Download - TERAPI KELUARGA
A. KONSEP KELUARGA1.Pengertian Keluarga2.Tahap Perkembangan
Keluarga3.Fungsi Dan Disfungsi
Keluarga
Kelompok sosial terkecil yang terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan beserta keturunannya
Kelompok yang terdiri dari dua individu atau lebih yang tinggal dalam satu rumah tangga yang dihubungkan oleh darah, perkawinan atau adopsi.
Sistem sosial yang terdiri dari dua individu atau lebih yang hidup bersama dalam konteks saling mengasihi, tanggung jawab bersama, dalam kurun waktu tertentu.
Keluarga adalah sistem yang selalu berkembang. Menurut teori Duvall, perkembangan keluarga terbagi dalam 8 tahapan dimana pada setiap tahap memiliki tugas-tugas yang spesifik yang harus dicapai.
Bagaimana pun juga tugas perkembangan individu tidak selalu sejalan dengan tugas perkembangan keluarga, ada kalanya bisa menimbulkan masalah dalam hubungan interpersonal, masalah dalam perkembangan emosi, atau krisis keluarga.
Pemahaman perawat dalam setiap tahap perkembangan keluarga akan membantu dalam penetapan intervensi ketika muncul masalah.
Menurut Duvall (1977) dalam Shives (1998) ada 8 tahap perkembangan keluarga, meliputi:
1.Keluarga baru (belum memiliki anak; komitmen satu sama lainnya)
Deskripsi tugas keluarga: kepuasan perkawinan, belajar hidup bersama dan
memenuhi kebutuhan masing-masing anggota. hubungan harmonis antara ketiga keluarga perencanaan keluarga: terkait dengan rencana memiliki
anak. mengembangkan kepuasaan secara seksual dan peran
terkait dengan perkawinan.
2. Menanti kelahiran anak (dimulai dengan adanya kelahiran anak pertama dan dilanjutkan sampai bayi usia 30 bulan).
Deskripsi tugas keluarga: peran menjadi orang tua rekonsiliasi terhadap adanya konflik berbagi fasilitas terkait dengan perkembangan
pemenuhan kebutuhan anggota keluarga menerima keberadaan anak secara personal.
3. Keluarga dengan anak pra sekolah (anak pertama berusia 2,5 tahun dilanjutkan sampai usia 5 tahun).
Deskripsi tugas keluarga: mengeksplorasikan anak pada lingkungan. menetapkan suatu privacy, adanya rumah, dan jarak
yang adekuat. suami berperan menjadi ayah mempertahakan tanggung
jawab dalam rumah tangga anak prasekolah perannya berkembang lebih matur dan
bertanggung jawab untuk perawatan diri sendiri mensosialisasikan anak di sekolah, tempat ibadah dan
olah raga Integrasikan anak dengan anggota keluarga baru
4. Keluarga dengan anak sekolah (anak pertama berusia 6 sampai 23 tahun).
Deskripsi tugas keluarga: meningkatkan penerimaan anak pada sekolah mempertahankan kepuasan hubungan
perkawinan sebab pada periode ini mulai berkurang
meningkatkan komunikasi yang secara terbuka dengan keluarga.
5. Keluarga dengan remaja
Deskripsi tugas keluarga: memberi kebebasan dan tanggung jawab yang
seimbang mempertahankan komunikasi secara terbuka
antar generasi mempertahankan etika keluarga dan standar
moral terkait dengan orang tua dengan remaja yang mencari keyakinan dan nilai-nilai mereka sendiri
membiarkan anak untuk mencoba kemandirian.
6. Memulai keluarga inti (dimana anak pertama dan anak terakhir telah meninggalkan rumah).
Deskripsi tugas keluarga: berkembangnya keluarga baru dari perkawinan menerima pasangan baru dengan gaya hidup dan
nilai-nilai mereka sendiri menghabiskan waktu dengan aktivitas lainnya dan
hubungan dengan orang tua menetapkan kembali peran istri dan suami seperti
peran anak yang mencapai kemandirian membantu proses penuaan dan orang tua sebagai
suami dan istri.
7. Keluarga pertengahan (tidak ada anak, periode melewati masa kesendirian).
Deskripsi tugas keluarga: mempertahankan perasaan sejahtera mencapai dan menyenangi karirnya atau
aktivitas lainnya mendukung kepuasan dan hubungan yang
bermakna dengan orang tua dan anak-anak menguatkan hubungan perkawinan.
8. Keluarga dalam kesendirian dan lansia (mulai dengan kesendirian pada salah satu atau kedua pasangan dilanjutkan sampai kehilangan salah satu pasangan dan diakhiri dengan kematian pasangan lainnya).
Deskripsi tugas keluarga: mempertahankan kepuasan dalam tatanan kehidupan mempertahankan hubungan perkawinan menyesuaikan diri dengan income yang menurun
atau berkurang menyesuaikan diri dengan kehilangan pasangan.
Memenuhi semua tugas perkembangan Memiliki kemampuan untuk menghadapi konflik
dan beradaptasi dengan kenyataan yang kurang baik tanpa mengalami gangguan atau disintegrasi dalam jangka waktu yang lama
Kontak emosional dipertahankan pada setiap generasi dan antar anggota tanpa mengabaikan wibawa
Menghindari/lari dari masalah tidak digunakan untuk menyelesaikan masalah
Dua orang yang mengalami konflik harus menyelesaikan masalah yang timbul antara mereka
Perbedaan diantara anggota merupakan pendorong dalam meningkatkan perkembangan dan kreativitas individu
Anak diharapkan mengambil alih tanggung jawab yang sesuai dengan usianya dan menikmati hak istimewa yang sepadan dengan usianya, yang terlebih dahulu dinegosiasikan dengan orang tua
Menjaga iklim emosional yang positif lebih baik dari pada melakukan apa yang “harus” dilakukan atau apa yang “benar”
Setiap orang dewasa harus memiliki keseimbangan antara ekspresi afektif, pemikiran rasional, fokus hubungan, dan “care taking”
Komunikasi terbuka dan adanya interaksi antara anggota keluarga
Ibu yang overprotektif atau ayah yang “jauh” (bekerja, alkohol, gangguan fisik)
Ayah atau ibu yang “super”, atau pasif, tergantung, pasangan yang selalu mengalah
Perkawinan yang tidak harmonis Anak yang menunjukkan perilaku akibat
hubungan kelompok yang tidak baik di sekolah, sibling
Beban berat antara 3 generasi, kakek-nenek, orang tua, cucu
Keluarga dengan salah satu anggota merupakan pengguna obat terlarang
Kekerasan fisik, emosional atau seksual oleh salah satu anggota keluarga
Anak merupakan korban dari konflik perkawinan
1. PENGERTIAN2. PRINSIP
3. TUJUAN 4. INDIKASI
5. JENIS PENDEKATAN6. TAHAP TERAPI KELUARGA
Suatu metode terapi dimana anggota keluarga memperoleh pemahaman terhadap permasalahannya, mengembangkan komunikasi, dan meningkatkan fungsi dari setiap individu dalam keluarga.
Terapi keluarga menghadirkan suatu bentuk intervensi yang mana anggota keluarga dibantu untuk mengidentifikasi dan merubah masalah maladaptif, menjadi lebih sehat.
Fokus dari terapi ini, bukan individual, namun pada keluarga secara keseluruhan.
Terapi keluarga mempunyai 2 prinsip: Konsep keluarga sebagai sistem perilaku
dengan sifat yang unik dengan keseluruhan karakteristik individu dari semua anggota
Diasumsikan bahwa hubungan dekat tercipta karena cara keluarga berfungsi sebagai kelompok dan adaptasi emosional dari anggotanya
1. meningkatkan keterampilan interpersonal dan perilaku
2. mengembangkan komunikasi secara terbuka
3. meningkatkan fungsi keluarga secara optimal
4. memfasilitasi perubahan positif dalam keluarga.
Masalah yang muncul seperti konflik perkawinan, konflik sibling, konflik antar generasi
Berbagai tipe kesulitan dan konflik muncul di antara individu dan anggota keluarga
Keluarga mengalami masa transisi, misalnya keluarga baru menikah, kelahiran anak pertama, remaja
Terapi individu yang perlu melibatkan anggota keluarga yang lain
Tidak ada perkembangan yang muncul dengan psikoterapi individu yang adekuat
Individu dalam terapi tidak mampu menggunakan terapi individu untuk menyelesaikan masalah
Banyak teori-teori yang digunakan dalam pendekatan terhadap terapi keluarga. Pendekatan atau kerangka kerja ini meliputi : Cognitive behavioral, Family system, Experimental, Humanistic, Integrative, Brief therapy, systemic, narratif, psychodinamic, psychoanalytical, psychoeducational, solution-focused, strategic, structural, transgenerational, development, gender, organozational, cultural, functional, conflict, dan ecological.
1. Initial interview Terapis membuat kontrak pertemuan
dengan keluarga dan mengumpulkan data. Selama tahap ini terapis memfasilitasi
proses penentuan masalah yang diidentifikasi oleh keluarga.
Proses ini meliputi :a. Engagement stage : pertemuan keluarga
dan menjelaskan apa yang mereka inginkanb. Assessment stage : identifikasi masalah
yang menjadi perhatian keluarga
c. Exploration stage : terapis dan keluarga mengeksplorasi masalah lain yang berkaitan dengan masalah utama
d. Goal-setting stage : terapis mensistesis semua informasi, dan anggota keluarga menetapkan apa yang ingin mereka ubah
e. Termination stage : akhir fase initial review, menetapkan kontrak untuk pertemuan berikutnya dan siapa saja anggota keluarga yang harus hadir dalam pertemuan tersebut.
2. Fase Kerja Tujuan dari fase ini adalah untuk
membantu keluarga menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan.
Selama fase ini terapis mengidentifikasi kekuatan dan permasalahan keluarga. Kekuatan keluarga berguna dalam membantu keluarga untuk tetap stabil
Biasanya setiap sesi dilakukan 1xseminggu dengan waktu lebih kurang 1 jam.
12 kekuatan yang dimiliki oleh keluarga, yaitu;1. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi, dan
spiritual dari setiap anggota keluarga2. Kemampuan untuk menjadi sensitif terhadap kebutuhan
anggota keluarga3. Kemampuan untuk mengkomunikasikan perasaan, emosi,
keyakinan, dan nilai-nilai yang efektif4. Kemampuan untuk memberikan dukungan, keamanan,
dan dorongan untuk meningkatkan kreatifitas serta kemandirian
5. Kemampuan untuk memulai dan mempertahankan pertumbuhan hubungan yang produktif dengan dan tanpa sistem keluarga
6. Kapasitas untuk mempertahankan dan menciptakan komunitas hubungan yang konstruktif dan penuh tanggung jawab dengan tetangga, sekolah, kota dan pemerintahan lokal atau pusat.
7. Kemampuan untuk tumbuh dengan dan melalui anak
8. Kemampuan untuk membantu diri sendiri dan kemampuan untuk menerima bantuan yang sesuai
9. Kemampuan untuk menampilkan peran keluarga yang fleksibel
10. Kemampuan untuk memperlihatkan rasa hormat yang menguntungkan untuk individual dan kemandirian bagi setiap anggota keluarga
11. Kemampuan untuk menggunakan sebuah krisis sebagai makna untuk berubah
12. Kemampuan untuk memiliki perhatian pada unit keluarga dan setia, serta untuk kerjasama antar anggota keluarga.
3. Fase Terminasi Kadang terminasi dapat terjadi sebelum
waktunya. Hal ini biasanya terjadi jika keluarga merasa perubahan yang terjadi mengancam fungsi keluarga yang sudah ada.
Pada keadaan ini terapis harus melakukan review masalah yang telah teridentifikasi dengan keluarga dan menegoisasikan kembali kontrak dan jumlah sesi-sesi keluarga.
Jika keluarga sudah mencapai tujuan dan masalah sudah terselesaikan, maka terminasi harus dilakukan
Anderson, E.T. (2000). Community as partner: theory and practice in nursing. (3rd ed). Philadelphia: Lippincott
Fawcett, Jacqueline. (2005). Contemporary nursing knowledge: analysis and evaluation of nursing models and theories. (2nd ed). Phialdelphia: F.A. Davis Company
Fitzpatrick, J.J & Whall, A.L. (1989). Conceptual models of nursing: analysis and application. (2nd ed). California: Appleton & Lange
Hamid, A.Y.S. (2003). Asuhan keperawatan jiwa pada korban tindak kekerasan dalam keluarga dan komunitas : bahan pengajaran mata ajaran keperawatan jiwa II. Tidak dipublikasikan
Nies, M.A & McEwen, Melanie. (2001). Community health nursing: promoting the health of population. (3rd ed). Philadelphia: W.B. Saunders Company
Shives, L.R. (1998). Basic concept psychiatric – mental health nursing. (4th ed). Philadelphia: Lippincolt.
Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2005). Principles and practice of psychiatric nursing. (7th edition). St.Louis : Mosby
Townsend, M.C. (2005). Essentials of psychiatric mental health nursing. (3rd ed.) Philadelphia: F.A.Davis Company
Tomey, A. M. (1998). Nursing theories and their work. (4th ed). St.Louis: Mosby