Download - tata busana
iii
PEMBUATAN BUSANA PANGGUNG
DENGAN SUMBER IDE BUNGA LILI
TUGAS AKHIR
Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknologi Jasa dan Produksi Busana
Universitas Negeri Semarang
Oleh
Robiatul Adawiyah
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
iv
ABSTRAK
Robiatul Adawiyah, 2006. PEMBUATAN BUSANA PANGGUNG DENGAN SUMBER IDE BUNGA LILI. Teknologi Jasa dan Produksi Busana D3, Fakultas Teknik , Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Dra. Uchiyah Achmad, M.Pd. Sumber ide bunga lili.
Latar belakang pembuatan busana panggung yaitu busana panggung memiliki peran penting dalam sebuah pertunjukan karena secara tidak langsung penonton mengamati busana yang dipakainya. Busana panggung menjadi pusat perhatian sesuai tema dan karakter dalam pertunjukan atau pementasan, misalnya Kontes Dangdut TPI (KDI), Akademi Fantasi Indosiar (AFI), Kondang In dan Indonesian Idol. Permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah (1) bagaimana disain busana panggung dengan sumber ide bunga lili ? (2) Bagaimana proses pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga lili ? (3) Bagaimana teknik penyelesaian busana panggung dengan sumber ide bunga lili ? Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan tugas akhir ini adalah menciptakan suatu disain busana dengan sumber ide bunga lili, mengetahui cara pembuatan busana dan korsase bunga lili, mengetahui hasil busana panggung dengan sumber ide bunga lili. Manfaat yang diperoleh dalam pembuatan busana panggung bagi penulis dan masyarakat bahwa bunga lili dapat dimanfaatkan sebagai sumber ide pembuatan busana yang unik dan kreatif.
Proses pembuatan busana panggung secara keseluruhan ini dimulai dari mendisain model. Busana panggung dengan sumber ide bunga lili ini berupa blus dan rok yang terdiri dari (1) bagian atas, untuk bagian atas berupa blus yang pas badan, memakai kupnat dengan lengan panjang dan ujungnya diberi korsase bunga lili yang melingkar pada pergelangan tangan, untuk korsase bunga lili yang ukuran besar diletakkan pada lingkar pinggang, bagian leher diberi border tepid an dihiasi dengan payet; (2) bagian bawah (rok), pada bagian bawah berupa rok panjang sampai lutut pas badan, bagian lutut dimasukkan 2 cm kemudian dikembangkan, bagian depan dipotong lengkung sebatas lutut kemudian dibordir tepi. Persiapan-persiapan dalam pembuatan busana ini adalah sebagai berikut; memahami disain busana, mempersiapkan alat berupa alat menggambar pola dan alat membuat busana, mempersiapkan bahan yaitu bahan utama, bahan pelengkap, bahana pembantu. Mengambil ukuran. Sebelum mengambil ukuran harus memperhatikan bentuk bahu, badan, pinggang dan pinggul. Orang yang akan diukur sebaiknya memakai busana yang pas badan agar ukuran yang diambil dapat akurat. Membuat pola dengan system praktis, merancang bahan dan harga bertujuan agar dapat memperhitungkan banyaknya bahan dan biay yang diperlukan. Membuat pola ukuran sebenarnya. Dalam pembuatan pola besar tinggal mengutip dari pola ukuran kecil. Meletakkan pola di atas bahan yaitu pola-pola besar diletakkan terlebih dahulu kemudian baru pola-pola yang kecil. Menggunting kain sesuai dengan pola, memberi tanda jahitan dapat menggunakan karbon jahit, kapur jahit ataupun dengan cara dijelujur. Mengepas 1 agar mengetahui letak kesalahan busana panggung. Membordir, menjahit, tertib kerja
v
menjahit blus: menjahit kupnat bagian muka maupun belakang, menjahit sisi, menjahit bahu, memasang risliting, menjahit lengan, menjahit furing, menyatukan furing dengan blus, tertib kerja menjahit rok : menjahit bagian sisi rok, memasang risliting, menyatukan furing dengan rok, menjahit ban pinggang. Tertib kerja membuat korsase bunga lili : menentukan ukuran kelopak bunga dan daun, membuat pola dan menempelkan pada kain, membordir, menyolder dan menggunting, memotong furing kelopak bunga dan menyatukan dengan bahan utama, memasang payet dan halon, memasang kawat dan merangkai menjadi bunga lili.
Hasil busana panggung yaitu model busana yang terdiri dari blus dan rok. Pada blus bagian leher dibordir tepi dan dihiasi dengan payet. Sedang rok terdapat hiasan berupa bordir tempel yang berbentuk daun dihiasi dengan payet dan halon.
Pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga lili memerlukan waktu yanag relatif, yaitu 30 hari dengan menghabiskan dana keseluruhan Rp. 728.250,-. Perawatan busana panggung ini digantung dan disimpan dalam almari.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Permasalahan ..................................................................................2
C. Penegasan Istilah ............................................................................3
D. Tujuan Tugas Akhir........................................................................4
E. Manfaat Tugas Akhir......................................................................4
BAB II ISI
A. Landasan Teori ...............................................................................6
B. Proses Pembuatan Busana Panggung dengan Sumber Ide Bunga
Lili ..................................................................................................11
C. Hasil dan Pembahasan ....................................................................44
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................47
B. Saran ...............................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................48
LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................49
vii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1 Hemerocallis Uliosphodelus LO-17 ..............................................9
2. Gambar 2 Hemerocallis Uliosphodelus AV-9................................................9
3. Gambar 3 Hemerocallis Uliosphodelus AO-59..............................................10
4. Gambar 4.1 Disain busana panggung dengan sumber ide bunga lili tampak
depan.................................................................................................................12
5. Gambar 4.2 Disain busana panggung dengan sumber ide bunga lili tampak
depan.................................................................................................................12
6. Gambar 4.3 Disain produksi tampak depan......................................................13
7. Gambar 4.4 Disain produksi tampak belakang.................................................14
8. Gambar 5 Gambar cara mengambil ukuran.....................................................22
9. Gambar 5.1 Gambar lingkar badan .................................................................22
10. Gambar 5.2 Gambar lingkar pinggang............................................................22
11. Gambar 5.3 Gambar lingkar panggul..............................................................22
12. Gambar 5.4 Gambar lebar muka .....................................................................22
13. Gambar 5.5 Gambar panjang muka ................................................................22
14. Gambar 5.6 Gambar panjang bahu..................................................................22
15. Gambar 5.7 Gambar lubang lengan ................................................................22
16. Gambar 5.8 Gambar panjang lengan...............................................................22
17. Gambar 5.9 Gambar panjang punggung .........................................................23
18. Gambar 5.10 Gambar lebar punggung ............................................................23
19. Gambar 5.11 Gambar panjang gaun dari pinggang ........................................23
viii
20. Gambar 6.1 Gambar pola dasar badan system praktis ....................................25
21. Gambar 6.2 Gambar pola dasar lengan system praktis ...................................26
22. Gambar 6.3 Gambar pola dasar rok ................................................................27
23. Gambar 6.4 Gambar pola kelopak bunga bagian pinggang ............................28
24. Gambar 6.5 Gambar pola kelopak bunga bagian lengan ...............................28
25. Gambar 6.6 Gambar pola daun .......................................................................28
26. Gambar 6.7 Gambar merubah pola badan.......................................................30
27. Gambar 6.8 Gambar merubah pola lengan .....................................................30
28. Gambar 6.9 Gambar merubah pola gaun berdasarkan model .........................31
29. Gambar 6.10 Gambar merubah pola lengan berdasarkan model ....................31
30. Gambar 6.11 Gambar merubah pola rok berdasarkan model .........................32
31. Gambar 6.12 Gambar merubah pola rok berdasarkan model .........................33
32. Gambar 7.1 Gambar menjahit kupnat .............................................................39
33. Gambar 7.2 Gambar menjahit sisi bagian blus ...............................................40
34. Gambar 7.3 Gambar menjahit bahu ................................................................40
35. Gambar 7.4 Gambar memasang risliting ........................................................40
36. Gambar 7.5 Gambar memasang lengan ..........................................................40
37. Gambar 7.6 Gambar menyatukan furing dengan blus ....................................41
38. Gambar 7.7 Gambar menjahit sisi rok ............................................................41
39. Gambar 7.8 Gambar menyatukan furing dengan rok......................................41
40. Gambar 7.9 Gambar menjahit ban pinggang ..................................................42
41. Gambar 7.10 Gambar menentukam ukuran kelopak dan daun ......................42
42. Gambar 7.11 Gambar membuat pola dan menempelkan pada kain................42
ix
43. Gambar 7.12 Gambar menggunting dan menyoldir........................................43
44. Gambar 7.13 Gambar memotong furing .........................................................43
45. Gambar 7.14 Gambar memasang payet ..........................................................43
46. Gambar 7.15 Gambar memasang kawat dan merangkai.................................43
x
DAFTAR TABEL
1. Skema pembuatan busana panggung.............................................................11
2. Tabel jenis ukuran .........................................................................................24
3. Tabel keterangan tanda pola ..........................................................................29
4. Tabel rancangan harga...................................................................................36
5. Tabel penentuan harga pokok pebjualan .......................................................37
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran I Contoh bahan ........................................................................49
2. Lampiran II Halon, payet, kawat ..............................................................51
3. Lampiran III Contoh bordiran daun...........................................................52
4. Lampiran IV Contoh bordiran kelopak bunga...........................................53
5. Lampiran V Merancang bahan utama untuk kelopak bunga....................54
6. Lampiran VI Merancang bahan untuk daun ..............................................55
7. Lampiran VII Rancangan bahan utama untuk gaun ...................................56
8. Lampiran VIII Rancangan bahan untuk furing............................................57
9. Lampiran IX Hasil pembuatan busana panggung dengan sumber ide
bunga lili tampak depan ......................................................58
10. Lampiran X Hasil pembuatan busana panggung dengan sumber ide
bunga lili tampak samping ..................................................59
11. Lampiran XI Hasil pembuatan busana panggung dengan sumber ide
bunga lili tampak belakang .................................................60
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Busana merupakan kebutuhan pokok manusia yang berfungsi sebagai
penutup tubuh. Akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman dan
teknologi, busana mengalami penambahan fungsi yaitu sebagai hiasan. Pada
zaman pra sejarah manusia hidup berpindah-pindah, mereka hidup dengan
cara memanfaatkan apa yang ada di alam sekitarnya. Ketika mereka telah
pandai berburu binatang liar, mereka mendapat dua hal yang begitu penting
dalam hidupnya, yaitu daging untuk dimakan dan kulit binatang untuk
menutupi tubuhnya. Seiring dengan perkembangan zaman, pakaian tidak
hanya dijadikan sebagai penutup tubuh, melainkan dijadikan sebagai hiasan
yang dibuat dengan disain menarik yang membutuhkan daya cipta, rasa dan
karya. Meskipun demikian sebuah busana juga perlu dibuat sedemikian rupa
agar nyaman ketika dikenakan.
Dewasa ini perkembangan dunia hiburan sangat pesat, terutama dunia
panggung seorang penyanyi. Ini bisa dilihat dari banyaknya TV swasta yang
menayangkan acara kontes seperti Kontes Dangdut TPI (KDI), Kondang In,
Akademi Fantasi Indosiar (AFI), Indonesian Idol dan lain-lain. Dari
tayangan-tayangan tersebut ditampilkan beraneka macam model busana
panggung yang unik dan menarik. Oleh karena itu penulis terinspirasi untuk
menciptakan kostum pentas penyanyi dangdut yang unik, menarik dan
mempunyai nilai artistik atau seni. Akan tetapi lagu dangdut banyak sekali
2
jenisnya, diantaranya dangdut slow, dangdut rock dan dangdut reggae.
Diantara ketiga jenis dangdut tersebut yang cocok untuk busana panggung ini
yang terdiri dari blus dan rok dengan hiasan bunga lili yang dilingkarkan di
pinggang, ujung lengan dan di kepala sebagai mahkota ini adalah dangdut
slow, karena tidak banyak menuntut gerak dan goyang sang penyanyi.
Model busana apapun bisa digunakan sebagai busana panggung, namun
yang membedakan busana panggung dengan busana lainnya adalah pemilihan
bahan dan pelengkap yang digunakan. Bahan busana panggung yang dipilih
biasanya bahan yang indah, mahal, berkualitas tinggi dan berkesan mewah
serta memiliki nilai istimewa bagi pemakainya, seperti kain satin, tafeta,
brokat, kain tile, organdi, sutera cina, dan lain-lain.
Perputaran mode akhirnya sampai pada suatu masa dimana ide diambil
dari mana saja, dari waktu kapan saja lalu dirakit menjadi sebuah bentuk baru
untuk orang masa kini. Untuk itu penulis terinspirasi untuk membuat Busana
Panggung Dengan Sumber Ide Bunga Lili sebagai judul Tugas Akhir, karena
bentuk bunganya indah dan warnanya menyolok. Warna bunga lili ada yang
putih, kuning dan orange. Kombinasi warna bunga dan daun yang kontras ini
sangat bagus bila diterapkan pada busana panggung karena bahan busana
panggung yang dipilih biasanya bahan yang indah, warna menyolok dan
berkesan mewah dan ini merupakan suatu ide atau gagasan yang baru untuk
menciptakan model busana panggung. Tentunya dengan menggunakan bahan
yang sama dan dengan hiasan yang unik yaitu korsase yang berbentuk daun
dan bunga lili yang diberi hiasan payet sehingga akan menambah
kemewahannya.
3
Berdasarkan hal tersebut perlu dicoba membuat busana panggung
dengan bunga lili sebagai sumber ide yang berbentuk daun, korsase bunga lili,
dihiasi bordir dan payet. Mempertimbangkan hal tersebut penulis mengangkat
judul Tugas Akhir sebagai berikut “PEMBUATAN BUSANA PANGGUNG
DENGAN SU\MBER IDE BUNGA LILI“.
B. PERMASALAHAN
Permasalahan yang akan penulis bahas dalam tugas akhir ini adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana cara membuat disain busana panggung dengan sumber ide
bunga lili ?
2. bagaimana cara membuat korsase bunga lili ?
3. Bagaimana proses menjahit busana panggung dengan sumber ide bunga
lili ?
4. Bagaimana teknik penyelesaian pada busana panggung dengan sumber ide
bunga lili ?
C. PENEGASAN ISTILAH
Penegasan istilah untuk memberikan arahan yang jelas dan memperoleh
kesatuan pengertian dalam memahami judul tugas akhir ini dapat dijelaskan
istilah-istilah yang digunakan sebagai berikut.
1. Pembuatan
Pembuatan adalah suatu proses ( Tim Penyusun, 2002 : 89 ). Pembuatan
adalah proses pembuatan, cara pembuatan.
4
2. Busana
Busana adalah sesuatu yang dipakai mulai dari ujung rambut sampai ujung
kaki (Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1986 : 11).
3. Panggung
Panggung adalah pentas, lantai yang ditinggikan, tempat pertunjukan
(Soerdinoto Suwirja 1998 : 217). Panggung adalah pentas, lantai dari
papan, buluh dan sebagainya (W.J.S Poerwodarminto, 2002 : 705)
4. Sumber Ide
Sumber ide adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gagasan
seseorang untuk menciptakan sesuatu, misalnya disain busana.
5. Bunga
Bunga adalah bagian tumbuhan yang akan menjadi buah, biasanya elok
warnanya dan harum baunya (W.J.S. Poerwadarminto, 2002 : 165).
6. Lili
Lili adalah nama sebuah tanaman. Bunganya berbentuk piala/terompet
panjang, besar. Warnanya bermacam-macam, ada yang putih, kuning dan
orange.
D. TUJUAN TUGAS AKHIR
Tujuan tugas akhir pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga lili
adalah sebagai berikut.
1. Menciptakan disain busana panggung dengan sumber ide bunga lili
2. Mengetahui cara pembuatan busana dan korsase bunga lili
3. Mengetahui hasil busana panggung dengan sumber ide bunga lili.
5
E. MANFAAT TUGAS AKHIR
Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut.
1. Bagi penulis
a. Menambah wawasan tentang busana panggung.
b. Membentuk pola pikir yang kreatif dan inovatif berupa ide atau gagasan
yang melahirkan inspirasi model busana yang memperkaya khasanah
perkembangan mode busana dalam negeri.
2. Bagi masyarakat
a. Secara tidak langsung memotivasi pembaca agar lebih tertarik dalam
mengembagkan ide-ide flora untuk menciptakan suatu hasil karya yang
bermanfaat bagi masyarakat.
b. Sebagai bahan informasi bahwa bunga lili dapat digunakan sebagai
sumber ide busana panggung yang artistik dan natural.
6
BAB II
ISI
A. Landasan Teori
Landasan teori dari proses “Pembuatan Busana panggung dengan
Sumber Ide Bunga Lili” adalah sebagai berikut.
1. Pembuatan
Pembuatan adalah proses, cara, pembuatan membuat (Tim
Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:168). Menurut
Lukman Ali (1991:148), pembuatan adalah proses pembuatan, cara,
pembuatan. Jadi pembuatan adalah proses pembuatan suatu produk
tertentu, dari awal sampai akhir atau membuat bahan mentah atau belum
jadi menjadi barang jadi.
2. Busana
Busana adalah sesuatu yang dipakai mulai dari ujung rambut
sampai ujung kaki. (Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1968: 11). Busana
adalah segala sesuatu yang digunakan pada tubuh, baik dengan maksud
melindungi tubuh maupun memperindah penampilan tubuh (Wasia
Roesbani, 1984 : 16). Jadi busana adalah sesuatu yang melekat pada tubuh
baik berupa pakaian, pelengkap maupun hiasan dengan maksud
melindungi maupun memperindah penampilan.
3. Panggung
Panggung adalah pentas, lantai yang ditinggikan, tempat
pertunjukan (Soerdinoto Suwirja 1998 : 217). Panggung adalah pentas,
lantai dari papan, buluh dan sebagainya (W.J.S Poerwodarminto, 2002 :
705)
7
Panggung atau pentas yang dimaksud disini adalah tempat
pertunjukan dimana sesuatu dapat dilihat dan didengarkan oleh penonton
untuk dinikmati keindahannya sehingga dapat memberikan kepuasan bagi
pelakunya atau pemakainya.
Jadi busana panggung di sini adalah busana yang digunakan pada
saat pentas di panggung yang berfungsi sebagai penutup tubuh juga
digunakan untuk menarik simpati penonton pada pementasannya maupun
sebagai promosi busana yang dipakainya
4. Sumber Ide
Saat mendisain busana memerlukan ide-ide atau sumber ide untuk
mewujudkan suatu atau beberapa gambar disain busana yang dapat
diterima oleh seseorang, kelompok orang, atau masyarakat luas. Untuk
menumbuhkan daya imajinasi pada seseorang, salah satunya dengan
adanya sumber ide. Walaupun dengan adanya sumber ide tidak setiap
orang akan mencapai hasil yang terbaik, karena akan tergantung bakat dan
kreatifitas seseorang.
Sumber ide adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ide
seseorang untuk menciptakan disain yang baru (Sri Widartika 1996 : 581)
Dengan demikian yang dimaksud sumber ide adalah gagasan untuk
menciptakan sesuatu, yang timbul setelah melihat kenyataan yang ada,
baik lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati, lingkungan
alam buatan dan lingkungan sosial.
Macam –macam sumber ide (Arifah Ariyanto 2003: )
8
1. Sumber ide disain busana dari keadaan alam hayati.
Menyangkut sumber ide disain busana dari keadaan alam hayati yaitu
keadaan tumbuh-tumbuhan (flora), keadaan hewan (fauna), dan
keadaan manusia.
2. Sumber ide disain dari keadaan alam non hayati terdiri atas keadaan
alam di darat, di laut dan di udara.
3. Sumber ide disain busana dari keadaan benda buatan, seperti
gemerlapnya lampu, keadaan bentuk geometris atau bentuk benda
geometris seperti bola, globe, tempat air (kendi) dan benda-benda
buatan lain.
4. Sumber ide disain dari keadaan social, seperti peristiwa bom di Bali,
bencana tsunami di Aceh dan kerumunan orang di pasar.
5. Bunga Lili ( Hemerocallis Liliosphodelus )
Tanaman ini tergolong dalam famili liliaceae. Nama lain bunga lili
yaitu hemerokalis, dai lili dan lemon lili. Sebutan lilium berasal dari yunani
yaitu leirus yang berarti lembut dan licin. Bunga lili sudah dibudidayakan
di daerah sekitar Laut Tengah (Italia, Mesir, dan Libanon) sejak abad 9 M.
Daun berukuran panjang, berbentuk pedang dan berbentuk roset akar. Daun
dan bunga berdiri tegak, tetapi agak melengkung (terkulai) pada bagian
ujungnya. Bunganya berbentuk piala atau terompet panjang, besar,
berwarna kuning kemerahan (oranye) dan beraroma harum.
Oleh karena pemuliaan dan seleksi, sekarang telah dihasilkan
banyak sekali varietas yang dikembangkan dan dibudidayakan orang.
Diantaranya bunga lili jenis LO-17, AV-9 dan AO-59. Ketiga jenis bunga
9
lili ini merupakan hasil penemuan Dr. Lia Sanjaya, peneliti di Balai
Penelitian Tanaman Hias (Balithi). Penampilannya tidak kalah menarik
dengan lili impor dan lebih mudah dibungakan. Bunga lili jenis LO-17
berwarna putih dengan benang sari berwarna kuning. Lili jenis AV-9
berwarna kuning kemerahan dengan benangsari berwarna merah (Pupu
Marfuah, 2004 : 36).
Gambar 1 (Hemerocallis Liliosphodelus LO-17)
Gambar 2
(Hemerocallis Liliosphodelus AV-9)
10
Bunga lili jenis AO-59 merupakan hasil persilangan hibrida impor
ovignon X opusone dengan lilium formansonum local. Hibrida baru ini
berwarna oranye pekat dengan kuntum merekah. Warna ini merupakan sifat
dari ovignon yang berwarna jingga pudar, sedangkan lapisan beludru pada
permukaan kuntumnya merupakan sifat dari opusone. Tinggi tanaman ini
mencapai 1 – 1,2 m, masing-masing terdapat lima kuntum bunga
berdiameter 11 cm (pupu Marfuah, 2004 : 36).
Gambar 3
(Hemerocallis Liliosphodelus AO-59)
Salah satu jenis bunga lili yang banyak dijumpai di Indonesia yaitu
lilium japonicum. Tanaman ini berasal dari Jepang. Biasanya berwarna putih bersih dan murni, tetapi ada juga yang berwarna merah muda, kuning kemerahan (oranye) dengan benang sari berwarna merah. Bunga lilium japonicum berbunga pada bulan juni, juli dan saat musim kemarau tiba (S.M.N. Astoeti Heerdjan dan Moh. Fajar Soeharto Heerdjan, 2005 : 45).
Adapun kegunaan bunga lili antara lain : 1. Sebagai lambang kemurnian bangsa Mesir, Yunani dan Romawi kuno. 2. Sebagai karangan bunga pada acara keagamaan atau pemakaman. 3. Sebagai penghias kebun dan taman. 4. Sebagai obat tradisional untuk mengobati demam, pertusis, batuk, lemah
syahwat, TBC, bronkitis, pneomonia, diare dan disentri.
11
B. Proses Pembuatan Busana Panggung dengan Sumber Ide Bunga Lili
Proses Pembuatan Busana Panggung dengan Sumber Ide Bunga Lili
(Hemerocallis Liliosphodelus) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema
proses pembuatan busana panggung.
Skema pembuatan Busana Panggung
1. Disain busana
2. Persiapan
3. Mengambil ukuran
4. Membuat pola skala 1 : 6
5. Merancang bahan dan harga
7. Meletakkan pola di atas bahan
8. Menggunting bahan sesuai pola
9 Memberi tanda jahitan
10. Mengepas 1
12. Menjahit
12. Hasil jadi busana panggung
Menjahit rok
11. Mengepas 2
Membuat korsase bunga lili
Memasang motif hias
6. Membuat pola ukuran sebenarnya
11. Membordir
12
2. Persiapan
Persiapan dalam pembuatan busana panggung dengan sumber ide
bunga lili adalah sebagai berikut.
a. Memahami Disain Busana (Gambar 4)
Disain busana adalah suatu karya, hasil rancangan seseorang dari
sesuatu yang sangat awal, yaitu penciptaan bahan (Winarno : 1990).
Menurut Hartatiati Sulistio (2004 : ) disain adalah suatu kreativitas
seni yang diciptakan seseorang dengan pengetahuan dasar kesenian
serta rasa indah. Dengan demikian disain adalah rancangan dari suatu
produk baik berupa busana maupun benda lain yang memiliki nilai guna
dan keindahan.
Jadi yang dimaksud memahami disain adalah kegiatan
pengamatan pada setiap detail disain yang akan dibuat sehingga busana
yang dibuat sesuai dengan disainnya.
Adapun disain dalam pembuatan busana panggung dengan
sumber ide bunga lili adalah :
a. Pakaian
Pakaian untuk busana panggung sumber ide bunga lili ini berupa
blus dan rok yang terdiri dari :
1) Bagian atas
Untuk bagian atas busana panggung dengan sumber ide bunga
lili berupa blus yang pas badan, memakai kupnat dengan lengan
panjang dan ujungnya diberi korsase bunga lili. Untuk bagian
kerah atau leher diberi bordir tepi dan dihiasi dengan payet.
13
2) Bagian bawah (rok)
Pada bagian bawah memakai rok panjang diberi bordir tepi,
bagian pinggang sampai lutut pas badan, bagian lutut
dimasukkan 2 cm kemudian dikembangkan dan bagian depan
dipotong cekung sebatas lutut.
b. Hiasan
Hiasan untuk busana panggung ini berupa korsase berbentuk bunga
lili yang terbuat dari kain organdi berwarna orange yang dibordir
bagian tengah dan tepi, kemudian dighiasi dengan payet sebagai
pemanis busana tersebut.
c. Pelengkap
Pelengkap busana panggung dengan sumber ide bunga lili ini
berupa sepatu berwarna orange dan kalung yang diberi hiasan bunga
lili.
b. Alat
Alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan busana panggung adalah :
1) Alat menggambar pola
a) Pensil biasa, pensil merah biru, spidol dan alat tulis lainnya
b) Skala meter (skala 1: 6)
c) Penggaris
d) Kertas doorslag merah biru dan kertas payung
e) Gunting kertas, karbon jahit, rader
f) Metlin atau meteran, lem
14
2) Alat membuat atau menjahit busana panggung
a) Mesin jahit
b) Gunting kain
c) Jarum tangan, jarum mesin dan jarum payet
d) Alat pendedel dan kawat kecil
c. Bahan
Bahan utama adalah bahan-bahan pokok yang dipergunakan untuk
membuat busana. Bahan ini tergantung pada jenis dan kegunaan dari
busana yang akan dibuat. Bahan-bahan yang dipergunakan dalam
pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga lili adalah
sebagai berikut.
1) Bahan utama, terdiri dari :
a) Kain satin berwarna hijau tua dan hijau muda
b) Kain organdi
2) Bahan pelengkap
a) Benang
b) Resleting
c) Kancing kait
d) Kawat kecil
3) Bahan pembantu
a) Kain kapas (vislin)
b) Kain furing (asah)
c) Kain furing habutai
15
d) Payet
e) Halon
d. Pelengkap
Pelengkap busana adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
melengkapi penampilan di dalam berbusana. Adapun pelengkap nyang
digunakan pada busana panggung ini adalah anting, kalung dengan
hiasan korsase bunga lili, sepatu warna orange yang dihiasi dengan
payet.
3. Mengambil Ukuran
Sebelum mengambil ukuran tubuh seseorang, perhatikan bentuk
bahu, badan, pinggang dan pinggul orang yang akan diukur. Orang yang
akan diukur sebaiknya mengenakan busana yang pas badan agar ukuran
yang diambil dapat akurat. Sebelum mulai mengukur, ikatkan seutas
peterban atau tali yang lemas di sekeliling pinggang. Lingkaran di
sekeliling pinggang tersebut akan menjadi patokan yang dapat membantu
proses pengukuran bagian tertentu gaunnya (Soekarno : 12).
a. Cara mengambil ukuran
1) Lingkar Badan (LB)
Diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada,
ketiak, letak centimeter pada badan belakang harus datar dari ketiak.
Diukur pas kemudian ditambaha 4 cm.
16
2) Lingkar Pinggang (LP)
Diukur sekeliling pinggang, bagian sisi yang tidak mempunyai tulang
melewati badan belakang, diukur pas kemudian ditambah 1 cm lagi.
3) Lingkar Panggul (LPa)
Diukur sekeliling lingkar panggul yang terbesar melalui puncak
panggul, diukur pas kemudian ditambah 4 cm.
4) Tinggi Panggul (TPa)
Diukur dari peterban pinggang sampai peterban panggul.
5) Lebar Muka (LM)
Diukur pada 5 cm di bawah lekuk leher atau pertengahan jarak bahu
terendah dan ketiak dari batas lengan kanan-kiri.
6) Panjang Muka (PM)
Diukur dari batas leher pada tengah muka ke bawah sampai di bawah
peterban pinggang.
7) Panjang Bahu (PB)
Diukur dari batas leher sisi sampai pada tulang paling menonjol pada
lengan.
8) Lingkar Lubang Lengan (L. Lu. Le.)
Diukur sekeliling lubang lengan pas ditambah 2 cm (untuk lubang
lengan tanpa lengan) + 4 cm untuk busana yang menggunakan lengan.
9) Panjang Lengan (PL)
Diukur dari tulang lengan yang paling menonjol sampai pada
pergelangan lengan.
17
10) Panjang Punggung (PPu)
Diukur dari tulang leher tengah belakang yang menonjol lurus ke
bawah sampai peterban pinggang
11) Lebar Punggung (Le. Pu)
Diukur 9 cm di bawah tulang leher tengah belakang yang menonjol
atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan
kiri sampai lengan kanan.
12) Panjang Gaun dari Pinggang
Panjang gaun dapat diukur dari tulang leher depan sampai bawah
(batas yang diinginkan), atau dapat juga diukur dari peterban sisi
bagian pinggang sampai bawah (batas yang diinginkan).
b. Ukuran yang dibutuhkan untuk membuat busana panggung
1) Lingkar badan (LB)
2) Limgkar pinggang (LP)
3) Lingkar panggul (LPa)
4) Tinggi panggul (TPa)
5) Lebar muka (LM)
6) Panjang muka (PM)
7) Panjang bahu (PB)
8) Lingkar lubang lengan
9) Panjang lengan (PL)
10) Panjang punggung (PPu)
11) Lebar punggung (Le. pu)
12) Panjang rok
18
4. Membuat Pola
a. Membuat pola dasar skala 1 : 6
Sistem pembuatan pola dapat bermacam-macam jenisnya. Untuk
itu dalam membuat pola suatu model busana, dalam hal ini digunakan
system pola dasar. Pola dasar yang penulis pakai dalam pembuatan
busana panggung adalah sistem praktis, karena mudah, cepat dan enak
dipakai.
Ukuran yang dibutuhkan dalam pembuatan busana panggung
adalah sebagai berikut.
No. Jenis Ukuran Ukuran
1. Lingkar badan 84 + 4 cm
2. Lebar muka 33 cm
3. Panjang muka 33 cm
4. Lebar punggung 34 cm
5. Panjang punggung 35 cm
6. Panjang bahu 12 cm
7. Panjang sisi 15 cm
8. Tinggi dada 15 cm
9. Lingkar pinggang 68 cm
10. Tinggi panggul 18 cm
11. Lingkar panggul 93 + 2 cm
12. Panjang rok 104 cm
13. Panjang baju 55 cm
Tabel 1. Jenis Ukuran
19
Keterangan Gambar Cara Mengambil Ukuran
20
Keterangan Tanda pola
Keterangan tanda pola sangat diperlukan untuk mengetahui dan
memahami bagian-bagian dari gambar pola dalam proses menjahit.
Adapun keterangan tanda pola pada pembuatan pola busana panggung
dengan sumber ide bunga lili adalah sebagai berikut.
No. Tanda Pola Artinya
1.
Garis pola asli dengan pensil hitam
2. Garis pola bagian muka dengan pensil
warna merah
3. Garis pola bujur belakang dengan pensil
warna biru
4. Tanda arah benang atau serat kain menurut
panjangnya
5. Garis pertolongan dengan warna pensil
menurut bagiannya
6. Garis lipatan dengan warna pensil menurut
bagiannya
7. TM Tengah Muka
8. TB Tengah Belakang
9. Garis bersudut
21
b. Merubah Pola
22
Keterangan Merubah Pola
Pola badan yang dirubah adalah bagian bahu, leher dan panjang baju yaitu
dengan cara pada bagian bahu dimasukkan 4 cm, bagian leher diturunkan 6 cm,
untuk bagian pinggang diturunkan sepanjang tinggi panggul kemudian dinaikkan
sesuai ukuran yang diinginkan yaitu dari pinggang turun 13 cm.
Pola lengan yang dirubah adalah bagian ujung lengan yaitu dari ukuran
standar 30 cm menjadi 24 cm atau dari lebar 15 cm dimasukkan 4 cm. Sedangkan
polar ok yang dirubah adalah bagian lutut ke bawah. Bagian lutut dimasukkan 2
cm, lingkar lutut dibagi 12 dengan pembagian 6 di muka dan 6 di belakang. Dari
pembagian tersebut ditarik garis lurus, kemudian dipotong dan dilebarkan 7 cm.
setelah dilebarkan, untuk bagian muka ditarik garis ke atas sebatas lutut kemudian
dibuat garis lengkung.
23
Gambar disain busana panggung dengan sumber ide bunga lili
Gambar 4.1 Gambar 4.2 Disain tampak depan Disain tampak belakang
24
Gambar disain produksi
anting
kalung
border tepi
halon + payet
korsase bunga lili
border tempel
halon hijau tua
rok dari lutut mengembang
border tepi
sepatu
Gambar 4.3 Disain tampak depan
25
Gambar disain produksi
risliting
korsase bunga lili
risliting
korsase bunga lili
payet + halon
border tempel warna hijau tua
bordir tepi
Gambar 4.4 Disain tampak belakang
26
5. Merancang Bahan dan Harga
Merancang bahan dan harga adalah merencanakan atau menghitung
baik secara garis besar maupun secara detail bahan dan harga yang
dibutuhkan dalam membuat suatu busana. Merancang bahan dan harga
bertujuan untuk mengetahui jumlah harga, banyaknya bahan agar tidak
banyak bahan yang tersisa. Rancangan bahan dapat dibuat dengan dua
cara, yaitu :
a. Rancangan bahan secara umum
Merancang bahan secara umum yaitu memasang pola besar yang sudah
dibuat di atas kain.
b. Rancangan bahan secara detail
Merancang bahan secara detail yaitumenggunakan pola-pola kecil yang
ditempatkan pada kertas, biasanya menggunakan kertas payung.
Langkah-langkah merancang bahan :
1) Menyiapkan alat-alat yang diperlukan dalam membuat rancangan
bahan : pensil, penggaris, kertas merah biru, lem, gunting dan lain-
lain.
2) Membuat pola ukuran skala 1 : 4 atau 1 : 6 dilengkapi tanda-tanda
pola.
3) Pola dipotong dan ditempel pada kertas payung, dimulai pola yang
besar kemudian pola yang kecil dengan catatan tetap
memperhatikan arah serat.
4) Pola yang ditempel diberi kampuh pada tepi pola kurang lebih 2
cm.
27
Tabel 1. Rancangan Harga
No. Uraian Banyaknya Harga Satuan Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kain satin
Kain organdi
Kain asahi
Kain habutai
Payet
Risliting
Benang
Kancing kait
Kawat tembaga
Sepatu
3,75 m
2,50 m
1,75 m
1 m
-
2 buah
4 buah
1 pasang
5 m
1 pasang
Rp. 20.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 5.000,-
Rp. 30.000,-
Rp. 1.500,-
Rp. 500,-
Rp. 200,-
Rp. 3.000,-
Rp. 75.000,-
Rp. 75.000,-
Rp. 25.000,-
Rp. 6.250,-
Rp. 5.000,-
Rp. 30.000,-
Rp. 3.000,-
Rp. 2.000,-
Rp. 200,-
Rp. 15.000,-
Rp. 75.000,-
Jumlah Rp.236. 250,-
Menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP)
Penentuan besarnya harga pokok penjualan (HPP) dihitung dari
besarnya beban yang diperlukan dalam proses pembuatan busana
panggung dengan cara membuat tabel penentuan harga pokok penjualan
(HPP).
28
Tabel 2. Penentuan HPP
No. Sumber Biaya Jumlah Biaya Harga Total
1. Biaya bahan
Biaya transportasi
Biaya listrik
Biaya produksi
a. ongkos jahit
b. ongkos bordir
-
Rp. 50.000,-
Rp. 50.000,-
30 hari x Rp. 10.000,-
= Rp. 300.000,-
Rp. 102.000,-
Rp. 226.250,-
Rp. 50.000,-
Rp. 50.000,-
Rp. 300.000,-
Rp. 102.000,-
Jumlah HPP Rp. 728.250,-
6. Membuat Pola Ukuran Sebenarnya
Membuat pola ukuran sebenarnya dilakukan sesudah membuat
rancangan bahan dan rancangan harga. Dalam pembuatan pola, besar
kertas yang lebih besar seperti kertas payung, koran atau kertas khusus.
Dalam pembuatan pola besar tinggal mengutip dari pola ukuran kecil
seperti rancangan bahan sehingga mudah dalam pembuatannya.
7. Meletakkan Pola di atas Bahan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam meletakkan pola pada kain
sebagai berikut.
a. Kain yang mudah menyusut adalah kain tenun yang dianyam
menggunakan ATBM. Oleh karena itu bahan terlebih dahulu direndam
29
selama satu malam (agar kain tersebut dapat menyusut secara optimal)
kemudian diperas kemudian dijemur searah serat kain dan disetrika.
b. Membentangkan kain di atas meja atau tempat yang datar dan lebar
sepanjang yang dibutuhkan.
c. Meletakkan pola-pola pada kain dengan jarum pentul, sematkan pola
sesuai arah serat kain pada lipatan kain dimulai dengan bagian pola-
pola yang besar, letakkan sehemat mungkin dan sesuai dengan
rancangan bahan.
d. Memberi kelebihan jahitan atau kampuh.
8. Menggunting Kain Sesuai dengan Pola
Pola yang telah diletakkan pada kain sesuai dengan rancangan bahan
dan jika sudah diperiksa dengan teliti, maka mulai menggunting kain. Cara
menggunting kain adalah sebagai berikut.
a. Tangan kiri menekan kainyang akan digunting
b. Tangan kanan memegang gunting dengan posisi lubang gunting yang
besar berada di bawah.
c. Mulai menggunting kain dari pola besar kemudian baru yang kecil
dengan posisi kain tetap sejajar dengan tepi meja
9. Merader atau Memberi Tanda pada Kain
Kain yang sudah digunting kemudian dirader, yaitu memberi tanda
dengan memindahkan garis pada kain, dapat menggunakan karbon jahit,
kapur jahit ataupun dengan cara dijelujur apabila kain tidak bisa dengan
cara dikarbon atau dikapur jahit. Cara merader sebagai berikut.
30
a. Selipkan karbon jahit di antara kain yang sudah digunting menurut
polanya.
b. Menekan rader sambil digerakkan ke arah depan sesuai dengan garis
pola
c. Melepaskan karbon jahit apabila sudah selesai merader.
10. Mengepas 1
Setelah kain dipotong, diberi tanda jahitan kemudian dijelujur
selanjutnya dipas oleh model untuk mengetahui letak kesalahan pada
busana panggung tersebut dan selanjutnya dibordir.
11. Membordir
Setelah dipas oleh model busana tersebut dibordir sesuai motif
disain.
12. Menjahit
Menjahit memerlukan ketrampilan, ketekunan, kerapian dan
kesabaran yang tinggi agar mendapatkan hasil yang rapi dan enak dipakai.
Menjahit dengan ukuran sebagai berikut :
a. Menjahit blus
1) Menjahit kupnat pada bagian muka maupun belakang
Gb. 7.1) Gambar menjahit kupnat
31
Menjahit bagian sisi blus
2) Menjahit bahu
3) Memasang risliting
4) Menjahit lengan
32
5) Menjahit furing
Langkah-langkah menjahit furing sama dengan langkah-langkah
menjahit blus.
6) Menyatakan furing dengan blus, pada bagian tepi dijelujur
b. Menjahit rok
1) Menjahit bagian sisi rok, kemudian memasang risliting
2) Menyatukan furing dan rok
33
3) Menjahit ban pinggang
4) Merapikan dan menghilangkan benang-benang bekas jahitan
c. Membuat hiasan atau korsase bunga lili
Setelah busana panggung selesai dijahit kemudian membuat korsase
bunga lili. Cara pembuatannya adalah sebagai berikut.
1) Menentukan ukuran kelopak bunga daun lili
2) Membuat pola dan menempelkan pada kain
3) Membordir
34
4) Menyolder dan menggunting
5) Memotong furing kelopak bunga dan menyatukan dengan bahan
utama (kain organdhi)
6) Memasang payet dan halon
7) Memasang kawat
35
13. Mengepas 2
Setelah hiasan bentuk bunga lili selesai selanjutnya dipas oleh model
agar kelihatan pas sesuai badan model disertai pelengkap-pelengkapnya antara
lain anting-anting dan sepatu. Pelengkap tersebut akan memberi kesan indah
dan mewah.
36
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Setelah membuat busana panggung dapat diperoleh hasil sebagai
berikut.
Disain terdiri dari blus dan rok
Pola dasar yang digunakan penulis dalam pembuatan busana panggung
adalah pola sistim praktis, karena mudah, cepat dan enak dipakai.
Kain satin sebagai bahan utama dalam pembuatan busana panggung
dengan sumber ide bunga lili ternyata tidak kalah menarik dengan
busana panggung yang dibuat dari bahan-bahan yang mewah
Teknik jahitan busana panggung ini dikerjakan dengan teknik kampuh
buka setik lepas.
Penampilan busana panggung akan tampak lebih indah dan unik dengan
hiasan korsase bunga lili yang dibordir dan dihiasi payet
Pembahasan
Disain busana
Disain busana panggung memilih disain yang terdiri atas blus dan rok.
Hiasan untuk memberi kesan unik dilakukan dengan memberinya
korsase bunga lili yang dilingkarkan di pinggang, lengan dan di kepala
sebagai mahkota. Hal ini sesuai dengan judul TA yang bertema flora.
Pola yang digunakan
37
Pola dasar yang dipakai untuk membuat busana panggung dengan
sumber ide bunga lili adalah pola sistem praktis. Setelah itu membuat
pecah model, untuk menghasilkan blus yang baik dan pas badan
dengan cara pada saat memotong tengah muka bagian dada
dimiringkan 1 cm agar hasil jadinya tidak longgar pada bagian atas
dada.
Jahitan
Teknik jahitan untuk busana panggung dikerjakan dengan teknik
kampuh setik lepas dan kemudian disetrika agar kelihatan rapi dan
hasilnya bagus. Kelemahan kampuh buka adalah adanya kemungkinan
serat kain lepas dan tidak bisa digunakan pada penyelesaian kebaya
membutuhkan benang yang sesuai dengan warna kain.
Penyelesaian busana
Busana panggung ini diselesaikan dengan cara :
Blus diselesaikan dengan bordir engkol tepi
Memasang atau memberi hiasan atau korsase yang dapat
memperindah busana panggung dengan penyelesaian kampuh
balik
Penyelesaian pada bagian bawah rok yaitu dengan menggunakan
bordir kemudian disolder
Perawatan
Cara perawatan untuk busana panggung dengan sumber ide
bunga lili adalah sebagai berikut.
38
(1). Untuk pakaian adalah dengan cara manual yaitu dengan tangan
“wash by hand”, yaitu :
a). Menyiapkan air bersih tiga ember
b). Satu ember air diberi diterjen
c). Setelah itu pakaian dimasukkan ember yang telah diberi
diterjen, diamkan selama 20 menit, kemudian pakaian diperas
dengan lembut.
d). Setelah dibersihkan dalam ember diterjen, angkat pakaian dan
bilas dalam ember kedua sampai bersih, kemudian dibilas
dalam ember yang ketiga
e). Apabila pakaian telah benar-benar bersih, angkat pakaian dan
gantungkan pada gantungan baju
f). Jemur pakaian di tempat yang tidak terkena sinar matahari
langsung agar warna tidak mudah pudar
g). Setelah kering, simpan dalam almari baju
(2). Untuk korsase bunga lili,
Untuk korsase bunga lili, karena banyak menggunakan kawat dan
payet, cara perawatannya yaitu dengan dry clean (pencucian
kering) yaitu sebagai berikut.
a). Bahan yang dibutuhkana anatara lain; solvent, filter powder
(bubuk saringan), carbon (bubuk arang yang diobati). Bahan-
bahan ini dapat diperoleh di toko-toko kimia.
39
b). Ukuran atau takaran pencucian untuk 15 potong yaitu, solvent
sebanyak 1 sendok takaran, filter powder 2 sendok takaran dan
carbon ½ sendok takaran.
c). Cara pencuciannya yaitu :
(1). Memberi lapisan
Memberi solvent pada mesin sesuai dengan muatannya,
pemakaian lapisan pada saringan harus diberi filter
powder agar solvent menjadi tersaring dan jernih.
(2). Carbon
Carbon ditambahkan pada suhu saat sore hari, sewaktu
selesai mencuci. Fungsinya menahan kotoran yang tidak
dapat disaring karena telah larut dan bersenyawa dengan
solvent, maka dengan mudah dapat menembus lapisan-
lapisan filter powder perlu adanya bantuan carbon.
(3). Menjalankan mesin
(a). Menjalankan pompa agar solvent terus mengalir
melalui tangki ke filter, selanjutnya dengan bantuan
pompa maka filter powder dan carbon dapat
ditambahkan melalui drum mesin
40
(b). Setelah solvent jernih dapat dilihat melalui pipa kaca
yang tersedia pada pipa, pipa saluran masuk dan
keluar ruangan pemuatan cucian.
(c). Stel waktu atau tulis pesan yang ada pada mesin
sehingga mesin bekerja sendiri sampai selesai
dengan sebuah tanda bunyi atau lampu menyala.
Penyimpanannya pun harus dalam keadaan kering dan digantung
dengan dimasukkan dalam kantong plastik, agar tidak kena debu.
41
DAFTAR PUSTAKA
Arfah A. Riyanto. 203. Desain Busana. Bandung : Yapendo
Goet Poespo. 2002. Aneka Gaun (Dress). Yogyakarta : Kanisius Hartatiati Sulistio. 2004. Rancang Busana. Semarang : UPT UNNES Press Lukman Ali. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke II. Jakarta : Balai
Pustaka Pupu Marfuah. 2004. Moleknya Lili Anak Negeri. TRUBUS Richard Sihite. 2000. Loundry and Dry Cleaning. Surabaya : SIC Sri Farida. 2003. Proposal Tugas Akhir Pembuatan Busana Pesta Malam dengan
Teknik Anyaman. Universitas Negeri Semarang Soekarno. 2002. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama S. M. N. Astoeti Heerdjan dan Moh. Fajar Soeharto Heerdjan. 2005. Tanaman
Berbunga Harum. Jakarta : Penebar Swadaya Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi ke III. Jakarta : Balai Pustaka W. J. S. Poerwodarminto. 1954. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta :
Perpustakaan Perguruan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan