STUDI KASUS PASIEN STROKE DENGAN RISIKO HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA
SAWAHAN MALANG
Christiana Asih Murwati
Program Studi D-III Keperawatan Program RPL Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Panti Waluya Malang
Email : [email protected]
Pembimbing (1) Ns. Nanik Dwi Astutik, M.Kes Pembimbing (2) Ns. Oda Debora, M.Kep,
ABSTRAK Stroke merupakan penyakit yang menyerang jaringan otak yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah dan oksigen karena adanya sumbatan, penyempitan, atau pecahnya pembuluh darah di dalam otak. Pasien stroke dapat mengalami gejala sisa/kecacatan yang berpengaruh pada kondisi psikologisnya. Desain studi kasus asuhan keperawatan pasien stroke dengan risiko harga diri rendah situasional pada 1 pasien di bulan Agustus 2020. Berdasarkan hasil pengkajian pasien mengalami gangguan bicara dan gangguan fungsi gerak pada ektremitas kanan, sehingga berisiko mengalami harga diri rendah situasional yang di sebabkan oleh perubahan pada citra tubuh sehingga pasien merasa malu dan tidak berguna kerena harus tergantung pada orang lain. Tindakan yang diberikan berupa promosi harga diri. Berdasarkan kriteria hasil yang ditetapkan, intervensi yang dilakukan ini efektif pada pasien, terbukti pada evaluasi hari kedua dan ketiga kondisi pasien membaik sehingga pasien tidak mengalami masalah harga diri rendah atau risiko tidak menjadi aktual. Pada pasien stroke yang kehilangan kemandirian baik sebagian atau total perlu diperhatikan kondisi psikologisnya. Keterlibatan keluarga menjadi faktor pendukung kuat dalam mencegah harga diri rendah.
Kata kunci : Asuhan Keperawatan, Stroke, Risiko harga diri rendah situasional
ABSTRACT
Stroke is a disease that attacks brain tissue caused by reduced blood flow and oxygen due to blockage, constriction or rupture of blood vessels in the brain. Stroke patients may experience sequelae / disability which affects their psychological condition. A case study design of nursing care for stroke patients with a risk of situational low self-esteem in 1 patient in August 2020. Based on the results of the study, the patient experienced speech disorders and movement disorders in the right extremity, so that the risk of experiencing low situational self-esteem caused by changes in image body so that patients feel ashamed and useless because they have to depend on others. Actions given are in the form of promotion of self-esteem. Based on the established outcome criteria, this intervention was effective in the patient, as evidenced by the second and third day evaluations of the patient's condition improving so that the patient did not experience problems with low self-esteem or the risk did not become actual. In
stroke patients who lose independence either partially or completely, psychological conditions need to be considered. Family involvement is a strong contributing factor in preventing low self-esteem.
Keywords: Nursing Care, Stroke, Situational Low Self-Esteem Risk
Pendahuluan
Stroke merupakan penyakit yang
menyerang jaringan otak yang
disebabkan oleh berkurangnya aliran
darah dan oksigen ke dalam otak.
Berkurangnya aliran darah dan
oksigen ini disebabkan karena
adanya sumbatan, penyempitan, atau
pecahnya pembuluh darah di dalam
otak tersebut (Iskandar, 2011).
Menurut data organisasi kesehatan
dunia WHO (2017) stroke adalah
penyebab angka kematian tertinggi
untuk kategori penyakit non infeksi,
stroke juga menjadi peringkat ketiga
penyebab utama kecacatan di
seluruh dunia. Berdasarkan data
Riskesdas (2018) penderita stroke di
Indonesia adalah 10,9 permil,
sedangkan menurut data statistik
tahun 2019 di Jawa Timur jumlah
penderita stroke adalah 14.591
orang, dan menempati posisi ke 9 di
Indonesia..Di kota Malang sesuai
data dari (Ikatan Dokter Indonesia
Malang (2019)) untuk kategori
penyakit non infeksi yang
menyebabkan kematian tertinggi
setelah penyakit jantung adalah
stroke. Menurut data rekam medis
di Rumah Sakit Panti Waluya
Sawahan pada tahun 2019
mendapatkan data, sebanyak 314
orang di rawat karena stroke. Pasien
stroke yang survive dari kematian
dapat mengalami kecacatan yang
berpengaruh pada kondisi psikologis
pasien, karena pasien merasa dirinya
cacat dan kecacatan menyebabkan
dirinya tidak berguna, jelek,
memalukan. Kelemahan fisik
menyebabkan pasien tidak mampu
melakukan kegiatan seperti orang
normal, seperti pemenuhan aktifitas
kehidupan sehari-hari (AKS)
misalnya, berpindah tempat, berjalan,
memakai pakaian, pergi ke toilet,
kegiatan tersebut menjadi sangat
sulit dan tergantung kepada orang
lain, keadaan seperti itulah yang
menyebabkan pasien merasa tingkat
harga diri menurun atau
rendah.(Zarmi,dkk.2017), yang jika
masalah ini tidak mendapatkan
intervensi yang tepat, maka pasien
pasca stroke akan mengalami
gangguan konsep diri, depresi yang
akan memperlama penyembuhan,
perburukan fisik dan urgensinya
adalah ancaman terjadinya percobaan
bunuh diri. Perawat memiliki peran
sangat penting dalam membantu
pasien pasca stroke. Tindakan
perawat adalah membina hubungan
saling percaya, pengkajian menjadi
hal yang penting untuk menentukan
masalah, intervensi dan
implementasi keperawatan secara
tepat. Selain itu peran perawat
adalah sebagai pendidik yang
memberikan edukasi pada pasien dan
keluarga yang mendampingi dan
memberikan dukungan agar
kehidupan pasien pasca stroke lebih
berkualitas untuk diri sendiri maupun
keluarga. Hasil wawancara pada
bulan Oktober 2019, pada salah satu
pasien stroke laki-laki berumur 54
tahun yang dirawat dengan stroke
thrombosis di Unit Stroke Rumah
Sakit Panti Waluya Sawahan Malang.
pasien mengalami sakit kepala berat
pada saat bangun tidur, berbicara
pelo dan wajahnya perot. Saat
dilakukan pengkajian tampak pasien
mengalami keterbatasan fisik dan
gangguan bicara. Pemenuhan
kebutuhan sehari-hari (AKS) pasien
sangat tergantung terhadap keluarga.
Pasien tampak malu dan menolak
berinteraksi dengan perawat.
Berdasarkan fenomena yang penulis
dapatkan maka penulis tertarik untuk
membuat studi kasus dengan judul
Studi Kasus pada Pasien Stroke
dengan Risiko Harga Diri Rendah
Situasional di Rumah Sakit Panti
Waluya Malang.
Metode Penelitian
Desain penelitian yang digunakan
adalah studi kasus asuhan
keperawatan pada pasien yang
mengalami Stroke dengan Risiko
Harga Diri Rendah Situasioanal di
Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan
Malang. Di ruang Maria Paviliun
kamar 40, Rumah Sakit Panti
Waluya Sawahan Malang. Penelitian
berlangsung selama 3 hari pada
tanggal 5 Agustus 2020 sampai
dengan tanggal 7 Agustus 2020.
dengan kriteria penderita : Pasien
dengan diagnosis stroke hemoragik
maupun stroke thrombosis dengan
GCS 4-5-6 yang mengalami
kelemahan fisik dan perubahan
perilaku, menilai diri negatif (misal,
tidak berguna, tidak tertolong),
merasa malu dan bersalah, berbicara
pelan dan lirih, sulit berkonsentrasi,
lesu dan tidak bergairah, rasa
bersalah terhadap diri sendiri,
menyalahkan, mengkritik, mengejek
diri sendiri.
Hasil
Pada Studi Kasus ini diperoleh hasil
sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pasien masuk rumah sakit tanggal 29
Juli 2020/ 21.30 WIB dengan
diagnosa medis Stroke 2nd Attack +
hemiparese dextra. Saat dilakukan
pengkajian a. 05 Agustus 2020/
13.00 WIB pasien mengatakan badan
sebelah kanan lemah, terasa lebih
dingin dari bagian yang lain, sulit
bicara. wajah tidak simetris, pasien
tampak murung, kurang kooperatif,
malu, kontak mata kurang, tampak
pasien melamun dan bengong,
komunikasi terganggu karena pasien
sulit bicara, tangan dan kaki kanan
lemah dan teraba dingin. kekuatan
otot ekstremitas kanan atas 4 dan 4
ekstremitas kanan bawah
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan dari hasil pengkajian
maka dapat ditegakkan diagnosa
keperawatan Risiko harga diri rendah
situasional
3. Intervensi Keperawatan
Pada pasien ini ditetapkan intervensi
keperawatan sebagai berikut Monitor
verbalisasi yang merendahkan diri
sendiri,Monitor tingkat harga diri
setiap waktu, sesuai kebutuhan,
motivasi terlibat dalam verbalisasi
positif untuk diri sendiri, Motivasi
menerima tantangan atau hal baru,
Diskusikan pengalaman yang
meningkatkan harga diri, Diskusikan
persepsi negatif diri, Diskusikan
alasan mengkritik diri atau rasa
bersalah, Diskusikan perubahan
tubuh dan fungsinya, Diskusikan
kondisi stress yang mempengaruhi
citra tubuh, Diskusikan persepsi
pasien dan keluarga tentang
perubahan citra tubuh, Diskusikan
penetapan tujuan realistis untuk
mencapai harga diri yang lebih
tinggi, Diskusikan bersama keluarga
untuk menetapkan harapan dan
batasan yang jelas, Berikan umpan
balik positif atas peningkatan yang di
capai, Fasilitasi lingkungan dan
aktifitas yang meningkatkan harga
diri, Jelaskan pada keluarga
pentingnya dukungan dalam
perkembangan konsep positif diri
pasien, Menganjurkan
mengidentifikasi kekuatan yang di
miliki, Anjurkan mempertahankan
kontak mata saat berkomunikasi
dengan oang lain, Latih pernyataan
kemampuan positif diri, Latih cara
berpikir dan berperilaku positif,
Latih peningkatan tanggung jawab
diri sendiri.
4. Implementasi
Pada pasien ini telah dilakukan
implementasi keperawatan sesuai
dengan intervensi yang telah
direncanakan
5. Evaluasi
Pada hari ke tiga evaluasi
keperawatan didapatkan pasien
tampak lebih segar.dan semangat,
kontak mata baik, pembicaraan lebih
mengarah hal yang positif dan
semangat, pasien tampak tidak
merasa malu untuk berlatih, tampak
keluarga mendampingi pasien dalam
berlatih, pasien bicara dan menjawab
pertanyaan dengan lebih jelas.
Pembahasan
1. Pengkajian
Berdasarkan data dari hasil
pengkajian, pasien mengalami
stroke serangan kedua, pasien
mengalami gangguan bicara/pelo dan
mengalami gangguan pada anggota
gerak tubuh sebelah kanan. Akibat
keadaan tersebut pasien mengalami
keterbatasan fisik tidak bisa
melakukan aktifitas yang
sebelumnya bisa dilakukan mandiri,
hal itu yang menyebabkan pasien
mengalami risiko harga diri rendah
situasional, pasien merasa malu tidak
berdaya, tidak berguna, pasien juga
mengalami perubahan fungsi peran
sebagai ibu rumah tangga dan kurang
terlibat dalam kegiatan sosial.
2. Diagnosa Keperawatan
Pada pasien ini ditegakkan diagnosa
keperawatan risiko harga diri rendah
situasional berhubungan dengan
adanya perubahan pada citra tubuh
di buktikan dengan pasien
mengalami gangguan bicara dan
kelemahan pada tangan dan kaki
kanan, pasien merasa malu, berbicara
pelan dan lirih, kontak mata tidak
fokus, menolak berinteraksi dengan
orang lain
3. Intervensi Keperawatan
Pada pasien ini telah ditetapkan
tujuan intervensi keperawatan dan
kriteria hasil. Intervensi keperawatan
yang diambil sesuai dengan teori
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018).
4. Implementasi
Berdasarkan intervensi yang
direncanakan berjumlah 17,
dilakukan implementasi kepada
pasien dengan pendampingan dan
membina hubungan saling percaya,
saat dilakukan implementasi pada
hari pertama pasien kurang
kooperatif karena terkendala pasien
belum bisa menjawab setiap
pertanyaan karena sulit bicara, pada
hari kedua dan ketiga pasien mulai
mampu berinteraksi dengan
komunikasi yang terbatas, pasien
mampu menjawab pertanyaan,
keluarga juga ikut serta
mendampingi pasien selama
dilakukan implementasi.
5. Evaluasi
Intervensi yang dilakukan terbukti
efektif karena saat dilakukan
evaluasi pada hari ke 3 pasien
tampak segar dan lebih semangat,
kontak mata baik, pembicaraan lebih
mengarah hal yang positif dan
semangat, pasien tampak latihan
duduk di samping tempat tidur di
dampingi perawat, pasien sudah
tidak merasa malu berlatih
Kesimpulan
Pada asuhan keperawatan pada
pasien stroke dengan masalah risiko
harga diri rendah situasional di
Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan
Malang dapat dilaksanakan pada
pasien selama 3 hari, setelah
dilakukan pengkajian sampai dengan
evaluasi, pasien tidak mengalami
harga diri rendah situasional.
DAFTAR PUSTAKA Aliah A, Kuswara F. F, Arifin R. L.
Wusyang G. (2007). Gambaran Umum tentang Gangguan Peredaran Darah Otak. Dalam Harsono (ed). Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta; Gajah Mada Press, pp 81-101
Ariani, April T. (2012). Sistem Neurobehaviour, Jakarta : Salemba Medika
Debora, O.( 2013), Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba Jakarta
Depkes. RI. (2013), Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Riset Kesehatan Dasar, Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Fitria, Nita, (2013), Laporan
Pendahuluan Tentang Masalah Psikososial, Jakarta : Salemba
Junaidi, Iskandar. (2013). Buku
Ilmu Kedokteran Lengkap tentang Neurosains. Banguntapan Jogjakarta : D-MEDIKA
Kusumawati, Farida. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
Lanny, Sustiani. (2013). Buku Ilmu Kedokteran Lengkap Tentang Neurosains. Banguntapan : D-ME.
Misbach, Jusuf. (2011). Stroke : Aspek Diagnosis, patofisiologi, Manajemen. Jakarta : Badan Penerbit FKUI
Pinzon, Rizaldy, dan Asanti,(2010), Awas Stroke ! Pengertian, gejala, tindakan, perawatan, dan Pencegahan, Andi Publisher, Yogyakarta
PPNI (2017), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Edisi 1, Jakarta: DPP
PPNI
PPNI (2017), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2017), Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Riskesdas (2018) Riset Kesehatan Dasar (Penyakit Tidak Menular) Zarmi, (2017), Hubungan Kondisi
Fisik dan Mekanisme Koping Diri Penderita Paska Stroke di Poliklinik Saraf RSUD Raden Mataher Jambi, diakses tanggal 04 September 2018
Tarwoto dan Wartonah, (2015), Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi : 4 Jakarta