IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PERUBAHAN PADA MATA
PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH RAMAN
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2017/2018
(SKRIPSI)
Oleh :
SETIO HANDAYANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PERUBAHAN PADA MATA
PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH RAMAN
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2017/2018
Oleh :
Setio Handayani
Kurikulum adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, Indonesia telah melakukan sepuluh kali perubahan kurikulum demi mencapai tujuan pendidikan nasional. Penelitian ini dilatar belakangi oleh tuntutan pemerintah yang mewajibkan semua sekolah untuk menerapkan Kurikulum 2013 Perubahan, berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa implementasi Kurikulum 2013 Perubahan masih memerlukan penyesuaian untuk dilaksanakan disekolah.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah kesiapan guru Mata Pelajaran Sejarah dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 terkait perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Seputih Raman?”. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan implementasi Kurikulum 2013 Perubahan pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Kecamatan Seputih Raman semester genap Tahun Ajaran 2017/2018. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan menggunakan teknik triangulasi yaitu peneliti menggunakan pendekatan kualitatif sebagai pendekatan dalam penelitiannya, kemudian melakukan verifikasi hasil penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rumus Ali untuk mendapatkan persentase skor. Berdasarkan analisis data yang dilakukan menggunakan rumus Ali diperoleh hasil bahwa kesiapan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 Perubahan pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Seputih Raman terkait perencanaan proses pembelajaran secara keseluruhan memperoleh persentase kesiapan sebesar 74,17%, dan dinyatakan masuk dalam kategori siap (61%-80%). Sedangkan untuk kesiapan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Seputih Raman terkait pelaksanaan proses pembelajaran secara keseluruhan memperoleh persentase kesiapan sebesar 73,05%, dan dinyatakan masuk dalam kategori siap (61%-80%).
Kata Kunci : Implementasi, Kesiapan Guru, Kurikulum 2013 Perubahan
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PERUBAHAN PADA MATA
PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH RAMAN
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2017/2018
Oleh
SETIO HANDAYANI
Sebagai Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
Judul Skripsi : IMPLEMENTASI KURIKULUM
2013 PERUBAHAN PADA MATA
PELAJARAN SEJARAH DI SMA
NEGERI 1 SEPUTIH RAMAN
SEMESTER GENAP TA. 2017/2018
Nama Mahasiswa : Setio Handayani
Nomor Pokok Mahasiswa : 1113033056
Program Studi : Pendidikan Sejarah
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
1. MENYETUJUI
Komisi Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Muhammad Basri, S.Pd. M.Pd. Yustina Sri Ekwandari, S. Pd., M. Hum.
NIP. 19731120 200501 1 001 NIP. 19700913 200812 2 002
2. MENGETAHUI
Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi
Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Sejarah
Drs. Zulkarnain, M.Si. Drs. Syaiful M., M.Si.
NIP. 19600111 198703 1 001 NIP. 19610703 198503 1 004
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Muhammad Basri, S.Pd. M.Pd. ................
Sekretaris : Yustina Sri Ekwandari, S. Pd., M. Hum ................
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Syaiful M., M.Si. ................
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd.
NIP 19620804 198905 1 001
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 10 Oktober 2018
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah
1. Nama : Setio Handayani
2. NPM : 1113033056
3. Program Studi : Pendidikan Sejarah
4. Jurusan : Pendidikan IPS
5. Fakultas : FKIP Unila
6. Alamat : Jl. Bumi Manti II Gg. Durian, Kampung Baru
Raya, Bandar Lampung Telp. 082360003373
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi saya yang berjudul “Implementasi
Kurikulum 2013 Perubahan Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1
Seputih Raman Semester Genap Tahun Ajaran 2017/2018” tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, November 2018
Setio Handayani
NPM. 1113033056
RIWAYAT HIDUP
Peneliti merupakan anak tunggal dari Bapak Sumarno dan Ibu
Marianah. Peneliti dilahirkan pada tanggal 03 April 1993 di Ratna
Chaton, Lampung Tengah. Pendidikan yang telah diselesaikan oleh
peneliti adalah :
1. TK PKK Ratna Chaton Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung
Tengah, selesai pada tahun 1999.
2. SD Negeri 1 Ratna Chaton Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung
Tengah, selesai pada tahun 2005
3. SMP Negeri 1 Seputih Raman Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung
Tengah, selesai pada tahun 2008
4. SMA Negeri 1 Seputih Raman Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung
Tengah, selesai pada tahun 2011
Pada tahun 2011 penulis diterima di Universitas Lampung, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, di Program Studi Pendidikan
Sejarah. Pada Semester VI penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon
Way Nukak, Kecamatan Karya Penggawa, Pesisir Barat dan menjalani Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Karya Pengggawa. Selama
melaksanakan perkuliahan di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Lampung
peneliti pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Dana dan Usaha di FOKMA,Anggota
UKMF Kelompok Studi Seni (KSS) dan Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
MOTTO
Imaginasi adalah segalanya. Imaginasi adalah penarik masa depan.
Imaginasi lebih penting dari pada pengetahuan (Albert Einstein)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dalam
hidup saya ini. Sehingga dengan segala rasa syukur dan kerendahan hati,
kupersembahkan skripsi ini kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sumarno dan Ibu Marianah yang telah
mengupayakan segalanya demi tercapainya cita-citaku.
2. Istriku Yola Citra Luftianingtyas satu segalanya untukku yang tidak berhenti
menyemangatiku.
3. Anakku Raffana Ezra Yosela yang selama proses revisi selalu menemaniku
dan membangkitkan semangatku.
4. Para bapak dan ibu guruku tercinta yang telah memberikan motivasi dan
inspirasi hingga aku bisa berada pada titik saat ini.
5. Para bapak dan ibu dosen yang telah memberikan motivasi dan inspirasi
selama saya menempuh pendidikan di Universitas Lampung.
6. Para bapak dan ibu dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan motivasinya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Sahabat seperjuanganku yang selalu menyemangati dan menemaniku
sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik, meskipun tidak tepat waktu.
8. Almamater tercinta Universitas Lampung.
SANWACANA
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan Hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi
Kurikulum 2013 Perubahan Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1
Seputih Raman Semester Genap Tahun Ajaran 2017/2018”. Tak lupa
sholawat dan salam kita junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
safaatnya kita nantikan di yaumil akhir.
Skripsi ini penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, dan
dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan,
dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Sunyono, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., Wakil Dekan Bidang Keuangan, Umum, dan
Kepegawaian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
4. Bapak Dr. Riswanti Rini, M.Si., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaaan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
6. Bapak Drs. Syaiful. M, M.Si., selaku Pembahas Utama sekaligus sebagai
Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
7. Bapak Muhammad Basri, S.Pd. M.Pd., dosen Pembimbing Akademik
sekaligus Dosen Pembimbing Utama yang dengan ikhlas dan senantiasa
sabar membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
8. Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd. M.Hum., dosen Pembimbing Kedua
yang dengan ikhlas dan sabar memberikan arahan, masukan, motivasi dan
bimbingannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung Drs. H. Maskun, M.H, Drs. H. Ali Imron, M.Hum,
Drs. H. Iskandar Syah, M.H, Drs. Wakidi, M.Hum, Drs. H. Tontowi
Amsia, M.Si, Hendri Susanto, S.S. M.Hum, Drs. Syaiful M., M.Si, Dr.
Risma Sinaga, M.Hum, M.Basri, S.Pd. M.Pd, Yustina Sri Ekwandari,
S.Pd, M.Hum, Suparman Arif, S.Pd, M.Pd, Myristica Imanita, S.Pd, M.Pd
dan para pendidik di Universitas Lampung pada umumnya yang telah
memberika ilmu pengetahuan selama penulis menjadi mahasiswi di
Program Studi Pendidikan Sejarah.
10. Bapak dan Ibu staff tata usaha dan karyawan Universitas Lampung.
11. Terima kasih kepada seluruh responden dan narasumber yang telah
memberikan pelajaran yang berharga.
12. Sahabat-sahabatku seluruh teman seperjuangan Sejarah angkatan 2011
Ganjil dan Genap yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terimakasih
atas persahabatan dan kebersamaan selama ini.
13. Keluarga KKN di Desa Way Nukak, Deni, Yandri, Anida, Nita, Yola,
Rettya, Fani, Nidia, Anisa, Dian, Raisa, dan Rizka.
14. Kakak tingkat dan adik tingkat di Program Studi Pendidikan Sejarah,
terimakasih atas bantuannya.
15. Pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan dan
penyusunan skripsi ini.
Semoga amal ibadah dan ketulusan hati kalian semua mendapat imbalan dari
Tuhan Yang Maha Esa. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, November 2018
Penulis
Setio Handayani
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
1.3. Batasan Masalah ............................................................................ 6
1.4. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
1.5. Tujuan Penelitian........................................................................... 6
1.6. Manfaat Penelitian......................................................................... 7
1.7. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 7
REFERENSI
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA
2.1. Tinjauan pustaka .............................................................................. 10
2.1.1. Konsep Implementasi ........................................................ 10
2.1.2. Konsep Kurikulum ............................................................ 11
2.1.3. Konsep Kurikulum 2013 ................................................... 13
2.1.4. Konsep Perencanaan Proses Pembelajararan K13 ............ 22
2.1.5. Konsep Pelaksanaan Proses Pembelajaran K13 ................ 26
2.1.6. Konsep Pembelajaran Sejarah ........................................... 29
2.2. Kerangka Pikir ................................................................................. 31
2.3. Paradigma ........................................................................................ 32
REFERENSI
III. METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian ............................................................................ 35
3.2. Sumber Data .................................................................................... 35
3.3. Populasi Dan Sampel ....................................................................... 36
3.3.1. Populasi Penelitian ............................................................ 36
3.3.2. Sampel Penelitian .............................................................. 37
3.4. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 38
3.4.1. Observasi ........................................................................... 38
3.4.2. Wawancara ........................................................................ 39
3.4.3. Dokumentasi ...................................................................... 41
3.5. Instrumen Penelitian ........................................................................ 41
3.5.1. Instrumen Implementasi Kurikulum 2013 Terkait
Perencanaan Proses Pembelajaran ..................................... 42
3.5.2. Instrumen Implementasi Kurikulum 2013 Terkait
Perencanaan Proses Pembelajaran ..................................... 43
3.5.3. Instrumen Wawancara ....................................................... 46
3.6. Uji Instrumen Penelitian .................................................................. 47
3.6.1. Uji Validitas ...................................................................... 47
3.6.2. Uji Realibilitas ................................................................... 47
3.7. Indikator Keberhasilan .................................................................... 48
3.8. Teknik Analisis Data ....................................................................... 48
3.8.1. Pengumpulan Data ............................................................ 48
3.8.2. Verifikasi Data .................................................................. 49
3.8.3. Penyajian Data ................................................................... 50
REFERENSI
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ................................................................................ 53
4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................... 53
4.1.1.1. Sejarah Berdirinya SMA N 1 Seputih Raman ..... 53
4.1.1.2. Letak Geografis ................................................... 53
4.1.1.3. Keadaan Tenaga Pendidik Dan Kependidikan .... 54
4.1.1.4. Keadaan Siswa SMA N 1 Seputih Raman .......... 57
4.1.1.5. Visi Dan Misi SMA N 1 Seputih Raman ............ 57
4.1.1.6. Kondisi Sarana Dan Prasana
SMA N 1 Seputih Raman .................................... 58
4.1.1.7. Kegiatan Ekstrakulikuler
Di SMA N 1 Seputih Raman ............................... 61
4.1.2. Hasil Penelitian Perencanaan Proses Pembelajaran ............ 63
4.1.3. Hasil Penelitian Pelaksanaan Proses Pembelajaran ............. 68
4.2. Pembahasan ................................................................................... 72
REFERENSI
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan.................................................................................... 81
5.2. Saran .............................................................................................. 81
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Anggota Populasi ....................................................................... 37
2. Jumlah Anggota Sampel ........................................................................ 38
3. Kisi-kisi Observasi Perencanaan Proses Pembelajaran .......................... 43
4. Kisi-kisi Observasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran .......................... 45
5. Kisi-kisi Wawancara ............................................................................... 46
6. Persesntase Implementasi Kurikulum 2013 ........................................... 50
7. Daftar Nama Kepala SMA Negeri 1 Seputih Raman ............................. 53
8. Setruktur Organisasi Kepengurusan SMA Negeri 1 Seputih Raman ..... 54
9. Keadaan Tenaga Pendidik SMA Negeri 1 Seputih Raman .................... 55
10. Keadaan Siswa SMA Negeri 1 Seputih Raman ...................................... 57
11. Keadaan Sarana SMA Negeri 1 Seputih Raman .................................... 59
12. Keadaan Prasarana SMA Negeri 1 Seputih Raman ................................ 60
13. Ekstrakulikuler SMA Negeri 1 Seputih Raman...................................... 61
14. Hasil Perencanaan Proses Pembelajaran ................................................ 63
15. Skor Hasil Observasi Perencanaan Proses Pembelajaran ....................... 64
16. Hasil Perencanaan Proses Pembelajaran ................................................ 68
17. Skor Hasil Observasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran ....................... 68
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN A 1. Pengesahan Judul
2. Surat Izin Penelitian Pendahuluan
3. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian Pendahuluan
4. Surat Izin Penelitian
5. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian
6. Rekomendasi Pembahas
7. Rekomendasi Pembimbing
8. Validasi Lembar Observasi
9. Perpanjangan Studi
DAFTAR LAMPIRAN B 1. Silabus
2. RPP
DAFTAR LAMPIRAN C 1. Lembar Observasi Perencanaan Proses Pembelajaran
2. Lembar Observasi Pelaksanaan Proses Pembelaajaran
3. Lembar Wawancara
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan sumber daya manusia
yang berkualitas dituntut untuk mampu mengembangkan potensi peserta didik,
baik itu potensi fisik maupun potensi psikologis, Desmita (2014: 40). Menurut
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan yang diterapkan di suatu
negara akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di negara tersebut.
Setiap negara memiliki tujuan pendidikan yang berbeda-beda. Tujuan Pendidikan
Nasional tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor
20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yaitu :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab”.
Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa pendidikan di Indonesia memiliki
tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
2
beriman dan bertakwa, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri sehingga dapat
bermanfaat bagi bangsa dan negara. Apabila tujuan pendidikan nasional tercapai,
maka Indonesia akan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Sebagai
salah satu upaya mencapai tujuan pendidikan nasional, Indonesia telah melakukan
sepuluh kali perubahan kurikulum dalam penerapannya sejak Tahun 1947 sampai
saat ini.
Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan
dalam proses kegiatan belajar-mengajar, Sukmadinata (2009: 5). Kurikulum yang
pertama kali diterapkan di Indonesia disebut Rencana Pelajaran 1947, selanjutnya
berganti menjadi Kurikulum 1952 yang disebut sebagai Rencana Pelajaran Terurai
1952. Setelah itu terjadi pergantian yaitu Kurikulum 1964 yang disebut sebagai
Rencana Pendidikan 1964. Kurikulum Indonesia masih terus mengalami
pergantian menjadi Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984,
Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999, serta Kurikulum Berbasis
Kompetensi pada tahun 2004. Terakhir, terjadi perubahan kurikulum yaitu
Kurikulum 2006 dengan sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
menjadi Kurikulum 2013. Terjadinya perubahan Kurikulum 2006 yaitu sistem
KTSP menjadi Kurikulum 2013 dikarenakan KTSP masih mengalami
permasalahan dalam pelaksanaannya. Standar penilaian KTSP dinilai belum
mengarah pada penilaian berbasis kompetensi. Hal tersebut bertentangan dengan
penjelasan Pasal 35 UU Nomor 20 Tahun 2003 bahwa kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
3
Munculnya permasalahan ini membuat Kementrian pendidikan dan kebudayan
(Kemendikbud) berupaya untuk menyelesaikannya dengan langkah
mengembangkan kurikulum baru yaitu yang disebut dengan Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 telah dilaksanakan sejak tahun 2013. Kurikulum ini mulai
diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014. Dalam pelaksanaannya
Kurikulum 2013 dianggap premature karena kesiapan sekolah mencakup sarana
dan prasarananya masih minim. Akhirnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud) Bapak Anies Baswedan menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013
mulai tahun pelajaran 2014/2015, Mendikbud menginstruksikan Sekolah-sekolah
untuk kembali menggunakan Kurikulum 2006 (KTSP). Berdasarkan keputusan
Menteri Pendidikan sekolah yang baru menerapkan Kurikulum 2013 satu semester
diminta untuk kembali menggunakan Kurikulum 2006 (KTSP), sedangkan
sekolah yang sudah tiga semester menerapkan Kurikulum 2013 diminta untuk
menjadi sekolah percontohan.
Mulai Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015 di Kabupaten Lampung Tengah
tidak semua sekolah menjadi sekolah percontohan untun menerapkan Kurikulum
2013 termasuk di SMA Negeri 1 Seputih Raman, sesuai keputusan Menteri
Pendidikan yaitu sekolah yang baru menerapkan Kurikulum 2013 selama satu
semester diminta untuk kembali menggunakan kurikulum 2006 (KTSP).
Pemerintah terus melakukan perbaikan pada Kurikulum 2013, hingga pada
tanggal 06 Juni 2016 akhirnya pemerintah menetapkan hasil perbaikan pada
kurikulum 2013 yang selanjutnya disebut dengan Kurikulum 2013 edisi
perubahan. Setelah adanya perbaikan pada Kurikulum 2013 pemerintah
menetapkan mulai bulan Juli 2017 semua sekolah harus menerapkan Kurikulum
4
2013 edisi perubahan. Dalam pelaksanaannya, Kurikulum 2013 memiliki empat
komponen utama yaitu; standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses,
dan standar penilaian.
Setelah adanya perubahan pada Kurikulum 2013, SMA Negeri 1 Seputih Raman
mulai menggunakan Kurikulum 2013 yang pada awalnya hanya Kelas X yang
menggunakan Kurikulum 2013. Mulai Tahun Ajaran 2017/2018, SMA Negeri 1
Seputih Raman telah menerapkan Kurikulum 2013 pada kelas X dan Kelas XI.
Meskipun begitu, berdasarkan keterangan yang diperoleh dari guru di SMA
Negeri 1 Seputih Raman menilai bahwa penerapan Kurikulum 2013 ini masih
memerlukan penyesuaian untuk dilaksanakan disekolah.
Masalah terkait pelaksanaan implementasi Kurikulum 2013 salah satunya adalah
kesulitan guru dalam mengadaptasi beberapa pembaharuan pada komponen
standar proses yang meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian proses dan hasil pembelajaran. Kurikulum 2013
juga menuntut guru berperan secara aktif sebagai motivator dan fasilitator
pembelajaran. Guru dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang berpusat pada
siswa, sehingga siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Implementasi Kurikulum 2013 Perubahan Pada Mata Pelajaran Sejarah di
SMA Negeri 1 Seputih Raman Semester Genap Tahun Ajaran 2017/2018”.
5
1.2. Identifikasi Masalah
Kurikulum 2013 pertamakali diterapkan disekolah mulai tahun ajaran 2013/2014,
namun dalam pelaksanaannya penerapan Kurikulum 2013 dianggap premature
karena kesiapan sekolah mencakup sarana dan prasarananya masih minim.
Akhirnya pemerintah menghentikan penggunaan Kurikulum 2013 pada tahun
ajaran 2015/2015, setelah adanya perbaikan pada Kurikulum 2013 pemerintah
kembali mewajibkan seluruh sekolah untuk menerapkan Kurikulum 2013
Perubahan. Masalah yang dapat diidentifikasi terkait pelaksanaan implementasi
Kurikulum 2013 antara lain :
1. Pelaksanaan Kurikulum 2013 memiliki pedoman meliputi perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses pambelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya
proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
2. Sosialisasi Kurikulum 2013 yang pada awal penerapannya dianggap masih
sangat kurang disosialisasikan dilapangan sehingga banyak sekolah yang
tidak siap menerapkan Kurikulum 2013.
3. Setelah dilakukan uji coba dan perubahan pada Kurikulum 2013
diharapkan dapat mempengaruhi kesiapan guru dalam merencanakan dan
melaksanakan Kurikulum 2013 perubahan.
4. Sarana dan prasarana sekolah akan sangat berdampak pada keterlaksanaan
penerapan Kurikulum 2013 perubahan, dengan ketersediaan sarana dan
prasana yang memadai diharapkan mampu menunjang kinerja para
pendidik dalam melaksanakan penerapan Kurikulum 2013 perubahan.
6
1.3. Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian sangatlah diperlukan agar penelitian
menjadi lebih terarah dan meminimalisir kesalahan. Maka dalam penelitian ini
permasalahan dibatasi pada kesiapan guru dalam mengimplementasikan
Kurikulum 2013 Perubahan di SMA Negeri 1 Seputih Raman pada mata pelajaran
sejarah terkait komponen standar proses meliputi perencanaan proses
pembelajaran dan pelaksanaan proses pembelajaran.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kesiapan guru Mata Pelajaran Sejarah dalam
mengimplementasikan Kurikulum 2013 Perubahan terkait perencanaan
proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Seputih Raman?
2. Bagaimanakah kesiapan guru Mata Pelajaran Sejarah dalam
mengimplementasikan Kurikulum 2013 Perubahan terkait pelaksanaan
proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Seputih Raman?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan arah dari suatu kegiatan agar tercapai hasil seperti yang
diharapkan. Maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan bagaimana kesiapan guru dalam mengimplementasikan
Kurikulum 2013 Perubahan pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1
Seputih Raman terkait perencanaan proses pembelajaran dan pelaksanaan proses
pembelajaran.
7
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
a) Dapat menjadi tolak ukur bagi guru apakah perencanaan proses
pembelajaran dan pelaksanaan proses pembelajaran yang telah
diterapkan sudah mencapai standar komponen-komponen yang terdapat
dalam Kurikulum 2013 Perubahan atau belum.
b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi
dan referensi bagi pihak yang membutuhkan dan yang berkaitan dengan
penelitian ini.
c) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
hal-hal yang menjadi kendala bagi guru maupun pihak sekolah lainnya
dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013.
1.7. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini meliputi :
a. Ruang Lingkup Ilmu
Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah pendidikan, khususnya
pendidikan sejarah.
b. Ruang Lingkup Subjek
Subjek penelitian ini adalah guru Mata Pelajaran Sejarah di SMA
Negeri 1 Seputih Raman.
c. Ruang Lingkup Objek
Objek penelitian ini adalah implementasi Kurikulum 2013 Perubahan
pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Seputih Raman Semester
Genap Tahun Ajaran 2017/2018.
8
d. Ruang Lingkup Waktu
Waktu penelitian ini pada Semester Genap Tahun Ajaran 2017/2018.
e. Ruang Lingkup Lokasi atau Tempat Penelitian
Tempat atau lokasi penelitian dilakukan di SMAN 1 Seputih Raman.
9
REFERENSI
Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Hal 40
Nana Syaodih Sukmadinata (2009). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal 5
10
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR,
PARADIGMA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Konsep Implementasi
Terdapat berbagai macam pendapat para ahli mengenai implementasi. Kunandar
(2007: 221) mengatakan bahwa implementasi adalah suatu proses penerapan ide,
konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga
memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan, maupun
nilai dan sikap. Pendapat lain dikemukakan oleh Usman (2002: 70) implementasi
bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem.
Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana untuk
mencapai suatu tujuan kegiatan. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami
bahwa implementasi adalah kegiatan yang terencana untuk menerapkan suatu ide,
konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis untuk mencapai
suatu tujuan.
Oemar Hamalik (2007: 190), menjelaskan sebuah kurikulum yang telah
dikembangkan tidak berarti (menjadi kenyataan) jika tidak diimplementasikan,
dalam artian digunakan secara aktual di sekolah dan di kelas. Dalam implementasi
ini, tentu saja harus diupayakan penanganan terhadap pengaruh factor-faktor
tertentu, misalnya kesiapan sumber daya, faktor budaya masyarakat, dan lain-lain.
11
Berbagai dimensi implementasi kurikulum yang penting untuk dicermati adalah
materi kurikulum, struktur organisasi kurikulum, peranan atau perilaku,
pengetahuan dan internalisasi nilai. Keberhasilan implementasi terutama
ditentukan oleh aspek perencanaan dan strategi implementasinya. Pada
prinsipnya, implementasi ini mengintegrasikan aspek-aspek filosofis, tujuan,
subject matter, strategi mengajar dan kegiatan belajar, serta evaluasi dan feedback.
Menurut Nana Syaodih S., (2001) dalam Rusman (2008:75), untuk
mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan rancangan, dibutuhkan beberapa
kesiapan, terutama kesiapan pelaksana. Sebagus apapun desain atau rancangan
kurikulum yang dimiliki, tetapi keberhasilannya sangat tergantung terhadap guru.
Kurikulum yang sederhana pun apabila gurunya memiliki kemampuan, semangat,
dan dedikasi yang tinggi, hasilnya akan lebih baik dari desain kurikulum yang
hebat, tetapi kemampuan, semangat dan dedikasi gurunya rendah. Guru adalah
kunci utama keberhasilan implementasi kurikulum. Sumber daya pendidikan yang
lain pun seperti sarana prasarana, biaya, organisasi, lingkungan, juga merupakan
kunci keberhasilan pendidikan, tetapi kunci utamanya adalah guru. Dengan
sarana, prasarana, dan biaya terbatas, guru yang kreatif dan berdedikasi tiggi,
dapat mengembangkan program, kegiatan, dan alat bantu pembelajaran yang
inovatif.
2.1.2. Konsep Kurikulum
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 butir 19, menjelaskan kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
12
pendidikan tertentu. Menurut Fadhillah (2014: 13) kurikulum dimaksud sebagai
serangkaian upaya untuk menggapai tujuan pendidikan. Pendapat lainnya
mengenai kurikulum dikemukakan oleh Soetopo dan Soemanto dalam Susilo
(2007:79) yaitu kurikulum adalah suatu usaha yang dapat dilaksanakan di sekolah
untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana
pendidikan.
Kurniasih (2014: 3) mengutip dalam Dictionary of Education bahwa curriculum is
a general overall plan of the content or spesific studies of that the school should
offer the student by way qualifying him for graduation or certification or for
extrance into a professsional or a vocational fiel. Maksudnya adalah kurikulum
merupakan keseluruhan rencana umum dari konten atau studi khusus bahwa
sekolah seharusnya menawarkan siswa sesuai kualifikasinya untuk kelulusan atau
sertifikasi atau untuk kepentingan professsional atau kejuruan. Dari beberapa
pendapat mengenai kurikulum, dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana yang digunakan sebagai pedoman untuk dilaksanakan di
sekolah, yang berisi uraian program pendidikan, program pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar dan pengelolaan sarana dan prasarana yang dilaksanakan oleh
lembaga-lembaga pendidikan tertentu dalam kurun waktu tertentu.
Pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru,
kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
melaksanakan pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman
dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum
13
berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya
proses pendidikan di sekolah. Sedangkan bagi siswa, kurikulum berfungsi sebagai
suatu pedoman belajar.
2.1.3. Konsep Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang
telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan dengan
kurikulum 2006 (KTSP).
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 69 Tahun 2013, Kurikulum 2013 memiliki landasan secara filosofis,
yuridis dan konseptual sebagai berikut :
a. Landasan Filosofis
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi
sebagai berikut :
1) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang
beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk
membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda
14
bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan kehidupan generasi muda
bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan
kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas
bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi
kehidupan di masa kini dan nasa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan
orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk
dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi kemampuan berpikir rasionaldan kecermelangan akademik
dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca,
dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh
lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan
berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan
rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,
dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
15
3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecermelangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). filosofi ini mewajibkan
kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan disiplin ilmu,
selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecermelangan akademik.
4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa lebih baik
(experimentalism and social reconsturctivism).
Berdasarkan penjelasan diatas, Kurikulum 2013 dikembangkan dengan
berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk
membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun kehidupan masa depan
yang lebih baik dengan cara mengembangkan kemampuan berfikir rasional dan
cemerlang secara akademik agar dapat menyelesaiakan masalah sosial di
masyarakat untuk membangun kehidupan yang lebih baik.
b. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(cempetency based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegaranya yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
16
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketrampilan, dan bertindak. Kurikulum 2013 menganut (1)
pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang
dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat;
dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum)sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik.
Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi
dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
c. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah :
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 32 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
17
Tujuan Kurikulum 2013 yaitu untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Mulyasa (2013:99),
tujuan Kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan Indonesia yang: produktif,
kreatif, inofatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam implementasi
kurikulum, guru dituntut untuk secara professional merancang pembelajaran
efektif dan bermakna (menyenangkan), mengorganisasikan pembelajaran,
memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran
dan pembentukan kompetensi secara efektif, seta menetapkan kriteria
keberhasilan.
Menurut Mulyasa (2013: 164), secara konseptual Kurikulum 2013 memiliki tiga
keunggulan, yaitu:
1) Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan bersifat alamiah (kontekstual)
karena berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk
mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-
masing.
2) Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan karakter boleh jadi
mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain.
3) Ada bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi,
terutama yang berkaitan dengan keterampilan.
18
Kurikulum 2013 memberikan inovasi baru yaitu terdapat mata pelajaran wajib dan
mata pelajaran peminatan. Mata Pelajaran Sejarah merupakan salah satu mata
pelajaran yang menunjang pembelajaran yang lebih menekankan pada nilai-nilai
kebangsaan, moral dan pembentukan karakter yang berorientasi pada kurikulum
2013. Menurut Fadhillah (2014: 45), tujuan mata pelajaran wajib yaitu
memberikan pengetahuan tentang bangsa, bahasa, sikap sebagai bangsa dan
kemampuan penting untuk mengembangkan logika dan kehidupan pribadi dari
peserta didik, masyarakat dan bangsa, sedangkan mata pelajaran peminatan
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
minat terhadap suatu disiplin ilmu atau keterampilan tertentu.
Mengenai tujuan Kurikulum 2013 menurut Fadhillah (2014:24), secara khusus
yaitu sebagai berikut.
a. Meningkatkan mutu pendidikan dan menyeimbangkan hard skill dan soft
skill melalui kemampuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam
rangka menghadapi tantangan global yang terus berkembang.
b. Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif,
kreatif, dan inofatif sebagai modal pembangunan bangsa dan Negara
Indonesia.
c. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan
menyiapkan administrasi mengajar, sebab pemerintah telah menyiapkan
semua komponen kurikulum beserta buku tes yang digunakan dalam
pembelajaran.
19
d. Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dana daerah serta masyarakat
secara seimbang dalam menentukan dan mengendalikan kualitas dalam
pelaksanaan kurikulum ditingkat satuan pendidikan.
e. Meningkatkan persaingan yang sehat antar-satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai
Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan
antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan
(knowledge). Hal ini juga sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003
sebagaimana tersurat dalam penjelasan pasal 35: kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Sejalan pula
dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada
Tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secara terpadu.
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah menetapkan bahwa perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk
Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada
Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian
pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran
mengunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assessment) yang menilai
kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Pelaksanaan pembelajaran
juga melaksanakan program remedial dan program pengayaan. Implementasi
20
kurikulum akan sesuai dengan harapan apabila guru mampu menyusun RPP serta
melaksanakan dan memahami konsep penilaian autentik serta melaksanakanya.
Menurut Mulyasa (2013: 65) tujuan pengembangan Kurikulum 2013 yaitu untuk
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui
penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi sehingga
pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter
peserta didik, berupa, paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat
didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang
dipelajarinya secara kontekstual. Kurikulum 2013 memungkinkan para guru
menilai hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang
mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh
karena itu, peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi dan
karakter yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar. Sehingga
peserta didik dapat mempersiapkan diri melalui penguasaan terhadap sejumlah
kompetensi dan karakter tertentu, sebagai syarat melanjutkan ke tingkat
kompetensi dan karakter berikutnya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka
menuntut perubahan pada aspek lain, seperti pada proses pembelajaran, dari siswa
diberi tahu menjadi siswa mencari tahu. Pada proses penilaian, dari fokus pada
pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui
penilaian proses, portofolio, dan penilaian output secara utuh dan menyeluruh.
Pengembangan Kurikulum 2013 menitikberatkan pada penyederhanaan,
pendekatan tematik-interegatif. Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013
adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman
21
dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban
belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa
yang dihasilkan (Mulyasa 2013 : 99). Jadi, pengembangan Kurikulum 2013 ini
memperhitungkan semua aspek dalam proses pembelajaran termasuk alokasi
waktu yang digunakan pada pembelajaran.
Menurut Permendikbud 2016 Kompetensi pada Kurikulum 2013 dirancang
sebagai berikut :
1. Kompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta
didik pada setiap tingkat kelas.
2. Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran
minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada
masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.
3. Kompetensi inti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. kompetensi inti sikap spiritual
b. kompetensi inti sikap sosial
c. kompetensi inti pengetahuan
d. kompetensi inti keterampilan
4. Kompetensi dasar pada kurikulum 2013 berisi kemampuan dan materi
pembelajaran untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan
pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.
5. Kompetensi inti dan kompetensi dasar digunakan sebagai dasar untuk
perubahan buku teks pelajaran pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
22
2.1.4. Konsep Perencanaan Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
Mengacu pada Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah, perencanaan pembelajaran dirancang dalam
bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada
Standar Isi. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan dengan pendekatan
pembelajaran yang digunakan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta
didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada
satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis
agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP
disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau
lebih.
1. Komponen RPP terdiri atas:
a. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan
b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema
c. kelas/semester
d. materi pokok
e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam
pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai
23
f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
g. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
h. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator ketercapaian kompetensi
i. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang
akan dicapai
j. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran
k. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.
l. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup; dan
m. penilaian hasil pembelajaran.
2. Prinsip Penyusunan RPP
Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal,
tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar,
kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan
24
belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan
peserta didik.
b. Partisipasi aktif peserta didik.
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan
kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan,
dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas
mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
3. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap
bahan kajian mata pelajaran. Silabus dikembangkan berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan
25
menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran
tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Silabus paling sedikit memuat:
a. Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan)
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan
mata pelajaran
d. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata
pelajaran
e. tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A)
f. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi
g. pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan
h. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik
i. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan
26
j. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
2.1.5. Konsep Pelaksanaan Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
Mengacu pada Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah, pelaksanaan pembelajaran merupakan
implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran
b. memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai
manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari,
dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan
internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang
peserta didik
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai; dan
e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.
27
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan /atau
tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan
(discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi dan jenjang pendidikan.
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih
adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran
berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong peserta didik untuk
melakuan aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik
aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan
kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk
memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat
disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik
menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun
28
kelompok, disarankan yang menghasilkan karya berbasis pemecahan
masalah (project based learning).
c. Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik)
mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong
peserta didik untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan.
Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran
yang menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning).
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual
maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik
tugas individual maupun kelompok dan
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
29
2.1.6. Konsep Pembelajaran Sejarah
Menurut Isjoni (2007: 71) sejarah adalah mata pelajaran yang menanamkan
pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan
masyarakat indonesia dan dunia pada masa lampau hingga kini. Pembelajaran
sejarah secara tepat merupakan salah satu cara terbaik dalam menciptakan
identitas nasional dalam diri para siswa. Jika sejarah diberi pandangan baru, dan
melalui orientasi yang tepat, masa depan akan menjadi lebih menarik dan penuh
harapan. Penjelasan sejarah yang diberikan harus memiliki landasan yang luas
sehingga anak memiliki pemahaman tentang seluruh Negara pada periode waktu
tertentu, Kochhar (2008:480).
Menurut Kochhar (2008: 480), pembelajaran sejarah harus mengacu pada tujuan
pendidikan yang lebih luas. Tujuan yang harus dimiliki seorang guru dilapangan
untuk mengajar haruslah tepat dan jelas. Hal ini penting dalam konteks saat ini
dimana berbagai usaha sedang dilakukan di semua tingkat untuk memperbaiki
kurikulum dan mendesain ulang pendidikan secara keseluruhan.
Menurut Widja (1989: 23) pembelajaran sejarah adalah perpaduan antara aktivitas
belajar dan mengajar yang didalamnya mempelajari tentang peristiwa masa
lampau yang erat hubungannya dengan masa kini. Menurut Agung dan Wahyuni
(2013:56) pembelajaran sejarah berfungsi untuk menyadarkan siswa akan adanya
proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu dan untuk
membangun perspektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan, memahami,
dan menjelaskan jati diri bangsa dimasa lalu, masa kini dan masa depan ditengah-
tengah perubahan dunia. Dari penjelasan diatas, pembelajaran sejarah dapat
30
dikatakan sebagai suatu proses perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar
yang berdasarkan struktur dalam memahami peristiwa dan kejadian masa lampau
sehingga menimbulkan perubahan bagi siswa tentang arti penting peristiwa
tersebut yang menjadi dasar perubahan masa yang akan datang.
Hassan (2012: 35) mengemukakan ada dua tujuan penting dari pendidikan sejarah,
pertama sebagai media yang mampu mengembangkan potensi peserta didik untuk
mengenal nilai-nilai bangsa yang terus bertahan, berubah dan menjadi milik
bangsa masa kini. Melalui pendidikan sejarah, peserta didik belajar mengenal
bangsanya dan dirinya. Tujuan yang kedua adalah sebagai wahana pendidikan
untuk mengembangkan disiplin ilmu sejarah.
Menurut Kochhar (2008:50) fokus utama Mata Pelajaran Sejarah ditingkat
sekolah menengah atas adalah tahap kelahiran peradaban manusia, evolusi sistem
sosial dan perkembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Sasaran utama
pembelajaran sejarahnya adalah : a) Meningkatkan pemahaman terhadap proses
perubahan dan perkembangan yang dilalui umat menusia hingga mampu
mencapai perkembangan yang sekarang ini. b) Meningkatkan pemahaman
terhadap akar peradaban dan penghargaan terhadap kesatuan dasar manusia. c)
Menghargai berbagai sumbangan yang diberikan oleh semua kebudayaan pada
perdaban manusia secara keseluruhan, d) Memperkokoh pemahaman interkasi
saling menguntungkan antarberbagai kebudayaan merupakan faktor yang penting
dalam kemajuan kehidupan manusia, e) Memberikan kemudahan pada siswa yang
berminat mempelajari sejarah suatu negara dalam kaitannya dengan sejarah umat
manusia secara keseluruhan.
31
2.2. Kerangka Pikir
Kurikulum merupakan komponen pendidikan yang sangat penting dalam
pelaksanaan pembelajaran, dalam kurikulum terdapat standar minimal yang harus
dilaksanakan dan dicapai dalam pembelajaran di sekolah. Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dinilai kurang maksimal, baik dalam
menanggapi perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun
global, dan standar penilaian belum mengarah pada penilaian yang berbasis
kompetensi. Penilaian pada KTSP masih berpusat pada penilaian kognitif. Hal
inilah yang menjadi alasan pemerintah melakukan langkah perubahan kurikulum
dari KTSP menjadi Kurikulum 2013.
Perubahan kurikulum dari KTSP menjadi Kurikulum 2013 membuat terjadinya
penambahan jam pelajaran dan pengurangan mata pelajaran, pada jenjang SMA.
Penjurusan dilaksanakan lebih awal, yaitu pada kelas X. Selain itu, sistem
penilaian pada Kurikulum 2013 berpusat pada sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Kurikulum 2013 tahap pertama secara langsung mulai dilaksanakan
pada bulan Juli 2013 dan belum semua sekolah yang langsung menerapkannya.
Hal ini dikarenakan pemerintah tidak melakukan ujicoba Kurikulum 2013 terlebih
dahulu, banyak sekolah dan guru yang tidak siap untuk menerapkan kurikulum
2013. Pemerintah juga menentukan beberapa kriteria kepada sekolah-sekolah
untuk dapat melaksanakan Kurikulum 2013 pada tahap pertama.
SMA Negeri 1 Seputih Raman adalah sekolah yang belum memenuhi kriteria
untuk melaksanakan Kurikulum 2013 pada tahap pertama, setelah adanya revisi
pada Tahun 2016 Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Seputih Raman
32
dimulai dari kelas X, dimana pada kelas peminatan ilmu-ilmu sosial, Sejarah
merupakan salah satu mata pelajaran wajib. Dalam implementasinya pada setiap
proses pembelajaran di sekolah, terdapat empat hal yang menjadi elemen
perubahan dalam Kurikulum 2013, yaitu standar kompetensi lulusan (SKL),
standar proses, standar isi, dan standar penilaian.
2.3. Paradigma
Keterangan :
: Garis Pelaksanaan
Implementasi
Kurikulum 2013
Perubahan
Pembelajaran Sejarah di SMA
Negeri 1 Seputih Raman
Perencanaan Proses
Pembelajaran
Pelaksanaan Proses
Pembelajaran
33
REFERENSI
Kunandar, 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pelajaran (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Serttifikasi Guru. Jakarta :
Raja Grafindo Persada. Hal 221
Nurdin Usman. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada. Hal 70
Oemar Hamalik. 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Hal 190
Rusman. 2008. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers Raja Grafindo Persada.
Hal 75
M. Fadhillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Hal 13
Muhammad Joko Susilo. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:
Manajemen Pelaksanaan dan Kesesuaian Sekolah Menyongsongnya,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal 79
Imas Kurniasih. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan.
Surabaya: Kata Pena. Hal 3
E. Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Hal 99
Ibid, Hal 164
M. Fadhillah. Op Cit, Hal 45
Ibid, Hal 24
E. Mulyasa. Op Cit, Hal 65
Ibid, Hal 99
Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:
Alfabeta. Hal 71
34
S.K. Kochhar. 2008. Pembelajaran Sejarah :Teaching of History. Jakarta: PT
Grasindo. Hal 480
Ibid, Hal 480
I gede Widja. 1989. Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode
Pengajaran Sejarah. Jakarta: P2LPTK. Hal 23
Leo Agung S. dan Sri Wahyuni. 2013. Perencanaan Pembelajaran Sejarah.
Yogyakarta: Ombak. Hal 56
S. Hamid Hassan. 2012. Pendidikan Sejarah Indonesia, Isu Dalam Ide Dan
Pembelajaran. Bandung: Rizqi Press. Hal 35
S.K. Kochhar. Op Cit, Hal 50
35
III. METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Penelitian yang berjudul “Implementasi Kurikulum 2013 Perubahan Pada Mata
Pelajaran Sejarah Di SMA Negeri 1 Seputih Raman Semester Genap Tahun
Ajaran 2017/2018” ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Menurut
Suharsimi Arikunto dalam Andi Prastowo (2012: 186), ditegaskan bahwa
penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi
hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala, atau
keadaan. Penelitian deskriptif yaitu mendeskripsikan atau menggambarkan apa
yang ditemukan dalam penelitian baik yang dilakukan melalui wawancara,
observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian difokuskan untuk mendeskripsikan
keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti yaitu kesiapan guru Mata
Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Seputih Raman dalam mengimplementasikan
kurikulum 2013 perubahan.
3.2. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah manusia dan bukan manusia. Manusia
sebagai sumber data merupakan informan, yaitu pelaku utama dan bukan pelaku
utama. Pelaku utama pada penelitian ini atas guru Mata Pelajaran Sejarah,
sedangkan sumber data bukan manusia yaitu dokumen guru yang berkaitan
dengan Perencanaan Proses Pembelajaran dan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Seputih Raman. Pemilihan
36
informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu
dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Menurut Faisal (2001:67) teknik
purposive sampling yaitu pemilihan subjek penelitian secara sengaja oleh peneliti
berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat subjek penelitian yang diketahui sebelumnya.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, Arikunto (2006:130). Sedangkan
Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono
(2015:117). Berdasarkan paparan pendapat kedua ahli tersebut dapat kita pahami
bahwa populasi merupakan keseluruhan obyek yang menjadi sasaran penelitian.
Sehubungan dengan hal tersebut maka populasi pada penelitian ini adalah Guru
Mata Pelajaran Sejarah yang ada di SMA Negeri 1 Seputih Raman seperti tampak
pada tabel berikut:
Tabel 1. Jumlah Anggota Populasi
No. Nama NIP Status
1 Devi Anavia, S.Pd. - Honor
2 Suprapti, S.Pd. 197408102003122009 PNS
3 Siti Maimunah, S.Pd. - GTY
4 Umi Zumroh, S.Pd., M.Pd. 197109171998022001 PNS
Sumber : Olah Data Penelitian 2018
37
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, Arikunto (2013: 174).
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut, Sugiyono (2013: 118). Sampling adalah cara yang
digunakan untuk mengambil sampel dimana teknik sampling dianggap peneliti
memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan yang diharapkan yaitu mempunyai
kemampuan yang sama.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non
probability yaitu sampel jenuh atau sering disebut total, non probability sampling
memiliki beberapa jenis diantara nya adalah purposive sampling.
Purposive sampling merupakan penentuan sampel yang berdasarkan pertimbangan
kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap suatu objek yang sesuai
dengan tujuan penelitian, Arikunto (2010:183) pada penelitian ini peneliti
menggunakan sampel guru Mata Pelajaran Sejarah yang telah
mengimplementasikan Kurikulum 2013 Perubahan di SMA Negeri 1 Seputih
Raman tahun ajaran 2017/2018. Adapun pertimbangan pengambilan sampel
tersebut dilakukan atas dasar :
1. Karena penelitian ini tentang Implementasi Kurikulum 2013 Perubahan
maka yang menjadi sampel penelitian adalah guru Mata Pelajaran Sejarah
di SMA Negeri 1 Seputih Raman yang telah mengimplementasikan
Kurikulum 2013 Perubahan pada proses pembelajarannya.
2. Guru Mata Pelajaran Sejarah yang terdapat di SMA Negeri 1 Seputih
Raman berjumlah empat orang, dari keempat guru tersebut hanya dua
38
orang guru saja yang telah mengimplementasikan Kurikulum 2013
Perubahan.
3. Guru Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Seputih Raman yang telah
mengimplementasikan Kurikulum 2013 Perubahan adalah Ibu Suprapti,
S.Pd., yang Mengampu Mata Pelajaran Sejarah di kelas X dan Ibu Siti
Maimunah, S.Pd yang Mengampu Mata Pelajaran Sejarah di kelas XI.
Tabel 2. Jumlah Anggota Sampel
No. Nama NIP Status
1 Suprapti, S.Pd. 197408102003122009 PNS
2 Siti Maimunah, S.Pd. - GTY
Sumber : Olah Data Penelitian 2018
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif. Berikut
merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sebagai
berikut.
3.4.1. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri-ciri yang lebih
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang,
maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain
(Sugiyono 2010:203). Disini peneliti menggunakan observasi nonpartisipan.
Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas
orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi nonpartisipan peneliti
tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono 2010:204).
39
Pelaksanaan observasi dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi
langsung di SMA Negeri 1 Seputih Raman dengan menentukan kisi-kisi observasi
terlebih dahulu, yaitu mengenai perencanaan proses pembelajaran (RPP, sumber
belajar, alokasi waktu, media pembelajaran dan metode pembelajaran,
perencanaan penilaian) dan mengenai pelaksanaan proses pembelajaran (kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup). Pengamatan ini dilakukan
sendiri oleh peneliti secara langsung di SMA Negeri 1 Seputih Raman dengan
cara memeberikan skor pada pada setiap pernyataan pada tabel observasi yang
sebelumnya telah dibuat oleh peneliti. Observasi ini tidak dilakukan secara terus
menerus melainkan pada waktu yang telah ditentukan. Adapun yang menjadi
objek pengamatan dalam observasi ini adalah mengamati dokumen perencanaan
proses pembelajaran dan juga melihat secara langsung bagaimana pelaksanaan
proses pembelajaran sejarah di kelas. Hal ini dilakukan untuk membuktikan
apakah hasil observasi dilapangan sesuai dengan data hasil wawancara.
Instrumen yang digunakan dalam pengamatan ini adalah lembar observasi.
Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini berupa tabel
penilaian yang didalamnya terdapat pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang
akan diamati. Lembar observasi sangat penting dibuat agar kegiatan yang
dilakukan terarah sesuai dengan topik dan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
3.4.2. Wawancara
Menurut Moleong (1991:135), wawancara adalah percakapan dengan maksud-
maksud tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung
(face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan
mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian. Menurut
40
Hadi (1989:192), wawancara sebagai sesuatu proses tanya jawab lisan, dalam
mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat
muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya, tampaknya
merupakan alat pemgumpulan informasi yang langsung tentang beberapa jenis
data sosial, baik yang terpendam (latent) maupun yang memanifes. Menurut
Sugiyono (2010:194), wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat digaris bawahi bahwa wawancara
dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi verbal dan gambaran
menyeluruh mengenai suatu proses yang menjadi topik wawancara. Wawancara
yang dilakukan pada penelitian ini bersifat semiterstruktur. Arikunto (2010:49)
menyatakan dalam pedoman wawancara semiterstruktur mula-mula interviewer
menanyakan seperangkat pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu
persatu diperdalam untuk memperoleh info lebih lanjut. Sugiyono (2013:103)
menyatakan tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta
pendapat dan ide-idenya.
Dalam wawancara ini peneliti sudah menyiapkan kisi-kisi wawancara namun
peneliti juga lebih terbuka dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan
pada penelitian ini. Sebagai informan atau narasumber peneliti menentukan guru
Mata Pelajaran Sejarah yang menggunakan Kurikulum 2013 di SMA Negri 1
Seputih Raman.
41
3.4.3. Dokumentasi
Menurut Hamidi (2004:72) metode dokumentasi adalah informasi yang berasal
dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan.
Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk
memperkuat hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2013:240) dokumentasi bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat kita pahami bahwa dokumentasi
merupakan informasi dalam bentuk dokumen yang berupa tulisan, gambar, dan
karya yang memiliki bukti fisik atau berbentuk.
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data
mengenai dokumen yang berhubungan dengan standar proses implementasi
Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Seputih Raman
Kabupaten Lampung Tengah. Melalui teknik dokumentasi, penulis dapat
memperoleh data mengenai profil sekolah dan perangkat pembelajaran yang
digunakan.
3.5 Instrumen Penelitian
Sugiyono (2013:79) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif intrumen
utamanya adalah peneliti sendiri. Peneliti akan terjun ke lapangan untuk
melakukan pengumpulan data, analisis, dan membuat kesimpulan. Instrumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau
memperoleh data dalam melakukan suatu penelitian. Berdasarkan metode
penelitian dan teknik pengumpulan data, maka instrumen dalam penelitian ini
adalah lembar observasi, wawancara, dan dokumentasi.
42
Indikator-indikator untuk variabel tersebut dijabarkan oleh penulis menjadi
sejumlah pernyataan sehingga diperoleh data kualitatif. Data ini akan diubah
menjadi bentuk kuantitatif dengan pemberian skor untuk mendapatkan data
persentase. Secara umum teknik dalam pemberian skor yang digunakan dalam
kuesioner penelitian ini adalah teknik skala Likert. Penggunaan skala Likert
menurut Sugiyono (2013:132) adalah skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial.
3.5.1. Instrumen Implementasi Kurikulum 2013 Perubahan Terkait
Perencanaan Proses Pembelajaran
Instrumen untuk mendeskripsikan implementasi Kurikulum 2013 Perubahan di
SMA Negeri 1 Seputih Raman terkait perencanaan proses pembelajaran telah
diuraikan pada penjelasan BAB II, adapun kisi-kisi observasi untuk indikator
implementasi Kurikulum 2013 Perubahan terkait perencanaan proses
pembelajaran adalah sebagai berikut :
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b) Sumber belajar
c) Media pembelajaran
d) Metode pembelajaran
e) Alokasi waktu
f) Perencanaan penilaian
43
Tabel 3. kisi-kisi observasi perencanaan proses pembelajaran
Variabel Indikator Sub Indikator No. Butir
Soal
Perencanaan
proses
Pembelajaran
1. RPP a. Penyusunan RPP sesuai
kurikulum 2013
b. Penjabaran kompetensi inti ke
dalam kompetensi dasar
1
2, 3, 4
2. Sumber
Belajar
a. Penentuan materi dan urutannya
b. Perencanaan pokok bahasan
c. Pemilihan sumber belajar
5, 6,
7, 8,
9
3. Alokasi
Waktu
a. Perencanaan dan alokasi waktu 10, 11
4. Media
Pembelajaran
dan Metode
Pembelajaran
a. Penentuan tujuan Pembelajaran,
media dan metode mengajar
b. Merencanakan pembelajaran di
luar kelas
c. Identifikasi kemajuan siswa
d. Penetapan tingkat ketuntasan
belajar
e. Perencanaan penggunaan
teknologi, informasi, dan
komunikasi
12, 13, 14,
15
16,
17, 18
19
20
5. Perencanaan
Penilaian
a. Perencanaan ulangan
b. Perencanaan penggunaan penilaian
autentik dan penilaian diri.
c. Perencanaan remidial dan
pengayaan
d. Merencanakan penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
21, 22, 23
24, 25
26, 27
28,29, 30.
Sumber : Permendikbud Nomor 22 tahun 2016
3.5.2. Instrumen Implementasi Kurikulum 2013 Perubahan Terkait
Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Instrumen untuk mendeskripsikan implementasi Kurikulum 2013 Perubahan di
SMA Negeri 1 Seputih Raman terkait pelaksanaan proses pembelajaran telah
diuraikan pada penjelasan BAB II, adapun kisi-kisi kuisioner untuk indikator
implementasi Kurikulum 2013 Perubahan terkait pelaksanaan proses
pembelajaran adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang dilakukan guru antara lain sebagai berikut:
44
1) Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan
2) Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya berkaiatan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan
dikembangkan
3) Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari
4) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan
dilakukan; dan
5) Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
b) Kegiatan inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi,
yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti
menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan karakteristik
mata pelajaran dan peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,/mencoba,
menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
c) Kegiatan penutup
Kegiatan penutup yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a) membuat rangkuman/
simpulan pelajaran; (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
45
dilaksanakan; dan (c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran; dan
2) Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian; (b) merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c)
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Tabel 4. kisi-kisi observasi pelaksanaan proses pembelajaran
Variabel Indikator Sub Indikator No. Butir
Soal
Pelaksanaan Proses
Pembelajaran
1. Kegiatan
pendahuluan
a. persiapan peserta didik secara
psikis dan fisik
b. memberi motivasi belajar
peserta didik
c. mengajukan pertanyaan terkait
materi pertemuan sebelumnya
d. menjelaskan tujuan
pembelajaran atau KD yang
akan dicapai.
1
2
3
4
2. Kegiatan inti a. Pengembangan pengalaman
belajar
b. Penguasaan metode mengajar
c. Penentuan strategi mengajar
d. Penciptaan suasana belajar
kondusif
e. Peningkatan motivasi belajar
f. Peningkatan kreativitas belajar
g. Pengembangan budaya
membaca dan menulis
h. Mengakomodasi pembelajaran
tematik-terpadu
i. Penerapan teknologi dan
komunikasi
j. Melaksanakan pembelajaran
di luar kelas
5
9
10, 11
12
13
14
6
7
8
15
3. Kegiatan
penutup
a. Pemberian umpan balik
b. Pemberian tugas
c. menginformasikan rencana
kegiatan pembelajaran
pertemuan berikutnya
16
17
18
Sumber : Permendikbud Nomor 22 tahun 2016
46
3.5.3. Intrumen Wawancara
Tabel 5. Kisi-kisi Wawancara
No Variabel Indikator Subyek
Penelitian
1
Perencanaan Proses Pembelajaran
Kurikulum 2013 pada Mata
Pelajaran Sejarah di SMA Negeri
1 Seputih Raman
1. RPP
2. Sumber Belajar
3. Alokasi Waktu
4. Media Pembelajaran
dan Metode
Pembelajaran
5. Perencanaan Penilaian
Guru Mata
Pelajaran
Sejarah
2
Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Kurikulum 2013 pada Mata
Pelajaran Sejarah di SMA Negeri
1 Seputih Raman
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup
Sumber : Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
47
3.6. Uji Instrumen Penelitian
3.6.1 Uji Validitas
Instrumen penelitian perlu diuji kelayakannya dengan menggunakan uji validitas.
“validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang
ingin diukur”, Singarimbun (1995:122).
“Validitas suatu alat pengukur ditentukan oleh sejauh mana isi alat pengukur
tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep”,
Singarimbun (1995:128). Dalam penelitian ini, uji validitas alat ukur
dikonsultasikan dengan para ahli yaitu dosen-dosen pendidikan Sejarah
Universitas Lampung.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Instrumen penelitian perlu diuji kelayakannya dengan menggunakan uji
realibilitas untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukur tetap konsisten, apabila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan
menggunakan alat pengukur yang sama pula, Siregar (2013:87). Reliabilitas suatu
tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut
dapat memberikan hasil yang tepat. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka untuk
mendapatkan data kemampuan efektif digunakan dengan mengisi kuesioner sesuai
dengan informasi yang dibutuhkan dalam peneliti ini yang telah dikonsultasikan
dengan para ahli yaitu dosen-dosen Pendidikan Sejarah Universitas Lampung.
48
3.7 Indikator Keberhasilan
Dalam penelitian ini indikator keberhasilan dilihat berdasarkan kesiapan guru
Mata Pelajaran Sejarah dalam mengimplementasi Kurikulum 2013 terkait
perencanaan proses pembelajaran dan pelaksanaan proses pembelajaran di SMA
Negeri 1 Seputih Raman dengan ketentuan Kurikulum 2013 menurut
Permendikbud 2016.
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan menggunakan teknik triangulasi. Menurut Jonathan
Sarwono (2006: 267) model triangulasi peneliti menggunakan pendekatan
kuantitatif sebagai pendekatan dalam penelitiannya, melakukan verifikasi dengan
hasil penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif atau sebaliknya.
3.8.1 Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi.
Wawancara digunakan peneliti untuk memperoleh informasi mengenai komponen
Kurikulum 2013 pada standar proses yang meliputi perencanaan proses
pembelajaran dan pelaksanaan proses pembelajaran. Observasi yang dilakukan
oleh peneliti ialah observasi pada dokumen perencanaan pelaksanaan
pembelajaran dan juga observasi pada saat kegiatan belajar mengajar pada mata
pelajaran sejarah yang berlangsung dikelas. Dokumentasi digunakan peneliti
untuk memperoleh data mengenai standar proses yang berupa silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru mata pelajaran Sejarah.
49
3.8.2 Verifikasi
Verifikasi atau penarikan kesimpulan dimulai dari longgar, tetap terbuka, dan
skeptis. Mula-mula penarikan kesimpulan belum jelas, kemudian meningkat
menjadi rinci, selanjutnya mengakar dengan kokoh. Penarikan kesimpulan
dilakukan sejak masa pengumpulan data sehingga masih berupa kesimpulan
sementara. Selanjutnya dicari bukti-bukti pendukung yang valid dan konsisten
sampai tercapai suatu kejenuhan informasi dan dapat dirumuskan menjadi
kesimpulan yang kredibel.
Seluruh data yang terkumpul oleh peneliti akan dibaca dan dianalisis secara
intensif. Langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu Data yang
diperoleh dari lembar observasi implementasi Kurikulum 2013 pada standar
proses yang meliputi perencanaan pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan
proses pembelajaran memiliki empat kriteria jawaban (sangat sesuai, sesuai,
cukup sesuai, dan kurang sesuai). Jawaban tiap butir soal mendapat skor pada
masing-masing alternatif jawaban, untuk alternatif jawaban bagi responden yang
sangat siap mendapat skor 5, siap mendapat skor 4, cukup siap mendapat skor 3,
kurang siap mendapat skor 2, dan tidak siap mendapat skor 1.
Persentase didapatkan dengan rumus, Ali (1993:184)
P =
x 100%
Keterangan:
P : persentase
S : skor yang didapat
ST : kemungkinan skor tertinggi yang didapat
50
Kemudian data hasil deskriptif persentase akan dimasukkan ke dalam kategori
jawaban sehingga akan diperoleh kesimpulan mengenai setiap aspek yang
dianalisis. Kategori jawaban ini dimulai dari 0% - 100% (kategori tidak siap -
kategori sangat siap). Kategori kecenderungan untuk masing-masing komponen
didasarkan pada acuan berikut:
Tabel 6. Persentase Implementasi Kurikulum 2013
Kategori Interval Skor
Sangat Siap
Siap
Cukup Siap
Kurang Siap
Tidak Siap
81% - 100%
61% - 80%
41% - 60%
21% - 40%
0% - 20%
Sumber : Hasil Olah Data Penelitian Tahun 2018
3.8.3 Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dengan cara menyajikan data yang telah direduksi secara
sistematis dan berdasarkan pengelompokan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Data disusun dalam bentuk deskripsi yang naratif dan sistematis sehingga
memudahkan untuk mencari tema sentral sesuai dengan fokus dan mempermudah
untuk memberi makna.
51
REFERENSI
Andi Prastowo. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan
Penelitian, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hal. 186
Sanapiah Faisal. 2001. Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada. Hal 67
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hal 130
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Penerbit CV. Alfabeta: Bandung. Hal 117
Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta. hal 174
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan pengambilan sampel. Bandung:
Alfabeta. Hal 118
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta. Hal 183
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hal 203
Ibid, Hal 204
Lexy J Moleong. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, Bandung. Hal 135
Sutrisno Hadi. 1989. Metodologi Research Jilid I & II. Yogyakarta : Andi Offset.
Hal. 192
Sugiyono. 2010. Op Cit, Hal 194
Suharsimi Arikunto. 2010. Op Cit, Hal 49
Sugiyono. 2013. Op Cit, Hal 103
52
Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif.: Aplikasi Praktis Pembuatan
Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press. Hal 72
Sugiyono. 2013. Op Cit, Hal 240
Sugiyono. 2013. Op Cit, Hal 79
Sugiyono. 2013. Op Cit, Hal 132
Masri Singarimbun. 1995. Konsep Pengukur Uji Validitas.: Rineka Cipta. Hal 122
Masri Singarimbun. 1995. Op Cit, Hal 128
Syofian Siregar. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT. Rineka Cipta. Hal 87.
Jonathan Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 267
Muhammad Ali. 1993. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Stategi. Bandung:
Angkas. Hal 184
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang sudah
dianalisis dan disimpulkan bahwa kesiapan guru dalam mengimplementasikan
Kurikulum 2013 Perubahan pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1
Seputih Raman terkait perencanaan proses pembelajaran dan pelaksanaan proses
pembelajaran menunjukan hasil bahwa guru Mata Pelajaran Sejarah siap untuk
mengimplementasikan.
Kesiapan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 Perubahan pada
Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Seputih Raman terkait perencanaan
proses pembelajaran secara keseluruhan memperoleh persentase kesiapan sebesar
74,17%, dan dinyatakan masuk dalam kategori siap (61%-80%). Sedangkan untuk
kesiapan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 Perubahan pada
Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Seputih Raman terkait pelaksanaan
proses pembelajaran secara keseluruhan memperoleh persentase kesiapan sebesar
73,05%, dan dinyatakan masuk dalam kategori siap (61%-80%).
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian implementasi Kurikulum 2013 Perubahan pada Mata
Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Seputih Raman terkait perencanaan proses
82
pembelajaran dan pelaksanaan proses pembelajaran, peneliti menyampaikan saran
sebagai berikut :
1. Pihak sekolah SMA Negeri 1 Seputih Raman diharapkan untuk
melaksanakan evaluasi pelaksanaan Kurikulum 2013 Perubahan agar dapat
memberi motivasi kepada guru untuk lebih baik lagi dalam menyusun
perencanaan proses pembelajaran dan melaksanakan proses pembelajaran
yang sesuai dengan ketetapan Permendikbud Tahun 2016.
2. Pihak sekolah SMA Negeri 1 Seputih Raman diharapkan untuk dapat
melaksanakan pelatihan terkait implementasi Kurikulum 2013 Perubahan
dan memberikan pelatihan kepada guru yang belum menguasai Teknologi,
Informasi, dan Komunikasi (TIK) serta memberikan fasilitas yang sesuai
sebagai penunjang penggunaan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi
(TIK) .
3. Bagi guru diharapkan untuk dapat menyusun perencanaan proses
pembelajaran dengan lebih baik lagi serta guru diharapkan untuk dapat
meningkatkan penguasaan dalam memanfaatkan Teknologi, Informasi,
dan Komunikasi (TIK) agar dapat dimanfaatkan sebagai media dan sumber
pembelajaran dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
83
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1993. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Stategi. Bandung:
Angkas.
Ali, Muhammad.1985. Konsep Penyusunan Data. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Fadhillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Faisal, Sanapiah. 2001. Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada.
Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research Jilid I & II. Yogyakarta : Andi Offset.
Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif.: Aplikasi Praktis Pembuatan
Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press.
Hassan, S. Hamid. 2012. Pendidikan Sejarah Indonesia, Isu Dalam Ide Dan
Pembelajaran. Bandung: Rizqi Press.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:
Alfabeta.
Kemendikbud. 2003. UU RI Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.Jakarta : Kemendikbud.
84
Kemendikbud. 2013. UU RI Nomor 70 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.Jakarta : Kemendikbud.
Kochhar, S.K. 2008. Pembelajaran Sejarah :Teaching of History. Jakarta: PT
Grasindo.
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pelajaran (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Serttifikasi Guru. Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
Kurniasih, Imas. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan.
Surabaya: Kata Pena.
Moleong, Lexy J. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Permendikbud. 2013. Permendikbud No. 65 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Permendikbud.
. 2016. Permendikbud No. 20 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
Kurikulum 2013. Jakarta: Permendikbud.
. 2016. Permendikbud No. 21 Tentang Standar Isi Kurikulum 2013.
Jakarta: Permendikbud.
. 2016. Permendikbud No. 22 Tentang Standar Proses Kurikulum
2013. Jakarta: Permendikbud.
. 2016. Permendikbud No. 23 Tentang Standar Penilaian Kurikulum
2013. Jakarta: Permendikbud.
Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan
Penelitian, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Rahmat, P.S. 2009. Penelitian Kualitatif. Malang: Universitas Brawijaya.
Rusman. 2008. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers Raja Grafindo Persada.
S., Leo Agung dan Wahyuni, Sri. 2013. Perencanaan Pembelajaran Sejarah.
Yogyakarta: Ombak
Singarimbun, Masri. 1995. Konsep Pengukur Uji Validitas.: Rineka Cipta.
Siregar, Syofian. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT. RinekaCipta.
85
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan pengambilan sampel. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Susilo, Muhammad Joko. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:
Manajemen Pelaksanaan dan kesiapan Sekolah Menyongsongnya,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sutoyo, Anwar. 2009. Pemahaman Individu, Observasi, Checklist, Interviu,
Kuesioner dan Sosiometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Widja, I gede. 1989. Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode
Pengajaran Sejarah. Jakarta: P2LPTK.