Download - Simpulan Hasil Audit PT BEI 10052013
SIMPULAN HASIL AUDIT OPERASIONAL PT BORNEO EDO INTERNATIONAL TAHUN 2012
A. Pencapaian Kinerja Eksplorasi Tahun 2012Kegiatan eksplorasi periode tahun 2012 dilakukan di wilayah IUP Eksplorasi
Menjalin sesuai SK Bupati Landak Nomor: 544.2/188/HK-2011 dengan luas
wilayah 19.350 Ha yang meliputi beberapa desa antara lain Desa Setutuk,
Malino, Bengkawe, Semugih, Raba Kecamatan Menjalin, Mempawah Hulu dan
Sompak, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat. PT BEI dan
PT ANTAM (Persero) Tbk – Unit Geomin melakukan Perjanjian Kerjasama
Kajian di bidang eksplorasi Bauksit Nomor: 01.1/0505/PUG/2012 –
BEI/17/Kontrak/BEI-UG/2012 tanggal 2 Januari 2012.
Kegiatan eksplorasi yang dilakukan adalah pengukuran polygon, pengukuran
grid spasi 50 x 50 m, eksplorasi regional 400 x 400 meter, eksplorasi detil 50 x
50 meter, dan labolatorium dengan realisasi sebagai berikut:
No Jenis Kegiatan Target Volume Realisasi 2012
Persen Terhadap
Target1. Pengukuran
Grid 50 + EDM 300 km 330,29 110,102. Geologi
PGD 500 ha 0 0Analisa Petrografi 10 ct 0 0Analisa XRD 50 ct 0 0Testpitting 50 x 50 m 3.000 Ttk 2.737 91,23
24.000 m 22.776,60 94,90Testpitting 400 x 400 m 300 Ttk 219 73,00
2400 m 1.881,30 78,39Percontohan 8.250 ct 6.225 75,45Modelling 2 blok 0 0Penelitian SG + MC 300 ttk 0 0Evaluasi + LA
3. LaboratoriumPreparasi 8.250 ct 6.225 75,45Analisa 8.250 ct 5.970 72,36Blank Sample 83 ct 0 0
Pengadaan Standar Sample 83 ct 0 0Standard Sample 83 ct 0 0Crosscheck 83 ct 0 0
Tidak tercapainya target testpitting 400 x 400 m dan percontohan pada tahun
2012 antara lain terjadi karena:
a. tidak diperolehnya ijin dari pemilik lahan untuk penggalian testpitting
1
b. adanya keterbatasan SDM maupun peralatan (Laboratorium) yang dimiliki
oleh Unit Geomin Antam.
Tanggapan :
Tidak tercapainya target bukan dikarenakan oleh keterbatasan SDM, tetapi
diakibatkan oleh tidak diperolehnya ijin dari pemilik lahan untuk penggalian
testpitting (point a)
Sedangkan maksud keterbatasan peralatan (Laboratoium) dikarenakan
terjadinya kerusakan peralatan Laboratorium (X-Ray) pada tahun 2012 dan
dibutuhkan waktu perbaikan cukup lama (menunggu spare part) akibat ini
berpengaruh terhadap keterlambatan analisa conto tetapi tidak berpengaruh
terhadap pencapaian target kinerja kegiatan eksplorasi lapangan.
Target sumberdaya bauksit PT BEI tahun 2012 adalah sebagai berikut:
a. Eksplorasi Detil ( 50 x 50 ) ; memperoleh sumberdaya bauksit klasifikasi
Measured sebesar 10 juta Wmt dengan rata-rata kadar R-SiO2 ≤ 4% dan
Al2O3 > 40%.
b. Eksplorasi Regional ( 400 x 400 m) ; memperoleh sumberdaya bauksit
klasifikasi Inferred sebesar 50 juta Wmt dengan rata-rata kadar R-SiO2 ≤
4% dan Al2O3 > 40%.
Dari kegiatan eksplorasi tersebut telah diperoleh realisasi sumber daya bauksit
tahun 2012 sebagai berikut:
No. Klasifikasi Rencana Realisasi Persentase terhadap
Target
Total s.d 2012
1. Eksplorasi Detil 50 x 50 meter - Measured (Jt Wmt)
10 13,35 133,50% 23,93 T-Al2O3 = 41,66% R-SiO2 = 3,94%
2. Eksplorasi Regional 400 x 400 meter - Inferred (Jt Wmt)
50 16,61 33,22% 129,77 T-Al2O3 = 41,49% R-SiO2 = 3,88%
Tidak tercapainya target inferred pada tahun 2012 karena tidak tercapainya
kadar Al2O3 yaitu diatas 40% dan kadar R-SiO2 di bawah 4%.
Tanggapan :Karena
Kegiatan ini sebagai tahap awal, jadi semua wilayah IUP yang belum terwakili oleh kegiatan regional harus dilengkapi.
Realisasi tebal rata-rata ore mencapai 4,01 meter
2
Realisasi kadar Al2O3 > 40% hanya 27% dari 430 conto dan kadar reaktif silika (R-SiO2) umumnya tinggi dengan rata-rata 5,79%, dalam perhitungan perolehan sumberdaya ditentukan oleh (tebal ore, luas pengaruh, kongkresi faktor, berat jenis dan kadar Al2O3 dan R-SiO2), dikarenakan kadar Al2O3 dominan kecil dan kadar R-SiO2 relatif tinggi sehingga untuk mendapatkan sumberdaya inferred dengan kadar rata-rata Al2O3 > 40% dan kadar reaktif silika < 4% relatif kecil.
B. Pencapaian Target RKAP Tahun 2012
Rencana Kerja Anggaran Perusahaan Tahun 2012 belum terealisasi
sepenuhnya, terlihat bahwa dari rencana biaya sebesar Rp. 30.008.757.030,-
baru terealisasi sebesar Rp. 9.805.635.545,- atau sebesar 32,68%, dengan
rincian sebagai berikut:
No Rincian Rencana Realisasi %
A. PENGELUARAN OPERASIONAL1 Biaya bahan 192,000,000 60,387,246 31.452 Biaya pegawai 2,153,340,533 1,398,959,417 64.973 Biaya jasa 1,634,988,720 1,824,169,562 111.574 Biaya lain 737,010,087 691,796,960 93.875 Biaya pajak, Iuran IUP dan Retribusi 436,169,891 280,173,334 64.236 Biaya bank 25,941,297 47,215,653 182.01
Jumlah Pengeluaran Operasional 5,179,450,530 4,302,702,172 83.07
B. PENGELUARAN INVESTASI1 Aktiva Tetap
Tanah - - - Bangunan - - - Prasarana - - - Kendaraan - - - Mesin & Alat Produksi - - - Inventaris 133,085,000 64,335,000 48.34
Total Aset Tetap 133,085,000 64,335,000 48.342 Aktiva Tangguhan
Jasa Eksplorasi UG 9,841,334,000 3,186,850,110 32.38Pembebasan Lahan 3,187,500,000 - 0.00Iuran Ijin Usaha Pertambangan 262,500,000 384,260,263 146.38Biaya Peningkatan Status IUP 1,800,000,000 385,000,000 21.39Pengukuran dan Pemasangan Patok Batas 420,000,000 - 0.00RPT RR JamRek 700,000,000 170,640,000 24.38Comdev 500,000,000 351,008,825 70.20Ijin Penggunaan Kawasan Hutan Produksi 179,000,000 - Infrastruktur Tambang 6,525,000,000 770,339,175 11.81Biaya Amdal 1,000,000,000 - 0.00Biaya FS 350,000,000 - 0.00
Total Aktiva Tangguhan 24,586,334,000 5,427,098,373 22.073 Investasi Pada Perusahaan Afiliasi
Setoran Modal BEI Agro 109,887,500 11,500,000 10.47Total Investasi Pada Perusahaan Afiliasi 109,887,500 11,500,000 10.47TOTAL PENGELUARAN INVESTASI (CAPEX) 24,829,306,500 5,502,933,373 22.16
3
Tidak tercapainya Rencana Kerja Anggaran Perusahaan Tahun 2012 tersebut,
karena permintaan setoran modal semester II Tahun 2012 dari PT BEI kepada
PT ANTAM (Persero) Tbk belum terpenuhi sehingga:
1. Realisasi pengeluaran biaya operasional lebih rendah dari pada rencana
karena PT BEI perlu menyesuaikan strategi persiapan penambangan
perusahaan dengan adanya pengunduran jadwal project Smelter Grade
Alumina (SGA) PT ANTAM (Persero) Tbk sehingga PT BEI tidak
merealisasikan rekruitmen pegawai. Selain itu karena salah satu Direksi
PT Borneo Edo International (Direktur Keuangan dan SDM) pindah ke
PT Indonesia Coal Resources.
2. Realisasi biaya eksplorasi lebih rendah dari rencana karena perusahaan
belum menyelesaikan kewajiban kepada Unit Geomin PT ANTAM (Persero)
Tbk atas pekerjaan kajian eksplorasi bauksit di Kecamatan Menjalin-
Sebadu, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.
3. Anggaran biaya pembebasan lahan pada tahun 2012 tidak dapat
direalisasikan.
4. Realisasi biaya peningkatan status IUP lebih rendah dari rencana karena
penunjukan dan pelaksanaan jasa pengurusan ijin peningkatan status usaha
pertambangan bauksit PT BEI di Menjalin diundur dari rencana sebagai
akibat dari belum diselesaikannya dokumen Amdal di tahun 2012 yang
digunakan sebagai persyaratan peningkatan status IUP.
5. Anggaran biaya pengukuran dan pemasangan patok batas tidak dapat
direalisasikan.
6. Realisasi biaya penyusunan RPT, RR, dan Penghitungan Jaminan
Reklamasi lebih rendah dari rencana karena belum diselesaikannya
dokumen Amdal di tahun 2012 yang digunakan sebagai persyaratan
penyusunan dokumen RPT, RR, dan Penghitungan Jaminan Reklamasi.
7. Realisasi biaya Comdev lebih kecil dari anggarannya karena dilakukan
efisiensi atas penggunaan dana
8. Rencana infrastruktur tambang yang terdiri dari kegiatan penelitian
geotehnik, pengadaan washing plant, pembuatan tailing pond, dan sarana &
prasarana belum dapat direalisasikan sepenuhnya. Realisasi infrastruktur
tambang yang dapat direalisasikan adalah kegiatan penelitian geotehnik.
4
Kegiatan lainnya ditunda karena adanya pengunduran jadwal project SGA
PT ANTAM (Persero) Tbk.
9. Penyusunan dokumen Amdal IUP Menjalin mengalami keterlambatan
karena Konsultan yang ditunjuk tidak dapat menyelesaikan sesuai waktu
yang disepakati dan baru terselesaikan pada periode tahun 2013.
10.Pelaksanaan kegiatan Feasibility Study untuk IUP Sebadu yang
direncanakan pada tahun 2012 ditunda karena adanya pengunduran jadwal
project SGA PT ANTAM (Persero) Tbk.
11.PT BEI memiliki kepemilikan saham di PT BEI Agro sebesar 0,5%.
Realisasi setoran modal PT BEI kepada PT BEI Agro lebih rendah dari
rencana dengan memperhatikan kondisi bahwa pemegang saham mayoritas
PT BEI Agro, yaitu PT MCU tidak merealisasikan setoran modal sesuai
dengan rencana.
Tanggapan :
Dilakukan penundaan beberapa kegiatan antara lain;
1. Rekruitment pegawai, pembangunan infrastruktur tambang dan
pembebasan lahan sehubungan dengan adanya penundaan pembangunan
pabrik SGA
2. Adanya keterlambatan penyelesaian pembayaran:
Penyusunan Dokumen Amdal
Dokumen RPT, RR dan JamRek
Jasa Eksplorasi
sehingga pembayarannya dilakukan pada tahun 2013
C. Keselarasan RJPP PT BEI dengan PT AntamPT BEI adalah anak perusahaan PT Antam yang sampai dengan saat ini
kegiatannya masih dalam tahap eksplorasi. Mineral yang akan dihasilkan oleh
PT BEI adalah bauksit, yang akan diolah menjadi alumina di pabrik Smelter
Grade Alumina (SGA) milik PT Antam yang rencananya akan selesai dibangun
di daerah Mempawah pada tahun 2016. Menurut RJPP PT Antam 2012 – 2016
untuk produksi bauksit direncanakan dimulai pada tahun 2016 dan ditampung
di pabrik SGA seluruhnya. Rencana volume produksi dan penjualan bauksit
dalam RJPP PT Antam dapat ditunjukkan sebagai berikut:
5
No. Uraian
2012 -2015 2016 2017 2018 2019 2020(MT) (MT) (MT) (MT) (MT) (MT)
1 Volume ProduksiBauksit untuk SGA Mempawah -
2.673.318 3.007.482 3.341.647 3.341.647 3.341.647
2 Volume PenjualanBauksit untuk SGA Mempawah -
2.673.318 3.007.482 3.341.647 3.341.647 3.341.647
Di lain pihak, PT BEI telah beberapa kali menyusun dan merevisi RJPP nya
karena adanya perubahan rencana pembangunan pabrik SGA di Memapawh
tersebut.
Berdasarkan Minutes of Meeting PT BEI – MRD (PT Antam) tanggal 7 Februari
2013 diketahui bahwa terjadi perubahan jadual commissioning (produksi)
pabrik SGA dari semula tahun 2016 menjadi tahun 2018 terkait adanya
perubahan lokasi dan permasalahan perizinan. Selanjutnya berdasarkan
Minutes of Meeting PT BEI – MRD (PT Antam) tanggal 14 Februari 2013,
dikaitkan dengan rencana commissioning SGA Mempawah tahun 2017/2018,
maka rencana produksi PT BEI tahun 2014 sd 2017 disusun sebagai berikut :
Tahun CommWP(Q)
Target WBx (Wmt) ΣWP
Jam OperasiWP (Hr/d) Lokasi WP KeteranganProd Feed Sisa
stok2014 Q4 100 0 100 1 10 (1 shift) Blok A
Menjalin2015 Q4 500 0 600 2 10 (1 shift) Blok A
Menjalin2016 Q4 900 0 1.500 3 10 (1 shift) Blok A
Menjalin2017 - 1.200 800 1.900 3 10 (1 shift) Blok A
Menjalin Pre-commissioning SGA
2018 - 1.200 2.400 800 3 10 (1 shift) Blok A Menjalin Full-commissioning SGA
RJPP PT BEI 2013 - 2018 tersebut telah disahkan oleh Komisaris PT BEI.
Kebijakan PT Antam tentang Pengelolaan Proyek Subsidary dan Anak
Perusahaan Bab IV B menyatakan bahwa Anak Perusahaan harus membuat
Business Plan yang sejalan dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan
(RJPP) dan disetujui oleh Perusahaan (ANTAM).
Berdasarkan hasil rapat terakhir Direksi PT BEI melakukan revisi atas RJPP
Tahun 2013 – 2018 dan menargetkan produksi dimulai tahun 2015 dengan
jumlah produksi terbatas yang akan ditingkatkan setiap tahunnya sehingga
pada saatnya dapat memenuhi kebutuhan produksi bauksit di SGA bersama
6
dengan perusahaan pertambangan lain di sekitar pabrik SGA. RJPP PT BEI
Tahun 2013 – 2018 adalah sebagai berikut:
No. Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 2018(MT) (MT) (MT) (MT) (MT) (MT)
1 Phase Commissioning SGA (Mempawah)
- - - - - kuartal 1
2 Phase Eksplorasi:a Peningkatan Status IUP
Sebadu (selesai)- kuartal 3 - - - -
b Eksplorasi Regional (400 x 400 m):Pembuatan titik sumur uji 70.000.000 - - - - -
c Eksplorasi Detil (50 x 50 m):Pembuatan titik sumur uji - 15.000.0
00 15.000.00
0 15.000.00
015.000.000 15.000.000
3 Phase Tambang:
a Commissioning Washing Plant - 1 - -
kuartal 1,2,3,4 - - -
b Commissioning Washing Plant - 1 - - - -
kuartal 1,2,3,4 -
c Commissioning Washing Plant - 1
- - - - - kuartal 1,2,3,4
d Volume Produksi - - 100.000 500.000 900.000 1.200.000
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa RJPP PT BEI sudah disesuaikan
dengan keputusan dalam rapat-rapat dengan manajemen PT ANTAM, namun
revisi RJPP PT Antam belum kami peroleh.
Atas kondisi tersebut kami merekomendasikan kepada:
a. Manajemen PT BEI agar melakukan revisi RJPP PT BEI dan
meminta pengesahannya dari Komisaris
b. PT ANTAM agar membuat pedoman yang mengatur tentang
mekanisme pembuatan dan pengesahan RJPP Anak Perusahaan (oleh
Komisaris, atau Pemegang Saham, atau Divisi CSD) serta substansi
minimal RJPP tersebut.
Tanggapan :
Sesuai rekomendasi auditor dan saran dari CSD waktu Penyampaian
kinerja Triwulan I 2013 maka RJPP PT BEI akan disesuaikan sbb :
RJPP yg ditandatangan Komisaris dan Direksi target 100 jt Measured
Rincian pembangunan infrastruktur tahun 2016, Tambang dimulai Tahun
2017.
RJPP yang sudah ditandatangani akan segera disusulkan.
7
D. Penilaian atas Sistem Pengendalian Internal Perusahaan
Sistem pengendalian internal PT Borneo Edo International (PT BEI) kurang
memadai/kurang efektif, karena terdapat beberapa kelemahan yang perlu
diperbaiki, yaitu sebagai berikut:
1. Struktur organisasi PT BEI sudah disusun, namun belum disahkan dengan
Keputusan Direksi PT BEI.
2. Belum seluruh jabatan pada unit kerja yang tercantum dalam struktur
organisasi PT BEI terisi. Jabatan yang belum ada personilnya dalam struktur
organisasi PT BEI adalah Direktur Keuangan dan SDM.
3. Setiap jenjang jabatan PT BEI yang tercantum dalam struktur organisasi
belum mempunyai KPI Unit Kerja dan KPI Individu
4. Berdasarkan jawaban atas Internal Control Questionnaire diketahui bahwa
masih terdapat Standard Operating Procedure pada PT BEI yang belum
disusun, yaitu antara lain:
a. SOP Pembebasan lahan
b. SOP Perencanaan tambang
c. SOP Penambangan
d. SOP Pengambilan conto
e. SOP Preparasi dan analisa conto
f. SOP Pemasangan washing plan
g. SOP Pencucian bijih pada washing plan
h. SOP Transport bijih
i. SOP Pemasaran
5. Kode etik perusahaan belum disusun.
6. Pedoman yang mengatur tentang penanganan pengaduan atas pelanggaran
yang dilakukan oleh insan perusahaan terhadap aturan perilaku
(Whistleblowing system) belum disusun.
7. PT BEI belum menyusun Register Risiko Perusahaan dan Register Risiko
Unit Kerja
8. PT BEI belum menyusun daftar monitoring atas kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang sudah dipenuhi/dalam proses
pemenuhan/belum dipenuhi.
9. PT BEI belum melakukan survai atas kepuasan pegawai
8
10.Laporan Keuangan PT BEI tahun 2012 telah diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik Asep Rahmansyah & Rekan. Namun demikian,atas kegiatan
operasional tahun 2012 PT BEI belum pernah diaudit oleh pihak internal
perusahaan, karena struktur organisasi PT BEI belum mempunyai fungsi
audit.
Atas kelemahan sistem pengendalian internal tersebut, kami
merekomendasikan kepada manajemen agar:
1. Mensahkan struktur organisasi yang sudah disusun dengan Keputusan
Direksi PT BEI.
2. Mengisi jabatan pada unit kerja yang tercantum dalam struktur organisasi
PT BEI yang belum terisi
3. Menyusun Pedoman Penilaian Kinerja Pegawai
4. Menyusun dan menetapkan Standard Operating Procedure tertulis yang
belum disusun
5. Menyusun kode etik perusahaan.
6. Menyusun pedoman yang mengatur tentang penanganan pengaduan atas
pelanggaran yang dilakukan oleh insan perusahaan terhadap aturan
perilaku (Whistleblowing system)
7. Menyusun Register Risiko Perusahaan dan Register Risiko Unit Kerja
8. Menyusun daftar monitoring atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang sudah dipenuhi/dalam proses pemenuhan/belum dipenuhi.
9. Melakukan survai atas kepuasan pegawai
10.Membentuk unit audit dan menunjuk personil yang bertanggung jawab
melakukan kegiatan audit terhadap pelaksanaan proses bisnis perusahaan.
Tanggapan :
Struktur organisasi telah disahkan dengan SK No 03/SK. BOC-BEI/1/2013
Mengisi jabatan sesuai kebutuhan dan kondisi saat ini
Untuk Point 3 s.d 10 akan disusun dan dibentuk.l
9
Temuan Hasil Audit1. Wilayah IUP PT BEI Tumpang Tindih dengan Wilayah Izin Usaha
Perkebunan Kelapa Sawit Kondisi
Perusahaan memiliki izin eksplorasi yang tercakup dalam Ijin Usaha
Pertambangan Eksplorasi (IUP Eksplorasi) dahulu bernama Kuasa
Pertambangan (KP). Rincian dari IUP Eksplorasi adalah sebagai berikut:
Wilayah IUP
Lokasi IUP Eksplorasi Area (Ha)
IUP Utara Distrik Mempawah Hulu, Menjalin, Sompak, Menyuke dan Sengah Temila, Landak, Kalimantan Barat
SK Bupati Landak No.544.2/188/HK-2011 tanggal 3 Desember 2011. Berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun sampai dengan 23 Desember 2014
19.350
IUP Selatan Distrik Menjalin, Mandor, Sompak, Sengah Temila, dan Subangki, Landak, Kalimantan Barat
SK Bupati Landak No.544.2/286/HK-2009 tanggal 3 Desember 2009. Berlaku sampai dengan 5 tahun
20.000
Jumlah 39.350
Perijinan wilayah eksplorasi yang dikeluarkan oleh Pemda Kabupaten
Landak untuk 2 (dua) IUP yang dimiliki oleh PT Borneo Edo International
juga berada pada lokasi yang sama dengan 10 (sepuluh) perijinan untuk
usaha perkebunan kelapa sawit dengan luas keseluruhan sekitar seluas
32.089,9 Ha atau 81,55% dari luas keseluruhan IUP Eksplorasi PT Borneo
Edo International.
Sepuluh perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut adalah sebagai
berikut:
No Nama Perusahaan Lokasi Perijinan yang Berada di IUP Eksplorasi PT BEI
Luas Wilayah yang Berada di IUP Eksplorasi
PT BEI (Ha)1. PT Malindo Persada
KhatulistiwaBerada di bagian Utara dari IUP Eksplorasi Menjalin
3.923
2. PT Purna Khahuripan Berada di bagian Barat dari IUP Eksplorasi Menjalin
978,7
3. PT Hilton Duta Lestari Berada di bagian Barat dari IUP Eksplorasi Menjalin
605,6
4. PT Surya Jaya Selaras Berada di bagian Barat dari IUP Eksplorasi Menjalin
396
5. PT Agrina Indah Berada di bagian Barat dari IUP Eksplorasi Menjalin
491,8
6. PT National Plantation Berada di bagian Barat dari IUP Eksplorasi Menjalin
770,1
7. PT Mustika Abadi Khatulistiwa
Berada di bagian Selatan dari IUP Eksplorasi Sebadu
4.882
10
No Nama Perusahaan Lokasi Perijinan yang Berada di IUP Eksplorasi PT BEI
Luas Wilayah yang Berada di IUP Eksplorasi
PT BEI (Ha)8. PT Maiska Bhumi
SemestaBerada di bagian Tengah dari 2 IUP Eksplorasi (Menjalin dan Sebadu).
13.730
9. PT Gunung Rinjauan Berada di bagian Selatan dari IUP Eksplorasi Sebadu
5.639
10. PT Satria Multi Sukses Berada di bagian Selatan dari IUP Eksplorasi Sebadu
673,7
Jumlah 32.089.9
KriteriaPeraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 4 Tahun 2012 tanggal
12 September 2012 tentang Sinkronisasi Penggunaan Lahan untuk
Kegiatan Usaha Pertambangan dengan Kegiatan Usaha Sektor Lain.
a. Pasal 10
- (1) Apabila pada lokasi lahan yang sama terdapat IUP dan Izin Usaha
Pemanfaatan Potensi SDA lainnya yang telah diberikan oleh Pejabat
yang berwenang, dan penerbitan izin dimaksud sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, maka keberadaan
perizinan tersebut tetap diakui.
- (2) Pemanfaatan lokasi lahan yang sama oleh 2 (dua) pemegang izin
yang berbeda jenis usahanya sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan berdasarkan kesepakatan pemegang izin dan/atau
memperhatikan prioritas usaha.
b. Pasal 12
IUP dapat diberikan prioritas untuk melakukan kegiatannya pada lokasi
lahan yang sama dengan lokasi lahan izin usaha sektor lain.
c. Pasal 13
- (1) Pelaksanaan kegiatan Izin Usaha Pemanfaatan Potensi SDA
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dapat dilakukan secara
bergantian atau beriringan berdasarkan kesepakatan tertulis kedua
belah pihak pemegang izin dan disetujui oleh Pejabat yang
berwenang.
- (2) Penyelesaian perselisihan pemanfaatan potensi SDA pada tahap
pertama diupayakan berdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat.
- (3) Apabila upaya yang dilakukan oleh kedua belah pihak pemegamg
izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak mencapai
11
kesepakatan, maka pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan yang
berada pada lahan yang sama dengan kegiatan usaha sektor lain
ditentukan berdasarkan skala prioritas yang dinilai oleh Tim Terpadu
yang dibentuk oleh Gubernur/Bupati/Walikota sesuai dengan
kewenangannya.
d. Pasal 23
Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, semua izin usaha
pemanfaatan potensi SDA yang lokasinya berada pada lahan yang sama
dan berbeda komoditas, paling lama 3 (tiga) tahun harus diselesaikan
sesuai dengan Peraturan Daerah ini.
SebabKondisi tersebut terjadi karena sebagian besar potensi tambang berada di
lahan yang telah dimanfaatkan atau memperoleh ijin untuk usaha
perkebunan.
Akibat
Kondisi tersebut berakibat pelaksanaan kegiatan pembebasan lahan di
wilayah IUP PT BEI untuk kepentingan kegiatan penambangan tidak dapat
dilakukan secepatnya karena harus menunggu kesepakatan pemegang izin
dan/atau penentuan skala prioritas usaha yang dinilai oleh Tim Terpadu
yang dibentuk oleh Gubernur/Bupati/Walikota sesuai dengan
kewenangannya.
RekomendasiKami merekomendasikan kepada manajemen agar menyelesaikan
permasalahan perijinan di lokasi yang sama dengan memperhatikan
kesepakatan antara pemegang izin di lahan yang sama dan/atau ketentuan
skala prioritas usaha yang akan dinilai oleh Tim Terpadu dari Pemerintah
Daerah setempat sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan
Barat Nomor 4 Tahun 2012 tanggal 12 September 2012 tentang
Sinkronisasi Penggunaan Lahan untuk Kegiatan Usaha Pertambangan
dengan Kegiatan Usaha Sektor Lain.
12
Tanggapan :
1. Segera melakukan pemetaan wilayah prospek dengan wilayah
perkebunan yang tumpang tindih
2. Membuat perencanaan tambang tahunan dengan skala prioritas
3. Menyampaikan dan koordinasi dengan pihak perkebunan mengenai
rencana tambang tahunan dan disesuaikan dengan penyelesaian
lahan yang tumpang tindih.
4. Melakukan pendekatan ke pihak perkebunan dan berkoordinasi
dengan Pemda Kabupaten Landak untuk penyelesaian perijinan di
lokasi yang sama
2. Terdapat Potensi Keterlambatan Pembangunan Infrastruktur karena Pembebasan Lahan yang Bermasalah
KondisiPada tahun 2012 PT BEI melakukan kegiatan pembebasan lahan yang
direncanakan untuk membangun infrastruktur pertambangan. Pembebasan
lahan tersebut dilakukan oleh PT BEI dari warga di Desa Raba, Kecamatan
Menjalin, Kabupaten Landak seluas 222,5 Ha dengan dana yang sudah
dikeluarkan seluruhnya sebesar Rp759.275.000,- digunakan untuk:
No Uraian Jumlah (Rp)a. Biaya perintisan (50% x 222,5 Ha x Rp.50.000/Ha) 11.125.000b. Biaya administrasi tingkat desa ( 222,5 Ha x Rp.150.000/Ha) 33.375.000c. Biaya administrasi dewan adat tingkat desa (222,5 Ha x
Rp.150.000/Ha)33.375.000
d. Insentif perangkat desa dan pembantu humas 6.900.000e. Pelunasan ganti rugi lahan ( 222,5 Ha x Rp.3.000.000/Ha ) 667.500.000f. Biaya persiapan untuk selamatan adat dan syukuran
pembebasan lahan Desa Raba7.000.000
Jumlah 759.275.000
Pelunasan ganti rugi lahan seluas 222,5 Ha diberikan kepada 79 (tujuh
puluh sembilan) warga Desa Raba, Kecamatan Menjalin, Kabupaten Landak
melalui transfer dari Rekening PT BEI di BRI Kantor Cabang Mempawah
kepada 9 (sembilan) rekening penerima, dengan rincian sebagai berikut:
13
No Nama Penerima Nomor Rekening
1 Usman U'ang 4820-01-005873-53-3 8,700,000.00 2.92 Nasarius Adi 4820-01-005864-53-4 67,800,000.00 22.59993 Saripinus 4820-01-005869-53-4 198,600,000.00 66.19634 Paulus 4820-01-005870-53-5 114,900,000.00 38.35 Silvester L 4820-01-005863-53-8 39,300,000.00 13.16 Fransiskus Tikong 4820-01-005868-53-8 73,200,000.00 24.47 Felik Victor 4820-01-005865-53-0 45,900,000.00 15.38 R Jimin 4820-01-005871-53-1 55,200,000.00 18.49 Bernadus Adus 4820-01-005867-53-2 63,900,000.00 21.3
Jumlah Uang(Rp)
Luas Lahan
(Ha)
Pembebasan lahan tersebut kemudian mendapat komplain dari PT Agrina
Indah, perusahaan perkebunan kelapa sawit yang ternyata memiliki HGU
perkebunan kelapa sawit di wilayah IUP Eksplorasi PT BEI (HGU No.1
Tahun 1991 seluas 591 Ha). Selanjutnya dibuat Kesepakatan Bersama
antara PT Borneo Edo International dengan PT Agrina Indah No.
29/MOU/BEI-AGRINA/2012, No. 26/XII/Agrina/2012 tanggal 26 Desember
2012 dengan ketentuan dan syarat-syarat antara lain sebagai berikut:
a. Bahwa PT BEI dengan itikad baik bersedia untuk sementara tidak
melakukan kegiatan penambangan yang berada di atas lokasi PT Agrina
Indah
b. Jika dikemudian hari PT BEI akan melakukan kerjasama dengan
PT Agrina Indah dalam mengusahakan sebagian lahan yang berada di
lahan PT Agrina Indah maka perlu disepakati lebih lanjut oleh PT Agrina
Indah.
c. Para pihak menyatakan bahwa Kesepakatan Bersama adalah sebagai
itikad baik dari para pihak guna menghindari potensi terjadinya
kesalahpahaman dan konflik diantara para pihak dikemudian hari
d. Para pihak akan menjaga dan mengusahakan kondisi yang kondusif
dilokasi masing-masing dan mentaati Kesepakatan Bersama sebagai
persoalan yang hanya akan diselesaikan oleh para pihak tanpa
melibatkan pihak lain kecuali kepada Pemerintah Kabupaten Landak dan
Muspika setempat.
KriteriaPembebasan lahan harus memperhatikan status kepemilikan lahan yang
jelas untuk menghindari kemungkinan sengketa kepemilikan.
Sebab
14
Kondisi tersebut terjadi karena:
a. Tim Pembebasan Lahan tidak berkoordinasi dengan BPN dan Pemda
setempat untuk memastikan bahwalahan yang akan dibebaskan tidak
memiliki sengketa kepemilikan.
b. Belum disusunnya Standard Operation Procedure (SOP)
Pengadaan/Pembebasan Lahan pada saat pelaksanaan pembebasan
lahan dilakukan. SOP Pengadaan/Pembebasan Lahan baru disahkan
oleh Direktur Utama dengan Nomor BEI/SOP/01/2013 tanggal 8 April
2013.
AkibatAkibatnya pembangunan infrastruktur berpotensi mengalami keterlambatan
dari jadual yang ditentukan dan pengeluaran yang tidak efisien atas kegiatan
pembebasan lahan sebesar Rp756.975.000,-
RekomendasiKami merekomendasikan kepada manajemen agar:
a. Pelaksanaan pembebasan lahan dilakukan sesuai dengan SOP
Pengadaan/Pembebasan Lahan yang sudah ditetapkan Direksi dan
memperhatikan bahwa sebelum melakukan pembebasan lahan
berkoordinasi dengan BPN serta Pemerintah Daerah setempat untuk
memastikan status kepemilikan lahan yang akan dibebaskan.
b. Mempertimbangkan biaya dan manfaat untuk menentukan opsi
melakukan pembebasan lahan baru atau tetap menggunakan lahan
yang telah dibebaskan namun bekerjasama dengan pihak PT Agrina
sehingga tidak menghambat rencana pembangunan infrastruktur
Perusahaan.
Tanggapan :
Akan melaksanakan sesuai SOP yang sudah ditetapkan.
Untuk wilayah yang belum HGU akan dilakukan pembebasan
lahan secara langsung sesuai SOP sedangkan untuk lokasi yang
berada diwilayah HGU akan berkoordinasi dengan pemilik
perkebunan.
3. Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha Perusahaan Belum Sejalan dengan Visi dan Misi Perusahaan
15
KondisiBerdasarkan reviu atas dokumen perusahaan diketahui bahwa terdapat
ketidakselarasan antara anggaran dasar perusahaan dengan rencana
strategis perusahaan, yaitu terkait dengan maksud dan tujuan serta kegiatan
usaha perusahaan yang tercantum dalam Anggaran Dasar Perusahaan
tidak sesuai dengan Visi dan Misi Perusahaan.
a. Anggaran Dasar Perusahaan yang tercantum dalam Akta Pendirian
Perseroan Terbatas PT Borneo Edo International No. 01 tanggal 3
November 2004, disebutkan bahwa:
- Pasal 3.1. Maksud dan tujuan Perusahaan ialah berusaha dalam
bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian, pertanian, pengangkutan darat, jasa, dan pertambangan.
- Pasal 3.2 . Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas
perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
Pasal 3.2 point 7 Pertambangan :
a. Pengeboran minyak dan gas di darat serta penempatan dan
pemasangan instalasi pemboran di lepas pantai
b. Pertambangan emas
c. Pertambangan batubara, penggalian gambut, gasifikasi batubara
dan pembuatan briket batubara
d. Tambang Non Migas, yang meliputi explorasi dan exploitasi
tambang-tambang Non Migas dan Mineral bahan kimia dan bahan
pupuk seperti pertambangan belerang, fosfat, nitrat, yodium,
potash (kalium karbonat) serta ekstraksi garam serta penguapan
air laut ditambak/empang
e. Eksplorasi dan eksploitasi air mineral serta kegiatan usaha terkait.
b. Visi dan Misi Perusahaan adalah:
- Visi perusahaan adalah menjadi anak perusahaan terbaik Antam.
- Misi perusahaan adalah mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki
untuk mendukung Pabrik Alumina (SGA), beroperasi secara efisien
dan mengutamakan keselamatan kerja serta kelestarian lingkungan,
menerapkan Best Mining Practice, memberdayakan SDM yang
berkualitas, dan melaksanakan Corporate Social Responsibility.
16
KriteriaSelayaknya visi dan misi Perusahaan merupakan jabaran dan diselaraskan
dengan tujuan didirikannya Perusahaan yang tertuang dalam Anggaran
Dasar.
SebabKondisi tersebut terjadi karena penentuan maksud dan tujuan serta kegiatan
perusahaan pada saat pendirian pertama PT BEI ditentukan oleh pemilik
lama perusahaan sebelum perusahaan diakuisisi oleh PT ANTAM (Persero)
Tbk dan anggaran dasar perusahaan belum direvisi sesuai dengan kondisi
perkembangan perusahaan saat ini setelah diakuisisi oleh PT ANTAM
(Persero).
AkibatKondisi tersebut dapat berpotensi arah bisnis perusahaan pada masa yang
akan datang dilaksanakan tidak fokus pada bisnis utama perusahaan di
bidang pertambangan untuk mendukung pabrik alumina (SGA).
RekomendasiKami merekomendasikan kepada manajemen agar megajukan usulan
perubahan atas Anggaran Dasar Perusahaan yang tercantum dalam Akta
Pendirian Perseroan Terbatas PT Borneo Edo International No. 01 tanggal
3 November 2004, khususnya Pasal 3.1 tentang maksud dan tujuan
Perusahaan, dan Pasal 3.2 tentang kegiatan usaha Perusahaan.
Tanggapan :
PT. Berneo Edo International Akan melakukan perubahan anggaran dasar
terkait dengan visi dan misi perusahaan serta penyesuaian terhadap
pengembangan perusahaan dimasa yang akan datang.
4. Terdapat Kelebihan Penagihan dari PT ANTAM atas Realisasi Pekerjaan Kajian Di Bidang Eksplorasi Bauksit Sebesar Rp273.558.734,-
17
KondisiBerdasarkan audit atas Perjanjian tentang Kerjasama Kajian Di Bidang
Eksplorasi Bauksit antara PT BEI dan PT ANTAM (Persero) Tbk – Unit
Geomin Nomor: 01.1/0505/PUG/2012 – BEI/17/Kontrak/BEI-UG/2012
tanggal 2 Januari 2012 senilai Rp9.766.333.720,- (termasuk PPN 10%)
ditemui kondisi sebagai berikut:
a. Metode pengadaan pekerjaan adalah penunjukan langsungb. Jangka waktu perjanjian berlaku sejak tanggal 2 Januari 2012
sampai dengan 31 Desember 2012.c. PT BEI telah melakukan pembayaran tanggal 6 Agustus 2012
sebesar Rp2.874.420.108,- (sudah dipotong PPh pasal 23 sebesar 2%) atas tagihan pertama dari PT Antam (Persero) Tbk – Unit Geomin No.05/VII/BEI/2012 tanggal 24 Juli 2012 sebesar Rp2.927.650.110,- (termasuk PPN 10%).
d. Addendum kontrak Nomor BEI/17/KONTRAK/BEI-UG/2012 – 01.a/0505/PUG/2012 dibuat tanggal 4 Oktober 2012.
e. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Kegiatan Kajian Di Bidang Eksplorasi Bauksit pada IUP PT BEI Periode Januari – Desember 2012 tanggal 31 Desember 2012 telah dibuat dengan Nilai Pekerjaan sebesar Rp8.210.740.152,- (termasuk PPN 10%).
f. Atas dasar Berita Acara Serah Terima Pekerjaan tersebut selanjutnya PT Antam (Persero) Tbk – Unit Geomin telah melakukan penagihan kedua kepada PT BEI sebesar Rp5.283.090.042 (termasuk PPn 10%) pada tanggal 31 Desember 2012. Sampai saat pemeriksaan tagihan kedua tersebut masih menjadi kewajiban bagi PT BEI.
g. Terdapat kelebihan biaya perijinan, umum, keamanan, dan THR dari rencana anggaran biaya sebesar Rp212.069.129,- dengan perhitungan sebagai berikut:
18
h. PT Antam (Persero) Tbk – Unit Geomin sudah menyampaikan Laporan final atas pelaksanaan pekerjaan kajian eksplorasi tersebut kepada PT BEI pada April 2013.
Berdasarkan perbandingan antara Laporan Rekapitulasi Pekerjaan Eksplorasi dan Laporan Tahunan PT BEI dengan Realisasi Berita Acara Serah Terima, masih terdapat perbedaan perhitungan volume pekerjaan dengan nilai sebesar Rp61.489.605,- dengan rincian terlampir.
Kriteria
a. Perjanjian tentang Kerjasama kajian Di Bidang Eksplorasi Bauksit Nomor: 01.a/0505/PUG/2012 – Nomor : BEI/17/KONTRAK/BEI-UG/2012 tanggal 2 Januari 2012.- Pasal 4 point 2 : Penggantian biaya yang dilakukan BEI kepada
ANTAM atas pelaksanaan kerjasama kajian eksplorasi bauksit dilakukan dengan syarat dan jetentuan sebagai berikut:2.1 ANTAM membuat invoice dengan dilampirkan laporan
pekerjaan disesuaikan dengan volume dan perolehan sumberdaya bauksit
- Pasal 5 point 1 : Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 2 Januari 2012 dan akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2012.
b. Addendum Kontrak Nomor: BEI/17/KONTRAK/BEI-UG/2012 – 01.a/0505/PUG/2012 tanggal 4 Oktober 2012 tentang Kerjasama Kajian Di Bidang Eksplorasi Bauksit, pasal 4 butir 2 :Penggantian biaya yang dilakukan BEI kepada ANTAM atas pelaksanaan kerjasama kajian bauksit dilakukan dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:
Termin ke
Termin Pembayaran Nilai Pembayaran
1 Laporan progress pertama atau 3 (tiga) bulan setelah ditandatanganinya perjanjian kerjasama ini
Rp. 2.927.650.110
2 Laporan progress pada saat berakhirnya perjanjian dan ditandatanganinya BASTP
Rp. 5.283.090.041
Total Rp.8.210.740.152
19
SebabPerusahaan tidak melakukan verifikasi memadai saat melakukan pengakuan
kewajiban atas tagihan dari rekanan.
Akibat
Terdapat kelebihan penagihan atas realisasi Pekerjaan Kajian Di Bidang
Eksplorasi Bauksit sebesar Rp273.558.734,- terdiri dari perbedaan
perhitungan volume pekerjaan sebesar Rp61.489.605,- dan kelebihan biaya
perijinan, umum, keamanan, dan THR dari rencana anggaran biaya sebesar
Rp212.069.129,-
RekomendasiKami merekomendasikan kepada manajemen agar
a. meminta kepada rekanan (PT Antam-Geomin) untuk memperbaiki berita
acara serah terima pekerjaan dan bukti penagihan sesuai dengan
kontrak yang telah disepakati
b. melakukan koreksi atas nilai hutang perusahaan yang tercantum pada
laporan keuangan perusahaan.
Tanggapan :
Membuat surat ke Unit Geomin menyampaikan adanya kelebihan
penagihan sebesar Rp. 273,558,734.- dan perlunya merevisi tagihan
tahun 2012.
5. Terdapat Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Penyusunan Dokumen AMDAL yang Tidak Dikenakan Denda
KondisiBerdasarkan audit atas kontrak Nomor BEI/16/Kontrak/BEI-ICP/2012
Tanggal 2 Januari 2012 tentang Penyusunan Dokumen Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL) Pertambangan Bauksit di Wilayah IUP No.
544.2/188/HK-2011 Kec. Menjalin, Kec Mempawah Hulu, Kec. Sompak,
Kec. Sengah Temila dan Kec. Menyuke, Kabupaten Landak Provinsi
Kalimantan Barat, senilai Rp425.000.000,00 (termasuk PPN) dengan
rekanan CV Integraha Citra Persada, ditemui kondisi sebagai berikut :
a. Metode pengadaan pekerjaan adalah pelelangan.
20
b. Jangka waktu pekerjaan semula adalah 120 hari kalender terhitung sejak
2 Januari 2012 sampai dengan 2 April 2012. Kemudian terjadi dua kali
addendum sehingga jangka waktu pekerjaan berakhir menjadi tanggal 28
Januari 2013 dengan rincian:
- Addendum I: addendum kontrak BEI/16/Kontrak/BEI-ICP/2012
Tanggal 27 Maret 2012 tentang Tambahan Pekerjaan Study Social
Mapping senilai Rp232.375.000,000 (termasuk PPN) dan jangka
waktu pelaksanaan adalah 90 hari kalender sejak 27 Maret 2012 s.d
15 Juni 2012.
- Addendum II: addendum 2 kontrak nomor
BEI/16/Kontrak/BEI-ICP/2012 yang menambah waktu pekerjaan
sebanyak 226 hari kalender terhitung sejak 16 Juni 2012 s.d 28
Januari 2013.
c. Tahapan pembayaran telah diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
No Tahapan Pembayaran % Pembayaran (dari Nilai Kontrak)
Jumlah Pembayaran
(Rp)1 Pembayaran I setelah laporan Kemajuan pertama yaitu
pengajuan draft KA-Andal ke instansi terkait dan disetujui pelaksanaan presentasinya
35% 148.750.000
2 Pembayaran IIsetelah Laporan Kemajuan Kedua selesai dan draft dokumen exective summary,AMDAL, RKL, RPL telah disahkan oleh instansi yang berwenang dan siap untuk ekspose di komisi AMDAL
35% 148.750.000
3 Pembayaran III setelah Laporan Akhir disampaikan oleh pihak kedua kepada pihak pertama
30% 127.500.000
Realisasi pembayaran selama tahun 2012 adalah:
Tanggal Uraian Pembayaran Termyn PPN Jumlah PPH23
Jumlah Pembayar
an24-01-12 Pembayaran Amdal
(Termin1)35.227.273,00 13.522.727 148.750.000 2.704.545 146.045.455
03-04-12 Pembayaran Amdal II 35.227.273,00 13.522.727 148.750.000 2.704.545 146.045.455
22-05-12 Pembayaran Amdal Termin III
105.625.000 10.562.500 116.187.500
2.112.500 114.075.000
19-06-12 Pembayaran AMDAL Termin IV
105.625.000 10.562.500 116.187.500 2.112.500 114.075.000
08-03-13 AMDAL Termin V 115.909.091 11.590.909 127.500.000 2.318.180 125.181.820
Total 657.375.000
Pada tanggal 3 April 2012, Perusahaan membayar termin II sebesar
Rp148.750.000 kepada CV Integraha Citra Persada. Kami tidak
menemukan dokumen pendukung untuk pembayaran tersebut seperti :
Laporan Kemajuan Kedua dan draft dokumen executive summary,
21
AMDAL, RKL, RPL yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang
dan siap untuk ekspose di komisi AMDAL.
d. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan ditandatangani pada tanggal
4 Pebruari 2013 atau terlambat 6 hari dari tanggal penyelesaian
seharusnya (28 Januari 2013). Atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan ini, perusahaan belum mengenakan denda keterlambatan.
e. Tidak ada jaminan pelaksanaan pekerjaan (Performance Bond).
Kriteriaa. Kontrak nomor BEI/16/Kontrak/BEI-ICP/2012 Tanggal 2 Januari 2012
pasal 3 (3) mengenai tahapan pembayaran.
b. Berdasarkan kontrak nomor BEI/16/Kontrak/BEI-ICP/2012 tanggal
2 Januari 2012 pasal 8 (1) menyatakan bahwa para pihak sepakat
apabila salah satu pihak lalai dalam melaksanakan satu atau lebih
ketentuan dalam perjanjian ini, maka pihak yang lalai tersebut akan
dikenakan denda sebesar 0,1% (nol koma satu persen) untuk setiap hari
keterlambatan dengan denda maksimum sebesar 5% (lima persen) dari
nilai kontrak.
c. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Borneo Edo International
Nomor 04/SKD/V/2012 Tanggal 1 Mei 2012 tentang Peraturan
Pengadaan Barang dan Jasa Bab V.4.1 menyatakan bahwa Jaminan
Pelaksanaan wajib untuk kontrak/SP yang nilainya lebih besar dari
Rp500 Juta belum termasuk PPN 10% dan diserahkan sebelum
penandatanganan Kontrak/SP atau apabila pada waktu negosisasi
penawaran dengan calon pemenang disepakati bahwa pekerjaan segera
dimulai pelaksanaannya, dapat ditoleransi waktu penyerahan jaminan
pelaksanaan maksimum 10 hari kerja dari tanggal kontrak dengan
mempertimbangkan waktu untuk pengurusan di bank dan pengiriman
jaminan pelaksanaan.
d. Bab V.4.5 menyatakan bahwa besarnya jaminan pelaksanaan adalah 5%
dari nilai Kontrak/SP. Untuk pekerjaan berisiko tinggi, jaminan
pelaksanaan setinggi-tingginya 10% dari nilai kontrak/SP ditambah PPN
10% atau besarannya ditetapkan lain oleh Direksi.
22
Sebab a. Perusahaan tidak melakukan verifikasi memadai saat melakukan
tahapan pembayaran dan tidak tegas untuk mengenakan denda
keterlambatan.
b. Pemilihan rekanan yang kurang handal dalam melakukan pekerjaan.
Rekanan tidak pernah menangani amdal pertambangan, namun biasa
menangani Amdal Perkebunan
Akibata. Terdapat denda keterlambatan yang belum dipungut sebesar 0,1% x
(Rp425.000.000 +Rp232.375.000) x 6 hari = Rp3.944.250,00.
b. Terdapat pekerjaan lain menjadi mundur penyelesaiannya yaitu:
- Jasa Konsultan Pembuatan Dokumen Rencana Penutupan Tambang,
Rencana Reklamasi dan Perhitungan Jaminan Reklamasi di IUP
Eksplorasi Menjalin No. 544.2/188/Hk-2011
- Pekerjaan Jasa Pengurusan Ijin Usaha Pertambangan Bauksit PT.
BEI
- Jasa Pengurusan Ijin Peningkatan Status Usaha Pertambangan
Bauksit PT. BEI di Menjalin berdasarkan SK Bupati Landak No.
544.2/188/HK-2011 dari IUP Explorasi menjadi IUP Operasi Produksi.
RekomendasiKami merekomendasikan kepada manajemen agar mengenakan denda
keterlambatan kepada CV Integraha Citra Persada sekurang-kurangnya
sebesar Rp. 3.944.250,-
Tanggapan :
Manajemen segera berkirim surat ke CV Integraha Citra Persada mengenai
hal tersebut.
6. Terdapat Metode Pengadaan Jasa yang Tidak Sesuai Ketentuan
Kondisi
23
Berikut Daftar Kontrak dengan nilai di atas Rp100 juta yang dilaksanakan
dengan metode penunjukan langsung:
No Pekerjaan No Kontrak Nilai Sebelum
PPN
Vendor
1 Jasa Pengurusan Ijin Usaha Pertambangan Bauksit PT. BEI
BEI/18/Kontrak/BEI-CWK/2012 Tanggal 20 Juni 2012
450.000.000 PT. Citra Wanayasa Konsultan
2 Jasa Pengurusan Ijin Peningkatan Status Usaha Pertambangan Bauksit PT. BEI di Menjalin berdasarkan SK Bupati Landak NO. 544.2/188/HK-2011 dari IUP Explorasi menjadi IUP Operasi Produksi
23/Kontrak/BEI-CWK/VIII/2012 Tanggal 11 Desember 2012
770.000.000 PT. Citra Wanayasa Konsultan
Kami tidak menemukan adanya jaminan (Performance Bond) dan dokumen
Harga Perkiraan Sendiri.
KriteriaSurat Keputusan Direksi PT Borneo Edo International Nomor
04/SKD/V/2012 Tanggal 1 Mei 2012 tentang Peraturan Pengadaan Barang
dan Jasa Bab III, terdapat 4 Metode Pemilihan yaitu : No Metode Pemilihan Keterangan1. Pembelian Langsung Nilai estimasi pengadaan barang/jasa s.d Rp10 Juta
sebelum PPN2. Penunjukan Langsung Nilai estimasi pengadaan barang/Jasa diatas Rp10
Juta sampai dengan Rp100 Juta sebelum PPN3. Pemilihan Langsung Nilai estimasi pengadaan barang/jasa diatas Rp100
juta sampai dengan Rp500 Juta4. Pelelangan Nilai estimasi pengadaan barang/jasa diatas Rp100
juta diatas Rp500 Juta belum termasuk PPN
SebabPengambilan keputusan terkait pengadaan ini dilakukan oleh Direktur Utama
PT BEI tanpa memperhatikan ketentuan yang berlaku
AkibatHarga yang diperoleh tidak dapat diyakini merupakan harga yang paling
menguntungkan perusahaan.
RekomendasiKami merekomendasikan kepada manajemen agar menjalankan ketentuan
dan pedoman yang telah ditetapkan secara konsisten.
Tanggapan :
24
Bahwa PT CWK adalah Konsultan PT Antam (Persero) Tbk yang selama ini
melakukan pengurusan perijinan khususnya ke kehutanan.
7. Keterlambatan Pembayaran Iuran Tetap
KondisiBerdasarkan hasil reviu atas dokumen pembayaran Iuran Tetap diketahui
bahwa pembayaran iuran tetap oleh Perusahaan dilakukan terlambat, yaitu
baru dibayarkan setelah diterimanya surat peringatan dari Dinas
Pertambangan dan Energi setempat. Sebagai akibatnya Perusahaan
dikenakan denda keterlambatan, dengan rincian sebagai berikut:
a. Tahun 2012
No No& Tgl SK Bupati Lokasi Luas (Ha) Periode Tgl Setor
PNBPLama
Keterlambatan (bulan)
1 No: 544.2/285/HK-2009 (23 Des 2009)
Kec. Menjalin 20.000 18 Sept 2009 sd 18 Sept 2010
03-Jun-10 8
Penciutan: 18 Sept 2010 sd 18 Sept 2011
28-Jun-11 9
No: 544.2/188/HK-2011 (14 Okt 2011)
Kec. Menjalin 19.350 18 Sept 2011 sd 18 Sept 2012
30-Mar-12 5
No No& Tgl SK Bupati Lokasi Luas (Ha) Periode Tgl Setor
PNBPLama
Keterlambatan (bulan)
2 No: 544.2/286/HK-2009 (23 Des 2009)
Kec. Sebadu 20.000 18 Sept 2009 sd 18 Sept 2010
03-Jun-10 8
18 Sept 2010 sd 18 Sept 2011
28-Jun-11 9
18 Sept 2011 sd 18 Sept 2012
30-Mar-12 5
b. Tahun 2013
No No& Tgl SK Bupati Lokasi Luas (Ha) Periode Tgl Setor
PNBPLama
Keterlambatan (bulan)
1 No: 544.2/285/HK-2009 (23 Des 2009)
Kec. Menjalin 19.350 18 Sept 2012 sd 18 Sept 2013
08-Apr-13 6
Penciutan:No: 544.2/188/HK-2011 (14 Okt 2011)
2 No: 544.2/286/HK-2009 (23 Des 2009)
Kec. Sebadu 20.000 18 Sept 2012 sd 18 Sept 2013
22-Feb-13 4
25
KriteriaBerdasarkan UU Nomor 4 tahun 2009 tentang Penerimaan Negara Bukan
Pajak, sebagai perusahaan yang masih melakukan eksplorasi PT BEI
mempunyai kewajiban untuk membayar iuran tetap. Tarif Iuran Tetap per
hektar diatur lebih lanjut dalam PP 45 tahun 2003.
SebabKeterlambatan pembayaran tersebut disebabkan pihak manajemen
menganggap bahwa pembayaran iuran tetap baru dilakukan setelah adanya
tagihan dari Dinas Pertambangan dan Energi. Dilain pihak, Dinas
Pertambangan dan Energi hanya akan membuat surat kepada Perusahaan
apabila terjadi keterlambatan pembayaran iuran, dan sifatnya merupakan
surat peringatan.
AkibatAkibatnya Perusahaan mengalami kerugian karena harus membayar denda
keterlambatan.
RekomendasiKami merekomendasikan kepada manajemen agar secara proaktif
memenuhi kewajiban pembayaran iuran tetap sesuai degan peraturan (PP
45 tahun 2003).
Tanggapan :
Kekurangan denda yang harus dibayar tahun 2010-2013 Rp. 36,507,259
akan segera dibayarkan.
8. Pajak yang Belum Dipungut/Disetor oleh PT BEI
KondisiTerdapat pajak yang belum dipungut/disetor oleh PT BEI pada Tahun 2012
atas penerimaan uang sewa rumah dari pemilik rumah Sdr. Nicholaus Dwi
Putra sebesar Rp30.000.000,- (Kuitansi tanggal 9 April 2012) berlokasi di
Dusun Raso, Desa Menjalin, Kecamatan Menjalin, Kabupaten Landak. PPh
yang belum dipungut/disetor sebesar Rp3.000.000,
Kriteria
26
a. UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-
undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
Pasal 4 :
(2) Penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat final:
d. penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan.
b. PP Nomor 5 Tahun 2002 tanggal 23 Maret 2002 dan
KMK-120/KMK.03/2002 tanggal 1 April 2002
- Atas penghasilan sewa tanah dan/atau bangunan yang diterima oleh
WP Orang Pribadi atau WP Badan dikenakan tarif PPh sebesar 10%
(sepuluh persen) dari Nilai Bruto Persewaan dan bersifal final
- PPh tersebut wajib dipotong oleh penyewa yang bertindak atau
ditunjuk sebagai Pemotong Pajak.
SebabKondisi tersebut terjadi karena kekurangpahaman manajemen atas
peraturan perpajakan
AkibatAkibatnya PPh belum disetor ke Kas Negara sebesar Rp3.000.000,-
RekomendasiKami merekomendasikan kepada manajemen agar melakukan pemungutan
PPh atas sewa rumah dari Sdr. Nicholaus Dwi Putra sebesar
Rp30.000.000,- dan menyetorkannya ke Kas Negara.
Tanggapan :
PPh atas sewa rumah sebesar Rp. 3,000,000,000.- akan segera dibayarkan.
E. Hal-hal Lain yang Perlu Diperhatikan1. Terdapat Denda Keterlambatan Pembayaran Iuran Tetap yang Belum
Dibayar Minimal Sebesar Rp36.507.259,-
Berdasarkan hasil reviu atas dokumen pembayaran denda keterlambatan
Iuran Tetap tahun 2012 dan tahun 2013 diketahui bahwa sampai dengan
April 2013 Perusahaan telah membayar denda keterlambatan pembayaran
27
Iuran Tetap tahun 2012 dan 2013 sebesar Rp169.364.485,-. Nilai tersebut
merupakan jumlah yang ditagihkan berdasarkan surat peringatan dari Dinas
Pertambangan dan Energi setempat.
Berdasarkan perhitungan yang kami lakukan dengan menggunakan formula
yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah terkait, pembayaran denda
yang dilakukan oleh Perusahaan lebih rendah dari yang seharusnya,
minimal sebesar Rp36.507.259,- yaitu tahun 2012 sebesar Rp31.015.738,-
dan tahun 2013 sebesar Rp5.491.521,-, dengan rincian perhitungan
sebagaimana terlampir.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2009 tentang Tata cara
Penentuan Jumlah, Pembayaran, dan Penyetoran Penerimaan Negara
Bukan Pajak Yang Terutang, pasal 6 ayat (2) disebutkan bahwa dalam hal
terjadi keterlambatan pembayaran kekurangan Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) yang terutang Wajib Bayar dikenakan sanksi administrasi
berupa denda sebesar 2% (dua persen) per bulan dari jumlah kekurangan
PNBP yang terutang dan bagian dari bulan dihitung 1 (satu) bulan penuh.
Hal ini disebabkan pihak manajemen beranggapan bahwa penerapan atas
peraturan pengenaan denda keterlambatan pembayaran atas PNBP
terutang belum berlaku.
Akibatnya terdapat potensi denda keterlambatan pembayaran iuran tetap
yang belum dibayar oleh PT BEI minimal sebesar Rp36.507.259,-.
Tanggapan :
PT BEI akan membuat system monitoring yang menjadi semua kewajiban
perusahaan terutama dalam hal Iuran IUP.
28