Download - Tentang EKSEPSI.doc
TENTANG EKSEPSI
Oleh : Zahru Arqom, S.H.
Adalah sangat keliru apabila Nota Keberatan atau Eksepsi dianggap sebagai
pemanis atau pelengkap suatu prosedur dalam Hukum Acara Pidana. Dalam Hukum
Acara Pidana kita Nota Keberatan dan/atau Eksepsi, setidaknya mempunyai 3 (tiga)
fungsi, yaitu :
1. Untuk mencapai (mewujudkan) asas peradilan, yaitu penyelesaian perkara
yang sederhana, cepat, dan biaya ringan.
2. Dapat memberikan perlindungan kepada Tersangka atau Terdakwa terhadap
Surat Dakwaan atau proses pemeriksaan di tingkat penyidikan yang sebenarnya
sejak awal sudah Batal Demi Hukum (Niet Onvantkelijke Verklaard).
3. Sebagai bentuk pengawasan horizontal oleh Hakim kepada Penyidik maupun
Penuntut Umum atas tindakan-tindakan yang tidak sesuai dan/atau
bertentangan dengan ketentuan hukum acara.
Pleid / exception / exeptie / Eksepsi (tangkisan) berbeda dengan Objection
(keberatan) namun dalam praktik hukum dianggap sama antara tangkisan dan
keberatan. Tangkisan adalah pembelaan yang tidak ditujukan pada materi pokok
surat dakwaan (mengkait syarat materiil surat dakwaan) sedang keberatan adalah
pembelaan yang tidak ditujukan pada cacad formal suatu dakwaan (mengkait
syarat formil surat dakwaan). Lembaga eksepsi dan/atau keberatan diakui dalam
Hukum Acara Pidana Indonesia yaitu dalam Pasal 156 KUHAP, sbb :
Pasal 156
(1) Dalam hal terdakwa atau penasihat hukum mengajukan keberatan bahwa pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan kepada penuntut umum untuk menyatakan pendapatnya, hakim mempertimbangkan keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan.
KUHAP hanya mengenal istilah “Keberatan” sehingga teks / dokumennya sering
disebut Nota Kebreratan.
Menunjuk Pasal 143 ayat (2) KUHAP terdapat 2 (dua) unsur yang harus dipenuhi
dalam suatu Surat Dakwaan, yaitu:
(1) Syarat Formil (Pasal 143 ayat (2) huruf a KUHAP)
Suatu Dakwaan harus memuat tanggal dan ditandatangani oleh Penuntut
Umum, serta memuat nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir,
jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaaan
tersangka.
(2) Syarat Materiil (Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP)
Surat Dakwaan harus memenuhi uraian secara cermat, jelas, dan lengkap
mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan
tempat tindak pidana itu dilakukan.
JENIS KEBERATAN / EKSEPSI
1. Keberatan/Eksepsi Tidak Berwenang Mengadili
a. Tidak Berwenang Secara Absolut (84 KUHAP)
b. Tidak Berwenang Secara Relatif
2. Keberatan/Eksepsi Dakwaan Tidak dapat Diterima
a. Klacht delict tanpa ada pengaduan;
b. Hak memuntut daluarsa (78 KUHP);
c. Nebis in idem (76 KUHP);
d. Exceptio litis pedentis (perkara yang sama sedang diperiksa oleh
pengadilan lain).
3. Keberatan/Eksepsi Dakwaan Batal Demi Hukum
Dakwaan kabur / obscuur libel (Pasal 143 ayat (2) KUHAP)
Akibat : Pasal 143 ayat (3) huruf b KUHAP secara tegas menyebutkan bahwa
tidak dipenuhinya syarat-syarat materiil Surat Dakwaan menjadi batal demi
hukum atau “null and void” yang berarti sejak semula tidak ada tindak pidana
seperti yang didakwakan.
Kapan Terdakwa atau Penasihat Hukum dapat mengajukan Nota Keberatan? Nota
Keberatan diajukan pada sidang pertama atau sesaat setelah surat dakwaan secara
resmi dibacakan.