33
BAB V
KEBERTAHANAN RADIO LEONARD 774 AM SALATIGA
.Radio Leonard 774 AM Salatiga, berkeinginan terus menjaga kualitas program
siaran dalam memenuhi kebutuhan informasi guna menjaga persaingan antar radio di
kota Salatiga. Dalam pengantar menganalisis dari kebertahanan Radio Leonard,
peneliti menggunakan dua teori yaitu Evolusi Sosiokultural dan Fungsional
Struktural. Untuk itu akan disampaikan data empirik dan analisis dari teroi-teori yang
dipakai.
5.1 Kebertahanan Evolusi Sosiokultural
Survival of the fittest berarti yang bertahan adalah yang paling mampu
menyesuaikan diri, karena tujuan akhir organanisasi adalah bertahan dan manusia
bekerja untuk menemukan strategi untuk bertahan hidup. Dikaitkan dengan deskirpsi
di atas, peneliti mencoba menganalisis bagaimana kebertahanan Radio Leonard
sebagai suatu organisasi dalam menyesuaikan diri dalam lingkungan atau persaingan
antar radio di kota Salatiga. Dari situ akan diketahui bagaimana strategi bertahan
Radio Leonard untuk menjaga eksistensi karena Radio Leonard merupakan satu-
satunya radio bergelombang AM di kota Salatiga.
Radio Leonard dapat dibilang merupakan radio pioner musik barat di kota
Salatiga. Sejak awal berdiri hingga akhir 90-an, format lagu yang diputarkan
didominasi oleh lagu-lagu barat. Dengan segmentasi pendengar utama yaitu
mahasiswa, maka sajian tersebut mampu menarik banyak pendengar. Awal tahun 80-
an hingga 90-an merupakan masa jaya dari Radio Leonard. Radio Leonard memiliki
program-program unggulan di telinga pendengar yang membuat radio ini menjadi
radio favorit pada saat itu. Beberapa contoh program favorit adalah:
a. Sweet and Lovely: program yang selalu mengudara di malam hari ini
mendapat banyak respon dari pendengar. Program ini menyajikan lagu-lagu
cinta dan biografi artis yang menyanyikan lagu cinta tersebut. Program ini
34
tidak menerima pesanan lagu dari pendengar, namun pendengar mampu
menikmati lagu-lagu yang diputarkan radio tersebut.
b. FAM (Favorite and Memories): program ini mengudara sore hari sebelum
Sweet and Lovely. Berbeda dengan Sweet and Lovely, program ini bisa
memesan lagu favorit pendengar. Yang berbeda dengan program-program
pesan lagu yang lain adalah program ini hanya menerima pesan lagu melalui
telepon. Setelah memesan lagu, pendengar harus menceritakan kenangan apa
yang ada di balik lagu yang dipesan. Inilah yang membuat program ini
menjadi salah satu favorit pendengar.
Berbeda dengan sekarang, Radio Leonard dulu ketika masa jayanya anti dengan
lagu dangdut, karena pengurus berpikir radio harus memiliki ciri khas dan tidak
semua lagu bisa diputar di Radio Leonard.
“Dulu saat masa jayanya ketika era tahun 1985 sampai awal tahun
1990, kami sangat anti dangdut, mas, karena kami berpikir kalau
kami harus memiliki ciri khas dengan radio-radio lain. Kami
mengutamakan lagu Pop Balada Barat yang bersegmentasikan anak
muda sebagai musik yang diputar di program acara prime time.1”
Akhirnya manajemen mengambil sikap dengan tidak memutarkan musik dangdut dan
lebih mengedepankan lagu pop balada barat. Format siaran Radio Leonard berubah
sesuai dengan perkembangan jaman. Munculnya beberapa radio bergelombang FM
membuat pihak Radio Leonard sendiri harus mengubah strategi mereka untuk
bertahan menghadapi persaingan antar radio yang ada.
Seperti yang sudah diungkapkan Darwin dalam buku Pengatar Ilmu Komunkasi
karangan Hafied Cangara, adaptasi dalam bentuk mutasi yang memungkinkan
organisme untuk menghadapi lingkungan sekitarnya. Beberapa organisme tidak dapat
beradaptasi dan mati, sedangkan lainnya berubah dan tetap hidup. Keputusan Radio
Leonard yang sempat berganti-ganti format siaran merupakan adaptasi dengan
1 Hasil wawancara dengan bapak A’an Tisyadi, mantan producer dan programming Radio Leonard
periode 1980-1990, 2 Agustus 2012, pukul 16.00 WIB.
35
lingkungan supaya mampu bertahan dalam persaingan radio-radio di kota Salatiga
dan sekitarnya. Menjelang awal tahun 2000 Radio Leonard diambil alih oleh CPP
dan sempat mengubah nama radio menjadi Radio POP AM dengan format materi
lagu tidak lagi didominasi oleh musik pop barat. Berikut program mingguan Radio
Leonard yang mulai berjalan pada tahun 2000.
Tabel 5.1 Program Acara Radio Leonard Tahun 2000
No Jam Siar Senin-Sabtu / Minggu Format Lagu
1. 05.00-08.00 SEPASAL (Selamat Pagi Salatiga) Pop Rancak
2. 08.00-10.00 AJOJING (Ayo Joget Injing) Dangdut
3. 10.00-12.00 BUNDA PARAMITA (Buat Anda Para
Wanita)
Pop Indo dan
Barat, Slow
4. 12.00-14.00 LAKER (Langgam Keroncong) / BANG
JIRAN (Tembang Negeri Jiran)
Keroncong / Lagu
Dari Malaysia
5. 14.00-17.00 RUJAK ULEG / DOT ID (Didi Kempot
Idolaku)
Campursari / Lagu
Didi Kempot
6. 17.00-20.00 PILPEN ANDA (Pilihan Pendengar Anak
Muda) / PANGKOJEG (Pangkalan
Obrolan dan Gojeg)
Pop Tren Anak
Muda / Campursari
& Kenangan Indo
7. 20.00-22.00 GADON MALAM / KAPEKA (Kedai
Pantun Konyol)
Campursari /
Campursari &
Dangdut
8. 22.00-24.00 TEMBANG KENANGAN / BIKINI
(Bintang Kita)
Tembang
Kenangan/ Lagu
dari Satu Penyanyi/
Group
Sumber: Company Profile Radio Leonard 774 AM , tahun 2000
Mengingat pada saat itu lagu barat sudah banyak diputar di radio-radio lain di
Salatiga, maka untuk menghindari persaingan akhirnya Radio Leonard mengganti
nama dan format siarannya. Terlebih lagi status Radio Leonard yang masih dalam
frekuensi AM akan membuat pendengar cenderung mencari radio dengan format
36
siaran yang sama namun dalam frekuensi FM. Kualitas dan kejernihan suara radio
berfrekuensi FM lebih bagus ketimbang radio yang masih dalam frekuensi AM.
Tahun 2005 Radio Leonard kembali berganti nama dan format program, dari
Radio POP AM menjadi Radio Qolbu. Sesuai namanya, ini adalah radio muslim
pertama di Salatiga. Manajemen melakukan kebijakan ini karena sudah mulai adanya
kompetisi radio yang menggunakan format musik dangdut dan juga ketika zaman itu
merupakan saat-saat dimana kebangkitan islam2. Radio Qolbu hanya dapat bertahan
dalam kurun waktu satu tahun saja karena terlalu tersegmen sehingga untuk
pemutaran iklan yang merupakan sumber utama dari radio ini menjadi terbatas. Tidak
semua iklan bisa diputar di Radio Qolbu, hanya iklan-iklan bernuansa Islami dan
sesuai ajaran Islam.
Radio Qolbu kembali menjadi radio dangdut dengan nama awal yaitu Radio
Leonard 774 AM Salatiga. Untuk kebijakan gelombang yang masih berada di AM
berasal dari CPP RADIONET itu sendiri. Pusat (CPP RADIONET) tetap
mempertahankan dalam gelombang AM dikarenakan terdapat kelas iklan di radio
berjaringan di CPP RADIONET. Kelas 1 merupakan iklan-iklan yang tentunya berani
membayar harga tinggi guna mempromosikan produknya. Iklan kelas 1 ini akan
diputar di radio-radio yang bergelombangkan FM. Sedangkan iklan kelas 2
merupakan pengiklan yang hanya membayar rendah untuk beriklan, maka dari itu
akan diberikan ke radio AM. CPP RADIONET mengambil Radio Leonard yang
berada dalam gelombang AM karena salah satu misinya yaitu memiliki satu radio
bergelombang AM di setiap kota dan Radio Leonard merupakan satu-satunya radio
AM di kota Salatiga.
5.1.1 Program
Pengorganisasian Radio Leonard ketika awal terbentuk lebih banyak
didominasi anak muda karena para pengurus radio pada saat ini kebanyakan para
2 Hasil wawancara dengan bapak Paulus Mahendra, mantan penyiar/kepala bag. penyiaran/wakil
direksi periode 1982-1996 dan BSO/kepala radio periode 1996-2005 Radio Leonard, 26 Agustus 2012,
pukul 16.15 WIB
37
mahasiswa dari UKSW. Hampir seluruh program siaran di Radio Leonard
memutarkan lagu barat karena anak muda pada saat itu lebih condong untuk
mendengarkan lagu barat. Apalagi lagu-lagu yang bernuansakan cinta dan kenangan
dari para pendengar.
a. Format Siaran: Dalam pembuatan program, manajemen Radio Leonard
berpatokan dengan musim atau sesuatu yang sedang digandrungi atau
digilai oleh anak muda pada saat itu, yang berhubungan dengan musik dan
seni pertunjukan. Biasanya manajemen melihat hal-hal yang berhubungan
dengan musik dari majalah, koran, atau televisi, apa saja yang sedang tren
pada saat itu. Setelah itu mencoba merealisasikan dan mendengar
bagaimana tanggapan pendengar dengan program yang telah dibuat. Usulan
program dari pendengar pun tidak seluruhnya direalisasikan, hanya dengan
menambah atau mengganti beberapa segmen di setiap program dan tentunya
ada hubungannya dengan program yang sedang diputar.
b. Rekrutmen: Perekrutan penyiar didasari dengan kemampuan individu dalam
pengetahuannya soal dunia musik, dikarenakan ketika menjadi penyiar
nanti, inidividu tidak hanya menyampaikan siapa penyanyi dan judul lagu
apa yang akan diputar, namun setidaknya memahami sedikit latar belakang
dari penyanyi atau berceritakan tentang apa lagu yang akan diputar. Melihat
ketika era 80-an akses internet tidak semudah saat ini sehingga pengetahuan
calon penyiar harus banyak dan luas, mencakup seluruh lagu yang diputar
di Radio Leonard baik itu lagu Indonesia atau lagu mancanegara. Seiring
dengan mulai banyak radio-radio bermunculan di Salatiga, manajemen
sudah tidak mengutamakan pengetahuan dunia musik sebagai kemampuan
utama calon penyiar. Hal terpenting adalah gaya ocehan individu dalam
membawakan program siaran atau kecerewetan calon penyiar lah yang lebih
penting. Dulunya yang membuat menarik adalah lagu-lagu yang diputarkan
tetapi sekarang penyiar juga dapat membuat menarik dengan “banyak
38
omong”-nya tadi sehingga program yang dibawakan sang penyiar bisa
memperoleh banyak pendengar.
5.1.2 Keuangan
Keuangan Radio Leonard pada awalnya masih sulit untuk didapatkan. Awal
terbentuk belum banyak yang tahu tentang Radio Leonard dan program masih
kebanyakan memutar lagu ketimbang penyiar berbicara dalam satu program.
Namun seiring dengan perkembangan Radio Leonard dan beberapa acara off air
yang menggunakan modal sendiri, masyarakat mulai mengenal Radio Leonard dan
usaha manajemen yang terus mencari biro iklan untuk mengajak kerja sama.
Akhirnya pada tahun 80-an sudah mulai banyak sponsor yang bekerja sama dengan
Radio Leonard. Misalnya yaitu dimana ketika malam hari ada program wayang,
program tersebut disponsori penuh oleh salah satu iklan. Sehingga dalam jam siar
program tersebut, hanya iklan yang mensponsori saja yang akan diputar. Contoh
lain adalah ketika memanggil artis ibukota Anggun C. Casmi. Radio Leonard
bekerja sama dengan label rekaman musik yang menaungi Anggun untuk
mengundang Anggun tampil di Salatiga. Dana untuk mengundang Anggun
ditanggung oleh Radio Leonard dan juga label rekaman, dengan catatan hasil
penjualan tiket akan dibagi dua antara pihak radio dan label rekaman. Itupun Radio
Leonard masih mendapatkan untung banyak karena masih ada penjualan
merchandise berupa kaset, kaos, poster, dan lain-lain yang berhubungan dengan
Anggun C. Casmi. Juga sponsor-sponsor kecil yang mendukung acara tersebut.
Iklan yang diputar di Radio Leonard-lah yang sesungguhnya sumber keuangan radio
ini.
“Ketika akhir tahun 80-an sampai awal 90-an pihak Radio
Leonard hampir rutin mendatangkan artis-artis dari Jakarta
untuk tampil di Salatiga. Dari Obi Mesa, Niki Astria, Anggun C.
Casmi, Atiek CB, Kantata Takwa dan masih banyak lagi. Nyaris
satu bulan sekali dan para pendengar antusias banget dengan
kedatangan mereka. Kalau dari pihak radio sendiri alasan
39
memanggil artis-artis yaitu untuk mengangkat radio dan ini
juga merupakan kerjasama yang menguntungkan, mas.
Kerjasama yang terbangun baik dengan artis dan musik label.3
Namun ketika Radio Leonard masuk dalam manajemen radio berjaringan CPP, tidak
asal iklan yang masuk karena harus mendapat persetujuan CPP RADIONET terlebih
dahulu. Tak sedikit juga iklan yang berasal dari kiriman CPP RADIONET.
5.1.3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana Radio Leonard mengalami perubahan sesuai dengan
perkembangan jaman. Dulunya kaset dijadikan sebagai alat untuk menyimpan
data. Data berupa iklan-iklan yang diputar, lagu-lagu, dan juga program yang
bersifat taping atau direkam dan diputar saat-saat tertentu. Sehingga jika melihat
ruang data banyak dipenuhi kaset-kaset penyimpan data. Antena penyebar
gelombang pun masih tak sebagus saat ini. Hanya berupa antena kecil seukuran
antena TV. Ketika mulai berkembang, Radio Leonard memperbaiki sedikit demi
sedikit sarana prasarana yang ada. Antena ditingkatkan kekuatannya supaya daya
jangkau siar lebih jauh. Ketika masuk manajemen radio berjaringan CPP-lah
terjadi banyak perubahan dan pergantian. Semua sistem perekaman alat yang
sebelumnya menggunakan kaset diganti dengan komputer. Alhasil para penyiar
juga harus paham dalam penggunaan perangkat komputer.
Melalui uraian di atas dijelaskan bahwa adaptasi atau cara bertahan Radio
Leonard Salatiga mampu berevolusi menjadi radio bergelombang AM yang sampai
sekarang masih mampu mempertahankan eksistensi. Dalam ilmu evolusi terdapat
lima tahapan mekanisme dan proses, antara lain:
a. Adaptasi: Merupakan bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan
sekitar untuk hidup. Radio Leonard sejak berdiri telah menjadi pionir radio
dengan format lagu barat di Salatiga. Dengan sistem tersebut, radio ini pada
3 Hasil wawancara dengan bapak A’an Tisyadi, mantan producer dan programming Radio Leonard
periode 1980-1990, 2 Agustus 2012, pukul 16.00 WIB.
40
saat itu mampu menarik banyak pendengar yang kebanyakan berasal dari
kalangan mahasiswa. Mengundang beberapa artis dari Jakarta yang memang
pada saat itu sedang berada di puncak karirnya. Hal ini dilakukan untuk
mendongkrak radio dan melakukan kerjasama dengan label supaya bisa
mendatangkan artis lain yang berada di label yang sama dan tentu saja
mempunyai banyak penggemar di Salatiga. Hingga saat ini tekanan paling
besar yang didapat oleh Radio Leonard adalah mempertahankan
eksistensinya dengan radio-radio lain. Radio Leonard merupakan satu-
satunya radio yang masih berada dalam gelombang AM. Oleh karena itu
adaptasi merupakan hal pertama yang penting untuk menjaga konsistensi
Radio Leonard dalam persaingan dunia radio di kota Salatiga.
b. Aliran Gen: Merupakan transfer gen dari populasi ke populasi lainnya.
Penggambaran bagian ini adalah kepindahan kepemilikan Radio Leonard
yang dulunya dikelola oleh pihak Radio Leonard itu sendiri ke tangan CPP
RADIONET. Populasi awal adalah mereka yang mempunyai hak mengatur
Radio Leonard. Mengatur dalam hal kewenangan dalam bagian teknik,
program, dan pemasaran. Setelah perpindahan kepemilikan yang sampai
sekarang masuk dalam manajemen CPP RADIONET, Radio Leonard sudah
tidak mempunyai hak penuh dalam pengaturan bagian teknik, program, dan
pemasaran. Hal ini diartikan bahwa CPP RADIONET merupakan populasi
baru sebagai tempat perpindahan (gen) Radio Leonard.
c. Mutasi: Perubahan pada sebuah gen demi mendukung lahirnya evolusi baru.
Mutasi Radio Leonard terjadi ketika kepemilikan radio berpindah ke CPP
RADIONET. Perangkat radio lama semua diganti dengan yang baru sesuai
dengan standar KPID. Dari mulai sistem perekaman yang awalnya
menggunakan kaset perekam untuk memutar iklan, lagu, dan program,
diganti dengan penggunaan perangkat komputer. Komputer dinilai lebih
efektif dan mampu menyimpan data lebih banyak. Perangkat lain seperti
pemancar dan audio pendukung siar juga diperbaharui.
41
d. Seleksi Alam: Bahwa makhluk hidup yang tidak mampu bertahan dalam
suatu ekosistem akan mengalami kepunahan. Harus ada adaptasi dengan
lingkungan dan sesama makhluk hidup akan bersaing untuk mempertahankan
hidupnya. Hal ini terlihat ketika pengambilan kepemilikan Radio Leonard
ketika mengalami masa-masa surut dikarenakan oleh persaingan radio di
Salatiga cukup ketat. Apalagi dengan keadaan Radio Leonard sebagai satu-
satunya radio bergelombang AM di Salatiga. Pendengar biasa akan
cenderung memilih radio bergelombang FM karena dilihat dari kejernihan
suara, FM lebih jernih ketimbang AM. Untuk itu Radio Leonard mengganti
keseluruhan format siaran yang sebelumnya didominasi oleh musik barat
sekarang lebih ke dangdut dan campusari. Seleksi alam kembali terjadi ketika
musik campur sari dan dangdut sudah mulai menjamur di Salatiga. Tahun
2005 Leonard mencoba mengubah format siaran menjadi radio Islami yaitu
Radio Qolbu. Format siaran ini hanya bertahan satu tahun dan di tahun 2006
kembali menjadi Radio Leonard dengan format musik keseluruhannya adalah
dangdut.
e. Spesiasi: Merupakan sebuah proses evolusi munculnya spesies baru. Hal ini
bergantung bagaimana populasi berspesiasi terisolasi secara geografis dari
satu populasi ke populasi lainnya. Radio Leonard merupakan satu-satunya
radio yang masih dalam gelombang AM di Salatiga. Sesuai misi dari pemilik,
CPP RADIONET, yaitu memiliki satu radio berjaringan di setiap kota yang
masih bergelombangkan AM, karena itulah Radio Leonard masih bertahan
hingga saat ini. CPP RADIONET menjadi sumber utama penghasilan Radio
Leonard karena lebih banyak iklan yang diputar di radio ini merupakan
kiriman dari pusat. Adanya Radio Leonard di Salatiga juga mampu membuat
pengiklan yang tidak mampu beriklan di radio FM akan lari ke radio AM
yang harganya lebih murah.
42
5.2 Kebertahanan Fungsional Struktural
Teori fungsional ini merupakan teori yang membicarakan perubahan. Hampir
sama dengan evolusi struktural, namun fungsional struktural lebih melihat dari dalam
organisme itu sendiri ketika terjadinya suatu perubahan. Sistem apa saja yang
mempengaruhi perubahan tersebut.
Akhir tahun 90’an lalu, Radio Leonard diambil alih oleh radio berjaring CPP
RADIONET Magelang. Inilah awal dari banyak perubahan yang terjadi di Radio
Leonard hingga mampu bertahan sampai saat ini. Manajemen diambil alih oleh CPP
alhasil CPP punya hak lebih besar dalam pengaturan program apa saja yang bisa
mengudara di Radio Leonard. Radio Leonard sendiri dalam hal ini hanya bisa
member usulan, namun untuk perealisasian itu merupakan wewenang dari CPP. Salah
satunya ketika awaal tahun 2000, Radio Leonard harus mengganti format siaran yang
awalnya music pop Barat dan Indonesia menjadi dangdut. Hal ini dikarenakan CPP
tidak ingin ada persaingan antara Radio Leonard dengan Radio Zenith Salatiga
dengan format siaran yang sama, yaitu musik pop Barat dan Indonesia. Radio Zenith
juga merupakan radio berjaringan milik CPP.
Dari awal berdiri hingga akhir tahun 90’an, manajemen Radio Leonard lah yang
sendirinya mengatur tentang program beserta penyiar yang terdapat di radio. Segala
hal yang berhubungan untuk memuaskan pendengar dapat dilakukan langsung oleh
manajamen Radio Leonard sendiri. Namun setelah bergabung dengan CPP
RADIONET segala perubahan format atau penambahan program acara harus sesuai
dengan prosedur pusat dan hanya pusat (CPP RADIONET) yang mempunyai hak
penuh untuk melakukan putusan. Sehingga secara tidak langsung terjadi penurunan
kualitas Radio Leonard. Radio Leonard hanya menjalankan fungsinya sebagai
penghibur dan pemberi informasi kepada pendengar terutama tentang musik dangdut.
Tetapi di sisi lain pusat juga merupakan sumber pemasukan terbesar Radio Leonard
karena iklan yang diputar di Radio Leonard kebanyakan berasal dari pusat.
Ada beberapa keunggulan dan kelemahan dari manajemen Radio Leonard ketika
sebelum dan sesudah masuk radio berjaringan CPP RADIONET:
43
a. Sebelum Bergabung dengan CPP RADIONET
1. Keunggulan
a. Ide-ide yang muncul dari pengurus Radio Leonard guna memajukan
program-program yang ada lebih mudah terealisasi.
b. Pengurus didominasi oleh mahasiswa sehingga ide-ide segar untuk inovasi
program sering muncul.
c. Banyak iklan masuk sehingga pemasukan dana radio tercukupi.
d. Sering mengadakan acara-acara off air guna mempererat tali silaturahmi
antara penyiar dan pendengar.
2. Kelemahan
a. Pembagian honor sama rata tidak sesuai dengan jabatan yang dipegang dan
relatif kecil.
b. Regenerasi yang kurang karena mahasiswa hanya masuk pada generasi
pertama sehingga masa jaya Radio Leonard terhenti ketika bermunculan
radio pesaing.
c. Struktur organisasi masih belum teratur karena ada beberapa penyiar yang
merangkap jabatannya.
d. Belum ada pembagian jam kerja sehingga kebanyakan pengurus datang pagi
pulang malam.
b. Setelah Bergabung dengan CPP RADIONET
1. Keunggulan
a. Struktur organisasi sudah teratur, tidak ada rangkap jabatan.
b. Pembagian honor memuaskan karena sesuai dengan UMR.
c. Tidak perlu takut tidak memiliki iklan karena CPP RADIONET pasti akan
mengirim beberapa iklan untunk diputar
d. Jam kerja teratur, sehingga karyawan berangkat kerja sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
2. Kelemahan
44
a. Tidak bisa dengan bebas mengatur format program karena yang memiliki
hak mengatur format program adalah CPP RADIONET, sedangkan Radio
Leonard hanya bisa memberi usulan.
b. Tidak sembarang iklan boleh masuk, harus sesuai prosedur pusat terlebih
dahulu.
c. Harga iklan benar-benar diturunkan supaya para pengiklan tidak lari ke radio
yang bergelombang FM.
d. Masih berada dalam gelombang AM dan satu-satunya yang ada di Salatiga.
Program siaran kalah bersaing dengan yang sudah berada di FM.
General Manager (GM) Radio Leonard bertanggungjawab atas semua kinerja
radio itu sendiri. GM tidak mempunyai kewenangan langsung karena yang
mempunyai hak adalah pusat (CPP RADIONET). Karena pusat memiliki banyak
radio berjaringan jadi tidak mampu mengontrol satu persatu, disinilah fungsi GM
digunakan. Ketika masih belum bergabung dengan CPP RADIONET, GM Radio
Leonard berasal dari pengurus radio itu sendiri. Begitu juga pada tahun-tahun awal
bergabungnya ke CPP RADIONET. Memasuki awal 2012, tanggungjawab Radio
Leonard diserahkan oleh GM Radio Zenith, dan Radio Zenith sendiri juga merupakan
radio berjaringan dari CPP RADIONET. Sehingga jika akan meeting mingguan,
diadakan di Radio Zenith Salatiga dan digabung karena GM yang sama diantara
kedua radio tersebut. Hal lain juga dilakukan secara bersama, misalnya ketika bulan
ramadhan tahun ini, Radio Zenith bekerja sama dengan Radio Leonard mengadakan
buka bersama yang diadakan di beberapa tempat strategis di kota Salatiga, seperti
Lapangan Pancasila danhalaman parkir Mall Taman Sari, yang diadakan setiap Sabtu
selama bulan ramadhan.
Asumsi dasar Teori Fungsional Struktural, yaitu bahwa masyarakat menjadi
suatu kesatuan atas dasar dua kesepakatan dari para anggotanya terhadap nilai-nilai
tertentu. Dengan demikian masyarakat adalah merupakan kumpulan sistem-sistem
sosial yang satu sama lain berhubungan dan saling memiliki ketergantungan.
Ketergantungan ini terjadi antara Radio Leonard dengan CPP RADIONET. Radio
45
Leonard membutuhkan CPP RADIONET untuk membantu bertahan dalam
persaingan radio saat ini. Sedangkan dari CPP RADIONET sendiri mereka
mempunyai salah satu visi yaitu memiliki satu radio berfrekuensi AM di setiap
jangkauan radio berjaringan milik mereka.
5.3 Kebertahanan dalam Media Penyiaran
Manajemen penyiaran adalah manajemen yang diterapkan dalam organisasi
penyiaran, yaitu organisasi yang mengelola siaran. Ini berarti, manajemen penyiaran
sebagai motor penggerak organisasi dalam usaha pencapaian tujuan bersama melalui
penyelenggaraan siaran. Dalam pengelolaan manajemen penyiaran, tiap tahap
kegiatan sudah ada ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan. Penyimpangan dari
ketentuan yang ada berarti penanganan manajemen tidak professional lagi dan
akibatnya juga akan mempengaruhi output. Bila terjadi, makan pihak khalayak yang
tidak lain adalah konsumen siaran juga dirugikan. (Wahyudi, 1994:46)
5.3.1 Perencanaan
Dalam dunia penyiaran, perencanaan merupakan unsur yang sangat penting
karena siaran memiliki dampak yang sangat luas di masyarakat (Wahyudi, 1994:70).
Perencanaan menjadi pegangan setiap pemimpin dan pelaksanaan untuk
dilaksanakan. Dengan demikian , melalui perencanaan dapat dipersatukan kesamaan
pandangan, sikap dan tindak dalam pelaksanaan di lapangan. Dalam menjaga
kebertahanannya, Radio Leonard melakukan perencanaan media penyiaran yang
meliputi empat aspek yaitu, falsafaf, rincian kegiatan, operasional stasiun, dan
peraturan penyiaran.
a. Falsafaf: Salatiga dikenal juga sebagai kota pelajar karena terdapat
Universitas Kristen Satya Wacana yang memiliki mahasiswa dari berbagai
macam suku bangsa. Tidaklah berlebihan jika dikatakan masyarakat Salatiga
membutuhkan media radio dimana media radio ditempatkan sebagai salah
satu sarana strategis bagi seluruh komponen bangsa khususnya adanya
kepedulian terhadap generasi muda, dimana usia muda akan mewarnai
46
kehidupannya kelak. Artinya dipahami dan diyakini kehadiran Radio Leonard
di kota Salatiga memiliki potensi dan pengaruh yang besar dalam
pembentukan pendapat, sikap, gagasan, perasaan, dan perilaku manusia
khususnya generasi muda harpan masa depan bangsa. Disamping itu
terciptanya perekonomian yang kuat dan sehat dapat memberi tempat , sarana,
atau wadah bagi anak muda untuk menggunakan waktunya secara maksumal
yang positif dalam suasana santai, menghibur, dan mendidik.
b. Rincian Kegiatan: Menjelaskan tentang bagaimana sistem pengoperasian
penyiaran beserta departemen-departemen dalam melaksanakan tanggung
jawabnya. Sejak awal berdiri, penyusunan departemen memang belum
maksimal dilakukan oleh Radio Leonard. Walaupun ada oknum yang sudah
diberi wewenang disetiap departemen, namun eksekusinya dalam radio
tersebut masih terjadi perangkapan kerja padahal sebelumnya sudah diberi
kewenangan pada masing-masing departemen. Hal positif yang timbul dari
ini hubungan yang terjalin antar departemen atau antar individu menjadi lebih
akrab karena melibatkan beberapa individu dalam departemen yang berbeda
bekerja sama. Hal negatifnya kurang adanya fokus departemen yang
menaungi tugas dalam radio penyiaran. Karena cenderung bekerja bersama-
sama tanpa memandang dari departemen mana. Pembagian departemen baru
berlangsung dengan baik ketika Radio Leonard sudah bergabung dengan CPP
RADIONET.
c. Operasional Stasiun: Seperti hal nya dengan rincian kegiatan, memuat
tanggung jawab setiap posisi yang ada pada suatu media penyiaran dan
hubungan berbagai posisi itu. Sebelum Radio Leonard bergabung dengan
manajemen CPP RADIONET. Bapak Paulus berkata untuk pengaturan
jabatan dalam perusahaan masih terbilang tidak rapi. Ada banyak pegawai
yang merangkap dalam jabatannya. Berbeda dengan ketika sudah bergabung
dengan CPP RADIONET, pegawai Radio Leonard per individunya bekerja
sesuai dengan sumber daya manusia (SDM) sehingga tidak ada tumpukan
47
atau kerja ganda setiap pegawainy4. Namun perlu diketahui ketika pembagian
jabatan masih belum rapi, secara tidak langsung melatih para pegawai untuk
ahli dalam berbagai bidang penyiaran sehingga para pegawai tidak melulu
ahli dalam satu bidang saja. Karena dengan ini para pegawai bisa berbagi
keluhan ketika membutuhkan ide untuk membuat suatu program ataupun
ketika beberapa pegawai yang ijin bekerja tak perlu khawatir mencari
penggantinya.
Pembuatan program acara dilaksanakan dalam suatu rapat yang sebelumnya
sudah dilakukan peninjauan ke dalam masyarakat serta radio pesaing. Kepala
radio atau BSO (Broadcast Service Official) dan tim akan membentuk
perencanaan program untuk periode satu tahun ke depan. Hal ini dilakukan
supaya mempunyai gambaran untuk menjalankan rancangan apa saja untuk
memajukan kualitas Radio Leonard melalui program siaran. Walaupun dalam
perjalanan ke depan nanti ada beberapa sub program mengalami pergantian
tidak seperti rancangan awal.
d. Peraturan Stasiun Penyiaran: Pengaturan ini meliputi jam kerja, pakaian, cuti,
dan sebagainya. Dalam pengaturan jam kerja, ada perbedaan ketika Radio
Leonard sebelum dan sesudah bergabung dengan CPP RADIONET. Hal ini
disampaikan oleh Bapak Paulus:
“Sebelum masuk CPP, para penyiar masuk sesuai dengan jam
on air siaran mereka. Kalo staf seperti produksi dan
programming boleh pulang ya kalo pekerjaan mereka sudah
selesai seperti contohnya bikin iklan. Staf resepsionis dan
bagian iklan tetap masuk dari pagi sampai sore. Nah setelah
4 Hasil wawancara dengan bapak Paulus Mahendra, mantan penyiar/kepala bag. penyiaran/wakil
direksi periode 1982-1996 dan BSO/kepala radio periode 1996-2005 Radio Leonard, 26 Agustus 2012,
pukul 16.15 WIB.
48
masuk CPP, staf penyiar dan staf pendukung lainnya harus ada
di kantor minimal 8 jam per harinya.”5
Bapak Paulus menambahkan untuk masalah cuti di dunia radio jarang
dilakukan karena tidak mengenal yang namanya hari libur. Tetap saja untuk
masalah ijin penyiar diperbolehkan melakukannya asalkan sesuai dengan
birokrasi yang ditentukan oleh BSO. Biasanya penyiar melakukan tukar jam
kerja dengan penyiar lainnya jika dalam suatu hari berhalangan hadir dan
tetap sesuai dengan persetujuan BSO. Untuk peraturan berpakaian pada saat
itu karena kebanyakan pegawai dari kalangan mahasiswa jadi pakaian rapi
memakai kemeja dengan bawahan harus celana panjang dan bersepatu. Saat
malam harinya baru diperbolehkan tidak memakai sepatu dan boleh
menggunakan kaos.
5.3.2 Pengorganisasian
Organisasi dapat diartikan sebagai susunan dengan bagian-bagian terpadu,
sehingga hubungan mereka dipengaruhi oleh hubungan secara keseluruhan. Menurut
Willis dan Aldrige (1991) stasiun penyiaran pada umumnya memiliki empat fungsi
dasar dalam struktur organisasinya yaitu:
a. Bagian Teknik: Bagian ini mengontrol seluruh kinerja siaran melalui
peralatan guna kelancaran mengudaranya suatu program. Kualitas peralatan
yang dimiliki juga mempengaruhi output yang keluar di radio-radio
penerimanya. Saat awal berdiri peralatan yang digunakan masih
menggunakan sistem secara manual yaitu memutarkan lagu atau iklan atau
jingle program menggunakan kaset. Dalam kaset itu sendiri hanya bisa
menyimpan satu kali rekaman baik itu dari lagu, iklan, atau jingle program.
Selain itu Radio Leonard menggunakan piringan hitam untuk memutarkan
lagu-lagu yang mungkin tidak dimiliki dalam rekaman kaset. Gambar di
5 Hasil wawancara dengan bapak Paulus Mahendra, mantan penyiar/kepala bag. penyiaran/wakil
direksi periode 1982-1996 dan BSO/kepala radio periode 1996-2005 Radio Leonard, 26 Agustus 2012,
pukul 16.15 WIB.
49
bawah ini merupakan gambar sebagian kaset yang digunakan untuk
penyimpanan data siaran:
Gambar 5.1 Kaset Perekam Lagu Gambar 5.2 Piringan Hitam
Sumber: Data Primer 2012 Sumber: Data Primer 2012
Gambar 5.3 Kaset Perekam Iklan
Sumber: Data Primer 2012
Hal menarik ketika dilakukan perekaman sebuah program atau iklan. Di sana
disediakan empat perekam sekaligus kasetnya yang memiliki fungsi berbeda-
beda. Pertama adalah perekam keseluruhan, yang kedua rekaman suara
50
mentah penyiar, yang ketiga lagu pendukung, dan yang keempat suara
tambahan atau pendukung untuk pembuatan iklan atau program.
Gambar 5.4 Kabin Siaran Gambar 5.5 Operator Ruang Siar
Sumber: Data Primer 2012 Sumber: Data Primer 2012
Gambar di atas merupakan peralatan Radio Leonard yang sudah mulai
berganti pada akhir tahun 90-an ketika kepemilikan akan berada dalam
manajemen CPP RADIONET. Pergantian tersebut dilakukan memang karena
perkembangan jaman yang semakin maju tidak lagi menggunakan perekam
manual tetapi sudah menggunakan komputer yang lebih mudah
mengaksesnya.
b. Bagian Program: Program acara di Radio Leonard memiliki masa berlaku
selama satu tahun. Jika dalam rapat pembahasan program tersebut masih
memiliki banyak pendengar maka program tersebut akan diperpanjang
beserta perbaharuannya supaya pendengar tidak gampang bosan. Ada
beberapa juga program yang bekerjasama dengan dengan pihak luar seperti
yang dijelaskan Bapak Paulus:
“Dulu setahun sekali kita wajib mengirimkan program
regular ke badan penyiaran untuk dievaluasi dari pihak
sana, kurang tau kalo sekarang. Kita belum pernah yang
51
namanya beli program, tapi kebanyakan para sponsor
yang meminta kita untuk bekerjasama untuk membuat
suatu program. Ada juga beberapa media partner.”6
Banyak hal yang dilakukan Radio Leonard pada saat itu untuk mendukung
visi misi sebagai radio anak muda dengan melakukan kerjasama dengan
media partner atau me-relay program siaran. Seperti Voice of America
(VOA) yang menyiarkan beberapa kegiatan yang terjadi di Amerika
khususnya Amerika Serikat dalam kesehariannya yang berhubungan dengan
kegiatan anak muda. Biasanya merekam beberapa kejadian atau kegiatan
yang juga melibatkan warga Indonesia yang berada di Amerika Serikat yang
sedang kuliah atau bekerja disana. Ada lagi yaitu Radio Netherland, yang
memberikan informasi berita teraktual dari belahan bumi bagian barat. Untuk
program siaran yang dikontrak oleh pengiklan, biasanya dalam satu durasi
program siaran semua iklan akan memutar iklan yang sama dan ketika
mengudara pembahasan tidak jauh-jauh dari iklan. Hal ini dilakukan
pengiklan untuk mempromosikan produk baru mereka sehingga perlu adanya
pemberitahuan lebih kepada masyarakat. Oleh karena itu, pengiklan
mengontrak salah satu program yang ada di Radio Leonard.
c. Bagian Pemasaran dan Penjualan: Pada bagian ini membahas tentang
kegiatan off air yang dilakukan oleh Radio Leonard guna mempromosikan
radio mereka. Menurut Bapak Paulus, off air disini dibagi menjadi dua, yaitu
off air dari Radio Leonard sendiri dan off air yang sistem kerjanya seperti
Event Organizer. Off air dari pihak Radio Leonard sendiri adalah acara yang
sebagian besar keseluruhannya dibiayai oleh Radio Leonard. Seperti
mengadakan lomba-lomba yang memperebutkan hadiah uang dan juga buah
tangan berupa produk dari Radio Leonard. Bapak A’an mengatakan untuk
6 Hasil wawancara dengan bapak Paulus Mahendra, mantan penyiar/kepala bag. penyiaran/wakil
direksi periode 1982-1996 dan BSO/kepala radio periode 1996-2005 Radio Leonard, 26 Agustus 2012,
pukul 16.15 WIB.
52
event dengan biaya sendiri biasanya lebih kepada lomba-lomba yang bertajuk
olahraga seperti bola voli, badminton, sepak bola, sepeda santai dan jalan
sehat7. Untuk acara off air yang sistem kerjanya seperti Event Organizer,
biasanya dalam mengundang artis-artis ibukota. Radio Leonard hanya
bertindak mencari ijin sang artis untuk membuat pertunjukan di Salatiga. Hal
ini juga ditambahkan oleh Bapak A’an:
“Dari label musik sang artis mempromosikan akan tampil
di kota Salatiga yang juga disponsori oleh Radio Leonard.
Ini kan secara tidak langsung mempromosikan radio kami,
selain itu untuk pembelian tiket konser dan merchandise
sang artis dilakukan di Radio Leonard. Semakin membuat
radio kami dikenal lebih luas lagi oleh publik Salatiga.
Artis yang diundang juga tidak main-main karena artis
yang sedang naik daun pada waktu itu.”8
Selain itu Radio Leonard juga pernah bekerjasama dengan Taman Impian
Jaya Ancol (TMII) untuk mempromosikan produk-produknya. Dari pihak
TMII berkunjung ke Salatiga mengadakan promosi dengan seminar
membahas apa saja yang ada di dalam TMII. Radio Leonard disini bertindak
sebagai mediator TMII untuk berpromosi kepada masyarakat di kota Salatiga.
Timbal balik yang didapatkan adalah beberapa stiker dan spanduk bertuliskan
“Radio Leonard 774 AM Salatiga” terpampang di beberapa sudut wilayah
TMII sehingga Radio Leonard mampu berpromosi sampai ke luar Salatiga.
5.3.3 Pengarahan dan Memberi Pengaruh
Fungsi mengarahkan (directing) dan memberikan pengaruh atau mempengaruhi
(ifluencing) tertuju pada upaya untuk merangsang antusiasme karyawan untuk
7 Hasil wawancara dengan bapak A’an Tisyadi, mantan producer dan programming Radio Leonard
periode 1980-1990, 2 Agustus 2012, pukul 16.00 WIB. 8 Ibid. `
53
melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Fungsi pengarahan diawali
dengan motivasi karena para manajer tidak dapat mengarahkan kecuali bawahan
dimotivasi untuk bersedia mengikutinya. (Morrisan, 2008:154)
a. Motivasi: Biasanya hal ini akan dilakukan dalam evaluasi mingguan yang
dilakukan oleh Radio Leonard ketika melihat salah satu pegawainya sedang
dalam performa buruk. BSO harus mampu melihat mana anak buahnya yang
sedang mengalami masalah dan jika diperbolehkan membantu anak buah
tersebut untuk menyelesaikan masalahnya. BSO dan rekan-rekan lain
memberi masukan dengan si individu sedang terkena masalah untuk terpacu
supaya menjadi lebih baik lagi dan lebih giat untuk berusaha keluar dari
masalah. Dengan sikap BSO dan rekan-rekan yang mampu memberi toleransi
kepada individu yang terkena masalah akan membuat kenyamanan dan
keharmonisan di dalam Radio Leonard.
b. Komunikasi: Komunikasi penting dilakukan antar karyawan supaya tidak
terjadi suatu konflik. BSO sebagai kepala radio harus berlaku adil kepada
seluruh karyawan supaya tidak muncul suatu kecemburuan sosial. Bapak
Paulus menambahkan bahwa masalah pasti akan selalu muncul dalam setiap
manajemen. Tinggal pintar-pintar kita saja dalam mengatur pembagian
pekerjaan dan waktu. Diusahakan selalu ada komunikasi kepada seluruh
karyawan di setiap harinya supaya karyawan merasa diwongke ketika bekerja
di Radio Leonard. Karena media adalah agen perubahan, jadi berharap
dengan bekerja di suatu media seorang individu bisa berubah ke arah yang
lebih baik.9
c. Kepemimpinan: Setiap pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan.
Begitupun seorang BSO, harus mampu mengatur dan berlaku adil kepada
setiap karyawan yang masing-masing memiliki karakter yang berbeda-beda.
9 Hasil wawancara dengan bapak Paulus Mahendra, mantan penyiar/kepala bag. penyiaran/wakil
direksi periode 1982-1996 dan BSO/kepala radio periode 1996-2005 Radio Leonard, 26 Agustus 2012,
pukul 16.15 WIB.
54
BSO yang mengerti apa yang diharapkan para pegawai dan pendengar untuk
kemajuan radio bisa dikatakan merupakan BSO yang berhasil. Tinggal selektif
dalam pemilihan ide-ide sesuai visi misi radio tersebut.
d. Pelatihan: Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI), saat
itu rutin mengadakan pelatihan penyiaran (radio) kepada seluruh elemen yang
bekerja di bidang radio. Pelatihan ini dilakukan dua kali dalam satu tahun.
Pelatihannya pun bermacam-macam sesuai dengan job description yang ada
dalam radio. Misalnya jurnalistik, produser musik, programming, announcer,
music director, produksi, dan sebagainya. Radio Leonard waktu itu selalu
mengirimkan perwakilan untuk mengikuti pelatihan keterampilan dalam dunia
penyiaran (radio). Setelah selesai mengikuti pelatihan tersebut para karyawan
Leonard wajib membuat evaluasi kegiatan setelah itu mereka membagi ilmu
kepada karyawan Radio Leonard lain yang tidak ikut dalam pelatihan tersebut.
5.3.4 Pengawasan
Menurut Fayol dalam Wahyudi (1994:92), pengawasan adalah pengujian, apakah
segala hal berlangsung sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dengan instruksi
yang telah diberikan, dan dengan prinsip-prinsip yang telah digariskan. Pengawasan
harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja yang dapat diukur agar
pengawasan dapat berjalan secara efektif. Menurut Morissan (2008:160), ada dua
konsep utama untuk mengukur prestasi kerja manajemen stasiun penyiaran adalah
efisiensi dan efektifitas:
a. Efisiensi: Merupakan kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
dengan benar. Selama masa periode sebelum diambil alih manajemen CPP
RADIONET, untuk efisiensi kerja Radio Leonard hanya menjalankan
program yang sudah dirancang dari pusat (CPP). Sehingga pada saat ini Radio
Leonard hanya menjalankan sesuai dengan diberikan pusat seperti program
acara. Berbeda ketika sebelum bergabung, radio ini memiliki pemikir-pemikir
sendiri yang juga bekerja sebagai karyawan Radio Leonard guna memajukan
radio untuk mampu bersaing dengan radio lain yang ada di kota Salatiga.
55
b. Efektifitas: Merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau
peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
setiap periodenya yang berlangsung selama satu tahun, Radio Leonard selalu
membuat program acara berkualitas demi kemajuan radio nya. Program-
program yang dibuat oleh tim sebelumnya dibandingkan terlebih dahulu
dengan radio lain apakah mampu bersaing dengan program dari radio lain.
Namun ketika masa jaya Radio Leonard ada beberapa program unggulan yang
memang sudah menjadi andalan radio tersebut.
“Kita selalu punya mas program-program yang mampu
bersaing bahkan bisa mengungguli program-program dari
radio lain. Karena juga memiliki basic pendengar yang
kuat, jadi ya kalo kelihatan program radio sedikit unggul
kita Cuma menambah variasi program dan kita akhirnya
yang lebih unggul. Tapi itu ya sebelum masuk CPP, kalo
sekarang program sudah dari sananya.”10
Memilih menggunakan program yang masa siar hanya satu tahun merupakan
cara Radio Leonard untuk memperoleh eksistensi dalam persaingan radio di
kota Salatiga. Hanya beberapa program prime time yang tidak berganti karena
merupakan unggulan di telinga para pendengar. Perubahan program juga
tidak keseluruhan terjadi, hanya perubahan kemasan program saja namun
format lagu tetap sama sehingga pendengar tidak bosan untuk mendengarkan.
Perkembangan Radio Leonard dari awal berdiri hingga saat ini terbilang
menurun. Hal ini ditunjukan dengan bertahannya Radio Leonard dalam gelombang
AM sedangkan radio-radio lain di kota Salatiga bergelombangkan FM atau yang
awalnya AM berpindah menjadi FM. Dari sisi kejernihan sendiri jelas FM lebih
unggul dari AM, maka dari itu peminat radio AM masih kalah dibanding peminat
10
Hasil wawancara dengan bapak Paulus Mahendra, mantan penyiar/kepala bag. penyiaran/wakil
direksi periode 1982-1996 dan BSO/kepala radio periode 1996-2005 Radio Leonard, 26 Agustus 2012,
pukul 16.15 WIB.
56
radio FM. Walaupun begitu, Radio Leonard juga menggunakan strategi bertahan
untuk mempertahankan eksistensinya dengan radio-radio lain di kota Salatiga.
Radio Leonard berada di era puncak ketika tahun 80an dan 90an dikarenakan
saat itu persaingan radio belum sebanyak sekarang alhasil radio ini bisa
mengoptimalkan untuk mencapai tingkat yang paling atas. Saat itu belum ada radio
FM, dan radio bersegmentasikan anak muda pertama adalah Radio Leonard. Kala itu
manajamen mengandalkan sumber daya manusia yang didominisasi oleh mahasiswa
sehingga para mahasiswa mengerti apa yang sedang digandrungi oleh masyarakat
saat itu. Program-program unggulan dengan format lagu barat menjadi andalan Radio
Leonard untuk menarik banyak pendengar. Selain itu, beberapa event yang
diselenggarakan atau ada kerjasama dengan Radio Leonard juga mendapatkan hasil
positif dari masyarakat. Ketepatan Radio Leonard dalam pemilihan event sangat tepat
karena yang diselenggarakan merupakan sesuatu yang sedang menjamur atau banyak
dikenal oleh masyarakat pada saat itu. Salah satunya dengan menggundang beberapa
artis ibukota antara lain, Anggun C. Sasmi, yang memang pada saat itu terkenal di
kalangan masyarakat Salatiga. Paling fenomenal adalah ketika memanggil band
sekaliber Kantata Taqwa, band yang digawangi oleh Iwan Fals, Setiawan Djodi,
W.S. Rendra, dan masih banyak lagi, merupakan sosok-sosok idola anak muda pada
saat itu. Dengan program-program yang diadakan tersebut Radio Leonard juga
mendirikan perkumpulan pendengar supaya memiliki pendengar tetap yang selalu
mendukung Radio Leonard.
Teknologi informasi yang terus-menerus berkembang membuat munculnya
radio-radio baru di Salatiga. Radio-radio baru tersebut menggunakan gelombang FM
untuk penyebaran siarannya karena menganggap radio AM kalah dalam kualitas
siarnya. Menyadari banyaknya persaingan dan berkurangnya pendengar, akhir tahun
90-an Radio Leonard melakukan strategi bertahan dengan bergabung dengan
manajemen CPP RADIONET. CPP RADIONET merupakan radio berjaringan yang
berbasis di Magelang. Dengan bergabungnya Radio Leonard dengan radio
berjaringan tersebut, secara tidak langsung hak untuk mengatur format dan program
57
acara dipegang oleh CPP RADIONET. Radio Leonard hanya mempunyai hak untuk
pengusulan program namun perealisasian tetap dengan persetujuan CPP
RADIONET. Alhasil demi menjaga eksistensi, pada awal tahun 2000 Radio Leonard
mengganti format siaran yang sebelumnya didominisasi oleh lagu pop berganti ke
lagu dangdut campursari dan merubah nama menjadi Radio POP AM. Format siaran
ini hanya bertahan selama lima tahun, dan memasuki tahun 2005, Radio POP AM
mengubah kembali nama dan format siaran menjadi Radio Qolbu. Radio Qolbu
adalah radio dengan format Islami dan hal ini dilakukan juga karena bertahannya
radio ini karena melihat radio dengan format siaran dangdut campursari sudah
menjamur di Salatiga. Radio Qolbu tidak bertahan lama, hanya dalam waktu setahun
saja dikarenakan kesusahan pihak manajemen mengendalikan format siaran yang
dilakukan berpatokan dengan Islam. Seperti iklan yang masuk tidak sembarang iklan
dan harus sesuai dengan ajaran agama, dan juga kreatifitas penyiar dalam siaran
berkurang karena setiap membawakan program harus ditemani oleh ustad atau
ustadzah. Tahun 2006, radio ini kembali menggunakan nama lama, Leonard, dan
mengubah format siaran menjadi musik dangdut yang diputar selama 24 jam penuh.
Hal unik yang terjadi adalah ketika para penyiar yang mengubah-ubah gaya
siaran mereka seiring dengan berubah-ubahnya format siaran Radio Leonard. Penyiar
Radio Leonard sampai saat ini masih merupakan penyiar yang direkrut ketika tahun
90an, bahkan ada yang bertahan sejak awal radio ini berdiri. Awalnya penyiar harus
bersikap seperti anak muda , dengan pengetahuan tentang dunia musik harus sangat
luas. Mulai masuk ke dalam manajemen CPP RADIONET, yang format siaran harus
diganti dengan dominasi musik dangdut dan campursari, para penyiar harus
mengubah gaya siaran mereka. Sebelumnya penyiar mengedepankan pengetahuan
dan suara nomor dua, namun saat itu diubah menjadi suara diutamakan. Dasarnya
musik dangdut dan campursari adalah melayu, sehingga penyiar harus membawakan
siaran dengan cengkok atau logat khas melayu. Istilahnya para penyiar harus “genit”
supaya mampu menarik perhatian pendengar. Ketika radio ini menjadi radio
bernuansa Islami, kembali penyiar harus merubah gaya siaran mereka yang dulunya
58
cerewet disertai cengkok khas melayunya berganti menjadi gaya siaran yang tenang,
sopan, dan terkesan seperti suatu khotbah karena membawakan program siaran
sesuai ajaran agama atau seperti syiar Islam. Ini hanya berlangsung sebentar karena
di tahun berikutnya radio kembali menggunakan nama lama, Radio Leonard, dengan
format siaran dangdut secara penuh. Kali ini, penyiar tidak perlu berbicara dalam
membawakan program karena setiap program hanya memutarkan lagu saja, musik
dangdut.
Radio Leonard mengalami berbagai perubahan format siaran guna
mempertahankan eksistensinya. Bermula dengan format pop pada awal berdiri hingga
akhir tahun 90-an, memasuki tahun 2000 awal manajemen melakukan perubahan
dengan mengurangi lagu pop dan menambahkan music dangdut dan campursari di
setiap program acara. Hal ini hanya berlangsung dalam 5 tahun karena di tahun 2005
kembali ada perubahan format acara dan musik secara keseluruhan menjadi radio
bernuansa Islami. Hanya bertahan setahun kembali Radio Leonard merubah format
siaran dan musik, kembali menggunakan format lama namun hanya menonjolkan satu
jenis musik saja yaitu musik dangdut.
Perubahan format yang terjadi pada Radio Leonard seakan-akan dilakukan secara
alamiah atau secara ilmu biologi disebut naluri hewani atau insting. Insting alamiah
yang dilakukan seperti penjelasan di atas bahwa demi mempertahankan keberadaan
Radio Leonard mereka secara naluri beberapa kali melakukan pergantian format
program yang menurut penulis hampir mencakup ke seluruh program yang
sebelumnya. Radio Leonard mau tidak mau mengikuti insting spontanitas untuk tetap
mempertahankan eksistensinya.
Selain itu, pada akhirnya terlihat juga adanya peleburan identitas yang terjadi saat ini.
Radio Leonard yang dulu masyarakat mengenal sebagai radio yang selalu memutar
pop barat namun kini hanya memutarkan musik dangdut. Padahal pengurus awal
Radio Leonard sempat mengatakan bahwa radio merupakan radio yang anti musik
dangdut, tetapi bisa kita lihat saat ini Radio Leonard hanya memutarkan musik-musik
dangdut saja.
59
Bagaikan struktur sosial di Amerika Serikat, melting pot, yang merupakan
peleburan menjadi satu tanpa meninggalkan identitas yang berbeda-beda, Radio
Leonard pun melakukan hal yang serupa. Saat ini majememen Radio Leonard lah
yang melakukan peleburan dan penyatuan identitas dengan Radio Zenith Salatiga.
Radio Zenith Salatiga juga merupakan radio yang berada dalam naungan CPP
RADIONET. Dalam pengambilan suatu keputusan, Radio Leonard tidak akan
memutuskan sendiri karena mereka harus mendiskusikan dengan manajemen Radio
Zenith. Disini, GM atau General Manager Radio Zenith berperan ganda karena juga
menjadi GM di Radio Leonard. Saat ini, tanggungjawab keseluruhan manajemen
Radio Leonard juga merupakan tanggungjawab dari manajemen Radio Zenith, yang
nantinya akan dilaporkan atau dipertanggungjawabkan kepada pihak manajemen CPP
RADIONET.