STUDI TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN
YANG DIGUNAKAN PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA
BIDANG SENI RUPA
DI SMP NEGERI 1 PROBOLINGGO
SKRIPSI
OLEH:
ANALISA YOHANA
NIM 107251407171
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SENI DAN DESAIN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
Mei 2011
STUDI TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN
YANG DIGUNAKAN PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA
BIDANG SENI RUPA
DI SMP NEGERI 1 PROBOLINGGO
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana
Pendidikan Seni Rupa
Oleh:
Analisa Yohana
NIM 107251407171
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SENI DAN DESAIN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
Mei 2011
i
ABSTRAK
Yohana, Analisa. 2011. Studi Tentang Media Pembelajaran yang Digunakan
pada Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1
Probolinggo. Skripsi, Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra,
Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dra, Ida Siti Herawati, M.Pd.
(II) Drs. Andi Harisman
Kata Kunci: Media Pembelajaran, Seni Budaya, Seni Rupa.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Ketepatan
penggunaan media pembelajaran dapat memepengaruhi kualitas proses serta hasil
yang dicapai. SMP Negeri 1 Probolinggo mengadakan mata pelajaran Seni
Budaya bidang Seni Rupa pada semester 1. Sekolah tersebut dianggap memiliki
prestasi akademik yang baik oleh banyak pihak. Maka dari itu diadakan penelitian
tentang media pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran Seni Budaya
bidang Seni Rupa, karena penggunaan media yang tepat akan sangat berpengaruh
pada keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah tersebut
Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui penggunaan media pembelajaran
pada pembelajaran apresiasi mata pelajaran seni budaya bidang seni rupa di SMP
Negeri 1 Probolinggo, (2) Mengetahui penggunaan media pembelajaran pada
pembelajaran ekspresi mata pelajaran seni budaya bidang seni rupa di SMP
Negeri 1 Probolinggo.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian
deskriptif. Metode yang digunakan untuk mengungkap data adalah metode
observasi pada perangkat pembelajaran yang digunakan guru, wawancara dengan
guru mata pelajaran, serta angket yang diberikan pada siswa untuk triangulasi
sumber.
Hasil penelitian sebagai berikut: (1) Media-media yang digunakan pada
pembelajaran apresiasi adalah media buku teks/buku panduan, media contoh
gambar/foto-foto, media model, media hasil karya seni yang dihadirkan langsung
pada siswa, serta media elektronik berbasis komputer. Guru selalu menggunakan
media pembelajaran pada setiap KD pembelajaran apresiasi. Media yang paling
berperan membantu siswa dalam pembelajaran apresiasi adalah media LCD,
media video/film, dan media contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll),
sedangkan media yang paling berperan membantu guru adalah media karya yang
ditunjukkan secara langsung pada siswa yaitu lukisan, (2) Media yang digunakan
pada pembelajaran ekspresi selama ini adalah media buku teks/buku panduan,
media model, media contoh gambar/foto, media hasil karya seni, media elektronik
berbasis komputer, serta media alat dan bahan untuk berkarya seni. Guru selalu
menggunakan media pembelajaran pada setiap KD pembelajaran ekspresi. Media
yang paling berperan membantu siswa dalam pembelajaran ekspresi adalah media
LCD, media video/film, media contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik,
dll), dan media gambar, sedangkan media yang paling berperan membantu guru
adalah media karya yang ditunjukkan secara langsung pada siswa yaitu lukisan.
i
ii
ABSTRACT
Yohana, Analisa. 2011. A Study of Learning Media on the Subject of Cultural Art
Majoring Visual Art at SMP Negeri 1 Probolinggo. Thesis, Department of
Design and Art, Faculty of Letters, State University of Malang. Advisors:
(I) Dra, Ida Siti Herawati, M.Pd. (II) Drs. Andi Harisman
Keywords: The Learning Media, Cultural Art , Visual Arts.
Learning media is one of learning component which plays important roles
in teaching-learning process. The effectiveness in the use of learning media is able
to influence the quality of process and the result reached. SMP Negeri 1
Probolinggo to hold subject of Cultural Art majoring Visual Art in the 1st
semester. This school is regarded as a good school in which there are many
achievements have been collected so far. Thus, a research conducted to know how
well the learning media in the lesson of Cultural Art majoring Visual Art
influences the learning success in that school.
The aims for this study are (1) Determine the use of instructional media in
teaching the subjects of curtural art appreciation on visual art in SMP Negeri 1
Probolinggo, (2) Determine the use of instructional media in teaching subjects the
expression of curtural art on visual art in SMP Negeri 1 Probolinggo.
This study used a qualitative approach, with used the type of descriptive
research. The method used to reveal the data is the method of observation on
learning tools used by teachers, interviews with subject teachers, as well as a
questionnaire given to students to triangulate the source.
The results showed that (1) Media used in appreciation learning process
have been so far using text books, model of media, photograph media, media of
art product, electronic media in the basic of computer. Teachers have been using
the learning media in every KD of appreciation learning. The media use which
have been so helpful are LCD, video/film, instances of media (statue, painting,
ceramics, etc), while media which is often used in teaching the students is
painting. (2) Media used in expression learning process have been so far using
text books, model of media, photograph media, media of art product, electronic
media in the basic of computer, also tool media to create and art. Teachers have
been using the learning media in every KD of expression learning. The media use
which have been so helpful are LCD, video/film, instances of media (statue,
painting, ceramics,etc), and photograph media, while media which is often used in
teaching the students is painting.
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
dengan judul “Studi Tentang Media Pembelajaran yang Digunakan pada mata
pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo”. Skripsi
ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang.
Penulis mengucapkan permohonan maaf atas kesalahan yang pernah
penulis lakukan dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terutama kepada:
1. Prof. Dr. H. Dawud, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Sastra atas bantuan yang
diberikan kepada penulis.
2. Drs. Iriaji, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Seni dan Desain atas bantuan yang
diberikan kepada penulis.
3. Dra. Tjitjik S.W, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa
atas bantuan yang diberikan kepada penulis.
4. Dra. Hj. Purwatiningsih, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan
waktunya untuk menguji dan membimbing penulis demi terselesaikannya
skripsi ini.
5. Dra. Ida Siti Herawati, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan banyak bimbingan dan selalu memberi semangat kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
iii
iv
6. Drs. Andi Harisman, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
banyak bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
7. Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Seni Rupa yang telah banyak
memberikan ilmu, motivasi, serta pengalaman berarti selama 4 tahun ini.
8. Bapak Effendi, S.Pd dan Ibu Hurida, S.Pd, selaku guru mata pelajaran Seni
Budaya bidang Seni Rupa SMP Negeri 1 Probolinggo yang telah bersedia
memberikan informasi yang sangat berharga demi terselesaikannya skripsi ini.
9. Ayah Asmiono dan Ibu Siti Amanah Basriani tercinta, yang telah memberikan
banyak dukungan baik moril maupun materiil selama penulis menempuh gelar
sarjana ini, dan atas pengorbanan, bimbingan, do’a, serta kasih sayang yang
telah diberikan. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan serta bantuan
yang telah diberikan kepada penulis.
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak. Saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kebaikan penyusunan
laporan penelitian selanjutnya.
Malang, Mei 2011
Penulis
iv
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 6
C. Ruang Lingkup .............................................................................. 7
D. Landasan Teori ......... .................................................................... 9
1.Media Pembelajaran .................................................................... 9
a. Pengertian Media Pembelajaran ............................................... 9
b.Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran ........................... 10
c. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran ................................ 14
d.Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran .............................. 14
e. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran ................................... 19
f. Peran Media Pembelajaran ....................................................... 22
2.Mata Pelajaran Seni Budaya ....................................................... 25
a. Pengertian Mata Pelajaran Seni Budaya .................................. 25
b.Ruang Lingkup Mata Pelajaran Seni Budaya .......................... 26
c. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Seni Budaya ................... 27
E. Kegunaan Penelitian....................................................................... 28
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................... 29
B. Kehadiran Peneliti ......................................................................... 29
C. Lokasi Penelitian ........................................................................... 30
D. Sumber Data .................................................................................. 30
E. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 30
F. Analisis Data ................................................................................. 32
G. Pengecekan Keabsahan Temuan ................................................... 32
H. Tahap-tahap Penelitian .................................................................. 33
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Kondisi Sekolah ............................................................................ 34
B. Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Budaya ............... 36
C. Penggunaan Media Pembelajaran pada Mata Pelajaran Seni
Budaya Bidang Seni Rupa ............................................................. 37
1.Penggunaan media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni
v
vi
Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Apresiasi ........... 38
a. Hasil Wawancara ..................................................................... 38
b.Hasil Observasi ........................................................................ 42
c. Hasil Angket ............................................................................ 46
d.Kesimpulan Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata
Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran
Apresiasi ................................................................................... 49
2.Penggunaan media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni
Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Ekspresi ............ 52
a. Hasil Wawancara ..................................................................... 52
b.Hasil Observasi ........................................................................ 55
c. Hasil Angket ............................................................................ 62
d.Kesimpulan Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata
Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran
Ekspresi .................................................................................... 65
3.Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni
Budaya Bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo ......... 68
BAB IV PEMBAHASAN
A. Penggunaan Media Pembelajaran ................................................. 73
B. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni
Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Apresiasi di SMP
Negeri 1 Probolinggo ..................................................................... 76
C. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni
Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Ekspresi di SMP
Negeri 1 Probolinggo ..................................................................... 81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 88
B. Saran .............................................................................................. 90
DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 92
vi
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Skala Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran ................................. 129
2 Penggunaan Buku Panduan pada Pembelajaran Apresiasi ..................... 129
3 Penggunaan Buku Kerja/LKS pada Pembelajaran Apresiasi.................. 130
4 Penggunaan Hand-Out/Selebaran Materi pada Pembelajaran Apresiasi 130
5 Penggunaan Tape/Rekaman Suara pada Pembelajaran Apresiasi .......... 131
6 Penggunaan OHP pada Pembelajaran Apresiasi ..................................... 131
7 Penggunaan Gambar pada Pembelajaran Apresiasi ................................ 132
8 Penggunaan Poster pada Pembelajaran Apresiasi ................................... 132
9 Penggunaan Foto pada Pembelajaran Apresiasi ..................................... 133
10 Penggunaan Video/Film pada Pembelajaran Apresiasi .......................... 133
11 Penggunaan Power Point dan LCD pada Pembelajaran Apresiasi ......... 134
12 Penggunaan Contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) pada
Pembelajaran Apresiasi ........................................................................... 134
13 Skala Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran ................................. 135
14 Penggunaan Buku Panduan pada Pembelajaran Ekspresi ....................... 136
15 Penggunaan Buku Kerja/LKS pada Pembelajaran Ekspresi ................... 136
16 Penggunaan Hand-Out/Selebaran Materi pada Pembelajaran Ekspresi 137
17 Penggunaan Tape/Rekaman Suara pada Pembelajaran Ekspresi ............ 137
18 Penggunaan OHP pada Pembelajaran Ekspresi ...................................... 138
19 Penggunaan Gambar pada Pembelajaran Ekspresi ................................. 138
vii
viii
20 Penggunaan Poster pada Pembelajaran Ekspresi .................................... 139
21 Penggunaan Foto pada Pembelajaran Ekspresi ....................................... 139
22 Penggunaan Video/Film pada Pembelajaran Ekspresi ............................ 140
23 Penggunaan Power Point dan LCD pada Pembelajaran Ekspresi ........... 140
24 Penggunaan Contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) pada
Pembelajaran Ekspresi ............................................................................ 141
viii
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerucut Pengalaman Belajar Edgar Dale ................................................ 25
ix
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Ijin Mengadakan Penelitian .............................................................. 94
2. Surat Ijin Melaksanakan ........................................................................... 95
3. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian ....................................... 96
4. Pedoman Wawancara ................................................................................. 97
5. Pedoman Observasi .................................................................................... 100
6. Lembar Angket Untuk Siswa ..................................................................... 101
7. Hasil Wawancara dengan Guru Seni Budaya yang Pertama ..................... 106
8. Hasil Wawancara dengan Guru Seni Budaya yang Kedua ........................ 111
9. Hasil Observasi RPP Guru Pertama ........................................................... 115
10. Hasil Observasi RPP Guru Kedua ............................................................. 119
11. Hasil Angket Siswa (Pertanyaan Nomor 1-22) .......................................... 125
12. Perhitungan Jawaban Angket (Pertanyaan Nomor 1-22) ........................... 129
13. Hasil Angket Siswa (Pertanyaan Nomor 23 & 24) .................................... 142
14. Hasil Angket Siswa (Pertanyaan Nomor 25 & 26) .................................... 144
15. Hasil Angket Siswa (Pertanyaan Nomor 27) ............................................. 147
16. RPP Guru Pertama ..................................................................................... 149
17. RPP Guru Kedua ........................................................................................ 168
18. Profil SMP Negeri 1 Probolinggo .............................................................. 191
19. Media Pembelajaran yang Digunakan oleh Guru Pertama ........................ 194
20. Media Pembelajaran yang Digunakan oleh Guru Kedua ........................... 213
21. Lembar Kartu Bimbingan Skripsi .............................................................. 239
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mewariskan nilai-nilai
kepada generasi yang akan datang. Nilai-nilai tersebut dapat disalurkan melalui
proses belajar, karena belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi
seumur hidup. Pembangunan dibidang pendidikan adalah salah satu program
pemerintah yang hingga kini masih terus dikembangkan demi penyempurnaan
pendidikan. Baik dari segi kurikulum, metode, maupun media pengajaran yang
bertujuan membentuk anak didik yang berkualitas, kreatif dan mengikuti
perkembangan IPTEK.
Pada lembaga pendidikan, salah satu faktor yang menjadi penentu
keberhasilan tujuan pendidikan adalah guru. Hal ini ditegaskan oleh Samana
(1994:16) bahwa “guru merupakan faktor utama dalam usaha meningkatkan mutu
pendidikan sekolah yang pada gilirannya akan sangat mempengaruhi kemajuan
masyarakat yang menjadi suprasistem sekolah yang bersangkutan. Masyarakat
yang semakin rasional dan teknologis semakin membutuhkan jasa sekolah dan
atau guru yang bermutu”.
Proses belajar mengajar di sekolah terdiri dari tiga aspek, yaitu
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Ketiga
aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena
1
2
itu pembelajaran di sekolah diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa
pada ketiga aspek tersebut.
Selain ketiga aspek tersebut, proses pembelajaran disekolah mengandung
lima komponen komunikasi, yaitu guru, bahan ajar, media pembelajaran, siswa,
dan tujuan pembelajaran. Komponen-komponen tersebut merupakan suatu sistem
dalam proses pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan.
Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari proses komunikasi, maka
diperlukan alat perantara untuk menyampaikan informasi dari guru kepada siswa.
Bagaimana seorang guru dapat menciptakan suasana dan kondisi kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan melalui komunikasi tersebut. Dalam hal ini
media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu
komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, proses pembelajaran sebagai
proses komunikasi tidak akan berlangsung secara optimal.
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran,
yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari
sumber belajar ke penerima pesan belajar dalam hal ini adalah siswa.
Munadi (2010:7) mendefinisikan media pembelajaran sebagai “segala
sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara
terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”.
Jadi media pembelajaran dapat dikatakan sebagai segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan informasi dari guru ke siswa sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa dan pada akhirnya dapat
menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar.
3
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media
seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap
kegiatan pembelajaran.
Pada kenyataannya dilapangan, media pembelajaran masih sering
terabaikan dengan berbagai alasan, misalnya: keterbatasan waktu untuk membuat
persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan
lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan yang lebih mengenai media pembelajaran.
Pada era globalisasi ini media pembelajaran sangat banyak macamnya,
berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sehingga suatu sekolah dituntut untuk peka akan perkembangan tersebut, dan
banyak melakukan inovasi-inovasi baru terhadap media pembelajaran yang
digunakan agar tidak tertinggal oleh kemajuan teknologi yang ada.
Oemar Hamalik (1980:13) mengatakan bahwa “kemajuan teknologi
modern adalah salah satu faktor yang turut menunjang usaha pembaharuan ...
mereka telah sampai pada taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakannya
dalam dunia pendidikan di sekolah”.
Mengenai media pembelajaran yang digunakan disuatu sekolah, lebih
lanjut Arsyad Azhar (2011:VIII) berpendapat sebagai berikut:
Tumbuhnya kesadaran terhadap pentingnya pengembangan media
pembelajaran di masa yang akan datang harus dapat direalisasikan
dalam praktik. Banyak usaha yang dikerjakan. Disamping
memahami penggunaannya, para gurupun patut berupaya untuk
mengembangkan keterampilan “membuat sendiri” media yang
menarik, murah, dan efisien, dengan tidak menolak kemungkinan
pemanfaatan alat modern yang sesuai dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4
Peran guru dalam inovasi dan pengembangan media pembelajaran
sangatlah penting mengingat guru sangat berperan dalam proses belajar mengajar
di kelas. Maka dari itu seorang guru dituntut untuk dapat mengolah
kemampuannya untuk membuat media pembelajaran yang lebih efektif dan efisien
sehingga pembelajaran dapat lebih menyenangkan. Dalam hal ini mutu serta
keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari sejauh mana ia bisa mengeksplor
kemampuannya dalam pengadaan media pembelajaran tersebut.
Lebih lanjut Miarso (1986:105) menyatakan bahwa “hal pertama yang
harus dilakukan guru dalam penggunaan media secara efektif adalah mencari,
menemukan, dan memilih media yang memenuhi kebutuhan belajar anak, menarik
minat anak, sesuai dengan perkembangan kematangan dan pengalamannya serta
karakteristik khusus yang ada pada kelompok belajarnya”. Dalam hal ini
kemampuan guru dalam memahami karakteristik peserta didiknya sangat
dibutuhkan, karena media pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan
karakteristik siswa agar didapatkan pembelajaran yang maksimal.
Pada kenyataannya, dimungkinkan saja terjadi bahwa peran media
pembelajaran itu sangat kecil, yaitu hanya sebagai pelengkap di mana media baru
digunakan pada saat guru membutuhkannya atau berhalangan hadir mengajar di
kelas. Dalam kaitan ini, tidak ada perencanaan tentang pemanfaatan media
pembelajaran. Namun disisi lain, media pembelajaran justru sangat berperan atau
memainkan peranan yang dominan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan guru
hanya berperan sebagai fasilitator saja dalam kegiatan pembelajaran. Alternatif
lainnya adalah adanya pembagian peran yang seimbang antara guru dan media
5
pembelajaran. Dalam keadaan yang demikian ini, pemanfaatan media
pembelajaran benar-benar terencana.
Mata pelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa merupakan mata
pelajaran yang berbasis estetik. Walau merupakan mata pelajaran non-
eksak, keberadaan mata pelajaran Seni Budaya juga merupakan mata
pelajaran yang penting, karena melalui mata pelajaran tersebut siswa dapat
belajar tentang berkarya seni serta berapresiasi terhadap karya orang lain.
Mutu sebuah lembaga pendidikan khususnya sebuah sekolah, salah
satunya dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai peserta didiknya. Untuk
meningkatkan mutu pendidikan, suatu sekolah hendaknya menyediakan sarana
dan prasarana semaksimal mungkin agar proses belajar mengajar disekolah
tersebut dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan anak didik yang memliki
kualitas akademik yang baik pula. Seperti yang dikatakan diatas, salah satu
caranya adalah dengan pemilihan media yang digunakan di sekolah tersebut.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran
adalah salah satu komponen yang sangat berpengaruh pada proses belajar
mengajar di sekolah. Oleh karena itu kali ini penulis mengambil judul Studi
Tentang Media Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran Seni
Budaya Bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo sebagai penelitian,
hal ini mengingat bahwa sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah yang
dianggap memiliki prestasi akademik yang baik oleh banyak pihak. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran yang
digunakan pada mata pelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa di sekolah
tersebut. Tentang bagaimana jenis serta ketepatan penggunaan media
6
pembelajaran yang digunakan selama ini, karena penggunaan media dapat
mempengaruhi kualitas proses belajar mengajar. Penggunaan media yang tepat
akan sangat berpengaruh pada keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah
tersebut. Penelitian ini nantinya diharapan dapat menjadi koreksi bagi guru
terhadap media pembelajaran yang selama ini digunakan, dengan tujuan agar
memperoleh hasil belajar yang maksimal dari proses pembelajaran di sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut
1. Bagaimanakah penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran
apresiasi mata pelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1
Probolinggo?
2. Bagaimanakah penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran
ekspresi mata pelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1
Probolinggo?
7
C. Ruang Lingkup Penelitian
Variabel Sub variabel Sub-sub
variabel Indikator Instrumen Sumber data
Media
pembelajaran yang
digunakan pada
mata pelajaran
seni budaya
bidang seni rupa di
SMP Negeri 1
Probolinggo
Penggunaan media
pembelajaran pada
standart
kompetensi
apresiasi
Penggunaan
media
pembelajaran
Jenis media
Pembuatan
media
Intensitas
penggunaan
media
Peranan media
Jenis media
Jenis media
Karakteristik media
Media yang dibuat
oleh sendiri
Media yang dibuat
oleh orang lain
Penggunaan diawal
proses pembelajaran
Penggunaan ditengah
proses pembelajaran
Penggunaan diakhir
proses pembelajaran
Bagi guru
Bagi siswa
Jenis media
Karakteristik media
Angket
Pedoman
observasi
Pedoman
wawancara
Pedoman
wawancara
Pedoman
observasi
Pedoman
wawancara
Angket
Angket
Pedoman
observasi
Siswa
RPP
Guru
Guru
RPP
Guru
Siswa
Siswa
RPP
8
pada standart
kompetensi
ekspresi
Pembuatan
media
Intensitas
penggunaan
media
Peranan media
Media yang dibuat
oleh sendiri
Media yang dibuat
oleh orang lain
Penggunaan diawal
proses pembelajaran
Penggunaan ditengah
proses pembelajaran
Penggunaan diakhir
proses pembelajaran
Bagi guru
Bagi siswa
Pedoman
wawancara
Pedoman
wawancara
Pedoman
observasi
Pedoman
wawancara
Angket
Guru
Guru
RPP
Guru
Siswa
9
D. Landasan Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Munadi (2010:7) mendefinisikan media pembelajaran sebagai “segala
sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara
terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”.
Menurut Arsyad (2011:3) mendeskripsikan “secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-
alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal …. Ringkasnya, media adalah alat
yang menyampaikan atau menghantarkan pesan-pesan pembelajaran”
Kustandi & Sutjipto (2011:9) menyimpulkan “media pembelajaran adalah
alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk
memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna”.
Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara guru, siswa dan
bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai
pesan atau media. Pesan yang akan dikomunikasikan merupakan isi pembelajaran
yang ada dalam kurikulum yang disajikan oleh guru kepada siswa dalam proses
pembelajaran di sekolah
Penyampaian pesan merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media
seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap
10
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana
memilih serta menggunakan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan
pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar
untuk mencapai tujuan belajar.
b. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran
Berdasarkan perkembangannya, Arsyad (2011:29) membagi media
pembelajaran dalam empat kelompok, antara lain:
1) Media hasil teknologi cetak, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang.
b) Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif.
c) Teks dan visual ditampilkan statis (diam).
d) Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip kebahasaan
dan persepsi visual.
e) Baik teks maupun visual berorientasi (berpusat) pada siswa.
f) Informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai.
2) Media hasil teknologi audio-visual, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Mereka biasanya bersifat linear.
b) Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis.
c) Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
perancang/pembuatnya.
11
d) Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan
abstrak.
e) Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan
kognitif.
f) Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan
interaktif murid yang rendah.
3) Media hasil teknologi yang berbasis komputer, memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a) Mereka dapat digunakan secara acak, non-sekuensial, atau secara linear.
b) Mereka dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan
keinginan perancang/pengembangan sebagaimana direncanakannya.
c) Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata,
simbol dan grafik.
d) Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini.
e) Pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan interaktivitas siswa
yang tinggi.
4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Menggabungkan
beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer, memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a) Ia dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linear.
b) Ia dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja dengan cara
yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya.
12
c) Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks
pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa, dan dibawah
pengendalian siswa.
d) Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam
pengembangan dan penggunaan pelajaran.
e) Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga
pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan.
f) Bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak interaktivitas siswa.
g) Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai sumber.
Kustandi & Sutjipto (2011:79) pengklasifikasian media pembelajaran
dapat didasarkan pada karakteristik dan sifat-sifat media, baik dilihat dari bentuk,
teknik pemakaian, ataupun kemampuannya, sebagai berikut:
1) Dilihat dari sifat atau jenisnya, media dapat dikelompokkan seperti berikut ini.
a) Kelompok media yang hanya dapat didengar, atau media yang
mengandalkan kemampuan suara, disebut media auditif. Media ini
meliputi media radio, audio atau tape recorder.
b) Kelompok media yang hanya mengandalkan indera penglihatan, disebut
dengan media visual, seperti gambar, foto, slide, kartun, model, dan
sebagainya.
c) Kelompok media yang dapat didengar dan dilihat disebut dengan media
audio visual, seperti soundslide, film, TV, video, dan filmstrip.
2) Dilihat dari teknik pemakaiannya, media dapat dikelompokkan seperti berikut
ini.
13
a) Media elektronik atau media yang hanya dapat digunakan dengan
memakai bantuan alat-alat elektronik, seperti: over head projector (OHP),
slide projector, TV, video, dan filmstrip.
3) Dilihat dari kemampuannya, media dapat dibagi menjadi berikut ini.
a) Media yang mempunyai jangkauan dan serentak, seperti radio dan televisi.
Pemanfaatan media ini tidak terbatas pada tempat dan ruangan. Siapapun
dapat memanfaatkannya di manapun.
b) Media yang mempunyai jangkauan terbatas, seperti OHP, slide suara, film
slide, dan lain-lain. Media semacam ini pemanfaatannya memerlukan
tempat dan penataan yang khusus.
c) Media yang dimanfaatkan secara individu, seperti model pembelajaran
berprogram, pembelajaran melalui komputer, dan lain-lain.
Para ahli mengklasifikasikan media pembelajaran dari sudut pandang yang
berbeda-beda, maka mereka mengelompokkan jenis serta karakteristik media
pembelajaran juga berbeda-beda.
Teknologi semakin berkembang, begitu pula jenis media pembelajaran
yang ada juga semakin bermacam-macam. Seorang guru di sekolah dituntut untuk
mengetahui karakteristik media pembelajaran yang digunakan di sekolah tersebut,
karena dengan mengetahui karakteristik media, guru dapat memilih media mana
yang tepat digunakan untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Hal ini
dimaksudkan agar proses belajar mangajar yang dilakukan dapat berlangsung
secara efektif dan efisien.
14
c. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran
Munadi (2010:8) “tujuan pemanfaatan media dalam proses pembelajaran
adalah untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan proses pembelajaran itu
sendiri”.
Menurut Achsin (1986:17-18) dalam Endonesa (Online), menyatakan
bahwa tujuan penggunaan media pengajaran adalah sebagai berikut :
(1) agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat
berjalan dengan tepat guna dan berdaya guna, (2) untuk
mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan informasi
materi kepada anak didik, (3) untuk mempermudah bagi anak didik
dalam menyerap atau menerima serta memahami materi yang telah
disampaikan oleh guru/pendidik, (4) untuk dapat mendorong
keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak dan
mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh
guru/pendidik, (5) untuk menghindarkan salah pengertian atau
salah paham antara anak didik yang satu dengan yang lain terhadap
materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik
Media yang digunakan dalam kelas hendaknya sesuai dengan kondisi
sekolah tersebut, kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media
harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin
dicapai.
Dari beberapa uraian di atas sudah jelas tujuan penggunaan media dalam
suatu proses pembelajaran adalah untuk mengefektifkan proses penyampaian
informasi kepada penerima (siswa), agar didapatkan hasil belajar yang
diharapkan.
d. Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
Arsyad (2011:25) mengemukakan beberapa manfaat praktis dari
penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai
berikut:
15
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil
belajar.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang
lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan
siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan
minatnya.
3) Media pembelajaran dapat mengatasi indera, ruang, dan waktu.
a) Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di
ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film,
radio, atau model.
b) Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera
dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau
gambar.
c) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam
puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto,
slide, disamping secara verbal.
d) Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat
ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau
simulasi komputer.
e) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat
disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.
16
f) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses
yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti kepompong
menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman
seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer.
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat,
dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan ke
museum atau kebun binatang.
Menurut Caray (Online) “Fungsi media pembelajaran untuk
memudahkan para pengajar untuk menyampaikan secara tepat dan efisien kepada
siswa”.
Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar
interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif
dan efisien. Sudrajat (Online), menyebutkan manfaat media pembelajaran sebagai
berikut:
1) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki
oleh para peserta didik.
2) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas.
3) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta
didik dengan lingkungannya.
4) Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
17
7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit
sampai dengan abstrak.
Sedangkan menurut Mustikasari (Online) secara lebih khusus manfaat
media pembelajaran adalah:
1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru
dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi
diantara siswa dimanapun berada.
2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan
warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk
menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak
membosankan.
3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
Dengan media akan terjadinya komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan
tanpa media guru cenderung bicara satu arah.
4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal
dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan
materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan
media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
18
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih
mandalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja,
siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan
melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media
pemahaman siswa akan lebih baik.
6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan
saja.
Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun
tanpa tergantung seorang guru.Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah
sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.
7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar.
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk
mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu
pengetahuan.
8) Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki waktu
untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti
membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi
belajar, dan lain-lain.
Media pembelajaran akan sangat bermanfaat dan sangat membantu guru
maupun siswa dalam proses pembelajaran, jika program media itu didesain dan
19
dikembangkan secara baik, maka fungsi guru akan dapat diperankan oleh media
meskipun tanpa keberadaan guru sehingga waktu belajar akan lebih efektif.
e. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Media yang baik, belum tentu menjamin keberhasilan belajar siswa jika
kita tidak dapat menggunakannya dengan baik. Untuk itu, media yang telah kita
pilih dengan tepat harus dapat kita manfaatkan dengan sebaik mungkin sesuai
prinsip-prinsip pemanfaatan media.
Media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan.
Maka dari itu Arsyad (2011:75) mengemukakan beberapa kriteria yang patut
diperhatikan dalam memilih media, antara lain sebagai berikut:
1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi.
3) Praktis, luwes, dan bertahan. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan di
manapun dan kapanpun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta
mudah dipindahkan dan dibawa ke mana-mana.
4) Guru terampil menggunakannya. Apapun media itu, guru harus mampu
menggunakannya dalam proses pembelajaran.
5) Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum
tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan.
Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang,
kelompok kecil, dan perorangan.
20
6) Mutu teknis. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan
yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen
lain yang berupa latar belakang.
Sedangkan menurut Munadi (2010:187) prinsip pemilihan media
hendaknya didasarkan atas beberapa kriteria antara lain sebagai berikut:
1) Karakteristik siswa. Meliputi kemampuan, latar belakang (sosio-cultural),
serta kepribadian siswa.
2) Tujuan belajar. Secara umum tujuan belajar yang diusahakan untuk dicapai
meliputi tiga hal, yakni untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep
dan keterampilan, serta pembentukan sikap.
3) Sifat bahan ajar. Setiap kategori pembelajaran itu menuntut aktivitas atau
perilaku yang berbeda-beda, dan dengan demikian akan mempengaruhi
pemilihan media beserta teknik pemanfaatannya.
4) Pengadaan media. Aspek teknis lainnya yang menjadi pertimbangan
pemilihan media adalah kemampuan biaya, ketersediaan waktu, tenaga,
fasilitas dan peralatan pendukung.
5) Sifat pemanfaatan media. Guru hendaknya mengetahui potensi media, maka
dengan demikian ia juga harus terlebih dahulu mengetahui karakteristik
masing-masing jenis media.
Sebelum memutuskan untuk memanfaatkan media dalam kegiatan
pembelajaran di dalam kelas, hendaknya kita mempertimbangkan media
pembelajaran mana yang akan digunakan seperti yang diungkapkan oleh Kustandi
& Sutjipto (2011:87) berikut in:
1) Sesuaikan jenis media dengan materi kurikulum.
21
2) Keterjangkauan dalam pembiayaan.
3) Ketersediaan perangkat keras untuk pemanfaatan media pembelajaran.
4) Ketersediaan media pembelajaran di pasar.
5) Kemudahan memanfaatkan media pembelajaran.
Aristo (Online), mengemukakan beberapa prinsip umum yang perlu
diperhatikan dalam pemanfaatan media pembelajaran, yaitu :
1) Setiap jenis media, memiliki kelebihan dan kelemahan. Tidak ada satu jenis
media yang cocok untuk semua segala macam proses belajar dan dapat
mencapai semua tujuan belajar.
2) Penggunaan beberapa macam media secara bervariasi memang perlu. Namun
harap diingat, bahwa penggunaan media yang terlalu banyak sekaligus dalam
suatu kegiatan pembelajaran, justru akan membingungkan siswa dan tidak
akan memperjelas pelajaran
3) Penggunaan media harus dapat memperlakukan siswa secara aktif. Lebih baik
menggunakan media yang sederhana yang dapat mengaktifkan seluruh siswa
daripada media canggih namun justru membuat siswa kita terheran-heran
pasif.
4) Sebelum media digunakan harus direncanakan secara matang dalam
penyusunan rencana pelajaran. Tentukan bagian materi mana saja yang akan
kita sajikan dengan bantuan media. Rencanakan bagaimana strategi dan teknik
penggunaannya.
5) Hindari penggunaan media yang hanya dimaksudkan sebagai selingan atau
sekedar pengisi waktu kosong saja. Jika siswa sadar bahwa media yang
22
digunakan hanya untuk mengisi waktu kosong, maka kesan ini akan selalu
muncul setip kali guru menggunakan media.
6) Harus senantiasa dilakukan persiapan yang cukup sebelum penggunaaan
media. Kurangnya persiapan bukan saja membuat proses kegiatan belajar
mengajar tidak efektif dan efisien, tetapi justru mengganggu kelancaran proses
pembelajaran.
Pertimbangan pemilihan media sangat penting, karena terkait dengan
penyampaian informasi pengajaran yang disampaikan. Harus mempertimbangkan
beberapa hal, diantaranya kepraktisan media tersebut, dapat digunakan oleh guru
maupun siswa, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi,
namun sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang disediakan oleh sekolah.
Selain itu guru juga harus memiliki pengetahuan tentang kemampuan
intelektual siswa yang diajarnya, agar guru dapat memilih media yang benar-benar
sesuai dengan karakteristik siswa.
Ketepatan dalam pemilihan media berpotensi menghasilkan pemahaman
yang baik oleh peserta didik terhadap materi pembelajaran yang disampaikan.
Sehingga dapat meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas. Oleh karena
itu untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal diperlukan persiapan serta
memilih media yang tepat dalam pembelajaran.
f. Peran Media Pembelajaran
Peran penggunaan media sangat berpengaruh dalam menunjang proses
pembelajaran yang dilakukan di sekolah, baik itu untuk siswa, guru, maupun
dalam proses belajar mengajar itu sendiri.
23
Arsyad (2011:15) mengemukakan bahwa :
“Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pembelajaran pada
saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media
pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan
pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.”
Munadi (2010:36) membedakan peranan/fungsi media pembelajaran
menjadi dua hal, yakni analisis fungsi yang didasarkan pada medianya dan
didasarkan pada penggunaannya, seperti berikut:
1) Analisis fungsi yang didasarkan pada media.
a) Media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Sebagai penyalur,
penyampai, penghubung dan lain-lain.
b) Fungsi semantik. Fungsi semantik yakni kemampuan media dalam
menambah pembendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau
maksudnya benar-benar dipahami oleh anak didik (tidak verbalistik).
c) Fungsi manipulatif. Fungsi manipulatif didasarkan pada ciri-ciri
(karakteristik) umum yang dimilikinya. Berdasarkan karakteristik umum
ini, media memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang
dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi.
2) Analisis fungsi yang didasarkan pada penggunaannya (anak didik)
a) Fungsi psikologis.
Fungsi Atensi: media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian
(attention) siswa terhadap materi ajar.
Fungsi Afektif: menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan
atau penolakan siswa terhadap sesuatu.
24
Fungsi Kognitif: semakin banyak ia dihadapkan pada objek-objek akan
semakin banyak pula pikiran dan gagasan yang dimilikinya, atau
semakin kaya dan luas alam pikiran kognitifnya.
Fungsi Imajinatif: Media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengembangkan imajinasi siswa.
Fungsi Motivasi: motivasi merupakan seni mendorong siswa untuk
terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran
tercapai.
b) Fungsi sosio-kultural. Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni
mengatasi hambatan sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran.
Jika guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik,
guru dapat berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih mengarah
sebagai manager (pengelola) pembelajaran dan bertanggung jawab
menciptakan kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Untuk itu
guru lebih berfungsi sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan
fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar.
25
Edgar Dale mengklasifikasikan pengalaman belajar ke dalam sebuah
krucut pengalaman seperti pada gambar gambar dibawah ini.
Gambar 1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale dalam (Arsyad,
2011:11)
2. Mata Pelajaran Seni Budaya
a. Pengertian Mata Pelajaran Seni Budaya
Pemerintah memandang mata pelajaran Seni Budaya perlu diadakan di
sekolah, untuk memberi pengetahuan kepada anak didik tentang seni sebagai hasil
kebudayaan yang kita miliki.
Mata pelajaran Seni Budaya bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut: (1) memahami konsep dan pentingnya Seni Budaya,
(2) menampilkan sikap apresiasi terhadap Seni Budaya, (3) menampilkan
Lambang
Kata
Lambang Visual
Gambar Diam,
Rekaman Radio
Gambar Hidup Pameran
Televisi
Karyawisata
Dramatisasi
Benda Tiruan/Pengamatan
Pengalaman Langsung
Abstrak
Konkret
26
kreativitas melalui Seni Budaya, (4) menampilkan peran serta dalam Seni Budaya
dalam tingkat lokal, regional, maupun global.
Seperti yang tercantum dalam KTSP,
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah
karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap
kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada
pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan
berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar
dengan seni”, “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni”.
Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain.
Maka dari itu mata pelajaran Seni Budaya merupakan mata
pelajaran yang sama pentingnya dengan mata pelajaran lain yang diberikan
disekolah, karena mata pelajaran Seni Budaya dapat membentuk siswa
kreatif dan melatih kecerdasan visual siswa disekolah.
b. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Seni Budaya
Lebih lanjut pemerintah telah menentukan ruang lingkup mata pelajaran
Seni Budaya yang diberikan disekolah. Hal ini telah tercantum dalam KTSP, dan
ruang lingkup tersebut antara lain meliputi:
1. Seni Rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam
menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan
sebagainya.
2. Seni Musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan
alat musik, apresiasi karya musik.
3. Seni Tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan
tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.
4. Seni Teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara
yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran.
27
Diantara keempat bidang seni yang ditawarkan, minimal diajarkan satu
bidang seni sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia serta fasilitas yang
tersedia. Pada sekolah yang mampu menyelenggarakan pembelajaran lebih dari
satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih bidang seni yang
akan diikutinya.
c. Standart Kompetensi pada Mata Pelajaran Seni Budaya
Standar Kompetensi (SK) adalah tujuan pembelajaran secara umum, dan
sudah tercantum pada KTSP yang telah ditentukan oleh pemerintah. Pada KTSP
tersebut tercantum 2 Standar Kompetensi, yaitu:
1. Standart Kompetensi Apresiasi
Menurut Guruvalah (online), “Apresiasi Seni adalah menikmati,
menghayati dan merasakan suatu objek atau karya seni lebih tepat lagi dengan
mencermati karya seni dengan mengerti dan peka terhadap segi-segi estetiknya,
sehingga mampu menikmati dan memaknai karya-karya tersebut dengan
semestinya”.
Sehingga dalam pelajaran dengan standart kompetensi apresiasi, seorang
guru dituntut untuk dapat mengadakan kegiatan pembelajaran apapun yang dapat
melatih siswa untuk dapat menilai, menghargai, serta melatih kepekaan estetisnya
terhadap suatu karya.
2. Standart Kompetensi Ekspresi
Guruvalah (Online), “Ekspresi adalah proses ungkapan emosi atau
perasaan di dalam proses penciptaan karya seni, proses ekspresi bisa
diaktualisasikan melalui media. Media musik bunyi; media Seni Rupa adalah
28
garis, bidang dan warna; media tari adalah gerak, media teaer adalah gerak, suara
dan lakon”.
Pada standar kompetensi ekspresi, guru dituntut untuk dapat menciptakan
kegiatan pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk mengungkapkan ekspresi
mereka melalui sebuah karya. Sehingga pada standar kompetensi ekspresi terjadi
proses kreatif dan sikap berkreasi pada siswa.
E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara langsung maupun
tidak langsung baik beberapa pihak, antara lain :
1. Bagi peneliti sebagai sarana untuk menambah pengetahuan tentang
penggunaan media di suatu sekolah, serta sebagai pengalaman baru yang
dapat menjadi bekal jika menjadi pendidik nantinya.
2. Bagi Guru sebagai koreksi terhadap ketepatan pemilihan media
pembelajaran yang selama ini digunakan, agar tujuan pembelajaran yang
dilaksanakan dapat tercapai.
3. Bagi Sekolah diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi masukan
untuk lebih memperhatikan dan memaksimalkan media yang digunakan
dalam pembelajaran di sekolah tersebut agar didapatkan proses maupun
hasil pembelajaran yang maksimal.
29
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Dalam PPKI (2010:28) “penelitian kualitatif berusaha mengungkap gejala secara
menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistik-kontekstual) melalui
pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai
instrument kunci”.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut
Wiyono (2007:28) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mendeskripsikan suatu fenomena sebagaimana adanya pada waktu penelitian
dilakukan”.
B. Kehadiran Peneliti
Peneliti bertindak sebagai instrumen utama serta sebagai pengumpul data,
baik data yang berupa wawancara serta observasi secara langsung. Sebagai
pengamat peneliti dibantu seorang observer untuk membantu mendokumentasikan
dokumen serta bukti-bukti yang dianggap penting selama peneliti berada dalam
lingkup penelitian. Pengamatan dilakukan secara terbuka, yakni kehadiran peneliti
diketahui oleh subjek.
29
30
C. Lokasi Penelitian
Penelitian diadakan di SMP Negeri 1 Probolinggo yang beralamat di Jl.
Imam Bonjol No.49 Probolinggo.
D. Sumber Data
Data berupa pernyataan atau jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan secara langsung mupun tidak langsung kepada nara sumber (informant)
yang pada penelitian ini adalah guru mata pelajaran seni budaya bidang seni rupa.
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas, namun berlandaskan pada
tujuan penelitian dan data yang ingin diperoleh. Selain itu data juga diperoleh dari
observasi terhadap perangkat pembelajaran yaitu RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) yang digunakan oleh guru ketika mengajar.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
wawancara, dan pedoman observasi. Instrumen berisikan pertanyaan-pertanyaan
untuk menjaring data tentang jenis media, pembuatan media, intensitas
penggunaan media, serta peranan media pembelajaran yang digunakan.
E. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diinginkan, peneliti menggunakan
metode observasi dan wawancara. “metode observasi adalah salah satu teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan informasi
dengan cara mengamati perilaku subyek dalam situasi tertentu” (Wiyono,
2007:48).
“Sedangkan metode wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan
data yang bisa digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan informasi tentang
31
obyek penelitian dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan”
(Wiyono, 2007:49).
Pada penelitian ini juga menggunakan angket yang disebarkan kepada
beberapa siswa untuk triangulasi sumber. Triangulasi sumber pada penelitin ini
akan dijelaskan pada sub bab selanjutnya.
Tahap-tahap pengumpulan data di atas dapat dibuat bagan seperti berikut:
Menentukan metode
Wawancara
Menyusun
pedoman
wawancara
Triangulasi sumber
Hasil Penelitian
Pengumpulan data Pengumpulan data Pengumpulan data
Analisis data Analisis data Analisis data
Observasi
Menyusun
pedoman
observasi
Angket
Membuat angket
32
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data
model Miles dan Huberman. Sugiono, (2008:246) mengemukakan bahwa
”analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu”.
Lebih lanjut Sugiono, (2008:246) menjelaskan pengertian analisis model
Miles dan Huberman sebagai ”aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh”.
Dalam analisis tersebut terdiri dari tiga tahap sebagai berikut:
1. Reduksi Data. Merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal-
hal yang penting, dicari tema dan polanya.
2. Penyajian Data. Pada penelitianati ini penyajian data dilakukan dalam bentuk
teks yang bersifat naratif.
3. Verifikasi. Verifikasi atau penarikan kesimpulan dilakukan dengan
menggabungkan kesimpulan yang didapat selama penelitian berlangsung
hingga akhir penelitian.
G. Pengecekan Keabsahan Temuan
Untuk mengetahui keabsahan data, maka dilakukan triangulasi sumber.
Triangulasi sumber adalah menggunakan beberapa sumber lain untuk melacak
kesesuaian data penelitian yang telah didapat. Triangulasi pada penelitian ini
menggunakan angket yang disebar kepada beberapa siswa. Dipilih siswa kelas
VIII, dengan pertimbangan siswa kelas VIII lebih lama mendapat pelajaran Seni
Budaya bidang Seni Rupa daripada kelas VII, sehingga diharapkan dapat
33
memberikan informasi yang lebih kepada peneliti. Angket diberikan pada 50
siswa untuk mewakili 5 kelas yang ada.
H. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap Penelitian yang dilakukan antara lain:
1. Tahap refleksi. Pada tahap ini peneliti memilih masalah apa yang akan
diteliti, serta menentukan variabel-variabelnya.
2. Tahap perencanaan. Pada tahap perencanaan ini meliputi kegiatan memilih
tempat penelitian, menentukan strategi penelitian (pendekatan, metode,
maupun instrumen yang digunakan), serta menyusun proposal penelitian.
3. Tahap pengumpulan data. Pada tahap ini yang dilakukan peneliti adalah
terjun kelapangan (melakukan penelitian) lalu mengumpulkan data
menggunakan metode yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Tahap analisis data. Pada tahap ini data-data yang telah terkumpul dianalisis
lalu dibuat laporan sebagai hasil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.
34
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Kondisi Sekolah
SMP Negeri 1 Probolinggo beralamat di Jl. Imam Bonjol No.49
Probolinggo. Letak sekolah ini berada di tengah-tengah kota dan di sekitarnya
terdapat beberapa Sekolah Dasar serta tempat-tempat penting di Kota
Probolinggo. SMP Negeri 1 Probolinggo merupakan Sekolah Menengah Pertama
dan tertua di kota Probolinggo, sekolah ini berdiri sejak tahun 1943.
SMP Negeri 1 Probolinggo memiliki visi yaitu beriman, bertakwa, cinta
lingkungan, dan berdaya saing global. Untuk itu misi SMP Negeri 1 Probolinggo
untuk mencapai visi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan sikap dan perilaku patuh terhadap ajaran agama yang dipeluk.
2. Mewujudkan sikap dan perilaku toleran terhadap pemeluk agama yang lain.
3. Mewujudkan perilaku sopan dan kebiasaan berkomunikasi yang santun.
4. Mewujudkan kecerdasan emosional dan sosial.
5. Mewujudkan perilaku hidup sehat.
6. Mewujudkan sikap dan perilaku peduli terhadap lingkungan sekitar.
7. Mewujdukan sikap dan perilaku hemat energi dan sumber daya alam.
8. Mewujudkan kegiatan akademis dan non akademis bermutu untuk mencapai
prestasi tingkat Internasional.
9. Mewujudkan kemampuan berbahasa Inggris aktif, lisan, dan tulis.
34
35
10. Mewujudkan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi.
Banyak prestasi yang telah diraih baik di tingkat kota, tingkat propinsi,
maupun tingkat nasional. Setelah 3 (tiga) tahun ditunjuk menjadi Sekolah Standar
Nasional (SSN) dan dievaluasi oleh Dirjen, mulai tahun ajaran 2007-2008 SMP
Negeri 1 Probolinggo diantara 100 (seratus) sekolah di Indonesia telah ditetapkan
menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).
SMPN 1 Probolinggo dilengkapi fasilitas sekolah yang cukup memadai
sehingga tak heran jika sekolah tersebut menjadi sekolah favorit dan unggulan di
Kota Probolinggo. Hal ini sesuai dengan salah satu visi sekolah yaitu berdaya
saing global.
Sekolah yang saat ini berstatus sebagai RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional) ini telah menorehkan banyak sekali prestasi baik kancah Lokal
maupun Nasional. Untuk mewujudkan hal tersebut, banyak cara yang dilakukan
sekolah dalam rangka mewujudkan status sekolah RSBI menuju SBI. Usaha yang
dilakukan diantaranya adalah menyiapkan tenaga pendidik yang memiliki SDM
berkualitas. Saat ini SMPN1 Probolinggo memiliki guru yang berkompetensi
tinggi, 99% gurunya adalah lulusan S1 dan 85% gurunya memiliki kualifikasi
sesuai dengan bidangnya.
Usaha untuk meningkatkan status sekolah dari Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI), menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) terus
dilakukan. Hal ini terbukti salah satunya dengan usaha meningkatkan teknologi
yang digunakan di SMP Negeri 1 Probolinggo ini. Usaha tersebut diantaranya
pemasangan seperangkat LCD pada tiap kelas, sehingga guru maupun siswa dapat
menggunakan LCD tersebut untuk proses pembelajaran. Usaha lainnya adalah
36
dengan pemasangan hotspot di area sekolah. Denga adanya fasilitas hotspot ini
diharapkan siswa maupun warga sekolah yang lain peka terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan serta teknologi.
B. Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Budaya
Pada kurikulum yang berlaku sejak tahun 2006, yang biasa disebut dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), untuk mata pelajaran Seni Budaya
dibagi menjadi empat bidang. Keempat bidang tersebut yaitu Seni Rupa, Seni
Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Namu pemerintah memberi kebebasan kepada
masing-masing sekolah untuk memilih dari keempat bidang tersebut. Diantara
keempat bidang seni yang ditawarkan, minimal diajarkan satu bidang seni sesuai
dengan kemampuan sumber daya manusia serta fasilitas yang tersedia di sekolah.
SMP Negeri 1 Probolinggo memiliki 2 tenaga pendidik untuk mata
pelajaran Seni Budaya. Pendidikan terakhir yang ditempuh oleh kedua guru
adalah S1 pada Universitas Negeri Malang. Kedua guru berkompeten dalam
bidang Seni Rupa dan Seni Musik. Maka dari itu SMP Negeri 1 Probolinggo
memilih dua bidang dari keempat bidang yang telah ditawarkan tersebut, yaitu
Seni Rupa dan Seni Musik. Dengan kebijakan sebagai berikut, bidang Seni Rupa
diberikan kepada siswa ketika mereka berada di semester 1 (semester ganjil)
sedangkan bidang Seni Musik diberikan pada semester 2 (semester genap). Pada
kedua bidang tersebut sama-sama diajarkan dua Standar Kompetensi (SK), yaitu
SK mengapresiasi karya seni rupa dan SK mengekspresikan diri melalui karya
seni rupa. Di dalam masing-masing standar kompetensi tersebut telah tercantum
beberapa Kompetensi Dasar yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran.
37
Semua Kompetensi Dasar (KD) yang tercantum pada KTSP tersebut
semestinya dilaksanakan, akan tetapi hal ini kembali lagi pada kebijakan sekolah
masing-masing. Beberapa sekolah mungkin dapat melaksanakan semua
kompetensi dasar tersebut, namun bagi sekolah yang memiliki keterbatasan dalam
hal tertentu pastinya tidak dapat menerapkan semua kompetensi dasar ke dalam
pembelajaran.
Untuk mata pelajaran Seni Budaya pihak sekolah telah menyediakan satu
ruangan khusus untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran tersebut. Ruangan
ini dinamakan “Art and Culture Room” (Lampiran 17). Ruang Seni Budaya ini
berukuran ± 7 x 8 cm berisikan sebuah meja dan bangku untuk guru, dan pada
bagian tepi ruangan dikelilingi dengan meja-meja yang dipenuhi dengan hasil
karya siswa. Selain digunakan untuk menyimpan hasil karya siswa, ruangan ini
juga dapat digunakan untuk proses pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran
tidak selalu harus berada di dalam kelas masing-masing.
C. Penggunaan Media Pembelajaran pada Mata Pelajaran Seni Budaya
Bidang seni Rupa
Untuk mengungkap data-data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan
beberapa teknik antara lain dengan cara wawancara langsung dengan guru mata
pelajaran Seni Budaya di sekolah tersebut, observasi terhadap salah satu perangkat
pembelajaran yaitu RPP yang digunakan oleh guru, serta angket yang disebarkan
pada beberapa siswa. Adapun data-data yang diperoleh dari beberapa teknik
pengumpulan data tersebut akan dijabarkan pada masing-masing standar
kompetensi apresiasi dan ekspresi yang dilaksanakan.
38
1. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya
Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Apresiasi
a. Hasil Wawancara
Menurut data yang diperoleh dari wawancara dengan kedua guru Seni
Budaya di SMP Negeri 1 Probolinggo tentang media yang digunakan pada
pembelajaran apresiasi, guru pertama mengatakan bahwa penggunaan sebuah
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar itu penting. Karena media
merupakan alat untuk menyampaikan informasi pengetahuan kepada siswa
(Lampiran 7). Dengan menggunakan media, proses penyampaian pembelajaran
akan lebih mudah. Dengan menggunakan media, minat siswa dalam mengikuti
pembelajaranpun semakin besar.
Sedangkan guru Seni Budaya yang kedua berpendapat bahwa kepentingan
penggunaan media pembelajaran dalam suatu kegiatan belajar mengajar tersebut
cukup penting. Jika diprosentase, bisa jadi 70-75% media pembelajaran tersebut
sangat berpengaruh. Karena dalam pembelajaran Seni Budaya khususnya bidang
Seni Rupa, siswa perlu diberi media dalam pembelajarannya, jadi guru tidak bisa
menggunakan media ceramah saja. Jadi dapat dikatakan penggunaan media dalam
proses pembelajaran tersebut sangat dominan (Lampiran 8).
Pada pembelajaran Standart Kompetensi Mengapresiasi Karya Seni Rupa,
baik guru pertama maupun guru kedua mengatakan sama-sama menggunakan
media pembelajaran ketika mengadakan pembelajaran apresiasi tersebut
(Lampiran7 dan Lampiran 8). Lebih lanjut akan dijelaskan media-media apa saja
yang digunakan oleh guru pada pembelajaran apresiasi karya seni rupa tersebut .
39
Kedua guru biasanya menggunakan media gambar/foto-foto untuk
dijadikan contoh atau sekedar ditunjukkan pada siswa ketika proses pembelajaran
berlangsung. Contoh gambar/foto terkadang ditunjukkan secara langsung, namun
guru lebih sering menunjukkan gambar/foto tersebut melalui LCD (Lampiran 7
dan Lampiran 8). Penggunaan LCD ini bermanfaat untuk memvisualisasikan
contoh tersebut agar nampak dalam ukuran yang lebih besar, sehingga siswa yang
letak tempat duduknya cukup jauh dari media, masih tetap dapat melihat. Untuk
karya yang biasanya sulit untuk dihadirkan secara langsung pada siswa, maka
guru menggunakan media gambar/fotonya saja. Sehingga walau tidak dapat
dihadirkan secara nyata, siswa masih tetap dapat mengetahui bagaimana bentuk
karya atau materi ajar yang dimaksudkan oleh guru. Dengan demikian usaha ini
dapat mengurangi miss-consepsi antara guru dengan siswa.
Standar Kompetensi mengapresiasi karya seni rupa identik dengan
menilai, mengamati, serta menghargai karya seni. Sehingga penggunaan hasil
karya seni sebagai media untuk apresiasi memang sangat dibutuhkan pada proses
pembelajaran. Maka dari itu kedua guru sama-sama menggunakan media hasil
karya pada pembelajaran apresiasi ini. Guru pertama mengaku memiliki beberapa
contoh hasil karya untuk dasar-dasar melukis mulai dari yang menggunakan
pensil, pensil warna, konte/arang, cat air dan cat minyak (Lampiran 7). Dengan
penggunaan media menggambar yang bermacam-macam tersebut akan menambah
pengetahuan tentang teknik menggambar kepada siswa. Contoh karya tersebut
merupakan hasil karya yang dibuat sendiri oleh guru.
40
Untuk penggunaan media hasil karya, guru Seni Budaya yang kedua juga
menggunakannya. Biasanya guru lebih sering menggunakan hasil karya siswa
terdahulu, dan yang lebih sering adalah hasil karya berupa lukisan (Lampiran 8).
Tak ingin ketinggalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang ada, guru juga mengakrabkan media elektronik yang berbasis
komputer sebagai media pembelajaran pada standar kompetensi mengapresiasi
karya seni rupa.
Guru Seni Budaya yang pertama mengatakan bahwa guru biasa
menggunakan media internet untuk membantu pemahaman siswa. Materi
pembelajaran yang dibuat oleh guru, dimasukkan dalam sebuah blog milik guru
dengan alamat www.hoerpunyaku.blogspot.com. Sehingga selain belajar Seni
Budaya, siswa juga dapat belajar tentang teknologi internet yang juga dapat
dijadikan sebagai sumber belajar. Selain blog tersebut guru juga mempunyai
sebuah web kecil (web lokal) dengan program bernama joomla (Lampiran 7).
Untuk proses penyampaian informasi kepada siswa, guru terkadang menggunakan
web lokal tersebut, yang hanya dapat diakses di daerah Probolinggo saja. Namun
guru lebih sering mengguakan blog untuk dijadikan media penyampaian informasi
dalam pembelajaran. Pada blog tersebut terdapat beberapa materi yaitu tentang
pengetahuan seni rupa beserta unsur-unsurnya, materi gambar bentuk, materi
patung, materi gambar reklame, batik dan lukisan kaca (glass painting).
Untuk guru Seni Budaya yang kedua, guru biasanya menggunakan media
internet untuk mencari (browsing) contoh-contoh gambar karya seni atau video
proses pembuatan karya, yang kemudian dibuat sebagai materi yang ditunjukkan
kepada siswa.
41
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa setiap kelas telah dilengkapi
dengan seperangkat LCD sebagai fasilitas untuk guru dan siswa dalam proses
pemebelajaran. Maka dari itu kedua guru Seni Budaya di SMP Negeri 1
Probolinggo tersebut sama-sama menggunakan media LCD dalam pembelajaran
apresiasi. LCD digunakan untuk menunjukkan atau menyampaikan materi
pembelajaran, gambar/foto, atau proses pembuatan karya melalui LCD tersebut.
Dari media-media yang pernah digunakan oleh guru dalam standar
kompetensi mengapresiasi karya seni rupa, menurut guru kedua yang paling
berpengaruh bagi siswa adalah berupa karya seni hasil seniman besar atau orang
yang terkenal. Nama serta ketenaran seniman yang karyanya dibuat contoh untuk
siswa ternyata memberi pengaruh besar pada minat dan respon siswa ketika
pembelajaran (lampiran 7). Selain itu, karya siswa terdahulu atau karya kakak
kelas juga berpengaruh pada antusias siswa untuk mengikuti pelajaran.
Sedangkan media yang paling efektif digunkan oleh guru dalam
pembelajaran apresiasi, guru kedua menyebutkan media hasil karya seni berupa
lukisan adalah media yang paling efektif digunakan. Alasannya adalah karena
hasil karya seni berupa lukisan lebih mudah dalam pengadaannya, hasil karya
lukisan ini tersedia banyak di sekolah dan merupakan karya siswa-siswa terdahulu
atau kakak kelas.
Sedangkan menurut guru Seni Budaya yang pertama, keefektifan
penggunaan sebuah media dalam proses pembelajaran tersebut tergantung
bagaimana pendekatan atau strategi mengajar yang digunakan. Sebagus apapun
media yang digunakan, namun jika tidak disertai dengan penggunaan strategi yang
tepat dalam penggunaanya maka tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai secara
42
maksimal. Sehingga penggunaan media pembelajaran tersebut dapat dikatakan
kurang efektif.
b. Hasil Observasi
Observasi dilakukan pada salah satu perangkat pembelajaran yaitu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh kedua guru Seni
Budaya. Untuk guru yang pertama mengaku menyusun sendiri RPP yang akan
digunakan dalam pembelajaran tersebut. Sedangkan guru yang kedua
menggunakan RPP yang dibuat bersama-sama Tim MGMP (Musyawarah Guru
Mata Pelajaran) sekabupaten Probolinggo. Dari hasil observasi pada RPP yang
digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran apresiasi pada mata pelajaran
Seni Budaya bidang Seni Rupa tersebut, diperoleh data tentang media apa saja
yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Media-media pembelajaran
tersebut adalah media buku teks/buku panduan, media contoh-contoh
gambar/foto, media model, media hasil karya seni, dan media elektronik berbasis
komputer. Berikut penjelasan masing-masing media tersebut:
1) Media Buku Teks/Buku Panduan
Pada perangkat pembelajaran (RPP) kedua guru Seni Budaya, sama-sama
mencantumkan penggunaan buku teks/buku panduan pada standar kompetensi
mengapresiasi karya seni rupa. Buku teks/buku panduan tersebut hanya untuk
pegangan guru saja. Siswa tidak diharuskan untuk membeli buku yang sama
seperti yang digunakan oleh guru, namun bagi siswa yang mampu dianjurkan
untuk memiliki buku panduan sebagai pegangan untuk membantu mereka dalam
belajar.
43
Guru Seni Budaya yang pertama menggunakan buku teks/buku panduan
sebagai berikut:
a) Buku Kesenian SMP kelas 7, penerbit Erlangga tahun 2004.
Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD)
mengidentifikasikan jenis karya seni rupa terapan daerah setempat.
b) Kerajinan Tangan dan Kesenian SMP kelas 7, penerbit Yudhistira tahun 1994.
Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD)
mengidentifikasikan jenis karya seni rupa terapan daerah setempat.
c) Pola Ragam Hias Batik Corak Fauna, karya Bambang Sumantri V.M
Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD)
menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan, gagasan dan teknik karya seni
rupa terapan daerah setempat.
d) KTSP 2006 Seni Budaya kelas 7, penerbit Erlangga.
Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD)
menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan, gagasan dan teknik karya seni
rupa terapan daerah setempat.
Sedangkan guru Seni Budaya yang kedua menggunakan buku teks/buku
panduan sebagai berikut:
a) Buku Seni Budaya kelas 8, penerbit Sinar Mandiri hal 1-4.
Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD)
mengidentifikasi karya seni rupa terapan nusantara.
b) Buku Seni Budaya kelas 8, penerbit Erlangga.
Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD)
mengidentifikasi karya seni rupa terapan nusantara.
44
Sedangkan untuk beberapa KD pada SK mengapresiasi karya seni rupa
yang lainnya, guru hanya menuliskan penggunaan buku seni budaya yang relevan
saja, tanpa mencantumkan identitas buku seni budaya yang digunakan pada setiap
KD. Kompetensi Dasar yang dimaksud adalah pada KD menampilkan sikap
apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan
nusantara, KD mengidentifikasi jenis karya seni rupa terapan nusantara, dan pada
KD menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik karya
seni rupa terapan nusantara.
2) Media Contoh-contoh Gambar/Foto
Untuk penggunaan media contoh-contoh gambar/foto pada pembelajaran
apresiasi, kedua guru sama-sama mencantumkan contoh gambar/foto untuk
dijadikan media dalam pembelajaran apresiasi pada RPP yang digunakan. Guru
yang pertama menggunakan contoh gambar pola ragam hias ukir pada KD
menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan, gagasan dan teknik karya seni
rupa terapan daerah setempat.
Sedangkan guru kedua menggunakan contoh gambar karya seni rupa
terapan daerah probolinggo pada KD mengidentifikasi jenis karya seni rupa
terapan nusantara. Selain itu guru juga menggunakan contoh gambar motif batik
sebagai media pembelajaran pada KD yang sama yaitu mengidentifikasi jenis
karya seni rupa terapan nusantara.
3) Media Model
Untuk penggunaan media model, pada RPP yang digunakan hanya guru
Seni Budaya yang kedua saja yang menggunakan media tersebut dalam
45
pembelajaran apresiasi, yaitu untuk mengidentifikasi keunikan gagasan serta
pembuatan batik Jogjakarta pada KD menampilkan sikap apresiatif terhadap
keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa terapan nusantara. Sedangkan guru
Seni Budaya yang pertama tidak mencantumkan media model untuk pembelajaran
apresiasi.
4) Media Hasil Karya Seni
Penggunaan media hasil karya seni yang dimaksud adalah media berupa
hasil karya seni yang dihadirkan langsung pada siswa, bukan berupa foto atau
gambar. Pada RPP yang digunakan oleh kedua guru sama-sama tidak
mencantumkan media berupa hasil karya seni asli pada pembelajaran apresiasi.
5) Media Elektronik Berbasis Komputer
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada,
guru juga mengakrabkan media elektronik yang berbasis komputer. Maka dari itu
pada RPP kedua guru sama-sama mencantumkan media elektronik yang berbasis
komputer pada pembelajaran apresiasi.
Pada RPP guru Seni Budaya yang pertama, guru mencantumkan
penggunaan media internet pada RPP. Penggunaan media internet tersebut
tercantum pada KD menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan, gagasan dan
teknik karya seni rupa terapan daerah setempat. Pada KD tersebut tercantum
alamat web yang digunakan oleh guru sebagai sumber serta media yang
digunakan oleh guru, yaituu www.motifbatik.com dan www.motiftradisional.com.
Selain itu guru juga menggunakan blog milik guru sebagai media untuk
menyampaikan informasi pembelajaran pada siswa, alamat blog tersebut adalah
46
www.hoerpunyaku.blogspot.com. Hal tersebut senada dengan pernyataan guru
pada wawancara yang dilakukan sebelumnya.
Sedangkan pada RPP guru kedua, pada KD menampilkan sikap apresiatif
terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan nusantara,
guru mencantumkan penggunaan media elektronik pada pembelajaran. Namun
guru belum secara spesifik menyebutkan media elektronik apa yang digunakan.
c. Hasil Angket
Angket yang diberikan pada siswa bertujuan untuk mengungkap jenis
media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada pembelajaran apresiasi, serta
peranan media tersebut untuk siswa. Hasil analisis data angket tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Jenis dan Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran
a) Penggunaan Buku Panduan pada Pembelajaran Apresiasi
Sebagian siswa menyatakan bahwa guru hampir tidak pernah
menggunakan buku panduan pada pembelajaran apresiasi (Tabel 2). Kenyataan ini
bertolak belakang dengan RPP yang dibuat guru yang menyatakan kedua guru
sama-sama menggunakan buku panduan pada pembelajaran apresiasi. Setelah
dikonfirmasi kepada guru, ternyata buku panduan tersebut hanya digunakan oleh
guru sebagai panduan saja, sedangkan siswa memang tidak diwajibkan untuk
memiliki buku panduan sama seperti yang digunakan oleh guru.
b) Penggunaan Buku Kerja/LKS pada Pembelajara Apresiasi
Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru jarang meggunakan buku
kerja/LKS pada pembelajaran apresiasi (Tabel 3). Pernyataan ini senada dengan
47
RPP yang digunakan oleh kedua guru,bahwa guru tidak mencantumkan
penggunaan buku kerja/LKS untuk pembelajaran apresiasi.
c) Penggunaan Hand-Out/Selebaran Materi pada Pembelajara Apresiasi
Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru jarang meggunakan hand-
out/selebaran materi pada pembelajaran apresiasi (Tabel 4).
d) Penggunaan Tape/Rekaman Suara pada Pembelajara Apresiasi
Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru hampir tidak pernah
meggunakan tape/rekaman suara pada pembelajaran apresiasi (Tabel 5). data ini
sesuai dengan data observasi pada perangkat pembelajaran (RPP) serta wawancara
pada kedua guru yang sama-sama tidak menyebutkan penggunaan media
tape/rekaman suara pada pembelajaran apresiasi.
e) Penggunaan OHP (Over Head Proyector) pada Pembelajara Apresiasi
Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru jarang meggunakan OHP
(Over Head Proyector) pada pembelajaran apresiasi (Tabel 6).
f) Penggunaan Gambar pada Pembelajara Apresiasi
Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru sering meggunakan gambar
pada pembelajaran apresiasi (Tabel 7) Hal ini sesuai dengan pernyataan guru pada
wawancara serta observasi pada perangkat pembelajaran (RPP) bahwa guru juga
menggunakan media gambar pada pembelajaran apresiasi.
g) Penggunaan Poster pada Pembelajara Apresiasi
Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru hampir tidak pernah
meggunakan poster pada pembelajaran apresiasi (Tabel 8).
48
h) Penggunaan Foto pada Pembelajara Apresiasi
Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru jarang meggunakan foto
pada pembelajaran apresiasi (Tabel 9). Penggunaan media foto ini juga telah
diungkapkan oleh guru Seni budaya yang pertama melalui wawancara yang
dilakukan dengan guru tersebut (Lampiran 7).
i) Penggunaan Video/film pada Pembelajara Apresiasi
Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru jarang meggunakan
video/film pada pembelajaran apresiasi (Tabel 10).
j) Penggunaan Powerpoint dan LCD pada Pembelajara Apresiasi
Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru kadang-kadang
meggunakan powerpoint dan LCD pada pembelajaran apresiasi (Tabel 11). Hal ini
senada dengan data yang didapat melalui wawancara dan observasi pada RPP
yang digunakan oleh kedua guru, bahwa kedua guru juga menggunakan media
LCD pada pembelajaran apresiasi.
k) Penggunaan Contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) pada
Pembelajara Apresiasi
Sebagian besar siswa manyatakan bahwa guru sering meggunakan contoh-
contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) pada pembelajaran apresiasi (Tabel
12). Hal ini senada dengan yang diungkapkan guru melalui wawancara.
Menurut hasil angket, siswa menyebutkan bahwa selain media yang telah
disebutkan di atas, ada beberapa media yang juga digunakan oleh guru pada
pembelajaran apresiasi yaitu media papan tulis (white board), komputer/lap top,
peralatan dapur (panci, sendok, dll), peralatan LAB, beraneka lukisan, karya
recycle, tanaman, serta benda-benda yang ada di sekitar (lampiran 12).
49
2) Media yang paling berperan membantu siswa dalam memahami
pembelajaran apresiasi
Dari media-media yang digunakan oleh guru dalam mata pelajaran
apresiasi, siswa memilih beberapa media yang paling berperan membantu
pamahaman siswa dalam pembelajaran apresiasi. Pada urutan pertama sebagian
besar siswa memilih media powerpoint dan LCD sebagai media yang paling bisa
membantu siswa dalam memahami pelajaran apresiasi, pada urutan kedua
sebagian besar siswa memilih media video/film, dan pada urutan ketiga sebagian
besar siswa memilih media contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll),
(lampiran 14)
d. Kesimpulan Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran
Seni Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Apresiasi di SMP
Negeri 1 Probolinggo
Pada sub bab diatas, telah dipaparkan data-data yang diperoleh dari
metode wawancara guru mata pelajaran, observasi pada perangkat pembelajaran
(RPP), dan angket yang diberikan pada siswa. Data di atas mengungkap
penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran apresiasi mata pelajaran seni
budaya bidang seni rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo. Baik itu jenis media,
pembuatan media, intensitas penggunaan media, serta peranan media itu sendiri.
Dari data yang telah dipaparkan di atas, dapat diambil kesimpulan tentang
bagaimana penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran apresiasi mata
pelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo.
Kedua guru Seni Budaya bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo,
sebenarnya sama-sama menggunakan media buku teks/buku panduan pada
50
pembelajaran apresiasi. Namun sebagian besar siswa mengatakan bahwa guru
hampir tidak pernah menggunakan media buku teks/buku panduan ketika
mengajar apresiasi. Buku teks yang tercantum sebagai media pembelajaran
apresiasi pada RPP kedua guru memang benar. Buku teks/buku panduan tersebut
hanya digunakan sebagai pegangan guru saja ketika mengajar pembelajaran
apresiasi, sedangkan siswa dianjurkan untuk memiliki buku panduan sebagai
panduan, namun tidak diwajibkan untuk membeli buku yang sama seperti yang
digunakan oleh guru.
Buku teks/buku panduan yang digunakan oleh guru tersebut sama-sama
merupakan hasil karya orang lain, dan bukan hasil karya milik guru sendiri.
Sedangkan untuk intensitas penggunaan buku teks/buku panduan pada
pembelajaran apresiasi, baik guru pertama maupun guru kedua sama-sama
menggunakan buku teks/buku panduan pada setiap Standar Kompetensi (SK)
mengapresiasi karya seni rupa.
Guru-guru Seni Budaya dalam mengadakan pembelajaran Apresiasi karya
seni rupa, juga sama-sama menggunakan media contoh gambar/foto-foto. Media
tersebut terkadang ditunjukkan secara langsung pada siswa, namun lebih sering
menggunakan LCD untuk memvisualisasikan contoh tersebut agar nampak dalam
ukuran yang lebih besar.
Untuk penggunaan intensitas penggunaan media contoh gambar/foto-foto
pada pembelajaran apresiasi, kedua guru sama-sama menggunakan media tersebut
pada beberapa Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat pada SK mengapresiasi
karya seni rupa. Untuk media tersebut, ada yang dibuat sendiri oleh guru, ada pula
yang berasal dari orang lain melalui internet.
51
Sedangkan untuk penggunaan media model, hanya guru seni budaya yang
kedua saja yang menggunakan media model untuk pembelajaran apresiasi.
penggunaan media model ini hanya digunakan pada salah satu KD pada SK
mengapresiasi karya seni rupa.
Untuk penggunaan media hasil karya seni yang dihadirkan secara langsung
pada siswa, kedua guru seni budaya sama-sama tidak mencantumkan media
tersebut sebagai media apresiasi dalam RPP yang dibuat. Namun dalam data hasil
wawancara, kedua guru sama-sama menggunakan media hasil karya asli pada saat
pembelajaran.
Pada pembelajaran apresiasi, kedua guru sama-sama mengatakan
menggunakan media elektronik berbasis komputer. Media tersebut antara lain
adalah media internet, media komputer, serta media LCD. Dengan media ini
informasi yang diberikan pada siswa dapat divisualisasikan lebih besar dan dapat
dilihat dari tempat di mana siswa duduk walaupun jarak dengan media cukup
jauh.
Dari media-media tersebut yang paling berperan efektik membantu siswa
dalam pembelajaran apresiasi adalah media LCD, media video/film, serta media
contoh-contoh hasil karya seperti lukisan, patung, keramik, dll. Sedangkan media
yang paling efektif untuk guru adalah media hasil karya seni, yaitu seni lukis. Hal
ini dikarenakan di sekolah tersedia banyak karya milik siswa terdahulu, sehingga
mudah untuk dijadikan media yang ditunjukkan pada siswa.
52
2. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya
Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Ekspresi
a. Hasil Wawancara
Seperti halnya pada pembelajaran apresiasi, penggunaan media
pembelajaran dalam proses pembelajaran ekspresi juga penting. Hal ini sesuai
pendapat guru Seni Budaya yang pertama yang mengatakan bahwa penggunaan
sebuah media pembelajaran dalam proses belajar mengajar itu penting. Karena
media merupakan alat untuk menyampaikan informasi pengetahuan kepada siswa
(Lampiran 8).
Sedangkan guru Seni Budaya yang kedua berpendapat bahwa kepentingan
penggunaan media pembelajaran dalam suatu kegiatan belajar mengajar tersebut
cukup penting. Jika diprosentase, bisa jadi 70-75% media pembelajaran tersebut
sangat berpengaruh. Karena dalam pembelajaran Seni Budaya khususnya bidang
Seni Rupa, siswa perlu diberi media dalam pembelajarannya, jadi guru tidak bisa
menggunakan media ceramah saja. Jadi dapat dikatakan penggunaan media dalam
proses pembelajaran tersebut sangat dominan (Lampiran 7).
Pada pembelajaran SK mengekspresikan diri melalui karya seni rupa, baik
guru pertama maupun guru kedua mengatakan sama-sama menggunakan media
pembelajaran ketika mengadakan pembelajaran ekspresi tersebut (Lampiran 7 dan
Lampiran 8).
Guru pertama mengatakan bahwa dalam pembelajaran ekspresi yaitu
menggambar bentuk, guru mengajak siswa untuk menggambar langsung dengan
model. Misalnya menggambar buah atau binatang, siswa diminta oleh guru untuk
membawa objek yang akan digambar tersebut kesekolah (lampiran 8)
53
Lebih lanjut guru pertama mengatakan bahwa guru juga mempunyai
contoh gambar dasar-dasar melukis, mulai dari yang menggunakan pensil, pensil
warna, konte/arang, cat air hingga cat minyak (Lampiran 8). Contoh-contoh
tersebut ditunjukkan kepada siswa sebelum siswa mulai berkarya. Media ini
digunakan oleh guru baik pada pembelajaran apresiasi maupun ekspresi. Guru
membuat sendiri media tersebut yang sebagian besar memang merupakan hasil
karya guru sendiri. Pada pembelajaran ekspresi ini guru menambahkan bahwa
guru lebih senang mengajak siswa untuk belajar diluar agar pelaksanaan
pembelajaran tidak membosankan dan membuat siswa lebih fresh.
Untuk penggunaan media contoh hasil karya seni yang dihadirkan nyata
pada siswa, kedua guru sama-sama menggunakan media tersebut pada
pelaksanaan pembelajaran ekspresi ini. Yang dimaksud dengan media hasil karya
seni disini adalah media hasil karya yang dihadirkan langsung pada siswa tanpa
melalui foto atau gambar. Guru seni budaya yang pertama biasanya menggunakan
contoh hasil karya milik guru sendiri dan juga hasil karya yang ada di sekolah.
Sedangkan guru seni budaya yang kedua, mengaku bahwa guru biasanya
menggunakan hasil karya siswa-siswa terdahulu atau kakak kelas untuk dijadikan
contoh pada siswa. Terkadang guru juga menggunakan contoh-contoh karya seni
rupa 3 Dimensi berupa patung dan keramik.
Untuk mengakrabkan kecanggihan teknologi informasi yang semakin
berkembang, guru tak hanya mengakrabkan media tersebut pada pembelajaran
apresiasi saja, akan tetapi juga pada pembelajaran ekspresi. Sama seperti pada
pembelajaran apresiasi, guru pertama biasanya menggunakan media internet.
Guru tersebut menaruh materi-materi pembelajaran pada blog pribadi dengan
54
alamat www.hoerpunyaku.blogspot.com sehingga siswa dapat mengakses materi
pembelajaran pada blog tersebut. Beberapa meteri yang tercantum pada blog
tersebut antara lain seperti: pengetahuan tentang seni rupa, menggambar bentuk,
patung, gambar reklame, serta langkah-langkah membuat lukisan kaca serta
tentang batik (Lampiran 7).
Sedangkan guru yang kedua menggunakan VCD untuk menyampaikan
pengetahuan pada siswa. Sebelum siswa berkarya, guru menampilkan terlebih
dahulu video proses pembuatan karya tersebut, misalnya prosedur pembuatan
sablon, video pameran serta contoh batik jumput
Menurut guru seni budaya yang kedua, dari media-media yang digunakan
oleh guru, yang paling efektif dan berpengaruh bagi siswa baik peda pembelajaran
apresiasi maupun praktek adalah berupa karya seni hasil seniman besar atau orang
yang terkenal. Nama serta ketenaran seniman yang karyanya dibuat contoh untuk
siswa ternyata memberi pengaruh besar pada minat dan respon siswa ketika
pembelajaran (lampiran 8). Selain itu, karya siswa terdahulu atau karya kakak
kelas juga berpengaruh pada antusias siswa untuk mengikuti pelajaran.
Sedangkan media yang paling efektif digunkan oleh guru dalam
pembelajaran ekspresi, guru kedua menyebutkan media hasil karya seni berupa
lukisan adalah media yang paling efektif digunakan. Alasannya adalah karena
hasil karya seni berupa lukisan lebih mudah dalam pengadaannya, hasil karya
lukisan ini tersedia banyak disekolah dan merupakan karya siswa-siswa terdahulu
atau kakak kelas.
Sama seperti pada pembelajaran apresiasi, menurut guru Seni Budaya
yang pertama, keefektifan penggunaan sebuah media dalam proses pembelajaran
55
tersebut tergantung bagaimana pendekatan atau strategi mengajar yang digunakan.
Sebagus apapun media yang digunakan, namun jika tidak disertai dengan
penggunaan strategi yang tepat dalam penggunaanya maka tujuan pembelajaran
tidak dapat dicapai secara maksimal. Baik itu pada pembelajaran apresiasi
maupun ekspresi penggunaan media pembelajaran pada keduanya harus disertai
dengan strategi pembelajaran yang tepat.
b. Hasil Observasi
Seperti pada SK pembelajaran apresiasi, dilakukan observasi pada salah
satu perangkat pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh kedua guru Seni Budaya
dengan tujuan untuk mengetahui media apa saja yang digunkan oleh guru pada
pemelajaran ekspresi. Data ini tercantum pada SK mengekspresikan diri melalui
karya seni rupa. Dari hasil observasi pada RPP tersebut, diperoleh data tentang
media apa saja yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran ekspresi. Media-
media pembelajaran tersebut adalah media buku teks/buku panduan, media
contoh-contoh gambar/foto, media model, media hasil karya seni, media
elektronik berbasis komputer, serta media alat dan bahan untuk berkarya. Berikut
penjelasan masing-masing media tersebut:
1) Media Buku Teks/Buku Panduan
Pada perangkat pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh guru Seni
Budaya di SMP Negeri 1 Probolinggo, kedua guru sama-sama mencantumkan
penggunaan buku teks sebagai media pembelajarannya yang digunakan pada
pembelajaran ekspresi.
Sama halnya pada SK mengapresiasi karya seni rupa, pada SK
mengekspresikan diri melalui karya seni rupa ini guru menggunakan buku
56
teks/buku panduan hanya untuk pegangan guru saja. Siswa tidak diharuskan untuk
membeli buku yang sama seperti yang digunakan oleh guru, namun bagi siswa
yang mampu dianjurkan untuk memiliki buku panduan sebagai pegangan untuk
membantu mereka dalam belajar.
Guru Seni Budaya yang pertama menggunakan buku teks/buku panduan
sebagai berikut:
a) Buku Kesenian SMP kelas 7, penerbit Erlangga tahun 2004.
Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD)
menggambar dengan objek karya Seni Rupa murni dan terapan tiga dimensi dari
daerah setampat.
b) Pola Ragam Hias Batik Corak Fauna, karya Bambang Sumantri V.M
Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD)
merancang karya seni kriya dengan memanfaatkan tehnik dan corak daerah
setempat.
c) KTSP 2006 Seni Budaya kelas 7, penerbit Erlangga.
Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD)
merancang karya seni kriya dengan memanfaatkan tehnik dan corak daerah
setempat.
d) Buku pembuatan Craft
Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD)
membuat karya seni kriya contohnya craft, benda fungsional daur ulang dari
bahan bekas dengan inovatif dan kreatif serta mempertimbangkan prinsip
ekonomi dan kewirausahaan.
57
e) Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan SLTP 1994, karya Rasjaoyo,
penerbit Erlangga.
Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD)
menyiapkan karya seni hasil karya sendiri untuk pameran kelas atau sekolah.
Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) menata karya seni rupa dari
hasil pembuatan sendiri dalam bentuk pameran kelas atau sekolah, guru
mencantumkan penggunaan buku teks pada RPP KD tersebut, namun belum
secara spesifik buku apa yang digunakan oleh guru.
Dari RPP guru kedua dapat diketahui buku teks apa saja yang digunakan
oleh guru pada pembelajaran ekspresi. Buku teks/buku panduan yang digunakan
oleh guru Seni Budaya tersebut adalah:
a) Buku teks pembuatan batik
Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD)
merancang karya seni kriya tekstil dengan teknik dan corak karya seni rupa
terapan nusantara dan pada Kompetensi Dasar (KD) membuat karya seni kriya
tekstil dengan teknik dan corak karya seni rupa terapan nusantara
b) Buku Seni Budaya kelas 8
Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD)
mengekspresikan diri melalui karya seni lukis
c) Buku seni budaya yang relevan
Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD) membuat
karya seni kriya tektil dengan tekik corak seni rupa terapan nusantara.
58
d) Seni Rupa dan Desain SMP/MTs kelas VIII, penerbit Tiga Serangkai tahun
2004.
Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD)
membuat karya seni kriya tektil dengan tekik corak seni rupa terapan nusantara,
pada Kompetensi Dasar (KD) mengekspresikan diri melalui karya seni grafis,
pada Kompetensi Dasar (KD) menyiapkan karya seni rupa hasil karya sendiri
untuk pameran kelas atau sekolah, serta pada Kompetensi Dasar (KD) menata
karya seni rupa hasil karya sendiri dalam bentuk pameran kelas atau sekolah.
2) Media Model
Untuk penggunaan media model, pada RPP hanya guru pertama saja yang
mencantumkan penggunaan media tersebut pada pembelajaran ekpresi. Guru
tersebut mencantumkan media seperti benda-benda model gambar bentuk-bentuk
silindris, kubistis, hewan, tumbuhan, alam benda, manusia dan beraturan / tak
beraturan. Misalnya: tumbuhan, buah-buahan, gelas, botol, guci, manusia, potret
atau temannya. Media model tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi
Dasar (KD) menggambar dengan objek karya Seni Rupa murni dan terapan tiga
dimensi dari daerah setampat.
Guru juga mencantumkan penggunaan media benda model pada
Kompetensi Dasar (KD) membuat karya seni kriya contohnya craft, benda
fungsional daur ulang dari bahan bekas dengan inovatif dan kreatif serta
mempertimbangkan prinsip ekonomi dan kewirausahaan.
59
3) Media Contoh-contoh Gambar/Foto
Guru-guru seni budaya di SMPN 1 Probolinggo sama-sama
mencantumkan penggunaan media contoh gambar/foto pada RPP pembelajaran
ekspresi. Pada RPP guru pertama, dicantumkan pada Kompetensi Dasar (KD)
merancang karya seni kriya dengan memanfaatkan tehnik dan corak daerah
setempat, guru menggunakan media contoh bentuk benda pakai dan benda hias
serta contoh pola ragam hias ukir.
Untuk guru Seni Budaya yang kedua, menggunakan gambar karya seni
rupa terapan daerah probolinggo sebagai media pembelajaran pada Kompetensi
Dasar (KD) membuat karya seni kriya tekstil dengan tekik corak seni rupa terapan
nusantara. Pada KD yang sama guru juga menggunakan media contoh batik
jumputan.
4) Media Hasil Karya Seni
Untuk penggunaan media contoh hasil karya seni yang dihadirkan nyata
pada siswa tanpa perantara foto ataupun gambar, kedua guru sama-sama
menggunakan media tersebut. Hal ini tercantum pada RPP yang digunakan.
Pada RPP guru yang pertama, pada KD membuat karya seni kriya
contohnya craft, benda fungsional daur ulang dari bahan bekas dengan inovatif
dan kreatif serta mempertimbangkan prinsip ekonomi dan kewirausahaan, guru
menggunakan media berupa hasil karya yang dihadirkan lengsung pada siswa
berupa produk home industri dan contoh ryccle product.
Pada KD menyiapkan karya seni hasil karya sendiri untuk pameran kelas
atau sekolah, guru mencantumkan hasil karya siswa sebagai media karena
memang KD ini bertujuan untuk memamerkan hasil karya siswa selama
60
mengikuti pembelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa pada semester tersebut.
KD tersebut dilanjutkan dengan KD menata karya seni rupa dari hasil pembuatan
sendiri dalam bentuk pameran kelas atau sekolah.
Untuk guru Seni Budaya yang kedua, guru hanya mencantumkan
penggunaan karya-karya seni lukis pada KD mengekspresikan diri melalui karya
seni lukis. Hal ini sesuai dengan data hasil wawancara dengan guru yang
mengatakan guru biasanya menggunakan karya lukisan siswa terdahulu sebagai
media yang dicontohkan pada siswa ketika pembelajaran.
5) Media Elektronik Berbasis Komputer
Sama seperti pada KD mengapresiasi karya seni rupa, pada KD
mengekspresikan diri melalui karya seni rupapun guru berusaha mengakrabkan
siswa dengan media elektronik yang berbasis komputer, agar siswa semakin peka
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
berkembang.
Pada pembelajaran ekspresi ini guru pertama juga menggunakan media
internet dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Biasanya guru menggunakan
blog milik guru yang beralamat www.hoerpunyaku.blogspot.com. Pada blog
tersebut tersedia materi untuk pembelajaran Seni Budaya khususnya bidang seni
rupa. materi yang terdapat pada blog tersebut adalah pengetahuan seni rupa
beserta unsur-unsurnya, materi gambar bentuk, materi patung, materi gambar
reklame, batik dan lukisan kaca (glass painting). Sebelum siswa praktek berkarya,
terlebih dahulu guru menampilkan langkah-langkah atau prosedur pembuatan
karya tersebut melalui materi yang telah tercantum pada blog tersebut.
Penggunaan blog pada pembelajaran ekspresi ini tercantum di RPP pada KD
61
menggambar dengan objek karya Seni Rupa murni dan terapan tiga dimensi dari
daerah setempat.
Penggunaan media blog juga digunakan oleh guru pada pembelajaran SK
membuat karya seni kriya contohnya craft, benda fungsional daur ulang dari
bahan bekas dengan inovatif dan kreatif serta mempertimbangkan prinsip
ekonomi dan kewirausahaan.
Pada KD merancang karya seni kriya dengan memanfaatkan tehnik dan
corak daerah setempat, guru mencantumkan penggunaan media internet dan
media elektronik sebagai media pembelajaran.
Sedangkan pada guru seni budaya yang kedua, pada pembelajaran ekspresi
guru menggunakan media elektronik pada KD merancang karya seni kriya tektil
dengan teknik dan corak karya seni rupa terapan nusantara.
Pada KD membuat karya seni kriya tektil dengan tekik corak seni rupa
terapan nusantara, guru menggunakan media VCD untuk menampilkan contoh-
contoh batik jumputan pada siswa. Guru juga menggunakan VCD untuk
menampilkan video prosedur pembuatan sablon pada KD mengekspresikan diri
melalui karya seni grafis. Penggunaan VCD juga digunakan pada KD menyiapkan
karya seni rupa hasil karya sendiri untuk pameran kelas atau sekolah sera KD
menata karya seni rupa hasil karya sendiri dalam bentuk pameran kelas atau
sekolah.
6) Media Alat dan Bahan untuk Berkarya
Pada RPP guru pertama, mencantumkan penggunaan media bahan dan alat
merancang batik pada KD merancang karya seni kriya tektil dengan teknik dan
62
corak karya seni rupa terapan nusantara dan membuat karya seni kriya tektil
dengan teknik dan corak karya seni rupa terapan nusantara.
Guru tersebut juga menggunakan media membuat sablon pada KD
mengekspresikan diri melalui karya seni grafis. Serta penggunaan peralatan yang
mendukung untuk pengadaan pameran pada KD menyiapkan karya seni rupa hasil
karya sendiri untuk pameran kelas atau sekolah.
c. Hasil Angket
Angket yang diberikan pada siswa bertujuan untuk mengungkap jenis
media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada pembelajaran ekspresi, serta
peranan media tersebut untuk siswa. Hasil analisis data angket tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Jenis dan Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran
a) Penggunaan Buku Panduan pada Pembelajaran Ekspresi
Sebagian siswa menyatakan bahwa guru hampir tidak pernah meggunakan
buku panduan pada pembelajaran ekspresi (Tabel 14). Seperti pada pembelajaran
apresiasi, pada perangkat pembelajaran yang digunakan oleh kedua guru Seni
Budaya pada SK mengekspresikan diri melalui karya seni rupa sama-sama
mencantumkan penggunaan buku panduan/buku teks pada pembelajaran ekspresi
tersebut, namun sebagian besar siswa menyatakan guru hampir tidak pernah
menggunakan buku panduan pada pembelajaran ekspresi. Ternyata setelah
dikonfirmasi pada guru, buku panduan yang dimaksud pada RPP tersebut hanya
digunakan sebagai pegangan guru saja ketika mengajar dan siswa tidak
diwajibkan untuk membeli buku yang sama seperti digunakan oleh guru.
63
b) Penggunaan Buku Kerja/LKS pada Pembelajara Ekspresi
Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru jarang meggunakan buku
kerja/LKS pada pembelajaran ekspresi (Tabel 15). Berdasarkan wawancara dan
observasi pada RPP yang digunakan oleh kedua guru memang tidak
mencantumkan penggunaan media buku kerja/LKS pada pembelajaran ekspresi.
c) Penggunaan Hand-Out/Selebaran Materi pada Pembelajara Ekspresi
Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru jarang meggunakan hand-
out/selebaran materi pada pembelajaran ekspresi (Tabel 16). Pada RPP guru
memang tidak menyebutkan penggunaan media Hand-Out/selebaran materi pada
pembelajaran ekspresi.
d) Penggunaan Tape/Rekaman Suara pada Pembelajara Ekspresi
Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru hampir tidak pernah
meggunakan tape/rekaman suara pada pembelajaran ekspresi (Tabel 17).
e) Penggunaan OHP (Over Head Proyector) pada Pembelajara Ekspresi
Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru jarang meggunakan OHP
(Over Head Proyector) pada pembelajaran ekspresi (Tabel 18).
f) Penggunaan Gambar pada Pembelajara Ekspresi
Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru kadang-kadang
meggunakan gambar pada pembelajaran ekspresi (Tabel 19). Hal ini sesuai
dengan pernyataan guru dalam data wawancara bahwa guru juga menggunakan
media gambar pada pembelajaran ekspresi.
g) Penggunaan Poster pada Pembelajara Ekspresi
Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru hampir tidak pernah
meggunakan poster pada pembelajaran ekspresi (Tabel 20). Pada RPP kedua guru
64
memang sama-sama tidak mencantumkan penggunaan media poster pada
pembelajaran ekspresi.
h) Penggunaan Foto pada Pembelajara Ekspresi
Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru jarang meggunakan foto
pada pembelajaran ekspresi (Tabel 21). Guru pertama menyatakan untuk
menunjukkan contoh bentuk sebuah karya yang tidak dapat ditampilkan secara
langsung kepada siswa, biasanya guru menggunakan foto benda tersebut.
i) Penggunaan Video/film pada Pembelajara Ekspresi
Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru hampir tidak pernah
meggunakan video/film pada pembelajaran ekspresi (Tabel 22). Hal ini tidak
sejalan dengan pernyataan guru bahwa guru menggunakan media video proses
pembuatan sebuah karya pada siswa. Pada RPP juga tercantum bahwa pada
beberapa KD pada pembelajaran ekspresi, guru menggunakan media video.
j) Penggunaan Powerpoint dan LCD pada Pembelajara Ekspresi
Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru kadang-kadang
meggunakan powerpoint dan LCD pada pembelajaran ekspresi (Tabel 23). Hal ini
senada dengan data yang diperoleh dari wawancara, bahwa untuk menunjukkan
contoh yang berupa gambar/foto pada siswa guru biasanya menggunakan media
LCD.
k) Penggunaan Contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) pada
Pembelajara Ekspresi
Sebagian besar siswa manyatakan bahwa guru sering meggunakan contoh-
contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) pada pembelajaran ekspresi (Tabel
24). Hal ini senada dengan data yang diperoleh dari wawancara serta observasi
65
bahwa guru biasanya menggunakan media contoh karya yang ditunjukkan secara
langsung pada siswa.
Menurut hasil angket, tentang jenis media pembelajaran lain, yang
digunakan guru dalam pembelajaran ekspresi Seni Budaya bidang Seni Rupa
adalah papan tulis (white board), VCD, komputer/lap top, buku gambar, pensil
warna, cat air, tongkat, spidol, kain, peralatan dapur, sayur-mayur, peralatan LAB,
alat peraga, beraneka lukisan, karya recycle, tumbuhan di sekitar sekolah
(lampiran 12).
2) Media yang paling berperan membantu siswa dalam memahami
pembelajaran ekspresi
Dari media-media yang digunakan oleh guru dalam mata pelajaran
ekspresi, siswa memilih beberapa media yang paling berperan membantu
pamahaman siswa dalam pembelajaran ekspresi tersebut. Pada urutan pertama
sebagian besar siswa memilih media powerpoint dan LCD, pada urutan kedua
sebagian besar siswa memilih media video/film dan contoh-contoh (seperti patung,
lukisan, keramik, dll), pada urutan ketiga sebagia besar siswa memilih media gambar
(lampiran 14 ).
d. Kesimpulan Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran
Seni Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Ekspresi di SMP
Negeri 1 Probolinggo
Sebelumnya telah dipaparkan tentang penggunaan media pembelajaran
yang digunakan pada pembelajaran ekspresi mata pelajaran Seni Buadaya bidang
Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo. Baik itu jenis media, pembuatan media,
intensitas penggunaan media, serta peranan media itu sendiri.
66
Dari data yang telah dipaparkan di atas, dapat diambil kesimpulan tentang
bagaimana penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran ekspresi mata
pelajaran seni budaya bidang seni rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo.
Untuk penggunaan media buku teks/buku panduan pada pembelajaran
ekspresi ini kedua guru seni budaya bidang seni rupa sama-sama menggunaan
buku panduan tersebut sebagai pegangan guru dalam pembelajaran ekspresi.
Hampir pada setiap kompetensi dasar yang ada pada SK mengekspresikan diri
melalui karya seni rupa kedua guru menggunakan media buku teks/buku panduan
tersebut. Buku teks yang digunakan merupakan hasil karya orang lain dan bukan
karya guru sendiri.
Melalui wawancara dan observasi pada RPP, diketahui bahwa media
model dalam pembelajaran ekspresi hanya digunakan oleh guru pertama saja.
Guru menggunakan media model ini pada dua KD yang ada pada SK
mengekspresikan diri melalui karya seni rupa. Media model yang digunakan dapat
berupa benda yang dibawa oleh masing-masing siswa, atau benda yang telah ada
di sekolah seperti karya daur ulang (recycle product).`
Pada peerangkat pembelajaran (RPP) kedua guru Seni Budaya tersebut
sama-sama mencantumkan media contoh gambar/foto pada beberapa kompetensi
dasar dalam pembelajaran ekspresi. Untuk guru pertama media contoh gambar
yang digunakan sebagian besar merupakan hasil karya guru sendiri, gambar
tersebut difoto dan kemudian ditunjukkan kepada siswa berupa foto.
Untuk penggunaan media hasil karya seni yang dihadirkan secara langsung
oleh guru pada siswa ketika proses pembelajaran ekspresi, kedua guru sama-sama
menggunakan media tersebut. Guru biasanya menggunakan media hasil karya
67
siswa terdahulu yang masih tersimpan di sekolah. Untuk guru pertama selain
menggunakan karya siswa, guru juga menggunakan hasil karya seni milik guru
sendiri. Penggunaan media hasil karya seni yang dihadirkan nyata pada siswa ini
tercantum pada beberapa kompetensi dasar pembelajaran ekspresi.
Guru-guru Seni Budaya bidang Seni Rupa sama-sama menggunakan
media elektronik berbasis komputer pada pembelajaran ekspresi. Guru pertama
lebih menggunakan blog milik guru, sedangkan guru kedua biasanya
menggunakan VCD untuk menunjukkan video/film pembuatan sebuah karya.
Kedua guru sama-sama menggunakan media LCD untuk menunjukkan contoh-
contoh karya. Pada RPP kedua guru tersebut, tercantum penggunaan media
elektronik berbasis komputer pada beberapa kompetensi dasar pembelajaran
ekspresi.
Untuk pembelajaran ekspresi ini memang menuntut siswa untuk praktek
berkarya seni, maka dari itu guru mencantumkan media alat dan bahan untuk
berkarya seni sebagai media pembelajaran pada RPP yang dibuat, yaitu media
bahan dan alat merancang batik dan media membuat sablon.
Dari media-media tersebut yang paling berperan efektik membantu siswa
dalam pembelajaran ekspresi adalah media powerpoint dan LCD, memilih media
video/film dan contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll), serta media gambar.
Sedangkan media yang paling efektif untuk guru, sama seperti pada pembelajaran
apresiasi yaitu media hasil karya seni, yaitu seni lukis. Hal ini dikarenakan di
sekolah tersedia banyak karya milik siswa terdahulu, sehingga mudah untuk
dijadikan media yang ditunjukkan pada siswa.
68
3. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya
Bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo
Dari data-data yang telah dipaparkan di atas, dapat diambil kesimpulan
mengenai penggunaan media pembelajaran dalam mata pelajaran Seni Budaya
bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo.
Media yang digunakan antara lain adalah media buku teks/buku panduan,
media model, media contoh gambar/foto, media hasil karya seni yang dihadirkan
secara langsung, serta media elektronik berbasis komputer.
a. Media Buku Teks/Buku Panduan
Baik pada pembelajaran apresiasi maupun pada pembelajaran ekspresi,
kedua guru Seni Budaya di SMP Negeri 1 Probolinggo sama-sama menggunakan
media buku teks/buku panduan. Hanya saja buku yang dicantumkan pada RPP
kedua guru tersebut merupakan buku pegangan guru saja ketika mengajar dan
siswa tidak diwajibkan untuk membeli buku yang sama seperti digunakan oleh
guru, namun siswa dianjurkan untuk mempunyai buku panduan untuk menunjang
pembelajaran.
Untuk intensitas penggunaan buku panduan ini, hampir pada setiap
kompetensi dasar baik pada pembelajaran apresiasi maupun ekspresi, kedua guru
sama-sama menggunakan buku teks. Media buku teks/buku panduan yang
digunakan guru selama ini masih membeli dan merupakan karya orang lain, dan
bukan karya guru sendiri.
69
b. Media Contoh Gambar/Foto
Untuk penggunaan media contoh gambar/foto, guru sama-sama
menggunakan media tersebut baik pada pembelajaran apresiasi maupun
pembelajaran ekspresi. Guru pertama lebih sering menggunakan contoh hasil
karya milik guru yang difoto dan ditunjukkan pada siswa, sedangkan guru kedua
lebih sering menggunakan contoh gambar/foto yang ada di internet lalu
ditunjukkan pada siswa.
Untuk intensitas penggunaan media gambar/foto terdapat pada beberapa
KD pada pembelajaran apresiasi. Pada pembelajaran ekspresipun kedua guru
menggunakan media gambar/foto pada beberapa kompetensi dasar yang ada pada
pembelajaran ekspresi tersebut.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, guru kedua lebih sering mendapatkan
contoh gambar/foto melalui internet. Sedangkan guru pertama lebih sering
membuat sendiri media tersebut.
c. Media Model
Penggunaan media model dalam pembelajaran apresiasi hanya digunakan
oleh guru kedua saja pada salah satu kompetensi dasar. Sedangkan penggunaan
media model pada pembelajaran ekspresi, hanya guru pertama saja yang
menggunakannya. Guru pertama menggunakan media model pada beberapa
kompetensi dasar pembelajaran ekspresi.
Jadi dapat dikatakan intensitas penggunaan media model pada
pembelajaran apresiasi tersebut jarang. Sedangkan pada pembelajaran ekspresi
lebih sering daripada pembelajaran apresiasi.
70
Untuk pengadaan media, guru pertama meminta siswa untuk membawa
masing-masing model yang telah ditentukan guru, dan tak jarang pula guru
menggunakan benda-benda di sekitar untuk dijadikan model. sedangkan guru
kedua membawa sendiri model yang ditunjukkan pada siswa.
d. Media Hasil Karya Seni
Media hasil karya seni yang dimaksud disini adalah media yang
dihadirkan secara langsung pada siswa. Kedua guru seni budaya sama-sama tidak
mencantumkan media tersebut sebagai media apresiasi dalam RPP yang dibuat.
Namun dalam data hasil wawancara, kedua guru sama-sama menggunakan media
hasil karya asli pada saat pembelajaran.
Untuk proses pembelajaran ekspresi, kedua guru sama-sama menggunakan
media tersebut. Guru biasanya menggunakan media hasil karya siswa terdahulu
yang masih tersimpan di sekolah. Untuk guru pertama selain menggunakan karya
siswa, guru juga menggunakan hasil karya seni milik guru sendiri. Penggunaan
media hasil karya seni yang dihadirkan nyata pada siswa ini tercantum pada
beberapa kompetensi dasar pembelajaran ekspresi.
e. Media Elektronik Berbasis Komputer
Baik pada pembelajaran apresiasi maupun ekspresi, kedua guru sama-sama
mengatakan menggunakan media elektronik berbasis komputer. Media tersebut
antara lain adalah media internet, media komputer, serta media LCD. Dengan
media ini informasi yang diberikan pada siswa dapat divisualisasikan lebih besar
dan dapat dilihat dari tempat di mana siswa duduk walaupun jarak dengan media
71
cukup jauh. Untuk pembelajaran ekspresi guru juga biasanya menggunakan media
VCD untuk menampilkan video/film proses pembuatan sebuah karya.
f. Media Alat dan Bahan untuk Berkarya Seni
Khusus untuk pembelajaran apresiasi, guru menggunakan media alat dan
bahan untuk berkarya seni. Karena untuk pembelajaran ekspresi ini memang
menuntut siswa untuk praktek berkarya seni, yaitu media bahan dan alat
merancang batik dan media membuat sablon.
Dari media-media tersebut yang paling berperan efektik membantu siswa
baik pada pembelajaran apresiasi maupun ekspresi, siswa memilih media LCD,
media video/film, media contoh-contoh hasil karya seperti lukisan, patung,
keamik, serta media gambar gambar.
Sedangkan menurut guru media yang paling efektif digunakan adalah
media contoh hasil karya seni yang dihadirkan langsung pada siswa, khususnya
yang berupa lukisan. Hal ini dikarenakan di sekolah tersedia banyak lukisan karya
siswa terdahulu, sehingga guru lebih mudah dalam hal pengadaan media tersebut.
Sedangkan guru pertama menambahkan bahwa keefektifan penggunaan
sebuah media dalam proses pembelajaran tersebut tergantung bagaimana
pendekatan atau strategi mengajar yang digunakan. Sebagus apapun media yang
digunakan, namun jika tidak disertai dengan penggunaan strategi yang tepat dalam
penggunaanya maka tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai secara maksimal.
Sehingga penggunaan media pembelajaran tersebut dapat dikatakan kurang
efektif.
Minat siswa mengikuti pelajaran juga dapat berhubungan dengan media
pembelajaran yang digunakan oleh guru, karena jika siswa menyukai media yang
72
digunakan oleh guru dalam suatu pembelajaran, akan berdampak pada antusias
siswa untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Maka dari itu guru hendaknya
memperhatikan media yang disukai oleh siswa dalam pembelajaran. Ketika
ditanya media apa yang paling disukai siswa dari beberapa media yang digunakan
oleh guru selama ini, pada urutan pertama siswa memilih media video/film,
kemudia pada urutan kedua siswa memilih media LCD dan media gambar, dan
pada urutan ketiga siswa memilih media hasil karya yang ditunjukkan secara
langsung yaitu patung.
73
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Penggunaan Media Pembelajaran
Proses pembelajaran di sekolah mengandung lima komponen komunikasi,
yaitu guru, bahan ajar, media pembelajaran, siswa, dan tujuan pembelajaran.
Komponen-komponen tersebut merupakan suatu sistem dalam proses
pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan.
Media pembelajaran termasuk dalam lima komponen yang telah
disebutkan di atas. Hal ini berarti media pembelajaran merupakan sesuatu yang
ikut menentukan keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran.
Menurut Munadi (2010:7) mendefinisikan media pembelajaran sebagai
“segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber
secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”.
Arsyad (2011:3) mendeskripsikan “secara lebih khusus, pengertian media
dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal …. Ringkasnya, media adalah alat yang
menyampaikan atau menghantarkan pesan-pesan pembelajaran”
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan mengenai pengertian media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
73
74
pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat,
pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa media pembelajaran merupakan
sesuatu yang ikut menentukan keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran,
maka dari itu pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus
mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran agar proses
pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil sesuai yang diharapkan.
Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana memilih serta
menggunakan media dalam sebuah proses pembelajaran agar dapat
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar
itu sendiri.
Seperti pendapat Munadi (2010:8) “tujuan pemanfaatan media dalam
proses pembelajaran adalah untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan proses
pembelajaran itu sendiri”.
Penggunaan media pembelajaran pada sebuah proses pembelajaran
sebenarnya tidak lepas dari masalah tentang tujuan apa yang ingin dicapai dari
proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Jadi jenis media apapun yang akan
digunakan terlebih dahulu ditelaah apakah media tersebut cocok untuk
mendukung tujuan pembelajaran.
Maka dari itu perencanaan terhadap penggunaan media pembelajaran itu
penting. Hal ini harus dipikirkan materi apa yang ingin disampaikan, metode
pembelajaran yang dipakai, serta media pembelajaran apa yang akan digunakan.
sehingga pada perangkat pembelajaran khususnya RPP yang dibuat benar-benar
telah dipikirkan sebelumnya.
75
Perencanaan penggunaan media juga harus mempertimbangkan
karakteristik siswa. Karena pada berbeda usia, berbeda wilayah, berbeda pula
karakteristik yang dimiliki. Sehingga guru dituntut untuk dapat mengenali
karakteristik siswa mereka, hal ini dalam usaha mengefektifkan penggunaan dari
sebuah media pembelajaran.
Seperti yang dikatakan Miarso (1986:105) yang menyatakan bahwa “hal
pertama yang harus dilakukan guru dalam penggunaan media secara efektif adalah
mencari, menemukan, dan memilih media yang memenuhi kebutuhan belajar
anak, menarik minat anak, sesuai dengan perkembangan kematangan dan
pengalamannya serta karakteristik khusus yang ada pada kelompok belajarnya”.
Pengadaan sebuah media juga perlu diperhatikan. Media yang digunakan
tersebut merupakan media yang benar-benar dibuat oleh guru, atau guru hanya
membeli media tersebut. Karena peran guru dalam inovasi dan pengembangan
media pembelajaran sangatlah penting mengingat guru sangat berperan dalam
proses belajar mengajar di kelas. Maka dari itu seorang guru dituntut untuk dapat
mengolah kemampuannya untuk membuat media pembelajaran yang lebih efektif
dan efisien sehingga pembelajaran dapat lebih menyenangkan.
Maka dari itu seperti yang diaktakan sebelumnya bahwa perencanaan
penggunaan sebuah media pembelajaran sangat penting karena dimungkinkan saja
terjadi bahwa peran media pembelajaran itu sangat kecil, yaitu hanya sebagai
pelengkap di mana media baru digunakan pada saat guru membutuhkannya atau
berhalangan hadir mengajar di kelas. Dalam kaitan ini, tidak ada perencanaan
tentang pemanfaatan media pembelajaran. Namun disisi lain, media pembelajaran
justru sangat berperan atau memainkan peranan yang dominan dalam kegiatan
76
pembelajaran. Sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator saja dalam
kegiatan pembelajaran. Alternatif lainnya adalah adanya pembagian peran yang
seimbang antara guru dan media pembelajaran. Dalam keadaan yang demikian ini,
pemanfaatan media pembelajaran benar-benar terencana.
B. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya
Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Apresiasi di SMP Negeri 1
Probolinggo
Salah satu Standar Kompetensi (SK) dalam mata pelajaran Seni Budaya
bidang Seni Rupa yang tercantum dalam (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
KTSP adalah SK mengapresiasi karya seni rupa. “Apresiasi Seni adalah
menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek atau karya seni lebih tepat lagi
dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan peka terhadap segi-segi
estetiknya, sehingga mampu menikmati dan memaknai karya-karya tersebut
dengan semestinya” (Guruvalah, Online).
Dalam pelajaran dengan standar kompetensi apresiasi, seorang guru
dituntut untuk dapat mengadakan kegiatan pembelajaran yang dapat melatih siswa
untuk dapat menilai, menghargai, serta melatih kepekaan estetisnya terhadap suatu
karya seni. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya dapat didukung dengan
penggunaan media pembelajaran yang baik dan tepat.
Dari data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat diketahui
media apa saja yang digunakan oleh kedua guru Seni Budaya bidang Seni Rupa
pada pembelajaran apresiasi di SMP Negeri 1 Probolinggo. Media-media tersebut
adalah media buku teks/buku panduan, media contoh gambar/foto-foto, media
77
model, media hasil karya seni yang dihadirkan langsung pada siswa, serta media
elektronik berbasis komputer.
Penggunaan media cetak berupa buku teks/buku panduan pada
pembelajaran apresiasi memang dibutuhkan untuk tuntunan atau memberi
pengetahuan kognitif yang lebih mengenai apresiasi sebuah karya. Namun
penggunaan buku teks/buku panduan di sini masih belum terlalu di terapkan
dalam proses pembelajaran, hal ini dikarenakan media tersebut hanya digunakan
oleh guru saja sedangkan siswa tidak diwajibkan memiliki buku panduan untuk
pembelajaran apresiasi.
Jika dilihat pada kerucut pengalaman Edgar Dale, buku teks termasuk
dalam kategori media yang penyampaian pesannya melalui lambang kata-kata.
Indera yang dilibatkan semakin terbatas, partisipasi fisik semakin berkurang
sedangkan keterlibatan imajinasi semakin bertambah, sehingga pengalaman yang
didapat semakin abstrak.
Walaupun demikian, penggunaan media buku teks/buku panduan dalam
pembelajaran apresiasi tidak masalah selama diikuti dengan pengalaman langsung
seperti mengapresiasi karya agar pengalaman yang diperoleh siswa dari proses
pemebelajaran semakin konkrit.
Selain buku teks/buku panduan, kedua guru seni budaya sama-sama
menggunakan media contoh gambar/foto-foto pada pembelajaran apresiasi.
penggunaan media contoh gambar/foto-foto ini memang perlu digunakan karena
dalam pembelajaran seni rupa lebih mengutamakan pemahaman visual daripada
verbal. Dengan menggunakan media visual seperti ini pengalaman belajar siswa
akan semakin konkrit daripada penggunaan media verbal saja, karena akan
78
menimbulkan ke abstrakan pemahaman siswa terhadap pembelajaran. Namun jika
ditinjau menggunakan kerucut pengalaman Edgar Dale, yang mengatakan bahwa
penggunaan media gambar diam seperti gambar mati, slide, atau fotografi,
memiliki pengalaman belajar yang lebih konkrit daripada penggunaan media buku
teks.
Guru Seni Budaya yang kedua menggunakan media model dalam
pembelajaran apresiasi. Penggunaan media model pada pembelajaran
apresiasi ini menuntut siswa untuk melakukan pengamatan pada objek
yang dijadikan model. Media model ini termasuk pada pengalaman yang
diperoleh dari benda tiruan/pengamatan. Merupakan pengalaman belajar
pada tingkat ke-2 sehingga dapat dikatakan penggunaan media model ini
memiliki tingkat kekonkritan pengalaman yang lebih daripada buku teks
dan contoh gambar/foto.
Pembelajaran apresiasi merupakan pembelajaran yang identik dengan
menilai serta menghargai sebuah karya seni. Karya seni dapat dihadirkan melalui
foto atau bahkan dihadirkan secara langsung pada siswa. Dengan menggunakan
media hasil karya yang dihadirkan secara langsung pada siswa, mungkin akan
lebih menghadirkan pengalaman dalam ingatan yang lebih lama dari pada karya
karya yang hanya dilihat melalui gambar/foto saja.
Pada pengalaman belajar Edgar Dale, pengalaman yang diperoleh dari
hasil kontak langsung dengan lingkungan objek, binatang, manusia, dan
sebagainya, dengan cara melakukan perbuatan langsung menempati urutan
pertama pada pengalaman belajar. Hal ini berarti pengalaman belajar siswa
79
dengan menggunakan interaksi dengan objek yang akan diapresiasi akan
menghasilkan pengalaman belajar serta kekonkritan pemahaman semakin besar.
Arsyad (2011:VIII), mengungkapkan bahwa:
Tumbuhnya kesadaran terhadap pentingnya pengembangan media
pembelajaran di masa yang akan datang harus dapat direalisasikan
dalam praktik. Banyak usaha yang dikerjakan. Disamping
memahami penggunaannya, para gurupun patut berupaya untuk
mengembangkan keterampilan “membuat sendiri” media yang
menarik, murah, dan efisien, dengan tidak menolak kemungkinan
pemanfaatan alat modern yang sesuai dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Teknologi semakin berkembang, jika guru tidak segera menyesuaikan
dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih tersebut, baik guru, siswa,
serta pembelajaran yang dilakukanpun akan semakin tertinggal. Namun tidak pada
SMP Negeri 1 Probolinggo. Sekolah ini telah mengakrabkan kecanggihan
teknologi kepada siswa. Diantaranya yaitu dengan memberiikan fasilitas LCD
pada setiap kelas serta pemasangan hotspot.
Kedua guru Seni Budaya juga telah menggunakan kecanggihan teknologi
tersebut. Kedua guru sama-sama menggunakan media elektronik berbasis
komputer. Untuk guru Seni Budaya yang pertama mengaku biasanya guru
menggunakan media internet untuk memberikan pemahaman materi pada siswa.
Guru mempunyai sebuah blog dan web lokal daerah Probolinggo. Dengan cara ini
guru telah mengakrabkan kecanggihan teknologi yang sedang berkembang
kepada siswa.
Sedangkan guru Seni Budaya yang kedua, biasa menggunakan media
internet untuk mencari (browsing) bahan-bahan yang diperlukan untuk
mendukung proses pembelajaran. Bahan tersebut berupa materi, gambar, serta
video proses pembuatan karya. Dari penggunaan media elektronik berbasis
80
komputer tersebut terdapat beberapa pengalaman belajar berupa simulasi dan
pertunjukan dari film/video, gambar/film hidup , serta motion pictures.
Pengalaman belajar yang didapat berada pada tengah-tengah kerucut pengalaman
Edgar Dale, hal ini berarti penggunaan media tersebut menghasilkan pengalaman
belajar yang seimbang antara pengalaman konkrit dan abstrak.
Dari media-media yang digunakan oleh guru pada pembelajaran apresiasi
tersebut, yang dianggap oleh siswa paling efektif dapat membantu siswa dalam
pembelajaran apresiasi adalah media LCD, media video/film, serta media contoh-
contoh hasil karya seperti lukisan, patung, keamik, dll. Hal ini sesuai dengan
kerucut pengalaman yang dibuat oleh Edgar Dale bahwa pengalaman yang
diperoleh dari hasil kontak langsung dengan lingkungan objek seperti pada
penggunaan contoh-contoh hasil karya serta pengalaman yang berupa kontak
melalui model, atau simulasi seperti pada video yang ditampilakn oleh guru
berada pada urutan pengalaman yang tinggi, sehingga pengalaman yang didapat
semakin kokrit.
Sedangkan media yang paling efetif untuk guru, seperti yang dikatakan
oleh guru kedua adalah media hasil karya seni, yaitu seni lukis. Hal ini
dikarenakan di sekolah tersedia banyak karya milik siswa terdahulu, sehingga
mudah untuk dijadikan media yang ditunjukkan pada siswa. Dalam hal ini guru
mempertimbangkan pengadaan media yang digunakan.
Seperti yang dikatakan oleh Munadi (2010:187) tentang salah satu prinsip
pemilihan media adalah aspek teknis lainnya yang menjadi pertimbangan
pemilihan media adalah kemampuan biaya, ketersediaan waktu, tenaga, fasilitas
dan peralatan pendukung.
81
Senada dengan itu Kustandi & Sutjipto (2011:87) menyebutkan beberapa
yang harus dipertimbangkan dalam memilih media diantaranya keterjangkauan
dalam pembiayaan dan kemudahan memanfaatkan media pembelajaran.
Jadi guru harus cermat dalam memilih sebuah media yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran. Selain disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai, juga perlu mempertimbangkan pengadaan media tersebut. Lebih
baik menggunakan meda yang murah akan tetapi efektif membantu dalam
pencapaian tujuan pembelajaran, daripada menggunakan media yang mahal dan
bagus namun tujuan pembelajaran tidak tercapai.
Dari pembahasan di atas dapat dilihat bahwa penggunaan media
pembelajaran yang digunakan oleh guru pada pembelajaran apresiasi cukup baik.
Karena pada tiap pembelajaran apresiasi, guru selalu menggunakan media
pembelajaran. Selain itu media-media yang digunakan selama ini merupakan
media-media yang dapat menghadirkan tingkat pengalaman yang konkrit pada
siswa.
Kemampuan guru untuk menciptakan media juga telah terbukti, sehingga
guru tak hanya saja menggunakan media yang telah ada, tetapi juga dapat
menciptakan media. Hal yang seperti ini yang seharusnya dicontoh oleh guru Seni
Budaya yang lain agar pembelajaran apresiasi seni lebih inovatif.
C. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya
Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Ekspresi di SMP Negeri 1
Probolinggo
Menurut Guruvalah (Online), “Ekspresi adalah proses ungkapan emosi
atau perasaan di dalam proses penciptaan karya seni, proses ekspresi bisa
82
diaktualisasikan melalui media. Media musik bunyi; media seni rupa adalah garis,
bidang dan warna; media tari adalah gerak, media teaer adalah gerak, suara dan
lakon”.
Pada standar kompetensi ekspresi, guru dituntut untuk dapat menciptakan
kegiatan pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk mengungkapkan ekspresi
mereka melalui sebuah karya. Sehingga pada standar kompetensi ekspresi terjadi
proses kreatif dan sikap berkreasi pada siswa.
Pembelajaran ekspresi ini bertujuan meningkatkan keterampilan
(psikomotorik) siswa yang dilakukan melalui praktek berkreasi menciptakan
sebuah karya seni. Pada pembelajaran ekspresi ini juga memerlukan media
sebagai perantara antara siswa dan guru dalam proses pembelajarannya.
Dari data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya melalui beberapa
metode yaitu metode wawancara pada guru mata pelajaran, observasi pada
perangkat pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh guru serta angket yang
disebarkan pada siswa. Dari data-data yang diperoleh dapat diketahui media apa
saja yang digunakan oleh guru pada pembelajaran ekspresi. Media-media tersebut
yaitu media buku teks/buku panduan, media model, media contoh gambar/foto,
media hasil karya seni, media elektronik berbasis komputer, serta media alat dan
bahan untk berkarya seni.
Penggunaan media buku teks/buku panduan pada pembelajaran ekspresi
memang diperlukan. Misalnya sebagai pedoman untuk praktek pembuatan sebuah
karya seni, atau hanya sebagai pengetahuan dalam berkarya seni itu sendiri.
Namun masalahnya media buku teks/buku panduan yang disebutkan oleh guru
tersebut bukan dijadikan media perantara antara guru dan siswa dalam proses
83
pembelajaran, melainkan merupakan buku teks/buku panduan yang hanya
digunakan oleh guru saja. Buku tersebut hanya digunakan sebagai pegangan guru
atau sebagai sumber pembelajaran. Jadi informasi yang ada pada buku tersebut
ditransfer pada siswa melalui kata-kata.
Sedangkan menurut Edgar Dale, pengalaman yang ditransfer melalui
penuturan dengan kata-kata menempati tingkatan paling bawah yang berarti
pengalaman yang didapat semakin abstrak. Penggunaan media buku teks/buku
panduan termasuk dalam tingkatan tersebut. Maka dari itu bagaimana usaha guru
untuk membuat pengalaman belajar siswanya yang abstrak tersebut dapat menjadi
pengalaman belajar yang lebih konkrit. Misalnya seperti yang dilakukan oleh guru
Seni Budaya pada pembelajaran ekspresi selama ini. Sebelum meminta siswa
untuk berkarya, terlebih dahulu guru memberikan pengetahuan pada siswa
mengenai karya yang akan dibuat serta langkah-langkah pembuatan karya
tersebut, kemudian siswa diajak praktek bersama.
Untuk penggunaan media model pada pembelajaran ekspresi hanya
digunakan oleh guru Seni Budaya yang pertama saja. Guru menggunakan media
model untuk memberi pengetahuan pada siswa tentang menggambar bentuk.
Biasanya guru menggunakan media berupa buah, hewan, tanaman, manusia, serta
benda-benda yag ada di sekitar.
Pada kerucut pengalaman Edgar Dale yang menyatakan pengalaman yang
diperoleh dari hasil kontak langsung dengan lingkungan objek, binatang, manusia,
dan sebagainya, dengan cara melakukan perbuatan langsung merupakan
pengalaman pada tingkat tertinggi.
84
Karena pada proses pembelajarannya siswa dihadapkan pada objek yang
akan digambar secara langsung. Jadi siswa tahu secara langsung karakter objek
yang sedang digambar, sehingga siswa tidak hanya berimajinasi saja dan
pengalaman yang didapat akan semakin konkrit. Media yang demikian sebaiknya
perlu di terapkan oleh guru-guru seni budaya yang lain untuk menghadirkan
pengalaman konkrit pada siswa.
Media lain yang digunakan oleh guru pada pembelajaran ekspresi adalah
media contoh gambar/foto. Penggunaan media contoh gambar/foto pada
pembelajaran ekspresi memang diperlukan. Media ini dapat ditunjukkan sebagai
contoh sebelum siswa berkarya, untuk memberi pandangan pada siswa karya
seperti apa yang akan mereka buat, serta bisa memberi inspirasi siswa untuk
berkarya.
Media gambar/foto pada kerucut Edgar Dale merupakan pengalaman
berupa Still Picture atau gambar diam, pengalaman didapat melalui gambar mati,
slide, atau fotografi. Dan penggunaan media ini memberi pengalaman yang lebih
konkrit daripada buku teks yang bermain kata-kata.
Penggunaan media berupa hasil karya seni yang dihadirkan secara
langsung pada siswa dalam pembelajaran ekspresi mungkin diperlukan ketika
guru menggunakan metode mencontoh dalam proses pembelajaran ekspresi
tersebut. Sehingga karya asli perlu dihadirkan dalam pembelajaran agar bisa
digunakan sebagai contoh mereka dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa
mengetahui karya seperti apa yang akan mereka buat nantinya. Menurut kerucut
pengalaman Edgar Dale, penggunaan media hasil karya yang dihadirkan secara
langsung pada siswa ini dapat dimasukkan pada tingkat pengalaman yang kedua
85
yaitu berupa pengalaman yang diperoleh dari kontak langsung dengan model
sehingga dapat memberikan pengalaman semakin konkrit pada siswa.
Seperti pada pembelajaran apresiasi, pada pembelajaran ekspresi ini kedua
guru Seni Budaya juga telah memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi yang
sedang berkembang. Kedua guru sama-sama menggunakan media elektronik
berbasis komputer. Pada blog milik guru pertama, guru mencantumkan beberapa
materi proses berkarya. Sehingga penjelasan materi proses berkarya dilakukan
oleh guru melalui media blog tersebut. Setelah itu data ditunjukkan pada siswa
melalui komputer, dan LCD.
Sedangkan guru kedua menggunakan media internet untuk mencari
(browsing) contoh-contoh karya yang akan ditunjukkan pada siswa melalui
komputer, LCD, dan terkadang juga menggunakan VCD.
Penggunaan media internet ini memang didukung oleh fasilitas sekolah
yang memang menyediakan hotspot yang disediakan sekolah untuk warga SMP
Negeri 1 Probolinggo. Hal ini merupakan upaya sekolah untuk menuju perubahan
status sekolah dari Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) menuju
status Sekolah Berstandar Internasional (SBI).
Untuk pembelajaran ekspresi ini memang menuntut siswa untuk praktek
berkarya seni, maka dari itu guru mencantumkan alat dan bahan untuk berkarya
seni sebagai media pembelajaran yang digunakan. Media tersebut adalah media
alat dan bahan untuk membuat batik dan media untu membuat sablon. Dengan
demikian berarti media tersebut termasuk dalam pengalaman diperoleh dari hasil
kontak langsung atau dengan cara melakukan perbuatan secara langsung.
86
Sehingga mengahdirkan pengalaman yang lebih konkrit dari pengalaman belajar
yang lainnya.
Pertimbangan kemudahan untuk pengadaan media tersebut didukung oleh
pernyataan Munadi (2010:187) yang menyatakan salah satu prinsip pemilihan
media adalah aspek teknis lainnya yang menjadi pertimbangan pemilihan media
adalah kemampuan biaya, ketersediaan waktu, tenaga, fasilitas dan peralatan
pendukung. Sehingga media tidak perlu mahal tetapi dengan biaya semurah
mungkin dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Dari media-media tersebut yang menurut siswa paling berperan efektik
membantu siswa dalam pembelajaran ekspresi adalah media powerpoint dan
LCD, media video/film dan contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll),
serta media gambar. Hal ini dikarenakan media-media tersebut dapat memberikan
pengalaman yang lebih konkrit bagi siswa seperti yang telah tercantum pada
kerucut pengalaman Edgar Dale. Pengalaman siswa akan semakin konkrit jika
media yang digunakan dapat membantu mengurangi keabstrakan persepsi siwa
yang ditangkap melalui proses pembelajaran yang dilaluinya.
Sedangkan media yang dianggap paling efetif untuk guru, sama seperti
pada pembelajaran apresiasi, guru memilih media hasil karya seni, yaitu seni
lukis. Hal ini dikarenakan di sekolah tersedia banyak karya milik siswa terdahulu,
sehingga mudah untuk dijadikan media yang ditunjukkan pada siswa.
Dari pembahasan di atas dapat dilihat bahwa penggunaan media
pembelajaran yang digunakan oleh guru pada pembelajaran ekspresi cukup baik.
Karena pada tiap pembelajaran ekspresi, guru selalu menggunakan media
pembelajaran. Media-media yang digunakan selama ini juga merupakan media-
87
media yang dapat menghadirkan tingkat pengalaman yang konkrit pada siswa.
Sehingga proses pembelajaran ekspresi yang dilaksanakan akan lebih efektif.
Selain itu kemampuan guru untuk menciptakan sebuah media
pembelajaran telah terbukti, hal ini dapat dilihat pada beberapa media
pembelajaran yang digunakan. hal ini berarti guru memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yang lebih mengenai media pembelajaran sehingga dapat
menghasilkan inovasi-inovasi baru terhadap media pembelajaran yang digunakan
agar tidak tertinggal oleh kemajuan teknologi yang ada.
88
BAB V
PENUTUP
D. Kesimpulan
1. Apresiasi Seni adalah menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek atau
karya seni lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan
peka terhadap segi-segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan
memaknai karya-karya tersebut dengan semestinya. Media-media yang
digunakan pada pembelajaran apresiasi mata pelajaran Seni Budaya bidang
Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo adalah media buku teks/buku
panduan, media contoh gambar/foto-foto, media model, media hasil karya seni
yang dihadirkan langsung pada siswa, serta media elektronik berbasis
komputer. Kemampuan guru untuk menciptakan media juga telah terbukti,
sehingga guru tak hanya saja menggunakan media yang telah ada, tetapi juga
dapat menciptakan media. Hal yang seperti ini yang seharusnya dicontoh oleh
guru Seni Budaya yang lain agar pembelajaran apresiasi seni lebih inovatif.
Untuk intensitas penggunaan media, guru selalu menggunakan media
pembelajaran pada setiap KD pembelajaran apresiasi. Dari beberapa media
yang digunakan oleh guru, menurut siswa media yang paling berperan
membantu siswa dalam pembelajaran apresiasi adalah media LCD, media
video/film, dan media contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll).
Sedangkan media yang paling berperan membantu guru dalam pembelajaran
88
89
apresiasi adalah media karya yang ditunjukkan secara langsung pada siswa
yaitu lukisan, karena tersedia banyak di sekolah dan merupakan karya siswa
terdahulu.
2. Ekspresi adalah proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses
penciptaan karya seni. Pembelajaran ekspresi ini bertujuan meningkatkan
keterampilan (psikomotorik) siswa yang dilakukan melalui praktek berkreasi
menciptakan sebuah karya seni. Media yang digunakan pada pembelajaran
ekspresi selama ini adalah media buku teks/buku panduan, media model,
media contoh gambar/foto, media hasil karya seni, media elektronik berbasis
komputer, serta media alat dan bahan untuk berkarya seni. Penggunaan media
pembelajaran yang digunakan oleh guru pada pembelajaran ekspresi cukup
baik, karena pada tiap pembelajaran ekspresi guru selalu menggunakan media
pembelajaran. Media-media yang digunakan selama ini juga merupakan
media-media yang dapat menghadirkan tingkat pengalaman yang konkrit pada
siswa. Sehingga proses pembelajaran ekspresi yang dilaksanakan akan lebih
efektif. Selain itu kemampuan guru untuk menciptakan sebuah media
pembelajaran telah terbukti, hal ini dapat dilihat pada beberapa media
pembelajaran yang digunakan. hal ini berarti guru memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yang lebih mengenai media pembelajaran sehingga dapat
menghasilkan inovasi-inovasi baru terhadap media pembelajaran yang
digunakan agar tidak tertinggal oleh kemajuan teknologi yang ada. Untuk
intensitas penggunaan media, guru selalu menggunakan media pembelajaran
pada setiap KD pembelajaran ekspresi. Dari beberapa media yang digunakan
oleh guru, menurut siswa media yang paling berperan membantu siswa dalam
90
pembelajaran ekspresi adalah media LCD, media video/film, media contoh-
contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll), dan media gambar. Sama seperti pada
pembelajaran apresiasi, media yang paling berperan membantu guru dalam
pembelajaran ekspresi adalah media karya yang ditunjukkan secara langsung pada
siswa yaitu lukisan, karena tersedia banyak di sekolah dan merupakan karya siswa
terdahulu.
E. Saran
1. Bagi Sekolah
Diharapkan pihak sekolah dapat lebih memperhatikan dan memaksimalkan
media serta fasilitas yang digunakan dalam pembelajaran di sekolah tersebut agar
didapatkan proses maupun hasil pembelajaran yang maksimal demi meningkatkan
status sekolah dari RSBI menjadi SBI seperti yang diharapkan sekolah selama ini.
2. Bagi Guru
Diharapkan guru lebih memaksimalkan lagi penggunaan media dalam
peembelajaran, baik itu terkait dengan perencanaan hingga penggunaan media
pada saat proses pembelajaran. Karena perencanaan penggunaan media yang baik
akan menghasilkan proses pembelajaran yang efektif sehingga tujuan
pembelajaran tercapai.
3. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi para
pembaca mengenai pentingnya penggunaan sebuah media dalam proses
pembelajaran. Sehingga dapat menjadi masukan jika kelak terjun pada dunia
pendidikan.
91
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk pengadaan
penelitian selanjutnya yang juga terkait dengan media pembelajaran, mungkin
pada kaitannya dengan hasil belajar, hambatan pengadaan media, atau masalah
lain yang berhubungan dengan media pembelajaran.
92
Daftar Rujukan
Arikunto, Suharismi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Caray. 2008. Makalah dan Skripsi, (Online),
(http://makalahdanskripsi.blogspot.com200808penggunaan-media-poster-
terhadap.html.html, diakses 5 April 2011).
Endonesa. __ . Media Pembelajaran, (Online),
(http://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/media-
pembelajaran/, diakses 2 Mei 2010).
Guruvalah. 2008. Modul 1 Pengertian Kebudayaan dan Seni, (Online),
(http://guruvalah.20m.com, diakses 3 Oktober 2010).
Kustandi, C. & Sutjipto, B. 2011. Media Pembelajaran: Manual dan Digital.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Miarso, Yusufhadi dkk. 1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta:
Rajawali.
Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:
Gaung Persada (GP) Press.
Mustikasari, Ardiani. 2008. Mengenal Media Pembelajaran, (Online),
(http://miftahul-ulum.net/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=16,
diakses 9 Oktober 2010).
Oemar, Hamalik. 1980. Media Pendidikan. Bandung : Alumni.
Rahadi, Aristo. 2008. Bagaimana Memilih Media Pembelajaran, (Oline),
(http://aristorahadi.wordpress.com/2008/06/02/bagaimana-memilih-media-
pembelajaran/, diakses 9 oktober 2010).
Samana, A. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius.
Sudrajat, Akhmad. 2008. Media Pembelajaran, (Online),
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/,
diakses 9 oktober 2010).
Sugiono. 2008. Metode Penelelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
93
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,
Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Wiyono, Bambang Budi. 2007. Metodologi penelitian. Malang: Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Malang.
94
Lampiran 1 Surat Ijin Mengadakan penelitian
95
Lampiran 2 Surat Ijin Melaksanakan penelitian
96
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
97
Lampiran 4 Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
PENGANTAR
Bapak/Ibu Guru Seni Budaya Yth,
Dalam rangka penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana pada
Program S1 Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang. Sehubungan
dengan maksud tersebut, mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk dapat
membantu menjawab beberapa pertanyaan terkait dengan materi penyusunan
skripsi dengan judul “Studi Tentang Media Pembelajaran yang Digunakan pada
Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probilinggo”.
ini. Penggunaan data/informasi dari Bapak/Ibu/Saudara pada wawancara ini
semata-mata untuk kepentingan penyusunan skripsi tersebut. Atas bantuan dan
kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Malang, Februari 2011
Peneliti
Analisa Yohana
98
Pedoman Wawancara
Identitas Guru
Nama :
Usia :
Lama mengajar :
Pendidikan terakhir :
Salah satu komponen dalam proses pembelajaran adalah media, menurut Bapak/
Ibu seberapa penting penggunaan media dalam proses pembelajaran Seni Rupa?
1. Media apa saja yang Bapak/ Ibu gunakan dalam proses belajar mengajar
selama ini?
2. Masing-masing media tersebut Bapak/ Ibu gunakan dalam pembelajaran apa?
Apresiasi, ekspresi, atau kedua-duanya?
3. Darimana Bapak/ Ibu mendapatkan media yang anda gunakan selama ini,
membuat sendiri, membeli atau memesan?
4. Apakah kondisi sekolah mendukung pengadaan media tersebut?
5. Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu lebih efektif membantu siswa dalam
memahami pembelajaran Apresiasi ?
6. Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu lebih efektif membantu siswa dalam
memahami pembelajaran Ekspresi/praktek ?
7. Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu lebih efektif membantu Bapak/ Ibu
dalam menyampaikan pembelajaran Apresiasi ?
99
8. Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu dapat membantu Bapak/ Ibu lebih
efektif menyampaikan pembelajaran Ekspresi/praktek?
9. Bagaimana respon siswa ketika Bapak/ Ibu menggunakan media pembelajaran
selama ini?
100
Lampiran 5 Pedoman Observasi
PEDOMAN OBSERVASI
Nama Guru : ……………………..
Kelas yang diajar : ……………………..
No Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Metode Mengajar Media yang Digunakan
101
Lampiran 6 Lembar Angket untuk Siswa
Angket untuk Siswa
Petunjuk pengisian angket:
1. Isilah terlebih dahulu identitas dengan keterangan diri Anda.
2. Isilah setiap pertanyaan dengan jawaban yang sesuai dengan
kondisi/kenyataan yang terjadi di sekolah
3. Kejujuran Anda dalam menjawab setiap pertanyaan yang ada sangat
menentukan obyektifitas pada hasil analisis nantinya.
4. Kerahasiaan jawaban Anda saya jamin.
5. Jawaban Anda tidak akan memengaruhi keberadaan Anda sebagai siswa
SMP Negeri 1 Probolinggo.
Malang, Februari 2011
Peneliti
Analisa Yohana
102
Angket untuk Siswa
Nama : …………….
Kelas : …………….
1. Apakah guru menggunakan buku panduan ketika mengajar Apresiasi (misal
menilai suatu karya seni)?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
2. Apakah guru menggunakan buku panduan ketika mengajar Ekspresi/praktek
(misal menggambar, melukis, membatik, dll)?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
3. Apakah guru menggunakan buku kerja/LKS ketika mengajar Apresiasi ?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
4. Apakah guru menggunakan buku kerja/LKS ketika mengajar
Ekspresi/praktek ?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
5. Apakah guru menggunakan hand-out/selebaran materi ketika mengajar
Apresiasi ?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
6. Apakah guru menggunakan hand-out/selebaran materi ketika mengajar
Ekspresi/praktek ?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
7. Apakah guru menggunakan tape/rekaman suara ketika mengajar Apresiasi ?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
8. Apakah guru menggunakan tape/rekaman suara ketika mengajar
Ekspresi/praktek ?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
103
9. Apakah guru menggunakan OHP (Over Head Proyector) ketika mengajar
Apresiasi ?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
10. Apakah guru menggunakan OHP (Over Head Proyector) ketika mengajar
Ekspresi/praktek ?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
11. Apakah guru menggunakan gambar ketika mengajar Apresiasi ?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
12. Apakah guru menggunakan gambar ketika mengajar Ekspresi/praktek ?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
13. Apakah guru menggunakan poster ketika mengajar Apresiasi ?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
14. Apakah guru menggunakan poster ketika mengajar Ekspresi/praktek ?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
15. Apakah guru menggunakan foto ketika mengajar Apresiasi ?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
16. Apakah guru menggunakan foto ketika mengajar Ekspresi/praktek?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
17. Apakah guru menggunakan video/film ketika mengajar Apresiasi ?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
18. Apakah guru menggunakan video/film ketika mengajar Ekspresi/praktek ?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
19. Apakah guru menggunakan powerpoint dan LCD ketika mengajar Apresiasi?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
104
20. Apakah guru menggunakan powerpoint dan LCD ketika mengajar
Ekspresi/praktek ?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
21. Apakah guru menggunakan contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik,
dll) ketika mengajar Apresiasi?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
22. Apakah guru menggunakan contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik,
dll) ketika mengajar Ekspresi/praktek ?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
23. Selain media yang telah disebutkan diatas, adakah media lain yang digunakan
guru ketika mengajar Apresiasi? Jika ada, tolong sebutkan media tersebut!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
24. Selain media yang telah disebutkan diatas, adakah media lain yang digunakan
guru ketika mengajar Ekspresi/praktek? Jika ada, tolong sebutkan media
tersebut!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
105
25. Sebutkan media yang menurut anda, membantu anda untuk lebih mudah
memahami pelajaran Apresiasi ! (boleh memilih lebih dari satu)
Buku panduan
Buku kerja/ LKS
Hand-Out/ selebaran materi
Tape/ rekaman suara
OHP (Over Head
Proyector)
Gambar
Poster
Foto
Video/ film
Powerpoint dan LCD
Contoh-contoh (seperti
patung, lukisan, keramik,
dll)
Lainnya……………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
………………………................
26. Sebutkan media yang menurut anda, membantu anda untuk lebih mudah
memahami pelajaran Ekspresi/praktek ! (boleh memilih lebih dari satu)
Buku panduan
Buku kerja/ LKS
Hand-Out/ selebaran materi
Tape/ rekaman suara
OHP (Over Head
Proyector)
Gambar
Poster
Foto
Video/ film
Powerpoint dan LCD
Contoh-contoh (seperti
patung, lukisan, keramik,
dll)
Lainnya……………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
………………………................
27. Dari media-media yang pernah digunakan guru, media apa saja yang anda
sukai?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
106
Lampiran 7 Hasil Wawancara dengan Guru Seni Budaya yang Pertama
Hasil Wawancara
Nama : Hurida, S.Pd
Usia : 38 Th
Lama mengajar : ±13 Th
Pendidikan terakhir : S1 Pendidikan Seni Rupa
Peneliti : Salah satu komponen dalam proses pembelajaran adalah media,
menurut Bapak/ Ibu seberapa penting penggunaan media dalam
proses pembelajaran Seni Rupa?
Narasumber : Menurut saya penggunaan media dalam proses pembelajaran Seni
Rupa itu penting. Karena media pembelajaran itu sebagai alat bagi
kita untuk menyampaikan informasi atau bisa dikatakan sebagai
transformasi pengetahuan kepada siswa.
Peneliti : Media apa saja yang Bapak/ Ibu gunakan dalam proses belajar
mengajar selama ini?
Narasumber : Biasanya saya menggunakan media internet. Saya punya Blog,
dan materi pembelajaran saya letakkan di blog tersebut. Jadi untuk
menyampaikan materi pembelajaran, salah satunya saya gunakan
Blog tersebut. Untuk materi lukis, saya menggunakan contoh-
contoh gambar dasar-dasar melukis. Contoh-contoh menggambar
107
bentuk mulai dari yang menggunakan pensil, pensil warna,
konte/arang, cat air dan cat minyak. Gambar-gambar tersebut saya
buat berupa slide yang di tayangkan melalui LCD atau saya
masukkan Blog saya.
Peneliti : Masing-masing media tersebut Bapak/ Ibu gunakan dalam
pembelajaran apa? Apresiasi, ekspresi, atau kedua-duanya?
Narasumber : Yang pertama saya gunakan ketika menjelaskan contoh sebelum
siswa praktek berkarya (SK Ekspresi), dan yang kedua ketika SK
Apresiasi, jadi pada kedua-duanya saya menggunakan media
tersebut.
Peneliti : Darimana Bapak/ Ibu mendapatkan media yang anda gunakan
selama ini, membuat sendiri, membeli atau memesan?
Narasumber : Ada yang membuat sendiri seperti Blog yang sudah saya sebutkan
tadi, dan beberapa contoh karya saya seperti gambar atau lukisan.
Dan sebagian lainnya menggunakan karya siswa terdahulu, saya
buat contoh ke anak-anak. Sebenarnya saya juga mempunyai web
kecil (web lokal) dengan program yang namanya joomla. Tapi
yang biasanya di akses anak-anak adalah Blog saya tersebut.
Peneliti : Apakah kondisi sekolah mendukung pengadaan media tersebut?
Narasumber : Walau lahan sekolah terbatas, namun untuk mata pelajaran seni
budaya pihak sekolah telah menyediakan sebuah ruangan yang
dapat digunakan untuk menyimpan hasil karya siswa dan juga
dapat digunakan sebagai ruang belajar siswa untuk mata pelajaran
seni budaya tersebut .
108
Peneliti : Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu lebih efektif membantu
siswa dalam memahami pembelajaran Apresiasi ?
Narasumber : Sebenarnya porsinya sama hanya saja metode pendekatan dan
bagaimana strategi menyampaikan ke siswalah yang menentukan.
Misalnya ketika menggambar model, saya hadirkan model d depan
kelas. Jadi siswa melihat objek secara langsung. Seperti ketika
menggambar buah, anak-anak tidak saya suruh mencontoh gambar
buah atau fotocopy, tetapi anak2 saya suruh membawa buah-
buahan. Jadi jelas bagaimana karakter, distorsi, rotasi, dan
pewarnaan buah yang akan di gambar. Hasilnya rata-rata bagus
karena siswa sudah menyentuh pada karakter bendanya. Karena
jika hanya melalui contoh atau gambar, siswa malah seperti
mengada-ada dan tidak asli. Dan siswa saya perintahkan
menggambar menggunakan pensil warna langsung tanpa sket
pensil terlebih dahulu.
Peneliti : Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu lebih efektif membantu
siswa dalam memahami pembelajaran Ekspresi/praktek ?
Narasumber : Seperti yang sudah saya katakana tadi. Sebenarnya porsinya sama
hanya saja metode pendekatan dan bagaimana strategi
menyampaikan ke siswalah yang menentukan. Bagaimanapun
bentuk media yang digunakan jika tidak di barengi dengan metode
pendekatan yang baik kepada siswa, penggunaan media tersebut
akan kurang maksimal hasilnya.
109
Peneliti : Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu lebih efektif membantu
Bapak/ Ibu dalam menyampaikan pembelajaran Apresiasi ?
Narasumber : Kalau saya lebih suka menggunakan contoh karya asli, baik itu
karya yang saya buat sendiri atau karya yang di buat siswa
terdahulu yang masih tersimpan d sekolah. Jadi tidak semua
menggunakan blog.
Peneliti : Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu dapat membantu Bapak/
Ibu lebih efektif menyampaikan pembelajaran Ekspresi/praktek?
Narasumber : Sama saja, pada SK Ekspresi saya juga lebih suka menggunakan
karya asli untuk dijadikan contoh kepada siswa. Sehingga siswa tau
dan mempunyai gambaran karya seperti apa yang akan mereka
buat. Kalau siswa sudah mempunyai gambaran tentang karya yang
akan mereka buat, itu akan menambah antusias siwa dalam
berkarya.
Peneliti : Bagaimana respon siswa ketika Bapak/ Ibu menggunakan media
pembelajaran selama ini?
Narasumber : Respon siswa selama ini cukup bagus. Mereka senang, misalnya
saja ketika berkarya gambar bentuk saya meminta siswa untuk
membawa buah untuk di contoh, di akhir pelajaran mereka dapat
menikmati buah yang mereka bawa bersama teman-temannya,
misalnya saja dibuat rujak, sehingga hal-hal demikian yang
membuat siswa senang. Contoh lain ketika menggambar hewan,
siswa juga saya perintahkan membawa hewan, namun tidak
sembarang hewan yang boleh dibawa, dengan beberapa ketentuan
110
yang telah saya berikan. Selain itu saya lebih suka mengajak siswa
belajar di luar. Menggambar atau kegiatan lainnya, jadi anak2 saya
ajak untuk menyentuh alam. Karena kadang belajar di dalam kelas
dalam satu minggu membuat siswa jenuh, dan dengan di ajak
belajar di luar siswa terkena angin dan menjadikan mereka fresh
kembali.
111
Lampiran 8 Hasil Wawancara dengan Guru Seni Budaya yang Kedua
Hasil Wawancara
Nama : Effendi, Spd.
Usia : 35 th
Lama mengajar : ± 10 th
Pendidikan terakhir : S1 Pendidikan Seni Rupa
Peneliti : Salah satu komponen dalam proses pembelajaran adalah media,
menurut Bapak/ Ibu seberapa penting penggunaan media dalam
proses pembelajaran Seni Rupa?
Narasumber : Jika di prosentase, bisa jadi 70-75% sangat berpengaruh. Seperti
halnya pelajaran olah raga, siswa tidak bisa di berikan metode
ceramah saja. Jadi bisa dikatakan penggunaan media dalam suatu
proses pembelajaran tersebut sangat dominan.
Peneliti : Media apa saja yang Bapak gunakan dalam proses belajar
mengajar selama ini?
Narasumber : Untuk pembelajaran seni, misalnya seni lukis biasanya saya
mengambil contoh-contoh karya seni lukis. Tapi saya lebih sering
menggunakan LCD, jadi saya tunjukkan pada siswa contoh-contoh
karya seni lukis tersebut melalui LCD.
112
Peneliti : Masing-masing media tersebut Bapak/ Ibu gunakan dalam
pembelajaran apa? Apresiasi, ekspresi, atau kedua-duanya?
Narasumber : Pada kedua SK tersebut saya menggunakan media, baik Ekspresi
maupun Apresiasi. Pada SK Apresiasi misalnya saya menggunakan
karya lukis, saya tunjukkan pada siswa. Jadi ketika SK Apresiasi
saya pakai dan ketika SK Ekspresi saya juga pakai.
Peneliti : Darimana Bapak/ Ibu mendapatkan media yang anda gunakan
selama ini, membuat sendiri, membeli atau memesan?
Narasumber : Bermacam-macam. Ada yang membuat sendiri, ada yang
mengcopy dari sumber lain. Jenisnya bisa gambar-gambar atau
video pembuatan karya. Misalnya keramik, untuk pembelajaran
Apresiasi yang tujuannya hanya untuk menanamkan pengetahuan
saja atau meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya. Karena
saya sebetulnya tidak mengajarkan berkarya keramik pada siswa,
karena dengan keterbatasan yang dimiliki sekolah antara lain
keterbatasan lab untuk berkarya, atau bahan yang susah di dapat.
Jadi materi tersebut dihadirkan pada siswa melalui LCD saja.
Sedangkan untuk media yang dapat dihadirkan misalnya seperti
seni lukis kami hadirkan, karena banyak karya siswa terdahulu
yang sudah tidak di pakai.
Peneliti : Apakah kondisi sekolah mendukung pengadaan media tersebut?
Narasumber : Sekolahnya memang sekolah negeri, namun untuk menghadirkan
empat bidang dalam satu mata pelajaran seni budaya seperti seni
rupa, seni tari, seni musik dan teater saya lihat belum ada yang bisa
113
terpenuhi semua ke-empatnya jadi bagaimana cara kita menyiasati
diri. Selain itu tempat dan bahan yang di butuhkan dalam berkarya
selama ini juga masih kurang. Sehingga keterbatasan itulah yang
membuat beberapa Kompetensi Dasar tidak dapat dilaksanakan
secara maksimal, misalnya saja seperti berkarya keramik yang
tidak dapat kami hadirkan kepada siswa.
Peneliti : Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu lebih efektif membantu
siswa dalam memahami pembelajaran Apresiasi ?
Narasumber : Media yang paling berpengaruh bagi siswa biasanya contoh
gambar karya-karya orang yang punya nama (terkenal), saya lihat
hal itu cukup membawa pengaruh besar pada siswa. Karena karya-
karyanya memang spektakuler, sehingga siswa berantusias
mengikuti pelajaran. Kadang juga dengan karya-karya siswa yang
terdahulu (kakak kelas) juga dapat membuat siswa antusias
memperhatikan.
Peneliti : Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu lebih efektif membantu
siswa dalam memahami pembelajaran Ekspresi/praktek ?
Narasumber : Pada KD Ekspresi juga demikian, dengan menunjukkan contoh-
contoh karya yang kira-kira menarik dan spektakuler di mata siswa
akan membuat siswa berantusias dan semangat dalam berkarya.
Peneliti : Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu lebih efektif membantu
Bapak/ Ibu dalam menyampaikan pembelajaran Apresiasi ?
Narasumber : Kalau bagi saya media yang saya anggap efektif untuk digunakan
adalah contohnya pada seni lukis, namun di kurukulum KD seni
114
lukis hanya beberapa. Saya pilih karya lukis karena, banyak contoh
karya siswa terdahulu juga masih ada. Jadi ketersediaan contoh
karya sebagai media juga banyak, dan saya rasa lukis cenderung
lebih gampang di praktekkan.
Peneliti : Media apa saja yang menurut Bapak/Ibu dapat membantu
Bapak/Ibu lebih efektif menyampaikan pembelajaran
Ekspresi/praktek?
Narasumber : Ya sama saja seperti Apresiasi, untuk Ekspresi saya juga lebih
suka menggunakan contoh karya misalnya karya seni lukis yang
memang karya siswa terdahulu masih tersedia.
Peneliti : Bagaimana respon siswa ketika Bapak/ Ibu menggunakan media
pembelajaran selama ini?
Narasumber : Sangat bagus, jika saja seni rupa dapat dihadirkan setiap hari di
sekolah itu akan lebih bagus lagi, namun hanya saja jika ada
beberapa materi yang tidak dapat dilaksanakan seperti keramik
tadi, sehingga karya patung saya buat contoh karena sama-sama
karya 3 dimensi. Sedangkan bahan yang ada adalah
gabus(Styrofoam). Saya browsing mencari di internet karya-karya
patung dari Styrofoam sangat susah dan minim, jadi kadang-
kadang saya ambil contoh yang bukan dari Styrofoam, dan
memang itu tidak nyambung antara contoh dan prakteknya.
Contohnya keramik tapi prakteknya kok styrofoam, jadi memang
kadang-kadang tidak cocok.
115
Lampiran 9 Hasil Observasi RPP Guru Pertama
HASIL OBSERVASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Guru : Hurida, S.Pd.
Kelas yang diajar : VII
No Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Metode Mengajar Media yang Digunakan
1. Mengapresiasi karya
seni rupa
Mengidentifikasikan
jenis karya seni Rupa
terapan daerah
setempat
Pengertian seni
Rupa murni dan
terapan daerah
setempat.
Macam-macam
jenis Seni Rupa.
Alat dan bahan
seni rupa murni
dan terapan.
Fungsi Seni Rupa
Media (bahan,
alat dan tulis) dan
tehnik.
Tes lisan
Buku Kesenian SMP kelas 7.
2004. Erlangga.
Kerajinan Tangan dan Kesenian
SMP kelas 7. 1994. Yudhistira.
116
No Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Metode Mengajar Media yang Digunakan
2. Mengapresiasi karya
seni rupa
Menampilkan sikap
apresiatif terhadap
keunikan, gagasan
dan teknik karya seni
rupa terapan daerah
setempat.
Apresiasi karya
seni rupa terapan
daerah setempat
berdasarkan:
Jenis
Fungsi
Keunikan
Alat dan bahan
Tehnik dan
pembuatan
Test tulis
Test lisan
Penugasan
Pola Ragam Hias Batik Corak
Fauna. Sumantri Bambang V.M
Pola ragam hias ukir
KTSP 2006 Seni Budaya kelas 7.
Erlangga
www.motifbatik.com
www.motiftradisional.com
www.hoerpunyaku.blogspot.com
3. Mengekspresikan diri
melalui karya Seni
Rupa
Menggambar dengan
objek karya Seni
Rupa murni dan
terapan tiga dimensi
dari daerah setampat
Gambar bentuk-
bentuk silindris,
kubis, hewan,
tumbuhan, alam
benda, manusia
dan dan
beraturan/tak
beraturan.
Prinsip
Penugasan
Teks Unjuk kerja
Benda-benda model gambar
bentuk-bentuk silindris,
kubis,hewan, tumbuhan, alam
benda, manusia dan
beraturan/tak beraturan.
Misalnya: tumbuhan, buah-
buahan, gelas, botol, guci,
manusia, potret atau temannya.
Buku Kesenian SMP kelas 7
117
menggambar.
Teknik
menggambar.
2004. Erlangga.
www.hoerpunyaku.blogspot.com
4. Mengekspresikan diri
melalui karya Seni
Rupa
Merancang karya seni
kriya dengan
memanfaatkan tehnik
dan corak daerah
setempat.
Cara pembuatan
desain.
Prinsip –prinsip
dan teknik
membuat desain
benda pakai dan
benda hias
Terstruktur
Pemberian tugas
Contoh bentuk benda pakai dan
benda hias
Pola Ragam Hias Batik Corak
Fauna. Sumantri Bambang V.M
Pola ragam hias ukir
KTSP 2006 Seni Budaya kelas 7.
Erlangga
Media cetak dan elektronik
Internet
5. Mengekspresikan diri
melalui karya seni
rupa
Membuat karya seni
kriya contohnya craft,
benda fungsional
daur ulang dari bahan
bekas dengan inovatif
dan kreatif serta
mempertimbangkan
prinsip ekonomi dan
Seni rupa kriya
derah setempat
meliputi : Fungsi,
teknik pembuatan
dengan prinsip
ekonomi dan
kewirausahaan
Inkuiri
Observasi
Pengamatan
Praktek
Produk Home Industri
Contoh Ryccle Product
Buku pembuatan Craft
www.hoerpunyaku.blogspot.com
Benda Model
118
kewirausahaan
6. Mengekspresikan diri
melalui karya seni
rupa
Menyiapkan karya
seni hasil karya
sendiri untuk
pameran kelas atau
sekolah
Menyeleksi, dan
membagi tugas
Observasi
Kerjasama
Pendidikan Seni Rupa dan
Kerajinan Tangan SLTP 1994.
Rasjaoyo. Erlangga.
Hasil karya siswa
Sarana prasarana pendukung
Tempat
7. Mengekspresikan diri
melalui karya seni
rupa
Menata karya seni
rupa dari hasil
pembuatan sendiri
dalam bentuk
pameran kelas atau
sekolah.
Mengelompokkan
hasil karya,
menyiapkan ruang
pameran, dan
menata hasil karya.
Kerjasama kelompok
Buku teks
Sarana prasarana pendukung
Hasil karya siswa
Tempat
119
Lampiran 10 Hasil Observasi RPP Guru Kedua
HASIL OBSERVASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Guru : Effedi, S.Pd.
Kelas yang diajar : VIII
No Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Metode Mengajar Media yang Digunakan
1. Mengapresiasi karya
seni rupa
Mengidentifikasi
karya seni rupa
terapan nusantara
Pengertian karya
seni rupa terapan
nusantara.
Jenis karya seni
rupa terapan
nusantara 2
dimensi dan 3
dimensi.
Fungsi dan teknik
pembuatan karya
seni rupa terapan
nusantara (batik/
keramik).
Contoh karya seni
Pemberian tugas
Kerja
kelompok/diskusi
Presentasi
Buku Seni Budaya kelas 8
(Penerbit Sinar Mandiri hal 1-4)
Buku Seni Budaya kelas 8
Erlangga
120
rupa terapan
nusantara beserta
asal daerahnya.
Alat dan bahan
yang digunakan
untuk pembuatan
karya seni batik
atau keramik.
Perbedaan karya
seni rupa terapan
nusantara
2. Mengapresiasi karya
seni rupa
Menampilkan sikap
apresiatif terhadap
keunikan gagasan dan
teknik dalam karya
seni rupa terapan
nusantara
Jenis
Fungsi
Keunikan dan
Cara pembuatan
Tanya jawab
Penugasan
Buku teks
Media cetak
Elektronik
3. Mengekspresikan diri
melalui karya seni
rupa
Merancang karya seni
kriya tektil dengan
teknik dan corak
Teknik pembuatan
batik daerah
setempat
Model pendekatan
CTL
Buku teks pembuatan batik
Media cetak dan elektronik
Bahan dan alat merancang batik
121
karya seni rupa
terapan nusantara
4. Mengekspresikan diri
melalui karya seni
rupa
Membuat karya seni
kriya tektil dengan
teknik dan corak
karya seni rupa
terapan nusantara
Pembuatan batik
daerah setempat
Model pendekatan
CTL
Buku teks pembuatan batik.
Bahan dan alat merancang batik
5. Mengekspresikan diri
melalui karya seni
rupa
Mengekspresikan diri
melalui karya seni
lukis
Mengidentifikasi
karya seni lukis
Membuat karya
seni lukis
menggunakan
motif hewan dan
binatang
Mempersiapkan
pameran hasil
karya seni lukisan
siswa
Ceramah
Demontrasi
Pemberian tugas
Buku Seni Budaya kelas 8
Karya-karya seni lukis
6. Mengapresiasi karya
seni rupa
Mengidentifikasi
jenis karya seni rupa
Seni rupa terapan
daerah probolinggo
Ceramah
Inkuiri
Buku seni budaya yang relevan
Gambar karya seni rupa terapan
122
terapan nusantara Diskusi
Demontrasi dan
Observasi
daerah probolinggo
7. Mengapresiasi karya
seni rupa
Menampilkan sikap
apresiatif terhadap
keunikan gagasan dan
teknik karya seni
rupa terapan
nusantara
Mengidentifikasi
ciri-ciri batik
Yogyakarta
Mempresentasika
n tanggapan
tertulis karya seni
rupa terapan
nusantara
Mampu
mengidentifikasi
teknik pembuatan
kerajinan batik
Ceramah
Diskusi
Observasi dan
Presentasi
Buku seni budaya yang relevan
Motif batik dan model
8. Mengekspresikan diri
melalui karya seni
rupa
Membuat karya seni
kriya tektil dengan
tekik corak seni rupa
terapan nusantara
Alat dan bahan
membuat batik
jumputan
Langkah-langkah
membuat batik
Ceramah
Demontrasi
Pemberian tugas
Observasi
Buku seni budaya yang relevan
Gambar karya seni rupa terapan
daerah probolinggo
Seni Rupa dan Desain, 2004,
kesenian, untuk SMP/MTs kelas
123
jumputan atau
tutup celup
dengan teknik
celup rintang
VIII, tiga serangkai
VCD / contoh batik jumputan
Lingkungan sekitar
9. Mengekspresikan diri
melalui karya seni
rupa
Mengekspresikan diri
melalui karya seni
grafis
Alat dan bahan
menyablon
Langkah-langkah
membuat benda
hias dengan
teknik sablon
Ceramah
Pemberian tugas
Observasi
Seni Rupa dan Desain, 2004,
kesenian, untuk SMP/MTs kelas
VIII, tiga serangkai
VCD prosedur pembuatan sablon
Media untuk menyablon
Lingkungan sekitar
10. Mengekspresikan diri
melalui karya seni
rupa
Menyiapkan karya
seni rupa hasil karya
sendiri untuk
pameran kelas atau
sekolah
Persiapan
pameran
Peralatan pameran
Prosedur pameran
Ceramah
Pemberian tugas
Seni Rupa dan Desain, 2004,
kesenian, untuk SMP/MTs kelas
VIII, tiga serangkai
VCD pameran
Peralatan untuk pameran
Lingkungan sekitar
124
11. Mengekspresikan diri
melalui karya seni
rupa
Menata karya seni
rupa hasil karya
sendiri dalam bentuk
pameran kelas atau
sekolah
Pameran
Ceramah
Demontrasi
Pemberian tugas
Seni Rupa dan Desain, 2004,
kesenian, untuk SMP/MTs kelas
VIII, tiga serangkai
VCD pameran
Lingkungan sekitar
125
Lampiran 11 Hasil Angket Siswa (Pertanyaan Nomor 1- 22)
Hasil Angket Siswa
Responden
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d a b c D a b c d a b c d a b c d
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
126
Responden
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
a b c d a b c d a b c d a b c d a b C d a B c d a b c d a b c D a b c d a b c d a b c d
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
1 2 24 23 1 1 23 25 3 6 11 30 2 3 15 29 1 10 21 18 2 8 14 25 0 1 17 32 1 1 15 33 3 13 20 13 0 10 22 18 13 20 13 4
127
Responden
Nomor Soal
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d a B c d a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
128
Responden
Nomor Soal
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
a b c d a b c d a b c d a b c d a B c d a B c D a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Jumlah 12 19 16 3 1 4 19 26 1 4 18 27 2 9 31 8 2 8 31 9 1 1 28 20 0 2 23 24 8 17 20 5 7 19 18 6 16 18 13 3 17 15 14 4
KETERANGAN: a = Selalu; b = Sering; c = Jarang; d = Tidak Pernah
129
Lampiran 12 Penghitungan Jawaban Angket (pertanyaan no 1-22)
1. Jenis dan Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata
Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Apresiasi
Jenis dan intensitas penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran
apresiasi yang digunakan oleh guru diungkap melalui pertanyaan berskala likert.
Setiap pertanyaan mempunyai empat opsi jawaban. Sebelumnya terlebih dahulu
dihitung skor ideal dari pertanyaan tersebut, seperti di bawah ini:
Skor ideal = Skor tertinggi × Jumlah responden
= 3 × 50
= 150
Setelah itu dihitung skor tiap kasus dengan rumus sabagai berikut:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 =Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
Setelah didapat skor tiap kasus, skor tersebut dikonversikan ke dalam kategori
sebagai berikut:
Tabel 1 Skala Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran
Rentang Kategori
81% - 100% Selalu
61% - 80% Sering
41% - 60% Kadang-kadang
21% - 40% Jarang
0% - 20% Hampir tidak pernah
Tabel 2 Penggunaan Buku Panduan pada Pembelajaran Apresiasi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 1 3
Sering 2 2 4
Jarang 1 24 24
Tidak pernah 0 23 0
Ʃ Skor 31
130
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 31
150× 100%
= 20%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan buku panduan ketika
mengajar apresiasi mendapat skor 20% yang berarti bahwa guru hampir tidak
pernah meggunakan buku panduan pada pembelajaran apresiasi.
Tabel 3 Penggunaan Buku Kerja/LKS pada Pembelajara Apresiasi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 3 9
Sering 2 6 12
Jarang 1 11 11
Tidak pernah 0 30 0
Ʃ Skor 32
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 32
150× 100%
= 21%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan buku kerja/LKS
ketika mengajar apresiasi mendapat skor 21% yang berarti guru jarang
meggunakan buku kerja/LKS pada pembelajaran apresiasi.
Tabel 4 Penggunaan Hand-Out/Selebaran Materi pada Pembelajara
Apresiasi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 1 3
Sering 2 10 20
Jarang 1 21 21
Tidak pernah 0 18 0
Ʃ Skor 44
131
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 44
150× 100%
= 29%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan hand-out/selebaran
materi ketika mengajar apresiasi mendapat skor 29% yang berarti guru jarang
meggunakan hand-out/selebaran materi pada pembelajaran apresiasi.
Tabel 5 Penggunaan Tape/Rekaman Suara pada Pembelajara Apresiasi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 0 0
Sering 2 1 2
Jarang 1 17 17
Tidak pernah 0 32 0
Ʃ Skor 19
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 19
150× 100%
= 12%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan tape/rekaman suara
ketika mengajar apresiasi mendapat skor 12% yang berarti guru hampir tidak
pernah meggunakan tape/rekaman suara pada pembelajaran apresiasi.
Tabel 6 Penggunaan OHP (Over Head Proyector) pada Pembelajara
Apresiasi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 3 9
Sering 2 13 26
Jarang 1 20 20
Tidak pernah 0 13 0
Ʃ Skor 55
132
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 55
150× 100%
= 36%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan media OHP (Over
Head Proyector) ketika mengajar apresiasi mendapat skor 36% yang berarti guru
jarang meggunakan OHP (Over Head Proyector) pada pembelajaran apresiasi.
Tabel 7 Penggunaan Gambar pada Pembelajara Apresiasi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 13 39
Sering 2 20 40
Jarang 1 13 13
Tidak pernah 0 4 0
Ʃ Skor 92
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 92
150× 100%
= 61%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru gambar ketika mengajar apresiasi
mendapat skor 61% yang berarti guru sering meggunakan gambar pada
pembelajaran apresiasi.
Tabel 8 Penggunaan Poster pada Pembelajara Apresiasi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 1 3
Sering 2 4 8
Jarang 1 19 19
Tidak pernah 0 26 0
Ʃ Skor 30
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
133
= 30
150× 100%
= 20%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan poster ketika
mengajar apresiasi mendapat skor 20% yang berarti guru hampir tidak pernah
meggunakan poster pada pembelajaran apresiasi.
Tabel 9 Penggunaan Foto pada Pembelajara Apresiasi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 2 6
Sering 2 9 18
Jarang 1 31 31
Tidak pernah 0 8 0
Ʃ Skor 55
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 55
150× 100%
= 36%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan foto ketika mengajar
apresiasi mendapat skor 36% yang berarti guru jarang meggunakan foto pada
pembelajaran apresiasi.
Tabel 10 Penggunaan Video/film pada Pembelajara Apresiasi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 1 3
Sering 2 1 2
Jarang 1 28 28
Tidak pernah 0 20 0
Ʃ Skor 33
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 33
150× 100%
134
= 22%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan video/film ketika
mengajar Apresiasi mendapat skor 22% yang berarti guru jarang meggunakan
video/film pada pembelajaran apresiasi.
Tabel 11 Penggunaan Powerpoint dan LCD pada Pembelajara Apresiasi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 8 24
Sering 2 17 34
Jarang 1 20 20
Tidak pernah 0 5 0
Ʃ Skor 78
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 78
150× 100%
= 52%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan powerpoint dan LCD
ketika mengajar Apresiasi mendapat skor 52% yang berarti guru kadang-kadang
meggunakan powerpoint dan LCD pada pembelajaran apresiasi.
Tabel 12 Penggunaan Contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll)
pada Pembelajara Apresiasi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 16 48
Sering 2 18 36
Jarang 1 13 13
Tidak pernah 0 3 0
Ʃ Skor 97
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 97
150× 100%
135
= 64%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan contoh-contoh
(seperti patung, lukisan, keramik, dll) ketika mengajar Apresiasi mendapat skor
64% yang berarti guru sering meggunakan contoh-contoh (seperti patung, lukisan,
keramik, dll) pada pembelajaran apresiasi.
2. Jenis dan Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata
Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Ekspresi
Jenis media pembelajaran pada pembelajaran ekspresi yang digunakan
oleh guru diungkap melalui pertanyaan berskala likert. Setiap pertanyaan
mempunyai empat opsi jawaban. Sebelumnya terlebih dahulu dihitung skor ideal
dari pertanyaan tersebut, seperti di bawah ini:
Skor ideal = Skor tertinggi × Jumlah responden
= 3 × 50
= 150
Setelah itu dihitung skor tiap kasus dengan rumus sabagai berikut:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 =Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
Setelah didapat skor tiap kasus, skor tersebut di konversikan ke dalam kategori
sebagai berikut:
Tabel 13 Skala Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran
Rentang Kategori
81% - 100% Selalu
61% - 80% Sering
41% - 60% Kadang-kadang
21% - 40% Jarang
0% - 20% Hampir tidak pernah
136
Tabel 14 Penggunaan Buku Panduan pada Pembelajaran Ekspresi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 1 3
Sering 2 1 2
Jarang 1 23 23
Tidak pernah 0 25 0
Ʃ Skor 28
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 28
150× 100%
= 18%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan buku panduan ketika
mengajar ekspresi mendapat skor 18% yang berarti guru hampir tidak pernah
meggunakan buku panduan pada pembelajaran ekspresi.
Tabel 15 Penggunaan Buku Kerja/LKS pada Pembelajara Ekspresi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 2 6
Sering 2 3 6
Jarang 1 15 15
Tidak pernah 0 29 0
Ʃ Skor 27
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 27
150× 100%
= 18%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan buku kerja/LKS
ketika mengajar ekspresi mendapat skor 18% yang berarti guru jarang
meggunakan buku kerja/LKS pada pembelajaran ekspresi.
137
Tabel 16 Penggunaan Hand-Out/Selebaran Materi pada Pembelajara
Ekspresi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 2 6
Sering 2 8 16
Jarang 1 14 14
Tidak pernah 0 25 0
Ʃ Skor 36
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 36
150× 100%
= 24%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan hand-out/selebaran
materi ketika mengajar ekspresi mendapat skor 24% yang berarti guru jarang
meggunakan hand-out/selebaran materi pada pembelajaran ekspresi.
Tabel 17 Penggunaan Tape/Rekaman Suara pada Pembelajara Ekspresi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 1 3
Sering 2 1 2
Jarang 1 15 15
Tidak pernah 0 33 0
Ʃ Skor 20
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 20
150× 100%
= 13%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan tape/rekaman suara
ketika mengajar ekspresi mendapat skor 13% yang berarti guru hampir tidak
pernah meggunakan tape/rekaman suara pada pembelajaran ekspresi.
138
Tabel 18 Penggunaan OHP (Over Head Proyector) pada Pembelajara
Ekspresi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 0 0
Sering 2 10 20
Jarang 1 22 22
Tidak pernah 0 18 0
Ʃ Skor 42
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 42
150× 100%
= 28%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan OHP (Over Head
Proyector) ketika mengajar ekspresi mendapat skor 28% yang berarti guru jarang
meggunakan OHP (Over Head Proyector) pada pembelajaran ekspresi.
Tabel 19 Penggunaan Gambar pada Pembelajara Ekspresi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 12 36
Sering 2 19 38
Jarang 1 16 16
Tidak pernah 0 3 0
Ʃ Skor 90
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 90
150× 100%
= 60%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan gambar ketika
mengajar ekspresi mendapat skor 60% yang berarti guru kadang-kadang
meggunakan gambar pada pembelajaran ekspresi
139
Tabel 20 Penggunaan Poster pada Pembelajara Ekspresi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 1 3
Sering 2 4 8
Jarang 1 18 18
Tidak pernah 0 27 0
Ʃ Skor 29
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 29
150× 100%
= 19%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan poster ketika
mengajar ekspresi mendapat skor 19% yang berarti guru hampir tidak pernah
meggunakan poster pada pembelajaran ekspresi.
Tabel 21 Penggunaan Foto pada Pembelajara Ekspresi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 2 6
Sering 2 8 16
Jarang 1 31 31
Tidak pernah 0 9 0
Ʃ Skor 53
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 53
150× 100%
= 35%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan foto ketika mengajar
ekspresi mendapat skor 35% yang berarti guru jarang meggunakan foto pada
pembelajaran ekspresi.
140
Tabel 22 Penggunaan Video/film pada Pembelajara Ekspresi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 0 0
Sering 2 2 4
Jarang 1 23 23
Tidak pernah 0 24 0
Ʃ Skor 27
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 27
150× 100%
= 18%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan video/film ketika
mengajar ekspresi mendapat skor 18% yang berarti guru hampir tidak pernah
meggunakan video/film pada pembelajaran ekspresi.
Tabel 23 Penggunaan Powerpoint dan LCD pada Pembelajara Ekspresi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 7 21
Sering 2 19 38
Jarang 1 18 18
Tidak pernah 0 6 0
Ʃ Skor 77
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 77
150× 100%
= 51%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan powerpoint dan LCD
ketika mengajar ekspresi mendapat skor 51% yang berarti guru kadang-kadang
meggunakan powerpoint dan LCD pada pembelajaran ekspresi.
141
Tabel 24 Penggunaan Contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll)
pada Pembelajara Ekspresi
Jawaban Skor Responden Responden x Skor
Selalu 3 17 51
Sering 2 15 30
Jarang 1 14 14
Tidak pernah 0 4 0
Ʃ Skor 95
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙× 100%
= 95
150× 100%
= 63%
Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan contoh-contoh
(seperti patung, lukisan, keramik, dll) ketika mengajar ekspresi mendapat skor
63% yang berarti guru sering meggunakan contoh-contoh (seperti patung, lukisan,
keramik, dll) pada pembelajaran ekspresi.
142
Lampiran 13 Hasil Angket Siswa (Pertanyaan Nomor 23 & 24)
Responden
23 24
Media lain Keterangan
Media lain Keterangan
Tidak Ada Tidak Ada
1
Papan tulis
Tongkat,
spidol
2 Kain, buku
gambar, pensil
warna, cat air
3
4
5
6
7
8
Papan tulis,
komputer, lap
top
Tongkat, VCD,
komputer
9
10
11
12
13
14
15
16 Papan tulis
17
18
White board,
peralatan dapur
(panci, sendok,
dll)
Peralatan
dapur, sayur-
mayur,
peralatan LAB
19
White board,
benda-benda di
sekitar
Tumbuhan di
sekitar
sekolah,
fasilitas
sekolah
(mikroskop,
dll)
20
White board Tumbuhan di
sekitar
sekolah,
mikroskop,
neraca, dll
21
143
Responden
23 24
Media lain Keterangan
Media lain Keterangan
Tidak Ada Tidak Ada
22
White board,
peralatan LAB
White board,
peralatan
dapur,
peralatan LAB
23
24
25
26
27
Alat peraga,
beraneka
lukisan, karya
recycle
Alat peraga,
beraneka
lukisan, karya
recycle
28 Kain
29
Alat peraga,
beraneka
lukisan
Alat peraga,
beraneka
lukisan
30 Kain
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
Tanaman Tanaman dan
media-media
seni
48
49
50
Jumlah 40 10 38 12
144
Lampiran 14 Hasil Angket Siswa (Pertanyaan Nomor 25 & 26)
Responden 25 26
a b c d e f g h i j k Lainnya a b c d e f g h i j k Lainnya
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18 Alat-alat yang
diperlukan sesuai
pelajaran
19
20
21
22
23
24
145
Responden 25 26
a b c d e f g h i j k Lainnya a b c d e f g h i j k Lainnya
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
146
Responden 25 26
a b c d e f g h i j k Lainnya a b c d E f g h i j k Lainnya
48
49
50
Jumlah 20 12 15 10 15 23 5 11 28 34 27 21 9 11 11 12 22 6 13 26 29 26
Keterangan:
a : Buku panduan
b : Buku kerja/LKS
c : Hand-Out/selebaran materi
d : Tape/rekaman suara
e : OHP (Over Head Proyector)
f : Gambar
g : Poster
h : Foto
I : Video/film
j : Powerpoint dan LCD
k : Contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll)
147
Oleh: Hurida, Seni Budaya SMPN 1Kota Probolinggo Tahun Pelajaran 2010-2011
- 147 -
Lampiran 15 Hasil Angket Siswa (Pertanyaan Nomor 27)
Responden Media
1 Gambar
2 Gambar dan patung
3 Video/film
4 LCD
5 LCD
6 Buku panduan, selebaran materi, LCD, contoh-contoh dan foto
7 Gambar, powerpoint, dan LCD
8 Komputer
9 Video/film
10 Film, dan powerpoint
11 Contoh-contoh benda dan film/video
12 OHP, video/film, LCD, contoh-contoh (patung, lukisan, keramik,
dll)
13 Video/film, foto, gambar
14 Film/video dan contoh-contoh
15 Patung, lukisan, dan gambar
16 Gambar, lukisan, hand-out
17 Video/film, gambar, dan patung
18 Video/film, powerpoint dan LCD
19 LCD, LKS, contoh-contoh
20 Buku kerja (LKS) dan hand-out (selebaran materi)
21 Video
22 Powerpoint dan LCD
23 Gambar dan buku panduan
24 -
25 -
26 -
27 Media lukis, gambar, apresiasi sastra, dan karya-karya recycle
28 Video/film
29 Alat peraga, gambar, lukisan, dan LCD
30 Patung, lukisan, dan keramik
31 -
32 -
33 -
34 -
35 -
36 -
37 -
38 -
39 Video/film
40 -
41 Video/film
148
Oleh: Hurida, Seni Budaya SMPN 1Kota Probolinggo Tahun Pelajaran 2010-2011
- 148 -
42 Gambar dan patung
43 Video/film, powerpoint, buku panduan/LKS
44 Powerpoint dan LCD
45 Video dan LCD
46 Video/film
47 Semua yang penting memuaskan
48 -
49 Video, foto, lukisan dan patung
50 Patung dan lukisan
149
Oleh: Hurida, Seni Budaya SMPN 1Kota Probolinggo Tahun Pelajaran 2010-2011
- 149 -
Lampiran 16 RPP Guru Pertama
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP N 1 Probolinggo
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa
Kelas/Semester : VII / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. STANDART KOPETENSI :
Mengapresiasi karya seni rupa
II. KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengidentifikasikan jenis karya seni Rupa terapan daerah setempat
III. INDIKATOR
1.1.1 Siswa mampu menjelaskan pengertian seni rupa murni dan terapan
daerah setempat dengan jelas dan gamblang
1.1.2 Siswa mampu menyebutkan macam-macam jenis karya Seni Rupa
Murni dan Terapan daerah setempat dan internasional dengan
bahan,alat dan tehnik pembuatan dengan komunikatif
1.1.3 Siswa mampu menyebutkan fungsi Seni Rupa Murni dan Terapan
daerah setempat dan internasioanal dengan bahan,alat dan tehnik
pembuatan dengan komunikatif dan santun
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mampu menjelaskan pengertian seni murni dan terapan daerah
2. Mampu menyebutkan macam-macam jenis karya seni rupa murni dan
terapan daerah setempat dan internasional dengan bahan,alat dan tehnik
pembuatan
3. Mampu menyebutkan fungsi Seni Rupa Murni dan Terapan daerah
setempat dan internasioanal dengan bahan,alat dan tehnik pembuatan
V. MATERI PEMBELAJARAN :
Pengertian seni Rupa murni dan terapan daerah setempat
150
Oleh: Hurida, Seni Budaya SMPN 1Kota Probolinggo Tahun Pelajaran 2010-2011
- 150 -
Macam-macam jenis Seni Rupa
Alat dan bahan seni rupa murni dan terapan
Fungsi Seni Rupa
Media (bahan, alat dan tulis) dan tehnik
VI. METODE PEMBELAJARAN :
Tes lisan
VII. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :
1. Pendahuluan :
- Salam, perkenalan
- Absensi, pretest (tanya jawab tentang karya seni)
2. Inti :
a. Menjelaskan tentang materi dilanjukan tanya jawab dan
mencari atau membaca buku sumber dan
b. Mendusikan dengan teman sebangku dan menuliskan pada
selembar kertas tentang apa yang diketahui tentang
pengertian,jenis,fungsi,alat,bahan dan tehnik pembuatan
c. Lalu masing-masing siswa menjawab pertanyaan setelah
menuliskan dari hasil diskusi pada teman sebangku
3. Penutup :
- Menyimpulkan dari hasil temuan
- Post tes
- Salam
VIII. SUMBER BELAJAR :
1. Buku kesenian SMP kelas 7 2004. Eralangga
2. Kerajinan tangan dan kesenian SMP kelas 7’94. Yudhistira
IX. PENILAIAN
Teknik : Tes Lisan
Bentuk Istrumen :
Contoh daftar Pertanyaan :
1. Jelaskan arti Seni Rupa murni dan terapan daerah!
2. Sebutkan jenis karya seni rupa murni dan terapan yang kamu ketahui
(min3)!
3. Sebutkan alat dan bahan yang digunakan pada karya seni rupa murni
dan terapan yang kamu ketahui!
4. Jelaskan fungsi dari Seni Rupa murni dan terapan daerah yang kamu
ketahui! (min 3)
151
Oleh: Hurida, Seni Budaya SMPN 1Kota Probolinggo Tahun Pelajaran 2010-2011
- 151 -
5. Jelaskan tehnik pembuatan karya seni murni dan terapan yang kamu
ketahui, pilih salahsatu!
Instrumen :
1. Seni rupa murni dan terapan daerah adalah seni rupa yang menjadi ciri
khas masing-masing daerah
2. Seni rupa murni: seni yang terdiri dari satu karya,tdk di produksi masal
dan untuk kesengan emosi
Contoh: lukis, patung, grafis, cetak dalam, dll.
3. seni rupa terapan/kriya: seni yang mempunyai fungsi sebagai alat
kebutuhan sehari-hari,dibuat banyak,kerajinan tangan
Contoh: Batik, keramik,ukir,kerajinan tangan, dll.
4. Alat dan bahan
Alat: cutter, parang, tank,gunting,hammer,paku dll(sesuai jenis karya
yang dipilih)
Bahan: kertas,kayu,kain,daun,dll. (sesuai karya yang akan di buat dan
dipilih)
5. Fungsi karya seni murni dan terapan
1. Seni murni: sebagai alat akan kepuasan emosi dan hiasan
2. Seni rupa terapan: alat kebutuhan yang membantu manusia
seharihari
Fungsi seni:
1. Edukasi: sarana mendidik, atau pada kurikulum sekolah, contoh:
musium
2. Rekreasi: sarana hiburan, contoh: TMI
3. Spritual: sarana kepercayaan, contoh: tempat ibadah
4. Informasi: sarana pemberitahuan akan sesuatu, contoh: poster,
spanduk,pamflet, dll.
5. Sosial: sarana amal, contoh: mengadakan pameran atau pertunjukan
Probolinggo, 10 Juli 2010
Mengetahui, Guru Seni Budaya
Kepala SMPN 1 PROBOLINGGO
Drs. Hartono, M. Pd HURIDA, S. Pd
NIP. 196106061981121005 NIP.197212282005012008
147
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP N 1 Probolinggo
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa
Kelas/Semeste : VII / 1
Alokasi Waktu : 2 x 40
I. STANDART KOMPETENSI :
1. Mengapresiasi karya seni rupa
II. KOMPETENSI DASAR
1.1 Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan, gagasan dan teknik
karya seni rupa terapan daerah setempat.
III. INDIKATOR
Siswa dapat:
1.2.1. Mendiskripsikan jenis fungsi,keunikan dan asal Karya Seni rupa
murni dan terapan/seni kriya yang di pilih bertanggung jawab
1.2.2. Menyebutkan keunikan Karya Seni murni dan terapan/seni kriya
dengan teliti
1.2.3. Menyebutkan alat, bahan dan teknik membuat karya seni murni
dan kriya kriya yang di pilih dengan teliti
1.2.4. Membuat tanggapan tertulis tentang beragam jenis dan fungsi
dengan apresiatif
1.2.5. Membuat laporan tertulis bertanggung jawab dan tepat waktu
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
1.2.1.1 Menjelaskan fungsi keunikan dan asal karya seni rupa murni dan
terapan/kriya daerah dan mancanegara yang di pilih
1.2.1.2 Menyebutkan keunikan seni murni dan terpan/ karya kriya yang
di pilih
1.2.1.3 Menyebutkan alat, bahan dan tehnik membuat karya seni rupa
murni dan terapan/kriya yang di pilih
1.2.1.4 Membuat tanggapan tertulis (Kliping) tentang beragam jenis,
bentuk dan fungsi
1.2.1.5 Membuat laporan berupa tanggapan tertulis tentang beragam
jenis dan fungsi karya seni murni dan terapan daerah dan
mancanegara
148
V. MATERI PEMBELAJARAN
Apresiasi karya seni rupa terapan daerah setempat
Jenis
Fungsi
Keunikan
Alat dan bahan
Tehnik dan pembuatan
VI. METODE
1. Test tulis, test lisan, penugasan
VII. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan I
a. Pendahuluan
Salam, senam otak
Tanya jawab mengingatkan materi minggu yang lalu
Memberikan gambaran materi selanjutnya secara garis besar
b. Kegiatan Inti
Pengamatan beragam jenis karya seni murni dan terapan daerah,
mancanegara
Mencari keunikan,alat,bahan dan tehnik seni rupa murni dan
terapan daerah dan mancanegara
Membentuk kelompok (Jigsaw)
Diskusi kelompok tenntang
1. keunikan
2. Jenis/bentuk
3. Fungsi
4. Alat dan bahan
5. Proses pembuatan
c. Penutup
Guru memberikan tanggapan dari hasil diskusi dan
mempresentasi hasil diskusi
Evaluasi
Memberikan informasi untuk tugas minggu depan supaya
dipersiapkan
149
VIII. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1. Pola ragam hias batik corak fauna. Sumantri Bambang V.M
2. Pola ragam hias ukir
3. KTSP 2006Seni Budaya kelas 7. Erlangga
4. www.motifbatik.com
5. www.motiftradisional.com
6. www.hoerpunyaku.blogspot.com.
IX. PENILAIAN
Teknik : Daftar pertanyaan dan kerja proyek
Bentuk Istrumen :
Contoh daftar Pertanyaan :
1. Jelaskan fungsi keunikan dan asal karya seni rupa murni dan terapan/kriya
daerah dan mancanegara yang di pilih!
2. Sebutkan alat, bahan dan tehnik membuat karya seni rupa murni dan
terapan/kriya yang di pilih
3. Buatlah tanggapan tertulis (Kliping) tentang beragam jenis, bentuk dan
fungsinya seni murni dan kriya yang di pilih
4. Buatlah laporan berupa tanggapan tertulis tentang beragam jenis dan
fungsi karya seni murni dan terapan daerah dan mancanegara
Instrumen :
1. Keunikan Seni rupa murni dan terapan daerah adalah seni rupa dan kriya
yang di pilih menjadi ciri khas masing-masing daerah (sesuai Pilihan)
2. seni rupa terapan/kriya: seni yang mempunyai fungsi sebagai alat
kebutuhan sehari-hari,dibuat banyak,kerajinan tangan
3. Contoh: Batik, keramik,ukir,kerajinan tangan, dll.(sesuai pilihan)
4. Alat dan bahan
Alat: cutter, parang, tank,gunting,hammer,paku dll(sesuai jenis karya
yang dipilih)
Bahan: kertas,kayu,kain,daun,dll. (sesuai karya yang akan di buat dan
dipilih)
5. Fungsi karya seni murni dan terapan (sesuai pilihan)
6. Proses pembuatan (terlampir)
150
Probolinggo, Juli 2010
Mengetahui, Guru Seni Budaya
Kepala SMPN 1 PROBOLINGGO
Drs. Hartono, M. Pd HURIDA, S. Pd
NIP. 196106061981121005 NIP.197212282005012008
151
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP N 1 Probolinggo
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa
Kelas/Semester : VII / 1
Alokasi Waktu : 6 x 40 menit
I. Standart kopetensi : 2. Mengekspresikan diri melalui karya Seni Rupa
II. Kompetensi dasar : 2.1 Menggambar dengan objek karya Seni Rupa
murni dan terapan tiga dimensi dari daerah
setampat/lingkungan
III. Indikator :
Siswa dapat:
2.1.2 . Siswa mampu membuat sketsa gambar bentuk-bentuk silindris, kubis
dan tak beraturan benda lingkungan setempat dengan kreatif dan
telaten
2.1.3 Siswa mampu membuat gambar detail dari sketsa gambar bentuk-
bentuk silindris, kubis dan dan beraturan / tak beraturan benda
lingkungan setempat dengan kreatif dan telaten.
IV. Tujuan Pembelajaran :
1. Mengamati model gambar bentuk-bentuk silindris, kubis dan
dan beraturan / tak beraturan benda lingkungan
2. Membuat sketsa gambar gambar bentuk-bentuk silindris, kubis
dan dan beraturan / tak beraturan benda lingkungan
3. Membuat gambar detail dari sketsa gambar bentuk gambar
bentuk-bentuk silindris, kubis dan dan beraturan / tak beraturan
benda lingkungan
V. Materi Pembelajaran :
gambar bentuk-bentuk silindris, kubis, hewan, tumbuhan,
alam benda, manusia dan dan beraturan / tak beraturan
Prinsip menggambar
Teknik menggambar.
152
VI. Metode Pembelajaran :
Penugasan
Teks Unjuk kerja
VII. Langkah-langkah kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan I
1. Pendahuluan
Tanya jawab berbagai hal mengenai benda-benda silindris, kubis,
beraturan, alam benda, tumbuhan, hewan dan manusia dan beraturan
/ tak beraturan
Mempersiapkan model (Tumbuhan dan Buah asli)
2. Kegiatan Inti
Membuat sketsa gambar dari benda yang digambar
Membuat detail gambar
3. Kegiatan Akhir
Menanyakan kesulitan siswa selama KBM
4. Penutup
Guru memberi kesempatan siswa untuk mengamati gambar hasil
pekerjaannya dan membetulkannya
Guru memberikan kesimpulan dan mengumpulkan tentang kegiatan
pembelajaran saat itu dan mengumpulkan pekerjaan siswa untuk
dievaluasi
Memberikan instruksi tugas minggu depan membawa
gelas,botol,guci,dll.
Pertemuan II
1. Pendahuluan
Tanya jawab tentang tugas yang lalu
Mempersiapkan model (gelas,botol,guci,dll)
2. Kegiatan Inti
Membuat sketsa gambar dari benda yang digambar
Membuat detail gambar
3. Kegiatan Akhir
Menanyakan kesulitan siswa selama KBM
4. Penutup
Guru memberi kesempatan siswa untuk mengamati gambar hasil
pekerjaannya dan membetulkannya
153
Guru memberikan kesimpulan dan mengumpulkan tentang kegiatan
pembelajaran saat itu dan mengumpulkan pekerjaan siswa untuk dievaluasi
Memberikan instruksi tugas minggu depan untuk mempersiapkan temannya
untuk jadi model dll.
Pertemuan III
1. Pendahuluan
Tanya jawab tentang tugas yang lalu
Mempersiapkan model (manusia,potret ato temannya)
2. Kegiatan Inti
Membuat sketsa gambar dari benda yang digambar
Membuat detail gambar
3. Kegiatan Akhir
Menanyakan kesulitan siswa selama KBM
4. Penutup
Guru memberi kesempatan siswa untuk mengamati gambar hasil
pekerjaannya dan membetulkannya
Guru memberikan kesimpulan dan mengumpulkan tentang kegiatan
pembelajaran saat itu dan mengumpulkan pekerjaan siswa untuk dievaluasi
Memberikan instruksi tugas untuk mengumpulkan semua tugas setelah
dibenahi.
VIII. Alat dan Sumber Belajar :
Benda-benda Model gambar bentuk-bentuk silindris, kubis,hewan,
tumbuhan, alam benda, manusia dan beraturan / tak beraturan
Buku kesenian SMP kelas 7 2004. Erlangga
www.hoerpunyaku.blogspot.com
154
IX. Penilaian
Teknik : Unjuk Kerja, Penugasan
Bantuk Instrumen : Uji petik kerja prosedur dan produk
Instrumen : Uji petik kerja Produk
Rubrik
No Aspek yang dinilai
1 2 3
Score 60-70
Cukup
baik
75-85
Baik
90-100
Sangat
baik
1.
2.
3.
Bentuk
Teknik
Penyelesaian akhir
Jumlah
Probolinggo, Juli 2010
Mengetahui, Guru Seni Budaya
Kepala SMPN 1 PROBOLINGGO
Drs. Hartono, M. Pd HURIDA, S. Pd
NIP. 196106061981121005 NIP.197212282005012008
155
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP N 1 Probolinggo
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa
Kelas/Semester : VII / 1
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Standart Kompetensi:
2. Mengekspresikan diri melalui karya Seni Rupa
II. Kompetensi Dasar :
2. 2 Merancang karya seni kriya dengan memanfaatkan tehnik dan corak
daerah setempat.
III. Indikator :
1. Siswa mampu membuat dan mengembangkan desain seni kriya contohnya
craft, benda fungsional daur ulang dari bahan bekas mamahami prinsi-prinsip
dan tehnik membuat benda pakai dan benda hias inovatif dan kreatif
2. Siswa mampu membuat desain Seni Kriya contohnya craft, benda fungsional
daur ulang dari bahan bekas peka dengan mamahami prinsi-prinsip dan
tehnik memebuat benda pakai dan benda hias dan sensitif terhadap
lingkungan
IV. Tujuan Pembelajaran :
Siswa mampu :
1. Membuat dan mengembangkan desain seni kriya contohnya craft, benda
fungsional daur ulang dari bahan bekas dengan mamahami prinsi-prinsip
dan tehnik memebuat benda pakai dan benda hias
2. Membuat desain Seni Kriya contohnya craft, benda fungsional daur ulang
dari bahan bekas dengan mamahami prinsi-prinsip dan tehnik memebuat
benda pakai dan benda hias
V. Materi Pembelajaran :
Cara pembuatan desain
Prinsip –prinsip dan teknik membuat desain benda pakai dan benda hias
156
VI. Metode Pembelajaran :
Terstruktur
Pemberian tugas
VII. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :
1. Pendahuluan
Menjelaskan hal yang terkait dengan wawasan meteri yang akan
diajarkan
Menyiapkan alat yang akan digunakan
2. Kegiatan Inti
Diperlihatkan / ditunjukkan contoh bentuk benda pakai dan benda
hias
Latihan membuat sketsa desain benda pakai dan benda hias
Membuat desain benda pakai atau benda hias
Finishing
3. Penutup
- Apresiasi Tugas desaian
- Kesimpulan dan Penugasan minggu depan
- Salam
VIII. Alat dan Sumber Belajar:
- Pola ragam hias batik corak fauna. Sumantri Bambang V.M
- Pola ragam hias ukir
- KTSP 2006Seni Budaya kelas 7. Erlangga
- Media cetak dan elekronik
- internet
IX. Penilaian
Tehnik : Tes Unjuk Kerja
Bantuk Instrumen : Uji petik kerja prosedur dan produk
Contoh Instrumen : Buatlah desain dan kembangkan
desain seni kriya dengan mamahami prinsi-prinsip dan
tehnik memebuat benda pakai dan benda hias
berdasarkan
contoh .
157
Contoh lembar penilaian Ekspresif
No Nama Siswa
Aspek yang dinilai Jumlah
Score
Rata-Rata
Nilai Kreatif inovatif Hasil Tepat
waktu
1.
2.
3.
4.
*Aspek yang dinilai : * Rentang Score Jml Score x 100
= N
1. Kreatif 1= Kurang Jml Nilai secara Keseluruhan
2. Inovatif 2= Cukup 3. Hasil 3= Baik 4. Tepat waktu 4= Sangat Baik
Probolinggo, Juli 2010
Mengetahui, Guru Seni Budaya
Kepala SMPN 1 PROBOLINGGO
Drs. Hartono, M. Pd HURIDA, S. Pd
NIP. 196106061981121005 NIP.197212282005012008
158
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP N 1 Probolinggo
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa
Kelas/Semester : VII / 1
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Standar Kompetensi
2.3 Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
II. Kompetensi Dasar
2.3.1 Membuat karya seni kriya contohnya craft, benda fungsional daur
ulang dari bahan bekas dengan inovatif dan kreatif serta
mempertimbangkan prinsip ekonomi dan kewirausahaan
III. Indikator
Siswa dapat:
2.3.1.1 Mampu membuat karya seni kriya contohnya craft, benda
fungsional daur ulang dari bahan bekas dengan inovatif dan
kreatif serta mempertimbangkan prinsip ekonomi dan
kewirausahaan
IV. Tujuan Pembelajaran
2.3.1.1.1 Mampu membuat karya seni kriya contohnya craft, benda
fungsional daur ulang dari bahan bekas dengan inovatif dan
kreatif serta mempertimbangkan prinsip ekonomi dan
kewirausahaan
V. Materi Pembelajaran
- Seni rupa kriya derah setempat meliputi :
Fungsi,teknik pembuatan dengan prinsip ekonomi dan kewirausahaan
VI. Metode
Inkuiri,observasi,pengamatan dan praktek
159
VII. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan I
1. Pendahuluan
Tanya jawab berbagai hal tentang pembuatan karya kriya baik dg
tehnik tempel,jahit, merangkai, dll.
2. Kegiatan Inti :
Membuat karya seni kriya
Mengamati
Membuat persiapan karya seni rupa
Membuat karya seni rupa
Penilaian Proses
3. Penutup
Penugasan melanjutkan pribadi di rumah
Do’a
Pertemuan II
1. Pendahuluan
Tanya jawab berbagai hal tentang kesulitan dan melanjutkan
pembuatan karya kriya
2. Kegiatan Inti :
Membuat persiapan karya seni kriya
Melanjutkan karya
Penilaian Proses
3. Penutup
Penugasan melanjutkan pribadi di rumah (jika belum selesai)
Memberikan kesimpulan dan pemberiathuan untuk mengumpulkan
tugas pada minggu depan dengan tepat waktu
Do’a
VIII. Alat dan Sumber Belajar
- Produk Home Industri
Contoh Ryccle Product
- Buku pembuatan Craft
160
- www.hoerpunyaku.blogspot.com
- Benda Model
IX. Penilaian
Teknik : Observasi, tes lisan, unjuk Kerja
Bentuk Instrumen : Daftar Pertanyaan, Lembar observasi, Uji petik kerja
prosedur dan Produk
Instrumen : Laporan dan hasil kerja, Tes Identifikasi,penugasan
(PR)
Rubrik
Contoh lembar penilaian hasil karya
No Nama
Siswa
Aspek yang dinilai
Jumlah
Score
Rata-
Rata
Nilai
Persiapan
alat dan
bahan
Tehnik kreatifitas Hasil Tepat
waktu
1.
2.
3.
4.
*Aspek yang dinilai : * Rentang Score Jml Score x 100
= N
1. Persiapan alat dan bahan 60-65 = Kurang Jml Nilai secara Keseluruhan
2. Tehnik 70-75 = Cukup 3. Kreatifitas 80-85 = Baik 4. Hasil 5. Tepat waktu 90-95= Sangat Baik
161
Probolinggo, Juli 2010
Mengetahui, Guru Seni Budaya
Kepala SMPN 1 PROBOLINGGO
Drs. Hartono, M. Pd HURIDA, S. Pd
NIP. 196106061981121005 NIP.197212282005012008
162
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP N 1 Probolinggo
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa
Kelas/Semester : VII / 1
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Standart Kompetensi :
10. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
II. Kompetensi Dasar :
10.2 Menyiapkan karya seni hasil karya sendiri untuk pameran kelas atau
sekolah
III. Indikator :
10.3.1 Menyeleksi hasil karya yang akan di pamerkan.
10.3.2 Membuat perencanaan dalam bentuk proposal.
10.3.3 Membagi tugas pameran.
10.3.4 Membuat persiapan pameran dalam bentuk properti /
perlengkapan.
IV. Tujuan Pembelajaran :
10.2.11 Mengumpulkan hasil karya yang akan di pamerkan
10.2.12 Menyeleksi hasil karya yang akan di pamerkan
10.2.13 Membuat perencaan pameran dalam bentuk proposal
10.2.14 Membagi tugas kerja pameran
10.2.15 Membuat persiapan pameran
V. Materi Pembelajaran :
Menyeleksi, membagi tugas
VI. Metode :
Observasi, kerjasama
163
VII. Langkah-langkah Pembelajaran :
a. Pendahuluan
- Tanya jawab berbagai hal tentang pameran yang diketahui
b. Kegiatn inti
- Guru memberi kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan
tentang berbagai hal tentang pameran
- Dari hasil karya-karya yang akan di pamerkan
- Guru memberikan kesempatan untuk bertanya
c. Penutup
- Guru memberi kesempatan peserta didik untuk menyeleksi hasil-hasil
karya yang akan di pamerkan.
- Guru memberikan pengarahan tentang hasil karya seni yang akan
dipamerkan.
VIII. Alat dan Sumber Belajar :
- Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan SLTP ‘ 94 .
Rasjaoyo.Eralangga.
- Hasil karya siswa
- Sarana prasarana pendukung
- tempat
IX. Penilaian :
Teknik = Abservasi
Bentuk Instrumen = Lembar abservasi
Instrumen = - uji petik kerja prosedur
Rubrik
Aspek yang dinilai 1 2 3 4 Score
1. Persiapan
2. Kerja sama
3. Kelengkapan
JUMLAH
164
Probolinggo, Juli 2010
Mengetahui, Guru Seni Budaya
Kepala SMPN 1 PROBOLINGGO
Drs. Hartono, M. Pd HURIDA, S. Pd
NIP. 196106061981121005 NIP.197212282005012008
165
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP N 1 Probolinggo
Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa
Kelas/Semester : VII / 1
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Standar Kompetensi :
Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
II. Kompetensi Dasar :
10.3 Menata karya seni rupa dari hasil pembuatan sendiri dalam bentuk
pameran kelas atau sekolah.
III. Indikator :
10.4.1 Mengelompokkan hasil karya
10.4.2 Menyiapkan ruang pamer
10.4.3 Manata hasil karya
IV. Tujuan Pembelajaran :
104.1.1 Mengelompokkan hasil karya berdasarkan ukuran
104.1.2 Membuat denah lalu lintas pengunjung
104.1.3 Menata hasil karya sesuai dengan mengelompokkan karya
V. Materi Pembelajaran :
Mengelompokkan hasil karya, menyiapkan ruang pameran, dan menata
hasil karya.
VI. Metode :
Kerjasama kelompok
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
166
1. Kegiatan Pendahuluan
Tanya jawab tentang persiapan siswa dalam mempersiapkan pameran
kelas / sekolah
2. Kegiatan Inti
- Mengelompokkan hasil karya seni
- Cara menata karya seni rupa
3. Penutup
- Menanyakan kesulitan siswa pada saat KBM
Pertemuan II
1. Pendahuluan
- Apersepsi dan motivasi
2. Kegiatan Inti
- Persiapan inti
- Menyiapkan ruang pamer
- Menata hasil karya
3. Penutup
- Mengevaluasi pertemuan yang akan datang
VIII. Alat dan Sumber Belajar
Buku teks, sarana prasarana pendukung, hasil karya siswa, tempat
IX. Penilaian
Teknik = Observasi
Bentuk Instrumen = Lembaran observasi (mengamati hasil karya siswa)
Instrumen = Rubrik pengamatan / penilaian dan kerjasama
167
Rubrik
No Aspek yang dinilai 1 2 3 4 Score
1. Kelompok hasil kerja
2. Pembuatan perlengkapan
3. Persiapan ruang
4. Penantaan hasil karya
JUMLAH
Probolinggo, Juli 2010
Mengetahui, Guru Seni Budaya
Kepala SMPN 1 PROBOLINGGO
Drs. Hartono, M. Pd HURIDA, S. Pd
NIP. 196106061981121005 NIP.197212282005012008
168
Lampiran 17 RPP Guru Kedua
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
( RPP)
Sekolah : SMP/ MTs Probolinggo
Mapel : Seni Rupa
Kelas/Semester : VIII/ 1
Alokasi Waktu : 2X40 Menit
Standar Kompetensi :
1. Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi Dasar :
1.1 Mengidentifikasi karya seni rupa terapan nusantara
Indikator:
1. Mendiskripsikan pengertian seni rupa terapan nusantara
2. Menyebutkan jenis karya seni rupa terapan nusantara 2 dimensi dan 3 dimensi
3. Menjelaskan fungsi karya seni rupa terapan nusantara (batik dan keramik)
4. Menyebutkan contoh karya seni rupa beserta asal daerahnya
5. menyebutkan contoh bahan yang digunakan untuk pembuatan karya seni rupa
terapan nusantara (batik/ keramik)
6. Menjelaskan teknik pembuatan karya seni rupa terapan nusantara (batik/
keramik)
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu :
1. Mendifinisikan pengertian karya seni rupa terapan nusantara
2. Menyebutkan jenis karya seni rupa terapan nusantara 2 dimensi dan 3 dimensi
3. menyebutkan karya seni rupa terapan nusantara
4. menyebutkan contoh karya seni rupa terapan nusantara
5. menyebutkan contoh alat dan bahan untuk pembuatan karya seni rupa terapan
nusantara
6. Menjelaskan teknik pembuatan karya seni rupa terapan nusantara (batik/
keramik)
7. Menjelaskan perbedaan karya seni rupa terapan nusantara
B. Materi Ajar :
1. Pengertian karya seni rupa terapan nusantara
2. Jenis karya seni rupa terapan nusantara 2 dimensi dan 3 dimensi
3. fungsi dan teknik pembuatan karya seni rupa terapan nusantara (batik/ keramik)
4. contoh karya seni rupa terapan nusantara beserta asal daerahnya
169
5. alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan karya seni batik atau keramik
6. perbedaan karya seni rupa terapan nusantara
C. Metode Pembelajaran :
- Pemberian tugas
- Kerja kelompok/ diskusi
- presentasi
D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran :
Pertemuan 1
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Salam
b. memeriksa kehadiaran siswa, keberhasilan kelas, kerapian kelas
c. motivasi memberikan penghargaan pada siswa tentang pentingnya meteri
yang diajarkan
d. mengingatkan kembali materi yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya
2. Kegiatan Inti
a. siswa membentuk kelompok diskusi yang terdiri dari 5 siswa
b. masing-masing kelompok membuat diskripsi yang akan dipresentasikan
dalam diskusi
3. Kegiatan Akhir
a. guru memberikan arahan mempersiapkan presentasi untuk pertemuan
berikutnya dari hasil diskusi kelompok
Pertemuan 2
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Salam
b. memeriksa kehadiaran siswa, keberhasilan kelas, kerapian kelas
c. motivasi memberikan penghargaan pada siswa tentang pentingnya meteri
yang diajarkan
d. mengingatkan kembali materi yang telah diajarkan pada pertemuan
sebelumnya
2. Kegiatan Inti
a. siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok
b. siswa lain memberikan tanggapan/ pertanyaan dari hasil presentasi
c. guru mengamati jalannya diskusi dan penilaian
3. Kegiatan Akhir
a. guru memberikan arahan mempersiapkan presentasi untuk pertemuan
berikutnya dari hasil diskusi kelompok
E. Sumber Belajar
Buku seni budaya kelas 8 (penerbit sinar mandiri hal 1 s.d 4 )
170
Buku seni budaya kelas 8 erlangga
F. Penilaian
1. Teknik : pengamatan
2. Bentuk Instrumen : tes lisan dan tertulis
3. Contoh Instrumen :
a. sebutkan karya seni rupa terapan yang ada di nusantara
b. Jelaskan fungsi dari karya seni rupa terapan didaerahmu
c. Jelaskan pengertian seni rupa terapan nusantara
d. Sebutkan alat dan bahan dalam pembuatan batik dan keramik
e. Jelaskan proses dan prosedur pembuatan karya batik dan
keramik
4. Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa
Kelompok Pengamatan Skor Hasil skor
1. Membukan dan menutup diskusi 10
2. Mempresentasikan materi diskusi 30
3. Menjawab pertanyaan 40
4. Menyimpulkan hasil diskusi 20
Jumlah Skor 100
Kepala Probolinggo, .....,......20 ...
SMP/MTs. Kota Probolinggo Guru Seni Budaya
............................................ ...........................................
NIP. NIP.
171
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
( RPP)
Sekolah : SMP/ MTs Probolinggo
Mapel : Seni Budaya/ Rupa
Kelas/Semester : VIII/ 1
Alokasi Waktu : 2X40 Menit
Standar Kompetensi :
1 Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi Dasar :
1.2 Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik
dalam karya seni rupa terapan nusantara
Indikator :
1. Menjelaskan keunikan karya seni rupa terapan nusantara batik dan
keramik
2. Menjelaskan perbedaan proses pembuatan karya seni batik dan keramik
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu :
1. Menyebutkan jenis karya seni batik daerah setempat (probolinggo)
2. Menyebutkan keunikan karya seni batik (probolinggo)
3. Menjelaskan bahan karya seni batik
4. Menjelaskan fungsi karya seni batik
5. Menjelaskan alat karya seni batik
6. Menyebutkan cara pembuatan karya seni batik
7. Membuat tanggapan tertulis tentang beragam bahan, alat, fungsi dan
cara pembuatan
B. Materi Ajar :
Jenis, fungsi, keunikan dan cara pembuatan
C. Metode Pembelajaran :
Tanya jawab dan penugasan
D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan 1
1. Kegiatan Pendahuluan
a. salam
b. guru mengabsen kehadiran siswa
c. peserta didik mengingatkan kembali materi sebelumnya
d. peserta didik mengamati penjelasan guru, Tanya jawab berbagai hal
tentang cara membuat batik, mempersiapkan alat dan bahan
2. Kegiatan Inti
a. guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
b. peserta didik dibawah pengawasan guru berdiskusi tentang keunikan
karya seni batik, fungsi dan cara pembuatan karya seni batik kota
Probolinggo
c. Peserta didk membuat laporan singkat hasil diskusi
d. peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
172
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberi tanggapan dari hasil diskusi dan mempresentasikan
hasil diskusi
Pertemuan 2
1. Kegiatan Pendahuluan
a. salam
b. guru mengabsen kehadiran siswa
c. peserta didik mengingatkan kembali materi sebelumnya
d. peserta didik mengamati penjelasan guru, Tanya jawab berbagai hal
tentang cara membuat batik, mempersiapkan alat dan bahan
2. Kegiatan Inti
a. peserta didik mengamati media yang telah disiapkan oleh guru
b. peserta didik mengamati penjelasan guru tentang alat dan bahan
batik
c. guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
d. peserta didik berdiskusi tentang bahan, fungsi, alat serta pembuatan
karya tulis batik daerah setempat
e. peserta didik membuat laporan singkat tentang hasil diskusi
f. peserta didik memempresentasikan hasil diskusi didepan kelas
3. Kegiatan Akhir
a. peserta didik menyimak tanggapan guru tentang hasil diskusi
b. peserta didik menyimak penjelasan guru tentang kesimpulan materi
E. Sumber Belajar
Buku teks, media cetak dan electronik
F. Penilaian
1. Teknik : testulis
2. Bentuk Instrumen : daftar pertanyaan
3. Contoh Instrumen :
a. sebutkan jenis dan keunikan karya seni batik
b. sebutkan alat, bahan, fungsi dan cara pembuatan karya seni
4. Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa
No Aspek Yang di nilai Bobot Rentang skor
JML 1 2 3 4 5
1 Kelengkapan karya 25
2 Kualitas karya 25
3 Kualitas komentar 25
4 Kualitas kesamaan karya 25
Kepala Probolinggo, .....,......20 ...
SMP/MTs. Kota Probolinggo Guru Seni Budaya
............................................ ...........................................
NIP. NIP.
173
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
( RPP)
Sekolah : SMP/ MTs Probolinggo
Mapel : Seni Rupa
Kelas/Semester : VIII/ 1
Alokasi Waktu : 2X40 Menit
Standar Kompetensi : :
2 Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar :
2.1 Merancang karya seni kriya tektil dengan teknik dan corak karya seni
rupa terapan nusantara
Indikator :
1. Menjelaskan teknik, bahan dan alat membatik
2. Menjelaskan motif-motif batik daerah lain setempat
3. Membuat rancangan sederhana tektik batik daerah setempat
A. Tujuan Pembelajaran :
Siswa mampu :
1. peserta didik mengetahui teknik, media dan prosedur pembuatan batik
2. peserta didik mengetahui motif-motif batik daerah setempat serta daerah
lain di nusantara
3. peserta didik mampu membuat batik dengan motif dan teknik yang
sederhana
B. Materi Ajar :
1. Teknik pembuatan batik daerah setempat
C. Metode Pembelajaran :
1. Model pendekatan CTL
D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran :
Pertemuan 1
1. Kegiatan Pendahuluan
a. guru mengucapkan salam
b. guru mempresensi kehadiran siswa
c. Tanya jawab berbagai hal terkait dengan wawacara sisiwa mengenai
materi seni batik secara umum dan batik daerah setempat
2. Kegiatan Inti
a. peserta didik menyimak penielasa guru tentang teknik pembuatan
batik
b. peserta didik mengamati teknik, bahan pembuatan batik
c. peserta didik latihan membuat sketsa rancangan batik daerah
setempat
d. Memilih dan menentukan rangcangan terbaik untuk desain
pembuatan batik
e. membuat rancangan batik
3. Kegiatan Akhir
174
a. pendidik menanyakan kesulitan siswa selama PBM
b. Menunjukkan hasil disain yang baik dari hasil siswa
c. guru mengapresiasi hasil sketsa siswa
E. Sumber Belajar :
a. Buku teks pembuatan batik
b. Media cetak dan elektronik
c. Bahan dan alat merancang batik
F. Penilaian :
1 Teknik : Tes lisan dan tes unjuk kerja
2. Bentuk Instrumen : Daftar pertanyaan dan uji prosedur
3 Contoh Instrumen :
a. buatlah rancangan karya seni batik?
4 Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa
No Aspek Yang di nilai Bobot Rentang skor
JML 1 2 3 4 5
1 Ide, gagasan 20
2 Penguasaan teknik 20
3 Ketepatan bentuk 20
4 Kreatifitas 20
5 Orisinalitas 20
Score max
Ket :
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = sangat baik
Kepala Probolinggo, .....,......20 ...
SMP/MTs. Kota Probolinggo Guru Seni Budaya
............................................ ...........................................
NIP. NIP.
.
175
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
( RPP)
Sekolah : SMP/ MTs Probolinggo
Mapel : Seni Rupa
Kelas/Semester : VIII/ 1
Alokasi Waktu : 2X40 Menit
Standar Kompetensi : :
2 mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar :
2.2 Membuat karya seni kriya tektil dengan teknik dan corak karya seni rupa
terapan nusantara
Indikator :
1. Menjelaskan teknik, bahan dan alat membatik yang akan dikerjakan
2. Menemukan prosedur pembuatan batik dengan disain yang sudah ada
3. Membuat batik dengan menggunakan motif daerah
A. Tujuan Pembelajaran :
Siswa mampu :
1. Menemukan teknik membuat batik
2. Mememahami prosedur pembuatan batik
3. Membuat karya seni batik dengan menggunakan motif daerah setempat
B. Materi Ajar :
pembuatan batik daerah setempat
C. Metode Pembelajaran :
1. Model pendekatan CTL
D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran :
Pertemuan 1
1. Kegiatan Pendahuluan
a. guru mengucapkan salam serta memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berdoa
b. guru mengulang kembali materi yang telah diberikan sebelumnya
c. Memberi motivasi kepada siswa tentang perkembanga seni batik
daerah yang harus tetap dilestarikan
b. mempersiapkan peralatan untuk membatik
2. Kegiatan Inti
a. siswa membuatkan sketsa motif batik pada media batik (kain)
176
b. siswa mengulang motif dengan menebalkan motif yang telah dibuat
c. guru mengawasi serta mengarahkan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung
d. guru memotivasi siswa dalam pembuatan batik siswa
e. guru mengadakan penilaian terhadap proses dan hasil karya seni
batik siswa
3. Kegiatan Akhir
a. guru mengapresiasi serta memberikan motivasi, penghargaan pada
siswa
b. guru menarik kesimpulan tentang pelaksanaan evaluasi siswa dalam
proses pembuatan batik
c. guru menunjukkan hal-hal penting dalam berkreasi seni batik
E. Sumber Belajar :
a. Buku teks pembuatan batik
b. Bahan dan alat merancang batik
F. Penilaian :
1 Teknik : tes unjuk kerja
2. Bentuk Instrumen : uji prosedur dan produk
3 Contoh Instrumen :
a. buatlah karya seni batik sesuai dengan pola rangcang batik yang
telah kalian buat?
4 Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa
No Nama Aspek penilaian
JML
Score Nilai
Teknik Bentuk Kreatifitas Hasil
Kepala Probolinggo, .....,......20 ...
SMP/MTs. Kota Probolinggo Guru Seni Budaya
............................................ ...........................................
NIP. NIP.
177
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
( RPP)
Sekolah : SMP/ MTs Probolinggo
Mapel : Seni Rupa
Kelas/Semester : VIII/ 2
Alokasi Waktu : 2X40 Menit
Standar Kompetensi :
2 Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi Dasar :
2.3 Mengekspresikan diri melalui karya seni lukis
Indikator :
1 Mengidentifikasi karya seni lukis dari seniman atau pelukis indonesia
2 Membuat lukisan dari motif ragam hias tumbuhan atau hewan
3 Menggelar pameran dari hasil ekspresi siswa
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu :
1 Mengidentifikasi karya seni lukis dari seniman atau pelukis indonesia
2 Mengekspresikan dari hasil karya seni lukis para seniman di Indonesia
3 Menggambar dengan menggunakan motif hewan atau binatang
4 Melukis dari berbagai obyek menurut ekspresinya
5 Mempersiapkan pameran dari berbagai hasil karya seni lukis siswa
B. Materi Ajar :
1. mengidentifikasi karya seni lukis
2. membuat karya seni lukis menggunakan motif hewan dan binatang
3. mempersiapkan pameran hasil karya seni lukisan siswa
C. Metode Pembelajaran :
1. ceramah
2. demontrasi
3. pemberian tugas
D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran :
Pertemuan 1
1. Kegiatan Pendahuluan
a. apresiasi dan motivasi
b. mengingatkan kembali pada pertemuan sebelumnya
2. Kegiatan Inti
178
a. mengamati karya seni lukis
b. mencatat hasil identifikasi
c. mempersiapkan dan membuat karya seni lukis
3. Kegiatan Akhir
a. mengevaluasi dan merencanakan kegiatan berikutnya
E. Sumber Belajar
a. buku seni budaya kelas 8
F. Penilaian
1 Teknik : obsevasi
2 Bentuk Instrumen : uji petik prosedur unjuk kerja
3 Contoh Instrumen : buatlah lukisan hewan atau
tumbuhan yang ada disekitarmu
4 Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa
No Aspek Yang di nilai Bobot Rentang skor
JML 1 2 3 4 5
1 Persiapan (alat dan bahan) 20
2 Ketepatan waktu 20
3 Komposisi 20
4 Bentuk 20
5 Penyelesaian akhir 20
Score max
Kepala Probolinggo, .....,......20 ...
SMP/MTs. Kota Probolinggo Guru Seni Budaya
............................................ ...........................................
NIP. NIP.
179
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
( RPP)
Sekolah : SMP/ MTs Probolinggo
Mapel : Seni Rupa
Kelas/Semester : VIII/ 2
Alokasi Waktu : 2X40 Menit
Standar Kompetensi :
9 Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi Dasar :
9.1 Mengidentifikasi jenis karya seni rupa terapan nusantara
Indikator :
1. Identifikasi karya seni rupa terapan daerah probolinggo berdasarkan
bahan yang digunakan
2. Diskripsi korelasi karya seni rupa terapan dengan keberadaan daerah
setempat
3. Prediksi nilai tawar karya seni rupa terapan di daerah atau keluar daerah
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu :
1. Mengenal dan paham karya seni rupa terapan didaerah probolinggo
2. Mengetahui latar belakang diciptakanya karya seni rupa terapan daerah
probolinggo
3. Menemukan solusi prospek sebuah hasil karya seni rupa terapan
ditingkat daerah dan luar daerah
B. Materi Ajar :
Seni rupa terapan daerah probolinggo
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, inkuiri, diskusi, demontrasi dan observasi
D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan 1
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Apresiasi dan Motivasi
2. Kegiatan Inti
a. Mengamati karya seni rupa terapan daerah probolinggo
b. Mencatat hasil identifikasi
c. Mendiskripsikan hasil temuan
d. Mempresentasikan hasil temuan
e. Membuat larporan
3. Kegiatan Akhir
a. Evaluasi dan merencakan kegiatan berikutknya
E. Sumber Belajar
1. Buku seni budaya yang relevan
2. gambar karya seni rupa terapan daerah probolinggo
F. Penilaian
1 Teknik : kerja produk
180
2 Bentuk Instrumen : laporan tertulis
3 Contoh Instrumen : apresiasilah karya seni yang ada di
depan kelas
4 Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa
No Aspek Yang di nilai Bobot Rentang skor
JML 1 2 3 4 5
1 Apresiasi pribadi siswa 50
2 Kesesuai apresiasi dengan
unsure
50
Score max
Kepala Probolinggo, .....,......20 ...
SMP/MTs. Kota Probolinggo Guru Seni Budaya
............................................ ...........................................
NIP. NIP.
181
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
( RPP)
Sekolah : SMP/ MTs Probolinggo
Mapel : Seni Rupa
Kelas/Semester : VIII/ 2
Alokasi Waktu : 2X40 Menit
Standar Kompetensi:
9 Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi Dasar :
9.2 Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik
karya seni rupa terapan nusantara
Indikator :
1 Mampu mengidentifikasikan ciri-ciri batik Yogyakarta
2 Mampu mempresentasikan tanggapan tertulis tentang karya seni rupa
terapan nusantara
3 Mampu mengidentifikasi teknik pembuatan kerajinan batik
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu :
1. Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri khusus batik Yogyakarta dan unsur
warna, motif, teknik pembuatan"
2. Mampu membuat laporan tertulis tentang sikap apresitif terhadap
keunikan gagasan dan teknik pembuatan batik Yogyakarta
B. Materi Ajar :
1. Mengidentifikasi ciri-ciri batik Yogyakarta
2. Mempresentasikan tanggapan tertulis karya seni rupa terapan nusantara
3. Mampu mengidentifikasi teknik pembuatan kerajinan batik
C. Metode Pembelajaran :
Ceramah, diskusi, observasi dan presentasi
D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan 1
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Apresiasi dan Motivasi
2. Kegiatan Inti
182
a. Mengamati karya batik Yogyakarta
b. Diskusi kelompok
c. Presentasi
d. Penulisan laporan
3. Kegiatan Akhir
a. Evaluasi dan perencanaan pertemuan akan datang
E. Sumber Belajar
1. Buku seni budaya yang relevan
2. Motif batik dan model
F. Penilaian
1 Teknik : tes lisan dan penugasan
2 Bentuk Instrumen : daftar pertanyaan
3 Contoh Instrumen :
a. buatlah identifikasi ciri-ciri khusus keunikan gagasan dari batik
Yogyakarta
4 Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa
No Aspek Yang di nilai Bobot Rentang skor
JML 1 2 3 4 5
1 Pengamatan bentuk batik 50
2 Pengamatan warna 50
Score max 100
Kepala Probolinggo, .....,......20 ...
SMP/MTs. Kota Probolinggo Guru Seni Budaya
............................................ ...........................................
NIP. NIP.
183
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
( RPP)
Sekolah : SMP/ MTs Probolinggo
Mapel : Seni Rupa
Kelas/Semester : VIII/ 2
Alokasi Waktu : 2X40 Menit
Standar Kompetensi :
10. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar :
10.1 Membuat karya seni kriya tektil dengan tekik corak seni rupa terapan
nusantara
Indikator :
1. Mampu membuat benda pakai atau benda hias dengan teknik celup
rintang(batik jumputan atau tutup celup) dengan mengambil unsur-unsur
seni rupa nusantara
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu :
1. Membuat benda pakai dan atau benda hias dengan teknik celup rintang
(batik jumputan atau tutup celup) dengan mengambil unsur seni rupa
nusantara
B. Materi Ajar :
1. alat dan bahan membuat batik jumputan
2. Langkah-langkah membuat batik jumputan atau tutup celup dengan teknik
celup rintang
C. Metode Pembelajaran :
Ceramah, demontrasi, pemberian tugas, observasi
D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan 1
1. Kegiatan Pendahuluan
a. cek kehadiran siswa
b. motivasi tentang batik jumputan melalui tayangan VCD atau contoh
karya
2. Kegiatan Inti
a. Menentukan obyek yang akan diamati
b. Membuat sketsa yang berupa ikatan-ikatan pada obyek yang akan
dibuat batik jumputan
3. Kegiatan Akhir
a. Menayankan kesulitan siswa dalam membuat sketsa yang berupa
ikatan-ikatan kain yang akan dibuat batik jumputan
b. Memberi alternatif pemecahan masalah
E. Sumber Belajar
a. Buku seni budaya yang relevan
b. gambar karya seni rupa terapan daerah probolinggo
Pertemuan 2
184
1. Kegiatan Pendahuluan
a. cek kehadiran siswa
b. Mengkoordinasi siswa untuk melaksanakan kegiatan praktik membuat
karya dengan teknik celup rintang
2. Kegiatan Inti
a. Berkarya batik dengan teknik celup rintang
3. Kegiatan Akhir
a. Menanyakan kesulitan siswa dalam membuat karya batik dengn
teknik celup rintang
b. Memberikan alternatif pemecahan kesulitan siswa
E. Sumber Belajar
a. Seni rupa dan disain, 2004, kesenian, untuk SMP/MTs kelas VIII, tiga
serangkai
b. VCD / contoh batik jumputan
c. Lingkungan sekitar
F. Penilaian
1 Teknik : Tes Unjuk kerja
2 Bentuk Instrumen : Uji petik kerja prosedur dan produk
3 Contoh Instrumen :
a. Buatlah sketsa sketsa dengan membuat krya tektil dengan teknik dan
corak seni rupa terapan nusantara
b. Buatlah disain batik dengan teknik tutup celup
4 Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa
No Nama Aspek yang dinilia
JML
Nilai 1 2 3 4 5 6
Aspek yang dinilai
A. Persiapan Sangat Kurang
1. Alat dan bahan
2. Acuan
B. Proses
3. Gambar sketsa/ desain
4. Pengembangan sketsa/ disain
5. Proses penyelesaian
Kepala Probolinggo, .....,......20 ...
SMP/MTs. Kota Probolinggo Guru Seni Budaya
............................................ ...........................................
NIP. NIP.
185
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
( RPP)
Sekolah : SMP/ MTs Probolinggo Mata pelajaran : Seni Budaya/ Seni Rupa Kelas/Semester : VIII/ 2 Alokasi Waktu : 2X40 Menit
Standar Kompetensi : 10. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 10.2 Mengekspresikan diri melalui karya seni grafis
Indikator : 1. Mampu membuat benda pakai dan atau benda hias dengan teknik sablon
dengan mengambil corak seni rupa nusantara A. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu :
1. Membuat benda pakai dan atau benda hias dengan teknik sablon dengan mengambil corak seni rupa terapan nusantara
B. Materi Ajar : 1. alat dan bahan menyablon 2. langkah-langkah membuat benda hias dengan teknik sablon
C. Metode Pembelajaran : Ceramah, pemberian tugas, observasi
D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Pertemuan 1 1. Kegiatan Pendahuluan
a. cek kehadiran siswa b. Mengkoordinasi siswa untuk melaksanakan kegiatan praktik membuat
karya dengan menggunakan teknik sablon 2. Kegiatan Inti
a. Merancang benda hias yang akan di sablon b. membuat mal untuk master pembuatan sablon
3. Kegiatan Akhir a. Menanyakan kesulitan siswa dalam membuat karya dengan
menggunakan teknik sablon b. Memberikan alternatif pemecahan kesulitan siswa
Pertemuan 2 1. Kegiatan Pendahuluan
a. cek kehadiran siswa b. Mengecek sejauh mana kreatifitas siswa dalam membuat disain yang
akan diterapkan dalam sablon 2. Kegiatan Inti
a. Membuat film sablon b. merealisasikan film kedalam media pilihan siswa dalam sablon c. guru mengadakan penilaian terhadap proses dan produk siswa
3. Kegiatan Akhir a. Menanyakan kesulitan siswa dalam membuat karya dengan
menggunakan teknik sablon b. menelaah kembali hasil karya sablon siswa E. Sumber Belajar a. Seni rupa dan disain, 2004, kesenian, untuk SMP/MTs kelas VIII, tiga
serangkai
186
b. VCD prosedur pembuatan sablon c. Lingkungan sekitar F. Penilaian
1 Teknik : Tes Unjuk kerja 2 Bentuk Instrumen : Uji petik kerja prosedur dan produk 3 Contoh Instrumen :
a. Buatlah sketsa sketsa dengan membuat krya tektil dengan teknik dan corak seni rupa terapan nusantara
b. Buatlah disain batik dengan teknik tutup celup
4 Conto
h lembar penilaian
hasil karya seni rupa No
Nama
Aspek yang dinilia
JML Nilai
1 2 3 4 5 6
Aspek yang dinilai
A. Persiapan
1. Alat dan bahan
2. Acuan
B. Proses
3. desain sablon
4. Pembuata film sablon
5. Proses pewujudan dalam media
Kepala Probolinggo, .....,......20 ...
SMP/MTs. Kota Probolinggo Guru Seni Budaya
............................................ ...........................................
NIP. NIP.
187
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
( RPP)
Sekolah : SMP/ MTs Probolinggo
Mapel : Seni Rupa
Kelas/Semester : VIII/ 2
Alokasi Waktu : 2X40 Menit
Standar Kompetensi :
10. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar :
10.3 Menyiapkan karya seni rupa hasil karya sendiri untuk pameran kelas
atau sekolah
Indikator :
1. Mampu menyiapkan karyanya untuk dipamerkan di pameran kelas
2. Mampu melengkapi karya dengan identitas, keterangan tentang karya
dan perlengkapan pameran seesuai dengan karya yang akan dipamerkan
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu :
1. mempersiapkan pameran
2. Mampu memahami kelengkapan pameran
B. Materi Ajar :
1. Persiapan pameran
2. Peralatan pameran
3. Prosedur pameran
C. Metode Pembelajaran :
Ceramah, pemberian tugas
D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan 1
1. Kegiatan Pendahuluan
a. cek kehadiran siswa
b. memberikan sangkut paut antara proses berkarya yang telah
dilakukan oleh siswa dengan proses belajar pameran yang akan
dilakukan
2. Kegiatan Inti
a. Mempersiapkan karya yang akan dipamerkan dengan cara
membingkai, merapikan karya yang akan dipamerkan
188
b. siswa menyiapkan perlengkapan pameran : identitas karya,
gantungan karya/pedestail, kataloq, buku tamu,
3. Kegiatan Akhir
a. guru mengecek kesiapan siswa dalam proses persiapan pameran
b. Memberikan alternatif pemecahan kesulitan siswa
E. Sumber Belajar
a. Seni rupa dan disain, 2004, kesenian, untuk SMP/MTs kelas VIII, tiga
serangkai
b. VCD pameran
c. Lingkungan sekitar
F. Penilaian
1 Teknik : Tes Unjuk kerja
2 Bentuk Instrumen : Uji petik kerja prosedur
3 Contoh Instrumen :
a. berilah identitas pada karya sesuai dengan identitas karya masing-
masing
4
Conto
h lembar
penilaian
hasil karya
seni rupa No
Nama
Aspek yang dinilia
JML
Nilai 1 2 3 4 5 6
Aspek yang dinilai 1. Bingkai karya 2. Identitas karya 3. Buku tamu 4. gantungan karya 5. finishing karya
Kepala Probolinggo, .....,......20 ...
SMP/MTs. Kota Probolinggo Guru Seni Budaya
............................................ ...........................................
NIP. NIP.
189
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN
( RPP)
Sekolah : SMP/ MTs Probolinggo Mapel : Seni Rupa Kelas/Semester : VIII/ 2 Alokasi Waktu : 2X40 Menit
Standar Kompetensi : 10. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 10.4 Menata karya seni rupa hasil karya sendiri dalam bentuk pameran kelas
atau sekolah Indikator :
1. Mampu melaksanakan pameran kelas atau sekolah A. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu :
1. mempersiapkan pameran 2. Mampu memahami kelengkapan pameran 3. Mampu memahami prosedur pameran dan memiliki pengalaman dalam
mengadakan pameran B. Materi Ajar :
Pameran C. Metode Pembelajaran :
Ceramah, demontrasi, pemberian tugas D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan 1 1. Kegiatan Pendahuluan
a. cek kehadiran siswa b. Meneliti kesiapan siswa dalam pelaksanaan pameran
2. Kegiatan Inti a. merancang lay out tempat pameran b. menata ruang dan karya yang akan dipamerkan c. Melaksanakan pameran d. merapikan tempat seusai pameran
3. Kegiatan Akhir a. guru mengadakan penilaian pameran siswa b. memberikan saran dan masukan terhadap pelaksanaan pameran E. Sumber Belajar a. Seni rupa dan disain, 2004, kesenian, untuk SMP/MTs kelas VIII, tiga
serangkai b. VCD pameran c. Lingkungan sekitar F. Penilaian
1 Teknik : Tes Unjuk kerja 2 Bentuk Instrumen : Uji petik kerja prosedur 3 Contoh Instrumen :
a. pamerkanlah karya dengan melaksanakan pameran kelas 4 Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa
190
No Nama Aspek yang dinilia
JML
Nilai 1 2 3 4 5
Aspek yang dinilai
1. perlengkapan pamean
2. pelaksanaan pameran
3. penyajian pameran
4. kebersamaan dalam pameran
5. pasca pameran
Kepala Probolinggo, .....,......20 ...
SMP/MTs. Kota Probolinggo Guru Seni Budaya
............................................ ...........................................
NIP. NIP.
191
Lampiran 18 Profil SMP Negeri 1 Probolinggo
SMP Negeri 1 Probolinggo
SMP Negeri 1 Probolinggo
192
Halaman yang sekaligus berfungsi sebagai lapangan basket
SMP Negeri 1 Probolinggo
Siswa SMP Negeri 1 Probolinggo bermain di halaman sekolah
193
“Art And Culture Room”, ruangan yang digunakan untuk kepentingan
pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 1 Probolinggo
194
Lampiran 19 Media Pembelajaran yang digunakan oleh Guru Pertama
Gambar/foto Lukisan Karya Guru dengan Media Cat Air
Gambar/foto Lukisan Karya Guru dengan Media Cat Air
195
Lukisan Karya Guru dengan Media Cat Minyak
Gambar Sketsa Karya Guru dalam Materi Gambar Bentuk
196
Gambar Sketsa Karya Guru
(contoh gambar bentuk dengan perspektif benda yang kurang tepat)
Hasil Karya Guru Berupa Glass Painting
197
Gambar Sketsa Karya Guru
Lukisan Karya Guru dengan Media Cat air
198
Lukisan Karya Guru dengan Media Crayon
Lukisan Karya Guru dengan Media Crayon
199
Lukisan dengan Teknik Palet
Media Berupa Patung Kayu
200
Hasil lukisan Marmer Milik Guru
Karya Siswa Terdahulu yang Masih tersimpan di Sekolah
201
Karya Daur Ulang Siswa Terdahulu yang Masih tersimpan di Sekolah
Karya Daur Ulang Siswa Terdahulu yang Masih tersimpan di Sekolah
202
Karya Daur Ulang Siswa Terdahulu yang Masih tersimpan di Sekolah
Karya Daur Ulang Siswa Terdahulu yang Masih tersimpan di Sekolah
203
Karya Siswa Terdahulu yang Masih tersimpan di Sekolah
Siswa Ketika Membuat Sketsa di atas Kain Untuk Dijadikan Batik Tulis
204
Siswa Ketika Mencanting Kain untuk Dijadikan Batik
Siswa Ketika Mencanting Kain untuk Dijadikan Batik
205
Siswa Ketika Mencanting Kain untuk Dijadikan Batik
Siswa Ketika Mencanting Kain untuk Dijadikan Batik
206
Siswa Ketika Menggambar Bentuk dengan Model
Siswa Ketika Menggambar Bentuk dengan Model
207
Siswa Ketika Menggambar Bentuk dengan Model
Siswa Ketika Menggambar Bentuk dengan Model
208
Siswa Ketika Mengadakan Pameran
Siswa Ketika Mengadakan Pameran
209
Blog Milik Guru yang Digunakan dalam Pembelajaran Seni Budaya Bidang
Seni rupa
Halaman Blog tentang Materi Gambar Bentuk
210
Halaman Blog tentang Materi Patung
Halaman Blog tentang Materi Gambar Reklame
211
Halaman Blog tentang Materi Batik
Halaman Blog tentang Materi Seni Rupa
212
Halaman Blog tentang Materi Glass Painting
213
Lampiran 20 Media Pembelajaran yang digunakan oleh Guru Kedua
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
214
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
215
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
216
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
217
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
218
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
219
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
220
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
221
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
222
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
223
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
224
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
225
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
226
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
227
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
228
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
229
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
230
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
231
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
232
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
233
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
234
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui
LCD
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui
LCD
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui
LCD
235
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui
LCD
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui
LCD
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui
LCD
236
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui
LCD
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui
LCD
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui
LCD
237
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui
LCD
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui
LCD
238
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui
LCD
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui
LCD
239
Lampiran 21 Lembar Kartu Bimbingan Skripsi