Download - Rpp ppkn x bab 4 1516 8 kali jpa
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Cikembar
Mata Pelajaran : PPKN
Kelas / Semester : X / 1
Pokok Materi : Harmonisasi Pemerintah Pusat Dan
Daerah
Sub Pokok Materi : Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pertemuan ke : 1
Peminatan : IPA / IPS
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan
bermasyarakat (KD 1.2).
2. Mengamalkan sikap toleransi antarumat beragama dan kepercayaan dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (KD 2.4).
3. Memahami hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (KD 3.4).
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 1
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp4. Menyaji hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan
daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (KD
4.4).
5. Berinteraksi dengan teman dan orang lain berdasarkan prinsip saling menghormati, dan
menghargai dalam keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender (KD 4.9.1).
C. Indikator
1. Menjelaskan konsep desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Mendeskripsikan kedudukan dan peran Pemerintah Pusat.
3. Mendeskripsikan kedudukan dan peran Pemerintah Daerah.4. Mendeskripsikan hubungan struktural dan fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah.5. Mengkomunikasikan hasil telaah hubungan struktural dan fungsional
pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
PERTEMUAN I
D. Materi Pembelajaran
Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama ini adalah Bab IV, Sub-bab A. “Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia” pelaksanaan pembelajaran secara umum dibagi tiga tahapan: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
1. Desentralisasi
Secara etimologis, istilah desentralisasi berasal dari Bahasa Belanda, yaitu de yang berarti lepas, dan centerum yang berarti pusat. Dengan demikian, desentralisasi adalah sesuatu hal yang terlepas dari pusat.
Terdapat dua kelompok besar yang memberikan definisi tentang desentralisasi, yakni kelompok
Anglo Saxon dan Kontinental. Kelompok Anglo Saxon mendefinisikan desentralisasi sebagai
penyerahan wewenang dari pemerintah pusat, baik kepada para pejabat pusat yang ada di
daerah yang disebut dengan dekonsentrasi maupun kepada badan-badan otonom daerah yang
disebut devolusi. Devolusi berarti sebagian kekuasaan diserahkan kepada badan-badan politik di
daerah yang diikuti dengan penyerahan kekuasaan sepenuhnya untuk mengambil keputusan baik
secara politis maupun secara administrstif.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 2
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppAdapun Kelompok Kontinental membedakan desentralisasi menjadi dua bagian yaitu
desentralisasi jabatan atau dekonsentrasi dan desentralisasi ketatanegaraan. Dekonsentrasi
adalah penyerahan kekuasaan dari atas ke bawah dalam rangka kepegawaian guna kelancaran
pekerjaan semata. Adapun desentralisasi ketatanegaraan merupakan pemberian kekuasaan untuk
mengatur daerah di dalam lingkungannya guna mewujudkan asas demokrasi dalam pemerintahan
negara.
Menurut ahli ilmu tata Negara Dekonsentrasi merupakan pelimpahan kewenangan dari alat
perlengkapan negara di pusat kepada instansi bawahannya guna melaksanakan pekerjaan tertentu
dalam penyelenggaraan pemerintahan. Pemerintah pusat tidak kehilangan kewenangannya
karena instansi bawahan melaksanakan tugas atas nama pemerintah pusat.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada daerah otonom sebagai
wakil pemerintah atau perangkat pusat di daerah dalam kerangka negara kesatuan. Lembaga
yang melimpahkan kewenangan dapat memberikan perintah kepada pejabat yang telah dilimpahi
kewenangannya itu mengenai pengambilan atau pembuatan keputusan.
Menurut Amran Muslimin, dalam buku Otonomi Daerah dan Implikasinya, desentralisasi dibedakan atas 3 (tiga) bagian.
1. Desentralisasi Politik, yakni pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat yang
meliputi hak mengatur dan mengurus kepentingan rumah tangga sendiri bagi badan-
badan politik di daerah yang dipilih oleh rakyat dalam daerah-daerah tertentu.
2. Desentralisasi Fungsional, yaitu pemberian hak kepada golongan-golongan tertentu
untuk mengurus segolongan kepentingan tertentu dalam masyarakat baik terikat
maupun tidak pada suatu daerah tertentu, seperti mengurus irigasi bagi petani.
3. Desentralisasi Kebudayaan, yakni pemberian hak kepada golongan- golongan
minoritas dalam masyarakat untuk menyelenggarakan kebudayaan sendiri, seperti
mengatur pendidikan, agama, dan sebagainya.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 3
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
Dengan demikian, dapat disimpulkan desentralisasi pada dasarnya adalah suatu proses
penyerahan sebagian wewenang dan tanggung jawab dari urusan yang semula adalah urusan
pemerintah pusat kepada badan-badan atau lembaga- lembaga pemerintah daerah agar menjadi
urusan rumah tangganya sehinggga urusan-urusan tersebut beralih kepada daerah dan menjadi
wewenang serta tanggung jawab pemerintah daerah.
Desentralisasi mengandung segi positif dalam penyelenggaraan pemerintahan baik dari sudut
politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan. Dilihat dari fungsi pemerintahan,
desentralisasi menunjukkan beberapa hal berikut.
a. satuan-satuan desentralisasi lebih fleksibel dalam memenuhi berbagai
perubahan yang terjadi secara cepat,
b. satuan-satuan desentralisasi dapat melaksanakan tugas lebih efektif dan lebih efisien,
c. satuan-satuan desentralisasi lebih inovatif,d. satuan-satuan desentralisasi mendorong tumbuhnya sikap moral yang lebih tinggi, serta
komitmen yang lebih tinggi dan lebih produktif.
Praktiknya, desentralisasi sebagai suatu sistem penyelenggaraan pemerintah daerah memiliki
beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan desentralisasi, di antaranya adalah sebagai
berikut.
a. Struktur organisasi yang didesentralisasikan merupakan pende- legasian wewenang da mempe- ringan manajemen pemerintah pusat.
b. Mengurangi bertumpuknya peker- jaan di pusat pemerintahan.
c. Dalam menghadapi permasalahan yang amat mendesak, pemerintah daerah tidak perlu
menunggu instruksi dari pusat.
d. Hubungan yang harmonis dapat ditingkatkan dan meningkatkan gairah kerja antara
pemerintah pusat dan daerah.
e. Peningkatan efisiensi dalam segala hal, khususnya penyelenggara pemerintahan
baik pusat maupun daerah.
f. Dapat mengurangi birokrasi dalam arti buruk karena keputusan dapat
segera dilaksanakan.
g. Bagi organisasi yang besar dapat memperoleh manfaat dari keadaan di tempat masing-
masing.
h. Sebelum rencana dapat diterapkan secara keseluruhan maka dapat diterapkan dalam satu
bagian tertentu terlebih dahulu sehingga rencana dapat diubah.
i. Risiko yang mencakup kerugian dalam bidang kepegawaian, fasilitas, dan organisasi
dapat terbagi-bagi.
j. Dapat diadakan pembedaan dan pengkhususan yang berguna bagi kepentingan-
kepentingan tertentu.
k. Desentralisasi secara psikologis dapat memberikan kepuasan bagi daerah karena
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 4
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppsifatnya yang langsung.
Adapun kelemahan desentralisasi, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Besarnya organ-organ pemerintahan yang membuat struktur pemerintahan
bertambah kompleks dan berimplikasi pada lemahnya koordinasi.
b. Keseimbangan dan kesesuaian antara bermacam-macam kepentingan daerah dapat
lebih mudah terganggu.
c. Desentralisasi teritorial mendorong timbulnya paham kedaerahan.
d. Keputusan yang diambil memerlukan waktu yang lama karena memerlukan
perundingan yang bertele-tele.
e. Desentralisasi memerlukan biaya yang besar dan sulit untuk memperoleh
keseragaman dan kesederhanaan.
2. Otonomi Daerah
Banyak definisi yang dapat menggambarkan tentang makna otonomi daerah. Berikut adalah
beberapa definisi tentang otonomi daerah yang dikemukakan para ahli dalam buku Menyikap
Tabir Otonomi Daerah di Indonesia karangan H.M. Agus Santoso, di antaranya adalah sebagai
berikut.
1. C. J. Franseen, mendefinisikan otonomi daerah adalah hak untuk mengatur urusan-
urusan daerah dan menyesuaikan peraturan-peraturan yag sudah dibuat dengannya.
2. J. Wajong, mendefinisikan otonomi daerah sebagai kebebasan untuk memelihara dan
memajukan kepentingan khusus daerah dengan keuangan sendiri, menentukan hukum
sendiri dan pemerintahan sendiri.
3. Ateng Syarifuddin, mendefinisikan otonomi daerah sebagai kebebasan atau
kemandirian tetapi bukan kemerdekaan. Namun kebebasan itu terbatas karena
merupakan perwujudan dari pemberian kesempatan yang harus
dipertanggungjawabkan.
4. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Otonomi daerah adalah kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi
masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam
rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan
perundang- undangan. Adapun yang dimaksud dengan kewajiban adalah kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 5
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpppemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan otonomi daerah adalah keleluasaan dalam bentuk hak dan
wewenang serta kewajiban dan tanggung jawab badan pemerintah daerah untuk mengatur dan
menguurus rumah tangganya sesuai keadaan dan kemampuan daerahnya sebagai manifestasi
dari desentralisasi.
3. Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan
Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan menganut asas desentralisasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah
untuk menyelenggarakan otonomi daerah.
Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia diselenggarakan dalam rangka memperbaiki
kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah daerah
dengan memperhatikan potensi dan kekhasan daerah masing-masing. Hal ini merupakan
kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk membuktikan kemampuannya dalam
melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah.
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai implementasi
tuntutan globalisasi yang diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang lebih
luas, lebih nyata, dan bertanggung jawab terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali
sumber-sumber potensi yang ada di daerahnya masing-masing. Maju atau tidaknya suatu
daerah sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan pemerintahan
daerah. Pemerintah daerah bebas berkreasi dan berekspresi dalam rangka membangun
daerahnya.
E. Metode Pembelajaran :
Pendekatan : Saintifik
Strategi : PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang
tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus
membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBM:
Pendekatan : Saintifik
Strategi : Problem Based Learning(PBL)
PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur
(ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 6
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppmembangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBL:
(1) Mengorientasi peserta didik pada masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas
yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan
rinci apa yang dilakukan oleh siswa maupun guru, serta dijelaskan bagaimana guru akan
mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi
agar siswa dapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang
perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:
a. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru,
tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan
bagaimana menjadi siswa yang mandiri.
b. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak
“benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian
dan seringkali bertentangan.
c. Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didorong untuk mengajukan
pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang
siap membantu, sedangkan siswa harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan
temannya.
d. Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa didorong untuk menyatakan ide-idenya
secara terbuka. Semua peserta didik diberi peluang untuk menyumbang kepada
penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.
(2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga
mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat
membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu guru dapat memulai
kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa, masing-masing
kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip
pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini
seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang
efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan
mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika
kelompok selama pembelajaran.
Setelah siswa diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar,
selanjutnya guru menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan,
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 7
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppdan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua
siswa aktif terlibat dalam kegiatan penyelidikan sehingga hasil-hasil penyelidikan sebagai
penyelesaian terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, serta memamerkannya. Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor
terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru
berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring,
dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
(3) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan
teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya melibatkan karakter yang
identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan
memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang
sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data
dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul
memaHAKi dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan
cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Guru membantu
siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, dan
mengajukan pertanyaan pada siswa untuk berpikir tentang masalah dan ragam informasi
yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapat dipertahankan.
Setelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang
fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam
bentuk hipotesis, penjelasan, dan pemecahan. Selama pembelajaran pada fase ini, guru
mendorong siswa untuk menyampaikan ide-idenya dan menerima secara penuh. Guru
juga harus mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tentang kelayakan
hipotesis dan solusi yang mereka buat serta kualitas informasi yang dikumpulkan.
(4) Mengembangkan dan Menyajikan hasil karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran.
Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan
situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari
situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya
kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya
adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 8
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppAkan lebih baik jika dalam pameran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua,
dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
(5) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa
menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan
intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk
merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan
belajarnya.
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media : Tayangan video
Alat : LCD, Internet
Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis
G. Langkah Kegiatan/Skenario Pembelajaran
Kegiatan DeskripsiAlokasi Waktu
Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi mengenai Desentralisasi atau
Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
Menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
Inti Menyampaikan mengenai Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui contoh kasus.
Siswa mendapat penjelasan mengenai teknik Artikulasi Siswa dibagi secara berpasangan Setiap pasangan secara bergantian menyampaikan kembali
materi yang telah disampaikan guru, sementara yang lainnya mendengarkan sambil membuat catatan-catatan kecil mengenai materi yang telah disampaikan oleh pasangannya
60 menit
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 9
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp Setiap siswa secara acak dan bergiliran menyampaikan
kembali hasil wawancara dengan pasangannya Siswa yang lain menanggapi
Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi mengenai Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran
Siswa membuat tugas laporan mengenai Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bentuk makalah (dikumpulkan pada 2 pertemuan yang akan datang)
Mengucapkan salam
20 menit
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media : Tayangan video
Alat : LCD, Internet
Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis atau Grafindo
Taupan, M. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA-MA/SMK Kelas X. Bandung : Yrama Widya.
Peta Konsep mengenai HAMUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Undang-undang no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
H. Penilaian [terlampir]
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 10
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Cikembar
Mata Pelajaran : PPKN
Kelas / Semester : X / 1
Pokok Materi : Harmonisasi Pemerintah Pusat Dan
Daerah
Sub Pokok Materi : Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat
Pertemuan ke : 2
Peminatan : IPA / IPS
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan
bermasyarakat (KD 1.2).
2. Mengamalkan sikap toleransi antarumat beragama dan kepercayaan dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (KD 2.4).
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 11
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp3. Memahami hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (KD 3.4).
4. Menyaji hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan
daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (KD
4.4).
5. Berinteraksi dengan teman dan orang lain berdasarkan prinsip saling menghormati, dan
menghargai dalam keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender (KD 4.9.1).
C. Indikator
1. Menjelaskan konsep desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Mendeskripsikan kedudukan dan peran Pemerintah Pusat.
3. Mendeskripsikan kedudukan dan peran Pemerintah Daerah.4. Mendeskripsikan hubungan struktural dan fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah.5. Mengkomunikasikan hasil telaah hubungan struktural dan fungsional
pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
PERTEMUAN II
D. Materi Pembelajaran
Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama ini adalah Bab IV, Sub-bab A. “Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat” pelaksanaan pembelajaran secara umum dibagi tiga tahapan: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat
Penyelenggara pemerintahan pusat dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia adalah presiden
dibantu oleh wakil presiden, dan menteri negara. Berkaitan dengan pelaksanaan otonomi daerah,
kebijakan yang diambil dalam menyelenggarakan pemerintahan digunakan asas desentralisasi,
tugas pembantuan, dan dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah, memiliki 3 (tiga) fungsi.
a. Fungsi Layanan (Servicing Function)
Fungsi pelayanan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dengan cara tidak
diskriminatif dan tidak memberatkan serta dengan kualitas yang sama. Dalam pelaksanaan
fungsi ini pemerintah tidak pilih kasih, melainkan semua orang memiliki hak sama, yaitu hak
untuk dilayaani, dihormati, diakui, diberi kesempatan (kepercayaan), dan sebagainya.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 12
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
b. Fungsi Pengaturan (Regulating Function)
\Fungsi ini memberikan penekanan bahwa pengaturan tidak hanya kepada rakyat tetapi kepada
pemerintah sendiri. Artinya, dalam membuat kebijakan lebih dinamis yang mengatur kehidupan
masyarakat dan sekaligus meminimalkan intervensi negara dalam kehidupan masyarakat.
Jadi, fungsi pemerintah adalah mengatur dan memberikan perlindungan kepada masyarakat
dalam menjalankan hidupnya sebagai warga negara.
c. Fungsi Pemberdayaan
Fungsi ini dijalankan pemerintah dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Masyarakat tahu,
menyadari diri, dan mampu memilih alternatif yang baik untuk mengatasi atau
menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Pemerintah dalam fungsi ini hanya sebagai
fasilitator dan motivator untuk membantu masyarakat menemukan jalan keluar dalam
menghadapi setiap persoalan hidup.
Sementara itu ada enam fungsi pengaturan yang dimiliki pemerintah.
1) Menyediakan infrastruktur ekonomiPemerintah menyediakan institusi dasar dan peraturan-peraturan yang diperlukan bagi berlangsungnya sistem ekonomi modern, seperti perlindungan terhadap hak milik, hak ciipta, hak paten, dan sebagainya
2) Menyediakan barang dan jasa kolektif
Fungsi ini dijalankan pemerintah karena masih terdapat beberapa public goods yang
tersedia bagi umum, ternyata masih sulit dijangkau oleh beberapa individu untuk
memperolehnya.
3) Menjembatani konflik dalam masyarakat
Fungsi ini dijalankan untuk meminimalkan konflik sehingga menjamin ketertiban dan stabilitas di masyarakat.
4) Menjaga kompetisi
Peran pemerintah diperlukan untuk menjamin agar kegiatan ekonomi dapat berlangsung
dengan kompetisi yang sehat. Sebab tanpa pengawasan pemerintah akan berakibat
kompetisi dalam perdagangan tidak terkontrol dan dapat merusak kompetisi tersebut.
5) Menjamin akses minimal setiap individu kepada barang dan jasa Kehadiran
pemerintah diharapkan dapat memberikan bantuan kepada masyarakat miskin
melalui program-program khusus.
6). Menjaga stabilitas ekonomi
Melalui fungsi ini pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan moneter apabila terjadi
sesuatu yang mengganggu stabilitas ekonomi.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 13
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya,
kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-undang ditentukan menjadi urusan pemerintah
pusat. Urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah pusat meliputi politik luar
negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, agama, serta norma
Selain kewenangan tersebut di atas, pemerintah pusat memiliki kewenangan lain, yaitu sebagai
berikut.
a. Perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro.
b. Dana perimbangan keuangan.
c. Sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara. d. Pembinaan dan
pemberdayaan sumber daya manusia.
e. Pendayagunaan sumber daya alam dan pemberdayaan sumber daya strategis.
f. Konservasi dan standarisasi nasional.
Ada beberapa tujuan diberikannya kewenangan kepada pemerintah pusat dalam pelaksanaan
otonomi daerah, meliputi tujuan umum, yaitu sebagai berikut.
1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.
2. Pemerataan dan keadilan.
3. Menciptakan demokratisasi.
4. Menghormati serta menghargai berbagai kearifan atau nilai-nilai lokal dan nasional.
5. Memperhatikan potensi dan keanekaragaman bangsa, baik tingkat lokal maupun
nasonal.
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.
1. Mempertahankan dan memelihara identitas dan integritas bangsa dan negara.
2. Menjamin kualitas pelayanan umum setara bagi semua warga negara.
3. Menjamin efisiensi pelayanan umum karena jenis pelayanan umum tersebut
berskala nasional.
4. Menjamin pengadaan teknologi keras dan lunak yang langka, canggih, mahal dan
berisiko tinggi serta sumber daya manusia yang berkualitas tinggi yang sangat
diperlukan oleh bangsa dan negara, seperti tenaga nuklir, teknologi satelit,
penerbangan antariksa, dan sebagainya.
5. Membuka ruang kebebasan bagi masyarakat, baik pada tingkat nasional maupun
lokal.
6. Menciptakan kreativitas dan inisiatif sesuai dengan kemampuan dan kondisi
daerahnya.
7. Memberi peluang kepada masyarakat untuk membangun dialog secara terbuka dan
transparan dalam mengurus dan mengatur rumah tangga sendiri.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 14
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
E. Metode Pembelajaran :
Pendekatan : Saintifik
Strategi : PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang
tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus
membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBM:
Pendekatan : Saintifik
Strategi : Problem Based Learning(PBL)
PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur
(ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus
membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBL:
(6) Mengorientasi peserta didik pada masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas
yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan
rinci apa yang dilakukan oleh siswa maupun guru, serta dijelaskan bagaimana guru akan
mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi
agar siswa dapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang
perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:
a. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru,
tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan
bagaimana menjadi siswa yang mandiri.
b. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak
“benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian
dan seringkali bertentangan.
c. Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didorong untuk mengajukan
pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang
siap membantu, sedangkan siswa harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan
temannya.
d. Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa didorong untuk menyatakan ide-idenya
secara terbuka. Semua peserta didik diberi peluang untuk menyumbang kepada
penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 15
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp(7) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga
mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat
membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu guru dapat memulai
kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa, masing-masing
kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip
pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini
seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang
efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan
mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika
kelompok selama pembelajaran.
Setelah siswa diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar,
selanjutnya guru menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan,
dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua
siswa aktif terlibat dalam kegiatan penyelidikan sehingga hasil-hasil penyelidikan sebagai
penyelesaian terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, serta memamerkannya. Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor
terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru
berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring,
dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
(8) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan
teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya melibatkan karakter yang
identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan
memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang
sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data
dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul
memaHAKi dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan
cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Guru membantu
siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, dan
mengajukan pertanyaan pada siswa untuk berpikir tentang masalah dan ragam informasi
yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapat dipertahankan.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 16
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppSetelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang
fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam
bentuk hipotesis, penjelasan, dan pemecahan. Selama pembelajaran pada fase ini, guru
mendorong siswa untuk menyampaikan ide-idenya dan menerima secara penuh. Guru
juga harus mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tentang kelayakan
hipotesis dan solusi yang mereka buat serta kualitas informasi yang dikumpulkan.
(9) Mengembangkan dan Menyajikan hasil karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran.
Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan
situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari
situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya
kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya
adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran.
Akan lebih baik jika dalam pameran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua,
dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
(10) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa
menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan
intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk
merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan
belajarnya.
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media : Tayangan video
Alat : LCD, Internet
Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis
G. Langkah Kegiatan/Skenario Pembelajaran
Kegiatan DeskripsiAlokasi Waktu
Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan
10 menit
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 17
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppuntuk belajar
Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi mengenai Kedudukan dan Peran
Pemerintah Pusat Menyampaikan tujuan pembelajaran
Inti Menyampaikan mengenai Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat melalui contoh kasus.
Siswa mendapat penjelasan mengenai teknik Artikulasi Siswa dibagi secara berpasangan Setiap pasangan secara bergantian menyampaikan kembali
materi yang telah disampaikan guru, sementara yang lainnya mendengarkan sambil membuat catatan-catatan kecil mengenai materi yang telah disampaikan oleh pasangannya
Setiap siswa secara acak dan bergiliran menyampaikan kembali hasil wawancara dengan pasangannya Siswa yang lain menanggapi
60 menit
Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi mengenai Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran
Siswa membuat tugas laporan mengenai Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat dalam bentuk makalah (dikumpulkan pada 2 pertemuan yang akan datang)
Mengucapkan salam
20 menit
I. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media : Tayangan video
Alat : LCD, Internet
Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis atau Grafindo
Taupan, M. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA-MA/SMK Kelas X. Bandung : Yrama Widya.
Peta Konsep mengenai HAMUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Undang-undang no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
J. Penilaian [terlampir]
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 18
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Cikembar
Mata Pelajaran : PPKN
Kelas / Semester : X / 1
Pokok Materi : Harmonisasi Pemerintah Pusat Dan
Daerah
Sub Pokok Materi : Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah
Pertemuan ke : 3
Peminatan : IPA / IPS
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 19
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpphumaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan
bermasyarakat (KD 1.2).
2. Mengamalkan sikap toleransi antarumat beragama dan kepercayaan dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (KD 2.4).
3. Memahami hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (KD 3.4).
4. Menyaji hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan
daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (KD
4.4).
5. Berinteraksi dengan teman dan orang lain berdasarkan prinsip saling menghormati, dan
menghargai dalam keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender (KD 4.9.1).
C. Indikator
1. Menjelaskan konsep desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Mendeskripsikan kedudukan dan peran Pemerintah Pusat.
3. Mendeskripsikan kedudukan dan peran Pemerintah Daerah.4. Mendeskripsikan hubungan struktural dan fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah.5. Mengkomunikasikan hasil telaah hubungan struktural dan fungsional
pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
PERTEMUAN III
D. Materi Pembelajaran
Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama ini adalah Bab IV, Sub-bab A. “Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah” pelaksanaan pembelajaran secara umum dibagi tiga tahapan: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 20
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppKedudukan dan Peran Pemerintah Daerah
1. Kewenangan Pemerintah Daerah
Indonesia adalah sebuah negara yang wilayahnya terbagi atas daerah-daerah provinsi. Daerah
provinsi tersebut terdiri atas daerah kabupaten dan kota. Setiap daerah provinsi, daerah
kabupaten, dan daerah kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-
undang.
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah
dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintahan daerah provinsi,
kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya
dipilih melalui pemilihan umum.
Setiap daerah dipimpin oleh kepala pemerintah daerah yang disebut kepala daerah. Kepala daerah
untuk provinsi disebut gubernur, untuk kabupaten disebut bupati dan untuk kota adalah wali kota.
Kepala daerah dibantu oleh satu orang wakil kepala daerah, untuk provinsi disebut wakil
Gubernur, untuk kabupaten disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil wali kota yang
dipilih secara demokratis. Kepala dan wakil kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan
kewajiban serta larangan. Kepala daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan
laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan
keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat.
Gubernur karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil pemerintah pusat di wilayah
provinsi yang bersangkutan, dalam pengertian untuk menjembatani dan memperpendek rentang
kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam pembinaan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan pada strata pemerintahan kabupaten dan
kota.Dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat sebagaimana dimaksud, gubernur
bertanggung jawab kepada Presiden.
Penyelenggaraan pemerintahan daerah menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Tugas Pembantuan (asas Medebewind) adalah keikutsertaan pemerintah daerah untuk
melaksanakan urusan pemerintah yang kewenangannya lebih luas dan lebih tinggi di daerah
tersebut. Tugas pembantuan (Medebewind) dapat diartikan sebagai ikut serta dalam
menjalankan tugas pemerintahan. Dengan demikian, tugas pembantuan merupakan kewajiban-
kewajiban untuk melaksanakan peraturan-peraturan yang ruang lingkup wewenangnya
bercirikan
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 21
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpptiga hal berikut.
1. Materi yang dilaksanakan tidak termasuk rumah tangga daerah-daerah otonom untuk
melaksanakannya.
2. Dalam menyelenggarakan tugas pembantuan, daerah otonom memiliki
kelonggaran untuk menyesuaikan segala sesuatu dengan kekhususan daerahnya
sepanjang peraturan memungkinkan.
3. Dapat diserahkan tugas pembantuan hanya pada daerah-daerah otonom saja.
Daerah mempunyai hak dan kewajiban dalam menyelenggarakan otonomi. Hak dan kewajiban
tersebut diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan daerah dan dijabarkan dalam
bentuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah yang dikelola dalam sistem pengelolaan
keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah dimaksud dilakukan secara efisien, efektif,
transparan, akuntabel, tertib, adil, patut, dan taat pada peraturan perundang-undangan.
Dalam hal pembagian urusan pemerintahan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan menjadi urusan pemerintah pusat.
Beberapa urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk kabupaten/kota meliputi
beberapa hal berikut.
1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan.
2. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.
3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.
4. Penyediaan sarana dan prasarana umum.
5. Penanganan bidang kesehatan.
6. Penyelenggaraan pendidikan.
7. Penaggulangan masalah sosial.
8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan.
9. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah.
10. Pengendalian lingkungan hidup.
11. Pelayanan pertanahan.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 22
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppMenurut Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, kewenangan provinsi sebagai daerah
otonom, adalah meliputi bidang-bidang pertanian, kelautan, pertambangan dan energi, kehutanan
dan perkebunan, perindustrian dan perdagangan, perkoperasian, penanaman modal,
kepariwisataan, ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan nasional, sosial, penataan ruang,
pertanahan, pemukiman, pekerjaan umum dan perhubungan, lingkungan hidup, politik dalam
negeri dan administrasi publik, pengembangan otonomi daerah, perimbangan keuangan daerah,
kependudukan, olah raga, hukum dan perundang-undangan, serta penerangan.
Dalam hal menjalankan otonomi, pemerintah daerah berkewajiban untuk mewujudkan keamanan dan kesejahteraan masyarakat daerah, yang meliputi kegiatan berikut.
a) Melindungi masyarakat, menjaga persatuan dan kesatuan, kerukunan nasional, serta
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
b) Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. c) Mengenbangkan kehidupan
demokrasi.
d) Mewujudkan keadilan dan pemerataan.
e) Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan. f) Menyediakan fasilitas pelayanan
kesehatan.
g) Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak. h) Mengembangkan
sistem jaminan sosial.
i) Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah.
j) Mengembangkan sumber daya produktif di daerah. k) Melestarikan lingkungan
hidup.
l) Mengelola administrasi kependudukan. m) Melestarikan nilai sosial budaya.
n) Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan
kewenangannya.
Kewenangan pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah dilaksanakan secara luas,
utuh, dan bulat yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian, dan
evaluasi pada semua aspek pemerintahan. Indikator untuk menentukan serta menunjukkan bahwa
pelaksanaan kewenangan tersebut berjalan dengan baik, dapat diukur dari 3 tiga indikasi berikut.
a. Terjaminnya keseimbangan pembangunan di wilayah Indonesia, baik berskala lokal
maupun nasional.
b. Terjangkaunya pelayanan pemerintah bagi seluruh penduduk Indonesia secara adil dan
merata.
c. Tersedianya pelayanan pemerintah yang lebih efektif dan efisien.
Sebaliknya, tolok ukur yang dipakai untuk merealisasikan ketiga indikator di atas, aparat
pemeritah pusat dan daerah diharapkan memiliki sikap sebagai berikut.
1) kapabilitas (kemampuan aparatur),
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 23
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp2) integritas (mentalitas),
3) akseptabilitas (penerimaan), dan
4) akuntabilitas ( kepercayaan dan tanggung jawab).
2. Daerah Khusus, Daerah Instimewa, dan Otonomi Khusus
Pasal 18 B Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan “Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang
bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang-undang”. Undang-Undang
yang dimaksud adalah Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah.
Adapun yang dimaksud satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus adalah daerah
yang diberi otonomi khusus, yaitu Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Provinsi Papua. Adapun
daerah istimewa adalah Daerah Istimewa Aceh (Nanggroe Aceh Darussalam ) dan Daerah
Istimewa Yogyakarta
a. Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Provinsi DKI Jakarta sebagai satuan pemerintahan yang bersifat khusus dalam kedudukannya
sebagai Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sebagai daerah otonom memiliki
fungsi dan peran yang penting dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, DKI Jakarta diberikan kekhususan terkait dengan tugas, hak, kewajiban, dan
tanggung jawab dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2007, beberapa hal yang
menjadi pengkhususan bagi Provinsi DKI Jakarta, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Provinsi DKI Jakarta berkedudukan sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia.2. Provinsi DKI Jakarta adalah daerah khusus yang berfungsi sebagai ibu kota Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan sekaligus sebagai daerah otonom pada tingkat provinsi.
3. Provinsi DKI Jakarta berperan sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang memiliki kekhususan tugas, hak, kewajiban, dan tanggung jawab tertentu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan sebagai tempat kedudukan perwakilan negara
asing, serta pusat/perwakilan lembaga internasional.
4. Wilayah Provinsi DKI Jakarta dibagi dalam kota administrasi dan kabupaten
administrasi.
5. Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta berjumlah paling banyak 125% (seratus dua
puluh lima persen) dari jumlah maksimal untuk kategori jumlah penduduk DKI
Jakarta sebagaimana ditentukan dalam undang- undang.
6. Gubernur dapat menghadiri sidang kabinet yang menyangkut kepentingan ibu kota
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 24
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppNegara Kesatuan Republik Indonesia. Gubernur mempunyai hak protokoler,
termasuk mendampingi Presiden dalam acara kenegaraan.
7. Dana dalam rangka pelaksanaan kekhususan Provinsi DKI Jakarta sebagai ibu kota
Negara ditetapkan bersama antara Pemerintah dan DPR dalam APBN berdasarkan
usulan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
b. Daerah Istimewa Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), adalah daerah provinsi yang mempunyai keistimewaan
dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Keistimewaan kedudukan hukum yang dimiliki oleh DIY berdasarkan pada sejarah
dan hak asal-usul. Kewenangan Istimewa DIY adalah wewenang tambahan tertentu yang
dimiliki DIY selain wewenang sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tentang
pemerintahan daerah. Pengakuan keistimewaan Provinsi DIY juga didasarkan pada peranannya
dalam sejarah perjuangan nasional.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012, keistimewaan DIY
meliputi (a) tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang gubernur dan wakil
gubernur, (b) kelembagaan Pemerintah DIY, (c) kebudayaan, (d) pertanahan, dan (e) tata ruang.
Di antara keistimewaan DIY salah satunya adalah dalam bidang tata cara pengisian jabatan,
kedudukan, tugas, dan wewenang gubernur dan wakil gubernur. Antara lain dinyatakan bahwa
syarat khusus bagi calon gubernur DIY adalah Sultan Hamengku Buwono yang bertahta dan
wakil gubernur adalah Adipati Paku Alam yang bertahta.
c. Daerah Nanggroe Aceh Darussalam
Daerah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) merupakan kesatuan masyarakat hukum yang
bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerah NAD
menerima status istimewa pada 1959. Status istimewa diberikan kepada NAD dengan
Keputusan Perdana MenteriRepublik Indonesia Nomor 1/Missi/1959.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Nanggroe Aceh Darussalam, keistimewaan Aceh meliputi penyelenggaraan kehidupan beragama dalam bentuk pelaksanaan syari’at Islam bagi pemeluknya di Aceh dengan tetap menjaga kerukunan hidup antarumat beragama, penyelenggaraan kehidupan adat yang bersendikan agama Islam, penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas serta menambah materi muatan lokal sesuai dengan syari’at Islam, peran ulama dalam penetapan kebijakan Aceh, serta penyelenggaraan dan pengelolaan ibadah haji sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 25
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppSelain itu, kewenangan khusus pemerintahan kabupaten/kota meliputi penyelenggaraan kehidupan beragama dalam bentuk pelaksanaan syari’at Islam bagi pemeluknya di Aceh dengan tetap menjaga kerukunan hidup antarumat beragama, penyelenggaraan kehidupan adat yang bersendikan agama Islam, penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas serta menambah materi muatan lokal sesuai dengan syari’at Islam, dan peran ulama dalam penetapan kebijakan kabupaten/kota. Tambahan kewenangan kabupaten/kota dalam hal menyelenggarakan pendidikan madrasah ibtidaiyah dan madrasah tsanawiyah dengan tetap mengikuti standar nasional pendidikan. Selain itu, mengelola pelabuhan dan bandar udara umum. Dalam menjalankan kewenangan ini Pemerintah Aceh melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota
d. Otonomi Khusus Papua
Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua adalah kewenangan khusus yang diakui dan diberikan
kepada Provinsi Papua, termasuk provinsi-provinsi hasil pemekaran dari Provinsi Papua, untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi dan hak-hak dasar masyarakat Papua.
Hal-hal mendasar yang menjadi isi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2001
tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua adalah sebagai berikut.
1) Pertama, pengaturan kewenangan antara Pemerintah dengan Pemerintah Provinsi
Papua serta penerapan kewenangan tersebut di Provinsi Papua yang dilakukan dengan
kekhususan.
2) Kedua, pengakuan dan penghormatan hak-hak dasar orang asli Papua serta
pemberdayaannya secara strategis dan mendasar.
3) Ketiga, mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang berciri:
a) partisipasi rakyat sebesar-besarnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan serta
pelaksanaan pembangunan melalui keikutsertaan para wakil adat, agama, dan
kaum perempuan;
b) pelaksanaan pembangunan yang diarahkan sebesar-besarnya untuk
memenuhi kebutuhan dasar penduduk asli Papua pada khususnya dan
penduduk Provinsi Papua pada umumnya dengan berpegang teguh pada
prinsip-prinsip pelestarian lingkungan, pembangunan berkelanjutan,
berkeadilan dan bermanfaat langsung bagi masyarakat; dan
c) penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang
transparan dan bertanggung jawab kepada masyarakat.
3. Perangkat Daerah sebagai Pelaksana Otonomi Daerah
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan
pemerintahan yang perlu ditangani. Namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan
pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah
sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan; kebutuhan daerah;
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 26
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppcakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas;
luas wilayah kerja dan kondisi geografis; jumlah dan kepadatan penduduk; potensi daerah yang
bertalian dengan urusan yang akan ditangani; sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena
itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa
sama atau seragam.
Susunan organisasi perangkat daerah ditetapkan dalam Peraturan Daerah dengan memperhatikan
faktor-faktor tertentu dan berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Sekretariat Daerah dipimpin
oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu kepala
daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis
daerah.
Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Sekretaris DPRD mempunyai tugas berikut.
a) Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD. b) Menyelenggarakan
administrasi keuangan DPRD.
c) Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD.
d) Menyediakan dan mengkoordinasi tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam
melaksanakan fungsinya sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Dinas Daerah
merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Kepala dinas daerah bertanggung jawab
kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah. Lembaga Teknis Daerah
merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik berbentuk badan, kantor, atau
rumah sakit umum daerah. Kepala badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah tersebut
bertanggung jawab kepada kepala daerahmelalui sekretaris daerah.
Kecamatan dibentuk di wilayah kabupaten/kota dengan Peraturan Daerah berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kecamatan dipimpin oleh camat yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpa han sebagian wewenang bupati atau wali kota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah
Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan dengan Peraturan Daerah berpedoman pada Peraturan
Pemerintah. Kelurahan dipimpin oleh lurah yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh
pelimpahan dari bupati/walikota.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur
penyelenggaraan pemerintahan daerah. DPRD memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan
pengawasan. Adapun hak yang dimiliki DPRD adalah hak interpelasi, angket, dan menyatakan
pendapat. Dalam menjalankan tugasnya DPRD memiliki alat kelengkapan terdiri atas pimpinan,
komisi, panitia musyawarah, panitia anggaran, badan kehormatan, dan alat kelengkapan lain
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 27
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppyang diperlukan.
Ketentuan tentang DPRD sepanjang tidak diatur dalam Undang-Undang mengenai pemerintahan
daerah berlaku ketentuan Undang-Undang yang mengatur Susunan dan Kedudukan MPR, DPR,
DPD, dan DPRD.
Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang kedudukannya
setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan yang setara bermakna bahwa di antara lembaga
pemerintahan daerah itu memiliki kedudukan yang sama dan sejajar, artinya tidak saling
membawahi. Hal ini tercermin dalam pembuatan kebijakan daerah berupa Peraturan Daerah.
Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara Pemerintah Daerah dan DPRD adalah mitra
sekerja dalam membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan
fungsi masing-masing sehingga antarkedua lembaga itu membangun suatu hubungan kerja yang
sifatnya saling mendukung. Bukan merupakan lawan ataupun pesaing dalam melaksanakan
fungsi masing-masing.
5. Proses Pemilihan Kepala Daerah
Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan
secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Calon
kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah warga negara Republik Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu.
Pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara lebih dari 50 %
(lima puluh persen) jumlah suara sah ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih. Apabila
ketentuan tersebut tidak terpenuhi, pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang
memperoleh suara lebih dari 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah suara sah, pasangan
calon yang perolehan suaranya terbesar dinyatakan sebagai pasangan calon terpilih.
Apabila tidak ada yang mencapai 25 % (dua puluh lima persen) dari jumlah suara sah, dilakukan
pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh pemenang pertama dan pemenang kedua. Pasangan
calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara terbanyak pada putaran
kedua dinyatakan sebagai pasangan calon terpilih.
Gubernur dan wakil gubernur dilantik oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden dalam
sebuah sidang DPRD provinsi. Bupati dan wakil bupati atau wali kota dan wakil wali kota
dilantik oleh Gubernur atas nama Presiden dalam sebuahsidang DPRD Kabupaten atau Kota.
6. Peraturan Daerah (Perda)
Peraturan daerah (Perda) ditetap- kan oleh daerah setelah mendapat persetujuan DPRD. Perda
dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah provinsi/kabupaten/ kota dan tugas
pembantuan. Perda merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 28
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppundangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan ciri khas masing- masing daerah. Perda tidak
boleh bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang- undangan yang
lebih tinggi.
Peraturan daerah dibentuk berdasarkan asas pembentukan peraturan perundang-undangan.
Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rangka penyiapan atau
pembahasan rancangan Perda. Persiapan pembentukan, pembahasan, dan pengesahan rancangan
Perda berpedoman kepada peraturan perundang-undangan.
Peraturan daerah berlaku setelah diundangkan dalam lembaran daerah. Perda disampaikan
kepada pemerintah pusat paling lama 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan. Perda yang bertentangan
dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dapat
dibatalkan oleh pemerintah pusat. Untuk melaksanakan peraturan daerah, kepala daerah
menetapkan peraturan kepala daerah dan atau keputusan kepala daerah. Peraturan kepala daerah
dan atau keputusan kepala daerah tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum, Perda,
dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Peraturan daerah diundangkan dalam Lembaran Daerah dan Peraturan Kepala Daerah
diundangkan dalam Berita Daerah. Pengundangan Perda dalam Lembaran Daerah dan Peraturan
Kepala Daerah dalam Berita Daerah dilakukan oleh Sekretaris Daerah. Untuk membantu kepala
daerah dalam menegakkan Perda dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat dibentuk Satuan Polisi Pamong Praja.
7. Keuangan Daerah
Penyelenggaraan fungsi peme- rintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila
penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan
yang cukup kepada daerah, dengan mengacu kepada Undang-Undang yang mengatur
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Besarnya
disesuaikan dan diselaraskan dengan pembagian kewenangan antara Pemerintah dan Daerah.
Semua sumber keuangan yang melekat pada setiap urusan pemerintah yang diserahkan kepada
daerah menjadi sumber keuangan daerah.Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan yang antara lain berupa:
1) kepastian tersedianya pendanaan dari Pemerintah sesuai dengan urusan pemerintah
yang diserahkan;
2) kewenangan memungut dan mendayagunakan pajak dan retribusi daerah serta hak
untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber-sumber daya nasional yang berada di
daerah dan dana perimbangan lainnya;
3) hak untuk mengelola kekayaan daerah dan mendapatkan sumber-sumber pendapatan
lain yang sah serta sumber-sumber pembiayaan.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 29
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppDi dalam Undang-Undang yang mengatur Keuangan Negara, terdapat penegasan di bidang
pengelolaan keuangan, yaitu bahwa kekuasaan pengelolaan keuangan negara adalah sebagai
bagian dari kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan pengelolaan keuangan negara dari presiden
sebagian diserahkan kepada gubernur/ bupati/wali kota selaku kepala pemerintah daerah untuk
mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan
daerah yang dipisahkan.
Ketentuan tersebut berimplikasi pada pengaturan pengelolaan keuangan daerah, yaitu bahwa kepala daerah (gubernur/bupati/wali kota) adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan daerah sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan daerah.
Dalam melaksanakan kekuasaannya, kepala daerah melimpahkan sebagian atau seluruh
kekuasaan keuangan daerah kepada para pejabat perangkat daerah. Dengan demikian pengaturan
pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah melekat dan menjadi satu dengan
pengaturan pemerintahan daerah, yaitu dalam Undang-Undang mengenai Pemerintahan Daerah.
Sumber pendapatan daerah terdiri atas sumber-sumber keuangan berikut.
1. Pendapatan Asli Daerah ( PAD), yang meliputi hasil pajak daerah, hasil retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang
sah.
2. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana
Alokasi Khusus.
3. Pendapatan daerah lain yang sah.
Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan pinjaman hutang luar negeri dari Menteri Keuangan atas nama pemerintah pusat setelah memperoleh pertimbangan Menteri Dalam Negeri. Pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal pada suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau perusahaan milik swasta. Pemerintah daerah dapat memiliki Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan pembubarannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD merupakan dasar
pengelolaan keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran terhitung mulai 1 Januari sampai
dengan tanggal 31 Desember. Kepala daerah mengajukan rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD untuk
memperoleh persetujuan bersama. Rancangan Peraturan Daerah provinsi tentang APBD yang
telah disetujui bersama dan rancangan Peraturan Gubernur tentang penjabaran APBD sebelum
ditetapkan oleh gubernur paling lambat tiga hari disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri
untuk dievaluasi. Rancangan Peraturan Daerah kabupaten/ kota tentang APBD yang telah
disetujui bersama dan rancangan Peraturan Bupati/ Walikota tentang penjabaran APBD
sebelum ditetapkan oleh bupati/walikota paling lama tiga hari disampaikan kepada gubernur
untuk dievaluasi.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 30
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
Semua penerimaan dan pengeluaran pemerintahan daerah dianggarkan dalam APBD dan
dilakukan melalui rekening kas daerah yang dikelola oleh Bendahara Umum Daerah.
Penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pengawasan dan pertanggungjawaban
keuangan daerah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah yang berpedoman pada Peraturan
Pemerintah.
E. Metode Pembelajaran :
Pendekatan : Saintifik
Strategi : PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang
tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus
membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBM:
Pendekatan : Saintifik
Strategi : Problem Based Learning(PBL)
PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur
(ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus
membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBL:
(11) Mengorientasi peserta didik pada masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas
yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan
rinci apa yang dilakukan oleh siswa maupun guru, serta dijelaskan bagaimana guru akan
mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi
agar siswa dapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang
perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:
a. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru,
tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan
bagaimana menjadi siswa yang mandiri.
b. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak
“benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian
dan seringkali bertentangan.
c. Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didorong untuk mengajukan
pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 31
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppsiap membantu, sedangkan siswa harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan
temannya.
d. Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa didorong untuk menyatakan ide-idenya
secara terbuka. Semua peserta didik diberi peluang untuk menyumbang kepada
penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.
(12) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga
mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat
membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu guru dapat memulai
kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa, masing-masing
kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip
pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini
seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang
efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan
mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika
kelompok selama pembelajaran.
Setelah siswa diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar,
selanjutnya guru menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan,
dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua
siswa aktif terlibat dalam kegiatan penyelidikan sehingga hasil-hasil penyelidikan sebagai
penyelesaian terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, serta memamerkannya. Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor
terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru
berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring,
dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
(13) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan
teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya melibatkan karakter yang
identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan
memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang
sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data
dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul
memaHAKi dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 32
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppcukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Guru membantu
siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, dan
mengajukan pertanyaan pada siswa untuk berpikir tentang masalah dan ragam informasi
yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapat dipertahankan.
Setelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang
fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam
bentuk hipotesis, penjelasan, dan pemecahan. Selama pembelajaran pada fase ini, guru
mendorong siswa untuk menyampaikan ide-idenya dan menerima secara penuh. Guru
juga harus mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tentang kelayakan
hipotesis dan solusi yang mereka buat serta kualitas informasi yang dikumpulkan.
(14) Mengembangkan dan Menyajikan hasil karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran.
Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan
situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari
situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya
kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya
adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran.
Akan lebih baik jika dalam pameran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua,
dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
(15) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa
menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan
intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk
merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan
belajarnya.
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media : Tayangan video
Alat : LCD, Internet
Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis
G. Langkah Kegiatan/Skenario Pembelajaran
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 33
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
Kegiatan DeskripsiAlokasi Waktu
Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi mengenai Desentralisasi atau
Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah Menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
Inti Menyampaikan mengenai Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah melalui contoh kasus.
Siswa mendapat penjelasan mengenai teknik Artikulasi Siswa dibagi secara berpasangan Setiap pasangan secara bergantian menyampaikan kembali
materi yang telah disampaikan guru, sementara yang lainnya mendengarkan sambil membuat catatan-catatan kecil mengenai materi yang telah disampaikan oleh pasangannya
Setiap siswa secara acak dan bergiliran menyampaikan kembali hasil wawancara dengan pasangannya
Siswa yang lain menanggapi
60 menit
Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi mengenai Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran
Siswa membuat tugas laporan mengenai Desentralisasi atau Otonomi Daerah dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bentuk makalah (dikumpulkan pada 2 pertemuan yang akan datang)
Mengucapkan salam
20 menit
K. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media : Tayangan video
Alat : LCD, Internet
Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis atau Grafindo
Taupan, M. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA-MA/SMK Kelas X. Bandung : Yrama Widya.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 34
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppPeta Konsep mengenai HAMUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Undang-undang no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
L. Penilaian [terlampir]
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 35
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Cikembar
Mata Pelajaran : PPKN
Kelas / Semester : X / 1
Pokok Materi : Harmonisasi Pemerintah Pusat Dan
Daerah
Sub Pokok Materi : Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah
Pertemuan ke : 4
Peminatan : IPA / IPS
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan
bermasyarakat (KD 1.2).
2. Mengamalkan sikap toleransi antarumat beragama dan kepercayaan dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (KD 2.4).
3. Memahami hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 36
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppmenurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (KD 3.4).
4. Menyaji hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan
daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (KD
4.4).
5. Berinteraksi dengan teman dan orang lain berdasarkan prinsip saling menghormati, dan
menghargai dalam keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender (KD 4.9.1).
C. Indikator
1. Menjelaskan konsep desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Mendeskripsikan kedudukan dan peran Pemerintah Pusat.
3. Mendeskripsikan kedudukan dan peran Pemerintah Daerah.4. Mendeskripsikan hubungan struktural dan fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah.5. Mengkomunikasikan hasil telaah hubungan struktural dan fungsional
pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
PERTEMUAN IV
D. Materi Pembelajaran
Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama ini adalah Bab IV, Sub-bab D. “Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah” pelaksanaan pembelajaran secara umum dibagi tiga tahapan: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah
1. Hubungan Struktural Pemerintah Pusat dan Daerah
Dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat dua cara yang dapat menghubungkan antara
pemerintah pusat dan pemeritah daerah.
Cara Pertama, disebut dengan Sentralisasi, yakni segala urusan, fungsi, tugas, dan wewenang
penyelenggaraan pemerintahan ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan secara
dekonsentrasi.
Cara Kedua, dikenal sebagai Desentralisasi, yakni segala urusan, tugas, dan wewenang pemerintahan
diserahkan seluas- luasnya kepada pemerintah daerah.
Pelimpahan wewenang dengan cara Dekonsentrasi dilakukan melalui pendelegasian wewenang kepada
perangkat yang berada di bawah hirarkinya di daerah sedangkan pelimpahan wewenang dengan cara
desentralisasi dilakukan melalui pendelegasian urusan kepada daerah otonom.
Terdapat tiga faktor yang menjadi dasar pembagian fungsi, urusan, tugas, dan wewenang antara
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 37
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpppemerintah pusat dan daerah.
1) Fungsi yang sifatnya berskala nasional dan berkaitan dengan eksistensi negara sebagai
kesatuan politik diserahkan kepada pemerintah pusat.
2) Fungsi yang menyangkut pelayanan masyarakat yang perlu disediakan secara beragam
untuk seluruh daerah dikelola oleh pemerintah pusat.
3) Fungsi pelayanan yang bersifat lokal, melibatkan masyarakat luas dan tidak memerlukan
tingkat pelayanan yang standar, dikelola oleh pemerintah daerah yang disesuaikan dengan
kebutuhan serta kemampuan daerah masing-masing.
Secara struktural hubungan pemerintah pusat dan daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 84
Tahun 2000. Berdasarkan ketentuan tersebut daerah diberi kesempatan untuk membentuk lembaga-
lembaga yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah.
Untuk lebih jelasnya, hubungan struktural tersebut dapat kalian lihat pada bagan berikut.
2. Hubungan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah
Pada dasarnya pemerintah pusat dan daerah memiliki hubungan kewenangan yang saling melengkapi satu
sama lain. Hubungan tersebut terletak pada visi, misi, tujuan, dan fungsinya masing-masing.
Visi dan misi kedua lembaga ini, baik di tingkat lokal maupun nasional adalah melindungi serta
memberi ruang kebebasan kepada daerah untuk mengolah dan mengurus rumah tangganya sendiri
berdasarkan kondisi dan kemampuan daerahnya.
Adapun tujuannya adalah untuk melayani masyarakat secara adil dan merata dalam berbagai aspek
kehidupan. Sementara fungsi pemerintah pusat dan daerah adalah sebagai pelayan, pengatur, dan
pemberdaya masyarakat.
Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota atau
antara provinsi dan kabupaten dan kota diatur dengan undang- undang dengan memperhatikan
kekhususan dan keragaman daerah. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfatan sumber daya
alam, dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan
secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan
efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antarsusunan pemerintahan. Urusan pemerintahan
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 38
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppyang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, yang diselenggarakan berdasarkan kriteria di atas terdiri
atas urusan wajib dan urusan pilihan.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten atau kota merupakan
urusan dalam skala provinsi yang meliputi 16 urusan. Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan
meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.
Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya. Hubungan tersebut meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya menimbulkan hubungan administrasi dan kewilayahan antarsusunan pemerintahan
E. Metode Pembelajaran :
Pendekatan : Saintifik
Strategi : PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang
tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus
membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBM:
Pendekatan : Saintifik
Strategi : Problem Based Learning(PBL)
PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur
(ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus
membangun pengetahuan baru. Langkah-langkah PBL:
(1) Mengorientasi peserta didik pada masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas
yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan
rinci apa yang dilakukan oleh siswa maupun guru, serta dijelaskan bagaimana guru akan
mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi
agar siswa dapat mengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang
perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:
a. Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru,
tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan
bagaimana menjadi siswa yang mandiri.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 39
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppb. Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak
“benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian
dan seringkali bertentangan.
c. Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didorong untuk mengajukan
pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang
siap membantu, sedangkan siswa harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan
temannya.
d. Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa didorong untuk menyatakan ide-idenya
secara terbuka. Semua peserta didik diberi peluang untuk menyumbang kepada
penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.
(2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga
mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat
membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu guru dapat memulai
kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa, masing-masing
kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip
pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini
seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang
efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan
mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika
kelompok selama pembelajaran.
Setelah siswa diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar,
selanjutnya guru menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan,
dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua
siswa aktif terlibat dalam kegiatan penyelidikan sehingga hasil-hasil penyelidikan sebagai
penyelesaian terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, serta memamerkannya. Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor
terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru
berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring,
dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
(3) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan
teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya melibatkan karakter yang
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 40
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppidentik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan
memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang
sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data
dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul
memaHAKi dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan
cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Guru membantu
siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, dan
mengajukan pertanyaan pada siswa untuk berpikir tentang masalah dan ragam informasi
yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapat dipertahankan.
Setelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang
fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam
bentuk hipotesis, penjelasan, dan pemecahan. Selama pembelajaran pada fase ini, guru
mendorong siswa untuk menyampaikan ide-idenya dan menerima secara penuh. Guru
juga harus mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tentang kelayakan
hipotesis dan solusi yang mereka buat serta kualitas informasi yang dikumpulkan.
(4) Mengembangkan dan Menyajikan hasil karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran.
Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan
situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari
situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya
kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya
adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran.
Akan lebih baik jika dalam pameran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua,
dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.
(5) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa
menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan
intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk
merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan
belajarnya.
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 41
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp Media : Tayangan video
Alat : LCD, Internet
Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis
G. Langkah Kegiatan/Skenario Pembelajaran
Kegiatan DeskripsiAlokasi Waktu
Pendahuluan Memberikan salam Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar Menanyakan kehadiran siswa Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa Tanya jawab materi mengenai Hubungan Struktural
dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah Menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
Inti Menyampaikan mengenai Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah melalui contoh kasus.
Siswa mendapat penjelasan mengenai teknik Artikulasi Siswa dibagi secara berpasangan Setiap pasangan secara bergantian menyampaikan
kembali materi yang telah disampaikan guru, sementara yang lainnya mendengarkan sambil membuat catatan-catatan kecil mengenai materi yang telah disampaikan oleh pasangannya
Setiap siswa secara acak dan bergiliran menyampaikan kembali hasil wawancara dengan pasangannya
Siswa yang lain menanggapi
60 menit
Penutup Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi mengenai Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah
Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran
Siswa membuat tugas laporan mengenai Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah dalam bentuk makalah (dikumpulkan pada 2 pertemuan yang akan datang)
Mengucapkan salam
20 enit
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 42
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppH. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media : Tayangan video
Alat : LCD, Internet
Sumber : Buku PKn kelas X penerbit Intan Pariwara LKS eksis atau Grafindo
Taupan, M. 2013. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA-MA/SMK Kelas X. Bandung : Yrama Widya.
Peta Konsep mengenai HAMUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Undang-undang no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
I. Penilaian [terlampir]
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 43
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
/lampiran
Tugas Mandiri:
Permasalahan Sumber Daya Dan Kemampuan Daerah Dalam Penerapan Otonomi Daerah
Gelombang demokrasi yang disertai dengan peruhaban sistem perpolitikan nasional pada era reformasi hingga saat ini semakin memperlihatkan relatif menguatnya gejala keinginan rakyat daerah untuk mandiri dari keterikatan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat.
Fenomena ketidakadilan dalam dimensi sosial politik, ekonomi, pendidikan, hukum dan budaya seakan menjadi pemicu utama bagi beberapa daerah yang ingin mandiri dari pemerintah pusat.
Selain itu realitas pemerataan pembangunan baik pada tingkat pusat sampai tingkat daerah juga turut memancing aksi-aksi protes dari masyarakat. Daerah yang memiliki kekayaan alam yang luas tetapi pada kenyataannya jauh dari sentuhan pembangunan berkeadilan, bahkan ironisnya banyak daerah yang kaya akan sumberdaya alam, tetapi tingkat pendidikan dan kesejahteraan penduduknya relatif masih kurang.
Implementasi otonomi daerah kerap menimbulkan berbagai permasalahan yang di antaranya disebabkan karena perbedaan kesiapan masing-masing daerah dalam mengimplementasikan otonomi daerah tersebut.
Perbedaan jangkauan daerah yang satu dengan yang lain, dari pusat pemerintahan, terutama ibukota negara menjadikan ketimpangan kemampuan para personel di pemerintahan daerah bila dibandingkan dengan kemampuan dan sumberdaya manusia serta kualitas aparatur pemerintah yang jaraknya lebih dekat dengan pusat pemerintahan
Selain itu tidak semua daerah di Indonesia merupakan daerah yang memiliki keunggulan sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia yang menjadi faktor pendukung utama keberhasilan otonomi daerah. Pemerintah daerah yang didukung sumberdaya alam dan sumberdaya manusia akan lebih siap dibandingkan daerah yang sebaliknya. Bagaimana dengan daerah di mana Kalian tinggal ?
Setelah kalian menyimak dan mencermati artikel tersebut, silakan kalian diskusikan dengan teman
sebangku atau sekelompok kemudian tuliskan komentar dan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu
kepada artikel tersebut.
Pastikan komentar dan pertanyaan yang kalian tulis ke dalam kolom di bawah ini berbeda dengan
komentar dan pertanyaan yang diajukan kelompok lain.
No. Pertanyaan
1. ..........................................................................................................................................
2. ..........................................................................................................................................
3. ..........................................................................................................................................
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 44
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp4. ..........................................................................................................................................
5. ..........................................................................................................................................
Untuk lebih memahami penguasaan tentang makna otonomi daerah, silakan kalian jawab pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat dalam Tabel
No. Pertanyaan Jawaban
1.
2.
3
4
5
Bagaimana pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia saat ini?
Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk menggerakkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan otonomi daerah?
Apa yang akan terjadi jika masyarakat tidak ikut serta dalam pelaksanaan otonomi daerah?
Mengapa pelaksanaan otonomi daerah oleh oknum pejabat daerah sering disalahgunakan?
Mengapa saat ini banyak kepala daerah yang tersangkut dalam kasus korupsi di daerahnya?apa penyebabnya?
…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..
…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..
…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..
…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..
…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..…………………………………………..
Diskusikanlah tentang makna desentralisasi dan penerapan otonomi daerah di Indonesia. Tuliskan
pengertian, landasan hukum, kelebihan, dan kekurangan desentralisasi.
No. NKRI Rumusan Hasil Diskusi
1.MaknaDesentralisasi
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
2.Makna OtonomiDaerah
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
3.
Landasan Hukum Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 45
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
4. KelebihanDesentralisasi
1. ...................................................................................................
2. ...................................................................................................
3. ...................................................................................................
4. ...................................................................................................
5. ...................................................................................................
5. KekuranganDesentralisasi
1. ...................................................................................................
2. ...................................................................................................
3. ...................................................................................................
4. ...................................................................................................
5. ...................................................................................................
Untuk lebih memahami penguasaan tentang makna, kedudukan, dan peran pemerintah pusat, silakan
kalian diskusikan dengan teman satu kelompok tentang hal-hal sebagai berikut
No NKRI Rumusan Hasil Diskusi
1Makna
Pemerintah Pusat
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
2Fungsi
Penyelenggaraan Pemerintahan
1 .......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
2 .......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
3 .......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
3 KewenanganPemerintah Pusat
1. .........................................................................................................
2. .........................................................................................................
3. .........................................................................................................
4. ........................................................................................................
5. .........................................................................................................
6. .........................................................................................................
7. .........................................................................................................
Untuk lebih memahami penguasaan tentang makna, kedudukan, dan peran pemerintah daerah, silakan
kalian diskusikan dengan teman satu kelompok tentang hal-hal sebagai berikut.
No. NKRI
Rumusan Hasil Diskusi
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 46
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
1.Makna PemerintahDaerah
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
2. Kewenangan PemerintahDaerah
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
3. Prasyarat AparaturPemerintah Daerah
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
Untuk lebih memahami penguasaan materi tentang hubungan pemerintah daerah dan pemerintah pusat,
silakan kalian diskusikan dengan teman satu kelompok tentang hal-hal berikut.
No Hubungan Rumusan Hasil Diskusi
1Makna HubunganStruktural
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
2 Makna HubunganFungsional
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
Praktik Belajar Kewarganegaraan
A. Coba kalian dengan kelompok berkunjung ke kantor Rukun Warga (RW) yang berada di sekitar lingkungan tempat tinggal kalian.
B. Lakukanlah wawancara dengan Ketua RW tersebut, berkaitan dengan hal-hal berikut.1. Struktur organisasi RW tersebut2. Hubungan RW dan RT3. Tugas dan kewenangannya masing-masing
C. Buatlah laporan hasil wawancara yang ditandatangani oleh orang tua kalian.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 47
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
Bubuhkanlah tanda ceklis (√) pada kolom ya atau tidak sesuai dengan kenyataan, serta jangan lupa berikan alasannya.
NoContoh Indikator Pemahaman terhadap
Penyelenggaraan PemerintahanYa Tidak Alasan
1 Mengetahui bentuk negara Indonesia
2 Memahami tugas pemerintah pusat dan daerah
3Mengetahui nama dan jumlah provinsi di
Indonesia
4
Mengetahui nama gubernur/wakil gubernur dan bupati/wakil bupati atau
walikota/wakil
walikota
5 Mengetahui nama-nama kementerian Negara
6Memahami tugas dan fungsi setiap kementerian negara
7Mengetahui perbedaan kewenangan pemerintah pusat dan daerah
8Mengenal batas-batas wilayah provinsi dan kabupaten/kota tempat
kalian tinggal
9Mengetahui peraturan daerah yang diberlakukan di daerah tempat tinggal
kalian
10
Mengetahui nama-nama dinas yang ada di provinsi dan
kabupaten/kota tempat kalian tinggal
11Mengetahui sumber pendapatan daerah (PAD)
wilayah kalian
12Mengetahui hari ulang tahun kabupaten/kota tempat kamu tinggal
13Berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan pemerintahan
daerah
14 Membayar pajak daerah dan pusat
15Mengawasi pelaksanaan setiap kebijakan pemerintah baik pusat atau
daerah
Uji Kompetensi Bab 4
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas.
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan negara kesatuan. Jelaskan penerapan
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 48
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppkonsep negara kesatuan dengan sistem desentralisasi.
2. Apakah yang dimaksud dengan otonomi daerah? Jelaskan penerapan otonomi
daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Jelaskan kedudukan dan peran pemerintah pusat dalam penerapan otonomi
daerah pada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Jelaskan kedudukan dan peran pemerintah daerah dalam penerapan otonomi
daerah di Indonesia.
5. Jelaskan hubungan struktural dan fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah dalam penerapan otonomi daerah di Indonesia.
a. Lembar Observasi dan kinerja presentasi
LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI
DAN KINERJA PRESENTASI
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 49
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
Mata Pelajaran : PPKN
Kelas/Program : X/IPA/IPS
Kompetensi : __________________
No Nama Peserta didik
Observasi Kinerja PresentasiJml
SkorNilaiAkt Disl Kerjsm Prnsrt Visual Isi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. AFRISKO ADHA
MACOLA
4 4 3 4 3 3 21
2. AGRY LEOFANNY
3. ANA RANIRI UTARI
4.
5.
6.
Rubrik Penilaian Pengamatan/Observasi
No Aspek yang dinilai Rubrik Skor
1. Aktivitas Menunjukkan aktivitas yang sangat tinggi
dan memberikan makna bagi diri
sendiri/kelompok
4
Menunjukkan aktivitas yang tinggi dan
memberikan makna bagi diri
sendiri/kelompok
3
Menunjukkan aktivitas yang cukup tetapi
kurang memberikan makna bagi diri
sendiri/kelompok
2
Tidak menunjukkan aktivitas yang
memberikan makna bagi diri
sendiri/kelompok
1
2. Kerjasama Dapat bekerjasama dalam kelompok, dan
memberikan warna dalam kelompok
tersebut
4
Dapat bekerja sama dalam kelompok, dan 3
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 50
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppcukup memberikan warna dalam kelompok
Dapat bekerja sama dalam kelompok, tetapi
kurang memberikan warna dalam kelompok
2
Tidak menunjukkan aktivitas kerjasama
dalam kelompok.
1
3. Disiplin Mengikuti seluruh kegiatan dari awal
sampai akhir dengan baik dan memberikan
warna dalam kegiatan
4
Mengikuti seluruh kegiatan dari awal
sampai akhir dengan baik membeirkan
waran dalam kegiatan
3
Mengikuti seluruh kegiatan dari awal
sampai akhir dengan baik dan membeirkan
waran dalam kegiatan
2
Mengikuti seluruh kegiatan dari awal
sampai akhir dengan baik dan membeirkan
waran dalam kegiatan
1
Rubrik Penilaian Kinerja Presentasi
No Aspek yang dinilai Rubrik Skor
1. Peran serta dalam presentasi Terlibat aktif dalam presentasi dan
memberikan makna dalam presentasi
3
Terlibat aktif dalam presentasi tetapi kurang
memberikan makna dalam presentasi
2
Tidak terlibat aktif dalam presentasi 1
2. Visualisasi dalam presentasi Bersuara jelas dan keras saat melakukan
presentasi
3
Bersuara jelas tetapi kurang keras saat
melakukan presentasi
2
Bersuara kurang jelas dan kurang keras saat
melakukan presentasi
1
3. Isi Presentasi Isi presentasi yang disampaikan lengkap
sesuai dengan materi ajar
3
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 51
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppIsi presentasi yang disampaikan sesuai
dengan materi ajar, tetapi kurang lengkap
2
Isi presentasi yang disampaikan kurang
sesuai materi ajar dan kurang lengkap.
1
Keterangan :
3. Sangat tinggi2. Tinggi1. Kurang
PENILAIAN PRESENTASI
(hasil pengumpulan data/laporan penelitian/dll)
Tanggal /bulan/tahun : ................................................................
Nama/kelompok : ................................................................
Kelas/Smt : .................................................................
Mata Pelajaran : .................................................................
Judul Presentasi : ……………………………………………..
No
Aspek Penilaian Bobot Skor Nilai
1 KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN GAGASAN
a. Ide pokok laporan
b. Keruntutan berpikir dari latar belakang, masalah,
tujuan, hasil, dan kesimpulan.
c. Penggunaan Bahasa Indonesia.
15%
2 KEMAMPUAN MENJELASKAN ISI PRESENTASI
a. Kelancaran penyampaian gagasan
b. Kejelasan metode dan prosedur kerja
15%
3 KEMAMPUAN MENUNJUKKAN ORISINALITAS
a. Bukti empirik atas argumen
b. Konsistensi argumentasi
15%
4 KEMAMPUAN MENJELASKAN INOVASI DAN 15%
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 52
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppMANFAAT
a. Sifat kebaruan hasil karya
b. Kesesuaian antara materi penulisan dengan
penugasan dari guru
5 KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN KONSEP
DALAM MENJAWAB PERTANYAAN
20%
a. Kemampuan berargumentasi, ketangguhan dan
konsistensi, berkomunikasi lisan
b. Keruntutan dalam penalaran
c. Ketepatan dalam menjawab pertanyaan
d. Akurasi uraian materi dengan kesimpulan
6 KEMAMPUAN MENJELASKAN HASIL 15%
a. Originalitas atas keaslian karya
b. Keefektifan atau pencapaian tujuan/prestasi
c. Dampak atau manfaatnya
7 SIKAP DALAM PRESENTASI 5%
a. Kerapihan
b. Kesopanan
Catatan : Skor 1-5 (1. Sangat Kurang, 2. Kurang, 3. Cukup, 4. Baik, 5. Sangat Baik)
Nilai = bobot x skor
PENILAIAN PORTOFOLIO
(hasil pengumpulan data/laporan penelitian/dll)
Tanggal /bulan/tahun : ..............................................................................
Nama peserta didik : ...............................................................................
Kelas/Smt : ...............................................................................
Mata Pelajaran : ...............................................................................
Kompetensi Inti/Kompetensi Dasar : …………………………………………………
No Komponen Portofolio Bobot Skor Nilai
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 53
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp1 KERUNTUTAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO
a. Runtut dari tugas awal sampai akhir (lengkap)
b. Runtut berdasarkan hari, tanggal, bulan dan tahun
25%
2 KELENGKAPAN PORTOFOLIO
c. a. Lengkap setiap Kompetensi Inti dan Kompentensi
Dasar
d. b. …………………………..
25%
3 KERAPIAN PENYUSUNAN PORTOFOLIO
c. Rapi dan tidak kotor
d. ………………………
25%
4 KEBERMANFAATAN PORTOFOLIO
c. Bermanfaat untuk perbaikan dimasa depan
d. ………………………..
25%
Catatan : Skor 1-5 (1. Sangat Kurang, 2. Kurang, 3. Cukup, 4. Baik, 5. Sangat Baik)
Nilai = bobot x skor
Evaluasi Hasil1. Soal Pilihan Ganda
Evaluasi BAB ___ Buku PPKn halaman _____ no ___ sampai dengan ____
Kunci Jawaban1. ..... 6. ....2. ..... 7. ....3. ..... 8. ....4. ..... 9. ....5. ..... 10. .....
2. Soal UraianBuku PPKn halaman _____ sampai dengan ______
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 54
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppKunci Jawaban1. _____________________________________________________________________
__2. _____________________________________________________________________
__ 3. _____________________________________________________________________
__4. _____________________________________________________________________
__5. _____________________________________________________________________
__
Evaluasi Pembelajaran (Proses) Lembar kegiatan diskusi
No
Nama Siswa
Aspek pengamatanJumlah skor
Nilai
KetKerja sama
Menkomunikasikan pendapat
Toleransi
Keaktifan
Menghargai pendapat teman
Keterangan Skor :Masing-masing kolom diisi dengan kriteria :4 : Baik Sekali3 : Baik2 : Cukup1 : Kurang
Nilai=∑ Skor perolehan
Skor MaksimalX 100
Kriteria Nilai :A = 80 – 100 : Baik SekaliB = 70 – 79 : BaikC = 60 – 69 : CukupD = < 60 : Kurang
Rubrik penilaian presentasi
No
Nama Siswa
Aspek pengamatan Jumlah skor
Nilai
Ket
Komunikasi
Sistematika penyampaian
Wawasan
Keberanian
Antusias
Gesture dan penampilan
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 55
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
Keterangan Skor :Masing-masing kolom diisi dengan kriteria :4 : Baik Sekali3 : Baik2 : Cukup1 : Kurang
Nilai=∑ Skor perolehan
Skor MaksimalX 100
Kriteria Nilai :A = 80 – 100 : Baik SekaliB = 70 – 79 : BaikC = 60 – 69 : CukupD = < 60 : Kurang
Format penilaian makalah
Struktur Makalah Indikator Nilai
Pendahuluan
Menunjukkan dengan tepat isi : Latar belakang masalah Rumusan masalah Tujuan penulisan
Isi
Orisinalitas makalah Ketepatan memilih kasus Ketepatan penanggulangan atas kasus
yang dipilih Struktur/logika penulisan disusun dengan
jelas sesuai dengan metode yang dipakai Bahasa yang digunakan sesuai dengan
EYD dan komunikatif Daftar pustaka yang dapat dipertanggung
jawabkan (ilmiah) Menghindari sumber (akun) yang belum
dikaji secara ilmiah
Penutup
Kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah
Saran relevan dengan kajian dan berisi pesan untuk peningkatan terhadap penegakkan HAM
Jumlah
Kriteria penilaian untuk masing-masing indikator :
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 56
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppSangat sesuai 4Sesuai 3Cukup 2Kurang 1
Nilai=∑ Skor perolehan
Skor MaksimalX 100
Materi Ajar
A. HAK ASASI MANUSIA
1. Pengertian Hak Asasi Manusia
a. Hak asasi adalah hak dasar yang melekat pada manusia sejak lahir sebagai anugerah dari Tuhan.
b. Menurut Prof. Mr. Koentjoro Poerbapranoto, hak asasi adalah hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga sifatnya suci.
c. Menurut John Locke, hak asasi manusia adalah hak yang secara kodrati melekat pada setiap manusia.
d. Menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM, hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia.
e. Dari pengertian di atas dapat disimpulan :
1. Hak asasi manusia bersifat universal artinya berlaku dimana saja dan kapan saja, untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun.
2. Hak asasi dibutuhkan manusia untuk melindungi martabat kemanusiaannya dan digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul dan komunikasi dengan sesamanya.
3. Konsep hak asasi manusia mencakup seluruh segi kehidupan baik hak hukum, hak sosial budaya, hak ekonomi, maupun dalam pembangunan.
2. Macam-macam Hak Hak Asasi Manusia
Pandangan tentang hak asasi sangat beragam dan kontemporer antara lain dapat kita lihat kembali pada Magna Charta Bill of Right, Declaration of Human Right dan sebagainya.
a. Macam-macam hak asasi manusia menurut John Lock, Aristoteles, Montesquieu dan JJ Roussean dapat disimpulkan sebagai berikut:
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 57
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp1. Hak kemerdekaan atas diri sendiri.
2. Hak kemerdekaan beragama.
3. Hak kemerdekaan berkumpul.
4. Hak menyatakan kebebasan warganegara dari pemenjaraan sewenang-wenang.
5. Hak kemerdekaan pikiran dan pers.
b. Rumusan hak asasi manusia pada declaration des Droits del Homme et du Citoyen antara lain.
1. Manusia dilahirkan merdeka.
2. Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak orang lain.
3. Manusia mempunyai hak yang sama.
4. Warga negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai kedudukan dan pekerjaan umum.
5. Manusia tidak boleh ditangkap dan dituduh, selain menurut Undang-Undang.
6. Manusia mempunyai kemerdekaan agama dan kepercayaan.
7. Manusia merdeka mengeluarkan pikiran.
8. Adanya kemerdekaan surat kabar.
9. Adanya kemerdekaan bersatu dan mengadakan rapat.
10. Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
11. Adanya kemerdekaan bekerja, berdagang dan melaksanakan kerajinan.
12. Adanya kemerdekaan rumah tangga.
13. Adanya kemerdekaan hak milik.
14. Adanya kemerdekaan lalu lintas.
15. Adanya kemerdekaan hak hidup dan mencari nafkah.
c. Rumusan hak asasi manusia menurut piagam hak asasi manusia sedunia (Universal Declaration of Human Right) yang ditetapkan PBB tanggal 10 Desember 1948 antara lain:
1. Hak-hak sipil dan politis antara lain:
a) Hak atas hidup
b) Hak atas kebebasan dan keamanan dirinya
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 58
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppc) Hak atas kebebasan berpikir dan mempunyai agama
d) Hak atas kebebasan berpikir dan mempunyai agama
e) Hak untuk mempunyai pendapat tanpa mengalami gangguan
f) Hak atas kebebasan berkumpul secara damai
g) Hak untuk berserikat
2. Hak-hak ekonomi sosial dan budaya yang mencakup
a) Hak atas pekerjaan
b) Hak untuk membentuk serikat kerja
c) Hak atas pensiun
d) Hak atas kehidupan yang layak bagi diri serta keluarganya termasuk makanan, minuman, pakaian dan perumahan
e) Hak atas pendidikan
d. Secara umum hak-hak asasi manusia dapat dikelompokkan menjadi enam macam yaitu.
1. Hak asasi pribadi (personal rights)
2. Hak asasi politik (political rights)
3. Hak asasi ekonomi (property rights)
4. Hak mendapatkan persamaan hukum dan pemerintahan (rights of legal equality)
5. Hak sosial budaya (social and cultural rights)
6. Hak mendapatkan prosedur hukum yang benar (procedural rights)
e. Hak asasi manusia dalam UUD 1945 sebelum amandemen hanya tercantum dari pasal 27 sampai dengan 34 saja antara lain:
1. Pasal 27 ayat 1 tentang hak persamaan hukum dan pemerintahan
2. Pasal 27 ayat 2 tentang hak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
3. Pasal 28 tentang jaminan kemerdekaan berserikat dan berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan.
4. pasal 29 ayat 2 tentang kebebasan memeluk agama dan beribadah menurut kepercayaan masing-masing.
5. Pasal 30 ayat 1, tentang hak untuk membela negara.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 59
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp6. Pasal 31 ayat 1, tentang hak untuk mendapatkan pengajaran.
7. Pasal 32 ayat 2, tentang hak untuk mengembangkan kebudayaan.
8. Pasal 33 ayat 1, sampai dengan 3 tentang hak berekonomi.
9. Pasal 34 tentang hak sosial bagi fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.
Setelah UUD 1945 diamandemen ke 4 tahun 2002 disempurnakan rincian tentang hak asasi manusia menjadi lebih banyak dan lengkap, disamping pasal-pasal terdahulu masih dipertahankan, dimunculkan pula bab baru yang berjudul Bab XA tentang Hak Asasi Manusia beserta pasal pasalnya (Pasal 28 A sampai dengan pasal 28 J)
B. UPAYA PEMAJUAN, PENGHORMATAN, DAN PENEGAKAN HAM
Beberapa langkah penegakan dan perjuangan hak asasi manusia bagi masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia adalah sebagai berikut,
1. Sosialisasi Hak Asasi Manusia
Untuk menegakkan hak asasi manusia, langkah pertama adalah memasyarakatkan hak asasi manusia di tengah-tengah masyarakat. Tujuan yang hendak dicapai dari usaha ini, antara lain sebagai berikut,
a. Agar manusia respek terhadap hak asasi manusia dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai inti hak asasi manusia.
b. Tumbuhnya kesadaran rakyat tentang hak asasi manusia.
c. Mempercepat proses demokratisasi sehingga dapat dicegah munculnya kekuasaan yang sewenang-wenang.
2. Pendidikan HAM
Dalam rangka internalisasi nilai-nilai, hak asasi manusia perlu dikembangkan dalam kehidupan manusia sejak dini, pada sekolah, kampus, dan media massa, Sebagai suatu tata nilai, hak asasi manusia untuk bisa dipahami, dihayati, dan diamalkan melalui proses yang panjang. Pembentukan sikap dan kebiasaan memerlukan interaksi dengan lingkungan di bawah pimpinan, guru, atau tokoh masyarakat.
3. Advokasi HAM
Advokasi adalah dukungan, pembelaan atau upaya, dan tindakan yang terorganisir dengan menggunakan peralatan demokrasi untuk menegakkan dan melaksanakan hukum dan kebijakan yang dapat menciptakan masyarakat yang adil da,n sederajat. Tujuan advokasi terhadap HAM adalah untuk mengubah lembaga-lembaga masyarakat dengan
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 60
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppmenegakkan keadilan dan kesetaraan untuk memperoleh akses dari tuntutan pengambilan keputusan.
4. Kelembagaan
Dalam rangka menegakkan hak asasi manusia, pemerintah membentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Komisi ini dimaksudkan untuk membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia dan meningkatkan perlindungan hak asasi manusia guna mendukung terwujudnya pembangunan nasional.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut,
a. Menyebarluaskan wawasan nasional dan internasional mengenai HAM, baik kepada masyarakat Indonesia maupun kepada masyarakat internasional. . I
b. Mengkaji berbagai instrumen Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang HAM dengan tujuan memberikan saran-saran mengenai kemungkinan meratifikasinya.
c. Memantau dan menyelidiki pelaksanaan hak asasi manusia serta memberikan pendapat, pertimbangan, dan saran kepada badan pemerintahan negara mengenai pelaksanaan hak asasi manusia.
d. Mengadakan kerja sama regional dan internasional dalam rangka mengajukan dan melindungi hak asasi manusia.
5. Pelestarian Budaya (Tradisi Lama)
Keberhasilan penguasaan dan pemberdayaan hak asasi manusia suatu bangsa sangat ditentukan oleh pernantapan budaya hak-hak asasi manusia dan bangsa tersebut melalui usaha-usaha secara sadar kepada seluruh anggota masyarakat. Pelaksanaan hak-hak asasi manusia di Indonesia perlu memperhitungkan nilai-nilai adat istiadat, budaya, agama, dan tradisi bangsa dengan tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama, dan golongan.
6. Pemberdayaan Hukum
Untuk menegakkan hak asasi manusia, harus ada kesiapan struktural dan kultur politik yang lebih demokratis. Hak asasi manusia tidak mungkin dapat ditegakkan oleh pemerintahan yang represif. Eksistensi hak asasi manusia tergantung sejumlah faktor, seperti:
a. Hukum positif dan konstitusi.
b. Tingkat solidaritas politik.
c. Tingkat konsensus atas nilai-nilai tersebut.
d. Tingkat stabilitas politik.
e. Tipe sistem hukum dari pemerintah.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 61
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppf. Tingkat perkembangan ekonomi.
g. Tingkat kepercayaan terhadap produk hukum badan-badan legislatif dan peradilan.
h. Sifat dari komunikasi internal serta faktor pendidikan dapat mendukung pembangunan hak-liak asasi manusia.
7. Pengesahan Perangkat Nasional
Untuk menegakkan dan menjamin perlindungan hak asasi manusia, perlu pengesahan perangkat-perangkat nasional hak asasi manusia. Pemerintah minimal mengesahkan piagam hak asasi manusia sedunia (Universal Declaration of Human Rights) yang disahkan oleh Majelis Umurn PBB tanggal 10 Desember 1948.
Piagam ini mempunyai fungsi, antara lain:
a. Sebagai standar umum pelaksanaan hakasasi manusia untuk seluruh rakyat dan negara.
b. Sebagai kode perilaku yang dapat menjadi parameter kebijakan sebuah pemerintahan.
8. Rekonsiliasi Nasional
Cara lain yang harus ditempuh untuk menegakkan hak asasi manusia adalah dengan membentuk komisi kebenaran dan rekonsiliasi yang dibentuk berdasarkan undang-undang. Kornisi ini berfungsi sebagai lembaga ekstra yuridis untuk menegakkan kebenaran dengan rnengungkap penyalahgunaan kekerasan dan pelanggaran HAM di masa lampau demi kepentingan bangsa dan negara. Berdasarkan pengalaman negara lain, menurut Kardino Laksono ada tiga langkah penyelesaian pelanggaran HAM masa lampau yaitu sebagai berikut,
a. Memulihkan hak-hak korban dan keluarganya melalui proses reparasi.
b. Pertanggungjawaban hukum atas kejahatan yang dilakukan pelaku kemungkinan amnesti dengan tidak mengabaikan rasa keadilan.
c. Perlunya referensi kebijakan dari lembaga peradilan untuk memungkinkan terciptanya penegakan hukum.
C. TANTANGAN DAN HAMBATAN DALAM PENEGAKAN
HAK ASASI MANUSIA
1. Hambatan dan tantangan utama yang sering ditemukan dalam penegakan hak asasi manusia di Indonesia antara lain,
a. Masalah ketertiban dan keamanan nasional.
b. Rendahnya kesadaran akan hak-hak asasi manusia yang dimiliki orang lain.
c. Terbatasnya perangkat hukum dan perundang-undangan yang ada.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 62
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppd. Adanya dikotomi antara individualisme dan kolektivisme.
e. Kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegakan hukum, seperti polisi, jaksa, dan pengadilan.
f. Pemahaman belum merata, baik kalangan sipil maupun militer.
g. Belum adanya kesepakatan pada tatanan konsep hak asasi manusia antara aliran universalisme dengan partikularisme.
2. Secara umum, hambatan dan tantangan dalam menegakkan hak asasi manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut,
a. Kendala Ideologis
Salah satu hambatan dalam menegakkan HAM adalah adanya perbedaan pandangan antara ideologi sosialis dan ideologi liberalis serta pandangan negara berkembang lentang hak asasi manusia.
1) Pandangan liberalis mengenai konsepsi hak asasi manusia lebih mengutamakan penghormatan terhadap hak-hak pribadi, sipil, dan politik.
2) Pandangan sosialis lebih menonjolkan peran negara atau peran rnasyarakat sehingga kepentingan umum harus lebih dikedepankan daripada kepentingan pribadi dan golongan.
b. Kendala Teknis
Kendalateknis berupa belum diratifikasinya berbagai instrumen internasional HAM oleh negara-negara di dunia. Walaupun sudah diratifikasi, pongawasan pelaksanaan ketentuan konvensi masih tertunda-tunda serta banyaknya persyaratan yang dikemukakan negara-negara yang akan meratifikasi suatu konvensi HAM internasional.
c. Kendala Ekonomis
Ada hubungan antara. kondisi ekonomi masyarakat suatu negara yang ekonomitiya mapan dan penegakan HAM. Makin maju masyarakat, makin tinggi pula usaha menegakkan hak asasi manusia. Di negara berkembang yang ekonomis masih terbelakang, pada umumnya kurang memerhatikan HAM. Negara berkembang pada umumnya berkonsentrasi pada bagaimana meningkatkan pembangunan perekonomian masyarakat sehingga HAM terabaikan.
D. PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DAN
PROSEDUR PENYELESAIANNYA
1. Pelanggaran Hak Asasi Manusia
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 63
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppMenurut UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia, yang dimaksud dengan pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang, termasuk aparat negara, baik disengaja atau kelalaian yang melawan hukum, mengurangi, menghalangi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang, dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaiari hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
2. Macain-Macam Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Menurut Richard Falk, pelanggaran hak asasi manusia meliputi,
a. Pembunuhan besar-besaran (genosida).
b. Rasialisme resmi.
c. Terorisme resmi berskala besar.
d. Pemerintahan totaliter.
e. Penolakan secara sadar untuk memenuhi kebutuhan-kebutulian dasar mariusia.
f. Perusakan kualitas lingkungan.
g. Kejahatan-kejahatan perang.
Menurut UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM, pelanggaran HAM meliputi:
a. Pembunuhan massal secara terencana terhadap suatu etnis tertentu (genosida)
b. Pembunuhan sewenang-wenang atau putusan di luar pengadilan (arbytrary extra yudicial killing).
c. Penyiksaan dan penghilangan orang secara paksa.
d. Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis (systematic discrimination).
3. Pelaku Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Pelaku yang harus bertanggung jawab terhadap pelanggar hak asasi manusia adalah sebagai berikut,
a. Setiap orang atau orang per orang
Pelaku pelanggar hak asasi manusia bisa orang perorang sehingga penanggungjawabnya adalah orang itu sendiri. Contohnya perbuatan main hakim sendiri.
b. Sekelompok orang
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 64
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppPelanggaran HAM bisa dilakukan sekelompok orang, yang terdiri dari beberapa orang, atau dilakukan oleh masyarakat.
Contoh:
1) Kasus konflik horizontal yang pernah terjadi di beberapa daerah, seperti di Ambon, Poso, kasus Sanggauledo, Tasikmalaya.
2) Pengeroyokan dan pembakaran terhadap orang yang disangka pencuri hingga tewas.
c. Pemerintah atau aparat keamanan.
Menurut undang-undang, tidak dikenal pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara, badan hukum publik, atau badan hukum perdata. Setiap pelanggaran yang bertanggung jawab adalah pelakunya, bukan institusinya.
Hal ini berarti bahwa:
1) Komandan militer dapat dimintai pertanggungjawaban terhadap pelanggaran HAM yang dilakukan oleh anak buahnya atau pasukan yang berada di bawah komandonya.
2) Seorang atasan dapat dimintai pertanggungjawaban pidana atas pelanggaran HAM yalig dilakukan oleh bawahannya. Hal ini bisa terjadi bilamana atasan mengetahui atau secara sadar mengabaikan informasi yang secara jelas menunjukkan bahwa bawahannya rnelakukan pelanggaran HAM berat, dan tidak mengambil tindakan apa-apa.
Contoh kasus pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah atau aparat adalah sebagai berikut,
1) Kasus Tri Sakti tanggal 12 Mei 1998 yang menewaskan 4 mahasiswa yang sedang melakukan demo untuk menurunkan Presiden Soeharto.
2) Kasus pasca jajak pendapat di Timor Timur, seperti Kasus Bumi Hangus, pembunuhan massal di Gereja Suai, dan lain-lain.
4. Bentuk-Bentuk Pelanggaran HAM Berat
Dalam rangka menegakkan HAM, telah dibentuk pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM berat pelanggaran HAM berat meliputi,
a. Kejahatan Geniosida, yaitu pernbunuhan secara besar-besaran, terencana terhadap suatu bangsa atau etnis, kelompok agama, dan ras dengan cara:
1) Membunuh anggota kelompok,
2) Mengakinatkam penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota kelompok.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 65
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp3) Menciptakaii kondisi kehidupan kelompok yang mengakibatkan kemusnahan
fisik, baik sebagian atau seluruhnya. .
4) Melaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok.
5) Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
b. Kejahatan torhadap kemanusiaan, yaitu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang ditujukan terhadap penduduk sipil. Kejahatan kemanusiaan dapat herupa:
1) Pembunuhan.
2) Pemusnahan.
3) Perbudakan
4) Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa.
5) Perampasan kemerdekaan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar hukum internasional.
6) Penyiksaan
7) Pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan, sterilisasi secara paksa, atau bentuk-bentuk kekerasan seksual yang lain yang setara.
8) Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan politik, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional.
9) Penghilangan seseorang secara paksa.
10) Kejahatan apartheid.
E. BEBERAPA KETENTUAN TENTANG PENYELESAIAN
PELANGGARAN HAM
1. Ketentuan Pidana
a. Untuk pelanggaran HAM berat seperti genosida atau kejahatan kemanusiaan diberikan ancaman hukuman mati, penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling lama dua puluh lima tahun dan paling ringan sepuluh tahun.
b. Untuk kejahatan penyiksaan diancam hukuman maksimal 5 tahun penjara.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 66
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppc. Untuk pelanggaran HAM berupa kekerasan seksual, penganiayaan, SARA, dan
penghinaan secara paksa diancam hukuman maksimal 20 tahun penjara dan paling ringan sepuluh tahun penjara.
2. Konsekuensi dari Peradilan HAM
Konsekuensi peradilan HAM bagi masyarakat adalah sebagai berikut,
a. Para hakim, jaksa, dan pengacara mau tidak mau harus memiliki pengetahuan dalam bidang HAM.
b. Para akadernisi di perguruan tinggi, LSM, atau masyarakat pada umumnya dituntut pemahamannya tentang HAM.
c. Setiap orang atau kelompok yang memiliki alasan kuat bahwa HAM-nya dilanggar dapat mengajukan pengaduan lisan atau tertulis kepada Komnas HAM (Komisi Nasional Hak Asasi Manusia)
3. Perlindungan Saksi
Menurut UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Peradilan HAM, setiap korban dan saksi dalam pelanggaran HAM berat berhak mendapatkan perlindungan fisik atau mental dari segala macam bentuk ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan fisik dari pihak mana pun juga. Perlindungan ini wajib diberikan oleh aparat penegak hukum.
4. Penangkapan dan Penahanan
Setelah mendapat laporan adanya pelanggaran HAM berat, maka dilaktikan penangkapan terhadap tersangka dengan disertai:
a. bukti permulaan cukup,
b. surat tugas,
c. surat penangkapan serta uraian singkat pelanggaran HAM yang disangkakan kepadanya.
5. Tujuan Penahanan
a Agar terdakwa tidak melarikan diri.
b. Terdakwa tidak merusak atau menghilangkan barang bukti.
c. Agar tidak mengulangi kembali pelanggaran terhadap HAM.
6. Wewenang Penyidik
a. Melakukan penyelidikan dan pemeriksaan.
b. Menerima laporan dan pengaduan.
c. Melakukan pemanggilan dan meminta keterangan.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 67
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppd. Memianggil saksi.
e. Meninjau tempat kejadian.
f. Memanggil para pihak yang terkait.
g. Atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa perneriksaan surat, penggeledahan, dan penyitaan serta pemeriksaan tempat.
7. Peradilan
a Setelah penyidikan selesai, maka berkas dilimpahkan ke pengadilan untuk diadakan penuntutan.
b. Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus di lingkungan peradilan umum. Pengadilan HAM di daerah kabupaten wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah Pengadilan Negeri. Pengadilan yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2000, mempunyai wewenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM berat termasuk yang dilakukan di luar teritorial negara RI.
c. Dalam mengadili pelanggaran HAM berat, hakim yang memeriksa berjumlah 5 orang, yang terdiri dari 2 hakim pengadilan HAM dan 3 orang hakim Ad hoc.
d. Apabila tidak puas terhadap putusan hakim, maka jaksa atau tersangka boleh melakukan banding, kasasi atau PK (peninjauan kernbali).
e. Selain peradilan nasional, ada juga peradilan internasional yang mengadili pelanggaran HAM berat, yakni:
1) Peradilan Ad hoc, yaitu peradilan yang didirikan khusus untuk mengadili suatu kasus tertentu sehingga setelah selesai mengadili peradilan ini dibubarkan.
2) Peradilan yang bersifat tetap, yaitu peradilan yang didiri kan berdasarkan sebuah perjanjian internasional tahun 1998 yang terkenal dengan Statuta Roma. Peradilan tersebut adalah International Criminal Court (ICC).
f. Tujuan ideal pengadilan HAM adalah untuk memelihara perdamaian dunia, menjamin HAM, serta memberi perlindungan, kepastian, keadilan, dan perasaan perorangan ataupun masyarakat. Tujuan praktisnya adalah untuk menyelesaikan pelanggaran HAM yang berat.
8. Beberapa Asas yang Dianut Pengadilan HAM menurut UU No. 26
Tahun 2000
a. Hanya mengadili pelanggaran HAM berat.
Pengadilan HAM hanya mengadili pelanggaran HAM berat, sedang kejahatan terhadap HAM bisa diadili oleh pengadilan pidana biasa.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 68
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppb. Kejahatan universal.
Pengadilan HAM berwenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM yanq berat, baik dilakukan di daerah teritorial RI maupun di luar.
c Genosida dan kejahatan kemanusiaan.
Menurut UU No. 26 Tahun 2000 pelanggaran HAM berat Meliputi gonosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
d. Jaksa agung sebagai penyidik dan penuntut umum.
Dalam perkara pelanggaran HAM berat, penyidik, dan penuntut umumnya adalah jaksa penuntut umum.
e Pejabat Ad hoc.
Dalam pengadilan HAM dikenal penyidik Ad hoc, penuntut umum Ad hoc, dan hakim Ad hoc.
f. Pemeriksaan banding dan kasasi limitatif
Tenggang waktu pemeriksaan banding dan kasasi dibatasi paling lama hanya dalam waktu 90 hari.
g. Perlindungan korban dan saksi.
Dalam rangka pelanggaran HAM, korban dan saksi mendapat perlindungan dan aparat keamanan.
h. Dikenai kompensasi, restitusi, dan rehabilitasi korban.
Kepada korban pelanggaran HAM berat dapat diberikan kompensasi, dan rehabilitasi.
i. Ancaman hukuman diperberat.
Ancaman hukum untuk pelanggaran HAM lebih berat bila dibanding pelanggaran terhadap hukurn pidana. Untuk pelanggaran HAM, maksimal 25 dan minimal 10 tahun, sedang menurut pasal 10 KUHP ancaman hukuman paling lama adalah 20 tahun.
j . Tanggung jawab atasan dan komandan.
Pelanggaran HAM yang dilakukan oleh bawahan atau pasukan yang harus bertanggungjawab adalah atasan atau komandan.
k. Retroaktif.
Pelanggaran HAM yang dilakukan sebelum UU No. 26 Tahun 2000 diadili oleh Pengadilan HAM Ad hoc. yang dibentuk oleh presiden atas usulan DPR.
l . Tidak ada kadaluwarsa.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 69
Eli Priyatna sman 1 cikembar rppPerkara pelanggaran HAM tidak mengenal tenggang waktu kadaluwarsa, sehingga sewaktu waktu dapat disidik, didakwa, dan diadili.
m. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sebagai penyidik.
Untuk pelanggaran HAM berat, penyidikan dilakukan oleh komisi nasional hak asasi manusia.
n. Kewenangan Ankum (Atasan yang berhak Menghukum) dan perwira penyerah perkara tidak ada.
Untuk kasus pelanggaran HAM, wewenang Ankum seperti diatur dalam UU No. 31 Tahun 1997 tidak berlaku.
F. KONSEKUENSI JIKA SUATU NEGARA TIDAK MENEGAKKAN HAM
Jika suatu negara tidak menegakkan hak asasi manusia akan mendapat tekanan dari dalam atau tekanan dari luar negeri.
1. Dari Dalarn Negeri
a. Demo dari warga negaranya untuk mendapatkan pprlindungan HAM
b. Pemberontakan yang dilakukan rakyat karena merasa tertindas.
c. Kekacauan dan aksi anarkis akan terjadi di mana-mana.
2. Dari Luar Negeri
a. Pemberian predikat sebagai negara yang tidak menegakkan HAM oleh negara di dunia.
b. Pengenaan sanksi ekonomi oleh negara internasional (diembargo)
c. Desakan dari negara lain untuk menegakkan HAM
d. Pemerintahan negara tersebut dapat dikucilkan dari pergaulan bangsa-bangsa di dunia.
e. Pemerintah (pelakunya) bisa diajukan ke depan Mahkamah Internasional.
Lembaga – lembaga penegak HAM di Indonesia:
a. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
b. Komisi Nasional Anti kekerasan terhadap Perempian.
c. Komisi Orang Hilang.
d. Peradilan HAM.
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 70
Eli Priyatna sman 1 cikembar rpp
ppkn kelas x semester 1 Halaman: 71