PERBEDAAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU BAND
POP JOGJAKARTA DENGAN BAND POP BANDUNG
OLEH
GLENWARD PRASETYO ALOMAU 71120064
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bahasa merupakan wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia
dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama
bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Sebagai media komunikasi bahasa tidak
dapat dipisahkan dengan masyarakat pemakainya. Bahasa itu akan bermunculan
dengan fungsinya masing-masing, misalnya: bahasa dihadirkan untuk menghibur
masyarakat hal ini diwujudkan melalui lirik lagu yakni musik yang dituangkan
melalui syair (UTOMO, ROCHMAD TISNANTO, 2011).
Lirik adalah karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi.
Lirik juga memiliki pengertian susunan kata sebuah nyanyian (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2008).
Pada makalah ini akan dibahas tentang Perbedaan Gaya Bahasa Pada Lirik
Lagu Band Pop Jogjakarta Dengan Band Pop Bandung.
Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara
khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Ada dua jenis gaya
bahasa. Gaya bahasa dari segi Non Bahasa dan Gaya bahasa dari segi Bahasa.
Dari segi Bahasa, dapat dibedakan berdasarkan titik tolak unsur bahasa yang
dipergunakan, yaitu: 1. Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, 2. Gaya bahasa
berdasarkan nada yang terkandung dalam wacana, 3. Gaya bahasa berdasarkan
struktur kalimat, dan 4. Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna.
Penulis memilih judul di atas karena ingin mengkaji tentang gaya bahasa
yang digunakan oleh band pop khususnya band pop Jogjakarta; Sheila On 7 &
Letto dengan band pop Bandung; Noah & Setia Band.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa saja gaya bahasa yang digunakan pada lirik lagu band pop Jogjakarta;
Sheila On 7 & Letto?
1.2.2 Apa saja gaya bahasa yang digunakan pada lirik lagu band pop Bandung;
Noah & ST 12?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Menganalisis gaya bahasa yang digunakan pada lirik lagu band pop
Jogjakarta; Sheila On 7 & Letto.
1.3.2 Menganalisis gaya bahasa yang digunakan pada lirik lagu band pop
Bandung; Peterpan & ST 12.
1.4 TINJAUAN PUSTAKA
1.4.1 Eni Ika Setyawati (2010) dalam penelitiannya yang mengkaji tentang
“Gaya Bahasa Personifikasi Pada Berita Sepeda Motor Tabloid Otomotif
Edisi Juni 2009” menjelaskan bahwa:
1. Di dalam tabloid otomotif edisi juni 2009 khususnya berita sepeda
motor menggunakan gaya bahasa personifikasi untuk menggambarkan
atau memberikan karakter pada bagian – bagian yang berhubungan
dngan sepeda motor.
2. Dalam berita sepeda motor tabloid otomotif edisi juni 2009 ditemukan
bentuk-bentuk gaya bahasa personifikasiyang seharusnya dilekatkan
kepada manusia.
3. Bentuk-bentuk gaya bahasa personifikasidiartikan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia maupun berdasarkan kalimat-kalimat yang
mengikutinya.
1.4.2 Agung Maulana Budiman (2011) dalam penelitiannya yang mengkaji
tentang “Kajian Diksi Dan Gaya Bahasa Perbandingan Pada Lirik Lagu
Iwan Fals Dalam Album “ Sarjana Muda” ” menjelaskan bahwa:
1. Bentuk pemakaian diksi dalam lagu-lagu Iwan Fals dalam Album
Sarjana Muda meliputi :
(a) pilihan leksikal bahasa Jawa
(b) pilihan leksikal bahasa Arab dan
(c) pilihan leksikal bahasa Inggris.
2. Bentuk Pemakaian Gaya Bahasa perbandingan lagu-lagu Iwan Fals dalam Album Sarjana Muda meliputi:
(a) gaya bahasa personifikasi
(b) gaya bahasa simile
(c) gaya bahasa metafora
(d) gaya bahasa hiperbola
(e) gaya bahasa metonimia, dan
(f) gaya bahasa sinekdoke pars pro toto.
1.4.3 Sejauh yang penulis amati, belum ada peneliti yang mengkaji tentang “Perbedaan Gaya Bahasa Pada Lirik Lagu Band Pop Jogjakarta Dengan Band Pop Bandung”.
1.5 LANDASAN TEORI
Gaya bahasa adalah cara megungkapkan pikiran melalui bahasa secara
khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa).
Gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Retorika adalah suatu
istilah yang secara tradisional diberikan pada suatu teknik pemakaian bahasa
sebagai seni, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik.
Ada dua jenis gaya bahasa. Gaya bahasa dari segi Non Bahasa dan Gaya
bahasa dari segi Bahasa. Dari segi Bahasa, dapat dibedakan berdasarkan titik
tolak unsur bahasa yang dipergunakan, yaitu: 1. Gaya bahasa berdasarkan
pilihan kata, 2. Gaya bahasa berdasarkan nada yang terkandung dalam
wacana, 3. Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, dan 4. Gaya bahasa
berdasarkan langsung tidaknya makna.
Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna dibagi atas dua yaitu:
Gaya bahasa Retoris,yang semata-mata merupakan penyimpangan dari
konstruksi biasa untuk mencapai efek tertentu, dan Gaya Bahasa Kiasan yang
merupakan penyimpangan yang lebih jauh , khususnya dalam bidang makna.
Gaya bahasa Kiasan pertama-tama dibentuk berdasarkan perbandingan
atau persamaan. Membandingkan sesuatu dengan sesuatu hal yang lain, berarti
mencoba menemukan ciri-ciri yang menunjukan kesamaan antara kedua hal
tersebut. Perbandngan sebenarnya mengandung dua pengertian, yaitu
perbandingan yang termasuk dalam gaya bahasa yang polos atau langsung,
dan perbandingan yang termasuk dalam gaya bahasa kiasan. Kelompok
pertama dalam contoh berikut termasuk gaya bahasa polos atau langsung dan
kelompok kedua termasuk gaya bahasa kiasan:
1) Dia sama pintar dengan kakaknya
Kerbau itu sama kuat dengan sapi
2) Matanya seperti bintang timur
Bibirnya seperti delima merekah
Perbedaan antara kedua perbandingan diatas adalah dalam hal kelasnya.
Perbandingan biasa mencakup dua anggota yang termasuk dalam kelas yang
sama, sedangkan perbandingan kedua, sebagai bahasa kiasan, mencakup dua
hal yang termasuk dalam kelas yang berlainan.
Gaya bahasa kiasan dapat diuraikan menjadi enam belas jenis seperti
persamaan atau simile, metafora, personifikasi atau prosopopoeia, dan lain-
lain.
Berikut beberapa penjelasan tentang gaya bahasa yang ada dalam makalah
ini.
1. Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal
secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat.
2. Personifikasi atau prosopopoeia adalah semacam gaya bahasa kiasan
yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang tidak
bernyawa seolah-olah meiliki sifat-sifat kemanusiaan.
3. Antitesis (merupakan bagian dari gaya bahasa berdasarkan struktur
kalimat) adalah sebuah gaya bahasa yang mengandung gagasan-
gagasan yang bertentangan dengan mempergunakan kata-kata atau
kelompok kata yang berlawanan. Gaya ini timbul dari kalimat
berimbang.
4. Repetisi (merupakan bagian dari gaya bahasa berdasarkan struktur
kalimat) adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat
yang dianggap penting unutk memeberi tekanan dalam sebuah konteks
yang sesuai.
1.6 SISTEMATIKA PENYAJIAN
Makalah ini tersusun atas empat bab. Bab pertama berisi tentang latar
belakang (pengertian lirik lagu, gaya bahasa dan alasan pemilihan topik),
rumusan masalah, tujuan penulisan, tinjauan pustaka, landasan teori dan
sistematika penyajian. Bab kedua berisi tentang gaya bahasa yang digunakan
pada lirik lagu band pop Jogjakarta, beserta penggalan lirik lagu dan
penjelasan. Bab ketiga berisi tentang gaya bahasa yang digunakna pada lirik
lagu band pop Bandung, beserta penggalan lirik lagu dan pembahasan. Bab
keempat merupakan kesimpulan yang akan menjawab rumusan masalah.
BAB II
GAYA BAHASA YANG DIGUNAKAN PADA LIRIK
LAGU BAND POP JOGJAKARTA;
SHEILA ON 7 & LETTO
Contoh penggalan lirik lagu Sheila On 7
2.1 Sheila On 7 – Hujan Turun
waktu hujan turun
di sudut gelap mataku
begitu derasnya
2.1.1 Pada penggalan lirik lagu di atas, penulis lagu menggunakan gaya
bahasa metafora, karena penulis ingin membandingkan dua hal yaitu
lirik waktu hujan turun, di sudut gelap mataku, begitu derasnya
dengan situasi yang menggambarkan tokoh aku sedang menangis.
Dengan menggunakan gaya bahasa ini, penulis lagu menggambarkan
tokoh aku sedang menangis lewat lirik tersebut.
2.2 Sheila On 7 – Hujan Turun
tak akan kuhalangi
walau ku tak ingin kaupergi
kan kubangun rumah ini
walau tanpa dirimu
2.2.1 Pada penggalan lirik lagu di atas, kembali penulis lagu menggunakan
gaya bahasa metafora untuk membandingkan lirik kan kubangun
rumah ini, walau tanpa dirimu dengan tekad tokoh aku yang akan
terus menjalani hidupnya walau telah ditinggalkan oleh seseorang.
Penulis lagu ingin menggambarkan bahwa tokoh aku bukan ingin
membangun rumah tetapi terus menjalani kehidupannya.
2.3 Sheila On 7 – Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki
hangat peluk janjimu
2.3.1 Pada penggalan lirik lagu di atas, penulis lagu menggunakan gaya
bahasa personifikasi karena menggambarkan janji (tak bernyawa)
memiliki sifat seperti manusia yaitu memeluk.
Contoh penggalan lirik lagu Letto
2.4 Letto – Ruang Rindu
di daun yang ikut mengalir lembut
terbawa sungai ke ujung mata
2.4.1 Pada penggalan lirik lagu di atas, penulis lagu menggunakan gaya
bahasa metafora. Lirik terbawa sungai ke ujug mata memiliki
persamaan makna dengan kata mengangis.
Keraf (1986:138) Gaya bahasa ini tidak disebut gaya bahasa
persamaan atau simile melainkan disebut sebagai gaya bahasa
metafora karena gaya bahasa persamaan atau simile memerlukan kata-
kata untuk menunjukan kesamaan yaitu kata: seperti, sama, sebagai,
bagaikan, laksana, dan sebagainya.
2.5 Letto – Sandaran Hati
siang dan malam yang berganti
2.5.1 Gaya bahasa antitesis dalam lirik lagu diatas adalah:
Siang dan malam yang berganti. Karena mengandung rentangan
makna yang berlawanan (Santos, 2012).
2.6 Letto – Sebelum Cahaya
ingatkan engkau kepada
embun pagi bersahaja
yang menemani mu,
sebelum cahaya
igatkan engkau kepada,
angin yang berhembus mesra
yang 'kan membelai mu, cinta
2.6.1 Pada penggalan lirik lagu di atas, penulis lagu menggunakan gaya
bahasa personifikasi. Pada lirik embun pagi bersahaja,yang menemani
mu, penulis lagu menggambarkan embun pagi seperti manusia yang
bisa menemani sosok mu dalam lirik tersebut. Sama halnya dengan
embun pagi, pada lirik angin yang berhembus mesra, yang ‘kan
membelai mu, cinta, penulis lagu juga menggambarkan angin yang
berhembus seperti manusia yang bisa membelai sosok mu dalam lirik
tersebut.
BAB III
GAYA BAHASA YANG DIGUNAKAN PADA LIRIK
LAGU BAND POP BANDUNG;
NOAH & SETIA BAND
Contoh penggalan lirik lagu Noah
3.1 Noah – Membebaniku
semua yang membebani ku
sungguh membebani ku
sungguh membebani ku
sungguh membebani ku
3.1.1 Pada penggalan lirik lagu di atas penulis lagu menggunakan gaya
bahasa repetisi. Penulis lagu mengulang-ulang lirik sungguh
membebaniku karena dianggap penting untuk memebrikan tekanan
dalam sebuah konteks yang sesuai.
3.2 Noah – Mungkin Nanti
dan mungkin bila nanti
kita akan bertemu lagi
3.2.1 Pada penggalan lirik di atas, penulis lagu tidak menggunakan gaya
bahasa tetapi langsung mengutarakan maksud lewat lirik tersebut.
Sama halnya dengan contoh berikut
Keraf (1986: 130) Ia memukul kepala adiknya dengan sebuah tongkat.
Contoh kalimat tersebut memperlihatkan bahwa bahasa yang
dipergunakan adalah bahasa biasa yang masih bersifat polos, bahasa
yang mengandung unsur-unsur kelangsungan makna. Dengan
konstruksi-konstruksi yang umum dalam bahasa Indonesia. Arti yang
didukungnya tidak lebih dan tidak kurang dari nilai lahirnya. Tidak
ada usaha untuk menyembunyikan sesuatu di dalamnya.
3.3 Noah – Diatas Normal
kaki di kepala kepala di kaki
3.3.1 Pada penggalan lirik lagu di atas, penulis lagu menggunakan gaya
bahasa antitesis, karena menggunakan kata berlawanan yaitu kaki dan
kepala.
Contoh penggalan lirik lagu Setia Band
3.4 Setia Band – Aku masih sayang
aku sungguh masih sayang padamu
jangan sampai kau meninggalkan aku
3.4.1 Pada penggalan lirik lagu di atas, terdapat kesamaan dengan
penggalan lirik lagu Noah pada bitur 3.2. Penulis lagu tidak
menggunakan gaya bahasa tetapi langsung mengutarakan maksud
lewat lirik tersebut.
3.5 Setia Band – Saat Terkahir
Sayangi kamu, kamu, kamu
3.5.1 Pada penggalan lirik lagu di atas, penulis lagu ingin menekankan
sosok kamu pada lirik tersebut dengan cara mgneulang-ulang kata
kamu. Gaya bahasa yang digunakan adalah repetisi.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa yang digunakan
dalam lirik lagu band pop Jogjakarta; Sheila On 7 & Letto adala gaya bahasa
metafora, personifikasi, dan antitesis yang artinya tidak menyajikan secara
langsung tetapi melakukan penyimpangan yang lebih jauh khususnya dalam
bidang makna, sedangkan gaya bahasa yang digunakan dalam lirik lagu band pop
Bandung; Noah & Setia Band adalah gaya bahasa repetisi, antitesis dan
kelangsungan makna yang artinya menyajikan secara langsung makna yang ada.
Dengan demikian terlihat bahwa band pop Jogjakarta; Sheila On 7 & Letto lebih
simbolik dalam menyampaikan makna melalui lirik lagu.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, Agung Maulana. 2011. “Kajian Diksi Dan Gaya Bahasa Perbandingan
Pada Lirik Lagu Iwan Fals Dalam Album “Sarjana Muda””. Tesis.
Surakarta. Universitas Muhammadiyah.
Keraf, Gorys. 1986. Diksi Dan Gaya Bahasa. Jakarta : PT Gramedia.
Santos, don. 2012. “Analisis Gaya Bahasa Lirik Lagu Letto dalam Album Truth,
Cry and Lie”. Stable URL:
http://kumpulanarsipsaya.blogspot.com/2012/04/analisis-gaya-bahasa-
lirik-lagu-letto.html. Diunduh:23/04/2012,09.14.
Setyawati, Eni Ika. 2010. “Gaya Bahasa Personifikasi Pada Berita Sepeda Motor
Tabloid Otomotif Edisi Juni 2009”. Tesis. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah.