perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
TUGAS AKHIR
TINGKAT RESPON MASYARAKAT
TERHADAP PENYEDIAAN FASILITAS MCK PLUS
OLEH PROGRAM SANIMAS
DI KELURAHAN SANGKRAH KECAMATAN PASAR
KLIWON SURAKARTA
AGUNG TRI KUNCORO
I0607002
Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai Jenjang Strata-1
Perencanaan Wilayah dan Kota
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN
TINGKAT RESPON MASYARAKAT TERHADAP PENYEDIAAN FASILITAS
MCK PLUS OLEH PROGRAM SANIMAS DI KELURAHAN SANGKRAH
KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA
AGUNG TRI KUNCORO
I0607002
Menyetujui,
Surakarta, Januari 2013
Pembimbing I
Ir. Winny Astuti, M.Sc, Ph.D
NIP. 19640711 199103 2 001
Pembimbing II
Ir. Galing Yudana, MT
NIP. 19620129 198703 1 002
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik
Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT
NIP. 19620610 199103 1 001
Ketua Program Studi
Perencanaan Wilayah dan Kota
Ir. Galing Yudana, MT
NIP. 19620129 198703 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
MOTTO
“Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi
pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia marah.”
(Nabi Muhammad Saw)
“Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan dan saya percaya
pada diri saya sendiri.”
( Muhammad Ali)
“Apa pun tugas hidup anda, lakukan dengan baik. Seseorang semestinya melakukan
pekerjaannya sedemikian baik sehingga mereka yang masih hidup, yang sudah mati, dan yang
belum lahir tidak mampu melakukannya lebih baik lagi.”
(Martin Luther King)
“Jadikanlah ilmu berguna bagi diri sendiri dan orang lain.”
(Penulis)
“Injury won’t stop me.”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Program Sanimas (Sanitasi Berbasis Masyarakat) merupakan inisiatif program yang
dirancang untuk mempromosikan penyediaan prasarana dan sarana air limbah permukiman
berbasis masyarakat yang menggunakan pendekatan tanggap kebutuhan.
Kelurahan.Pembangunan MCK Plus dalam program sanimas memberikan harapan baru untuk
masyarakat di wilayah Kelurahan Sangkrah karena hasil pembangunan memberikan dampak
yang luar biasa bagi perubahan pola hidup masyarakat di wilayah ini.
Masyarakat sebagai pihak yang terlibat dalam menerima manfaat program tidak hanya
sekedar menggunakan sarana yang telah disediakan melainkan juga bertindak sebagai pelaku
kegiatan dalam pembangunan mulai dari tahap awal perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan
hingga kegiatan pengeloloaan sarana yang ada di lingkungan tempat tinggal
mereka.Kontribusi masyarakat dalam dalam setiap tahapan yang telah berjalan menjadi tolak
ukur tingkat respon masyarakat di lingkungan tersebut.
Penelitian Tingkat Respon Masyarakat Terhadap Penyediaan Fasilitas MCK Plus Oleh
Program Sanimas adalah penelitian deskripsi yaitu suatu metode dalam penelitian mengenai
keadaan status manusia, objek, kondisi suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada
masa sekarang. Analisis dilakukan terhadap komponen tingkat respon yaitu kognitif
masyarakat, afektif masyarakat dan konatif masyarakat serta tahapan program Sanimas yang
meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap pemanfaatan/pengelolaan.
Analisis deskriptif Tingkat Respon Masyarakat Terhadap Penyediaan Fasilitas MCK
Plus Oleh Program Sanimas menunjukkan bahwa tingkat respon masyarakat pada setiap
tahapan Program Sanimas menunjukkan hasil yang bervariasi. Hal pertama dapat dilihat pada
tahapan perencanaan, dimana tingkat respon tertinggi pada respon partisipasi sebesar 1,98
artinya respon masyarakat dalam perencanaan masuk pada kategori nilai rendah. Kemudian
pada tahap pelaksanaan dimana tingkat respon tertinggi mengarah pada respon partisipasi
sebesar 2,47, artinya respon masyarakat dalam tahap pelaksanaan masuk pada kategori nilai
sedang. Berikutnya pada tahap pemanfaatan dan pengoperasian dimana tingkat respon
tertinggi mengarah pada respon sikap masyarakat dengan nilai 2,21 dengan skala penilaian 4
yang artinya respon masyarakat dalam tahap pemanfaatan dan pengoperasian masuk dalam
kategori sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa respon tertinggi masyarakat
dalam Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah ada pada respon partisipatif dalam tahap
pelaksanaan.
Kata kunci :Tingkat Respon, Sanitasi, Masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Sanimas Program (Community Based Sanitation) is a program initiated to promote the
provision of infrastructure and community-based residential wastewater by responsive
approach. Development of MCK Plus in Sanimas program gives new hope to communities in
the Village Sangkrah due to tremendous impact to change of the lifestyle of the people in this
area.
Societies who involved in the program benefit not only in using a tool that has been
provided but also acts as an actor in the development of activities from the early stages of
planning, implementation, utilization activities of existing facilities in their neighborhood.
Contributions of the community in every step leads to the need of indentifying level, response
in the Sanimas Program.
This research is a description method which study the status of human, object,
condition of a system thought or an event in the present form of The Community Response in
provision of sanitary facilities Plus By Sanimas program. Analysis was performed on the
response rate components cognitive, affective and conative as well as stages Sanimas program
covering the planning stage, the implementation stage and stage utilization / management.
Descriptive Analysis of Response Rate Provision Of Public Toilet Facilities Plus By
Sanimas program shows that the response of the community at every stage Sanimas program
shows mixed results. Firstly, the planning stage is the highest response rate in response to the
participation of 1.98 in planning stage. It means low levels. Secondly, the implementation
stage where the highest response rate of participation leads to a response 2.47, means that the
public response in the implementation phase is in the category of moderate value. Finally in
the stage of utilization and operation the highest response rate leads to the response of public
attitudes to the value of 2.21 to 4 rating scale, which means that public response to the use and
operation stage is in the medium category. It can be concluded that the highest response in the
Program in Urban Sangkrah Sanimas for participatory responses is in the implementation
phase.
Keywords: Response rate, Sanitation, Community
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir “Tingkat Respon
Masyarakat Terhadap Penyediaan Fasilitas MCK Plus Oleh Program Sanimas di
Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta (Wilayah Studi RT 03 dan 04
di RW VIII dan IX)” ini. Adapun tugas akhir ini diselesaikan dan diajukan sebagai syarat
untuk mencapai jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota di Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam tugas akhir ini penulis mencoba untuk mendeskripsikanbagaimana Tingkat Respon
Masyarakat Terhadap Penyediaan Fasilitas MCK Plus Oleh Program Sanimas di Kelurahan
Sangkrah.Penelitian ini dilakukan atas dasar penyediaan fasilitas berupa MCK Plus belum
tentu dimanfaatkan dengan baik oleh pihak penerima dalam hal ini adalah
masyarakat.Masyarakat kurang merespon dengan baik dalam hal pengelolaan fasilitas karena
mereka hanya ingin sebatas memanfaatkan saja tanpa adanya perawatan ataupun pengelolaan
fasilitas yang ada.
Penyelesaian tugas akhir ini tidak dapat terlepas dari dukungan berbagai pihak.Melalui
inilah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala perhatian
dan bantuan yang diberikan. Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada :
1. Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, ST, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Dr.Ir.Mohamad Muqoffa, MTselaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ir. Galing Yudana, MT selaku Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku
pembimbing akademik atas bimbingan dan saran yang diberikan selama proses
perkuliahan sampai pada penyusunan tugas akhir ini.
4. Ir. Winny Astuti, M.Sc Ph.D dan Ir. Galing Yudana, MT selaku dosen pembimbing
seminar dan tugas akhir, atas semua masukan, kritik, saran, support dan kesabaran
dalam membimbing penyusunan tugas akhir sampai selesai.
5. Ir.Soedwiwahjono, MT dan Istijabatul Aliyah, ST, MT selaku dosen penguji, atas
setiap kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan tugas akhir ini.
6. Kedua orangtuaku, Papa Waryono Soewono dan Mama Sutarsih Wurry Sudarmi yang
telah memberikan restu dan dukungan baik secara moril maupun materil serta doa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
yang tak habis-habisnya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Kalian adalah motivator
terbesar dalam hidupku.
7. Kakakku yang amat kusayang dan kucinta, Candra Kurniawan, S.Si dan Dewi
Kumalasari. Kalian berdua adalah panutan, inspirasi dan semangat hidupku.
8. Keponakannku yang paling kusayang Radithya Andhika Wirasena. Kamu adalah
superhero kecil yang membuat perasaan dan pikiranku selalu segar dibuatnya.
9. My beloved purplelicious, my poo, my sweetheart, my partner, my true love, Unin
Restriana Suparno, ST. Dikau adalah penyemangat dan motivator setia bagiku, tak
kenal lelah dalam memberikan semangat dan dorongan untuk diriku. I Love You
So…My Future.
10. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas
Sebelas Maret Surakarta Angkatan 2007 yang telah memberikan dukungan dan
bantuan sampai terselesaikannya tugas akhir ini.
11. Semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi kepentingan
praktis maupun akademis.Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam tulisan
ini.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan
tulisan dan penelitian berikutnya.Semoga tugas akhir ini bermanfaat.Penulis mengucapkan
terimakasih.
Surakarta, Desember 2012
Agung Tri Kuncoro
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………………… i
Pengesahan………………………………………………………………………………. ii
Motto…………………………………………………………………………………….. iii
Abstrak…………………………………………………………………………………… iv
Abstract………………………………………………………………………………….. v
Kata Pengantar…………………………………………………………………………… vi
Daftar Isi………………………………………………………………………………… viii
Daftar Tabel…………………………………………………………………………….. x
Daftar Gambar…………………………………………………………………………… xii
Daftar Peta………………………………………………………………………………. xiii
Dafar Lampiran…………………………………………………………………………...xiv
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………..... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian.............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian......................................................................... 3
1.3 Tujuan Dan Sasaran Penelitian...................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Penelitian…………………………………………………. 3
1.3.2 Sasaran Penelitian………………………………………………… 4
1.4 Urgensi Penulisan.......................................................................................... 4
1.5 Posisi Penelitian………………………………………………………….. 4
1.6 Ruang Lingkup Penelitian………………………………………………… 6
1.6.1 Ruang LingkupWilayah………………………………………….. 6
1.6.2 Ruang Lingkup Objek penelitian………………………………….. 8
1.6.3 Ruang LingkupSubstansi………………………………………… 10
1.7 Sistematika Penulisan……………………………………………………... 10
1.8 Kerangka Pikir Penelitian…………………………………………………. 11
BAB 2 TINJAUAN TEORI…………………………………………………………….. 12
2.1 Program Sanitasi Berbasis Masyarakat…………………………………… 12
2.1.1 Program Sanimas dari Segi Respon Masyarakat…………………. 12
2.1.2 Respon Masyarakat Terhadap Prosedur Perencanaan Program
Sanimas……………………………………………………………. 12
2.2 Teori Respon Masyarakat…………………………………………………. 15
2.2.1 Pengertian Masyarakat……………………………………………. 15
2.2.2 Konsep Respon Manusia………………………………………….. 15
2.2.3 Struktur Sikap……………………………………………………… 18
2.2.4 Komponen Respon Masyarakat…………………………………… 18
2.3 Tingkat Respon Masyarakat………………………………………………. 19
2.4 Keterlibatan Antara Masyarakat dan CBO (Community Based
Organization) dalam Tahapan Program Sanimas…………………………. 22
2.5 Variabel Penelitian.............................................................................. 22
2.5.1 Variabel Dependen................................................................... 22
2.5.2 Variabel Independen................................................................. 23
BAB 3 METODE PENELITIAN……………………………………………………….. 25
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian…………………………………………… 25
3.2 Variabel penelitian………………………………………………………… 25
3.3 Kebutuhan Data……………………………………………………………. 26
3.4 Metode Pengumpulan Data………………………………………………... 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data………………………………………….. 28
3.4.2 Populasi............................…………………………………………... 29
3.5 Tahapan dan Kerangka Analisis…………………………………………… 30
3.6 Metode Analisis……………………………………………………………. 31
3.6.1 Pembobotan/Skoring………………………………………………… 31
3.6.2 Analisis Deskriptif…………………………………………………...32
BAB 4 RESPON MASYARAKAT DALAM PROGRAM SANIMAS DI KELURAHAN
SANGKRAH…………………………………………………………………… 34
4.1 Bentuk Respon Masyarakat terhadap Program Sanimas di Kel. Sangkrah..34
4.1.1 Bentuk Kognitif Masyarakat……………………………………….. 34
4.1.1.1 Tahap Perencanaan………………………………………... 34
4.1.1.2 Tahap Pelaksanaan………………………………………… 35
4.1.1.3 Tahap Pemanfaatan dan Pengoperasian…………………… 35
4.1.2 Bentuk Afektif Masyarakat………………………………………... 36
4.1.2.1 Tahap Perencanaan………………………………………… 36
4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan………………………………………… 37
4.1.2.3 Tahap Pemanfaatan dan Pengoperasian……………………. 37
4.1.3 Bentuk Konatif Masyarakat……………………………………… 38
4.1.3.1 Tahap Perencanaan………………………………………… 38
4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan………………………………………… 39
4.1.3.3 Tahap Pemanfaatan dan Pengoperasian…………………… 40
4.2 Tingkat Respon Masyarakat terhadap Program Sanimas di Kel.
Sangkrah………………………………………………………………....... 42
4.2.1 Tingkat Kognitif Masyarakat........................…………………....... 42
4.2.1.1 Tahap Perencanaan………………………………………… 42
4.2.1.2 Tahap Pelaksanaan………………………………………… 44
4.2.1.3 Tahap Pemanfaatan dan Pengoperasian…………………… 46
4.2.2 Tingkat Afektif Masyarakat………………………………………. 48
4.2.2.1 Tahap Perencanaan………………………………………... 48
4.2.2.2 Tahap Pelaksanaan………………………………………... 50
4.2.2.3 Tahap Pemanfaatan dan Pengoperasian…………………… 52
4.2.3 Tingkat Konatif Masyarakat…………………………………….. 54
4.2.3.1 Tahap Perencanaan………………………………………… 54
4.2.3.2 Tahap Pelaksanaan………………………………………… 56
4.2.3.3 Tahap Pemanfaatan dan Pengoperasian…………………… 59
BAB 5 PEMBAHASAN………………………………………………………………… 69
5.1 Analisis Tingkat Respon Masyarakat pada tahap Perencanaan…………… 69
5.2 Analisis Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Pelaksanaan…………… 70
5.3 Analisis Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Pemanfaatan………….. 71
5.4 Tingkat Respon Masyarakat dalam Program Sanimas…………………….. 73
BAB 6 PENUTUP……………………………………………………………………….. 76
6.1. Kesimpulan………………………………………………………………… 76
6.2. Rekomendasi……………………………………………………………….. 76
6.3. Rekomendasi untuk Penelitian Lanjutan.................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 78
Lampiran………………………………………………………………………………… 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Respon yang Digunakan Untuk Penyimpulan Sikap…………………………… 17
Tabel 2.2 Keterlibatan Pihak dalam Tahapan Program Sanimas……………………..…... 22
Tabel 2.3 Variabel Dependen…………………………………..………………………….. 23
Tabel 2.4 Variabel Independen................................................................................... 23
Tabel 3.1 Variabel Penelitian……………………………………………………………… 25
Tabel 3.2 Kebutuhan Data……………………………………………………………….. 26
Tabel 3.3 Skoring Data Kuesioner Respon Masyarakat ……………………………....... 31
Tabel 3.4 Interval Skor Tingkat Respon Masyarakat……………………………………. 32
Tabel 4.1 Tingkat Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan
HasilPenyusunanRKM………………………………………………………… 42
Tabel 4.2 Tingkat Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan
Hasil Penyusunan Langkah Kerja …………………………………………........ 43
Tabel 4.3 Tingkat Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan
Penyusunan RAB…………………………………………………………........ 43
Tabel 4.4 Tingkat Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan
Pembangunan Fasilitas……………………………………………………….... 44
Tabel 4.5 Tingkat Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan
Penerapan Teknologi Sanitasi……………………..………………………….... 45
Tabel 4.6 Tingkat Kognitif Masyarakat dalam Kontribusi
Dan Fungsi Pihak Ketiga……………………..…………………………........... 45
Tabel 4.7 Tingkat Kognitif Masyarakat pada Fungsi, Posisi dan
Kontribusinya……………………..…………………………………….…….... 46
Tabel 4.8 Tingkat Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan
Penyuluhan dalam Pengoperasian dan Pemeliharaan………………………...... 47
Tabel 4.9 Tingkat Kognitif Masyarakat pada Kontribusi dalam
tanggungjawab memberikan Retribusi……………………….……………….... 47
Tabel 4.10 Tingkat Kognitif Masyarakat pada Kontribusi dalam
Menjaga fasilitas sanitasi……………………….…………………………...... 48
Tabel 4.11Tingkat Afektif Masyarakat dalam Kegiatan HasilPenyusunan
RKM…………………………………………………………………………… 49
Tabel 4.12 Tingkat Afektif Masyarakat dalam Kegiatan HasilPenyusunan
Langkah Kerja …………………………………………................................ 49
Tabel 4.13 Tingkat Afektif Masyarakat dalam KegiatanPenyusunan
RAB…………………………………………………………......................... 50
Tabel 4.14 Tingkat Afektif Masyarakat dalam KegiatanPembangunan
Fasilitas…………………………………………………………………...….... 50
Tabel 4.15 Tingkat Afektif Masyarakat dalam KegiatanPenerapan
Teknologi Sanitasi……………………..…………………………………….... 51
Tabel 4.16 Tingkat Afektif Masyarakat dalam Kontribusidan Fungsi
Pihak Ketiga……………………..…………………………........................... 51
Tabel 4.17 Tingkat Afektif Masyarakat pada Fungsi, Posisi dan
Kontribusinya……………………..…………………………………….…….... 52
Tabel 4.18 Tingkat Afektif Masyarakat dalam KegiatanPenyuluhan
dalam Pengoperasian dan Pemeliharaan………………………...................... 53
Tabel 4.19 Tingkat Afektif Masyarakat pada Kontribusi dalam
tanggungjawab memberikan Retribusi……………………….……………….... 53
Tabel 4.20 Tingkat Afektif Masyarakat pada Kontribusi dalamMenjaga
fasilitas sanitasi……………………….…………………………..................... 54
Tabel 4.21 Tingkat Konatif Masyarakat dalam KegiatanHasil
Penyusunan RKM……………………………………………………………… 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Tabel 4.22 Tingkat Konatif Masyarakat dalam KegiatanHasil
Penyusunan Langkah Kerja …………………………………………............. 55
Tabel 4.23 Tingkat Konatif Masyarakat dalam KegiatanPenyusunan
RAB………………………………………………………….......................... 56
Tabel 4.24 Tingkat Konatif Masyarakat dalam Kegiatan
Pembangunan Fasilitas……………………………………………………….... 57
Tabel 4.25 Tingkat Konatif Masyarakat dalam Kegiatan
Penerapan Teknologi Sanitasi……………………..………………………….... 58
Tabel 4.26 Tingkat Konatif Masyarakat dalam Kontribusi
Dan Fungsi Pihak Ketiga……………………..…………………………........... 58
Tabel 4.27 Tingkat Konatif Masyarakat pada Fungsi, Posisi dan
Kontribusinya……………………..…………………………………….…….... 59
Tabel 4.28 Tingkat Konatif Masyarakat dalam Kegiatan
Penyuluhan dalam Pengoperasian dan Pemeliharaan………………………...... 60
Tabel 4.29 Tingkat Konatif Masyarakat pada Kontribusi dalam
tanggungjawab memberikan Retribusi……………………….……………….... 61
Tabel 4.30 Tingkat Konatif Masyarakat pada Kontribusi dalam
Menjaga fasilitas sanitasi……………………….…………………………...... 61
Tabel 4.31Matriks Prosentase Tingkat Kognitif Masyarakat terhadap Program
Sanimas………………………………………………………………………... 63
Tabel 4.32Matriks Prosentase Tingkat Afektif Masyarakat terhadap Program
Sanimas………………………………………………………………………... 65
Tabel 4.33Matriks Prosentase Tingkat Konatif Masyarakat terhadap Program
Sanimas………………………………………………………………………... 67
Tabel 5.1 Skoring Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Perencanaan………………. 69
Tabel 5.2 Skoring Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Pelaksanaan………………. 70
Tabel 5.3 Skoring Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Pemanfaatan………………. 71
Tabel 5.4 Tingkat Respon Masyarakat pada Program Sanimas………….………………. 73
Tabel 5.5 Kompilasi Tingkat Respon Keseluruhan Tahapan Program Sanimas................ 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar1.1 Kerangka Pikir Penelitian…………………………………………………… 11
Gambar 2.1 Konsepsi Skematik Rosenberg dan Hovland mengenai Sikap…………….. 16
Gambar3.1 Kerangka Analisis………………………………………………………….. 30
Gambar 4.1 Flowchart Tahapan dalam Aspek Kognitif.................................................... 34
Gambar 4.2 Flowchart Tahapan dalam Aspek Afektif..................................................... 36
Gambar 4.3 Flowchart Tahapan dalam Aspek Konatif..................................................... 38
Gambar 4.4 Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan Penyusunan Dokumen………....... 38
Gambar 4.5Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan Penyusunan Langkah Kerja……… 39
Gambar4.6 Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan Pembangunan Fasilitas…………… 39
Gambar4.7 Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan Penerapan Teknologi Sanitasi……. 40
Gambar 4.8 Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan Penyuluhan dalam Pengoperasian
dan Pemeliharaan…………………………………………………..……… 41
Gambar4.9 Kognitif Masyarakat dalam Menjaga Fasilitas Sanitasi……………….… 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR PETA
Peta 1.1 Peta Pembagian wilayah berdasarkan RT dan RW calon pengguna fasilitas
MCK Plus…………………………………………......................................... 7
Peta 1.2 Peta Pembagian tingkatan ekonomi masyarakat pengguna fasilitas
MCK Plus……………………………………………………………………….. 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Kuesioner………………………………………………………….. 80
Lampiran B Hasil Skoring Kuesioner…………………………………………… 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia tergolong negara berkembang dengan banyaknya golongan masyarakat
menengah kebawah maupun masyarakat miskin, yang masih belum sepenuhnya mampu
mengelola limbah domestik rumah tangga dikarenakan terbatasnya wawasan atau
pengetahuan tentang system pengelolaan limbah yang baik dan benar. Hal tersebut didukung
dengan sulitnya masyarakat golongan miskin dalam mengakses air bersih untuk mencukupi
kebutuhan dasar mereka. Akses air bersih juga menjadi kebutuhan pokok dalam pengelolaan
limbah dalam usaha pencapaian sanitasi lingkungan yang baik. Indonesia masih dianggap
buruk dibandingkan negara ASEAN lain dalam urusan sanitasi. Kesulitan masyarakat
Indonesia dalam mengakses air bersih mengakibatkan munculnya kebiasaan buruk yaitu
memanfaatkan sumber air seadanya untuk memenuhi kebutuhan akan akses air di lingkungan
mereka.
Masalah sanitasi menjadi masalah besar pada skala masyarakat pedesaan maupun
perkotaan. Untuk sektor air limbah, Ditjen Cipta Karya memang sedang mengembangkan
program sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas), namun belum cukup bisa melayani
masyarakat dalam hal sanitasi. Kebijakan pemerintah dalam hal pengelolaan air limbah masih
didominasi system onsite, misalnya Sanimas. Pemerintah memiliki rencana peningkatan bagi
kelancaran akses sanitasi dasar yang berkelanjutan terhadap masyarakat sebagai upaya untuk
mengatasi dampak yang ditimbulkan dari kualitas lingkungan yang buruk. Pemerintah
memasang target berdasarkan acuan Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015
kepada penduduk yang belum memperoleh kelancaran akses sanitasi dan air bersih karena
secara individu dan kelompok seharusnya masyarakat berhak memperoleh penghidupan yang
layak sesuai dengan azas UUD 1945 Amandemen Pasal 28H ayat 1 yang berbunyi “Setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Hal tersebut
berarti bahwa setiap individu warga Negara Indonesia berhak atas kualitas hidup yang baik,
termasuk kemudahan dalam akses sanitasi dasar dan air bersih.
Pemerintah melalui instansi Dinas Pekerjaan Umum di wilayah setempat yang
menggandeng beberapa LSM yang kompeten didalam penanganan persoalan ini yaitu
BORDA (Jerman) dan LPTP-DEWATS (Indonesia) untuk menyelenggarakan Program
Sanimas (Sanitasi Berbasis Masyarakat) berdasarkan kebijakan dari Kementerian Pekerjaan
Umum. Program ini digalakkan agar permasalahan-permasalahn yang terjadi terkait sanitasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
masyarakat dapat teratasi melalui pembangunan sarana dan prasarana untuk mewujudkan
lingkungan permukiman yang serasi, sehat dan berkelanjutan. Pelaksanaan dalam alur proses
kegiatan ini merupakan wujud integrasi dan koordinasi antara masyarakat dengan pemerintah
daerah membentuk organisasi di masyarakat bernama Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
yang berfungsi sebagai wadah kegiatan mandiri masyarakat MBR dalam menyuarakan
aspirasi dan kebutuhan mereka, sekaligus menjadi penggerak bagi upaya penanggulangan
kemiskinan yang dijalankan oleh masyarakat secara swadaya dan berkelanjutan, mulai dari
proses penentuan kebutuhan, pengambilan keputusan, proses perencanaan program,
pelaksanaan program hingga pemanfaatan dan pemeliharaan.
Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan sebutan Kota Solo yang terletak di propinsi
Jawa Tengah terus berbenah untuk menghasilkan kualitas daerahnya baik dari segi fisik
maupun non fisik. Otonomi daerah yang dicanangkan telah memberi kewenangan yang luas
kepada pemerintah daerah untuk merumuskan program pembangunan di daerah.
Program Sanimas (Sanitasi Berbasis Masyarakat) menjadi sebuah inisiatif program yang
dirancang untuk mempromosikan penyediaan prasarana dan sarana air limbah permukiman
berbasis masyarakat dan mengedepankan pendekatan tanggap kebutuhan. Pada tahun 2015
diharapkan tidak ada lagi masyarakat Indonesia yang tidak memiliki akses untuk memperoleh
air minum dan pelayanan prasarana air limbah sebagai kebutuhan dasar hidup manusia.
Program Sanimas diantaranya terdiri dari pembangunan MCK Plus dan IPAL (Instalasi
Pengelolaan Air Limbah) yang diarahkan untuk cakupan wilayah administrasi terkecil yaitu
tingkat kelurahan.
Pelaksanaan pembangunan pengelolaan prasarana sanitasi berbasis masyarakat merupakan
hal yang baru bagi masyarakat Kota Solo meskipun sebelumnya masyarakat pernah
merasakan kehadiran program MCK umum yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui LSM
terkait. Program menggunakan penyelenggaraan dengan sistem birokrasi top-down, dimana
masyarakat tidak diikut sertakan dalam proses forum aspirasi yang ada, sehingga tidak sesuai
dengan asas pembangunan berkelanjutan.
Solo menjadi salah satu daerah pilihan atas terselenggaranya Program Sanimas ini.
Beberapa wilayah kelurahan telah diberikan kesempatan untuk ikut dalam proses seleksi
kelayakan untuk menyelenggarakan program tersebut dengan melalui beberapa tahapan yang
diselenggarakan oleh fasilitator yaitu BORDA dan LPTP-DEWATS sebagai mitra Dinas
pekerjaan Umum Kota Surakarta dalam hal ini bertugas sebagai fasilitator yang
menyelenggarakan forum aspirasi bagi wilayah penerima program Sanimas di Kota Surakarta.
Kelurahan Sangkrah terpilih sebagai area dengan wilayah di RT 03, 04 RW 8 dan RT 03,
04 RW 9 sebagai daerah percontohan untuk wilayah Kota Surakarta. Kelurahan ini menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
kelurahan pertama yang mempu menyelenggarakan program sanimas pada tahun 2006 untuk
pembangunan MCK Plus baru yang diikuti oleh beberapa wilayah kelurahan lainnya di
Surakarta.
Kelurahan Sangkrah merupakan daerah permukiman padat yang berada di pinggir Kota
Surakarta. Pembangunan MCK Plus dalam program sanimas memberikan harapan baru untuk
masyarakat di wilayah tersebut karena masyarakat merasa memperoleh angin segar untuk
dapat menjalani kehidupan yang lebih baik terkait kesehatan lingkungannya. Adanya MCK
Plus yang telah dibangun memberikan dampak yang luar biasa bagi pola hidup masyarakat di
wilayah ini.
Masyarakat sebagai pihak yang terlibat dalam menerima manfaat program tidak hanya
sekedar menggunakan sarana yang telah disediakan melainkan juga bertindak sebagai pelaku
kegiatan dalam pembangunan mulai dari tahap awal perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan
hingga kegiatan pengeloloaan sarana yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka.
Kontribusi masyarakat dalam dalam setiap tahapan yang telah berjalan menjadi tolak ukur
tingkat respon masyarakat di lingkungan tersebut.
Respon positif dari masyarakat sangat diharapkan dalam setiap alur kegiatan pengadaan
sarana sanitasi oleh Program Sanimas. Bentuk-bentuk respon masyarakat yang terbagi
menjadi beberapa komponen akan sangat berpengaruh terhadap eksistensi program
pembangunan berbasis masyarakat yang berkelanjutan. Segi pengetahuan, emosi, kearifan
lokal, aktivitas pemanfaatan serta kemampuan dalam pengelolaan menjadi factor yang sangat
menentukan dalam penilaian kekompakan dan integrasi antar stake holder yang terkait.
Oleh karena itu penelitian ini relevan dilakukan untuk mengetahui tingkat respon
masyarakat di RT 03, 04 RW 8 dan RT 03, 04 RW 9 Kelurahan Sangkrah terhadap fasilitas
MCK Plus oleh Program Sanimas di wilayah Kelurahan Sangkrah. Sasaran pengguna fasilitas
sebanyak 76 KK
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Bagaimanakah tingkat respon masyarakat terhadap program penyediaan fasilitas MCK
Plus dalam Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah.
1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian
1.3.1 Tujuan
Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan tujuan yaitu :
1. Mengidentifikasi bentuk respon masyarakat pada proses perencanaan, pelaksanaan dan
pemanfaatan/pengoperasian oleh masyarakat dalam Program Sanimas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Menganalisis tingkat respon masyarakat pada proses perencanaan, pelaksanaan dan
pemanfaatan/pengoperasian oleh masyarakat dalam program penyediaan fasilitas
MCK Plus oleh Program Sanimas.
1.3.2 Sasaran
1. Teridentifikasinya bentuk respon masyarakat pada proses perencanaan, pelaksanaan
dan pemanfaatan/pengoperasian oleh masyarakat dalam Program Sanimas.
2. Analisis tingkat respon masyarakat pada proses perencanaan, pelaksanaan dan
pemanfaatan/pengoperasian oleh masyarakat dalam program penyediaan fasilitas
MCK Plus oleh Program Sanimas.
1.4 Urgensi Penelitian
Program sanimas dengan penyediaan fasilitas berupa MCK Plus belum tentu
dimanfaatkan dengan baik oleh pihak penerima dalam hal ini adalah masyarakat. Terbukti
wilayah lain di Kota Surakarta yang menerapkan program serupa masyarakatnya kurang
memanfaatkan dan mengelola fasilitas sanitasi itu dengan optimal. Hal yang mencolok dalam
penilaian ini adalah berupa perlakuan kurang baik yang ditunjukkan masyarakat terhadap
fasilitas MCK yang telah dibangun. Masyarakat kurang merespon dengan baik dalam hal
pengelolaan fasilitas karena mereka hanya ingin sebatas memanfaatkan saja tanpa adanya
perawatan ataupun pengelolaan fasilitas yang ada.
Dalam rangka untuk mengetahui tingkat respon masyarakat terkait penggunaan dan
pengelolaan fasilitas MCK Plus dalam Program Sanimas diperlukan penelitian lebih lanjut
akan hal tersebut. Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan yang ada maka penelitian
tentang respon masyarakat terhadap fasilitas MCK Plus oleh Program Sanimas sangat
diperlukan untuk mengetahui perlakuan masyarakat yang sebenarnya sehingga untuk
selanjutnya bisa dipertimbangkan dan sebagai bahan evaluasi pihak penyelenggara dalam hal
ketepatan sasaran penyediaan program yang sesuai untuk masyarakat di wilayah atau
lingkungan tersebut.
1.5 Posisi Penelitian
Penelitian dengan Judul Respon Masyarakat Terhadap Fasilitas MCK Plus Oleh Program
Sanimas ini merupakan penelitian lanjut atau pengembangan dari penelitian sebelumnya yang
serupa namun berbeda lokus dan tipe penelitian. Berikut ini beberapa jenis penelitian yang
serupa beserta sedikit uraian substansi :
1. Respon Masyarakat Terhadap Penyediaan Fasilitas Sanitasi (MCK) di Kawasan
Permukiman Nelayan Kelurahan Takatidung Kabupaten Polewali Mandar Oleh Afrizal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Gaffar Tahun 2010 Universitas Diponegoro Semarang. Penelitian ini mengkaji respon
masyarakat terhadap penyediaan fasilitas sanitasi di Kelurahan Takatidung Kecamatan
Polewali Mandar. Dengan target responden adalah warga penerima manfaat akan
pembangunan MCK. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa factor-faktor
yang mempengaruhi respon/sikap masyarakat mencakup pengetahuan, kepuasan,
pelibatan masyarakat (pemeliharaan, pengelolaan, kontribusi). Tujuan dalam penelitian ini
yaitu mengkaji tingkat efektivitas Program pembangunan sanitasi yang berpengaruh pada
respon masyarakat namun cenderung hanya fokus pada aspek partisipasi masyarakat.
Sedangkan perbedaan dari penelitian ini terhadap penelitian yang akan dilakukan adalah
terletak pada segi aspek identifikasi aspek yang diteliti. Penelitian yang akan dilakukan
mencakup dari keseluruhan aspek dari komponen respon masyarakat yaitu persepsi, sikap
dan partisipasi masyarakat.
2. Pengetahuan Masyarakat Tentang Pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat Oleh Indra
Gunawan Tahun 2006 Universitas Diponegoro Semarang. Penelitian ini membahas
tentang proses terjadinya fenomena mata rantai sebab-akibat interaksi manusia dan
lingkungannya, yang secara umum memiliki urutan stimulus-persepsi-reaksi. Menurut
kerangka manajemen pengelolaan prasarana perkotaan, dimana titik beratnya adalah
sebagai pembagian peran yang seimbang antara pelaku pembanguan (masyarakat, swasta,
pemerintah). Peran stakeholder yang belum sepenuhnya seimbang sedangkan konsep
sanimas sendiri yang menitikberatkan kemandirian masyarakat dalam penyediaan sanimas
juga belum terwujud. Tujuan dalam penelitian ini yaitu mengkaji pengetahuan masyarakat
tentang pengelolaan sanitasi berbasis masyarakat. Pengetahuan tersebut selanjutnya
diletakkan dalam konteks kedudukannya terhadap konsep manajemen prasarana
perkotaan, konsep pembangunan berbasis masyarakat, dan konsep pengelolaan sanitasi
berbasis masyarakat. Konsep manajemen prasarana perkotaan menekankan arti penting
peran semua actor pelaku pembangunan, baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta.
Sedangkan konsep pembangunan berbasis masyarakat sebagai mitra dalam proses
pembangunan. Sedangkan konsep pengelolan sanitasi berbasis masyarakat menenkankan
perlunya kemandirian masyarakat dalam penyediaan sarana sanitasi. Perbedaan penelitian
ini terhadap penelitian yang akan dilakukan yaitu terletak pada aspek respon yang
diidentifikasi. Penelitian yang akan dilakukan mencakup aspek respon yang lebih luas
tidak hanya dari segi persepsi atau pengetahuan (pemahaman) saja namun juga segi sikap
dan partisipasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian hanya pada ruang lingkup wilayah dan materi atau substansial.
1.6.1 Ruang Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah penelitian ini adalah di RT 03, 04 RW 8 dan RT 03, 04 RW 9
Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta. Calon penerima mannfaat
Program Sanimas berada dalam dua wilayah RW tersebut yang jumlahnya terdiri dari 76
KK yang terbagi menjadi dua tingkat ekonomi, yaitu tingkat ekonomi masyarakat sedang
dan tidak mampu. Jumlah banyaknya masyarakat yang memanfaatkan sarana sanitasi
untuk wilayah RT 03,04 RW VIII sebanyak 56 KK sedangkan untuk wilayah RT 03,04
RW IX sebanyak 20 KK.
Berikut ini gambaran wilayah yang menjadi batasan penelitian yang disajikan dalam
penyajian dalam bentuk peta wilayah serta peta calon penerima Program Sanimas di
wilayah Kelurahan Sangkrah yang ditunjukkan dalam peta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Peta 1.1 Peta pembagian wilayah berdasarkan RT dan RW calon pengguna fasilitas MCK Plus ++
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
1.6.2 Ruang Lingkup Objek Penelitian
Untuk menentukan pengguna sarana Sanimas digunakan pendekatan partisipatif,
dimana masyarakat sendiri yang harus menentukan pengguna atau penerima manfaat
proyek. Untuk menentukan hal tersebut harus berdasarkan criteria tertentu, dan kriteria
itu harus disusun bersama oleh masyarakat sendiri. Apabila criteria telah ditentukan dan
perkiraan jumlah penerima manfaat sudah diputuskan, kemudian harus diidentifikasi
nama-nama dan jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah untuk
menentukan tingkat aksesibilitas kepada saran sanitasi yang akan dibangun. Berikut
daftar nama-nama calon penerima manfaat sarana MCK Plus ++ Program Sanimas
yang disajikan dalam tabel berdasarkan KK yang ada di lingkungan tersebut yang
disertakan dalam tabel yang telah terlampir.
Dalam metode penentuan pengguna sarana MCK Plus++ menggunakan
beberapa cara diantaranya yaitu : Walfare Classification dan Community Mapping.
Walfare classification digunakan untuk mengidentifikasi jumlah pengguna dan dari
kelompok sosial masyarakat miskin, menengah atau kaya, sesuai criteria masyarakat
sendiri. Fungsi dari metode ini menghindarkan proyek yang diperuntukkan bagi
segelintir golongan tertentu saja yang dekat dengan elit desa demi kepentingan
politiknya. Kemudian metode yang lain adalah community mapping atau lebih tepatnya
potential user mapping digunakan untuk menentukan tingkat aksesibilitas pengguna
tersebut terhadap sarana yang akan dibangun, sekaligus menghitung jumlah jiwa
pengguna.
Berikut ini peta pembagian golongan pembagian penerima manfaat Program Sanimas
yang dikelompokkan menjadi dua tingkatan yaitu masyarakat dengan ekonomi
menengah dan masyarakat dengan tingkatan ekonomi tidak mampu. Klasifikasi
pembagian tingkatan ekonomi dapat dilihat dalam Peta 1.2 tentang pembagian tingkatan
ekonomi masyarakat penerima manfaat Program Sanimas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Peta 1.2 Peta pembagian tingkatan ekonomi masyarakat pengguna fasilitas MCK Plus ++
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
1.6.3 Ruang Lingkup Substansial
Ruang lingkup substansi dalam penelitian ini adalah:
1. Bentuk respon masyarakat pada Program Sanimas
2. Tingkat respon masyarakat pada Program Sanimas yang meliputi proses perencanaan,
pelaksanaan, pemanfaatan terkait aspek kognitif, afektif dan konatif
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan ini terdiri dari bab secara berurutan mulai dari latar belakang hingga
kesimpulan. Sistematika penulisan ini di susun sebagai berikut :
Bab I adalah Pendahuluan yang berisi latar belakang, yang menceritakan tentang alasan
penulis memilih lokasi objek, permasalahan yang terjadi, tujuan dari penelitian, manfaat,
batasan penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II berisi tentang Kajian Literatur yang menguraikan tentang studi kepustakaan yang
menyangkut teori umum yang mendukung penelitian maupun kegiatan penelitian terdahulu
yang terkait dengan tujuan penelitian, sehingga dengan kajian tersebut dapat disimpulkan
variabel-variabel penelitian yang terkait pada sasaran penelitian.
Bab III Metodologi Penelitian yang menjadi pedoman teknis pelaksanaan kerangka pemikiran
yang telah disusun pada tahap sebelumnya. Metode penelitian yang disusun adalah metode
pengumpulan data, metode sampling, serta metoda analisis yang dipakai untuk menjawab
sasaran penelitian dalam mengidentifikasikan respon masyarakat terhadap program sanimas
(MCK Plus).
Bab IV berisi tentang Kompilasi Data yaitu kompilasi data bentuk dan tingkat respon
masyarakat di RT 03, 04 RW 8 dan RT 03, 04 RW 9 Kelurahan Sangkrah terhadap program
penyediaan fasilitas MCK Plus dari Program Sanimas.
Bab V berisi uraian Analisis Data dari berbagai variabel yang ada dan telah diolah
menggunakan berbagai alat analisis dan bertujuan untuk mengetahui tingkat respon
masyarakat di RT 03, 04 RW 8 dan RT 03, 04 RW 9 Kelurahan Sangkrah terhadap program
penyediaan fasilitas MCK Plus dari Program Sanimas.
Bab VI merupakan bab Kesimpulan dan Rekomendasi yang bertujuan untuk mengulas bab
sebelumnya yang dijadikan penutup dari pembahasan penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
1.8 Kerangka Pikir Penelitian
Latar Belakang
1. Indonesia sebagai negara berkembang dengan banyaknya golongan masyarakat miskin yg krg paham akan pengelolaan limbah domestik rumah tangga
2. Pemerintah memasang target berdasarkan acuan MDGs 2015 sebagai upaya menanggulangi permasalahan sanitasi dan akses air bersih
3. Pemerintah bekerjasam dengan LSM dan pihak yayasan luar negeri menyelenggarakan Program Sanimas
4. Kota Surakarta merencanakan beberapa aspek dalam pembangunan sarana prasarana
5. Program Sanimas menjadi sebuah inisiatif program penanggulangan permasalahan sanitasi dan kesulitan akses air bersih
6. Kelurahan sangkrah menjadi salah satu daerah terpilih penyelenggaraan Program Sanimas di SoloRespon masyarakat menjadi salah satu komponen
utama dalam penyelenggaraan Program Sanimas
Tujuan :
Tujuan mengetahui tingkat respon
masyarakat terhadap program
penyediaan fasilitas MCK Plus dari
Program Sanimas.
Identifikasi bentuk respon masyarakat dari Program Sanimas yang meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan
Identifikasi tingkat respon masyarakat dari Program Sanimas yang
meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan Bentuk respon masyarakat dari Program Sanimas yang meliputi
proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan
Analisis Deskriptif Kuantitatif
Kesimpulan dan Rekomendasi
Sasaran :
1. Teridentifikasinya bentuk respon masyarakat pada proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan,
pengelolaan program penyediaan fasilitas MCK Plus dari Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah
2. Analisis tingkat respon masyarakat pada proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, pengelolaan
program penyediaan fasilitas MCK Plus dari Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah.
Pertanyaan Penelitian Bagaimanakah tingkat respon masyarakat terhadap program penyediaan fasilitas
MCK Plus dalam Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah.
Teori Respon dan Partisipasi Masyarakat
Bentuk respon masyarakat
Tingkat respon masyarakat
Konsep Sanimas
Analisis Deskriptif Kuantitatif
Tingkat respon masyarakat dari Program Sanimas yang meliputi
proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan
Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Program Sanitasi Berbasis Masyarakat
2.1.1 Program Sanimas dari Segi Respon Masyarakat
Menurut (Buku Pedoman Sanimas, 2006) menyebutkan bahwa Program Sanimas
merupakan suatu program yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas lingkungan.
Kegiatan dari program Sanimas ini adalah pembangunan sarana dan prasarana air limbah
permukiman secara berkelompok. Oleh karena penggunaannya berkelompok, maka perlu
suatu kelembagaan untuk pengelolaannya. Keterlibatan masyarakat yang sangat
diutamakan dalam kegiatan ini dan diwujudkan dengan respon masyarakat yang tinggi
serta bersifat positif sehingga mampu memberikan hasil yang berkelanjutan.
Tujuan Sanimas terkait dengan respon masyarakat yaitu :
1. Meningkatkan antusiasme respon masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk
partisipasi dalam keseluruhan tahapan program. Kontribusi masyarakat penerima
manfaat dalam bermacam bentuk seperti idea atau pikiran, tenaga dan materi menjadi
sesuatu yang sangat penting dalam kelancaran pelaksanaan Program Sanimas.
2. Menjadikan sarana sanitasi berbasis masyarakat sebagai tolak ukur tingkat respon
masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan mulai dari perencanaan, konstruksi,
pemanfaatan hingga proses pengeloloaan sarana oleh masyarakat penerima manfaat
karena dengan terselenggaranya Program Sanimas di lingkungan tertentu akan
memberikan gambaran dan informasi tingkat kepedulian masyarakat.
2.1.2 Respon Masyarakat Terhadap Prosedur Perencanaan Program Sanimas
Perencanaan Sanimas memiliki beberapa tahapan yang meliputi peyusunan rencana
kegiatan dalam rangka pengendalian dan pembinaan di tingkat pusat dan daerah, serta
penyusunan rencana lokasi dan alokasi dana yang akan diterbitkan alui Dokumen
Anggaran. Tahapan awal yaitu penetapan lokasi sasaran berdasarkan pertimbangan jumlah
permukiman padat yang memenuhi kriteria dengan cara melakukan survei langsung
(pengamatan langsung) di lapangan ke tempat-tempat yang sekiranya rnembutuhkan
bantuan dalam penyediaan sarana dan prasarana sanitasi. Berdasarkan literatur Pedoman
Sanimas,2006 Tahapan-tahapan sanimas berikut ini menunjukkan adanya respon
masyarakat pada program sanimas,. meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
1. Survey
Keterlibatan masyarakat dalam tahapan ini adalah merespon dalam bentuk
menyalurkan aspirasi dalam kegiatan survey ini. Ide maupun usulan yang diberikan
terkait antara lain :
a. Kebutuhan akan MCK. Bagian ini memberikan gambaran akan kebutuhan MCK
yang ditujukan kepada masyarakat calon penerima manfaat program Sanimas.
Masyarakat merespon dengan cara memeberikan usulan dan menentukan teknologi
sanitasi yang sesuai untuk diterapkan di lingkungan mereka.
b. Kebiasaan masyarakat dalam melakukan aktivitas pembuangan limbah. Tahapan
ini memberikan gambaran kondisi rutinitas atau kebiasaan masyarakat calon
penerima manfaat akan kebiasaan yang mereka lakukan untuk melakukan kegiatan
pembuangan limbah domestic rumah tangga dan pemanfaatan sumber air sebagai
pemenuh kebutuhan pokok di lingkungan mereka. Masyarakat menceritakan
kebiasaan mereka dalam melakukan aktivitas BAB, mencuci, mandi dan kegiatan
pembuangan limbah rumah tangga lainnya kepada pihak fasilitator untuk ditindak
lanjuti sesuai dengan pola hidup dan kebiasaan masyarakatnya.
c. Kepadatan penduduk, dengan mengetahui jumlah penduduk yang ada maka dapat
diketahui perbandingan jumlah fasilitas yang telah ada. Masyarakat merespon
dalam bentuk memberikan informasi tentang jumlah penduduk yang memang
membutuhkan pengadaan fasilitas oleh Program Sanimas karena jumlah
penududuk secara umum saja belum cukup untuk memberikan detail gambaran
jumlah calon penerima manfaat. Untuk itu masyarakat secara langsung
menginformasikan jumlah calon penerima program secara pasti dan jelas.
d. Tanah atau lahan kosong, kegiatan ini dilakukan dalam rangka pengamatan pada
ketersediaan lahan yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan Sanimas.
Peran masyarakat dalam tahapan ini adalah memberikan informasi terkait
pemilihan lokasi agar diketahui status lokasi yang tepat untuk pembangunan
sarana sanitasi oleh Program Sanimas. Masyarakat merekomendasikan luasan dan
titik lokasi yang sesuai serta menyepakati rencana pembangunan sarana sanitasi
yang akan diselenggrakan di lingkungan mereka.
2. Pendalaman Survey
Survei yang telah dilakukan dilanjutkan oleh pemda dengan menetapkan lokasi
permukiman penerima Sanimas yang akan menjadi lampiran dokumen anggaran dan
memberikan informasi kepada kelurahan yang bersangkutan melalui lurah. Pada
pendalaman survei ini hal yang merupakan tujuan dasar atau hal yang ingin dicapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
adalah mencocokkan semua persepsi yang telah dibuat pada saat melakukan
peninjauan, dengan meminta atau mendengar penjelasan langsung dari masyarakat
agar tidak terjadi kesalahpahaman atau human error. Masyarakat yang pada awalnya
memberikan kontribusi pada saat tahap survey awal juga diminta untuk kesediaannya
memberikan aspirasinya dalam tahapan kegiatan ini guna mencocokkan dengan data
awal yang pernah dilakukan. Konsistensi masyarakat dalam memeberikan informasi
dan pendapat sangat diutamakan dalam tahapan ini.
3. Penyadaran dan Sosialisasi
Kegiatan agenda yang dibahas meliputi sosialisasi maksud dan tujuan pihak
lembaga membangun sarana Sanimas di lokasi tersebut, prosedur perencanaan,
kerugian yang ditimbulkan jika tidak terdapat/kurangnya sarana Sanimas, dan segala
aspek teknis dan non teknis yang nantinya akan menunjang berjalannya proyek
Sanimas. Dalam pertemuan ini, masyarakat diharapkan ikut berpartisipasi dalam
menjaga sarana dan prasarana Sanimas, baik itu dari sebelum, saat, dan setelah
bangunan Sanimas dibangun dan terciptanya lingkungan yang sehat. Masyarakat
merespon dengan memberikan ide dan usulan terkait setiap tahapan yang akan dilalui
oleh mereka. Bentuk kontribusi yang akan diberikan dalam kegiatan yang pengadaan
sarana sanitasi tersebut menjadi pertimbangan pihak fasilitator dalam mengarahkan
jalannya kegiatan Program Sanimas di lingkungan mereka.
4. Pembentukan Komite/Panitia Pembangunan Sanimas
Pada tahap ini agenda yang dirumuskan yaitu membentuk komite/panitia
pembangunan Sanimas, dengan anggota yang terdiri dari masyarakat di lingkungan itu
sendiri. Tugas pokok dari panitia ini adalah untuk mengumpulkan dana kontribusi
masyarakat, pengerahan tenaga kerja pada saat proses konstruksi, pengadaan dan
pengamanan material. Kelompok inilah yang akan mengkoordinir jalannya proyek dan
juga membahas bentuk pengolahan seperti apa yang diinginkan, dengan didampingi
tim pendamping dari pihak LSM, sebagai konsultan yang membantu masyarakat
dalam memilih teknologi pengolahan, fasilitas, dan sarana-sarana sanitasi yang
diinginkan. Masyarakat mersepon dengan menghadiri agenda rapat untuk menyepakati
struktur kepengurusan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Masyarakat
berpartisipasi dengan cara terlibat di dalam struktur kepanitiaan pembangunan sarana
sanitasi oleh Program Sanimas.
5. Pembangunan dan Pemeliharaan
Tahap pembangunan dan pemeliharaan melibatkan peran serta masyarakat berupa
dukungan materiil maupun immaterial. Segala aspek tentang waktu hingga siapa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
menjadi pekerjanya adalah tanggung jawab panitia. Sedangkan LSM memberikan
disain perencanaan bangunan yang telah disepakati, mengawasi dan mengontrol
perkembangan pembangunan dilapangan setiap hari. Masyarakat merespon dengan
memeberikan kontribusi berupa ide, tenaga dan materi (iuran dana) sebagai wujud
partisipasi dalam pembangunan sarana sanitasi dalam Program Sanimas. Selanjutnya
dalam tahapan pemeliharaan respon masyarakat diwujudkan dengan menjaga dan
merawat sarana sanitasi yang telah mereka bangun dengan iuran atau pemberlakuan
tarif dalam setiap aktivitas pemanfaatan sarana sanitasi baik itu keperluan mandi, cuci
atau buang air besar (BAB).
6. Pelatihan
Bentuk pelatihan yang diberikan berupa memberikan Pemahaman tentang tata cara
pengoperasian Sanimas, manajemen keuangan, peraturan yang ditetapkan oleh
lembaga, dan semua hal teknis. Hanya saja untuk pelatihan program Sanimas
diberikan kepada panitia pasca konstruksi yang diharapkan untuk menerapkannya
kepada masyarakat. Secara garis besar bentuk pelatihan yaitu melalui lisan dan
tindakan, misal jika ada permasalahan teknis, maka perwakilan dari lembaga akan
datang dan membantu bagaimana seharusnya yang dilakukan.
Masyarakat sebagai pengguna fasilitas atau sarana sanitasi merespon dengan
mengikuti pelatihan dan sosialisasi terkait cara pemanfaatan dan pengoperasian serta
pengelolaan sarana sanitasi yang telah dibangun di lingkungan mereka.
2.2 Teori Respon Masyarakat
Sub bab ini mengkaji tentang terminologi masyarakat, konsep respon manusia secara
umum, struktur sikap masyarakat dan komponen respon masyarakat.
2.2.1 Pengertian Masyarakat
Terminologi civil society atau yang biasa disebut dengan masyarakat madani
tampaknya semakin berkembang di era globalisasi seperti sekarang ini. Masyarakat
madani secara umum dapat dipahami sebagai wilayah-wilayah kehidupan sosial sosial
yang terorganisasi dan bercirikan, antara lain kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan
(self-generating) dan keswadayaan (self-supporting), kemandirian tinggi berhadapan
dengan negara dan keterikatan norma-norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti oleh
warganya (Hikam dalam Azwar, S. 1998).
2.2.2 Konsep Respon Manusia
Respon manusia atau sikap telah didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli.
Salah satunya yang berorientasi kepada skema triadic (triadic scheme). Menurut kerangka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
pemikiran ini suatu sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif dan
konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap
suatu objek. Secord dan Backman (dalam Azwar, S.1988), misalnya, mendefinisikan sikap
sebagai ‘keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan
predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan
sekitarnya’.
Ahli-ahli lain yang mendefinisikan konstrak kognisi, afeksi dan konasi sebagai tidak
menyatu langsung ke dalam konsepsi mengenai sikap. Pandangan ini, yang dinamakan
tripartite model yang dikemukakan oleh Rosenberg dan Hovland (dalam Azwar S.1988),
menempatkan ketiga komponen afeksi, kongnisi dan konasi sebagai factor jenjang
pertama dalam suatu model hirarkis. Ketiganya didefinisikan tersendiri dan kemudian
dalam abstraksi yang lebih tinggi membentuk konsep sikap sebagai factor tunggal jenjang
ke dua. Berikut skema pada gambar.
Sumber : Rosenber dan Hovland, 1988
Gambar 2.1 Konsepsi Skematik Rosenberg dan Hovland mengenai sikap
Dalam skema gambar diatas, terlihat bahwa sikap sesorang terhadap suatu objek selalu
berperanan sebagai perantara antara responsnya dan objek yang bersangkutan. Respons
diklasifikasikan dalam tiga macam, yaitu respons kognitif (respon perceptual dan
STIMULI (individu,
situasi, isyu social,
kelompok social dan
objek sikap lainnya)
VARIABEL
INDEPENDEN
YANG DAPAT
DIUKUR
VARIABEL
INTEVENING
VARIABEL
DEPENDEN
YANG DAPAT
DIUKUR
SIKAP/RESPON
AFEK
KOGNISI
KONASI/PERILAKU
Respon syaraf
simpatetik
Pernayataan lisan
tentang afek
Respon perseptual
Pernyataan lisan
tentang keyakinan
Tindakan yang tampak
Pernyataan lisan
mengenai perilaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pernyataan yang diyakini), respons afektif (respons syaraf simpatetik dan pernyataan
afeksi), serta respons perilaku atau konatif (respons berupa tindakan dan pernyataan
mengenai perilaku). Masing-masing klasifikasi respons ini berhubungan dengan ketiga
komponen sikapnya.
Menurut model Theory of Reasoned Action oleh Ajzen dan Fishbein (dalam Azwar,
S.1988) bahwa respons perilaku ditentukan tidak saja oleh sikap individu akan tetapi juga
oleh norma subjektif yang ada dalam diri individu yang bersangkutan dan dijelaskan pula
oleh model teori Kurt Lewin (dalam Azwar, S.1988) bahwa perilaku merupakan fungsi
dari faktor kepribadian individual dan faktor lingkungan.
Inferensi atau penyimpulan mengenai sikap harus didasarkan pada suatu fenomena
yang diamati dan dapat diukur. Fenomena ini berupa respons terhadap objek sikap dalam
berbagai bentuk. Rosenberg dan Hovland melakukan analisis terhadap berbagai respons
yang dapat dijadikan dasar penyimpulan sikap dan perilaku, yang hasilnya disajikan
dalam table berikut ini.
Tabel 2.1. Respon yang Digunakan Untuk Penyimpulan Sikap
Tipe Respons Kategori Respons
Kognitif Afektif Konatif
Verbal Pernyataan
keyakinan
mengenai objek sikap
Pernyataan
perasaan terhadap
objek sikap
Pernyataan
intensi perilaku
Non Verbal Reaksi perseptual
terhadap objek sikap
Reaksi fisiologis
terhadap
objek sikap
Perilaku tampak sehubungan
dengan objek sikap
Sumber : Rosenberg dan Hovland, 1960
Dalam tabel diatas dapat dijelaskan bahwa respons kognitif verbal merupakan
pernyataan mengenai apa yang dipercayai atau diyakini mengenai objek sikap. Respons
kognitif non verbal lebih sulit unytuk diungkapkan disamping informasi tentang sikap
yang diberikannya pun lebih bersifat tidak langsung.
Respons afektif verbal dapat dilihat pada pernyataan verbal perasaan sesorang
mengenai sesuatu. Respons afektif non verbal berupa reaksi fisik seperti ekspresi muka
yang mencibir, tersenyum, gerakan tangan dan sebagainya.
Respons konatif pada dasarnya merupakan kecenderungan untuk berbuat. Dalam
bentuk verbal, intensi ini terungkap lewat pernyataan keinginan melakukan atau
kecenderungan untuk melakukan. Sedangkan respons konatif nonverbal dapat berupa
ajakan pada orang lain untuk menyumbangkan sesuatu atau melakukan sesuatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2.2.3 Struktur Sikap
Mengikuti skema triadic, struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling
menunjang yaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective), dan
komponen konatif (conative).
Komponen kognitif merupakan representasi hal yang dipercayai oleh individu pemilik
sikap, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional, dan
komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan
sikap yang dimiliki oleh seseorang. Kotandhapani (dalam Azwar S, 1988) merumuskan
ketiga komponen tersebut sebagai komponen kognitif (kepercayaan atau beliefs),
komponen emosional (perasaan) dan komponen perilaku (tindakan).
(Mann dalam Azwar S,1988) menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi persepsi,
kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Seringkali
komponen kognitif ini dapat disamakan dengan pandangan (opini), terutama apabila
menyangkut masalah isyu atau problem yang kontroversial. Komponen afektif merupakan
perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Komponen
perilaku berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap
sesuatu dengan cara-cara tertentu.
2.2.4 Komponen Respon Masyarakat
Menurut Dollard dan Miller, bahasa memegang peranan penting dalam pembentukan
respon masyarakat. Respon tertentu terikat dengan kata-kata. Oleh karena itu perkataan
dapat menjadi sebuah mediator yang bekerja, dengan maksud sebagai berikut bahwa
sosialisasi yang menggunakan teknik verbal maupun non verbal merupakan media
strategis dalam pembentukan respon masyarakat. Respon tersebut terbentuk menjadi
positif maupun negative sangat tergantung pada sosialisasi dar objek yang akan direspon.
Respon dalam penelitian ini diukur ke dalam tiga aspek, yaitu persepsi, sikap dan
partisipasi.
Persepsi adalah suatu proses kognitif bagi setiap orang dalam memahami informasi
tentang lingkungan sekitarnya baik melalui penglihatan, pendengaran, perasaan dan
penerimaan. Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah penafsiran yang berbeda terhadap
situasi tertentu dan bukan suatu pencatatan yang benar terhadap situasi. Pemahaman lain
dari persepsi yaitu bahwa persepsi merupakan pengertian individu atau masyarakat
terhadap suatu objek yang ada masih di dalam pikiran seseorang.
Sikap adalah kerelaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu terhadap rangsangan
(Wirawa dalam Azwar S,1988). Macam rangsangan yang dimaksud dapat berupa fisik
maupun non fisik. Perubahan pada sikap individu atau masyarakat dapat mengindikasikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
cara mereka dalam merespon dan memberikan reaksi terhadap objek-objek tertentu. Sikap
yang muncul dapat berupa positif yaitu menyenangi atau menerima namun bisa juga
sebaliknya berupa sikap negative yaitu tidak menyenangi atau menolak.
Partisipasi merupakan suatu proses sikap mental individu maupun masyarakat aktif
berkontribusi dalam bentuk kreatifitas dan inisiatif dalam meningkatkan kualitas hidup.
(Koentjaradiningrat dalam Azwar S,1988), menyatakan partisipasi masyarakat
menyangkut dua tipe yang memilki perbedaan pada pronsipnya yaitu :
1. Partisipasi dalam aktivitas-aktivitas bersama dengan proyek pembangunan yang
khusus
2. Partisipasi sebagai individu diluar aktivitas bersama dalam pembangunan.
Bila dilihat dari jenis partisipasinya (Sastroputro, 1988 : 12) dibagi menjadi :
1. Partisipasi dengan pikiran
2. Partisipasi dengan tenaga
3. Partisipasi dengan pikiran dan tenaga/partisipasi aktif
4. Partisipasi dengan keahlian
5. Partisipasi dengan uang
6. Partisipasi dengan jasa
2.3 Tingkat Respon Masyarakat
Pada sub bab ini menjelaskan tentang definisi tiap komponen respon beserta tingkat
respon yang terdiri dari persepsi, sikap dan partisipasi manusia maupun masyarakat.
(Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo, 2003) seorang ahli psikolog pendidikan membagi
perilaku manusia menjadi 3 domain/kawasan yakni :
1. Pengetahuan (Knowledge) Kognitif
Pengetahuan merupakan dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu, pengindraan terjadi melalui panca indra
manusia, yakni indra pengelihat, pendengaran, pengecap, perasa dan peraba. Tetapi
sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam pembentukan tindakan
seseorang (over behavior).
2. Sikap (Attitude) Afektif
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi
yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
tindakan atau aktifitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau
tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek
di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
3. Praktek atau tindakan (Practice) Psikomotor
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over bihavior). Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perubahan nyata diperlukan faktor pendukung atau
suatu kondisi yang memungkinkan seperti fasilitas. Sikap ibu yang positif terhadap
imunisasi harus mendapat konfirmasi dari suaminya dan ada fasilitas imunisasi yang
mudah dicapai. Agar ibu tersebut mengimunisasikan anaknya. Disamping faktor
fasilitas, juga diperlukan faktor pendukung (support) dari pihak lain. Misalnya dari
suami atau istri, orang tua atau mertua. (Effendy F, 2009:102)
4. Tingkat respon didalam domain perilaku yaitu :
Tingkat respon dalam Program Sanimas yang terdiri dari komponen kognitif, afektif
dan konatif/tindakan yang masing-masing memiliki wujud kegiatan yang konkret bagi
tiap komponen respon yang ada. Berikut ini bentuk-bentuk komponen respon manusia
yang ada.
a. Komponen Kognitif
Tahu (know). Tahu diartikan sebagai pengingat akan suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya misalnya menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan.
Memahami (Comprehension). Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
Misalnya menyimpulkan, meramalkan.
Aplikasi (Application). Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan
dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Misalnya
rumus, methode.
Analisis (analysis). Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih
didalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama
lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Sintesis (synthetic). Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan
untuk meletakkan atau menghubungakan bagian-bagian didalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru.
Evaluasi (evaluation). Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu penilaian terhadap
suatu materi atau objek.
b. Kompenen Afektif
Menerima (Receiving) menerima diartikan bahwa seorang (subjek)
mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.
Merespons (Responding). Memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan.
Menghargai (Valuing) mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
Bertanggung jawab (Responsible) Bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap
yang paling tinggi.
c. Komponen Konatif
Presepsi (Perception). Mengenal dan memilih berbagai objek
sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan praktik
tingkat pertama.
Respon terpimpin (Guided response) dapat melakukan sesuatu sesuai
dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh merupakan
indicator praktik tingkat kedua.
Mekanisme (Mechanism) apabila seseorang telah melakukan dengan
benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.
Maka ia sudah mencapai praktik tingkat ketiga.
Adopsi (Adoption) adaptasi merupakan suatu praktik atau tindakan
yang sudah berkembang dengan baik. (Efendy F, 2009:103)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
2.4 Keterlibatan Antara Masyarakat dan CBO (Community Based Organization) dalam
Tahapan Program Sanimas
Tabel 2.2. Keterlibatan Pihak dalam Tahapan Program Sanimas
Sumber : Penulis, 2012
2.5 Variabel Penelitian
Setelah melakukan pengkajian pustaka yang berkaitan dengan kegiatan
penyelenggaraan program dan tingkat respon masyarakat, maka ditetapkan berbagai variabel
yang akan dibahas dalam penelitian. Dalam penelitian “Tingkat Respon Masyarakat Terhadap
Penyediaan Fasilitas MCK Plus Oleh Program Sanimas Di Kelurahan Sangkrah Kecamatan
Pasar Kliwon Surakarta” terdiri dari variabel independent dan variabel dependent, yang
terukur baik secara kualitatif maupun kunatitatif. Dalam proses penelitian ini ditentukan
kriteria dari variabel yang ada berdasarkan tingkat respon masyarakat. Penetapan kriteria
dilakukan melaui pengkajian dan preposisi terhadap teori yang digunakan, maka kriteria dari
sertiap variabel yang ditentukan adalah sebagai berikut :
2.5.1 Variabel Dependen
Variabel dependent yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tahapan
penyelenggaraan Program Sanimas. Tahapan program meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pemanfaatan atau pengoperasian. Variabel yang digunakan dalam tahapan program sebagai
berikut :
Tahapan Program
Sanimas Bentuk kegiatan Program
Sanimas
Keterlibatan Pihak Dalam Kegiatan CBO (Community Based
Organization) Masyarakat
1. Tahap perencanaan 1. Seleksi lokasi (Penentuan
lokasi terpilih)
2. Penyusunan RKM
2. Tahap pelaksanaan Konstruksi
1. Tahapan konstruksi
2. Pengesahan RPM
3. Kegiatan konstruksi oleh
pihak ketiga
3. Tahap
pemanfaatan/pengope
rasian
Operasi
Masyarakat memanfaatkan
dan menjaga
4. Tahap pengelolaan Pengelolaan dan
pemeliharaan
1. Sarana dikelola oleh KSM
2. Pemeliharaan oleh operator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Tabel 2.3. Tabel Variabel Dependen
Sumber : Berbagai Sumber
2.5.2 Variabel Independen
Variabel Independen dari penelitian ini adalah respon masyarakat terhadap program
yang dijabarkan dalam beberapa kriteria setelah melakukan tinjauan pustaka, sebagai berikut :
Tabel 2.4. Tabel Variabel Independen
No. Program Sanimas Keterangan Sumber
1. Perencanaan Kegiatan awal dalam penyelenggaran
penyusunan program, meliputi :
survey, pendalaman survey,
pembentukan komite/kepengurusan,
sosialisasi program
Pedoman Sanimas, 2006
2. Pelaksanaan Kegiatan dalam penyelenggaraan
program pasca tahap perencanaan,
meliputi : pembangunan fasilitas
Pedoman Sanimas, 2006
3. Pemanfataan/pengoperasian Kegiatan dalam penyelenggaraan
program pasca tahap
pembangunan/konstruksi, meliputi :
Pelatihan (tata cara pengoperasian dan
pemanfaatan)
Pedoman Sanimas, 2006
No. Respon Masyarakat Keterangan Sumber
1. Kognitif Merupakan pengetahuan yang terjadi
setelah melakukan penginderaan
Benyamin Bloom dalam
Notoadmodjo, 2003
Komponen kognitif yaitu :
Tahu
Memahami
Aplikasi
Analisis
Sintesis
Evaluasi
Effendy F, 2009
2. Afektif Merupakan reaksi yang masih tertutup
terhadap stimulus/objek kesesuaian
Benyamin Bloom dalam
Notoadmodjo, 2003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Sumber : Berbagai Sumber
reaksi yang sifatnya emosional
Komponen afektif yaitu :
Menerima
Merespon
Menghargai
Bertanggungjawab
Effendy F, 2009
3. Konatif
Sikap yang terwujud dalam suatu
tindakan dengan perubahan nyata
yang disertai faktor pendukung dan
fasilitas
Benyamin Bloom dalam
Notoadmodjo, 2003
Komponen konatif yaitu :
Persepsi
Respon terpimpin
Mekanisme
Adopsi
Effendy F, 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian merupakan alur langkah yang menjadi pedoman pelaksanaan
penelitian, sehingga proses penelitian berjalan secara jelas dan terstruktur. Metode penelitian
merupakan kerangka pemikiran, pelaksanaan, dan pelaporan penelitian dari tahap awal hingga
akhir yang mengacu pada tahap sebelumnya yaitu pendahuluan dan tinjauan pustaka. Dalam
tahap ini berisi penjelasan mengenai kegiatan penelitian yang akan dilakukan dan pendekatan-
pendekatan penelitian, penetapan variabel penelitian, metode pengumpulan data, teknik
pengambilan sample, metode analisis, hingga metode sintesa data.
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian tentang tingkat respon
masyarakat terhadap Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah adalah Penelitian Deskriptif.
Yaitu suatu metode dalam penelitian mengenai keadaan status manusia, objek, kondisi suatu
sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang.
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif. Analisa data yang telah
didapat dalam penelitian ini di analisa menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode
pengambilan dan pengolahan data kuantitatif.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan pengamatan. Variabel
independen (bebas, eksogeneous) adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya
(terpengaruhnya) variabel dependen (terikat, endogeneous). Variabel dependen adalah
variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen.
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Sumber : Penulis,2012
No Variabel Sub Variabel Jenis Variabel
1. Tingkat
Respon
Masyarakat
1. Kognitif Masyarakat Variabel dependen
2. Afektif Masyarakat
3. Konatif Masyarakat
2. Tahapan
Program
Sanimas
1. Tahap Perencanaan Variabel Independen
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Pemanfaatan / Pengoperasian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
3.3 Kebutuhan Data
Kebutuhan data pada penelitian dengan judul Tingkat Respon Masyarakat Terhadap
Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah disusun berdasarkan variabel penelitian (topik) yang
dirinci sesuai dengan masing-masing sub variabel yang akan dilakukan.
Kebutuhan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Kebutuhan Data
Variabel
Tahapan
Program
Sanimas
Sub variabel
Kebutuhan Data Teknik
pengambil
an sampel
Sumber
Data Kognitif Afektif Konatif
1. Tahap
perencanaan
Penyusunan RKM
a. Penyusunan
proposal RKM
b. Penyusunan
langkah kerja
c. Penyusunan
Rencana
Anggaran
Belanja (RAB)
Pemahaman
masyarakat
dalam kegiatan
penyusunan
proposal RKM
Pemahaman
masyarakat
dalam kegiatan
penyusunan
langkah kerja
Pemahaman
masyarakat
dalam kegiatan
penyusunan
RAB
Sikap yang
ditunjukkan
dalam hasil
penyusunan
proposal RKM
Sikap yang
ditunjukkan
dalam hasil
penyusunan
langkah kerja
Sikap yang
ditunjukkan
dalam hasil
penyusunan
proposal RAB
Tingkat
partisipasi
masyarakat pada
kegiatan
penyusunan
proposal RKM
Tingkat
partisipasi
masyarakat pada
kegiatan
penyusunan
langkah kerja
Tingkat
partisipasi
masyarakat pada
kegiatan
penyusunan
RAB
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Responden
2012
Responden
2012
Responden
2012
2. Tahap
pelaksanaan
Konstruksi
a. Kegiatan
pembangunan
fasilitas
b. Penerapan
teknologi
sanitasi
Pemahaman
masyarakat
dalam kegiatan
pembangunan
fasilitas
Pemahaman
masyarakat
dalam penerapan
teknologi
sanitasi
Sikap yang
ditunjukkan
dalam
kegiatan
pembangunan
fasilitas
Sikap yang
ditunjukkan
dalam
penerapan
teknologi
sanitasi
Tingkat
partisipasi pada
tahap kontruksi
Tingkat
partisipasi
dalam
penerapan
teknologi
sanitasi
Kuesioner
Kuesioner
Responden
2012
Responden
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Sumber : Penulis,2012
Kegiatan
konstruksi oleh
pihak ketiga
a. Kontribusi dan
fungsi pihak
ketiga
b. Fungsi, posisi
dan kontribusi
masyarakat
Pemahaman
masyarakat
dalam kontribusi
dan fungsi pihak
ketiga
Pemahaman
masyarakat
dalam fungsi,
posisi dan
kontribusi
masyarakat
Sikap yang
ditunjukkan
dalam
kontribusi dan
fungsi pihak
ketiga
Sikap yang
ditunjukkan
dalam fungsi,
posisi dan
kontribusi
masyarakat
Tingkat
partisipasi
dalam
kontribusi dan
fungsi pihak
ketiga
Tingkat
partisipasi
dalam fungsi,
posisi dan
kontribusi
masyarakat
Kuesioner
Kuesioner
Responden
2012
Responden
2012
3. Tahap
pemanfaatan/
pengoperasia
n
Masyarakat
memanfaatkan dan
menjaga
a. Kegiatan
penyuluhan
dalam
pengoperasian
dan
pemeliharaan
b. Kontribusi
masyarakat
memberikan
tanggungjawab
retribusi
c. Kontribusi
masyarakat
dalam menjaga
fasilitas
sanitasi
Pemahaman
masyarakat
dalam Kegiatan
penyuluhan
dalam
pengoperasian
dan
pemeliharaan
Pemahaman
masyarakat
dalam kontribusi
retribusi
Pemahaman
masyarakat
dalam tanggung
jawab menjaga
fasilitas sanitasi
Sikap yang
ditunjukkan
dalam
Kegiatan
penyuluhan
dalam
pengoperasian
dan
pemeliharaan
Sikap yang
ditunjukkan
dalam
kontribusi
retribusi
Sikap yang
ditunjukkan
dalam
tanggung
jawab
menjaga
fasilitas
sanitasi
Tingkat
kontribusi
dalam Kegiatan
penyuluhan
dalam
pengoperasian
dan
pemeliharaan
Tingkat
kontribusi
dalam
kontribusi
retribusi
Tingkat
kontribusi
dalam tanggung
jawab menjaga
fasilitas sanitasi
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Responden
2012
Responden
2012
Responden
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3.4 Metode pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data bila dilihat dari sumber datanya terdiri dari sumber primer
dan sumber sekunder (Sugiyono, 2005 :137). Sumber Primer adalah merupakan
data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan merupakan data yang
dilakukan oleh peneliti secara langsung kepada objek penelitian di lapangan, baik melalui
pengamatan langsung (Observasi) maupun penyebaran angket/kuesioner, sedangkan
pengumpulan data sekunder dilakukan peneliti dengan cara tidak langsung ke objek
penelitian melainkan melalui penelitian dokumen-dokumen serta kajian literatur terkait
dengan objek penelitian (Singarimbun, 2009).
1. Data Primer
Dalam pengumpulan data primer terdiri dari 3 cara yaitu Observasi, Wawancara,
angket/kuesioner namun yang diambil dalam penelitian ini hanya dua, yaitu Observasi
dan angket/kuesioner (Sugiyono, 2005:137).
a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan di
lapangan dan dokumentasi sehingga diketahui kondisi dan keadaan sebenarnya
(real situation). Pengamatan langsung ini dimaksudkan untuk memperoleh data
yang tidak mungkin di peroleh melalui teori-teori dan kajian pustaka (data
sekunder). Dalam hal ini observasi bukan hanya terbatas pada orang, tetapi juga
pada objek-objek alam yang lain. Pengamatan langsung dalam penelitian ini
ditujukan untuk dilaksanakan, dampaknya terhadap masyarakat serta aktivitas
masyarakat di Kelurahan Sangkrah.
b. Angket/kuesioner, digunakan untuk memperoleh data dan informasi dengan cara
penyebaran angket dan kuesioner terhadap masyarakat yang menerima manfaat
dari penyediaan fasilitas MCK Plus, di Kelurahan Sangkrah. Kuesioner yang
digunakan bertujuan untuk mengetahui tingkat respon masyarakat penerima
manfaat fasilitas MCK Plus Program Sanimas. Opsi pertanyaan menggunakan
menggunakan teknik skoring atau pembobotan, dengan pilihan jawaban untuk
komponen respon kognitif berupa sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah. Skor 4
untuk jawaban sangat tinggi, skor 3 untuk jawaban tinggi, skor 2 untuk jawaban
sedang dan skor 1 untuk jawaban rendah. Teknik pembobotan tersebut berlaku
juga untuk komponen respon afektif masyarakat serta komponen respon konatif
masyarakat terhadap Program Sanimas.
Daftar pertanyaan yang digunakan, bersifat tertutup dengan satu jenis
narasumber yaitu penerima manfaat Program Sanimas. Dalam melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
wawancara/penyebaran angket peneliti menggunakan instrument dalam bentuk
daftar pertanyaan dan questioner yang bersifat tertutup. Hal ini dilakukan untuk
mengarahkan jawaban pada data yang dibutuhkan dan mempermudah dalam
kompilasi data.
Teknik pengumpulan data dengan wawancara/questioner digunakan untuk
memperoleh data yang berkaitan langsung dengan persepsi, sikap dan partisipasi
masyarakat yang terlibat dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
pemanfaatan yang diwujudkan dalam kontribusi terhadap fasilitas sanimas berupa
MCK Plus.
Teknik wawancara dengan menggunakan instrument questioner, salah satunya
bertujuan untuk mengetahui bentuk respon masyarakat terhadap objek kegiatan
dalam Program Sanimas.
2. Data Sekunder
Berupa pengumpulan data secara tidak langsung dari sumber/objeknya. Data ini dapat
diperoleh melalui buku-buku, dokumen penelitian, atau melalui kajian literatur.
Sumber yang terkait terhadap sikap dan perilaku masyarakat ini diantaranya, Bappeda
Surakarta, Dinas Pekerjaan Umum Surakarta, Kantor Kelurahan Sangkrah, Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) Insan Harapan serta instansi-instansi yang terkait.
3.4.2 Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu dengan karakter yang khas yang menjadi
perhatian dalam penelitian, dimana jumlah anggota populasi yang diikutsertakan dalam
proses penelitan disebut ukuran populasi. Populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan
elemen yang dapat membantu dalam pengambilan kesimpulan (Somantri dan Muhidin,
2006:60). Sementara bagian dari keseluruhan populasi yang digunakan dalam proses
penelitian yang dipilih berdasarkan kesesuaian dalam mendukung kegiatan penelitian
disebut sample.
Populasi yang digunakan dalam penelitian Tingkat Respon Masyarakat Terhadap
Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah adalah masyarakat penerima program dengan
keterlibatannya dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan maupun
kontribusi lain. Keseluruhan populasi yaitu 76 KK.
Pertimbangan 100% populasi dilibatkan karena, minimnya pengguna fasilitas MCK
Plus. Hal tersebut merupakan jumlah populasi total pengguna fasilitas sebenarnya serta
dianggap mencakup keseluruhan dan mampu memberikan jawaban yang sesuai dengan
kebutuhan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3.5 Tahapan dan Kerangka Analisis
Tahapan analisis merupakan tahapan dalam penelitian untuk menganalisis permasalahan
yang ada dalam penelitian. Tahapan analisis dalam penelitian ini adalah tahapan berupa
analisa dan identifikasi data dasar yang ada untuk mengetahui kondisi objek penelitian.
Langkah pertama mengidentifikasi bentuk respon masyarakat di RT 03, 04 RW 8 dan RT
03, 04 RW 9 Kelurahan Sangkrah terhadap proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan
program penyediaan fasilitas MCK Plus dari Program Sanimas.
Langkah kedua menganalisis secara kuantitatif dengan skala likert tingkat respon
masyarakat berdasarkan bentuk-bentuk respon yang telah didentifikasi sebelumnya terhadap
proses perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan program penyediaan fasilitas MCK Plus dari
Program Sanimas.
Langkah terakhir yaitu merumuskan temuan atau kesimpulan dengan
menjelaskan/mendiskripsikan hubungan tingkat respon masyarakat di RT 03, 04 RW 8 dan
RT 03, 04 RW 9 Kelurahan Sangkrah terhadap factor-faktor yang mempengaruhi tingkat
respon masyarakat pada program penyediaan fasilitas MCK Plus dari Program Sanimas.
Gambar 3.1 Kerangka Analisis
Sumber : Penulis,2012
Bentuk partisipasi
masyarakat
Ide/pikiran
Tenaga
Materi
Tingkat respon
masyarakat
Identifikasi bentuk
respon masyarakat
Analisis tingkat
respon masyarakat
dengan teknik analisis
Likert
Hasil identifikasi
bentuk respon
masyarakat dalam
tahapan Program
Sanimas
Tingkat respon
masyarakat terhadap
Program Sanimas
Temuan/Kesimpulan
INPUT IDENTIFIKASI DAN
ANALISIS
OUTPUT
Bentuk sikap
masyarakat
Bentuk persepsi
masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
3.6 Metode Analisis
Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dari data hasil pembobotan/skoring.
3.6.1 Pembobotan atau Skoring
Pembobotan atau scoring dengan Teknik Skala Likert dilakukan pada data kuesioner yang telah dikumpulkan dengan kriteria dan skor
sebagai berikut :
Tabel 3.3 Tabel Skoring Data Kuesioner Respon Masyarakat
Respon Kriteria Skoring Keterangan
Skor 1 2 3 4
Kognitif Mengetahui saja Mengetahui,
memahami dan
mengaplikasikan
Mengetahui,
memahami dan
mengaplikasikan,
mampu melakukan
sintesa
Mengetahui, memahami
dan mengaplikasikan,
mampu melakukan
sintesa, mampu
melakukan evaluasi
1. Rendah
2. Sedang
3. Tinggi
4. Sangat tinggi
Afektif Menerima saja Menerima, merespon Menerima,
merespon,
menghargai
Menerima, merespon,
menghargai,
bertanggungjawab
1. Rendah
2. Sedang
3. Tinggi
4. Sangat tinggi
Konatif Mengenal-
memilih berbagai
objek saja
Mengenal-memilih
berbagai objek,
melakukan sesuatu
sesuai urutan yang
benar
Mengenal-memilih
berbagai objek,
melakukan sesuatu
sesuai urutan yang
benar, melakukan
tindakan yang benar
secara berulang-
ulang
Mengenal-memilih
berbagai objek,
melakukan sesuatu
sesuai urutan yang
benar, melakukan
tindakan yang benar
secara berulang-ulang,
praktek kegiatan
berkembang dengan
baik
1. Rendah
2. Sedang
3. Tinggi
4. Sangat tinggi
Sumber : Effendy F (2009) dan Penulis (2012)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Dari pembobotan diatas akan diketahui jumlah skor dari setiap jenis respon
masyarakat pada setiap tahapan Program Sanimas. Kemudian dari jumlah skor
tersebut dapat digunakan untuk mengetahui tingkat respon masyarakat Kelurahan
Sangkrah terhadap Program Sanimas berdasarkan tingkatan berikut ini :
Tabel 3.4 Tabel Interval Skor Tingkat Respon Masyarakat
Respon Interval
Skor
Tingkatan Keterangan
Kognitif 1-2 Rendah Tingkat pemahaman rendah
2,01-3 Sedang Tingkat pemahaman sedang
3,01-4 Tinggi Tingkat pemahaman tinggi
Afektif 1-2 Rendah Tingkat sikap rendah
2,01-3 Sedang Tingkat sikap sedang
3,01-4 Tinggi Tingkat sikap tinggi
Konatif 1-2 Rendah Tingkat partisipasi rendah
2,01-3 Sedang Tingkat partisipasi sedang
3,01-4 Tinggi Tingkat partisipasi tinggi
Sumber : Effendy F (2009) dan Penulis(2012)
3.6.2 Analisis Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik,
perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan
fenomena lainnya (Sukmadinata, 2007:72). Menurut Sukmadinata (2007) dalam
Metode Penelitian Pendidikan, penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang
ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas
sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual dan kelompok.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu
analisis dengan cara mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya
kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang
berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah
berlangsung.
Penelitian ini bertujuan untuk mencapai fakta dengan pengintepretasian yang tepat
yaitu dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan tingkat respon masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
terhadap fasilitas MCK Plus oleh Program Sanimas ditinjau mulai dari tahapan
perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hingga pengelolaan program.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB 4
RESPON MASYARAKAT DALAM PROGRAM SANIMAS DI KELURAHAN
SANGKRAH
4.1 Bentuk Respon Masyarakat Terhadap Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah
Pada sub bab ini menyajikan data tentang bentuk-bentuk respon masyarakat yang terdiri
dari kognitif, afektif dan konstif masyarakat terhadap setiap tahapan Program Sanimas.
4.1.1. Bentuk Kognitif Masyarakat
Masyarakat memberikan kontribusi dalam setiap tahapan Program Sanimas, salah
satunya dalam bentuk persepsi atau pemahaman masyarakat dalam alur tahapan yang
melibatkan langsung masyarakat calon penerima manfaat. Beberapa bentuk kognitif atau
pemahaman masyarakat yaitu pemahaman masyarakat dalam setiap bentuk kegiatan yang ada.
Antara lain yaitu :
Gambar 4.1 Flowchart Tahapan dalam Aspek kognitif
4.1.1.1 Tahap Perencanaan
1. Penyusunan proposal RKM
Pada tahap penyusunan proposal RKM dibutuhkan pemahaman dan wawasan yang
dimiliki masyarakat dalam setiap detail konten maupun substansi yang dibahas
dalam tahapan ini. Pemahaman masyarakat dalam penyusunan proposal menjadi
modal setiap individu sebagai dasar pengetahuan sekaligus melatih kemampuan
masyarakat dalam aplikasi di lapangan.
2. Penyusunan langkah kerja
Pada tahapan ini masyarakat memiliki pemahaman berdasarkan bekal pengetahuan
yang mereka dapat di dalam penyusunan langkah kerja. Masyarakat memahami
alur tahapan dalam kegiatan konstruksi beserta pembagian tugas dan posisi di
dalam pelaksanaannya.
Tahap perencanaan
Penyusunan proposal
RKM
Penyusunan langkah
kerja
Penyusunan RAB
Tahap pelaksanaan
Kegiatan pembangunan
fasilitas
Penerapan teknologi
sanitasi
Kontribusi dan fungsi
pihak ketiga
Fungsi, posisi dan
kontribusi masyarakat
Tahap pemanfaatan dan
pengoperasian
Kegiatan penyuluhan
dalam pengoperasian
dan pemeliharaan
Kontribusi masyarakat
dalam memeberikan
retribusi
Kontribusi masyarajat
dalam menjaga fasilitas
sanitasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
3. Penyusunan Rencana Anggaran Belanja (RAB)
Pada penyusunan rencana anggaran belanja (RAB) masyarakat berkontribusi di
dalamnya sehingga mereka juga memperoleh wawasan atau pengetahuan tentang
tata cara penyusunan serta substansi yang ada di dalam kegiatan rencana anggaran
belanja yang berkaitan dengan Program Sanimas.
4.1.1.2 Tahap Pelaksanaan
1. Kegiatan pembangunan fasilitas
Pada kegiatan ini masyarakat memiliki wawasan atau pengetahuan dalam kegiatan
pembangunan fasilitas. Kebutuhan yang diperlukan dalam pembangunan serta
teknologi dan sistem kerja yang telah disepakati dalam forum menjadi acuan
dalam pemahaman tahapan ini.
2. Penerapan teknologi sanitasi
Masyarakat dibekali pengetahuan dalam penggunaan teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan di lingkungan mereka. Prosedur-prosedur dalam penempatan,
penggunaan dan pemanfaatan teknologi yang ada menjadi sesuatu yang penting
agar sesuai dengan standarisasi yang ada.
3. Kontribusi dan fungsi pihak ketiga
Masyarakat sebagai penerima manfaat atau calon pengguna juga terlibat di dalam
pembangunan sarana sanitasi Program Sanimas. Kemampuan masyarakat yang
terbatas dapat ditunjang atau didukung dengan adanya pihak ketiga, merupakan
pihak yang yang dibekali pengetahuan atau wawasan dalam konstruksi dan
peneerapan teknologi yang diterapkan di lingkungan calon penerima manfaat.
4. Fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat
Pemahaman masyarakat akan fungsi mereka di dalam tahap pembangunan fasilitas
sanitasi sehingga bisa berkoordinasi dengan baik bersama dengan pihak-pihak
yang bekerjasama dalam pembangunan sarana sanitasi di lingkungan masyarakat
itu sendiri.
4.1.1.3 Tahap pemanfaatan dan pengoperasian
1. Kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan pemeliharaan
Pemahaman masyarakat berdasarkan penyuluhan yang diberikan oleh tim
penyuluh dalam memberikan pemahaman serta pengetahuan yang berkaitan
dengan tata cara pengoperasian dan pemeliharaan sarana sanitasi yang diterapkan
di lingkungan masyarakat penerima manfaat.
2. Kontribusi masyarakat memberikan tanggungjawab retribusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Masyarakat memiliki pemahaman akan tanggungjawab mereka dalam kontribusi
iuran retribusi. Hasil retribusi yang diberikan oleh masyarakat ikut membantu
dalam pemeliharaan sarana sanitasi di lingkungan tersebut.
3. Kontribusi masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi
Pemahaman masyarakat dalam usaha menjaga dalam arti ikut memberikan
perhatian khusus sebagai bentuk kepedulian terhadap fasilitas yang mereka
butuhkan dan mereka manfaatkan. Hal itu sebagai bentuk antisipasi dan
menghindarkan dari aktivitas yang tidak sesuai fungsi penggunaan fasilitas sanitasi
di lingkungan mereka.
4.1.2. Bentuk Afektif Masyarakat
Beberapa bentuk afektif atau sikap masyarakat yaitu sikap masyarakat dalam setiap
bentuk kegiatan yang ada. Antara lain yaitu :
Gambar 4.2 Flowchart Tahapan dalam Aspek Afektif
4.1.2.1 Tahap perencanaan
1. Penyusunan proposal RKM
Pada tahap penyusunan proposal RKM dibutuhkan sikap masyarakat terhadap
konten maupun substansi yang dibahas dalam tahapan ini. Sikap masyarakat dalam
menyetujui/menolak setiap keputusan atau hasil penyusunan proposal menjadi
modal setiap individu sebagai kepastian yang sesuai dengan aspirasi masyarakat.
2. Penyusunan langkah kerja
Masyarakat memberikan respon sikap terhadap hasil yang ada di dalam
penyusunan langkah kerja. Masyarakat menerima atau menolak dalam pembagian
tugas dan posisi di dalam pelaksanaannya.
3. Penyusunan Rencana Anggaran Belanja (RAB)
Pada penyusunan rencana anggaran belanja (RAB) masyarakat berkontribusi di
dalamnya sehingga mereka juga berhak untuk menentukan sikap yang diwujudkan
Tahap perencanaan
Penyusunan proposal
RKM
Penyusunan langkah
kerja
Penyusunan RAB
Tahap pelaksanaan
Kegiatan pembangunan
fasilitas
Penerapan teknologi
sanitasi
Kontribusi dan fungsi
pihak ketiga
Fungsi, posisi dan
kontribusi masyarakat
Tahap pemanfaatan dan
pengoperasian
Kegiatan penyuluhan
dalam pengoperasian
dan pemeliharaan
Kontribusi masyarakat
dalam memeberikan
retribusi
Kontribusi masyarajat
dalam menjaga fasilitas
sanitasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
dalam penerimaan atau penolakan terhadap hasil penyusunan serta substansi yang
ada di dalam kegiatan rencana anggaran belanja yang berkaitan dengan Program
Sanimas.
4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan
1. Kegiatan pembangunan fasilitas
Pada kegiatan ini masyarakat berkontribusi dalam menentukan sikap yang
berkaitan dengan kegiatan pembangunan fasilitas. Kebutuhan yang diperlukan
dalam pembangunan serta teknologi dan sistem kerja yang telah disepakati dalam
forum menjadi acuan dalam pemahaman tahapan ini.
2. Penerapan teknologi sanitasi
Masyarakat memiliki hak untuk menyikapi dalam penggunaan teknologi yang
sesuai dengan kebutuhan di lingkungan mereka. Prosedur-prosedur dalam
penempatan, penggunaan dan pemanfaatan teknologi yang ada menjadi sesuatu
yang penting agar sesuai dengan standarisasi yang ada.
3. Kontribusi dan fungsi pihak ketiga
Masyarakat menentukan sikap dalam bentuk penerimaan atau penolakan akan
intervensi pihak ketiga di dalam pembangunan sarana sanitasi Program Sanimas.
Kemampuan masyarakat yang terbatas dapat ditunjang atau didukung dengan
adanya pihak ketiga, merupakan pihak yang yang dibekali pengetahuan atau
wawasan dalam konstruksi dan penerapan teknologi yang diterapkan di lingkungan
calon penerima manfaat.
4. Fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat
Sikap masyarakat terhadap fungsi mereka di dalam tahap pembangunan fasilitas
sanitasi sehingga bisa berkoordinasi dengan baik bersama dengan pihak-pihak
yang bekerjasama dalam pembangunan sarana sanitasi di lingkungan masyarakat
itu sendiri.
4.1.2.3 Tahap pemanfaatan dan pengoperasian
1. Kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan pemeliharaan
Sikap masyarakat berdasarkan penyuluhan yang diberikan oleh tim penyuluh
dalam memberikan pemahaman serta pengetahuan yang berkaitan dengan tata cara
pengoperasian dan pemeliharaan sarana sanitasi yang diterapkan di lingkungan
masyarakat penerima manfaat.
2. Kontribusi masyarakat memberikan tanggungjawab retribusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Masyarakat memiliki sikap dalam memberikan tanggungjawab mereka terkait
kontribusi iuran retribusi. Hasil retribusi yang diberikan oleh masyarakat ikut
membantu dalam pemeliharaan sarana sanitasi di lingkungan tersebut.
3. Kontribusi masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi
Sikap masyarakat dalam usaha menjaga dalam arti ikut memberikan perhatian
khusus sebagai bentuk kepedulian terhadap fasilitas yang mereka butuhkan dan
mereka manfaatkan. Hal itu sebagai bentuk antisipasi dan menghindarkan dari
aktivitas yang tidak sesuai fungsi penggunaan fasilitas sanitasi di lingkungan
mereka.
4.1.3. Bentuk Konatif Masyarakat
Beberapa bentuk konatif atau partisipasi masyarakat yaitu partisipasi masyarakat
dalam setiap bentuk kegiatan yang ada. Antara lain yaitu :
Gambar 4.3 Flowchart Tahapan dalam Aspek Konatif
4.1.3.1 Tahap perencanaan
1. Penyusunan proposal RKM
Pada tahap penyusunan proposal RKM dibutuhkan partisipasi masyarakat terhadap
konten maupun substansi yang dibahas dalam tahapan ini. Partisispasi masyarakat
dalam penyusunan proposal menjadi modal setiap individu sebagai kepastian yang
sesuai dengan aspirasi masyarakat.
Gambar 4.4 Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan Penyusunan
Dokumen
Tahap perencanaan
Penyusunan proposal
RKM
Penyusunan langkah
kerja
Penyusunan RAB
Tahap pelaksanaan
Kegiatan pembangunan
fasilitas
Penerapan teknologi
sanitasi
Kontribusi dan fungsi
pihak ketiga
Fungsi, posisi dan
kontribusi masyarakat
Tahap pemanfaatan dan
pengoperasian
Kegiatan penyuluhan
dalam pengoperasian
dan pemeliharaan
Kontribusi masyarakat
dalam memeberikan
retribusi
Kontribusi masyarajat
dalam menjaga fasilitas
sanitasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
2. Penyusunan langkah kerja
Masyarakat memberikan respon berupa partisipasi di dalam penyusunan langkah
kerja. Masyarakat mengetahui substansi dalam pembagian tugas dan posisi di
dalam pelaksanaannya.
3. Penyusunan RAB
Pada penyusunan rencana anggaran belanja (RAB) masyarakat berpartisipasi
terhadap proses penyusunan serta substansi yang ada di dalam kegiatan rencana
anggaran belanja yang berkaitan dengan Program Sanimas.
4.1.3.2 Tahap pelaksanaan
1. Kegiatan pembangunan fasilitas
Pada kegiatan ini masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan fasilitas.
Masyarakat berkontribusi dalam bentuk ide/pikiran, tenaga dan materi untuk
kegiatan konstruksi ini.
Gambar 4.5 Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan Penyusunan
Langkah Kerja
Gambar 4.6 Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan Pembangunan
Fasilitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2. Penerapan teknologi sanitasi
Masyarakat berpartisipasi dalam penerapan teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan di lingkungan mereka. Prosedur-prosedur dalam penempatan,
penggunaan dan pemanfaatan teknologi yang ada menjadi sesuatu yang penting
agar sesuai dengan standarisasi yang ada.
3. Kontribusi dan fungsi pihak ketiga
Masyarakat berpartisipasi dalam intervensi pihak ketiga di dalam pembangunan
sarana sanitasi Program Sanimas. Kemampuan masyarakat yang terbatas dapat
ditunjang atau didukung dengan adanya pihak ketiga, merupakan pihak yang yang
dibekali pengetahuan atau wawasan dalam konstruksi dan penerapan teknologi
yang diterapkan di lingkungan calon penerima manfaat.
4. Fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat
Partisipasi masyarakat terhadap fungsi mereka di dalam tahap pembangunan
fasilitas sanitasi sehingga bisa berkoordinasi dengan baik bersama dengan pihak-
pihak yang bekerjasama dalam pembangunan sarana sanitasi di lingkungan
masyarakat itu sendiri.
4.1.3.3 Tahap pemanfaatan dan pengoperasian
1. Kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan pemeliharaan
Partsisipasi masyarakat berdasarkan penyuluhan yang diberikan oleh tim penyuluh
dalam memberikan pemahaman serta pengetahuan yang berkaitan dengan tata cara
pengoperasian dan pemeliharaan sarana sanitasi yang diterapkan di lingkungan
masyarakat penerima manfaat.
Gambar 4.7 Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan Penerapan
Teknologi Sanitasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2. Kontribusi masyarakat memberikan tanggungjawab retribusi
Masyarakat berpartisipasi dalam memberikan tanggungjawab mereka terkait
kontribusi iuran retribusi. Hasil retribusi yang diberikan oleh masyarakat ikut
membantu dalam pemeliharaan sarana sanitasi di lingkungan tersebut.
3. Kontribusi masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi
Partisipasi masyarakat dalam usaha menjaga dalam arti ikut memberikan perhatian
khusus sebagai bentuk kepedulian terhadap fasilitas yang mereka butuhkan dan
mereka manfaatkan. Hal itu sebagai bentuk antisipasi dan menghindarkan dari
aktivitas yang tidak sesuai fungsi penggunaan fasilitas sanitasi di lingkungan
mereka.
Gambar 4.8 Kognitif Masyarakat dalam Kegiatan penyuluhan
dalam pengoperasian dan pemeliharaan
Gambar 4.9 Kognitif Masyarakat dalam Menjaga Fasilitas
Sanitasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
4.2. Tingkat Respon Masyarakat Terhadap Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah
Sub bab ini menyajikan data tentang tingkat respon masyarakat sesuai dengan
komponen respon yang terdiri dari kognitif, afektif dan konatif masyarakat terhadap alur
tahapan Program Sanimas.
4.2.1 Tingkat Kognitif Masyarakat
4.2.1.1 Tahap Perencanaan
Respon masyarakat dari aspek persepsi masyarakat pada tahap perencanaan dalam
Program Sanimas ditunjukkan dalam penyajian data melalui distribusi frekuensi yang
ditunjukkan pada data berikut ini.
1. Tingkat kognitif masyarakat pada kegiatan hasil penyusunan proposal RKM
Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat di dalam kegiatan penyusunan
proposal RKM dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan
pemahamannya terhadap kegiatan tersebut
Tabel 4.1 Tingkat
kognitif masyarakat dalam kegiatan hasil penyusunan RKM
Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa, mampu
melakukan evaluasi
2 2,6
b. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa
10 13,1
c. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan 33 43,4
d. Mengetahui 31 40,9
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kognitif masyarakat
terhadap hasil penyusunan RKM mengarah pada tingkat kognitif pilihan ketiga
yaitu mengetahui, memahami dan mengaplikasikan serta mampu melakukan
sintesa. Prosentase angka yang ditunjukkan pada pilihan tersebut oleh masyarakat
sebesar 43,4%. Hal tersebut disebabkan masyarakat yang telah mampu mencapai
fase mengaplikasikan dalam aspek kognitif yang ada pada mereka. Sedangkan
cukup banyak juga yang menunjukkan angka pada pilihan jawaban keempat yaitu
ada 40,9% yang artinya masyarakat hanya cukup mengetahui tentang hasil
keputusan yang telah disepakati.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2. Tingkat kognitif masyarakat pada kegiatan penyusunan langkah kerja
Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat di dalam kegiatan penyusunan
langkah kerja dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan
kognitifnya terhadap kegiatan tersebut.
Tabel 4.2 Tingkat kognitif masyarakat pada hasil penyusunan langkah kerja
Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa, mampu
melakukan evaluasi
2 2,6
b. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa
58 76,3
c. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan 11 14,5
d. Mengetahui 5 6,6
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kognitif masyarakat
terhadap hasil penyusunan langkah kerja mengarah pada pilihan jawaban
mengetahui, memahami dan mampu mengapilkasikan, mampu melakukan sintesa.
Prosentase angka yang ditunjukkan oleh masyarakat sebesar 76,3%, dengan
jumlah responden sebanyak 58 responden. Hal ini bahwa masyarakat masyarakat
sudah mampu mensintesa suatu hal terkait pemahaman mereka akan penyusunan
langkah kerja dalam penyelenggaraan kegiatan Sanimas.
3. Tingkat kognitif masyarakat dalam kegiatan penyusunan RAB
Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat di dalam kegiatan penyusunan
RAB dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan kognitifnya
terhadap kegiatan tersebut.
Tabel 4.3 Tingkat kognitif masyarakat dalam kegiatan penyusunan RAB
Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa, mampu
melakukan evaluasi
3 3,9
b. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa
5 6,5
c. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan 10 13,1
d. Mengetahui 58 76,5
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kognitif masyarakat
terhadap hasil penyusunan RAB mengarah pilihan jawaban mengetahui saja.
Prosentase angka sebesar 76,5%, dengan jumlah responden terbanyak yaitu 58
responden. Hal ini bahwa masyarakat sebatas mengetahui hasil penyusunan
rencana anggaran belanja tanpa berkontribusi lebih dalam aspek kognitif kegiatan
ini.
4.2.1.2 Tahap Pelaksanaan
Respon masyarakat dari aspek persepsi masyarakat pada tahap pelaksanaan dalam
Program Sanimas ditunjukkan dalam penyajian data melalui distribusi frekuensi yang
ditunjukkan pada data berikut ini.
1. Tingkat kognitif masyarakat pada kegiatan pembangunan fasilitas
Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat di dalam kegiatan pembangunan
fasilitas dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan kognitifnya
terhadap kegiatan tersebut.
Tabel 4.4 Tingkat kognitif masyarakat dalam kegiatan pembangunan fasilitas
Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa, mampu
melakukan evaluasi
6 7,8
b. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa
51 67,1
c. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan 16 21
d. Mengetahui 3 4,1
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kognitif masyarakat
terhadap kegiatan pembangunan fasilitas mengarah pilihan jawaban mengathui,
memahami dan mengapilkasi serta mampu melakukan sintesa, dengan prosentase
angka oleh masyarakat sebesar 67,1%. Jumlah responden yang memilih sebesar 51
responden. Dengan demikian bahwa masyarakat sudah mampu melakukan sintesa
pada aspek kognitif kegiatan ini.
2. Tingkat kognitif masyarakat pada kegiatan penerapan teknologi sanitasi
Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat di dalam kegiatan penerapan
teknologi sanitasi dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan
kognitifnya terhadap kegiatan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 4.5 Tingkat kognitif masyarakat dalam kegiatan penerapan teknologi sanitasi
Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa, mampu
melakukan evaluasi
1 1,3
b. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa
3 3,9
c. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan 18 23,6
d. Mengetahui 54 71,2
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kognitif masyarakat
terhadap kegiatan penerapan teknologi sanitasi paling banyak memilih jawaban d,
dengan prosentase angka oleh masyarakat yaitu sebesar 71,2%. Dengan jumlah
responden sebanyak 54 responden yang memilih pilihan tersebut. Masyarakat
hanya sebatas mengetahui saja pada aspek kognitif hasil pada kegiatan ini.
3. Tingkat kognitif masyarakat pada kontribusi dan fungsi pihak ketiga
Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat di dalam kontribusi dan fungsi
pihak ketiga dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan
kognitifnya terhadap kegiatan tersebut.
Tabel 4.6 Tingkat kognitif masyarakat dalam kontribusi dan fungsi pihak ketiga
Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa, mampu
melakukan evaluasi
0 0
b. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa
0 0
c. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan 76 100
d. Mengetahui 0 0
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pemahaman masyarakat
dalam kontribusi dan fungsi sebanyak 76 responden. Prosentase angka oleh
masyarakat sebesar 100%. Hal ini menunjukkan keseluruhan responden menjawab
seragam dalam objek kegiatan ini. Masyarakat memiliki tingkat kognitif yang
sama. Masyarakat sudah mampu mengaplikasikan berdasarkan kognitif pada
kegiatan ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
4. Tingkat kognitif masyarakat pada fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat
Penyajian data jumlah masyarakat pada fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat
dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan kognitifnya terhadap
kegiatan tersebut.
Tabel 4.7 Tingkat kognitif masyarakat pada fungsi, posisi dan kontribusinya
Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa, mampu
melakukan evaluasi
0 0
b. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa
0 0
c. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan 76 100
d. Mengetahui 0 0
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kognitif masyarakat pada
fungsi, posisi dan kontribusinya cenderung memilih jawaban pilihan c. Prosentase
angka yang ditunjukkan oleh masyarakat sebesar 100%. Hal ini menunjukkan
bahwa responden memiliki jawaban yang seragam pada objek kegiatan ini.
Masyarakat sudah mampu mengaplikasikan hasil kegiatan berdasarkan kognitif
dalam kegiatan ini.
4.2.1.3 Tahap Pemanfaatan
Respon masyarakat dari aspek kognitif masyarakat pada tahap pemanfaatan dalam
Program Sanimas ditunjukkan dalam penyajian data melalui distribusi frekuensi yang
ditunjukkan pada data berikut ini.
1. Tingkat kognitif masyarakat dalam kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan
pemeliharaan
Penyajian data jumlah masyarakat pada kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian
dan pemeliharaan dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan
kognitifnya terhadap kegiatan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel 4.8 Tingkat kognitif masyarakat pada kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian
dan pemeliharaan
Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa, mampu
melakukan evaluasi
0 0
b. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa
6 7,8
c. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan 53 69,7
d. Mengetahui 17 22,5
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kognitif masyarakat pada
kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan pemeliharaan cenderung banyak
yang mengarah pada pilihan jawaban c dengan banyakanya responden yaitu 53
responden. Prosentase angka yang ditunjukkan sebesar 69,7%. Masyarakat sudah
mampu mengaplikasikan berdasarkan kognitif terhadap kegiatan yang telah
dilakukan.
2. Tingkat kognitif masyarakat terhadap kontribusi dalam tanggungjawab
memberikan retribusi
Penyajian data jumlah masyarakat pada kontribusi masyarakat dalam
tanggungjawab retribusi Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan
kognitifnya terhadap kegiatan tersebut.
Tabel 4.9 Tingkat kognitif masyarakat pada kontribusi dalam
tanggungjawab memberikan retribusi
Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa, mampu
melakukan evaluasi
0 0
b. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa
10 13,1
c. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan 38 50
d. Mengetahui 28 36,9
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kognitif masyarakat pada
kontribusi dalam tanggungjawab memberikan retribusi mengarah pada pilihan
jawaban c dengan jumlah respon sebesar 38 responden. Prosentase yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
ditunjukkan oleh masyarakat sebesar 50%. Masyarakat sudah mampu
mengaplikasikan berdasarkan kognitif yang mereka miliki.
3. Tingkat kognitif masyarakat terhadap kontribusi masyarakat dalam menjaga
fasilitas sanitasi
Penyajian data jumlah masyarakat pada kontribusi masyarakat dalam dalam
menjaga fasilitas sanitasi Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan
kognitifnya terhadap kegiatan tersebut.
Tabel 4.10 Tingkat kognitif masyarakat pada kontribusi dalam menjaga fasilitas sanitasi
Tingkat kognitif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa, mampu
melakukan evaluasi
0 0
b. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan, mampu
melakukan sintesa
46 60,5
c. Mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan 27 35,5
d. Mengetahui 3 4
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kognitif masyarakat pada
kontribusi dalam menjaga fasilitas sanitasi cenderung mengarah pada pilihan
jawaban b dengan jumlah responden sebesar 46 responden. Prosentase oleh
masyarakat sebesar 60,5%. Masyarakat sudah mampu mencapai proses
mensintesakan hasil keputusan yang telah disepakati berdasarkan aspek kognitif
yang ada.
4.2.2 Tingkat Afektif Masyarakat
Respon masyarakat dari aspek afektif masyarakat pada setiap tahap Program Sanimas
ditunjukkan dalam penyajian data melalui distribusi frekuensi yang ditunjukkan pada data
berikut ini. Data tersebut didapat berdasarkan distribusi frekuensi pengukuran tingkat
afektif masyarakat calon penerima program.
4.2.2.1 Tahap Perencanaan
Respon masyarakat yang diukur dari aspek afektif masyarakat pada tahap
perencanaan yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi tingkat afektif
masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
1. Tingkat afektif masyarakat pada hasil kegiatan penyusunan proposal RKM
Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat di dalam kegiatan penyusunan
proposal RKM dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan afektif
terhadap hasil kegiatan tersebut.
Tabel 4.11 Tingkat afektif masyarakat pada hasil penyusunan proposal RKM
Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Menerima, merespon,
menghargai, tanggungjawab 2 2,6
b. Menerima, merespon,
menghargai 27 35,5
c. Menerima, merespon 36 47,3
d. Menerima 11 14,6
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa afektif masyarakat dalam
merespon pada pada hasil penyusunan proposal RKM sanitasi menunjukkan
jumlah responden sebesar 36 responden. Prosentase angka oleh masyarakat
sebesar 47,3%. Masyarakat sudah mampu merespon terkait kegiatan ini
berdasarkan aspek afektif yang ada.
2. Tingkat afektif masyarakat pada hasil penyusunan langkah kerja
Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat di dalam hasil kegiatan
penyusunan langkah kerja dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan
tingkatan afektif terhadap hasil kegiatan tersebut.
Tabel 4.12 Tingkat sikap masyarakat pada hasil penyusunan langkah kerja
Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Menerima, merespon,
menghargai, tanggungjawab 2 2,6
b. Menerima, merespon,
menghargai 21 27,6
c. Menerima, merespon 38 50
d. Menerima 15 19,8
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa afektif masyarakat pada pada
hasil penyusunan langkah kerja menunjukkan angka sebesar 38 responden.
Prosentase angka oleh masyarakat sebesar 50%. Masyarakat memeberikan
kontribusi respon sehingga menjadi pencapaian yang lebih dalam afektif kegiatan
ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
3. Tingkat afektif masyarakat pada hasil penyusunan RAB
Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat di dalam hasil kegiatan
penyusunan RAB dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan
afektif terhadap hasil kegiatan tersebut.
Tabel 4.13 Tingkat afektif masyarakat pada hasil penyusunan RAB
Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Menerima, merespon,
menghargai, tanggungjawab 1 1,3
b. Menerima, merespon,
menghargai 1 1,3
c. Menerima, merespon 29 38,1
d. Menerima 45 59,3
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sikap masyarakat pada pada
hasil penyusunan RAB menujukkan angka sebesar 45 responden. Prosentase angka
oleh masyarakat sebesar 59,3%. Masyarakat yang dominan hanya menerima saja
dalam kegiatan ini serta belum ada respon yang lebih baik lagi karena pada
kegiatan ini cenderung mngutamakan aspirasi dari pengurus inti.
4.2.2.2 Tahap Pelaksanaan
Respon masyarakat yang diukur dari aspek kognitif masyarakat pada tahap
pelaksanaan yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi tingkat afektif
masyarakat.
1. Distribusi frekuensi tingkat sikap masyarakat terhadap kegiatan pembangunan
fasilitas
Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat pada kegiatan pembangunan
fasilitas dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan sikap
terhadap hasil kegiatan tersebut.
Tabel 4.14 Tingkat afektif masyarakat pada kegiatan pembangunan fasilitas
Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Menerima, merespon,
menghargai, tanggungjawab 6 7,8
b. Menerima, merespon,
menghargai 41 53,9
c. Menerima, merespon 27 2,6
d. Menerima 2 35,7
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa afektif masyarakat pada pada
kegiatan pembangunan fasilitas menujukkan banykanya respon yang mengarah
pada pilihan jawaban b sebesar 41 responden. Prosentase angka oleh masyarakat
mencapai 53,9%. Pencapaian masyarakat sudah mampu hingga fase menghargai
sehingga hal ini menjadikan perkembangan yang baik. Hal ini terjadi karena sudah
sedikit banyak menerima akan posisi dan perannya dalam kegiatan ini.
2. Tingkat afektif masyarakat terhadap penerapan teknologi sanitasi
Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat pada kegiatan penerpana teknologi
sanitasi dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan afektif
terhadap hasil kegiatan tersebut.
Tabel 4.15 Tingkat afektif masyarakat terhadap penerapan teknologi sanitasi
Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Menerima, merespon,
menghargai, tanggungjawab 1 1.3
b. Menerima, merespon,
menghargai 4 5,2
c. Menerima, merespon 6 7,8
d. Menerima 65 85,7
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa afektif masyarakat pada kegiatan
penerapan teknologi menunjukkan angka 65 responden. Prosentase angka oleh
masyarakat sebesar 85,7%. Pada kegiatan ini sikap masyarakat masih sangat
minim dalam merespon karena hanya dengan kontriusi menerima saja. Hal ini
disebabkan oleh kegiatan ini merupakan hal yang cukup sulit bagi masyarakat
biasa dikarenakan menyangkut penerpana teknologi dimana meembutuhkan
wawasan dan pngetahuan yang cukup pula.
3. Tingkat afektif masyarakat terhadap kontribusi dan fungsi pihak ketiga
Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat pada kontribusi dan fungsi pihak
ketiga dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan afektif terhadap
hasil kegiatan tersebut.
Tabel 4.16 Tingkat afektif masyarakat pada kontribusi dan fungsi pihak ketiga
Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Menerima, merespon,
menghargai, tanggungjawab 0 0
b. Menerima, merespon,
menghargai 0 0
c. Menerima, merespon 44 57,8
d. Menerima 32 42,2
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa afektif masyarakat pada
kontribusi dan fungsi pihak ketiga menunjukkan angka 44 responden pada pilihan
jawaban c. Prosentase angka oleh masyarakat sebesar 57,8%. Sedangkan sisanya
masyarakat sebesar 32 responden atau dalam prosentase yaitu 42,2% memilih
jawaban d.
4. Tingkat afektif masyarakat terhadap fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat
Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat pada fungsi, posisi dan kontribusi
masyarakat dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan afektif
terhadap hasil kegiatan tersebut.
Tabel 4.17 Tingkat afektif masyarakat pada fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat
Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Menerima, merespon,
menghargai, tanggungjawab 0 0
b. Menerima, merespon,
menghargai 0 0
c. Menerima, merespon 76 100
d. Menerima 0 0
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa afektif masyarakat pada fungsi,
posisi dan kontribusi masyarakat yang paling besar mengarah pada pilihan
jawaban c yaitu menerima dan merespon dengan banyaknya responden sebesar 76.
Prosentase angka yang ditunjukkan oleh masyarakat sebesar 100%. Dengan
demikian masyarakat sudah memiliki perkembangan dalam memberikan
kontribusi dalam aspek afektif yaitu merespon karena cukup jelas akan peran
masing-masing di dalam kegiatan ini.
4.2.2.3 Tahap Pemanfaatan dan pengoperasian
Respon masyarakat yang diukur dari aspek afektif masyarakat pada tahap
pemanfaatan yang disajikan dalam tingkat afektif masyarakat.
1. Tingkat afektif masyarakat terhadap kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian
dan pemeliharaan
Penyajian data jumlah masyarakat yang terlibat pada kegiatan penyuluhan
dalam pengoperasian dan pemeliharaan dalam Program Sanimas yang diukur
berdasarkan tingkatan afektif terhadap hasil kegiatan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 4.18 Tingkat afektif masyarakat pada kegiatan penyuluhan dalam
pengoperasian dan pemeliharaan
Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Menerima, merespon,
menghargai, tanggungjawab 3 3,9
b. Menerima, merespon,
menghargai 3 3,9
c. Menerima, merespon 51 67,1
d. Menerima 19 25,1
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa afektif masyarakat pada kegiatan
penyuluhan dalam pengoperasian dan pemeliharaan cenderung mengarah pada
pilihan jawaban c yaitu menerima dan merespon dengan jumlah responden sebesar
51. Prosentase angka yang ditunjukkan oleh masyarakat sebesar 67,1%. Dalam
kegiatan ini masyarakat mampu memberikan respon dalam kegiatan ini. Kegiatan
penyuluhan dan pemeliharaan merupakan kegiatan dasar yang harus dilakukan
agar masyarakat mampu menjaga lingkungan sekitarnya.
2. Tingkat afektif masyarakat dalam memberikan tanggungjawab dalam kontribusi
retribusi
Penyajian data jumlah masyarakat dalam memberikan tanggungjawab dalam
kontribusi reribusi dalam Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan
afektif terhadap hasil kegiatan tersebut.
Tabel 4.19 Tingkat afektif masyarakat dalam memberikan tanggungjawab dalam
kontribusi retribusi
Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Menerima, merespon,
menghargai, tanggungjawab 4 5,2
b. Menerima, merespon,
menghargai 3 3,9
c. Menerima, merespon 63 82,8
d. Menerima 6 8,1
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa afektif masyarakat dalam
memberikan tanggungjawab kontribusi retribusi lebih banyak mengarah pada
pilihan jawaban c yaitu menerima dan merespon dengan banyaknya responden
sebesar 63. Prosentase angka dengan pilihan jawaban tersebut oleh masyarakat
sebesar 82,8%. Masyarakat sudah mampu merespon dalam kegiatan pemberian
tanggungjawab retribusi ini serta memberikan usulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
3. Tingkat afektif masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi
Penyajian data jumlah masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi dalam Program
Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan afektif terhadap hasil kegiatan
tersebut.
Tabel 4.20
Tingkat afektif masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi
Tingkat afektif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Menerima, merespon,
menghargai, tanggungjawab 0 0
b. Menerima, merespon,
menghargai 61 80,2
c. Menerima, merespon 13 17,1
d. Menerima 2 2,7
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa afektif masyarakat dalam
menjaga fasilitas sanitasi cenderung lebih banyak memilih jawaban b dengan
jumlah responden sebesar 61. Prosentase angka pilihan jawaban tersebut oleh
masyarakat sebesar 80,2%. Pada kegiatan ini masyarakat sudah mampu mencapai
fase untuk menghargai terkait hasil keputusan yang telah ditetapkan bersama pada
kegiatan menjaga fasilitas sanitasi. Hal ini terjadi mengingat kesadaran masyarakat
yang muncul untuk memperbaiki lingkungan di sekitarnya.
4.2.3. Tingkat Konatif Masyarakat
Respon masyarakat dari aspek konatif masyarakat pada setiap tahap Program Sanimas
ditunjukkan dalam penyajian data melalui distribusi frekuensi yang ditunjukkan pada data
berikut ini. Data tersebut didapat berdasarkan tingkat konatif masyarakat calon penerima
program.
4.2.3.1 Tahap Perencanaan
Respon masyarakat yang diukur dari aspek konatif masyarakat pada tahap
perencanaan yang disajikan dalam tingkat konatif masyarakat.
1. Distribusi frekuensi partisipasi masyarakat dalam penyusunan proposal RKM
Penyajian data jumlah masyarakat dalam penyusunan proposal RKM pada
Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan konatif terhadap hasil
kegiatan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tabel 4.21
Tingkat konatif masyarakat dalam penyusunan proposal RKM
Tingkat konatif masyarakat Frekuensi
(KK) Prosentase (%)
a. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan
yang benar, melakukan tindakan yang benar
beulang-ulang, praktek kegiatan yang
dilakukan berkembang dengan baik
2 2,6
b. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan
yang benar, melakukan tindakan yang benar
beulang-ulang
13 17,1
c. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan
yang benar
44 57,8
d. Mengenal-memilih berbagai objek 17 22,5
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam
penyusunan RKM lebih banyak mengarah pada pilihan jawaban c dengan jumlah
angka responden sebesar 44. Prosentase angka dengan pilihan jawaban tersebut
oleh masyarakat sebesar 57,8%. Masyarakat sudah mampu melakukan tahapan
secara urut karena dalam penyusunan RKM ini diperlukan penyusunan sesuai alur
yang benar.
2. Tingkat konatif masyarakat pada penyusunan langkah kerja
Penyajian data jumlah masyarakat dalam penyusunan langkah kerja pada Program
Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan konatif terhadap hasil kegiatan
tersebut.
Tabel 4.22 Tingkat konatif masyarakat dalam penyusunan langkah kerja
Tingkat konatif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan
yang benar, melakukan tindakan yang
benar beulang-ulang, praktek kegiatan
yang dilakukan berkembang dengan baik
4 5,2
b. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan
yang benar, melakukan tindakan yang
benar beulang-ulang
54 71
c. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan
yang benar
14 18,6
d. Mengenal-memilih berbagai objek 4 5,2
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam
penyusunan langkah kerja lebih banyak memilih jawaban b dengan jumlah
responden sebesar 54. Prosentase angka untuk pilihan jawaban tersebut oleh
masyarakat sebesar 71%. Masyarakat sudah mencapai fase mampu melakukan
kegiatan secara berulang yang artinya sudah memahami mengenai sifat intensif
dalam melakukan suatu kegiatan agar tercapai aktivitas yang berkelanjutan.
3. Tingkat konatif masyarakat pada penyusunan RAB
Penyajian data jumlah masyarakat dalam penyusunan RAB pada Program
Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan konatif terhadap hasil kegiatan
tersebut.
Tabel 4.23
Tingkat konatif masyarakat dalam penyusunan RAB
Tingkat konatif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai
urutan yang benar, melakukan tindakan
yang benar beulang-ulang, praktek
kegiatan yang dilakukan berkembang
dengan baik
0 0
b. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai
urutan yang benar, melakukan tindakan
yang benar beulang-ulang
2 2,6
c. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai
urutan yang benar
11 14,4
d. Mengenal-memilih berbagai objek 63 83
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam
penyusunan RAB lebih banyak mengarah pada pilihan jawaban d yaitu mengenal
dan memilih berbagai objek dengan jumlah responden sebesar 63. Prosentase
angka yang mengarah pada pilihan tersebut oleh masyarakat yaitu sebesar 83%.
Masyarakt masih sebatas mengenal dan memilih objek dikarenakan proses
penyusunan RAB cenderung membutuhkan pemikiran dari orang-orang yang
paham akan hal itu terutama pengurus inti.
4.2.3.3 Tahap Pelaksanaan
Respon masyarakat yang diukur dari aspek konatif masyarakat pada tahap
pelaksanaan yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi tingkat konatif
masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
1. Tingkat konatif masyarakat pada kegiatan pembangunan fasilitas sanitasi
Penyajian data jumlah masyarakat dalam kegiatan pembangunan fasilitas sanitasi
pada Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan partisipasi terhadap
hasil kegiatan tersebut.
Tabel 4.24 Tingkat konatif masyarakat dalam kegiatan pembangunan fasilitas sanitasi
Tingkat konatif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai
urutan yang benar, melakukan
tindakan yang benar beulang-ulang,
praktek kegiatan yang dilakukan
berkembang dengan baik
0 0
b. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai
urutan yang benar, melakukan
tindakan yang benar beulang-ulang
60 78,9
c. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai
urutan yang benar
12 15,7
d. Mengenal-memilih berbagai objek 4 5,4
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam
kegiatan pembangunan fasilitas sanitasi lebih banyak mengarah pada pilihan
jawaban b denga jumlah responden yang memilih sebesar 60. Prosentase angka
untuk pilihan jawaban terbanyak tersebut oleh masyarakat sebesar 78,9%.
Masyarakat dominan sudah mampu melakukan kegiatan secara berkelanjutan
dalam kegiatan ini karena hal ini menyangkut teknis di lapangan sehingga mudah
dalam memahami dan mengaplikasikannya.
2. Tingkat konatif masyarakat pada penerapan teknologi sanitasi
Penyajian data jumlah masyarakat dalam penerapan teknologi sanitasi pada
Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan konatif terhadap hasil
kegiatan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tabel 4.25 Tingkat konatif masyarakat dalam penerapan teknologi sanitasi
Tingkat konatif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan
yang benar, melakukan tindakan yang
benar beulang-ulang, praktek kegiatan
yang dilakukan berkembang dengan baik
0 0
b. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan
yang benar, melakukan tindakan yang
benar beulang-ulang
0 0
c. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan
yang benar
58 76,4
d. Mengenal-memilih berbagai objek 18 23,6
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam
kegiatan penerapan teknologi sanitasi cenderung lebih banyak mengarah pada
pilihan jawaban c dengan jumlah responden sebesar 58. Prosentase angka yang
menunjukkan pilihan tertinggi tersebut oleh masyarakat sebesar 76,4%. Pada
kegiatan ini masyarakat sebatas mampu melakukan kegiatan sesuai urutan karena
kegiatan ini cukup membutuhkan wawasan, pengetahuan serta bekal keterampilan
yang lebih sehingga cukup sulit untuk diterapkan kepada masyarakat awam tanpa
tahap pelatihan sebelumnya.
3. Tingkat konatif masyarakat pada kontribusi dan fungsi pihak ketiga
Penyajian data jumlah masyarakat pada kontribusi dan fungsi pihak ketiga pada
Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan konatif terhadap hasil
kegiatan tersebut.
Tabel 4.26 Tingkat konatif masyarakat dalam kontribusi dan fungsi pihak ketiga
Tingkat konatif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai
urutan yang benar, melakukan tindakan
yang benar beulang-ulang, praktek
kegiatan yang dilakukan berkembang
dengan baik
0 0
b. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai
urutan yang benar, melakukan
tindakan yang benar beulang-ulang
48 63,1
c. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai
urutan yang benar
21 27,6
d. Mengenal-memilih berbagai objek 7 9,3
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam
kegiatan kontribusi dan fungsi pihak ketiga lebih banyak mengarah pada pilihan
jawaban b dengan jumlah responden terbanyak yaitu sebesar 48. Prosentase angka
pilihan jawaban tertinggi oleh masyarakat tersebut sebesar 63,1%. Masyarakat
sudah mampu melakukan kegiatan secara berulang karena pada kegiatan ini
kerjasama dengan pihak ketiga dirasa sangat membantu dalam proses
pembangunan.
4. Tingkat konatif masyarakat pada fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat.
Penyajian data jumlah masyarakat pada tahap ini terhadap Program Sanimas yang
diukur berdasarkan tingkatan konatif terhadap hasil kegiatan tersebut.
Tabel 4.27 Tingkat konatif masyarakat dalam fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat Tingkat konatif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai
urutan yang benar, melakukan tindakan
yang benar beulang-ulang, praktek
kegiatan yang dilakukan berkembang
dengan baik
0 0
b. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai
urutan yang benar, melakukan
tindakan yang benar beulang-ulang
69 90,9
c. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai
urutan yang benar
3 3,9
d. Mengenal-memilih berbagai objek 4 5,2
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam fungsi,
posisi dan kontribusi masyarakat lebih banyak mengarah pada pilihan jawaban b
dengan jumlah responden sebesar 69. Prosentase angka pilihan jawaban tersebut
oleh masyarakat sebesar 90,9%. Masyarakat telah mampu melakukan kegiatan
secara berulang karena peran dan posisi mereka yang cukup mudah untuk
dimengerti sehingga penyelenggaraan kegiatan juga cukup baik.
4.2.3.3 Tahap Pemanfaatan dan pengoperasian
Respon masyarakat yang diukur dari aspek konatif masyarakat pada tahap
pemanfaatan yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi tingkat konatif
masyarakat.
1. Tingkat konatif masyarakat pada kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan
pemeliharaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Penyajian data jumlah masyarakat pada kegiatan penyuluhan dalam
pengoperasian dan pemeliharaan pada Program Sanimas yang diukur berdasarkan
tingkatan konatif terhadap hasil kegiatan tersebut.
Tabel 4.28 Tingkat konatif masyarakat dalam kegiatan penyuluhan pengoperasian dan
pemeliharaan
Tingkat konatif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan
yang benar, melakukan tindakan yang benar
beulang-ulang, praktek kegiatan yang
dilakukan berkembang dengan baik
0 0
b. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan
yang benar, melakukan tindakan yang benar
beulang-ulang
9 11,8
c. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai urutan
yang benar
46 60,5
d. Mengenal-memilih berbagai objek 21 27,7
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam
kegiatan penyuluhan pengoperasian dan pemeliharaan lebih banyak mengarah
pada pilihan jawaban c dengan jumlah responden sebanyak 46. Prosentase angka
pilihan terteinggi tersebut oleh masyarakat sebesar 60,5%. Pada kegiatan ini
masyarakat sudah mampu melakukan kegiatan sesuai urutan karena mereka sudah
cukup dibekali wawaan ketika tahap penyuluhan program.
2. Tingkat konatif masyarakat pada kontribusi tanggungjawab retribusi
Penyajian data jumlah masyarakat pada kontribusi tanggungjawab retribusi pada
Program Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan konatif terhadap hasil
kegiatan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 4.29 Tingkat konatif masyarakat dalam kontribusi tanggungjawab retribusi
Tingkat konatif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai
urutan yang benar, melakukan
tindakan yang benar beulang-ulang,
praktek kegiatan yang dilakukan
berkembang dengan baik
0 0
b. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai
urutan yang benar, melakukan
tindakan yang benar beulang-ulang
7 9,2
c. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai
urutan yang benar
63 82,8
d. Mengenal-memilih berbagai objek 6 8
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam
kontribusi tanggungjawab retribusi lebih banyak mengarah pada pilihan jawaban c
dengan jumlah responden tertinggi yaitu sebesar 63. Prosentase angka dengan
pilihan jawaban tertinggi tersebut oleh masyarakat sebesar 82,8%. Masyarakat
mampu melakukan kegiatan sesuai dengan urutan yang benar karena kegiatan
yang dimaksud merupakan teknis kegiatan yang sederhana dan setiap individu
pasti mampu melakukannya.
3. Tingkat konatif masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi
Penyajian data jumlah masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi pada Program
Sanimas yang diukur berdasarkan tingkatan konatif terhadap hasil kegiatan
tersebut.
Tabel 4.30 Tingkat konatif masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi
Tingkat konatif masyarakat Frekuensi (KK) Prosentase (%)
a. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai
urutan yang benar, melakukan
tindakan yang benar beulang-ulang,
praktek kegiatan yang dilakukan
berkembang dengan baik
6 7,8
b. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai
urutan yang benar, melakukan
tindakan yang benar beulang-ulang
40 52,6
c. Mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan berbagai sesuatu sesuai
urutan yang benar
29 38,1
d. Mengenal-memilih berbagai objek 1 1,5
Jumlah 76 100
Sumber : kuesioner, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa konatif masyarakat dalam
menjaga fasilitas sanitasi lebih banyak mengarah pada pilihan jawaban b dengan
jumlah responden sebesar 40. Prosentase angka dengan pilihan jawaban tertinggi
tersebut oleh masyarakat sebesar 52,6%. Pada kegiatan ini masyarakat sudah
mampu melakukan kegiatan secara berulang karena agenda kegiatan ini
merupakan aktivitas pemeliharaan fasilitas yang sudah seharusnya disadarai dan
dilakukan oleh siapapun pengguna fasilitas sanitasi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Objek kegiatan
Prosentase tingkat pemahaman masyarakat (%)
Sangat Tinggi
(%)
Tinggi
(%)
Sedang
(%)
Rendah
(%)
1. Tahap perencanaan
a. Penyusunan proposal RKM 2,6 13,1 43,4 40,9
b. Penyusunan langkah kerja 2,6 76,3 14,5 6,6
c. Penyusunan rencana RAB 3,9 6,5 13,1 76,5
2. Tahap pelaksanaan
a. Kegiatan pembangunan fasilitas 7,8 67,1 21 4,1
b. Penerapan teknologi sanitasi 1,3 3,9 23,6 71,2
c. Kegiatan konstruksi oleh pihak ketiga
Kontribusi dan fungsi pihak ketiga 0 0 100 0
d. Fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat 0 0 100 0
3. Tahap pemanfaatan/pengoperasian
a. Kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan pemeliharaan 0 7,8 69,7 22,5
b. Kontribusi masyarakat memberikan tanggungjawab retribusi 0 13,1 50 36,9
c. Kontribusi masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi 0 60,5 35,5 4
Sumber : Pengolahan tabel kuesioner, 2012
Tabel 4.31 Matriks prosentase tingkat kognitif masyarakat terhadap Program Sanimas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Berdasarkan tabel matriks 4.31 diatas menunjukkan bahwa kecenderungan
masyarakat untuk memilih dan menilai suatu kegiatan atau pun hal yang mereka
hadapi dan laksanakan menjadi persepsi individu sehingga masyarakat berhak
untuk menilai dan memiliki persepsi yang berbeda sesuai dengan kondisi tiap
individu. Pada tahap perencanaan dapat dilihat bahwa prosentase tertinggi ada
pada objek kegiatan penyusunan rencana anggaran belanja yaitu sebesar 76,5%
dengan golongan persepsi masyarakat yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
masih banyak masyarakat yang kurang memahami dan mengetahui penyusunan
rencana anggaran belanja. Alasan faktor latar belakang pendidikan menjadi
pengaruh kemampuan masyarakat dalam pemahaman objek kegiatan rencana
anggaran belanja.
Pada tahap pelaksanaan dapat dilihat prosentase tertinggi ada pada objek
kegiatan konstruksi oleh pihak ketiga serta kontribusi dari fungsi pihak ketiga
dengan prosentase sebesar 100%. Selain itu ada juga bentuk kegiatan yang
memiliki kecenderungan menjadi pilihan masyarakat yaitu fungsi, posisi dan
kontribusi masyarakat dalam pelaksanaan Sanimas dengan prosentase sebesar
100%. Akan tetapi kedua objek kegiatan yang memperoleh angka prosentase
tertinggi tersebut masih tetap masuk kedalam kategori persepsi atau pemahaman
masyarakat yang sedang. Sehingga masyarakat masih dinilai kurang dalam respon
ini.
Pada tahap pelamanfaatan dan pengoperasian dapat dilihat angka prosentase
terbesar ada pada objek kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan
pemeliharaan sebesar 69,7%. Akan tetapi prosentase tersebut masih tergolong
dalam tingkat persepsi yang sedang sehingga masyarakat juga masih sangat minim
dalam berkontribusi di dalamnya.
Dengan demikian maka dapat dilihat melalui tabel matriks tingkat kognitif
masyarakat secara keseluruhan masih berada pada kategori sedang dengan respon
tertinggi ada pada tahap pelaksanaan dengan objek kegiatan kontruksi oleh pihak
ketiga dengan kontribusi dan fungsi pihak ketiga serta satu lagi yaitu kegiatan pada
fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat dalam hal pelaksanaan penyelenggaraaan
Program Sanimas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Objek kegiatan
Prosentase tingkat afektif masyarakat (%)
Sangat
Tinggi
(%)
Tinggi
(%)
Sedang
(%)
Rendah
(%)
1. Tahap perencanaan
a. Penyusunan proposal RKM 2,6 35,5 47,3 14,6
b. Penyusunan langkah kerja 2,6 27,6 50 19,8
c. Penyusunan rencana RAB 1,3 1,3 38,1 59,3
2. Tahap pelaksanaan
a. Kegiatan pembangunan fasilitas 7,8 53,9 2,6 35,7
b. Penerapan teknologi sanitasi 1,3 5,2 7,8 85,7
c. Kegiatan konstruksi oleh pihak ketiga
Kontribusi dan fungsi pihak ketiga 0 0 57,8 42,2
d. Fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat 0 0 100 0
3. Tahap pemanfaatan/pengoperasian
a. Kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan pemeliharaan 3,9 3,9 67,1 25,1
b. Kontribusi masyarakat memberikan tanggungjawab retribusi 5,2 3,9 82,8 8,1
c. Kontribusi masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi 0 80,2 17,1 2,7
Tabel 4.32 Tabel matriks prosentase tingkat afektif masyarakat terhadap Program Sanimas
Sumber : Pengolahan tabel kuesioner, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Berdasarkan tabel matriks 4.32 diatas menunjukkan bahwa kecenderungan
masyarakat untuk memilih dan menilai suatu kegiatan atau pun hal yang mereka
hadapi dan laksanakan menjadi sikap individu sehingga masyarakat berhak untuk
menilai dan memilki sikap yang berbeda sesuai dengan kondisi tiap individu. Pada
tahap perencanaan dapat dilihat bahwa prosentase tertinggi ada pada objek
kegiatan penyusunan rencana anggaran belanja yaitu sebesar 59,3% dengan
golongan sikap masyarakat yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa masih
banyak masyarakat yang kurang dalam menyikapi tentang penyusunan rencana
anggaran belanja. Alasan faktor latar belakang pendidikan serta kemampuan
masyarakat dalam kegiatan rencana anggaran belanja.
Pada tahap pelaksanaan prosentase tertinggi ada pada objek kegiatan fungsi,
posisi dan kontribusi masyarakat dengan prosentase sebesar 100%. Akan tetapi
bentuk kegiatan yang memperoleh angka prosentase tertinggi tersebut masih tetap
masuk kedalam kategori sikap yang sedang oleh masyarakat. Sehingga
masyarakat masih dinilai kurang mempunyai fungsi, posisi dan kontribusi dalam
Sanimas.
Pada tahap pemanfaatan dan pengoperasian dapat dilihat angka prosentase
terbesar ada pada objek kegiatan kontribusi masyarakat dalam memberikan
tanggungjawab retribusi sebesar 82,8%. Akan tetapi prosentase tersebut masih
tergolong dalam tingkat afektif yang sedang sehingga masyarakat juga masih
sangat minim dalam berkontribusi di dalamnya. Mereka lebih banyak
berkontribusi dalam bentuk tenaga dari pada dana ataupun materi.
Dengan demikian maka dapat dilihat melalui tabel matriks tingkat afektif
masyarakat secara keseluruhan masih berada pada kategori sedang dengan respon
tertinggi ada pada tahap pelaksanaan dengan objek kegiatan yaitu kegiatan pada
fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat dalam hal pelaksanaan penyelenggaraaan
Program Sanimas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Objek kegiatan
Prosentase tingkat konatif masyarakat (%)
Sangat
Tinggi
(%)
Tinggi
(%)
Sedang
(%)
Rendah
(%)
1. Tahap perencanaan
a. Penyusunan proposal RKM 2,6 17,1 57,8 22,5
b. Penyusunan langkah kerja 5,2 71 18,6 5,2
c. Penyusunan rencana RAB 0 2,6 14,4 83
2. Tahap pelaksanaan
a. Kegiatan pembangunan fasilitas 0 78,9 15,7 5,4
b. Penerapan teknologi sanitasi 0 0 76,4 23,6
c. Kegiatan konstruksi oleh pihak ketiga
Kontribusi dan fungsi pihak ketiga 0 63,1 27,6 9,3
d. Fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat 0 90,9 3,9 5,2
3. Tahap pemanfaatan/pengoperasian
a. Kegiatan penyuluhan dalam pengoperasian dan pemeliharaan 0 11,8 60,5 27,7
b. Kontribusi masyarakat memberikan tanggungjawab retribusi 0 9,2 82,8 8
c. Kontribusi masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi 7,8 52,6 38,1 1,5
Sumber : Pengolahan tabel kuesioner, 2012
Tabel 4.33 Tabel matriks prosentase tingkat konatif masyarakat terhadap Program Sanimas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Berdasarkan tabel matriks 4.33 diatas menunjukkan bahwa kecenderungan
masyarakat untuk memilih dan menilai suatu kegiatan atau pun hal yang mereka
hadapi dan laksanakan menjadi partisipasi individu sehingga masyarakat berhak
untuk menilai dan memilki partisipasi yang berbeda sesuai dengan kondisi tiap
individu. Pada tahap perencanaan dapat dilihat bahwa prosentase tertinggi ada
pada objek kegiatan penyusunan rencana anggaran belanja yaitu sebesar 83%
dengan golongan partisipasi masyarakat yang rendah. Hal ini menunjukkan
bahwa masih banyak masyarakat yang kurang dalam berpartisipasi tentang
penyusunan rencana anggaran belanja. Minimnya wawasan yang dimiliki
masyarakat menjadi salah satu kendala serius dalam penyelenggaraan program ini.
Pada tahap pelaksanaan dapat dilihat prosentase tertinggi ada pada objek
kegiatan fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat dengan prosentase sebesar
90,9%. Objek kegiatan yang memperoleh angka prosentase tertinggi tersebut
masuk kedalam kategori partisipasi yang tinggi oleh masyarakat. Sehingga
masyarakat dinilai cukup bagus dalam respon ini.
Pada tahap pelamanfaatan dan pengoperasian dapat dilihat angka prosentase
terbesar ada pada objek kegiatan kontribusi masyarakat dalam memberikan
tanggungjawab retribusi sebesar 82,8%. Akan tetapi prosentase tersebut masih
tergolong dalam tingkat partisipasi yang sedang sehingga masyarakat juga masih
sangat minim dalam berkontribusi di dalamnya.
Dengan demikian maka dapat dilihat melalui tabel matriks tingkat partisipasi
masyarakat secara keseluruhan sudah ada yang berada pada kategori tinggi dengan
respon tertinggi ada pada tahap pelaksanaan dengan bentuk kegiatan yaitu kegiatan
pada fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat dalam hal pelaksanaan
penyelenggaraaan Program Sanimas. Masyarakat hanya menerima dan
menjalankan fungsi sebagai kepanitian atau pengurus yang ditunjuk tetapi kurang
memahami tugas yang seharusnya dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1 Analisis Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Perencanaan
Analisis tingkat respon masyarakat pada tahap perencanaan menggunakan teknik skala
likert berupa skoring yang berdasarkan pada jawaban oleh responden untuk mengetahui
tingkat respon masyarakat yang ada, Berikut ini tabel tingkat respon masyarakat pada
tahap perencanaan.
Tabel 5.1 Skoring Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Perencanaan
No Objek kegiatan
Skoring Tingkat Respon Masyarakat
(Skala 1-4)
Kognitif Afektif Konatif
a. Penyusunan proposal RKM 1,78 2,26 2
b. Penyusunan langkah kerja 2,75 2,13 2,76
c. Penyusunan RAB 1,38 1,45 1,20
Sumber : Hasil analisis 2012
Berdasarkan tabel 5.1 diatas diketahui skor tingkat respon masyarakat pada tahap
perencanaan nilai terendah yaitu 1,20 sedangkan nilai tertinggi adalah 2,76. Aspek
pendidikan dan ekonomi yang menjadi penyebab tinggi dan rendahnya respon masyarakat
pada tahapan perencanaan dalam penyelenggaraan Program Sanimas di lingkungan ini.
Hal ini menunjukkan bahwa respon masyarakat pada tahap ini konatif masyarakat menjadi
respon paling menonjol dibandingkan dengan komponen respon lain seperti kognitif dan
afektif. Skor tertinggi ditunjukkan pada kegiatan penyusunan langkah kerja dalam
Program Sanimas. Jika ditinjau penilaian skala 1-4 maka angka 2,76 berada diantara
angka 2 dan 3. Hal tersebut berarti masuk ke dalam tingkat respon masyarakat dengan
konatif sedang dengan kriteria masyarakat mampu mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar, melakukan tindakan yang benar secara
berulang-ulang artinya masyarakat hanya mempraktekkan sesuai dengan mekanisme yang
telah ditetapkan oleh pengurus.
Tingkat respon masyarakat pada tahap perencanaan dengan objek kegiatan
penyusunan langkah kerja, dalam kegiatan penyusunan langkah kerja ini masyarakat
sudah turut berkontribusi untuk terlibat dan melakukan respon terhadap kegiatan dengan
memberikan partisipasi yaitu ikut dalam kegiatan penyusunan langkah kerja. Hal ini
sesuai dengan (Tahapan Program Sanimas dalam Pedoman Sanimas,2006) pendapat yang
disampaikan bahwa dalam kegiatan perencanaan berupa pembentukan komite atau panitia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
pembangunan Sanimas melalui kepengurusan masyarakat merespon dengan menghadiri
agenda rapat dan ikut bergabung dalam struktur kepengurusan Program Sanimas.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa respon masyarakat terlihat
secara keseluruhan meskipun ada beberapa yang menunjukkan penilaian yang minim. Hal
ini sependapat dengan (Secord dan Backman dalam Azwar S, 1988) bahwa suatu sikap
merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling
berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.
Tingkat respon masyarakat pada komponen lain seperti kognitif memperoleh skor
yang terendah. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan finansial serta tingkat
pemahaman masyarakat.
5.2 Analisis Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Pelaksanaan
Analisis tingkat respon masyarakat pada tahap pelaksanaan menggunakan teknik skala
likert berupa skoring yang berdasarkan pada jawaban oleh responden untuk mengetahui
tingkat respon masyarakat yang ada, Berikut ini tabel tingkat respon masyarakat pada
tahap pelaksanaan.
Tabel 5.2 Skoring Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Pelaksanaan
No Objek kegiatan
Skoring Tingkat Respon Masyarakat
(Skala 1-4)
Kognitif Afektif Konatif
a. Kegiatan pembangunan fasilitas 2,79 2,67 2,74
b. Penerapan teknologi sanitasi 1,36 1,22 1,76
c. Kegiatan konstruksi oleh pihak ketiga,
kontribusi dan fungsi pihak ketiga
2 1,58 2,54
d. Fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat 2 1,92 2,86
Sumber : Hasil analisis 2012
Berdasarkan tabel diatas diketahui skor tingkat respon masyarakat pada tahap
pelaksanaan nilai terendah yaitu 1,22 sedangkan nilai tertinggi adalah 2,86. Hal ini
menunjukkan bahwa respon masyarakat pada tahap ini konatif masyarakat menjadi respon
paling menonjol dibandingkan dengan komponen respon lain seperti kognitif dan afektif.
Skor tertinggi ditunjukkan pada kegiatan fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat dalam
Program Sanimas. Hal tersebut berarti masuk ke dalam tingkat respon masyarakat dengan
konatif sedang dengan kriteria masyarakat mampu mengenal-memilih berbagai objek,
melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar, melakukan tindakan yang benar secara
berulang-ulang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tingkat respon masyarakat pada tahap pelaksanaan dengan objek kegiatan fungsi,
posisi dan kontribusi masyarakat dalam kegiatan ini masyarakat sudah turut berkontribusi
untuk terlibat dan melakukan respon terhadap kegiatan dengan memberikan partisipasi
yaitu ikut dalam pembangunan. Hal ini sesuai dengan (Tahapan Program Sanimas dalam
Pedoman Sanimas,2006) pendapat yang disampaikan bahwa dalam kegiatan pelaksanaan
melibatkan peran serta masyarakat berupa dukungan materiil dan immaterial. Masyarakat
merespon dengan memberikan kontribusi berupa ide, tenaga dan materi sebagai wujud
dalam partisipasi pembangunan sarana sanitasi.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa respon masyarakat terlihat
secara keseluruhan meskipun ada beberapa yang menunjukkan penilaian yang minim. Hal
ini sependapat dengan (Secord dan Backman dalam Azwar S, 1988) bahwa suatu sikap
merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling
berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.
Tingkat respon masyarakat pada komponen lain seperti kognitif memperoleh skor
yang terendah. Hal ini dikarenakan pemahaman masyarakat yang terbatas oleh latar
belakang pendidikan dan kehidupan ekonomi masing-masing dari mereka. Respon
masyarakat yang lain menyangkut tingkat sikap masyarakat terlihat kurang dalam
kontribusinya.
5.3 Analisis Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Pemanfaatan
Analisis tingkat respon masyarakat pada tahap pemanfaatan menggunakan teknik
skala likert berupa skoring yang berdasarkan pada jawaban oleh responden untuk
mengetahui tingkat respon masyarakat yang ada, Berikut ini tabel tingkat respon
masyarakat pada tahap pemanfaatan.
Tabel 5.3 Skoring Tingkat Respon Masyarakat pada Tahap Pemanfaatan
No Objek kegiatan
Skoring Tingkat Respon Masyarakat
(Skala 1-4)
Kognitif Afektif Konatif
a. Kegiatan penyuluhan dalam
pengoperasian dan pemeliharaan
1,86 1,87 1,84
b. Kontribusi masyarakat dalam
memberikan tanggungjawab retribusi
1,76 2 2,01
c. Kontribusi masyarakat dalam menjaga
fasilitas sanitasi
2,57 2,78 2,67
Sumber : Hasil analisis 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Berdasarkan tabel diatas diketahui skor tingkat respon masyarakat pada tahap
pemanfaatan nilai terendah yaitu 1,76 sedangkan nilai tertinggi adalah 2,78. Latar
belakang pendidikan dan tingkatan ekonomi masyarakat menjadi pengaruh dalam tahapan
pelaksanaan Program Sanimas di lingkungan ini. Hal ini menunjukkan bahwa respon
masyarakat pada tahap ini konatif masyarakat menjadi respon paling menonjol
dibandingkan dengan komponen respon lain seperti kognitif dan afektif. Skor tertinggi
ditunjukkan pada kegiatan kontribusi dalam menjaga fasilitas sanitasi dalam Program
Sanimas. Hal tersebut berarti masuk ke dalam tingkat respon masyarakat dengan konatif
sedang dengan kriteria masyarakat mampu mengenal-memilih berbagai objek, melakukan
sesuatu sesuai urutan yang benar, melakukan tindakan yang benar secara berulang-ulang.
Tingkat respon masyarakat pada tahap pemanfaatan dengan objek kontribusi
masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi dalam kegiatan ini masyarakat sudah turut
berkontribusi untuk terlibat dan melakukan respon terhadap kegiatan dengan memberikan
partisipasi yaitu ikut dalam pembangunan. Hal ini sesuai dengan (Tahapan Program
Sanimas dalam Pedoman Sanimas,2006) pendapat yang disampaikan bahwa dalam
kegiatan pemanfaatan dan pengoperasian masyarakat sebagai pengguna merespon dengan
mengikuti pelatihan dan sosaialisasi terkait cara pemanfaatan dan pengoperasian serta
pengelolaan sarana sanitasi yang telah dibangun di lingkungan mereka.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa respon masyarakat terlihat
secara keseluruhan meskipun ada beberapa yang menunjukkan penilaian yang minim. Hal
ini sependapat dengan (Secord dan Backman dalam Azwar S, 1988) bahwa suatu sikap
merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling
berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.
Tingkat respon masyarakat pada komponen lain seperti kognitif memperoleh skor
yang terendah. Hal ini dikarenakan pemahaman masyarakat yang terbatas oleh minimnya
bekal pengetahuan tiap individu serta bekal materi juga turutr menjadi kendala yang
sangat berarti. Respon masyarakat yang lain menyangkut tingkat afektif masyarakat
terlihat kurang dalam kontribusinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
5.4 Tingkat Respon Masyarakat dalam Program Sanimas
Pengukuran tingkat respon masyarakat pada keseluruhan tahap dalam Program
Sanimas menggunakan teknik skala likert berupa skoring yang berdasarkan pada jawaban
oleh responden untuk mengetahui tingkat respon masyarakat yang ada, Berikut ini tabel
tingkat respon masyarakat pada Program Sanimas.
Tabel 5.4 Tingkat Respon Masyarakat pada Program Sanimas
No Objek kegiatan Rata-rata skor tingkat Respon Masyarakat
Kognitif Afektif Konatif
1. Tahap perencanaan 1,97 1,94 1,98
2. Tahap pelaksanaan 2,03 1,84 2,47
3. Tahap pemanfaatan dan pengoperasian 2,06 2,21 2,17
Sumber : Hasil analisis 2012
= Tingkat respon tertinggi
= Tingkat respon terendah
Berdasarkan tabel diatas diketahui skor tingkat respon masyarakat pada keseluruhan
tahapan dalam Program Sanimas nilai terendah yaitu 1,84 sedangkan nilai tertinggi adalah
2,47. Latar belakang pendididkan dan tingkatan ekonomi masyarakat menjadi pengaruh
dalam tahapan pelaksanaan Program Sanimas di lingkungan ini. Hal ini juga menunjukkan
bahwa respon tertinggi ada pada respon konatif masyarakat pada tahap pelaksanaan. Jika
ditinjau dari skala 1-4 maka skor 2,47 ada pada interval antara 2 sampai 3 yang berarti
bahwa penilaian yang diperoleh adalah sedang dengan kriteria mampu mengenal-memilih
berbagai objek, melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar, melakukan tindakan yang
benar secara berulang-ulang.
Dengan demikian menunjukkan respon masyarakat yang sedang dalam konatif
masyarakat pada tahap pelaksanaan. Respon masyarakat yang berupa konatif juga dirasa
masih belum maksimal dalam kontribusinya dalam penyelenggaraan Program Sanimas.
Hal ini sependapat bahwa respon perilaku ditentukan tidak saja oleh sikap individu akan
tetapi juga oleh norma subjektif yang ada dalam diri individu yang bersangkutan (Ajzen
dan Fishbein dalam Azwar S,1988). Kurangnya tingkat konatif masyarakat pada Program
Sanimas juga ditentukan dengan latar belakang pendidikan dan ekonomi masyarakatnya.
Selain itu pengaruh kepengurusan kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang memiliki
tanggungjawab sosial di dalam masyarakat menjadi pengaruh terbatasnya kontribusi
masyarakat lain yang bukan pengurus. Sehingga akibatnya banyak kegiatan yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
terlalu mengikutsertakan keseluruhan masyarakat penerima manfaat Program Sanimas
untuk berkontribusi dalam penyelenggaraan kegiatan di wilayahnya.
Di Lingkungan Kelurahan Sangkrah, sebagai wilayah yang menerima Program
Sanimas secara keseluruhan pelaksanaan proyek yang dilakukan cenderung menjadi
tanggungjawab pengurus kelompok swadaya masyarakat (KSM). Selain itu, adanya pihak
ketiga yaitu fasilitator maupun tenaga ahli yang diutus untuk mendampingi dan
memberikan bimbingan dan arahan bagi masyarakat dirasa belum terlalu maksimal.
Tabel 5.5 Kompilasi tingkat respon keseluruhan tahapan Program Sanimas
Sumber : Hasil analisis 2012
= Tingkat respon tertinggi pada keseluruhan tahapan
= Tingkat respon tertinggi tiap tahapan
= Tingkat respon terendah pada keseluruhan tahapan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat tingkat respon tertinggi pada keseluruhan
tahapan Program Sanimas. Pada tahap perencanaan respon tertinggi ada pada respon
kognitif pada kegiatan penyusunan langkah kerja dengan nilai 2,76 yang berarti tingkat
respon sedang. Hal tersebut disebabkan faktor latar belakang pendidikan dan tingkat
ekonomi masyarakat yang masih tergolong rendah.
Tahap perencanaan Kognitif Afektif Konatif
a. Penyusunan proposal RKM 1,78 2,26 2
b. Penyusunan langkah kerja 2,75 2,13 2,76
c. Penyusunan RAB 1,38 1,45 1,20
Tahap pelaksanaan
a. Kegiatan pembangunan fasilitas 2,79 2,67 2,74
b. Penerapan teknologi sanitasi 1,36 1,22 1,76
c. Kegiatan konstruksi oleh pihak
ketiga, kontribusi dan fungsi
pihak ketiga
2 1,58 2,54
d. Fungsi, posisi dan kontribusi
masyarakat
2 1,92 2,86
Tahap pemanfaatan
a. Kegiatan penyuluhan dalam
pengoperasian dan pemeliharaan
1,86 1,87 1,84
b. Kontribusi masyarakat dalam
memberikan tanggungjawab
retribusi
1,76 2 2,01
c. Kontribusi masyarakat dalam
menjaga fasilitas sanitasi
2,57 2,78 2,67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Pada tahap pelaksanaan respon tertinggi ada pada respon partisipatif pada kegiatan
fungsi, posisi dan kontribusi masyarakat dengan nilai 2,86 yang berarti tingkat respon
sedang.
Pada tahap pemanfaatan dan pengoperasian respon tertinggi pada respon sikap pada
kegiatan kontribusi masyarakat dalam menjaga fasilitas sanitasi dengan nilai 2,78 yang
berarti tingkat respon sedang. Nilai respon sikap yang tinggi pada kegiatan ini dipengaruhi
oleh kesadaran masyarakat yang sudah baik dan cukup dalam merespon kehadiran MCK
Plus di lingkungan mereka, karena rata-rata masyarakat hanya memiliki kamar mandi
yang tidak dilengkapi dengan jemaban atau tidak memiliki toilet pribadi di tempat tinggal
mereka. Sehingga masyarakat sangat senang dengan hadirnya MCK Plus di lingkungan
tempat tinggal mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
BAB 6
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditunjukkan bahwa tingkat respon
masyarakat pada setiap tahapan Program Sanimas menunjukkan hasil yang bervariasi. Hal
pertama dapat dilihat pada tahapan perencanaan, dimana tingkat respon tertinggi pada respon
konatif sebesar 1,98 dengan skala penilaian 4 artinya respon masyarakat dalam perencanaan
masuk pada kategori nilai rendah. Kemudian pada tahap pelaksanaan dimana tingkat respon
tertinggi mengarah pada respon partisipasi sebesar 2,47, artinya respon masyarakat dalam
tahap pelaksanaan masuk pada kategori nilai sedang. Berikutnya pada tahap pemanfaatan dan
pengoperasian dimana tingkat respon tertinggi mengarah pada respon afektif masyarakat
dengan nilai 2,21 masuk dalam kategori sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
respon tertinggi masyarakat dalam Program Sanimas di Kelurahan Sangkrah ada pada respon
konatif yang artinya bahwa masyarakat banyak terlibat dalam aplikasi program melalui
kegiatan terpimpin oleh KSM dengan mekanisme yang jelas tetapi kurang mampu dalam
memahami esensi program dalam tahap pelaksanaan. Kemudian respon terendah ada pada
tahapa perencanaan pada respon konatif kegiatan penyusunan rencana anggaran belanja yang
menunjukkan nilai skor 1,20 yang berarti respon rendah.
Ada beberapa hal yang menjadi perhatian khusus sebagai rekomendasi dari penulis pada
penyelenggaraan Program Sanimas yang berada di lingkungan RT 03,04 RW VIII dan RT
03,04 RW IX yang mungkin bisa dijadikan referensi terkait pembangunan-pembangunan
fasilitas berbasis pemberdayaan pada masyarakat yang bermukim di wilayah dengan akses
sanitasi yang kurang baik, agar dalam respon tertinggi pembangunan fasilitas MCK Plus pada
program-program berikutnya lebih baik dan tepat sasaran.
6.2. Rekomendasi
1. Diperlukan adanya pelibatan masyarakat secara penuh dalam setiap kegiatan yang
menyangkut penyelenggaraan Program Sanimas di wilayah tersebut agar
keberadaan masyarakat penerima manfaat program juga memiliki peran dan
sekaligus mampu merespon setiap alur kegiatan yang diselenggarakan dalam
program. Karena pada kenyataannya masyarakat tetap berkontribusi namun hanya
sebatas menyetujui dan ikut mnyepakati saja tanpa mereka pahami akan fungsi
Program Sanimas itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
2. Sebelum memasuki tahapan dalam penyelenggaraan dan pelibatan masyarakat,
diharapkan koordinator maupun pengurus kelompok swadaya masyarakat yang
dibantu oleh tim ahli maupun tenaga fasilitator dapat memberikan pemahaman dan
penyuluhan yang informatif dan sederhana yang disesuaikan dengan latar belakang
pendidikan dan tingkat ekonomi masyarakat penerima program.
3. Kegiatan pemeliharaan dan pengawasan terhadap fasilitas MCK Plus diharapkan
mampu dilakukan oleh setiap warga penerima manfaat karena akan sangat
berpengaruh pada kualitas lingkungan yang ada disekitas fasilitas tersebut.
4. Penyuluhan dan sosialisasi akan pemeliharaan dan pengelolaan fasilitas sangat
dibutuhkan. Masyarakat diharapkan mengerti dasar kegiatan yang mereka lakukan.
Setidaknya masyarakat memiliki pengetahuan akan keberadaan fasilitas sanitasi di
lingkungannya. Hal tersebut juga akan berpengaruh pada regenerasi kepengurusan
pengelolaan fasilitas sanitasi. Diharapkan masyarakat bersedia saling membantu
dan bekerjasama dalam usaha pemeliharaan fasilitas MCK Plus di lingkungannya.
6.3. Rekomendasi untuk Penelitian Lanjutan
Pada sub bab ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran dan motivasi untuk penelitian
selanjutnya. Hal tersebut dilakukan agar dalam penelitian selanjutnya mampu menjustifkasi.
Berikut beberapa rekomendasi yang diharapkan mampu memberikan wacana atau gambaran
bagi penelitian selanjutnya :
1. Perlunya penambahan wawancara secara terbuka dengan menggunakan
instrumen wawancara yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
2. Penambahan wawancara yang ditujukan kepada instansi atau lembaga terkait
sangat diperlukan sebagai data pembanding agar kedepan mampu memberikan
deskripsi yang konkrit mengenai program yang diberlakukan di wilayah
penelitian
3. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu membandingkan dengan wilayah yang
menerapkan program sanitasi berbasis masyarakat yang serupa
4. Kegiatan penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengulas dan
mengidentifikasi lebih dalam terkait beberapa aspek yang terkait sesuai dengan
isu-isu program sanitasi berbasis masyarakat, sehingga kedepannya mampu
mengangkat temuan baru dalam penelitian yang dilakukan