Download - Teori Hukum Pidana
![Page 1: Teori Hukum Pidana](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073011/559979bf1a28ab35528b4869/html5/thumbnails/1.jpg)
HUKUM PIDANA
BAB IIITEORI-TEORI TENTANG HUKUM
PIDANA
DHIMAS ARIA WIRANGGA ( 11 )
DONNIS NOVIAN ANTONY ( 12 )
FERRY FADIN AMRULLOH ( 13 )
GRENALDO FERDINAN BUTAR BUTAR ( 14 )
HANIEF WICAKSONO ( 15 )
![Page 2: Teori Hukum Pidana](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073011/559979bf1a28ab35528b4869/html5/thumbnails/2.jpg)
Variasi-variasi Teori
Pembalasan Leo Polak, ialah :
1. Teori Pertahanan Kekuasaan Hukum
Pidana sebagai paksaan belaka.
2. Teori Kompensasi Keuntungan
Kejahatan tidak dibalas dengan pidana maka
timbulah persaan tidak puas.
3. Teori Melenyapkan Sesuatu
Melenyapkan yang bertentangan dengan
hukum dan penghinaan.
![Page 3: Teori Hukum Pidana](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073011/559979bf1a28ab35528b4869/html5/thumbnails/3.jpg)
Lanjutan…
4. Teori Pembalasan PenyelenggaraanPersamaan HukumDalam teori ini berlaku asas persamaanhukum bagi semua anggota masyarakat.
5. Teori untuk melawan kecenderunganKeperluan membalas ditujukan kepada niatmasing masing orang.
6. Teori mengobjektifkanYang berpedoman pada etika atau ne malisexpeidiat esse malos.
![Page 4: Teori Hukum Pidana](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073011/559979bf1a28ab35528b4869/html5/thumbnails/4.jpg)
Syarat Pidana menurut Leo
Polak :
1. Suatu perbuatan yang bertentangan
dengan etika
2. Pidana hanya boleh
mememperhatikan apa yang telah
terjadi
3. Berat pidana harus seimbang
dengan beratnya delik.
![Page 5: Teori Hukum Pidana](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073011/559979bf1a28ab35528b4869/html5/thumbnails/5.jpg)
Menakutkan
Memperbaiki
Membinasakan
Teori
Relatif
Prevensi
KejahatanTertib
Masyarakat
Wujud Pidana
Lanjutan…
![Page 6: Teori Hukum Pidana](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073011/559979bf1a28ab35528b4869/html5/thumbnails/6.jpg)
Lanjutan…..
Biasanya dipertontonkan di depanumum,agar masyarakat ngerimelihatnya.
Maka dari itu timbullah ‘’Adogium’’ : nemo prudens punit, quia peccatum, sed net peccetur .