Download - Sop Persal Normal

Transcript

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

NO. DOKUMENNO. REVISIHALAMAN

PETUNJUKPELAKSANAANTANGGAL TERBITDitetapkan :

dr. Mohammad Baharuddin, SpOG, MARSDirektur

PENGERTIANMembantu melahirkan pada ibu bersalin agar tidak menemui kesulitan pada saat dan sesudah bersalin agar ibu dan bayi dalam keadaan baik dan normal

TUJUAN1. Untuk mencegah terjadinya komplikasi1. Agar persalinan berjalan lancer dan normal1. Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar

KEBIJAKANMengacu pada standar operasional asuhan kebidanan

PETUGASDokter, Bidan dan Mahasiswa

PROSEDUR

PELAKSANAAN1. Persiapan alat : Meja dorong ( trolley ) berisi : Set partus dan set hecting Obat obatan uterotonika Slym zuiger Sarung tangan DTT / steril Handuk bayi Selimut bayi Waslap 1 pasang Pembalut dan tali Pakaian pasien ( kain, baju atasan, handuk ) Plastik plasenta Spuit 1 cc, 2.5 cc, 5 cc, 10 cc Alas tempat tidur / kain lurik Bak berisi larutan clorin 0,5 % Baskom berisi air DTT Baskom 2 buah untuk memandikan pasien Ember 2 buah berisi larutan detergen dan clorin 0,5 % Tempat sampah kuning ( terkontaminasi ) dan tempat sampah putih ( sampah kering / tidak terkontaminasi ) Bengkok Piring plasenta dan plastic plasenya Meja dorong untuk penanganan bayi baru lahir lengkap Meja resusitasi lengkap

Alat perlindungan diri untuk penolong ( apron, masker, topi, sepatu )

1. Persiapan Pasien : Pasien di beritahu akan mengalami proses persalinan Pasien di beri penjelasan tentang hal hal yang akan dilakukan1. Persiapan petugas : Memakai alat perlindungan diri lengkap

1. Petugas memakai alat perlindungan diri lengkap dan mencuci tangan dan di keringkan dengan menggunakan tissue2. Pasien di beritahu dan di posisikan sesuai dengan keinginan pasien, sebaiknya posisi setengah duduk3. Jika pembukaan sudah lengkap dan pasien ingin meneran pasien di pimpin untuk meneran sebelumnya petugas mendengarkan DJF dan meminta suami / keluarga untuk mendampingi saat persalinan4. Alat alat pertolongan persalinan di dekatkan kepada pasien5. Buka penutup bak instrument, petugas mematahkan ampul oksitoksin dan membuka pembungkus spuit 2,5 cc kemudian memasukan spuit kedalam bak instrument lalu menutup kembali bak instrument ( petugas tanpa memakai sarung tangan )6. Petugas memakai sarung tangan kanan untuk memasukan oksitosin kedalam spuit, lalu spuit yang telah terisi oksitosin dimasukan kedalam bak instrument partus7. Petugas meminggirkan alat pemacah ketuban di antara tutup wadah partus set, bila ketuban belum pecah8. Petugas memakai sarung tangan sebelah kiri9. Petugas mengambil 3 buah kapas DTT untuk membersihkan vulva10. Lakukan pemeriksaan dalam bila pembukaan lengkap, ketuban utuh lakukan pemecahkan ketuban ( lanjut SOP Amniotomi ), bila pembukaan belum lengkap catat hasil pemeriksaan pada lembar partograf dan nilai kembali kemajuan persalinan11. Tangan yang memakai sarung tangan cuci dalam larutan clorin 0,5 % sambil membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendam selama 10 menit12. Cek DJF dan kontraksi uterus kembali sebelum memimpin meneran13. Bila pembukaan lengkap, DJF normal minta ibu untuk meneran saat ada his bila ibu sudah ingin meneran14. Minta bantuan suami / keluarga untuk menyiapkan posisi ibu15. Ibu di pimpin meneran16. Saat kepala bayi terlihat di vulva diameter 5 6 cm, letakan handuk bersih dan kering di atas perut ibu17. Buka penutup partus set dan petugas memakai sepasang sarung tangan DTT/ steril18. Alas bokong di ambil dari dalam partus set dan dilipat 1/3 bagian dan letakan di bawah bokong ibu19. Saat ibu di pimpin meneran minta untuk mengedan sebentar sebentar dan anjurkan untuk menarik nafas panjang apabila tidak his20. Kedua tangan pasien memegang pergelangan kaki

21. Saat his dengarkan DJF22. Saat kepala bayi tampak di bawah simfisis, tangan kanan penolong melindungi perineum dengan alas kain yang berada di bawah bokong ibu, sementara tangan kiri penolong menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat 23. Saat kepala bayi lahir minta ibu untuk tidak meneran atau minta ibu untuk bernafas pendek pendek24. Petugas mengecek apakah terdapat lilitan tali pusat di sekitar leher, tunggu hingga kepala bayi selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan. Bila terdapat lilitan tali pusat yang erat di leher sampai menghambat putaran paksi luar potong tali pusat dan segera lahirkan bayi25. Setelah terjadi putaran paksi luar , tangan kanan penolong berada di atas kepala, tangan kiri berada di bawah kepala ( secara biparietal ) lakukan penarikan ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan lakukan penarikan ke atas untuk melahirkan bahu belakang26. Setelah bahu bayi lahir, tangan kanan penolong menyangga kepala, leher dan bahu bayi bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher ( bagian bawah kepala ) dan keempat jari pada bahu dan dada / punggung bayi, sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu bayi bagian anterior saat badan dan lengan lahir27. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah bayi untuk memegang tungkai bawah dengan cara menyelipkan jari telunjuk tangan kiri di antara ke 2 lutut janin 28. Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan sedemikian rupa sehingga bayi menghadap kearah penolong29. Nilai bayi dan lihat jenis kelamin kemudian letakan bayi di atas handuk yang sudah diletakan di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi agak lebih rendah dari anggota badan , bila tali pusat pendek letakan bayi di tempat yang memungkinkan 30. Bila bayi tidak ada usaha nafas, tonus otot tidak ada potong tali pusat bayi, kemudian bawa bayi ke meja resusitasi ( SOP Resusitasi bayi baru lahir ), bila bayi usaha nafas ada, tonus otot baik keringkan bayi dengan handuk mulai dari kepala, badan, kaki dan punggung sambil lakukan rangsangan taktil, bagian tangan bayi tidak usah di keringkan31. Ganti handuk dengan selimut bayi yang bersih dan kering, minta ibu untuk memegang bayinya32. Penolong mengecek fundus ibu apakah ada kehamilan ganda33. Jika tidak ada penolong mengambil spuit berisi oksitosin, beritahu kepada pasien bahwa pasien akan di lakukan penyuntikan 34. Setelah selesai memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM, letakan spuit bekas di dalam bak instrument di sebelah pinggir, secara one hand35. Jepit tali pusat bayi dengan menggunakan klem kocher I 5 cm dari arah umbilicus dan lakukan pengurutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang kle ke II 2 3 cm dari klem I36. Pegang talipusat diantara kedua klem dengan menggunakan tangak kiri, untuk melindungi bayi, kemudian tali pusat dipotong diantara kedua klem37. Letakan klem ke dua di depan vulva, kemudian lakukan pengikatan tali pusat 1 cm dari klem I dengan simpul mati dan di ulang 2 x pengikatan, klem pada pangkal tali pusat dilepas dan dilatakan di dalam bak instrument

38. Tengkurapkan bayi di dada ibu dengan kepala bayi berada di antara payudara ibu, kedua kaki di buat seperti kaki katak,biarkan bayi IMD selama 1 jam39. Lakukan peregangan tali pusat terkendali dengan cara, tangan kanan melakukan peregangan tali pusat dan tangan kiri diletakan diatas simfisis sambil mendorong kearah dorso cranial40. Peregangan tali pusat dilakukan kearah bawah pada saat terjadi kontraksi sesuai dengan kurve jalan lahir, bila klem tali pusat terlalu panjang pindahkan klem kedekat vagina hingga plasenta tampak pada vulva41. Setelah plasenta lahir tangan kiri penolong berada dibawah plasenta seolah olah untuk menampung plasenta42. Tangan kanan penolong memindahkan klem menjepit selaput plasenta dengan cara memutar selaput searah jarum jam dan dilakukan penarikan pada selaput plasenta secara hati hati43. Segera setelah plasenta lahir seluruhnya, tangan kiri penolong melakukan massase pada fundus uteri selama 15 detik dengan menggunakan 4 jari palmar kiri secara sirkuler44. Jika terjadi kontraksi setelah 15 detik massase di hentikan, lakukan pengecekan kelengkapan plasenta bagian maternal,foetal,jumlah kotiledon, panjang, lebar, tebal dan panjang tali pusat45. Bila plasenta lengkap masukan kedalam larutan clorin 0,5 546. Penolong melakukan masase kembali sambil memberitahu pasien akan di lakukan pengecekan apakah terdapat robekan dijalan lahir47. Pergunakan kassa DTT sebanyak 3 buah untuk melihat luka perineum48. Penolong melakukan massase kembali, kemudian mencuci tangan ke dalam larutan clorin 0,5 % lalu di bilas di air DTT, tangan penolong di lap dengan handuk bersih49. Penolong melakukan massase kembali, dan mengajarkan kepada pasien cara melakukan massase yang baik supaya kontraksi uterus tetap baik dan tidak terjadi perdarahan50. Penolong mengevaluasi ulang jumlah perdarahan kemudian memeriksa nadi ibu51. Alat alat yang sudah digunakan dimasukan kedalam bak larutan clorin 0,5 % dalam keadaan terbuka, untuk dilakukan dekontaminasi selama 10 menit 52. Buang bahan bahan yang terkontaminasi kedalam tempat sampah terkontaminasi ( tempat sampah medis )53. Bila pasien terdapat luka perineum lanjutkan dengan penjahitan54. Bila pasien tidak terdapat luka perineum pasien dimandikan dengan cara di basuh dengan waslap seluruh badan55. Pastikan ibu merasa nyaman dan ibu diberi minum dan makan56. Dekontaminasi tempat persalinan, meja dorong, sepatu boot dengan menggunakan larutan clorin 0,5 % kemudian bilas dengan air bersih57. Penolong mencuci tangan didalam larutan clorin 0,5 % dan melepas sarung tangan dalam keadaan terbalik didalam larutan clorin58. Penolong melepas APD 59. Penolong mencuci tangan dengan dengan sabun di air mengalir dan tangan dikeringkan dengan tissue / handuk60. Penolong member selamat pada pasien dan keluarga61. Penolong memeriksa TD, S, N, fundus uteri, kontraksi uterus, perdarahan, kandung kemih tiap 15 menit pada jam pertama, 30 menit pada jam kedua

62. Penolong membuat dokumentasi secara lengkap dan mempersiapkan kembali alat alat dan obat obatan63. Catat perjalanan persalinan di status dan buku laporan dan register partus64. Buat bon pemakaian obat 65. Setelah 1 jam lakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir, buat dokumentasi status bayi dan jelaskan hasil pemeriksaan bayi baru lahir kepada pasien dan keluarganya

UNIT TERKAITUGD, KB, OK


Top Related