Download - TB PARU ANAK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis Anak
A.1. Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis,
Mycobacterium bovis dan Mycobacterium africanum. Tuberkulosis adalah penyakit menular
yang bersifat sistemik dan disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang mayoritas (> 95%)
menyerang paru.
A.2. Penularan
Penularan tuberkulosis anak sebagian besar melalui udara sehingga focus primer berada
di paru dengan kelenjar getah bening membengkak serta jaringan paru mudah terinfeksi kuman
tuberkulosis. Selain itu dapat melalui mulut saat minum susu yang mengandung kuman
Mycobacterium bovis dan melalui luka atau lecet di kulit.
A.3. Diagnosis
Banyak orang yang menderita tuberkulosis paru dibanding dengan tuberkulosis organ yang
lain. Hal ini dikarenakan penyebaran melalui udara yang dihirup mengandung kuman
tuberkulosis yang berkembang menjadi kompleks pimer dan disusul infeksi. Hal ini sangat sering
terjadi tetapi gejala pada umunya tidak khas. Satu-satunya bukti dengan menggunakan uji
tuberculin cara Mantoux dengan ditemukannya basil tuberkulosis. Mayoritas diagnosis
tuberkulosis anak didasarkan pada gambaran klinis, gambaran radiologis dan uji tuberculin.
Anak dicurigai menderita tuberkulosis apabila terdapat keadaan atau gejala sebagai berikut :
Anak dicurigai menderita tuberkulosis bila:
Kontak erat dengan penderita tuberkulosis BTA positif
Ada reaksi kemerahan setelah suntik BCG dalam 3-7 hari
Terdapat gejala umum tuberkulosis.
Gejala umum yang dicurigai anak menderita tuberkulosis :
Berat badan turun 3 bulan secara berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik
dalam 1 bulan walaupun sudah dengan penanganan gizi yang baik
Nafsu makan tidak ada (anoreksia)
Demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria, ISPA)
Pembesaran kelenjar limfe tanpa disertai nyeri
Batuk lebih dari 30 hari dan nyeri dada
Diare persisten yang tidak kunjung sembuh.
Uji tuberculin
Tuberculin test positif (indurasi lebih dari 10 mm), meragukan bila indurasi 5-9 mm,
negative bila kurang dari 5 mm. Uji tuberculin positif menunjukkan adanya infeksi
tuberkulosis dan mungkin tuberkulosis aktif pada anak.
Reaksi cepat BCG
Setelah mendapatkan penyuntikan BCG ada reaksi cepat (indurasi lebih dari 5 mm) dalam
3-7 hari curigai terkena infeksi tuberkulosis.
Foto rontgen paru
Sebagian foto tidak menunjukkan gambaran yang khas untuk tuberkulosis.
maka diagnosis tuberkulosis anak perlu kriteria lain dengan menggunakan sistim skor
Parameter 0 1 2 3
Kontak TB Tidak
jelas
- Laporan keluarga, BTA
(-), tidak tahu/ tidak
jelas
BTA (+)
Uji tuberkulin Negative - - Positif (≥10 mm, atau
≥5 mm
pada keadaan
imunosupresi)
Berat badan/keadaan
gizi
- BB/TB
<90% atau
BB/U <80%
Klinis gizi buruk
BB/TB <70% atau
BB/U < 60%
-
Demam tanpa sebab
yang jelas
- ≥ 2 minggu - -
Batuk - ≥3 minggu - -
Pembesaran kelenjar - ≥ 1 cm, - -
limfe koli, aksila,
inguinal
jumlah > 1,
tidak nyeri
Pembengkakan
tulang/sendi
panggul, lutut,
falang
- Ada
pembengka
kan
- -
Foto rontgen thoraks Normal Kesan TB - -
A.4. Pengobatan
Pengobatan secara umum dilakukan dengan meningkatkan gizi anak untuk daya tahan
tubuh dan istirahat. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat tuberkulosis pada anak
yaitu pemberian obat tahap intensif atau lanjutan diberikan setiap hari, dosis obat disesuaikan
dengan berat badan anak, pengobatan tidak boleh terputus dijalan.
Untuk terapi tuberkulosis terdiri dari dua fase yaitu fase intensif (awal) dengan panduan 3-5
OAT selama 2 bulan awal dan fase lanjutan dengan panduan 2 OAT (INH-Rifampisin) hingga 6-
12 bulan. Fase intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara
langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat, bila pengobatan fase intensif diberikan
secara tepat biasannya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu,
sebagian besar pasien tuberkulosis BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan
sedangkan untuk fase lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka
waktu yang lebih lama, tahap ini penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah
terjadinya kekambuhan.
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang biasa digunakan yaitu Isoniazid, Rifampisin,
Piranizamid, Etambutol dan Streptomisin. Terapi OAT untuk tuberkulosis paru yaitu INH,
Rifampisisn, Pirazinamid selama 2 bulan fase intensif dilanjutkan INH dan Rifampisin hingga 6
bulan terapi (2HRZ-4HR). Efek samping OAT jarang dijumpai pada anak jika dosis dan cara
pemberiannya benar. Efek samping yang biasa muncul yaitu hepatotoksisitas dengan gejala
ikterik, keluhan ini biasa muncul pada fase intensif (awal).
Cara pengobatan INH diberikan selama 6 bulan, Rifampisin selama 6 bulan, Piranizamid
selama 2 bulan pertama. Pada kasus-kasus berat dapat ditambahkan Etambutol selama 2 bulan
pertama. Untuk mengurangi angka drop out dibuat dalam bentuk FCD (Fixed Dose
Combination) untuk 2 bulan pertama digunakan FDC yang berisi
Rifampisin/Isoniazid/Piranizamid dengan dosis 75 mg/50mg/150mg sedangkan untuk 4 bulan
berikutnya digunakan FDC yang berisi Rifampisin/Isoniazid dengan dosis 75 mg/50mg.
Untuk kategori anak (2RHZ/4RH) , prinsip dasar pengobatan tuberculosis minimal 3
macam obat dan diberikan dalam waktu 6 bulan. OAT pada anak diberikan setiap hari baik pada
fase intensif (awal) maupun fase lanjutan, dosis obat harus disesuaikan dengan berat badan anak.
Pada sebagian besar kasus tuberkulosis anak pengobatan selama 6 bulan cukup adekuat. Setelah
pemberian obat 6 bulan, lakukan evaluasi baik klinis maupun pemeriksaan penunjang. Evaluasi
klinis pada tuberkulosis anak merupakan parameter terbaik untuk menilai keberhasilan
pengobatan. Bila dijumpai perbaikian klinis yang nyata walaupun gambaran radiologik tidak
menunjukkan perubahan yang berarti maka OAT dihentikan.
A.5. Pencegahan
Pencegahan tuberkulosis anak dapat dilakukan dengan Imunisasi BCG (dapat
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi tuberkulosis, perbaikan lingkungan (dicari
sumber penularannya), makanan bergizi (bila anak dengan gizi kurang akan mudah terinfeksi
kuman tuberkulosis, sedangkan anak dengan gizi baik dapat meningkatkan daya tahan tubuh
sehingga anak tersebut tidak mudah terinfeksi kuman tuberkulosis), kemoprofilaksis
( kemoprofilaksis primer untuk anak yang belum pernah terinfeksi tuberkulosis dengan tujuan
untuk mencegah anak dengan kontak tuberkulosis dan uji tuberculin negatif sedangkan
kemoprofilaksis sekunder untuk anak yang sudah terinfeksi kuman tuberkulosis diberikan
dengan tujuan mencegah berkembangnya infeksi menjadi penyakit).
Faktor yang mempengaruhi tuberkulosis
Riwayat kontak
Sumber penularan tuberkulosis anak adalah orang dewasa yang sudah menderita tuberkulosis
aktif (tuberkulosis positif) sedangkan anakanak masih sangat rentan tertular tuberkulosis dari
orang dewasa karena daya tahan dan kekebalan tubuh anak yang lemah.
Status gizi
Pada anak status gizi sangatlah penting, anak yang memiliki gizi baik tidak mudah terkena
infeksi karena tubuh memiliki kemampuan yang cukup untuk mempertahankan diri (daya tahan
tubuh meningkat) sedangkan bagi anak yang memiliki gizi buruk akan sangat mudah terkena
infeksi karena reaksi kekebalan tubuh menurun yang berarti kemampuan tubuh untuk
mempertahankan diri terhadap serangan infeksi menurun.
Umur
Penyakit tuberkulosis sering ditemukan pada usia muda atau produktif karena sejak lama
seseorang tersebut sudah tertular kuman Mycobacterium tuberculosis yang mengakibatkan
kondisi tubuhnya
menurun.
Jenis kelamin
Menurut penelitian Islamiyati cenderung lebih banyak pada anak perempuan , perbandingannya
1:4 (laki-laki : perempuan) karena pada anak laki-laki porsi makan lebih besar sehingga
cenderung memiliki status gizi lebih baik yang memungkinkan memiliki pertahanan tubuh lebih
baik dalam melawan penyakit.
Status imunisasi
Pemberian imunisasi BCG pada bayi dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit
tuberkulosis karena dengan imunisasi BCG ini akan memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit tuberkulosis sehingga anak tersebut tidak mudah terkena penyakit tuberkulosis.
Faktor toksik
Faktor toksik yang dapat mempengaruhi yaitu asap rokok karena asap rokok dapat menurunkan
respon terhadap antigen sehingga benda asing yang masuk dalam paru tidak langsung bisa
dikenali atau dilawan oleh tubuh selain itu juga dapat menjadi salah satu penyebab anak mudah
terkena tuberkulosis, anak selain dari asupan gizi jug memerlukan lingkungan yang bebas rokok
sehingga dapat menurunkan jumlah tuberkulosis anak.
Kondisi rumah
Kondisi rumah ikut berpengaruh karena pada kondisi rumah yang buruk atau tidak layak untuk
dihuni akan mempermudah terkena penyakit tuberkulosis.
Kepadatan hunian
Merupakan proses penularan penyakit karena jika semakin padat maka perpindahan penyakit
(khusus penyakit menular) melalui udara akan semakin mudah dan cepat, apalagi jika dalam satu
rumah terdapat anggota keluarga yang terkena tuberkulosis.
BAB III
HOME VISITE
Faktor resiko TB
1. Faktor Lingkungan : a. Keluarga terkena TB
b. Keadaan Ventilasi rumah kurang
c. Rumah lembab
2. Individu : Status gizi
3. Perilaku : Kebersihan (buang ludah sembarangan)
Masalah Lingkungan Pasien
• Ventilasi rumah kurang
• Rumah lembab
• Paman menderita TB paru
• Makanan dirumah kurang bergizi dan kebersihan kurang diperhatikan
Edukasi Saat Home Visit
• Sering membuka pintu depan rumah terutama saat pagi hari
• Rutin kontrol terkait pengobatan TB 6 bulan
• Mengajarkan etika batuk kepada keluarga terutama ayah
BAB IV
PEMBAHASAN
Faktor yang mempengaruhi tuberkulosis
Riwayat kontak
Sumber penularan tuberkulosis anak adalah orang dewasa yang sudah menderita tuberkulosis
aktif (tuberkulosis positif) sedangkan anakanak masih sangat rentan tertular tuberkulosis dari
orang dewasa karena daya tahan dan kekebalan tubuh anak yang lemah.
Pada pasien ini terdapat riwayat kontak dengan penderita TBC yaitu pamannya, yang tinggal
serumah dengan pasien. Paman mendapatkan pengobatan selama 1 tahun, obat di minum sehari
sekali, dan air kencing paman setelah mengonsumsi obat berwarna merah.
Status gizi
Pada anak status gizi sangatlah penting, anak yang memiliki gizi baik tidak mudah terkena
infeksi karena tubuh memiliki kemampuan yang cukup untuk mempertahankan diri (daya tahan
tubuh meningkat) sedangkan bagi anak yang memiliki gizi buruk akan sangat mudah terkena
infeksi karena reaksi kekebalan tubuh menurun yang berarti kemampuan tubuh untuk
mempertahankan diri terhadap serangan infeksi menurun.
Status gizi pada anak kurang
Umur
Penyakit tuberkulosis sering ditemukan pada usia muda atau produktif karena sejak lama
seseorang tersebut sudah tertular kuman Mycobacterium tuberculosis yang mengakibatkan
kondisi tubuhnya
menurun.
Jenis kelamin
Menurut penelitian Islamiyati cenderung lebih banyak pada anak perempuan , perbandingannya
1:4 (laki-laki : perempuan) karena pada anak laki-laki porsi makan lebih besar sehingga
cenderung memiliki status gizi lebih baik yang memungkinkan memiliki pertahanan tubuh lebih
baik dalam melawan penyakit.
Status imunisasi
Pemberian imunisasi BCG pada bayi dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit
tuberkulosis karena dengan imunisasi BCG ini akan memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit tuberkulosis sehingga anak tersebut tidak mudah terkena penyakit tuberkulosis.
Faktor toksik
Faktor toksik yang dapat mempengaruhi yaitu asap rokok karena asap rokok dapat menurunkan
respon terhadap antigen sehingga benda asing yang masuk dalam paru tidak langsung bisa
dikenali atau dilawan oleh tubuh selain itu juga dapat menjadi salah satu penyebab anak mudah
terkena tuberkulosis, anak selain dari asupan gizi jug memerlukan lingkungan yang bebas rokok
sehingga dapat menurunkan jumlah tuberkulosis anak.
Kondisi rumah
Kondisi rumah ikut berpengaruh karena pada kondisi rumah yang buruk atau tidak layak untuk
dihuni akan mempermudah terkena penyakit tuberkulosis.
Rumah menggambarkan kurangnya ventilasi dan rumah terkesan lembab
Kepadatan hunian
Merupakan proses penularan penyakit karena jika semakin padat maka perpindahan penyakit
(khusus penyakit menular) melalui udara akan semakin mudah dan cepat, apalagi jika dalam satu
rumah terdapat anggota keluarga yang terkena tuberkulosis.
Dalam satu rumah terdapat keluarga yang menderita TBC