Download - Skenario a Tutorial 5 Blok XVI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Kesehatan Jiwa dan Fungsi Luhur adalah blok keenam belas dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang memaparkan
kasus.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari materi tutorial ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario mengenai Sistem
Respirasi dengan metode analisis dan diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
TUTORIAL SKENARIO A
Tutor : dr. Irfanuddin
Moderator : Ringga Alifiandika Maulana
Sekretaris meja : M. Ragil Pamungkas Wijaya
Sekretaris papan : Winda Rolita Firda
Hari, Tanggal : Rabu dan Jumat, 26 Desember 2012 dan 28 Desember 2012
Rule tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat
3. Dilarang makan dan minum
2.2 Skenario Kasus
Enrico, anak laki-laki, usia 24 bulan, dibawa ke klinik karena belum bias
bicara. Enrico tidak menoleh bila dipanggil, mengeluarkan kata-kata yang tidak bias
dimengerti orangtua dan orang lain. Enrico tidak mau bermain dengan teman sebaya,
tidak suka dipeluk dan akan menjadi histeris bila mendengar suara keras. Bila
memerlukan sesuatu dia akan mengambil tangan pengasuhnya. Disamping itu juga
Enrico selalu bergerak, tidak mau diam, berlari ke sana kemari tanpa tujuan, dan sering
melakukan gerakan mengepak-ngepakkan lengannya seperti mau terbang.
Enrico anak kedua dari ibu usia 32 tahun. Lahir spontan pada kehamilan 38
minggu. Selama hamil ibu sehat dan periksa kehamilan dengan teratur ke bidan. Segera
setelah lahir langsung menangis, skor APGAR 1 menit 8, menit kelima 9. Berat badan
waktu lahir 3.000 gram. Kakak Enrico tidak mengalami kondisi seperti Enrico, tumbuh
kembangnya normal.
2
Pemeriksaan Fisik :
BB 13 kg, PB 88cm, LK 47 cm, compos mentis, Kepala : tidak ada gambaran dismorfik, tidak ada kelainan neurologis.
Status Perkembangan :
Bila diajak bicara, tidak mau menatap muka lawan bicara dan tidak mau tersenyum kepada pemeriksa.
Tidak menoleh ketika dipanggil namanya.
Selalu mengepak-ngepakkan lengannya.
Tidak bisa bermain pura-pura (membuat secangkir the),
Tidak pernah menunjuk sesuatu,
Tidak bisa disuruh untuk melihat benda yang ditunjuk, malah melihat ke tangan pemeriksa.
Bermain mobil-mobilan hanya disusun berurutan dan diperhatikan hanya bagian rodanya saja.
Pemeriksaan Penunjang : Tes pendengaran normal.
2.3 Paparan Kasus
2.3.1 Klarifikasi Istilah
1. APGAR : Keadaan bayi dalam angka biasanya ditentukan 60
detik setelah lahir, berdasarkan denyut jantung, usaha
bernapas, tonus otot, reflex iritabilitas dan warna.
2. Dismorfik : Kelainan pada perkembangan morfologi.
3. Status perkembangan : Suatu keadaan yg khususnya digunakan berkenanan
dengan keadaan yg tidak normal pada perkembangan
anak
4. Histeris : Istilah untuk ledakan emosional yang tidak terkendali.
3
2.3.2 Identifikasi Masalah
1. Enrico, anak laki-laki, usia 24 bulan, dibawa ke klinik karena belum bias bicara.
Enrico tidak menoleh bila dipanggil, mengeluarkan kata-kata yang tidak bias
dimengerti orangtua dan orang lain.
2. Enrico tidak mau bermain dengan teman sebaya, tidak suka dipeluk dan akan menjadi
histeris bila mendengar suara keras. Bila memerlukan sesuatu dia akan mengambil
tangan pengasuhnya.
3. Disamping itu juga Enrico selalu bergerak, tidak mau diam, berlari ke sana kemari
tanpa tujuan, dan sering melakukan gerakan mengepak-ngepakkan lengannya seperti
mau terbang.
4. Enrico anak kedua dari ibu usia 32 tahun. Lahir spontan pada kehamilan 38 minggu.
Selama hamil ibu sehat dan periksa kehamilan dengan teratur ke bidan. Segera setelah
lahir langsung menangis, skor APGAR 1 menit 8, menit kelima 9. Berat badan waktu
lahir 3.000 gram. Kakak Enrico tidak mengalami kondisi seperti Enrico, tumbuh
kembangnya normal.
5. Pemeriksaan Fisik :
BB 13 kg, PB 88cm, LK 47 cm, compos mentis, Kepala : tidak ada gambaran
dismorfik, tidak ada kelainan neurologis.
6. Status Perkembangan :
Bila diajak bicara, tidak mau menatap muka lawan bicara dan tidak mau tersenyum kepada pemeriksa.
Tidak menoleh ketika dipanggil namanya.
Selalu mengepak-ngepakkan lengannya.
Tidak bisa bermain pura-pura (membuat secangkir teh),
Tidak pernah menunjuk sesuatu,
4
Tidak bisa disuruh untuk melihat benda yang ditunjuk, malah melihat ke tangan pemeriksa.
Bermain mobil-mobilan hanya disusun berurutan dan diperhatikan hanya bagian rodanya saja.
7. Pemeriksaan Penunjang : Tes pendengaran normal
2.3.3 Analisis Masalah
1. a. Mengapa anak belum bisa bicara pada umur 2 tahun?
- Tuli
- Rendahnya jumlah kosa kata dan sulit mengingat kosa kata
- Kesulitan dalam pengucapan
- Keterlambatan keterampilan merangkai kata
Pada kasus: Karena Terjadi gangguan bahasa dan komunikasi akibat adanya
ketidak normalan di area lobus frontal (area broca) sehingga terjadi
ketidakmampuan mengatur system vocal untuk menghasilkan kata-kata.
b. Bagaimana tumbuh kembang normal pada usia 0-24 bulan?
Verbal + pendengaran:
- 0-2 bulan : terkejut oleh suara berisik
- 2-4 bulan : membuat suara
- 3-6 bulan : mengoceh
- 4-7 bulan : mencari sumber suara
- 5-7 bulan : membuat suara panjang dan pendek
- 6-10 bulan : mamadukan suara
- 9-12 bulan : mengenali suara sendiri
- 10-12 bulan : suara yang bermakna (mama)
- 12-18 bulan : mengatakan beberapa kata tunggal
- 18-24 bulan : bisa menggabungkan minimal 2 kata
5
- 19-24bulan : menunjuk gambar yang diminta
- 23-24 bulan : bertanya
Sosial :
- 1-3 bulan : tersenyum
- 2-4 bulan : menggeliat dengan bersemangat
- 4-6 bulan : menikmati permainan petak umpat
- 6-9 bulan : meniru tingkah laku dan suara
- 10-12 bulan : mengikuti perintah dan mulai malu dengan orang asing
- 12-18 bulan : posesif terhadap mainan
- 18-24 bulan : menikmati bermainperan
- 21-24 bulan : bermain dengan teman
c. Mengapa anak tidak menoleh bila dipanggil?
- Hilangnya pendengaran
- Retardasi mental
- Mengalami keterlambatan dalam perkembangan otak
Pada anak autis,umumnya ia merasa memiliki dunianya sendiri dan
cenderung tidak memerdulikan orang lain dan sekitarnya,melainkan fokus
kepada apa yang sedang digelutinya. 43 % penyandang autisme
mempunyai kelainan pada lobus parietalis otaknya yang menyebabkan
anak tidak peduli dengan lingkungannya Ini kemungkinan bisa
menjelaskan penyebab anak autis tidak menoleh bila dipanggil.
d. Mengapa anak tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak dimengerti oleh
orangtua dan orang lain?
Hilangnya pendengaran
Mengalami keterlambatan dalam perkembangan otak
Retardasi mental
Mengalami gangguan austistik
e. Mengapa gejala baru timbul pada umur 24 bulan?
6
Biasanya timbul pada umur 2-3 tahun, karena perkembangan otak dalam tahap
cepat.
f. Dimana pusat bicara dan pendengaran?
1) Area wernick memahami informasi, mendengar dan melihat (sulcus
lateralis, lobus temporalis)
2) Area broca bicara, menulis (sulcus lateralis, lobus temporalis)
Gangguan sosialis lobus pariental
Serebrum motorik, sensitivitas pendengaran dan penglihatan
System limbik reaksi emosi, control agresi
2. a. Mengapa anak tidak mau bermain dengan teman sebaya?
Terjadi gangguan kualitatif dalam interaksi sosial dalam hal ini kegagalan dalam
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya sesuai dengan tingkat
perkembangan
Pada kasus: terjadi gangguan kualitatif pada interaksi sosial
b. Mengapa anak tidak suka dipeluk dan akan menjadi histeris bila mendengar
suara keras?
Terjadi gangguan kualitatif dalam interaksi sosial dalam hal ini kurang
mampu melakukan hubungan sosial atau emosional timbal balik sehingga
Enriko tidak suka dipeluk dan bila mendengar suara keras, ia akan histeris
karena terjadi gangguan dalam persepsi sensoris.
Tidak suka dipeluk : Anak memiliki kepekaan terhadap sentuhan ringan
atau sebaliknya terhadap sentuhan dalam. Masalah kepekaan yang berlebihan ini
biasanya terwujud dalam bentuk masalah perilaku ( termasuk masalah makan &
pakaian). Bila Anak peka terhadap sentuhan dan terganggu dengan sentuhan
kita, maka pelukan kita justru dapat ia artikan sebagai hukuman yang menyak-
itkan. Anak dengan autistic mengalami kesulitan dalam mengenali emosi orang
7
lain sehingga mereka tidak mampu mengekspresikan emosinya, apalagi
melakukan kontak emosi dengan orang lain.
c. Mengapa anak bila memerlukan sesuatu akan mengambil tangan pengasuhnya?
Mengindikasi adanya gangguan interaksi sosial. Anak-anak dengan
gangguan interaksi sosial pada umumnya dapat membentuk hubungan namun
cukup dengan anggota keluarga, pengasuh (seperti pada kasus) atau orang yang
paling banyak berperan dalam memberikan penanganan pada mereka.
Dikarenakan penggunaan bahasa yang cenderung sedikit, perbendaharaan
kata terbatas, kalimat pendek, tidak lengkap, struktur tidak sesuai usia, tidak
terorganisir, sehingga si anak sulit mengkomunikasikan apa yang diinginkannya
dan justru hanya dengan menarik-narik tangan orang yang dekat dengannya .
Gangguan sensorik menggunakan indera peraba lebih banyak dari pada
indera yang lain.
3. a. Mengapa anak selalu bergerak, tidak mau diam, berlari kesana kemari tanpa
tujuan?
Hiperkinesis dimana tidak dapat diam;bergerak berlebihan atau aktivitas otot
yang berlebihan mungkin psikogenik atau somatogenik.
Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak :
Faktor neurologik
Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan
masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, distres fetal,
persalinan dengan cara ekstraksi forcep, toksimia gravidarum atau eklamsia
dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan normal. Di samping itu fak-
tor-faktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, ibu yang ter-
lalu muda, ibu yang merokok dan minum alkohol juga meninggikan insiden
hiperaktif
Terjadinya perkembangan otak yang lambat. Faktor etiologi dalam bidang
neuoralogi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi pada
8
salah satu neurotransmiter di otak yang bernama dopamin. Dopamin meru-
pakan zat aktif yang berguna untuk memelihara proses konsentrasi
Beberapa studi menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di daerah
tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbital-pre-
frontal, daerah orbital-limbik otak, khususnya sisi sebelah kanan
Faktor toksik
Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet
memilikipotensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak. Di samping
itu, kadar timah (lead) dalam serum darah anak yang meningkat, ibu yang
merokok dan mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X pada saat hamil juga dapat
melahirkan calon anak hiperaktif.
Faktor genetik
Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga
dengan anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25-35% dari orang tua dan saudara
yang masa kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga terlihat
pada anak kembar.
Faktor psikososial dan lingkungan
Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap keliru
antara orang tua dengan anaknya.
b. Mengapa anak sering melakukan gerakan mengepak-ngepakkan lengannya
seperti mau terbang?
Adanya masalah perilaku berupa hiperkinesis menyebabkan selalu
bergerak,tidak mau diam,berlari kesana kemari tanpa tujuan dan adanya
peningkatan asam homovanilat (metabolit dopamin utama) didalam cairan
serebrospinal menyebabkan timbulnya stereotipik yaitu melakukan gerakan
mengepak-gepak lenganganya seperti mau terbang.
Melakukan Kegiatan Berulang-Ulang(Stereotipik) yaitu mengepak-
ngepakkan tangan dan menyusun mobil berurutan.
Hal ini terjadi untuk menghambat lebih jauh terhadap serangan sensasi yang
kacau, otak memfokuskan pada satu sensasi atau aktifitas. Mungkin berupa
9
menggoyangkan tubuhnya dengan keras, bermain dengan mainan yang sama,
atau melihat video yang sama berulang-ulang. Aktivitas ini kelihatan aneh, tidak
pantas dan bersifat unik untuk masing-masing anak. Aktivitas ini diulang terus
menerus, sehingga membuat tingkah lakunya menjadi aneh. Tetapi ada pendapat
lain yang menyatakan kegiatan berulang yang dilakukan oleh anak ini
dikarenakan adanya abnormalitas cerebelum (Kegagalan perkembangan sel otak
untuk menyatu dengan benar dan tidak membentuk jaringan koneksi seperti
dalam perkembangan otak normal atau putusnya sinaps). Di cerebelum terdapat
penurun sel purkinje yang menyebabkan kelaianan atensi. Beberapa studi juga
menunjukkan, adanya abnormalitas pada beberapa area di otak penderita seperti
ini (autism). Area yang mengalami gangguan di antaranya adalah lobus frontalis
dan ganglia basalis yang berperan dalam representasi dalam action plans,
motoric plans, dan working memory, sehingga terjadi gangguan pengaturan
motorik dan pada beberapa anak bermanifestasi sebagai hiperaktivitas ataupun
sebaliknya, tergantung dengan mekanisme gangguan yang terjadi. Peningkatan
kadar asam homovanilic (suatu metabolit utama dopamin) dalam cairan
serebrospinalnya juga akan menimbulkan peningkatan penarikan diri dan
stereotipik.
4. a. Adakah hubungan usia ibu saat mengandung dengan keluhan Enrico?
Lahir yang spontan termasuk normal
Hamil 38 minggu : normal (37-42 minggu)
Factor resiko > 35 tahun dan semakin tinggi usia orang tua, semakin tinggi juga
factor resiko. ( 32 tahun salah satu factor resiko)
b. Bagaimana cara pemeriksaan APGAR?
APGAR dinilai setelah lahir
Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Akronim
Warna kulit seluruhnya
biru
warna kulit
tubuh normal
merah muda,
warna kulit
tubuh, tangan,
dan kaki
Appearance
10
tetapi tangan
dan kaki
kebiruan
(akrosianosis)
normal merah
muda, tidak
ada sianosis
Denyut
jantungtidak ada
<100
kali/menit
>100
kali/menitPulse
Respons refleks
tidak ada
respons
terhadap
stimulasi
meringis/
menangis
lemah ketika
distimulasi
meringis/
bersin/batuk
saat stimulasi
saluran napas
Grimace
Tonus ototlemah/tidak
ada
sedikit
gerakanbergerak aktif Activity
Pernapasan tidak adalemah atau
tidak teratur
menangis kuat,
pernapasan
baik dan
teratur
Respiration
c. Apa interpretasi APGAR?
Interpretasi Nilai APGAR
Tes ini umumnya dilakukan pada waktu satu dan lima menit setelah
kelahiran, dan dapat diulangi jika skor masih rendah.
Jumlah skor Interpretasi Catatan
7-10 Bayi normal
4-6 Agak rendah
Memerlukan tindakan medis segera seperti
penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas,
atau pemberian oksigen untuk membantu
bernapas.
0-3 Sangat rendah Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif
11
Penanganan Bayi Baaru Lahir Berdasasrkan NILAI APGAR
Nilai APGAR 5 Menit
PertamaPenaganan
0-3
Tempatkan ditempat hangat den-
gan lampu sebagai sumber peng-
hangat
Pemberian oksigen.
Resusitasi
Stimulasi rujuk
4-6
Tempatkan dalam tempat yang
hangat.
Pemberiak oksigen
Stimulasi taktil
7-10 Dilakukan penatalaksanaan sesuai
dengan bayi normal.
Pada kasus ini skor APGAR Enrico :
APGAR score 1 menit : 8
APGAR score 5 menit : 9
Pada kasus ini Enrico mengalami kondisi baik
d. Mengapa keluhan hanya terjadi pada Enrico, tidak terjadi pada kakaknya?
Usia ibu menjadi salah satu faktor resiko terjadi pada kasus Enrico.
12
5. Apa interpretasi dari BB, PB, LK?
BB 13 kg
Jawaban :
BB 13 kg : normal (10-15 kg)
PB 88 cm
Jawaban :
PB 88 cm : normal (80-90 cm)
LK 47 cm
Jawaban :
LK 47 cm : Normal (45-51 cm)
6. Apa interpretasi dari status perkembangan?
Terjadi gangguan bahasa, gangguan kulitatif dan interaksi social, terjadi stereotipik
Hasil pemeriksaan fisik Interpretasi
Bila diajak bicara, tidak mau
menatap muka lawan bicara
dan tidak mau tersenyum
kepada pemeriksa
Penurunan fungsi non verbal dan
ekspresi wajah (DSM-IV : qualitative
impairment of social interaction
Tidak menoleh ketika
dipanggil namanya
Tidak menunjukkan hubungan emosional
timbale-balik pada orang lain (qualitative
impairment of social interaction)
Selalu mengepak-ngepakkan
tangannya
Melakukan kegiatan yang berulang-ulang
(qualitative impairment of social
interaction).
Tidak bias bermain pura-pura Kurangnya symbolic play dan social
imitation (qualitative impairment of
communication)
Tidak pernah menunjuk Kurangnya spontaneous sharing
13
sesuatu (qualitative impairment of social
interaction)
Tidak bisa disuruh untuk
melihat benda yang ditunjuk,
malah melihat ke tangan
pemeriksa
Kurangnya spontaneous sharing
(qualitative impairment of social
interaction)
Bermain mobil-mobilan
hanya disusun berurutan dan
diperhatikan hanya bagian
rodanya saja
Anak focus pada 1 minat dan
kecenderungan untung menyusun/lining
up object (restricted range of activity and
interest)
7. Mengapa Enrico tidak menoleh bila dipanggil sedangkan tes pendengaran pada
Enrico normal?
Karena Enrico mempunyai dunia sendiri dan tidak memerdulikan orang sekitar.
8. Apa saja kemungkinan penyakit pada kasus ini ?
ASD ADHD Sindrom
Asperger
bahasa,
komunikasi
terlambat atau
sama sekali tidak
berkembang
berkembang
baik
bahasa
berkembang
baik,
komunikasi
akan terlambat
berkembang
perilaku,
motorik
kasar dan
halus
terbatas,
stereotipik,
hiperaktif, otot
hipotonik tetapi
tidak ada gangguan
stereotipik,
hiperaktif,
otot tidak
hipotonik,
tidak ada
terbatas,
stereotipik,
tidak
hiperaktif,
tidak ada
14
motorik gangguan
motorik
gangguan
motorik
interaksi
sosial
kegagalan untuk
bertatap mata,
menunjukkan
ekspresi fasial,
maupun postur dan
gerak tubuh, untuk
berinteraksi secara
layak, inatensi,
menarik diri
kontak mata
ada, tetapi
ada gangguan
interaksi
sosial,
inatensi, tidak
menarik diri
kegagalan
untuk bertatap
mata,
menunjukkan
ekspresi fasial,
maupun postur
dan gerak
tubuh, untuk
berinteraksi
secara layak,
atensi baik,
menarik diri
emosional kurangnya empati,
agresif tetapi dapat
pula terlalu diam
kurangnya
empati
kurangnya
empati
kognitif tidak mampu untuk
bermain secara
imajinatif
berkembang
lebih baik
berkembang
lebih baik
memori terganggu karena
jarang sekali
dirangsang akibat
interaksi sosial dan
emosi yang kurang
tidak terganggu
karena masih
dirangsang
oleh kognitif
dan
kemampuan
bahasa yang
masih baik
15
9. Bagaimana cara menegakkan diagnosis pada kasus ini ?
The Screening Test For Autism In Two Years
EEG ( Elektroenrefalogram)
Untuk memeriksa gelombang otak yang menunjukkan gangguan kejang,
diindikasikan pada gangguan otak
Skrening metabolik
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan darah dan urine untuk
melihat metabolisme mekanan di dalam tunuh dan pengaruhnya pada tumbuh
kembang anak . Misalmya disembuhkam dengan diet khusus.
MRI dan CT scan
Untuk mendiagmosis kelainan struktur otak karena dapat melihat struktur otak
secara lebih detail.
Pemeriksaan genetik
Pemeriksaan darah untuk langsung kelainan genetik yang dapat menyebabkan
gangguan perkembangan.
10. Apa kemungkinan diagnosis pasti pada kasus ini?
Autisme spectrum disorder.
11. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini?
Pada batita tidak diberi obat
Psikoterapi : dukungan dari orang tua
1) Applied Behavioral Analysis (ABA)
ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai , telah dilakukan penelitian dan
didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi
pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement
(hadiah/pujian). Jenis terapi ini bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah
yang paling banyak dipakai di Indonesia.
2) Terapi Wicara
16
Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan
berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu
autistic yang non‐verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang. Kadang‐kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk
memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain. Dalam
hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong.
3) Terapi Okupasi
Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan
motorik halus. Gerak‐geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk
memegang pinsil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan
menyuap makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi
sangat penting untuk melatih mempergunakan otot ‐otot halusnya dengan benar.
4) Terapi Fisik
Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara
individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya.
Kadang‐kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat.
Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris
akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot‐ototnya dan memperbaiki
keseimbangan tubuhnya.
5) Terapi Sosial
Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang
komunikasi dan interaksi . Banyak anak‐anak ini membutuhkan pertolongan
dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama
ditempat bermain. Seorang terqapis sosial membantu dengan memberikan
fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman‐teman sebaya dan mengajari
cara-caranya.
6) Terapi Bermain
Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan
dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar 17
bicara, komunikasi dan interaksi social. Seorang terapis bermain bisa membantu
anak dalam hal ini dengan teknik‐teknik tertentu.
7) Terapi Perilaku.
Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman‐temannya seringkali tidak
memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka
banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila
mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar
belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan
merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk
memperbaiki perilakunya,
8) Terapi Perkembangan
Floortime, Son‐rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap
sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan
tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional
dan Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti
ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.
9) Terapi Visual
Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual
thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode
belajar komunikasi melalui gambar‐gambar, misalnya dengan metode PECS
( Picture Exchange Communication System). Beberapa video games bisa juga
dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.
10) Terapi Biomedik
Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam
DAN! (Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak
autistik. Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala‐gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan
berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak‐anak ini diperiksa
secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal 18
yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan.
Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang
komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis).
12. Apa saja komplikasi dari kasus ini jika tidak ditangani secara komperhensif?
- Retardasi mental
- Gangguan bicara dan social yang permanen
13. Bagaimana peluang sembuh pada kasus ini?
Dubia ad bonam, apabila IQ > 70
14. Bagaimana Kompetensi Dokter Umum pada kasus ini?
Tingkat kemampuan 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya:
peneriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien
secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
Tingkat kemampuan 3B
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan
memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus
gawat darurat).
15. Bagaimana Pandangan Islam terhadap kasus ini ?
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi
Allah-lah pahala yang besar. (QS 64:15)
19
2.3.4 Hipotesis
Enrico, anak laki-laki, usia 24 bulan mengalami gangguan bahasa dan social akibat Autisme spectrum disorder.
20
2.3.5 Kerangka Konsep
21
Factor resiko usia ibu, genetik
Enrico, 24 bulan
Gangguan bahasa
Gangguan perilaku
Gangguan interaksi
sosial
ASD
2.3.6 Keterbatasan Ilmu dan Learning issue
Pokok Bahasan What I know What I don’t know I have to
prove
How will I
learn
Kesehatan jiwa dan
fungsi luhur
Anatomi dan
fisiologi
- Text book
- Internet
Autisme definisi Gejala, pengobatan,
komplikasi
- Text book
- Internet
Hiperkinesis definisi Penyebab dan
mekanisme serta
klasifikasi
- Text book
- Internet
Penyebab dan
mekanisme serta
klasifikasi
- Text book
- Internet
Pemeriksaan Fisik Interpretasi dan
mekanisme
- Text book
- Internet
Status
Perkembangan
Interpretasi dan
mekanisme
te
22