Download - Sifat Koligatif Larutan Dini
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SMA
( AKKC 351 )
PERCOBAAN V
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Dosen :
Drs. Rusmansyah, M.Pd.
Dra. Hj. St. H. Nurdiniah, M.Pd.
Asisten :
Anna Farida
Suratno
Oleh :
KELOMPOK 3
Hanita ( A1C308025)Evi Sya’adah ( A1C308212)Dini Sapitri ( A1C308214)Mirayanti (A1C308215 )Syahidinnor ( A1C308225)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
DESEMBER 2010
PERCOBAAN V
JUDUL : SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
TUJUAN : Mengetahui pengaruh zat terlarut titik beku
HARI / TANGGAL : Jum’at / 3 Desember 2010
TEMPAT : Laboratorium kimia FKIP Unlam Banjarmasin
I. DASAR TEORI
Sifat koligatif larutan tidak hanya bergantung pada jumlah zat terlarut, tetapi
juga pada kemampuan zat terionisasi dalam larutan. Hal ini dikarenakan zat
elektrolit mampu terionisasi dalam larutan sehingga jumlah partikelnya berbeda
dengan jumlah partikel sebelum dilarutkan.
Larutan elektrolit memberi sifat koligatif yang lebih besar daripada sifat
koligatif larutan non-elektrolit yang berkonsentrasi sama. Contoh, larutan NaCl
0,010 m mempunyai penurunan titik beku sebesar 0,0359 oC. Harga ini hampir
dua kali lebih besar (tepatnya 1,93 kali lebih besar) daripada penurunan titik beku
larutan urea 0,010 m.
Untuk mengetahui perbedaan tersebut secara jelas, maka perhatikan data
percobaan berikut ini !
NoKonsentrasi
(M)
Sifat koligati
f
Zat
H2O Urea Gula NaCl K2SO4
1. 0,1 ∆Tf (oC) 0 0,186 0,186 0,372 0,558
2. 0,01 ∆Tf (oC) 0 0,0186 0,0186 0,0372 0,0558
3. 0,05 ∆Tf (oC) 0 0,093 0,093 0,186 0,279
4. 0,005 ∆Tf (oC) 0 0.0093 0.0093 0,0186 0,0279
Perbandingan antara harga sifat koligatif yang terukur dari suatu larutan
elektrolit dengan harga sifat koligatif yang diharapkan dari suatu larutan non-
elektrolit pada konsentrasi yang sama disebut faktor van’t Hoff dan dinyatakan
dengan lambang i. Harga i dapat dihitung sebagai berikut.
Harga i elektrolit =
Satu mol zat non- elektrolit dalam larutan
menghasilkan satu mol (6,02 x 1023 butir) partikel. Sebaliknya satu mol elektrolit
tipe ion seperti NaCl terdiri atas satu mol ion Na+ dan satu mol ion Cl-, satu mol
K2SO4 terdiri atas 2 mol ion K+ dan satu mol SO42-. Secara teoritis, larutan NaCl
akan mempunyai penurunan titik beku dua kali lebih besar dari pada urea,
sedangkan K2SO4 akan memiliki harga penurunan titik beku tiga kali lebih besar.
Namun, harga tersebut selalu lebih kecil daripada harga percobaan, hal ini
dikarenakan oleh tarikan listrik antar ion yang berbeda muatan sehingga ion-ion
itu tidak 100% bebas. Semakin kecil konsentrasi larutan semakin besar jarak antar
ion dan semakin bebas ion tersebut. Akibatnya harga i semakin mendekati harga
teoritis.
Ada elektrolit yang terionisasi sempurna yang disebut elektrolit kuat. Ada
pula elektrolit yang tidak terion secara sempurna, yang disebut elektrolit lemah.
Lemah atau kuatnya suatu larutan elektrolit dinyatakan dengan erajat
ionisasi/disosiasi α.
α= Σ mol zat terurai
Σmol zat mula−mula
Karena faktor van’t Hoff merupakan perbandingan efek koligatif larutan
elekrolit relatif terhadap larutan non-elektrolit, maka dapat pula dinyatakan
sebagai jumlah partikel larutan elektrolit (dengan ionisasi) relatif dengan jumlah
partikel larutan non-elektrolit (tanpa ionisasi).
Simak kesetimbangan larutan elektrolit berikut :
A (elektrolit) nB (ion)
Mula-mula : 1 -
Ionisasi : - α + nα +
∆ Tf larutan elektrolit
Setimbang : 1 - α n α
i=(1−α )+nα
1=1+ (n−1 ) α
Jadi pertambahan jumlah partikel dalam larutan elektrolit = 1 + (n-1) α,
maka rumus-rumus sifat koligatif pada larutan elektrolit yaitu:
a. Penurunan tekanan uap (∆ P ¿=P° × x t
b. Penurunan titik beku(∆ T f ) = K f × m× i
c. Kenaikan titik didih (∆ T b) = Kb ×m ×i
d. Tekanan osmotik (π) = M × R ×T × i
II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Tabung reaksi : 5 buah
2. Gelas kimia 1 L : 1 buah
3. Batang pengaduk : 1 buah
4. Pipet tetes : 5 buah
5. Gelas ukur 10 mL : 5 buah
6. Termometer 100°C : 1 buah
B. Bahan
1. Akuades : 3 mL
2. Es batu : 2 buah
3. Garam dapur : 0,5 kg
4. Larutan urea 1 M : 3 mL
5. Larutan urea 2 M : 3 mL
6. Larutan NaCl 1 M : 3 mL
7. Larutan NaCl 2 M : 3 mL
III. PROSEDUR KERJA
1. Membuat campuran pendingin yang terdiri dari campuran es batu dan garam
dapur kasar didalam gelas kimia 1 L.
2. Mengisi tabung reaksi dengan larutan sebagai berikut :
a. Tabung 1 dengan 3 mL akuades
b. Tabung 2 dengan 3 mL NaCl 1 M
c. Tabung 3 dengan 3 mL NaCl 2 M
d. Tabung 4 dengan 3 mL urea 1 M
e. Tabung 5 dengan 3 mL urea 2 M
3. Memasukan kelima tabung tersebut ke dalam gelas kimia berisi campuran
pendingin, Membiarkan sampai membeku (ditandai dengan air yang keruh).
4. Bila sudah terjadi pembekuan, mengukur suhunya dengan termometer dan
mencatata hasilnya pada tabel pengamatan.
IV. TABEL PENGAMATAN
Titik beku air murni (akuades) T = 0°C
Larutan Konsentrasi (M)
Titik Beku, Tf (°C)
ΔTf = T − Tf (°C)
NaCl 1 −5 0−(−5) = 5NaCl 2 −9 0−(−9) = 9Urea 1 −2 0−(−2) = 2Urea 2 −4 0−(−4) = 4
V. ANALISA DATA
Dalam sifat koligatif larutan penggolongan sifat larutan tidak bergantung
pada jenis zat terlarut namun hanya bergantung pada jumlah partikel zat
terlarut. Salah satu sifat koligatif larutan yaitu penurunan titik beku. Perubahan
yang dapat di amati pada larutan hanya bergantung pada jumlah zat terlarut
yang ada. Setiap cairan mempunyai suhu beku tertentu. Jika suatu cairan di
gunakan sebagai pelarut, dapat di amati bahwa titik beku larutan tersebut
ternyata selalu lebih rendah di bandingkan titik beku cairan murninya
(pelarut).
Dalam percobaan ini hal yang pertama di lakukan yaitu membuat
campuran pendingin, campuran pendingin ini di buat dengan mencampurkan
garam dapur kasar dengan sejumlah kepingan es. Garam dapur kasar
digunakan untuk menahan agar suhu suatu es batu tetap. Selanjutnya ke
dalam 5 buah tabung reaksi memasukkan masing-masing 3 mL pada tiap-tiap
tabung reaksi larutan yang berbeda yaitu aquades, NaCl 1 M, NaCl 2 M, Urea
1 M dan Urea 2 M. Kemudian tabung reaksi yang telah berisi masing-masing
larutan tersebut dimasukkan kedalam gelas kimia yang telah di isi dengan
campuran pendingin. Setelah mendiamkan beberapa saat larutan menjadi beku
yaitu ditandai dengan mengeruhnya larutan dan kemudian mengukur suhu
(titik beku) masing – masing larutan.
Pada larutan aquades di peroleh suhu (titik beku) yaitu 0oC. Akuades
merupakan pelarut murni yang di dalam perhitungan di gunakan sebagai
standar perhitungan penurunan titik beku suatu larutan.
∆ T f = Tf pelarut – Tf larutan
Dalam pengukur suhu (titik beku) larutan NaCl 1 M, NaCl 2 M, urea 1 M,
urea 2 M diperoleh hasil berturut – turut sebagai berikut, -5, -9, -2, dan -4.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa titik beku larutan NaCl 1 M, NaCl 2
M, urea 1M dan urea 2 M lebih rendah dari pada titik beku akuades. Hal ini
dikarenakan adanya zat terlarut yang menyebabkan entropi (Ketidakteraturan)
pelarut semakin tinggi.dengan demikian, untuk mengubah pelarut dari fasa
cair menjadi fasa padat di perlukan usaha ekstra. Hal ini mengakibatkan titik
beku larutan lebih rendah di bandingkan pelarutnya
Dan titik beku NaCl 1 M lebih besar daripada titik beku NaCl 2 M
begitupun pada larutan urea 1 M titik bekunya lebih besar daripada titik beku
larutan urea 2 M. Sehingga dapat dikatakan semakin besar konsentrasi suatu
zat terlarut maka akan semakin kecil titik bekunya.
Dari percobaan ini dapat di tentukan penurunan titik beku ( ∆ T f ) NaCl
dan urea yaitu :
a. Untuk NaCl 1 M.
∆ T f = Tf pelarut – Tf larutan
= 0oC – (- 5oC) = 5oC
b. Untuk NaCl 2 M.
∆ T f = Tf pelarut – Tf larutan
= 0oC - (-9oC) = 9oC
c. Untuk Urea 1M
∆ T f = Tf pelarut – Tf larutan
= 0o C – (- 2o C) = 2oC
d. Untuk Urea 2M
∆ T f = Tf pelarut – Tf larutan
= 0o C – (- 4o C) = 4oC
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa makin tinggi konsentrasi
zat terlarut makin tinggi pula penurunan titik beku larutan. Sehingga dapat
dikatakan penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut namun
hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut. Hal ini pun dapat
dibuktikan dengan rumus :
∆ T f = Kf x m
Dimana dari rumus ini dapat dilihat bahwa molalitas atau molaritas
berbanding lurus terhadap penurunan titik beku larutan. Selain beberapa faktor
diatas faktor lain yang juga mempengaruhi penurunan titik beku yaitu
kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan arus listrik, larutan elektrolit
mempunyai sifat koligatif yang lebih besar di bandingkan nonelektrolit atau
dengan kata lain penurunan titik beku larutan elektrolit lebih besar di
bandingkan nonelektrolit. Zat elektrolit sebagian atau seluruhnya terurai
menjadi ion-ion. Jadi untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit
mengandung jumlah partikel lebih banyak di bandingkan nonelektrolit. Hal ini
dapat di lihat dari hasil perhitungan dimana penurunan titik beku NaCl 1 M
lebih besar dari pada urea 1 M, begitupun dengan larutan NaCl 2 M
penurunan titik bekunya jauh lebih besar daripada penurunan titik beku
larutan urea 2 M. Hal ini dikarenakan NaCl merupakan larutan elektrolit
sedangkan urea merupakan larutan non elektrolit.
VI . KESIMPULAN
1. Berdasarkan data pengamatan titik beku larutan NaCl 1 M, NaCl 2 M, urea
1 M dan urea 2 M lebih kecil daripada titik beku air.
2. Berdasarkan data pengamatan titik beku larutan NaCl 1 M lebih besar
daripada NaCl 2 M begitupun dengan larutan urea 1 M titik bekunya lebih
besar dari pada titik beku larutan urea 2 M.
3. Berdasarkan perhitungan penurunan titik beku larutan NaCl 2 M lebih
besar daripada NaCl 1 M begitupun dengan larutan urea 2 M penurunan
titik bekunya lebih besar daripada larutan urea 1 M.
4. Penurunan titik beku pada larutan elektrolit (NaCl) dua kali lebih besar di
bandingkan larutan nonolektrolit (urea).
VII . DAFTAR PUSTAKA
Permana, Dedi. 2000. Intisari kimia SMU. Bandung : Pustaka Setia.
Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA kelas XII. Jakarta : Erlangga.
Purba,Michael. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2001. Kimia Dasar. Yogyakarta : UGM.
Suharsini, Maria. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganeca Exact.
Sutresna, Nana. 2005. Kimia untuk SMA kelas XII semester 1. Bandung: Grafindo.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB.
LAMPIRAN
Pertanyaan :
1. Bagaimana pengaruh zat terlarut terhadap titik beku larutan ?
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi terhadap titik beku larutan ?
3. Pehatikan dan bandingkan titik beku larutan NaCl 1 M dan larutan Urea 1 serta
larutan NaCl 2 M dengan larutan Urea 2 M? Mengapa terjadi perbedaan?
Jelaskan!
4. Apa yang berpengaruh terhadap titik beku (sifat koligatif larutan) ? Buatlah
kesimpulan?
Jawaban :
1. Adanya zat terlarut menyebabkan entropi (Ketidakteraturan) pelarut semakin
tinggi. Dengan demikian, untuk mengubah pelarut dari fasa cair menjadi basa
padat di perlukan usaha ekstra. Hal ini mengakibatkan titik beku larutan lebih
rendah di bandingkan pelarutnya
2. Konsentrasi suatu zat terlarut mempengaruhi titik beku larutan, semakin besar
konsentrasi zat terlarut maka akan semakin kecil titik bekunya. Dan untuk
penurunan titik bekunya, suatu zat yang mempunyai konsentrasi lebih besar akan
memiliki penurunan titik beku yang besar pula.
3. Penurunan titik beku NaCl 1 M lebih besar dari pada urea 1 M, begitupun dengan
larutan NaCl 2 M penurunan titik bekunya jauh lebih besar daripada titik beku
larutan urea 2 M. Hal ini dikarenakan NaCl merupakan larutan elektrolit
sedangkan urea merupakan larutan non elektrolit. Dimana satu mol zat non-
elektrolit dalam larutan menghasilkan satu mol (6,02 x 1023 butir) partikel.
Sebaliknya satu mol elektrolit tipe ion seperti NaCl terdiri atas satu mol ion Na +
dan satu mol ion Cl-, Jadi untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit
mengandung jumlah partikel lebih banyak di bandingkan nonelektrolit dengan
kata lain penurunan titik beku larutan elektrolit lebih besar di bandingkan
nonelektrolit.
4. Yang berpengaruh terhadap terhadap titik beku (sifat koligatif larutan) yaitu :
a. Adanya zat terlarut menyebabkan entropi (Ketidakteraturan) pelarut
semakin tinggi.dengan demikian,untuk mengubah pelarut dari fasa cair
menjadi basa padat di perlukan usaha ekstra. Hal ini mengakibatkan titik
beku larutan lebih rendah di bandingkan pelarutnya
b. konsentrasi zat terlarut, dimana semakin besar konsentrasi zat terlarut
maka titik bekunya akan semakin kecil.
c. kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan arus listrik, larutan
elektrolit mempunyai sifat koligatif yang lebih besar di bandingkan
nonelektrolit atau dengan kata lain penurunan titik beku larutan elektrolit
lebih besar di bandingkan nonelektrolit.
GAMBAR
(Gambar a. larutan sebelum dimasukkan (Gambar b. larutan setelah dimasukkan kedalam larutan pendingin) kedalam campuran pendingin)
(Gambar c. larutan NaCl 1 M) (Gambar d. larutan NaCl 2 M)
(Ganbar e. urea 1 M) (Gambar f. urea 2 M)
Es batu dan garam dapur kasar
Campuran pendingin
3 mL Aquades
Larutan membeku
FLOWCHART
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
- memasukkan ke dalam gelas kimia 1 L
- memasukkan kedalam tabung reaksi
- memasukan tabung tersebut ke dalam gelas
kimia berisi campuran pendingin
- membiarkan sampai membeku (ditandai
dengan air yang keruh.
- mengukur suhunya dengan termometer dan
mencatat hasilnya pada table pengamatan.
N/B : melakukan hal yang sama pada larutan NaCl 1 M, NaCl 2
M, urea 1 M dan urea 2 M.