Transcript

5/17/2018 Teori Agenda Setting - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-agenda-setting-55b07a7c01b9e 1/9

 

1.  Sejarah Teori Agenda Setting

Teori ini dipelopori oleh Walter Lipmann (wartawan politik asal

Amerika) pada tahun 1922. Ia mengusulkan bahwa ”masyarakat menerimafakta bukan sebagaimana adanya, tapi apa yang mereka anggap sebagai

fakta, kenyataan fatamorgana atau lingkungan palsu. Untuk sebagian

besar, kita tidak melihat dulu dan kemudian merumuskan, tapi kita

merumuskan dulu baru kemudian melihat”. Juga berdasarkan kepada ide

dasar seperti yang dikemukakan Bernard Cohen 1963 bahwa “The press 

may not be succesful much of the time in telling people what to think, but 

it is stunningly succesful in telling its readers what to think about ”, “Pers

mungkin saja kurang berhasil mendorong orang untuk memikirkan sesuatu,

tapi pers sangat berhasil mendorong pembacanya untuk menentukan apa

 yang perlu dipikirkan”. 

Studi efek media dengan pendekatan agenda setting sudah dimulai

pada tahun 1960’an, namun popularitas baru muncul setelah publikasi hasil

karya McCombs dan Shaw di Chapel Hill pada tahun 1972. Mereka

menggabungkan dua metoda sekaligus, yaitu analisa isi (untuk mengetahui

agenda media di Chapel Hill) dan survey terhadap 100 responden untuk

mengetahui prioritas agenda publiknya. Studi tersebut menemukan bukti

bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat (0,975) antara urutan prioritas

pentingnya 5 isu yang dilansir oleh media di Chapel Hill bersesuaian dengan

urutan prioritas pada responden. Walaupun penelitian tersebut hanya

dapat membuktikan pengaruh kognitif media atas audiens, namun

studiagenda setting tersebut sudah dapat dipakai sebagai upaya untuk

mengkaji, mengevaluasi, dan menjelaskan hubungan antara agenda media

dan agenda publik. McCombs dan Shaw (dalam Griffin, 2003) meyakini

bahwa hipotesa agenda setting tentang fungsi media terbukti, karena

5/17/2018 Teori Agenda Setting - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-agenda-setting-55b07a7c01b9e 2/9

 

terdapat korelasi yang hampir sempurna antara prioritas agenda media

dan prioritas agenda publik.

2. Definisi Teori Agenda Setting

Dari beberapa asumsi mengenai efek komunikasi massa , satu yang

bertahan dan bekembang dewasa ini menganggap bahwa media massa

dengan memberikan perhatian pada isu tertentu dan mengabaikan yang

lainnya, akan memiliki pengaruh terhadap pendapat umum. Teori Penentuan

Agenda (bahasa Inggris: Agenda Setting Theory ) adalah teori yang

menyatakan bahwa media massa berlaku merupakan pusat penentuan

kebenaran dengan kemampuan media massa untuk mentransfer dua elemen

 yaitu kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik dengan

mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya kepada isu-isu yang

dianggap penting oleh media massa.

Teori agenda setting memiliki tiga dimensi utama yang dikemukakan

oleh Mannhem (Severin dan Tankard, Jr : 1992) yaitu Agenda

Media: Visibility (visibilitas), jumlah dan tingkat menonjolnya

berita; Audience Salience (tingkat menonjol bagi khalayak), relevansi isi

berita dengan kebutuhan khalayak; Valence (valensi), menyenangkan atau

tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa. Agenda

Publik:Familiarty (keakraban), derajat kesadaran khalayak akan topik

tertentu; Personal salience (penonjolan pribadi), relevansi kepentingan

individu dengan ciri pribadi; Favorability (kesenangan), pertimbangan

senang atau tidak senang akan topik berita. Agenda 

Kebijakan:  Support (dukungan), kegiatan menyenangkan bagi posisi berita

tertentu; Likehood of action (kemungkinan kegiatan), kemungkinan

pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan; Freedom of 

5/17/2018 Teori Agenda Setting - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-agenda-setting-55b07a7c01b9e 3/9

 

action (kebebasan bertindak), nilai kegiatan yang mungkin dilakukan

pemerintah.

3. Inti Pemikiran Dalam Teori Agenda Setting

News doesn’t select itself . Berita tidak bisa memilih dirinya sendiri

untuk menjadi berita. Ada pihak tertentu yang menentukan mana yang

menjadi berita dan mana yang bukan. Mereka adalah “ gatekeepers ”, di

dalamnya termasuk pemimpin redaksi, redaktur, editor, hingga jurnalis itu

sendiri. Pemilihan berita oleh gatekeepers biasa dikenal dengan istilah

pembingkaian atau Framing . Yang menurut Robert N. Ertman, adalah

proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari

peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Sebuah proses

dimana jurnalis, reporter, editor mengemas isu/kejadian menjadi sajian

 yang lebih menyentuh dan lebih menarik Framing yang dilakukan media

membuat suatu berita terus menerus ditayangkan di media sehingga

muncul agenda publik. Dua asumsi dasar yang paling mendasari penelitian

tentang penentuan agenda adalah:

1. Masyarakat pers dan mass media tidak mencerminkan

kenyataan/realitas yang sebenarnya; melainkan mereka membentuk

dan mengkonstruk realitas tersebut, mereka menyaring dan

membentuk isu;

2. Konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah

masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih penting

daripada isu-isu lain; media menyediakan beberapa isu dan

memberikan penekanan lebih kepada isu tersebut yang selanjutnya

memberikan kesempatan kepada publik untuk menentukan isu mana

 yang lebih penting dibandingkan dengan isu lainnya.

5/17/2018 Teori Agenda Setting - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-agenda-setting-55b07a7c01b9e 4/9

 

Salah satu aspek yang paling penting dalam konsep penentuan

agenda adalah peran fenomena komunikasi massa, berbagai media massa

memiliki penentuan agenda yang potensial berbeda termasuk intervensi

dari pemodal. Contohnya mengapa Metro TV terus-terusan mengekspose

“keburukan” kinerja pemerintahan SBY, bisa jadi pemberitaan tersebut

terkait dengan eksistensi Surya Paloh sebagai pendiri Nasdem yang akan

berkiprah dalam Pilpres ke depannya yang juga adalah pemilik stasiun TV

tersebut.

Hampir semua studi agenda setting yang dilakukan memfokuskan

pada dua variabel, yaitu: agenda media (sebagai variabel independen, isu

didiskusikan dalam media) dan agenda publik (sebagai variabel

dependen, isu didiskusikan dan secara pribadi sesuai dengan khalayak).

Analisis hubungan antar variabel yang dilakukan biasanya menekankan pada

pola hubungan satu arah atau bersifat linear, yaitu bahwa agenda media

mempengaruhi terbentuknya agenda publik. Ini merupakan bukti bahwa

kebanyakan peneliti pada saat itu masih percaya bahwa efek media

bersifat langsung, sehingga studi mereka lebih banyak berorientasi pada

upaya pengukuran besarnya efek media. Media massa memiliki kekuatan

untuk mempengaruhi agenda media kepada agenda publik. Teori Agenda

Setting didasari oleh asumsi demikian.

McCombs dan Shaw pertama-tama melihat agenda media yang dapat

terlihat dari aspek apa saja yang coba ditonjolkan oleh pemberitaan media

tersebut seperti: posisi pemberitaan dan panjangnya berita sebagai

faktor yang ditonjolkan oleh redaksi. Untuk surat kabar, headline pada

halaman depan, tiga kolom di berita halaman dalam, serta editorial, dilihat

sebagai bukti yang cukup kuat bahwa hal tersebut menjadi fokus utama

surat kabar tersebut. Dalam majalah, fokus utama terlihat dari bahasan

5/17/2018 Teori Agenda Setting - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-agenda-setting-55b07a7c01b9e 5/9

 

utama majalah tersebut. Sementara dalam berita televisi dapat dilihat

dari tayangan spot berita pertama hingga berita ketiga, dan biasanya

disertai dengan sesi tanya jawab atau dialog setelah sesi pemberitaan.

McCombs dan Shaw percaya bahwa fungsi agenda-setting media massa

bertanggung jawab terhadap hampir semua apa-apa yang dianggap penting

oleh publik. Karena apa-apa yang dianggap prioritas oleh media menjadi

prioritas juga bagi publik atau masyarakat.

Menurut McCombs dan Shaw, “we judge as important what the 

media judge as important.” Kita cenderung menilai sesuatu itu penting

sebagaimana media massa menganggap hal tersebut penting. Jika media

massa menganggap suatu isu itu penting maka kita juga akan

menganggapnya penting. Sebaliknya, jika isu tersebut tidak dianggap

penting oleh media massa, maka isu tersebut juga menjadi tidak penting

bagi diri kita, bahkan menjadi tidak terlihat sama sekali. Mereka

menuliskan bahwa audience tidak hanya mempelajari berita-berita dan hal-

hal lainnya melalui media massa tetapi juga mempelajari seberapa besar

arti penting diberikan pada suatu isu atau topik dari cara media massa

memberikan penekanan terhadap topik tersebut.

4.  Pemahaman Mengenai Teori Agenda Setting

Teori ini menganggap bahwa media massa dengan memberikan

perhatian pada isu tertentu dan mengabaikan yang lainnya, akan memiliki

pengaruh terhadap pendapat umum. Orang akan cenderung mengetahui

tentang hal-hal yang diberitakan media massa dan menerima susunan

prioritas yang diberikan media massa terhadap isu-isu yang berbeda.

Asumsi ini berhasil lolos dari keraguan yang ditujukan pada

penelitian komunikasi massa yang menganggap media massa memiliki efek

5/17/2018 Teori Agenda Setting - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-agenda-setting-55b07a7c01b9e 6/9

 

 yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses

belajar dan bukan dengan perubahan sikap atau pendapat. Teori ini

menawarkan suatu cara untuk menghubungkan temuan ini dengan

kemungkinan terjadinya efek terhadap pendapat, karena pada dasarnya

 yang ditawarkan adalah suatu fungsi belajar dari media massa. Orang

belajar mengenai isu-isu apa, dan bagaimana isu-isu tersebut disusun

berdasarkan tingkat kepentingannya.

5.  Contoh dari peristiwa dimasyarakat mengenai Teori Agenda Setting

Analisa dari beberapa peristiwa komunikasi yang saat ini dan

kaitannya dengan teori agenda setting adalah contoh kasus yang menjadi

pilihan media mengenai Prita Mulyasari. Ibu muda yang dipenjara karena

mengeluhkan pelayanan sebuah institusi melalui email di sebuah mailist.

Media massa mengeksposnya. Tak ayal, dukungan dan simpati mengalir

deras bagi pembebasannya. Dampak dari media massa yang terus mem-

blow up kasusnya terbentuklah opini publik yang cenderung untuk

memberinya dukungan, sampai-sampai diadakannya aksi solidaritas Koin

Peduli Prita dalam rangka membantu Prita dalam memperoleh uang untuk

bayar denda kepada Rumah Sakit Omni Internasional sebesar Rp

204.000.000,-. Alhasil sumbangan seluruh masyarakat dari seluruh

Indonesia sebesar Rp 825.728.550,-. Jumlah ini empat kali lipat melebihi

denda yang harus dibayarkan Prita kepada Rumah Sakit Omni

Internasional.

6.  Kelemahan Dalam Teori Agenda Setting

Setelah McCombs dan Shaw, banyak eksplorasi dilakukan dengan

menggunakan metode kombinasi analisa isi dan survey. Hasil-hasil

penelitian lanjutan adalah beragam. Ada yang memperkuat, akan tetapi

5/17/2018 Teori Agenda Setting - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-agenda-setting-55b07a7c01b9e 7/9

 

tidak sedikit yang memperlemah temuan McCombs dan Shaw. Rogers

(1997) dalam A Paradigmatic Hystory of Agenda Setting 

Research, berpendapat bahwa kurang diperhatikannya on going 

 process dalam framing dan priming agenda media; maupun on going 

 process dalam agenda publik, seringkali menyebabkan kesimpulan yang

diperoleh dalam studi agenda setting tidak sesuai dengan realita yang ada.

Dengan begitu, bisa jadi hasil-hasil penelitian yang beragam itu ada yang

bersifat semu. Artinya hubungan yang terjadi disebabkan karena pilihan

sampelnya kebetulan mendukung/tidak mendukung hipotesis yang

dikembangkan, atau mungkin pilihan isu-nya kebetulan menyangkut/tidak

menyangkut kepentingan kelompok responden. Kritik juga dapat

dilontarkan kepada teori ini, bahwa korelasi belum tentu juga kausalitas.

Mungkin saja pemberitaan media massa hanyalah sebagai cerminan

terhadap apa-apa yang memang sudah dianggap penting oleh masyarakat.

Meskipun demikian, kritikan ini dapat dipatahkan dengan asumsi bahwa

pekerja media biasanya memang lebih dahulu mengetahui suatu isu

dibandingkan dengan masyarakat umum.

Coba kita lihat pada masalah mengenai keputusan untuk uji coba

pembatasan kendaraan berplat nomor ganjil/genap yang disiapkan untuk

Sea Games ke-26 November mendatang. Beritanya tidak menjadi topik

utama di semua media massa, padahal masalah akan keputusan ini sangat

berkaitan dengan orang banyak. Hanya beberapa media saja yang

menjadikannya topik bahasan. Itu terjadi karena tidak sesuai dengan

selera publik. Di sinilah kelemahan dari teori agenda setting. Ketika mulai

masuk ke selera publik maka teori yang lebih relevan untuk melihatnya

adalah Uses dan Gratification . Teori ini mempertimbangkan apa yang

dilakukan orang pada media, yaitu menggunakan media untuk pemuas

5/17/2018 Teori Agenda Setting - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-agenda-setting-55b07a7c01b9e 8/9

 

kebutuhannya. Dalam memenuhi kebutuhan secara psikologis dan sosial,

audiens menjadi tergantung pada media massa. Audiens memperlakukan

media sebagai sumber informasi bagi pengetahuan mengenai

perkembangan mengenai keputusan uji coba pembatasan kendaraan berplat

nomor ganjil/genap. Karena itu, media pun bersedia menayangkan atau

mencantumkan segala perkembangan mengenai keputusan tersebut secara

terus-menerus. Media mencoba memberikan apa yang dibutuhkan oleh

audiens sehingga memberikan efek dalam ranah afektif audiens.

5/17/2018 Teori Agenda Setting - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-agenda-setting-55b07a7c01b9e 9/9

 

Daftar Pustaka

Vivian, John. Teori Komunikasi Massa ed.8, Penerbit Kencana Prenada Media

Rohim, H. Syaiful. Teori Komunikasi Perspektif, Ragam dan Aplikasi, Penerbit

Rinneka Cipta

www.google.com  

 

www. Wikipedia.com 


Top Related