Download - Setop Bullying Di Sekolah
Setop Bullying di SekolahSelasa, 14 Oktober 2014, 12:00 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,Guru sedang mengoreksi ketika kekerasan berlangsung. JAKARTA --
Kasus kekerasan anak di sekolah seolah menjadi berita rutin yang memenuhi kolom
berbagai media setiap tahun tanpa ada penyelesaian nyata. Pengeroyokan sejumlah
siswa sekolah menengah pertama (SMP) Trisula Perwari, Bukittinggi, Sumatra Barat,
terhadap teman perempuannya baru-baru ini, misalnya, menunjukkan bagaimana sistem
pendidikan tak berjalan baik.
Psikolog Anak Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto mengatakan, salah satu
penyebab kekerasan oleh murid adalah karena banyak yang memosisikan mereka
sebagai pihak bersalah. "(Institusi pendidikan) tidak mengerti suara anak, ini yang
harus dibayar," katanya, Senin (13/10).
Menurutnya, pendidikan yang diberikan dengan cara kekerasan, paksaan, dan
memosisikan anak sebagai robot tidak dapat dibenarkan. Sehingga, harus ada pelatihan
agar guru lebih kreatif, ramah anak, dan profesional.
Dalam kasus kekerasan di SMP di Bukittinggi, Kak Seto pun menyalahkan guru, kepala
sekolah, dan Kementerian Pendidikan. Dia berpendapat, harus ada pertemuan rutin
antara guru dan orang tua untuk mencegah kejadian tersebut. "(Kekerasan) ini sudah
menjadi kejadian biasa bukan luar biasa. Banyak juga yang tidak direkam," katanya
mengingatkan.
Kasus semacam ini, menurut Kak Seto, sering luput dari pengamatan. Ia pun memohon
kepada guru, sekolah, dinas pendidikan terkait, serta menteri pendidikan agar
berintrospeksi diri. Apa yang salah dalam sistem pendidikan di Indonesia. “Jangan hanya
anak yang disalahkan," jelasnya.
Sejalan dengan Kak Seto, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pun meminta agar
anak-anak tidak boleh menjadi sasaran kesalahan. Sesuai dengan UU Perlindungan Anak,
seluruh anak di lingkungan sekolah tidak dibenarkan mendapatkan kekerasan dari siapa
pun termasuk guru, tenaga kependidikan, atau peserta didik lain.
Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Susanto mengatakan, sekolah bertanggung
bertanggung jawab terhadap keamanan dan kenyamanan siswa termasuk aktivitas
//bullying// atau tindak kekerasan lain. Bisa jadi pelaku merupakan korban kekerasan
akibat lingkungan sekolah yang kurang nyaman. "Anak yang melakukan penyerangan
harusnya diberi tahu agar tidak mengulangi perbuatan semacam itu, guru harus
memastikan tidak akan ada potensi kekerasan yang terjadi di sekolah lagi," ujarnya,
Senin, (13/10).
Sebuah video yang menayangkan aksi kekerasan sejumlah murid sekolah menengah
pertama (SMP) terhadap teman perempuannya beredar di dunia maya akhir pekan
kemarin. Dalam rekaman di situs berbagi video //Youtube// itu, tampak seorang siswi
berjilbab berpakaian seragam sekolah dihujani pukulan dan tendangan oleh beberapa
temannya di pojok ruangan. Pukulan dan tendangan mendarat di kepala serta tubuh
siswi itu. Gadis kecil itu hanya bisa terdiam dan menangis, tak mampu membalas. Pihak
sekolah mengatakan, peristiwa ini terjadi pada 18 September lalu.
Insiden berlangsung di kelas saat mata pelajaran agama Islam. Awalnya, Kepala Bidang
TK SD SMP pada Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga di Bukittinggi Erdi mengatakan, saat
kejadian, guru tersebut sedang mengajar di sekolah SMP di Agam. Namun ketika
dikonfirmasi ulang pada Senin (13/10), Erdi mengatakan, guru itu berada di lokasi.
Guru lelaki yang diketahui sudah berusia 58 tahun itu sedang mengoreksi hasil
pekerjaan para siswa. Guru tersebut mengaku tidak melihat insiden itu, karena
dikerumuni para murid. Sehingga, pandangannya terhalang.
Peristiwa terjadi di ruangan mushala, bukan di ruang kelas seperti dikabarkan
sebelumnya. Pengajar pegawai negeri sipil di Agam yang dua tahun lagi akan pensiun
itu terpaksa menggunakan ruangan mushala, karena kelas sedang terpakai.
Berdasarkan keterangan keluarga, sang guru pernah terjatuh. Sehingga kondisi
kesehatannya terkadang suka terganggu.
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Pendidikan Ibnu Hamad menambahkan,
kementeriannya mengirim tim untuk menyelidiki kasus ini. Sebelumnya Wali Kota
Bukitinggi Ismet Amziz memerintahkan untuk menginvestigasi kasus tersebut. Dia
menegaskan, akan ada sanksi terhadap guru yang mengajar. Sebab, peristiwa
berlangsung saat jam pelajaran Agama Islam. Terhadap siswa SMP itu, ia tidak akan
memberikan hukuman.
Dirjen Pendidikan Dasar (Dikdas) Kementerian Pendidikan Hamid Muhammad cenderung
menyalahkan pengajar atas kekerasan yang terjadi di SMP Bukittingi. Dia memita kasus
ini menjadi pelajaran bagi guru dan kepala sekolah di Tanah Air.
n c75/c83/c87 ed: teguh firmansyah
NO
.
FAKTA MASALAH TERKAIT DENGAN
STANDAR
ALASAN
1. Sebuah video menayangkan
akan kekerasan sejumlah
murid SMP terhadap teman
perempuannya.
UU.no 23 tahun 2002
tentang perlindungan anak.
Guru kurang
memperhatikan
terhadap indisen
yang terjadi
terhadap siswanya.
2. Peristiwa terjadi di ruangan
mushola bukan diruang kelas
yang dikabarkan
sebelumnya.
Kurangnya
pengawasan dalam
lingkungan sekolah
tersebut
3. Pengeroyokan sejumlah siswa
SMP trisula perwari
Bukittinggi ,Sumatera Barat
terhadap teman
perempuannya baru – baru
ini , menunjukan bagaimana
sistem pendidikan tak
berjalan baik.
Harusnya diadakan
pertemuan antara
guru dan orang tua
murid agar
mencegah
terjadinya masalah
yang tidak
diinginkan.
Rambu – rambu penulisan skenario
No. MASALAH DATA UTAMA DATA PENDUKUNG
DATA PENGECOH
1. Orang tua korban tidak menerima anaknya diperlakukan tidak wajar dan tersebar dalam bentuk video yang bisa dilihat oleh umum
Tersebarnya video pengeroyokan yang trerjadi pada teman perempuannya
UU.no23 th 2002 tentang perlindungan anak
Pihak sekolah menyayangkan sikap muridnya dan menyebar nama baik sekolah
2. Pengajar pegawai sipil yang dua tahun lagi akan pensiun itu terpaksa menggunakan ruangan mushola
Pegawai sipil itu menggunakan ruangan mushola
Berdasarkan keterangan keluarga sang guru pernah terjatuh sehingga kesehatannya terganggu
3. Pengeroyokan terjadi terhadap teman perempuan yang terjadi di mushola dan terekam dalam video
Pengeroyokan tersebarluaskan dalam video yang bisa dilihat oleh umum
Respon terhadap situasi B.
KATEGORI IDENTIFIKASI MASALAH
RENCANA TINDAK KUALITAS
RESPON
SISTEMATIKA
PEMIKIRANmemuaskan
Pada saat sedang berlangsungnya pelajaran agama pengeroyokan itu berlangsung di mushola yang terjadi pada teman perempuannya yang memakai hijab , dan walikota Bukittinggi Ismet Amzi memperintahkan kasus tersebut , dan dia menegakan akan adanya sanksi terhadap guru yang tidak memberikan hukuman berlangsungnya insiden tersebut.
Oknum murid ini diadukan kepada Polres Bukittinggi dengan pelaporan STPL/no.STPL/293/XI/214//jateng.respati(7/10) (kekerasan terhadap anak)dan masuk kedalam pasal UU.no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.