Download - Rheumatic Heart Dissease (RHD)
Rheumatic Heart Dissease (RHD)
• RHD / penyakit jantung rheumatic adalah kelainan jantung yang diakibatkan dari demam rheumatic.
• Manifestasi klinisnya diakibatkan oleh streptokokus grup A(SGA) beta hemolitikus pada tonsilogaringitis dengan masa laten 1-3 minggu.
• Demam rheumatic merupakan kelainan jantung yang biasanya bukan kelainan bawaan, tetapi yang didapat.
Manifestasi Klinis
• Artritis – Merupakan gejala major yang sering ditemukan
pada DR akut. – Biasa menyerang sendi – sendi besar ( lutut,
pergelangan kaki, paha, lengan, panggul, siku, bahu )
– Muncul secara tiba – tiba dengan rasa nyeri yang meningkat 12 – 24 jam yang diikuti dengna reaksi radang. Nyeri akan hilang secara perlahan.
• Karditis – Merupakan manifestasi klinis yang penting dengan
insidensi 40 – 50 %. – berlanjut dengan gejala yang lebih berat : gagal
jantung. – Kadang-kadang bersifat asimptomatik dan
terdeteksi saat adanya nyeri sendi.
• Chorea – Dapat merupakan manifestasi klinis sendiri atau
bersamaan dengan karditis. – Lebih sering dikenai pada perempuan pada umur 8
– 12 tahun– Muncul selama 3 – 4 bulan.
• Nodul subkutanius – Besarnya kira – kira 0,5 – 2 cm, bundar, terbatas,
dan tidak nyeri tekan. – Jarang menjadi keluhan utama oleh pasien DR.
• Eritema marginatum – Ditemukan kira – kira 5% dari pasien DR, dan
berlangsung berminggu – minggu dan berbulan.– Tidak nyeri dan tidak gatal.
Pemeriksaan Laboratorium • Untuk menentukan ada atau pernah adanya infeksi kuman
SGA ini dapat dideteksi : – Dengan hapusan tenggorok pada saat akut. – Antibodi streptokokus lebih menjelaskan adanya infeksi
streptokokus dengan adanya kenaikan titer ASTO dan anti DNA-se.
– Antibodi dapat terdeteksi pada minggu ke-2 sampai minggu ke-3 setelah fase akut DR.
– Titer ASTO positif bila besarnya 210 todd pada orang dewasa dan 320 todd pada anak-anak.
– Titer DNA-se 120 todd pada orang dewasa dan 240 todd pada anak – anak.
• pada fase akut, ditemukan : – Peningkatan LED– Protein c – reactive– Mokoprotein serum
• pada fase kronis, ditemukan :– Anemia ringan ( normositer normokrom )
Diagnosa kriteria jones
Gejala Major Gejala Minor
Poliartritis Klinis : suhu tinggi
Karditis Sakit sendi (atralgia)
Chorea Riwayat pernah menderita DR/PJR
Nodul Subkutaneus
Eritema Marginatum Lab : “reaksi fase akut”
• Bila terdapat adanya infeksi streptokokus sebelumnya maka diagnosa PJR didasarkan atas adanya – Dua gejala mayor, atau – Satu gejala mayor dengan dua gejala minor.
Terapi • Untuk pasien <20 tahun, mendapat suntikan benzatin
penisilin G 1,2 juta unit tiap minggu sampai umur 25 tahun • Pasien >20 tahun, mendapatkan suntikan benzatin penisilin
G ( long acting ) selama 5 tahun. • Bila terjadi kekambuhan maka mendapatkan kembali
suntikan benzatin penisilin G dengan dosis 1,2 juta unit tiap 4 minggu selama 5 tahun berikutnya.
• Untuk program pencegahann primer dipergunakan obat penisilin V 2 juta unit / hari selama 10 hari atau eritromisin 40 mg/kgBB/hari selama 10 hari.
Pencegahan Sekunder
• “Irvington House” 1954 diketahui bahwa dengan parenteral penisilin G lah yang paling baik diantara tiga obat pencegahan yang dicobakan ( sulfadiazin, oral penisilin G, dan benzatin penisilin G setiap bulan.
• AHA 1988 : semua pasien pasien yang sembuh dari DR akut diberikan suatu pencegahan sekunder dengan atau tanpa karditis, sehingga serangan ulang dapat dicegah.
Prognosa
• Kekambuhan tidak akan ada apabila infeksi streptokokus diatasi.
Terima Kasih