Penelitian dan Pengembangan
Revitalisasi Pasar Rakyat di Indonesia
Dr. Agus S. Ekomadyo, S.T., M.T.
Institut Teknologi [email protected]
Disampaikan pada:
FGD Kajian Matra Ruang PasarPusat Penelitian Penelitian dan Pengembangan
Perumahan dan Permukiman
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI
Bandung, 8 Desember 2016
Tribute to Sutan Hidayatsyah (Alm)
“Pasar tradisional seharusnya menjadi tempat untuk memintarkan para pedagang
tradisional. Dari sini seharusnya ilmu-ilmu berdagang dipelajari di awal, untuk
kemudian dikembangkan hingga menjadi pedagang tangguh”
Kegiatan Riset dan Pengembangan Pasar Rakyat 2012-2016Oleh: Agus Ekomadyo dan Sutan Hidayatsyah
• Penelitian:
1. Model Pasar Tani Model Penciptaan Pasar Tani (Farmers Market) berbasis Sinergi Pertanian dan Pariwisata untuk Pengembangan Kewirausahaan Lokal di Ciwidey Bandung. Ketua Peneliti. Program Riset dan Inovasi KK ITB Batch 2 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ITB. 2015.
2. Model Pengembangan Pasar Desa Sebagai Atraksi Wisata. Program Pengabdian Masyarakat ITB 2015. Ketua Peneliti.
3. Model Pasar Tematik Urban yang Mampu Menghela Ekonomi Lokal Kasus: Pasar Bertema “Healthy Food” untuk Wilayah Bandung dan Sekitarnya. Ketua Peneliti. Program Riset dan Inovasi Kelompok Keahlian ITB, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ITB. 2014
4. Model Revitalisasi Pasar Tradisional Dengan Konsep “Pasar Pintar” Untuk Meningkatkan Peran Pasar Tradisional Dalam Perekonomian Kota (Tahun ke-3: Implementasi Kebijakan). Anggota Peneliti. Riset Strategis Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2012-2014.
5. Model Kemitraan Bisnis Modern dan Tradisional untuk Revitalisasi Pasar Tradisional. Ketua Peneliti. Program Riset dan Inovasi KK ITB (Batch II) LPPM ITB, 2013
6. Pengembangan Prototipe Rancangan Redevelopment Pasar Tradisional Sebagai Aset Sosio-Kultural Kota. Ketua Peneliti. Program Riset dan Inovasi Kelompok Keilmuan, LPPM ITB, 2012.
Kegiatan Riset dan Pengembangan Pasar Rakyat 2012-2016Oleh: Agus Ekomadyo dan Sutan Hidayatsyah
• Publikasi
– Ekomadyo, Agus S. (2014). Revitalizing The Tradition: Global‐Local and Cultural‐Economic Relation on Public Market Revitalization in Indonesia. International Seminar on Vernacular Settlement (ISVS) 7, Istanbul Technical University, Turkey, October 2014
– Kustiani, dan Ekomadyo, A.S. (2014) Social Sustainability in Traditional Market; Case Study: Legi Market, Surakarta. International Conference on re-SHAPING urban coastal land-SCAPES, the University of Kitakyushu, Japan, March 2014
– Ekomadyo, A.S., Zahra, A., dan Najmi, I. (2012). Tracing Social-Economic Forces In Construction Of Urban Place; Case: Pasar Pamoyanan Bandung. Paper presented in International Seminar on Place Making and Identity: Rethinking Urban Approaches to Built Environment Department of Architecture, Universitas Pembangunan Jaya, September 2012
– Ekomadyo, A.S., Zahra, A., dan Najmi, I. (2012) Public Market as Urban Social Nodes: an Architectural Phenomenology Approach” Paper presented in Artepolis 4 International Conference on Creative Connectivity and the Making of Place: Living Smart by Design. School of Architecture Planning and Policy Development ITB, July 2012.
– Asharina, G, dan Ekomadyo, A.S. (2015). Citra Lokal pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi . Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia 2015. Universitas Sam Ratulangi Manado, November 2015. ISBN 978-602-73485-0-9
– Maulana, A.T, dan Ekomadyo, A.S. (2015). Karakter Festival pada Perancangan Pasar untuk Tengaran Kota. Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia 2015. Universitas Sam Ratulangi Manado, November 2015. ISBN 978-602-73485-0-9
– Ekomadyo A.S. (2013). Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional. Temu Ilmiah IPLBI 2013 Universitas Hassanuddin Gowa, November 2013
– Nurluthfi Y., Ekomadyo, A.S. (2013). Interaksi Manusia dan Satwa dalam ‘Place-making’; Kasus: Perancangan Pasar Hewan Sukahaji Bandung. Temu Ilmiah IPLBI 2013 Universitas Hassanuddin Gowa, November 2013
– Menggala, A., Hidayatsyah, S., dan Ekomadyo, A.S. (2013). Redevelopment Pasar Tradisional dengan Konsep ‘Urban Oasis’. Kasus: Pasar Kosambi Bandung. Temu Ilmiah IPLBI 2013 Universitas Hassanuddin Gowa, November 2013
– Ekomadyo, A.S. (2012). Menelusuri Genius Loci Pasar Tradisional sebagai Ruang Sosial Nusantara. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Semesta Arsitektur Nusantara 1 (SAN1) Universitas Brawijaya Malang, 12 Desember 2012
– Ekomadyo, A.S. dan Kustiani (2012). Pengembangan Rancangan Revitalisasi Pasar Tradisional sebagai Aset Sosio-Kultural Kota”. Poster dipresentasikan pada Seminar dan Pameran Hasil Penelitian ITB 2012, ITB Bandung, 26-27 November 2012.
– Ekomadyo, A.S. dan Hidayatsyah, S. (2012). Isu, Tujuan, dan Kriteria Perancangan Pasar Tradisional. Makalah dipresentasikan dalam Temu Ilmiah IPLBI 2012, Bandung November 2012
– Ekomadyo, A.S. (2012). Relasi Sosio-spasial antara Masjid dan Pasar: Kajian Atas Kontribusi Islam dalam Urbanitas Kontemporer. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Arsitektur Islam 2 (Arsis2) Universitas Muhammadiyah Surakarta, Mei 2012
Kegiatan Riset dan Pengembangan Pasar Rakyat 2012-2016Oleh: Agus Ekomadyo dan Sutan Hidayatsyah
• Pengembangan Kebijakan1. Narasumber Penyusunan Standard Biding Document Kerja Sama
Pemerintah dan Badan Usaha Peremajaan Pasar Tradisional, LKPP RI
2. Ketua Tim Perumus dan Anggota Komisi Teknis Penyusunan SNI 8152 2015 Pasar Rakyat, Kementerian Perdagangan RI 2015
3. Penjajagan Kerja Sama dengan Pemerintah Kota Surakarta untuk Revitalisasi Pasar Legi Surakarta, 2015
4. Narasumber acara Los Tjihapit, Pasar Cihapit Bandung 2016
5. Dewan Juri Lomba Pasar Rakyat Jawa Barat 2016
6. Narasumber Kajian Matra Ruang Pasar Rakyat Puslitbangkim PU 2016
Pasar dan Ekonomi Masyarakat
Di Indonesia, peran pasar tradisional menjadi
sentral dari waktu ke waktu. Selain sebagai
ruang publik perkotaan, pasar juga menjadi
bagian penting dari ekonomi kota dan
sumber penghidupan bagi warganya. Data dari
Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia
(APPSI) tahun 2006 menunjukkan, jumlah
pasar tradisional di Indonesia saat sekarang
tercatat 13.650 unit yang menampung 12,6 juta
pedagang. Apabila setiap pedagang
mempunyai empat anggota keluarga, maka
setidaknya 50 juta rakyat Indonesia
bergantung kehidupannya pada pasar
tradisional. Belum konsumen yang
berbelanja di pasar tradisional. Setidaknya
sampai saat sekarang keberadaan pasar
tradisional masih dibutuhkan sebagai
penopang kehidupan keseharian masyarakat.
Namun apa yang terjadi
secara umum ...
Masalah Pasar
Tradisional:
Ketidakmampuan
Beradaptasi?
Yang sempat dilupakan, namun akan menjadi pusat perhatian
National Political Agenda
• One of major issues on Indonesian presidential electoral campaign in 2014
– Strengthen local economy among globalization
To protect and modernize the public markets...
Improvement of 5 thousands public markets...
Program Revitalisasi: Sudah Berhasilkah?
• Sitompul (2012)
– Bangunan pasar umumnya belum dapat difungsikan, karena bagian-bagian utama lainnya belum selesai
– Titik kritis ada pada perencanaan dan pentahapan kegiatan, karena harus mempertimbangkan [1] Kepastian anggaran (pusat dan atau daerah), [2] Pilihan desain, [3] Bahan bangunan dan [4] Kebutuhan.
Kegagalan Desain?
• Pasar Ikan Ciparai
Kegagalan Desain?
• Pasar Kembang Solo
Model Pemrograman Berbasis Isu (Donna Duerk, 2003)
Isu, Tujuan, dan
Kriteria
Perancangan
Pasar Tradisional
Model Pemrograman Berbasis Isu untuk
Kriteria Rancangan Pasar Tradisional
Isu Tujuan Kriteria
Aspek
ARSITEKTUR
KOTA
Aspek
STANDAR
FUNGSIONAL
Aspek
KARAKTER
LOKAL
Isu, Tujuan, Kriteria dalam
Aspek Arsitektur KotaIsu Tujuan Kriteria
Keterkaitan dengan fungsi
sekitar
Menentukan fasilitas di dalam pasar yang merespon fungsi-fungsi yang ada di sekitarnya
Fasilitas yang disediakan harus sesuai dengan skala pelayanan pasar
Beberapa fungsi harus disediakan berdasarkan analisis
potensi kebuntuhan pasar untuk menarik pengunjung sekitar dalam meramaikan pasar
Aksesibilitas dan
sistem sirkulasi eksternal
Mengatur jalur sirkulasi eksternal yang efektif
dan tidak menyebab gangguan sekitar
Aksesibilitas dan sistem sirkulasi eksternal harus jelas,
efisien, dan tidak menyebabkan kemacetan di sekitarnya.
Menyediakan luas area parkir yang cukup untuk menampung kendaraan pengunjung
Luas area parkir harus mampu menampung kendaraan pengunjung sesuai dengan karakter pengunjung pasar
Menjadikan area parkir sebagai “generator”
untuk memperkuat aksesibilitas pasar
Area parkir harus diletakkan berkaitan dengan pintu
masuk bangunan pasar dan mendorong pengunjung untuk melewati area tertentu di dalam pasar
Menempatkan area loading-unloading barang yang tidak menganggu aktivitas perdagangan
lainnya
Area loading-unloading barang sebaiknya ditempatkan di area yang tidak menganggu sirkulasi pengunjung
Jalur pembuangan sampah harus dirancang untuk
memudahkan pengangkutan sampah ke tempat pembuangan sampah
Respon terhadap
bentuk dan ruang kota
Mendapatkan gubahan bentuk bangunan pasar
yang sesuai dengan konteks arsitektur kota
Gubahan bentuk pasar harus merespon struktur morfologi
bentuk dan ruang kota
Wajah pasar harus selaras dengan karakter arsitektur setempat
Isu, Tujuan, Kriteria
dalam
Aspek Standar
Fungsional
Isu Tujuan Kriteria
Tipe dan luas unit kios
Menentukan tipe dan dimensi kios yang ergonomis dan efisien
Kios-kios yang disediakan harus mempunyai tipe dan dimensi yang sesuai dengan karakter komoditas jualan
Efektivitas
pemanfaatan ruang
Memperbanyak proporsi luas ruang yang bisa
dijual (sellable area)
Luas sellable area seharusnya mencapai 65% dari luas
bangunan keseluruhan
Jalur sirkulasi seharusnya menggunakan sistem double loaded (melayani dua sisi unit jual)
Lebar jalur sirkulasi
Menentukan lebar jalur sirkulasi yang efisien
namun tetap nyaman
Lebar jalur sirkulasi minimal bisa dilewati dua orang dan
maksimal 30 % dari jumlah lebar unit jual yang diapitnya
Zoning
Menata zone komoditas untuk mengatur alur pengunjung guna meningkatkan aksesibilitas
ke semua unit jual
Zone komoditas inti (yang paling dicari pengunjung) diletakkan di tempat paling sulit dijangkau dan berperan
sebagai magnet yang menarik pengunjung untuk menghidupkan zone komoditas lainnya.
Mengefisienkan penyediaan utilitas, terutama jaringan air bersih dan air kotor
Unit-unit jual yang membutuhkan utilitas air bersih dan air kotor harus diletakkan berdekatan
Memudahkan pengunjung untuk menemukan
area berdasarkan komoditas
Zone komoditas tertentu harus diberi penanda tertentu
agar memudahkan dikenali pengunjung
Aksesibilitas dan sistem sirkulasi
Menjamin semua unit pasar dapat dijangkau oleh pengunjung
Pintu masuk dan hierarki sirkulasi harus dirancang agar semua area pasar mudah dijangkau
Zone komoditas inti ditempatkan pada area tertentu agar
dapat menarik pengunjung untuk menghidupkan zone komoditas lainnya
Unit-unit jual harus mendapatkan aksesibilitas visual yang
memadai dari pengunjung
Memudahkan pengunjung untuk menjangkau lantai-lantai atas pasar
Lantai-lantai bisa dirancang dengan sistem split level untuk memeratakan aksesibilitasv vertikal
Eskalator bisa disediakan untuk pasar dengan ketinggian
4 lantai atau lebih
Memudahkan orientasi pengunjung di dalam pasar
Jalur sirkulasi harus dirancang secara hierarkis
Simpul-simpul sirkulasi harus disediakan pada jalur sirkulasi yang panjang
Penghawaan
Menciptakan ruang-ruang pasar yang segar
dan tidak pengap
Area publik dan sirkulasi harus dirancang dengan
memaksimalkan sirkulasi udara silang
Penghawaan di dalam unit jual bisa menggunakan sirkulasi udara buatan (kipas angin/ AC)
Pencahayaan
Menciptakan ruang ruang pasar yang terang dan tidak terkesan gelap
Area publik dan sirkulasi harus dirancang dengan mengoptimalkan pencahayaan alami
Penghawaan di dalam unit jual bisa menggunakan lampu
terutama untuk menerangi komoditas yang dijual
Fasilitas umum
Menyediakan fasilitas umum yang mendukung fungsi pasar
Fasilitas umum minimal yang harus disediakan adalah KM/WC, musalla, kantor pengelola, dan ruang serbaguna
Fasilitas umum lain dapat ditambahkan sesuai karakter
pasar setempat
Utilitas air bersih Menyediakan sarana air bersih yang memadai bagi pedagang komoditas basah
Zone-zone komoditas basah harus diletakkan berdekatan untuk efisiensi utlilitas air bersih
Outlet air bersih harus disediakan di tiap unit daging/ ikan,
sedangkan untuk komoditas sayur/ buah satu outlet air bersih bisa digunakan bersama-sama.
Utilitas air kotor Menciptakan ruang-ruang pasar yang bersih
dan tidak becek
Saluran pembuangan air kotor harus disediakan pada
zone komoditas basah
Fasilitas fis ik pada zone basah harus dirancang untuk meminimalkan genangan air kotor
Persampahan Menciptakan pasar yang bersih dari sampah Tempat penampungan sampah harus disediakan dan
ditempatkan terlindung dari aktivitas publik
Isu, Tujuan, Kriteria dalam
Aspek Penciptaan Karakter Lokal
Isu Tujuan Kriteria
Tampilan fisik Menampilkan karakter fisik pasar yang berasosiasi dengan arsitektur lokal
Perancangan bangunan harus menggunakan elemen-elemen arsitektur lokal
Pengalaman ruang Menyajikan pengalaman ruang yang
menarik bagi pengunjung saat berbelanja
Zoning dan alur sirkulasi dapat dirancang dengan
mempertimbangkan pengalaman ruang dan suasana yang menarik bagi pengunjung
Jalur-jalur sirkulasi harus dirancang agar pengunjung bisa
menikmati suasana pasar
Unit jual bisa dirancang dengan manjadikan barang dagangan sebagai atraksi visual
Ruang sosio-kultural Menjadikan pasar tradisional sebagai ruang
sosio-kultural bagi warga kota
Ruang-ruang sosio-kultural, baik permanen atau temporer,
harus tersedia untuk menampung aktivitas sosial atau seni pertunjukan rakyat di pasar
Arsitektur Kota:
Keterkaitan Fungsi Sekitar + Aksesibilitas
• Pasar Balubur Bandung
Arsitektur Kota:
Struktur Bentuk dan Ruang Kota
• Faneuil Market Place, Boston
Standar Fungsional:
Aksesibilitas dan Sirkulasi
• Pasar Gede Solo
Standar Fungsional:
Aksesibilitas dan Sirkulasi
• Pasar Djohar Semarang
Standar Fungsional:
Penghawaan dan Pencahayaan
• Pasar Gede Solo
Standar Fungsional:
Utilitas Air Bersih dan Kotor
• Pasar Gudel (Gudang Lelang) Bandar Lampung
Penciptaan Karakter Lokal:
Pengalaman Ruang
• Damnoen Saduak Floating Market, Thailand
Penciptaan Karakter Lokal:
Ruang Sosio-Kultural
• Pasar Gede Solo
Penciptaan Karakter Lokal:
Tampilan Fisik – Identitas Kota
• Pasar Gede Solo dan Pasar Djohar Semarang
Ujicoba pada Proyek Akhir dan Tesis Mahasiswa
• Pasar Simpang Bandung, Atya Zahra, 2012
• Pasar Rejowinangun Magelang, Herjuno Aditya, 2012
• Pasar Bintoro Demak, Isan Najmi, 2012
• Pasar Legi Surakarta, Kustiani, 2013
• Aldy Menggala, Pasar Kosambi Bandung, 2013
• Pasar Hewan Sukahaji Bandung, Yuqa Nurluthfi, 2013
• Pasar Bantar Gebang Bekasi, Adinda Larasati, 2014
• Pasar Karapitan Bandung, Abdul Rahman, 2014
• Pasar Cempaka Putih Jakarta, Dimastyo Landsatu, 2014
• Silvia Anugrah Dewanti, Pasar Cihaurgeulis Bandung, 2014
• Pasar Blok-A Fatmawati Jakarta, Laras P. Putri, 2014
• Nuraziza, Pasar Cicadas Bandung, 2014
• Pasar Festival Gedebage, Annas Maulana, 2015
• Pasar Simpang Aur Bukittinggi, Gina Asharina, 2015
• Pasar Astana Anyar Bandung, Ario Bimo Novianto
• Pasar Baru Bogor, Himmah Qudsiyyah, 2016
• Pasar Sederhana Bandung, Atika Almira, 2016
Ujicoba untuk Implementasi Pasar Legi Surakarta
Dari Kriteria dan SNI, bisakah ke Panduan Teknis?
• Panduan Teknis Perencanaan Pasar Rakyat
– Kerja sama antar Puskim PUPR dengan Ikatan Arsitek
Indonesia (IAI) dan Kementerian ?
Boarder Aim: Kedaulatan Ekonomi
• Pasar Rakyat sebagai Rumah Ekonomi dan Rumah
Budaya
– Bagaimana Standar (SNI) dan Elemen Fisik (Bangunan Pasar)
bisa memperkuat peran pasar rakyat sebagai Rumah Ekonomi
dan Rumah Budaya
• Perlu riset lebih lanjut dan menghasilkan parameter yang
terukur untuk menilai kinerja pengelolaan pasar rakyat
– Pedoman bagi pemerintah RI untuk memberikan insentif kepada
pengelola pasar rakyat (terutama pemerintah daerah) secara
sistemik –bukan politik- yang berhasil mengelola pasar rakyat
sebagai rumah ekonomi dan rumah budaya
Terima
Kasih