Transcript
Page 1: TerapkanKetentuan DitjenDiktiMempublikasi KaryaIlmiahpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/inilahkoran... · rOJan.Peb oMar OApr OMei OJun OJu/ 0Ags OSep OOId ONov gram S-1

o Senin o Se/asa o Rabu 0 Kamis • Jumat o Sabtu

ini/ahkoran2 3

17 18 194 520

678 9@1121 22 23 24 25 26

12 1327 28 29 30

OJan .Peb oMar OApr OMei OJun OJu/ 0 Ags OSep OOId ONov

r gram S-1 Belu •I pTerapkan Ketentuan Ditjen Dikti Mempublikasi Karya Ilmiah

KARYA ILMIAH: Ketentuan Ditjen Dikti tentang publikasi karya ilmiah di jurnal ilmiah sejak Agustus 2012, dikhawatirkan menjadi beban yang bisamenghambat kelulusan. Terutama bagi mahasiswa program S-1.

PERBEDAANtingkat

intelektualitasantarjenjangpendidikandiperguruan

tinggi tidak bisadisamar-atakan.

."'"Tingkat intelektualitas. program sarjana tentu tidak bisadibandingkan dengan magisterdan doktor. Tidak bisa disama-ratakan. Dalam segi kualitasskripsi saja bisa dilihat. Kalauprogram sarjana lebih mayori-tas kepada pemecahan masalahbukan pada konteks penelitian,"kataAbdul Hakim Halim, Koor-dinator Kopertis IVJabar-Bant-en saat di hubungi INILAH, Ka-mis(9/2).

Untuk karya-karya ilmiahmahasiswa program magisterdan doktor dinilai memangseharusnya masuk jurnal il-miah. Namun, untuk jenjangsarjana S-l dirasa belum sa-atnya, me ski tujuannya baikuntuk memacu kualitas karyailmiah di Indonesia.

Menurut Hakim, pemerin-tah memang ingin meningkat-

Surat Edaran DirektoratJenderal Pendidikan Tinggi(Ditjen Dikti) yang mewajibkarisemua karya ilmiah programsarjana, magister, dan doktoryang lulus setelah Agustus 2012dirnuat di jurnal ilmiah, belumbisa diterapkan sekaligus.

Sebagian praktisi pen-didikan di perguruan tinggi(PT) maupun para maha-siswa menilai, kebijakan ter-sebut dinilai tidak relevanjika di terapkan di tingkatprogram sarjana (.:;;;.S...::-l,,-,).~~

Kliping Humas Unpad 2012

Page 2: TerapkanKetentuan DitjenDiktiMempublikasi KaryaIlmiahpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/inilahkoran... · rOJan.Peb oMar OApr OMei OJun OJu/ 0Ags OSep OOId ONov gram S-1

kan mutu pendidikan denganmemperbanyak pernuatankarya ilmiah di jurnal ilmiah.Namun, kebijakan yang dike-luarkan tidak tepat, karenakualitas pendidikan di Indone-sia sangat beragarn. Termasukdijenjang PT.

Kewajiban menerbitkankarya ilmiah dalam jurnal il-miah, dikhawatirkan bakalmenghambat kelulusan pro-gram sarjana

"Program sarjana yangmembuat skripsi, sering di-sebut proses pendidikan. Se- .dangkan untuk program dok-tor dan magister itu disebutproses penelitian. Dalam segikonteks saja sudah berbeda.Jadi tidak seharusnya disa-maratakan," tegas Hakim.

Di dalam surat edaranDikti dipaparkan kewajib-an memublikasikan karyailmiah ke jurnal ilmiah, seba-gai syarat kelulusan. Untuklulus program sarjana, harusmenghasilkan makalah yangterbit dijurnal ilmiah.

Untuk program magister,harus menghasilkan makalahyang terbit padajurnal ilmiahnasional. Diutarnakan jurnalilmiah itu sudah terakredita-si oleh Ditjen Dikti. Adapununtuk program doktor, harusmenghasilkan makalah yangditerima untuk terbit di jur-nal internasional.

Direktur Jenderal DiktiKemendikbud Djoko Santosoyang menandatangani suratedaran tersebut menyebutkan

melalui www.dikti.qc.id, alasanperlunya persyaratan itu ka-rena jumlah karya ilmiah dariPT di Indonesia, masih lebihrendah dibandingkan dengankarya ilmiah PT diMalaysia.

"Keinginan untuk mern-perbanyak terbitan jurnalilmiah serta meningkatkankualitas lulusan merupakanlangkah yang cukup baik.Kontribusi program sarjanadalam hal keilmuan itu be-lum banyak, serta derajatkeilmuannya lebih rendah di-bandingkanS-2,dan S-3. Jadidiharapkan kebijakan DitjenDikti dapat dipertimbangkankembali," tambahnya.

Keberatan pemberlakuanketentuan ini, juga dituturkanMaman Abdurahman maha-

siswa S-l Universitas IslamNegeri (UIN)Bandung yang se-dangmenjalani semester akhir.

"Seharusnya jangan duluditerapkan pada mahasiswaprogram sarjana S-1. Karenamemang belum layak kalaudilihat dari segi keilmuandibanding mereka yang ku-liah di jenjang magister dan

. doktor," ujar Maman saat ditemui di kampusnya.

Maman mengatakan, ke-bijakan Dikti terkait masalahini seharusnya lebih dikajikembali dengan didiskusikandengan pihak-pihak terkait.Karena hal tersebut selain ti-dak relevan, dapat mernper-lambat proses kelulusan ser-ta menambah beban.

(riza pahlevijrey)


Top Related