Transcript
Page 1: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

15

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN,

DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Konsep Pertumbuhan Ekonomi

2.1.1.1 Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan Produk

Nasional Bruto rill atau Pendapatan Nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan

tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil. Definisi

pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila

ada kenaikan output per kapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan

taraf hidup di ukur dengan output riil per orang.

Menurut Tulus Tambunan (2001:4) mengartikan pertumbuhan eknomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Karena jumlah penduduk bertambah setiap tahun, yang dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari-hari juga bertambah setip tahun, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun.

Pendapatan Nasional yang tinggi dan diiringi dengan tingkat pertumbuhan

ekonomi yang tinggi bukanlah tingkat pendapatan nasional secara relative namun

dilihat bagaimana pendapatan perkapitanya hal ini akan berarti bahwa tingginya

pendapatan nasional (di hitung dari pendapatan per kapita), mencernimkan

tingginya jumlah barang dan jasa yang dihasilkan, akan mengindikasikan bahwa

tingkat kemakmuran masyarakat terjadi, jadi tingkat pertambahan jumlah

Page 2: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

16

penduduk yang diiringi dengan meningkatnya pendapatan perkapita dapat

dikatakan bahwa pertumbuhan ekonominya baik. Menurut Budiono(1981:1),

“Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka

panjang. Dalam melihat pertumbuhan ekonomi perlu diperhatikan aspek output

total, jumlah penduduk dan waktu jangka panjang”.

Untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi diperlukan penjelasan apa yang

terjadi dengan output total dan yang terjadi pula pada jumlah penduduk, karena

output perkapita di dapat dari output total dibagi jumlah penduduk, maka output

per kapita bisa dijelaskan. Suatu perekonomian tumbuh apabila dalam waktu yang

lama antara 10, 20, 50 tahun mengalami kenaikan output perkapita, dan jika dalam

satu atau dua tahun output perkapita mengalami kenaikan, kemudian terjadi

penurunan output per kapita, maka ini bukan merupakan pertumbuhan ekonom.

Proses pertumbuhan ekonomi itu sendiri sebaiknya berasal dari kekuatan

perekonomian itu sendiri bukan dari stimulus yang sementara sehingga

menimbulkan keberlangsungan pertumbuhan ekonomi selanjutnya hingga pada

periode-periode mendatang. Pada dasarnya penekanan pertumbuhan ekonomi

adalah pada perubahan atau perkembangan itu sendiri, maka bukan

menggambarkan ekonomi pada suatu saat, tetapi dilihat berubah dari waktu-ke

waktu.

Dalam pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor ekonomi yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi adalah sumber daya alamnya, sumber daya manusia,

Page 3: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

17

modal, usaha, teknologi, dan sebagainya. Dan faktor non sosial adalah lembaga

sosial, sikap budaya, nilai moral, kondisi politik dan kelembagaan.

2.1.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Budiono (1981:1) teori pertumbuhan ekonomi bisa kita

definisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan

kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai

bagaimana faktot-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain, sehingga terjadi

proses pertumbuhan. Jadi teori pertumbuhan ekonomi tidak lain adalah suatu

cerita yang logis mengenai bagaimana proses pertumbuhan terjadi.

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan perubahan tingkat kegiatan ekonomi

yang terjadi dari tahun ke tahun. Lambat laun mengalami perubahan karena

pengalaman pada tahun 1950-an dan 1960-an menunjukan bahwa pembangunan

yang berorientasi pada kenaikan GDP (Gross Domestik Produc) saja tidak bisa

memecahkan permasalahan pembangunan secara mendasar, tampak pada taraf dan

kualitas hidup sebagian besar masyarakat tidak mengalami perbaikan walaupun

target kenaikan GDP per tahun tercapai.

Pengertian pembangunan itu sangat luas bukan hanya sekedar bagaimana

menikan GDP per tahun saja. Pembangunan ekonomi itu bisa diartikan sebagai

kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan

ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya. Dengan adanya batasan di atas maka

pembangunan ekonomi pada umumnya di definisikan sebagai suatu proses yang

menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam

Page 4: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

18

jangka panjang yang disertai oleh sistem kelembagaan, perbaikan sistem

kelembagan di segala bidang (ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya), sistem

kelembagaan ini bisa ditinjau dari dua aspek yaitu : aspek perbaikan di bidang

organisasi (institusi) dan perbaikan di bidang regulasi (baik legal formal maupun

informal).

Pada umumnya para ekonom mengartikan pertumbuhan atau

pembangunan ekonomi sebagai kenaikan GDP/GNP (Gross National Product)

saja. Dalam penggunaan yang lebih umum, istilah pertumbuhan ekonomi biasanya

pembangunan ekonomi untuk menyatakan perkembangan ekonomi di negara

sedang berkembang. Suatu perekonomian baru dapat dinyatakan dalam keadaan

berkembang jika pendapatan per kapita menunjukan kecenderungan jangka

panjang yang menaik.

Untuk mengetahui apakah suatu perekonomian mengalami perkembangan,

perlu di tentukan perubahan yang sebenarnya terjadi dalam kegiatan-kegiatan

ekonomi dari tahun ke tahun. Dilakukan dengan menghitung pendapatan nasional

menurut harga konstan. Dengan menggunakan IHK ini pendapatan nasional

konstan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus di bawah ini :

(2.1) (Arsyad, 1999;16)

Yrt adalah pendapatan nasional pada tahun t

Ybt adalah pendapatan nasional menurut harga yang berlaku pada tahun t,

IHK t adalah indeks harga konsumen pada tahun t

Page 5: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

19

Jika pendapatan nasional konstan berbagai tahun telah diperoleh, maka

tingkat pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun bisa ditentukan. Laju

pertumbuhan ekonomi pada suatu tahun tertentu dapat dihitung dengan

menggunakan rumus dibawah ini :

(2.2) (Arsyad, 1999; 17)

Gt adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang dinyatakan dalam persen

Yrt adalah pendapatan nasional konstan pada tahun 1

Yrt-1 adalah pendapatan nasional konstan pada tahun t-1

Sedangkan untuk menentukan tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita

dari tahun ke tahun dapat ditentukan dengan cara yang sama dengan penentuan

pertumbuhan pendapatan nasional riil yaitu :

(2.3) (Arsyad, 1999; 18)

Gt adalah pertumbuhan pendapatan per kapita yang dinyatakan dalam persen

YPt adalah pendapatan per kapita pada tahun 1

YPt-1 adalah pendapatan per kapita pada tahun t-1

Perkembangan yang terakhir dalam konsep perhitungan atau penyusunan

neraca nasional untuk mendapatkan indikator kemakmuran suatu negara perlu

diperhitungkan penyusutan sumber daya alam dan menurunnya mutu lingkungan.

Hal ini dapat diterima oleh akal sehat, bahwa apabila nilai Produk Nasional Neto

tidak atau belum dikurangi dengan penyusutan sumber daya alam dan menurunya

Page 6: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

20

mutu lingkungan. Hal ini dapat diterima akal sehat bhwa apabila nilai produk

nasional neto tidak atau belum dikurangi dengan sumber daya alam, akan

mencerminkan nilai produk nasional neto yang semu karena menyusutnya modal

alam akan berarti menyusutnya kemampuan negara yang bersangkutan dalam

menghasilkan barang dan jasa di kemudian hari atau dengan kata lain akan

terdapat penurunan pendapatan.

Adapaun pengertian yang tepat mengenai pendapatan adalah suatu aliran

penerimaan yang dapat dikonsumsikan tanpa mengurangi jumlah atau nilai

sumber yang menciptakan aliran penerimaan tersebut. Sumber daya alam sebagai

ciptaan Tuhan hendaknya dipertahankan fungsinya, dan hanya dapat diambil

aliaran penerimaan yang berasal dari sumber daya alam tersebut untuk

kepentingan produksi, maka nilainya harus dikurangi sebagai penyusutan sumber

daya alam dan dikurangi dari nilai pendapatan nasional yang konvensional.

Dengan demikian maka dapat terjadi nilai pendapatan nasional atau produk

nasional neto menjadi lebih kecil nilainya dari pada sebelum dikurangkannya nilai

penyusutan sumber daya alam tersebut.

Agar kita dapat mencapai nilai pendaptan nasional yang sudah disesuaikan

dengan penyusutan sumber daya alam maka perlu dibuat neraca sumber daya alam

dan lingkungan. Dalam neraca sumber daya alam ini biasanya disajikan besarna

nilai cadangan awal, pertumbuhan, pengambilan dan kerusakan dan cadangan

akhir. Pendekatan ini merupakan pendekatan kesejahteraan. Namun demikian

karena umumnya sulit untuk mengetahui besarnya nilai cadangan awal, maka

pendekatan pendapatan yang digunakan yaitu hanya mencatat besarnya

Page 7: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

21

pengambilan sumber daya alam, pertumbuhan maupun kerusakannya. Pendekatan

yang pertama sangat berguna untuk melihat kesejahteraan suatu bangsa dalam

kaitannya dengan sumber daya alam yang dimilikinya, sedangkan pendekatan

yang ada untuk dikaitkan dengan aliran pendapatan dan pengelolaan sumber daya

alam yang bersangkutan. Secara keseluruhan penyusuan kebijakan dalam

pengelolaan sumber daya alam guna dikaitkan dengan kebijakan pembangunan

yang mengejar pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi merupakan prasyarat bagi adanya peningkatan

kesejahteraan suatu bangsa. Namun pertumbuhan ekonomi tanpa dibarengi

dengan pelestarian fungsi lingkungan akan menyebabkan bangsa yang

bersangkutan mengalami kemacetan pertumbuhan di kemudian hari. Dengan kata

lain pertimbangan yang mengaitkan kebijakan pertumbuhan ekonomi dengan

memasukkan wawasan lingkungan akan dapat menjamin adanya pembangunan

yang berkelanjutan. Untuk itu salah satu upaya yang perlu dilaksanakan adalah

menyusun neraca sumber daya alam dan lingkungan, baik di tingkat nasional

maupun di tingkat regional (Provinsi dan Kabupaten).

Page 8: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

22

2.1.1.3 Perkembangan Teori Pertumbuhan Ekonomi

2.1.1.3.1 Teori Pertumbuhan Adam Smith

Adam smith mempunyai dua aspek yang dilihatnya yaitu pertumbuhan

output total dan pertumbuhan penduduk, kedua aspek ini saling berkaitan satu

sama lain. Adam smith melihat sistem produksi suatu negara terdiri dari tiga unsur

pokok, yaitu : a) sumber-sumber alam yang tersedia (atau faktor produksi tanah),

b) sember daya manusia (atau jumlah penduduk), c) stok barang capital yang ada.

Sumber alam yang tersedia merupakan dasar dari kegiatan produksi suatu

masyarakat. Ketika sumber daya alam belum optimal di gunakan, yang akan

memegang proses produksi adalah jumlah penduduk dan stok capital yang ada.

Keduanya akan menentukan besarnya output masyarakat dari tahun ke tahun.

Tetapi jika output terus meningkat, maka sumber-sumber alam akhirnya akan

sepenuhnya optimal di manfaatkan. Pada tahap ini sumber alam akan membatasi

output, aspek sumber daya alam ini akan menjadi batas maksimum dari

pertumbuhan suatu perekonomian.

Dalam proses pertumbuhan output aspek jumlah penduduk dianggap

mempunyai peranan yang pasif, dalam arti bahwa jumlah penduduk akan

menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari masyarakat tersebut.

Pada tahap ini menganggap bahwa berapapun jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan dalam proses produksi akan tersedia lewat proses pertumbuhan

peduduk itu sendiri dan untuk sementara di abaikan.

Page 9: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

23

Stok capital secara aktif dan menjadi peranan sentral menentukan tingkat

output. Tingkat output tergantung pada perubahan pada stok capital, dan laju

pertumbuhan output tergantung pada laju pertumbuhan stok capital dan tentunya

sampai pertumbuhan dimana sumber-sumber alam mulai membatasi.

2.1.1.3.2 Aliran Pemikiran Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi paska perang dunia kedua didominasi oleh empat

aliran pemikiran, adalah 1) model-model pertumbuhan bertahap-linier, 2)

kelompok teori perubahan struktural, 3) revolusi ketergantungan internasional, 4)

kontra revolusi pasar bebas neoklasik, 5) teori baru pertumbuhan ekonomi. Untuk

lebih lanjut berikut adalah penjabaran teori yang di kemukakan diatas:

1) Model-Model Pertumbuhan Bertahap-Linier

a) Teori Pertumbuha Harrod Domar

Harrod-domar melihat pengaruh investasi dalam perspektif waktu yang

lebih panjang dari teori Keynes. Menurutnya pengeluaran investasi (I) tidak hanya

mempunyai pengaruh (lewat proses multiplier) terhadap permintaan agregat (Z),

tetapi juga terhadap penawaran agregat (S) melalui pengaruhnya terhadap

kapasitas produksi. Dalam perspektif waktu yang lebih panjang ini, I menambah

stok capital (misalnya, pabrik-pabrik, jalan-jalan dan sebagainnya).

Page 10: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

24

b) Teori pertumbuhan Robert Solow dan Swan

Robert Solow pada tahun 1956 mempublikasikan modelnya yang dikenal

dengan neo-clasical growth model. Model pertumbuhan Solow mengasumsikan

bahwa fungsi produksi memiliki costant return to scale dan untuk tiap faktor

inputnya diminishing returns. Fungsi produksi tersebut menyatakan bahwa output,

Y, merupakan fungsi dari persediaan modal , K, dan angkatan kerja, L :

Y= F (K,L) (2.4)

Fungsi produksi dengan constant return to scale memungkinkan analisis

seluruh jumlah dalam perekonomian relative terhadap besarnya angkatan kerja,

sehingga diperoleh persamaan :

Y/L = F(K,/L,1) (2.5)

Apabila y = Y/L adalah output per pekerja, dan k = K/L adalah modal per

pekerja serta angka 1 adalah konstan yang dapat dihilangkan, maka fungsi

produksi tersebut dapat ditulis menjadi :

y = f(k) (2.6)

Permintaan terhadap barang dalam model Soloow berasal dari konsumsi

dan investasi (asumsi perekomian tertutup), sehingga output per pekerja, y, di

antara konsumsi per pekerja, c, dan investasi per pekerja, I :

y = c + I (2.7)

Model Solow mengasumsikan setiap orang menabung sebagian

pendapatannya dengan tingkat tabungan s, dan mengkonsumsinya sebagian, (1-s),

sehingga :

c = (1-s)y (2.8)

Page 11: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

25

untuk melihat pengaruhnya terhadap investasi, persamaan disubstitusikan ke

dalam persamaan (2.6) menjadi :

y = (1-s)y + i (2.9)

y = y-sy + (2.10)

i = sy (2.11)

Dengan mensubstitusikan persamaan (2.6) ke dalam persamaan (2.11)

Di peroleh persamaan :

i = sf(k) (2.12)

Peramaan (2.12) tersebut menghubungkan persedianaan modal yang ada k

terhadap akumulasi modal baru, i. Dalam gambar 2.13 ditunjukan setiap nilai k,

jumlah output tersebut di antara konsumsi dan tabungan yang ditentukan oleh

tingkat tabungan, s.

Sumber : Mankiw (2000)

Gambar 2.13 Output, Konsumsi Dan Investasi

Output per pekerja, y

Konsumsi per pekerja,

Investasi per pekerja, y

Output, f(k)

Investasi, sf(k)

Modal per pekerja, y

Page 12: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

26

Perkembangan pengeluaran pemerintah yang semakin besar dalam

persentase terhadap GDP. Perkembangan pengeluaran pemerintah secara relative

sebagaimana teori Musgrave, maka hukum Wagner adalah sebagai berikut : dalam

suatu perekonomian, apabila pendapatan perkapita meningkat, secara relative

pegeluaran pemerintah pun akan meningkat. Teori ini menganggap pemerintah

sebagai individu yang bebas bertindak, terlepas dari anggota lainnya.

c) Teori Peacock dan Wiseman

Pandangan mereka bahwa pemerintah senantiasa berusaha untuk

memperbesar pengeluaran sedangkan masyarakat tidak suka membayar pajak

yang semakin besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin

besar tersebut,

Perkembangan ekonomi menyebabkan pemungutan pajak yang semakin

meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah, dan juga semakin meningkat. Oleh

karena itu, dalam keadaan normal, peningkatnya GDP menyebabkan penerimaan

pemerintah yang semakin besar, begitu juga dengan pengeluaran pemerintah

menjadi semakin besar.

2) Kelompok Teori Perubahan Struktural

a) Teori Pertumbuhan Arthur Lewis

Permasalahan yang dilihat oleh lewis adalah pertumbuhan dalam

perekonomian dua sektor : a) sektor tradisional yaitu pruduktivitas rendah dan

sumber tenaga kerja yang melimpah, b) sektor modern, yaitu produktivitas tinggi

Page 13: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

27

dan sebagai sumber akumulasi capital. Proses pertumbuhan ekonomi terjadi jika

tenaga kerja di temukan dengan capital.

3) Revolusi Ketergantungn Internasional

Inti dari kalangan ini bahwa karena tidak kunjung terwujudnya model-

model pertumbuhan ekonomi bertahap linier dan perubahan struktural, maka

mengganggap negara-negara dunia ketiga sebagai korban kekakuan kelembagaan,

politik, dan ekonomi, baik yang berskala domestik maupun internasional. Mereka

semua telah terjebak ke dalam ketergantungan dan dominasi oleh negara-negara

kaya.

4) Kontra Revolusi Pasar Bebas Neoklasik

Para revisionis neoklasik sebagian besar melihat masalah keterbelakangan

dunia ketiga sebagai sesuatu yang diakibatkan oleh faktor internal, yakni antar

lain adalah terlalu besarnya campur tangan pemerintah dan diterapkannya

kebijakan-kebijakan ekonomi yang kurang tepat.

5) Teori Baru Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan endogen menyatakan bahwa pertumbuhan GDP itu

sebenarnya merupakan suatu konsekuensi almiah untuk menjelaskn ketimpangan

pertumbhan ekonomi antara negara dan menjelaskan pula pentingnya konsep

pertumbuhan itu sendiri.

Page 14: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

28

2.1.1.3.3 Teori pertumbuhan david Ricardo

Ricardo menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah yaitu sumber-

sumber alam tidak bisa bertambah, sehingga akhirnya bertindak sebagai faktor

pembatas dalam proses pertumbuhan suatu masyarakat. Ricardo menjabarkan

mekanisme pertumbuhan dan peranan yang lebih jelas dari sektor pertanian di

antara sektor-sektor lain dalam proses pertumbuhan.

Adapun cirri-ciri perekonomian menurut Ricardo yaitu : a) tanah terbatas

jumlahnya, b) tenaga kerja yang meningkat atau menurun sesuai dengan tingkat

upah minimal, c) akumulasi capital terjadi ketika tingkat keuntungan yang

diperoleh pemilik capital berada diatas tingkat keuntungan minimal yang

diperlukan untuk menarik dalam melakukan investasi, d) adanya kemajuan

teknologi, e) sektor pertanian menjadi dominan.

Dengan terbatasnya tanah, maka pertumbuhan penduduk (tenaga kerja)

akan menghasilkan produk marginal yang semakin menurun, hal ini disebut

hukum poduk marginal yang makin menurun atau the law of diminishing return.

Adanya the law of diminishing return menyebabkan selalu menarik perekonomian

kearah tingkat upah minimum, pada posisi jumlah peduduk konstan dalam segi

faktor produksi tanah dan faktor produksi tenaga kerja.

Kemajuan teknologi meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan

produktivitas capital. Jadi dengan adanya kemajuan teknologi, dan kemerosotan

tingkat upah dan tingkat keuntungan kearah tingkat minimumnya diperlambat.

Keterbatasan faktor produksi tanah (yang bisa ditafsirkan sebagai keterbatasan

Page 15: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

29

sumber-sumber alam) akan membatasi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Suatu

negara hanya bisa tumbuh sampai batas yang dimungkinkan oleh sumber-sumber

alamnya.

Jika sumber alam telah di manfaatkan secara optimal, maka perekomonian

berhenti tumbuh. Masyarakat mencapai keadaan stasionernya, yaitu melalui ciri-

ciri : a) tingkat output konstan atau berhenti berkembang, b) jumlah penduduk

konstan atau berhenti bertambah, c) pendapatan per kapita yang konstan, d)

tingkat upah berada pada tingkat alamiah, e) tingkat keuntungan pada tingkat yang

minimal, f) akumulasi capital berhenti, g) tingkat sewa tanah yang maksial.

2.1.2 Konsep Sumber Daya Alam

2.1.2.1 Pengertian Sumber Daya Alam

Faktor terkuat yang mempengaruhi perkembangan suatu perekonomian

adalah sumber alam atau tanah. “tanah” yang digunakan dalam ilmu ekonomi

terdiri dari sumber daya alam seperti kesuburan tanah, letak dan susunannya,

kekayaan hutan, mineral, iklim, sumber air, sumber lautan, dan lain-lain. bagi

pertumbuhan ekonomi tersebanya sumber alam secara melimpah merupakan hal

yang penting. Suatu negara yang kekurangan sumber daya alam tidak akan dapat

membangun dengan cepat. Sebagaimana dinyatakan oleh lewis, ‘dengan hal-hal

lain yang sama, orang dapat mempergunakan dengan lebih baik kekayaan

alamnya dibandingkan apabila mereka tidak memilikinya’.

Page 16: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

30

Peran dari sumber daya alam dalam perkembangan ekonomi cenderung

akan turun bila perekonomian itu semakin berkembang. Dengan naiknya

pendapatan, maka hasrat berkonsumsi marjinal pada sumber-sumber alam tampak

berkurang. Lagi pula input alat-alat produksi per satuan output untuk sumber-

sumber penting dari sumber-sumber alam terutama berhubungan dengan “income

elasticity of demand” yang relative rendah terhadap hasil-hasil pertanian dan

adanya perubahan-perubahan dalam fungsi produksi yang disebabkan oleh

kemajuan teknik, bibit yang baik, penggunaan pupuk dan juga adanya pengelolaan

sumber daya tanah yang lebih efisien.

Di negara kurang berkembang, sumber alam sering terbengkalai, kurang

atau salah pemanfaatan. Inilah salah-satu penyebab keterbelakangan itu.

Tersedianya sumber alam secara melimpah saja belumlah cukup bagi

pertumbuhan ekonomi. Yang dipelukan adalah pemanfaatannya secara tepat. Jika

sumber daya alam yang ada tidak dipergunakan secara tepat, negara itu tidak

mungkin mengalami kemajuan.

Fisher mengatakan tidak cukup beralasan untuk mengharapkan pengembangan sumber daya alam jika orang acuh tak acuh pada produk dan jasa yang dapat disumbangkan oleh sumber-sumber tersebut, hali ini karena keterbelkangan ekonmi dan langkanya faktor teknologi’. Oleh sebab itu sumber alam dapat dikembangkan melalui perbaikan teknologi dan peningkatan ilmu pengetahuan . dalam kennyataannya lewis mengungkapkan “nilai suatu sumber alam tergantung pada kegunaannya, dan kegunaannya senantiasa berubah sepanjng waktu karena perubahan dalam selera, perubahan dalam teknik atau penemuan baru. Pada saat perubahan seperti itu terjadi setiap bangsa dapat mengembangkan dirinya sendiri secara ekonomis melalui pemanfaatan sepenuhnya sumber alam mereka.

Jadi dalam pertumbuhan ekonomi, kekayaan alam yang melimpah saja

belum cukup. Yang terpenting ialah pemenfaatannya secara tepat dengan

Page 17: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

31

teknologi yang baik sehingga efisiensi dipertinggi dan sumber dapat dipergunakan

dalam jangka waktu lebih lama.

Di negara kurang berkembang, sumber daya alam sering terbengkalai,

kurang atau salah memanfaatan inilah salah satu penyebab keterbelakangan itu.

Tersedianya sumber alam secara melimpah saja belum cukup bagi pertumbuhan

ekonomi. Apa yang diperlukan ialah pemanfaatannya secara tepat. Jika sumber

alam yang ada tidak diperguakan secara tepat.

Secara umum sumber daya alam dan energi diklasifikasikan ke dalam

lahan pertanian; hutan dan segala produknya; lahan-lahan alami untuk keindahan,

rekreasi, atau untuk penelitian ilmiah; perikanan darat dan laut; sumber mineral

baik bahan bakar maupun bukan bahan bakar; sumber energi non mineral seperti

tenaga surya, angin, sistem pasang surut air laut dan panas bumi, sumber daya air,

dan lain-lainnya.

Dalam ekonomi kita di hadapkan pada pilihan yang paling baik untuk

memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan alokasi sumber daya yang terbatas

jumlahnya. Sumber daya yang menjadi kendala tersebut secara umum bisa

diketegorikan ke dalam sumber daya lahan, manusia, modal, teknologi, informasi

dan energi. Sumber daya ini tidak lain merupakan faktor produksi atau masukan

dalam suatu proses produksi. Jika faktor tenaga kerja, modal, informasi dan

teknologi berasal dari manusia, maka sumber daya alam dan energi lebih bersifat

pemberian Tuhan. Alam menyediakn sejumlah tertentu sumber daya alam dan

energi , yang dengan pertolongan teknologi sumber daya tersebut kita angkat dan

Page 18: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

32

digunakan untuk berbagai kepentingan. Dalam usaha mengangkat sumber daya

alam dan energi menjadi siap pakai dan sampai dengan pemanfaatannya baik

untuk konsumsi maupun sebagai input dalam proses produksi.

Kemajuan ekonomi yang pesat diperoleh dengan eksploitasi besar-besaran

dari sumber daya alam mungkin saja telah merusak lingkungan atau terjadi

pencemaran di sana-sini.

Sumber daya merupakan hal yang penting bagi pembangunan ekonomi.

Dalam masa Adam Smit mengemukakan teori tentang “absolute comparative

adventage”, dengan teori ini adam smith menyarankan ’agar setiap masyarakat

berproduksi sesuai dengan keunggulan komparative yang dimilikinya’. Jadi

sebuah masyarakat yang kaya akan sumber daya dibanding masyarakat lain akan

mampu lebih banyak ber-produksi. Dan melalui proses pertukaran perdagangan

kelebihan produksi bisa ditukar dengan barang produksi lain yang dibutuhkan

namun tidak diproduksi sendiri.

Pandangan lain dari Simon Kuznets dalam Reksohadiphodjo menyatakan

bahwa ‘pertumbuhan ekonomi sayangnya dibatasi oleh kekurangan absolute dari

sumber daya alam’. Dari pernyataan nya tersebut terdapat perkiraan negara-negara

yang miskin akan sumber daya alam akan tersendat-sendat pertumbuhan

ekonominya. Dan negara yang tidak mempunyai kekayaan sumber daya, kesiapan

pembangunannya dengan diwujudkan dalam bentuk pembelian sumber daya dari

negara yang kaya sumber daya.

Page 19: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

33

Satu hal jika harus di hadapi manusia adalah semakin tipisnya persediaan

sumber daya alam dimungkinkan pertumbuhan akan berhenti, tetapi pertumbuhan

ekonomi tidak ada batasnya karena dapat dicapai tanpa henti-hentinya.

Pertumbuhan ekonomi tidak ada batasnya karena 1) teknologi akan selalu

menyediakan pengganti terhadap sumber-sumber daya alam yang semakin langka;

2) kalau sumber daya telah langka, harganya akan tinggi, sehingga akan

mengurangi permintaan dan penggunaannya akan berkurang, dan selanjutnya akan

menimbulkan insentif untuk mencari pengganti. (Dibyo Prabowo dan

Sukanto,1985). Namun perlu di sadari bahwa saat ini belum banyaknya pemenuan

pengganti baik sintetis maupun subtitusi yang cukup berarti dalam arti belum

mampu menandingi sumber daya alam dan energi.

Bagi hasil sumber daya alam merupakan sumber pemerimaan penting bagi

pemerintah daerah, karena akan banyak daerah yang berusaha meningkatkan

penerimaannya melalui peningkatan kegiatan eksploitasi sumber daya alam

daerahya. Pemerimaan bagi hasil antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah

yang dibagikan adalah penerimaan negara bukan pajak dari kegiatan eksplorasi

dan eksploitasi sumber daya alam, diantaranya minyak bumi dan gas alam,

pertambangan umum, kehutanan, perikanan.

Dasar pemikiran klasik sering mengatakan bahwa pembangunan ekonomi

di daerah yang kaya SDA akan lebih maju dan masyarakatnya lebih makmur

dibandingkan di daerah yang kaya SDA akan lebih maju dan masyarakatnya lebih

makmur dibandingkan di daerah yang miskin SDA, untuk arti SDA harus dilihat

Page 20: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

34

hanya sebagai modal awal untuk pembangunan, yang selanjutnnya harus

dikembangkan terus. Dan diperlukan faktor lain , diantaranya teknologi dan SDM.

Thomas Robert Maltus mengemukakan pendapatnya bahwa ada

kecenderungan bertambahnya penduduk lebih cepat dibanding persediaan

makanan atau penduduk bertambah secara deret ukur sedang makanan bertambah

secara deret hitung. Hal ini disebabkan karena tanah yang relative tetap. Malthus

mengungkapkan pula kemungkinan perbaikan perbaikan dalam pertanian dan

pengurangan pertumbuhan penduduk untuk mengatasi problema tersebut. Tetapi

kurang meperhatikan kemungkinan naiknya rasio capital tenaga kerja untuk

menutup naiknya rasio tenaga kerja tanah. David Ricardo menyumbangkan

pikirannya di bidang sumber daya alam dan energi melalui konsep sewa tanah

sebagai return dari tanah yang berbeda kualitas. Tanah yang subur akan

memperoleh sewa yang lebih tinggi di banding tanah-tanah yang lebih rendah

kualitasnya. Dan perbedaan kondisi ketersediaannya sumber daya alam dan energi

akan membatasi pertumbuhan potensial dalam ruang gerak dalam berproduksi

suatu perekonomian.

Secara relative peranan sumber daya alam memang semakin kecil. Tetapi

kalau kita perhatikan tampak bahwa semakin maju suatu perekonomiaan secara

absolute semakin banyak jumlah dan macam sumberdaya alam yang diolah

sehingga berubah dari sumber daya alam yang potensial menjadi sumber daya

alam yang riil sifatnya. Karena kenyataannya memang demikian maka timbul

banyak kehawatiran berhubung dengan semakin majunya pembangunan ekonomi

suatu negara. Bersama-sama dengan adanya perkembangan ekonomi, banyak

Page 21: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

35

sumber daya alam yang ada, khususnya sumberdya alam yang besifat tak dapat

diperbaharui . demikian pula sumber daya alam yang bersifat aliran atau dapat di

perbaharui juga semakin sulit di dapat. Walaupun tidak secera habis kalau dipakai

terus, tetapi kalau penggunaannya tidak hati-hati, maka sumber daya jenis ini pun

akan menjadi langka pula. Kalau sumber daya alam menjadi langka maka akan

mempengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi sendiri,

Dengan banyak dan macamnya sumber daya alam di suatu negara bisa

dikatakan masih merupakan penaksiran yang kasar saja,. Oleh karena itu survey

dan inventarisasi sumber daya dalam membutuhkan biaya yang mahal dan

pelaksanaannya adalah sangat sukar tanpa mengikutsertakan para ahli yang

mengetahui masalah-masalah khusus di daerah yang bersangkutan.

Umumnya dikatakan bahwa perbedaan antara negara-negara yang sudah

maju dan negara yang rendah pendapatannya tidaklah terletak pada tersedianya

sumber daya alam, tetapi terletak pada tingkat penggunaan sumber daya yang ada.

Tidak tersedianya suatu bahan yang penting dalam suatu daerah akan dapat diatasi

oleh pemerintah bahkan oleh penduduknya atau orang-orangnya yang bersifat

kreatif dan inovative dalam menyelesakan persoalan dengan alam sekitarnya.

Apalagi penduduknya telah mengembangkan kecakapan dan bakatnya dan bila

dalam penyesuaikan diri dengan alam sekitarnya itu bersifat agresif dan penuh

fantasi, maka mereka akan menemukan sumberdaya yang dapat diekploatir.

Page 22: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

36

2.1.2.2 Sifat Dan Macam Sumberdaya Alam

Sumber daya alam tidak saja meliputi jumlah bahan-bahan yang ada yang

menunggu untuk diolah dan digunakan, tetapi sumber daya alam itu sendiri juga

dinamis dan berubah-ubah sifatnya. Tergantung pada waktu dan tempat, tingkat

teknik dan penemuan-penemuan-penemuan baru, sikap manusianya terhadap

sumber daya tersebut, dan perubahan-perubahan dalam variabel ini menyebabkan

nagara itu akan lebih baik atau lebih buruk dalam sumber dayanya meskipun

jumlah fisik dari sumber daya alam tidak berubah

Macam-macam sumber daya alam dapat digolongkan sebagai berikut: 1)

sumber daya alam yang tidak habis. Ini menyangkut udara, energi matahari, dan

air hujan; 2) sumber daya alam yang dapat diganti. Ini mencngkup air yang ada di

tempat seperti danau, sungai dan sebagainya, kualitas tanah, hutan, margasatwa,

ikan; 3) sumber daya alam yang tidak dapat diganti. Ini meliputi sumberdaya

mineral seperti logam, minyak bumi dan batu bara.

Ada dua syarat penting bagi adanya suatu pengambilan yang optimal.

sumber daya yang dapat diperbaharui itu terbatas jumlahnya dan tak dapat

dihasilkan atau dibuat secara cepat. Penggunaan atau pengambilan satu ini berarti

mengandung suatu biaya alternatif yang berupa nilai yang mungkin diperoleh

pada masa yang akan datang. Biaya alternatif itu harus diperhitungkan dalam

menentukan alokasi sumber daya sepanjang waktu.

Syarat efisiensi biaya yang harus diperbaharui bagi barang-barang pada

umumnya adalah harga sama dengan biaya produksi marjinal, sedangkan untuk

Page 23: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

37

sumber daya alam syarat efisiensi akan terpenuhi bila harga barang sumber daya

sama dengan biaya produksi marjial di tambah biaya alternatif

Pertumbuhan tergantung pada jumlah stok yang ada. Mula-mula

peningkatan stok itu menaik sejalan dengan banyaknya stok, tetapi kemudian

menurun setelah stok itu mencapai suatu titik (kemampuan lingkungan dalam

menanggug beban). Hal ini karena adanya jumlah maksmum populasi yang dapat

beratahan untuk hidup. Pertumbuhan itu tidak terjadi lagi bila stok sudah sama

dengan nol atau sudah dihabiskan. Pada kondisi pertumbuhan maksimum, yang

berarti sesuai dengan penemuan/pengambilan yang maksimum, sehingga stok

dapat dipertahankan secara terus-menerus tanpa batas.

Pembangunan berwawasan lingkungan merupakan landasan bagi adanya

pembangunan berkelanjutan. Adapun yang dimaksud dengan pembangunan

berkelanjutan.dapat di bedakan dalam arti sempit dan arti luas. Dalam arti luas

pembangunan berkelanjutan diartikan sebagai pembangunan yang tidak

menurunkan kapasitas generasi yang akan datang untuk melakukan pembangunan

meskipun terdapat penyusutan cadangan sumber daya alam dan memburuknya

lingkungan, tetapi keadaan tersebut dapat digantikan oleh sumber daya lain baik

oleh sumber daya manusia maupun oleh sumber daya capital. Sadangkan dalam

arti sempit pembangunan berkelanjutaan dirtikan sebagai pembangunan yang

tidak mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk melakukan

pembangunan, tetapi dengan menjaga agar fungsi sumber daya alam dan

lingkungan yang ada tidak menurun, tanpa digantikan oleh sumber daya lainnya.

Page 24: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

38

Pembangunan tidak hanya berupa meningkatnya produksi barang dan jasa,

tetapi juga perlu menjaga kondisi lingkungan agar tetap berfungsi sebagaimana

mestinya, dan juga perlu ada usaha meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber

daya manusia, maupun sumber daya capital serta teknologi. Oleh karena itu untuk

menjamin adanya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, harus dicari titik

keseimbangan antara kebijakan pembangunan dan kebijakan lingkungan, sehingga

akan tercapai kebijakan pembangunan ekonomi yang benar-benar menjamin

peningkatan kesejahteraan manusia dalam jangka panjang.

Indonesia masih mengandalkan SDA sebagai modal pembangunan

nasional maupun daerah, dengan demikian apabila tidak ditangani secara

bijaksana, situasi ini dapat membawa konsekuensi pada perilaku eksploitasi atas

sumber daya alam yang semakin tidak terkendali. Penerimaan SDA masih tetap

merupakan sumber andalan bagi Pendapatan, karena kontribusinya yang cukup

besar, baik terhadap pertumbuhan maupun terhadap pendapatan negara. Dalam

struktur pendapatan negara hingga saat ini masih didominasi oleh penerimaan

yang berasal dari sumber daya alam, terutema SDA minyak bumi dan gas alam.

2.1.3 Konsep Dasar Otonomi Daerah

Otomoni berasal dari bahasa yunani, outonomous, yang berarti pengaturan

sendiri atau pemerintahan sendiri. Pengertiannya menyangkut dua hal pokok yaitu

kewenangan untuk membuat hukum sendiri dan kebebasan untuk mengatur

pemerintahan sendiri. Pada hakekatnya hak atau wewenang untuk mengatur

Page 25: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

39

pemerintahan dan mengelola pembangunan yang diserahkan oleh pemerintah

pusat kepada pemerintah daerah.

Diperlukannya otonomi guna meningkatkan partisipasi politik masyarakat

pada tingkat daerah, hal ini penting untuk meningkatkan demokrasi dalam

pengelolaan negara, untuk meningkatkan kemampuan dan tanggung jawab

pemerintah daerah dalam mewujudkan hak dan aspirasi masyarakat di daerah, hal

ini pentung untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial

di masing-masing daerah. Selanjutnya uantuk meningkatkan tanggung jawab

pemerintah daerah terhadap masalah-masalah sosial-ekonomi yang terjadi di

daerahnya. Hal ini pun penting bagi peningkatan upaya pembangunan dan

peningkatan kesejahteraan sosial di daerah.

2.1.3.1 Desentralisasi

Dalam sistem desentralisasi administrative yang terjadi di Indonesia

terdapat tiga bentuk yaitu : 1) Dekonsentrasi : pelimpahan wewenang pemerintah

pusat kepada kantor0kantor departemen yang ada di daerah artinya pelaksanaan

kegiatan yang menjadi urusan departemen di duatu daerah; 2) Desentralisasi atau

otonomi, yaitu pelimpahan wewenang yang lebih luas dari departemen kepada

pemerintah lokal dan di dukung dengan dana; 3) Bantuan : pelaksanaan urusan

atau kegiatan tertentu oleh daerah yang memperoleh pelimpahan wewenang dan

pembiayaan dari pusat, namun keputusan terakhir berada pada pihak pemberi

wewenang.

Page 26: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

40

Desentralisasi fiskal merupakan salah satu mekanisme transfer dana dari

APBN dalam kaitan dengan kebijakan keuangan negar yaitu untuk mewujudkan

ketahanan fiskal yang berkelanjutan dan memberikan stimulus terhadap aktifitas

perekonomian masyarakat, maka dengan kebijakan desentralisasi fiskal

diharapkan akan menciptakan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah

yang sepadan dengan besarnya kewenangan urusan pemerintahan yang diserahkan

kepada daerah otonom. Desentralisasi fiskal merupakan salah satu penyangga

dalam memelihara kestabilam kondisi ekonomi nasional, karena dengan adanya

transfer dana ke daerah akan mendorong aktifitas erekonomian masyarakat di

daerah.

Fiskal federalism theory dalam khusaini [2006:116] mengisyaratkan

bahwa

Pelimpahan wewenang fiskal dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran akan memudahkan pemerintah daerah memenuhi apa yang menjadi kebutuhan masyarakat lokal sehingga akan menghasilkan efisiensi penyedian barang publik, pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sumber penerimaan daerah ada tiga macam yaitu, pertama pendapatan asli

daerah (PAD), dalam hal ini terbagi lagi diantaranya a) pajak daerah, b) retribusi

daerah, c) hasil pengelolaan kekayaan daerah, d) hasil pengelolaan kekayaan

daerah, e) lain PAD yang sah. Kedua dana perimbangan dan terbagi menjadi a)

dana bagi hasil, b) dana alokasi umum, c) dana alokasi khusus. Ketiga yaitu

pendapatan lain yang sah.

Melalui undang-undang dalam desentralisasi fiskal terdapat dua komponen

yaitu 1) dana perimbangan keuangan pusat dan daerah, dengan maksud

Page 27: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

41

menciptakan keadilan dan pemerataan serta memperkecil kesenjangan fiskal antar

daerah. Dana perimbangan itu berasal dari penerimaan dalam negeri yang

diperoleh dari pendapatan perpajakan, royalti dan bagi hasil Sumber Daya Alam

(SDA). Dan dana perimbangan sendiri ada tiga unsur yaitu bagian untuk daerah

dari hasil pemasukan dari pengelolaan sumber daya alam, dana alokasi umum

(DAU) dan dana alokasi khusus (DAK). 2) dana yang bersumber dari hutang

dalam negeri dan luar negeri yang disalurkan ke daerah baik dari hutang bilateral

maupun multilateral.

Saat ini yang dibagi hasilkan ke daerah hanyalah Penerimaan Negara

Bukan Pajak (PNBP) yang berasal dari penerimaan sumber daya alam.

Karenanya, PNBP yang dibagi hasilkan ke daerah inilah yang disebut penerimaan

bagi hasil sumber daya alam. PNBP terdiri dari PNBP sumber daya alam minyak

bumi, gas alam, kehutann, pertambangan umum dan perikanan. Untuk kehutanan

dan pertambangan umum, penerimaan negara dari sumber daya ini diatur

berdasarkan prinsip besarnya produksi atau pun luas area, khususnya melalui

pengenaan royalty atau pun dan land rent. Penerimaan negara yang berasal dari

minyak bumi dan gas alam diatur berdasarkan prinsip Net O Income (NOI). Untuk

perikanan, penerimaan negara diatur berdasarkan nilai ekspor ikan dan license fee

usaha perikanan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasiolan (BAPPENAS).

Dana bagi hasil sumber daya alam bagian daerah yang berasal dari: 1)

kehutanan; 2) pertambangan umum; 3) perikanan; 4) pertambangn minyak bumi;

5) pertambangan gas bumi; dan 6) pertambangan panas bumi.

Page 28: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

42

Dana alokasi umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN

yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah

dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU dialokasikan untuk provinsi dan

Kabupten dan Kota. Tujuan DAU untuk pemerataan kemampuan kauangan antar

daerah yang dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangn kemampuan keuangan

antar daerah melalui penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan dan

potensi daerah.

DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan Anggaran Pendapatan

Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan

untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan

sesuai dengan prioritas nasional.. tujuannya untuk mendanai kegiatan khusus yang

menjadi urusan daerah dan merupakan prioritas nasional, sesuai dengan fungsi

yang merupakan perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu, khususnya

dalam upaya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar

masyarakat daerah tertentu disini adalah daerah yang memenuhi kriteria yang

ditetapkan setiap tahun untuk mendapatkan alokasi DAK, maka tidak semua

daerah mandapatkan alokasi DAK

Berikut disajikan hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya yaitu sebagai

berikut:

Page 29: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

43

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Sebelumya

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil

1. Amin Pujiati

(UNS, 2006)

Analisis pertumbuhan ekonomi di Karesidenan Semarang era desentralisasi fiskal

PAD, DBH dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. DAU berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

2.Puji Wibowo

(2008)

Mencermati dampak desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi daerah

Secara umum desentralsasi fiskal di Indonesia memberikan pengeruh positif terhaddap pembangunan daerah

3.Joko Waluyo

(Uiversitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta, 2007)

Dampak desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan antar dearah di Indonesia

PBB, BPHTB, dan PPH menghasilkan rata-rata pertumbuhan ekonomi yang negatip. Hanya daerah-daerah pusat industri dan jasa yang diuntungksn dengan kebijakan ini. Dana bagi hasil SDA menghasilkan rata-rata pertumbuhan ekonomi yang negatip, hanya daerah kaya yang paling menikmati pertumbuhan ekonomi positip disamping itu memperburuk kesenjangan pendapatan antar daerah. DAU efektif dalam mengurangi kesenjangan pendapatan daerah.

4.Iman Widhiyanto

(2008)

Fiskal desentralization and Indonesia regional income disparity (1994-2004)

Fiskal decentralization has positive impac on ecenomic growth rate, since its coefficient is positive to ecenomic growth in the regresion model.

Fiskal decentralization has negative impac on the disparity of regional imcome per capita.

5. Tao Zhang, Heng-Fu Zou (Wuhan University,1998)

Fiskal decentralization, publik spending, and economic growth in china

Terdapat hubungan yang negatif antara desentralisasi fiskal di China dengan pertumbuhan ekonomi provinsinya, hal ini dapat terjadi mengingat terdesak oleh sumber yang terbatas untuk investasi di tingkat nasional.

Page 30: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

44

6. Adi Priyo Hari

(2006)

Hubungan antara pertumbuhan ekonomi daerah, belanja pembangunan dan pendapatan asli daerah

Pertumbuhan ekonomi memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan PAD.

7. Abdullah Dan Halim (2003)

Pengaruh DAU dan PAD terhadap belanja pemerintah daerah. Studi kasus di Kabupaten dan Kota di Jawa dan Bali

DAU dan PAD berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah.

8. Hadi Sasana, (2005)

Analissi dampak pelaksanaan desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan antar wilayah antar sektor di Kabupaten dan Kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Menunjukan bahwa PAD mempunyai hubungan yang positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi hanya di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. DAU berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Batul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta.

9. Wallce E. Oates, (1993)

Fiskal decentralization and economic development

Pembangungan ekonomi suatu daerah akan berimbas pada penciptaan sektor publik di daerah dan desentralisasi fiskal berpotensi memberikan kontribusi dalam bentuk peningkatan efisiensi pemerintahan dan laju pertumbuhan ekonomi

Page 31: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

45

2.2 Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan ekonomi sangat penting karena ekonomi menitikberatkan

pada terpenuhinya kebutuhan individu dalam masyarakat. Ekonnomi dapat

dikatakan berhasil apabila mampu mewujudkan kesejahteraan umat manusia.

Hendrik Van Berg juga mengatakan bahwa :

Kesejahteraan tidak ditentukan banyaknya emas dalam tabungan pemerintah atau besarnya kekuatan tentaranya atau kemajuan industry suatu negara, tetapi lebih pada berapa banyak barang yang dapat diakses dan dinikmati oleh masyarakat. Oleh karena itu fungsi belanja negara atau konsumsi maksimal yang

optimal memungkinkan terpenuhinya kebutuhan individu dalam masyarakat,

sehingga keberhasilan pertumbuhan ekonomi dapat berhasil, pada sisi yang lain

Tulus T.H Tambunan (2001:274) juga menunjukkan bahwa perbedaan tingkat

pembangunan dapat juga dilihat dari perbedaan peran sektoral dalam

pembentukkan PDRB. Secara hipotesis dapat dirumuskan bahwa semakin besar

peranan sektor ekonomi yang memiliki nilai tambah tinggi, seperti industri

manufaktur, terhadap pembentukan atau pertumbuhan PDRB di suatu wilayah,

semakin tinggi pula pertumbuhan PDRB wilayah tersebut.

Pembangunan selalu menimbulkan dampak baik positif maupun negatif.

Oleh karena output diperlukan indikator sebagai tolak ukur terjadinya

pembangunan. Dijelaskan oleh Tulus T.H Tambunan (2001:37) bahwa walaupun

bukan merupakan suatu indikator yang bagus, kesejahteraan masyarakat, dilihat

dari aspek ekonominya, dapat diukur dengan tingkat pendapatan nasional, maka

pertumbuhan menjadi salah satu terget yang sangat penting yang harus dicapai

dalam proses pembangunan ekonomi. Lebih rinci Mudrajar Koncoro (2000:18)

Page 32: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

46

menjelaskan bahwa indikator-indikator kunci pembangunan pada dasarnya dapat

diklasifikasikan menjadi 1) indikator ekonomi 2) indikator sosial. Variabel yang

termasuk sebagai indikator ekonomi adalah Gross National Product (GNP) per

kapita, laju pertumbuhan ekonomi, GDP per kapita dengan purchasing power

party. Variabel yang termasuk indikator sosial adalah HDI (Human Developnemt

Indekx) atau indekx mutu hidup.

Secara ringkas pengertian dari GDP (Gross Domestik Produk) dan GDP

(Gross National Produk) adalah sebagai berikur :

1. GNP menurut Musgrave et al. (1993:18) dapat dipandang sebagai

pengeluaran agragat untuk output yang diproduksi pada tahun bejalan. GNP per

kapita adalah GNP di bagi dengan jumlah penduduk

2. GDP menurut Michael Parkin et al. (1995:48) adalah merupakan nilai

barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian selama satu tahun yang

dengan ukuran harga terentu pada tahun sekarang (current year).

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan

merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. Karena

penduduk bertambah terus, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap

tahun. Tulus T.H tambunan (2001:38) menjelaskan bahwa untuk mengatasi

permasalahan pendapatan penduduk hanya bisa didapat lewat peningkatan output

agregat (barang dan jasa) atau Produk Domestik Broto (PDB) atau GDP setiap

tahun. Jadi dalam pengertian ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah

penembahan PDB yang berarti juga penambahan pendapatan nasional

Page 33: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

47

Menurut Mudrajat Koncoro (2000:39) pertumbuhan ekonomi akan mulai

mengalami perlambatan jika daya dukung alam tidak mampu lagi mengimbangi

aktivitas ekonomi yang ada. Keterbatasan sumber daya merupakan faktor yang

dapat menghambat pertumbuhan ekonomi tersebut, bahkan dalam

perkembangannya hal tersebut justru menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi.

Sehingga, bila pertumbuhan penduduk melebihi atau sama dengan pertumbuhan

pendapatan nasional maka pendapatan per kapita bisa menurun atau tidak

berubah, dan jelas ini tidak dapat disebut ada perkembangan ekonomi.

Menurut Musgrave et. al (1993:574) meskipun penting untuk mengetahui

berapa tingkat permintaan pajak yang diperlukan guna menjamin tingkat

pertumbuhan tertentu, namun kelayakan tingkat pengenaan pajak itu sendiri

merupakan faktor penting yang harus diperhitungkan dalam menentukan target

pertumbuhan. Jadi, kebijakan perpajakan harus diperttimbangkan bersama-sama

dengan aspek-aspek lain dari kebijakan pembangunan, tetapi hal itu tidak bisa

dianggap sebagai variabel dengan pengenaan pajak yang diperlukan.

Selain itu Tulus Tambunan (2001:38) juga menjelaskan bahwa tidak

mengherankan jika pada awal pembangunan ekonomi suatu negara, umumnya

perencanaan pembangunan ekonomi berorientasi pada masalah pertumbuhan.

Untuk negara seperti Indonesia yang jumlah penduduknya tinggi serta ditambah

lagi dengan kenyataan bahwa jumlah penduduk yang hidup di bawah garis

kemiskinan pada awal proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi menjadi

sangat penting dan lajunya harus jauh lebih besar dari pada pertumbuhan

penduduk agar peningkatan pendapatan masyarakat per kapita dapat tercapai.

Page 34: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

48

Selama periode orde baru pemerintah kurang memperhatikan pola pembagian dari

pertumbuhan itu sendiri (distribusi pendapatan). Hal ini mengakibatkan

kesenjangan pendapatan antara kelompok kaya dan kelompok miskin membesar

bukannya mengecil.

R.J Chelliah et.al (1975) menguraikan bahwa jika demikian bagaimana

kita dapat menilai kemampuan membayar pajak dari suatu negara dan bagaimana

kelancaran pembayaran pajak dapat diukur?. Seperti telah kita lihat , besarnya

sektor pemerintahan di negara-negara maju tidak hanya berkembang sejalan

dengan pendapatan per kapita tetapi kenaikan pendapatan perkapita juga disertai

dengan kenaikan persentase sektor pemerintahan pajak juga dipengeruhi oleh

kontibusi sektor terhadap GDP yang ada di suatu negara.

a) Produk Domestk Regional Bruto (PDRB) adalah sejumlah nilai tambah

(value aded) yang timbul dari berbegai unnit produksi di suatu wilayah dalam

jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam rupiah. Mardiasmo (2002:69)

menyebutkan bahwa unit-unit produksi tersebut dikelompokkan menjadi 10 sektor

lapangan usaha, yaitu pertanian, industri pengolahan, pertambangan dan

penggalian, listrik, gas, dan air bersih, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran,

pengangkutan dan telekomunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan,

perbankan daerah, jasa-jasa.

Lincolin Arsyad (1993:15) memaparkan bahwa pembangunan yang

berorientasi kepada kenaikan PDRB dan peningkatan terhadap pendapatan

perkapita masyarakat belumlah sepenuhnya memecahkan permasalahan dalam

Page 35: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

49

pembangunan. Meskipun terget kenaikan PDB pertahun telah tercapai, namun

kehidupan masyarakat merupakan permasalahan yang perlu mendapat perhatian.

Penyebab rendahnya pendapatan di negara-berkembang seperti Indonesia

adalah berlakunya hukum penambahan hasil yang semakin berkurang akibat

pertambahan penduduk sangat cepat, sementara tak ada kekuatan yang mendorong

pertumbuhan ekonomi berupa pertambahan kualitas dan kualitas sumber alam,

kapital,dan kemajuan teknologi (Roslina:2004).

Menurut Adam Smith dalam Lincolin Arsyad (1999:55), mengemukakan

tentang proses pertumbuhan ekonomi melalui aspek pertumbuhan output total.

Sedangkan unsur pokok dari sistem produksi suatu negara menurut Smith ada tiga

yaitu 1) sumber alam yang tersedia 2) sumberdaya insani (jumlah penduduk) 3)

stok barang modal yang ada.

Sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah yang paling mendasar

dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah sumber daya alam yang tersedia

merupakan ”batas maksimum” bagi pertumbuhan suatu perekonomian.

Maksudnya, jika sumber daya ini belum digunakan sepenuhnya, maka jumlah

penduduk dan stok modal yang ada yang memegang peranan dalam pertumbuhan

output. Tetapi pertumbuhan output tersebut akan berhenti jika semua sumber daya

alam tersebut telah digunakan secara penuh.

Hipotesis utama dari model perubahan struktural yang di kemukakan oleh

Hollis B. Chenery dan rekan-rekannya dalam Lincolin Arsyad (1999) bahwa

pembangunan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perubahan yang dapat

Page 36: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

50

diamati yang ciri-ciri pokoknya sama di semua negara. Meskipun demikian

perbedaan-perbedaan dapat saja terjadi di antara satu negara berkembang dengan

yang lain dalam hal langkah-langkah yang ditempuhnya serta pola umum

pembangunannya, yang semuanya ditentukan oleh sejumlah faktor. Adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembangunan pada umummnya adalah

jumlah dan jenis sumber daya alam yang dimiliki masing-masing negara,

rangkaian kebijakan dan sasaran yang ditetapkan oleh pemerintah, tersedianya

modal dan teknologi dari luar, serta kondisi-kondisi di lingkungan perdagangan

internasional.

Ada dua hal yang menjadi penggerak pertumbuhan yaitu a) sumber-

sumber yang harus digunakan secara lebih efisien. Hal mengisyaratkan tidak

boleh sumber-sumber mengangur dan alokasi penggunannya kurang efisien. b)

penawaran atau jumlah sumber-sumber atau elemen-elemen pertumbuhan tersebut

haruslah diusahakan pertambahannya. Elemen-elemen yang memacu

pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut a) sumber-sumber alam, b) sumber-

sumber tenaga kerja, c) kualitas tenaga kerja yang rendah, d) akumulasi kapital.

Dalam Proposal Pembangunan Nasional (PROPENAS) tahun 2001-2004

tentang pembangunan berkelajutan, terutama pembangunan ekonomi, dilakukan

berdasarkan kapasitas yang tersedia dari sumber daya alam, lingkungan dan

karakter sosial. Salah satu bagian terpenting dari perhitungan kualitas lingkungan

dalam kaitannya dengan pembangunan dalam mendukung pembangunan yang

berkelanjutan adalah penyusunan neraca sumber daya alam dan

lingkungan.Dengan diketahuinya neraca sumber daya alam maka indikator

Page 37: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

51

pembangunan yang ditunjukkan Produk Domestik Bruto akan menjadi lebih

sempurna, karena akan benar-benar menunjukkan kapasitas potensi pembangunan

yang dimiliki oleh suatu daerah ataupun kabupaten dan kota.

Pembangunan ekonomi atas pemakaian sumber daya alam berupaya untuk

memberikan keseluruhan nilai ekonomi yang melekat pada sumber daya alam

tersebut. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses. Yaitu proses yang

mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industry-industri

alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk

dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan

pengembangan perusahaan-perusahaan baru.

Untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi daerah, pemerintah daerah

dan masyarakat harus secara bersama-sama inisiatif pembangunan daerah. Oleh

karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan

menggunakan sumber daya-sumber daya yang ada harus mampu menaksir potensi

sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun

perekonomian daerah.

Indonesia sebagai negara bekembang mengalami ketidakstabilan sosial,

politik, dan ekonomi pada awal twrjadinya krisis dan perubahan adaptasi dari

adanya kebijakan desentralisasi fiskal. Ini merupakan sumber yang menghalangi

pertumbuhan ekonomi. Adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa menjamin

terciptanya keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan dan perdamaian di

dalam negari. Dengan adanya proses adaptasi dari kebijakan sentaralistik menuju

Page 38: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

52

desentralisasi fiskal merupakan kondisi yang perlu dijaga kestabilannya agar ini

sangat diperlukan bagi terciptanya iklim bekerja dan berusaha yang merupakan

motor pertumbuhan ekonomi.

Tumbuhnya perhatian terhadap desentralisasi dikaitkan dengan gagalnya

perencanaan terpusat dan populernya strategi pertumbuhan dan pemerataan, tetapi

juga adanya kesadaran bahwa pembangunan adalah proses yang kompleks dan

penuh ketidakpastian yang tidak dapat dengan mudah dikendalikan dan

direncankan dari pusat, karena itu desentralisasi merupakan hal yang penting

Proses pembangunan bukan hanya ditentukan oleh aspek ekonomi saja,

tetapi pertumbuhan ekonomi merupakan unsur penting dalam proses

pembangunan wilayah di Indonesia yaitu berbentuk propinsi, kabupaten atau kota.

Pertumbuhan ekonomi yang cupuk tinggi sampai saat ini masih merupakan target

utama pembangunan dalam rencna pemabngunan wilayah dismping pembangunan

sosial. Sedangkan target pertumbuhan ekonomi tersebut ternyata sangat bervariasi

sesuai dengan potensi ekonomi yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Melalui

pertumbuhan ekonomi daerah yang cukup tinggi tersebut diharapkan

kesejahteraan masyarakat secara bertahap akan dapat ditingkatkan.

Perhatian terhadap pertumbuhan ekonomi daerah semakin meningkat

dalam era otonomi daerah. Hal ini cukup logis, karena dalam era otonomi masing-

masing daerah berlomba-lomba meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya

guna meningkatkan kemakmuran masyarakatnya. Karena itu, pembahasan tentang

struktur dan faktor penentu pertumbuhan daerah akan sangat penting artinya bagi

Page 39: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

53

pemerintah daerah dalam menentukan upaya untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi di daerahnya.

Para ahli seperti Oates(1993), Bird (1993), Bird Dan Wallich (1995),

Martnez dan Mc Nab (2001), World Bank (1997), Bahl Dan Linn (1992), dan

Gramlich (1993) tertarik pada isu bahwa desentralisasi fiskal sebagai jalan untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mereka menyatakan bahwa dengan

diserahkannya beberapa kewenangan ke pemerintah daerah, diharapkan pelayanan

masyarakat semakin efisien dan pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan

ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat lokal.

Secara intuitif desentralisasi fiskal dapat mendorong efisiensi ekonomi dan

secara dinamis akan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah (Oates,1993;

Martinesz dan Mancab, 1997). Mereka beragumen bahwa pengeluaran untuk

infrastruktur dan sektor sosial akan efektif dalam mendorong pertumbuhan

ekonomi suatu daerah, karena daerah mengetahui karakteristik daerahnya masing-

masing. Tentu saja hal ini akan terlaksana jika pemerintah daerah mengetahui apa

yang menjadi kebutuhannya. Jadi, menurut pandangan ini pemerintah daerah

dipercaya dapat mengalokasikan dana kepada setiap sektor ekonomi secaea efisien

dari pada yang dilakukan pemerintah pusat. Tetapi, pengaruh langsung

desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi tidak akan terjadi jika

desentralisasi fiskal tidak berjalan secara efektif (Martinez dn Mcnab,1997).

Peneliti yang lain pun berpendapat bahwa desentralisasi penerimaan dan

pengeluaran merupakan jalan untuk meningkatan efisiensi di sektor publik,

Page 40: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

54

mengurangi defisit anggaran, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pendapat ini

di sadari bahwa pemerintah daerah akan lebih tepat dalam memenuhi kebutuhan

daerah dari pada pemerintah pusat.

Dalam banyak litelatur dikemukakan bahwa desentralisasi fiskal dapat

berdampak bagi pertumbuhan ekonomi daerah, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Seperti penjabaran bahwa desentralisasi fiskal akan mendorong

efisiensi ekonomi terutama di sektor publik yang pada akhirnya akan

menimbulkan dinamika efek pada pertumbuhan ekonomi daerah.

Menurut Barzelay, M dalam Khusaini (2006) menyatakan bahwa

pertumbuhan atau pengembangan ekonomi lokal di definaisikan sebagai suatu

proses dimana terdapat kerjasama antara pemerintah lokal, kelompok masyarakat,

dan sektor swasta yang dibentuk untuk mengelola sumberdaya yang ada untuk

menciptakan pekerjaan dan merangsang kegiatan ekonomi dari suatu potensi

sumber daya manusia yang ada, kelembagaan, dan sumber daya fisik.

Konsep pengembangan ekonomi daerah dapat mengacu pada tiga kategori.

Pertama, pengembanan ekonomi daerah terkait dengan perkembangnya ekonomi

yang berbasis pada masyarakat lokal. Kali ini biasanya ditandai dengan

berkembangnya karakteristik mayarakat lokal, baik di daerah perkotaan maupun

di pedesaan. Kedua, pengembangan ekonmi lokal ditandai dengan perkembangan

dunia bisnis di daerah, baik usaha kacil, menengah maupun besar. Ketiga, tentang

pengembangan ekonomi lokal adalah menyangkut perencanaan dan pengelolaan

ekonomi daerah secara makro. Sedangkan keterkaitan tidak langsung antara

Page 41: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

55

desentralisasi fiskal dengan pertumbuhan ekonomi dapat terjadi melalui

peningkatan efisiensi ekonomi terutama dalam penyediaan publik service bagi

masyarakat.

Menurut Zhang Dan Zho (1998) pertumbuhan ekonomi dapat dipengarui

oleh beberapa faktor, seperti desentralisasi fiskal, tenaga kerja, perpajakan

nasional, perpajakan provinsi, investasi, keterbukaan ekonomi, dan pengeluaran

pemerintah di masing-masing sektor dalam ekonomi.

Untuk mendukung penyelenggaran otonomi daerah melalui penyediaan

sumber-sumber pendanaan berdasarkan kewenangan pemerintah pusat,

desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan, perlu ada peraturan secara

adil dan selaras mengenai hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan

sumber daya alam dan sumber daya lainya antara pemerintah pusat dan

pemerintah daerah, dan antar pemerintah daerah.

Dengan diaturnya perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan

pemerintah daerah berupa sistem keuangan yang diatur berdasarkan pembagian

wewenang, tugas, dan tanggung jawab yang jelas antar susunan pemerintahan.

Secara umum peningkatan PAD melalui: 1) intensifikasi dan ekstensifikasi

pungutan daerah dalam bentuk retribusi atau pajak; 2) seksplorasi sumber daya

alam; 3) skema pembentukan capital atau investasi daerah melalui penggalangan

dana atau menarik investor.

Kekayaan alam mengandung kemungkinan yang amat potensial untuk

dimanfaatka sebagai sumber daya produksi yang efektif. Potensi sumber daya

Page 42: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

56

alam yang bersifat non lestari hingga saat ini masih di jadikan sebagai sumber

penerimaan utama dalam APBN. Oleh karena itu sumber daya alam tersebut

seperti minyak dan gas merupakan salah satu kebutuhan dasar seluruh komponen

masyarakat sehingga di dalam pengelolaannya sebagian besar menjadi tanggung

jawab pemerintah. Kebijakan fiskal adalah merupakan kebijakan yang mengatur

tentang penerimaan dan pengeluaran negara.

Kebijakan fiskal akan mempengaruhi perekonomian melalui penerimaan

dan pengeluaran pemerintah, penerimaan dan pengeluaran juga dipengaruhi oleh

jenis sumber penerimaan dan bentuk kegiatan yang dibiayai pengeluaran. Setelah

semua sektor sekunder dan sektor tersier mengalami persoalan yang berat pada

masa krisis, maka semua pihak melirik kembali pada pengolahan sumber daya

alam sebagai basis alternatif baru bagi pembangunan ekonomi. Kegiatan industry

dipacu tanpa basis sumber daya alam dan sumber daya ekonomi setempat

sehingga beresiko terhadap ketergantungan terhadap impor dalam jumlah yang

besar.

Otonomi dan desentralisasi berpeluang menciptakan iklim usaha yang

lebih kondusif. Daerah dengan seluruh kewenengan yang dimiliki, bisa lebih

leluasa mengalokasikan anggaran yang sesuai dengan prioritas tujuan

pembagunan daerah. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Jawa Barat

bertumpu pada keputusn-keputusan yang diambil sehubugan dengan kegiatan

ekonomi di tingkat Kabupaten dan Kota. Agar potensi yang banyak tersimpan di

Kabupaten dan Kota jika dioptimalkan akan membawa dampak besar bagi

pemerintahan di tingkat Provinsi Jawa Barat.

Page 43: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

57

Dalam tulisan ini, yang menjadi variabel dependen adalah pertumbuhan

ekonomi, yang diukut dari total PDRB di suatu daerah. Sedangkan variabel

independennya adalah Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi

Khusus. Yang menjadi variabel kontrol adalah Dummy Waktu.

Gambar 2.14

Kerangka Pemikiran

Keterangan:

SDA (X1) = Sumber Daya Alam

DAU (X2) = Dana Alokasi Umum

DAK (X 3) = Dana Alokasi Khusus

DUMMY (X 4) = Dummy sebelum dan sesudah Desentralisasi Fiskal

Y = Pertumbuhan Ekonomi

1. Sumber Daya Alam (X1)

(Grand Theory Adam Smith)

Pertumbuhan ekonomi (Y) 2. DAU (X2)

3. DAK (X3)

4. DUMMY Waktu (X4)

Page 44: S L0451 043384 Chapter2 - Indonesia University of Educationa-research.upi.edu/operator/upload/s_l0451_043384_chapter2(1).pdf · kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan

58

2.3 Hipotesis

Hipotesis adalah anggapan dasar terhadap suatu masalah. Berdasarkan

perumusan masalah di atas, maka dalam penelitian ini hipotesis mengacu pada

kerangka pemikiran di atas, maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut :

1. Sumber Daya Alam berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi

2. Dana Alokasi Umum berpengarung positif terhadap pertumbuhan

ekonomi

3. Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

ekonomi

4. Desentralisasi Fiskal berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi


Top Related