i
SKRIPSI
PENGGUNAAN METODE QAWA’ID WA TARJAMAH
DALAM PEMBELAJARAN MENTERJEMAH BAHASA ARAB
SISWA KELAS XI MA AL-HIKMAH PEMENANG LOMBOK
UTARA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh
SAFIUNI HATI NIM. 151.122.016
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2017
ii
PENGGUNAAN METODE QAWA’ID WA TARJAMAH
DALAM PEMBELAJARAN MENTERJEMAH BAHASA ARAB
SISWA KELAS XI MA AL-HIKMAH PEMENANG LOMBOK
UTARA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Skripsi
diajukan kepada Uneversitas Islam Negeri Mataram untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana (S1) Pendidikan
Bahasa Arab
Oleh
SAFIUNI HATI NIM.151.122.016
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2017
iii
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB Sekretariat: Jln. Gajah Mada, Jempong Baru Mataram Telp. (0370) 620783
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi Safiuni Hati, NIM. 151.122.016 yang berjudul “Penggunaan Metode
Qawa’id Wa Tarjamah Dalam Pembelajaran Menterjemah Bahasa Arab
Siswa Kelas XI MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara Tahun
Pelajaraan 2016/2017”
“Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk di-munaqasyah-kan. Disetujui pada
tanggal 20/Juni/2017”
Di bawah bimbingan:
Pembimbing I,
Dr. H. Lalu Muhsin Efendy, MA NIP. 197312312011011003
Pembimbing II,
Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag NIP. 197401262007011010
iv
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB Sekretariat: Jln. Gajah Mada, Jempong Baru Mataram Telp. (0370) 620783
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal: Munaqasyah Skripsi
Mataram, 20/Juni/2017 Kepada
YTH. Rektor IAIN Mataram di- Mataram
Assalamuailaikum Wr.Wb.
Satelah di periksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing dan
pedoman penulisan skripsi kami berpendapat bahwa skripsi Safiuni Hati, NIM
151.1.22.016 yang berjudul “Penggunaan Metode Qawa’id Wa Tarjamah Dalam
Pembelajaran Menterjemah Bahasa Arab Siswa Kelas XI MA Al-Hikmah
Pemenang Lombok Utara Tahun Pelajaraan 2016/2017”
Telah memenuhi syarat untuk di ajukan dalam sidang Munaqasyah Skripsi FITK
UIN Mataram.
Demikian, atas perhatian Bapak Rektor disampaikan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Pembimbing I,
Dr. H. Lalu Muhsin Efendy, MA NIP. 197312312011011003
Pembimbing II,
Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag NIP. 197401262007011010
v
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB Sekretariat: Jln. Gajah Mada, Jempong Baru Mataram Telp. (0370) 620783
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Safiuni Hati
NIM : 151.122.016
Jurusan : Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi dengan judul : “Penggunaan
Metode Qawa’id Wa Tarjamah Dalam Pembelajaran Menterjemah Bahasa Arab
Siswa Kelas XI MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara Tahun Pelajaraan
2016/2017”
Ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian atau karya sendiri kecuali pada
bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Apabila di belakang hari ternyata karya tulis ini tidak asli saya siap dianulir
gelar keserjanaan saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Mataram,
Mataram, 20/Juni/2017 Saya yang menyatakan
Safiuni Hati NIM. 151.122.016
vi
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Kampus I: jln. Pendidikan No. 35 Mataram Te. (0375) 621298, 625337, 634490 Kampus II:. Jln. Gajah Mada, Jempong Baru Mataram Telp. (0370) 620783
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Penggunaan Metode Qawa’id Wa Tarjamah Dalam
Pembelajaran Menterjemah Bahasa Arab Siswa Kelas XI MA Al-Hikmah
Pemenang Lombok Utara Tahun Pelajaraan 2016/2017” yang di ajukan oleh
Safiuni Hati. NIM:151.122.016, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram telah disetujui oleh dewan penguji
skripsi sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan
Bahasa Arab.
Dewan Munaqasyah
1.Pembimbing I Dr. H. Lalu Muhsin Efendy, MA ( )
NIP. 197312312011011003
2.Pembimbing II Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag ( ) NIP. 197401262007011010
3. Penguji I Dr. H. Fathul Maujud, MA ( ) NIP. 197112311999031011 4. Penguji II Muhammad Nurman,SH,M. Pd ( )
NIP. 197512312009121001
Mengetahui, Dekan FITK UIN Mataram
Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd. NIP. 19641231991032006
vii
MOTTO:
“Sesungguya kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan bahasa Arab, agar
kamu memahaminya” ( QS. Yusuf :2)
viii
PERSEMBAHAN:
Dengan penuh ketulusan dan keikhlasan hati, saya persembahkan skripsi ini
kepada:
1. Yang pertama dan paling utama, saya persembahkan skripsi ini
kepada ayahanda Masni dan ibunda Asmah tercinta yang selalu
a a a ’a dalam setiap sujudnya dengan penuh ketulusan dan
berjuang dengan penuh kesabaran dan memberikan dorongan serta
motivasi untuk kesuksesan dan keberhasilanku.
2. Kepada Kakak-kakakku tersayang Juniawan & Ropiati yang telah
memberikan dukungan dan do’a demi kelancaran studiku.
3. Buat semua keluarga besarku yang selalu memberikan motivasi demi
keberhasilan dan masa depanku.
4. Buat zamiilatiy (Sahabat sejati) Riza Zulmi, selalu ada di kala suka
maupun duka, terimakasih atas persahabatan ini, terimakasih telah
hadir untuk mengisi hari-hariku. Terima kasih untuk setiap bantuan,
motivasi dan dukunganmu.
5. T 2 a a P ”12”, ya XA . Syukron katsiiron
buat kalian semua, sudah memberikan warna dalam hidupku, canda
dan tawa, berbagi suka maupun duka, telah kita Lewati bersama.
6. Semua sahabat-sahabatku tersayang yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu terima kasih atas segala bentuk inspirasi yang telah
kalian berikan sehingga saya selalu termotivasi untuk menjadi yang
terbaik dan tetap berkarya.
7. Buat semua orang yang mendukung perjuanganku dan berjasa dalam
hidupku. Jazakumullahu khairan katsir.
8. Untuk almamaterku tercinta UIN Mataram.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan
rahmat, kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik, yang berjudul “Penggunaan Metode Qawa’id Wa
Tarjamah Dalam Pembelajaran Menterjemah Bahasa Arab Siswa Kelas XI MA
Al -Hikmah Pemenang Lombok Utara Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Shalawat beserta salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi besar
Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan seluruh umat Islam semoga
diberikan tempat terbaik di akhirat.
Skripsi ini disusun dalam rangka untuk melengkapi persyaratan
mencapai gelar sarjana S1 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Mataram, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Dalam penyusunan skripsi
ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagi pihak baik moril maupun
materil. Oleh karenanya, ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr.H. Lalu Muhsin Efendy, MA selaku dosen pembimbing I dan
bapak Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag sebagai dosen pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan, nasihat dan masukan kepada penulis untuk
terus berusaha dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. Hj. Nurul Yakin, M. Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Mataram.
3. Bapak Dr. H. Dedy Wahyudin, MA selaku wali dosen yang selalu
memberikan ilmunya dan tidak pernah bosan memberikan motivasi kepada
penulis serta seluruh bapak dan ibu dosen yang telah memberikan banyak
wawasan dan ilmu pengetahuan kepada penulis selama mengikuti
perkuliahan di IAIN mataram.
x
4. Bapak Masni dan Ibu Asmah, kakak-kakakku Juniawan & Ropiati serta
keluargaku tercinta yang selalu memberikan do’a dan motivasi dengan tulus
ikhlas, kasih sayang serta keridhoaan yang tiada mampu penulis ungkapkan.
Peneliti menyadari sebagai manusia biasa tentu tidak luput dari
kekeliruan dan kesalahan. Untuk itu, dalam penyusunan skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna, baik mengenai isi maupun penulisan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat di harapkan
peneliti.
Dengan mengharapkan Ridha dan Rahmat Allah SWT. Semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca yang
budiman pada umumnya. Amin Ya Rabbal Alamin
Mataram,
Peneliti
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
NOTA DINAS ................................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
ABSTRAK ...................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Konteks Penelitian ....................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................ 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 4
1. Manfaat Secara Teoritis ......................................................... 5
2. Manfaat Secara Praktis........................................................... 5
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian .......................................... 6
1. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 6
2. Setting Penelitian ................................................................... 6
E. Telaah Pustaka ............................................................................. 6
F. Kajian Pustaka ............................................................................... 9
1. Kajian Tentang Metode Qawa’id Wa Tarjamah ................... 9
a. Pengertian Metode Qawa’id Wa Tarjamah .................... 9
b. Latar Belakang Metode Qawa’id Wa Tarjamah ............. 10
c. Konsep Dasar Metode Qawa’id Wa Tarjamah ............... 11
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Qawa’id Wa Tarjamah
......................................................................................... 13
e. Aplikasi Metode Qawa’id Wa Tarjamah ........................ 15
xii
2. Kajian Tentang Terjemah....................................................... 17
a. Pengertian Terjemah ....................................................... 17
b. Prosedur Penerjemahan ................................................... 19
c. Problematika Penerjemahan Arab-Indonesia .................. 21
3. Kajian Tentang Bahasa Arab ................................................. 22
G. Metode Penelitian.......................................................................... 24
1. Pendekatan Penelitian ............................................................ 24
2. Kehadiran Peneliti .................................................................. 25
3. Data dan Sumber Data ........................................................... 26
4. Metode Pengumpulan Data .................................................... 28
a. Metode Observasi ........................................................... 28
b. Metode Wawancara ........................................................ 29
c. Metode Dokumentasi ...................................................... 31
5. Teknik Analisis Data .............................................................. 32
6. Keabsahan Data..................................................................... 33
a. Trianggulasi .................................................................... 34
b. Pemeriksaan Kawan Sejawat ......................................... 35
H. Sistematika Penulisan ................................................................... 35
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 38
A. Profil Yayasan Pondok Pesantren MA Al-Hikmah Pemenang
Lombok Utara .............................................................................. 38
1. Sejarah Berdirinya MA MA Al-Hikmah Pemenang .............. 38
2. Letak Geografis MA Al-Hikmah Pemenang ......................... 40
3. Keadaan Guru MA Al-Hikmah Pemenang ............................ 41
4. Keadaan Siswa MA Al-Hikmah Pemenang ........................... 44
5. Keadaan Sarana dan Prasarana MA Al -Hikmah Pemenang .. 46
6. Struktur Organisasi MA Al-Hikmah Pemenang .................... 50
B. Proses penggunaan metode qawa’id wa tarjamah dalam pembelajaran
menterjemah bahasa Arab siswa kelas XI MA Al-Hikmah Pemenang
Lombok Utara tahun pelajaran 2016/2017 .................................... 52
xiii
C. Bagaimana kendala-kendala guru dalam menerapkan metode
qawa’id wa tarjamah dalam pembelajaran menterjemah bahasa
Arab siswa kelas XI MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara
tahun pelajaran 2016/2017 ............................................................ 56
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 64
A. Proses penggunaan metode qawa;id wa tarjamah dalam
pembelajaran menterjemah bahasa Arab siswa kelas XI MA Al-
Hikmah Pemenang Lombok Utara tahun pelajaran 2016/2017 .... 64
B. Kendala-kendala guru dalam menerapkan metode qawa’id wa
tarjamah dalam pembelajaran menterjemah bahasa Arab siswa
kelas XI MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara tahun
pelajaran 2016/2017 ...................................................................... 68
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 74
A. Kesimpulan ................................................................................... 74
B. Saran-Saran ................................................................................... 75
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
ABSTRAK Judul skripsi ini adalah “Penggunaan Metode Qawa’id Wa Tarjamah Dalam
Meningkatkan Kemampuan Menterjemah Bahasa Arab Siswa Kelas XI MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara Tahun Pelajaran 20162017” ditulis oleh Safiuni Hati, Pembimbing I Dr. H. Lalu Muhsin Efendy, M.A. dan Pembimbing II Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag..
Tujuan umum penelitian ini adalah mendeskripsikan Penggunaan Metode Qawa’id Wa Tarjamah Dalam Meningkatkan Kemampuan Menterjemah Bahasa Arab Siswa Kelas XI MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara Tahun Pelajaran 20162017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses penggunaan metode qawa’id wa tarjamah dalam meningkatkan kemampuan menterjemah bahasa Arab dan bagaimana kemampuan dalam menterjemah bahasa Arab siswa kelas XI MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara setelah penggunaan metode qawa’id wa tarjamah tahun pelajaran 2016/2017.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data tentang Penggunaan Metode Qawa’id Wa Tarjamah Dalam Meningkatkan Kemampuan Menterjemah Bahasa Arab Siswa Kelas XI MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara Tahun Pelajaran 2016/2017 diperoleh dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data diperoleh dari guru bahasa Arab dan siswa. Instrument utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan instrument bantu meliputi panduan observasi, panduan wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penggunaan metode qawa’id wa tarjamah, peserta didik diperlakukan sebagai subyek pembelajar yang secara aktif melakukan praktek-praktek menterjemah. Belajar yang efektif dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri peserta didik, guru bidang studi bahasa Arab memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan kemampuan mereka sendiri terlebih dahulu. Untuk kemampuan siswa dalam menterjemah bahasa Arab setelah penggunaan metode qawa’id wa tarjamah sudah mulai meningkat.
Kata kunci: Qawa’id wa tarjamah, menterjemah.
xv
ملخصا
ا ه الترجم في ه " بحالا ع اعد عمال طريق الق رجم اللغ عليمااس ي ج للعام الد ا ي الحكم فام ي في مد الثا العرب للفصل الثا
با "2ثةج/2ثةج ي ل ك ل امشرفمع ,شافعني حا الحاج ال الدك أير د اماج ن اف يشرف ام مح يرمد خلق الخير اح الثا باماجي
ا أما ه الد الترجم في الهدف العام من ه اعد عمال طريق الق بي ا ه ج عليم ا ي الحكم فام ي في مد الثا رجم اللغ العرب للفصل الثا
اس ي االبح ه معرف كيف 2ثةج/2ثةجللعام الد الهدف الخاص من ه ب عمال الترجم في عملي ا اعد رجم اللغ العرب عليمطريق الق
الترجمفي في للمدرس التحديات اموجودة اعد عليم طريق الق رجم في مب ج ل ا ي الحكم فام ي في مد الثا اللغ العربي للفصل الثا
اس ي ب2ثةج/2ثةجالشمالي للعام الدهج خدم البح ام عي ي صفي ال ا عر بال عيب البحبيا ا ال البيا
ا هي ال ل بيا اعدعملي ح عمال طريق الق رجم عليمالترجم في ااس ي ج للعام الد ا ي الحكم فام ي في مد الثا اللغ العرب للفصل الثا
حصيل عل الب ب2ثةج/2ثةج ا خال يم ال خدام ا اماحظ طريق اال الطاب مدة من معلمها فهي مصاد ثيق أما مامقابل .اللغ العربي
ي في ه اعدة هي دليل الباي ه بحال اأداة الرئي ها أداة ام ف حث ثائق .اماحظ دليل امقابل ال
دل عل ا ا ه الد اعد الترجم جعل حاصل من ه عمال طريق الق اامي ب الد امؤثر بدء من بيئ ال ا عملي يعمل مما الترجم شخ الد
ه امي عطى امعلم اللغ العربي فرص ال , امي ف ال رك في التي عمال رجم اللغ العربي بعد ا تهم في فعت مها ا تهمب ا مها عمل لي
ب اعد الترجم طريق القي كلما الال رجمبطريق : رئي , اعد الترجم الق
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Pada umumnya kegiatan penerjemahan dari bahasa Arab ke bahasa
Indonesia terfokus kepada nas-nas keagamaan, mulai dari kitab al-Qur’an,
Hadits dan Tafsir hingga buku-buku tentang dakwah, akhlak, dan buku
yang menelaah aneka pemikiran keislaman. Kondisi demikian dapat
dimaklumi karena masyarakat indonesia sangat membutuhkan ilmu agama
guna mengisi, melengkapi dan menyempurnakan praktik keislaman
mereka secara utuh dalam segala dimensinya. Kenyataan ini semakin
menguatkan pandangan bahwa penerjemahan yang dilakukan oleh suatu
masyarakat hanyalah berkenaan dengan suatu bidang yang tidak
dimilikinya, tetapi sangat dibutuhkannya, dan bidang itu dimiliki oleh
masyarakat lain serta ditulis dengan bahasa mereka sendiri.
Karena bidang keislaman itu dibutuhkan, sebagian orang Islam yang
memahami bahasa Arab merasa terpanggil untuk mengkomunikasikan
informasi yang tekandung dalam kitab suci dan buku keislaman yang
ditulis dalam bahasa Arab, melalui kegiatan penerjemahan. Pada mulanya
kegiatan tersebut secara trial and error hingga akhirnya mereka
memperoleh berbagai pengalaman dalam memecahkan persoalan
penerjemahan. Kemudian pengalaman tersebut dijadikan prinsip,
pedoman, dan acuan dalam melakukan kegiatan selanjutnya.
2
Ketika melakukan penerjemahan nas-nas bahasa Arab, kadang-
kadang penerjemah menjumpai beberapa kesulitan seperti yang dikatakan
Syihabuddin sebagai berikut,
Kesulitan-kesulitan dalam menterjemah bahasa Arab menyangkut tiga aspek, ketiga aspek tersebut yaitu, aspek kebahasaan, aspek non kebahasaan dan aspek kebudayaan. Aspek kebahasaan yang dimaksud adalah terfokus pada gejala interfrensi antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia berikut faktor-faktor penyebabnya, sedangkan aspek non kebahasaan adalah menyangkut lemahnya penguasaan penerjemah akan bahasa sasaran dan teori terjemah. Adapun masalah aspek kebudayaan adalah bertalian dengan kesulitan mencari padanan antara dua budaya yang berbeda. Menurutnya juga kesulitan menerjemah itu berkenaan dengan kegiatan penerjemahan itu sendiri yang memang sulit, adanya perbedaan yang substansial antara bahasa Arab dan bahasa Indonesia, kurangnya penguasaan penerjemah terhadap bahasa penerima sehingga menimbulkan gejala interfrensi, dan kurangnya penguasaan penerjemah terhadap teori terjemah.1 Disamping itu juga terdapat beberapa kesulitan dalam menerjemah
sebuah teks seperti kurangnya penguasaaan seseorang terhadap kosakata
bahasa Arab, gramatika bahasa Arab dan juga kesulitan pada transliterasi
itu sendiri. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ahmad Izzan dalam
bukunya bahwa kesulitan yang sering dijumpai dalam terjemah
diantaranya adalah berkaitan dengan kesulitan kosa kata bahasa Arab,
kesulitan gramatika bahasa Arab, dan kesulitan transliterasi.2
Pada pendidikan formal terutama di sekolah-sekolah khususnya di
MTs, dan MA Pelajaran bahasa Arab menjadi pelajaran yang wajib bagi
siswa/siswi, karena bahasa Arab adalah bahasa agama, dimana pelajaran
bahasa Arab yang diajarkan di MTs dan MA kebanyakan menggunakan
1 Syihabuddin, Penerjemahan Arab Indonesia Teori dan Praktik, (Bandung: Humaniora,
2005), h. 149. 2 Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung, Humaniora, 2009),
h. 187.
3
suatu metode pembelajaran bahasa Arab yaitu metode qawa’id wa
tarjamah. Metode ini mengajarkan gramatika bahasa Arab terlebih dahulu
baru kemudian diajarkan menterjemah.
MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara merupakan salah satu
pendidikan formal yang mempelajari bahasa Arab seperti sekolah-sekolah
lain. Di MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara, pelajaran bahasa Arab
sejauh ini menurut penulis masih diajarkan dengan menggunakan metode
lama juga yaitu metode qawa’id wa tarjamah dan menurut penulis hanya
bertujuan supaya bagaimana siswa/siswi paham terhadap gramatika
bahasa Arab sementara masalah terjemahan tidak terlalu diajarkan atau
diutamakan sehingga di sisi lain banyak siswa/siswi menghadapi kesulitan
dalam membaca dan menterjemahkan teks yang mereka baca.3
Kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam menterjemahkan
khususnya dikarenakan oleh kurangnya penguasaan siswa terhadap kosa
kata bahasa Arab serta kurangnya penguasaan siswa terhadap gramatika
bahasa Arab misalnya dalam menentukan fi’il, fa’il dan maf’ul dalam
sebuah kalimat, sehingga dengan adanya kesulitan tersebut akan
berdampak pula pada mereka dalam memahami dan mengungkapkan
makna yang terkandung dalam bahasa Arab. Sehingga dengan alasan
tersebut penulis tertarik meneliti tentang Penggunaan metode qawa’id wa
tarjamah dalam pembelajaran menterjemah bahasa Arab siswa kelas XI
Al -Hikmah Pemenang Lombok Utara tahun pelajaran 2016/2017.
3 Observasi, Tanggal 12 Februari 2017.
4
B. Fokus Penelitian
Berangkat dari latar belakang masalah di atas maka peneliti dapat
merumuskan suatu rumusan masalah yang menjadi pokok permasalahan
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana proses penggunaan metode qawa’id wa tarjamah dalam
pembelajaran menterjemah bahasa Arab siswa kelas XI Madrasah
Aliyah Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara Tahun Pelajaran
2016/2017.
2. Bagaimana kendala-kendala guru dalam menerapkan metode qawa’id
wa tarjamah dalam pembelajaran menterjemah bahasa Arab siswa
kelas XI MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara tahun pelajaran
2016/2017.
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan penelitian
a. Ingin mengetahui bagaimana proses penggunaan metode qawa’id
wa tarjamah dalam pembelajaran menterjemah bahasa Arab siswa
kelas XI MA Al-Hikmah pemenang lombok utara tahun pelajaran
2016/2017.
b. Ingin mengetahui kendala-kendala guru menerapkan metode
qawa’id wa tarjamah dalam pembelajaran menterjemah bahasa
Arab siswa kelas XI MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara
tahun pelajaran 2016/2017.
2. Manfaat penelitian
5
a. Manfaat Secara Teoritis
1) Dapat digunakan sebagai acuan, masukan atau tambahan bagi
peneliti khususnya. Dan bagi ilmu pengetahuan pada
umumnya.
2) Diharapkan dapat mengembangakan metode-metode yang
diaplikasikan sebagai acuan dalam memberikan bimbingan dan
pengajaran oleh guru kepada siswa.
3) Sebagai stimulus peneliti lain dalam melakukan penelitian yang
lebih mendalam terhadap hal-hal yang belum terjangkau dalam
penelitian ini.
b. Manfaat Secara Praktis
1) Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memotivasi guru
agar lebih profesional dalam mengajar di dalam kelas serta
dapat menggunakan metode yang bervariasi dan
menyenangkan sehingga dapat memperbaiki dan
meningkatkan sistem pembelajaran dalam kelas dan
permasalahan yang dihadapi dapat diatasi.
2) Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan mampu umpan balik bagi
pengembangan dan pembinaan pendidikan baik mengenai
metode, tehnik dan strategi yang digunakan dalam
pembelajaran.
6
3) Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang diperoleh dan
penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sendiri dan bagi peneliti
selanjutnya.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada bagaimana proses
penggunaan metode qawa’id wa tarjamah dalam pembelajaran
menterjemah bahasa Arab siswa dan bagaimana kendala-kendala guru
dalam menerapkan metode qawa’id wa tarjamah dalam pembelajaran
menterjemah bahasa Arab siswa kelas XI MA Al-Hikmah Pemenang
Lombok Utara tahun pelajaran 2016/2017.
Sedangkan setting penelitian ini akan dilakukan di MA Al-Hikmah
Pemenang Lombok Utara pada kelas XI karena di kelas tersebut praktik
untuk menterjemah itu sendiri sudah mulai diterapkan, sedangkan dengan
di kelas X masih mempelajari teori terjemah saja.
E. Telaah Pustaka
Berdasarkan judul yang peneliti angkat, yaitu Penggunaan metode
qawa’id wa tarjamah dalam pembelajaran menterjemah bahasa Arab
siswa kelas XI MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara, yang berkaitan
dengan masalah metode qawa’id wa tarjamah bahasa Arab sudah cukup
banyak dilakukan oleh mahasiswa IAIN Mataram di antaranya:
7
1. Skripsi M. Syarif Khalili dengan judul “Penerapan Thariqoh al-
Qawaid wa at-Tarjamah dan Implikasinya terhadap Penguasaan Kosa
Kata Bahasa Arab di Pondok Pesantren Ad Dinul Qayyim Kapek
Gunung Sari Lombok Barat Tahun Ajaran 2006/2007”. Dari hasil
penelitian diperoleh data dan informasi tentang di Pondok Pesantren
Ad Dinul Qayyim Kapek Gunung Sari Lombok Barat pada
pembelajaran bahasa Arab guru menggunakan beberapa
thariqoh/metode diantaranya Thariqoh al-Mubasyarah, Thariqoh al-
Qira’ah, Thariqoh al-Ittishaliyah dan Thariqoh al-Qawaid wa at-
Tarjamah. Akan tetapi pada skripsi ini khusus dibahas tentang
Thariqoh al-Qawaid wa at-Tarjamah yang penerapannya sudah cukup
baik walaupun masih ada kendala yang dihadapi dalam penerapannya.
Adapun Implikasi dari penerapan Thariqoh al-Qawaid wa at-
Tarjamah dalam pembelajaran bahasa Arab adalah dapat
meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Arab siswa di Pondok
Pesantren Ad Dinul Qayyim Kapek Gunung Sari Lombok Barat.
Sedangkan peneliti sendiri lebih fokus membahas tentang proses
penggunaan metode qawa’id wa tarjamah dalam pembelajaran
menterjemah bahasa Arab siswa dan kendala-kendala guru dalam
menerapkan metode qawa’id wa tarjamah dalam pembelajaran
menterjemah bahasa Arab siswa di tingkat Madrasah Aliyah (MA).
8
Dalam penelitian ini juga peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif.4
2. Skripsi Sumi Hartati (2002) dengan judul “Penerapan Metode
Qawa’id wa Tarjamah dalam Pengajaran Bahasa Arab di MA Darul
Muhajirin Praya Loteng”. Penelitian ini lebih fokus membahas
bagaimana sejarah perkembangan dan penerapan metode Qawa’id wa
Tarjamah dalam pengajaran bahasa Arab, selain itu penelitian
tersebut dilakukan di tingkat Madrasah Aliyah (MA). Penelitian
tersebut menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan peneliti
sendiri lebih fokus membahas tentang proses penggunaan metode
qawa’id wa tarjamah dalam pembelajaran menterjemah bahasa Arab
siswa dan kendala-kendala guru dalam menerapkan metode qawa’id
wa tarjamah dalam pembelajaran menterjemah bahasa Arab siswa di
tingkat Madrasah Aliyah (MA). Dalam penelitian ini juga peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif.5
3. Skripsi Su’idni dengan judul Penerapan Metode Qawa’id wa
Tarjamah Dalam Pembelajaran Kitab Kuning di Ponpes Putra Al-
Islahuddiny Kediri Lombok Barat Tahun Ajaran 2008/2009.
Penelitian ini juga tidak jauh berebeda dengan penelitian yang
sebelumnya yaitu fokus pada bagaimana penerapan metode Qawa’id
dan Tarjamah dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran
4 M. Syarif Khalili. “Penerapan Thariqoh al-Qawaid wa at-Tarjamah dan Implikasinya
terhadap Penguasaan Kosa Kata Bahasa Arab di Pondok Pesantren Ad Dinul Qayyim Kapek Gunung Sari Lombok Barat Tahun Ajaran 2006/2007” (Skripsi IAIN Mataram, 2007), h.5.
5 Sumi Hartati. “Penerapan Metode Qawa’id wa Tarjamah dalam Pengajaran Bahasa
Arab di MA Darul Muhajirin Praya Loteng” (Skripsi IAIN Mataram, 2002), h.5.
9
kitab kuning. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif.
Sedangkan peneliti sendiri lebih fokus membahas tentang proses
penggunaan metode qawa’id wa tarjamah dalam pembelajaran
menterjemah bahasa Arab siswa dan kendala-kendala guru dalam
menerapkan metode qawa’id wa tarjamah dalam pembelajaran
menterjemah bahasa Arab siswa di tingkat Madrasah Aliyah (MA).
Dalam penelitian ini juga peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif.6
Dari beberapa penelitian di atas, peneliti memandang bahwa
belum ada penjelasan secara terperinci seperti apa penggunaan metode
qawa’id wa tarjamah dalam pembelajaran menterjemah bahasa Arab.
Dalam penelitian inilah peneliti ingin coba fokuskan tentang
penggunaan metode qawa’id wa tarjamah dalam pembelajaran
menterjemah bahasa Arab.
F. Kajian Pustaka
1. Kajian tentang Metode Qawa’id wa Tarjamah
a. Pengertian Metode Qawa’id wa Tarjamah
Metode qawa’id yaitu cara menyajikan bahan pelajaran
dengan jalan menghafal aturan0aturan atau kaidah-kaidah tata
bahasa Arab yang mencakup nahwu sharaf.7 Sedangkan metode
terjemah yaitu menyajikan pelajaran dengan menerjemahkan buku-
6 Su’idni. “Penerapan Metode Qawa’id wa Tarjamah Dalam Pembelajaran Kitab Kuning
Di Ponpes Putra Al-Islahuddiniy Kediri Lombok Barat 2008/2009” (Skripsi IAIN Mataram, 2009), h.4.
7 Ahmad Muhtadi Anshor, Pengajaran Bahasa Arab Media Dan Metode-Metodenya, (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 62.
10
buku bacaan berbahasa Asing ke dalam bahasa sehari-hari, dan
buku bacaan tersebut tentunya telah direncanakan sebelumnya.8
Selanjutnya Ahmad Izzan menjelaskan dalam bukunya
bahwa:
Metode qawa’id wa tarjamah merupakan gabungan antara metode gramatika dengan metode menerjemah (translation). Metode ini dapat dibilang ideal daripada salah satu metode gramtika dan atau translation. Karena kelemahan dari salah satu atau keduanya dari metode tersebut (gramtika dan terjemah) telah sama-sama saling menutupi dan melengkapi (jadi kedua-keduanya dilakukan bersama-sama, serentak) artinya materi gramatika (tata bahasa) terlebih dahulu diajarkan dan kemudian pelajaran menerjemah, pelaksanaannya sejalan.9 Jadi metode Qawa’id wa Tarjamah merupakan gabungan
dari dua metode yaitu metode qawa’id dan metode terjemah yang
dimana kedua metode ini pelaksanaannya dilakukan secara
bersamaan guna untuk bisa mencapai kemahiran peserta didik baik
dalam menterjemah bahasa Arab maupun menguasai gramatika
bahasa Arab yang terkandung dalam sebuah teks yang
diterjemahkan.
b. Latar Belakang Metode Qawa’id wa Tarjamah
Lahirnya sebuah metode tidak terlepas dari adanya tuntutan
untuk mempermudah pendidik maupun peserta didik dalam
memahami suatu hal dalam proses belajar mengajar. Begitu juga
dengan lahirnya metode qawa’id wa tarjamah dapat dirujuk ke
8 Ibid., h. 65. 9 Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandumg: Humaniora, 2011),
h. 100.
11
abad kebangkitan Eropa, banyaknya universitas yang
menginginkan peserta didiknya untuk mahir dalam menterjemah
sebuah teks-teks klasik dan mampu untuk menguasai tata bahasa
yang terkandung di dalamnya, dan bisa dilihat dari pendapat
beberapa ahli yaitu sebagai berikut.
Al -Araby pada tahun 1981 dalam buku Metode Pengajaran Bahasa Arab bahwa cikal bakal metode ini dapat dirujuk ke abad kebangkitan Eropa (abad 15) ketika banyak sekolah dan Universitas di Eropa pada waktu itu mengharuskan pelajar/mahasiswanya belajar bahasa latin karena dianggap mempunyai “nilai pendidikan yang tinggi” guna mempelajari teks-teks klasik. Sedangkan menurut Subyakto pada tahun 1993, metode ini merupakan pencerminan yang tepat dari cara bahasa-bahasa Yunani kuno dan Latin diajarkan selama berabad-abad. Akan tetapi menurut Brown pada tahun 2001, penamaan metode klasik ini dengan “Grammar Translation Method” baru dikenal pada abad 19, ketika metode ini digunakan secara luas di benua Eropa. Dan metode ini juga banyak digunakan untuk pengajaran bahasa Arab, baik di negeri-negeri Arab maupun di negeri-negeri Islam lainnya termasuk Indonesia, sampai akhir Abad ke 19. 10
c. Konsep Dasar Metode Qawa’id wa Tarjamah
Asumsi yang mendasari metode qawa’id dan tarjamah ini
adalah suatu logika semesta (al-mathiq al-alami) yang
menyebutkan bahwa semua bahasa pada dasarnya sama
dan qawa’id atau tata bahasa merupakan cabang dari logika. Untuk
dapat melihat titik kesamaan bahasa itu perlu untuk dilakukan
kajian terhadap tata bahasa asing yang dipelajari, dan untuk dapat
melihat pokok pikiran yang terkandung dalam tulisan bahasa asing
10 Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2003),
h. 31.
12
yang dipelajari tersebut, perlu untuk diadakan kegiatan
transformasi atau penerjemahan kosa kata serta kalimat dalam
bahasa peserta didik sehari-hari.
Jadi inti kegiatan belajar bahasa Asing dengan
metode qawa’id dan tarjamah adalah menganalisa tata bahasa dan
menulis kalimat serta menghafalkan kosakatanya sebagai dasar
transformasi kedalam bahasa yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.11
Artinya metode ini menekankan para peserta didik untuk
memahami bahasa dengan logis yang bersandar pada analisa juga
cermat pada kaidah tata bahasa tersebut dan bukan untuk melatih
para peserta didik agar pintar berkomunikasi secara aktif.
Ba’labak menjelaskan bahwa dasar dari metode ini adalah
hafalan kaidah-kaidah dan analisa gramatika terhadap wacana,
kemudian terjemahnya kedalam bahasa yang dipergunakan dalam
pengantar pelajaran.12
Dengan demikian, dapat kita pahami bahwa ada dua aspek
yang sangat penting dalam metode qawa’id dan tarjamah ini, yaitu
kemampuan menguasai kaidah tata bahasa dan kemampuan untuk
menerjemahkan. Dua kemampuan ini merupakan modal dasar
untuk dapat menstransfer ide ataupun pikiran ke dalam tulisan
11 Aziz Fachrurrazi dan Ertha Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Asing Metode
Tradisional Dan Kontemporer (Jakarta: Bania Publishing, 2010), h. 39. 12
Landi Pratama, “Metode Kaidah Dan Terjemah Dalam Pengajaran Bahasa Arab” dalam http://elmynourity.blogspot.com/2013/04/metode-kaidah-dan-terjemah-dalam.html. diambil tanggal 08 Maret 2017, pukul 17.50 WITA.
13
dalam bahasa Asing dan juga merupakan modal dasar
untuk dapat memahami ide yang terkandung dalam tulisan bahasa
Asing tersebut.
Dari konsep dasar tersebut dapat diketahui bahwa ada
beberapa karaktristik metode qawa’id wa tarjamah yaitu pertama,
harus terdapat kedisiplinan mental dan pengembanagan intlektual
belajar bahasa dengan memperbanyak hafalan dan memahami
sebuah fakta. Kedua, memperbanyak latihan membaca, mengarang
dan menterjemah. Ketiga, memberikan kosakata yang berhubungan
dengan teks bacaan. Keempat, lebih memperhatikan kalimat yang
akan diterjemahkan. Kelima, terlebih dahulu mengajarkan tata
bahasanya baru kemudian memperbanyak latihan menterjemah.
Dan yang keenam guru menggunakan bahasa sebagai bahasa
pengantar.
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Qawa’id wa Tarjamah
Setiap metode pembelajaran tentu mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Oleh sebab itu para pakar pendidikan tak pernah
berhenti berinovasi untuk mengembangkan berbagai metode guna
meminimalisir berbagai kelemahan atau kekurangan tersebut.
Demikian juga halnya dengan metode qawa’id wa tarjamah,
metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Adapun kelebihan-kelebihan dari metode ini diantaranya
yaitu seorang guru menguasai kaidah-kaidah dalam menerjemah,
14
peserta didik mampu menerjemahkan sebuah teks dan memahami
isi yang terkandung di dalamnya, peserta didik dapat membedakan
karaktristik bahasa ibu dan bahasa target, memperkuat ingatan dan
hafalan peserta didik, serta tidak mempunyai batasan ruang untuk
menggunakannya bahkan tidak menuntut keidealan seorang
pendidik.
Sedangkan terdapat juga kekurangan dari metode ini adalah
lebih mengutamakan bahasa daripada kemahiran berbahasa, lebih
fokus pada kemahiran membaca daripada kemahiran yang lainnya
(menyimak, berbicara dan menulis), sering terjadi kesalahan
menterjemah sebuah kalimat ketika menggunakan terjemahan
harfiah, peserta didik hanya memfokuskan diri dalam penguasaan
tata bahasanya tidak terlalu memperhatikan sesuatu yang lain yang
terdapat dalam bahasa itu sendiri.
Adapun kelebihan dari metode ini menurut Syaiful Mustofa
dalam bukunya diantaranya adalah proses pembelajarannya
biasanya dilakukan di kelas yang besar, aspek menyimak dan
penerjemahan ke dalam bahasa sasaran sangat dominan, dan lebih
mementingkan analisis nahwu.13
Dari pendapat di atas metode ini menguntungkan pendidik
maupun peserta didik karena disamping tidak membatasi ruang
kelas, peserta didik dapat termotivasi bisa menerjemahkan teks-
13 Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, (UIN: Maliki Press,
2011), h. 20.
15
teks bahasa Asing dengan baik, mereka juga bisa memahami
gramatika bahasanya dengan baik pula. Sedangkan ada beberapa
juga kelemahannya yaitu proses belajar mengajarnya berjalan satu
arah, guru mempunyai kedudukan sangat dominan, murid hanya
sebagai objek, mengabaikan keterampilan berbicara dan tidak ada
latihan atau praktik.14
e. Aplikasi Metode Qawầ’id wa Tarjamah
Untuk mengaplikasikan metode gramatika dan tarjamah
dalam pengajaran bahasa Asing, dalam hal ini bahasa Arab, kita
perlu melihat konsep dasar metode ini sebagaimana dijelaskan di
atas agar tidak keluar dari karakteristik metode ini.
Contoh penerapan metode yang mungkin dilakukan oleh guru bahasa Arab adalah sebagai berikut :15 1) Guru memulai mendengarkan sederetan kalimat yang
panjang yang telah dibebankan pada peserta didik untuk menghafalkan pada kesempatan sebelumnya dan telah dijelaskan juga tentang makna-makna dari kalimat itu.
2) Guru memberikan kosa kata baru dan menjelaskan maknanya kedalam bahasa ibu sebagai persiapan materi pengajaran.
3) Selanjutnya guru meminta salah satu peserta didik untuk membaca buku bacaan dengan suara kuat, terutama menyangkut hal-hal yang biasanya peserta didik mengalami kesalahan dan kesulitan, dan tugas guru kemudian membenarkan.
4) Kegiatan membaca teks ini diteruskan hingga seluruh peserta didik mendapat giliran.
5) Setelah itu, siswa yang dianggap paling bisa untuk menterjemahkan, kemudian selanjutnya diarahkan pada pemahaman struktur gramatikanya.
14 Ibid., 15 Anisatul Mufarakah, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: teras, 2009), h. 12
16
Selain itu, penerapan metode ini mula-mula guru
mengajarkan terlebih dahulu gramatika/kaidah-kaidah bahasa
Asing (misalnya mengenai al asma, al af’al dan al huruf). Barulah
kemudian mengajarkan pelajaran terjemahan.16 Ada juga contoh
penerapan metode qawa’id wa tarjamah yang mungkin dilakukan
oleh guru bahasa Arab adalah sebagai berikut:17
a. Pendahuluan, memuat berbagai hal yang berkaitan denganmateri yang akan disajikan baik berupa appersepsi, atau tes awal tentang materi, atau yang lainnya.
b. Guru memberikan pengenalan dan definisi kaidah-kaidah tertentu dalam bahasa Arab yang harus dihafalkan sesuai dengan materi yang akan disajikan, berikut terjemahannya dalam bahasa pelajar.
c. Jika ada kosakata yang dipandang sulit untuk diterjemahkan, guru menjelaskan kosakata sebelum menginjak ke langkah aplikasi.
d. Guru memberikan materi teks bahasa Arab sebagai materi pokok (diambil dari buku pegangan), lalu mengajak para pelajar untuk menerjemahkan kata demi kata, kalimat demi kalimat sampai ke paragraf demi paragraf. Para pelajar setelah itu disuruh untuk mencocokkan kaidah-kaidah yang telah dihafalkan dengan teks baru itu.
e. Sebagai kegiatan akhir, guru memberi pekerjaan rumah yang berupa persiapan terjemahan untuk dibahas pada pertemuan berikutnya.
Dari beberapa contoh penerapan metode yang dilakukan oleh
guru bahasa Arab bahwa langkah-langkah tersebut sudah sangat
ideal untuk digunakan oleh pendidik dalam praktiknya mengajar di
dalam kelas karena peserta didik bisa lebih mandiri dalam
16 Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandumg: Humaniora, 2011),
h. 100. 17
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandumg: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 173-174.
17
menterjemahkan teks-teks yang ada dan memahami gramatika
bahasanya.
2. Kajian tentang Terjemah
a. Pengertian Terjemah
Banyak sekali definisi terjemah yang dikemukakan oleh para
ahli diantaranya menurut Didawi dalam Syihabuddin mengatakan,
“istilah terjemah dipungut dari bahasa Arab, ْرَجَم َ, bahasa Arab
sendiri memungut istilah tersebut dari bahasa Armenia, 18.”تْرجًما
Sedangkan menurut Manzhur dalam Syihabuddin pula
mengatakan, “ kata تْرجًما sebentuk dengan kata تْرجًما dan تْرجًما yang
berarti orang yang mengalihkan tuturan dari satu bahasa ke bahasa
lain”.19
Jadi dapat disimpulkan bahwa menterjemahkan berarti
menjelaskan dan menerangkan satu tuturan, baik penjelas itu sama
dengan tuturan yang dijelaskannya maupun berbeda.
Senada dengan yang diungkapkan oleh Az-Zarqani dalam
Syihabuddin mengemukakan bahwa secara etimologis istilah
terjemah memiliki empat makna yaitu:20
1) Menyampaikan tuturan kepada orang yang tidak menerima tuturan itu.
2) Menjelaskan tuturan dengan bahasa yang sama, 3) Mentafsirkan tuturan dengan bahasa yang berbeda, dan
18 Syihabuddin, Penerjemah Arab Indonesia Teori dan Praktik, (Bandung: Humaniora,
2005), h. 7. 19 Ibid., h. 8. 20 Ibid.,
18
4) tuturan dari satu bahasa ke bahasa lain seperti mengalihkan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Karena itu, penerjemah disebut pula pengalih bahasa.
Adapun secara terminologis, terjemah didefinisikan
sebagai mengungkapkan makna suatu bahasa di dalam
bahasa lain dengan memenuhi seluruh makna dan maksud
tuturan itu.21
Terjemah juga merupakan keterampilan menangkap
dengan bahasa Arab atau bahasa lainnya, kemudian
menginformasikan pikiran itu kepada orang lain dengan
bahasa Indonesia atau sebaliknya secara lisan atau
tulisan.22
Sementara menurut Ibnu Burdah mengetengahkan
definisi tentang terjemah adalah sebagai usaha
memindahkan pesan dari teks bahasa Arab (teks sumber)
dengan padanannya ke dalam bahasa Indonesia (bahasa
sasaran)”.23
Demikianlah, beberapa definisi terjemah menurut
pendapat para ahli. Kesimpulan di atas menunjukkan
bahwa penerjemahan merupakan kegiatan komunikasi
yang kompleks dengan melibatkan:
21 Syihabuddin, Penerjemah Arab, h. 8. 22 Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran, (Bandung: Humaniora, 2004), h. 182. 23 Ibnu Burdah, Menjadi Penerjemah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004), h. 9.
19
a) Penulis yang menyampaikan gagasannya dalam
bahasa sumber,
b) Penerjemah yang memproduksi gagasan tersebut di
dalam bahasa penerima,
c) Pembaca yang memahami gagasan melalui
penerjemahan dan
d) Amanat atau gagasan yang menjadi pusat perhatian
ketiga pihak tersebut.
b. Prosedur Penerjemahan
Setiap bahasa memiliki tentunya memiliki kesulitan-kesulitan
tersendiri, terutama pada masalah penerjemahan bahasa Asing.
Untuk meminimalkan kesulitan tersebut harus memahami langkah-
langkah dalam menterjemah. Adapun langkah-langkah atau
prosedur yang pokok dalam penerjemahan sebagaimana yang
dikatakan oleh Syihabuddin adalah prosedur literal, prosedur
transfer dan natural, prosedur ekuuivalensi budaya, prosedur
modulasi, dan prosedur tansposisi.24
Merujuk dari pendapat Syihabuddin, ada lima prosedur yang
terdapat dalam penerjemahan yaitu sebagai berikut:
1) Prosedur literal maksudnya adalah prosedur penerjemahan
yang dilakukan dari yang paling mudah sampai yang paling
24 Syihabuddin, Penerjemah Arab Indonesia Teori dan Praktik, (Bandung: Humaniora,
2005), h. 74.
20
sulit. Seperti penerjemahan dimulai dari penerjemahan kata
demi kata, frase demi frase, hingga kalimat demi kalimat.
2) Posedur transfer dan Natural maksudnya adalah prosedur
pengalihan dari bahasa sumber ke bahasa penerima. Seperti
nama orang, nama tempat, judul buku, surat kabar dan
nama jalan serta alamat.
3) Prosedur ekuivalensi budaya maksudnya adalah prosedur
penerjemahan yang menerjemahkan kata budaya bahasa
sumber ke dalam kata budaya bahasa penerima yang
ekuivalen.
4) Prosedur modulasi maksudnya adalah prosedur
pengubahan kata dari bentuk umum ke bentuk yang lebih
khusus. Seperti bentuk jamak yang diterjemahkan dalam
bentuk tunggal.
5) Prosedur transposisi maksudnya adalah prosedur
pengubahan dan penyesuaian struktur bahasa sumber
dengan struktur bahasa sasaran dan prosedur ini sering
dilakukan oleh seorang penerjemah tatkala penerjemah
tidak menemukan struktur bahasa penerima yang sama
dengan struktur bahasa sumber.
21
c. Problematika Penerjemahan Arab-Indonesia
Setiap bahasa memiliki kelebihan tersendiri yang berbeda
dengan bahasa lainnya yang ada di dunia. Perbedaan inilah yang
memungkinkan terjadinya kesulitan ketika proses penerjemahan
sebuah bahasa ke dalam bahasa lainnya dilakukan, baik itu berupa
kesulitan linguistik maupun nonlinguistik.
Kesulitan linguistik dalam proses penerjemahan yaitu
kesulitan kosakata, kesulitan tata kalimat, dan kesulitan
transliterasi.25 Kesulitan linguistik yang berupa kesulitan kosakata
sering dijumpai karena minimnya hafalan seseorang terhadap
kosakata itu sendiri, dan kesulitan tata kalimat karena kurangnya
penguasaan penerjemah terhadap tata kalimat serta kesulitan
transliterasi sering dijumpai seorang penerjemah apabila yang
diterjemahkan berkenaan dengan nama orang dan nama tempat.
Selain kesulitan linguistik, ada juga kesulitan nonlinguistik.
kesulitan nonolinguistik yang sering dijumpai biasanya
menyangkut masalah sosial dan kultural.
Demikianlah beberapa kesulitan yang bisa dilihat dari segi
linguistik dan nonlinguistik. Selanjutnya ada sejumlah persoalan
yang terjadi pada diri penerjemah dalam menerjemahkan teks-teks
bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia yaitu sebagai berikut:26
25 Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Humaniora, 2004),
h. 187. 26 Nur Mufid & Kaserun AS. Rahman, Buku Pintar Menerjemah Arab-Indonesia,
(Surabaya: Pustaka Progressif, 2oo7), h. 45-46.
22
1) Rata-rata kemampuan berbahasa Indonesia kita jelek. 2) Kebanyakan kita terlalu “setia” pada makna dan atau arti
kata-kata Arab yang telah kita hafal sebelumnya dan tidak mau membuka kamus-kamus (satu bahasa ddan dua bahasa).
3) Para penerjemah seringkali takut melampaui teks (bahasa) sumber untuk menghasilkan terjemahan yang lebih enak dibaca dan lebih halus.
4) Persiapan kita memasuki dunia teks yang bukan dunia kita sangat minim. Kita malas belajar lagi dan mendalami latar belakang teks yang hendak kita terjemahkan.
3. Kajian tentang Bahasa Arab
Bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan oleh bangsa Arab
dalam menyampaikan ide, gagasan dan pesan kepada sesamanya baik
secara langsung ataupun tidak langsung. Seperti yang diungkapkan
oleh salah satu para ahli yaitu Mustafa al-Ghulayaini mendefinisikan
Bahasa Arab itu sebagai berikut:
ب رَ عَ الْ غَ الل ْم ه اض رَ غْ اَ ْن عَ ب رَ عَ ها الْ بَ ر ّب عَ ي ي ت ال ا َم ل كَ الْ يَ ه ي
Artinya: “Bahasa Arab adalah ungkapan yang telah
dipergunakan oleh bangsa Arab untuk menyatakan maksud dan
tujuan mereka”.27
Di dalam al-Quran juga terdapat berbagai macam ilmu
khususnya ilmu pengetahuan yang mana harus kita pelajari dan itu
dengan berbahasa Arab.
27 Mustafa al-Ghulayaini, Terjemah Jami al-Durus al-Arabiyah, jil. 1 (Semarang: CV. Asy-
Syifa, 1992), h. 13.
23
Adapun beberapa ayat-ayat Al Quran yang berkaitan dengan
bahasa Arab diantaranya:
a. Qs. Yusuf ayat 2
Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al
Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.28
b. Qs An Nahl ayat 103
Artinya: Dan Sesungguhnya Kami mengetahui bahwa
mereka berkata: "Sesungguhnya Al Quran itu diajarkan oleh
seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa
orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar
kepadanya bahasa 'Ajam, sedang Al Quran adalah dalam
bahasa Arab yang terang.29
c. Qs Az Zukhruf ayat 3
Artinya: Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam
bahasa Arab supaya kamu memahami(nya).30
28 QS. Yusuf (12): 2. 29 QS. an-Nahl (16): 103. 30 QS. az-Zukhruf (43): 3.
24
d. Qs Al Fushilat ayat 3
Artinya: kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, Yakni bacaan
dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui.31
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang menggunakan
latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan
dilakukan dengan jalan melakukan berbagai metode yang ada.32
Selain itu juga, ada David William yang berpendapat bahwa
pendekatan kualitatif adalah pengumpulan data dalam suatu latar
alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh
orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.33 Dan metode
penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural
setting).34
Dari pendapat para ahli metodologi di atas, dapat disimpulkan
bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan
secara langsung oleh peneliti untuk mendapatkan informasi atau data-
31 QS. al-Fushilat (41): 3. 32 Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2015),
h.5. 33 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remadas Karya, 2002), h. 4. 34 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung:
Alfabeta,2013), h. 8.
25
data yang berkaitan dengan apa yang ingin diteliti dan dicari. Dan
peneliti tidak hanya mengumpulkan dan menyusun data melainkan
juga dengan menganalisis secara bersamaan. Oleh karena itu peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif ini supaya dapat mengumpulkan
data dan menganalisisnya dengan teliti dan tepat yang berhubungan
dengan “Penggunaan metode qawa’id wa tarjamah dalam
pembelajaran menterjemah bahasa Arab siswa kelas XI Al -Hikmah
Pemenang Lombok Utara”.
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di lokasi penelitian bertugas sebagai
instrumen serta sebagai pengumpul data tentang hal-hal yang berkaitan
dengan judul penelitian ini, dan sebagai sumber instrumen, peneliti
sudah menyediakan beberapa pertanyaan yang diajukan mengenai
penelitian kepada sumber data.
Kehadiran peneliti disini sebagai instrumen lapangan yang harus
memahami, menilai, dan menanggapi situasi yang ada di lapangan.
Sehingga, peneliti dapat membedakan bentuk kegiatan dalam
memperoleh data yang diinginkan, seperti: observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Karena dengan menggunakan observasi, wawancara, dan
dokumentasi diharapakan dapat membantu peneliti dalam
mendapatkan data yang diinginkan.
Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat, maka kehadiran
peneliti sangat diperlukan, karena dengan demikian pengumpulan dan
26
penyusunan data dapat disesuaikan dengan keadaan yang ada di
lapangan dan bukan dibuat-buat.
3. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland bahwa “sumber data utama
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan. Selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.35 Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto “yang dimaksud dengan Sumber data
dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh”.36
Berdasarkan pengertian di atas bahwa yang menjadi sumber
data adalah kata-kata yang dihasilkan oleh peneliti melalui proses
interaksi dengan responden atau informan di lokasi penelitian.
Responden atau informan yang dijadikan subyek yang dipilih yaitu
yang benar-benar tahu mengenai variabel yang akan diteliti, seperti
dijelaskan Suharsimi Arikunto “dalam memperoleh informan, peneliti
harus hati-hati, tidak langsung menunjuk satu orang yang dianggap
memahami permasalahan, tetapi mata dan telinga harus dibuka lebar-
lebar, sehingga menemukan subyek yang memang paling tahu tentang
variabel yang diteliti”.37
35 Ibid., h. 157. 36Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta,2010), h. 172. 37Ibid., h. 23.
27
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah :
a. Kepala Sekolah
Adapun data yang akan diperoleh dari sumber data ini
adalah data yang menyangkut latar belakang berdirinya
Madrasah Aliyah Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara.
b. Guru Bahasa Arab
Adapun persoalan yang menyangkut sumber data ini
adalah data yang berkaitan dengan penggunaan metode qawa’id
wa tarjamah dalam pembelajaran menterjemah bahasa Arab
dan untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan guru dalam
mempermudah pemahaman siswanya.
c. Dokumen-Dokumen
Dalam persoalan ini yang menyangkut sumber data adalah
hal-hal yang berkaitan dengan :
1) Data keadaan dan jumlah siswa-siswi Madrasah Aliyah Al-
Hikmah Pemenang Lombok Utara.
2) Data keadaan guru Madrasah Aliyah Al-Hikmah Pemenang
Lombok Utara.
3) Gambar struktur Organisasi Madrasah Aliyah Al-Hikmah
Pemenang Lombok Utara dan data-data lainnya yang
berkaitan dengan dokumen sebagai sumber data.
28
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang dipergunakan
dalam upaya memperoleh dan mengumpulkan sejumlah data yang
digunakan dalam penelitian. Untuk memperoleh data yang sesuai
dengan tujuan penelitian diperlukan pengumpulan data yang efektif.
Oleh karena itu, tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
a. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu alat
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan
mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.38
Sedangkan menurut Nasution, Observasi adalah dasar
semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
diperoleh melalui observasi.39 Selanjutnya Marshall menyatakan,
melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna
dari perilaku tersebut.40
Menurut para ahli diatas bahwa observasi merupakan
tehnik yang digunakan kebanyakan orang dalam meneliti secara
langsung untuk mendapatkan data dan informasi sesuai dengan
yang diteliti.
38 Supardi, Bacaan Cerdas Menyusun Skripsi, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta,2011),
h. 117. 39 Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito,2002), h. 56. 40 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung:
Alfabeta,2013), h. 226.
29
Sanafiah Faisal mengklasifikasikan observasi menjadi tiga
jenis observasi yaitu observasi berpartisipasi, observasi yang
secara terang-terangan dan tersamar, dan observasi yang tak
berstruktur.41
1) Observasi Partisipatif Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
2) Observasi Terus Terang atau Tersamar Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian.
3) Observasi Tak Berstruktur Observasi tak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang
Penggunaan metode qawa’id wa tarjamah dalam meningkatkan
kemampuan menterjemah bahasa Arab siswa di kelas XI Al-
Hikmah Pemenang Lombok Utara.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberika jawaban atas pertanyaan itu. 42
Sedangkan menurut Prof. Dedy Mulyana, M.A.,Ph.D.
bahwa wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang,
41 Ibid., h. 226. 42 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : Remaja Rosda Karya, 2010),
h. 186
30
melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari
seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
berdasarkan tujuan tertentu. 43
Wawancara atau interview merupakan alat pengumpulan
data atau informasi dengan cara Tanya jawab sepihak yang
dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan
penelitian.44
Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas kita dapat
simpulkan bahwa wawancara adalah proses tanya jawab dalam
penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau
lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-
informasi atau keterangan-keterangan. Jadi, metode wawancara
ini merupakan suatu metode yang mencakup cara yang
dipergunakan oleh seseorang dengan tujuan suatu tugas tertentu
untuk mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari
seorang informan.
Dalam proses wawancara peneliti akan menggunakan
wawancara terstruktur, seperti yang diungkapakan moleong, di
mana peneliti ketika melaksanakan tatap muka dengan responden
menggunakan pedoman wawancara yang telah disediakan lebih
dahulu.
43 Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya,2013,cet,8),
h. 180 44 Supardi, Bacaan Cerdas Menyusun Skripsi, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta,2011),
h. 123.
31
Teknik wawancara difokuskan peneliti untuk menggali dan
memperoleh data-data primer yang dibutuhkan dalam penelitian
ini. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, dan juga guru-
guru bidang studi Bahasa Arab, dan beberapa orang siswa yang
memungkinkan dapat memberikan informasi yang valid terkait
Penggunaan metode qawa’id wa tarjamah dalam pembelajaran
menterjemah bahasa Arab siswa kelas XI Al-Hikmah Pemenang
Lombok Utara.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang berarti barang yang tertulis. Menurut
Suharsimi Arikunto metode dokumentasi adalah mencari data-
data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan transkrif,
buku, atau surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan
sebagainya.45
Sedangkan menurut Margono, metode dokumentasi adalah
cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip-
arsip dan termasuk juga bentuk-bentuk tentang pendapat, teori,
dalil atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan
masalah penelitian.
Dari penjelasan di atas dapat kita artikan bahwa
dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu atau
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan atau
45 Suharismi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1990),
h. 234.
32
transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen atau rapat dan
sebagainya.
Dilihat dari bentuk, dokumentasi itu berupa resmi maupun
tidak resmi, baik itu berbentuk laporan, surat resmi, buku harian
dan semacamnya. Dokumen berkaitan dengan bentuk dokumen
yang merupakan informasi, dengan kata lain bahwa metode
dokumentasi sebagai sumber informasi merupakan cara
pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari tulisan-
tulisan yang ada, serta data sarana dan prasarana yang mendukung
pencarian data tersebut. Selain itu, mendapatkan data-data seperti
catatan-catatan penting yang ada kaitannya dengan Penggunaan
metode qawa’id wa tarjamah dalam pembelajaran menterjemah
bahasa arab siswa kelas XI Al-Hikmah pemenang lombok utara.
5. Tehnik Analisis Data
Tehnik analisa data adalah mengelompokkan, membuat suatu
urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk
dibaca.46
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.47 Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian atau untuk mengkaji hipotesis-hipotesis penelitian
46 Supardi, Bacaan Cerdas Menyusun Skripsi, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta,2011),
h. 133. 47 Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Kosda Karya, 2010), h. 248.
33
yang telah dinyatakan sebelumnya. Analisis data adalah proses penyederhanaan data dan penyajian data dengan mengelompokkannya dalam suatu bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasi. Analisis data mempunyai dua tujuan yaitu meringkas dan menggambar data.48 Data yang telah terkumpul perlu dianalisis dengan cermat dan teliti, sehingga dapat menemukan kesimpulkan yang obyektif dalam penelitian tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dengan tehnik “analisis induktif” yaitu pengolahan data yang bertitik tolak pada masalah-masalah yang khusus kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum.49 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
menganalisa data atau mengumpulkan data adalah upaya yang
dilakukan dengan mengumpulkan data, mengorganisasikan data,
memilah-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, data sehingga
mudah untuk dibaca.
Dengan demikian, maka dalam penelitian peneliti menggunakan
analisa data induktif dengan mengolah data yang ada kaitannya dengan
penggunaan metode qawa’id wa tarjamah dalam pembelajaran
menterjemah bahasa Arab siswa kelas XI Al-Hikmah pemenang
lombok utara.
6. Keabsahan Data
Setelah peneliti melakukan analisis terhadap data terkumpul,
maka langkah selanjutnya adalah menguji kredibilitas data yang
tujuannya adalah untuk mengetahui apakah data yang diperoleh itu
sesuai dengan keadaan lapangan ( lokasi penelitian ).
48 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, ( Bandung : Rafika Aditama,2009), h. 332. 49 Bagong Suyanto dan Sutinah, Metodologi Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 69.
34
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan tehnik pemeriksaan. Pelaksanaan tehnik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah criteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).50 Adapun langkah-langkah yang akan dilalui dalam pengecakan
data adalah sebagai berikut :
a. Triangulasi
Dalam hal triangulasi, Susan Stainback menyatakan
bahwa tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari
kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada
peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah
ditemukan.51
Selanjutnya Bogdan menyatakan bahwa tujuan penelitian kualitatif memenag bukan semata-mata mencari kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia sekitarnya. Dalam memahami dunia sekitarnya, mungkin apa yang dikemukakan informan salah, karena tidak sesuai dengan teori, tidak sesuai dengan hukum.52 Dan ditegaskan oleh pendapat Patton menyatakan
dengan triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data,
bila dibandingkan dengan satu pendekatan.53
50 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja RosdaKarya, 2010), h.
324. 51 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung:
Alfabeta,2013), h. 241. 52 Ibid., h. 241. 53 Ibid., h. 241.
35
Jadi, keabsahan data adalah pengecekan ulang
tentang data yang diperoleh oleh peneliti sebelumnya dengan
sumber data yang diperoleh dari sumber lain.
b. Pemeriksaan Kawan Sejawat
Pemeriksaan kawan sejawat ini dilakukan dengan
jalan berdiskusi dengan teman-teman yang sedang
melakukan kegiatan serupa yaitu sama-sama sedang
melakukan penyusunan skripsi untuk menilai, memberikan
komentar dan memberikan masukan, kritik dan saran
terhadap kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, dan
untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terdapat pada
penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan dalam pembahasan dan pemahaman dalam
penulisan skripsi ini, peneliti membagi menjadi empat bab dengan sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, berisi: konteks penelitian, tujuan dan manfaat
penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian,telaah pustaka,
kajian pustaka dan metode penelitian.
BAB II : Data hasil penelitian dari kondisi realistik di lapangan, meliputi:
A. Profil yayasan Pondok Pesantren MA Al-Hikmah Pemenang
1. Sejarah berdirinya MA Al-Hikmah Pemenang
2. Letak geografis MA Al-Hikmah Pemenang
36
3. Keadaan guru dan pegawai MA Al-Hikmah Pemenang
4. Keadaan siswa siswi MA Al-Hikmah Pemenang
5. Keadaan sarana dan prasarana MA Al-Hikmah Pemenang
6. Struktur organisasi MA Al-Hikmah Pemenang
B. Proses penggunaan metode qawa’id wa tarjamah dalam
pembelajaran menterjemah bahasa Arab siswa kelas XI
Madrasah Aliyah Al -Hikmah Pemenang Lombok Utara tahun
pelajaran 2016/2017.
C. Kendala-kendala guru menerapkan metode qawa’id wa
tarjamah dalam pembelajaran menterjemah bahasa Arab siswa
kelas XI MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara tahun
pelajaran 2016/2017.
BAB III : Pembahasan dan analisis data meliputi:
A. Pembahasan terhadap bagaimana proses penggunaan metode
qawa’id wa tarjamah dalam pembelajaran menterjemah bahasa
Arab siswa kelas XI Madrasah Aliyah Al-Hikmah Pemenang
Lombok Utara tahun pelajaran 2016/2017.
B. Pembahasan terhadap bagaimana kendala-kendala guru
menerapkan metode qawa’id wa tarjamah dalam pembelajaran
menterjemah bahasa Arab siswa kelas XI MA Al-Hikmah
Pemenang Lombok Utara tahun pelajaran 2016/2017.
BAB IV : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran.
37
38
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Profil Yayasan Pondok Pesantren Madrasah Aliyah Al-Hikmah
Pemenang Lombok Utara
1. Sejarah Berdirinya MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara54
Pada awal abad 21 perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
membawa perubahan pada hampir semua sektor kehidupan manusia,
memberikan manfaat sekaligus memberikan dampak negative bagi
kehidupan manusia itu sendiri. Perkembangan global sangat tampak pada
perubahan perilaku dan nilai-nilai. Bukan hanya pada masyarakat
perkotaan bahkan sekarang telah merambah ke pelosok-pelosok desa
sehingga membawa manusia dalam era persaingan global yang semakin
cepat. Maka sebagai bangsa yang sedang berkembang kita dituntut untuk
mengembangkan diri dengan cara meningkatkan sumber daya manusia.
Kita semua pasti sepakat bahwa salah satu cara yang paling urgen
dan realistis untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui
pendidikan, baik bersifat formal ataupun informal. Hal ini didasarkan
pada signifikansi ilmu pengetahuan yang sistimatis yang diperoleh
seseorang melalui proses belajar mengajar dalam lingkungan sekolah
maupun dalam lingkungan masyarakat yang lebih umum.
Merujuk pada undang-undang sisdiknas dan program pemerintah
dalam pendidikan maka suatu keharusan bagi setiap lapisan masyarakat
54 Dokumentasi, Tanggal 11Mei 2017.
39
dan pemerintah (sebagai legalitas formal pendidikan) untuk
mempersiapkan sarana prasarana atau fasilitas yang mendukung
perkembangan dan pertumbuhan sumber daya manusia sehingga target
kualitas pendidikan dapat terealisasikan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bukan sekedar wacana-wacana semu dari adigum politik
dan kebijakan populis birokrat.
Berangkat dari asumsi kondisi pendidikan masyarakat yang kurang
baik di Kabupaten Lombok Utara, sementara di sisi lain pariwisata dan
arus globalisasi terus menggerus nilai dan pola fikir anak-anak dan remaja
(khususnya di wilayah Kecamatan Pemenang yang notabene dijadikan
sebagai basis wilayah pariwisata KLU) memunculkan pemikiran
masyarakat sekitar untuk mengupayakan sebuah lembaga Madrasah
Aliyah melalui “payung” Yayasan Pondok Pesantren Al-Hikmah
Pemenang. Dan upaya ini segera direalisasikan dengan harapan tercipta
sebuah lingkungan pendidikan yang dapat menetralisir sekaligus menjadi
tameng dari pengaruh negative pariwisata dan globalisasi yang semakin
canggih. Dengan latar belakang tersebut maka didirikanlah sebuah
lembaga pendidikan tingkat menengah yang bernama MA. Al-Hikmah
Pemenang pada awal tahun 1999.
Seiring dengan berjalannya waktu perkembangan MA Al-Hikmah
memiliki dampak yang cukup signifikan tahap demi tahap dalam
membentuk kualitas pendidikan siswanya (terutama pada pemahaman
agama dan teknologi). Hal ini terbukti dengan adanya peraihan juara-juara
40
dalam berbagai disiplin ilmu agama dan kegiatan extrakurikuler serta
tersebarnya para lulusan (alumni) di beberapa perguruan tinggi di tingkat
nasional.
Adapun visi dan misi MA Al-Hikmah Pemenang sebagai berikut:55
Visi:
Membentuk manusia beriman, berilmu dan berakhlak mulia yang
memiliki panca jiwa (ikhlas, mandiri, sederhana, ukhuwah dan
merdeka).
Misi:
Mengembangkan dan menanamkan pada setiap siswa panca bina
(bina imtaq, bina akhlak, bina ilmu, bina amal dan bina sehat).
2. Letak Geografis MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara
Letak geografis MA Al-Hikmah Pemenang terletak di jalan raya
Pemenang KLU (berdasarkan hasil observasi yang di lakukan pada tanggal
11 Mei 2017), maka untuk lebih jelasnya letak geografis MA Al-Hikmah
Pemenang adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Selatan : berbatasan dengan jalan umum
b. Sebelah Barat : berbatasan dengan pemukiman penduduk
c. Sebelah Utara : berbatasan dengan masjid jami’ Nurul Hikmah
pemenang
d. Sebelah Timur : berbatasan dengan jalan raya Pemenang.56
55 H. Syayid Abdurrahman, S.IP (Kepala Sekolah MA), Wawancara, Tanggal 11 Mei 2017. 56 Observasi, Tanggal 11 Mei 2017.
41
3. Keadaan Guru dan Pegawai MA Al-Hikmah Pemenang Lombok
Utara
a. Keadaan tenaga pengajar/guru MA Al-Hikmah Pemenang
Guru juga merupakan salah satu komponen pendidikan yang
sangat urgen, yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa, baik pada ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa sehingga mereka dapat menjadi insan yang
bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa.
Tenaga pengajar/guru dalam suatu sekolah memiliki peran
utama sebagai pengajar, pendidik, pembina dan pembimbing siswa,
dengan kata lain proses belajar mengajar dalam suatu sekolah atau
madrasah akan berjalan lancar jika memiliki tenaga pengajar yang
tidak hanya sebagai pengajar namun memiliki fungsi yang komplit
baik sebagai pendidik, pembimbing maupun sebagai pembina perilaku
siswa, ataupun sebagai motivator dan fasilitator yang memudahkan
siswa menerima dan memahami apa yang ditanamkan oleh seorang
tenaga pengajar/guru. Proses belajar mengajar tidak akan dapat
berjalan tanpa adanya guru atau tenaga pengajar, oleh karena itu MA
Al -Hikmah Pemenang merekrut sejumlah guru, dan untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini:
42
Tabel 1.1 Daftar Nama-Nama Guru / Tenaga Pengajar
MA Al -Hikmah Pemenang Tahun Ajaran 2016/201757
No. Nama Guru L/P
GT/GTT
Latar Belakang Pendidikan
1 Dr. H. L. Muchsin E., MA. L GTY
S3 UIN Syarif Hidayatullah Jkt
2 H. Syayid Abdurrahman, S.IP L GTY S1 UMY 2001
3 Hamdun, S.Ag L GTY S1 IAIN 1998 4 Raden A. Saleman, Drs L GTT S1 FKIP 1990 5 Herman Hery R., A.Md L GTT D3 IKIP 1994 6 Mujitahid, S.Ag L GTT S1 STAIN 1994 7 Ahdian, S.Pd L GTY S1 IKIP 2007 8 L. Ahaydi,S.Pd L GTT S1 IKIP 2013 9 Masjudin Ashari, S.E L GTY S1 UNIZAR 2005 10 Lalu Sadar, S.Pd.I L GTT S1 STIT NH 2007 11 Solehuddin, S.Pd L GTT S1 UN. Kendari 12 Lalu Hamdan, S.Pd.I L GTY S1 Tarbiyah 2003 13 Lalu Imaduddin, S.Pt L GTT S1 UNBRAW 2005 14 Lalu Syamsudin, S.Pd L GTT S1 2006 15 Saefudin, S.E L GTT S1 UNRAM 2002 16 Amir Bariadi L GTT MA 1993 17 Saja’I, S.PdI L GTT S1 STAINH. 2012 18 Misnah P PTT MA 2003 19 Sudiatma,S.Pd L GTT S.1 2003 20 Aisyah, S.Pd P GTT S.1 Muhammadiyah 2013 21 Raden Farhanudin L GTT MA 2010 22 Khaerani, S.Pd P GTT S1 STKIP NW 2014 23 Bq, Astriyani, S.Pd P GTT S1 IKIP Mataram 2010 24 Inna Rahmatul F, S.Pd P GTT S.1 IAIN Mataram 25 Muznah, S.PdI P GTT S.1 B. Arab
Dari tabel 1.1 di atas dapat kita ketahui bahwa keadaan guru
MA Al -Hikmah Pemenang lebih banyak berlatar belakang pendidikan
S1 dan sebagian kecil berlatar belakang pendidikan MA. Dengan
57 Observasi keadaan guru MA Al-Hikmah Pemenang, Tanggal 11 Mei 2017
43
jumlah 25 orang tenaga pengajar sudah dianggap cukup ideal bagi
sebuah madrasah yang didukung oleh banyaknya guru-guru yang
sudah sarjana. Berkaitan dengan hal ini guru-guru yang berlatar
belakang pendidikan MA pada saat ini sebagian besar sedang
menjalani perkuliahan atau pendidikan sarjana dengan tujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan guru.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama terlibat didalam
lokasi penelitian mendapatkan bahwa meskipun tugas dan wewenang
masing-masing telah dibagi sebagaimana terlihat dalam tabel di atas,
namun mekanisme cara kerja mereka bersifat kekeluargaan yang
mementingkan satu sama lain.
Pengamatan peneliti diperkuat oleh pernyataan bagian tata
usaha, bahwa besarnya tanggung jawab yang diemban demi
memajukan pendidikan di MA Al-Hikmah Pemenang sangatlah
dibutuhkan kerjasama yang bersifat kekeluargaan yang tentunya atas
dasar kerjasama yang baik yang tidak memihak satu sama lain
meskipun terkadang terjadi beda pendapat namun bisa diatasi dengan
jalan kekeluargaan.58
58 Saja’i (TU MA), Wawancara, Tanggal 11 Mei 2017
44
b. Keadaan Pegawai MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara
Agar mutu pendidikan di Al -Hikmah Pemenang dapat
ditingkatkan, maka dibutuhkan adanya tenaga pegawai yang
memudahkan dalam mengurus administrasi sekolah. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dari tabel 1.2 di bawah ini.
Tabel 1.2 Keadaan Pegawai di MA Al -Hikmah Pemenang
Tahun Ajaran 2016/201759
No. Nama Jabatan 1. 2. 3. 4.
Saja’i, S.PdI Misnah Raden Farhanuddin Khaerani, S.Pd
Kepala TU Bendahara Kepala administrasi Staf TU
4. Keadaan Siswa-siswi MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara
Salah satu komponen pendidikan dalam proses belajar mengajar
selain guru adalah siswa. Sesuai dengan itu siswalah yang menjadi pokok
permasalahan dan menjadi tumpuan perhatian, siswa memiliki pengaruh
terhadap lancar tidaknya proses belajar mengajar karena pada dasarnya
titik berat proses pengajaran adalah kegiatan siswa belajar. Untuk itu
solusinya adalah adanya kemauan dan kemampuan siswa di dalam proses
belajar mengajar di kelas yang sangat membantu guru di dalam mencapai
tujuan belajar yang diharapkan.
59 Dokumentasi, Tanggal 13 Mei 2017
45
Siswa-siswi MA Al-Hikmah Pemenang pada tahun ajaran
2016/2017 berjumlah 105, dengan masing-masing kelas X 21 siswa, kelas
XI 36 siswa, kelas XII 48 siswa. Adapun untuk lebih jelasnya keadaan
siswa di MA Al-Hikmah Pemenang dapat dilihat dari tabel 1.3 berikut
ini.
Tabel 1.3 Keadaan Siswa-Siswi MA Al-Hikmah Pemenang
Tahun Ajaran 2016/201760
Kelas Laki-laki Perenpuan Jumlah X 7 14 21 XI 12 24 36 XII 17 31 48
Jumlah 36 69 105
Mengenai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Arab
terutama pada pembelajaran tarjamah, terkadang naik terkadang turun,
dalam artian setiap tahun terdapat perbedaan tingkat prestasi. Pada tahun
ini terjadi tingkat penurunan prestasi siswa disebabkan oleh faktor seperti
cara belajar siswa, kesehatan lingkungan dan faktor siswa yang lebih
banyak disibukkan oleh pemenuhan kesenangan ketimbang harus belajar
seperti para siswa lebih senang main HP, ketimbang baca buku dan
banyak faktor lainnya.61
60 Dokumentasi, Tanggal 13 Mei 2017 61 Muznah (guru bahasa Arab), Wawancara, Tanggal 15 Mei 2017
46
5. Keadaan Sarana dan Prasarana MA Al-Hikmah Pemenang Lombok
Utara
Keadaan sarana dan prasarana sangat mendukung di dalam
melaksanakan proses belajar mengajar, tanpa adanya sarana prasarana
yang memadai maka proses belajar mengajar tidak akan dapat berjalan
dengan sebagaimana mastinya.
Tabel 1.4
Data Sarana Prasarana Pendukung Pembelajaran62
1. Keadaan Sarana
Perlengkapan Ruang
Jumlah Kondisi
Baik Rusak Ringan
Rusak Sedang
Rusak Berat
R. Kelas 4 3 - 1 - R. Perpustakaan 1 - - - 1 R. Laboratorium - - - - - R. Keterampilan - - - - - R. Kepala Madrasah 1 1 - - - R. Tata Usaha 1 1 - - - R. Guru 1 1 - - - R. Mushalla - - - - - R. Kamar Kecil 4 1 - 2 1 R. Lain-lain 1 1 - - -
Perlengkapan Kelas/Kantor
Kondisi
Jumlah Baik Rusak Sedang
Rusak Berat
Kursi/Bangku Murid
70 70 -
Meja Murid 35 35 - Kursi Guru 3 3 - - Meja Guru 3 3 - - Papan Tulis 6 6 - - Almari 1 1 - - Rak Buku 2 2 - - Meja Kepsek&TU 2 3 - - Kursi Kepsek&TU 3 3 - - Komputer 1 1 - -
62 Dokumentasi , tanggal 17 Mei 2017
47
Gunting Besar/Kecil 2 2 - - Penggaris Besi B/K 2 2 - - Pelubang Kertas B/K
2 2 - -
Steples B/K 3 3 - - Kalkulator 1 1 - - Taplak Meja 1 1 - - Sapu Tangan 1 1 - 1 Ember Kecil 2 2 - - Palu 1 1 - - Piala 21 21 - - Gelas 6 6 - - Nare 1 1 - - Perbus 1 1 - -
2. Keadaan prasarana
a. Buku
Tabel 1.5
Keadaan Buku
No
Judul Buku Kela
s Tek
s Penunjan
g Bacaa
n Lainny
a Jumla
h 1 Matematik
a X
19
XI 21 XII 30 2 B.
Indonesia X
19
XI 21 XII 30 3 B. Inggris X 19 XI 21 XII 30 4 PPKn X 19 XI 21 XII 30 5 Bahasa
Arab X
19
XI 21 XII 30
48
6 Q. Hadist X 19 XI 20 XII 30 7 Aqidah A. X 19 XI 21 XII 30 8 SKI X XI XII 9 Fiqih X XI XII 10 Tauhid X XI XII 11 Ekonomi X 19 XI 21 XII 30 12 Akuntansi X 19 XI 21 XII 30 13 Geografi X XI XII 14 Sosiologi X 19 XI 21 XII 30 15 Sejarah X 19 XI 21 XII 30 16 Tikom X 19 XI 21 XII 30 17 Kimia X 19 XI 21 XII 30 18 Fisika X 19 XI 21 XII 30 19 Biologi X XI XII
49
b. Alat Peraga
Tabel 1.6
Keadaan Alat Peraga
No Jenis Alat Jumlah (dalam set / unit / lembar)
Baik Rusak Jumlah 1 Kit IPS - - 2 Matematika - - - 3 Peta Anatomi - - - 4 Peta Dinding Indonesia 1 - 1 5 Peta Dinding Propinsi 1 - 1 6 Alat Olah Raga 1 - 1
Bila diperhatikan tabel di atas, dapat dimengerti bahwa keadaan
sarana prasarana di MA Al-Hikmah Pemenang masih sederhana bila
diukur dengan tuntutan kebutuhan yang harus dipenuhi. Akan tetapi hal
itu tidaklah membuat para guru, berkecil hati dan tidak juga menjadi
halangan bagi mereka dalam melaksanakan rutinitas mereka sebagai
pendidik, sebagai abdi agama, masyarakat, nusa, bangsa dan negara.
Keadaan sarana dan prasarana di MA Al-Hikmah Pemenang ada
yang rusak, berarti tentunya hal ini perlu mendapat perhatian demi
kelancaran proses berlangsungnya kegiatan belajar mengajar serta proses
kegiatan yang mendukung administrasi di Madrasah tersebut. Selain itu
berdasarkan data yang diperoleh tentang perlengkapan-perlengkapan
yang ada di MA Al-Hikmah Pemenang dapat dikatakan cukup tersedia,
hanya saja masih kurang bila dilihat dari kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan oleh guru, siswa maupun karyawan lainnya.
50
6. Struktur Organisasi MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara
Setiap lembaga atau suatu organisasi sangatlah diharuskan untuk
memiliki struktur organisasi, sebab dengan adanya struktur organisasi
akan terkoordinir dan terorganisasi apa yang menjadi tugas masing-
masing orang yang terlibat di dalamnya. Begitu juga halnya dengan suatu
lembaga pendidikan seperti MA Al-Hikmah Pemenang dibutuhkan
pengorganisasian dan pengkoordiniran demi tercapainya keefektifan dan
efisiensi kerja dalam tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
51
STRUKTUR ORGANISASI MA Al-Hikmah Pemenang Tahun Pelajaran 2016/201763
63 Dokumentasi, Tanggal 13 Mei 2017.
KETUA YAYASAN
Dr. H. L. Muchsin Effendi, MA
KEPALA MADRASAH
H. Sayyid Abdurrahman, S.IP
KOMITE MADRASAH
Hamdun, M.HI
TATA USAHA
Saja’I, S.Pd. I
WAKA KURIKULUM
Ahdian, S.Pd
WAKA KESISWAAN
L. Hamdan, S.Pd. I
WAKA SARPRAS
Ismail Muji, S.Pd
WAKA HUMAS
Drs. Raden A.S
JABATAN
WALI KELAS X
Bq Astriyani, S.Pd
WALI KELAS XI IPS 1
Lalu Sadar, S.Pd.I
WALI KELAS XI IPS 2
Muznah, S.Pd.I
WALI KELAS XII
Ahdian, S.Pd
GURU MATA PELAJARAN
L. Syamsudin, S.Pd
MTK X
Drs. Raden A.S
Geografi XI, XII
Herman Heri, A.Md
Bhs Inggris X, XI,XII
Bq. Halimah, S.Hi
Bhs Arab, SKI XII
Ahdian, S.Pd
MTK XI, XII &Fisika
H. Sayid A., S.IP
Sosiologi X, XI, XII
Sudiatma, S.Pd
Bhs Indonesia XII
Hamdun, M.HI
Qurdits X, XI, XII
L. Imaduddin, S.Pt
Biologi X
Salehudin, S.Pd
Sejarah Nas X, XI, XII
Ismail Muji, S.Pd
Pkn X, XI, XII
Mujitahid, S.Ag
Fiqih X, XI, XII
Raden Farhanuddin
TIK X, XI, XII
Saefudin, S.E
Ekonomi X, XI, XII
L. Hamdan, S.Pd,I
Akidah Akhlak L. Sadar, S.Pd.I
Ushul Fiqh X, XII
L. Ahyadi, S.Pd
Penjaskes X, XI, XII
Masjudin A, S.E
Akuntansi XI, XII
Muznah, S.Pd,I
Bhs Arab X, XI
Inna R, S.Pd
Kimia X
Amir Bariadi
Bhs Indonesia XI
Haerani, S.Pd
BhsIndonesia X
Aisyah, S.Pd
Geografi X
SISWA
MASYARAKAT
52
B. Proses Penggunaan Metode Qawa’id Wa Tarjamah Dalam
Pembelajaran Menterjemah Bahasa Arab Siswa Kelas XI Madrasah
Aliyah Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara Tahun Pelajaran
2016/2017
Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran bahasa Arab yang telah
ditentukan maka seorang guru harus memilih cara yang tepat dalam
mengajar bahasa Arab terutama pada saat pembelajaran tarjamah. Selain
itu juga, guru harus melihat kemampuan siswa yang kurang dalam
pelajaran bahasa Arab dan juga minat untuk mempelajarinya yang kurang
dibandingkan dengan bahasa yang lain.
Belajar bahasa Arab maupun bahasa Asing lainnya merupakan usaha
yang berat dan menjenuhkan sehingga membuat peserta didik bosan,
terutama pada saat menterjemah bahasa Arab. Akan tetapi semua itu
tergantung dari metode yang digunakan seorang guru di dalam proses
pembelajaran. Metode sangat perlu digunakan dalam setiap pembelajaran
terutama pembelajaran bahasa Arab, tanpa metode guru akan kesulitan
dalam menyampaikan materi pembelajaran, selain itu siswa akan mudah
jenuh dan bosan ketika menerima pelajaran. Metode pembelajaran
merupakan sebuah usaha untuk menjalankan proses pembelajaran agar
dapat berjalan dengan baik dan matang sehingga akan mendapatkan hasil
pembelajaran yang maksimal. Sebagimana yang diungkapkan oleh guru
bidang study bahasa Arab yang pewawancara wawancarai bahwa:
53
Metode sangat penting digunakan, karena tujuan digunakannya metode lebih-lebih metode qawa’id wa tarjamah ini agar tercapainya sebuah proses pembelajaran yang maksimal, dan juga bagi peserta didik yang menerima pelajaran terutama pada saat menterjemah tidak membosankan dan tidak menjenuhkan.64 Untuk menciptakan suasana dan interaksi belajar mengajar yang
baik, salah satu kegiatan yang tidak boleh ditinggalkan oleh seorang guru
adalah menentukan metode yang tepat dalam pembelajaran bahasa Arab,
yang tentunya sesuai dengan kondisi jiwa dan intelegensi peserta didiknya,
sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan
efisien, serta tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik sesuai
dengan yang diharapkan
Berdasarkan hasil wawancara tersebut sangatlah jelas bahwa metode
pembelajaran sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran baik dari
segi waktu, tujuan, dan hasil yang ingin dicapai.
Dalam merencanakan proses pembelajaran menterjemah dengan
menggunakan metode qawa’id wa tarjamah di MA Al-Hikmah Pemenang,
guru bahasa Arab melakukan beberapa langkah antara lain:65
1. Analisis Kompetensi Inti (KI) Sebelum melakukan proses pembelajaran di dalam kelas, guru bahasa Arab terlebih dahulu melakukan analisis KI yang terdapat dalam silabus mata pelajaran bahasa Arab. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan meteri pelajaran yang akan diajarkan di kelas dengan Kompetensi Inti (KI) yang ada.
2. Analisis Kompetensi Dasar, Materi Pelajaran dan Indikator Hasil selanjutnya yang dilakukan guru bahasa Arab setelah melakukan analisis KI adalah analisis KD. Analisis KD ini dilakukan untuk menyesuaikan materi pelajaran yang akan dipilih dan diajarkan di kelas, setelah melakukan hal tersebut
64 Muznah (guru bahasa Arab kelas XI), Wawancara, tanggal 18 Mei 2017. 65 Ibid., tanggal 18 Mei 2017
54
guru bahasa Arab kemudian merumuskan indikator pembelajaran sebagai aturan dalam memilih ketuntasan belajar bahasa Arab siswa selama proses pembelajaran.
3. Menentukan Metode dan Media Pembelajaran Setelah melakukan analisis KI, KD, menentukan materi dan merumuskan indikator, guru bahasa Arab kemudian merumuskan atau menentukan metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan menyiapkan media pembelajaran yang dirasakan tepat untuk mendukung pemahaman siswa dalam proses pembelajaran bahasa Arab terutama pembelajaran menterjemah.
Dalam metode qawa’id wa tarjamah, peserta didik diperlakukan
sebagai subyek pembelajar yang secara aktif melakukan praktek-praktek
menterjemah. Belajar yang efektif dimulai dari lingkungan yang berpusat
pada diri peserta didik. Peserta didik akan lebih berhasil jika mereka diberi
kesempatan menggunakan kemampuan mereka sendiri terlebih dahulu
terutama dalam pembelajaran menterjemah. Bila mereka berpartisipasi,
mereka akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari. Jadi,
dalam pembelajaran siswa harus aktif. Tanpa adanya aktivitas, maka
proses pembelajaran tidak mungkin terjadi. Penjelasan ini juga diperkuat
oleh Airin siswi kelas XI MA Al-Hikmah Pemenang tentang proses
metode qawa’id wa tarjamah yang digunakan dalam pembelajaran
menterjemah bahwa :
Ketika metode qawa’id wa tarjamah ini digunakan pada saat pembelajaran bahasa Arab terutama pada waktu menterjemah kami sangat antusias, guru kami menyediakan sebuah teks singkat, kami berusaha menterjemah sendiri teks tersebut, jadi menurut kami metode ini membuat kami aktif.66
66 Wawancara, siswa kelas XI tanggal 22 Mei 2017
55
Adapun tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku
atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
sebagaimana yang dikatakan oleh guru bahasa Arab bahwa :
Tujuan pembelajaran merupakan inti dari proses kegiatan mengajar guru karena setiap guru menginginkan murid-murinya paham dengan materi yang diajarkan dan bisa dijadikan kunci dalam mempelajari materi-materi yang lain. Oleh karena itu saya membuat beberapa program untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap pelajaran bahasa Arab terutama dengan menggunakan metode qawa’id wa tarjamah dan juga agar mereka terbiasa dengan bahasa atau tulisan yang berbahasa Arab. Adapun program-programnya adalah sebagai berikut :67 1. Memberikan kosa kata setiap pelajaran dimulai, 2. Memberikan teks singkat dengan kosa kata sederhana kepada
siswa. 3. Menanyakan kembali mufradat yang telah diingat sebelumnya. 4. Mewajibkan seluruh siswa memiliki buku panduan bahasa atau
kamus 5. Mengadakan evaluasi terhadap teks yang telah diberikan agar
mengetahui sejauh mana mufradat yang telah dikuasai siswa.
Pembentukan suatu program kerja yang di bentuk oleh guru bahasa
Arab sangat mendukung terbentuknya suatu kegiatan yang membiasakan
siswa untuk mahir dalam pembelajaran bahasa Arab, terutama dalam
pelajaran menterjemah. Adapun salah satu kegiatannya yaitu menghafal
mufradat dalam sebuah teks, yang dimana teks singkat tersebut siswa akan
menterjemah sendiri bahasa Arab secara utuh. Ini bertujuan agar siswa
terbiasa dalam menterjemah bahasa Arab dan agar siswa mudah dalam
menguasai mufradat sehari-hari.
67 Muznah (guru bahasa Arab), Wawancara tanggal 22 Mei 2017.
56
C. Kendala-kendala guru dalam menerapkan metode qawa’id wa
tarjamah dalam pembelajaran menterjemah bahasa Arab siswa kelas
XI MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara tahun pelajaran
2016/2017.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama terlibat di lokasi
penelitian, ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa siswi kesulitan
dalam menterjemah, yaitu :
1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa
Maksudnya yaitu faktor yang ada pada diri siswa dalam
mempelajari bahasa Arab, seperti motivasi, minat dan kesadaran
mereka untuk menggunakan bahasa Arab dalam keseharian mereka
kurang bahkan tidak sama sekali, sehingga membuat mereka kesulitan
dalam menterjemah itu sendiri.
2. Lingkungan
Selama ini nampaknya masyarakat kita termasuk para siswa
cenderung mempunyai kesan bahwa mempelajari bahasa Arab itu jauh
lebih sulit daripada mempelajari bahasa Asing lainnya. Minat yang
dimiliki siswa sangat rendah dalam memperdalam bahasa Arab.
Seperti yang dikatakan oleh guru bahasa Arab bahwa :
Sebagian dari siswa berpikir bahwa menterjemah bahasa Arab itu tidak ada gunanya, kerena lingkungan yang ada di sekitar Madrasah disebabkan daerah pariwisata, jadi pada saat pembelajaran menterjemah, siswa sangat lemah dalam menterjemah tersebut dikarenakan minat yang ada dalam diri siswa masih sangat kurang.68
68 Ibid., tanggal 22 Mei 2017
57
Dari pernyataan yang disampaikan oleh guru bidang studi
bahasa Arab tersebut bahwa kurangnya minat dalam mempelajari
bahasa Arab dikarenakan faktor lingkungan yang berada di daerah
pariwisata, dengan demikian pada saat terjadi pembelajaran
menterjemah, mereka merasa kesulitan dalam menterjemah sebuah
teks bahasa Arab, karena minat yang ada dalam diri mereka sangat
kurang.
3. Materi dan kurikulum
Masalah yang ketiga adalah masalah materi yang disampaikan
dan kurikulum yang dipakai. Pada saat siswa diberikan teks bahasa
Arab yang rumit, terkadang mereka merasa jenuh dengan kosakata
yang baru dan sulit mereka hafal, akan tetapi jika kosakata yang
diberikan berupa kosakata sehari-hari atau kosakata sekitar
lingkungan pasti mereka akan lebih mudah menterjemah dikarenakan
terbiasa melihat dan mendengar kosakata tersebut. Terkadang juga
alokasi waktu yang disediakan sangat tidak efisien. Misalkan saja
waktu yang digunakan hanya dua kali dalam seminggu, dibandingkan
dengan jadwal di luar yang padat, maka yang didapat tidak bisa seperti
yang diharapkan. Seperti yang dikatakan oleh salah satu siswa kelas
XI bahwa :
Terkadang teks yang diberikan terlalu rumit, sehingga kami kesulitan dalam menterjemah dan merasa bosan pada saat pembelajaran menterjemah, kami lebih senang diberikan teks yang sederhana yang mudah diterjemah.69
69 Toni (siswa kelas XI), Wawancara tanggal 22 Mei 2017
58
Dari pernyataan siswa tersebut bahwa dalam pembelajaran
menterjemah mereka akan mulai bosan ketika sudah menemukan
mufradat yang tidak pernah mereka temukan dalam keseharian
mereka. Hendaklah dalam hal ini buatlah materi dan kurikulum sebaik
mungkin, sesuai dengan urutan kaidah dan menarik, dalam arti tidak
membosankan dan perbanyaklah praktek.
4. Metode
Metode di sini juga sangat penting diperhatikan, ketidaktahuan
guru tentang metode yang akan digunakan akan mempersulit peserta
didik dalam menerima ilmu yang diberikan. Akan tetapi guru bahasa
Arab di MA Al-Hikmah Pemenang menggunakan metode qawa’id wa
tarjamah dalam manarik minat peserta didiknya, dengan
menggunakan metode ini, mereka semangat dalam mengikuti
pembelajaran bahasa Arab, terutama pada saat menterjemah. Oleh
karena itu dengan seringnya mereka menterjemah teks sederhana,
maka seiring dengan berjalannya waktu mereka akan terbiasa
menterjemah teks-teks bahasa Arab yang lain. Seperti yang dikatakan
oleh guru bahasa Arab bahwa :
Untuk menghindari kesan bahwa belajar bahasa Arab itu sulit
maka yang harus kita laksanakan adalah:70
a. Mengajarkan bahasa Arab dengan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh peserta didik seperti menterjemahkan sebuah teks singkat yang sederhana agar siswa lebih aktif .
70 Wawancara, tanggal 22 Mei 2017
59
b. Menggunakan alat peraga atau alat bantu, hal ini penting agar pembelajaran menarik, bergairah, dan mudah difahami
c. Mengaktifkan seluruh panca indra anak didik, lidah dilatih dengan percakapan, mata dilatih dengan membaca, dan tangan dilatih dengan menulis dan mengarang.
Oleh karena itu perlunya penyusunan metode ini sangat penting,
jangan sembarang dalam menentukan metode karena siswa akan
mudah bosan jika metode itu tidak sesuai dengan keadaan mereka.
Diusahakan jangan terlalu memaksakan siswa.
5. Guru
Dalam masalah ini para pengajar yaitu guru tidak kalah penting
untuk diperhatikan. Guru harus profesional, serta memberi contoh
yang baik, guru juga harus kreatif dalam mengajar, memahami dan
menguasai metode yang diajarkan dan mencari alternatif metode agar
para siswa tidak mudah bosan dan dapat menyukai bahasa Arab. Ini
sangat penting, karena merupakan penentuan berhasil tidaknya guru
dalam mengajar bahasa Arab. Seperti yang dikatakan oleh kepala
sekolah yaitu bapak H. Syayid Abdurrahman, S.IP bahwa :
Terkadang kesulitan siswa dalam menterjemah sebuah teks
dikarenakan faktor guru yang kurang profesional dalam menggunakan
metode pembelajaran sehingga siswa mudah jenuh dan bosan.71
Dari pernyataan kepala sekolah di atas bahwa setiap guru harus
profesional di dalam mengajar peserta didiknya dan juga harus kreatif
dalam memilih atau menggunakan metode. Kemampuan yang dimiliki
71 H. Syayid Abdurrahman S.IP (kepala madrasah), Wawancara, tanggal 13 Mei 2017.
60
guru harus lebih ditingkatkan, untuk meningkatkan pengetahuan dan
keilmuan guru harus sesering mungkin mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan melalui seminar, diklat atau melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
6. Terbatasnya sarana /prasana pendukung pembelajaran
Faktor terakhir yang sering membuat siswa kesulitan dalam
menterjemah bahasa Arab yaitu kurangnya guru dalam menggunakan
media ketika pembelajaran bahasa Arab terutama dalam menterjemah
bahasa Arab, padahal kebanyakan siswa lebih senang belajar ketika
menggunakan media, karena mereka akan merekam apa yang mereka
lihat dan dengar secara langsung melalui media yang digunakan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa
sarana pendukung pembelajaran bahasa Arab masih sangat kurang.
Dalam hal ini penggunaan media, alat atau sumber belajar yang
digunakan guru dalam pembelajaran menterjemah yaitu hanya
memanfaatkan alat yang ada seperti papan tulis, kapur tulis, serta buku
pegangan guru dan siswa. Sedangkan untuk penggunaan media
pendukung seperti komputer, sound sistem, LCD, dan lain-lain masih
sangat minim sekali selain itu juga di Madrasah ini belum tersedia
ruang lab khusus untuk belajar bahasa Arab, selama ini pembelajaran
hanya dilakukan di kelas saja.72
72 Observasi, tanggal 15 Mei 2017
61
Selain observasi di lingkungan Madrasah, peneliti juga
mewawancarai kepala sekolah di MA Al-Hikmah Pemenang. Adapun
hasil wawancara sebagai berikut.
Untuk sarana prasarana pendukung pembelajaran di Madrsah ini saya bisa katakan masih kurang jika dilihat dari ketersediaan sarana yang ada. Bisa dilihat dengan belum tersedianya ruangan-ruangan khusus untuk pendukung kegitana pembelajaran seperti ruang-ruang lab termasuk juga untuk ketersediaan media sendiri masih kita upayakan agar kekurangan-kekurangan sekarang ini dapat kami lengkapi seperi LCD dan lain sebagainya. Namun hal ini tidak menjadikan penghalang untuk melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar karena meskipun banyak kekurangan akan tetapi para siswa dan guru tetap semangat dan antusias dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah.73 Kendala-kendala yang dihadapi tersebut baik yang bersifat
teknis ataupun berasal dari guru dan dapat menjadi problematika dan
penghambat dalam pembelajaran menterjemah itu sendiri sehingga hal
ini membutuhkan uapa-upaya tertentu oleh guru yang bersangkutan
dalam mengatasinya sehingga kegiatan yang telah dirumuskan tetap
dapat berjalan sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.
Menyadari kendala-kendala yang dihadapi tersebut guru bidang
study menjelaskan upaya-upaya yang diterapkan untuk mengatasi hal
tersebut. Adapun langkah-langkah kongkrit dalam mengatasi kendala-
kendala yang di maksud yaitu :74
1. Dalam proses belajar mengajar, guru berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan motivasi, membimbing, dan memberi stimulus belajar bagi anak didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
73 H. Syayid Abdurrahman, S.IP (kepala madrasah), Wawancara, tanggal 13 Mei 2017. 74 Muznah (guru bahasa Arab), Wawancara, tanggal 18 Mei 2017.
62
2. Seorang guru memberikan sebuah teks sederhana dengan metode qawa’id wa tarjamah yang sudah lama digunakan di MA Al-Hikmah Pemenang ini, hal ini dilakukan guna menumbuhkan semangat peserta didik agar lebih giat dan lebih aktif dalam menterjemah bahasa Arab, dengan begitu teks yang diterjemahkan akan mudah mereka fahami dan mufrodat yang telah dihafal dapat terus digunakan meski hanya pada saat jam pelajaran bahasa Arab.
3. Memberikan mufradat (kosa kata) baru kepada para siswa untuk dihafalkan. Hal ini dilakukan agar kosa kata siswa bertambah, biasanya siswa diberikan minimal lima kosa kata baru setiap pembelajaran untuk dihafalkan. Jika siswa tidak menghafalkan akan diberikan sanksi oleh guru.
Selain dengan menghafalkan mufradat yang sudah
disediakan, siswa juga disuruh untuk mencari sendiri
kosakata yang belum di ketahui artinya, seperti kosakata yang
ada di dalam teks drama sederhana tersebut, selanjutnya itu
yang menjadi tugas mereka untuk mencarinya. Metode ini
dianggap lebih efektif untuk siswa untuk memudahkan
menghafal mufradat. Hal ini sesuai dengan penjelasan
ustadzah Muznah yaitu:
Kalau Saya biasanya memberikan tugas untuk anak-anak mencari sendiri kosakata yang ada di dalam teks bahasa Arabyang tidak diketahui artinya sehingga nantinya kalau mereka yang mencari artinya, mufradat itu akan lebih diingat oleh mereka.75
4. Sebelum proses menterjemah dilakukan, guru mata pelajaran bahasa Arab memberikan kesempatan untuk siswa bertanya hal-hal yang belum dipahami sehingga mereka lebih mudah ketika pelaksanaan/proses pembelajaran menterjemah.
Terlebih dahulu memberikan pengajaran mengenai struktur kalimat (qawaid) yang ada dalam bacaan sehingga dapat membantu pemahaman siswa tentang
75 Ibid., tanggal 18 Mei 2017.
63
apa yang akan diterjemahkan selain itu siswa diminta untuk mencari kosakata yang belum diketahui maknanya sehingga nantinya ketika melakukan terjemah sebuah teks mereka memahami apa yang mereka akan terjemahkan ketika proses pembelajaran.76
Sedangkan untuk kemampuan siswa dalam
menterjemah bahasa Arab setelah penggunaan metode
qawa’id wa tarjamah sudah mulai meningkat sebagaimana
yang dikatakan oleh guru bahasa Arab di MA Al-Hikmah
Pemenang.
Setelah saya menggunakan metode qawa’id wa tarjamah, keterampilan siswa dalam menterjemah sebuah teks bahasa Arab mulai meningkat walaupun masih banyak kendala yang membuat mereka sedikit kesulitan dalam menterjemah itu sendiri.77 Dan diperkuat lagi oleh pernyataan dari salah satu
siswa kelas XI yang mengatakan bahwa:
Sebagian dari kami sudah mampu menterjemahkan
sebuah teks, akan tetapi tergantung dari mufradat yang
terdapat dalam teks tersebut.78
76 Muznah (guru bahasa Arab), wawancara, tanggal 22 Mei 2017. 77 Ibid., tanggal 22 Mei 2017 78 Mulyani, wawancara tanggal 22 Mei 2017.
64
BAB III
PEMBAHASAN
Sesuai dengan hasil penulis setelah mengadakan penelitian dengan
menggunakan data-data yang diperlukan sesuai dengan fokus penelitian yang
penulis angkat, maka setelah mengadakan pengolahan data dengan menjadikan
MA Al-Hikmah Pemenang sebagai lokasi penelitian. Adapun hasil-hasil yang
penulis maksudkan untuk dibahas dalam bab pembahasan ini adalah sebagai
berikut :
A. Proses Penggunaan Metode Qawa’id Wa Tarjamah Dalam
Pembelajaran Menterjemah Bahasa Arab Siswa Kelas XI Madrasah
Aliyah Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara Tahun Pelajaran
2016/2017
Pengajaran itu merupakan profesi yang membutuhkan pengetahuan,
keterampilan, dan kecermatan karena ia sama halnya dengan pelatihan
kecakapan dengan memerlukan kiat, srtategi dan ketelatenan, sehingga
menjadi cakap dan profesional. Dan mengingat metode pengajaran bahasa
Arab memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, maka menjadi
tanggung jawab guru bahasa Arab untuk berkreasi, mengembangkan atau
bahkan menciptakan suatu metode baru yang cocok untuk diterapkan
kepada semua kalangan.
Metode mengajar adalah suatu cara yang digunakan seorang pengajar
dalam proses belajar mengajar.79 Keberhasilan dalam proses belajar
79 Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: Teras, 2011), h. 25.
65
mengajar tidak terlepas dari pemilihan metode mengajar yang merupakan
salah satu faktor penentu dalam pengajaran bahasa Arab.
Ketepatan penggunaan metode mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, meliputi sifat dari tujuan belajar yang hendak dicapai, kebutuhan untuk memperkaya pengalaman belajar seperti meningkatkan motivasu intrinsic dan ekstrinsik pelajar, kemampuan belajar yang tercakup dalam tugas, pengelolaan waktu pemilihan apa yang harus disampaikan, mengetahui dimana dan bagaimana menerapkan kekatan guru seefektif mungkin dan menentukan prioritas yang tepat. Guru hendaknya memperhatikan faktor-faktor tersebut ketika mengambil keputusan metode mana yang akan digunakannya.80 Tiap-tiap metode memiliki kelemahan dan kekuatan. Ada metode
yang tepat digunakan terhadap pelajar dalam jumlah besar, ada pula yang
tepat digunakan terhadap pelajar dalam jumlah kecil. Ada yang tepat
digunakan dalam kelas, ada pula yang tepat digunakan di luar kelas. Oleh
karena itu, penting sekali untuk memahami dengan baik dan benar tentang
karaktristik suatu metode.81 Pelaksanaan pembelajaran menterjemah di
Madrasah Aliyah (MA) Al-Hikmah Pemenang dilakukan dengan
menggunakan metode qawa’id wa tarjamah. Metode ini merupakan salah
satu metode dari sekian banyak metode yang digunakan dalam pembelajaran
bahasa Arab.
Metode qawa’id wa tarjamah merupakan gabungan dari metode gramatika dan metode tarjamah. Disini siswa mempelajari kaidah-kaidah tata bahasa dengan contoh-contoh yang meliputi analisa bacaan pendek yang mengilustrasikan prinsip tata bahasa yang sedang diajarkan. Metode ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk menjalankan latihan penerjemahan dari bahasa Asing ke dalam bahasa pelajaran dan sebaliknya.82
80 Ibid., h. 30. 81Ahmad Muhtadi Anshor, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya
(Yogyakarta: Teras, 2009), h. 53. 82 Ibid., h. 67.
66
Dalam proses pembelajaran sebelum mulai pelajaran seorang guru
terlebih dahulu membuat kelas menjadi kondusif sebelum menyampaikan
pelajaran dan sebelum guru menyampaikan materi pelajaran, guru memulai
dengan memberikan siraman rohani (ceramah) kepada siswa-siswinya dan
setelah itu guru menjelaskan langkah-langkah di dalam proses pembelajaran
menterjemah menggunakan metode qawa’id wwa tarjamah. Adapun
langkah-langkah yang disampaikan oleh guru bahasa Arab yaitu sebagai
berikut:83
1. Memberikan kosa kata setiap pelajaran dimulai, 2. Memberikan teks singkat dengan kosa kata sederhana kepada
siswa. 3. Menanyakan kembali mufradat yang telah diingat sebelumnya. 4. Mewajibkan seluruh siswa memiliki buku panduan bahasa atau
kamus 5. Mengadakan evaluasi terhadap teks yang telah diberikan agar
mengetahui sejauh mana mufradat yang telah dikuasai siswa.
Langkah-langkah dalam proses pembelajaran terjemah dengan
menggunakan metode qawa’id wa tarjamah yang di bentuk oleh guru
bahasa Arab sangat mendukung terbentuknya suatu kegiatan yang
membiasakan siswa untuk mahir dalam pembelajaran bahasa Arab, terutama
dalam pelajaran terjemah itu sendiri.
Bisri Mustofa dan Abdul Hamid memaparkan Proses pelaksanaan
metode qawa’id wa tarjamah sebagaimana yang ditulis dalam bukunya
metode & strategi pembelajaran bahasa Arab sebagai berikut:84
83 Wawancara, tanggal 18Mei 2017. 84
Bisri Mustofa & Abdul Hamid, Metode & Strategi Pembelajaran Bahasa Arab (UIN Maliki: Press, 2012), h. 32-33.
67
a. Mengulang materi mufradat. Siswa mencatat mifradat baru pada waktu guru membacakan terjemahan bahasa asli (Arab).
b. Guru menyuruh sebagian siswa membaca bacaan dalam buku dengan keras. Setelah itu guru membacakan beberapa kalimat kemudian memberi kesempatan kepada siswa mengulangi bacaan dalam hati.
c. Para siswa menerjemahkan kalimat-kalimat dalam bacaan ke dalam bahasa terjemahan. Bila dibutuhkan guru membantu siswa yang menemui kesulitan.
d. Kemudian baru memulai inti pelajaran dengan penjelasan nahwu (tata bahasa). Kaidah-kaidah diterangkan secara rinci dalam bahasa aslinya (Arab). Para siswa mencatat kaidah-kaidah lengkap dengan penjelasannya, contoh-contohnya serta pengecualiannya dalam buku mereka.
e. Waktu di akhir pelajaran digunakan untuk mengerjakan tugas tertulis yang ada kaitannya dengan nahwu dari bahasa Arab ke bahasa terjemahan. Siswa yang belum selesai mengerjakan disuruh menyelesaikan di rumah, dan juga diberi tugas untuk menghafalkan mufradat baru yang berkaitan dengan pelajaran berikutnya.
Dari beberapa langkah-langkah tersebut ada beberapa
langkah yang dilakukan oleh guru yang ada di MA Al-Hikmah
Pemenang yang disesuaikan dengan kondisi siswa yang ada di
Madrasah tersebut. Dalam proses pembelajaran menterjemah
menggunakan metode qawa’id wa tarjamah yang telah
disampaikan oleh guru bahasa Arab tersebut dapat dikatakan
hampir sama dengan langkah-langkah yang telah dipaparkan oleh
Bisri Mustofa dan Abdul Hamid dalam bukunya metode & strategi
pembelajaran bahasa Arab.
Beranjak dari beberapa langkah-langkah dalam menguasai
mufradat bahasa Arab, harus mampu membiasakan diri dalam
menterjemahkan kalimat bahasa Arab, agar apa yang telah
dibiasakan akan mudah untuk diingat.
68
B. Kendala-Kendala Guru Dalam Menerapkan Metode Qawa’id Wa
Tarjamah Dalam Pembelajaran Menterjemah Bahasa Arab Siswa
Kelas XI MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara Tahun Pelajaran
2016/2017.
Mempelajari sebuah ilmu pengetahuan pastinya seseorang akan
menjumpai berbagai macam kesulitan, sebagian dari kesulitan-kesulitan
tersebut berasal dari faktor-faktor internal maupun eksternal terutama
dalam pembelajaran bahasa asing, sebagian besar murid masih
menghafalkan kalimat-kalimat akan tetapi tidak mampu memahami
maknanya.
Seharusnya guru tidak boleh memaksa dan membebani murid
dengan hafalan kalimat yang tidak diketahui maknanya, karena hal
tersebut bukanlah cara yang baik untuk mempelajari bahasa asing.
Berdasarkan hal tersebut, tentunya kita membutuhkan strategi yang jitu
dalam mengatasi kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran bahasa asing,
khususnya bahasa Arab. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran bisa
mencapai target dan tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk bisa mengetahui bagaimana penggunaan metode qawa’id wa
tarjamah dalam pembelajaran menterjemah bahasa Arab siswa kelas XI
MA Al-Hikmah Pemenang Lombok Utara adalah dengan melihat kendala-
kendala yang dihapi siswa dalam menterjemah serta upaya-upaya guru
dalam mengatasi kendala-kendala tersebut.
69
Adapun kendala-kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut:
a. Faktor dari dalam diri siswa
Kesadaran siswa dalam belajar terutama dalam
pembelajaran bahasa Arab itu sangatlah penting. Karena hal ini
modal utama seseorang untuk bisa berhasil dalam segala hal,
terutama kesadaran dan minat mereka untuk mampu
menterjemahkan teks-teks bahasa Arab.
Ada suatu asumsi yang menyatakan bahwa seseorang
akan cendrung lebih berhasil dalam belajar apabila dalam
dirinya ada suatu keinginan, dorongan atau tujuanyang ingin
dicapai dengan belajar tersebut.85
Dalam hubungan ini Coffer menyatakan bahwa motivasi
adalah dorongan, hasrat, kemauan, alasan, tujuan yang
menggerakkan orang untuk berbuat sesuatu.86
b. Lingkungan
Sekolah merupakan sebuah lingkungan bahasa yang
khas.87
Faktor lingkungan disini maksudnya yaitu kondisi dan sistuasi yang kurang mendukung terhadap pembelajaran bahasa Arab baik yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pimpinan dalam menunjang kemampuan siswa dalam menterjemah bahasa Arab.88
85 Nurhadi, Dimensi-Dimensi dalam Belajar Bahasa ke Dua, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo), 2010), h. 151. 86 Cofer, CN. And Appley, Motivation: Theory and Research. (New York:John Wiley and
Sons, Inc), h. 153. 87 Nurhadi, Dimensi-Dimensi dalam Belajar Bahasa ke Dua, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo), 2010), h. 130. 88 Observasi, Tanggal 17 Mei 2017.
70
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Dulay bahwa
kualitas lingkungan bahasa teramat penting bagi seorang
pembelajar bahasa untuk bisa berhasil dalam belajar bahasa
baru.89
c. Materi dan kurikulum
Melihat materi dan kurikulum yang selalu berubah, itu
menjadi salah satu faktor kesulitan para siswa dalam
memahami sebuah pelajaran dan bisa membuat siswa bosan
karena dihadapkan dengan sebuah materi yang baru.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Drs. H.Ahmad Izzan,
M.Ag dalam bukunya yang berjudul Metodologi Pembelajaran
Bahasa Arab:
Kesulitan kosakata yang sering dijumpai karena
pengetahuan tentang bahasa yang amat terbatas ataukata-kata
yang terdapat dalam kitab kuning itu mengadung pengertian
yang tidak diketahui sebelumnya.90
d. Metode
Metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari
proses pengajaran, atau bagaimana teknisnya sesuatu bahan
pelajaran diberikan kepada murid-murid di Sekolah.91
89 Nurhadi, Dimensi-Dimensi dalam Belajar Bahasa ke Dua, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2010), h. 117. 90 Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Humaniora, 2011),
h.187. 91 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Bandung: Rineka Cipta, 1997),
h. 148.
71
Dalam pengajaran bahasa Arab, metode merupakan salah
satu sarana unruk mencapai tujuan pengajaran tersebut. Makin
tepat metodenya, diharapkan efektif pula dalam pencapaian
tujuan pengajaran tersebut.92
Jadi metode dalam sebuah proses belajar mengajar itu
sangatlah penting, baik untuk guru maupun untuk siswa itu
sendiri. Karena penggunaan sebuah metode itu sangat
mempengaruhi untuk minat siswa dalam belajar terutama dalam
menterjemah teks bahasa Arab karena katerbatasan dalam
menterjemah yang dimiliki oleh siswa itu sendiri.
e. Guru
Guru sangat berperan penting untuk membantu para
siswanya dalam memahami sebuah teks yang akan
diterjemahkan, baik dalam menterjemahkan sebuah kata,
kalimat sampai menterjemahkan sebuah paragraf.
Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi proses intraksi yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses belajar mengajar, sehingga guru merupakan tokoh yang akan dilihat dan akan ditiru tingkah lakunya oleh anak didik. Guru sebagai desaigner akan memimpin terjadinya intraksi belajar mengajar.93
92 Ahmad Muhatadi Anshor, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-Metodenya,
(Yogyakarta: Teras, 2009), h. 55. 93 Syaiful Bahri Djamarah, Perestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha
Nasional, 2012), h. 102.
72
f. Terbatasnya sarana /prasana pendukung pembelajaran
Sarana prasarana pendukung sangat penting juga untuk
membantu perkembanagan pengetahuan siswa, seperti alat dan
media yang digunakan untuk pembelajaran termasuk
pembelajaran terjemah. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab
terkadang tidak berjalan karena siswa biasanya cepat bosan
dengan sistem pengajaran tanpa adanya media yang
mendukung sehingga jika terjadi hal seperti ini penugasan
untuk proses terjemah menjadi tidak berjalan.
Media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap
dan retensi anak terhadap materi pembelajaran. Dan media
pengajaran dapat membuat pelajaran menarik.94
Menyadari kendala-kendala yang dihadapi tersebut guru bidang study
menjelaskan upaya-upaya yang diterapkan untuk mengatasi hal tersebut. Adapun
langkah-langkah kongkrit dalam mengatasi kendala-kendala yang di maksud
yaitu:95
a. Dalam proses belajar mengajar, guru berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan motivasi, membimbing, dan memberi stimulus belajar bagi anak didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Seorang guru memberikan sebuah teks sederhana dengan metode qawa’id wa tarjamah yang sudah lama digunakan di MA Al-Hikmah Pemenang ini, hal ini dilakukan guna menumbuhkan semangat peserta didik agar lebih giat dan lebih aktif dalam menterjemah bahasa Arab, dengan begitu teks yang diterjemahkan akan mudah mereka fahami dan mufrodat yang telah dihafal dapat terus digunakan meski hanya pada saat jam pelajaran bahasa Arab.
94 Adjai Robinson, Asas-Asas Praktik Mengajar, (Jakarta: Bhratara, 1988), h. 75. 95 Muznah (guru bahasa Arab), wawancara tanggal 22 Mei 2017.
73
c. Memberikan mufradat (kosa kata) baru kepada para siswa untuk dihafalkan. Hal ini dilakukan agar kosa kata siswa bertambah, biasanya siswa diberikan minimal lima kosa kata baru setiap pembelajaran untuk dihafalkan. Jika siswa tidak menghafalkan akan diberikan sanksi oleh guru.
d. Sebelum proses menterjemah dilakukan guru mata pelajaran bahasa Arab memberikan kesempatan untuk siswa bertanya hal-hal yang belum dipahami sehingga mereka lebih mudah ketika pelaksanaan/proses pembelajaran menterjemah.
Sedangkan untuk kemampuan siswa dalam menterjemah setelah
digunakannya metode qawa’id wa tarjamah oleh guru mereka
mendapatkan hasil yang cukup baik yaitu kemampuan mereka dalam
menterjemahkan sebuah teks sudah meningkat, akan tetapi itu semua
tidak terlepas dari kosakata yang sudah mereka kuasai sebelumnya.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Ahmad Izzan dalam
bukunya metodologi pembelajaran bahasa Arab sebagai berikut:96
a. Terjadinya pergeseran arti, yakni banyak kata-kata yang sudah masuk dalam kosakata bahasa Indonesia yang artinya berubah dari arti bahasa aslinya, seperti kata “kasidah” yang berasal dari kata qasiidah. Dalam bahasa Arab, arti “kasidah” adalah sekumpulan bait syair yag mempunyai wazan qafiiyah dan qaafiyah. Dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah, arti kasidah sudah berubah menjadi hanya lagu-lagu Arab atau irama padang pasir dengan kata-katanya yang puitis (berbentuk syair).
b. Lafaznya berubah dari bunyi aslinya, tetapi artinya tetap semisal kata “berkat” dari kata barakah, dan kata “kabar” dari kata khabar.
c. Lafaznya tetap, tetapi artinya sudah berubah semisal kata “kalimat” yang bahasa Arabnya kalimat. Dalam bahasa Indonesia, kalimat diartikan sebagai “susunan kata-kata (jumlah), sedangkan bahasa Arab mengartikannya sebagai “kata-kata”.
96 Ibid., h. 67.
74
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam penulisan skripsi
ini mengenai penggunaan metode qawa’id wa tarjamah dalam
pembelajaran menterjemah siswa di MA Al-Hikmah pemenang, setelah
melalui kajian, pendekatan dan metodologi dalam penelitian maka penulis
dapat menyimpulkan sesuai dengan pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Proses penggunaan metode qawa’id wa tarjamah dapat
meningkatkan kemampuan menterjemah bahasa Arab siswa kelas XI
Madrasah Aliyah Al-Hikmah Pemenang, yaitu dengan cara peserta
didik diperlakukan sebagai subyek pembelajar yang secara aktif
melakukan praktek-praktek menterjemah. Belajar yang efektif
dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri peserta didik.
Peserta didik akan lebih berhasil jika mereka diberi kesempatan
menggunakan bahasa dengan melakukan berbagai kegiatan bahasa.
Bila mereka berpartisipasi, mereka akan lebih mudah menguasai apa
yang mereka pelajari. Jadi, dalam pembelajaran siswa harus aktif.
Tanpa adanya aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin
terjadi.
2. Penggunaan metode qawa’id wa tarjamah ini memiliki peran yang
sangat penting dalam pembelajaran menterjemah siswa di Madrasah
75
Aliyah (MA) Al-Hikmah Pemenang dan itu semua tidak terlepas dari
kosakata (mufradat) yang sudah mereka kuasai sebelumnya.
B. SARAN
Berpijak dari kenyataan yang dihadapi di lapangan, penulis
menyarankan beberapa hal dalam rangka mengoptimalkan penggunaan
metode qawa’id wa tarjamah dalam pembelajaran menterjemah siswa
kelas XI di MA Al-Hikmah Pemenang, hendaknya diupayakan hal-hal
sebagai berikut:
1. Kepada guru bahasa Arab hendaknya sering memberikan sebuah
teks untuk dijadikan bahan latihan terjemah oleh para siswa agar
para siswa terbiasa dalam menterjemah sebuah teks dan juga
menggunakan metode mengajar yang bervariasi dan tidak
menggunakan satu metode saja dalam mengajar, membuat media-
media sederhana, menggunakan berbagai macam sumber referensi di
samping buku (kitab) yang wajib dimiliki oleh para siswa,
memanfaatkan waktu yang tersedia dengan efektif dan efisien, dan
memberikan kaidah-kaidah sederhana yang dilengkapi dengan
berbagai ragam contoh dan penjelasan yang jelas dari seorang guru.
2. Kepada para siswa MA Al-Hikmah Pemenang agar lebih menyadari
bahwa menterjemah bahasa Arab sangat bermanfaat dalam
kehidupan sehingga tingkatkanlah motivasi, minat dan perhatian
kalian untuk belajar bahasa Arab dan jangan malas untuk mengikuti
setiap kegiatan yang diadakan dengan serius dan lebih aktif.
76
3. Untuk siswa agar lebih giat membaca teks-teks arab terutama al-
qur’an dengan terjemahannya karena dengan membaca al-qur’an dan
terjemahannya akan memabantu para siswa dalam menterjemah teks-
teks atau tulisan yang berbahasa Arab.
77
DAFTAR RUJUKAN
Ahmad Fuad Effendy, 2003, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat)
Ahmad Izzan, 2009, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Humaniora)
Ahmad Muhtadi Anshor, 2009, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya, (Yogyakarta: Teras)
Adjai Robinson, 1988, Asas-Asas Praktik Mengajar, (Jakarta: Bhratara) Aziz Fachrurrazi dan Ertha Mahyudin, 2010, Pembelajaran Bahasa Asing
Metode Tradisional Dan Kontemporer (Jakarta: Bania Publishing)
Anisatul Mufarakah, Strategi Belajar Mengajar, teras, Yogyakarta Bagong Suyanto dan Sutinah, 2005, Metodologi Penelitian Sosial:
Berbagai Alternatif Pendekatan, (Jakarta: Kencana) Bisri Mustofa & Abdul Hamid, 2012, Metode & Strategi Pembelajaran
Bahasa Arab, (UIN Maliki: Press) Cofer, CN. And Appley, 1964, Motivation: Theory and Research. (New
York:John Wiley and Sons, Inc) Dedy Mulyana, 2013, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Rosdakarya) Ibnu Burdah, 2004, Menjadi Penerjemah, (Yogyakarta: Tiara Wacana) Moleong, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remadas
Karya) Mustafa al-Ghulayaini, 1992, Terjemah Jami al-Durus al-Arabiyah,
(Semarang: CV. Asy-Syifa) Nasution, 2002, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung:
Tarsito) Nur Mufid & Kaserun AS. Rahman, 2007, Buku Pintar Menerjemah Arab-
Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progressif) Syaiful Bahri Djamarah, 2012, Perestasi Belajar dan Kompetensi Guru,
(Surabaya: Usaha Nasional) Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif Kuualitatif dan R & D,
(Bandung: Alfabeta) Suharismi Arikunto, 1990, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:
Bumi Aksara) Supardi, 2011, Bacaan Cerdas Menyusun Skripsi, (Yogyakarta: Kurnia
Kalam Semesta) Suryosubroto, 1997, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Bandung:
Rineka Cipta) Syihabuddin, 2005, Penerjemahan ArabIndonesia Teori dan Praktik,
(Bandung: Humaniora) Ulber Silalahi, 2009, Metode Penelitian Sosial, (Bandung : Rafika
Aditama) Wa Muna, 2011, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta:
Teras)
78
Mochammad Solikin, “Metode Kaidah” dalam http://solikin11.blogspot.com/2012/5/thoriqatu-al-qawaid-wa-al-tarjamah.html. diakses tanggal 08 Maret 2017, pukul 17.20 WITA.
Syaifudin Zuhri, “Metode Qawaid Dan tarjamah” dalam http://syaifudinzuhry.blogspot.com/ 2013/05/metode-qawaid-dan-tarjamah.html). diambil tanggal 08 Maret 2017, pukul 17.45 WITA.
Landi Pratama, “Metode Kaidah Dan Terjemah Dalam Pengajaran Bahasa Arab” dalam http://elmynourity.blogspot.com /2013/04/metode-kaidah-dan-terjemah-dalam.html. diambil tanggal 08 Maret 2017, pukul 17.50 WITA.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Lampiran 1
Pedoman Penelitian
1. Pedoman Wawancara
a. Kepala sekolah MA Al-Hikmah Pemenang
1) Bagaimana sejarah berdirinya MA Al-Hikmah Pemenang?
2) Apa visi dan misi MA Al-Hikmah Pemenang?
3) Apakah sarana dan prasana di madrasah sudah memadai atau tidak
dalam menunjang proses pembelajaran, khususnya untuk
pembelajaran bahasa Arab?
b. Guru mata pelajaran bahasa Arab kelas XI MA Al-Hikmah Pemenang
1) Bagaimanakah proses pembelajaran menterjemah bahasa Arab
dengan menggunakan metode qawa’id wa tarjamah?
2) Apa saja kendala yang bapak/ibu hadapi ketika menggunakan
metode qawa’id wa tarjamah dalam mengajar terjemah bahasa
Arab?
3) Apakah upaya-upaya yang bapak/ibu lakukan untuk mengatasi
kendala-kendala tersebut?
c. Siswa kelas XI MA Al-Hikmah Pemenang
1) Apakah menurut kalian belajar menterjemah bahasa Arab itu
menyenangkan?
2) Bagaimanakah cara guru kalian mengajarkan kalian menterjemah
bahasa Arab dengan menggunakan metode qawa’id wa tarjamah?
3) Bagaimana pendapat kalian tentang penggunaan metode qawa’id
wa tarjamah untuk menterjemah bahasa Arab
4) Bagaimana model pembelajaran qawa’id wa tarjamah yang
diterapkan dalam pembelajaran terjemah bahasa Arab?
2. Pedoman Observasi
a. Keadaan fisik MA Al-Hikmah Pemenang
1) Situasi lingkungan MA Al-Hikmah Pemenang
2) Ruang kelas dan fasilitas kelas
3) Sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar mengajar
b. Kegiatan guru mata pelajaran bahasa Arab saat proses pembelajaran
bahasa Arab
1) Cara guru memulai pemebelajaran terjemah menggunakan metode
qawa’id wa tarjamah.
2) Pelaksanaan pemebelajaran terjemah menggunakan metode
qawa’id wa tarjamah.
3) Cara guru menutup pemebelajaran terjemah menggunakan metode
qawa’id wa tarjamah.
3. Pedoman Dokumentasi
a. Sejarah berdirinya MA Al-Hikmah Pemenang
b. Visi misi MA Al-Hikmah Pemenang
c. Struktur organisasi MA Al-Hikmah Pemenang
d. Keadaan guru MA Al-Hikmah Pemenang
e. Keadaan siswa MA Al-Hikmah Pemenang
B. Lampiran 2
القراءة
امرافق العاما م ا غيرها لل فيرها الحك م ب ق ائل التي اع ال هيا شاهد ا
ائل : ه ال من اهم ه مما اعمالهمب
ماعي (ث) هيا اج ال
فيرها م شفيا التي ماعي مثل امدا ام مصالحهم اج
العبادةب د
هيا العام (ج) ال
ة ا ا ع ا ا جميعا, مثل الش فيرها مصالح ال م التي
ب الكهربي
شاهد طيع ا ا مّيبفي جاكر ق البرج الق بعضامرافق العام من ف
غيره من امسجد التي قال ا مسجد ا ظا أشياء كثيرة, ه ظر في ام
ماءب نها ال ال ه رفع ما ه اصا دهم باا ام ع ا ه الش مر ه ج
ب ا يا مر عليها ال ج اخر ا ق ال ف
مش ي ع , صف ع أ ا ة امر في الطريق عل جا الش ل اشا ليها امشاة
ي الضخم الكثيرة, منها قصر ظا امبا ظر في ام طيع أ ظم امر هي
ب ي جا امحا ال ا ا ي ال مبا الرئا
القراءة
د امسجد
لم شعائر ؤد في ام ا ا امسجد مكا العبادة ال عرف
عليمب فكا جامع خاص ال أمي ة ا نهم, بل كا امسجد مقرا للدع د
دل م العام مثل –مثا –قرطب باأ العل ي ي م الد د في العل
ب الفل الطبيع الرياضي الط
دل اجد في ا في غيره من ام االجامع ا في ه ت الد كا
م دفع الطاب شيئا من الر ا, ا ا حصل عل الك مجا ا بل كا
ب اماب عل الطعام
ا كثيرا شاهد في باد ا, اجدب ل شاء ام ا كبيرة بأ لمي ع للم
انها ت جد ي ظم, ن ال يت عل اح اجد ب , من ام ي ا القرا باا
, كما مأ مرفع شئت لها قب كبيرة أ , أضيئت بامصابيح الجميل
ال من امسجد الكبيرةب غير قال شاهده في مسجد ا
C. Lampiran 3
Gedung Sekolah MA Al-Hikmah Pemenang
Guru Mata Pelajaran Bahasa Arab kelas XI MA Al -Hikmah Pemenang
Proses Pembelajaran Bahasa Arab Siswa Kelas XI MA AL-Hikmah Pemenang
Pengumpulan Tugas & Proses Wawancara Siswa kelas XI MA Al-Hikmah Pemenang