i
STRUKTUR POPULASI EFFEKTIF DAN SILANG DALAM(INBREEDING) PER GENERASI AYAM BURAS DI DUSUN
WARINGINCAP DESA WAYAME KECEMATANTELUK AMBON KOTA AMBON
SKRIPSI
Ditulis untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Biologi
Oleh :
Karwati TurkaiNIM : 0130402048
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AMBON2018
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
PERSEMBAHAN
v
ABSTRAK
KARWATI TURKAI NIM. 0130402048. Pembimbing I. N ur Alim Natsir. M.Si.pembimbing II. IR. Aminudin Umasangadji. MP. Struktur populasi Efektif DanLaju Silang Dalam (Inbreeding) Per Generasi Ayam Buras Di Dusun WaringincapDesa Wayame kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon. Program Studi PendidikanBiologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri IAINAmbon 2018.
Populasi merupakan kumpulan individu suatu spesies yang mempunyaipotensi untuk melakukan hubungan secara dinamis antara satu individu ataukumpulan organisme sejenis yang hidup pada daerah tertentu. Pengetahuanmengenai ukuran populasi dan laju penurunan populasi suatu rumpun ternaksangat penting untuk mengklasifikasikan status populasi ternak. Salah satu tahapawal dalam program pelestarian plasma nutfah adalah menentukan status populasiternak. Status populasi dapat ditentukan dengan menghitung jumlah ternakdewasa yang digambarkan dari jumlah betina dewasa dan jumlah populasi efektif.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui Struktur Populasi Efektif DanSilang Dalam (Inbreeding) Per generasi ayam Buras Di Dusun Waringincap DesaWayame Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon. Penelitian ini mengunakanmetode survei variabel yang di amati adalak karakteristik ternak, StrukturPopulasi Efektif Dan Silang Dalam (Inbreeding).
Hasil penelitian menunjukan bahwa populasi ayam buras di Dusunwaringincap adalah 95 ekor. Aktual (Na) adalah sebesar 95 ekor. Populasi Efektif(Ne) adalah 74 ekor. Laju silang (Inbreeding) adalah sebesar 0,37%. Dapatdisimpulkan bahwa tekanan silang dalm per generasi lebih kecil atau samaadengan 1%. Dan dikenalkan 1% dari tinggkat sifat performan pada ternak
Kata kunci : Struktur Ayam, Populasi Aktual, Populasi Efektif, Laju SilangDalam Per Generasi Ayam Buras.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji hanya pantas untuk dihaturkan kepada Allah
SWT , tempat kita berteduh, tempat kita memohon pertolongan dan tempat kita
berserah diri, karena limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah untuk baginda
besar Nabi Allah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para
pengikutnya yang setia hingga yaumil akhir kelak.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar
sarjana pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program
Studi Pendidikan Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon dengan
judul “StrukturPopulasi Efektif Dan Silang Dalam (Inbreeding) Per Generasi
Ayam Buras di Dusun Waringincap DesaWayame Kecamatan Teluk Ambon Kota
Ambon”.
Dalam kesempatan ini penulis tak lupa untuk menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang tak terhingga khususnya kepada,
Ayahanda tercinta (La Udin ) dan Ibundaku tersayang (Wa Ode Une) beserta
pamanku yang tersayang (Amat Ely Turkay) karena perjuangan, do’a, dukungan
serta motivasi yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta kakak dan adik-adikku tersayang
(Karnoto Turkai, Karnita Turkai, Kardianti Turkai, Ambarwati Turkai, Kariono
Turkai dan keluarga besarku). Yang telah memberi bantuan berupa arahan dan
dorongan.
Tak lupa penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak
sekali tantangan dan hambatan yang dihadapi. Namun atas bantuan serta
dukungan moril maupun materil dari berbagai pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Karena itu patutlah penulis menyampaikan terima kasih
dan penghargaan kepada yang terhormat :
vii
1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon Dr.H.HasbullahToisuta,
M.Ag. Dr.H.Mohdar Yanlua, M.H, selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
dan Pengembangan Lembaga. Dr.H.Ismail DP.,M.Pd., selaku Wakil Rektor II
Bidang Administrasi Umum Perencanaan, dan Keuangan. Dr. Abdullah
Latuapo, M.Pd.I., selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Dan
Kerjasama Lembaga.
2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan; Dr.Samad Umarella,M.Pd. Dr.
Patma Sopamena, M.Pd.I M.Pd. selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik dan
Pengembangan Lembaga, Ummu Sa’idah, M.Pd,I, selaku Wakil Dekan II
Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan, Dr. Ridhwan
Latuapo, M.Pd.I., selaku Dekan III Bidang Kemahasiswaan Dan Kerjasama
Lembaga.
3. Janaba Rengiwur, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi.
4. Nur Alim Natsir, M.Si. sebagai pembimbing I dan IR. Aminudin Umasangadji
M. Pd. sebagai pembimbing II yang telah dengan sabar mengarahkan,
membimbing serta memberikan motivasi dan dorongan yang tinggi kepada
penulis dalam proses penyusunan skripsi.
5. Kepala Kasubag Umum dan seluruh Staf BAK Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan telah melayani peneliti dengan baik selama dalam proses
pendidikan.
6. Seluruh Staf dan Dosen IAIN Ambon yang telah membekali peneliti dengan
ilmu pengetahuan selama dalam masa perkuliahan.
viii
7. Bapak Acho Bugis beserta staf Desa Wayame Dusun Waringincap yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
8. Teman-temanku senasib dan seperjuangan Biologi Angkatan 2012/2013, yang
tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu persatu.
9. Teman-teman kelas Biologi B serta teman-teman Jurusan Pendidikan Biologi
se-angkatan 2013 yang telah memberikan dukungan kepada penulis
khususnya (Fandi, khaldun , Nuken, Haliva, Amin, Oda, Memet, Bunda
Cum) dan yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu persatu.
10. Tak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada, Abang Azwar Abdollah
dan Kaka Inrayani Sima Sima Sohilauw, Pasanagn hebat yang selalu
memberikan motifasi dan dukungan dalam segala pengurusan.
Akhirnya,atas segala kekhilafan kepada semua pihak, baik yang disengaja
maupun tidak, penulis memohon ketulusan hati untuk dapat dimaafkan. Semoga
bantuan, bimbingan dan petunjuk yang diberikan oleh berbagai pihak tersebut,
insya Allah memperoleh imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Dengan
demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.Amin, Amin Ya Robbal Alamin.
Ambon, Mei 2018
Penulis
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Ayam Buras Jantan Dewasa .................................................... 9
Gambar 2.2. Ayam Buras Betina Dewasa .................................................... 9
Gambar 2.3. Populasi Ayam Buras Jantan dan Betina Dara ........................ 10
Gambar 2.4. Anak Ayam Buras ................................................................... 10
Gambar 1. Dokumentasi Alat ....................................................................... 44
Gambar 2. Dokumentasi Proses Penelitian .................................................. 45
x
DATAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Alat-alat Yang Digunakan Dalam Penelitian .............................. 21
Tabel 3.2. Bahan-bahan Yang Digunakan Dalam Penelitian........................ 21
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Desa Wayame ................................................ 24
Tabel 4.2. Umur Responden Peternak Ayam Buras di Dusun Waringincap . 24
Tabel 4.3. Tingkat Pendidikan Peternak Ayam Buras di Dusun Waringincap 25
Tabel 4.4. Pekerjaan Pokok Peternak Ayam Buras di Dusun Waringincap . 25
Tabel 4.5. Pekerjaan Pokok dan Sampingan Peternnak Ayam Buras Di
Dusun Waringincap ...................................................................................... 26
Tabel 4.6. Pekerjaan Pokok dan Sampingan Peternak Ayam Buras di Dusun
Di Dusun Waringincap ................................................................................. 26
Tabel 4.7. Tanggungan Peternak Ayam Buras di Dusun Waringincap ...... 26
Tabel 4.8. Awal Usaha Peternak Ayam Di Dusun Waringincap ................. 26
Tabel 4.9. Pengalaman Memelihara Ayam Buras Di Dusun Waringincap .. 26
Tabel 4.10. Jumlah Ternak Yang DImiliki Oleh Peternak Ayam Buras Di
Dusun Waringincap ...................................................................................... 27
Tabel 4.11. Sumber Bibit Peternak Ayam Buras Di Dusun Waringincap ... 27
Tabel 4.12. Tujuan Pemeliharaan Ayam Buras Di Dusun Waringincap ..... 27
Tabel 4.13. Kandang Yang Dimiliki Oleh Peternak Ayam Buras Di
Dusun Waringincap ...................................................................................... 28
Tabel 4.14. Sistim Pemeliharaan Ayam Buras Di Dusun Waringincap ....... 28
Tabel 4.15. Karakteristik Ternak Ayam Buras Di Dusun Waringincap ...... 28
xi
Tabel 4.16. Populasi Dan Persentase Ayam Buras Di Dusun Waringincap 29
Tabel 4.17. Sex Ratio Populasi Ayam Buras Di Dusun Waringincap ......... 29
Tabel 4.18. Ukuran Populasi Aktual (Na) Ayam Buras Di Dusun
Waringincap ................................................................................................. 29
Tabel 4.19. Ukuran Populasi Efektif (Ne) dan Laju Inbreeding Per Generasi
Dari Ayam Buras Di Dusun Waringincap ................................................... 30
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha peternakan merupakan bagian dari gerakan perekonomian
pembangunan keseluruhan yang bertujuan untuk menyediakan pangan hewani
berupa daging, susu, dan telur yang bernilai gizi tinggi, selain itu pembangunan
peternakan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan peternak. Alasan-alasan
tersebut yang mendorong pembangunan sektor peternakan sehingga pada masa
yang akan datang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam
pembangunan perekonomian bangsa.
Kebutuhan sebagian masyarakat kota ambon, terhadap hasil ternak,
menjadi salah satu ladang usaha dengan prospek yang menjanjikan. Hal tersebut
dikarenakan tingginya kebutuhan kota ambon terhadap hasil ternak yang telah
menjadi bahan kebutuhan pokok. Peningkatan konsumsi dan permintaan
masyarakat terhadap produk peternakan yang terus meningkat dari tahun ke tahun
merupakan peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan peternakan
pada umumnya, perusahaan peternakan unggas khususnya.
Usaha peternakan di dusun waringicap telah menjadi sebuah usaha yang
memiliki oleh peternak , khususnya dalam penyediaan ayam untuk memenuhi
kebutuhan dalam kota Ambon. Produk unggas seperti daging ayam dan telur,
harganya lebih murah bila dibangdinkan dengan produk hasil ternak lainnya
1
2
seperti daging sapi, kambing, dan domba sehingga dapat menjangkau lebih luas
masyarakat di kota ambon.
Ayam buras merupakan komoditi yang potensial untuk dikembangkan
dengan menggunakan sumberdaya lokal. Penyebaran ayam buras yang meluas
disebabkan pemeliharaannya relatif mudah karena tidak membutuhkan
persyaratan yang cukup berat, dan sebagai ternak lokal ayam buras telah
beradaptasi pada berbagai lingkungan1.
Bagi pemiliknya, ayam buras merupakan sumber penghasilan atau
tabungan hidup yang sewaktu-waktu dapat dijual untuk keperluan mendesak.
Mengingat populasinya yang cukup tinggi, sehingga secara nasional ayam buras
turut berperan sebagai penyedia protein hewani bagi masyarakat di dusun
Waringencap. terkait dengan hal tersebut pemerintah menempatkan posisi ayam
buras sebagai komoditi utama dalam kebijaksanaan pembangunan peternakan di
kota ambon2.
Ayam buras pada saat ini banyak diternakkan di daerah pedesaaan yang
pada umumnya diternakan secara tradisional oleh peternakan rakyat sebagai usaha
sambilan padahal sesungguhnya jika dipelihara secara serius, ayam buras mampu
memenuhi kebutuhan hidup lebih banyak. Dengan kata lain cocok untuk dijadikan
usaha yang menjanjikan3.
1Sudiroatmojo. M.D.S. 1984. Beternak Ayam Kampung. Badan Penerbit Karya Bani.Jakarta.
2Rasyid, T.G. 2002. Analisis perbandingan keuntungan peternak ayam buras dengan sistempemeliharaan yang berbeda. Bulletin Nutrisi dan Makanan Ternak 3(1).
3Setyo Wibowo, (1996) Petunjuk Beternak Ayam Buras
3
Keunggulan ayam buras yaitu pemeliharaannya sangat mudah karena
tahan pada kondisi lingkungan, pengelolaan yang buruk, tidak memerlukan lahan
yang luas, bisa dilahan sekitar rumah, harga jualnya stabil dan relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan ayam pedaging lain, dan tidak mudah stress terhadap
perlakuan yang kasar dan daya tubuhnya lebih kuat dibandingkan-bandingkan
dengan ayam pedaging lainnya4.
Produksi telur ayam buras pada sistem pemeliharaan ekstensif
menghasilkan telur 47 butir/induk/tahun dengan frekuensi bertelur per tahun
sebanyak 3 kali, pemeliharaan semi intensif produksi telurnya 59 butir/ekor/tahun
dengan frekuensi pertelur per tahun sebanyak 6 kali, sedangkan ayam dipelihara
dengan sistem intensif akan menghasilkan telur 103 butir, ekor/tahun5.
Kelemahan yang dimiliki ayam buras yaitu: sulitnya memperoleh bibit
yang baik produksi telurnya yang relatif rendah dibandingkan ayam ras,
pertumbuhannya relatif lambat sehingga waktu pemeliharaannya lebih lama,
keadaan ini terutama disebabkan oleh rendahnya potensi genetik. Pengelolaan
ayam buras secara efektif dapat ditempuh dengan tiga tahap produksi, yaitu
menghasilkan telur tetas, DOC (Day Old Chycken) atau bibit ayam umur sehari,
dan pembesaran ayam siap konsumsi. Masing-masing tahap itu dapat dikelolah
sebagai usaha tersendiri. Misalnya penghasil telur tetas saja. Pilihan lain peternak
bisa memilih menghasilkan DOC atau sebagai pembesar ayam siap potong. Bisa
juga mengelola seluruh usaha peternakan ayam buras secara terpadu. Menurut
4Nuroso. 2010. Ayam Kampung Pedaging Hari Per Hari. Penebar Swadaya. Jakarta.5Pramuyati. 2009. Petunjuk Teknis Beternak Ayam Buras. JT2 merang reed pilot project
bekerja sama dengan balai pengkajian teknologi pertanian Sumatera selatan. Sumatera Selatan.
4
program Intab ayam buras dapat dipelihara secara ekstensif sederhana, semi
intensif, dan intensif6.
Populasi merupakan kumpulan individu suatu spesies yang mempunyai
potensi untuk melakukan hubungan secara dinamis antara satu individu atau
kumpulan organisme sejenis yang hidup pada daerah tertentu7.
Pengetahuan mengenai ukuran populasi dan laju penurunan populasi suatu
rumpun ternak sangat penting untuk mengklasifikasikan status populasi ternak.
Salah satu tahap awal dalam program pelestarian plasma nutfah adalah
menentukan status populasi ternak. Status populasi dapat ditentukan dengan
menghitung jumlah ternak dewasa yang digambarkan dari jumlah betina dewasa
dan jumlah populasi efektif8.
Populasi aktual adalah jumlah ternak jantan dan betina dewasa yang
digunakan untuk proses perkawinan yang akan menghasilkan bibit. Ukuran
populasi efektif (Ne) berkaitan dengan variabilitas genetik yang diperlukan untuk
menduga koefisien inbreeding silang dalam adalah perkawinan antara dua
individu yang masih mempunyai hubungan keluarga. Dua individu dikatakan
masih mempunyai kaitan kekeluargaan, bila kedua individu tadi mempunyai satu
atau lebih moyang bersama (common ancertor), 6 sampai 8 generasi ke atas. Anak
dari hasil perkawinan silang dalam disebut individu yang tersilang dalam.
Inbreeding adalah sistem perkawinan sedarah. Hal ini termasuk pejantan dengan
anak betina, anak ke induk, dan saudara saudara. Konsekuensi genetik utama
6Suharyanto. 2007. Panen Ayam Kampung Dalam 7 Minggu Bebas Flu Burung. PenebarSwadaya. Jakarta.
7Warwick.Dkk. 1990. Pemuliaan Ternak. Gadja Mada University Press.Yogyakarta.8Subandriyo. 2004. Pengelolaan Data Plasma Nutfah Ternak. Buletin Plasma Nutfah 10 (2):
90-100.
5
perkawinan sedarah adalah untuk meningkatkan frekuensi pasangan gen serupa.
Sistem inbreeding disarankan hanya untuk menstabilkan sifat-sifat unggul dalam
suatu bangsa9.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian
tentang strutur populasi efektif dan silang (inbreeding) per generasi ayam buras
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis dapat melakukan
penelitian tentang “Ukuran Struktur Populasi Efektif dan Laju Silang Dalam
(Inbreeding) Per Generasi ayam buras Di dusun Waringincap Desa Rumah Tiga
Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon yaitu:
1. Bagaimana ukuran Struktur Populasi Efektif Laju Silang Dalam (Inbreeding)
Per Generasi Ayam Di Dusun Waringincap Desa Wayame Kecamatan Teluk
Ambon Kota Ambon?
2. Bagaimana Struktur Populasi Efektif Laju Silang Dalam (Inbreeding) Per
Generasi Ayam Di Dusun Waringincap Desa Wayame Kecamatan Teluk
Ambon Kota Ambon?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Mengetahui struktur populasi, ukuran populasi efektif dan ukuran populasi
aktual ternak ayam buras di dusun Waringincap Desa Wayame Kecamatan
Teluk Ambon Kota Ambon.
9 Ibid. hlm 4-9
6
2) Mengetahui laju silang dalam (inbreeding) per generasi ayam buras di Dusun
Waringincap Desa Wayame Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan masukan untuk instansi Institut IAIN mengenai kondisi
pertenakan ayam buras di dusun Waringincap Desa Wayame Kecamatan Teluk
Ambon Kota Ambon.
2. Bagi peternak ayam buras agar memperhatikan perkawinan ternak ayamnya
sehingga tidak terjadi silang dalam yang berakibat negatif kesehatan ternak
ayamnya.
3. Sebagai bahan referensi untuk jurusan tarbiyah khususnya program studi
biologi tentang pada mata kuia genetika.
E. Penjelasan istilah
1. Populasi yaitu: kumpulan organisme sejenis yang hidup pada Daerah
tertentu10.
2. Struktur populas yaitu; pertumbuhan terbesar secara tidak merata tidak
mempunyai jarak yang sama di sebabkan perbedaan kondisi lingkungan,
sumber daya, pertumbuhan tetangga, dan gangguan yang mempengaruhi
pertumbuhan11.
10Warwick.dkk 1990. Pemuliaan Ternak. Gadja Mada University Press.Yogyakarta.11Syamsurizal. 2002. Pengantar ekologi pertumbuhan. Padang; universitas negeri padang.
7
3. Silang dalam adalah perkawinan antara dua individu yang masih mempunyai
hubungan keluarga12.
4. Inbreeding adalah sistem perkawinan sedarah. Hal ini termasuk pejantan
dengan anak betina, anak ke induk, dan saudarah saudarahnya13.
5. Per genetik yaitu: perkawinan sedarah untuk meningkatkan frekuensi pasangan
gen serupa14.
12Subandriyo. 2004. Pengelolaan Data Plasma Nutfah Ternak. Buletin Plasma Nutfah 10(2): 90-100.
13 Ibid. hlm. 90-11514 Ibid. hlm. 90-120
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan
tipe kuantitatif dengan pendekatan eksperimen lapangan (survei) yang bertujuan
memberikan pengetahuan tentang ukuran struktur populasi efektif dan laju silang
dalam (inbreeding), pergenerasi ayam buras.
B. Waktu Dan Tempat Peneltian
1. Waktu peneitian ini dilaksanakan pada Tanggal 24 Oktober s/d 24 November
2018.
2. Tempat penelitiaan ini dilakukan di Dusun Waringincap Desa Wayame
Kecamatan Teluk AmbonKota Ambon.
C. Objek Penelitian
Ayam buras yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersumber dari
pertenak di dusun Waringincap desa Wayame Kecamatan Teluk Ambon Kota
Ambon sebanyak 7 peternak.?
D. Populasi Dan Sampel
a. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pertenak ayam buras di
Dusun Waringingcap, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon.
23
24
b. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ayam buras di Dusun
Waringincap, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon.
E. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas (x)
Variabel bebas yang di gunakan dalam penelitian ini adalah berat badan
ayam buras dewasa dan perbandingan kelamin ayam buras.
b. Variabel terikat (y)
Variabel terikat dalan penelitian ini adalah ukuran struktur populasi efektif
dan laju silang dalam (inbreeding) per generasi ayam buras.
F. Alat Dan Bahan
1. Alat
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.1. Alat-Alat Yang Di Gunakan Dalam Penelitian
No Alat Fungsi
1 Timbangan duduk Untuk menimbang berat badan ayam dewasa
2 Alat tulis-menulis Untuk mencatat data penelitian
3 Kamera Untuk pengambilan gambar saat penelitian
2. Bahan
Tabel 3.2. Bahan-Bahan Yang Digunakan Dalam Penelitian
No Bahan Fungsi
1 7 peternak Ayam buras Sebagai agen coba/ sampel
2 Sarung tanganSebagai bahan untuk melindungi tangan dari kotoranayam
3 MaskerUntuk melindungi peneliti dari debu dan baukotoranayam
25
G. Prosedur Kerja
a. Survei Terhadap Peternak Ayam Buras
Untuk mengetahui jumlah pertenak ayam buras di dusun Waringingcap,
Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon maka dilakukan survei lapangan dengan
cara memperoleh informasi dari masyarakat terutama yang bersumber dari kepala
dusun dan ketua kelompok peternak.
b. Identifikasi Terhadap Peternak Ayam Buras
Identifikasi terhadap peternak ayam buras dilakukan melalui wawancara
terhadap peternak respoden yang memiliki poulasi ayam buras untuk mengetahui
dan menentukan respoden serta kondisi ternaknya menyangkut : jumlah ternak,
kondisikan dengan cara beternak, yang diambil untuk sampel dipilih secara
purposive sampling sebanyak 7 peternak ayam buras yang memiliki pengalaman
beternak lebih dari 2 tahun dan mempunyai ternak ayam buras lebih dari 20 ekor.
c. Wawancara Terhadap Respoden Peternak Ayam Buras
Wawancara terhadap respoden peternak ayam buras dilakukan sesuai
daftar wawancara sebagaimana terlampir (daftar wawancara).
d. Penimbanggan Sampel Ayam Buras
Penimbanggan terhadap sampel ayam buras di awali dengan cara
menangkap setiap ekor ayam buras dewasa baik jantan maupun betina masing-
masing 10 ekor, kemudian lehernya di lipat dan kepalanya di masukkan kedalam
sayap selanjutnya ditimbang. Langkah selanjutnya dilakukan perhitungan rata-rata
dari jumlah berat badan ayam untuk di ketahui apakah terjadi persilangan dalam
26
(Inbreeding) ataukah tidak. Jika berat badan ayam jantan melebihi 5 kg per ekor
maka dikatakan terjadi silang luar. Namun jika berat badannya kurang dari 5 kg
per ekor maka dikatakan terjadi silang dalam (Inbreeding). Sedangkan jika berat
badan ayam betina melebihi 2 kg per ekor maka dikatakan silang luar. Namun jika
berat badannya kurang dari 2 kg per ekor maka dikatakan terjadi silang dalam
(Inbreeding).
e. Mengetahui Perbandingan Kelamin Ayam Buras
Untuk mengetahui perbandingan kelamin (sex ratio) maka diamati seluruh
sampel ayam yakni anak ayam (usia 1-8 minggu), ayam dara (usia 8-20 minggu),
ayam dewasa (usia lebih dari 20 minggu).
H. Analisi Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, baik kuantitatif maupun
kualitatif. Untuk mengetahui jumlah populasi aktual dihitung dengan jumlah ayam
jantan dewasa dengan ayam betina dewasa.
Na = Nm + Nf
Untuk mengetahui Jumlah populasi efektif dihitung menurut Hamilton (2009),
yaitu:
Ne =( )
Laju inbreeding per generasi dihitung menurut Hamilton (2009):
ΔF =
Dimana :
Nm= Jumlah jantan dewasa (number of breed male).
Nf = Jumlah betina dewasa (number of breed female).
Na = Jumlah populasi aktual.
Ne = Jumlah populasi efektif.
∆F = Laju inbreeding pergenerasi.
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan:
1. Ukuran struktur populasi efektif per generasi ayam buras di dusun Waringincap
Desa Wayame kecamatan Teluk Ambon kota Ambon yakni : Ne =
( )nilai yang di dapat oleh Ne = Jumlah populasi efektif : 8, 7, 6, 9, 17,
17, 10 = 74 ekor.
2. Laju silang dalam (inbreeding) per generasi ayam buras di dusun Waringincap
Desa Wayame kecamatan Teluk Ambon kota Ambon yakni : ΔF = = Laju
inbreeding pergenerasi : 0,06. 0,07. 0,08. 0,05. 0,03. 0,03. 0,05 = 0,37% sangat
rendah.
B. Saran
Bedasarkan hasil penelitian maka di sarankan :
1. Kepada peternak untuk meningkatkan jumlah populasi ayam buras di dusun
Waringincap dalam rangkah mempertahankan keberadaan ayam buras di dusun
Waringincap.
2. Pada pemerintah kota, dinas peternakan agar dapat memberikan penyuluhan,
serta, bantuan kepada masyarakat berupa :
a. Modal
b. Pelatihan
c. Bibit
49
50
d. Kesahatan.
3. Pemerintah perlumelakukan bimbingan mengingat :
1. Tingkat pengetahuan peternak rendah
2. Bibit di beli
3. Bantuan pemerintah tidak ada
Pelatihan seluruh peternak
51
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, 1999. Perspektif pengembangan ayam buras di Indonesia (Tinjauan dariaspek konsumsi daging ayam). Hlm. 700-705. Prosiding Seminar NasionalPeternakan dan Veteriner. Bogor, 1-2 Desember 1998. Pusat Penelitiandan Pengembangan Peternakan, Bogor.
Gunawan, 2002. Evaluasi Model Pengembangan Usaha Ternak Ayam Buras danUpaya Perbaikannya. Disertai. Program Pascasarjana Institut Pertanianbogor.
Gunawan dan M.M.S. Sunandri, 2003. Pengaruh penggunaan probiotik dalamransum terhadap produktivitas ayam. Wartazoa 13(3): 92-98.
Hardjosubroto, W. dan S.P. Atmodjo, 1977.Performans dari ayam kampung danayam Kedu. Makalah pada Seminar Pertama tentangIlmu dan IndustriPerunggasan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan,Bogor.
Iskandar, S., D. Zainuddin, S. Sastrodihardjo,T. Sartika, P. Setiadi, dan T, Susanti1998. Respons pertumbuhan ayam kampung dan ayam persilangan pelungterhadap ransum berbeda kandungan protein. Jurnal Ilmu Ternak danVeteriner 3(1): 8-14.
Mardiningsih, D., T.M. Rahayuning, W. Roesali, dan D.J. Sriyanto. 2004. Tingkatproduktivitas dan faktor-faktor yang mempengaruhi tenaga kerja wanitapada peternakan lokal intensif di Kecamatan Ampal Gading, KabupatenPemalang, Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional Teknologi.
Peternakan dan Veteriner 2004, Bogor, 4-5 Agustus 2004. Pusat Penelitian danPengembangan Peternakan. Bogor.
Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Muryanto, W. Dirdjopranoto, Subiharta, dan D.M. Juwono. 1994a. Rakitan Hasil-hasil penelitian ayam buras di Sub Balai Penelitian Ternak Klepu. Usahaternak skala kecil sebagai basis industry peternakan di daerah padatpenduduk. Hlm. 98-114. Prosiding Pertemuan Nasional Pengolahan danKomunikasi Hasil-Hasil Penelitian. Semarang, 8-9 Februari 1994. SubBalai Penelitian Ternak Klepu, Semarang.
51
52
Murtidjo, B.A., 1994. Mengelola Ayam Kampung. Kanisius, Yogyakarta.
Nuroso. 2010. Ayam Kampung Pedaging Hari Per Hari. PenebarSwadaya. Jakarta.
Pramuyati. 2009. Petunjuk Teknis Beternak Ayam Buras. JT2 merang reed pilotproject bekerja sama dengan balai pengkajian teknologi pertanianSumatera selatan. Sumatera Selatan.
Rasyid, T.G. 2002. Analisis perbandingan keuntungan peternak ayam burasdengan system pemeliharaan yang berbeda. Bulletin Nutrisi dan MakananTernak 3(1).
Sarwono. 2003. Beternak Ayam Buras. Penebar Swadaya. Jakarta.Setyo Wibowo,(1996) Petunjuk Beternak Ayam Buras.
Sewall Wright, 1931 dan 1938. Ukuran Populasi efektif.Siregar, A. P dan M. Sabrani. 1971. Teknik Modern Beternak Ayam CV
Yasaguna. Jakarta.
Siregar, A. P dan Sabrani M. 1972. Buku Pedoman Random Sampel Test. LPPBogor, Dirjen Peternakan Departemen Pertanian.
Subandriyo. 2003. Konservasi sumberdaya genetic ternak, pertimbangan, criteria,metoda dan strategi. Artikel pada situs http://www.j.konsv.com. Diakses15 juli 2012.
Sudiroatmojo. M.D.S. 1984. Beternak Ayam Kampung. Badan Penerbit KaryaBani. Jakarta.
Suharyanto. 2007. Panen Ayam Kampung Dalam 7 Minggu Bebas Flu Burung.Penebar Swadaya. Jakarta.
Warwick, E.J, J. Maria Astuti dan W. Hardjosubroto. 1990. Pemuliaan Ternak.Gadja Mada University Press.Yogyakarta.
Syamsurizal. 2000. Pengantar Ekologi tumbuhan. Padang; universitas negeripadang.
53
Zakaria, S. 2004a. Pengaruh luas kandang terhadap produksi dan kualitas telurayam buras yang dipelihara dengan system litter. Bulletin Nutrisi danMakanan Ternak 5(1); 1-11.
Zakaria, S. 2004b. Performans ayam buras fase dara yang dipelihara secaraintensif dan semiintensif dengan tingkat kepadatan kandang yang berbeda.Bulletin Nutrisi dan Makanan Ternak 5(1): 41-45.
Zulfaeni Suardy “Analisis pendapatan peternak ayam buras yang dipelihara secaraintensif” (skripsi S1 fakultas peternakan Universitas hasanuddin makassar,2003). Hlm 8-12.
Citra, 2010. Pengaruh skala usaha terhadap pendapatanpeternak ayam buraspetelur di Kecamatan maritingae kabupaten sidrp. Fakultasa peternak.Universitas Hasanudin makassar.
Sari, A.I. 2014. Analisis keuntungqan peternak ayam buras petelur di KecamatanMattiro Bulu Kabupaten Pinrang. Fakultas Peternak HasanuddinMakassar.
Afifash, N.Y. 2014. Analisis faktor-faktot yang memp[engaruhi keputusan tenagakerja untuk tetap bekerja di sektor pertanian (studi kasus kecematanpujon), Fakultas Ekonomi Dan bisnis, universitas Brawijaya Malang.
Sapuri, A. 2006. Evaluasi program intensifikasi penangkaran bibit ternak ayamburas di kabupaten pendenglang. Skripsi. Fakultas peternak institutepertanian bogor.
Iskandar, i. Dan arafa. I. 2007. Analisis program pengembangan usaha sapipotong di kabupaten lima puluh kota, sumatera barat (studi kasus programbantuan pinjaman langsung masyarakat). Skripsi fakultas peternakUniversitas Andalas Pandang.
Pramuyati, 2009. Petunjuk teknis beternak ayam buras. JT2 merang reed pilotproject bekerja sama dengan balai pengkajian teknologi pertanian sumateraselatan. Oleh R Maihamdi 2016. Repositiry UIN.-suksa.ac.id.
Margawati, E.T. 1989. Efesiensi pengunaan ransum oleh ayam kampung jantandan betina pada periode pertumbuhan. Prosiding seminar nmasionaltentang Unggas lokal. 28 sep. Fakultas peternak UNIDP. Semarang. Hal.127-132.
54
Subandriyo. 2003. Konserfasi sumberdaya genetikl ternak . pertimbangan,kriteria. Metode dan strategi. Artikel pada situs http://www.j.konsv.com,di akses 12 feb 2018.
Suryana dan E.S. Rohaeni. 2006. Upaya perbaikan sistem usaha tani ayam burasdengan teknologi inseminasi buatan di lahan kering (Desa Rumintin,Kabupaten Tapin, Kalimatan Selatan). Hlm. 65-70. Prosiding seminarnasional lahan kering. BPTP kalimatan selatan bekerja sama denmganbalai besar pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian bogor.
Waluyo, S.P. 1988. Pengaruh sex rasio pada produktifitas dan sifat meggeramayam kedu. Proc. Seminar nasional peternak dan forum peternak unggasdan aneka ternak II. Balai penelityian ternak. Pusat penelitian danpengembangan peternakan ciawi bogor.
Woodrak. 1973. Japanesa Quuali husbandry In laboratori (coturnik-coturnikjaponika). Depertemen of afian Scis Universitas of California. Davis CA95616.
Subadriyo sumber daya genetik ternak, pertimbangan kriteria, metode danstrategi. Artikel pada situs http://www.j.konsv.com.diakses 12 febuari2018.
Falconer, D.S. and T.F.C Mackey. 1996. Introducation Io Quantitayive genetik.4Th ed. Longman Group ltd, England.
Salamena, J..F.R.R. Noor, C. Sumatri, dan I. Inounu. 2007. Hubungan genetikukuran populasi efektif dan laju silang dalam per generasi populasi dombadi pulau Kisar. Artikel pada situs http://www.j.indon. Trop.Anim.agric.com. diakses 19 febuari 2018.
Lampiran DATA PRIMER
RESPONDEN : PETERNAK AYAM BURAS
KUISIONER PENELITIAN
UKURAN POPULASI EFEKTIF DAN LAJU SILANG DALAM (INBREEDING)AYAM BURAS LOKAL DI DUSUN WARINGINCAP KECAMATAN TELUK
AMBON.
I. IDENTITAS RESPONDEN/PETERNAK1. Kecamatan : Teluk Ambon2. Dusun : Waringincap3. No Responden :4. Nama Responden :5. Umur Responden : ........ Tahun6. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
7. Pendidikan Formal
8. Pendidikan Non Formal
Pendidikan Formal Jumlah Tahun
Pelatihan
Penyuluhan
Lainnya
Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan
SD (tidak tamat) SMA/Sederajat (tidak tamat)
SD (tamat) SMA/Sederajat (tamat)
SMP/Sederajat(tidak tamat) Diploma
SMP/Sederajat (tamat) S1/S2
9. Pekerjaan pokok dan sampingan :Pekerjaan Pokok
()Sampingan
()PetaniPeternakNelayanBuruh TaniBuruh KasarTukangPedagangPekerja LepasPNS/TNI/PolriPensiunanKaryawan SwastaWiraswasta
10. Jumlah Anggota Keluarga dan Tabungan Keluarga
UmurJumlah AnggotaKeluarga (orang)
Jumlah Tanggungan Keluarga(orang)
Anak (< 15 tahun)
Dewasa laki-lakiDewasa Perempuan
II. KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN USAHA PETERNAKAN AYAMBURAS
1. Awal Usaha : Tahun :...........2. Pengalaman Memelihara ayam buras :........ Tahun3. Jumlah Ternak Yang Dimiliki
Saat ini
Jantan (ekor)Betina (ekor)
4. Sumber Bibit AwalSumber Bibit Sumber Bibibt
BeliBantuan Pemerintah
WarisanBantuan Lainnya..........*)
PemberianLainnya.........................*)
Keterangan:*) diisi sumbernya
5. Tujuan Memelihara Ayam BurasTujuan
Tujuan
Tabungan Status Sosial
Sampingan Hobby
Manambah PendapatanLainnya
Keterangan : Apabila Tujuan Lebih Dari Satu Maka Diurutkan BerdasarkanPrioritas
6. Kandang :a. Kepemilikan kandang : a. Miliki b. Tidak Miliki
b. Jumlah Kandang : ......... Unit Luas kandang : ...... m x ....... m
c. Fungsi kandang : a. Melindungi Ternak Waktu Malam
b. Hanya bagi ternak yang beranak/anak/sakit
c. Melindungi ternak sepanjang hari
d. Lainnya ................
d. Sistem Pemeliharaan : a. Intensif
b. Semi intensif
c. Ekstensif
e. Alasan ternak
Dikandangkan:...............................................................................
III. TREN PERKEMBANGAN POPULASI ( 1 Tahun terakhir )
1. Tren Perkembangan Populasi Ternak Ayam
Keterangan : Starter = < 2 8 minggu, grower = 16-22 minggu , dewasar = > 16minggu
2. Pembelian Bibit ( 1 tahun Terakhir )Jumlah ternak yang dibeli peternakuntuk bibit
Jantan (ekor) Betina (ekor)
Anak
Dara
Dewasa
KategoriJantan Betina
Dara Dewasa Dara DewasaJumlah Awal
Jumlah Saat Sekarang
Jumlah Yang Dikonsumsi
Jumlah yang mati
Jumlah yang di jual
78
GAMBAR DOKUMENTASI ALAT
Lampiran I
Foto 1. Alat : Timbangan Foto 2. Alat : Sarung Tanggan
Foto 3. Alat : Buku Tulis Foto 4. Alat : Alat Tulis
Foto 5. Alat : Masker Foto 6. Alat : Camera
79
GAMBAR DOKUMENTASI PROSES PENELITIAN
Lampiran II
Foto 1 : Lokasi Penelitian Foto 2 : Kandang Ayam Dewasa
Foto 3 : Kandang Ayam Dara Foto 4 : Proses PenimbanganAyam Dara
Foto 5 : Proses PenimbanganAyam Betina
Foto 6 : Proses Penimbangan AyamJantan Dewasa