Download - slide depdagri tentang perhubungan
OLEH :HARY KRISWANTO, SH, DESS
CURRICULUM VITAEA. UMUM :1.N a m a : HARY KRISWANTO, SH, DESS2.Pangkat / Golongan : Pembina (Tingkat I IV/b)3.Tempat Tanggal Lahir : Surabaya, 15 Nopember 19634.Alamat : Jl. Medan Merdeka Barat No 8 Jakarta 5.Jabatan : Kepala Bagian Peraturan Transportasi
Laut & Udara Biro Hukum & KSLN, Kementerian Perhubungan
B. RIWAYAT PENDIDIKAN :
1.UMUM :a.Sarjana Hukum : Univ Brawijaya, Tahun 1989b.Magister Hukum : Univ Marseille Perancis Tahun 2007
2. DIKLAT PENJENJANGANa.SPALA (PIM IV) : Tahun 2003b.SPAMA (PIM III) : Tahun 2005
PP No 61/2009 ttg Kepelabuhanan
PP No 5/2010 ttg Kenavigasian
PP No 20/2010 ttg Angkutan Di Perairan telah diubah dengan PP No 22/2011
1
2
3
4
5
6
7
RPP ttg Kesejahteraan Awak dan Kesehatan Penumpang
RPP ttg Pemeriksaan Kecelakaan Kapal
PP No 21/2010 ttg Perlindungan Maritim
RPP ttg Penjagaan Laut & Pantai (Sea And Coastguard)
PERUBAHAN PERATURAN DIBIDANG PELAYARAN
PP No 69/2001
PP No 81/2000
PP No 82/1999
PP No 51/2002 ttg PerkapalanPP No 7/2000 ttg Kepelautan
PP No 1/1998
Baru (amanat UU 17/2008)
UU No 21 Tahun 1992
Baru (amanat UU 17/2008)
UU No 17 Tahun 2008
PEMISAHAN YANG JELAS ANTARA FUNGSI REGULATOR DAN FUNGSI OPERATOR DI PELABUHAN
PERSAINGAN DAN PENINGKATAN EFISIENSI SECARA SISTEM DENGAN MEMBERLAKUKAN MULTI OPERATOR DI PELABUHAN.
PEMBERIAN KEWENANGAN SECARA PROPOSIONAL KEPADA DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH.
MEMBERIKAN KESEMPATAN LEBIH LUAS KEPADA INVESTOR UNTUK MENANAMKAN MODAL DI BIDANG KEPELABUHANAN.
1
2
3
4
LATAR BELAKANG PERUBAHAN PERATURAN
TENTANG KEPELABUHANAN
PP NO 61 TAHUN 2009 TENTANG
KEPELABUHANAN
Tatanan Kepelabuhanan Nasional
Penyelenggaraan Kegiatan di Pelabuhan
Rencana Induk Pelabuhan serta DLKr & DLKp
1
2
3
4
5
6
7
Pembangunan dan Pengoperasian Pelabuhan
Terminal Khusus dan TUKS
Penarifan
Pelabuhan danTerminal Khusus yang terbuka bagi Perdagangan Luar Negeri
8 Sistem Informasi Pelabuhan
Mengatur Mengenai :
(PP 61/2009 pasal 2)
(PP 61/2009 pasal 3)
Untuk mewujudkan penyelenggaraan pelabuhan yang andal dan berkemampuan tinggi, menjamin efisiensi, dan mempunyai daya saing global untuk menunjang pembangunan nasional dan daerah yang ber-Wawasan Nusantara
Merupakan sistem kepelabuhanan secara nasional yang menggambarkan perencanaan kepelabuhanan berdasarkan kawasan ekonomi, geografi, dan keunggulan komparatif wilayah, serta kondisi alam.
TATANAN KEPELABUHANAN
Tatanan Kepelabuhanan Nasional memuat:a. peran, fungsi, jenis, dan hierarki pelabuhan;b. Rencana Induk Pelabuhan Nasional; danc. lokasi pelabuhan.
PERAN, FUNGSI, JENIS & HIERARKI PELABUHAN
PERAN JENIS & HIRARKIFUNGSI
PERAN SEBAGAI :
- SIMPUL DALAM JARINGAN SESUAI HIRARKI
- PINTU GERBANG PEREKONOMIAN
- TEMPAT KEGIATAN ALIH MODA
- PENUNJANG KEGIATAN INDUSTRI DAN PERDAGANGAN
- TEMPAT DISTRIBUSI, PRODUKSI, DAN KONSOLIDASI MUATAN
- MEWUJUDKAN WAWASAN NUSANTARA DAN KEDAULATAN NEGARA
FUNGSI, MERUPAKAN TEMPAT KEGIATAN :- PEMERINTAHAN;- PENGUSAHAAN;
JENIS PELABUHAN :-PELABUHAN LAUT;-PELABUHAN SUNGAI DAN DANAU.
HIRARKI :- PELABUHAN UTAMA;- PELABUHAN PENGUMPUL;
- PELABUHAN PENGUMPAN.
(PP 61/2009 pasal 4)
7
RENCANA INDUK PELABUHAN NASIONAL
Rencana Lokasi Pelabuhan harus sesuai dengan :a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Provinsi, dan Kab./Kota;b. Potensi dan perkembangan sosial ekonomi wilayah;C. Potensi sumber daya alam; danD. Perkembangan lingkungan strategis, baik nasional maupun internasional. (PP 61/2009 pasal 7 & 8)
8
Dilengkapi DLKr & DLKp
ANGKUTAN LAUT
ANGKUTAN PENYEBERANGAN
harus berpedoman pada :a.kedekatan secara geografis dengan tujuan pasar internasional;b.kebijakan Pemerintah yang meliputi pemerataan pembangunan nasional dan
meningkatkan pertumbuhan wilayah;c.kedekatan dengan jalur pelayaran internasional/angkutan laut dalam negeri;d.memiliki jarak tertentu dengan pelabuhan utama/pengumpul/pengumpan;e.memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang; f. mampu melayani kapal dengan kapasitas tertentu;g. berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang internasional;h.volume kegiatan bongkar muat dengan jumlah tertentu
harus berpedoman pada :a. jaringan jalan nasional/provinsi/kota/kabupaten; dan/atau b. jaringan jalur kereta api nasional /provinsi/kota/kabupaten.
(pasal 11-14)
ANGKUTAN DAN PENYEBERANGAN
harus berpedoman pada :a. kedekatan secara geografis dengan tujuan pasar nasional
dan/atau internasional;b. memiliki jarak tertentu dengan pelabuhan lainnya;c. memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung
dari gelombang; d. mampu melayani kapal dengan kapasitas tertentu;e. berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang
internasional; f. volume kegiatan bongkar muat dengan jumlah tertentu; dang. jaringan jalan yang dihubungkan; dan/atauh. jaringan jalur kereta api yang dihubungkan.
(PP 61/2009 pasal 16)
Dilengkapi persyaratan yang terdiri atas:a.Rencana Induk Pelabuhan Nasional;b.Rencana tata ruang wilayah provinsi;c.Rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota;d.Rencana DLKr & DLKp;e.Hasil studi kelayakan, teknis, ekonomi, lingkungan. ekonomi dan sosial, keterpaduan intra-dan antarmoda, aksesibilitas terhadap hinterland, keamanan dan keselamatan pelayaran, Hankam.f.Rekomendasi dari gubernur dan bupati/walikota.
Ditetapkan oleh MENTERI
(PP 61/2009 pasal 18)
Permohonan dari : Pemerintah atau
Pemerintah Daerah
Disertai :a.RIP;b.DLKr;c.DLKp.
Penyusunan RIP berpedoman pada :
a. Rencana Induk Pelabuhan Nasional;b. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi;c. Rencana Tata Ruang Wilayah Kab./Kota;d. Keserasian dan keseimbangan dengan
kegiatan lain terkait di lokasi pelabuhan;e. Kelayakan teknis, ekonomis dan lingkungan;f. Keamanan dan keselamatan lalu lintas kapal.
Setiap Pelabuhan WAJIB memiliki RIP
(PP 61/2009 pasal 20)
RENCANA INDUK PELABUHAN
meliputi
Rencana peruntukan Wilayah Daratan
Rencana peruntukan Wilayah Perairan
fasilitas pokok
fasilitas penunjang
fasilitas pokok
fasilitas penunjang
a. dermaga;b. gudang lini 1;c. lapangan penumpukan lini 1;d. terminal penumpang;e. terminal peti kemas;f. terminal ro-ro;g. fasilitas penampungan dan
pengolahan limbah;h. fasilitas bunker;i. fasilitas pemadam kebakaran;j. fasilitas gudang untuk Bahan/
Barang Berbahaya dan Beracun (B3); dan
k. fasilitas pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan SBNP
a. kawasan perkantoran;b. fasilitas pos dan telekomunikasi;c. fasilitas pariwisata dan perhotelan;d. instalasi air bersih, listrik, dan
telekomunikasi;e. jaringan jalan dan rel kereta api;f. jaringan air limbah, drainase, dan
sampah;g. areal pengembangan pelabuhan;h. tempat tunggu kendaraan
bermotor;i. kawasan perdagangan;j. kawasan industri; dank. asilitas umum lainnya.
RENCANA PERUNTUKAN WILAYAH DARATAN
Fasilitas Pokok Fasilitas Penunjang
a. alur-pelayaran;b. perairan tempat labuh;c. kolam pelabuhan untuk kebutuhan
sandar dan olah gerak kapal;d. perairan tempat alih muat kapal;e. perairan untuk kapal yang
mengangkut Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3);
f. perairan untuk kegiatan karantina;g. perairan alur penghubung
intrapelabuhan;h. perairan pandu; dani. perairan untuk kapal pemerintah
a. perairan untuk pengembangan pelabuhan jangka panjang;
b. perairan untuk fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal;
c. perairan tempat uji coba kapal (percobaan berlayar);
d. perairan tempat kapal mati;e. perairan untuk keperluan darurat; f. perairan untuk kegiatan
kepariwisataan dan perhotelan
RENCANA PERUNTUKAN WILAYAH PERAIRAN
Fasilitas Pokok Fasilitas Penunjang
wilayah daratan digunakan untuk kegiatan fasilitas pokok dan fasilitas penunjang
(PP 61/2009 pasal 30)
wilayah perairan digunakan untuk kegiatan alur-pelayaran, tempat labuh, tempat alih muat antarkapal, kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal, kegiatan pemanduan, tempat perbaikan kapal, dan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan.
a
b
Wilayah perairan dan daratan pada pelabuhan atau terminal khusus yang digunakan secara langsung
untuk kegiatan pelabuhan
17(PP 61/2009 pasal 31)
DLKp digunakan untuk :a.alur-pelayaran dari dan ke pelabuhan, b.keperluan keadaan darurat, c.pengembangan pelabuhan jangka panjang, d.penempatan kapal mati, e.percobaan berlayar, f.kegiatan pemanduan, fasilitas pembangunan, dan pemeliharaan kapal;g.Pengembangan pelabuhan jangka panjang.
Perairan di sekeliling DLKr yang dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran
PP 61/2009 pasal 31-35
Paling sedikit memuat:a.luas lahan daratan yang digunakan sebagai DLKr;b.luas perairan yang digunakan sebagai DLKr & DLKp pelabuhan; c.titik koordinat geografis sebagai batas DLKr & DLKp pelabuhan;
DLKr
DLKp
Wilayah Daratan
Wilayah Perairan
Wilayah perairan
Dikuasai oleh Negara dan diatur olehPenyelenggara
Pelabuhan
PP 61/2009 pasal 33 - 34
Pada DLKr pelabuhan yang telah ditetapkan, diberikan hak pengelolaan atas tanah dan/atau penggunaan atau pemanfaatan perairan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Menteri
Melampirkan :
Gubernur
Bupati/ Walikota
KM.54 Tahun 2002 ttg Penyelenggaraan Pelabuhan Laut
USULAN PENETAPAN DLKR &
DLKP
Penyelenggara Pelabuhan
a. Rencana Induk yang bersangkutan;b. Rekomendasi Gubernur, Bupati/Walikota (untuk
Pelabuhan Utama & Pengumpul);c. Rekomendasi Pejabat pemegang fungsi
keselamatan Pelayaran;d. Hasil kajian terhadap batas – batas DLKr & DLKp;e. Peta yang dilengkapi dengan batas DLKr & DLKp
(PP 61/2009 pasal 35)
a. memasang tanda batas sesuai dengan batas‑batas DLKR daratan dan perairan yang telah ditetapkan;
b. Memasang papan pengumuman yang memuat nformasi mengenai batas DLKR daratan pelabuhan;
c. Melaksanakan pengamanan rerhadap aset yang dimiliki;d. Menyelesaikan sertifikat hak pengelolaan atas tanah sesua ketentuan;e. menginformasikan mengenai batas‑batas daerah lingkungan kerja perairan
pelabuhan kepada pelaku kegiatan kepelabuhanan;f. menyediakan sarana bantu navigasi pelayaran;g. menyediakan dan memelihara kolam pelabuhan dan alur pelayaran;h. memelihara kelestarian lingkungan; dani. melaksanakan pengamanan terhadap asset yang dimiliki berupa fasilitas
pelabuhan di perairan.
Pada DLKR:
a. keamanan dan ketertiban;b. menyediakan sarana bantu navigasi pelayaran;c. menjamin menyediakan dan memelihara alur pelayaran;d. memelihara kelestarian lingkungan; dane. melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap penggunaan daerah pantai.
Pada DLKP:
NO PERATURAN DLKr DLKp PENETAPAN
1 PP NO. 1/1969TentangSusunan Dan Tata Kerja Kepelabuhanan Dan Daerah Pelayaran(Staatsblad Tahun 1936 No. 700)
Luas perairan termasuk batas-batas perairan pelabuhan dan luas daratan untuk keperluan terminal meliputi segala fasilitas teknisnya yang memungkinkan pelaksanaan penyelenggaraan angkutan laut dan usaha-usaha terminal (pasal 3)
Lingkungan disekeliling lingkungan kerja pelabuhan
Oleh Menteri Perhubungan setelah mendengar Menteri Dalam Negeri dan Gubernur/Kepala Daerah yang bersangkutan
2 PP No. 11/1983TentangPembinaan Kepelabuhanan(Staatsblad Tahun 1936 No. 700)
Wilayah perairan dan daratan dengan bangunan-bangunan dan fasilitas-fasilitas teknis lainnya yang diperlukan untuk pelayanan kapal laut dan kendaraan air lainnya serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan angkutan laut
Kawasan di sekeliling daerah lingkungan kerja pelabuhan
Oleh Menteri Perhubungan setelah mendengar Menteri Dalam Negeri dan Gubernur/Kepala Daerah yang bersangkutan
KRONOLOGIS DLKr DAN DLKp
NO PERATURAN DLKr DLKp PENETAPAN
3 PP No. 70/1996 tentang Kepelabuhan (dirubah dengan PP Nomor 69 Tahun 2001 (UU No 21 Tahun 1992)
Wilayah perairan dan daratan padapelabuhan umum yang dipergunakan secara langsung untuk kegiatan kepelabuhanan;
Wilayah perairan di sekeliling DLKr perairan pelabuhan umum yang dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran
a. Menteri menetapkan DLKr & DLKp pelabuhan internasional hub, internasional, nasional
b. Gubernur menetapkan DLKr & DLKp pelabuhan regional
c. Bupati/Walikota menetapkan DLKr & DLKp pelabuhan lokal
4 PP No. 61/2009 tentang Kepelabuhan(UU No 17 Tahun 2008)
Wilayah perairan dan daratan pada pelabuhan atau terminal khusus yang digunakan secara langsung untuk kegiatan pelabuhan.
perairan di sekeliling DLKr perairan pelabuhan yang dipergunakan untuk menjamin keselamatanpelayaran.
a. Menteri menetapkan DLKr & DLKp pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul
b. gubernur menetapkan DLKr & DLKp pelabuhan pengumpan regional
c. bupati/walikota menetapkan DLKr & DLKp pelabuhan pengumpan lokal serta pelabuhan sungai dan danau.
KRONOLOGIS DLKr DAN DLKp Lanjutan
……
DLKp
DLKr
PELABUHAN
TUKS
TERMINAL KHUSUS
KEGIATAN PEMERINTAHAN DI PELABUHAN
PENGATURAN DAN PEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN KEG. KEPELABUHANAN;
KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN;
SYAHBANDAR
INSTANSI SESUAI PERUNDANG –UNDANGAN
PENYELENGGARA PELABUHAN
melaksanakan
(PP 61/2009 pasal 37)
Non Komersil
Bertanggung jawab
(PP 61/2009 pasal 38)
PP 61/2009 pasal 43
Tugas & Tanggung Jawab
Wewenang
a. menyediakan dan memelihara penahan gelombang, kolam pelabuhan, dan alur-pelayaran;
b. menyediakan dan memelihara Sarana Bantu Navigasi- Pelayaran;
c. menjamin keamanan dan ketertiban di pelabuhan;
d. memelihara kelestarian lingkungan di pelabuhan;
e. menyusun Rencana Induk Pelabuhan, serta DLKr & DLKp;
f. menjamin kelancaran arus barang; dang. menyediakan fasilitas pelabuhan.
PP 61 /2009 pasal 45
Tugas & Tanggung Jawab
292929
(PP 61t2009 pasal 207)
SYAHBANDAR
pelaksanaan, pengawasan dan penegakan hukum di bidang angkutan di perairan, kepelabuhanan, dan perlindungan lingkungan maritim di pelabuhan
keselamatan dankeamanan pelayaran
membantu pelaksanaan pencarian dan penyelamatan (Search and Rescue/SAR) di pelabuhan
Fungsi
Mencakup :
1
2
Pelaksanaan penegakan hukum di bidang keselamatan dankeamanan pelayaran oleh Syahbandar dilakukan di dalam wilayah DLKr dan DLKp
KEGIATAN PENGUSAHAAN DI PELABUHAN
Dilakukan perseorangan / badan
usaha
PELAYANAN JASA KEPELABUHANAN
PELAYANAN JASA TERKAIT
JASA KAPAL, PENUMPANG, BARANG
a. penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermagab. pengisian bahan bakar dan pelayanan air bersih;c. fasilitas naik turun penumpang dan kendaraan;d. jasa dermaga bongkar muat barang & peti kemas;e. jasa gudang, alat bongkar muat, peralatan
pelabuhan;f. jasa terminal peti kemas, curah cair, curah kering,
dan Ro-Ro;g. jasa bongkar muat barang;h. pusat distribusi dan konsolidasi barang;i. jasa penundaan kapal.
(PP 61/2009 pasal 68)
a. penyediaan fasilitas penampungan limbah;a. penyediaan depo petikemas;b. penyediaan pergudangan;c. jasa pembersihan dan pemeliharaan gedung kantor;d. instalasi air bersih dan listrik;e. pelayanan bunker;f. penyediaan perkantoran untuk kepentingan pengguna jasa
pelabuhan;g. penyediaan fasilitas gudang pendingin (cold storage);h. perawatan dan perbaikan kapal (docking);i. packing/repacking dan labeling/relabeling;j. fumigasi dan container cleaning/repair;k. angkutan umum dari dan ke pelabuhan;l. tempat tunggu kendaraan bermotor;m. kegiatan industri tertentu;n. kegiatan perdagangan;o. kegiatan penyediaan tempat bermain dan rekreasi;p. jasa advertensi (advertising service);q. perhotelan, restoran, pariwisata, pos dan telekomunikasi.
(PP 61/2009 pasal 70)
BADAN USAHA PELABUHAN
Dapat melakukan kegiatan di 1 atau beberapa terminal dalam 1 pelabuhan
Wajib memiliki izin usaha yang diterbitkan oleh : a. Menteri untuk BUP di pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul ; b. Gubernur untuk BUP di pelabuhan pengumpan regional; danc. Bupati/Walikota untuk BUP di pelabuhan pengumpan lokal.
Izin usaha diberikan setelah memenuhi persyaratan :a.memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;b.berbentuk BUMN, BUMD, maupun PT(Perseroan Terbatas );c.memiliki akte pendirian perusahaan yang khusus didirikan di bidang kepelabuhanan dan disahkan oleh instansi yang berwenang; dand.memiliki keterangan domisili perusahaan.
(PP 61/2009 pasal 71)
Sampai saat ini telah dikeluarkan 53 perizinan untuk BUP
PELABUHAN SUNGAI & DANAU
MENTERI GUBERNUR ATAU BUPATI/WALIKOTA
IZIN
Pembangunan pelabuhan laut harus memenuhi persyaratan teknis
kepelabuhanan, dan kelestarian lingkungan,
34
7
Teknis Kepelabuhanan Kelestarian Lingkungan
Studi Kelayakan, terdiri dari :a.kelayakan teknisb.kelayakan ekonomis dan finansial
Desain teknis, terdiri dari :a.Kondisi tanahb.Konstruksic.Kondisi hidrooceanografid.Topografie.Penempatan SBNP, alur pelayaran dan kolam pelabuhan
Studi Lingkungan
(PP 61/2009 pasal 81-83)
Izin harus disertai dokumen :a.Rencana Induk Pelabuhanb.Dokumen kelayakanc.Dokumen desain teknisd.Dokumen lingungan
Persyaratan
Otoritas Pelabuhan Unit Penyelenggara Pelabuhan
Badan Usaha Pelabuhan berdasarkan konsesi dan bentuk lainnya dari
Otoritas Pelabuhan
(PP 61/2009 pasal 87)
Dilakukan oleh :
PENGEMBANGAN PELABUHAN
DENGAN RENCANA INDUK PELABUHAN NASIONAL DAN RENCANA INDUK PELABUHAN
MENTERI
HARUS SESUAI
HARUS ADA IZIN DARI
GUBERNUR
BUPATI/WALIKOTA
Pel. Utama & PengumpulPel. Pengumpan Regional
(PP 61/2009 pasal 89)
Pel. Pengumpan LokalPel. Sungai & Danau
PENGOPERASIAN PELABUHAN
PENYELENGGARA PELABUHAN
MENTERI
Dilakukan oleh :
HARUS ADA IZIN DARI
GUBERNUR
BUPATI/WALIKOTA
Pel. Utama & PengumpulPel. Pengumpan RegionalPel. Pengumpan LokalPel. Sungai & Danau
Pengoperasian Pelabuhan dapat ditingkatkan terus menerus selama 24 (jam) dalam 1 hari atau selama watu tertentu sesuai kebutuhan
(PP 61/2009 pasal 89)
TERMINAL KHUSUS
hanya dapat dibangun dan dioperasikan dalam hal:a. pelabuhan terdekat tidak dapat menampung kegiatan pokok tsb; b. berdasarkan pertimbangan ekonomis dan teknis operasional akan lebih efektif
dan efisien serta lebih menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran
Dalam keadaan darurat Terminal Khusus dapat digunakan untuk kepentingan umum atas izin menteri (pasal 124)
a. ditetapkan menjadi bagian dari pelabuhan terdekat;b. wajib memiliki DLKR & DLKP tertentu; danc. ditempatkan instansi Pemerintah yang melaksanakan
fungsi keselamatan dan keamanan pelayaran,
UNTUK MENUNJANG KEGIATAN TERTENTU DILUAR DLKr & DLKp
PERIZINAN TERMINAL KHUSUS
Penetapan Lokasi
Pembangunan
Pengoperasian
Terminal khusus yang sudah tidak dioperasikan sesuai dengan izin yang telah diberikan:a.dapat diserahkan kepada Pemerintah, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota;b.dikembalikan seperti keadaan semula;c.diusulkan untuk perubahan status menjadi terminald.khusus untuk menunjang usaha pokok yang lain; e.dijadikan pelabuhan. (pasal 127)
TERMINAL UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI(TUKS)
PERSETUJUAN PENGELOLAAN TUKS
DLKr & DLKp PELABUHAN UTAMA & PENGUM PUL
Pengelolaan TUKSdilakukan sebagai satu kesatuan dalam
penyelenggaraan pelabuhan.
UNTUK MENUNJANG KEGIATAN TERTENTU DIDALAM DLKr & DLKp
DLKr & DLKp PELABUHAN PENGUMPAN REGIONAL
DLKr & DLKp PELABUHAN PENGUMPAN LOKAL
MENTERI
GUBERNUR
BUPATI/WALIKOTA
PENGGUNAAN TUKS
Penggunaan TUKS selain untuk melayani kegiatan dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan umum setelah mendapat KONSESI dari penyelenggara pelabuhan.
KONSESI diberikan setelah memenuhi persyaratan:a.kemampuan dermaga dan fasilitas lainnya yang ada untuk memenuhi permintaan jasa kepelabuhanan;b.rencana kegiatan yang dinilai dari segi keamanan, ketertiban dan keselamatan pelayaran dengan rekomendasi dari Syahbandarc.upaya peningkatan pelayanan kepada pengguna jasa kepelabuhanan;d.pungutan tarif jasa kepelabuhan dilakukan oleh penyelenggara pelabuhan yang bersangkutan; dane.memberlakukan ketentuan sistem dan prosedur pelayanan jasa kepelabuhanan pada pelabuhan yang bersangkutan.
Diteta
pkan
oleh
PENARIFAN
Penerimaan Daerah
(PP 61/2009 pasal 145)
BESARAN TARIF
a.kepentingan pelayanan umum;b.peningkatan mutu pelayanan jasa kepelabuhanan;c.kepentingan pengguna jasa;d.peningkatan kelancaran pelayanan jasa;e.pengembalian biaya; danf.pengembangan usaha.
berdasarkan
(PP 61/2009 pasal 146)
43
PELABUHAN DAN TERMINAL KHUSUS YANG TERBUKA BAGI PERDAGANGAN
LUAR NEGERI
(PP 61/2009 pasal 150-153)
wajib memenuhi persyaratan:a. aspek administrasi;b. aspek ekonomi;c. aspek keselamatan & keamanan pelayaran;d. aspek teknis fasilitas kepelabuhanan;e. fasilitas kantor, instansi bea cukai, Imigrasi, dan karantina;f. jenis komoditas khusus.
Untuk menunjang kelancaran perdagangan luar negeri Pelabuhan Utama dan Terminal Khusus
45
Pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, penyimpanan, penyajian, serta penyebaran
data dan informasi Pelabuhan
SISTEM INFORMASI PELABUHAN
Mendukung perumusan kebijakan di bidang Pelabuhan.
Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat atau publik
Diselenggarakan
Mendukung operasional PelabuhanUntuk
MenteriTk. Nasional
Mencakup
(PP 61/2009 pasal 154)
GubernurTk. Provinsi
Walikota/BupatiTk.
Walikota/Kab.
Penyelenggaraan pelabuhan laut yang digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan serta pelabuhan sungai dan danau diatur sbb:
KETENTUAN LAIN-LAIN
PP NO 61 TAHUN 2009
a. pengaturan dan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan dilaksanakan oleh Otoritas Pelabuhan
b. kegiatan Pemerintahan di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran dilaksanakan oleh Syahbandar
c. kegiatan pengusahaan dilaksanakan oleh Badan Usaha Pelabuhan
Penyelenggara pelabuhan laut yang digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan serta pelabuhan sungai dan danau yang digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan yang belum diusahakan secara komersial dilakukan oleh UPT Pemerintah, Provinsi dan Bupati/walikota
(PP 61/2009 pasal 162)
Pada saat PP ini berlaku Pemerintah, Pemerintah Daerah dan BUMN yang menyelenggarakan Pelabuhan tetap menyelenggarakan kegiatan pengusahaan pelabuhan berdasarkan PP ini
KETENTUAN PERALIHAN
PP NO 61 TAHUN 2009
Dalam waktu paling lama 3 (tiga) tahun sejak berlakunya UU no 17 tahun 2008 ttg Pelayaran, Kegiatan usaha pelabuhan yang dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan BUMN wajib disesuaikan dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam PP ini
Kegiatan pengusahaan yang telah diselenggarakan oleh BUMN tetap diselenggarakan oleh BUMN dimaksud
(PP 61/2009 pasal 165)
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN
TRANSPORTASI
PEMBINAAN
PERIZINAN
REKOMENDASI
PENETAPAN
1
2
3
4
PP NO 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
Urusan pemerintahanyang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah
Urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar tingkatan/susunan
pemerintahan (concurrent)
Terdiri atas 31 bidang urusanPemerintahan, termasuk bidang
PERHUBUNGAN
Rekomendasi dari Gubernur dan Bupati/Walikota terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten /Kota
Catatan :
PEMBAGIAN KEWENANGAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEPELABUHANAN