Download - Tetanus
TETANUS
Agung Haryanto 102010207
Anamnesa
• Wawancara medis tahap awal dari rangkaian pemeriksaan pasien, baik secara langsung atau tidak untuk mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan.
• Kelompok data yang dibutuhkan :• Identitas pasien• Riwayat penyakit sekarang• Riwayat penyakit dahulu• Riwayat kesehatan keluarga• Riwayat pribadi, sosial-ekonomi-budaya
Keluhan Utama
• Seorang laki-laki 20 tahun, dibawa keluarganya ke UGD karena kejang, sulit makan/menelan, dan demam.
• Ada riwayat tertusuk paku pada kaki kanannya 12 hari yang lalu dan tidak diobati.
Pemeriksaan Fisik
• Tampak sakit sedang• Kaku pada wajah, leher, perut dan anggota gerak• Perut kaku seperti papan• Bengkak telapak kaki kanan, luka tusuk dalam dan
bernanah, kulit tegang kemerahan• TTV
Suhu : 38,8°C TD : 130/80mmHgNadi : 88x/menitRR : 28x/menit
Pemeriksaan Penunjang
• Tidak begitu perlu dilakukan. Hal ini disebabkan karena penyakit tetanus dapat ditegakkan dengan gejala klinis dan anamnesis
• Kultur jaringan yang diambil dari sekret luka ditemukan adanya Clostridium tetani
• Pemeriksaan leukosit yang kemungkinan mengalami peningkatan
Diagnosis
• WD : TetanusTetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang periodik dan berat. Kondisi-kondisi yang timbul sebagai respon tubuh tehadap tetanus yaitu terjadi peningkatan tonus pada otot-otot bagian sentral yang dapat menimbulkan kekakuan pada bagian wajah, leher, dada, punggung, dan perut.
DD
• RabiesTrismus jarang ditemukan, kejang bersifat klonik.
• Meningitis bacterialTrismus tidak ada dan kesadaran penderita biasanya menurun.
• EpilepsyEpilepsi dapat menyebabkan kejang, namun tidak ditemukan kekakuan otot diantara kejang. Biasanya sudah ada riwayat serangan epilepsi sebelumnya.
Etiologi• Infeksi tetanus disebabkan oleh bakteri gram
positif yaitu Clostridium tetani. • Batang berspora terminal gram positif, gerak
(+), anaerob obligat• Dalam kondisi anaerob yang dijumpai pada
jaringan nekrotik dan terinfeksi, basil tetanus mensekresi dua macam toksin: tetanospasmin dan tetanolisin.
• Tetanolisin mampu secara lokal merusak jaringan yang masih hidup yang mengelilingi sumber infeksi dan mengoptimalkan kondisi yang memungkinkan multiplikasi bakteri.
• Tetanospasmin akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Toksin ini labil pada pemanasan.
Epidemiologi
• Port of entry tidak selalu dapat diketahui dengan pasti, namun dapat diduga melalui:– Luka tusuk, gigitan binatang, luka bakar.– Luka operasi yang tidak dirawat dan dibersihkan
dengan baik.– caries gigi.– Pemotongan tali pusar yang tidak steril.– Penjahitan luka robek yang tidak steril.
Patogenesis
Penatalaksanaan
Non Medikamentosa• Pasien ditempatkan di ruangan yang tenang(ICU)• Lakukan debridement pada luka• Hidrasi, untuk mengontrol kehilangan cairan yang
tak nampak dan kehilangan cairan yang lain.• Isolasi, untuk menghindari rangsang luar seperti
suara dan tindakan terhadap penderita• Oksigen, pernafasan buatan dan trachcostomi
bila perlu.
Medikamentosa
Antibiotika– Peniciline, 1,2juta unit / hari selama 10 hari– Tetrasiklin, dosis 30-40 mg/kgBB/ 24 jam, tetapi
dosis tidak melebihi 2 gram dan diberikan dalam dosis terbagi ( 4 dosis )
– Peniciline intravena, dapat digunakan dengan dosis 200.000 unit /kgBB/ 24 jam, dibagi 6 dosis selama 10 hari. *bila tersedia
– Antitoksin• Human Tetanus Immunoglobulin ( TIG) dengan dosis
3000-6000 U,satu kali pemberian saja
– Pemberian Tetanus Toksoid (TT) yang pertama,dilakukan bersamaan dengan pemberian antitoksin tetapi pada sisi yang berbeda dengan alat suntik yang berbeda.
Antikonvulsan
Jenis Obat Dosis Efek Samping
Diazepam
Meprobamat
Klorpromasin
Fenobarbital
0,5 – 1,0 mg/kg
Berat badan / 4 jam (IM)
300 – 400 mg/ 4 jam (IM)
25 – 75 mg/ 4 jam (IM)50 – 100 mg/ 4 jam (IM)
Stupor, Koma
Tidak Ada
Hipotensi
Depressipernafasan
Pencegahan
• Perawatan luka harus dicegah timbulnya jaringan anaerob pada pasien termasuk adanya jaringan mati dan nanah.
• Pemberian ATS profilaksis.• Imunisasi aktif.• Khusus untuk mencegah tetanus neonatorum
perlu diperhatikan kebersihan pada waktu persalinan terutama alas tempat tidur, alat pemotong tali pusar, dan cara perawatan tali pusar.
Prognosis
• Prognosis Tetanus diklasifikasikan dari tingkat keganasannya, dimana :– Ringan; bila tidak adanya kejang umum ( generalized
spasm )– Sedang; bila sekali muncul kejang umum– Berat ; bila kejang umum yang berat sering terjadi.
• Prognosis buruk pada usia tua, pada neonatus dan pada pasien dengan periode inkubasi yang pendek, interval yang pendek antara onset gejala sampai tiba di RS
Kesimpulan
• Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani. Tetanus memiliki gejala awal seperti nyeri kepala, gelisah, dan iritabilitas yang sering disertai kekakuan, sukar mengunyah, dan spasme otot leher. Pada keadaan yang lebih lanjut terdapat gejala seperti trismus, kejang opistotonus, penderita berpostur lengkung, dan sampai menimbulkan kematian.
• Hipotesis diterima
TERIMA KASIH