Download - Spk Model&Management
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN
-PEMODELAN & ANALISIS-MANAGEMEN PENGETAHUAN
Amorezky Hartami (10110616)Austin Agung K D (11110228)
Arya Pradana (11110154)Dimas Andaru Purnomo (12110023)
Dwita Astiti Putri (12110224)
4KA02
UNIVERSITAS GUNADARMA2013
MODEL DAN ANALISIS DALAM SPK
Pemodelan adalah elemen kunci pada kebanyakan DSS. Pemodelan merupakan suatu upaya
untuk melakukan analisis sistem pendukung keputusan (SPK) dengan cara meniru bentuk
nyata-nya daripada melakukannya pada sistem nyata. Dan hal penting pada sebuah DSS
berbasis-model. Ada banyak kelas model, dan kerap kali ada banyak teknik khusus untuk
memecahkan masing-masing model. Simulasi merupakan pendekatan pemodelan yang
umum, namun ada juga pendekatan yang lain. Model merupakan konseptualisasi dari suatu
masalah dengan mencoba mengabstraksikannya dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif.
Dengan model kita mencoba mendekati masalah sebenarnya dengan melakukan beberapa
penyederhanaan melalui pernyataan asumsi.Dalam permodelan DSS dapat diklasifikasikan
menjadi model statis dan model dinamis.
Model secara umum terdiri dari:
1. Variabel Keputusan, yaitu variabel yang berada di bawah kontrol pemegangkeputusan yang
nilainya ditentukan oleh si pemegang keputusan, contohnya adalah nilai anggaran, waktu
proses, jumlah produk, jenis produk dsb
2. Variabel diluar kontrol, yaitu variabel yang berada di luar kontrol pemegang keputusan
namun mempengaruhi keluaran dari model, contohnya adalah tingkat inflasi, strategi pesaing,
pertumbuhan teknologi,dsb.
3. Variabel Hasil, yang merupakan keluaran dari model yang ditentukan oleh variabel
keputusan dan variabel di luar kontrol, contohnya adalah nilai keuntungan, nilai return on
investment, kapasitas produksi, harga produk, dsb
Ada empat jenis dasar model :
1. Model Fisik. Adalah penggambaran entitas dalam bentuk tiga dimensi.
2. Model Naratif. Adalah jenis model yang menggambarkan dan menjelaskan suatu entitas
secra langsung baik dalam bentuk lisan maupun tertulis.
3. Model Grafik. Merupakan model yang menggambarkan entitasnya dengan sejumlah garis
atau simbol. model ini merupakan model yang sangat efektif dalam menjelaskan suatu
entitas.
4. Model Matematika. semua rumus dan persamaan matematika adalah suatu model
matematika. model ini memiliki kemampuan untuk memperkirakan output masalah-masalah
tertentu yang bersifat eksakta.
Keuntungan Model
o Biaya analisis model lebih murah daripada percobaan yang dilakukan pada
sistem yang sesungguhnya.
o Model memungkinkan untuk menyingkat waktu. Operasi bertahun-tahun dapat
disimulasikan dalam hitungan menit di komputer.
o Manipulasi model (perubahan variabel) lebih mudah dilakukan daripada bila
diterapkan pada sistem nyata. Selanjutnya percobaan yang dilakukan akan
lebih mudah dilakukan dan tak mengganggu jalannya operasi harian
organisasi.
o Akibat yang ditimbulkan dari adanya kesalahan-kesalahan sewaktu proses
trial-and-error lebih kecil daripada penggunaan model langsung di sistem
nyata.
o Lingkungan sekarang yang makin berada dalam ketidakpastian. Penggunaan
pemodelan menjadikan seorang manajer dapat menghitung resiko yang ada
pada proses-proses tertentu.
o Penggunaan model matematis bisa menjadikan analisis dilakukan pada
kemungkinan- kemungkinan solusi yang banyak sekali, bahkan bisa tak
terhitung. Dengan adanya komunikasi dan teknologi canggih sekarang ini,
manajer akan seringkali memiliki alternatif-alternatif pilihan.
o Model meningkatkan proses pembelajaran dan meningkatkan pelatihan.
o
Pemodelan pada SPK mencakup tujuh permasalahan:
1. Identifikasi masalah dan analisis lingkungan.
Pada tahap ini akan dilakukan pengawasan, pelacakan, dan interpretasi terhadap informasi-
informasi yang telah terkumpul. Analisis dilakukan terhadap domain dan dinamika dari
lingkungan yang ada. Pada bagian ini perlu juga diidentifikasi budaya organisasi dan proses
pengambilan keputusan. Dapat digunakan business intelligence tools untuk keperluan
tersebut.
2. Identifikasi variabel
Pada tahap ini akan diidentifikasi variabel-variabel yang relevan. Variabel tersebut meliputi
variabel keputusan, variabel intermediate (tak terkontrol), dan variabel hasil. Untuk
kepentingan tersebut, dapat digunakan influence diagram untuk menunjukkan relasi antar
variabel-variabel tersebut.
3. Peramalan (forecasting).
Apabila suatu SPK diimplemantasikan, maka akibatnya akan dirasakan di kemudian hari.
Oleh karena itu, peramalan mutlak diperlukan.
4. Penggunaan beberapa model keputusan.
Suatu sistem pendukung keputusan dapat terdiri-atas beberapa model. Masing-masing model
merepresentasikan bagian yang berbeda dari masalah pengambilan keputusan.
5. Seleksi kategori model yang sesuai.
Ada tujuh kategori model SPK sebagaimana telah dijelaskan pada bagian terdahulu.
Setiap kategori memiliki beberapa teknik-teknik tertentu. Pada dasarnya, teknik-teknik
tersebut dapat diaplikasikan baik dalam model statis maupun model dinamis.
- Model statis umumnya memberikan asumsi adanya operasi perulangan dengan
menggunakan kondisi yang identik.
- Model dinamik (time-dependent) merepresentasikan skenario yang senantiasa
berubah dari waktu ke waktu.
6. Manajemen model.
Untuk menjaga integritas dan aplikabilitasnya, model perlu dikelola sebaik mungkin.
Untuk keperluan tersebut dibutuhkan suatu model base management system. Model Base
Management System (MBMS) merupakan paket perangkat lunak yang dibangun dengan
kapabilitas yang mirip dengan DBMS.
Kapabilitas MBMS meliputi:
- kontrol,
- fleksibilitas,
- umpan balik,
- antarmuka,
- adanya pengurangan redundansi, dan
- adanya peningkatan konsistensi.
7. Pemodelan berbasis pengetahuan
Sistem berbasis pengetahuan menggunakan sekumpulan aturan dalam menyelesaikan
permasalahannya. Sistem pakar merupakan salah satu model pendukung keputusan yang
bersifat kualitatif. Sistem pakar merupakan sistem berbasis pengetahuan.
2. PEMODELAN SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN
Subsistem Manajemen Model
Subsistem dari manajemen model dari Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari elemen-
elemen berikut ini:
Basis Model
Basis model berisi rutin dan statistik khusus, keuangan, forecasting, ilmu manajemen, dan
model kuantitatif lainnya yang memberikan kapabilitas analisis pada sebuah sistem
pendukung keputusan. Kemampuan untuk invokasi, menjalankan, mengubah,
menggabungkan, dan menginspeksi model merupakan suatu kapabilitas kunci dari sistem
pendukung keputusan dan yang membedakannya dengan CBIS (Computer Base Information
System) lainnya. Model dalam basis model dapat dibagi menjadi empat katagori utama, dan
satu katagori pendukung, yaitu:
1. Strategis : Model strategis digunakan untuk mendukung manajemen puncak untuk
menjalankan tanggung jawab dalam perencanaan strategis.
2. Taktis : Model Taktis digunakan terutama oleh manajemen tingkat menengah, untuk
membantu mengalokasikan dan mengontrol sumber daya organisasi.
3. Operasional : Model ini digunakan untuk mendukung aktivitas kerja harian transaksi
organisasi.
4. Analitik : Model ini digunakan untuk menganalisis data, model ini meliputi model
statik, ilmu manajemen, algoritma data mining, model keuangan, dan lainnya.
5. Blok Pembangunan Model dan Rutin : Selain berisi model strategis, taktis, dan
operasional, basis model juga berisi blok pembangunan model dan rutin. Contoh-
contohnya meliputi satu rutin generator dengan jumlah acak, kurva, atau line-fitting
rutin, rutin komputasi present-value, dan analisis regresi. Blok pembangunan ini dapat
digunakan dalam beberapa cara. Dapat disebarkan untuk aplikasi sebagai analisis
data, dapat juga digunakan sebagai komponen present-value, dan analisis regresi.
Sistem Manajemen Basis Model
Fungsi perangkat lunak sistem manajemen basis model (MBMS) adalah untuk membuat
model dengan menggunakan bahasa pemrograman, alat sistem pendukung keputusan atau
subrutin, dan blok pembangunan lainnya, membangkitkan rutin baru dan laporan, pembaruan
dan perubahan model, dan manipulasi data model. MBMS mampu mengaitkan model-model
dengan link yang tepat melalui sebuah database.
Peran direktori model yang terhubung ke MBMS sama dengan direktori database. Direktori
model adalah katalog dari semua model dan perangkat lunak lainnya pada basis model. Yang
berisi definisi model dan fungsi utamanya adalah menjawab pertanyaan tentang ketersediaan
dan kapabilitas model. Sistem Manajemen Basis Model/Model Base Management System
(MBMS) berisi beberapa elemen antara lain, yaitu :
1. Eksekusi Model : Eksekusi Model adalah proses mengontrol jalannya model.
2. Integrasi Model : Model ini mencakup gabungan operasi dari beberapa model saat
diperlukan (misalnya mengarahkan output suatu model, katakanlah perkiraan, untuk
diproses model lain, misal model perencanaan pemrograman linier).
3. Perintah (Comman Processor Model) : Model ini digunakan untuk menerima dan
menginterpretasikan instruksi-instruksi pemodelan dari komponen antarmuka
pengguna dan merutekannya ke MBMS, eksekusi model atau fungsi-fungsi integrasi
elemen-elemen tersebut beserta antarmukanya dengan komponen sistem pendukung
keputusan.
Kemampuan subsistem model dalam Sistem Pendukung Keputusan antara lain :
1. Mampu menciptakan model – model baru dengan cepat dan mudah
2. Mampu mengkatalogkan dan mengelola model untuk mendukung semua tingkat
pemakai
3. Mampu menghubungkan model – model dengan basis data melalui hubungan yang
sesuai
4. Mampu mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dengan
database manajemen.
3. MODEL STATIS DAN DINAMIS
Model Statis
Menggunakan satu fokus tunggal dalam suatu keadaan dan segala sesuatu terjadi dalam
interval tunggal. Model statis mengambil satu snapshot tunggal dari suatu situasi. Selama
snapshot tersebut, segala sesuatu terjadi dalam interval tunggal. Sebagai contoh, satu
keputusan mengenai membuat sendiri atau membeli satu produk adalah keputusan bersifat
statis. Pendapatan triwulan atau tahunan adalah statis, demikian juga contoh keputusan
investasi. Sebagian besar situasi pengambilan keputusan statis diperkirakan berulang dengan
kondisi yang identik
Simulasi proses memulai dengan steady-state yang merupakan representasi model statis dari
sebuah pabrik untuk menemukan parameter pengoperasian optimal. Representasi statis
menganggap bahwa aliran bahan mentah ke dalam pabrik akan berlangsung terus-menerus
dan tidak bervariasi. Simulasi steady-state adalah alat utama untuk desain proses ketika para
ahli teknik harus menentukan imbal balik terbaik antara biaya capital, biaya operasi, performa
proses, kualitas produk, dan factor-faktor keamanan serta lingkungan (Boswell, 1999).
Stabilitas dari data relevan dianggap ada pada analisis statis.
Contoh :
1. Keputusan pembelian atau pembuatan sendiri suku cadang suatu produk
2. Pendapatan triwulan / tahunan
3. Keputusan investasi
Model Dinamis
Ada beberapa kisah tentang pembangunan model yang menghabiskan waktu berbulan-bulan
untuk mengembangkan satu model statis yang kompleks, berskala ultrabesar, dan sulit
dipecahkan. Model tersebut merepresentasikan situasi pengambilan keputusan dunia nyata
yang makan waktu satu minggu, seperti produksi sosis. Mereka mengirimkan system dan
menyajikan hasilnya kepada presiden perusahan, yang menanggapi, “Hebat! Model mampu
menangani masalah satu minggu. Model dinamis merepresentasikan scenario yang berubah
sepanjang waktu. Contoh sederhana adalah proyeksi rugi-laba 5 tahun di mana data input
seperti biaya, harga, dan kuantitas berubah dari tahun ke tahun.
Model dinamis tergantung pada waktu. Sebagai contoh, dalam menentukan berapa banyak
poin checkout harus dibuat pada sebuah supermarket, orang harus mengambil waktu satu hari
karena jumlah pelanggan yang berbeda-beda dating selama setiap jam. Permintaan harus
diperkirakan sepanjang waktu. Simulasi dinamis, berlawanan dengan simulasi steady-state,
merepresentasikan apa yang terjadi ketika kondisi berubah dari steady-state ke kondisi
tergantung waktu. Mungkin ada variasi pada bahan mentah (tanah liat). Metodologi ini
digunakan pada desain control pabrik (Boswell, 1999)
Model dinamis penting karena model ini sepanjang waktu menggunakan, merepresentasikan,
atau membuat trend dan pola-pola. Model ini juga menunjukkan rata-rata per periode, rata-
rata perubahan, dan analisi perbandingan. Model dapat diperluas menjadi model aliran
jaringan dinamis untuk mengakomodasi inventori (Aronson, 1989).
1. Skenario yang mengalami perubahan sepanjang waktu. Misalnya proyeksi rugi laba 5 tahun
yang dipenagruhi oleh input biaya, harga dan kuantitas yang berubah dari tahun ke tahun.
2. Model dinamis ditentukan oleh fungsi waktu
3. Representasi rata – rata setiap periode
4. Rata – rata perubahan
5. Analisis perbandingan
4. OPTIMISASI PEMROGRAMAN MATEMATIKA
Digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah manajerial, untuk mengalokasikan
resources yang terbatas (misal tenaga kerja, modal, mesin, atau air) diantara sekian banyak
aktivitas untuk mengoptimalkan tujuan yang ditetapkan. Pemrograman linier adalah salah
satu teknik yang cukup terkenal dalam perhitungan optimalisasi pada pemrograman
matematika. Karakteristik pemrograman linier antara lain :
1. Terbatasnya jumlah sumber daya ekonomi yang tersedia untuk dialokasikan
2. Sumber daya yang digunakan untuk memproduksi produk atau jasa
3. Ada dua atau lebih cara dimana sumber daya dapat digunakan, masing-masing disebut solusi
atau program.
4. Masing-masing aktivitas (produk atau jasa) dimana sumber daya digunakan menghasilkan
tujuan
5. Alokasi biaya dibatasi pada beberapa batasan dan persyaratan yang disebut konstrain.
Model Optimisasi adalah model yang memilih solusi terbaik dari berbagai alternatif, dimana
masalahnya harus terstruktur sangat baik. Model Suboptimisasi, sering disebutsatisficing
model, yang memungkinkan manajer memasukkan serangkaian keputusan dan model akan
memproyeksikan hasilnya, dimana model tersebut menyerahkan tugas kepada manajer untuk
mengidentifikasi keputusan yang akan menghasilkan hasil terbaik.
Manajer yang menggunakan model matematika dapat memperoleh keuntungan sebagai
berikut:
1. Proses pembuatan model dapat menjadi pengalaman belajar, dimana pada setiap
proyek model dipelajari sesuatu yang baru mengeenai sistem fisik
2. Kecepatan proses simulasi dapat mengevaluasi dampak keputusan dalam jangka
waktu singkat, dimana dalam hitungan menit, dapat dibuat simulasi operasi
perusahaan untuk bebrapa bulan, kuartal, atau tahun
3. Model menyediakan daya prediksi – suatu pandangan ke masa depan – yang tidak
dapat disediakan oleh metode penghasil informasi lain
4. Model lebih murah daripada metode trial and error; dimana proses pembuatan model
memang mahal dalam hal waktu maupun perangkat lunak dan keras yang diperlukan
untuk simulasi, tetapi biaya tersebut tidak setinggi biaya yang disebabkan keputusan
yang buruk.
Adapun kerugian utama yang mengimbangi pembuatan model matematik adalah:
1. Kesulitan pembuatan model sistem bisnis, akan mengahasilkan suatu model yang
tidak menangkap semua pengaruh pada entitas. Misalnya, dalam model yang baru
dijelaskan, seseorang dalam perusahaan harus memperkirakan nilai-nilai dari elemen-
elemen data skenario. Ini berarti bahwa pertimbangan yang menyeluruh sangat
diperlukan dalam menerapkan keputusan yang didasarkan pada simulasi
2. Diperlukan keahlian matematika tingkat tinggi, untuk mengembangkan sendiri model-
model yang lebih kompleks, keahlian itu juga diperlukan untuk menafsirkan output
secara tepat.
5. METODE PENCARIAN PEMECAHAN MASALAH
Pemecahan masalah didefinisikan sebagai respon terhadap suatu hal yang berjalan baik
maupun berjalan buruk. masalah (problem) merupakan suatu keadaan atau kejadian yang
merugikan atau berpotensi akan merugikan bagi perusahaan dengan cara negatif atau
sebaliknya, yaitu hal yang menguntungkan atau berpotensi menguntungkan bagi perusahaan
dalam cara yang positif.
Pembuatan Keputusan Analitis tergantung pada informasi yang dipilih secara sistematisdan
dievaluasi dengan sistematis pula dengan cara memperkecil alternatif-alternatif yang ada
serta membuat suatu keputusan berdasarkan keputusan tersebut. Pembuatan Keputusan
Heuristik,pembuatan keputusan yang menggunakan heuristik membuat keputusan dengan
bantuan beberapa petunjuk (petunjuk praktis), meskipun mereka tida selalu diterapkan secara
konsisten atau sistematis.
Ada berbagai macam jenis masalah, yaitu:
1. Masalah terstruktur, yaitu masalah yang memiliki elemen-elemen yang saling berhubungan
di mana masing-masing elemen dan hubungannya dapat difahami oleh manajer.
2. Masalah semi terstuktur, yaitu masalah yang sebagian elemennya difahami dan sebagian lagi
tidak difahami oleh manajer
3. Masalah tidak terstruktur, yaitu masalah yang elemen-elemennya atau hubungan
antarelemennya tidak difahami oleh manajer.
Dalam penyelesaian suatu masalah terdapat tiga fase penyelesaian masalah yaitu :
1. Kercedasan
Kecerdasan adalah kesadaran mengenai suatu masalah atau peluang. Dalam hal ini, pembuat
keputusan berupaya mencari lingkungan bisnis internal dan eksternal, memeriksa keputusan-
keputusan yang yang perlu dibuat, dan masalah-masalah yang perlu diatasi. Mencari
lingkungan yang kondusif untuk mendadpatkan suatu solusi.
2. Perancangan
Dalam fase perancangan, pembuat keputusan merumuskan suatu masalah dan menganalisis
sejumlah solusi alternatif. Menciptakan, mengembangkan dan menganalisais tindakan-
tidakan yang mungkin dilakukan.
3. Pemilihan
Dalam pemilihan fase ini, pembuat keputusan memilih solusi masalah atau peluang yang
ditandai dalam fase kecerdasan. Memilih tindakan tertentu dari berbagai kemungkinan yang
ada
4. Aktivitas meninjau ulang, Menilai kembali pilihan atau keputusan yang telah diambil.
KERANGKA KERJA PEMECAHAN MASALAH
Ada dua kerangka yang digunakan dalam pemecahan masalah, yaitu model sistem dan model
lingkungan. Model/pendekatan sistem berupa kerangka kerja perusahaan sebagai suatu
sistem. Dalam kerangka ini, elemen-elemen penting diidentifikasi, termasuk aliran data,
informasi dan keputusan-keputusan yang menghubungkan elemen-elemen tersebut. dalam
Proses pemecahan masalah dikelompokkan dalam 3 fase, yaitu:
1. Fase pertama, yaitu fase upaya persiapan
2. Fase kedua, yaitu fase upaya definisi atau penentuan
3. Fase ketiga, yaitu fase upaya solusi
Model lingkungan digunakan untuk dapat memahami lingkungan perusahaan dan interaksi
antara perusahaan dan masing-masing elemen lingkungan dalam bentuk aliran sumber daya.
Metode yang digunakan dalam menyelesaikan masalah-masalah Semiterstruktur.Dengan
menggunakan keputusan kriteria ganda sebagai metode yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah-masalah semiterstruktur. Dalam membentuk model keputusan-
keputusan serialitas mungkin, peneliti mengembangkan beberapa pendekatan untuk
mengevaluasi tujuan ganda atau masalah-masalah kriteria ganda. Pendekatan kritera ganda
memungkinkan pembuat keputusan menyusun prioritas mereka serta memungkinkan
ditampilkannya analisis sensitifitas dengan menanyakan jenis pertanyaan Bagaimana jika?
Metode ini meliputi metode-metode pembobotan, pendekatan batasan konjungtif, pemrosesan
hierarki analitis, dan pemrograman tujuan.
Selama proses pemecahan masalah, menejer akan terlibat dalam pengambilan keputusan,
yaitu suatu aksi atau tindakan memilih dari berbagai alternatif tindakan. Keputusan adalah
tindakan tertentu yang dipilih yang biasanya pemecahan satu masalah akan membutuhkan
atau menghasilkan beberapa keputusan. Membedakan istilah pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan bisa sangat membingungkan. Satu cara untuk dapat membedakan
keduanya adalah dengan memeriksa tahapan-tahapan atau fase-fase proses keputusan. Fase
ini adalah inteligensi, perancangan, pemilihan dan peninjauan (implementasi).
6. SIMULASI
Simulasi adalah sebuah teknik untuk melakukan eksperimen dengan sebuah komputer pada
sebuah model dari sebuah sistem manajemen. Simulasi merupakan model DSS yang paling
umum digunakan. Simulasi merupakan suatu model deskriptif. Tidak ada pencarian otomatis
untuk suatu solusi yang optimal. Model simulasi menggambarkan atau memprediksi
karakteristik suatu sistem di bawah kondisi yang berbeda.
Proses simulasi biasanya mengulangi sebuah eksperimen, berkali-kali untuk mendapatkan
estimasi mengenai efek keseluruhan dari tindakan-tindakan. Simulasi lebih bersifat deskriptif
(menjelaskan) daripada tool normatif; sehingga tak ada pencarian otomatis untuk solusi
optimal. Simulasi memperkirakan karakteristik sistem tertentu pada berbagai keadaan yang
berbeda-beda. Sekali karakteristik ini diketahui, alternatif terbaik dari alternatif yang ada
dapat dipilih. Simulasi digunakan bilamana permasalahan yang ada terlalu kompleks/sulit
bila diselesaikan dengan teknik optimasi numerik (misalnya LP). Kompleksitas disini berarti
bahwa permasalahan tadi tak bisa dirumuskan untuk optimasinya atau perumusannya terlalu
kompleks.
Keuntungan Simulasi:
1. Teori simulasi relatif mudah dan bisa langsung diterapkan.
2. Model simulasi mudah untuk menggabungkan berbagai hubungan dasar dan
ketergantungannya.
3. Simulasi lebih bersifat deskriptif daripada normatif
4. Modelnya dibangun berdasarkan perspektif manajer dan berada dalam struktur
keputusannya
5. Simulasi dapat mengatasi variasi yang berbeda-beda dalam pelbagai jenis masalah
6. Sebagai sifat alamiah simulasi, kita dapat menghemat waktu
Kerugian Simulasi:
1. Tak menjamin solusi yang optimal.
2. Membangun model simulasi seringkali memakan waktu lama dan membutuhkan biaya.
3. Solusi dan inferensi dari satu kasus simulasi biasanya tak bisa ditransfer ke permasalahan
yang lain.
4. Simulasi terkadang begitu mudah diterima oleh manajer sehingga solusi analitis yang dapat
menghasilkan solusi optimal malah sering dilupakan.
Metodologi Simulasi
Definisi masalah.
Membangun model simulasi.
Testing dan validasi model.
Desain percobaan.
Melakukan percobaan.
Evaluasi hasil.
Implementas.
MANAGEMEN PENGETAHUAN
Managemen Pengetahuan adalah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan
oleh organisasi atau perusahaan untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan
mendistribusikanpengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam
organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait dengan objektif organisasi dan ditujukan untuk
mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan
kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi. Konsep manajemen pengetahuan ini
meliputi pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dan teknologi informasi (TI) dalam
tujuannya untuk mencapai organisasi perusahaan yang semakin baik sehingga mampu
memenangkan persaingan bisnis. Perkembangan teknologi informasi memang memainkan
peranan yang penting dalam konsep manajemen pengetahuan. Hampir semua aktivitas
kehidupan manusia akan diwarnai oleh penguasaan teknologi informasi, sehingga jika
berbicara mengenai manajemen pengetahuan tidak lepas dari pengelolaan.
Jenis dan Bentuk Pengetahuan
1. Tacit knowledge
Pengetahuan yang sulit diartikulasikan, dituliskan dalam kata-kata, teks, maupun
gambar
Tersimpan dalam pikiran manusia, sulit diformulasikan (misalnya keahlian
seseorang)
Penting untuk kreatifitas dan inovasi
Dikonversikan ke eksplisit dengan eksternalisasi
Misalnya pengalaman bertahun-tahun yang dimiliki oleh ahli
2. Explicit knowledge
Pengetahuan yang telah ditangkap dan dinyatakan dalam kata-kata, teks, maupun
gambar
Telah ada dalam bentuk konkrit/nyata
Dapat dikodifikasi/formulasi
Dikonversikan ke tacit dengan pemahaman dan penyerapan
Misalnya dokumen, database, materi audio visual dll.
Semakin tacit sebuah pengetahuan, maka semakin berharga pengetahuan tersebut
Pendekatan Pengembangan Manajemen Pengetahuan
Manajemen pengetahuan bukan perkara yang sederhana, karena luas dan kompleksnya
bidang manajemen pengetahuan ini para ahli mencoba membangun model untuk manajemen
pengetahuan. Manajemen Pengetahuan dilaksanakan dalam sistem pengelolaan pengetahuan,
atau Knowledge Management System (KMS). Sebagian besar organisasi yang menerapkan
KMS, menggunakan pendekatan tiga cabang untuk mengelola pengetahuannya, yaitu
Manusia (People),
Proses (Process), dan
Teknologi (Technology).
Penekanan terhadap tiap-tiap elemen bisa berbeda di setiap bagian organisasi. Berdasarkan
model pendekatan di atas maka batasan dari knowledge management sebagai berikut :
Model lain adalah yang dikemukakan oleh ahli lain yang membagi model manajemen
pengetahuan menjadi dua dimensi, sebagai berikut:
Dimensi pertama (bawah) terdiri dari aktifitas-aktifitas yang sangat penting bagi proses
penciptaan pengetahuan dan inovasi seperti :
knowledge exchange,
knowledge capture,
knowledge reuse, dan
knowledge internalization.
Secara keseluruhan, proses ini menciptakan sebuah organisasi pembelajaran (learning
organization) yaitu sebuah organisasi yang memiliki keahlian dalam penciptaan, perolehan,
dan penyebaran pengetahuan serta mengadaptasikan aktifitasnya untuk merefleksikan
pemahaman dan inovasi baru yang didapat. Sedangkan dimensi kedua (atas) terdiri dari
elemen yang memungkinkan atau
mempengaruhi aktifitas penciptaan pengetahuan, yaitu:
Strategy penyelarasan strategi organisasi dengan strategi KMS.
Measurement pengukuran yang diambil untuk menentukan apakah terjadi
perbaikan KM atau ada manfaat yang telah diambil.
Policy aturan tertulis atau petunjuk-petunjuk yang telah dibuat oleh organisasi.
Content bagian dari knowledge-base organisasi yang ditangkap secara elektronik.
Process proses-proses yang digunakan oleh knowledge worker organsisasi dalam
rangka mencapai misi dan tujuan organisasi.
Technology teknologi informasi yang memfasilitasi proses identifikasi, penciptaan,
dan difusi pengetahuan diantara elemen-elemen organisasi di seluruh bagian
organisasi. Peran penting teknologi dalam KMS adalah memperluas jangkauan dan
meningkatkan kecepatan transfer pengetahuan. Peran ini sangat tergantung pada dua
aspek yang paling banyak mendukung, yaitu penyimpanan dan komunikasi.
Culture lingkungan dan konteks yang di dalamnya proses-proses KM harus terjadi
(sering disebut dengan istilah nilai, norma, dan praktek).
Aplikasi Teknologi Informasi Pada Manajemen Pengetahuan
Perkembangan teknologi informasi memainkan peranan amat penting dalam perkembangan
konsep manajemen pengetahuan. Dalam catatan Beckman (1999, h.1.2), peristiwa penting
yang menandai tonggak perkembangan manajemen pengetahuan adalah ketika di tahun 1980
organisasi DEC (Digital Equipment Corporation) dan Universitas Carnagie mellon
mengembangkan sistem pakar untuk menetapkan konfigurasi perangkat keras komputer.
Sejak itu banyak penelitian yang menuju pada pemanfaatan teknologi untuk memanfaatkan
pengetahuan yang tersimpan di kepala manusia. Namun baru enam tahun kemudian istilah
manajemen pengetahuan diperkenalkan secara formal oleh Dr. Karl Wiig dalam sebuah
pidatonya di konferensi ILO (badan buruh PBB). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
bahwa dalam penerapan manajemen pengetahuan dapat didukung dengan teknologi
informasi. Oleh karena itu, komponen selanjutnya dalam penerapan manajemen pengetahuan
ini adalah teknologi; dalam hal ini berkaitan dengan pemanfaatan Teknologi Informasi (TI).
Istilah Teknologi Informasi merupakan gabungan dua istilah dasar yaitu teknologi dan
informasi. Teknologi dapat diartikan sebagai pelaksanaan ilmu, sinonim dengan ilmu terapan.
Sedangkan, secara umum informasi merupakan sesuatu arti yang diungkapkan oleh manusia
atau oleh ekstrak dari fakta. Teknologi tidak saja terbatas pada perangkat keras (alat) dan
perangkat lunak (program), tetapi juga mengikutsertakan manusia serta tujuan yang
ditentukan, nilai yang digunakan untuk membuat pilihan pelaksanaan, dan kriteria penilaian
yang digunakan untuk memutuskan apakah manusia mengendalikan teknologi atau tidak.
Yang termasuk teknologi informasi adalah antara lain:
(1) telekomunikasi,
(2) sistem komunikasi optik,
(3) sistem pita-video dan cakram video,
(4) komputer, termasuk visi komputer, lingkungan data dan sistem pakar,
(5) mikrobentuk,
(6) komunikasi suara dengan bantuan komputer,
(7) jaringan kerja data,
(8) surat elektronik, dan (videoteks dan teleteks.)
Keberadaan teknologi informasi mampu menawarkan berbagai metode, antara lain :
1. Metode dan tools untuk merekam pengetahuan termasuk komputer, media
simpan seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Pencarian data teks
lengkap memungkinkan pemakai menelusuri direktori, ensiklopedia, data
statistik, dan keuangan yang terbacakan mesin. Ini semua dipermudah dengan
tersedianya media simpan optik.
2. Metode menyimpan rekaman (record) mengenai berbagai kegiatan termasuk
perangkat keras komputer seperti media simpan, yang dilengkapi perangkat
lunak untuk merancang bangun, menciptakan, dan menyunting data,
spreadsheet, dan perangkat lunak sejenis.
3. Metode untuk mengindeks dokumen dan informasi termasuk berbagai teknik
pembuatan indeks berbantuan komputer serta berkas (files) khusus untuk
memudahkan menemukan dokumen berdasarkan istilah atau kondisi istilah
dalam berkas. Pangkalan data bibliografis yang besar yang memudahkan
menemukan dokumen yang memenuhi syarat tertentu (misalnya berdasarkan
pengarang atau subjek), kini berkembang dengan katalog sehingga membantu
menentukan lokasi dokumen.
4. Metode mengkomunikasikan pengetahuan termasuk :
a. sistem pos elektronik untuk transmisi teks memo dan surat dokumen ;
b. system transmisi faksimili (facsimile) untuk transmisi dokumen jarak
jauh berdasarkan prinsip fotokopi. Ini sama saja dengan fotokopi jarak
jauh ;
c. majalah elektronik sebagai sarana komunikasi kegiatan dan hasil
penelitian ;
d. telekonferensi artinya pertemuan jarak jauh, masing-masing peserta
berada di berbagai tempat, saling berkomunikasi serta terlihat wajah
masing-masing ; dan
e. jaringan komunikasi data untuk mengkomunikasikan data.
Sementara itu, ketika teknologi jaringan dan telekomunikasi semakin maju, maka boleh
dikatakan bahwa teknologi pengelolaan pengetahuan mengalami pertumbuhan sangat
dinamik. Seperti dikatakan Jablonski, Horn, dan Schlundt (2001), manajemen pengetahuan
kini berdiri di atas tiga kaki yaitu :
Intelegensi buatan (artificial intelligence) yang membantu mengekstraksi informasi
dari berbagai sumber untuk disimpan di knowledge base. Sebuah knowledge base
memiliki format yang bisa ditelusur dan diakses sesuai keperluan pemakai.
Pendekatannya berdasarkan asumsi bahwa knowledge base bisa dipisahkan dari
knowledge carriers.
Manajemen dokumen (document management) untuk menyimpan dan mengelola
berbagai tipe dokumen di dalam satu pusat. Pemanfaatannya adalah melalui metadata.
Teknologi jaringan komputer dan hypertext yang memungkinkan berbagai dokumen
dihubungkan, sedangkan pencariannya didukung oleh search engine. Majunya
Teknologi Informasi (TI) memang bisa memacu efisiensi dan efektifitas organisasi.
Karena dirasa banyak manfaatnya bagi organisasi, sehingga usaha-usaha untuk lebih
memaksimalkan TI terus berkembang. Bagi mereka, TI telah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dan merupakan infrastruktur yang penting bagi organisasi atau organisasi
dalam memberikan nilai tambah atau keuntungan kompetitif.
Multidisiplin manajemen pengetahuan
Ilmu keorganisasian
Ilmu kognitif
Linguistik
Teknologi informasi knowledge-based system, database technology, information
management
Ilmu kepustakaan
Teknik penulisan dan jurnalisme
Antropologi dan sosiologi
Pendidikan dan pelatihan
Ilmu komunikasi
Teknologi kolaborasi intranet, ekstranet, portal, web technologies
SUMBER : http://ridwan-cruiser.blogspot.com/2012/11/makalah-pemodelan-dan-analisis-
spk.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_pengetahuan
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&ved=0CEQQFjAD&url=http%3A%2F
%2Fviyan.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F16426%2F8_MANAJEMEN
%2BPENGETAHUAN.pdf&ei=TUWCUvC7EI-
IrAfcwIDoDA&usg=AFQjCNHT2Joge7HVFtPdYXhTyEvmBHnBzw&bvm=bv.56146854,d.bmk