Download - S2-2015-302822-chapter1
![Page 1: S2-2015-302822-chapter1](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081811/5695d3061a28ab9b029c93d0/html5/thumbnails/1.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipospadia merupakan kelainan perkembangan uretra anterior dimana
muara uretra terletak ektopik pada bagian ventral penis proksimal hingga
glans penis. Muara uretra dapat pula terletak pada skrotum atau perineum,
dan semakin keproksimal defek uretra maka penis akan semakin mengalami
pemendekan dan membentuk curvature yang disebut “chordae” (Baskin,
2006).
Insidensi hipospadia telah meningkat sejak 15 tahun yang lalu di
negara-negara barat dengan angka kejadian 1 untuk setiap 250 kelahiran bayi
laki-laki. Insidensi lebih tinggi sekiranya terdapat riwayat keluarga dengan
hipospadia dengan angka kejadian 1 untuk setiap 100 kelahiran hingga 1
untuk setiap 80 kelahiran bayi laki-laki (Baskin, 2006).
Menurut Hosam et al, (2008), angka kejadian komplikasi post uretroplasti
adalah 40% untuk komplikasi awal dan 48% untuk komplikasi lanjut. Komplikasi
pada operasi hipospadia adalah tinggi jika dibanding dengan operasi
rekonstruksi yang lain. Fistula uretrokutan setelah urtroplasti merupakan
komplikasi yang sering dan menyebabkan frustasi dari operator. Secara umum
fistula didefinisikan sebagai saluran yang menghubungkan antara dua
permukaan epitelial. Permasalahan yang dihadapi pada fistula uretrokutan
![Page 2: S2-2015-302822-chapter1](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081811/5695d3061a28ab9b029c93d0/html5/thumbnails/2.jpg)
2
seringkali berulang dan kadang berpotensi mengganggu secara fisik maupun
psikologis.
Angka kejadian dari fistula uretrokutan bervariasi, dari 0-30%,
tergantung dari derajad keparahan hipospadia, teknik pembedahan, dan
pengalaman dari operator. Sayangnya tidak ada satupun teknik operasi yang
bisa memperbaiki fistula uretrokutan. Banyak faktor berpengaruh terhadap
hasil dari repair fistula uretrokutan seperti, kondisi lokal jaringan yang
dioperasi, lama operasi dari uretroplasti, jumlah, ukuran dan lokasi dari fistula
(Shehata, 2011).
Penyebab terjadinya fistula masih belum diketahui dengan jelas
meskipun secara umum disebabkan karena faktor teknis dan dapat dihindari,
ada banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya fistula, yaitu infeksi lokal,
iskemia lokal, prosedur yang tidak adekuat, penyembuhan jaringan yang jelek,
obstruksi distal karena meatal stenosis/ encrustasi (Shehata, 2011).
Menurut Yildiz et al, (2013), masih banyak perdebatan mengenai
faktor usia saat operasi menjadi salah satu faktor risiko terjadinya fistula
uretrokutan. Kejadian komplikasi fistula uretrokutan lebih sering pada usia 10-
14 tahun disbanding usia yang lebih muda.
Katona et al, (2008), mengatakan bahwa kekurangan gizi
menyebabkan pertumbuhan yang jelek, kecerdasan yang kurang,
meningkatkan angka kematian, dan memudahkan terjadinya infeksi.
![Page 3: S2-2015-302822-chapter1](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081811/5695d3061a28ab9b029c93d0/html5/thumbnails/3.jpg)
3
Fry et al, (2007), mengatakan bahwa semua luka operasi mengalami
kontaminasi bakteri, tapi tidak semuanya menjadi infeksi. Pada sebagian besar
kasus, respon host mampu mengeradikasi bakteri. Respon host merupakan
variable yang penting terhadap kejadian infeksi. Mengoptimalkan kondisi
pasien dapat mencegah terjadinya surgical site infection. Faktor penyebab
surgical site infection adalah kurangnya kadar hemoglobin, kadar albumin dan
lama durasi operasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang diatas, maka kami merumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
Apakah usia saat operasi, status gizi, tipe hipospadia, kadar albumin
preoperasi, kadar albumin postoperasi, kadar hemoglobin postoperasi,
lama operasi, dan angka lekosit postoperasi berhubungan dengan kejadian
komplikasi pada pasien dengan hipospadia pasca uretroplasti?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor prognostik
yang mempengaruhi terjadinya komplikasi fistula uretrokutan pada pasien
dengan hipospadia yang menjalani uretroplasti, sehingga risiko terjadinya
komplikasi fistula uretrokutan dapat diminimalisir dikemudian hari.
![Page 4: S2-2015-302822-chapter1](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081811/5695d3061a28ab9b029c93d0/html5/thumbnails/4.jpg)
4
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Dalam bidang akademik, penelitian ini memberikan informasi mengenai
prediktor terjadinya komplikasi fistula uretrokutan pada pasien dengan
hipospadia di RSUP Dr. Sardjito.
2. Dalam bidang pengembangan penelitian dapat menyumbangkan saran
perbaikan terhadap faktor-faktor prognostik yang menyebabkan
komplikasi dikemudian hari, dimana sejauh pengetahuan peneliti, sampai
saat ini penelitian terhadap faktor-faktor prognostik yang menyebabkan
terjadinya komplikasi pascabedah fistula uretrokutan pada pasien dengan
hipospadia pasca uretroplasti, belum pernah dilakukan di RSUP Dr.
Sardjito, Yogyakarta.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran, didapatkan penelitian mengenai faktor risiko
yang mempengaruhi terjadinya fistula uretrokutan setelah operasi perbaikan
hipospadia satu tahap. Fariz et al, (2011), menyatakan bahwa tidak didapatkan
hubungan yang signifikan antara fistula uretrokutan dengan umur pasien,
klasifikasi hipospadia, tingkat keparahan chordae, kelainan urogenital yang
lain, riwayat terapi hormonal, ukuran benang, tipe dari pembalutan, tipe
kateter, dan lama pemasangan kateter.