Download - Tanya Jawab CPPB.pdf
TANYA JAWAB : CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK
(CPPB)
Oleh
Winiati Pudji Rahayu Harsi D Kusumaningrum
Roy A Sparringa
DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN
AMANKAN PANGAN dan
BEBASKAN PRODUK dari
BAHAN BERBAHAYA
BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA
BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI
2005 Tanya Jawab: Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) Jakarta : Direktorat SPKP, Deputi III, Badan POM RI, 2005 30 hlm : 148 x 210 mm
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman atau cara apapun tanpa izin tertulis sebelumnya dari penerbit Diterbitkan oleh Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya,
ISBN 979-3446-62-5
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI., Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat 10560. Tel: (62-21) 4259624, Fax: (62-21) 42878701, E-mail : [email protected]
TIM PENYUSUN :
Winiati Pudji Rahayu Endang Susigandhawati
Dahrul Syah
Sri Rahayu
Yustina Muliani
Rina Puspitasari
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas diterbitkannya buku Tanya Jawab: Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) dan teknologi pangan pada umumnya. Buku ini disiapkan untuk mendukung kegiatan penyuluhan keamanan pangan yang dilakukan oleh petugas. Buku ini memuat kumpulan tanya jawab berbagai permasalahan cara produksi pangan dan teknologi pengolahannya, terutama di industri skala kecil dan menengah, yang dihimpun dari kegiatan promosi keamanan pangan di radio, pelatihan maupun seminar keamanan pangan. Penyusunan materi pada buku ini dilaksanakan oleh Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI bekerjasama dengan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) IPB. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan buku ini. Kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna. Oleh karena itu secara bertahap materi dalam buku ini akan terus dikembangkan dan dilengkapi. Kami sangat menghargai apabila ada masukan untuk penyempurnaannya. Akhir kata, diharapkan buku ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan bermanfaat dalam upaya meningkatkan pengetahuan sumberdaya manusia di bidang keamanan pangan dan dapat turut serta membangun keamanan pangan nasional di Indonesia
Jakarta, 1 Nopember 2005 DIREKTUR SURVEILAN DAN PENYULUHAN
KEAMANAN PANGAN
Prof.Dr.Ir.Winiati Pudji Rahayu,MS NIP. 131 102 036
SAMBUTAN
Keamanan pangan telah menjadi keprihatinan dunia karena dampaknya terhadap kesehatan publik dan perdagangan yang adil sangat besar. Bukan hanya itu, masalah keamanan pangan jika dikombinasikan dengan masalah gizi berdampak pada terhambatnya perkembangan sumber daya manusia dalam jangka panjang. Oleh karena itu penanganan masalah keamanan pangan harus dilakukan dan dimulai dari hal-hal yang paling dasar. Peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat tentang keamanan pangan menjadi suatu keharusan untuk meningkatkan keamanan pangan publik. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena buku Tanya Jawab: Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) sudah dapat diterbitkan. Atas nama Badan POM RI, saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada tim penyusun buku ini, dan juga kepada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB atas upayanya menghadirkan buku ini. Semoga buku ini dapat diterapkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan keamanan pangan di Indonesia.
Jakarta, 1 Nopember 2005 DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN
PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA
Prof.Dr.Ir Dedi Fardiaz, MSc NIP 130 367 114
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 1
1. TANYA : Apa definisi pangan? JAWAB : Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai pangan bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman
2. TANYA : Apa artinya pangan bermutu? JAWAB : Pangan mempunyai keunggulan nilai yang ditentukan atas
dasar kriteria keamanan pangan, kandungan gizi dan standar perdagangan
3. TANYA : Apa artinya pangan aman untuk dikonsumsi? JAWAB : Pangan terhindar dari cemaran biologis, kimia dan fisik
yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia
4. TANYA : Apa artinya pangan layak untuk dikonsumsi? JAWAB : Pangan tersebut keadaannya normal tidak menyimpang
seperti busuk, kotor, menjijikkan, dan penyimpangan lainnya
5. TANYA : Apa yang dimaksud dengan keamanan pangan? JAWAB : Kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan fisik yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia
6. TANYA : Apakah manajemen keamanan pangan itu? JAWAB : Upaya untuk menghasilkan keamanan pangan mulai dari
penerapan cara produksi pangan yang baik (CPPB) termasuk di dalamnya higiene dan sanitasi serta penerapan analisis bahaya dan penentuan titik kendali kiritis (HACCP)
7. TANYA : Apa yang dimaksud dengan produksi pangan? JAWAB : Kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan,
mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali dan atau mengubah bentuk pangan
8. TANYA : Apa yang dimaksud dengan Cara Produksi Pangan yang
Baik (CPPB)? JAWAB : Suatu pedoman yang menjelaskan bagaimana
memproduksi pangan agar bermutu, aman, dan layak dikonsumsi
9. TANYA : Dimana saja harus diterapkan CPPB? JAWAB : CPPB harus diterapkan diseluruh rantai pangan mulai saat
pangan diproduksi hingga siap dikonsumsi (from farm/sea to table)
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 2
10. TANYA : Apa tujuan diterapkan CPPB? JAWAB : Untuk menghasilkan produk akhir yang layak, bermutu dan
aman untuk dikonsumsi 11. TANYA : Apakah yang dimaksud dengan higiene pangan? JAWAB : Kondisi dan perlakuan yang diperlukan untuk menjamin
keamanan pangan di semua tahap rantai pangan 12. TANYA : Apakah yang dimaksud dengan sanitasi pangan? JAWAB : Upaya pencegahan terhadap kemungkinan bertambah dan
berkembangbiaknya mikroba pembusuk dan patogen dalam pangan, peralatan dan bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan kesehatan
13. TANYA : Apa saja yang perlu diperhatikan dalam CPPB? JAWAB : Yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Lingkungan produksi 2. Bangunan dan fasilitasnya 3. Peralatan produksi 4. Suplai air 5. Fasilitas dan kegiatan higiene dan sanitasi 6. Pengendalian hama 7. Kesehatan dan higiene karyawan 8. Pengendalian proses 9. Label pangan 10. Penyimpanan 11. Penanggung jawab 12. Penarikan produk 13. Pencatatan dan dokumentasi 14. Pelatihan karyawan
14. TANYA : Bagaimana lokasi produksi yang baik? JAWAB : Bebas pencemaran, semak belukar, dan genangan air;
bebas dari serangan hama, khususnya serangga dan binatang pengerat; tidak berada di daerah sekitar tempat pembuangan sampah atau daerah penumpukan barang bekas, dan daerah kotor lainnya dan tidak berada di daerah pemukiman penduduk yang kumuh
15. TANYA : Bagaimana lingkungan produksi yang baik? JAWAB : Lingkungan harus selalu dipertahankan dalam keadaan
bersih dengan cara-cara : sampah harus dibuang dan tidak menumpuk; tempat sampah harus selalu tertutup serta jalan dipelihara supaya tidak berdebu dan selokannya berfungsi dengan baik
16. TANYA : Apa saja yang perlu diperhatikan saat pembuangan
sampah? JAWAB : Sampah harus dibuang secara berkala dan tempatnya
dibersihkan dan dicuci
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 3
17. TANYA : Bagaimana cara memudahkan pembuangan dan pembersihan tempat sampah?
JAWAB : Bagian dalam tempat sampah harus dilapisi kantong plastik dan selalu tertutup
18. TANYA : Bagaimana sebaiknya disain dan tata letak ruang produksi? JAWAB : Ruang produksi harus cukup luas dan mudah dibersihkan 19. TANYA : Bagaimana sebaiknya disain lantai ruang produksi? JAWAB : Lantai harus dibuat dari bahan kedap air, rata, halus, tetapi
tidak licin, kuat, mudah dibersihkan dan dibuat miring untuk memudahkan aliran air; lantai harus selalu dalam keadaan bersih dari debu, lendir dan kotoran lainnya
20. TANYA : Bagaimana sebaiknya disain dinding ruang produksi? JAWAB : Dinding harus dibuat dari bahan kedap air, rata, halus,
berwarna terang, tahan lama, tidak mudah mengelupas, kuat dan mudah dibersihkan; dinding harus selalu dalam keadaan bersih dari debu, lendir dan kotoran lainnya
21. TANYA : Bagaimana sebaiknya disain langit-langit ruang produksi? JAWAB : Konstruksi langit-langit harus didisain dengan baik untuk
mencegah penumpukan debu, pertumbuhan jamur, pengelupasan, bersarangnya hama, memperkecil terjadinya kondensasi serta terbuat dari bahan tahan lama, dan mudah dibersihkan; langit-langit harus selalu dalam keadaan bersih dari debu, sarang laba-laba dan kotoran lainnya
22. TANYA : Bagaimana sebaiknya disain pintu ruang produksi? JAWAB : Pintu harus dibuat dari bahan tahan lama, tidak mudah
pecah, rata, halus, berwarna terang dan mudah dibersihkan; pintu didisain membuka ke luar/ ke samping sehingga debu atau kotoran lain tidak terbawa masuk melalui udara ke dalam ruang pengolahan
23. TANYA : Bagaimana sebaiknya disain jendela ruang produksi?
JAWAB
:
Jendela harus dibuat dari bahan tahan lama, tidak mudah pecah, rata, halus, berwarna terang dan mudah dibersihkan; jendela harus dilengkapi dengan kawat kasa yang dapat dilepas untuk memudahkan perawatan dan pembersihan
24. TANYA : Bagaimana sebaiknya disain lubang angin/ventilasi ruang
produksi? JAWAB : Lubang angin harus cukup tersedia sehingga udara segar
selalu mengalir ke ruang produksi; lubang angin harus selalu dalam keadaan bersih, tidak berdebu dan tidak dijadikan sarang laba-laba
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 4
25. TANYA : Fasilitas pendukung apa yang harus ada di ruang produksi? JAWAB : Ada fasilitas penerangan yang cukup, tempat untuk cuci
tangan dan perlengkapan PPPK 26. TANYA : Bagaimana sebaiknya tempat penyimpanan ruang
produksi? JAWAB : Tempat penyimpanan bahan baku terpisah dengan produk
akhir; ada tempat penyimpanan khusus untuk menyimpan bahan-bahan bukan pangan; tempat penyimpanan harus bersirkulasi udara baik, mudah dibersihkan dan bebas hama
27. TANYA : Bagaimana dengan kondisi peralatan produksi yang baik? JAWAB : Terbuat dari bahan yang kuat, tidak mudah berkarat,
mudah dibersihkan; permukaan yang kontak dengan pangan halus, tidak bercelah, tidak mengelupas dan tidak menyerap air
28. TANYA : Bagaimana sebaiknya letak peralatan produksi? JAWAB : Diletakkan sesuai urutan proses untuk memudahkan
bekerja dan pembersihannya 29. TANYA : Bagaimana dengan air untuk produksi? JAWAB : Suplai air harus cukup dan memenuhi kualitas air bersih
dan atau air minum 30. TANYA : Apa saja fungsi air dalam industri pangan ? JAWAB : Selain untuk pengolahan, air juga digunakan untuk proses
pembersihan dan sanitasi 31. TANYA : Apakah air bersih itu? JAWAB : Air yang terbebas dari kotoran dan layak untuk digunakan 32. TANYA : Bilamana digunakan air bersih? JAWAB : Untuk bahan pembersih dan pensanitasi 33. TANYA : Apakah air minum itu? JAWAB : Air yang aman untuk diminum dan memenuhi persyaratan
antara lain tidak berbau, tidak berasa, dan memenuhi persyaratan kimia dan mikrobiologis
34. TANYA : Bilamana digunakan air minum pada pengolahan? JAWAB : Saat air digunakan pada pengolahan pangan dan bila air
kontak langsung dengan pangan
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 5
35. TANYA : Apakah air yang terlihat jernih sudah pasti aman? JAWAB : Tidak. Karena baik kontaminasi kimia maupun
pertumbuhan mikroba tidak selalu memberikan perubahan fisik/penampilan pada air. Air yang akan digunakan untuk air minum harus diuji keamanannya di laboratorium
36. TANYA : Apa saja kelengkapan sanitasi yang harus tersedia di
lingkungan produksi? JAWAB : Alat cuci/pembersih seperti sikat, pel dan bahan sanitasi
harus tersedia dan terawat dengan baik. Air panas terkadang juga diperlukan untuk membersihkan peralatan tertentu
37. TANYA : Bagaimana praktek higiene yang seharusnya dilakukan? JAWAB : Pembersihan secara fisik dengan sikat atau secara kimia
dengan deterjen atau gabungan keduanya. Jika diperlukan, penyucihamaan dapat menggunakan kaporit sesuai petunjuk. Kegiatan higiene ini harus dilakukan secara rutin dan ada karyawan penanggungjawab
38. TANYA : Bagaimana cara membersihkan peralatan? JAWAB : 1. Penghilangan kotoran
2. Pencucian dengan sabun 3. Pembilasan 4. Penggunaan sanitaiser 5. Pembilasan sanitaiser
39. TANYA : Apa syarat tempat pencucian alat? JAWAB : Bersih dan tidak tercampur dengan tempat pencucian
bahan sehingga mampu menghindari alat dari kontaminasi ulang
40. TANYA : Bagaimana syarat air untuk pembersihan? JAWAB : Air harus dari air bersih, ber pH netral dan tidak sadah 41. TANYA : Apakah air sadah itu? JAWAB : Air yang banyak mengandung garam-garam karbonat 42. TANYA : Apa akibat penggunaan air sadah untuk pencucian? JAWAB : Pemakaian deterjen tidak efektif dan menimbulkan kerak 43. TANYA : Apakah deterjen memang diperlukan untuk pembersihan? JAWAB : Ya, bila dengan air biasa tidak dapat menghilangkan
kotoran
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 6
44. TANYA : Apa saja jenis deterjen untuk pembersihan? JAWAB : Deterjen alkali dan deterjen asam 45. TANYA : Kapan digunakan deterjen alkali? JAWAB : Deterjen alkali diperlukan bila kotoran banyak mengandung
protein dan lemak 46. TANYA : Kapan digunakan deterjen asam? JAWAB : Deterjen asam diperlukan bila kotoran banyak mengandung
endapan kerak, seperti endapan kalsium atau magnesium 47. TANYA : Apakah surfaktan memang diperlukan untuk pembersihan? JAWAB : Ya, bila kotoran banyak mengandung lemak, minyak dan
pigmen 48. TANYA : Apa saja jenis surfaktan untuk pembersihan? JAWAB : Surfaktan anionik, kationik dan nonionik 49. TANYA : Kapan digunakan surfaktan-surfaktan tersebut? JAWAB : Surfaktan anionik digunakan bersama-sama dengan
deterjen, surfaktan kationik bila diinginkan efek sanitaiser meningkat dan surfaktan nonionik bila kesadahan air tidak diketahui
50. TANYA : Apakah sekuestran memang diperlukan untuk
pembersihan? JAWAB : Ya, bila kotoran banyak mengandung logam atau garam 51. TANYA : Apa saja jenis sekuestran yang sering digunakan untuk
pembersihan? JAWAB : STPP (sodium tripoliphosfat), TSPP (tetrasodium
pirophosfat), calgon(sodium heksamata phosfat) 52. TANYA : Bagaimana kondisi alat apabila akan menggunakan
sanitaiser? JAWAB : Alat sudah bersih dari kotoran yang menempel 53. TANYA : Apakah sanitaiser itu? JAWAB : Bahan atau cara untuk membunuh mikroba 54. TANYA : Apa saja jenis sanitaiser? JAWAB : Air panas, iradiasi ultra violet, ozon dan bahan kimia 55. TANYA : Berapa suhu air untuk sanitaiser? JAWAB : Lebih dari 80oC
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 7
56. TANYA : Mengapa air panas paling sering digunakan sebagai sanitaiser?
JAWAB : 1. Murah 2. Dapat menembus pori kecil 3. Tidak korosif 4. Tidak meninggalkan residu 5. Tidak selektif untuk mikroba tertentu
57. TANYA : Bahan kimia apa yang digunakan sebagai sanitaiser? JAWAB : Klorin, iodin/iodofor, quat (Ammonium kuartener) 58. TANYA : Bagaimana agar senyawa klorin efektif sebagai sanitaiser? JAWAB : Harus diatur konsentrasi, waktu kontak dan keasaman
lingkungan 59. TANYA : Bagaimana cara penggunaan dan berapa konsentrasi
senyawa klorin untuk sanitaiser atau pencucian alat? JAWAB : Untuk cuci alat dengan cara direndam dan sirkulasi :
100-250 ppm (mg/kg) dan untuk semprot/spray : 200-500 ppm, dengan waktu kontak 1-2 menit
60. TANYA : Berapa konsentrasi senyawa iodin untuk sanitasi alat? JAWAB : Sekitar 100 ppm (mg/kg) 61. TANYA : Berapa konsentrasi senyawa quat untuk sanitasi? JAWAB : Untuk cuci alat dengan konsentrasi 200 ppm (mg/kg) 62. TANYA : Apa sanitaiser yang direkomendasikan untuk peralatan
aluminium? JAWAB : Iodofor dan quat 63. TANYA : Apa sanitaiser yang direkomendasikan untuk alat yang
akan digunakan? JAWAB : Iodofor dan klorin 64. TANYA : Apa sanitaiser yang direkomendasikan untuk alat yang
akan disimpan? JAWAB : Quat 65. TANYA : Apa sanitaiser yang direkomendasikan untuk dinding dan
permukaan meja? JAWAB : Klorin dan quat 66. TANYA : Apakah pengendalian hama itu? JAWAB : Kegiatan mencegah masuknya hama dan memberantas
hama
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 8
67. TANYA : Bagaimana mencegah masuknya hama? JAWAB : Lubang-lubang dan selokan harus tertutup, hewan
peliharaan (anjing, kucing, ayam, dll) tidak boleh berkeliaran di lingkungan produksi, bahan pangan tidak boleh tercecer, dan lingkungan harus diperiksa dari kemungkinan timbulnya sarang hama
68. TANYA : Apa syarat memberantas hama? JAWAB : Hama harus diberantas dengan cara yang tidak
mempengaruhi mutu dan keamanan pangan 69. TANYA : Apa saja cara pemberantasan hama? JAWAB : Secara fisik dengan perangkap dan secara kimia
menggunakan bahan kimia. Penggunaan bahan kimia harus terkendali agar tidak mencemari pangan
70. TANYA : Bagaimana tikus/serangga dapat mencemari pangan
kemasan? JAWAB : Gigitan tikus /serangga dapat membuat lubang kecil dan
pencemaran oleh mikroba penyebab pembusukan atau keracunan akan terjadi
71. TANYA : Apa saja mikroba yang banyak ditularkan dari binatang
pengerat? JAWAB : Salmonella : S. typhimurium, S. enteritidis, S. newport 72. TANYA : Apa saja mikroba yang banyak ditularkan dari hewan
peliharaan? JAWAB : Salmonella 73. TANYA : Apa saja mikroba yang banyak ditularkan dari unggas? JAWAB : S. aureus, Salmonella: S.typhimurium 74. TANYA : Apa saja mikroba yang banyak ditularkan dari hewan
besar? JAWAB : S. aureus, C. perfringens, Salmonella 75. TANYA : Mengapa keberadaan lalat perlu diwaspadai? JAWAB : Karena lalat mampu memindahkan mikroba dari satu
tempat ke tempat lainnya melalui mulut, saluran pencernaan, kaki dan bulunya
76. TANYA : Mengapa keberadaan kecoa perlu diwaspadai? JAWAB : Kecoa membawa mikroba patogen karena tempat hidupnya
yang tidak higienis
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 9
77. TANYA : Bagaimana kesehatan pekerja pangan yang disyaratkan? JAWAB : Tidak sedang mengidap penyakit menular 78. TANYA : Kapan kesehatan pekerja pangan harus diperiksa? JAWAB : Secara rutin, setidaknya setiap 6 bulan sekali 79. TANYA : Bagaimana kebersihan pekerja yang disyaratkan? JAWAB : Harus dalam kondisi bersih dan selalu mencuci tangan 80. TANYA : Apakah yang dimaksud dengan mikroba indikator sanitasi? JAWAB : Mikroba yang dapat digunakan sebagai petunjuk adanya
feses atau kotoran hewan 81. TANYA : Mengapa dinamakan indikator sanitasi? JAWAB : Secara alami mikroba tersebut terdapat pada saluran usus
dan akan keluar melalui feses, sehingga bila dijumpai mikroba ini menandakan praktek kebersihan dari toilet tidak dilakukan dengan benar
82. TANYA : Apa saja yang termasuk mikroba indikator sanitasi? JAWAB : Bakteri :E. coli, S. faecalis, C. perfingens 83. TANYA : Apa saja mikroba yang berasal dari saluran pencernaan
manusia yang dapat mengontaminasi pangan? JAWAB : Antara lain Salmonella, Shigella, E.coli, C. perfringens 84. TANYA : Apa saja mikroba yang berasal dari mulut dan tenggorokan
pekerja yang dapat mengontaminasi pangan? JAWAB : Fusobacterium fusiforme, Corynebacterium diphteriae 85. TANYA : Apa saja mikroba yang berasal dari kulit pekerja yang dapat
mengontaminasi pangan? JAWAB : S. aureus 86. TANYA : Apakah perlengkapan yang diperlukan seorang pekerja di
ruang produksi? JAWAB : Pakaian kerja yang bersih, meliputi celemek, penutup alas
kaki, penutup rambut, masker 87. TANYA : Mengapa pekerja harus selalu mencuci tangan? JAWAB : Secara alami mikroba ada di tangan, mencuci tangan
penting untuk mengurangi penyebaran mikroba ke pangan, terutama mikroba patogen S. aureus
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 10
88. TANYA : Kapan pekerja harus mencuci tangan? JAWAB : Antara lain :
1. Sebelum mengolah pangan 2. Diantara penanganan pangan yang berbeda 3. Sesudah dari toilet 5. Sesudah menyentuh sampah atau bagian tubuh
89. TANYA : Bagaimana cara mencuci tangan yang benar? JAWAB : 1. Basahi tangan
2. Gosok dengan sabun 3. Bersihkan kuku 4. Bilas dengan air bersih 5. Keringkan tangan
90. TANYA : Di mana tempat mencuci tangan harus disediakan? JAWAB : 1. Dekat dengan ruang produksi
2. Dekat toilet 91. TANYA : Bagaimana fasilitas mencuci tangan yang baik? JAWAB : Dalam keadaan bersih dan mudah dibersihkan; suplai air
bersih, cukup, dan terpisah dari tempat mencuci peralatan dapur dan bak untuk penyiapan (pencucian) sayuran, daging, ikan
92. TANYA : Sanitaiser apa yang baik untuk tangan? JAWAB : Iodofor, dengan konsentrasi 25 ppm karena tidak
mengiritasi kulit. Iodofor akan berwarna merah bila masih aktif untuk memudahkan pengamatan
93. TANYA : Berapa konsentrasi klorin dan quat untuk cuci tangan? JAWAB : Klorin 50-100 ppm (mg/kg) dan quat 200 ppm (mg/kg) 94. TANYA : Bolehkah mengeringkan tangan dengan serbet? JAWAB : Boleh dengan serbet sekali pakai (tissue) atau serbet yang
bersih dan kering 95. TANYA : Apa kebiasaan buruk pekerja? JAWAB : 1. Bercakap-cakap sambil bekerja
2. Makan atau merokok sambil bekerja 3. Meludah di sembarang tempat 4. Batuk-batuk atau bersin ke arah pangan yang sedang
ditangani 5. Memakai perhiasan selama bekerja.
96. TANYA : Apa saja cara yang dilakukan untuk pengendalian proses? JAWAB : 1. Penetapan spesifikasi bahan baku
2. Penetapan komposisi dan spesifikasi produk 3. Penetapan cara produksi yang baku 4. Penetapan spesifikasi kemasan 5. Penetapan keterangan produk
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 11
97. TANYA : Bagaimana menetapkan spesifikasi bahan baku? JAWAB : Jenis, jumlah, serta spesifikasi bahan baku dan bahan
penolong termasuk BTP harus jelas 98. TANYA : Kapan sebaiknya membeli bahan baku di pasar tradisional? JAWAB : Pada waktu pasar baru dibuka, jangan setelah barang
didagangkan pada waktu yang lama 99. TANYA : Bagaimana memilih tepung bumbu yang baik? JAWAB : Pilih yang penampakannya bagus, belum berjamur dan
baunya normal 100. TANYA : Apakah aman membeli bumbu yang sudah dihancurkan
yang sering dijual di pasar tradisional? JAWAB : Pastikan bahwa penjual baru menghancurkan bumbu
tersebut, bumbu yang terlalu lama disimpan mengindikasikan adanya pemakaian bahan pengawet yang berlebihan
101. TANYA : Bagaimana memilih daging ayam yang baik? JAWAB : Warnanya normal, tidak pudar; tekstur keras dan elastis bila
disentuh dan tidak ada bau yang menyimpang 102. TANYA : Bagaimana memilih daging sapi yang baik? JAWAB : Warnanya merah tua; teksturnya elastis bila disentuh; tidak
ada bau yang menyimpang 103. TANYA : Bagaimana memilih daging kambing yang baik? JAWAB : Warnanya merah terang; teksturnya elastis bila disentuh
dan baunya normal daging kambing 104. TANYA : Bagaimana memilih ikan yang baik? JAWAB : Insang berwarna merah terang; kulit berwarna cerah;
teksturnya elastis bila disentuh; bau normal; matanya cerah, bersih, dan penuh; sisiknya menempel kuat bagi ikan yang bersisik
105. TANYA : Bagaimana memilih telur yang baik? JAWAB : Kulit bersih, tidak ada kotoran maupun retakan 106. TANYA : Apa mikroba yang banyak mencemari telur? JAWAB : Salmonella enteritidis 107. TANYA : Bagaimana membunuh mikroba tersebut? JAWAB : Panaskan sampai suhu 72oC atau pertahankan pada suhu
63oC selama 3.5 menit
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 12
108. TANYA : Bagaimana memilih susu segar yang baik? JAWAB : Susu segar mempunyai bau yang normal 109. TANYA : Bagaimana memilih pangan olahan yang baik? JAWAB : Kondisi fisik dan organoleptiknya baik serta perhatikan
tanggal kedaluwarsanya 110. TANYA : Bagaimana memilih pangan kaleng yang baik? JAWAB : Kondisi kaleng baik, tidak penyok, karatan atau bocor dan
lihat waktu kedaluwarsanya 111. TANYA : Apakah BTP itu? JAWAB : Bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai pangan dan
biasanya bukan merupakan bahan khas pangan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam pangan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan pangan untuk menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas pangan tersebut
112. TANYA : Apa kegunaan BTP itu? JAWAB : Antara lain untuk mengawetkan, membentuk, memberi
warna, rasa dan secara keseluruhan meningkatkan kualitas pangan
113. TANYA : Bagaimana aturan penggunaan BTP? JAWAB : Jenis dan dosis BTP harus sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Aturan penggunaan BTP terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dan peraturan terkait lainnya
114. TANYA : Apa saja jenis BTP yang diijinkan digunakan pada pangan? JAWAB : Pewarna, pemanis buatan, pengawet, antioksidan,
antikempal, penyedap rasa dan aroma, penguat rasa, pengatur keasaman (pengasam, penetral, dan pendapar), pemutih dan pematang tepung, pengemulsi, pemantap dan pengental, pengeras, dan sekuesteran
115. TANYA : Apa saja jenis pengawet yang banyak digunakan untuk
pangan? JAWAB : Antara lain benzoat, propionat, sorbat, dalam bentuk garam
atau asam nitrit dan asam sulfit 116. TANYA : Apakah benzoat akan lebih efektif dalam bentuk garam
atau asam? JAWAB : Dalam bentuk asam benzoat 117. TANYA : Pada pangan apa benzoat banyak digunakan? JAWAB : Pengawet ini efektif digunakan untuk pangan ber pH rendah
seperti berbagai sari buah, jelly, saos, sirup, dll
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 13
118. TANYA : Pada pangan apa propionat dan sorbat banyak digunakan? JAWAB : Roti, bolu, keju, saos tomat , dll 119. TANYA : Bagaimana menetapkan komposisi dan formulasi produk? JAWAB : Komposisi bahan baku dan formulasi setiap produk ditetapkan
dan dilaksanakan secara konsisten 120. TANYA : Apakah yang dimaksud dengan produk pangan berasam
rendah? JAWAB : Bahan pangan ber pH lebih besar dari 4.5 121. TANYA : Apakah yang dimaksud dengan produk pangan asam? JAWAB : Bahan pangan ber pH antara 3.7-4.5 122. TANYA : Apakah yang dimaksud dengan produk pangan berasam
tinggi? JAWAB : Bahan pangan ber pH lebih kecil dari 3.7 123. TANYA : Bagaimana menetapkan cara produksi yang baku? JAWAB : Setiap produk harus jelas bagan alir dan urutan prosesnya 124. TANYA : Apakah blansir itu? JAWAB : Pemanasan pendahuluan yang biasanya dilakukan terhadap
buah-buahan dan sayur-mayur, sebelum diolah lebih lanjut 125. TANYA : Apa tujuan dari blansir? JAWAB : Menginaktifkan enzim dalam bahan pangan dan mengecilkan
volume bahan 126. TANYA : Bilamana dilakukan blansir? JAWAB : Terutama untuk buah-buahan dan sayur-mayur yang akan
disimpan beku 127. TANYA : Bagaimana caranya melakukan blansir? JAWAB : Dengan mencelupkan bahan dalam air panas 82-93oC atau
dengan uap panas selama 3-5 menit 128. TANYA : Apakah yang dimaksud dengan proses aseptik? JAWAB : Proses sterilisasi produk dan pengemasnya yang dilakukan
secara terpisah, kemudian proses pengisian produk dalam pengemas dilakukan secara aseptis
129. TANYA : Bagaimana cara menghambat pertumbuhan mikroba? JAWAB : Pemanasan, pengeringan, pendinginan, pemakaian bahan
kimia 130. TANYA : Apa yang perlu diperhatikan bila memanaskan pangan? JAWAB : Jumlah panas yang diberikan harus cukup untuk mematikan
mikroba pembusuk dan patogen namun tidak boleh menyebabkan penurunan nilai gizi dan organoleptik yang terlampau besar
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 14
131. TANYA : Bagaimana cara mematikan mikroba? JAWAB : Sterilisasi dan iradiasi 132. TANYA : Apakah sterilisasi itu? JAWAB : Cara untuk membebaskan pangan dari mikroba 133. TANYA : Bagaimana cara melakukan sterilisasi? JAWAB : Dengan cara pemanasan atau dengan iradiasi serta
beberapa cara modern lainnya 134. TANYA : Bagaimana dengan suhu dan waktu untuk sterilisasi yang
diperlukan? JAWAB : Tergantung dari beberapa faktor, namun suhu dan waktu
yang umum adalah pada suhu 121oC selama 15 menit 135. TANYA : Apa saja faktor yang harus dipertimbangkan pada
penentuan suhu dan waktu untuk sterilisasi? JAWAB : Nilai pH, jumlah mikroba awal, karakteristik pindah panas
dari bahan, medium dan bahan pengemasnya serta kondisi penyimpanan setelah sterilisasi
136. TANYA : Apakah yang dimaksud dengan sterilisasi komersial? JAWAB : Sterilisasi yang biasa dilakukan untuk pangan semisal
pangan kaleng atau pangan botol, yang mana semua mikroba patogen dan pembusuknya telah dimatikan
137. TANYA : Berapa lama daya tahan pangan yang sudah disterilkan? JAWAB : Beberapa bulan hingga beberapa tahun 138. TANYA : Apakah iradiasi pangan itu? JAWAB : Metode penyinaran terhadap pangan, baik dengan
menggunakan zat radioaktif maupun akselerator untuk mencegah terjadinya pembusukan dan kerusakan serta membebaskan pangan dari mikroba patogen
139. TANYA : Apakah pemanasan ultra itu? JAWAB : Pemanasan pada suhu tinggi pada waktu yang singkat,
umumnya pada suhu 130-145oC selama beberapa detik saja
140. TANYA : Apakah pasteurisasi itu? JAWAB : Memanaskan pangan sehingga pangan terbebas dari
mikroba pembusuk dan patogen. Pasteurisasi dilakukan pada suhu yang relatif rendah (di bawah 100oC)
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 15
141. TANYA : Apakah tujuan dilakukan pasteurisasi? JAWAB : Membunuh sel vegetatif mikroba sehingga pangan aman
dan terhindar dari kebusukan 142. TANYA : Bagaimana dengan suhu dan waktu untuk pasteurisasi? JAWAB : Pada 63oC selama 30 menit atau 72oC selama 15 detik 143. TANYA
: Mengapa bahan yang sudah dipasteurisasi masih
mempunyai daya tahan yang sangat terbatas? JAWAB : Pasteurisasi hanya akan mengurangi jumlah mikroba
pembusuk dan belum menghilangkan semuanya 144. TANYA : Mengapa pengeringan dapat mengawetkan pangan? JAWAB : Air pada pangan yang dibutuhkan oleh mikroba ataupun
reaksi enzimatis sudah dihilangkan 145. TANYA : Mengapa suhu rendah dapat menghambat pertumbuhan
mikroba dan perubahan biokimiawi pada pangan? JAWAB : Laju reaksi kimia, baik pada pangan maupun pada sel
mikroba akan menurun kecepatannya 146. TANYA : Berapa banyak penurunan laju reaksi setiap ada penurunan
suhu? JAWAB : Pada bahan biologis, terjadi penurunan laju reaksi sebesar
2-3 kalinya setiap suhu diturunkan 10oC 147. TANYA : Bagaimana cara mendinginkan pangan? JAWAB : Dinginkan pangan ke suhu 21oC dalam waktu 2 jam dan
dari 21oC ke 5oC dalam waktu 4 jam 148. TANYA : Bagaimana cara mempercepat pendinginan? JAWAB : Pendinginan yang paling efisien adalah yang dilengkapi
dengan kipas angin untuk sirkulasi 149. TANYA : Kerusakan apa yang dapat terjadi bila pangan didinginkan
pada suhu yang tidak sesuai dengan pangan tersebut? JAWAB : Kerusakannya disebut chilling injury dengan tanda-tanda
bintik-bintik hitam, lembek, keriput dan pecah 150. TANYA : Bagaimana cara membekukan pangan? JAWAB : Pembekuan harus dilakukan secara cepat pada suhu
- 18oC 151. TANYA : Apakah thawing itu? JAWAB : Pelelehan pangan beku sebelum diolah lebih lanjut 152. TANYA : Mengapa pangan beku harus di-thawing sebelum dimasak?
JAWAB : Untuk menjamin kecukupan penetrasi panas ke dalam bahan pangan selama pemasakan
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 16
153. TANYA : Apakah semua pangan beku harus di-thawing dulu sebelum diolah?
JAWAB : Tidak, pangan dengan tekstur tidak rapat seperti nugget dapat langsung digoreng dengan minyak yang panas yang dapat berpenetrasi hingga bagian dalam nugget
154. TANYA : Berapa lama pangan yang sudah dithawing dapat dibiarkan
di udara terbuka sebelum diolah lebih lanjut JAWAB : Tidak lebih dari 4 jam bila suhunya >5oC 155. TANYA : Bagaimana cara melakukan thawing pangan beku? JAWAB : Dengan meletakkan pada suhu dingin, atau pada suhu kamar
dan dialiri air dingin, atau dengan menggunakan microwave 156. TANYA : Bagaimana cara thawing pada suhu dingin? JAWAB : Bahan ditempatkan pada lemari pendingin/refrigerator pada
rak paling bawah agar tetesannya tidak mencemari pangan yang berada di bawahnya
157. TANYA : Bagaimana cara thawing dengan air mengalir? JAWAB : Bahan beku harus dibungkus dalam wadah tertutup dan
pastikan kemasan tidak bocor, baru diletakkan di bawah air mengalir sampai pangan leleh
158. TANYA : Bilamana cara thawing dengan microwave dilakukan? JAWAB : Dilakukan hanya untuk pangan yang akan segera dimasak 159. TANYA : Mengapa pangan beku yang sudah dilelehkan tidak boleh
dibekukan kembali? JAWAB : Pada waktu pelelehan terdapat risiko pertumbuhan
mikroba, sehingga kemungkinan muatan mikroba sudah banyak yang bila dibekukan akan tetap ada dalam pangan tersebut
160. TANYA : Apakah tanda-tanda pangan beku pernah mencair? JAWAB : Ada tanda-tanda bekas cairan, misalnya pada daging beku
ada darah pada kemasan atau adanya cairan didasar kemasan
161. TANYA : Apakah proses fermentasi itu? JAWAB : Proses pengolahan pangan dengan memanfaatkan
aktivitas mikroba secara terkontrol 162. TANYA : Apa kelebihan produk yang diolah secara fermentasi? JAWAB : Cita rasa menjadi lebih baik, daya cerna meningkat dan
daya awet menjadi lebih lama 163. TANYA : Ada berapa jenis produk yang dihasilkan dari proses
fermentasi? JAWAB : Ada 2 (dua) jenis yaitu secara homofermentatif dan secara
heterofermentatif
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 17
164. TANYA : Apakah proses homofermentatif itu? JAWAB : Proses yang hanya menghasilkan satu macam senyawa
utama 165. TANYA : Apakah proses heterofermentatif itu? JAWAB : Proses yang menghasilkan beberapa macam produk 166. TANYA : Apa saja contoh produk fermentasi pangan? JAWAB : Antara lain produk asam laktat (yoghurt, sayur asin, sosis,
peda, dll), produk beralkohol (tape, brem, dll), produk asam (nata de coco, cuka, dll), produk fermentasi biji-bijian (tempe, tauco, oncom, dll)
167. TANYA : Apakah fermentasi asam laktat itu? JAWAB : Fermentasi yang menggunakan aktivitas bakteri asam laktat
dan akan dihasilkan asam laktat. Bakteri asam laktat yang aktif tergantung dari bahan baku yang akan difermentasi
168. TANYA : Apa saja bakteri asam laktat yang sering dimanfaatkan
untuk fermentasi susu? JAWAB : Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus
yang digunakan pada pembuatan yoghurt 169. TANYA : Apa saja bakteri asam laktat yang sering dimanfaatkan
untuk fermentasi sayuran? JAWAB : Leuconostoc mesenteroides, Pediococcus cerevisiae dan
Lactobacillus brevis digunakan pada pembuatan sayur asin 170. TANYA : Apa saja bakteri asam laktat yang sering dimanfaatkan
untuk fermentasi daging? JAWAB : Pediococcus cerevisiae dan Lactobacillus plantarum,
Lactobacillus curvatus pada produk sosis 171. TANYA : Apa saja bakteri asam laktat yang sering dimanfaatkan
untuk fermentasi ikan? JAWAB : Bacillus lichineformis dan Bacillus pumilus untuk produk
peda 172. TANYA : Apa saja contoh produk fermentasi beralkohol yang
merupakan campuran aktivitas beberapa mikroba? JAWAB : Tape dan brem 173. TANYA : Apa saja contoh mikroba yang berperan dalam fermentasi
tape atau brem? JAWAB : Kapang dari jenis Aspergillus yang merubah pati menjadi
glukosa dan kamir Saccharomyces yang merubah glukosa menjadi alkohol dan asam
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 18
174. TANYA : Apa saja mikroba yang berperan dalam pembuatan nata de coco?
JAWAB : Acetobacter xylinum 175. TANYA : Apa saja jenis tempe yang dikenal? JAWAB : Tempe kedelai, tempe dari biji-bijian lain (koro, kecipir, dll),
tempe gembus, tempe bongkrek 176. TANYA : Apakah tempe gembus itu? JAWAB : Tempe yang dibuat dari ampas tahu 177. TANYA : Apa mikroba yang berperan dalam pembuatan tempe? JAWAB : Rhizopus oligosporus 178. TANYA : Adakah jenis tempe yang beracun? JAWAB : Ada, yaitu tempe bongkrek yang dibuat dari ampas kelapa
dan terkontaminasi oleh Pseudomonas cocovenenans 179. TANYA : Apa bahan untuk membuat oncom hitam dan oncom merah ? JAWAB : Oncom hitam dapat dibuat dari ampas kacang tanah
sedangkan oncom merah dari ampas kacang tanah atau juga ampas tahu
180. TANYA : Apa mikroba yang berperan dalam pembuatan oncom ? JAWAB : Rhizopus oligosporus pada pembuatan oncom hitam dan
Neurospora sitophila pada pembuatan oncom merah 181. TANYA : Apa mikroba yang berperan dalam pembuatan tauco? JAWAB : Kapang Aspergillus oryzae, Rhizopus oligosporus dan
Rhizopus oryzae. Selain itu juga ada bakteri pembentuk asam laktat
182. TANYA : Bagaimana menetapkan jenis kemasan yang akan
digunakan? JAWAB : Jenis kemasan harus dipilih sesuai sifat produknya dan
aman untuk pangan 183. TANYA : Apa saja bahan yang umum digunakan sebagai pengemas
primer produk pangan? JAWAB : Plastik, logam, dan gelas 184. TANYA : Apa sajakah bahan pengemas plastik yang dapat
digunakan untuk pangan?
JAWAB : Politen/Polietilen (PE), Poli Etilen Tereptalat (PET), Polipropilen (PP), Polistirene (PS), Polivinil Klorida (PVC), Saran/Poliviniliden Klorida (PVDC), Selopan
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 19
185. TANYA : Apakah bahan-bahan plastik tersebut dapat dicampurkan satu sama lainnya?
JAWAB : Penggabungan dua atau lebih bahan plastik dengan cara melapisinya sehingga memiliki karakter yang lebih baik biasa dilakukan. Misalnya PET/PE berarti kemasan plastik terdiri dari lapisan PET dan PE, sehingga didapat sifat gabungan dari dua bahan tersebut
186. TANYA : Bagaimana sifat Politen/Polietilen (PE)? JAWAB : Sifat umum PE adalah transparan, berminyak; mudah
dibentuk, lemas, gampang ditarik; daya rentang tinggi tanpa sobek; mudah dikelim panas; tahan terhadap asam, basa, alkohol, deterjen; serta kedap uap air dan air
187. TANYA : Jenis pangan apakah yang cocok untuk dikemas dengan
PE? JAWAB : Bahan ini cocok untuk pangan yang beraroma dan yang
akan disimpan beku, namun tidak cocok untuk bahan berlemak
188. TANYA : Ada berapa macam PE? JAWAB : Politen/Polietilen (PE) terbagi dalam 3 (tiga) jenis, yaitu
LDPE(Low Density Polyethylene), HDPE (High Density Polyethylene), MDPE (Medium Density Polyethylene)
189. TANYA : Apakah perbedaan antara LDPE dan HDPE? JAWAB : LDPE lebih lentur dan mudah dikelim dibandingkan dengan
HDPE yang kaku, tetapi plastik HDPE lebih tahan suhu tinggi (120OC) dibandingkan dengan LDPE. Dari segi harga, LDPE relatif lebih murah dibandingkan dengan HDPE
190. TANYA : Bagaimana sifat Poli Etilen Tereptalat (PET)? JAWAB : Sifat umum PET adalah transparan, bersih, jernih; adaptasi
suhu tinggi (suhu 300OC) sangat baik; permeabilitas uap air dan gas sangat rendah; tahan pelarut organik; tidak tahan asam kuat, phenol, dan benzil alkohol.
191. TANYA : Jenis pangan apa yang cocok dikemas dengan PET ? JAWAB : Biasanya digunakan untuk kemasan buah kering, makanan
beku dan permen 192. TANYA : Bagaimana sifat Polipropilen (PP)? JAWAB : Sifat umum PP adalah ringan, mudah dibentuk, transparan,
jernih. Memiliki kekuatan tarik yang lebih besar dari PE, tetapi sangat rapuh dan mudah pecah pada suhu rendah, sehingga tidak cocok untuk makanan beku. Bahan ini memiliki permeabilitas uap air rendah dan permeabillitas gas yang sedang serta tahan terhadap suhu tinggi (150OC). PP relatif tahan terhadap asam kuat, basa, dan minyak
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 20
193. TANYA : Kemasan PP cocok untuk pangan apa? JAWAB : Pangan yang akan dipanaskan seperti pangan sterilisasi,
karena PP memiliki titik leleh yang tinggi. 194. TANYA : Bagaimana sifat Polistiren (PS)? JAWAB : Sifat umum PS adalah memiliki kekuatan tarik yang tinggi
dan tidak mudah sobek, memiliki titik lebur yang rendah (80OC), tetapi tahan asam, basa dan permeabilitas uap air dan gas sangat tinggi. Bahan ini relatif mudah dicetak, licin, jernih, mengkilap, tetapi menjadi keruh jika kontak dengan pelarut organik
195. TANYA : Bagaimana sifat Poli Vynil Klorida (PVC)? JAWAB : Sifat umumnya adalah tembus pandang, permeabilitas gas
dan uap air rendah, tahan terhadap minyak, alkohol dan petroleum. Bahan ini memiliki kekuatan tarik tinggi, tidak mudah sobek. Secara kimiawi PVC dapat dipengaruhi oleh hidrokarbon aromatik, keton, aldehid, dan ester
196. TANYA : Ada berapa macam PVC? JAWAB : Terdapat 3 (tiga) jenis PVC yaitu plasticized vinyl chloride,
vinyl co polymer, dan oriented film. 197. TANYA : Bagaimana sifat Saran/Poliviniliden Klorida (PVDC)? JAWAB : Bahan ini transparan, luwes, dan jernih. Bahan ini juga
tahan terhadap bahan kimia, asam, basa, minyak, dan merupakan bahan sekat lintasan yang baik untuk sinar UV. Bahan ini tidak cocok untuk kemas beku
198. TANYA : Apa saja jenis Selopan? JAWAB : Ada beberapa kode atau jenis selopan, yaitu A/B
(Anchored); C (Colored); D (Du Pont); L (kedap air sedang); M (kedap uap air); O (dilapisi sebelah); P (tidak dilapisi); R (dilapisi dengan vinil); S (direkat dengan panas); T (tembus pandang); V, X/K (dilapisi dengan polimer saran); WO (White Opaque)
199. TANYA : Bahan kemasan apakah yang cocok untuk produk daging
segar? JAWAB : Daging segar lebih baik dikemas dengan PVC/selopan,
sehingga terlihat cerah 200. TANYA : Bahan kemasan apakah yang cocok untuk produk unggas? JAWAB : Kemasan etilen vinil asetat/PE 201. TANYA : Bahan kemasan apakah yang cocok untuk produk daging
masak, bacon, awetan? JAWAB : Kemasan PE/PVDC/PA, PE/PET dimetilasi, PE/aluminium
foil/PET, PET/saran/PE atau saran/nilon/PE (terutama untuk daging awetan)
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 21
202. TANYA : Bahan kemasan apa yang cocok untuk produk daging beku? JAWAB : Kemasan LDPE 203. TANYA : Bahan kemasan apakah yang cocok untuk ikan beku? JAWAB : Kemasan HDPE dan LDPE. 204. TANYA : Kemasan plastik apakah yang cocok untuk produk susu dan
olahan susu seperti keju? JAWAB : LDPE dan HDPE. LDPE digunakan dengan cara membentuknya,
mengisi dan direkat. Sedangkan HDPE digunakan untuk ukuran besar. Selain itu dapat digunakan kemasan dengan lapisan nilon/PE, selulosa/PE, PET/PE, selopan/saran/PE, PET/saran/PE, ataupun nilon/PE
205. TANYA : Bahan kemasan apakah yang cocok untuk mencegah
ketengikan? JAWAB : LDPE/PVC/LDPE digunakan untuk mencegah ketengikan,
kehilangan aroma dan CO2. 206. TANYA : Bahan kemasan apakah yang cocok untuk buah dan sayuran? JAWAB : Kemasan polistiren busa, LDPE, EVA, ionomer/PVC. Selain itu
juga bisa digunakan film stretch dan PE untuk mengendalikan atmosfer
207. TANYA : Bahan kemasan apakah yang cocok untuk bahan pangan
beraroma seperti kopi? JAWAB : Kemasan foil atau poliester yang dimetalisasi dan PE,
PET/saran/PE, nilon/saran/PE, OPP/saran/PE, dan OPP/aluminium foil/PE
208. TANYA : Bahan kemasan apakah yang cocok untuk kopi instan? JAWAB : Kemasan PVDC melapisi PVC 209. TANYA : Bahan kemasan apakah yang cocok untuk teh? JAWAB : Untuk teh digunakan kemasan selopan/PE, PET/PE,
kertas/aluminium foil/PE, OPP/PVDC/PE 210. TANYA : Bahan kemasan apakah yang cocok untuk produk-produk
olahan tepung seperti cake atau bolu? JAWAB : Kemasan selulosa berlapis/OPP dengan tujuan utama
mencegah apek 211. TANYA : Bahan kemasan apakah yang cocok untuk biskuit? JAWAB : Kemasan selulosa berlapis PP 212. TANYA : Apa saja jenis plastik film? JAWAB : Selulosa asetat butirat, selulosa asetat propionat; selulosa nitrat
dan selulosa triasetat; etilen buten (mirip HDPE); fluoro karbon (teflon, tahan bahan kimia); ionomer(kemasan vakum); polivinil alkohol (untuk produk kering); polietilen oksida (kemasan tepung); polialomer (karakter antara HDPE dan PP); dan H-film (toleransi terhadap suhu cukup besar, sekitar 269 – 400OC, tahan terhadap radiasi sinar-X)
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 22
213. TANYA : Apakah contoh penggunaan plastik film? JAWAB : Contohnya adalah amilosa pada bungkus permen dan sosis 214. TANYA : Apakah edible packaging itu? JAWAB : Edible packaging adalah kemasan yang dapat dimakan.
Penyusun utamanya adalah hidrokoloid, lipida, dan komposit. Edible packaging dapat dicampur dengan bahan tambahan (biasanya pengawet) untuk tujuan tertentu seperti antimikroba (misal benzoat, propionat, sorbat); antioksidan (askorbat, BHA, BHT); sekuestran (sitrat)
215. TANYA : Produk apa yang banyak menggunakan edible packaging? JAWAB : Produk confectionery (permen, coklat,dsb), pangan semi
basah (selai, jelly, dsb) dan sosis. 216. TANYA : Jika logam digunakan sebagai pengemas primer, apakah
tidak akan mengontaminasi produk? JAWAB : Dalam kemasan logam terdapat lapisan enamel yang
merupakan kemasan non logam untuk melapisi metal (mencegah korosi) dan melindungi kontak langsung dengan produk
217. TANYA : Bahan kemasan logam apa yang tepat untuk mengemas
minuman seperti sari buah? JAWAB : Kemasan kaleng jenis D sangat cocok untuk produk sari
buah karena ditambah lapisan aluminium dan 2 CR (Cold Reduce) sehingga lebih ringan dan menahan dingin
218. TANYA : Kemasan apa yang cocok untuk pangan berkuah? JAWAB : Kemasan yang berlapis alufo seperti retort pouch 219. TANYA : Apakah retort pouch itu? JAWAB : Retort pouch adalah kemasan yang tahan suhu sterilisasi,
mempunyai daya simpan tinggi, kuat, tidak mudah sobek/tertusuk dan teknik penutupannya relatif mudah
220. TANYA Terdiri dari apakah retort pouch itu? JAWAB Bahan komposit yang banyak dibuat retort pouch adalah
PP-Alufo-PET 221. TANYA : Keterangan apa saja yang diperlukan oleh suatu produk? JAWAB : Karakteristik produk, tanggal kedaluwarsa dan tanggal
produksi 222. TANYA : Keterangan apa saja yang harus ada pada label pangan? JAWAB : Nama produk, komposisi bahan, berat/isi bersih, nama dan
alamat produsen, keterangan kedaluwarsa, nomor pendaftaran, tanggal dan atau kode produksi
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 23
223. TANYA : Apa gunanya label pangan? JAWAB : Memberi informasi kepada konsumen untuk dapat memilih,
menyimpan, mengolah dan mengonsumsi pangan 224. TANYA : Apa saja yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan
transportasi agar pangan aman? JAWAB : Melakukan sortasi dan upaya perlindungan terhadap
pencemaran 225. TANYA : Bagaimanakah ketentuan penyimpanan bahan (bahan
baku, BTP, dan bahan penolong) dan produk pangan? JAWAB : Penyimpanan di tempat yang bersih; bahan dan produk
disimpan terpisah, sesuai suhu penyimpanan, diberi penandaan yang jelas
226. TANYA : Apakah FIFO itu? JAWAB : First In First Out : bahan yang disimpan lebih lama harus
digunakan lebih dahulu 227. TANYA : Apakah selalu harus dilakukan FIFO? JAWAB : Tidak, bila pada penyimpanan terdapat bahan yang masa
kedaluwarsanya lebih singkat, dapat digunakan lebih dahulu
228. TANYA : Apakah semua jenis pangan dapat disimpan pada suhu
rendah? JAWAB : Beberapa buah-buahan seperti pisang akan mengalami
kerusakan yang lebih cepat bila disimpan pada suhu rendah
229. TANYA : Bagaimana cara menyimpan pangan dingin? JAWAB : Pada penyimpanan dingin dengan suhu 5oC 230. TANYA : Berapa lama daya simpan pangan yang didinginkan? JAWAB : Tergantung dari jenis bahannya, pada umumnya hanya
beberapa hari sampai minggu 231. TANYA : Bagaimana cara penyimpanan susu segar? JAWAB : Susu segar harus disimpan pada lemari pendingin setelah
dipasteurisasi 232. TANYA : Mengapa susu segar sebaiknya disimpan dingin dan tidak
dibekukan? JAWAB : Pembekuan akan menyebabkan emulsi susu akan pecah
yang berakibat lemaknya terpisah
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 24
233. TANYA : Berapa lama susu pasteurisasi dapat disimpan? JAWAB : Susu pasteurisasi dalam kemasan, apabila kemasannya
tidak dibuka dapat bertahan maksimal 1-2 hari pada suhu kamar atau 2 minggu pada suhu dingin
234. TANYA : Bagaimana memilih pangan beku? JAWAB : Pastikan bahan beku tersebut tidak mencair dan dibekukan
kembali selama penjualan 235. TANYA : Bagaimana cara menyimpan pangan beku? JAWAB : Pada penyimpanan beku/freezer bersuhu setidaknya - 5oC 236. TANYA : Berapa lama daya simpan pangan yang dibekukan? JAWAB : Pada umumnya pangan yang dibekukan dan disimpan beku
dapat tahan hingga beberapa bulan 237. TANYA : Apakah penarikan produk itu? JAWAB : Tindakan menghentikan peredaran pangan karena diduga
sebagai penyebab timbulnya penyakit atau keracunan pangan
238. TANYA : Mengapa perlu dilakukan penarikan produk? JAWAB : Untuk mencegah lebih banyak korban akibat mengonsumsi
pangan yang membahayakan
239. TANYA : Siapa yang harus melakukan penarikan produk? JAWAB : Produsen pangan dan melaporkan ke pejabat yang
berwenang, dalam hal ini Badan POM RI untuk pangan MD dan ML dan ke Pemda setempat dengan tembusan ke Balai POM untuk pangan SP atau P-IRT
240. TANYA : Mengapa diperlukan pencatatan dan dokumentasi pada
industri pangan? JAWAB : Untuk memudahkan pelaksanaan penelusuran masalah
yang berkaitan dengan proses produksi 241. TANYA : Berapa lama catatan dan dokumentasi harus disimpan? JAWAB : Setidaknya 2 kali umur simpan produk pangan yang
dihasilkan 242. TANYA : Apa saja Lima Kunci Keamanan Pangan yang
dikembangkan WHO? JAWAB : 1. Jagalah kebersihan
2. Pisahkan pangan mentah dengan pangan matang 3. Masaklah dengan benar 4. Jagalah pangan pada suhu aman 5. Gunakan air dan bahan baku yang aman
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 25
243. TANYA : Mengapa masih ada masalah keamanan pangan walaupun telah disosialisasikan Lima Kunci Keamanan Pangan?
JAWAB : Sistem keamanan belum terimplementasi secara optimal. Masih perlu penguatan dari sisi regulasi, tanggung jawab produsen dan kepedulian konsumen akan keamanan pangan
244. TANYA : Siapa saja yang harus berperan dalam upaya keamanan
pangan? JAWAB : Pemerintah sebagai regulator, produsen sebagai pelaku
usaha produksi pangan dan konsumen yang dapat menggunakan hak pilihnya sebagai pemakai produk
245. TANYA : Apa saja yang perlu diperhatikan dalam produksi primer
agar pangan aman? JAWAB : Setidaknya melakukan pencegahan pencemaran dari
lingkungan dan pemeriksaan kesehatan tanaman atau hewan
246. TANYA : Mengapa harus menjaga kebersihan? JAWAB : Kebersihan merupakan kunci utama yang harus
diperhatikan agar pangan yang dikonsumsi aman dan tidak menimbulkan bahaya untuk kesehatan. Selalu mencuci tangan merupakan salah satu implementasi dari menjaga kebersihan
247. TANYA : Mengapa harus memisahkan pangan mentah dengan
pangan matang? JAWAB : Memisahkan pangan mentah dengan pangan matang
diperlukan untuk mencegah kontaminasi silang 248. TANYA : Apakah kontaminasi silang itu? JAWAB : Kontaminasi silang adalah perpindahan mikroba patogen
dari pangan mentah ke pangan matang atau dari alat pengolah ke pangan atau dari pekerja ke pangan
249. TANYA : Bagaimana mencegah kontaminasi silang? JAWAB : Menyiapkan dan menyimpan pangan mentah dan pangan
matang secara terpisah, menggunakan alat terpisah untuk pangan mentah dan pangan matang, menjaga kebersihan pekerja
250. TANYA : Bagaimana memasak dengan benar? JAWAB : Memasak sedemikian rupa sehingga mikroba akan mati.
Setiap jenis pangan memerlukan suhu dan waktu pemasakan yang berlainan
251. TANYA : Berapa suhu dan waktu minimum untuk memasak pangan
agar aman? JAWAB : Seluruh bagian pangan mentah yang dimasak harus
mencapai suhu minimal 70oC selama minimal 10 menit
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 26
252. TANYA : Apa tanda-tanda ikan laut sudah masak? JAWAB : Daging berwarna putih kekuningan dan dapat diambil
dengan mudah menggunakan garpu 253. TANYA : Apa tanda-tanda daging cincang sudah matang? JAWAB : Warna daging menjadi gelap dan tidak ada lagi bagian yang
berwarna pink 254. TANYA : Apa tanda-tanda telur dadar sudah matang? JAWAB : Semua bagian sudah mengalami penggumpalan dan tidak
ada lagi bagian yang basah 255. TANYA : Mengapa telur dadar sering menjadi penyebab keracunan? JAWAB : Telur dadar yang terlalu tebal menghalangi penetrasi panas
mencapai bagian tengah, sehingga mikroba yang berada dalam bagian tengah tidak semuanya dapat dimatikan
256. TANYA : Mengapa membuat kambing guling harus dengan api kecil
dalam waktu yang lama? JAWAB : Agar penetrasi panas mencapai bagian tengah yang
diharapkan dapat mematikan spora C. botulinum yang mungkin terdapat pada bagian tengah daging
257. TANYA : Mengapa pemakaian minyak goreng berulang tidak
dianjurkan? JAWAB : Panas akan menyebabkan dekomposisi minyak sehingga
menghasilkan komponen yang toksik 258. TANYA : Apakah komponen toksik yang dapat dihasilkan dari
pemakaian berulang minyak goreng? JAWAB : Peroksida, asam lemak trans dan akrilamida 259. TANYA : Berapakah suhu aman untuk penyimpanan pangan? JAWAB : Suhu aman untuk penyimpanan pangan pada umumnya
<5oC dan >60oC. Dalam kisaran suhu 5-60oC, mikroba dapat berkembang biak dengan cepat, sehingga kisaran suhu tersebut dinamakan danger zone
260. TANYA : Air dan bahan baku yang bagaimanakah yang aman? JAWAB : Yang terbebas dari bahaya fisik, mikrobiologis dan kimia.
Parameter penentuan mutu air dan setiap jenis bahan baku berbeda-beda.
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Deputi III- Badan POM RI 27
DAFTAR PUSTAKA Budijanto, S., D. Syah, W.P. Rahayu, H. Nababan. 2003. Good Practices
dalam Rantai Pangan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan. Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta
PP No 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan SK Badan POM RI No. HK.00.05.5.1639 tentang Pedoman Cara Produksi
Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga (CPPB-IRT). 2003. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta
Rahayu, W.P., H. Nababan, S. Budijanto, D. Syah. 2003. Higiene dan Sanitasi
Pengolahan Pangan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan. Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta
Rahayu, W.P., H. Nababan, S. Budijanto, D. Syah. 2003. Pengemasan,
Penyimpanan, dan Pelabelan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan. Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta
Rahayu, W.P., H. Nababan, S. Budijanto, D. Syah. 2003. Prinsip Pengawetan
dan Pengolahan Pangan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan. Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta
WHO. 2004. First Adapt then Act. Regional Office for South East Asia. New
Delhi