diperoleh saksi FRINALDI dengan menyalinnya
dari group Atheis Minang dan artikel-artikel dengan judul “MUHAMMAD TERTARIK
KEPADA MENANTUNYA SENDIRI” (by Alex Aan, on Tuesday, October 18, 2011 at 1:18am)”,
“Kesalahan Sains Dalam islam” (by, Alex Aan on Thursday, October 13, 2011 at 2:27pm)”,
“menjawab plintiran muslim” (by, Alex Aan on Friday, November 18, 2011 at 8:17am) dan
“MOSLEMOLOGY”, (by, Alex Aan on Wednesday, November 18, 2011 at 8:17am)” sesuai
dengan barang bukti yang diajukan dipersidangan yang dibenarkan oleh saksi-saksi maupun
Terdakwa adalah dilandasi dengan itikad tidak baik karena ada yang kontra terhadap konten
tersebut baik dalam Akun Facebook Terdakwa dengan nama profile Alex An maupun dalam
Facebook group Atheis Minang akan tetapi Terdakwa selaku pemilik akun Facebook Alex An
maupun sebagai Admin dalam Facebook group Atheis Minang tidak menghapus konten yang
diperdebatkan tersebut dan juga sudah diingatkan oleh di group Gerakan 10.000 Urang Minang
memblokir Atheis Minang : ”Sekedar info : Alex Aan (admin Atheis Minang) itu menghabiskan
sekolah sampai SMA di Padang, Alumni SMA 7 Padang Angkatan 1996 - 1999, dan melanjutkan
kuliah ilmu statistik di UNPAD. Saat ini kemungkinan jadi PNS di Padang...” (November 29,
2011 at 7:41 am), dan dijawab oleh Terdakwa melalui Facebook dengan nama profile Alex Aan
”Yup betul, pertama silahkan anda ajukan saya ke Polisi, dan Polisi harus membuktikan kl yang
saya katakan bohong dan fitnah...kedua saya juga akan menuntut balik anda dan muslim2 lainnya
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.iddengan modus yg sama pada keyakinan selain Islam, ...” (December 1, 2011 at 8:07am) hal ini
membuktikan adanya motivasi atau tujuan tertentu pada diri Terdakwa ;
Menimbang, bahwa Terdakwa yang mengaku penganut faham Atheis yaitu faham yang
tidak mengakui kepada Tuhan akan tetapi konten yang diposting ataupun dilink oleh Terdakwa
hanya menodai satu agama tertentu di Indonesia yaitu Agama Islam dan melecehkan junjungan
atau Rasul Pembawa Risalah Islam yaitu Nabi Muhammad Saw, hal ini membuktikan Terdakwa
mempunyai tujuan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau
kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA)
khusunya Suku Minang dan Agama Islam;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka unsur
ini telah terpenuhi dan terbukti ;
Menimbang, bahwa oleh karena seluruh unsur Dakwaan Kesatu dari Penuntut Umum
telah terpenuhi, maka Majelis Hakim berpendapat dan berkeyakinan Terdakwa dinyatakan telah
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “DENGAN SENGAJA
DAN TANPA HAK MENYEBARKAN INFORMASI YANG DITUJUKAN UNTUK
MENIMBULKAN RASA KEBENCIAN ATAU PERMUSUHAN INDIVIDU DAN/ATAU
KELOMPOK MASYARAKAT TERTENTU BERDASARKAN ATAS SUKU, AGAMA,
RAS DAN ANTAR GOLONGAN (SARA)” sebagaimana didakwakan oleh Jaksa Penuntut
Umum dalam Dakwaan Kesatu melanggar Pasal 28 ayat (2) Jo Pasal 45 Ayat (2) UU No. 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Traksaksi Elektronik;
Menimbang, bahwa sepanjang pemeriksaan dipersidangan tidak ditemukan alasan-alasan
pemaaf maupun alasan pembenar yang dapat menghapuskan kesalahan Terdakwa ALEXANDER
AN Pgl. AAN, maka kepada Terdakwa haruslah dijatuhi hukuman yang setimpal dengan
perbuatannya ;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas Majelis Hakim tidak
sependapat dengan uraian Nota Pembelaan Penasehat Hukum Terdakwa yang menyatakan
unsure-unsur yang didakwakan tidak terpenuhi dan terbukti dan memohon supaya Terdakwa
dibebaskan dari Dakwaan maupun Tuntutan Penuntut Umum dan oleh karena itu Majelis Hakim
sependapat dengan uraian Tuntutan Penuntut Umum sepanjang pembuktian unsur-unsur yang
didakwakan kepada Terdakwa telah terpenuhi dan terbukti ;
45
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa tujuan pemidanaan bukan semata-mata sebagai pembalasan atas
perbuatan Terdakwa, melainkan bertujuan untuk membina dan mendidik agar Terdakwa
menyadari dan menginsyafi kesalahannya sehingga diharapkan dapat menjadi masyarakat yang
baik di kemudian hari serta dikaitkan dengan ketentuan Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang No. 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik selain diatur tentang ancaman pidana
penjara maximal juga sekaligus mengatur pidana denda maximal sebesar Rp. 1.000.000.000,-
(satu milyar rupiah), oleh karenanya kepada Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN harus pula
dijatuhi hukuman pidana penjara dan pidana denda yang besarnya ditentukan dalam amar
putusan dibawah ini ;
Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana kepada Para Terdakwa, Majelis Hakim
terlebih dahulu akan mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang
meringankan ;
HAL-HAL YANG MEMBERATKAN :
• Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan falsafah Negara R.I. Pancasila khususnya Sila
Ketuhanan Yang Maha Esa ;
• Perbuatan terdakwa telah meresahkan masyarakat ;
• Perbuatan terdakwa telah melecehkan atau menodai agama Islam ;
HAL-HAL YANG MERINGANKAN :
- Terdakwa menyesali perbuatannya dan tidak akan mengulanginya lagi ;
• Terdakwa belum pernah dihukum ;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap diri Terdakwa telah dikenakan penahanan
yang sah, maka lamanya penahanan tersebut akan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang akan
dijatuhkan;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan terhadap diri Terdakwa
dilandasi alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar Terdakwa tetap ditahan;
Menimbang, bahwa mengenai barang bukti yang diajukan dipersidangan berupa 1 (satu)
Unit CPU komputer merk Acer Aspire M 1641 warna Hitam, 1 (satu) Unit LCD monitor merk
Acer AL 1716 W warna Hitam, 1 (satu) Unit Keyboard warna Hitam, 1 (satu) Unit Mouse warna
Pink, telah diakui keberadaan dan erat kaitannya dengan perbuatan yang didakwakan kepada
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idTerdakwa serta barang bukti tersebut diatas merupakan asset Pemda Kabupaten Dharmasraya,
maka statusnya haruslah dikembalikan kepada Pemda Kabupaten Dharmasraya melalui
BAPPEDA Kabupaten Dharmasraya sedangkan barang bukti berupa : 11 (sebelas) lembar
gambar karikatur tentang Nabi Muhammad, 3 (tiga) lembar artikel tentang Nabi Muhammad
tertarik kepada menantunya sendiri, 1 (satu) lembar alamat email facebook
[email protected] yang ditulis Terdakwa Alexander An Pgl Aan, telah diakui keberadaan
dan erat kaitannya dengan perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa serta barang bukti
tersebut diatas merupakan merupakan bagian dari perbuatan Terdakwa, maka statusnya haruslah
tetap terlampir dalam berkas perkara;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi pidana dan Terdakwa sebelumnya
tidak mengajukan permohonan pembebasan dari biaya perkara, maka Terdakwa harus
dibebankan untuk membayar biaya perkara yang besarnya akan ditentukan dalam amar putusan
dibawah ini ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas dan dikaitkan pula
dengan tujuan pemidanaan yang bukan semata-mata sebagai pembalasan atas perbuatan
Terdakwa, melainkan bertujuan untuk membina dan mendidik agar Terdakwa menyadari dan
menginsyafi kesalahannya sehingga diharapkan dapat menjadi masyarakat yang baik di
kemudian hari, maka Majelis Hakim memandang adil dan patut apabila Terdakwa dijatuhi pidana
sebagaimana yang akan disebutkan dalam amar putusan dibawah ini;
Mengingat dan memperhatikan pasal-pasal undang-undang, khususnya Pasal 28 ayat (2)
Jo Pasal 45 Ayat (2) UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Traksaksi Elektronik, dan
KUHAP serta ketentuan hukum lain yang berkaitan dengan perkara ini ;
M E N G A D I L I :
• Menyatakan Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan Tindak Pidana “Dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan
informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu
dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas Suku, Agama, Ras dan Antar
Golongan (SARA)” ;
• Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN berupa pidana
penjara selama 2 (dua) Tahun dan 3 (tiga) bulan dan pidana denda sebesar Rp.
47
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
100.000.000,- (seratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar diganti
dengan kurungan selama 3 (tiga) bulan ;
• Menetapkan lamanya Terdakwa berada dalam tahanan dikurangkan seluruhnya dari
pidana yang dijatuhkan ;
• Memerintahkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan ;
• Menyatakan barang bukti berupa :
• 1 (satu) Unit CPU komputer merk Acer Aspire M 1641 warna Hitam;
• 1 (satu) Unit LCD monitor merk Acer AL 1716 W warna Hitam;
• 1 (satu) Unit Keyboard warna Hitam;
• 1 (satu) Unit Mouse warna Pink;
Dikembalikan ke Kantor Bappeda Kab. Dharmasraya ;
• 11 (sebelas) lembar gambar karikatur tentang Nabi Muhammad;
• 3 (tiga) lembar artikel tentang Nabi Muhammad tertarik kepada menantunya sendiri;
• 1 (satu) lembar alamat email facebook [email protected] yang ditulis Terdakwa
Alexander An Pgl Aan.
Tetap terlampir dalam berkas perkara.
• Menetapkan supaya terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu
rupiah).
Demikian diputus dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Muaro pada hari RABU, tanggal 13 Juni 2012 oleh kami EKA PRASETYA BUDI DHARMA,
SH, sebagai Hakim Ketua Majelis, ZEFRI MAYELDO HARAHAP, SH dan RIFAI, SH, masing
– masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan pada hari KAMIS, tanggal 14 Juni
2012 dalam persidangan yang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis Hakim tersebut, dengan
didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh ELI HASNI, SH sebagai
Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Muaro, dan dihadiri pula oleh THIERY GAUTAMA,
SH, sebagai Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Pulau Punjung serta dihadapan Terdakwa
maupun Penasehat Hukumnya.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idHAKIM ANGGOTA HAKIM KETUA
ZEFRI MAYELDO HARAHAP, SH EKA PRASETYA BUDI DHARMA, SH
RIFAI, SH
PANITERA PENGGANTI
ELI HASNI, SH
49
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
P U T U S A N
No.2112 K/Pid.Sus/2012
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
M A H K A M A H A G U N G
memeriksa perkara pidana khusus dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai
berikut dalam perkara Terdakwa :
Nama : ALEXANDER AN Pgl AAN ;
Tempat lahir : Jakarta ;
Umur / tanggal lahir : 30 Tahun/13 Juli 1981 ;
Jenis kelamin : Laki-laki ;
Kebangsaan : Indonesia ;
Tempat tinggal : Depan Komplek Sakinah, pinggir Jalan Lintas
Sumatera Pulau Punjung Kenagarian Sungai
Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,
Kabupaten Dharmasraya ;
Agama : Atheis (Mau kembali Islam) ;
Pekerjaan : CPNS pada Kantor BAPPEDA, Kabupaten
Dharmasraya ;
Terdakwa berada di dalam tahanan :
1 Penyidik sejak tanggal 19 Januari 2012 sampai dengan tanggal 7 Februari
2012 ;
2 Perpanjangan oleh Penuntut Umum sejak tanggal 8 Februari 2012 sampai
dengan tanggal 11 Maret 2012 ;
3 Penuntut Umum sejak tanggal 12 Maret 2012 sampai dengan tanggal 18
Maret 2012 ;
4 Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 19 Maret 2012 sampai dengan
tanggal 17 April 2012 ;
5 Perpanjangan oleh Wakil Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 18 April
2012 sampai dengan tanggal 13 Juni 2012 ;
6 Hakim Pengadilan Tinggi sejak tanggal 14 Juni 2012 sampai dengan tanggal
13 Juli 2012 ;
Hal. 1 dari 13 hal. Put. No. 2112 K/Pid.Sus/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
7 Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Tinggi sejak tanggal 14 Juli 2012
sampai dengan tanggal 11 September 2012 ;
8 Berdasarkan Penetapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, Ketua
Muda Pidana Khusus u.b. Hakim Agung Nomor 3302/2012/S.1264. Tah.Sus/
PP/2012/MA tanggal 8 Nopember 2012 Terdakwa diperintahkan untuk
ditahan selama 50 (lima puluh) hari, terhitung sejak tanggal 18 September
2012 ;
9 Perpanjangan berdasarkan Penetapan Ketua Mahkamah Agung Republik
Indonesia, Ketua Muda Pidana Khusus u.b. Hakim Agung Nomor
3303/2012/S.1264.Tah.Sus/ PP/2012/MA tanggal 8 Nopember 2012
Terdakwa diperintahkan untuk ditahan selama 60 (enam puluh) hari,
terhitung sejak tanggal 7 November 2012 ;
10 Perpanjangan berdasarkan Penetapan Ketua Mahkamah Agung Agung
Republik Indonesia, Ketua Muda Pidana Khusus u.b. Hakim Agung
Nomor.4007/2012/S.1264.Tah.Sus/PP/2012/MA tanggal 28 Desember 2012
Terdakwa diiperintahkan untuk ditahan selama 30 (tiga puluh) hari terhitung
sejak tanggal 6 Januari 2013 ;
yang diajukan dimuka persidangan Pengadilan Negeri Muaro karena didakwa :
KESATU :
Bahwa ia Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN, pada hari Rabu tanggal 18
Januari 2012 sekira pukul 14.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu
yang masih dalam tahun 2011 hingga tahun 2012 bertempat di Kantor Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Dharmasraya di Pulau
Punjung Kabupaten Dharmasraya atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang
masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Muaro yang berwenang
memeriksa dan mengadili perkaranya, dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan
informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu
dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas Suku, Agama, Ras dan Antar
Golongan (SARA), perbuatan mana dilakukan oleh Terdakwa dengan cara sebagai
berikut :
Bahwa pada waktu dan tempat sebagaimana yang telah diuraikan diatas, Terdakwa
ditangkap oleh masyarakat Pulau Punjung kemudian diserahkan ke Kepolisian
Dharmasraya karena Terdakwa telah membuat di Akun Facebook Terdakwa (Group
Ateis Minang) yang bernama Alex Aan, email [email protected] berupa tulisan
yang berjudul Nabi Muhammad tertarik kepada menantunya sendiri dan gambar yang
2
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
bertuliskan kisah “Nabi Muhammad barancuak jo babu bininyo” (Nabi Muhammad
bersetubuh dengan pembantu istrinya), dimana tulisan dan gambar tersebut dilihat oleh
saksi Hendri, S.Ag., M.Si, Mulyadi, S.Ag, Doni Saptria, A.Md, Yon Riadi, Hendri
Martariko di Akun Facebook Atheis Minang ;
Bahwa gambar atau kartun kisah Nabi Muhammad yang sedang barancuak dengan babu
bininyo atau berbuat mesum dengan babu istrinya tersebut telah melecehkan dan
menodai Agama Islam karena Nabi Muhammad tersebut adalah seorang Nabi dan Rasul
Umat Islam, terhadap tulisan yang ditulis Terdakwa di Akun Facebook milik Terdakwa
bahwa Nabi Muhammad tertarik kepada menantunya sendiri dan ada juga tulisan yang
menyatakan tuduhan dari para pengikutnya, diantaranya membuat Nabi Muhammad
merasa perlu mengeluarkan lagi wahyu koleksinya untuk disimpan sebagai ayat-ayat Al-
Qur’an, dengan itu kalimat-kalimat yang diungkapkan Terdakwa dalam tulisan tersebut
telah menyimpang dari makna dan tujuan Al-Qur’an dan telah menyalahi ajaran Agama
Islam dan merupakan suatu penghinaan atau penodaan terhadap Kitab Suci Al-Qur’an
sebagai pedoman Agama Islam, kemudian tulisan yang dibuat oleh Terdakwa tersebut
mengatakan “ayat Al-Qur’an diturunkan dalam kaitan untuk melegalkan perkawinan
Nabi Muhammad dengan Zainab Binti Jas”, hal tersebut merupakan suatu pelecehan
terhadap ayat Al-Qur’an, sehingga menimbulkan kemarahan dan meresahkan
masyarakat sebagai pemeluk Agama Islam saat membaca tulisan tersebut, kemudian
masyarakat mencari Terdakwa ke kantornya di Bappeda Kabupaten Dharmasraya ;
Bahwa berdasarkan keterangan Yuhandri, S.Kom., M.Kom (sebagai saksi ahli) tata cara
yang benar melaksanakan transaksi informasi dengan elektronik, tidak diperbolehkan
seseorang membuat atau menampilkan tulisan atau gambar yang bisa menimbulkan
keresahan terhadap orang lain atau organisasi atau masyarakat dan perbuatan Terdakwa
yang telah membuat artikel yang bertuliskan Nabi Muhammad tertarik kepada
menantunya sendiri dan gambar yang bertuliskan Nabi Muhammad Barancuak samo
babu bininyo, dimana gambar tersebut ditampilkan Terdakwa di Akun Facebook milik
Terdakwa, yang dapat menimbulkan kebencian orang atau kelompok orang apalagi hal
yang menyangkut dengan Nabi Muhammad yang menjadi suri teladan bagi umat yang
beragama Islam, hal ini bisa mengakibatkan perpecahan antar umat beragama yang
dikenal dengan SARA (Suku, Adat, Ras dan Agama) di tengah masyarakat tidak boleh
ditampilkan di media elektronik ;
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 28
ayat (2) jo Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik ;
Hal. 3 dari 13 hal. Put. No. 2112 K/Pid.Sus/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
ATAU
KEDUA :
Bahwa ia Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN, pada hari Rabu tanggal 18
Januari 2012 sekira pukul 14.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu
yang masih dalam tahun 2011 hingga tahun 2012 bertempat di Kantor Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Dharmasraya di Pulau
Punjung Kabupaten Dharmasraya atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang
masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Muaro yang berwenang
memeriksa dan mengadili perkaranya, dengan sengaja di muka umum mengeluarkan
perasaan atau melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat permusuhan,
penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia,
perbuatan mana dilakukan oleh Terdakwa dengan cara sebagai berikut :
Pada waktu dan tempat sebagaimana yang telah diuraikan pada dakwaan Kedua,
Terdakwa ditangkap oleh masyarakat Pulau Punjung kemudian diserahkan ke
Kepolisian Dharmasraya karena Terdakwa telah membuat artikel Muhammad tertarik
pada menantunya sendiri dan gambar tentang kisah Nabi Muhammad yang berjudul
Nabi Muhammad berancuak jo babu bininyo (kisah Nabi Muhammad bersetubuh
dengan pembantu istrinya), dimana tulisan dan gambar Nabi Muhammad tersebut ditulis
oleh Terdakwa di Facebook milik Terdakwa Alex Aan dan di Group Atheis (tidak
percaya pada Tuhan) ;
Bahwa dalam Akun Facebook Terdakwa terdapat gambar kisah Nabi Muhammad yang
sedang berbuat mesum dengan pembantu istrinya, sangat menodai Agama Islam karena
Nabi Muhammad tersebut adalah seorang Nabi dan Rasul Umat Islam, dan tulisan yang
ditulis Terdakwa di akun Facebook milik Terdakwa bahwa Nabi Muhammad tertarik
kepada menantunya sendiri dan ada juga tulisan yang menyatakan tuduhan dari para
pengikutnya, diantaranya membuat Nabi Muhammad merasa perlu mengeluarkan lagi
wahyu koleksinya untuk disimpan sebagai ayat-ayat Al-Qur’an, dengan itu kalimat-
kalimat yang diungkapkan Terdakwa dalam tulisan tersebut telah menyimpang dari
makna dan tujuan Al-Qur’an dan telah menyalahi ajaran Agama Islam dan merupakan
suatu penghinaan atau penodaan terhadap Kitab Suci Al-Qur’an sebagai pedoman
Agama Islam, kemudian tulisan yang dibuat oleh Terdakwa tersebut mengatakan “ayat
Al-Qur’an diturunkan dalam kaitan untuk melegalkan perkawinan Nabi Muhammad
dengan Zainab Binti Jas”, hal tersebut merupakan suatu pelecehan terhadap ayat Al-
Qur’an ;
4
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa tulisan dan gambar yang dibuat oleh Terdakwa di Akun Facebook milik
Terdakwa yang berjudul Nabi Muhammad tertarik kepada pembantunya sendiri, dan
gambar Nabi Muhammad barancuak jo babu bininyo, dapat menimbulkan rasa benci
pada orang lain atau sekelompok orang atau pada keyakinan seseorang atau keyakinan
sekelompok orang (Agama Islam), karena apa yang ditulis dan dibuat oleh Terdakwa
tersebut bertentangan dengan perbuatan dan keyakinan atau pedoman hidup yang
dimiliki oleh Umat Islam di Indonesia khususnya di Kabupaten Dharmasraya ;
Bahwa perbuatan yang dilakukan Terdakwa yang menulis tulisan yang berjudul Nabi
Muhammad tertarik pada menantunya dan gambar Nabi Muhammad yang sedang
barancuak dengan pembantu istrinya dapat juga menimbulkan perasaan permusuhan
antara Terdakwa dengan masyarakat penganut Agama Islam karena Nabinya tidak
seperti tulisan dan gambar yang dibuat oleh Terdakwa ;
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 156 a
huruf a KUHP ;
ATAU
KETIGA :
Bahwa ia Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN, pada hari Rabu tanggal 18
Januari 2012 sekira pukul 14.30 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu tertentu
yang masih dalam tahun 2011 hingga tahun 2012 bertempat di Kantor Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Dharmasraya di Pulau
Punjung Kabupaten Dharmasraya atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang
masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Muaro yang berwenang
memeriksa dan mengadili perkaranya, dengan sengaja di muka umum mengeluarkan
perasaan atau melakukan perbuatan dengan maksud agar supaya orang tidak menganut
agama apa pun juga, yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa, perbuatan mana
dilakukan oleh Terdakwa dengan cara sebagai berikut :
Berawal ketika saksi Hendri, S.Ag., M.Si berteman Facebook dengan Terdakwa, dimana
pada waktu pertemanan tersebut saksi melihat tulisan-tulisan atau gambar-gambar yang
menjelekkan Agama Islam, seperti halnya Nabi Muhammad mencintai babunya dan ada
lagi memplesetkan ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadist-hadist yang
menggambarkan Nabi Muhammad, kemudian tulisan-tulisan dan gambar disebarkan
Terdakwa ke masyarakat umum melalui dunia maya/jejaring sosial melalui Akun
Facebook Atheis Minang, yang dapat mempengaruhi pembaca Akun Facebook agar
tidak percaya pada Tuhan, dan saksi Hendri S.Ag., M.Si melihat di Facebook Terdakwa
yang bertuliskan “Kalau kamu percaya Tuhan, tolong lihatkan Tuhanmu itu pada aku”
Hal. 5 dari 13 hal. Put. No. 2112 K/Pid.Sus/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
tulisan Atheis Minang, kemudian atas perbuatan Terdakwa yang menulis artikel dan
gambar Nabi Muhammad tersebut, saksi Hendri S.Ag., M.Si menyampaikan kepada
teman-temannya supaya tidak terpengaruh oleh Akun Facebook Atheis Minang. Bahwa
selain dari saksi Hendri S.Ag., M.Si, saksi Mulyadi, S.Ag, Doni Saptria, A.Md (PNS
pada Kantor Camat Padang Laweh), Yon Riadi (Jalan Asoy Koto Baru), Hendri
Martiko, S.Kom (Staf Pemda Dharmasraya) juga melihat di Akun Facebook Terdakwa
tulisan Muhammad juga tertarik pada menantunya sendiri dan gambar kartun Nabi
Muhammad barancuak samo babunyo ;
Bahwa gambar Nabi Muhammad yang sedang bersetubuh atau berbuat mesum dengan
pembantu istrinya, sangat menodai Agama Islam karena Nabi Muhammad tersebut
adalah seorang Nabi dan Rasul Umat Islam, terhadap tulisan yang ditulis terdakwa di
akun Facebook milik Terdakwa bahwa Nabi Muhammad tertarik kepada menantunya
sendiri dan ada juga tulisan yang menyatakan tuduhan dari para pengikutnya,
diantaranya membuat Nabi Muhammad merasa perlu mengeluarkan lagi wahyu
koleksinya untuk disimpan sebagai ayat-ayat Al-Qur’an, dengan itu kalimat-kalimat
yang diungkapkan Terdakwa dalam tulisan tersebut telah menyimpang dari makna dan
tujuan Al-Qur’an dan telah menyalahi ajaran Agama Islam dan merupakan suatu
penghinaan atau penodaan terhadap Kitab Suci Al-Qur’an sebagai pedoman Agama
Islam, kemudian tulisan yang dibuat oleh Terdakwa tersebut mengatakan “ayat Al-
Qur’an diturunkan dalam kaitan untuk melegalkan perkawinan Nabi Muhammad dengan
Zainab Binti Jas”, hal tersebut merupakan suatu pelecehan terhadap ayat Al-Qur’an ;
Bahwa tulisan Nabi Muhammad tertarik pada menantunya dan gambar Nabi Muhammad
yang ditampilkan Terdakwa di dinding Akun Facebooknya, Terdakwa juga membuatnya
di Facebook Group Atheis karena Terdakwa termasuk Komunitas Atheis (tidak percaya
Tuhan). Bahwa berdasarkan Akun Facebook Terdakwa, Terdakwa merupakan salah satu
kelompok anti Tuhan/ Atheis yang bertentangan dengan Pancasila, Sila Pertama
(Ketuhanan Yang Maha Esa) yang tidak dapat dipisah-pisahkan dengan Agama yang
merupakan salah satu tiang pokok dari pada kehidupan manusia dan Bangsa Indonesia,
kemudian pada tanggal 18 Januari 2012, masyarakat Pulau Punjung mengetahui bahwa
Terdakwalah yang menulis dan menampilkan gambar kartun Nabi Muhammad tersebut
di Akun Facebook milik Terdakwa dan Group Atheis Minang, dan saat ditanya
Terdakwa mengaku sebagai Atheis sehingga Terdakwa ditangkap dan diserahkan ke
Kepolisian Dharmasraya ;
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 156 a
huruf b KUHP ;
6
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Mahkamah Agung tersebut ;
Membaca tuntutan pidana Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Pulau
Punjung tanggal 07 Juni 2012 sebagai berikut :
1 Menyatakan Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN bersalah melakukan
“Tindak pidana dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/
atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas Suku, Agama, Ras dan
Antar Golongan (SARA)” sebagaimana diatur dalam Pasal 28 ayat (2) jo Pasal
45 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik dalam dakwaan Kesatu ;
2 Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN berupa
pidana penjara selama 3 (tiga) tahun dan 6 (enam) bulan dengan dikurangi
selama Terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan perintah terdakwa
tetap ditahan ;
3 Menyatakan barang bukti berupa :
• 1 (satu) unit CPU komputer merk Acer Aspire M 1641 warna hitam ;
• 1 (satu) unit LCD monitor merk Acer AL 1716 W warna Hitam ;
• 1 (satu) unit keyboard warna hitam ;
• 1 (satu) unit mouse warna pink ;
Dikembalikan ke Kantor Bappeda Kabupaten Dharmasraya ;
• 11 (sebelas) lembar gambar karikatur tentang Nabi Muhammad ;
• 3 (tiga) lembar artikel tentang Nabi Muhammad tertarik kepada menantunya
sendiri ;
• 1 (satu) lembar alamat email facebook [email protected] yang ditulis
Terdakwa Alexander An Pgl Aan ;
Tetap terlampir dalam berkas perkara ;
4 Menetapkan supaya Terdakwa tersebut dibebani biaya perkara masing-masing
sebesar Rp.2.000,- (dua ribu rupiah) ;
Membaca putusan Pengadilan Negeri Muaro Nomor 45/PID/B/2012/ PN.MR
tanggal 14 Juni 2012 yang amar lengkapnya sebagai berikut :
• Menyatakan Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana “Dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau
Hal. 7 dari 13 hal. Put. No. 2112 K/Pid.Sus/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas
Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA)” ;
• Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa ALEXANDER AN Pgl AAN berupa
pidana penjara selama 2 (dua) tahun dan 6 (enam) bulan dan pidana denda
sebesar Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda
tidak dibayar diganti dengan kurungan selama 3 (tiga) bulan ;
• Menetapkan lamanya Terdakwa berada dalam tahanan dikurangkan seluruhnya
dari pidana yang dijatuhkan ;
• Memerintahkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan ;
• Menyatakan barang bukti berupa :
• 1 (satu) unit CPU komputer merk Acer Aspire M 1641 warna hitam ;
• 1 (satu) unit LCD monitor merk Acer AL 1716 W warna hitam ;
• 1 (satu) unit keyboard warna hitam ;
• 1 (satu) unit mouse warna pink ;
Dikembalikan ke Kantor Bappeda Kabupaten Dharmasraya ;
• 11 (sebelas) lembar gambar karikatur tentang Nabi Muhammad ;
• 3 (tiga) lembar artikel tentang Nabi Muhammad tertarik kepada menantunya
sendiri ;
• 1 (satu) lembar alamat email facebook [email protected] yang ditulis
Terdakwa Alexander An Pgl Aan ;
Tetap terlampir dalam berkas perkara ;
• Menetapkan supaya Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua
ribu rupiah) ;
Membaca putusan Pengadilan Tinggi Padang Nomor 137/PID/2012/ PT.PDG
tanggal 8 Agustus 2012 yang amar lengkapnya sebagai berikut :
• Menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa ;
• Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Muaro Nomor 45/Pid.B/2012/
PN.MR tanggal 14 Juni 2012 yang dimintakan banding tersebut :
• Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa dalam kedua tingkat
peradilan yang dalam tingkat banding sebesar Rp.2.500,- (dua ribu lima ratus
rupiah) ;
Mengingat akan akta tentang permohonan kasasi Nomor 5/Pid.K/2012/ PN.MR
yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri Muaro yang menerangkan, bahwa
8
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
pada tanggal 18 September 2012 Terdakwa mengajukan permohonan kasasi terhadap
putusan Pengadilan Tinggi tersebut ;
Memperhatikan memori kasasi tanggal 2 Oktober 2012 dari Terdakwa sebagai
Pemohon Kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Muaro pada tanggal
2 Oktober 2012 ;
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;
Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah diberitahukan
kepada Terdakwa pada tanggal 6 September 2012 dan Terdakwa mengajukan
permohonan kasasi pada tanggal 18 September 2012 serta memori kasasinya telah
diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Muaro pada tanggal 2 Oktober 2012 dengan
demikian permohonan kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah diajukan dalam
tenggang waktu dan dengan cara menurut undang-undang, oleh karena itu permohonan
kasasi tersebut formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/Terdakwa
pada pokoknya sebagai berikut :
I Judex Facti Pengadilan Tinggi telah lalai memenuhi syarat-syarat yang
diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian
itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan ;
Bahwa Judex Facti Pengadilan Tinggi dalam pertimbangan hukumnya halaman 12
paragraf 1 yang pada intinya menyatakan ”Pengadilan Tinggi berkesimpulan dan
berpendapat bahwa alasan-alasan dan pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat
pertama sebagaimana yang diuraikan dalam putusannya yang menyatakan bahwa
Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“Dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok
masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras dan antar golongan (SARA)”
sudah tepat dan benar oleh karena itu pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat
pertama dapat disetujui dan pertimbangan mana diambil alih sebagai pertimbangan
hukum Pengadilan Tinggi sendiri dan memutus perkara tersebut pada tingkat
banding” ;
Bahwa pertimbangan Judex Facti Pengadilan Tinggi sebagaimana dimaksud diatas
telah memperlihatkan Judex Facti lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh
peraturan perundang-undangan sebagaimana yang dinyatakan dalam Pasal 197 ayat
(1) huruf d Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana yang pada intinya menyatakan “surat putusan pidana memuat
Hal. 9 dari 13 hal. Put. No. 2112 K/Pid.Sus/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
pertimbangan yang disusun secara ringkas mengenai fakta dan keadaan beserta alat
pembuktian yang diperoleh dari pemeriksaan di sidang yang menjadi dasar penentuan
kesalahan Terdakwa” ;
Bahwa terhadap pertimbangan putusan Judex Facti Pengadilan Negeri Muaro,
Penasehat Hukum Terdakwa Alexander An Pgl. Aan telah mengajukan memori
banding pada tanggal 4 Juli 2012 yang isinya adalah keberatan dan penolakan seluruh
pertimbangan hukum yang digunakan Judex Facti dalam memutus perkara a quo
tingkat pertama. (Vide memori banding tentang keberatan-keberatan Terdakwa /
Pembanding / Pemohon Kasasi halaman 4-halaman 11). Dalam pertimbangan
putusan Judex Facti Pengadilan Tinggi sama sekali tidak mencantumkan
pertimbangan-pertimbangan hukum Judex Facti Pengadilan Tinggi atas keberatan
atau penolakan Terdakwa / Pembanding / Pemohon Kasasi sebagaimana dalam
memori banding Terdakwa / Pembanding / Pemohon Kasasi ;
Bahwa dengan tidak dicantumkannya pertimbangan hukum Judex Facti Pengadilan
Tinggi dalam putusannya, melainkan hanya mengambil alih pertimbangan hukum
Judex Facti Pengadilan Negeri menjadi pertimbangan hukum Judex Facti Pengadilan
Tinggi dalam memutus perkara dalam tingkat banding adalah pertimbangan hukum
Judex Facti Pengadilan Tinggi yang kurang jelas, sukar dimengerti ataupun
bertentangan satu sama lain sehingga putusan Judex Facti Pengadilan Tinggi yang
demikian adalah batal demi hukum. Hal mana dikuatkan oleh Surat Edaran
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 1974 tentang Putusan Yang
Harus Cukup Diberi Pertimbangan/Alasan yang pada intinya menyatakan “dengan
tidak/kurang memberikan pertimbangan/alasan, bahkan apabila alasan-alasan itu
kurang jelas, sukar dapat dimengerti ataupun bertentangan satu sama lain, maka hal
demikian dapat dipandang suatu kelalaian dalam acara, (Vormverzuim) yang dapat
mengakibatkan batalnya putusan pengadilan tersebut. Hal ini juga diperkuat oleh
yurisprudensi Nomor 492 K/Sip/1970 yang pada intinya menyebutkan “Putusan
Pengadilan Tinggi harus dibatalkan, karena kurang cukup pertimbangan
(onvaldoende gemotiveered)” ;
II Judex Facti Pengadilan Tinggi telah salah menerapkan atau melanggar
hukum yang berlaku dalam memberikan pertimbangan hukum perkara a quo
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) huruf b Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor
14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung ;
10
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa Judex Facti Pengadilan Tinggi telah salah dalam mempertimbangkan dan
menarik kesimpulan terhadap alasan-alasan dan pertimbangan hukum Judex Facti
Pengadilan Negeri dalam memutus perkara a quo pada tingkat banding, padahal
Judex Facti Pengadilan Negeri telah salah dalam menerapkan hukum yaitu Pasal 28
ayat (2) jo Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik dalam pertimbangannya memutus perkara a
quo,karena unsur-unsur pasal yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum terhadap
Terdakwa/ Pembanding dalam perkara a quo sama sekali tidak terbukti secara sah
dan meyakinkan, karena dari fakta-fakta yang terungkap di persidangan baik dari
keterangan saksi-saksi dan bukti-bukti lainnya tidak satu pun yang menyatakan
Terdakwa / Pembanding / Pemohon Kasasi telah menyebarkan informasi yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau
kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku agama ras dan antar golongan
(SARA). Melainkan sebaliknya perbuatan mana dilakukan oleh orang lain yaitu Saksi
Frinaldi dan Saksi Hendri Matriko ;
Bahwa pertimbangan Judex Facti Pengadilan Negeri yang tidak sesuai dengan fakta
dan keadaan beserta alat pembuktian yang diperoleh dari pemeriksaan di sidang yang
menjadi dasar penentuan kesalahan Terdakwa / Pembanding / Pemohon Kasasi
Alexander An Pgl. Aan sehingga Terdakwa / Pembanding dinyatakan bersalah
melanggar Pasal 28 ayat (2) jo Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, jelas merupakan bentuk kesalahan
Judex Facti Pengadilan Negeri dalam menerapkan hukum atau melanggar hukum
yang berlaku dalam memberikan pertimbangan hukum dalam memutus perkara a
quo. Hal mana sekaligus telah bertentangan dengan Pasal 197 ayat (1) huruf d
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana yang pada intinya menyatakan “surat putusan pidana memuat pertimbangan
yang disusun secara ringkas mengenai fakta dan keadaan beserta alat pembuktian
yang diperoleh dari pemeriksaan di sidang yang menjadi dasar penentuan kesalahan
Terdakwa” ;
Bahwa dengan penerapan hukum yang salah oleh Judex Facti Pengadilan Negeri
yang kemudian diikuti dan diambil alih secara utuh oleh Judex Facti Pengadilan
Tinggi sebagai pertimbangan hukum atau alasan dalam memutus perkara a quo
dalam tingkat banding, maka secara imperatif (serta merta) Judex Facti Pengadilan
Tinggi telah salah pula dalam menerapkan hukum terhadap perkara a quo.Terhadap
kesalahan Judex Facti Pengadilan Tinggi sebagaimana dimaksud di atas maka
Hal. 11 dari 13 hal. Put. No. 2112 K/Pid.Sus/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
mengakibatkan putusan perkara a quo terhadap Terdakwa/Pembanding/Pemohon
Kasasi Alexander An Pgl. Aan harus dibatalkan. Hal mana bersesuaian dengan Pasal
30 Ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang 14 Tahun 1985 yang pada intinya menyatakan “Mahkamah Agung
dalam tingkat Kasasi membatalkan putusan atau penetapan Pengadilan dari semua
lingkungan peradilan karena salah menerapkan atau melanggar hukum yang
berlaku” ;
Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat :
Mengenai alasan ke-1
Bahwa alasan kasasi Terdakwa yang menyatakan Judex Facti/Pengadilan Tinggi
lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan undang-undang yakni melanggar Pasal
197 ayat (1) huruf d KUHAP, karena Pengadilan Tinggi hanya mengambil alih
pertimbangan Pengadilan Negeri tanpa membuat dan mencantumkan pertimbangan
hukum, tidak dapat dibenarkan sebab putusan Pengadilan Tinggi yang menyetujui dan
mengambil alih serta menguatkan pertimbangan Pengadilan Negeri berarti dengan
sendirinya pertimbangan Pengadilan Negeri itulah yang menjadi pertimbangan
Pengadilan Tinggi. Cara tersebut tidak dapat diartikan Pengadilan Tinggi telah
melanggar Pasal 197 ayat (1) huruf d KUHAP, sehingga tidak berakibat batalnya
putusan Pengadilan Tinggi ;
Mengenai alasan ke-2
Bahwa alasan-alasan kasasi Terdakwa tidak dapat dibenarkan, karena Judex
Facti tidak salah menerapkan hukum dalam mengadili Terdakwa. Putusan Judex Facti
yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Muaro yang menyatakan Terdakwa
terbukti bersalah melakukan tindak pidana “dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan
informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu
dan/atau kelompok tertentu berdasar atas suku, agama, ras, dan antara golongan dan
karena itu dijatuhi pidana 2 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp.100.000.000,- (seratus
juta rupiah) dengan ketentuan jika denda tidak dipenuhi diganti dengan 3 (tiga) bulan
kurungan dibuat berdasarkan pertimbangan hukum yang benar dan telah
mempertimbangkan seluruh kesaksian yang ada dari para saksi maupun ahli, karenanya
dari fakta persidangan tersebut Terdakwa terbukti menyebarkan informasi yang
menghina Nabi Muhammad dalam bentuk menyebarkan 11 (sebelas) karikatur Nabi
Muhammad saw, dan artikel bahwa Nabi Muhammad saw tertarik kepada menantunya
sebagaimana dakwaan Jaksa Penuntut Umum ;
12
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa dengan demikian alasan a quo merupakan penilaian hasil pembuktian
yang tidak tunduk pada pemeriksaan kasasi ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata,
putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau
undang-undang, maka permohonan kasasi dari Terdakwa tersebut harus ditolak ;
Menimbang, bahwa oleh karena Pemohon Kasasi/Terdakwa dipidana, maka
harus dibebani untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini ;
Memperhatikan Pasal 28 ayat (2) jo Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981, Undang-Undang Nomor 48 Tahun
2009, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dan ditambah
dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan ;
M E N G A D I L I
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Terdakwa : ALEXANDER
AN Pgl AAN tersebut ;
Membebankan Pemohon Kasasi/Terdakwa tersebut untuk membayar biaya
perkara dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp.2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada
hari RABU, TANGGAL 23 JANUARI 2013 oleh TIMUR P.MANURUNG, SH.MM.
Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis,
DR.SALMAN LUTHAN, SH.MH. dan DR.ANDI SAMSAN NGANRO, SH.MH.
Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut,
dan dibantu oleh EKOVA RAHAYU AVIANTI, SH. Panitera Pengganti dan tidak
dihadiri oleh Pemohon Kasasi/Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum.-
Hakim-Hakim Anggota : K e t u a :
Ttd/DR.SALMAN LUTHAN, SH.MH. Ttd/TIMUR P.MANURUNG, SH.MM.
Ttd/DR.H.ANDI SAMSAN NGANRO, SH.MH.
Panitera Pengganti :
Ttd/ EKOVA RAHAYU AVIANTI, SH.
Untuk Salinan
Hal. 13 dari 13 hal. Put. No. 2112 K/Pid.Sus/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Mahkamah Agung RI
A.n Panitera
Panitera Muda Pidana Khusus
SUNARYO, SH.,MH.NIP.040044338
14
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14