-
Berita Resmi Statistik No. 66/12/32/Th.XVI, 23 Desember 2014 1
No. 66/12/32/Th.XVI, 23 Desember 2014
STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014
TOTAL BIAYA PER MUSIM TANAM UNTUK SATU HEKTAR LUAS PANEN PADI SAWAH PADA TAHUN 2014 SEBESAR Rp 14,37 JUTA
1. PENDAHULUAN
Swasembada pangan merupakan agenda besar di sektor pertanian yang harus diwujudkan
pemerintah dalam tiga tahun mendatang. Agenda besar tersebut merupakan manivestasi dari visi ketujuh
pemerintah Jokowi-JK yang tertuang dalam Nawa Cita, yakni mewujudkan kemandirian ekonomi
nasional dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, salah satunya, sektor pertanian
melalui upaya membangun dan mewujudkan kedaulatan pangan. Di antara komoditas pangan yang
dicakup dalam agenda swasembada pangan yang telah dicanangkan pemerintah adalah komoditas
tanaman pangan (padi dan palawija), khususnya beras (padi), jagung, dan kedelai.
BADAN PUSAT STATISTIK
A. PADI
Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi sawah sebesar Rp 14,37 juta.
Komponen biaya produksi usaha tanaman padi sawah yang paling besar adalah pengeluaran untuk
upah pekerja dan jasa pertanian, yang mencapai 47,57 persen dari total biaya atau sebesar Rp 6,84
juta.
Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi ladang sebesar Rp 9,72 juta.
Komponen biaya produksi usaha tanaman padi ladang yang paling besar adalah pengeluaran untuk
upah pekerja dan jasa pertanian, yang mencapai 63,30 persen dari total biaya atau sebesar Rp 6,15
juta.
B. JAGUNG
Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen jagung sebesar Rp 9,17 juta. Komponen
biaya produksi usaha tanaman jagung yang paling besar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan
jasa pertanian, yang mencapai 53,90 persen dari total biaya atau sebesar Rp 4,94 juta.
C. KEDELAI
Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen kedelai sebesar Rp 7,23 juta. Komponen
biaya produksi usaha tanaman kedelai yang paling besar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan
jasa pertanian yang mencapai 54,59 persen dari total biaya atau sebesar Rp 3,95 juta.
BPS PROVINSI JAWA BARAT
-
Berita Resmi Statistik No. 66/12/32/Th.XVI, 23 Desember 2014 2
Upaya mewujudkan swasembada beras (padi), jagung, dan kedelai tentu saja membutuhkan
dukungan data yang akurat dan terkini sebagai pijakan perencanaan dan formulasi kebijakan. Dalam hal
ini, salah satu jenis data yang dibutuhkan adalah informasi mengenai biaya produksi dan struktur ongkos
usaha tani. Informasi tersebut sangat penting dalam mendukung pengambilan kebijakan pembangunan
pertanian, khususnya kebijakan yang berhubungan dengan upaya peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan petani tanaman pangan, seperti penentuan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk padi,
harga pembelian petani kedelai (HBP), dan penentuan harga input usaha pertanian.
Berita Resmi Statistik (BRS) ini menyajikan hasil Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi
(SPD 2014) dan Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija (SPW 2014), khususnya informasi
mengenai struktur ongkos usaha tani komoditas padi sawah, padi ladang, jagung, dan kedelai. Khusus
untuk komoditas padi sawah dan padi ladang, informasi struktur ongkos juga disajikan secara terpisah
antara musim hujan dan musim kemarau.
2. JENIS LAHAN PERTANIAN DAN PENGGUNAAN PUPUK
Jenis lahan pertanian yang dikelola rumah tangga dan penggunaan pupuk dalam kegiatan budidaya
tanaman pangan sangat memengaruhi produktivitas usaha tani. Hasil SPD dan SPW 2014
memperlihatkan bahwa sebagian besar (56,57 persen) rumah tangga usaha tanaman pangan
mengusahakan padi sawah di lahan sawah non irigasi. Sementara untuk komoditas jagung sebagian besar
93,93 persen mengusahakan di lahan bukan sawah, sedangkan untuk komoditas kedelai, sebagian besar
rumah tangga mengusahakan tanamannya di lahan sawah.
Gambar 1 Persentase Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi, Jagung, dan Kedelai
Menurut Jenis Lahan Pertanian yang dikelola Rumah Tangga, 2014
Data yang disajikan pada Gambar 2 menunjukan bahwa sebagian besar rumah tangga
menggunakan pupuk dalam membudidayakan tanaman padi, jagung, dan kedelai. Persentase rumah
Lahan Sawah 6,07%
Lahan Sawah 77,88%
Sawah irigasi 43,43%
Sawah Non Irigasi 56,57%
Lahan Bukan Sawah 93,93%
Lahan Bukan Sawah 22,12%
000%
010%
020%
030%
040%
050%
060%
070%
080%
090%
100%
Padi Sawah Jagung Kedelai
Sawah Sawah Irigasi Sawah Non-Irigasi Lahan Bukan Sawah
-
Berita Resmi Statistik No. 66/12/32/Th.XVI, 23 Desember 2014 3
tangga yang menggunakan pupuk untuk budidaya padi sawah, padi ladang, jagung, dan kedelai masing-
masing sebesar 99,98 persen, 99,92 persen,99,43 persen, dan 60,35 persen.
Gambar 2 Persentase Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi,
Jagung, dan Kedelai Menurut Penggunaan Pupuk, 2014
3. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI
Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi sawah sebesar Rp14,37 juta.
Komponen biaya produksi usaha tanaman padi sawah yang terbesar adalah upah pekerja dan jasa
pertanian, yakni mencapai 47,57 persen dari total biaya atau sebesar 6,84 juta rupiah. Selain itu, biaya
produksi lain yang juga relatif besar adalah pengeluaran untuk sewa lahan dan pupuk yakni masing-
masing sebesar 29,40 persen (Rp 3,02 juta) dan 12,92 persen (Rp. 1,86 juta)
Gambar 3
Struktur Ongkos Usaha Tanaman Padi Sawah per Hektar, 2014
Bibit/benih; 2,34%
Pupuk; 12,92%
Pestisida; 1,80%
Upah Pekerja dan Jasa Pertanian;
47,57%
Sewa Lahan; 29,40%
Sewa Alat/Sarana; 2,83%
Lainnya; 2,82%
BBM; 0,35%
Total Biaya: Rp 14,37 juta
-
Berita Resmi Statistik No. 66/12/32/Th.XVI, 23 Desember 2014 4
Jika dilihat menurut musim, biaya produksi padi sawah di musim hujan lebih tinggi bila
dibandingkan dengan biaya produksi padi sawah di musim kemarau. Total biaya per musim tanam untuk
satu hektar padi sawah di musim hujan sebesar Rp 14,71 juta, sementara total biaya di musim kemarau
sebesar Rp 14,01 juta. Biaya produksi usaha tanaman padi sawah yang memiliki perbedaan mencolok
antara musim kemarau dan musim hujan adalah pengeluaran untuk pupuk. Pada musim hujan, biaya
pengeluaran pupuk untuk satu hektar padi sawah sebesar Rp 2,32 juta per musim tanam, sementara pada
musim kemarau biaya pupuk untuk satu hektar padi sawah mencapai Rp 1,35 juta per musim tanam
(Tabel 1).
Tabel 1
Nilai Produksi dan Biaya per Musim Tanam per Hektar Usaha Tanaman Padi Sawah Menurut Musim (000 rupiah), 2014
Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi ladang sebesar Rp 9,72 juta.
Komponen biaya produksi usaha tani padi ladang yang terbesar adalah pengeluaran untuk upah pekerja
dan jasa pertanian, yakni mencakup 63,30 persen dari total biaya atau sebesar Rp 6,15 juta. Selain itu,
biaya produksi lain yang juga relatif besar adalah pengeluaraan untuk sewa lahan dan pupuk, yakni
masing-masing sebesar 16,16 persen (Rp1,57 juta) dan 10,93 persen (Rp 1,06 juta).
Uraian
Musim Hujan
Musim Kemarau
Nilai % biaya
Nilai % biaya
(1) (2) (3) (4) (5)
Nilai Produksi
17.715,70 - 18.466,54 -
Biaya Produksi
14.709,80 100,00 14.012,61 100,00
1. Bibit/Benih 359,40 2,44 310,54 2,22
2. Pupuk 2.323,54 15,80 1.350,44 9,64
3. Pestisida 262,95 1,79 254,88 1,82
4. Upah Pekerja dan Jasa Pertanian 6.754,48 45,92 6.927,66 49,44
5. Sewa Lahan 4.167,76 28,34 4.289,87 30,61
6. Sewa Alat/Sarana Usaha 392,65 2,67 421,79 3,01
7. BBM
40,82 0,28 59,49 0,42
8. Lainnya 408,20 2,78 397,97 2,84
-
Berita Resmi Statistik No. 66/12/32/Th.XVI, 23 Desember 2014 5
Gambar 4 Struktur Ongkos Usaha Tanaman Padi Ladang per Hektar, 2014
Jika dilihat menurut musim, biaya produksi padi ladang di musim kemarau jauh lebih tinggi bila
dibandingkan dengan biaya produksi padi ladang di musim hujan. Total biaya per musim tanam untuk
satu hektar padi ladang di musim kemarau sebesar Rp 11,74 juta, sementara total biaya di musim hujan
mencapai Rp 8,97 juta. Biaya produksi padi ladang yang memiliki perbedaan mencolok antara musim
kemarau dan musim hujan adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian. Pada musim
kemarau, biaya upah pekerja dan jasa pertanian untuk satu hektar padi ladang mencapai Rp 7,59 juta per
musim tanam, sementara pada musim hujan biaya upah pekerja dan jasa pertanian untuk satu hektar padi
ladang hanya sebesar Rp 5,62 juta per musim tanam (Tabel 2).
Tabel 2 Nilai Produksi dan Biaya per Musim Tanam per Hektar Usaha
Tanaman Padi Ladang Menurut Musim (000 rupiah), 2014
Bibit/benih; 2,49%
Pupuk 10,93%
Pestisida; 1,53
%
Upah Pekerja dan Jasa Pertanian;
63,30 %
Sewa Lahan; 16,16%
Sewa Alat/Sarana;
2,35%
BBM 0,53%
Lainnya 2,70%
Uraian
Musim Hujan
Musim Kemarau
Nilai % biaya
Nilai % biaya
(1) (2) (3) (4) (5)
Nilai Produksi
12.517,51 14.128,57
Biaya Produksi
8.969,58 100,00 11.740,00 100,00
1. Bibit/Benih 217,82 2,43 306,95 2,61
2. Pupuk 943,76 10,52 1.382,08 11,71
3. Pestisida 139,44 1,55 174,70 1,49
4. Upah Pekerja dan Jasa Pertanian 5.615,89 62,61 7.594,97 64,69
5. Sewa Lahan 1.554,74 17,33 1.616,85 13,77
6. Sewa Alat/Sarana Usaha 222,99 2,49 244,85 2,09
7. BBM
35,71 0,40 92,80 0,79
8. Lainnya 239,26 2,27 326,80 2,78
Total Biaya: Rp 9,72 juta
-
Berita Resmi Statistik No. 66/12/32/Th.XVI, 23 Desember 2014 6
4. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN JAGUNG
Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen jagung sebesar Rp 9,17 juta. Komponen
biaya produksi usaha tani jagung yang terbesar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian,
yakni mencapai 53,90 persen dari total biaya atau sebesar Rp 4,94 juta. Selain itu, biaya produksi lain
yang juga relatif besar adalah pengeluaran untuk sewa lahan dan pupuk, yakni masing-masing sebesar
16,90 persen (Rp 1.55 juta) dan 15,10 persen (Rp 1.34 juta).
Gambar 5
Struktur Ongkos Usaha Tanaman Jagung per Hektar, 2014
5. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN KEDELAI
Total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen kedelai sebesar Rp 7,23 juta. Komponen
biaya produksi usaha tanaman kedelai yang terbesar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa
pertanian, yakni mencakup 54,59 persen dari total biaya atau sebesar Rp 3,95 juta. Selain itu, biaya
produksi lain yang juga relatif besar adalah pengeluaraan untuk sewa lahan dan bibit/benih, yakni masing-
masing sebesar 24,32 persen (Rp 1,76 juta) dan 8,35 persen (Rp 603,6 ribu).
Gambar 6 Struktur Ongkos Usaha Tanaman Kedelai per Hektar, 2014
Bibit/benih; 8,36%
Pupuk 15,10%
Pestisida; 0,64%
Upah Pekerja dan Jasa Pertanian;
53,90%
Sewa Lahan; 16,90%
Sewa Alat/Sarana; 1,57%
BBM 0,33%
Lainnya 3,20%
Bibit/benih; 8,35%
Pupuk 4,88%
Pestisida; 2,00%
Upah Pekerja dan Jasa Pertanian;
54,59%
Sewa Lahan; 24,32%
Sewa Alat/Sarana; 1,57%
BBM 1,11%
Lainnya 3,28%
Total Biaya: Rp 9,17 juta
Total Biaya: Rp 7,23 juta
-
Berita Resmi Statistik No. 66/12/32/Th.XVI, 23 Desember 2014 7
6. KONSEP DAN DEFINISI
SPD dan SPW 2014 merupakan rangkaian dari kegiatan Sensus Pertanian 2013 (ST2013) yang
dirancang untuk menyediakan informasi mengenai biaya produksi dan struktur ongkos usaha tani di
subsektor tanaman pangan, yang antara lain mencakup informasi biaya penggunaan benih, pupuk,
pestisida, pekerja, jasa pertanian, dan biaya atau pengeluaran lain yang dibutuhkan dalam usaha tanaman
padi dan palawija. Selain itu, juga dikumpulkan data pendukung, seperti informasi mengenai penggunaan
pupuk dan jenis lahan sawah (irigasi dan non-irigasi) untuk kegiatan usaha tani. Kegiatan SPD 2014 dan
SPW 2014 dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2014, di seluruh provinsi, dengan jumlah sampel sebanyak
90.460 rumah tangga usaha tanaman padi dan 165.540 rumah tangga usaha tanaman palawija.
Pencacahan SPD dan SPW 2014 dilakukan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tanaman pangan.
Meskipun demikian, kegiatan usaha tanaman pangan yang dilakukan oleh rumah tangga usaha tanaman
pangan yang berada di luar wilayah (kecamatan, kabupaten/kota, provinsi) tempat tinggalnya tetap dicatat
sebagai kegiatan usaha tanaman pangan di tempat tinggal rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah
tangga sebagai rumah tangga usaha tanaman pangan yang dicakup dalam SPD dan SPW 2014 mengacu
pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU). BMU untuk komoditas padi adalah yang memiliki luas panen
seluas 1.700 m2 dalam setahun, jagung 1.500 m
2, dan kedelai 2.000 m
2. Berikut adalah sejumlah konsep
dan definisi penting yang digunakan dalam SPD dan SPW 2014.
Usaha Tanaman Pangan adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian berupa komoditas
tanaman pangan (padi dan palawija) tanpa memperhatikan apakah hasil produksi tersebut dijual/ditukar
atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga) atau untuk konsumsi sendiri.
Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota
rumah tangganya mengelola usaha komoditas tanaman pangan, baik milik sendiri maupun secara bagi
hasil, atau mengelola milik orang lain dengan menerima upah.
Ongkos/Biaya Produksi adalah total ongkos/biaya yang dikeluarkan rumah tangga untuk usaha
satu hektar komoditas tanaman pangan per musim tanam. Total ongkos tersebut hanya mencakup
kegiatan produksi hingga kualitas standar (tidak termasuk kegiatan pasca panen) dan sudah memasukan
perkiraan sewa lahan milik sendiri/bebas sewa, perkiraan sewa alat/sarana usaha milik sendiri/bebas sewa,
perkiraan upah pekerja tidak dibayar/keluarga, dan perkiraan bunga kredit modal sendiri/bebas bunga
yang dihitung dengan cara imputasi.
Nilai Produksi adalah total produksi dalam nominal uang yang dihasilkan rumah tangga dari usaha
satu hektar komoditas tanaman pangan per musim tanam. Total produksi tersebut mencakup produksi
utama dalam kualitas standar dan produksi ikutan.
Kualitas Standar adalah mutu hasil panen komoditas tanaman pangan yang sudah siap diolah
untuk dikonsumsi dan/atau dijual. Dalam SPD dan SPW 2014, kualitas standar untuk padi adalah gabah
kering panen (GKP), jagung pipilan kering, dan kedelai biji kering.
Imputasi dalam SPD dan SPW 2014 merupakan teknik memperkirakan nilai variabel (komponen
ongkos/pengeluaran) yang tidak secara riil dikeluarkan, seperti sewa lahan milik sendiri, benih hasil
produksi sendiri, dan komponen input lain yang diperoleh bukan dari hasil pembelian (pemberian atau
subsidi).