Download - revisi hiperurecemia
PENGARUH PEMBERIAN OBAT ANTIHIPERURISEMIA TERHADAP KADAR ASAM URAT MENCIT (Mus musculus) YANG DIBERIKAN SUSPENSI HATI AYAM
Arni Aries1, Evi Lauw2, Yanuar Narimo M2,Siti Hajar2, Nurul Iftihan2,Rupianus Lebang2,Nuril Fahmi2
Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar
1 asisten laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin2 Praktikan laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin
ABSTRAKTelah dilakukan praktikum yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian obat antihiperurisemia terhadap mencit (Mus musculus). Mencit dibagi ke dalam tiga kelompok pemberian, yaitu obat alopurinol, ekstrak sambiloto, dan NaCMC sebagai kontrol. Kadar asam urat darah mencit dihitung sebanyak tiga kali, yaitu sebelum dilakukan induksi asam urat menggunakan suspensi hati ayam dengan dosis 0,5 ml/20 g BB dalam 3 kali sehari selama 7 hari berturut-turut, kemudian diukur kembali kadar asam urat mencit sesaat sebelum pemberian obat uji, serta pengukuran kembali dilakukan satu dan dua hari setelah pemberian obat. Hasil yang didapatkan pada data analisis anova menunjukkan hasil yang signifikan yaitu P-value< 0,05 dan F>F crit.
Kata Kunci : Hiperurisemia, alopurinol, ekstrak sambiloto, mencit
PENDAHULUANKasus penderita asam urat bahkan
menuju hiperurisemia, baik di negara maju maupun Negara berkembang, semakin meningkat dewasa ini. Berdasarkan data The National Institutes of Health (NIH) pada tahun 2002, jumlah penderita asam urat di Amerika Serikat mencapai 2,1 juta. Sebagian besar penderita adalah pria berusia 40-50 tahun (90%) dan wanita (10%) pada masa menopouse, sedangkan Indonesia 35% penderita asam urat terjadi pada pria di bawah usia 34 tahun (1).
Hiperurisemia adalah konsentrasi monosodium urat (MSU) dalam plasma yang melebihi batas kelarutannya, yaitu lebih dari 7 mg/dl (2).
Hiperurisemia dapat terjadi karena produksi asam urat yang berlebih, pengeluaran asam urat yang berkurang, atau gabungan keduanya (2).
Asam Urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin, baik purin yang berasal dari bahan pangan maupun dari hasil pemecahan purin asam nukleat tubuh. Dalam serum, monosodium urat terutama berada dalam bentuk natrium urat, sedangkan dalam saluran urin, monosodium urat dalam bentuk asam urat (3) .
Usaha untuk menurunkan kadar asam urat darah dapat dilakukan dengan mengurangi produksi asam urat atau meningkatkan ekskresi asam urat oleh ginjal (4).
Ada tiga golongan utama obat untuk penyakit GOUT, yaitu:a. Urikostatik (Xantin oxidase inhibitor)
Golongan obat ini bekerja dengan jalan menghambat enzim xantin oksidase sehingga asam urat tidak terbentuk. Contoh obat golongan urikostatik adalah allopurinol (suatu inhibitor xantin oksidase) merupakan obat pilihan bagi
penderita lanjut usia dan mempunyai gangguan fungsi ginjal. Allopurinol merupakan suatu analog asam urat yang sering digunakan untuk mengobati bentuk-bentuk hiperurisemia yang yang diakibatkan peningkatan kecepatan katabolisme purin. Kerja allopurinol yaitu menghambat pembentukan asam urat dari prekursornya (xantin oksidase dan hipoxantin) dengan menghambat enzim xantin oksidase. Oksidase ini akan menghidrolisis allopurinol menjadi aloxantin (oksipurinol). Sintesis urat dari hipoxantin dan xantin segera menurun setelah pemberian allopurinol. Oleh karena itu, konsentrasi hipoxantin dan xantin serum menigkat sedang kadar urat menurun. Allopurinol mempunyai durasi kerja yang cukup panjang sehingga allopurinol cukup diberikan 1x sehari.b. Urikosurik
Obat-obat golongan urikosurik dapat meningkatkan ekskresi asam urat dengan menghambat reabsorpsi tubulus ginjal. Terapi dengan obat golongan ini harus dimulai dengan dosis yang rendah untuk mencegah terbentuknya urikosuria dan kemungkinan terbentuknya batu ginjal. Yang termasuk golongan obat ini adalah probenesid (Benamid, Parbenem, Probalan) dan Sulfipirason. Efek samping urikosurik yang paling sering adalah iritasi pada gastrointestinal, kemerahan pada kulit, hipersensitivitas, terjadi pengendapan dari artritis gout akut dan terbentuknya batu ginjal.c. Urikolitik
Sebagai katalisator, urat oxidase merubah asam urat menjadi alantoin pada binatang tingkat rendah. Manusia tidak memiliki enzim ini. Bila digunakan secara parentral urikase adalah penurun urat yang lebih cepat dibanding alopurinol. Urat oxidase mencegah terbentuknya
urat dan juga menguraikan asam urat yang telah ada, tidak seperti allopurinol
Praktikum ini bertujusn untuk menguji efek obat alopurinol dan ekstrak sambiloto terhadap kadar asam urat mencit yang diinduksikan dengan suspensi hati ayam selama tujuh hari.
METODE PENELITIANAlat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah kanula, spoit 1 cc one Med®, gunting, kapas, strip asam urat, Glukometer.
Bahan yang digunakan antara lain Na CMC, alopurinol, ekstrak sambiloto, dan suspensi hati ayam.
Pembuatan Larutan Koloidal NaCMC (1% b/v)Serbuk NaCMC sebanyak 1 g
dimasukkan sedikit demi sedikit kedalam air aquades hangat (±700C) sambil digerus dalam lumping hingga terbentuk larutan koloidal yang homogen, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentuukur dan volumenya dicukupkan hingga 100 ml.
Pembuatan Alopurinol Ditimbang 50 mg Allopurinol kemudian
digerus dan dilarutkan dengan NaCMC. Larutan dicukupkan sampai 50 ml dan dimasukkan dalam botol vial.
Perlakuan Terhadap Hewan UjiSebanyak 5 ekor mencit ditimbang
terlebih dahulu, dicatat berat badannya dan diberi tanda pada mencit tersebut.
Setiap mencit diinduksikan suspensi hati ayam 0,5 ml / 20 g dengan volume sesuai berat badan mencit. Pemberian suspensi hati ayam dilakukan 7 hari sebelum diberikan obat allopurinol, ekstrak sambiloto, dan NaCMC sebagai kontrol.
Hari pertama sebelum dilakukan induksi suspense hati ayam, mencit diambil darahnya dan diukur kadar asam uratnya. Kemudian mulai diberikan ketiga pemberian tersebut hingga hari tujuh sebanyak 3 kali sehari. Hari ketujuh diukur kembali kadar asam urat mencit sesaat sebelum mulai diberikan obat allopurinol, ekstrak sambiloto, dan NaCMC (kontrol). Kemudian, diukur kembali kadar asam uratnya satu dan dua hari setelah pemberian obat allopurinol, ekstrak sambiloto, dan NaCMC (kontrol).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Hasil pengukuran kadar asam urat pada mencit (Mus musculus)
Grafik 1. Pengaruh pemberian obat terhadap kadar asam urat dalam darah mencit (Mus musculus)
Gambar 1. Hasil Analisis menggunakan Tabel Anova pada mencit hiperurecemia
Pada percobaan hiperurisemia ini diperoleh data bahwa rata-rata kadar asam urat dalam darah mencit uji meningkat sebesar 0,01 mg/dl pada kontrol, sedangkan terjadi penurunan 0,21 mg/dl pada pemberian Allopurinol dan penurunan 2,95 mg/dl pada pemberian ekstrak sambiloto.
Mencit ( Mus musculus ) diinduksikan suspense hati ayam selama 7 hari sebanyak 3 kali sehari dengan harapan bahwa akan terjadi peningkatan asam urat pada mencit,selain itu karena di dalam tubuh mencit terdapat enzim urikase yang mampu mengubah asam urat menjadi allantoin yang larut terhadap air dan di ekskresikan lewat urin yang dapat mengurangi kadar asam urat pada mencit sehingga induksi dilakukan selama 7 hari sebanyak 3 kali sehari.
Perlakuan
Rata-rata kadar asam urat (mg/dl)
Sebelum (X1)
Sesudah induksi
(X2)
Sesudah Perlakuan
(X3)[X2-X3]
NaCMC 0.26 0.99 1.00 -0.01
Allopurinol 0.36 1.02 0.82 0.21
Ekstrak sambiloto
4.01 8.40 5.55 2.85
Dari percobaan didapatkan bahwa allopurinol lebih efektif dalam menurunkan kadar asam urat dibandingkan dengan tanpa pemberian obat, yaitu control NaCMC. Alopurinol adalah salah satu obat anti hiperurisemia yang bekerja dengan menghambat xantin oksidase, yaitu enzim yang dapat mengubah hipoxantin menjadi xantin, dan xantin menjadi asam urat. Dalam tubuh, allopurinol mengalami metabolism menjadi oksipurinol (alozatin) yang juga bekerja sebagai penghambat enzim xantin oksidase, sehingga terjadi penurunan produksi asam urat dan kadarnya dalam darah. (5) Pada percobaan ini, ekstrak sambiloto bekerja lebih efektif dalam menurunkan kadar asam urat mencit dibandingkan dengan pemberian obat antihiperurisemia, seperti allopurinol. Ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata) telah dikenal secara turun-temurun sebagai ramuan tradisional yang dapat membantu menurunkan kadar asam urat serta mengatasi penyakit gout.
Hasil yang didapatkan pada percobaan dengan pemberian allopurinol, ekstrak sambiloto, dan NaCMC menggunakan data analisis anova menunjukkan hasil yang tidak signifikan karena P-value> 0,05 dan F<F crit.
Faktor Faktor yang menyebabkan hal tersebut antara lain karena dosis yang di berikan kurang dan waktu penginduksian yang kurag teratur.
KESIMPULANBerdasarkan hasil yang didapatkan pada
data analisis anova menunjukkan hasil yang tidak signifikan yaitu P-value> 0,05 dan F<F crit.
DAFTAR PUSTAKA1. Price, S.A. & Wilson, L. M. 2002,
Patophysiology: Clinical concepts of desease processes, 6 Ed., New york.
2. Sudoyo, A.W., Setyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M. & Setiati, S. 2006. Ilmu
Penyakit Dalam. Dalam: Putra, T. R., ed. IV, Hiperurisemia, Jakarta: Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam
3. Ekayatun, D., 2010, JAKERS (JAM KERSEN) Sebagai Alternatif Obat Asam Urat, Universitas Negeri Yogyakarta,
4. Yogyakarta Gilman, A.G., Rall, T.W. & Nies, A. S., Taylor, P. 2012. Goodman and Gilman’s the pharmacological basis of therapeutics, 12th Ed., New York. McGraw-Hil
5. Katzung, B.G., Masters, S.B. & Trevor, A.J. 2012. Basic & Clinical Pharmacology, 12 Ed., New York: McGraw-Hill.
6. DepKes, 2006. Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Arthritis Rematik. Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan. P. 66-80.
Lampiran
Anova: Single Factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
NaCMC 3 10 3.333333 1.333333
Aspirin + NaCMC 3 9 3 0
Aspirin + Ranitidin 3 9 3 1Aspirin + Omeprazol 3 10.5 3.5 0.25
ANOVASource of Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 0.5625 3 0.1875 0.290323 0.831351 4.066181
Within Groups 5.166667 8 0.645833
Total 5.729167 11
ANOVA
Source of
Variation SS df MS FP-
value F crit
Between Groups
138.1634 7
19.73763
10.81808 5E-05
2.657197
Within Groups
29.19207
16
1.824504
Total167.35
5523
LABORATORIUM BOIFARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LABORATORIUM BOIFARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LABORATORIUM BOIFARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Strip pH klp 1
LABORATORIUM BOIFARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LABORATORIUM BOIFARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LABORATORIUM BOIFARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Aspirin + ranitidin (2) Aspirin + ranitidin (2) Lambung normal
LABORATORIUM BOIFARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LABORATORIUM BOIFARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LABORATORIUM BOIFARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Aspirin+NaCMC (9)
Aspirin+NaCMC (9)
LABORATORIUM BOIFARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LABORATORIUM BOIFARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LABORATORIUM BOIFARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN