JMBK Vol. 1 No. 02, April-Oktober 2020 e-ISSN 2716-369X DOI: - Hlm. 43-59
43
SISTEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR
PADA PT. BPR SYARIAH ARTHA MADANI KANTOR CABANG
PEMBANTU SYARIAH, CIKARANG (STUDI PADA PT. BPR SYARIAH ARTHA MADHANI KANTOR CABANG
PEMBANTU SYARIAH CIKARANG)
Ali Mutaufiq
STIE International Golden Institute
Abstact
This study aims to determine "Motor Vehicle Financing System at PT. BPR Syariah Artha Madani
Cikarang Sharia Sub-Branch Office". The method used in this research is descriptive research.
This research focuses on: 1. Motor Vehicle Financing procedure with Murabahah contract at Bank
Artha Madani KCPS Cikarang. 2. Requirements in applying for Motor Vehicle Financing at Bank Artha Madani KCPS Cikarang.
Keywords: Motor Vehicle Financing System.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Sistem Pemberian Pembiayaan Kendaraan
Bermotor pada PT. BPR Syariah Artha Madani Kantor Cabang Pembantu Syariah
Cikarang”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Penelitian ini berfokus pada : 1. prosedur Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan akad
Murabahah pada Bank Artha Madani KCPS Cikarang. 2. persyaratan dalam mengajukan
Pembiayaan Kendaraan bermotor di Bank ArthaMadani KCPS Cikarang.
Kata kunci: Sistem Pemberian Pembiayaan Kendaraan Bermotor
JMBK Vol. 1 No. 02, April-Oktober 2020 e-ISSN 2716-369X DOI: - Hlm. 43-59
44
PENDAHULUAN
Saat ini perkembangan industri
perbankan dan lembaga keuangan yang
berdasar dengan label Syariah di
Indonesia semakin pesat dengan inovasi-
inovasi baru yang dapat memberikan
kesempatan kepada setiap orang
khususnya pelaku ekonomi yang ingin
mengembangkan bisnis yang berkaitan
dengan kegiatan ekonomi dalam bidang
jasa perbankan supaya lebih memberikan
jaminan dengan didukung adanya
Undang-Undang tentang Perbankan
Syariah dan pendukung pengoprasian
lembaga keuangan bank maupun non-
perbankan yang telah berlandaskan pada
ajaran-ajaran islam. Dengan semakin
berkembangnya lembaga keuangan
Syariah di Indonesia tentu saja semakin
memperluas cakupan pasar yang awalnya
hanya di monopoli oleh perbankan
konvensional menjadi semakin berwarna.
Lembaga keuangan yang berlandaskan
pada asas-asas Islam muncul dengan
penawaran dan cara yang baru yang
berbeda dengan lembaga keuangan
konvensional yaitu dengan nuansa islami
dan sistem yang berbeda yaitu bagi hasil
sebagai ciri khas utama dalam lembaga
keuangan islam itu tersebut.
Lembaga keuangan non-syari’ah
dalam praktiknya menjalankan sistem
yang disebut dengan bunga, berbeda
dengan lembaga keuangan Syariah.
Ketika memberikan pinjaman kepada
nasabahnya, nasabah tersebut merasa
terbebani dengan bunga yang
dibebankan oleh pihak bank kepada
nasabah. Namun dengan datangnya
lembaga keuangan Islam secara umum
memberikan inovasi atau terobosan baru
karena tidak memberikan beban bunga
kepada nasabah melainkan dengan
memberikan bagi hasil antara pihak bank
dengan pihak nasabah.Semakin
meluasnya bidang bisnis terutama yang
bergerak di bidang keuangan, kebutuhan
masyarakat modern sekarang ini perihal
jasa pelayanan keuangan semakin hari
menjadi kebutuhan utama. Sehingga
pengambilan konsep Syariah guna
mewujudkan sistem perekonomian yang
adil dan mensejahterakan masyarakat
sangat selaras dengan nilai-nilai
keislaman. Sebagai contoh konkret
sekarang ini banyak sekali bank-bank
konvensional yang mulai memperluas
cakupan pasarnya dengan membuka Unit
Usaha Syariah atau yang lebih dikenal
oleh masyarakat umum Bank Syariah.
Begitu banyaknya produk yang
ditawarkan serta daya beli masyarakat
yang terus meningkat, maka keinginan
dan kebutuhan dari masyarakat sebagai
konsumen menjadi lebih beragam. Ini
bisa dilihat dari minat masyarakat yang
sekarang berangsur-angsur pindah ke
lembaga keuangan Syariah khususnya
bank Syariah. Sangat cepatnya
perkembangan lembaga keuangan
Syariah menarik untuk dikaji lebih
mendalam lagi. Adanya lembaga
keuangan seperti perbankan Syariah yang
terus berkembang dan berusaha untuk
memberikan solusi alternatif bahkan
solusi utama dari permasalahan keuangan
yang dialami calon nasabah dengan cara
mensinergikan keahlian finansial dengan
prinsip yang berdasar Syariah. Fungsi
utama dari lembaga keuangan perbankan
sendiri adalah menghimpun dana dari
JMBK | Vol. 1 No.02 | April-Oktober 2020: doi:
45
masyarakat kemudian menyalurkannya
kembali kepada masyarakat dengan
tujuan untuk mensejahterakan
masyarakat. Lembaga keuangan
perbankan berperan sebagai perantara
atau intermediary. Produk layanan yang
ditawarkan selain dari produk simpanan
(deposito dan tabungan) ada juga produk
penyaluran dana seperti pembiayaan.
Pembiayaan sendiri terdapat beberapa
macam seperti Pembiayaan Perumahan
(KPR), Pembiayaan usaha kecil
menengah (UKM), dan Pembiayaan
Kendaraan Bermotor (PKB).
Pada pembiayaan terdapat akad-
akad Syariah yang biasanya digunakan
sebelum terjadinya persetujuan antara
kedua belah pihak. Akad yang paling
banyak digunakan dalam produk
pembiayaan adalah akad Murabahah
yang termasuk dalam prinsip jual-beli.
Akad murabahah biasanya ditujukan
untuk memiliki barang, sedangkan yang
ditujukan untuk mendapatkan jasa
menggunakan prinsip sewa-menyewa.
Kemudian prinsip bagi hasil digunakan
untuk usaha kerjasama yang berguna
mendapatkan barang dan jasa. Untuk
mengurangi risiko kegagalan dalam
pembiayaan akad murabahah yang
bermasalah di kemudian hari maka perlu
adanya pemantauan (maintanence)
terhadap nasabah yang telah disetujui,
karena ada yang sukses dalam proses
usahanya ada pula yang gagal ditengah
jalan sehingga pada akhirnya mereka
tidak mampu mengembalikan modal
yang telah dibiayai oleh bank Syariah.
Pembiayaan Kendaraan Bermotor
(PKB) merupakan salah satu produk dari
PT. BPR Syariah ArthaMadani Kantor
Cabang Cikarang. Walaupun produk
tersebut antusiasnya kalah dengan
produk KPR yang sudah menjadi produk
unggulan Bank ArthaMadani Syariah
selama bertahun-tahun, namun ada juga
yang mengajukan pembiayaan kendaraan
bermotor di Bank ArthaMadani Syariah.
Seiring dengan semakin majunya jaman,
banyak masyarakat yang membutuhkan
transportasi untuk kebutuhan sehari-hari.
Bukan lagi menjadi barang mewah
bahwa kendaraan bermotor sekarang
dibutuhkan oleh seluruh kalangan
masyarakat untuk dijadikan alat atau
fasilitas mereka bekerja. Produk
Pembiayaan Kendaraan Bermotor yang
dioperasikan oleh Bank ArthaMadani
Syariah menggunakan Akad Murabahah.
Berdasarkan uraian diatas, penulisan
Term Of Reference berisi tentang
perumusan masalah dalam prosedur yang
digunakan Bank ArthaMadani Syariah
KCPS Cikarang untuk nasabah yang
ingin mengajukan Pembiayaan
Kendaraan Bermotor tentang bagaimana
penerapan prinsip jual beli menggunakan
akad Murabahah pada pembiayaan
kendaraan bermotor di Bank
ArthaMadani Syariah KCPS Cikarang.
Maka berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk membahas dan mengambil
judul “Sistem Pemberian Pembiayaan
Kendaraan Bermotor pada PT. BPR
Syariah Artha Madani Kantor Cabang
Pembantu Syariah Cikarang”.
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui prosedur Pembiayaan
Kendaraan Bermotor dengan akad
Murabahah pada Bank ArthaMadani
KCPS Cikarang.
2. Mengetahui tujuan pemberian
pembiayaan
3. Mengetahui persyaratan dalam
mengajukan Pembiayaan Kendaraan
bermotor di Bank ArthaMadani
KCPS Cikarang,
LANDASAN TEORI
Bank Syariah
JMBK | Vol. 1 No.02 | April-Oktober 2020: doi:
46
Menurut undang-undang nomor 7
tahun 1992 tentang perbankan
sebagaimana telah diubah dengan
undang-undang Nomor 10 Tahun 1998
pengertian bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan
kepada dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Berdsarkan definisi tersebut, bahwa
aktivitas utama bank adalah menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan yang menjadi sumber dana
bank, kemudian bank menyalurkan
dalam bentuk kredit, dengan tujuan untuk
meningkatkan taraf hidup
masyarakat.Bank Syariah adalah bank
yang beroperasi sesuai dengan prinsip
prinsip Syariah Islam, maksudnya adalah
bank yang dalam operasinya mengikuti
ketentuan-ketentuan Syariah Islam,
khususnya yang menyangkut tata cara
bermuamalah secara ajaran Islam. Dalam
rangka menjalankan kegiatannya, bank
Syariah harus berlandaskan pada Al-
Qur’an dan Hadits. Bank Syariah
mengharamkan penggunaan harga
produknya dengan bunga tertentu. Bagi
bank Syariah, bunga bank adalah riba.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip Syariah dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. BPRS
berdiri berdasarkan UU No. 7 Tahun
1992 tentang perbankan dan peraturan
pemerintah (PP) No. 72 Tahun 1992
tentang Bank berdasarkan prinsip bagi
hasil. Pada pasal 1 (butir 4) UU No. 10
Tahun 1998 tentang perubahan atas UU
No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan,
disebutkan bahwa BPRS adalah bank
yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Kemudian
undang-undang No. 21 Tahun 2008
tentang Bank Syariah telah mengatur
secara khusus eksitensi Bank Syariah di
Indonesia. Undangundang tersebut
melengkapi dan menyempurnakan UU
No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan
sebagaimana telah diubah dengan UU
No. 10 Tahun 1998 yang belum spesifik
sehingga perlu diatur khusus dalam
undangundang tersendiri menurut pasal
18 UU No. 21 Tahun 2008, Bank Syariah
Undang-Undang Perbankan Syariah
terdiri atas Bank Umum Syariah dan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Semua peraturan perundang-undanganan
yang menyebut BPRS dengan Bank
Perkreditan Rakyat Syariah harus dibaca
dengan Bank Pembiayaan Rakyat Syaria.
Pengertian Sistem
Beberapa ahli akuntan
memberikan pendapat yang berbeda
mengenai sistem, untuk mendapat
pengertian yang lebih jelas terlebih
dahulu diuraikan tentang pengertian
sistem. Sistem menurut Mulyadi (2012:5)
adalah jaringan prosedur yang dibuat
menurut pola yang terpadu untuk
melaksanakan kegiatan pokok
perusahaan. Adapun system menurut
pendapat Moscove dalam Zaki (2013:2)
adalah suatu kesatuan (entity) yang
berdiri dari bagian–bagian (sub system)
yang saling berkaitan dengan tujuan
untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu.
Menurut James A. Hall (2012:5) Sistem
adalah sekelompok dua atau lebih
komponen yang saling berkaitan
(interrelated) atau subsistem yang bersatu
untuk mencapai tujuan bersama. Menurut
Jugianto (2010:152) Sistem adalah
kumpulan elemen-elemen untuk
mencapai suatu tujuan atau sebagai suatu
satu kesatuan yang saling berhubungan
terdiri dari dua atau lebih subsistem yang
JMBK | Vol. 1 No.02 | April-Oktober 2020: doi:
47
berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Kencana Syafei (2002:2) Sistem adalah
sekelompok bagian (alat/sebagian) yang
berkerja bersama-sama untuk melakukan
suatu maksud. Wahyudi dan Subandi
(2001:8) menjelaskan bahwa Sistem
adalah kumpulan atau himpunan dari
unsur, komponen, variabel – variabel
yang terorganisir, saling berinteraksi,
saling bertantungan satu sama lain dan
terpadu.
Berdasarkan pendapat dari para
ahli yang telah dikemukakan diatas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem
adalah merupakan suatu alat yang terdiri
dari prosedur – prosedur berupa satu
kesatuan yang digunakan dalam
melaksanakan kegiatan guna mencapai
tujuan utama perusahaan.
Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan merupakan aktivitas
bank Syariah dalam menyalurkan
dananya kepada pihak nasabah yang
membutuhkan dana. Pembiayaan sangat
bermanfaat bagi nasabah, bank Syariah
dan juga bermanfaat bagi pemerintah.
Dari beberapa kegiatan penyaluran dana
yang dilakukan oleh bank Syariah,
pembiyaan memberikan hasil yang
paling besar. Bank Syariah perlu
melakukan analisis pembiayaan yang
mendalam, sebelum melakukan
penyaluran dana melalui pembiyaan.
Pembiayaan yang diberikan oleh
Bank Syariah berbeda dengan kredit
yang diberikan oleh Bank konvensional.
Dalam perbankan Syariah, pengembalian
dari pembiayaan tidak dalam bentuk
bunga, akan tetapi dalam bentuk lain
sesuai dengan akad-akad yang tersedia di
Bank Syariah. Dalam Undang-Undang
Perbankan No. 10 Tahun 1998,
pembiayaan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu, berdasarkan pesetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak
lain yang dibiayai untuk mengembalikan
uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil (Ismail, 2011:106).
Tujuan Pembiayaan
Tujuan pembiayaan berdasarkan
prinsip Syariah adalah untuk
meningkatkan kesempatan kerja dan
kesejahteraan ekonomi sesuai dengan
nilai-nilai Islam. Sedangkan fungsi
pembiayaan bukan hanya untuk mencari
keuntungan dan meramaikan bisnis
perbankan di Indonesia saja, melainkan
menerapkan system Syariah didalam
ekonomi masyarakat luas yang tidak
terpacu oleh bunga dunia.
Manfaat Pembiayaan
Beberapa manfaat dari
pembiayaan yang disalurkan oleh bank
Syariah kepada nasabah usaha antara
lain:
a. Manfaat pembiayaan bagi bank,
b. Manfaat pembiayaan bagi debitur,
c. Manfaat pembiayaan bagi
pemerintah,
d. Manfaat pembiayaan bagi masyarakat
luas.
Jenis – jenis Pembiayaan
a. Pembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan modal kerja adalah
pembiayaan jangka pendek yang
diberikan untuk pemenuhan
kebutuhan modal kerja calon
nasabah. Misalnya untuk membiayai
pembelian bahan baku,
siklus/perputaran usaha, modal kerja,
dan pembiayaan kontraktor.
b. Pembiayaan Investasi
Pembiayaan Investasi adalah
pembiayaan jangka menengah atau
jangka panjang untuk pembelian
JMBK | Vol. 1 No.02 | April-Oktober 2020: doi:
48
barang-barang modal yang
diperlukan untuk:
- Pendirian proyek baru,
- Rehabilitasi, yakni penggantian
mesin.
- Modernisasi, yakni penggantian
menyeluruh mesin
c. Pembiayaan Konsumtif
Secara definitif, konsumsi adalah
kebutuhan individual meliputi
kebutuhan baik barang maupun jasa
yang tidak dipergunakan untuk tujuan
usaha. Dengan demikian yang
dimaksud pembiayaan konsumtif
adalah jenis pembiayaan yang
diberikan untuk tujuan diluar usaha
dan umumnya bersifat perorangan.
Tujuan Pemberian Pembiayaan
Pemberian suatu Pembiayaan
mempunyai tujuan tertentu. Tujuan
pemberian Pembiayaan tersebut tidak
terlepas dari misi bank tersebut didirikan.
Adapun tujuan utama pemberian suatu
kredit antara lain :
1. Mencari keuntungan
2. Membantu usaha nasabah
3. Membantu pemerintah.
Kemudian disamping tujuan di atas suatu
fasilitas pembiayaan memiliki fungsi
sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan daya guna uang.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan
lalu lintas uang.
3. Untuk meningkatkan daya guna uang
4. Meningkatkan peredaran uang
5. Sebagai alat stabilisasi ekonomi
6. Untuk meningkatkan kegairahan
berusaha.
7. Untuk meningkatkan pemerataan
pendapatan
8. Untuk meningkatkan hubungan
internasional.
Prinsip Pemberian Pembiayaan
Menurut Kasmir (2013:94) prinsip
pemberian pembiayaan dengan analisis
5C pembiayaan dijelaskan sebagai
berikut :
1. Character
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau
watak dari orang-orang yang akan
diberikan kredit benar-benar dapat
dipercaya, hal ini dapat tercermin dari
latar belakang si nasabah yang bersifat
latar belakang pekerjaan maupun yang
bersifat seperti cara hidup atau gaya
hidup yang dianutnya, keadaan
keluarga, hoby dan sosial standingnya.
Ini semua merupakan
ukuran “kemauan” membayar.
2. Capacity
Untuk melihat nasabah dalam
kemampuannya dalam bidang bisnis
yang dihubungkan dengan
pendidikannya, kemampuan bisnis
juga diukur dengan kemampuannya
dalam memahami tentang ketentuan-
ketentuan pemerintah. Begitu pula
dengan kemampuannya dalam
menjalankan usahanya selama ini.
Pada akhirnya akan
terlihat“kemampuannya” dalam
mengembalikan kredit yang
disalurkan.
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal
apakah efektif, dilihat laporan
keuangan (neraca dan laporan rugi
laba) dengan melakukan pengukuran
seperti dari segi likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran
lainnya. Capital juga harus dilihat dari
sumber mana saja modal yang ada
sekarang ini.
4. Collateral
Merupakan jaminan yang
diberikan calon nasabah baik yang
bersifat fisik maupun non fisik.
Jaminan hendaknya melebihi jumlah
kredit yang diberikan. Jaminan juga
JMBK | Vol. 1 No.02 | April-Oktober 2020: doi:
49
harus diteliti keabsahannya, sehingga
jika terjadi suatu masalah, maka
jaminan yang dititipkan akan dapat
dipergunakan secepat mungkin.
5. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya
juga dinilai kondisi ekonomi dan
politik sekarang dan masa yang akan
datang sesuai sektor masing-masing,
serta prospek usaha dari sektor yang ia
jalankan. Penilaian prospek bidang
usaha yang dibiayai hendaknya benar-
benar memiliki prospek yang baik,
sehingga kemungkinan kredit tersebut
bermasalah relatif kecil.
Pengertian PKSMS
PKSMS adalah singkatan dari
Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan
Sepeda Motor Syariah dengan skema
murabahah tanpa wakalah yang diberikan
nasabah BPRS Arthamadani. Jadi
PKSMS adalah pembiayaan yang
diberikan oleh bank untuk membantu
anggota masyarakat guna membeli
kendaraan berikut Buku Pemilik
Kendaraan Bermotor (BPKB) beserta
Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK),
berdasarkan kesepakatan antara bank dan
nasabah, yang mewajibkan nasabah
untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan margin keuntungan.
Pengertian Sistem Pembiayaan
Sebelum peneliti memberikan
uraian mengenai sistem pembiayaan,
peneliti terlebih dulu akan menguraikan
tentang pengertian sitem menurut para
ahli. Sistem adalah suatu jaringan
prosedur yang dibuat menurut pola yang
terpadu untuk melaksanakan kegiatan
pokok perusahaan (Mulyadi, 2001 : 5).
Dalam suatu organisasi terdapat sistem
kegiatan dari sekelompok orang untuk
mencapai tujuan. Tujuan akan dapat
tercapai dengan efektif dan efisien
apabila kegiatan sekelompok orang itu
dilakukan dengan sistematis.
Menurut James A. Hall (2001 : 5)
Sistem adalah satu kelompok dua atau
lebih komponen-komponen yang saling
berkaitan satu sama lain atau subsistem-
subsistem yang bersatu untuk mencapai
tujuan yang sama. Sistem dibuat untuk
menangani sesuatu yang berulangkali
atau yang secara rutin terjadi. Melalui
sistem, pihak intern dan ekstern
perusahaan dapat memperoleh informasi
yang diperlukan mengenai perusahaan.
Dari definisi yang ada dapat
disimpulkan bahwa sistem adalah suatu
jaringan prosedur yang saling berkaitan
ataupun saling berhubungan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu yang
sudah direncanakan.
Berdasarkan pengertian sistem
diatas penulis mencoba memberikan
definisi sendiri dari sistem pembiayaan.
Sistem pembiayaan merupakan suatu
kerangka dari kumpulan prosedur-
prosedur yang saling berhubungan dalam
menyediakan dana atau uang,
berdasarkan persetujuan dan kesepakatan
antara nasabah dan bank yang
mewajibkan pihak yang diberi
pembiayaan untuk mengembalikan dana
atau uang dengan jangka waktu tertentu
dan disertai dengan imbalan atau bagi
hasil.
Penanganan Pembiayaan Bermasalah
Resiko yang terjadi dari
peminjaman adalah peminjaman yang
tertunda atau ketidak mampuan
peminjaman untuk membayar kewajiban
yang telah dibebankan, untuk
mengantisipasi hal tersebut maka bank
Syariah harus mampu menganalis
penyebab permasalahannya.
1. Analisa penyebab kemacetan
a. Aspek Internal
JMBK | Vol. 1 No.02 | April-Oktober 2020: doi:
50
1) Peminjaman kurang cakap
dalam usaha tersebut.
2) Manajemen tidak baik atau
kurang rapi,
3) Laporan keuangan tidak
lengkap,
4) Penggunaan dana yang tidak
sesuai dengan perencanaan,
5) Perencanaan yang kurang
matang,
6) Dana yang diberikan tidak
cukup untuk menjalankan usaha
tersebut
b. Aspek eksternal
1) Aspek pasar kurang
mendukung,
2) Kemampuan daya beli
masyarakat kurang,
3) Kebijakan pemerintah,
4) Pengaruh lain di luar usaha
5) Kenakalan peminjam.
2. Menggali potensi peminjam
3. Memberikan pinjaman ulang,
mungkin dalam bentuk: pembiayaan
al-Qardul hasan ;
murabahah dan mudharabah
4. Penundaan pembayaran
5. Memperkecil angsuran dengan
memperpanjang waktu atau akad dan
margin baru (Rescheduling)
6. Memperkecil margin keuntungan atau
bagi hasil.
Produk BPRS Artha Madani
a. Produk Simpanan Dana
1. Tabungan Wadiah Madani
Simpanan dalam mata uang
rupiah berdasarkan prinsp Syariah
dengan akad wadiah yang etoran
dan penarikannya berdasarkan
syaratsyarat tertentu yang
disepakati.
2. Tabungan Mudharabah Qurban
Simpanan dalam mata uang
rupiah berdasarkan prinsip
Syariah untuk membantu nasabah
dalam merencankan ibadah
qurban.
3. Tabungan Mudharabah Umroh
Simpanan dalam mata uang
rupiah berdasarkan prinsip
Syariah untuk membantu
pelaksanaan ibadah Umroh.
4. Deposito Syariah Madani
Simpanan dana pihak ketiga
dalam mata uang rupiah yang
hanya dapat ditarik berdasarkan
jangka waktu tertentu yang
dikelola berdasarkan prinsip
Mudharabah Muthlaqah untuk
perorangan dan non perorangan.
b. Produk Penyaluran Dana /
Pembiayaan
1. Pembiayaan Syariah Modal
Usaha.
Pembiayaan yang diberikan
BPRS kepada ummat untuk
tujuan pembelian barang-barang
kebutuhan usaha, investasi
ataupun konsumtif dengan syarat
nasabah memiliki pekerjaan
dengan sumber pengembalian
yang tetap.
2. Pembiayaan Syariah Kepemilikan
Kendaraan
Pembiayaan yang diberikan
BPRS kepada ummat untuk
tujuan pembelian kendaraan
motor atau mobil dengan syarat
nasabah memiliki pekerjaan
dengan sumber pengembalian
yang tetap.
3. Pembiayaan Syariah Untuk
Pegawai Negeri dan Swasta
Pembiayaan yang diberikan
BPRS kepada ummat untuk
tujuan pembelian kendaraan,
rumah dan modal usaha dengan
syarat nasabah memiliki
pekerjaan dengan sumber
pengembalian yang tetap.
JMBK | Vol. 1 No.02 | April-Oktober 2020: doi:
51
4. Pembiayaan Syariah Kepemilikan
Rumah
Pembiayaan yang diberikan
BPRS kepada ummat untuk
tujuan pembelian rumah atau
renovasi rumah dengan syarat
nasabah memiliki pekerjaan
dengan sumber pengembalian
yang tetap.
c. Produk lainnya
Payment point adalah Jasa
pembayaran yang diberikan BPRS
untuk melayani masyarakat dalam
melakukan pembayaran-pembayaran
seperti PLN, TELKOM dan lain-lain.
Jasa dan Layanan
Ini merupakan fasilitas yang
diberikan BTN Syariah untuk memenuhi
segala kebutuhan dan memudahkan
transaksi untuk nasabah, adapun macam
fasilitas yang diberikan yaitu :
1. Kiriman uang, fasilitas pengiriman
uang secara real time baik itu
sesama ArthaMadani maupun
Syariah serta ke bank lain melalui
teller.
2. Payroll iB, layanan bagi
perusahaan dan perorangan untuk
melakukan pengelolaan
pembayaran gaji, bonus dan
kebutuhan finansial lain.
3. SPP Online ArthaMadani iB,
ditujukan bagi instansi
Sekolah/Perguruan Tinggi untuk
menyediakan delivery channel atau
pembayaran SPP bulanan sekolah
melalui ArthaMadani Syariah.
4. Payment ArthaMadani iB, fasilitas
yang memudahkan nasabah untuk
membayar tagihan telepon, listrik,
air dan pajak.
5. Penerimaan Biaya Perjalanan
Umroh & Haji, fasilitas yang
memberikan kemudahan untuk
melaksanakan ibadah haji maupun
umroh dengan syarat yang sudah
memenuhi untuk bisa berangkat ke
rumah Allah di tanah suci
(Baitullah).
Deskripsi Tugas Dan Tanggung Jawab
1. Kepala Cabang
Memimpin, mengelola,
mengawasi atau mengendalikan,
mengembangkan kegiatan dan
mendayagunakan sarana organisasi
cabang untuk mencapai tingkat
serta volume aktivitas pemasaran,
operasional dan layanan cabang yang
efektif dan efisien sesuai dengan
target yang telah ditetapkan
secara prudent.
a. Teller
1. Mengambil cash book teller
untuk pengisian saldo kas
teller
2. Menerapkan greeting awal
dan akhir untuk meningkatkan
pelayanan terhadap nasabah
3. Meminta nasabah untuk
mengisi slip setoran maupun
penarikan
4. Memeriksa keaslian uang
yang disetorkan nasabah
menggunakan alat detector
yang telah disediakan
5. Melalukan transaksi
penerimaan kas, pengeluaran
kas, pemindah bukuan antar
rekening
6. Melakukan verifikasi dan
tanda tangan pada setiap
transaksi yang dilakukan
7. Meminta nasabah
menyaksikan proses
perhitungan uang agar tidak
terjadi kesalahpahaman
8. Teller wajib menggunakan
mesin hitung yang telah
disediakan
JMBK | Vol. 1 No.02 | April-Oktober 2020: doi:
52
9. Membacakan validasi pada
setiap transaksi yang telah
dilakukan
10. Berkomunikasi dengan back
office setiap ada penyetoran
ke rekening bendahara untuk
dilakukan pengkreditan sesuai
rekap tagihan angsuran
nasabah
11. Teller berhak meminta alat
tulis kantor yang menunjang
kegiatan teller
12. Teller harus memiliki
tanggungjawab terhadap
setiap transaksi yang
dilakukan dan jumlah uang
yang ada
13. Teller wajib merapihkan,
menghitung, menyortir, dan
mengikat rapi uang yang akan
disetorkan pada kas besar
14. Teller wajib menyetorkan
sejumlah uang yang harus
sama dengan data transaksi
kepada supervisor kas atau
pejabat yang terkait, serta
meminta pejabat terkait untuk
mendatangani sebagai tanda
terima
15. Mencetak laporan teller setiap
akhir transaksi dan
mencocokan data laporan
tersebut dengan bukti
transaksi dan dokumen
pendukung lainnya
16. Menerapkan prinsip kehati-
hatian dan management resiko
melalui know your customer
principle and anti money
laundering
17. Melakukan filing atau
mengarsipkan data harian per
hari dengan memberikan label
nama teller serta tanggal
bulan dan tahun terjadinya
transaksi
18. Mengurutkan berdasarkan
tanggal terjadinya transaksi
dan mengarsipkannya dalam 1
periode tertentu atau 1 tahun
19. Melaksanakan tugas yang
diintruksikan oleh atasan kita
langsung atas nama menerima
masukan dari rekan kerja
b. Service Assistant
1. Membuat jadwal angsuran per
dinas
2. Membuat laporan angsuran
masuk pembiayaan PNS
berdasarkan giro per dinas
3. Pengecekan gantungan
angsuran per dinas
4. Membuat perhitungan all sisa
sertifikasi
5. Mengarsipkan formulir
nasabah pembiayaan via
transfer
6. Melakukan pengecekan BI
checking
c. Customer Service
1. Melayani nasabah dalam
menawarkan segala produk di
BPRS ARTHA MADANI
2. Melayani keluhan keluhan
nasabah dalam hal penanyaan
tentang sisa piutang, sisa
sertifikasi dan informasi
informasi lain yg berkenaan
dgn nasabah (informasi
deposito, data nasabah,data
saldo nasabah).
3. Malayani nasabah dalam
pembuatan rekening tabungan
(wadiah madani,
tab.arisan,wadiah pendidikan,
wadiah haji dan kurban)
4. Melayani nasabah dalam
penempata deposito dan
pencairan deposito
5. Melayani nasabah dalam
penutupan rekening tabungan
JMBK | Vol. 1 No.02 | April-Oktober 2020: doi:
53
6. Mengarsipkan hal-hal
ygbekernaan dgn tabungan ,
seperti pormulir perbuatan
tabungan, polmulir deposito ,
bilyet, matrai, dan lain-lain
7. Melakukan transaksi buka dan
tutup blokir saldo tabungan
8. Melakukan penginputan
pencairan bagi hasih depocito
9. Melakukan cetak bilyet
10. Membuat transaksi sendiri
d. Supervisor Kas
1. Mengisi kas teller dari kas
besar
2. Mengotorisasi semua bagian
BO & front liner dgn benar
sesuai data, sbb :
a) Mengetorisasi infut CIF
& pembukaan rekening
baru
b) Mengotorisasi daftar no.
Bilyet & penempatan
deposito
c) Menotorisasi infut
transaksi back office
d) Menotorisasi infut
bendahara dan setoran
benda haram
e) Mengotorisasi GL
f) Mengotorisasi droping
pembiyayaan , pelunasan ,
penutupan rekening
pembiyayaan dan
sehubungan dgn
pembiyayaan
3. Mengecek pemakaian matrai
dan buku tabungan pada akhir
hari
4. Menyimpan PIN nasabah
sertifikasi
5. Menecek sisa dana sertifikasi
6. Menecek arsip teller
disamakan dgn laporan
7. Pengecekan taghan ansuransi
dan notaris
8. Pada akhir bulan mengecek
jaminan
9. Melakukan cashcount teller
setiap akhir hari
e. BO Admin
1. Input dana EDC setiap pagi
hari dan cek rekening
sebelum di input ke sistem.
2. Melalukan penutupan dana
EDC setiap sore hari
3. Input biaya-biaya pengeluaran
dan pastikan GL sesuai
dengan posnya
4. Droping pembiayaan dan cek
dulu rekening nasabah
sebelum diinput ke sistem
5. Input RAK apabila ada note
confrim by karyawan mohon
diinformasikan ulang sebelum
di input ke sistem
6. Input setoran bendahara
7. Melakukan penutupan
pembiayaan terhadap yang
sudah lunas
8. Melakukan penutupan
fasilitas terhadap nasabah
yang sudah lunas
9. Input hasil masyarakat secara
manual
10. Membuat jadwal angsuransi
masyrakat secara manual
11. Input jaminan pembiayaan
nasabah
12. Pengecekan ATM
13. Membuat rekap PIN ATM
nasabah dan dilaporkan ke
SPV setiap 1minggu
14. Input dana sertifikasi, gaji,
dan tukin nasabah
15. Menghitung sisa sisa
sertifikasi, gaji, dan tukin
nasabah
16. Pengarsipan berkas transaksi
pada akhir hari.
f. Staff Legal & Custody
1. Membuat akad sertifikasi
JMBK | Vol. 1 No.02 | April-Oktober 2020: doi:
54
2. Akad
3. Membuat memo pelunasan
4. Membuat memo pelepasan
jaminan
5. Membuat surat keterangan
lunas
6. Memberikan jaminan kepada
nasabah yang lunas
7. Melaporkan klaim asuransi
8. Mendaftarkan asuransi
9. Cetak foto akad
10. Laporan pertanggal 15 : lap.
Asuransi dan jaminan dan
laporan pertanggal 1 : lap.
Asuransi dan jaminan
perbulan.
g. Business Supporting Staff (BSS)
1. Blind check pengajuan UP
2. DCC untuk nasabah
3. Menyiapkan dokumen admin
berupa : somasi 1,2,3, memo
dropping, info pembiayaan.
h. Analyst Relationship Officer
(ARO)
1. Mengumpulkan data calon
nasabah yang akan diajukan
dari business and relationship
officer (BRO)
2. Menyiapkan data calon
nasabah untuk BI Checking
3. Melakukan survei langsung
untuk memverifikasi data yang
disampaikan oleh BRO
4. Mengajukan appraisal kepada
tim support atas agungan yang
akan dijaminkan
5. Memeriksa transaksi keuangan
dan riwayat pembiayaan kasus
perkasus (aplikasi, laporan,
neraca, dokumen hukum, dll)
6. Melakukan analisa penyeluruh
atas laporan keuangan dan
penilaian permintaan
pembiayaan, termasuk
permintaan baru, permintaan
yang berubah pembiayaan
kembali
7. Menganalisa data dengan
cermat dan menyusun usulan
pembiayaan (UP) yang jelas
objektif
8. Menyerahkan berkas
pembiayaan kepada reviewer
9. Mempresentasikan UP kepada
komite pembiayaan
10. Menyerahkan UP yang telah
disetujui komite pembiayaan
kepada legal untuk dibuatkan
surat pemberitahuan
persetujuan pembiayaan (SP3)
11. Melakukan koordinasi dengan
pihak legal terkait penjadwalan
akad pembiayaan
12. Menyampaikan jadwal akad
pembiayaan kepada nasabah
13. Menghadiri dan menjadi saksi
dari pihak bank dalam proses
akad pembiayaan
14. Membuat memo dropping
(MD) untuk diberikan kepada
bagian operasional sebagai
syarat dilakukan pencairan
pembiayaan
15. Melaksanakan tugas tugas
yang diberikan oleh atasan
i. Collection & Relation Officer
(CRO)
1. Mengelola account
pembiayaan agar pembayaran
angsuran sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan
2. Menyelesaikan masalah yang
terkait pembiayaan
3. Melakukan review berkas
pembiayaan yang diterima
dari bagian sales untuk
menjaga/meminimalisir resiko
pembiayaan
4. Menjalin hubungan baik
dengan seluruh nasabah dan
pihak lain baik internal
JMBK | Vol. 1 No.02 | April-Oktober 2020: doi:
55
maupun eksternal di wilayah
kantor cabang yang dapat
meningkatkan kinerja kantor
cabang
5. Menghubungi nasabah untuk
konfirmasi pembayaran
angsuran dan follow up
tagihan
j. Backline Relation Officer (BR0)
1. Membina hubungan baik
dengan nasabah
2. Memberikan pelayanan yang
terbaik
3. Melakukan segala kegiatan
operasional yang
berhubungan dengan peserta
4. Menjaga nama baik
perusahaan
k. Funding Officer
1. Mencari tabungan dan
deposito
2. Membuat laporan tabungan
dan deposito.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ketentuan Umum Pemberian
Pembiayaan Kendaraan Bermotor
1. Pembiyaan Murabahah adalah
penyediaan dana atau tagihan
/plutang yang dapat dipersamakan
dengan itu berupa transaksi jual beli
barang sebesar harga pokok barang
ditambah dengan margin keuntungan
yang disepakati yang bentuknya
dapat berupa pembiyayaan
perdagangan (Trade Finacing ) dan
pembiyayaan pengadaan barang
(Aset Investasi).
2. Pembiyayaan yang diberikaan Bank
kepada Nasabah pembiyayaan harus
dituangkan dalam perjanjian (akad)
Murabahah yang dibuat secara notaril
atau dibawah tangan.
3. Secara umum obyek pembiayaan
yang diberikan bank kepada nasabah
pembiayaan dapat berupa barang
konsumsi, barang dagangan, bahan
baku produksi, atau barang modal
yang tidak melarang prinsip prinsip
Syariah yang diatur dalam UU nomor
21 tentang perbankan Syariah (pasal
24 (2) ) dan telah disepakati
kualifikasinya, dalam hal ini unit
usaha Syariah di larang untuk :
a. Melakukan kegiatan usaha yang
bertentangan detentangan dengan
prinsip Syariah.
b. Melakukan kegiatan jual beli
saham secara langsung di pasar
modal.
c. Melakukan penyertaan modal
,kecuali sebagaimana dimaksud
dalam pasal 20 ayat (2).
d. Melakukan kegiatan
perasuransian ,kecuali sebagai
agen pemasaran produk ansuransi
Syariah.
4. Setiap nasabah harus mengisi
permohonan pengajuan pembiayaan
kendaraan bermotor ,dokumen
dokumen pendukung dan jaminan
sebagai syarat umum pengajuan
pembiayaan.
5. Bank dapat memberikan
pembiyayaan untuk seluruh atau
sebagian harga jual barang yang
menjadi obyek pembiayaan.
6. Dalam pembiyayaan yang diberikan
kepada nasabah pembiayaan barang
yang diperlukan nasabah secara
kontrak jual harus menjadi milik
bank dahulu dan prosesnya harus sah
dan sesuai dengan prinsip Syariah.
7. Dalam membat perjanjian (akad)
pada pembiayaan yang diberikan
bank kepada nasabah pembiayaan ,
maka bank sebagai penjual harus
menyampaikan semua hal yang
berkaitan dengan pembelian obyek
JMBK | Vol. 1 No.02 | April-Oktober 2020: doi:
56
pembiayaan kepada nasabah
penbiayaan.
8. Dalam perjanjian pembiayaan
diberikan bank kepada nasabah
pembiayaan, harus disebutkan
dengan jelas bahwa bank menjual
barang tersebut kepada nasabah
(pembeli) dengan harga jual senilai
harga perolehan plus margin dalam
kegiatan ini bank harus
memberitahukan secara benar dan
transperan kepada nasabah
pembiayaan mengenai harga peroleh
yang menyangkut harga pokok
berikut biaya yang diperlukan.
9. Nasabah pembiayaan sebagai
pembeli harus berjanji untuk
membayar harga barang obyek
pembiayaan yang telah disepakati
tersebut pada jangka waktu tertentu
yang telah disepakati.
10. Untuk mencegah terjadinya
penyalahgunaan atau wanprestasi atas
perjanjian (akad) pembiayaan yang
diberikan bank kepada nasabah
pembiayaan, dimana hal ini
merupakan perjanjian pokok maka
pihak bank dan nasabah pembiayaan
dapat membuat perjanjian tambahan
(assesoir) seperti pernyataan yang
diperlukan bank dan harus dipenuhi
nasabah pembiayaan sebagai pembeli
11. Ketentuan asuransi :
a. perusahaan asuransi Syariah yang
meng –cover agunan harus yang
sudah ditunjuk dan setujui.
b. Asuransi Total Loos Only (TLO)
atau asuransi kehilangan dengan
catatan kunci kotak dan STNK
masih ada di nasabah.
c. perjaminan pembiayaan yang di
sediakan oleh perusahaan
penjaminan perusahaan.
d. klaim dana asuransi yang cair
dipergunakan untuk melunasi
hutang pokok terlebih dahulu
sisanya baru diberikan kepada
nasabah.
e. jangka waktu asuransi harus
sesuai dengan jangka waktu
pembiayaan.
12. Pada saat akad pembiayaan ,petugas
legal diminta dapat memberikan
penjelasan secara lengkap dan tuntas
atas surat pernyataan tersebut karna
ada resiko yang harus ditanggung
jika terjadi pelanggaran surat
pernyataan yang sudah dibuat
nasabah.
13. Pembayasran angsuran dapat
dilakukan dengan cara :
a. Nasabah langsung datang ke
teller BPRS Artha Madani untuk
membayar angsuran kendaraan
bermotor,
b. Nasabah membayar dengan
virtual account yang telah
diberikan pada saat pencairan
pembiayaan atau metode transfer
ke rekening giro bank.
c. Nasabah membayar dengan
pemotongan gaji langsung oleh
HRD tempat dimana nasabah
bekerja,
d. Nasabah membayar angsuran
dengan menggunakan standing
instruction.
14. Untuk nasabah yang melakukan
keterlambatan pembayaran angsuran
dikenakan denda sesuai ketentuan
yang berlaku.
15. Setiap nasabah diwajibkan untuk
membayar uang muka dan biaya-
biaya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku,
16. Pengajuan permohonan pembiayaan
kendaraan bermotor jika secara group
customer dapar melalui koordinator
yang telah ditunjuk,
17. Setiap nasabah pembiayaan
kendaraan bermotor wajib membuat
tabungan wadiah BPRS Artha
JMBK | Vol. 1 No.02 | April-Oktober 2020: doi:
57
Madani sebagai media pembayaran
angsuran dan mengisi form perintah
transfer ke dealer yang ditunjukan
guna pembayaran kendaraan
bermotor dimaksud .
Syarat Pembiayaan Kendaraan
Bermotor di Bank Artha Madani
KCPS Cikarang
Ketentuan dalam pemberian
pembiayaan kendaraan bermotor
merupakan suatu peraturan/persyaratan
yang diwajibkan oleh Artha Madani
KCPS Cikarang yang harus dipenuhi
oleh calon nasabah pembiayaan ketika
akan mengajukan permohonan
pembiayaan. Untuk persyaratan dari
pengajuan permohonan pembiayaan
dibagi menjadi 2 golongan, Karyawan
Swasta dan Wirausaha . Dari masing-
masing golongan terdapat beberapa
perbedaan persyaratan dalam pengajuan
permohonan pembiayaan.
Menurut hasil penelitian dan data yang
didapatkan oleh penulis di lapangan
persyaratan dan ketentuan umum yang
diberikan untuk pengajuan permohonan
pembiayaan kendaraan bermotor yaitu:
Tabel 3.1
Syarat Dokumen Pribadi Permohonan
Pembiayaan.
Kelengkapan
Beerkas
Karyawa
n Swasta
Wirausah
a
KTP suami istri
KK (Kartu
Keluarga)
Surat Nikah
FC Dokumen
jaminan STNK
dan BPKB)
PBB & STTS
terakhir
SIUP/SKU(sura
t keterangan
usaha)
-
Cash
Flow/Neraca
Usaha
-
Jadi pemohon yang ingin mengajukan
Permohonan Pembiayaan Kendaraan
Bermotor di Artha Madani Syariah harus
melengkapi syarat umum dan syarat
khusus yang telah ditentukan.
Prosedur pemberian permohonan
pembiayaan Kendaraan Bermotor di
BPRS ArthaMadani KCPS. Cikarang
Kendala dan Penyebab Prosedur
Pembiayaan Kendaraan Bermotor
Permasalahan / kendala yang
terjadi pada saat Alur Proses/ Prosedur
berlangsung dan tidak dilaksanakan
dengan benar oleh pihak bank yaitu pada
saat melakukan konfirmasi ketika
melaksanakan survey kelayakan
pembiayaan yang dilaksanakan oleh bank
ke tempat pemohon. Pihak bank hanya
melakukan survey apabila pemohon
pembiayaan tidak memiliki penghasilan
setiap bulan. Nasabah yang memiliki
penghasilan tetap (fix income) setiap
bulan tidak dilakukan survey dan
konfirmasi hanya dilakukan melalui
sambungan telepon kepada pemohon
pembiayaan. Penyebab yang terjadi
dikarenakan jarak antara satu tempat ke
tempat lain harus dilalui dari 1 sampai
dengan 2 jam perjalanan. Cakupan pasar
yang luas yang meliputi Bekasi,
Cikarang , sampai dengan Cikampek
menyebabkan waktu yang ditempuh
sangat panjang dan tidak efisien. Maka
untuk nasabah yang sudah fix income
Slip Gaji -
SK Pengangkatan -
PrintOut buku
Tabungan 3 bulan
terakhir
JMBK | Vol. 1 No.02 | April-Oktober 2020: doi:
58
dan berjarak dari Bank jauh hanya
dilakukan konfirmasi melalui telepon
SIMPULAN
Berdasarkan yang dibuat penulis
pada laporan Magang yang dilakukan di
Bank ArthaMadani Kantor Cabang
Pembantu Syariah Cikarang dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pembiayaan Kendaraan Bermotor
memiliki syarat yang mudah
sehingga bisa memudahkan calon
nasabah yang menginginkan
kendaraan baru/bekas dengan cara
cicilan/mengangsur dengan ketentuan
umum yang sesuai dengan peraturan
yang ditetapkan oleh pihak
ArthaMadani KCPS Cikarang yang
kemudian harus dipenuhi oleh calon
nasabah apabila ingin mengajukan
permohonan pembiayaan. Adapun
untuk syarat yang harus dilengkapi
sesuai dengan golongan yang telah
ditetapkan yaitu wiraswasta. Masing
masing dari golongan tersebut
memiliki karakteristik atau ciri syarat
yang berbeda-beda,
2. Prosedur dalam pemberian
permohonan pembiayaan kendaraan
bermotor di Bank Artha Madani
dimulai dari permohonan pembiayaan
oleh pemohon, dilanjutkan
melengkapi persyaratan dokumen
pribadi yang ditetapkan oleh pihak
bank, pengisian formulir consumer
financing sekaligus wawancara
kepada pemohon yang dilakukan oleh
financing service, masuk pada tahap
analisa pembiayaan, kemudian
pemutusan pembiayaan, pengikatan
perjanjian/akad dari 3 pihak yang
terlibat transaksi, pembayaran kepada
pihak dealer sekaligus penyerahan
bukti pembayaran dan kunci
kendaraan, dan yang terakhir masuk
pada tahap monitoring dan penagihan
kepada nasabah pembiayaan.Tahapan
Prosedur Pembiayaan Kendaraan
Bermotor dilakukan dengan baik,
hanya ada satu tahap yang belum
dilaksanakan dengan sempurna.
SARAN
Berdasarkan pada hasil
pengamatan selama magang dan
pembahasan yang telah diutarakan
mengenai pelaksanaan prosedur
pembiayaan kendaraan bermotor (PKB)
pada Bank Artha Madani KCPS
Cikarang adapun saran yang didapat :
1. Seharusnya pihak Artha Madani
Syariah tetap melakukan survey
langsung ke tempat calon pemohon
baik itu yang memiliki penghasilan
tidak tetap dan calon pemohon yang
memiliki penghasilan tidak tetap,
sehingga mampu
mengurangi/mitigasi risiko yang akan
terjadi di kemudian hari.
2. Kantor dari Artha Madani Syariah
biasanya telah menyediakan
kendaraan pribadi kantor beserta
driver yang memang digunakan
apabila ada keperluan kantor, maka
seharusnya pihak kantor dapat
memanfaatkan kendaraan yang telah
disediakan untuk keperluan survey
yang memiliki jarak jauh.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, (2013). Manajemen Perbankan.
Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Kuncoro, Mudrajat dan Suhardjono.
(2002). Manajemen Perbankan
(Teori dan Aplikasi). Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE
Mulyadi. (2012). Sistem Akuntansi .
Salemba Empat. Jakarta.
JMBK | Vol. 1 No.02 | April-Oktober 2020: doi:
59
Sinungan, Muchdasyah, (2001). Dasar –
Dasar dan Tehnik Manajemen
Kredit. Edisi Pertama, Cetakan
Keenam. Bumi Aksara : Jakarta
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
cetakan Keempat. Bandung :
Alfabeta.
Supardi. (2005). Metode Penelitian
Ekonomi dan Bisnis.Yogyakarta
: UII Press
Tawaf, Tjukria. (1999). Audit Intern
Bank Buku Dua. Cetakan
Pertama. Jakarta : Salemba
Empat.