Download - Resume emi robist hidayat epi b(20140730106)
RESUME
EKONOMI MIKRO ISLAMI
DOSEN PENGAMPU : M.SOBAR,S.EI.,M.Sc
Disusun oleh:
ROBIST HIDAYAT
20140730106
EKONOMI DAN PERBANKAN ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat karunia dan
rahmat yang diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan tugas RESUME BUKU
EKONOMI MIKRO ISLAMI . Dan semoga Shalawat serta salam selalu terlimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, karena berkat beliaulah sehingga umat manusia bisa menghirup
kebebasan dari zaman kegelapan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen Mata Kuliah EKONOMI MIKRO
ISLAMI Bapak M. SOBAR S.EI.,M.,Sc karena memberikan tugas ini. Dengan memberikan tugas
ini dalam bentuk resume, penulis berharap penulisan resume ini menambah ilmu untuk semua
pihak baik itu kalangan dosen, mahasiswa dan masyarakat umum lainnya.
Penulis juga menyadari banyak sekali kesalahan baik itu disengaja maupun tidak,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar pada penyusunan
selanjutnya, penulis bisa membuat resume yang lebih baik lagi.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Yogyakarta,23 september 205
Robist
2
BAB 1
PENDAHULUAN: PASAR DAN HARGA
BAGIAN 1
PENDAHULUAN
Ekonomi dalam kajian keilmuan dapat dikelompokkan ke dalam ekonomi mikro dan
ekonomi makro. Ekonomi mikro mempelajari bagaimana perilaku tiap-tiap individu dalam setiap
unit ekonomi, yang dapat berperan sebagai konsumen, pekerja, investor, pemilik tanah, atau
resources yang lain, ataupun perilaku dari sebuah industry. Pembahasan ekonomi mikro
konvensional didasarkan pada perilaku individu-individu yang secara nyata terjadi disetiap unit
ekonomi. Karena tidak adanya batasan syariah yang digunakan , maka perilaku dari setiap
individu dalam unit ekonomi tersebut akan bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma dan
aturan menurut persepsinya masing-masing.
Berbeda dengan ekonomi mikro konvensional, dalam pembahasan mikro islami,
factor moral atau norma yg terangkum dalam tatanan syariah akan ikut menjadi variable yg
penting dan perlu dijadikan sebagai alat analisis. Ekonomi mikro islami menjelaskan bagaimana
sebuah keputusan di ambil oleh setiap unit, ekonomi dengan memasukan batasan-batasan syariah
sebagai variable yang utama. Dalam ekonomi mikro islami , kita menganggap bahwa basic
ekonomi (variable-variabel ekonomi).
A. Manfaat dan Batasan Teori Ekonomi Mikro Islami
Seperti halnya science, ilmu ekonomi juga memfokuskan pada explanation
dan prediction dari fenomena yang ada , mengapa, sebagai contoh, apa yang dilakukan
3
oleh manajemen pada sebuah industry yang Melakukan pemutusan hubungan kerja ketika
adanya perubahan harga pada barang-barang yg dibutuhkan pd proses produksi.
Dalam pembahasan mikro ekonomi islami, segala pembahasan yg ditunjukan
untuk melakukan explanation dan prediction didasarkan pd teori. Teori dibangun untuk
menerangkan dari fenomena yg terjadi dalam suatu waktu dengan menggunakan hokum-
hukum dasar dan beberapa asumsi yg terpenuhi. Dengan asumsi tersebut , teori dapat
digunakan untuk menerangkan bagaimana industry tersebut memilih dan menentukan
komposisi tenaga kerja, modal, barang-barang pendukung proses produksi, dan
penentuan jumlah output.
Teori ekonomi juga berfungsi untuk memprediksi dampak dari adanya
perubahan satu variable terhadap variable lainnya. Sebagai contoh, bagaimana teori
ekonomi ini dapat menerangkan kepada kita tentang peningkatan dan penurunan output
sebagai dampak dari adanya kenaikan dan penurunan variable ekonomi lain.
B. Scince of Economics Versus Doctrine of Economics
Ilmu ekonomi positif adalah ilmu ekonomi normative, dan ekonomi
normative adalah ekonmi positif. Artinya segala ekonomi posistif hakikatnya adalah ilmu
ekonomi normative. Mengapa demikian ? dalam literature konvensional, kita mengenal
bahwa ilmu ekonomi positif membahas atau mempelajari tentang apa dan bagaimana
masalah-masalah ekonomi sebenarnya diselesaikan. Sedangkan ekonomi normative
membahas tentang apa yg seharusnya permasalahn ekonomi diselesaikan. Faktanya ,
permasalahan ekonomi selalu dijelaskan dan diselesaikan dengan menggunakan beberapa
asumsi yang sekiranya sesuai dengan kenyataannya.
Ekonomi islam tidak terjebak untuk memperdebatkan antara normative dan
positif. Ekonomi islami memandang bahwa permasalahan ekonomi dapat dikelompokkan
kedalam dua hal yaitu ilmu ekonomi dan doktrin ilmu ekonomi. Lebih lanjut ,
Muhammad baqirr as-sadr mengatakan bahwa ekonomi islam adalah sebuah ajaran atau
doktrin dari bukannya ilmu murni (science), karena apa yang terkandung dalam ekonomi
4
islam bertujuan memberikan solusi hidup yang paling baik , sedangkan ilmu ekonomi
hanya akan mengantarkan kita kepada pemahaman bagaimana ekonomi berjalan.
Dari sudut pandang ilmu fiqh, kegiatan ekonomi bukanlah termasuk bab
ibadah mahdhah, melainkan bab mu’amalah .oleh karena itu berlalu kaidah fiqh, yakni
suatu perkara muamalah pada dasarnya diperkenankan (halal) untuk dijalankan. Ilmu
ekonomi islam adalah sebuah system ekonomi yang menjelaskan segala fenomena
tentang perilaku pilihan dan pengambilan keputusan dalam setiap unit ekonomi dengan
memasukkan tata aturan syariah sebagai variable independen .
C. Mengapa Belajar Mikro Ekonomi Islami
1. Pasar, fungsi dan ekuilibrium
Pasar adalah tempat atau keadaan yang mempertemukan antara
permintaan (pembeli) atau penawaran (penjual) untuk setiap jenis barang, jasa atau
sumber daya. Pembeli meliputi konsumen yg membuttuhkan barang dan jasa.
Sedangkan bagi industry membutuhkan tenaga kerja ,modal, dan barang baku
produksi baik untuk memproduksi barang dan jasa. Penjual termasuk juga untuk
industry menawarkan hasil produksi atau jasa yang diminta oleh pembeli , pekerja
menjual tenaga dan keahliannya, pemilik lahan menyewakan atau menjual asetnya ,
sedangkan pemilik modal menawarkan pembagian keuntungan dari kegiatan bisnis
tertentu, secara umum semua orang atau industry akan berperan ganda, yaitu pembeli
dan penjual.
2. permasalahn ekonomi (islami versus konvensional)
Ekonomi konvensional mendefinisikan bahwa ilmu ekonomi lahir dari
adanya tujuan untuk mengalokasikan dan menggunakan sumber daya yang langka.
Karena sumber daya yg terbatas maka kemampuan untuk memproduksi barang dan
jasa juga terbatas: tidak ada orang yg dapat menggunakan waktunya di atas 24 jam
sehari, tidak ada orang yg dapat mengeluarkan pendapatan melebihi dari yang ia
5
miliki. Karena kelangkaan inilah , kemudian setiap individu akan dihadapkan pada
berbagai pilihan tentang apa yg harus di produksi , bagaimana memproduksi untuk
siapa, bagaimana membagi produksi dari waktu ke waktu serta mempertahankan dan
menjaga tingkat pertumbuhan produksi tersebut.
Baqir as-sadr berpendapat bahwa sumber daya hakikatnya
melimpah dan tidak terbatas. Pendapat ini didasari oleh dalil yg menyatakan bahwa
alam semesta ini diciptakan oleh allah dengan ukuranyg setepat-tepatnya. Dengan
demikian karena segala sesuatu sudah terukur dengan sempurna.
BAGIAN 2
KONTRIBUSI EKONOM MUSLIM KLASIK
Para pemikir klasik muslim tidak terjebak untuk mengotak ngatik berbagai
macam ilmu tersebut seperti dilakukan oleh para pemikir saat ini. Mereka melihat
ilmu-ilmu tersebut sebagai “ayat-ayat allah” yg bertebaran di seluruh alam ,dalam
pandangan mereka , ilmu-ilmu itu walaupun sepintas terlihat berbeda-beda dan
bermacam-macam jenisnya. Namun pada hakikatnya berasal dari sumber yang satu.
Yakni dari yang maha menggetahui seluruh alam semesta. Oleh karena itu ,tidak
mengherankan bila para pemikir bila para pemikir klasik muslim menguasai berbagai
macam bidang ilmu , ibn sina(980-1037M) , sebagai contoh selain terkenal sebagai
ahli kedokteran, juga sebagai ahli filsafat. Bhkan ia juga mendalami psikologi daan
music. Al-ghazali (450H/1058M-505H/1111M), selain banyak membahas masalah-
masalah fikih(hukum),ilmu kalam(teologi), dan tasawuf, beliau juga banyak
membahas masalah filsafat, pendidikan, psikologi, ekonomi , dan pemerintahan.
6
BAGIAN 3
GAMBARAN UMUM PENENTUAN HARGA DALAM MEKANISME
PASAR(TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN)
A. MEKANISME PASAR
Objek dari ilmu ekonomi adalah konsumen, produsen dan government .
dimana kesemua objek tersebut akan dipertemukan dalam mekanisme pasar, baik
pasar tenaga kerja ,pasar barang ataupun pasar modal. Dengan kata
lain ,mekanisme pasar adalah terjadinya interaksi antara permintaan
danpenawaran yg akan menentukan tingkat harga tertentu. Suatu pola ekonomi yg
dialami oleh suatu zaman sangatlah tergantung dari peradapan yg berlaku .
peradapan yg memandang dan tumbuh dari dunia pertanian tidak menjamin
system perdaganganjuga akan tumbuh dan berkembang. Sedangkan peradapan yg
tumbuh dan berkembang dari duniaperdagangan memungkinkan mendorong
terwujudnyadan terpenuhinya system pertanian maupun industry.
SEJARAH EKONOMI DI EROPA
Menurut Heilbroner , factor-faktor yg mendorong terjadinya perubahan –
perubahan di eropa sehingga masyarakat pasar timbul,antara lain:
1. PEDAGANG KELILING
“orang-orang ini adalah rombongan kecil orang bersenjata yg
menjelajahi jalan-jalan abad pertengahan ,pimpinan tenttara dan akhirnya
khalifah-khalifah yg membawa barang…. Mereka menempuh perjalanan jauh
sepanjang benua eropa bahkan sebagian berasal dari india dan negeri arab ,
untuk menjual barang-barang yg dibawanya dari satu kota ke kota lainnya
7
2. URBANISASI
“salah satu akibat sampingan yg penting dari perdagangan keliling
ini ,adalah terjadinya arus urbanisasi yg lambat dalam pertengahan ini yang
menyebabkan timbulnya kota-kota baru.
3. PERANG SALIB
“perang salib menyebabkan terjadinya hubungan antara dua dunia yg
sangat berlainan. Dunia yg satu adalah masyarakat eropa yg lamban , enggan
terhadap perdagangan dan pendapatnya yg naïf tentang dunia
usaha :sedangkan pada pihak lain dijumpai masyarakat.
4. PERUBAHAN SUASANA KEHIDUPAN BERAGAMA
Ada tenaga pendobrak yg kuat, tetapi tak terlihat yg berpengaruh atas
kehidupan intelektual ,kepercayaan dan sikap masyarakat eropa. Salah satuyg
amat penting aalah perubahan dalam suasana keagamaan karena perlakunya
terhadap konsep untung dan riba akhirnya gereja memperoleh posisi komando
dalam kehidupan ekonomi.
Selain keempat factor ini, heilbroner masih memaparkan beberapa
factor-faktor penting lainnya yg turut berperan dalam evolusi masyarkat pasar
dieropa barat. Demikian ketika orang-orang eropa abad pertengahan masih
sibukbertani dengan system feudal. System perdagangan barter dan
pandangan hidup yg memandang laba sebagai dosa,masyarakat muslim hidup
dalam perekonomian yg jauh bergairah ,dengan system perdagangan yg sudah
termonetisasi. Heilbroner memang hanya mengemukakan fakta sejarah perang
salib dan sejarah perekonomian masyarakat eropa. Ia tidak mempelajari lebih
lanjut sejarah perekonomian umat muslim pada masa –masa
keemasannya,namun ia telah membuat kesimpulan yg baik dan penting yaitu
bahwa pandangan agama yang dinamis.
8
PASAR :PEMIKIRAN ILMUWAN MUSLIM
Berikut ini dijelaskan pemikiran ekonomi islami dalam membahas
teori permintaan dan penawaran.
ANTARA PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Didunia perdagangan arab.yaitu pada masa zaman kenabian ,sudah ada
pemikiran yg menjadi kesepakatan bersama bahwa tinggi rendahnya
permintaan terhadap barang komoditas ditentukan oleh harga barang yg
bersangkutan. Abu yusuf tercatat sebagai ulama yang mulai menyingung
mekanisme pasar. Ia misalnya memerhatikan peningkatan dan penurunan
produksi dalam kaitannya dengan perubahan harga.
Harga
P1 A
P2 B
0
Q1 Q2 jumlah
Fenomena yg terjadi pada masa itu adalah pada saat adanya kelangkaan barang
maka harga cenderung akan tinggi . sedangkan pada saat barang tersebut melimpah ,harga
cenderung untukturun atau lebih rendah. Fenomena umum inilah yg kemudian di kritisi
abu yusuf.
9
Dalam literature ,fenomenayg berlaku pada masa abu yusuf dapat dijelaskan dalam
teori permintaan . Dimana hubungan harga dan kuatintas dapat di formulasikan sebagai
berikut :
D = Q =f(P)
Formulasikan ini menunjukan bahwa pengaruh harga terhadap jumlah permintaan
suatu komoditi adalah negative , apabila P maka Q ,begitusebaliknya . dari formulasi ini
kita dapat simpulkan bahwa hukum permintaan mengatakan bila harga komoditi naik
maka akan direspons oleh penurunan jumlah komoditi yg dibeli.
Abu yusuf
“kadang-kadang makanan berlimpah, tetapi tetap mahal dan kadang-kadang
makanan sangat sedikit tetap murah”
harga
C
p3
D
p4
10
0 Q4 Q3 jumlah
Menurut abu yusuf , dapat saja harga-harga tetap mahal (p3) ketika persediaan barang
melimpah (Q3) sementara harga akan murah walaupun persediaan barang berkurang (Q3).
Pernyataan abu yusuf ini, mengkritisi pendapat umum yang mengatakan harga berbanding terbalik
dengan jumlah persediaan barang.
Dari pernyataan tersebut tampaknya abu yusuf menyangkal pendapat umum
mengenai hubungan terbalik antara persediaan barang(supply) dan harga karena pada
kenyataan harga tidak bergantung pada permintaan saja, tetapi bergantung pada
kekuatan penawaran.
Dalam sebuah formulasi yang sederhana , hubungan antara harga dengan
jumlah komoditi dapat dilihat dibawah ini:
S = Q = f(p)
B. AL-GHAZALI : keseimbangan penawaran dan permintaan
Pada kesempatan lain,al-ghazali juga secara eksplisit menjelaskan
mengenai perdagangan regional:
“selanjutnya praktik-praktik ini terjadi di berbagai kota dan Negara .
orang-orang melakukan perjalanan ke berbagai tempat untuk mendapatkan alat-
alat makanan dan membawa ke tempat lain. Urusan ekonomi orang akhirnya di
11
organisasikan ke kota-kota dimana tidak seluruh makanan dibutuhkan. Keadaan
inilah yang pada gilirannya menimbulkan kebutuhan terhadap alat transportasi,
terciptalah kelas perdagangan regional dalam masyarakat. Motifnya tentu saja
mencari keuntungan .para pedagang ini bekerja keras memenuhi kebutuhan orang
lain dan mendapatkan keuntungan dan keuntungan ini akhirnya dimakan oleh
orang lain juga”
Al-ghazali tidak menolak kenyataan bahwa keuntungan yang menjadi
motif perdagangan.
Ket : pada tingkat tingkat harga p1, jumlah barang yg ditawarkan oleh
penjual adalah sebesar QS2,sementara jumlah barang yg diminta adalah hanya
sebesar Qd1. Dengan demikian sang petani tidak mendapatkan cukup pembeli
untuk mendapatkan tambahan pemeli, maka sang petani menurunkan harga jual
produksinya dari p1 menjadi p*sehingga jumlah pembelinya naik dari Qd1
menjadi Q*
12
Ket : pada mulanya harga yang diminta oleh petani adalah sebesar p1. Pada
harga ini jumlah permintaan dan penawaran terhadap produk petani tersebut
adalah sebesar Q1. Dengan menurunkan jumlah permintaan dari Q1 menjadi
hanya sebesar Q2,(yakni dengan menggeserkan kurva permintaan D1 ke kiri
bawah menjadi kurva D2) maka tingkat harga akan turun pula dari p1menjadi p2.
dengan demikian harga dapat diturunkan dengan menurangi permintaan.
13
BAB 2
RANCANG BANGUN EKONOMI ISLAM
BAGIAN 1
MENGAPA HARUS ADA EKONOMI ISLAM
Revolusi ilmu pengetahuan yg terjadi di eropa barat sejak abad ke-16 masehi
menyebabkan pamor dan kekuasaan institusi gereja (agama kristen) di benua
tersebut menurun drastis. Hal ini terjadi karena dogma yg dipegang dan diajarkan
oleh tokoh-tokoh gereja pada abad tersebut jelas-jelas bertentangan dengan fakta-
fakta yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan. Akibatnya terjadi proses
sekularisasi di dunia eropa-barat dalam segala bidang, termasuk dalam ilmu
pengetahuan .agama,tuhan, nilai-nilai dan norma secara drastis dikeluarkan dari
struktur pemikiran para ilmuwan.
14
Produkpemikiran dan ilmu pengetahuan yg dihasilkan pun mengalami
nasib yg sama. Ilmu menjadi tersekularisasi dan dibebaskan dari nilai-nilai. Dari
paradigma inilah ( sekularisasi, fragmentasi, dan kebebasnilaian pengetahuan)
ilmu pengetahuan modern dibangun . termasuk ilmu ekonomi konvensional.
( istilah ilmu ekonomi konvensional kita gunakan untuk mengacu pada ilmu
ekonomi yg didasarkan pada paradigma di atas). Paradigma ini sebenarnya sudah
dikritik oleh banyak imuwan no-muslim. Dengan fakta-fakta seperti ini, akan
menjadi ironi bagi ilmuwan muslim jika menerima begitu saja ilmu ekonomi
konvensional tanpa menelaahnya terlebih dahulu, sementara ilmuwan non muslim
sendiri pun sudah ramai-ramai mengkritik.
A. EKONOMI ISLAM : perbedaan sudut pandang
Dalam tataran paradigma seperti ini, ekonom-ekonom muslim tidak
menghadapi masalah perbedaan pendapat yg berarti. Nmun, ketik mereka
diminta untuk menjelaskan apa dan bagaimanakah konsep ekonomi islam itu.
Mulai muncullah perbedaan pendapat. Sampai saat ini , pemikiran ekonom-
ekonom muslim kontemporer dapat diklasifikasikansetidaknya tiga
mazhab ,yakni:
1. Mazhab Baqir as-sadr
2. Mazhab mainstream ; dan
3. Mazhab Alternaatif-kritis
MAZHAB BAQIR AS-SADR
Mazhab ini dipelopori oleh baqir as-sadr dengan bukunya yang
fenomenal iqtishaduna (ekonomi kita). Mazhab ini berpendapat bahwa ilmu
ekonomi tidak pernah bisa sejalan dengan islam . ekonomi tetap ekonomi,dan
islam tetapislam keduanya tidak akan pernah dapat disatukan karena
keduanya berasal dari filosofi yang saling kontradiktif . yg satu anti islam ,yg
lainnya islam. Mazhab baqir berpendapat bahwa masalah ekonomi muncul
karena adanya distribusi yg tidak merata dan adil sebagai akibat sistem
15
ekonomi yg memperbolehkan eksploitasi pihak yg kuat terhadap pihak yg
lemah.
MAZHAB MAINSTREAM
Mazhab kedua ini justru setuju bhwa masalah ekonomi
muncul karena sumber daya yang terbatas yang dihadapkan pd keinginan
manusia yg tidak terbatas. Memang benar misalnya, bahwa total permintaan
dan penawaran beras di seluruh dunia berada pada titik ekuilibrium. Dengan
demikian , pandangan mazhab ini tentang maslah ekonomi hampir tidak ada
bedanya dengan pandangan ekonomi konvensional. Kelangkaan sumber
dayalah yg menjadi penyebab munculnya masalah konomi. Bila ddemikian,
dimanakah letak perbedaan mzhab mainstream ini dengan ekonomi
konvensional ? yaitu terletak dalam cara menyelesaikan masalah tersebut.
Dilema sumber daya yg terbatas versus keinginan yg tak terbatas memaksa
mnusia untuk melalukan pilihan-pilihan atas keinginannya.
MAZHAB ALTERNATIF-KRITIS
Mazhab ini adalah sebuah mazhab yg kritis, mereka
berpendapat bahwa analisis kritis bukan saja harus dilakukan terhadap
sosialisme dan kapitalisme ,tetapi juga terhadap ekonomi islam itu sendiri.
Mereka yakin bahwa islam pasti benar ,tetapi ekonmi islam belum teentu
benar karena ekonomi islam adalah tafsiran manusia.
BAGIAN 2
PRINSIP-PRINSIP UMUM EKONOMI ISLAM
16
A. NILAI-NILAI UNIVERSAL : TEORI EKONOMI
Nilai-nilai ini menjadi dasar inspirasi untuk membangun teori
–teori ekonomi islam. Rinciannya :
TAUHID (keesaan Tuhan)
Tauhid merupakan fondasi ajaran islam . dengan tauhid
manusia menyaksikan bahwa “tiada sesuatu pun yg layak disembah
selain allah” karena allah adalah pencipta alam semsta dan isinya.
ADL(Keadilan)
Manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini harus mmelihara
hukum allah dibumi dan menjamin bahwa pemakaian segala sumber
daaya diarahkan untuk ksejahteraan manusia. Supaya semua
mendapatkan manfaat daripadanya secara adil dan baik.
NUBUWWAH(Kenabian)
Karena rahman,rahim dan kbijaksanaan allah. Manusia tidak
dibiarkan begitu saja didunia tanpa bimbingan. Karena itu diutuslah
17
para nabi dan rasul untukmenyampaikan petunjuk dari allah kepada
manusia tentang bagaimana hidup yg baik dan benar di dunia.
1. Siddiq
Harus menjadi visi hidup setiapmuslim ,karena hidup
kitaberasal dari yg maha benar.
2. Amanah
Menjadi misi hidup setiap muslim. Sifat ini akan
membbentuk kredibilitas yg tinggi dan sikap penuh tanggung
jawab.
3. Fathanah
Sifat ini dapat dipandang sebagai strategi hidup setiap
muslim,kita harus mengoptimalkan segala potensi yg telah
diberikan olehnya.
4. Tabligh
Sifat ini merupakan taktik hidup hidup muslim. Sifat ini
bila sudah mendarah daging pd setiap muslim
KHILAFAH (pemerintahan)
Dalam islam , pemerintah memainkan peranan kecil , tetpi
sangat penting dalam perkonomian
MA’AD (hasil)
Pandangan duniayg khas dari seorang muslim tentang
dunia dan akhirat dapat dirumuskan sebagai dunia ladang akhirat.
B. PRINSIP-PRINSIP DERIVATIF: CIRI-CIRI SISTEM EKONOMI
ISLAM
Multitype ownership (kepemilikan multijenis)
18
Nilai tauhid dan nilai adil melahirkn konsep ini .dalam konsep
kapitalisme,prinsip umum kepemilikan yg berlaku adalah kepemilikn
swasta.
Freedom to act (kebebasan bertindak /berusaha)
Pelaku-pelaku ekonomi dan bisnis menjadikan nabi sebagai
teladan dan model dalam melaksanakn aktivitasnya.
Social justice (keadilan sosial)
Gabungan nilai khilafah dan nilai ma’ad melahirkan prinsip
keadilan sosial. Dalam islam, pemerintah bertanggung jawab
menjamin pemenuhan kebutuhan dasar rakyatny dan menciptakan
keseimbangan sosial antara yg kaya dan miskin.
C. AKHLAK : PERILAKU ISLAMI DALAM PEREKONOMIAN
Harus ada manusia yg berperilaku ,berakhlak, secara
profesional dalam bidang ekonomi, baik dia itu dalam posisi sebagai
produsen ,konsumen,pengusaha,karyawan,atau sebagai pejabat
pmerintah. Karena teori yg unggul dan sistem-sistem ekonomi yg
sesuai syariah sama sekali bukan jaminan bahwa perekonomianumat
islam akan otomatis maju.
19
BAB 3
ASUMSI RASIONALITAS DALAM EKONOMI ISLAM
A. Asumsi Rasionalitas
Asumsi rasionalitas adalah anggapan bahwa manusia berperilaku secara
rasional (masuk akal), dan tidak akan sengaja membuat keputusan yang akan
menjadikan mereka lebih buruk. Ada 2 jenis rasionalitas, yaitu :
1. Self interest rationality (rasionalitas kepentingan pribadi)
Asumsi bahwa individu mengejar banyak tujuan, bukan hanya memperbanyak
kekayaan secara moneter.
2. Present-aim rationality
20
Asumsi bahwa manusia menyesuaikan preferensinya dengan sejumlah
aksioma. Dalam definisi present-aim yang penting adalah bagaimanan mencapai
tujuan dengan efisien tanpa mempermasalahkan tujuannya.
B. Aksioma-aksioma Pilihan Rasional
Terdapat tiga sifat dasar, yaitu :
1. Kelengkapan (Completeness)
Jika individu dihadapkan pada dua situasi, maka ia dapat menentukannya
secara pasti terhadap kemungkinan yang ada.
2. Transitivitas (Transitivity)
Asumsi ini menyatakan bahwa pilihan individu bersifat konsisten secara
internal.
3. Kontinuitas (Continuity)
Jika bagi seseorang “A lebih disukai daripada B”, maka situasi-situasi
yang secara cocok “mendekati A”, harus juga lebih disukai daripada B.
C. Asumsi-asumsi lainnya tentang Preferensi
1. Kemonotonan yang Kuat
Bahwa lebih banyakk berarti lebih baik. Asumsi ini dapat diganti dengan
yang lebih lemah yakni (local Nonsatiation).
2. Local Nonsatiation
Asumsi ini menyatakan bahwa seseorang dapat selalu berbuat lebih baik,
sekecil apapun, bahkan bila ia hanya menikmati sedikt perubahan saja dalam
“keranjang konsumsinya”.
3. Konveksitas Ketat
21
Asumsi ini menyatakan bahwa seseorang lebih menyukai yang rata-rata
daripada yang ekstrem.
BAGIAN 2
PERSPEKTIF ISLAM TENTANG ASUMSI RASIONALITAS
A. Perluasan Konsep Rasionalitas (untuk Transitivitas)
Pertama, kita berpendapat asumsi dari self interest rationality adalah
bahwa individu mengejar banyak tujuan, bukan hanya memperbanyak
kekayaan secara moneter.
Kedua, kita berpendapat bahwa teori modern tentang kepuasan
rasional tidak disepakati secara universal.
Dalam islam terdapat dua cara untuk mendistribusikan pendapatan,
iuran wajib (zakat) dan iuran sukarela (infaq).
1. Persyaratan Transitivitas
Andaikan seseorang dihadapkan pada pilihan antara A dan B, ia
memilih A, bila dihadapkan pada pilihan B dan C, ia memilih B.
Dihadapkan pada pilihan antara C dan A, ia memilih C. Pilihan ini
kelihatannya intransitif karena kita melihat bahwa hanya memiliki tiga
alternatif, yaitu A,B, dan C. Tetapi kita dapat merinci alternatifnya,
dengan rumus :
Simbol Alternatif
Ab Memilih A jika B merupakan satu-satunya alternatif
yang ada
Ba Memilih B jika A merupakan satu-satunya alternatif
yang ada
Bc Memilih B jika C merupakan satu-satunya alternatif
22
yang ada
Cb Memilih C jika B merupakan satu-satunya alternatif
yang ada
Ca Memilih C jika A merupakan satu-satunya alternatif
yang ada
Ac Memilih A jika C merupakan satu-satunya alternatif
yang ada
Utilitas dan Infak (Sedekah)
Kini mari kita berlanjut pada utilitas farhan yang merasa lebih baik jika ia
membelanjakan uangnya untuk infak (sedekah). Mari kita mendefinisikan fungsi utilitasnya
sebagai Uf = U(Mf,Mz), di mana:
Uf = utilitas Farhan
Mf = uang yang dimiliki oleh Farhan
Mz = uang yang dimiliki oleh zahid
Slope kurva utilitas Farhan negatif karena menurut Farhan, infak adalah hal yang baik.
Slope negatif juga bearti bahwa farhan mengurangi pendapatannya agar pendapatan Zahid
bertambah. Berapa jumlah pendapatan yang bersedia di serahkan oleh Farhan tergantung
pada budget line. Titik A adalah solusi optimal untuk farhan.
Penjelasan lebih lanjut akan dibahas pada Bab XI, Bagian 4.1.
23
Menurut Farhan, infak adalah hal yang baik sehingga Farhan bersedia mengeluarkan
uangnya sebagai infak sebagai sehingga Zaid mendapatkan tambahan pendapatan sebesar yang
di berikan oleh Farhan. Besarnya pendapatan ini ditentukan oleh kemiringan budget line.
B. Perluasan Spektrum Utilitas (untung Strong Monotonicity & Local
Nonsatiation)
Dalam perspektif Islam, lebih banyak tidak selalu bearti lebih baik. Asumsi
”lebih banyak lebih baik” hanya benar jika kita harus memelih antara X halal dan Y halal.
tidak benar jika harus memilih antara X halal Y haram, atau X haram dan Y halal, X
haram dan Y haram. Nilai Islam tentang halal dan haram membuat kita harus memperluas
sprektum utilitas.
24
25
Kini kita dapat menggabarkan empat tepi fungsi utilitas:
Melonggarkan Persyaratan Kontinuitas (untuk kontinuitas)
Mari kita asumsikan bahwa permintaan Y haram dalam keadaan darurat. Anda
dapat membanyangkan permintaan terhadap daging babi jika tidak ada makanan lain
yang tersedia.permintaan terhadap babi ini bukan merupakan permintaan yang kontinu,
melainkan diskrit. Karena itu, permintaan adalah permintaan titik (point demand)
26
berapapun harga daging babi pada saat itu, permintaannya Qp, yakni sejumlah tertentu
daging babi untuk memenuhi kebutuhan kelangsungan hidup.
Perluasan Horison Waktu
Perspektif Islam tentang waktu tidak dibatasi hanya pada masa kini. Islam
memandang waktu sebagai horison. Karena itu, analisi statis sebagaimana di krnal oleh
ekonom-ekonom klasik tidak memadai untuk menerangkan perilaku ekonomi dalam
perspektif Islam.
Dalam perspektis Islam, waktu sangat penting dan bernilai. Nilai waktu tergantung
pada bagaimana seseorang memanfaatkan waktunya. Semakin produktif seseorang
memanfaatkan waktunya. Semakin produktif seseorang memanfaatkan waktunya,
semakin banyak nilai yang di perolehnya bagi setiap orang, sehari adalah 24 jam, tetapi
nilai waktunya akan berbeda-beda. Tentu saja, kita dapat mengukur nilai ini secara
moneter.
Ide ini justru merupakan kebalikan dari konsep nilai waktu uang (time value of
money). Dalam Islam waktulah yang bernilai, sementra uang tidak memiliki nilai waktu.
Haruskah barang-barang di masa depan didiskon ? Ya. Ekonom secara khas mendiskon
beragam barang-barang yang di beli dan di jual di pasar, yang di sebut komoditas. Islam
tidak keberatan mengenai hal ini. Namun, benar pula bahwa kadangkala ekonom
melangkah lebih jauh dalam mendiskonto. Meraka mendiskonto ketika seharusnya
mereka tidak melakukannya.
Komoditas yang seharusnya tidak didiskon
Keberatan pertama bukan ditujakan kepada teori metode harga pasar, tetapi di
tujukan kepada cara-cara penerapan metode tersebut dalam praktik. Menurut teori
tersebut, setiap komoditi seharusnya didiskon pada tempat diskonto masing-masing
komoditasnya. Tetapi dalam praktiknya semua komoditas secra umum di kumpulkan
kemudian didiskon pada tingkat yang sama. Biasanya, semua komoditas didiskon pada
tingkat yang disebut sebagai tingkat bunga “rill,” yang merupakan rerata tertimbang dari
27
masing masing tingkat bunga dari berbagai komoditas (weighted average of the own
interest of various commodities).
Pikirkanlah tentang sumberdaya langka yang tidak dapat di reproduksi, yang sama
sekali tidak dapat di produksi. Sumber daya langka tidak dapat diubah menjadi sumber
daya masa depan dalam jumlah yang lebih besar, dan karenanya sumber-sumber daya ini
memiliki tingkat diskon tersendiri sebesar 0 atau sekitarnya. Ekonom lainnya, Derek
Parfits, yakin bahwa kesejahteraan seharusnya tidak didiskon. John Broome
berkesimpulan bahwa penyelamat jiwa juga seharusnya tidak didiskon.
Keberatan kedua adalah bahwa pada banyak proyek, sebagian besar dari pihak yang
berkepentingan tidak ter wakili dalam pasar. Banyak proyek yang akan berdampak pada
generasi mendatang pada abad-abad atau melenium ke depan. Ahli-ahli ekonomi
menganjurkan beberapa komoditas yang seharusnya tidak didiskon. Uang bukanlah
komoditas. Lalu apa yang dapat kita katakan bila uang didiskon?
Time value of money mengatakan bahwa $ 1 hari ini mempunyai nilai yang lebih
besar dari pada $ 1 besok karena $ 1 hari ini dapat diinvestasikan untuk mendapatkan
return yang positif. Di sinilah letak keselahannya. Investasi selalu memiliki dua
kemungkinan: untung atau rugi. Karenanya return dapat saja positif, dapat pula negatif.
Maka mengapa rumusnya menjadi FV = PV (1 + r) n? Bukankah ini hanya merupakan
bentuk lain dari rumus pertumbuhan penduduk Pt = Po (1 +g)t yang diadopsi kedalam
ilmu ekonomi?
28
APENDIKS BAB 3
ASUMSI RASIONALITAS DALAM EKONOMI ISLAMI
(MATERI INTERMEDIATE)
Asumsi Rasiontalitas dalam Ilmu Ekonomi
Utility teory
Menjadidasar ilmuekonomisehinggamenjadisangatpentinguntukmemahamiperkembangan
teoriutilitasbesertaaksiomanya.
Dalambab 1
misalnyadijelaskanbagaimanaalurpembentukankurvapermintaandanpenawaran (lihat box 1.1).
selanjutnya dijelaskan dalam
bab 3, bab 4, danbab 5.
Tanpa memahami teoriutilitas, maka kitatidak dapat
melanjutkanpembahasanilmuekonomiketingkat yang lebihtinggi.Dari
teoriutilitasinikitamelangkahpadateorioptimal choicedenganmemasukkanbudget
constraintdalampembahaasan.Teorikonsumsidibangundiataslandasanoptimal choice, begitu pula
teoriproduksidibangundiataslandasan yang persissamadenganperspektiflain.
Biladalamteorikonsumsipilihanbarangnyaadalahbarang-baranguntukdikonsumsisemisalmakanan,
pakaian, dansejenisnya, makadalamteoriproduksipilihanbarangnyaadalahbarang-barang yang
akandigunakanuntukberproduksisemisal modal, tenagakerjadansejenisnya.
Optimal choicediperolehdenganduapendekatanyaitu :
1. Maksimalkanutilitasdenganjumlahanggarantertentu (lihatgambar 4.9 padabab 4 bagian 3), atau
29
2. Minimalkananggaranuntukmendapatkantingkatutilitastertentu (lihatgambar 4.10 padabab 4
bagian 3)
Itusebabnyailmuekonomisering kali didefinisikansebagai:
“Ilmu yang mempelajariperilakkumanusiauntukmemanfaatkansumberdaya yang
terbatas(limited resources)untukmencapaitingkatkepuasasetinggi-tingginya(unlimited wants)”.
Dalamperkembangannya, teoriutilitastelahberkembangsangatjauh yang
dapatdigambarkansebagaiberikut:
1. Teorikonsumsiindividu
Iniadalahteorikonsumsiklasik yang dibangundengantigaaksiomautama :
a. Kelengkapan(completeness)
b. Transitivitas(transitivity)
c. Kontinuitas(continuity)
2. Teorikonsumsi multi-individudenganketidakpastian
Iniadalahteorikonsumsi yang
dibangundenganmenambahknsatuaksiomaatastigaaksiomautamayaituaksiomaindepen
densisehinggamenjadi:
a. Kelengkapan(completeness)
b. Transivitas(transitivity)
c. Kontinuitas(continuity)
d. Independensi(independence)
Penambahanaksiomakeempat, dalambahasamudahnya,
memasukkanunsurketidakpastian (uncertainly) kedalamteorikonsumsi
individual.Unsurketidakpastianitu juga disebutsebagaistate-dependent
commoditiesyaitupreferensiseseorangterhadapsuatubarang juga ditentukanolehsituasi
yang sedangdihadapinya, misalnya “sayalebihmenyukaisegelas air
kelapadinginbilacuacasedangpanasterik”, atau
“sayalebihmenyukaisecangkirjahehangatbilacuacasedangdingin”.
30
Von Neuman Morgenstern (VNM) melangkahlebihjauh.
Merekamengembangkanteoribarudenganmemasukkanberapabesarkemungkinanterjad
inyasuatuperistiwa.TeoriinidisebutExpected
UtilityTheor
ydenganmenghitungprobabilitasnya.Katakanlahkemungkinanterjadinyahujan 40%,
dankemungkinantidakhujan (terikmatahari) 60%.Teoriexpected utility yang
dikembangkan VMN inimemberikanlandasanuntukGame
Theorykarenakitadapatmengukurkemungkinanreaksi orang lain.
Selanjutnyadikembangkanstrategiuntukmengantisipasireaksi orang laintersebut.
3. Teorikonsumsi Multi-individudengan (ketidakpastian) informasi yang
tidaksempurnadantidaklengkap.
Dalamteoriinidibedakanantaraincomplete information (tidaklengkap)
danimperfect information (tidaksempurna).Harsanyimendefinisikanperfect
informationdancomplete informationadalah: “Thus, in games with perfect
information, all players will have full information at every stage of the game about
all moves made at earlier stages, including both personal moves and chance moves.”
“thus, in complete information games, all players will have is based on the
amount of information the players will have full information about the basic
mathematical structure od the game as just defined.”
BAGIAN 1
TEORI KONSUMSI INDIVIDUAL
Iniadalahteoriekonomi yang paling
dasardanmenjadilandasanpengembanganberbagaiteoriekonomilainnya.
Teoriinimemilikitigasifatdasar:
1. Kelengkapan(completeness)
31
Sifatinibermaknaseseorangselalu “kutahu yang
kumau”.Dalambahasainggrisinibermaknaseseorangmemiliki “complete trust or
confidence in something”dalamistilah yang lebih popular
disebut“faith”.Dalambahasafikihnya “yakin, keyakinan, iman, amantu”.
Dalamsituasiapapunseorangindividuselaludapatmenentukansecarapastiapa yang
diinginkannya. Misalnyajikaiadihadapkanpadasituasi A dan B,
makaiaselaludapatmenentukanpilihannyasalahsatudariketigakemungkinan:
A lebihdisukaidaripada B
B lebihdisukaidaripada A
A dan B keduanyasama-samadisukai
Secaralebih formal matematis, kalimatdiatasdapatdirumuskansebagaiberikut:
katakanlahseorangindividumenghadapisuatupilihankonsumsi S, denganbarang x dan y.
untuksetiapx, y, € S.
x~ y berartikonsumensama-samamenyukaikeduanya(indifferent)
x> y berartikonsumenlebihmenyukai x daripada y (strictly prefers)
x ≥ yberartikonsumenlebihmenyukai x daripada y atau paling tidaksama-
samamenyukaikeduanya(weakly prefers).
Untuksemuax, y, € S selaluadax ≥ y atau y ≥ x (ataukeduanya).
2. Transitivitas(transitivity)
Sifatinibermaknaseseorangselalu “teguhpendirian, tidakmencla-
mencle”.Dalambahasafiqihnya “istiqomah”.
Jikabagiseseorang “A lebihdisukaidaripada B” dan B lebihdisukaidaripada C”
makabaginya “A haruslebihdisukaidaripada
C”.Asumsiinimenyatakanbahwapilihanindividubersifatkonsistensecara internal.
Secaralebih formal matematis, kalimatdiatasdapatdirumuskansebagaiberikut :
Katakanlahseorangindividumenghadapisuatupilihankonsumsi S, denganbarang x
dany. untuksetiapx, y, € S.
x ~ y berartikonsumensama-samamenyukaikeduanya(indifferent)
32
x> y berartikonsumenlebihmenyukai x daripada y (strictly prefers)
x ≥ yberartikonsumenlebihmenyukai x daripada y atau paling tidaksama-
samamenyukaikeduanya(weakly prefers).
Untuksemuax, y, € S selaluadax ≥ y atau y ≥ xdan y ≥ z maka x ≥ z.
Pilihanrasionaladalahpilihan yang memenuhiduasifatdasaryaitu “kutahu yang
kumau” dantidak “menclamencle”.Secaralebih formal, pilihanrasionaladalahpilihan yang
memenuhisifat completeness dan transitivity.Secaramatematisdisebutkan.
≥ pada x dikatakanrasionalbila:
Untuksemuax, y, € S makaselaluadax ≥ y atau y ≥ x (ataukeduanya).
Dan
Untuksemuax, y, z € S, jikax ≥ y dan y ≥ z maka x ≥ z.
Rationality adalah proses memaksimalkankepuasan(utility
maximation).SedangkanMoralityadalah “proses
memaksimalkankepuasandenganbarangtertentu(contrained utility
maximization).Dalamekonomiislam, kitamemasukkanbatasanbahwa proses
memaksimalkankepuasanharusmempertimbangkankaidah-kaidahsyariah, makakita pun
membahasteoriekonomiislam. Pendekataninidibangunatasdualandasan :
a. Hadits
b. Kaidahfiqh
3. Kontinuitas (continuity)
Sifatinibermakna “takadarotan, akarpunjadi”.Dalambahasafiqhnya “man la
yyudrakukulluhu, la yutrakukulluhu” (jikatidakdapatmelakukandapatmelakukan yang
baiksepenuhnya, janganmeningglakanbaikseluruhnya).
33
TidakKontinuitas Kontinuitas
”sungguhmatiakujadi
penasaran
Sampaimati pun akan
Kuperjuangkan”
(Penasaran, RhomaIrama)
“Sungguhmatiakujadi
Penasaran
Kalaubukandia,
adiknya pun boleh juga”
Secaralebih formal matematis, kalimatdiatasdapatdirumuskansebagaiberikut.
Katakanlahseorangindividumenghadapisuatupilihankonsumsi S, denganbarang x dan y.
untuksetiap x, y, ϵ S
x ~ y berartikonsumensama-samamenyukaikeduanya (indifferent)
x ~ y berartikonsumenlebihmenyukai x daripada y (strictly prefers)
x ≥ y berartikonsumenlebihmenyukaix daripada y atau paling tidaksama-
samamenyukaikeduanya (weakly prefers)
Jikax = limn→∞xn, y = limn→∞yn,
danxn≥ ynuntuksemuanmakax ≥ y.
34
A. MenggambarKurvaUtilitas
Gambar Ap. 3.1.Utility Functions danIndifference Curves
Diperlukanduaasumsitambahanselaintigasifatutama, yaitu:
1. Lebihbanyaklebihdisukai (More is better than less)
35
X2
4
(2,3) > (2,2) ~ (4,1)
3
2
U= 6
Bilatitik (2,3) memilikisegalasesuatu yang dimilikititik (2,2) dan juga memiliki 1
unit x2 lebihbanyak, makatitik (2,3) lebihdisukaidaripadatitik (2,2). Secara formal
dikatakanbahwa (2,3) ≥ (2,2).
2. Convexity
Bilakitamenentukanduatitik, katakana xdany, padasatukurvautilitas,
kemudianmenariksatugarislurusantaraduatitiktersebut, makatitik-titik yang berada di
garislurusitupastimemberikantingkatutilitas yang lebihtinggidaripadatingkatutilitas di
duatitikxdany, misalnyatitikz.
x
Good B
z
y U1 U2
Good A
Gambar Ap. 3.2.Ordinal Utility Functions
Secara formal kalimatdiatasdapatditulisulangmenjadisebagaiberikut.
36
Jika x ~ y makaα x + (1 - α) y ≥ x, dimana 1 > α > 0, atausecaralebihumum
Jika x ~ y maka α x + β y ≥ x, di mana 1 > α > 0 dan 1> β > 0
B. MenggambarKurva Isoquant
Pertama, x1 barangkitadefinisikansebagaitenagakerja yang akan
“dikonsumsi” olehsuatupabrik, danbarang x2 kitadefinisikansebagai modal kerja yang
akan “dikonsumsi” olehpabriktersebut. Kedua, tingkatkepuasan U
kitadefinisikansebagaitingkat “kepuasanberproduksi”.
Makadenganperubahandefinisiitukitadapatmenggunakanseluruhaksiomadanasumsi yang
telahkitagunakanuntukteoriproduksi.Biladalamteorikonsumsikurvaindifferenadalahkurva
yang memberikantingkatutilitaskonsumsi yang sama,
makadalamteoriproduksikurvainidisebutkurva isoquant yaitukurva yang
memberikantingkatkuantitasproduksi yang sama.
37
X2
4
(2,3) > (2,2) ~ (4,1)
3
2
U= 6
Gambar Ap. 3.3.Isoquant Curve adalah “Indifference Curve” dalamTeoriPorduksi
Denganperubahandefinisiterhadapbarang X1dan X2, makadalamteoriproduksiBudget
Linememilikinama lain yaituIsocost.
I1 I2 I3
Good Y
Qy
Qx Good X
Gambar Ap. 3.4.Isocostadalah “Budget Line” dalamTeoriProduksi
C. MenggambarKurvaKonsumsi Intertemporal
Denganmenggunakangambar yang sama. Pertama, barang
x1kitadefinisikansebagaibarang yang dikonsumsisaatini, danbarang
x2kitadefinisikansebagaibarang yang akandikonsumsi di masa mendatang.
Biladalamteorikonsumsisatuwaktukurva indifferent adalahkurva yang
memberikantingkatutilitaskonsumsi yang samapadasaatinisaja, makadalamteorikonsumsi
38
Dalamteorikonsumsi I1, I2, I3
adalahindifferent curves.
Dalamteotiproduksi I1, I2, I3
adalahisoquant curves.
Dalamteorikosumsigarislurusadalahbudget line.
intertemporal kurvainiadalahkurva yang memberikantingkatutilitaskonsumsi yang
samapadasaatinidanpadasaatmendatang.
BAGIAN 2
TEORI KONSUMSI DENGAN KETIDAKPATIAN
Definisi dan coleman (1987) tentang rationality dan morality. Rationality adalah
proses memaksimalkan kepuasan (utility maximization). Sedangkan morality adalah proses
memaksimalkan kepuasan dengan batasan tertentu (constrained utility maximization).
3 sifat utama teori konsumsi dan menambahkan 1 sifat unsur ketidakpastian:
1. Kelengkapan (completeness)
2. Transivitas (transivity)
3. Kontinuitas (continuity)
4. Independent (independence).
dengan memasukkan beberapa besar kemungkinan terjadinya suatu peristiwa. Teori ini
disebut Expected Utility Theorydengan menghitung probabilitasnya. Teori expected utility yang
dikembangkan VMN ini memberikan landasan untuk dua hal baru dalam teori konsumsi:
1. Landasan game theory
2. Landasan pendekatan Kardinal atas utilitas.
GAME THEORY
secara ringkas guru besar ekonomi Yale University, Dirk Bergemann, menyampaikan
perkembangan game theory debagai berikut:
39
1. Pada tahun 1920-30
a. E. Zermelo (1913) membahas tentang permainan catur, mengantisipasi langkah
yang akan dilakukan oleh lawan.
b. E.Borel (1913) membahas tentang mixed strategi. Mixed strategi adalah
permainan tebak-tebakan sampai akhir, dalam bahasa inggrisnya “keep them
guessing”.
2. Pada tahun 1940-50an
a. J.v. Neuman (1928)membahas tentang zero sum yaitu permainan dimana
pemenang dapat hadiah +5 dan yang kalah hilang -5, permainan ini adalah
permainan bahagia diatas penderitaan orang lain.
b. J.v. Neuman dan O. Morgenstern (1944) menulis theory of games and behavior:
axiomatic expected utility, zero sum game, cooperative game theory. Dalam
cooperative game ada 2 pertanyaan dasar:
i. Dengan siapa harus berkoalisi agar menang?
ii. Bagaiman cara berbagi hadiah ketika menang?
c. J. Nash (1950) Non Zero Sum Game.
MulanyaNabiDaud as
memutuskanpemilikkambingsupayamenyerahkanternaknyakepadapemilikkebunse
bagaigantirugidisebabkanternaknyamemasukidanmerusakkankebunitu.
NabiSulaiman as yang mendengarkeputusanbapaknyamenyelanya:
“Wahaibapakku, menurutpandanganku, keputusanitusepatutnyaberbunyi;
kambing-kambingitudipinjamkankepadapemilikkebununtukdipelihara,
diambilhasilnyadandimanfaatkanbagikeperluannya.
“Pemilikkambingharusmemulihkankembalikebun yang telahrusakitu.
Manakalakebunitutelahkembalisepertisemula,
makapemilikkambingmendapatkankembalikambingnya,
40
danpemilikkebunmendapatkembalikebunnya. Dengancarademikianmasing-
masingpihaktidakada yang
mendapatkeuntunganataumenderitakerugianlebihdaripadasepatutnya.” Pendapat
yang dikemukakanNabiSulaiman saw disetujuikeduapihak.
LucedanRaiffamemberikancontohsehari-hari yang dikenalsebagaiBattle of
Sexes.Katakanlahadasepasangsuamiistri. Sang suamisukamenontonsepakbola,
sang istrisukamenonton drama musikal.Terjadiperdebatan, sang
suamimengajakistrinyamenontonsepakbola,
sedangkanistrinyameyakinkansuaminyamenonton drama musikal.
Diatasitusemua, bagimereka yang pentingnontonbersama. Sang
suamilebihsukamenontonbersamaistrinya drama
musikaldaripadanontonsendiriansepakbola. Sang istri juga
lebihsukamenontonsepakbolabersamasuaminyadaripadanontonsendirian drama
musikal. Keadaanini yang kitasebutnon zero sum game.
Dalam film “A Beautiful Mind” yang menceritakankisah John Nash, digambarkanketika
Nash berada di kedaiminum, danadabeberapagadiscantik. Nash berpikirbahwasemua orang yang
ada di kedaiminumituinginmendekatigadis paling cantik. Namunsemua juga ragu-
raguuntukmendekatigadisitu. Dalamanalisis Nash, siapa yang beranimendekatigadis paling
cantikitu, dialah yang akanmenjadipacarnya, karena yang lain masihterusdalamkeragu-raguan.
Nash berpendapat, seorangindividuakanmelakukanaksisesuaidengankeyakinannyatentangaksiapa
yang akandilakukanlawanmainnya. Setiappemainakanmelakukanaksi yang optimal
bagidirinyamasing-masingdenganmempertimbangkanaksi optimal apa yang
akandilakukanlawanmainnya. Inilah yang disebutNash Equilibrium.
Secaralebih formal Nash Equilibriumdidefinisikansebagai:
“If there is a set of strategies with the property that no player can benefit by changing
her strategy while the other players keep their strategies unchanged, then that set of strategies
and the corresponding payoffs constitute the Nash Equilibrium.”
41
Dalam Bahasa yang lebihmudahNash Equilibrium didefinisikansebagai:
“A concept of game theory where the optimal outcome of a game is one where no player
has an incentive to deviate from his or her chosen stategy after considering an opponent’s
choise. Overall, individual can receive no incremental benefit from changing action, assuming
other players remain constant in their strategies. A game may have multiple Nash equilibria or
none at all.”
Dalam Bahasa sehari-hari, “Perhitungandengancermat, kemudianlakukandenganyakin”.
Dalambahasafikihnya“Fa idzaazzamtafatawakkal ala Allah” (Bulatkantekad,
kemudianberserahdirilahpada Allah).
3. Padatahun 1960-an
a. R. Selten (1965, 1975) membahastentangdynamic games dansubgame perfect
equilibrium. Bila Nash membahas “one-shot game”. Permainansatu kali main,
makaSweltenmembahaspermainan yang dilakukanberulang kali (repeated games),
sehinggaanalisisnyadinamis.
Dalamanalisis yang dinamisinilahkemudianSeltenmerumuskansubgame perfect
equilibrium (subgame perfect Nash equilibrium). Biladalamsetiappermainan (kitasebut subgame)
pemainmelakukan Nash equilibrium, makasecarakeseluruhanpermainanakansubgame perfect
equilibrium.Dalam Bahasa aslinya, Selten (1965) merumuskan :
“A Nash equilibrium is subgame perfect if the players’ strategies constitute a Nash
equilibrium in every subgame”
Dalam Bahasa mudahnya, “kalaumaujadijuarakompetisisepak bola,
gakusahkelewatjauhmikirnpertandingankesekian-kesekianlah. Menanginajasetiappertandingan,
ntar juga bakalanjadijuara”. Bilasetiap game dilakukandengansungguh-sungguhsesuai Nash
equilibrium, makatidakperlukhawatir. Dalam Bahasa fikihnya“Fa
42
idzafaraghtafanshabwailarabbikafarghab” (Makaapabilakamutelahselesai (darisesuatuurusan),
kerjakanlahdengansungguh-sungguh (urusan) yang lain).
b. J. Harsanyi (1967, 1968) membahastentanggames of incomplete information.
Cobabayangkankalaukitaharusmendugaa-dugareaksilawan main kita,
padahalkitasamasekalitidakmengenalnya.
Harsanyimembedakanantara Incomplete Information (Tidaklengkap) danInperfect
Information (TidakSempurna) Games. Antara Complete InformationdanPerfect Information.
DalamImperfect Information Game, para pemainsalingmengenal,
dapatmendugastrategiapa yang akandigunakanlawan main, preferensilawan main.
Jadiinformasitentanglawan main telahlengkap (complete)
namuntidaksempurnasehinggakitadapatmenduga-dugastrategiapa yang akandigunakan.
DalamistilahHarsanyi: informasitentang “personal moves” dan “chance moves” pada masa
lalutidakdiketahuisempurna. Dalam Bahasa sehari-seharinya “Sayakenal, tapitidakkenaldekat.”
Harsanyimendefinisikanperfect information adalah :
“Thus, in games with perfect information, all players will have full information at every
stage of the game about all moves made at earlier stage, including both personal moves and
chance moves.”
DalamIncomplete Information Game,
pemainatausalahsatupemaintidakmengenalkarakterlawanmainnyadalamartiandisepakatisehinggas
ulitmenebakstateginya, preferensinya. DalamistilahHarsanyi, karakterdisebutsebagai“basic
mathematical structure of the game”. Dalam Bahasa sehari-harinya “Sayatidakkenal”.
Harsanyimendefinisikancomplete information adalah:
43
“This, in complete information games, all aplayers will have is based on the amount of
information the player will have full information about the basic mathematical structure of the
game as just defined.”
4. Padatahun 1970-anmerupakanfasepertamaditerapkannyagame theory (daninformation
economics) dalamberbagaibidangkajianekonomi. Berikutinidisajikanduacontohklasikgame
theory.
a. Prisoners’ Dilemma.
Konsepprisoners’ dilemma dikembangkanpertama kali oleh Merrill Flood dan Melvin
Dresher darilembagariset RAND Corporation yang kemudiandirumuskansecara formal
olehahlimatematika Albert Tucker dari Princeton University.
Katakanlahadadua orang penjahat yang telahtertangkapdandipenjara di duasel yang
terpisah. Pemisahanseliniuntukmencegahadanyakerjasama (Cooperative
game)bohongbersamadiantara para penjahat.
Tanpapengakuanmereka,
penyidiktelahmempunyaicukupbuktiuntukmenuntutmerekaancamanpenjaramasing –
masingsatutahun.
Kalausalahsatumengaku, maka yang
mengakuakanbebasdariancamanpenjarakarenabertindaksebagaijustice collaborator. Sebaliknya
yang tidakmengakuakandipenjara 20 tahun.
Kalausama-samamengaku, makamasing-masingakandipenjara5 tahun.
Dalamnon-cooperative game dimanamasing-
masingpenjahatinginmenyelamatkandirinyamasing-masing, makastrategidominant
adalahmengaku. Yang dimaksudstrategidominant adalahterserahapa pun yang dilakukanpenjahat
yang lainnya, denganmengakuiaakanselamatdari 20 tahunpenjara. Tinggalmenunggunasibaja.
44
Bilaternyatapenjahatlainnyatidakmengaku, makaiabebas. Bilapenjahatlainnyamengaku,
makaiadipenjara 5 tahun, jauhlebihsedikitdibandingkan 20 tahun.
Namundalamcooperative game dimanamasing-
masingpenjahattelahdisumpahmatidanyakinbetulpenjahatlainnyatidakakanmengaju,
makadominanstrategiadalahtidakmengakusehinggamerekahanyadipenjarasatutahun.
b. Big Monkey and Little Monkey
Masihingatpermainangamsutjari? Jempoladalahgajah, telunjukadalah orang,
kelingkingadalahsemut. Padasaat yang bersamaankeduapermainmengeluarkanjaripilihannya
(decide simultaneously). Setiap kali permainan, setiap kali itu pula ketikamenduga-
dugaaksilawan main. Masihingatmixed trategy? ”Keep them guessing”?
Sekarangcobaingatperbedaannyadenganpermainangamsutjari“tit for
tat?”.Ketigajaridikeluarkansejakawalketiganya. Jari yang
telahdisentuholehlawantidakdapatdigunakanlagi,
sehinggaakhirnyatinggalsatujarimelawansatujari. Bilalawan main tidakmelakukankesalahan,
hampirpastipemain yang jalandulu(decides first) akankalahatau paling tidakseri. Hal
inikarenapemain yang jalanlebihdulumemilikilebihsedikitpilihan.
45
Katakanlahadaduaekormonyet, Big Monkey (BM, Moge, MonyetGede) dan Little
Monkey (LM, Mocil, Monyetkecil). Karenabadannya yang besar, Mogemenghabiskan 2
kalorimemanjatpohonkelapa,
sedangkanMocilkarenabadannyakeciltidakmenghabiskankaloriapapun (nolkalori). Katakanlah
pula setiapmemanjatsetiapmonyetakanmemetiksatukelapa yang mengandung 10 kalori.
Monyetakanmenjatuhkankelapanyaketanah, kemudianturundaripohon,
selanjutnyamakankelapatersebut.
JikaMogememanjatpohon:
Mogeakandapat 10 kaloridikurangi 4 kalori yang
dimakanMocilsebelumMogeturundaripohon, sehinggaMogeakandapat 6 kalori.
JikaMocilmemanjatpohon:
Mocilakandapat 10 kaloridikurangi 9 kalori yang
akandimakanMogesebelumMocilturundaripohon, sehinggaMocilakandapat 1 kalori.
JikaMogedanMocilmemanjatpohon:
Mogedapat 7 kalorikarenabadannya yang besar, sedangkanMocildapat 3 kalori.
Dalampermainan“tit for tat” dimanaMogememutuskanaksinyalenihdulu:
Mogememilikiduapilihanw(wait, menunggu) danc (climb, memanjat)
Mocilmemilikiempatpilihanselaluw, selaluc, mengikutiaksiMoge, kebalikanaksiMoge.
BilaMogemenunggu (W), Mocilakanmanjat (C), Mogedapat 9 kalori.
46
Bila Moge (C), Mocilakanmenunggu (W), Mogedapat 4 kalori (10 kaloridikurangi 4
kalori yang dimakanMocilsebelumMogeturun, dikuranglagi 2 kalori yang
habisuntukmanjat)
Dari 2 pilihanitu, pilihanterbaikMogeadalahmenunggu (W)
Pilihanitumerupakan yang terbaikyaituapabilamogemanjat, mocilmenunggu (cw)
Strategiini (w dancw) disebutstrategiresponterbaik (best response)
yaituterserahapapunaksipihaklain,iniadalahpilihanterbaik.
Solusidimanasetiappemainmelakukan best reponse, disebut Nash
Equilibrium.Dalampermainansimultan, maka mixed strategimerupakanstrategi optimal.
Mogeakanmemilihmemanjatataumenunggudenganprobabilitas 0,5.
Mociltetappilihanterbaiknyaadalahaksikebalikandarimoge (c,w) dan (w,c),
tapimasalahnyasekarangmocilharusmemilihaksinyasebelumiamelihataksimoge.
Salah satucarauntukmenentukanstrategiterbaikadalahdenganmembuangstrategidominan.
Perhatikangambardibawahini:
Mociltidakakanpernahmemilih(w,w) karenahasilnya nihil
Mociltidakakanmemilih (c,c) karenahasilnya, 3 kalori, lebihkecildaripada (c,w)yang akan
member Mocil 4 kalori
Mogepunyaduapilihan w atau c. mogetidakakanmemilih c karenahasilnya, 4 kalori,
lebihkecildaripada w yang akan member Moge 9 kalori
Jadipilihanterbaikadalahw,c yang akan member (9, 1) yaitu 9 kaloribuatMogedan 1
kaloribuatmocil.
BAGIAN 3
TEORI KONSUMSI DENGAN INFORMASI LENGKAP
47
Bankirdanpengusahasering kali memilikicarapandang yang
berbedauntuksuatukeadaanbisnis yang samakarenamemilikiinformasi yang berbeda. Duabentuk
yang paling lazimtimbulakibatadanyaasymmetric informationiniadalahadverse
selectiondanmoral hazard.Perbedaanpandanganantara banker danpengusahayang
dalambahasakerennyadisebutprincipal-agent problems, yang
dalamperbankansyariahdiatasidengansistembagihasil.
A. Adverse Selection
Sistembagihasilperbankansyariah yang dimaksudkanuntukmengatasi principal-agent
problems (shahibul mal – mudarib), juga tidaklepasdaripilihan yang salah (adverse
selection).Pengusaha yang mengetahuibisnisnyamemilikirisk adjusted return yang tinggitentu
lebih memilih kredit perbankan konvesional yang memberikan kepastian tingkat suku bunga.
Pengusahaakanmenghindarisistembagihasilperbankansyariahuntukmenghindaribebanbagihasil
yang lebihbesardibandingkanbebansukubungakredit. Akibatnyahanyapengusaha-pengusaha yang
memilikiresikobisnis yang lebihbesarataumemiliki return yang lebihkecilsaja yang datangke
bank syariahuntukpembiayaandengansistembagihasil. Persoalanini yang
kemudiandimitigasiolehperbankansyariah Indonesia denganduakonsepbagihasil.Pertama, two
step financing yaitu bank syariahmemberikanpembiayaankepadakoperasi/multi
finance/bprsdengansistembagihasil.Selanjutnyapembiayaantersebutakandisalurkankepada end
users dengansistem fixed installments. Jadi bank syariahberbagihasildarisesuatu yang
dapatdiprediksidenganakurat.Kedua, short term financing based on job orderyaitu bank syariah
memberikan fasilitas kelonggaran tarik yang
dapatdicairkanbilaadasuratperintahkerjadaripemberikerja. Atasdasar SPK itulah bank
syariahmemperhitungkanrisiko,jangkawaktudanperkiraanretunnya. Jadi bank
syariahpadadasarnyahanyamelakukanpembiayaanbagihasilbilabisnis yang
dibiayainyadapatdiprediksidenganakurat.
B. Moral Hazard
48
Bentukkeduaasymmetric information yang lazimditemuiadalahmoral hazard.Bilaadverse
selection (salahpilih) timbulakibatadanyainformasi yang tersembunyi(hIdden information),
makamoral hazardtimbulakibatadanyaperbuatan yang tersembunyi (hidden
actions).Seorangpengusaha yang baikdanjujur, mendapatkucurankreditdari
bank.Selamabertahun-tahunnasabahmenjagareputasinyasebagainasabah yang
baik.Begitupercanya banker terhadapnasabah, membuat banker terlenadalammelakukan
monitoring yang
seharusnyatetapdilakukan.Memahamibeberapatindakannyatidakdimonitordenganseharusnyaoleh
bank, nasabahmulaimenggunakankredit yang diterimauntukkegiatan lain yang
tidaksesuaidenganpermohonankreditnya. perlahantapipastidengansemakinlemahnya monitoring
bank, pengusahamenggunakankredit yang diterimanyauntukkegiatanbisnisbaru yang
risikonyalebihbesar. Dalamkeuangansyariah, keharusanadanyatransaksiriilsebagaidasar
(underlying)suatutransaksikeuangandimaksudkanuntukmeminimalkan moral
hazard.Adanyakeharusanunderlying transactioninimemaksa bank
untukmemastikanpenggunaankreditsesuaidengan proposal yang
diajukanpengusaha.Penyimpanganpenggunaankredit (side
streamingataumisused )dapatdiminimalkan
B. Moral Hazard
Bentukkeduaasymmetric information yang lazim di temuiadalahmoral
hazard.Bilaadverse selection (salahpilih) timbulakibatadanyainformasi yang
tersembunyi(hiden information)makamoral hazardtimbulakibatadanyaperbuatan yang
tersembunyi(hidden actions).
Katakana sajaseorangpengusahabaikdanjujur, mendapatkucurankreditdari
bank.Selamabertahun –
tahunnasabahmenjagareputasinyasebaganasabahbaik.Begitupercayanya banker
terhadapnasabahini, membuat banker terlenadalammelakukan monitoring yang
49
seharusnyatetap di lakukan.Bank
merasanyamandenganketetapanpembayaranangsurankreditnya.Memahamibeberapatindak
annyatidakdimonitordenganseharusnyaoleh bank, nasabhinimulaimenggunakankredit
yang diterimauntukkegiatan lain yang tidaksesuaidenganpermohonankreditnya.
Perlahantapi past sejalandengansemakinlemahnya monitoring bank,
pengusahainimenggunakankredit yang diterimanyauntukkegiatanbisnis yang baru yang
risikonyalebihbesar.Sub-prime crisismerupakansalahsatucontohteranyarmoral hazard.
Nama nambesarsepertiGinnie Mae, Fannie Mae, Freddie Mae, Salomon Brothers,
Lehman Brothers telahmembuatbanyak investor
terlenauntukmenilaisecarawajarrisikoinvestasimereka.
Dalamkeuangansyariah, keharusanadanyatransaksi rill
sebagaidasa
r(underlying)suatutransaksikeuangandimaksudkandenganmeminimalkanmoral
hazard.Keharusanadanyaunderlyingtransactioninimemaksa bank
untukmemastikanpengguanaankreditsesuaidengan yang proposal yang
diajukanpengusaha.Penyimpanganpenggunakankredit(side streaming atau
misused)dapatdiminimalkan.
50
BAB 4
TEORI KONSUMSI ISALAM
BAGIAN 1
A. Fungsikesejahteraan, Maximize danUtilitasOleh Imam Al-Ghazali
Seorangulamabesar, Imam Al-Ghazali yang lahirpadatahun
450/1058,telahmembeerikansumbangan yang
besardalampengembangandanpemikirandalamduiiaislam. Salah satu yang
patutkitabahasdalambabiniadalahfungsikesejahteraansosialislambegitu juga
tentangpandangannyatentangperanaktivitasekonomisecaraumum.
Menurut Al-Ghazali, kesejahteraan (maslahah)
darisuatumasyarakattergantungkepadapencariandanpemeliharaan lima tujuandasar : (1)
agama (aldien), (2) hidupataujiwa (nafs); (3) keluargaatauketurunan (nasl); (4)
hartaataukekayaan (maal); dan (5) intelekatauakal (aql).
51
Iamenitikberatkanbahwasesuaituntunanwahyu, “kebaikanduniainidanakhirat (maslahat
al-din wa al-dunya) merupakantujuanutamanya.”
Iamendefinisikanaspekekonomidarifungsikesejahteraansosialnyadalamkerangkahi
erarkiutilitasindividudansosial yang tripartimeliputi: kebutuhan (daruriat);
kesenanganataukenyamanan (hajat);dankemewahan (tashinaat) –
sebuahklasifikasipeninggalantradisiAristetolian, yang disebutolehseorangsarjanasebagai
“kebutuhan ordinal” (kebutuhandasar, kebutuhanterhadapbarang-barang “eksternal,”
danterhadapbarang-barangpsikis).
Kuncipemeliharaandarikelimatujuandasariniterletakpadakegiatantingkatanpertama,
yaitukebutuhansepertimakanan, pakaiandanperumahan.Namundemikian,
Ghazalimenyadaribahwakebutuhan-
kebutuhandemikiancenderungfleksibelmengikutiwaktudantempatdandapatmenyangkutke
butuhan-kebutuhansosiopsikologis.Kelompokkebutuhankedua
“terdiridarisemuakegiatandanhal-hal yang tidak vital bagi lima fondasitersebut,
tetapidibutuhkanuntukmenghilangkanrintangandankesukarandalamhidup
.”Kelompokketiga “mencakupkegiatan-kegiatandanhal-hal yang
lebihjauhdarisekedarkenyamanansaja; meliputihal-hal yang melengkapi,
menerangiataumenghiasihidup.”
Tambahan pula, Al- Ghazali memandang perkembangan ekonomi sebagai
bagiandaritugas-tugaskewajibansosial(fardalkifayah) yang sudahditetapkan Allah;
jikahal-halinitidakdipenuhi, kehidupandunaakanruntuhdankemanusiaanakanbinasa. Dan
iabershikerasbahwapencarianhal-haliniharusdilakukansecaraefisien,
karenaperbuatandemikianmerupakanbagiandaripemenuhantugaskeagamaandariseseorang.
Selanjutnya, iamengidentifikasitiga alas an mengapaseseorangharusmelakukanaktivitas-
aktivitasekonomi: (1) mencukupikebutuhanhidup yang bersangkutan; (2)
mensejahterakankeluarga; dan (3) membantu orang lain yang membutuhkan.
Tidakterpenuhnyatigakegiataninidapat “dipersalahkan” menurut agama.
52
Ghazalimengkritikmereka yang
usanyahanyaterbatasuntukmemenuhitingkatansubsistendalamhidupnya:
“Jikaseseorangtetaptinggalpadatingkatansubsisten (saad al ramaq)
danmenjadisangatlemH, angkakematianakanmenigkat,
semuapekerjaandankerajinanalkanberhenti,
danmasyarakatakanbinasa.Selanjutnya, agama akanhancur,
karenakehidupanduniaadalahpersiapanbagikehidupanakhirat”
Olehkarenaitu,
seandainyakehidupansubsistenmerupakansuatunorma,
usahaproduktifmanusiaakanmerugi, danmenambahkerugian spiritual masyarakat.
JelaslahbahwaGhazalitidakhanyamenyadarikeninginanmanusiauntukmengumpulkankeka
yaan, tetapi juga kebutuhannyauntukpersiapandimasadepan. Namundemikian,
iamemperingatkanbahwajikasemangat “selaluinginlebih”
inimenjuruskepadakeserakahandanpengejarannafsupribadi, makahalitupantasdikutuk.
Dalampengertianinilahiamemandangkekayaansebagai “ujianterbesar.”
BAGIAN 2
FUNGSI UTILITAS
Dalamtingkatkepuasaan (utilitynfunction)
digambarkanolehkurvaindiferen (indifferencurva).Biasanya yang
digambarkanadalahutility functionantaraduabarang (ataujasa) yang
keuanyamemangdisukaiolehkonsumen.
53
Dalammembangunteoriutility function,
digunakantigaaksiomapilihanrasional.
1. Completenes
Aksiomainimengatakanbahwasetiapindividuselaludapatmenentukankeadaan
mana yang lebihdisukainyadiantaraduakeadaan.Bila A dan B adalahduakeadaan yang
berbeda,
makaindividuselaludapatmenentukansecaratepatsatudiantaratigakemungkinanini:
A lebihdisukaidaripada B
B lebihdisukaidaripada A
A dan B sama-samamenariknya
2. Transitivity
Aksiomainimenjelaskanbahwajikaseorangindividumangatakan :Alebihdisukai
daripada B” dan “B lebihdisukaidaripada C,” makaiapastiakanmengatakanbahwa “A
lebihdisukaidaripada C.” aksioamainisebenarnyauntukmemastikanadanyakonsistensi
internal di dalamdiriindividudalammengambilkeputusan.
Bahwa A lebih disukai daripada C. Aksioma ini sebenarnya untuk memasikan adanya
konsisensi internal didalam diri individu dalam mengambil keputusan.
3. Continuity
Aksioma ini menjelaskan bahwa jika seorang individu mengatakan bahwa A lebih
disukai daripada B, maka keadaan yang mendekati A pasti juga lebih disukai daripada B.
Ketiga asumsi ini dapat kita terjemahkan kedalam bentuk geometris yang selanjutnya
lebih sering kita kenal dengan kurva indiferen (selanjutnya kita tulis IC). IC adalah sebuah kurva
yang melambangkan tingkat kepuasan konstan, atau sebagai tempat kedudukan masing-masing
titik yang melambangkan kombinasi dua macam komoditas (atau berbagai macam komoditas)
yang memberikan tingkat kepuasan yang sama. Utility map untuk dua barang inilah yang
54
digambarkan dengan grafik dua dimensi dengan sumbu x sebagai barang yang disukai dan
sumbu y sebagai barang lain yang juga disukai
Semua kombinasi titik pada kurva indifference yang sama memiliki tingkat kepuasan
yang sama. Gambar 4.2 menunjukan bahwa titik A,B,C berada pada tingkat indiference yang
sama sehingga tingkat kepuasan pada titik A sama dengan tingkat kepuasan pada titik B atau C
yaitu pada U1, sedangkan titik D dan E memberikan tingkat kepuasan yang sama yaitu pada U2.
Kombinasi Jumlah Barang X Jumlah Barang Y
A
B
C
D
E
2 unit
3 unit
5 unit
3 unit
4 unit
3 unit
2 unit
1 unit
5 unit
4 unit
55
Kombinasi titik yang berada pada kurva indiference yang sama memberikan tingkat
kepuasan yang sama, sedangkan bila berada pada kurva indiference yang berbeda maka memiliki
tingkat kepuasan yang berbeda pula. Dari gambar 4.2. dapat diketahui bahwa titik A,B dan C
memberikan tingkat kepuasan yang sama, sedangkan titik D dan E memberikan tingkat kepuasan
yang lebih tinggi dari pada titik A,B dan C.
Konsekuensi dari adanya aksioma konsistensi dalam pilihan konsumen, maka antara
kurva indiference yang berbeda tidak boleh berpotongan. Jika kurva tersebut berpotongan berarti
terjadi pelanggaran terhadap aksioma utility, yaitu tidak adanya konsistensi telah terjadi. Sebagai
contoh, perhatikan gambar dibawah ini:
Kombinasi titik S,Q dan R memberikan tingkat kepuasan yang sama, yaitu pada kurva
indeference U1. Kombinasi pada titik P,Q dan T memberikan tingkat kepuasan yang sama yaitu
pada kurva indeference U2. Dari kedua pernyataan diatas terlihat bahwa titik Q berada pada
kurva indeference U1 dan U2. Yang berarti tidak adanya konsistens tingkat kepuasan pada titik Q,
yang berarti pula telah melanggar aksioma ke 2 dari utility.
A. Tingkat Substitusi Marginal
Karena pilihan mesti dihadapkan pada alternatif penggunaan komuditas lain,
maka perlu sekiranya kita mempelajari seorang konsumen bersedia untuk menukar
suatu komoditas dengan komuditas lainnya melalui kajian lebih rinci dari kurva IC
ini. Tingkat kesediaan untuk menukar komoditas dengan komoditas lain inilah yang
56
dalam literatur konvnsional kita kenal dengan tingkat substitusi marginal x untuk y,
atau MRSxy.
Dapat kita tuliskan sebagai berikut:
MRSXY=∆Y
∆ x= Jumla hunit Y yang berkurang
Jumla h penambahan satuunit x
Untuk lebih memperjelas perhitungan tingkat MRS ini disetiap titik dapat kita
ilustrasikan pada gambar 4.4. dibawah ini :
Perhitungan nilai MRS pada gambar 4.4 diatas adalah jumlah kompensasi
pengurangan jumlah unit barang y yang dikonsumsi untuk mendapatkan penambahan
konsumsi satu unit barang x. Kalau kita perhatikan nilai MRS dari kiri ke kanan,
maka dapat kita simpulkan bahwa nilai MRS akan semakin berkurang. nilai ciri
tambahan yang dimiliki oleh kurva IC yaitu tingkat substitusi yang semakin
berkurang.
57
B. Barang Halal, Haram, dan analisis kurva indeference
Seperti yang telah dibahas pada bab III tentang teori rasionalis dalam islam,
karena tidak semua komoditas mempunyai sifat yang sama, yakni ada yang haram
dan halal, maka kita tidak dapat memberikan pengertian yang sama terhadap bentuk
dan fungsi dari kurva indeference. Seperti diketahui IC dan garis anggaran digunakan
untuk menganalisis pilihan seorang konsumen atas dua macam komoditas
kesejahteraan konsumen akan meningkat jika ia mengkonsumsi lebih banyak barang
yang bermanfaat, halal dan mengurangi mengonsumsi barang yang buruk atau haram.
Dalam islam sudah jelas dan cukup rinci mengklasifikasi mana barang yang halal dan
yang buruk. Islam juga melarang untuk menghalalkan apa yang sudah ditetapkan
haram dan mengharamkan apa apa yang sudah menjadi halal.
Untuk menerangkan bagaimana kurva indiference dibentuk dari berbagai
komoditas yang telah memisahkan antara halal dan haram dari komoditas dapat kita
lihat pada gambar dibawah ini :
C. Increasing utility
Semakin tinggi indifference curve berarti semakin banyak barang yang dapat
dikonsumsi, yang berarti semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen. Secara grafis
tingkat utilitas yang lebih tinggi digambarkan dengan utility function yang letaknya
disebelah kanan atas. Bagi konsumen, semakin ke kanan atas utility function semakin
baik. Bentu utility function yang convex (cembung terhadap titik 0) menunjukan
adanya diminishing marginal rate of substitution. Bahasa mudahnya, kepuasan yang
58
di dapat dari mengonsumsi piring pertama soto ayam, piring kedua, ketiga dan
seterusnya.
Dalam islam cara pikir ini juga ditemukan. Dalam konsep islam diakui bahwa
yang lebih banyak (tentunya yang halal) lebih baik. Secara grafis utility function
antara dua barang (atau jasa) yang halal digambarkan sebagaimana lazimnya.
Dalamkonsepislamsangatpentingadanyapembagianjenisbarang (ataujasa) antara yang
haram dan yang halal. Olehkarenaitu, sangatpentingbagikitauntukmenggambarkanhalinidalam
utility function. Dalamgrafikini, pergerakan utility function
kekiriatasmenunjukkansemakinbanyakbarang halal yang dikonsumsidansemakinsedikitbarang
haram yang dikonsumsi. Semakinbanyakbarang yang halal berartimenambah utility
sedangkansemakinsedikitbarang yang haram berartimengurangi disutility.
Keadaaniniakanmemberikantingkatkepuasan yang lebihtinggi.
D. Budget Constraint
59
Segalakeinginanpastiadakonstrain yang membatasinya,
tentubatasanituakansangatdipengaruhiolehkemampuandanusaha yang
dikeluarkanuntukmendapatkankonstrain yang lebihtinggi.
Dalamteorikonsumsihadistentangcita-
citadansegalamacamhambataninibisakitagunakanuntukmenerangkantentangbatasanseseor
angdalammemaksimalkan utility konsumsinya. Selainfaktornormakonsumsidalamislam,
keinginanuntukmemaksimalkan utility function ditentukan juga olehberapadan yang
tersediauntukmembelikeduajenisbarangtersebut. Batasaninidisebut budget constraint.
Secaramatematisditulis:
I = Pₓ X + PᵧY
Dari persamaan di atasdapatdiketahuikombinasijumlahbarang X danbarang Y yang
dapatdikonsumsi. Garis yang menghubungkantitik A, B, C, D, dan E
disebutdenganbudget line.
Kombinasititikdibawah budget line menunjukkanjumlahdana yang
digunakanuntukmengonsumsibarang X danbarang Y danjumlah dana yang
digunakantersebutlebihkecildaripadajulah dana yang tersedia (daerah yang diarsir).
60
BAGIAN 3
OPTIMAL SOLUTION
Konsumen yang
rasionalselaluberusahamenggapaipreferensitertinggidarisegenappeluangdanmanfaat yang
tersedia. Konsumen yang rasionalberartikonsumen yang memilihsuatukombinasikomoditas yang
akanmemberikantingkatutilitas paling besar. Utilitasdisini juga meliputimaslahatdanmadharat
yang ditimbulkandarimengonsumsikomoditastersebut.
Untukmencapaitingkatoptimalisasikonsumen,
seorangkonsumendibatasiolehgarisanggarandaripendapatannyaatauberbagaikomoditas yang
dapatdibelinya. Secaramatematisoptimisasikonsumendapatdiformulasikansebagaiberikut:
Utilitas marginal xharga x
=Utilitas marginal yharga y
Utilitas marginal xUtilitas marginal y
=harga xharga y
MU ₓMU ᵧ
=P ₓP ᵧ
Dengandemikian,
kepuasanmaksimumseorangkonsumenterjadipadatitikdimanaterjadipersinggunganantarakurv
aindifferencedenganbudget line. Konsumenakanmemaksimalkanpilihannyadenganduacara:
1. Memaksimalkanutility functionpadabudget linetertentu
61
Padakurva IC dan IC’, anggaran yang tersediauntukmengonsumsibarang halal x
dan y belumsepenuhnyadimanfaatkanataumasihadanyaanggaran yang idle. Titik A
merupakantitikekuilibriumdaritingkatkepuasan optimal yang dapatdicapaiolehkonsumen.
Padatitikinikurva IC” yang
mempunyaitingkatkepuasantertinggibersinggungandengangarisanggaran(budget line).
2. Meminimalkanbudget linepadautility functiontertentu
Untukmengonsumsibarang x dan y dengantingkatkepuasan yang sama,
seseorangkonsumenmempunyaibeberapaalternatifgarisanggaran yang dibutuhkan.
Dengandemikian, optimalisasikonsumenakanterbentukberadapadabudget line paling
keciluntukmendapatkankepuasan yang sama.
A. Corner Solution untuk Pilihan Halal-Haram
Pilihan antara barang halal dan barang haram dapat digambarkan dengan utility
functionyang mangkuknya terbuka ke arah kiri atas, bila kita gambarkan sumbu X sebagai
barang haram, dan sumbu Y sebagai barang halal, seperti pada gambar 4.11. Pergerakan
utility functionke kiri atas menunjukkan semakin banyak barang halal yang dikonsumsi dan
semakin sedikit barang haram yang dikonsumsi. Semakin banyak barang yang halal berarti
menambah utilitysedangkan semakin sedikit barang yang haram berarti mengurangi
disutility1. Keadaan ini akan memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Bentuk utility functionyang demikian tidak memungkinkan terjadinya persinggungan
(tangency)antara utility functiondengan budget line. Keadaan ini terjadi karena Marginal
1 Tentu saja diasumsikan bahwa mengonsumsi barang haram adalah suatu hal yang tidak disukai, sedangkan mengonsumsi barang halal adalah suatu hal yang disukai.
62
rate of Substitution(MRS) untuk barang halal selalu lebih kecil dibandingkan slope budget
line, maka pilihan optimal bagi konsumen adalah mengalokasikan seluruh incomenya untuk
membeli barang halal. Jadi berbeda dengan bentuk indifference curve barang halal-halal
yang convex dan slope-nya negatif, yaitu turun dari kiri atas ke kanan bawah. Sedangkan
indifferencecurvebarang halal-haram dengan sumbu X sebagai barang haram dan sumbu Y
sebagai barang halal, bentuknya corvex dan slopenya positif yaitu naik dari kiri bawah ke
kanan atas.
Konsumen meningkatkan utilitnya dengan terus mengurangi konsumsi barang haram
untuk mendapatkan lebih banyak barang halal, sampai pada titik di mana ia tidak dapat lagi
melakukannya yaitu pada saat seluruh incomenya habis digunakan untuk membeli barang
halal. Ini yang disebut corner solution.
63
Corner solution dapat juga terjadi pada pilihan barang halal X dan barang halal Y,
jika MRS barang-barang halal tersebut selalu lebih kecil atau selalu lebih besar
dibandingkan slope budget linenya. Misalnya, Corner solutionterjadi untuk barang yang
perfect substitution. Bentuk utility function untuk dua barang yang perfect
substitutionadalah berupa garis lurus, sehingga tidak ada kemungkinan terjadi
persinggungan (tangency) dengan budget line.Untuk kasus perfect substitutions, diminishing
rates of MRS tidak terpenuhi. Bila slope utility function lebih curam dibandingkan slope
budget line-nya, maka corner solution akan terjadi pada garis sumbu horizontal X.
Sedangkan bila slope utility function lebih landai dibandingkan slope budget line-nya, maka
corner solution akan terjadi pada garis sumbu vertikal Y.
Corner solution tidak hanya terjadi pada keadaan halal-haram atau perfect substitution
saja, ia juga dapat terjadi pada indifference curve yang “not strongly convex”. Secara grafis
hal ini digambarkan dengan bentuk kurva convex yang kecembungannya begitu tipis
sehingga hampir menyerupai garis lurus. Jadi dalam hal ini diminishing rates of MRS
terpenuhi yaitu utility function yang berbentuk convex dari kiri atas ke kanan bawah.
64
Namun, karena slope-nya dimulai di kiri atas dengan slope yang lebih kecil dari slope
budget line-nya, maka kedua slope itu tidak pernah bersinggungan.
BAB 5
TEORI PERMINTAAN ISLAMI
65
BAGIAN 1
A. PENDAHULUAN
Permintaan barang, bahwa faktor harga dari komoditas merupakan variabel dependen
yang akan menentukan berapa jumlah komoditas yang bersangkutan diminta oleh
konsumen. Dengan berdasar padaa yang kita tempuh dalam merumuskan kurva indifference
(IC) kita dapat merumuskan pula hubungan antara kuantitas pembelian optimum suatu
produk dengan harga relatif dari barang relatif dari barang tersebut melalui diagram yang
memamparkan kurva harga konsumsi. Bila kurva harga-konsumsi ini kita trunkan maka kita
dapat merumuskan kurva permintaan (demand curve).
BAGIAN 2
KURVA PERMINTAAN BARANG HALAL
Kurvapermintaanditurunkandarititik-titikpersingunganantaraindifference curve
denganbudget line. Katakanlahseorangkonsumenmempunyaipendapatan I = Rp. 1 juta per bulan,
danmenghadapipilihanuntukmengonsumsibarang X danbarang Y yang keduanyaadalahbarang
halal. Katakan pula hargabarang X, Px = Rp 100 ribu, danhargabarang Y, Py = Rp. 200. Titik A,
A’, A” menunjukankonsumsiseluruhnyadialokasikanpadabarang X, dantitik B
menunjukankonsumsiseluruhnyadialokasikanpadabarang Y.
Kita dapatmembuatbudget line denganmenarikgarislurusdiantaraduatitik :
Ko
mbinasi
In
come
P
x
P
y
X
= I/Px
X
= I/Py
X
at
tangency
A 1.
000.000
1
00.000
2
00.000
1
0
0 3
B 1. 1 2 0 5 3
66
000.000 00.000 00.000
Bilaterjadipenurunanharga X menjadiPx = Rp. 50 ribu, maka kaki budget line
padasumbu X akanbertambahpanjang. Perpanjangna kaki di sudut X
inimembuktikanbahwaketikaharga X
turunmakaprefensikonsumenuntukmenaikkanpembelianterhadapkomoditas X meningkat. Karena
yang berubahadalahhargadarisalahsatukomoditasmakaprefensihargauntukkomoditas Y
tidakberpengaruhsehinggatitikperpotongansumbu Y tidakberubah,
sedangkantitikperpotongansumbu X berubah.
Ko
mbinasi
In
come
P
x
P
y
X
= I/Px
X
= I/Py
X
at
tangency
A’ 1.
000.000
5
0.000
2
00.000
2
0
0 4
B 1.
000.000
5
0.000
2
00.000
0 5 4
Bilaharga X menjadiPx = Rp.25 ribu, maka kaki budget line padasumbu X
akansemakinpanjang. Titikpotongansumbu Y tidakberubah,
sedangkantitikpotongandengansumbu X berubah.
Ko
mbinasi
In
come
P
x
P
y
X
= I/Px
X
= I/Py
X
at
tangency
67
A” 1.
000.000
2
5.000
2
00.000
4
0
0 5
B 1.
000.000
2
5.000
2
00.000
0 5 5
Dengansimulasiharga X, kitasekarangmendapatkankurva yang
menggambarkanantarahargajumlahbarang X yang diminta.
Harga X Jumlah X (X padasaat tangency/ataujumlah optimal X)
100.000 3
50.000 4
25.000 5
Semakintinggiharga, semakinsedikitjumlahbarang yang diminta.
Dengandemikian, kitamendapatkan slope kurvapermintaan yang negatifuntukbarang halal,
sebagaimanalazimnyakurvapermintaandalamekonomikonvensional.
68
Gambar 5.1 penurunankurvapermintaa, barang X halal danbarang Y
halal
Barang X danbarang Y adalahbarang halal. Apabilaterjadiperubahanhargabarang X (Px),
dimana Px1 <Px2 ˂Px3, dan income tetap, maka (I/Px1)˂(I/Px2) ˂ (I/Px3), sehingga Qx1 ˂ Qx2 ˂
Qx3.
A. KurvaPermintaanBarang Halal dalamPilihan Halal-Haram
Dalamhalpilihan yang dihadapiadalahantarabarang halal danbarang haram,
makaoptimal solusion-nyadadalahcorner solusion.
Katakanlahseorangkonsumenmempunyaipendapatan I = Rp 1 juta per bulan,
danmenghadapipilihanuntukmengonsumsibarang halal X danbarang haram Y. katakan
pula hargabarang X Px = Rp 100 ribu, danhargabarang Y Py = Rp 200 ribu. Titik A, A’,
A” menunjukkankonsumsiseluruhnyadialokasikanpadabarang X, dantitik B
menunjukkankonsumsiseluruhnyadialokasikanpadabarangY. simulasipenurunanharga
juga dilakukandariRp 100 ribuketingkatPx = Rp 50 ribudanPx = Rp 25 ribu :
Px1 = Rp 100 ribu
Ko
mbinasi
In
come
P
x (X
halal)
P
y (Y
haram)
X
= I/Px
X
= I/Py
X
at
solution
A 1. 1 2 1 0 1
69
000.000 00.000 00.000 0 0
B 1.
000.000
1
00.000
2
00.000
0 5 1
0
Px2 = Rp 50 ribu
Ko
mbinasi
In
come
P
x
P
y
X
= I/Px
X
= I/Py
X
at
tangency
A’ 1.
000.000
5
0.000
2
00.000
2
0
0 20
B 1.
000.000
5
0.000
2
00.000
0 5 20
Px3 = Rp 25 ribu
Ko
mbinasi
In
come
P
x
P
y
X
= I/Px
X
= I/Py
X
at
tangency
A” 1.
000.000
2
5.000
2
00.000
4
0
0 40
B 1.
000.000
2
5.000
2
00.000
0 5 40
Denganmengasumsikanperubahanhanyapadabarang X,
makakitamemilikitigatipegarisanggaran yang berbeda. Padaharga X samadenganRp 100
70
ribubudget line beradapada BL1, sedangpadaharga X sebesarRp 50 ribu budget line beradapada
BL2 demikian juga ketikaharga X beradapada level Rp25 ribumakabudget line menjadi BL3.
Gambar 5.2penurunankurvapermintaan, barang X halal danbarang Y haram
Padagambar 5.2, dapatdisimpulkanbahwaoptimal solution untukkomoditas halal-
haram beradapadatitikdimanabarang haram yang dikonsumsiberadapada level 0 (nol).
Senadadenganperintahislamtentangpelaranganuntukmencampuradukkanbarang haram danbarang
halal.
Apabilaterjadiperubahanpadahargabarang X dimana Px3˃ Px2 ˃ Px1dan income
tetap, maka: (I/Px3) ˂ (I/Px2) ˂ (I/Px1), sehingga Qx3 ˂ Qx2 ˂ Qx1.
Pilihan halal X & haram Y Pilihan halal X & haram Y
Harga X Jumlah X Harga X Jumlah X
71
(X pada corner
solution/jumlah
optimal X)
(X pada
tangency/jumlah
optimal X)
100.000
50.000
25.000
10
20
40
100.000
50.000
25.000
3
4
5
Semakintinggiharga, semakinsedikitjumlahbarang yang diminta. Dengandemikian,
kitadapatkan slope kurvapermintaan yang negatifuntukbarang halal X danbarang haram Y.
perbedaannyaterletakpadakecuramankurvaataudalamistilahekonominyapasaelastisitasharga.
PenurunanhargadariRp 100 ribukeRp 50 ribumeningkatkanpermintaanbarang X dari 10 ke 20
(bandingkandenganpilihan halal X & halal Y yang hanyadari 3 ke 4). PenurunandariRp 50
ribukeRp 25 ribumeningkatkanpermintaanbarang X dari 20 ke 40 ((bandingkandenganpilihan
halal X & halal Y yang hanyadari 4 ke 5).
B. KeadaanDaruratTidak Optimal
Optimal solutionadalahcorner solution,
yaitumengalokasikanseluruhpendapatankitauntukmengonsumsibarang halal.
Olehkarenaitu, dalampilihanbarang halal-haram, optimal solution
selaluterjadicorner solution, yaitumengonsumsibarang halal seluruhnya,
makasetiapkeadaandarurat/keadaan yang secaraterpaksaharusmengonsumsibarang haram,
72
pastilahbukancorner solution danolehkarenanyapastibukan optimal solution.
Keadaandaruratselalubukankeadaan optimal.
Sub-optimal keadaan darurat dengan jelas terlihat bila kita mebandingkan titik DP
dengan titik Qx (U2). Optimal solution untuk tingkat utility U2 adalah corner solution pada
tingkat QxF. Boleh karena tingkat U2 lebih baik dibandingkan tingkat utilityU1, jelaslah titik DP
sub-optimal dibanding Qx(U2).
Gambar 5.3
Supply barang X terbatas di mana kondisi jumlah maksimum pada QxF (Qx pada full
capacity), sehingga kurva U3 tidak dapat dicapai. Pada darurat point (DP) terdapat barang Y.
Jelas di sini bahwa darurat point (DP) bukanlah solusi yang bukan merupakan titik
persinggungan. DP selalu tidak optimal. Apabila U2> U1, maka U2 optimal. Pada U2, tidak ada
permintaan terhadap barang haram Y.
C. Permintaan Barang Haram dalam Keadaan Darurat
Darurat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mengancam keselamatan jiwa.
Oleh karena itu, sifat darurat itu sendiri adalah sementara maka permintaan barang haram pun
73
hanya isidentil. Secara matematis keadaan ini digambarkan dengan fungsi yang discrete, bukan
fungsi yang kontinyu.
Gambar 5.4
Demand terhadap barang haram Y pada darurat point bukan merupakan fungsi
dari harga Y. Ini adalah point demand (Dy). Penggunaan konsep darurat adalah terbatas dan
harus sesuai dengan syariah. Pada titik DP jumlah permintaan barang haram Y adalah sejumlah
Qy. Dengan bantuan garis 45o sebagai cermin, kita dapat menurunkan permintaan barang haram
Y, yaitu pada titik koordinat (Qy,Py). Jadi permintaan barang haram Y berbentuk Titik
Permintaan (Demand Point) Dy.
Permintan barang haram Y bukan merupakan kurva permintaan fungsi dari harga
Y. Sebuah kurva adalah kumpulan dari titik-titik, atau garis yang menghubungkan antara dua
titik. Sedangkan permintaan barang haram Y dalam keadaan darurat seperti kisah jatuhnya
pesawat terbang, maka permintaan akan daging bangaki manusia hanya berlaku pada keadaan
darurat itu saja. Tidak dapat kita katakan bahwa bila telah lima hari tidak makan, maka
permintaan akan daging bangkai manusia hanya berlaku pada keadaan darurat itu saja. Tidak
dapat kita kataan bahwa bila telah lima hari tidak makan, maka permintaan akan daging bangkai
74
manusia sejumlah satu setengah kilogram. Dalam ilmu ekonomi, hal ini berarti tidak memenuhi
satu satu daritiga aksioma atau postulat yang pertama dan kedua terpenuhi. Namun,aksioma
ketiga tidak terpenuhi. Itu sebabnya, kita pun tidak terpenuhi. Itu sebabnya, kita pun tidak dapat
mengatakan bahwa fungsi permintaan barang Y berbentuk garis vertikal pada titik Qy, atau
dalam istilah ekonomi disebut perfectly inelastic. Permintaan barang haram Y bukan merupakan
fungsi dari harga Y, bukan merupakan fungsi yang kontinyu, bukan pula berbentuk kurva.Ia
adalah Demand Point (Titik Permintaan).
BAGIAN 3
KONSUMSI INTER-TEMPORAL KONVENSIONAL
Secara nyata perilaku konsumsi kita bergantung juga dengan ekspetasi atau harapan dan
kebutuhan konsumsi di masa depan. Yang dimaksud dengan konsumsi inter-temporal adalah
konsumsi yang dilakukan dalam dua waktu, yaitu masa sekarang (periode pertama) dan massa
yang akan datang (periode kedua). Dalam ekonomi konvensional, pendapatan adalah
penjumlahan konsumsi dan tabungan.Atau secar sistematis ditulis :
Y = C + S
di mana: Y = pendapatan
C = konsumsi
S = tabungan
Misalnya pendapat , konsumsi, saving pada periode pertama adalah Y1, C1, S1,
dan pendapatan, konsumsi, dan savung pada periode kedua adalah Y2, C2, dan S2, maka
persamaan di atasdapat dituliskan sebagai berikut :
Pendapatan pada periode pertama adalah :
Y1 = C1 + S1
75
Pendapatan pada periode kedua adalah:
Y2 = C2 + S2
Apabila konsumsi di periode pertama lebih kecil daripada pendapatan, maka akan terjadi
saving dan konsumsi di periode kedua semakin besar.
Y1 = C1 + S1, dan C1< Y1
Y2 = C2 + S2
= (C2 + S1) + S2
Bila kita mengasumsikan konsumsi periode satu (c1) dan dua (c2) ditentukan oleh
besarnya nominal uang (m) yang ada di tangan maka (c1) di penuhi oleh (m1) dan (c2) dipenuhi
oleh (m2). Maka apabila kita asumsikan sejumlah uang yang tersedia pada periode pertama dan
kedua dialokasikan sepenuhnya untuk konsumsi pada periode satu dan dua serta tidak ada bunga
atau value added dari volume uang untuk periode kedua (m2) maka budget constraint untuk
mengonsumsi pada periode satu dan dua dapat kita lihat pada gambar 5.5 di bawah ini.
76
Gambar 5.5
Apabila pendapat dari sejumlah nominal uamg kita definisikan ke dalam dua
kelompok : konsumsi dan saving. Maka berdasar persamaan di atas dapat diketahui bahwa
semakin besar konsumsi pada periode kedua C2 . apabila tidak ada perubahankonsumsi dan tidak
ada peminjaman atau bunga dan keuntungan investasi maka baik periode 1 maupun periode 2,
maka jumlah konsumsi yang terjadi pada periode 1 adalah C1 = m1 dan periode 2 adalah C2 = m2.
Namun, apabila adapeminjaman yang dilakukan pada periode 1 dan pinjaman tersebut digunakan
untuk menambah konsumsi C1,maka jumlah barang yang di konsumsi pada periodeC1 = m1 + ∆
(m2-C2)
Gambar 5.6
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa besarnya konsumsi juga dipengaruhi
oleh posisi konsumen, apakah mengeluarkan pengeluaran yang berbeda di antara periode atau
tidak. Pada prinsipnya perilaku konsumen di mana terjadi selisih antara pendapatan dengan
jumlah uang yang digunakan untukkonsumsi, dapat dibagi menjdi 3:
1. Lender, di mana jumlah konsumsi lebih kecil daripada pendapatn.
2. Borrower, di mana jumlah konsumsi lebih besar daripada pendapatan.
3. Polonius Point, di mana jumlahkonsumsi sama dengan jumlah pendapatan.
77
Ketiga tipe konsumen seperti yang disebut di atas dapat kita lustrasikan seperti yang tampak
pada gambar 5.7 di bawah ini.
Gambar 5.7
BAGIAN 4
KONSUMSI INTER-TEMPORAL DALAM ISLAM
Bagian ini merujuk pad Monster Kahf5 yang berusaha mengembangkan pemikiran
tental hal ini, dengan memulai membuay asumsi sebagai berikut:
1. Islam dilaksanakan oleh masyarakat
2. Zakat hukumnya wajib
3. Tidak ada riba dalam perekonomian
4. Mudarabah wujud dalam perekonomian
5. Pelaku bersikap rasional dengan memaksimalkan kemaslahatan
Berlakunya beberapa instrument dalam ekonomi islam tentu berdampak pula kepada
perubahan perilaku konsumsi bila tanpa instrument ekonomi islam tersebut. Beberapa instrument
78
yang dapat mempegaruhi volume jumlah uang yang dialokasikan untuk konsumsi baik pada
periode satu atau dua meliputi;
Zakat; pengenaan zakat pada periode 1 (Z1) akan mengurangi m1 yang
dialokasikan untuk C1. Bila tidak ada tabungan atau peminjaman pada periode 1
maka final spending (m1 = FS = C1 + Z1) sama dengan m1.
Infak atau Shadaqah; pengeluaran infak atau shadaqah pada periode 1 akan
mengurangi m1 yang dialokasikan untuk C1. Tidak ada tabungan atau
peminjaman pada periode 1 maka final spending sama dengan m1.
Rate Of Profit atau pendapatan bagi hasil; apabila pada periode 1 ada sebagian
spending perode 2 (FS2) sama dengan m2 ditambah dengan jumlah m1 yang
ditabung ditambah dengan rate of profit (rp)
Secara grafis, hal ini seharusnya digambarkan dengan tiga dimensi. Namun, untuk
kemudahan penyajian grafis, yaitu dengan dua dimensi, maka persamaan ini disederhanakn
menjadi;
Y = FS + S
Penyederhanaan ini memungkinkan kita untuk menggunakan alat analisis grafis yang
biasa digunakan dalam teori konsumsi, yaitu memaksimalkan gungsi utilitas dengan garis
pendapatan tertentu, atau meminimalkan budget kine dengan utility function tertentu.
A. Hubungan Terbalik Riba dengan Sedekah
Sekarang bayangkanlah suatu keadaan dimana :
1. Orang tidak mau bekerja mencari pendapatan;
2. Praktik riba menjadi tradisi di masyarakat;
3. Zakat wajib dilaksanakan;
79
Dalam keadaan ini berarti sumber pendapatan masyarakat hanya dari riba saja,
dan tidak ada sumber pendapat lain.
Kasus 1
Budget line YY menunjukkan keadaan dimana:
1. Orang tidak mau memakan riba yang juga berarti tambahan pendapatannya nihil.
2. Orang tidak mengeluarkan zakat atas hartanya. Bila ia telah mengeluarkan zakatnya
ketika menerima pendapatan, maka ia tidak mengeluarkan zakat lagi pada periode
pertama.
kasus 2
budget line YY menunjukkan dimana:
1. Orang mau memakan riba yang juga berarti tambahan pendapatannya psitif.
2. Orang tidak mengeluarkan riba zakat atas hartanya, dalam hal ini zakat atas kenaikan
hartanya akibat riba.
Titik optimal terjadi pada persinggungan budget line dengan indifference
curve, yaitu pada titik R, dimana tingkat konsumsi dan infaknya adalah sebesar FS.
Dibandingkan dengan kasus 1 yang tidak ada riba, maka kasus 2 ini menghasilkan
tingkat FS yang lebih kecil daripada FS (FS’ < FS). Jadi dengan dibolehkannya riba
ternyata terjadi penurunan final spending. Dengan kata lain, kompenen konsumsi
cenderung fixed untuk tingkat pendapatan tertentu, sedangkan komponen infak cenderung
variable untuk tingkat pendapatan tertentu. Sehingga kita mendapatkan terbalik antara riba
dan infak: infak = f (Riba)
Semakin besar riba, semakin kecil infak; semakin kecil riba, semakin besar infak.
80
Kasus 3
Budget line YY menunjukkan keadaan dmana:
1. Orang tidak mau memakan riba dan tidak juga mau bekerja mencari pendapatan
sehingga tambahan pendapatannya nihil.
2. Orang harus mengeluarkan zakat atas hartanya, dalam hal pendapatan periode
pertama yang diimpan saja.
Dibandingkan dengan kasus 1 dan kasus 2, maka kasus 3 ini tngkat
indifference curve-nya berada pada tingkat yang paling rendah. Hal ini wajar saja,
karena dengan tidak bekerja dan tidak memakan riba berarti ia tidak mendapat
pendapatan apapun baik yang halal maupun yang haram.
Logikanyasebagaiberikut.Bagi orang yang tidakmempunyaisumberpendapatanapa pun
sedangkaniasadarbahwaiaharusmengeluarkanzakatnyaketikamencapaiwaktunya (haul),
makaiamempunyaiempatpilihan :
1. Mempertahankantingkatkonsumsinya, misalnyapadatingkat C1,
sehinggajumlahobjekzakatnyaadalah Y-C1 – infak1 = S1, danjumlahzakatnyaadalah Z1 = zS1
2. Meningkatkantingkatkonsumsinyamenjadi C2 di mana C2 = C1 +c,c> 0 sehingga C2 > C1
;jumlahobjekzakatnyaadalah Y-C1 – infak1 = S2 ,danjumlahzakatnyaadalah Z2 = zS2.
Olehkarena C2 >C1 ,maka S2 < S1 dan Z2< Z1 . bilastrategiini yang digunakan, maka orang
akanberadapadatingkatkonsumsi yang lebihtinggidanmembayar zakat yang lebihkecil.
3. Meningkatkantingkatinfaknyamenjadi infak2 di mana infak2 = infak1 + inf, inf> 0 sehingga
infak2 >infak1 ;jumlahobjekzakatnyaadalah Y – C1 – infak2 = S3 ,danjumlahzakatnyaadalah Z3
= zS3. Olehkarena infak2 > infak1, maka S3 < S1 dan Z3 < Z1 .bilastrategiini yang digunakan,
maka orang akanmemilihuntukmemperbesarinfaknyauntukmenghindarikewajiban zakat
karenadenganberinfak, hartanyatidaklagimencapainisab.
81
B. HubunganTerbalik Saving Ratio dengan Final Spending
Untukmelihatantarasavingdanfinal spending, kitaakanmelihatpada
final spending dalamperiodepertamadanperiodekedua. Total final spending
padaduaperiodetersebutadalahfinal spending periodetertentuditambahfinal spending
periodekedua, atausecaramatematis:
FS = FS(t=1) + FS(t=2)
Di mana:
FS(t=1) = Y - S1
FS(t=2) = S1 - zS1 10
zS1adalahbesarnya zakat padaperiodekedua, zakat
padaperiodeduahanyadidasarkanpadadasarnyajumlahtabunganpadaperiodepertama S1.
Karena S1 = sY1
Makadapatditulis :
FStotal = FS(t=1) + FS(t=2)
= (Y1 – S1) + (S1 – zS1)
= (Y1 – sY1) + (sY1 – zsY1)
= Y1 (1 – zs)
Secaragrafishalinidapatdigambarkandengankurva Ys1, Ys2, dan Ys3.Kemiringan (slope)
darikurvatersebuttidakberbedayaitu–(1-s)/1.
82
C. Investasikan Tabungan
Apalahartinyatabunganbilatidakdiinvestasikan.Iahanyamenjadiseonggokharta yang tidakberguna.
Islam tdakmenyukaiadanyatindakanpenimbunanharta yang sia-siaini. Di
satupihakislammemberikandisinsentifterhadap saving yang tidak di investasikan.
Konsekuensilogisdariinvestasiadalahmunculnyapeluanguntukuntungdanrugi.
Katakanalahseorangmempunyaiharta (wealth, W) sebesarRp 100
juta.Hartainidapatdigunakanseluruhnyauntukinvestasiatausebagainya.Tingkat
pemanfaatanhartainisebutsaja ‘V’.bilaseluruhnyadiinvestasikanmaka v = 1,
sedangkanbilatidakada yang diinvestasikanmaka v = 0
Dengan v = 1, katakanalahtingkatreturnnya, r = 50% atau R = Rp
50juta. Biladiasumsikanskalausahatidakberpengaruhpadatingkat return yaitutetap 50% ,bila v =
0,5 makareturnnya R = Rp 25 juta.
Biladalammenginvestasikanhartanya.Iatidakmelakukannyasendiri,
misalnyamelaluikerjasamabagihasilmudharaabah, makareturn
iniakandibagihasilkanberdasarkannisbah.” Secaramatematisdapatditulis:
83
Y = (πR) vW
Di mana:
Y = pendapatan
π = nisbahbagihasil
v = tingkatpemanfaatanharta
W = harta yang ditabung
Semakinbesarpemanfaatanharta (v), semakinbesar pula pendapatan
(Y).
Jelasnyabila v < 1, makakonsumenakanberadapadatingkatindifference curve yang
lebihrenda. Dengan kata lain bilatidakseluruh saving digunakanuntukinvestasi,
makakonsumenakanberadapadatingkatkesejahteraan yang lebihrendah.
Jadidengan argument ilmuekonomi,
kitaberusahamenjelaskanbahwasalahsatumaksudlaranganpenimbunanharta yang diaturdalamsurat
at-takasuradalahuntukmeningkatkankesejahteraanmanusiaitusendiri
Bagaimanadampakpendapatankeuntungandaritabungan yang
diinvestaikanterhadapperilakukonsumsipadaperiode 1 danperiode2 ?
Untukmempermudahanalisisinikitaasumsikanbarang yang dikonsumsiadalahbarang
normal dantidakadaperubahanhargamakabesarnyakonsumsipadaperiode 1 C1 adalahjumlah
nominal uangpadaperiode 1 m1 dikurangidenganjumlahtabungan yang diinvestasikan S1.Kita
asumsikan juga tingkatnisbahbagihasiladalah π dankeuntunganinvestasiadalah R
84
makajumlahkeuntungandarihasilinvestasitersebutadalah πR
danuntukmempermudahkitatuliskansajarate of profit daritabungantersebutadalah πR = rp (S1).
Makajumlahkonsumsipadaperiode 2 adalah:
C2 = m2 + (m1-c1) + rp(S1) S1 = (m1 – c1)
C2 = m2 + (m1 – c1) + rp (m1 – c1)
C2 = m2 + (1 + rp) (m1 – c1)
Denganmenginvestasikantabungansehinggamendapatkanrate of return sebesar rpS1,
makatingkatkepuasanindividumeningkatdariIC1 menjadi IC2.Demikian juga,
Meningkatnyapendapatanpadaperiode 2 makaakanberdampakpadaberputarnyagarisbudget
line searahjarum jam sehinggatitik optimal untukkonsumsipadaperiode 2
beradapadatitikpersinggunganantara BL2 dengan IC2 sedangkanapabilatabungan yang
adatidakdiinvestasikanmakagarisindifference akanberadapadagaris IC1dantentunyapadagaris IC1
akanmemberikantingkatkepuasan yang lebihrendah (konsumsiperiode 2lebihrendahdariC2
Demikianlahkenapaislammelarangmembiarkan asset yang menganggur, danmendorong
agar setiapkekayaan yang adapadakitauntukdiinvestasikandisektor riil.
85
BAB 6
TEORI PRODUKSI ISLAM
BAGIAN 1
PENDAHULUAN
Dalam bab IV dan bab V, kita telah membahas bagaimana keputusan-keputusan yang
harus diambil oleh konsumen: bagaimana memilih dari serangkaian luas barang dan jasa yang
ada dalam kendala harga dan pendapatan.
Perilaku perusahaan dalam literatur konvensional, teori produksi ditujukan untuk
memberikan pemahaman tentang perilaku perusahaan tentang perilaku perusahaan dalam
86
membeli dan menggunakan masukan (input) untuk produksi dan menjual keluaran atau produk.
Seperti halnya dalam teori konsumsi, dalam teori produksi juga memberikan penjelasan perilaku
produsen dalam memaksimalkan keuntungannya maupun mengoptimalkan efisiensi produksinya.
Memaksimalkan keutungan atau efisiensi produksi tidak akan terlepas dari dua hal; yakni
struktur biaya produksi dan revenue yang didapat. Sehingga untuk memberikan pemahaman
yang lebih dan dapat juga untuk membedakan konsep syariah dan implikasinya dalam teori
produksi, maka dalam buku ini juga akan dibahas tentang dampak pemberlakuan sistem bunga
atau revenue sharing ataupun profit sharing terhadap struktur biaya atau revenue. Sedang dalam
kenyataannya, sering kali seorang produsen beroperasi dari berbagai macam modal, ada yang
berasal dari qard (pinjaman tanpa konpensasi), syirkah (sebagian menggunakan modal dari pihak
lain), ada yang berasal dari pinjaman bank yang berbasis bunga, dan lain-lain. Tentunya
pembahsan teori produksi tanpa memperhatikan struktur permodalan dan struktur keluaran
menjadikan teori ini kurang relevan dengan kenyataan.
Ekonomi islam yang cukup concern dengan teori produksi adalah imam Al-Ghazali.
Beliau telah menguraikan faktor-faktor produksi dan fungsi produksi dalam kehidupan manusia.
Dalam uraiannya baliau sering menggunakan kata kasab dan islah. Yang berarti usaha fisik yang
dikerahkan manusia dan yang kedua adalah upaya manusia untuk mengelola dan mengubah
sumber-sumber daya yang tersedia agar mempunyai manfaat ynag leih tinggi. Al-Ghazali
memberikan perhatian yang cukup besar ketika menggambarkan bemacam raga aktivitas
produksi menurut kepentingan sosialnya dan menitikberatkan perlunya kerjasama dan kordinasi.
Fokus utamannya adalah tentang jenis aktivitas ynag sesuai dengan dasar-dasar etos kerja islam.
Produksi Barang-Barang Kebutuhan Dasar sebagai Kewajiban Sosial
Kita telah menyinggumg di atas bahwa Al-Ghazali menganggap pencaharian ekonomi
sebagai bagian dari ibadah individu. Produksi barang-barang kebutuhan dasar secara khusus
dipandang sebagai kewajiban sosial (fard al kifayah). Jika sekelompok orang sudah
berkecimpung dalam memproduksi barang-barang tersebut dalam jumlah yang sudah mencukupi
kebutuhan masyarakat,, maka kewajiban keseluruhan masyarakat sudah terpenuhi. Namun, jika
tidak ada seorang pun yang melibatkan diri dalam kegiatan tersebut atau jika jumlah yang
87
diproduksi tidak mencukupi, maka semua orang akan dimintai pertanggung jawabannya di
akhirat. Pada pokoknya,negara harus bertanggung jawab dalam menjamin bahwa barang-barang
kebutuhan pokok diproduksi dalam jumlah yang cukup. Al-Ghazali beralasan bahwa
sesungguhnya ketidak seimbangan yang menyangkut barang-barang kebutuhan pokok akan
cenderung menciptakan kondisi kerusakan dalam masyarakat.
BAGIAN 2
FUNGSI PRODUKSI
Produksi adalah sebuah proses yang telah terlahir di muka bumi ini semenjak manusia
menghuni planet ini. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan
alam. Maka untuk menyatukan antara manusia dan alam ini, Allah telah menetapkan bahwa
manusia berperan sebagai khalifah. Bumi adalah lapangan dan medan, sedang manusia adalah
pengelola segala apa yang terhampar di muka bumi untuk dimaksimalkan fungsi dan
kegunaannya. Apa yang diungkapkan oleh para ekonom tentang modal da sistem tidak akan
keluar dari unsur kerja atau upaya manusia. Sistem atau aturan tidak lain adalah perencanaan
dan arahan. Sedangkan modal (oleh Yusuf qordhawi) dalam bentuk alat dan prasarana diartikan
sebagai hasil kerja yang disimpan dengan demikian, faktor utama yang dominan dalam produksi
adalah kualitas dan kuantitas manusia (labor), sistem atau prasarana yang kemudian kita sebut
sebagai teknologi da modal (segala sesuatu dari hasil kerja yang disimpan). Satu yang tidak
boleh dan harus dihindari oleh manusia adalah berbuat kerusakan di muka bumi. Dengan
demikian, segala macam kegiatan ekonomi yang diajukan untuk mencari keuntungan tanpa
berakibat pada peningkatan utilityatau nilai guna resources tidak disukai dalam islam. Nilai
universal lain dalam ekonomi islam tentang produksi adalah adanya perintah untuk mencari
sumber-sumber yang halal dan aik bagi produksi dan memproduksi dan memanfaatkan output
produksi pada jalan kebaikan dan tidak menzalimi pihak lain. Dengan demikian, penentuan input
dan output dari produksi haruslah sesuai dengan hukum islam dan tidak mengarahkan kepada
kerusakan.
88
Untuk dapat memahami lebi jauh tentang teori produksi ini, pertama yang harus kita
ketahui adalah definisi dan makna dari fungsi produksi. Fungsi produksi menggambarkan
hubungan antara jumlah input dan output (yang berupa barang ataupun jasa) yang dapat
dihasilkan dalam satu waktu periode..
A production function describes the relationship between the quantity of ouyput
obtainable per period of time1
Q=f (xa1,xb1,xc1,....,xn),
di manaxa1,xb1,xc1,....,xn menunjukkan jumlah dari kombinasi input dan Q menunjukkan
produksi. Dalam kenyataanya, tidak semua input tersebut juga berbeda.contohnya modal atau
teknologi sering kali di asumsikan tetap untuk jangka waktu pendek, sedangkan labor cenderung
mudah berubah walau dalam jangka pendek. Untuk lebih mempermudah analisis, dalam
pembahasan teori produksi ini kita akan mengasumsikan bahwa modal (capital) dan teknologi
dalam jangka pendek diasumsikan tetap.
Karena semua input yang digunakan mengandung biaya, maka prinsip dari produk
adalah bagaimana produksi dapat berjalan sehingga mampu mencapai tingkat yang paling
maksimum dan efisiensi dengan (1) memaksimalkan output dengan menggunakan input tetap,
(2) meminimalkan penggunaan input untuk mencapai tingkat output yang sama.
Fungsi produksi untuk memproduksi barang Q untuk dua variabel independen dapat
diformulasikan sebagai Q=f(K,L) ang menunjukkan berapa jumlah maksimal barang Q yang
dapat diproduksi dengan menggunakan berbagai alternatif kombinasi input modal (k) dan tenaga
kerja (L).
89
Pada gambar 6.1 ini inut modal digambarkan pada sumbu vertikal(dengan simbol K,
dalam satuan jam mesin). Sedangkan input tenaga kerja digambarkan pada sumbu horizontal
(dengan simbol L, dalam satuan jam tenaga kerja). Dengan demikian, berbagai kombinasi input
K dan L dapat dipetakan. Titik –titik kombinasi input K dan L yang menghasilkan tingkat output
yang sama dapat saling dihubungkan sehingga membentuk suatu kurva. Kurva ini disebut kurva
isoquant (iso=sama,quant=kuantitas output).
Pada gambar 6.1 di atas, kita telah memetakan tiga buah kurva isoquant, yakni kurva
isoquant 1 (dengan simbol Q1), kurva isoquant 2 (dengan simbol Q2) dan kurva isoquant 3
(dengan simbol Q3). Semakin kurva isoquant menjauhi titik 0, maka jumlah input semakin besar,
dan jumlah output semakin besar pula.
Titik BEP adalahtitikimpas, yaituketikakurva TR berpotongandengankurva TC,
atausecaramatematistitik BEP terjadiketika TR = TC. Denganberputarnyakurva total
penerimaandari TR menjadiTRrs, titik BEP yang tadinyaterjadipadajumlah output Q
sekarangmenjadipadajumlah output Qrs.
90
Dari sisi BEP,
kitatidakdapatmenjawabpertanyaanapakahpenggunaansistembungaakanmembawaperilakuprodus
enuntukberproduksipadatingkat output yang lebihkecil, lebihbesaratausamadengantingkat output
sistembagihasil?
Di keduasistemini, kitamendapatkanbahwaQj> Q danQrs> Q.
ApakahQj>QrsatauQj<QrsatauQj =
Qrsditentukandariberapabesarbungadibandingkandenganberapabesarnisbahbagihasil.
Perbedaannyaadalahpadapenyebabnya, bilaQjdisebabkannaiknya TC,
makaQrsdisebabkanberputarnya TR. Yang pastiadalahbahwakeduasistem,
baiksistembungamaupun revenue sharing akanmenggeser Q menjadilebihbesar.
Kenapabisademikian?Logikasebenarnyabegini,
bilasipetanidalammemproduksipaditanpamenggunakansumber modal daripihak lain
makasipetaniakanberproduksidanmenjualberasnyapadajumlah yang menyebabkanatau paling
sedikitmemberikankeuntungan. Contohkeuntunganbaruakandidapatapabilajumlahberas yang
diproduksi minimal 100kg. Namun, apabilasipetanitersebutmenggunakansumberdana
(baikdengansistembungamaupunbagihasil) makatuntutanuntukmemenuhikeuntungan minimal
adalahlebihbesardari 100kg. Tuntutaninisebagaikonsekuensiataspembayaranbungadanbagihasil
91
yang harusdibagikepihak lain. Misalkan,
denganadanyakonsekuensipembayaranbungaataubagihasil, keuntungan minimal
baruakandidapatapabilajumlahberas yang diproduksi minimal 120kg. Dengandemikian,
karenaadanyakonsekuensipembayarankepadapihakketiga,
makaprodusenakanterdoronguntukmemproduksibarangpadajumlah yang lebihbesar.
Revenue Sharing Vs Profit Sharing
Dalamakadmuamalatislam, dikenalakadmudharabah,
yaituakadantarasipemodaldengansipelaksana. Antara
sipemodaldansipelaksanaharusdisepakatinisbahbagihasil yang
akanmenjadipedomanpembagianbilausahatersebutmenghasilkanuntung. Namun,
bilausahatersebutmalahmenimbulkankerugian, makasipemodal yang
akanmenanggungsesuaipenyertaanmodalnya, dalamhalini 100%. Akan tetapi,
bilakerugiantersebutdisebabkankarenakelalaianatauiamelanggarsyarat yang
telahdisepakatibersama, makakerugianmenjaditanggungjawabsipelaksana.
Selainmenyepakatinisbahbagihasil, mereka juga harusmenyepakatisiapa yang
akanmenanggungbiaya.
Dapatsajadisepakatibahwabiayaditanggungolehsipelaksanaatauditanggungolehsipemodal.Bila
92
yang disepakatiadalahbiayaditanggungolehsipelaksana, iniberarti yang
dilakukanadalahbagipenerimaan (revenue sharing).Sedangkanbila yang
disepakatiadalahbiayaditanggungolehsipemodal, iniberarti yang dilakukanadalahbagiuntung
(profit sharing).
Berputarnya TR kearahjarum jam dengantitik 0 sebagaisumbuputarannya, adalahkeadaan
yang menggambarkanakad revenue sharing seperti yang tampakpadagambardiatas.
Bila yang disepakatiadalahmudarabah yang biaya-biayaditanggungolehsipemodal,
ataudengan kata lain, dengansistembagiuntung (profit sharing), makakurva total
penerimaanberputarkearahjarum jam dengantitik BEP sebagaisumbuputarannya. Tingkat
produksisebelumtitik BEP tercapai (Q <Qps) adalahkeadaandimana total
biayalebihbesardaripada total penerimaan (TC > TR). Dalamkeadaanini, belumadakeuntungan
yang dapatdibagihasilkan.Sesuaikesepakatanbahwabiayaditanggungolehsipemodal,
makakerugianitumenjadibebansipemodal.Itusebabnyakurva total penerimaan TR
berputarkearahjarum jam dengantitik BEP sebagaisumbuputarnya.
93
Perbedaankeduaantarasistem revenue sharing dengansistem profit sharing
dalamakadmudharabahadalahpadaberapajauhkurva TR berputar.Dalamsistem revenue sharing,
kurva TR akanberputarsampaimendekatigaris horizontal sumbu X. sedangkandalamsistem profit
sharing, kurva TR hanyaakanberputar di dalam “mulutbuaya” TR dan TC, yaitu area yang
menggambarkanbesarnyakeuntungan. Dalamsistem profit sharing, TR
tidakdapatberputarmelewati TC, karenapada area itusudahtidakadalagikeuntungan yang
akandibagihasilkan.
Dalammuamalatislam,
sebenarnyaakanmudharabahmerupakansalahsatubentukdariakadmusyarakah.
Biladalamakadmudharabahditentukkanbahwapenyertaansipelaksanaharus nihil,
sehinggapenyertaansipemodalharus 100%,
makadalamakadmusyarakahtidakditentukansepertiitusehingga yang
terjadiadalahpenyertaandaridua orang pemodal.
Antara dua orang pemodaliniharusdisepakatinisbahbagihasil yang
akanmenjadipedomanpembagianbilausahatersebutmenghasilkanuntung. Namun,
bilausahatersebutmalahmenimbulkankerugian, makapemodal yang
akanmenanggungsesuaipenyertaanmodalnya. MisalnyasiA modal penyertaannya 100 juta,
sedangkansi B 200 juta. Merekasepakatnisbahbagihasilnya 50:50.Bilausahamerekauntung 10
juta, makamasing-masingpemodalakanmendapat 5 juta. Bilausahamerekarugi 9 juta,
makasiAmenanggung 3 jutadansi B menanggung 6 juta.
Secaragrafiskeadaanmerugidigambarkandengan “mulutbuayabawah” yaitu area
sebelumtercapainya BEP (Q <Qps);
sedangkankeadaantelahmengalamikeuntungandigambarkandengan “mulutbuayaatas”
tidakperlusimetrisdenganbagirugi yang terjadipada “mulutbuayabawah”
karenabagiuntungberdasarkannisbah, sedangkanbagirugiberdasarkanpenyertaan modal masing-
masing.
94
Bagian 4
EFISIENSI PRODUKSI DAN SKALA EKONOMI
Dalamkriteriaekonomi,
suatusistemproduksidikatakanlebihefisienbilamemenuhisalahsatudarikriteriaini:
1. Minimalisasibiayauntukmemproduksijumlah yang sama;
2. Maksimalisasiproduksidenganjumlahbiaya yang sama.
Dengankriterianinimarikitalihat mana yang
lebihefisiensistemproduksidengansistembagihasil.
A. MinimalisasiBiayauntukMemproduksiJumlah yang Sama
Untukmelihatini, kitagunakankurva total cost yang membandingkanantara total
costsistembungadengan total cost sistembagihasil. Total cost
sistembungaakanlebihtinggidaripada total cost sistembagihasil. Secaragrafis, total cost
sistembagihasildigambarkandengan TC padagambardibawahini. Sedangkan total cost
sistembungadigambarkandenganTCi.
Ambilahtitik mana sajapadasumbu X sebagaititik yang menggambarkantingkatproduksi
yang sama (Q yang sama). Kemudiantariklahgarisvertikalsampaimemotong TC
danTCi.Untukmasing-masingperpotonganantaragarisvertikaldenganTCidanTCrs/ps, tariklahgaris
horizontal kesumbu Y. Ternyatauntuktingkatproduksi yang sama (Q yang sama), total
biayasistembagihasilTCrs/psselalulebihkecildibandingkan total biayadengansistembunga (TCi).
Jadimenurutkriteriaini, produksidengansistembagihasillebihefisiendibandingkansistembunga.
95
B. maksimalisi produksi tanpa kenaikan atau perubahan biaya
Untuk melihat ini, kita gunakan kurva total cost yang memandingkan antara total
cost sistem bunga dengan total cost bagi hasil. Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, total cost
sistem bunga akan lebih tinggi dari pada total cost sistem bagi hasil. Secara grafis, total cost
sistem bagi hasil digambarkan dengan TC (lihat pada gambar 6.12). sedangkan total cost sistem
bunga digambarkan dengan Tci.
Ambillah titik mana saja pada sumbu Y sebagai titik yang menggambarkan total
biaya yang sama (TC yang sama), tentunya ambil titik yang di atas garis Fci. Kemudian tariklah
garis horizontal sampai memotong TC dan Tci. Untuk masing-masing perpotongan antara garis
horizontal dengan TC dan Tci, tariklah garis vertikal ke bawah ke sumbu X. Ternyata untuk total
cost yang sama (TC yang sama)jumlah produksi sistem bagi hasil (Q) selalu lebih besar
96
dibandingkan jumlah produksi dengan sistem bunga (Qi). Jadi menurut kriteria ini, produksi
dengan sistem bagi hasil lebih efisien dibandingkan sistem bunga.
C. Implikasi lain: Skala Ekonomi
Dari segi efisiensi produksi kita telah menunjukan bahwa produksi dengan sistem
bagi hasil lebih efisien. Sekarang kita akan melihat implikasi lain, yaitu skala ekonomi. Untuk
melihat ini, kita gunakan kurva total revenue yang membandingkan total revenue sistem bagi
hasil dengan total revenue sistem bunga. Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, total revenue
sistem bagi hasil akan berputar kearah jarum jam, seangkan total revenue sistem bunga tetap
pada tempatnya tidak berputar. Secara grafis, total revenue sistem bagi hasil digambarkan
dengan TRrs, total revenue untuk sistem bagi keuntungan (profit sharing) dinotasikan dengan
TRPS. Sedangkan total revenue sistem bungan digambarkan dengan TRi.
Ambillah titik mana saja pada sumbu Y sebagai titik yang menggambarkan total
revenue yang sama (TR yang sama). Kemudian tariklah garis horizontal sampai memotong TR
dan TRrs. Untuk masing masing perpotongan antara garis horizontal sampai dengan TR dan
TRrs, tariklah garis vertikal ke bawah ke sumbu X. Ternyata untuk total besar dibandingkan
jumlah produksi dengan sistem bunga (Qi). Jadi sistem bagi hasil bukan saja lebih efisien, tetapi
juga akan mendorong produsen untuk berproduksi pada skala ekonomi yang lebih besar.
97
BAGIAN 5
TINJAUAN PENENTU KEKAYAAN SUATU NEGARA
Abdurrahman Ibnu Khaldun4 alias Abu Zayd, ulama terkemuka kelahiran Tunisia
(1332) dan wafat di Kairo (1460) menegaskan bahwa kekayaan suatu negara tidak ditetukan oleh
banyaknya uang dinegara tersebut. Kekayaan suatu negara ditentukan oleh dua hal:
1. Tingkat produksi domestik;
2. Necara pembayaran pembayaran yang positif dari negara tersebut.
A. Tingkat Produksi Domestik
Dapat saja satu negara mencetak uang sebanyak-banyaknya, tetapi bila hal itu bukan
merupakan refleksi pesatnya pertumbuhan sektor produksi (baik barang maupun jasa), maka
uang yang melimpah itu tidak ada nilainya. Sektor produksilah yang menjadi motor
pembangunan, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan pekerja, dan menimbulkan
permintaan atas faktor produksi lainnya. Dalam teori ekonomi kemampuan untuk
memproduksi sesuatu digambarkan oleh grafik. Misalnya orang memiliki pilihan untuk
memproduksi dua jenis barang, yaiu beras dan jagung dengan sumber daya yang dimilikinya.
Sumbu X menggambarkan kemampuan memproduksi beras, sedang sumbu Y untuk jagung.
Kurva possible production frontier (PPF) menggambarkan tingkat produksi maksimal yang
mungkin dicapai dengan sumber daya yang dimiliki. Semakin besar PPF berarti semakin
tinggi tingkat produksinya, semakin tinggi tingkat kekayaan negara tersebut.
98
B. Neraca Pembayaran Positif
Ibnu Kholdun juga menegaskan bahwa neraca pembayaran yang positif akan
meningkatkan kekayaan negara tersebut. Hal ini disebabkan neraca pembayaran yang positif
menggambarkan dua hal:
1. Tingkat produksi negara tersebut untuk suatu jenis komoditas lebih tinggi daripada
tingkat permintaan domestik negara tersebut, atau supply lebih besar dibanding
demand, sehingga memungkinkan negara tersebut melakukan ekspor;
2. Tingkat efisiensi produksi negara tersebut lebih tinggi dibandingkan negara lain.
Dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi maka komoditas suatu negara mampu
masuk ke negara lain dengan harga yang lebih kompetitif.
Dalam level makro bahasa kita adalah kemampuan produksi suatu negara,
sedangkan dalam level mikro bahasa kita adalah kemampuan produksi suatu produsen.
Secara grafis, pendapat Ibnu Khaldun ini dapat digambarkan dengan tingkat utilitas yang
berada diluar PPF. Ini berarti negara yang melakukan perdagangan internasional akan
menikmati tingkat kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan tidak melakukan
perdagangan. Dalam ilmu ekonomi, konsep ini dikenal sebagai Gain from trade. Tanpa
adanya perdagangan, maka tingkat kesejahteraan tertinggi dicapai ketika kurva utilitas
bersinggungan dengan PPF, yaitu pada titik autarky Pau (titik memenuhi kebutuhan
sendiri). Sedangkan adanya perdagangan akan mendorong kurva utilitas ke tingkat yang
lebih tinggi yang tidak mungkin dicapai oleh PPF.
99
Pada titik autarky, relative price antara beras dan jagung
digambarkan oleh garis harga harga (price line) Pau. Sekarang katakanlah produsen ini
mempunyai tingkat efisiensi yang relatif lebih tinggi dalam memproduksi beras dari
produsen lain. Maka ia akan mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk
memproduksi beras, sehingga jumlah beras yang diproduksinya naik menjadi Qb2, dan
jumlah jagung yang diproduksinya turun menjadi Qj2. Kelebihan produksi beras ini
diperdagangkan dengan harga yang berlaku yaitu Pp. Dengan price line yang baru ini,
produsen dapat menaikkan utilitasnya.
BAB 7
TEORI PENAWARAN ISLAMI
BAGIAN 1
PENDAHULUAN
Seperti halnya pada permintaan dalam islam yang diturunkan dari fungsi konsumsi, maka
teori penawaran hakikatnya adalah derivasi dari perilaku individu-individu perusahaan dalam
analisis biaya. Sehingga setiap perusahaan hanya akan berproduksi jika harga yang berlaku lebih
tinggi daripada biaya variabel rata-ratanya.
A. Kurva Penawaran Jangka Pendek
100
Pada gambar 7.1 dibawah ini tampak bahwa MC,MR dan kurva biaya variabel rata-rata
(AVC: Average Varible Cost). Pada setiap harga yang berada diatas P1, maka berapapun
penjualan yang dilakukan oleh produsen,harga selalu melebihi AVC sehingga produsen masih
mendapatkan laba ekonomis positif.
Apabila harga berada pada saat MC sama dengan AVC, maka titik perpotongan ini
disebut titik impas jangka pendek (short -run break- even point). Di mana pada harga ini
produsen tidak mendapatkan laba ekonomis, namun hanya mencapai tingkat BEP saja. Dengan
demikian, titik impas tersebut hanya akan beroperasi pada saat harga diatas AVC. Untuk
mandapatkan tingkat keuntungan maksimal produsen akan berproduksi ketika MC=MR, apabila
kita asumsikan pasar bersifat persaingan sempurna maka harga (p) juga berfungsi sebagai MR.
Dengan demikian, MC=P=MR, pada gambar 7.1 dibawah bila harga yang berlaku di pasar dalam
jangka pendek adalah P* maka produsen akan memperoleh keuntungan ekonomis sebesar
P*E*QS. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa kurva MC yang berada di atas kurva
AVC adalah garis yang menerangkan produsen bersediagambar 7.1
berproduksi. Untuk memperjelas kurva penawaran, pada gambar 7.1 apabila U1 dan U2
dihubungkan maka kita akan mendapat kurva penawaran. Perlu diingat pula bahwa kurva
penawaran seperti pada gambar 7.1 adalah fungsi penawaran untuk individu produsen dan bukan
fungsi penawaran untuk industri atau pasar.
Kurva penawaran jangka pendek dari suatu sektor industri secara keseluruhan dapat
dirumuskan lewat penjumlahan horizontal seluruh kurva penawaran jangka pendek masing-
masing perusahaan. Untuk mengilustrasikan penjumlahan horizontal kurva penawaran dapat
dilihat pada gambar 7.2 di bawah ini.Gambar 7.2
101
Kurva marginal untuk kedua perusahaan yang berbeda dilambangkan dengan MC a pada
panel (a) dan MC b pada panel (b). Kedua kurva biaya marginal ini hanya berlaku bila harga-
harga lebih besar daripada biaya variabel rata-rata minimum dari masing-masing produsen. Pada
panel (a), perusahaan hanya akan berproduksi sebanyak q1a, jika harga yang berlaku adalah P1.
Dan bila harganya P2 , maka perusahaan akan berproduksi sebesar q2a. Hal ini juga berlaku bagi
produsen kedua yang akan berproduksi pada q1b apabila harga yang berlaku P1, begitu juga bila
harga berada pada P2 maka produsen kedua akan berproduksi pada Q2b. Kalau kita asumsikan
industri yang sama hanyalah produsen a dan b maka penambahan secara horizontal merupakan
penawaran industri atau ∑MC.
BAGIAN 2
TOTAL COST DAN MARGINAL COST
Fungsi total cost menunjukkan, untuk setiap kombinasi input dan untuk setiap
tingkat output, minimum total costyang muncul adalah TC=TC (r,w,q). Meskipun fungsi total
costmenggambarkan secara menyeluruh biaya yang harus dikeluarkan, namun akan lebih
memudahkan dalam kaitannya dengan kurva permintaan , bila analisis biaya dilakukan pada
biaya per unit. Terdapat dua konsep biaya per unit yang dikenal yaitu:
1. Average cost / Average Total Cost
Berfungsi biaya per unit atau dihitung dengan rumus total costdibagi dengan
jumlah output yang dihasilkan. Secara matematis ditulis:
ATC=ATC (r,w,q) = TC (r,w,q) / q
2. Marginal cost
102
Berfungsi tambahan biaya yang muncul untuk setiap tambahan output yang dihasilkan
atau dihitung dengan rumus perubahan total biaya dibagi perubahan output. secara matematis
ditulis :
MC = MC (r.w.q) = TC (r,w,q)/q
Jadi fungsi total cost diturunkan dari fungsi total produksi, dan fungsi marginal
costditurunkan dari fungsi total cost. Begitu juga dengan fungsi average cost diturunkan dari
fungsi total cost.Tabel berikut ini memberikan ilustrasi numerik dari hubungan komponen-
komponen tersebut. Fixed cost of capital diasumsikan 30 dollar/jam dan biaya variabel yaitu
biaya per unit tenaga kerja adalah 10 dollar / jam.
L Q F
C
V
C
T
C
A
FC
A
VC
A
TC
M
C*
0 0 3
0
0 3
0
∞ - ∞
1 4 3
0
1
0
4
0
7
.50
2
.50
1
0.00
2
.50
2 1
4
3
0
2
0
5
0
2
.14
1
.43
3
.57
1
.0
3 2
7
3
0
3
0
6
0
1
.11
1
.11
2
.22
0
.77
4 4
3
3
0
4
0
7
0
0
.70
0
.93
1
.63
0
.63
5 5
8
3
0
5
0
8
0
0
.52
0
.86
1
.38
0
.67
6 7
2
3
0
6
0
9
0
0
.42
0
.83
1
.25
0
.71
7 8
1
3
0
7
0
1
00
0
.37
0
.86
1
.23
1
.11
8 8 3 8 1 0 0 1 3
103
4 0 0 10 .36 .95 .31 .33
Gambar 7.3
Kurva marginal cost akan memotong dari bawah kurva average total costpada titik
minimalnya. Titik Q2 adalah jumlah output pada saat VC mencapai titik minimalnya yang juga
adalah persinggungan kurva VC dengan rental cost per unit (r). Titik Q3 adalah jumlah output
pada saat ATC mencapai titik minimalnya yang juga titik dimana kurva MC memotong dari
bawah kurva ATC. Titik Q4 adalah jumlah output di mana kurva MC mencapai titik
minimalnya,yaitu pada saat perubahan return to scalekurva variable cost yang juga perubahan
returns to scale kurva total cost.
A. Marginal Cost dan Kurva Penawaran
Dalam jangka pendek perusahaan akan memaksimalkan labanya dengan memilih jumlah
output di mana harga sama dengan marginal cost, selama tingkat harga tersebut lebih besar
daripada nilai minimal biaya variabel rata-rata (average variable cost, AVC). Jika kedua keadaan
tersebut terpenuhi, maka itulah kurva penawaran.
Untuk setiap tingkat harga di bawah minimum AVC, jumlah yang ditawarkan adalah
nihil. Pada tingkat harga sama dengan AVC, jumlah yang ditawarkan adalah Q2. Untuk setiap
tingkat harga di atas AVC, jumlah yang ditawarkan digambarkan oleh kurva MC. Misalnya, pada
tingkat harga sama dengan ATC, jumlah yang ditawarkan adalah Q3. Jadi kurva penawaran
adalah kurva marginal cost yang di atas AVC.
Perhatikanlah kurva penawaran, yaitu kurva marginal cost yang dicetak tebal. Selisih
antara kurva ATC dengan kurva AVC yang digambarkan dengan celah di antara kedua kurva
tersrebut, menggambarkan AFC (average fixed cost). Sekarang perhatikanlah kurva penawaran
104
yang berada di antara kurva ATC dan AVC. Untuk setiap tingkat harga di atas AVC, namun di
bawah ATC (yaitu antara output Q2 dan Q3), berarti perusahaan mengalami kerugian setiap
output yang dijual karna harga lebih kecil dibanding ATC.
Meskipun harga lebih kecil dibanding ATC, bagi perusahaan lebih baik untuk tetap
menjual outputnya karena pada tingkat harga tersebut perusahaan telah mampu membayar AVC
nya. Kerugian yang masih terjadi adalah sebesar AFC nya. Perlu diingat bahwa FC adalah biaya
tetap yang harus dibayar perusahaan apakah perusahaan berproduksi atau tidak berproduksi.
Nah, karena AFC tetap akan muncul berapapun jumlah output yang diproduksi, maka lebih baik
bagi perusahaan untuk memproduksi
B. Producer Surplus
Selisih antara tatal revenue dengan total variable cost disebut producer surplus atau quasi
rent. Producer surplus dapat dihitung dengan dua cara.
Cara pertama
Secara matematis, total revenue adalah hasil kali P*Q*. sedangkan total variable
cost adalah hasil kali AVC dengan Q*. selisih antara keduanya digambarkan dengan segi empat
yang diarsir yaitu hasil kali antara (P*-AVC) dengan Q*. Inilah yang disebut producer surplus.
Secara matematis ditulis :
Produser surplus =TR – TVC
= ( P x Q ) – (AVC x Q)
= (P – AVC) x Q
Cara kedua
Cara lain untuk menghitung producer surplus sebagai berikut. Perhatikanlah bahwa
variable cost untuk memproduksi 1 unit output sama dengan marginal cost pada jumlah output 1
105
unit. Variabel cost untuk memproduksi 2 unit output sama dengan marginal cost pada jumlah
output 1 unit tambah marginal cost pada jumlah unit 2, dan seterusnya. Sehingga VC(Q) = MC
(1) + MC (2) + … + MC (Q).
Cara pertama lebih mudah untuk menghitung total producer surplus. Sedangkan cara
kedua lebih berguna untuk menghitung perubahan dari producer surplus yang telah ada (existing
producer surplus).
BAGIAN 3
PENGARUS PAJAK PENJUALAN
Bila harga tetap pada tingkat harga semula, maka peningkatan biaya ini berarti
penurunan profit. Karena total revenue tetap sedangkan total cost meningkat. Sebelum adanya
pajak penjualan, tingkat profit sebesar profit. Dengan adanya pengenaan pajak penjualan, tingkat
profit menurun menjadi profit.
Ketika kurva ATC memotong garis harga dari atas, jumlah penawaran adalah Q.
Pada titik Q, tingkat profit nihil karena pada titik ini AR = ATC yang berarti TR = TC. Tingkat
provit nihil ini digambartkan oleh kurva provit pada diagram dibawah yaitu titik Q pada garis
horizontal sumbu X. begitu pula ketika kurva ATC memotong garis harga dari bawah, jumlah
penawaran adalah Q. pada titik Q ini, tingkat provit juga nihil. Itu sebabnya kurva profit pada
tingkat output Q juga berada pada garis horizontal sumbu X.
106
Ketika kurva MC = P*, profit mencapai tingkat maksimal. Ini terjadi pada tingkat
produksi Q*. tingkat profit maksimal ini digambarkan oleh kurva profit pada diagram bawah
yaitu titik Q*. total profit digambarkan oleh segiempat profit yang diarsir pada diagram diatas.
Adanya pengenaan pajak penjualan meningkatkan ATC dari ATC menjadi ATC
2, dan MC 1 menjadi MC 2. Harga tetap berada pada tingkat P*.
Ketika kurva ATC 2 memotong garis harga dari atas, jumlah penawaran adalah Q
2. Pada titik Q 2, tingkat profit nihil karena pada titik ini AR = ATC yang berarti TR = TC.
Tingkat profit nihil ini digambarkan oleh kurva provit pada diagram bawah yaitu titik Q 2 = pada
garis horizontal sumbu X. begitu pula ketika kurva ATC 2 memotong garis harga dari bawah,
jumlah penawaran adalah Q 2. Pada titik Q 2 ini, tingkat profit juga nihil. Itu sebabnya kurva
profit 2 pada tingkat output Q 2 juga berada pada garis horizontal sumbu X.
Ketika kurva MC 2 = P*, profit mencapai tingkat maksimal. Ini terjadi pada
tingkat produksi Q 2*. Tingkat profit maksimal ini digambarkan oleh kurva provit 2 pada
diagram bawah yaitu titik Q 2*. Total profit digambarkan oleh segi empat profit 2 yang diarsir.
Jelaslah profit 2 lebih kecil disbanding profit 1. Secara parallel kita dapat pula mengatakanbahwa
producer surplus dengan adanya pajak penjualan lebih kecil dibandingkan producer surplus tanpa
adanya pajak penjualan.
A. Pengaruh zakat perniagaan
Pengenaan zakat perniagaan memberikan pengaruh yang berbeda dibandingkan
dengan pengenaan pajak penjualan. Dalam konsep islam, zakat perniagaan dikenakan bila
telah terpenuhinya dua hal : nisab (batas minimal harta yang menjadi objek zakat, yaitu
setara 96 gram emas) dan haul (batas minimal waktu harta tersebut dimiliki yaitu satu
tahun). Bila nisab dan haul telah terpenuhi, maka wajiblah dikeluarkan zakatnya sebesar
2,5 %.
A. Pengaruh Zakat Perniagaan
Dalamkonsepislam, zakat perniagaandikenakanbilatelahterpenuhinyaduahal: nisab
(batas minimal harta yang menjadiobjek zakat, yaitusetara 96 gram emas) dan haul (batas
107
minimal waktuhartatersebutdimilikiyaitusatutahun). Objek zakat perniagaanadalahbarang
yang diperjualbelikan.
Dalamilmuekonomipendapatpertamaberarti yang menjadiobjek zakat
adalaheconomic rent,sedangkanpendapatkeduaberarti yang menjadiobjek zakat
adalahquasi rentatauprocedur surplus.
BAGIAN 4
INTERNALISASI BIAYA EKSTERNAL
Salah satucarauntukmemaksimalkan profit adalahdenganmemindahkanbiaya-
biaya yang seharusnya di tanggungprodusenkepadapihak lain. Biaya yang
paligmudahdialihkandenganpihaklainadalahbiaya yang tidakmempunyaikaitanlangsungdengan
proses produksi.
PembahasantentangGarisBesarEkonomi Islam
kitatelahmembahasbahwakonsepadildalamekonomiislammencakupempathal,
yaitudilarangmelakukanmafsabah, dilarangmelakukantransaksigharar,
dilarangmelakukantransaksimaisir, dan yang terakhirdilarangmelakukantransaksiriba.
Mafsabahadalahmelakukankerusakan yang dalamistilahekonominyadisebutnegative externalities.
Dalamekonomikonvensional, negative externalities
masihdapatditolerirdennganketentuan-ketentuantertentu.Misalnyadenganpenentuanemissions
standarddan emissions fees.Emissions
standardadalahketentuanhukumtentangbatasmaksimaltingkatpolusi yang
masihdiperbolehkan.Sedangkanemissions feesadalahkompensasi yang harusdibayaruntuksetiap
unit polusi yang dilakukanprodusen.
Semakin kecil tambahan biaya untuk mengurangi polusi, maka semakin besar
pengurangan tingkat polusi (makin besar benefit bagi masyarakat), sehingga semakin rendah
tingkat polusi.
108
Dalam konsep islam, mencegah mafsadah lebih di utamakan daripada
memperbaiki dampak buruk mafsadah, meskipun dampak buruk tersebut timbul sebagai akses
dari suatu produksi yang bermanfaat. Itu sebabnya penggunaan mekanisme recycling lebih di
utamakan daripada instrumen fees dan standards. MC adalah Islamic Marginal Cost, EC adalah
External cost, RC adalah Refund cost per unit, dan MCR adalah marginal marginal cost of
recycling. Bila potensi negative externalities terdapat di lingkungan produsen, recycling dalam
artian mendaur ulang untuk memproduksi output yang sama tidak selamanya dapat dilakukan.
Namun demikian, recycling dalam artian mendaur ulang limbah untuk di manfaatkan
memproduksi output lain tetap dapat di lakukan.
BAB 8
MEKANISME PASAR ISLAMI
BAGIAN I
PENDAHULUAN
Permintaan, Penawaran, dan Regulasi Tingkat Harga
109
Abu Yusuf (wafat 798) mengatakan:
“Tidak ada batasan tertentu tentang murah dan mahal yang dapat di pastikan. Hal tersebut
ada yang mengaturnya. Prinsipnya tidak bisa di ketahui. Murah bukan karena melimpahnya
makanan, demikian juga mahal tidak di sebabkan oleh kalangkaan makanan. Murah dan mahal
merupakan ketentuan Allah. Terkadang makanan berlimpah tetapi tetap mahal, dan terkadang
makanan sangat sedikit tetapi murah”.
Dalam kenyataanya benar, bahwa tingkat harga tidak hanya bergantung
padapenawaran semata, dimana hal sangat penting juga adalah permintaan. Oleh karena itu
kenaikan atau penurunan tingkat harga tidak harus selalu berhubungan dengan kenaikan dan
penurunan produksi saja. Ibn Taimiyah melakukan pembahasan mengenai permasalahan tersebut
secara menyeluruh dan melakukan analisis terhadap hal tersebut dari sudut pandang ekonomi.
Mengenai masalah pengaturan tingkat harga juga di bahas secara rinci oleh Ibn
Taimiyah. Cukup bermanfaat apabila mengingat bahwa penjelasan Ibn Taimiyah mengenai
pengaturan tingkat harga adalah lebih menyeluruh dibandingkan yang lainnya.
Alasannya adalah karena Ibn Taimiyah, seperti juga Al-Ghazali (yang ia rujuk
dalam hal ini)menganggap industri-industri dan jasa-jasa yang berbeda adalah kewajiban kolektif
(fardu kifayah) bagi semua muslim. Ini menggambarkan bahwa industri dan perdagangan adalah
kewajiban bersama religius, Al-Ghazali menyatakan:
“apabila industri-industri dan perdagangan-perdagangan tersebut di tinggalkan begitu
saja, perekonomian akan runtuh dan manusia akan lenyap”.
BAGIAN 2
PEMIKIRAN ILMUWAN ISLAM
110
A. Thomas Aquinas Vs Ibn Taimiyah
Permasalahan yang dibahas oleh Aquinas yang mana jatuh dalam jangkauan telaahan ini
adalah yang berhubungan dengan perniagaan, harga yang adil, kepemilikan, dan riba. Ide-ide ini
diwarisi dari Aristoteles dan Aquinas mengadopsi dengan sepenuh hati. Ibn Taimiyah juga
mengenal pemikiran-pemikiran dari Aristoteles, tetapi tidak seperti Aquinas,ia tidak
menganggap Aristoteles sebagai filsuf dan guru universal.Sebaliknya, Ibn Timiyah berpikiran
bahwa Aristoteles salah atau keluar jalur, dan mengkritik Aristoteles dalam tulisan-tulisannya,
serta menolak untuk mengikuti pendapat-pendapat Aristoteles. Cukup penting untuk di catat
bahwa Thomas Aquinas sangat mengenal tulisan-tulisan dari ilmuan dan pemikir muslim seperti
Ibn Rushd (Averroes), Ibn Sina (Avicenna) dan yang lainnya, serta tampaknya Aquinas
memanfaatkan pemikaran-pemikiran tersebut.
Harga Pasar
Salah satu topik penting yang dibahas oleh Aquinas adalah harga pasar (just
price). Asal mula ide ini di temukan dalam tulisan Aristoteles. Albertus Magnus memasukkan
analisis biaya tenaga kerja kedalam pembahasan mengenai harga pasar, dimana dengan beberapa
perbaikan dan penyempurnaan, Aquinas meneruskannya. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, Ibn Taimiyah tidak mengambil pemikiran dari filsuf yunani. Ia menemukan tentang
hal tersebut dalam beberapa hadist Nabi saw. dan hal tersebut banyak sekali terdapat
dalamliteratur mengenai fiqih islam. Bagi keduanya, harga pasar haruslah terjadi dalam pasar
yang kompetitif dan tidak boleh ada penipuan. Akan tetapi mengenai penetapan pagu harga,
Aquinas hanya mempertimbangkan nilai subjektif dari sebuah objek dari sisi penjual saja,
sementara Ibn Taimiyah juga mempertimbangkan nilai subjektif objek dari sisi pembeli sehingga
menjadikan analisisnya baik daripada Aquinas.
Mekanisme Pasar dan Penetapan Harga
Ibn Taimiyah adalah seorang pelopor dalam penjelasannya tentang penentuan harga
dalam hubungannya dengan penawaran dan permintaan. Schumpeter menuliskan:
111
“As regards the theory of the mechanism of pricing there is very little to report before the
middle of the eighteen century”.
Ibn Timiyah juga melakukan pembahasan mengenai pengaturan tingkat harga
oleh pemerintah serta juga memberi perhatian pada monopoli, oligopoli, dan monopsoni,
Inb Taimiyah
Ibn Taimiyah mengatakan dengan tegas bahwa harga ditentukan oleh kekuatan
permintaan dan penawaran.
Ia menyatakan bahwa naik turunnya harga tidak selalu disebabkan oleh tindakan tidak
adil dari sebagian orang yang terlibat transaksi. Bisa jadi penyebabnya adalah penawaran yang
menurun akibat inefisiensi produksi, penurunan jumlah impor barang-barang yang diminta atau
juga tekanan pasar. Kelangkaan dan melimpahnya barang mungkin disebabkan oleh tindakan
adil atau mungkin juga tindakan yang tidak adli.
Menurut Ibn Taimiyah, penawaran bisa datang dari produksi domestik dan impor.
Besar kecilnya kenaikan harga bergantung pada besarnya perubahan penawaran dan atau
permintaan. Dibedakan pula dua faktor penyebab pergeseran kurva penawaran dan permintaan,
yaitu tekanan pasar yang otomaatis dan perbuatan melanggar hukum dari penjual, misalnya
penipuan.
Perubahan dalam penawaran di gambarkan sebagai peningkatan atau penurunan
dalam jumlah yang ditawarkan, sedangkan permintaan sangat ditentikan oleh selera dan
pendapatan.
Harga
112
S2
S1
P2 B
P1A
0 Q2 Q1jumlah
Gambar 8.1 Penawaran yang Menurun Akibat Inefisiensi Produksi
Awalnya titik ekuilibrium berada pada titik A dengan harga P1 dan jumlah Q1. Namun,
karena terjadi inefisiensi produksi, maka terjadi kenaikan biaya produksi yang harus ditanggung
oleh perusahaan. Kenaikan biaya produksi ini menyebabkan pergeseran kurva supply dari S1 ke
S2, maka tercipta titik ekuilibrium baru pada titik B. Pada titik B ini terjadi penurunan kuantitas
yang ditawarkan dari Q1 menjadi Q2, dan pada saat yang sama terjadi kenaikan harga dari P1
menjadi P2.
Bila seluruh transaksi terjai sudah sesui aturan, kenaikan harga yang terjadi merupakan
kehendak Allah. Hal tersebut yang impersonal. Ibn Taimiyah juga membedakan dua faktor
penyebab pergeseran kurva penawaaran dan permintaan, yaitu tekanan pasar yang otomatis dan
perbuatan melanggar hukum oleh penjual, misalnya penimbunan.
Adapun faktor lain yang memprngaruhi permintaan dan penawaran adalah intensitas dan
besarnya permintaan, kelangkaan dan melimpahnya barang, kondisi keprcayaan, serta diskonto
dari pembayaran tunai. Permintaan barang acapkali berubah. Perubahan tersebut bergantung
113
pada jumlah penawaran, jumlah ornag yang menginginkannya, kuat-lemahnya serta besar-
kecilnya kebutuhan terhadap barang tersebut. Bila penapsiran ini benar, Ibn Taimiyah telah
mengasosiakan harga tingi dengan intensitas kebutuhan pembeli. Bila kebutuhan kuat dan besar,
hargaakan naik. Demikian pula sebaliknya.
Harga
S1
P2E2S2
P1 E1 D2
D1
0 Q2 Q1 Jumlah
Awalnya titik ekuilibrium terjadi pada saat E1 dengan harga P1 dan kuantitas Q1. Bila permintaan terhadap barang meningkat, maka terjadi pergeseran kurva permintaan dari D1 dan D2. Dan bila pada saat yang sama penawaran berkurang maka terjadi pergeseran kurva penawaran dari S1 menjadi S2. Naiknya permintaan dan turunnya penawaran ini menyebabkan terbentuknya titik ekuilibrium baru E2 dengan harga yang lebih tinggi P2 dan kuantitas yang lebih sedikit Q2.
Gambar 8.2 Pergerakan kurva, permintaan meningkat, Penawaran menurun
114
Harga juga dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan terhadap orang-orng yang terlibat
dalam transaksi. Bila seseorang cukup mampu dan percaya dalam membayar kredit, penjual akan
senang melakukan transaksi dengan orng tersebut. Namun, apabila kredibilitas seseorang dalam
masalah kredit telah diragukan, penjual kan ragu untuk melakukan transaksi dengan orang
tersebut dan cenderung memasang harga tinggi (dalam peristilahan ekonomi modern, hal ini
disebut sebagai risk premium). Demikian juga apabila menggunakan kontrak.
Pada tempat yang lain Ibn Taimiyah mengemukakan relevansi antara kredit terhadap
penjuala. Karena itu kita dpat menyimpulkan bahwa transaksi kredit merupak hal yang wajar
pada saat itu.Ketika menetapkan harga para penjual harus memperhatikan ketidakpastian
pembayaran pada masa yang akan datang. Ia juga menengarai kemungkinan penjual menawarkan
diskon untuk transaksi tunai. Dengan demikian, Ibn Taimiyah bukan saja menyadari kekuatan
penawaran dan permintaan, melainkan juga menyadari insentif, disintetif, ketidakpastian, dan
resiko yang terlibat dalam transaksi pasar.
Menarik untuk dicatat bahwa tampaknya Ibn Taimiyah mendukung kebebasan untuk
keluar-masuk pasar. Ia misalnya mengatakan bahw memaksa orang agar menjual berbagai benda
yang tidak diharuskan untuk menjualnya atau melarang mereka menjual barang-barang yang
diperbolehkan untuk dijual, merupakn sesuatu yang tidak adil dan karenanya melanggar hukum.
Lebih jauh, ia mengkritik adanya kolusi antara pembeli dan penjual. Ia menyokong
homogenitas dan standarisasi produk dan melarang pemalsuan produk serta penipuan
pengemasan produk untuk dijual.
Ibn Taimiyah melarang peraturan yang berlebihan ketika kekuatan pasar secara bebas
bekerja untuk menentukan harga yang kompetitif. Dengan tetap memperhatikan pasar yang tidak
sempurna, ia merekomendasikan bahwa bila melakukan penimbunan dan menjual pada harga
yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga normal padahal orang-orang membutuhkan barang-
barang ini, maka para penjual diharuskan untuk menjualnya pada tingkat harga ekuivalen. Secara
kebetulan, konsep ini bersamaan artinya dengan apa yang disebut dengan harga yang adil.
115
Selanjutnya, bila ada elemen-elemen monopoli (khususnya dalam pasar bahan makanandan
kebutuhan pokok lainnya), Pemerinth harus turun tangan melarang kekuatan monopoli.
B. Ibnu Khaldun
Dalam bukunya yang berjudul al-muqaddimah, Ibn Kaldun menulis secara khusus satu
bab berjudul “Harga-harga kota”. Ia membagi barang menjadi dua jenis, yakni barang kebutuhan
pokok dan barnag pelengkap. Menurut dia, bila suatu kota berkembang dan selanjutnya
populasinya bertambah banyak (kota besar), maka pengadaan barang-barang kebutuhan pokok
akan mendapatkan prioritas.
“...karena segala macam biji-bijian merupakan sebagian dari bahan makanan kebutuhan pokok. Karenanya, permintaan akan bahan itu sangat besar. Tak seorang pun melainkan bahan makanannya sendiri atau bahan makanan keluarganya, baik bulanan maupun tahunan. Sehingga usaha untuk mendapatkannya dilakukan oleh seluruh penduduk kota,atau oleh sebagian besar daripada mereka, baik di dalam kota maupun di daerah sekitarnya. Ini tak dapat dipungkiri. Masing-masing oraang yang berusaha untuk mendapatkan makanan untuk dirinya sendiri, memilih surplus besar melebihi kebutuhan diri dan keluarganya. Surplus ini dapat mencukupi kebutuhan sebagian besar penduduk kota itu. Tidak dapat diragukan penduduk di kota itu memiliki makanan lebih dari kebutuhan mereka. Akibatnya, harga makanan menjadi murah...
....Di kota-kota kecil dan sedikit penduduknya, bahan makanan sedikit, karena mereka memiliki sup;ay kerja yang kecil, dan karena melihat kota yang kecil orang –orang khawatir kehabisan makanan. Karenanya mereka mempertahankan dan menyimpan makanan yang telah mereka miliki. Persedian itu sangat berharga bagi mereka, dan orang yang mau membelinya haruslah membayar dengan harga tinggi.
Hal ini dapat diilustrasikan pada gambar 8.7 berikut:
P
116
S1
S2
P1A
P1 B
D2
D1
0 QS1QS2Q
Gambar 8.3 Harga Kebutuhan Pokok di Kota Besar dan Kota Kecil
Suplai bahan pokok penduduk kota besar(Qs2) jauh lebih besar daripada suplay bahan
pokok penduduk kota kecil (Qs1). Menurut Ibn Khaldun, penduduk kota besarmemiliki suplay
bahan pokok yang melebihi kebutuhannya sehingga harga bahan pokok di kota besar memiliki
harga yang rekatif murah (P2). Sementara itu, suplai bahan pokok di kota kecil relatif kecil,
karena itu ornag-orang khawatir akan kehabisan makanan, sehingga harganya relatif lebih mahal
(P1).
Di lain pihak, permintaan terhadap barang-barang pelengkap akan meningkat sejalan
dengan berkembangnya kota dan berubahnya gaya hidup. Dalam bukunya, Ibn Khaldun menulis
sebagai berikut:
“Barang pelengkap lainny, seperti bambu, buah-buahan, dan lain sebagainya, tidak merupakan bahan yang bersifat umum. Untuk memperolehnya tidak perlu mengerahkan semua penduduk kota atau sebagian besar daripadanya. Kemudian, bila suatu tempat telah makmur, padat penduduknya, dan penuh dengan kemewahan, di situ akan timbul kebutuhan yang besar akan barng-barangdi luar barang kebutuhan sehari-hari. Tiap orang berusaha membeli barang mewah itu dengan kesanggupannya. Dengan
117
demikian, persediaan tidak bisa mencukupi kebutuhan; jumlah pembeli meningkat sekalipun persediaan barang tersebut sedikit, sedang orang kaya berani membayar tinggi, sebab kebutuhan mereka makin besar. Dan ini sebagaimana Anda lihat, akan menyebabkan naiknya harga.
Dalam bahasa ekonomi kontemporernya, terjadi peningkatan disposable income dari
penduduk kota-kota. Naiknya disposable income dapat meningkatkan marginal propensity to
consume terhadap barang-barang mewah dari setiap penduduk kota tersebut. Hak ini
menciptakan permintaan baru atau peningkatan permintaan terhadap barang-barang mewah.
Akibatnya harga barang mewah akan naik.
Secara grafis pendapat Ibn Khaldun tersebut dapat digambarkan pada gambar 8.4 berikut
ini:
P
S
P2
118
P1 D2
D1
0 Q1 Q2 Q
Karena terjadi peningkatan diposable income dari penduduk seiring dengan
berkembangnya kota, maka terjadi kenaikan proporsi pendapatan yang digunakan untuk
mengonsumsi barang mewah. Akibatnya terjadi pergeseran kurva permintaan terhadap barang
mewah dari D1 menjadi D2. Hal ini mengkibatkan kenaikan harga.
Gambar 8.4. Naiknya Permintaan terhadap Barang Mewah karena Kenaikan
Disposable Income Menyebabkan Mahalnya Harga Barang Mewah
Ibn Khaldun juga menjelaskan mekanisme permintaan dan penawaran dalam
menentukan harga keseimbangan. Secara lebih rinci, ia menjabarkan pengaruh persaingan
diantara konsumen untuk mendapatkan barang pada sisi permintaan.
Setelah itu, ia menjelaskan pula pengaruh meningkatnya biaya produksi karena pajak dan
pungutan-pungutan lainnya di kota tersebut, pada sisi penawaran.
Ibn Khaldun menjelaskan mekanisme permintaan dan penawaran dalam menentukan
harga keseimbangan. Ia menjelaskan pula pengaruh meningkatnya biaya produksi karena pajak
dan pungutan=pungutan lan dikota, pada sisi penawaran, “Bea cukai biasa, dan bea cukai lainya
dipungut atas bahan makanan di pasar-pasar dan pintu-pintu kota demi raja, dan para pengumpul
pajak menarik keuntungan dari transaksi bisnis untuk kepentingan mereka sendiri. Karena,
karena harga dikota lebih tinggi daripada dipadang pasir”. Hal ini terjadi (karena harga-harga
119
barang dipadang pasir tidak dikenakan pajak), sementara harga-harga barang dikota memiliki
kandungan pajak, karenanya harga barang di kota lebih mahal dari pada harga barang di padang
pasir. Dari segi biaya produksi,pengenaan pajak akan meningkatkan harga jual, sehingga pada
giliranya akan mengakibtkan kenaikan harga.
Pada bagian lain dari bukunya, Ibn khaldun menjelasan pengaruh naik dan turunya
penawaran terhadap harga, “ Ketika barang-barang yang tersedia sedikit, harga-harga akan naik.
Namun, bila jarak antar kota dekat dan aman untuk melakukan perjalanan, akan banyak barang
yang diimpor sehingga ketersedian barang akan melimpah, dan harga-harga akan turun”. Bahwa
keuntungan yang wajar akan mendorong tumbuhnya perdagangan, sedangkan keuntungan yang
sangat rendah akan membuat lesuh perdagangan karena pedagang kehilangan motivasi.
BAGIAN 3
MEKANISME PASAR DALAM ISLAM
Dalam konsep ekonomi Islam penetuan harga dilakukan oleh kekuatan-kekuatan
pasar, yaitu kekutan permintan dan penawaran. Pertemuan permintaan dengan penawaran
tersebut haruslah terjadi secara rela sama rela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa untuk
melakukan transaksi pada tingkat harga tersebut.
Keadaan rela sama rela merupakan kebalikan dari keadaan aniaya, yaitu keadaan
dimana salah satu pihak senang di atas kesedihan pihak lain. Dalam hal harga, para ahli fiqih
merumuskanya sebagai THE PRICE OF THE EQUIVALENT, mempunyai implikasi penting
dakam ilmu ekonomi, yaitu keadaan pasar yang kompetitif.
Dalam konsep islam, monopoly, duopoly, oligopoly dalam artianya hanya ada
satu penjual, dua penjual, atau beberapa penjual tidak dilarang keberadanya, selama merekan
tidak mengambil keuntungan di atas keuntungan normal. Ini merupakan konsekuensi dari konsep
THE PRICE OF THE EQUIVALENT.
120
Setiap bentuk yang dapat menimbulkan ketidak adilan dilarang.
1. TALAQQI RUKBAN dilarang karena perdaganganyang menyongsong di pinggir
kota mendapat keuntungan dari ketidaktahuan penjual dari kampung akan harga yang
berlaku di kota.
2. Mengurangi timangan di larang karena barang dijual dengan harga yang sama untuk
jumlah yang lebih sedikit.
3. Menyembunyikan darang cacat yang dilarang karena penjual mendapatkan harga
yang baik untuk kualitas yang buruk.
4. Menukar kurma kering dengan kurma basah dilarang, karena takaran kurma basah
ketika kering bisa jadi tidak sama dengan kurma kering yang ditukar.
5. Menukar satu takar kurma kualitas bagus dengan dua takar kurma kualitas sedang
dilarang karena setiap kualitas kurma mempunyai harga pasaranya.
6. Transaksi NAJASY dilarang karena si penjual menyuruh orang lain memuji
barangnya atau menawar dengan harga tinggi agar orang lain tertarik.
7. IKHTIKAR dilarang, yaitu mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan
menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi.
8. GHABAN FAA-HISY (besar) dilarang yaitu menjual diatas harga pasar.
A. INTERVENSI PASAR
Dalam konsep ekonomi islam, cara pengendalian harga ditentukan oleh
penyebabnya. Bila penyebabnya adalah perubahan pada GENUINE DEMAND
dan GENUINE SUPPLY, makan mekanisme pengendalian dilakukan melalui
MARKET INTERVENTION. Sedangan bila penyebabnya adalah DISTORSI
rehadap GENUINE DEMAND dan GENUINE SUPPLY, maka mekanisme
pengendalian dilakukan melalui penghilangan DISTORSI termasuk penentuan
PRICE INTERVENTION untuk mengembalikan harga pada keadaan sebelum
DISTORSI.
121
Kaummuslim juga pernahmengalamiharga-harganaik di Madinah angdisebabkan factor
yang genuine. Untukmengatasihaltersebutkhalifahumar ibn khattabr.a.lakukan market
intervention. SejumlahbesarbarangdiimpordariMesirke Madinah.Denganmasuknabarang-
barangimporkeMesir, kurvapenawarankembalibergeserkekanan,
yaitupadatingkatsemula.Namundemikian, rendahnyadayabelikaummusliminsaatitu,
memaksaumarr.a.mengeluarkansejeniscek yang dibagikankepadamereka yang berhak.
Market intervention
menjadisangatpentingdalammenjaminpengadaanbarangkebutuhanpokok.Dalamkeadaankekurang
barangkebutuhanpokok, pemerintahdapatmemaksapedagang yang
menahanbarangnyauntukmenjualbarangnyakepasar.
Dalamkeadaannilaiuang yang tidakberubah, kenaikanhargaataupenurunanhargasemata-
mataditentukanolehkekuatanpenawarandanpermintaan.Bilalebihbilalebihbanyakmakanandaripad
a yang diperlukansuatukota, makahargamakananmurahdemikiansebaliknya.
Market intervention
tidakselaludiartikanpemerintahmenambahjumlahketersediaanbarang.Terganggunyajalurperdagan
ganantarkotaakanmenyebabkanpasokanbarangberkurangatausecaragrafiskurvapenawaranbergese
rkekiri. Intervensipemerinahdalammengatasiterganggunyajalurperdagangan, akanmembuat
normal kembalipasokan, yang scaragrafisdigambarkandengankurvapenawaran yang
bergeserkekanan.
IntervensiHarga: Ceiling Price
Pemerintahmenetapkanhargamaksimalpada Pc, dimana Pc
lebihkecildibandingkanhargapasar.Padatingkatharga Pc, jumlahbarang yang dimintasebesarQ2,
sedangkan jumlah barang yang ditawarkan sebesar Q1. Ini berarti terjadi excess demand sebesar (
Q2-Q1).
122
Inilahindahnyaislam. Bukansajakorupsidankolusi yang dilarangdalamislam, namun juga
jalan kea rah korupsidankolusidilarang. DalamkonteksinikitadapatmemahamimengapaRasulullah
SAW menolakuntukmelakukan price
interventionselamakekuatanpasarbejalanrelasamarelatanpaada yang melakukandiskorsi.
Denganadanya ceiling price ini, konsumenmendapattambahan consumer surplus,
namunkeduapihakbaikkonsumendanprodusenakankehilangansejumlah surplus yang
tidakdapatdinikmatiolehkeduanya. Penurunan total surplus inidisebut dead weight loss.
Secaragrafisnaiknya consumer surplus digambarkanolehsegiempat A.
sedangkanhilangnya consumer surplus yang tidakdinikmatiolehsiapa pun
digambarkanolehsegitiga B. jadisecaranetokenaikan consumer surplus:
Kenaikan consumer surplus
(akibatpenurunan producer surplus)
: +A
Hilangnya consumer surplus
: - B
Kenaikanneto consumer surplus
: (A-B)
Bagiprodusen, penetapan ceiling price iniakanmenurunkanproduser surplus.
Sebagianpenurunan producer surplus dinikmatiolehkonsumenberupakenaikan consumer surplus,
dansebagianlainnyatidakdapatdinikmatiolehsiapapun.Secaragrafispenurunan producer surplus
123
digambarkanolehsegiempatAditambahdengansegitiga C. jadisecaranetopenurunan producer
surplus.
Penurunan producer surplus
(yangdinikmatiolehkonsumen)
: -A
Penurunan producer surplus
(yangtidakdinikmatisiapapun)
: -C
Penurunanneto producer surplus
: - (A+C)
Secarakeseluruhanpengaruh ceiling price adalah:
Hilangnya consumer surplus
: -B
Penurunan producer surplus
(yangtidakdinikmatisiapa pun)
: -C
Total penurunan (dead weight loss)
: - (B+C)
Jelaslahdalampenerapan ceiling price tidaksajaterjadi transfer surplus
dariprodusenkekonsumen, juga terjadi transfer surplus
124
daripositifmenjadinegatif.DenganinikitadapatlebihmamahamikontekskalimatRasulullah SAW,
“…tidakmenuntutkukarenakezalimandalamhaldarahatauharta…”
IntervensiHarga: Floor Price
Katakanlahpemerintahmenetapkanharga minimal pada Pf, dimana Pf
lebihbesardibandingkanhargapasar.Padatingkatharga Pf, jumlahbarang yang dimintasebesarQ1,
sedangkan jumlah barang yang ditawarkan sebesarQ2. Ini berarti terjadi excess supply sebesar (
Q2-Q1). Adanya excess supply ini akanmendorongtimbulnyapasargelap, yang
selanjutnyamenimbulkankorupsidankolusi.
Akibatselanjutnyaadalahhargadasartidakefektifbagipetanikarenaharganeto yang
diterimapetanisetelahdikurangibesarnyauangsuapakansamadenganhargapasar.
Dengan adanya floor price ini produsen mendapatkan tambahan produser suplus, namun
kedua pihak baik konsumen dan produsen akan kehilangan sejumlah surplus yang tidak dapat
dinikmati oleh keduanya. Penurunan total surplus ini disebut dead weight loss.
Gambar 8.13: kenaikan producer surplus akibat floor price
Secara garfis naiknya producer surplus digambarkan oleh segi empat D. Sedangkan
hilangnya producer surplus yang tidak dinikmati oleh siapapun digambarkan oleh segi tiga C,
jadi secara neto kenaikan producer surplus:
Kenaikan surplus
(akibat penurunan consumer surplus) :+D
Hilanya producer surplus :-C
(kenaikan netto produser surplus) :(D-C)
125
Gambar 8.14: penurunan consumer surplus akibat floor price
Bagi konsumen, penetapan floor price ini akan menurunkan consumer surplus. Sebagai
penurunan consumer surplus akan dinikmati oleh produsen berupa kenaikan producer surplus,
dan sebagian lainnya tidak dapat dinikmati oleh siapapun. Secara grafis penurunan consumer
surplus digambarkan oleh segi empat D ditambah dengan segi tiga B. Jadi secara netto
penurunan consumer surplus:
Penururnan consumer surplus
(yang dinikmati oleh produsen) : -D
Penurunan consumer surplus
(yang dinikmati siapapun) : -B
Penurunan netto consumer surplus : -
(D+B)
Gambar 8.15: pengaruh fllor price terhadap consumer dan producer surplus
Adanya floor price menyebabkan terjadinya transfer surplus dari konsumen ke produsen.
Total penurunan surplus (deadweight loss) yang tidak dinikmati oleh siapapn adalah sebesar
(B+C).
Secara keseluruhan pengarus floor price adalah:
Hilangnya consumer surplus : -C
Penurunan consumer surplus
126
(yang tidak dinikmati siapapun) : -B
Total penurunan (dead weight loss) : -
(B+C)
Dengan demikian kita dapat memahami mengapa Rasulullah SAW menolak untuk
melakukan price intervention selama kekuatan pasar berjalan rela sama relatanpa ada yang
melakukan distorsi. Bila ternyata terjadi distorsi terhadap kekuatan pasar, maka distorsi tersebut
harus dihilangkan, termasuk dengan melakukan price intervention.
Intervensi Harga Islami
Dalam ekonomi konvensional, praktik monopoli biasanya dikecam sebagai bentuk
persaingan yang tidak sehat. Di Amerika Serikat misalny, sejak 1890 telah diberlakukan
Sherman act yang menyatakan setiap usaha monopoli atau usaha mengontrol perdagangan adalah
ilegal. Kemudian diikuti oleh Federal Trade Commision Act dan Clayton Act (1914), Robinson-
Patman Act (1936), Celler Kefauver (1950), Hart Scott Rodino (1976), dst. Meskipun demikian
As tetap memberikan pengecualian untuk beberapa jenis industri seperti pertanian dan perikanan,
serikat buruh, assosiation ekspor, radio dan televisi, transportasi, lembaga keuangan dan
baseball. Sikap mendua ini tidak aneh karena dalam teori ekonomi konvensional juga juga
dikenal monopolis yang dibenarkan, misalnya natural monopoly seperti PLTA ysng memerlukan
investasi sangat besar.karena itu sektor ini perlu dilindungi dari masuknya pesaing baru.
Dalam ekonomi islam tidak dikenal sikap mendua. Siapapun boleh berbisnis tanpa peduli
apakah dia satu-satunya penjual (monopoli)atau ada penjual lain. Jadi monopoli sah-sah saja.
Namun, siapapun dia tidak boleh melakukan ikhtikar, yaitu mengambil keuntungan di atas
127
keuntungan normal dengan cara menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi atau
disebut monopolistic rent. Jadi dalam islam monolopi boleh tetapi monopolistic tent tidak
diperbolehkan.
Dalam rangka melindungi hak pembeli dan penjual, islam membolehkan bahkan
mewajibkan pemerintah price intervention bila kenaikan hrga disebabkan adanya distorsi
terhadap Genuine demand and genuine supply. Khulafaur rasyidin pun pernah melakukan price
intervention. Umar bin khattab r.a. ketika mendatangi suatu pasar dan menemukan bahwa Habib
bin Abi balta menual anggur kering pada harga dibawah harga pasar dan Umar r.a. langsung
menegurnya: “Naikkan hargamu atau tinggalkan pasar kami”.
a. Price intervention menyangkut kepentingan masyarakat, yaitu melindungi penjual
dalam hal profit margin sekaligus melindungi pembeli dalam hal purchasing power.
b. Bila tidak dilakukan price intervention maka penjual dapat menaikan harga dengan
cara ikhtikar atau ghaban faa-hisyi. Dalam hal ini penjual menzalimi si pembeli.
c. Pembeli biasanya mewakili masyarakat yang lebih luas, sedangkan penjual mewakili
kelompok masyarakat yang lebih kecil. Sehingga price intervention berarti pula
melindungi kepentingan masyarakat yang lebih luas.
Ibn Taimiyah’sPrice
Sepintas oendapat Ibn taimiyah bertentangan dengan penolakan Rasulullah untuk melakukan
price intervention. Namun, sebenarnya Ibn Taimiyah malah menabarkan hadits Rasulullah
tersebut yaitu harga seharusnya terjadi secara rela sama rela pada saat supply bertemu demand.
Bagi Ibn Taimiyah intervention dapat dibedakan menjadi dua:
128
a. Price intervention yang zalim
Suatu intervensi harga dianggap zalim bila harga diatas (ceiling price) ditetapkan
dibawah harga ekuilibrium yang terjadi melalui mekanisme pasar, yaitu atas dasar rela
sama rela. Secara pararel dapat pula dikatakan bila floor price adalah zalim.
b. Price intervention yang adil
Suatu intervensi harga dianggap adil bila tidak menimbulkan aniaya terhadap
penjual muapun bembeli.
Ibn Taimiyah menelaskan tiga keadaan dimana price intervention harus dilakukan:
a. Produsen tidak mau menual barangnya kevuali pada harga yang lebih tinggi daripada
reguler market price, padahal konsumen membutuhkan barang tersebut. Dalam keadaan
ini pemerintah dapat memaksa produsen untuk menual barangnya dan menentukan harga
(price intervention) yang adil.
b. Produsen menawarkan pada harga yang terlalu tinggi menurut konsumen, sedangkan
konsumen meminta pada harga yang terlalu rendah menurut produsen. Dalam keadaan ini
maka price intervention harus dilakukan dengan musyawarah dengan konsumen dan
produsen yang difasilitasi oleh pemerintah. Setelah musyawarah dengan investasi atas
demand, supply, biaya produksi, dan lainnya, pemerintah harus mendorong penual dan
pembeli untuk menentukan harga. Selanjutnya pemerintah menentukan harga tersebut
sebagai harga yang berlaku.
c. Pemilik jasa misalnya tenaga kerja yang menolak bekera kecuali pada harga yang lebih
tinggi daripada haga pasar yang berlaku (the prevailing price), padahal masyarakat
membutuhkan asa tersebut, maka pemerintah dapat menetapkan harga yang wajar
(reasonable price) dan memaksa pemilik jasa untuk memberikan asanya.
Jelaslah Islamic price intervention yang diusulkan Ibn Taimiyah malah melindungi kepentingan penjual dan pembeli.
129
Pemerintah dapat melakukan intervensi harga dengan menentukan harga yang pasti. Harga yang ditentukan ini adalah harga sebelum terjadinya gangguan terhadap keseimbangan pasar.
Secara grafis, Ibn Taimiyah’s price ditetapkan pada saat supply bertemu demand, sehingga sebenarnya market intervention ini malah mengembalikan haraga pada harga keseimbngan sempurna. Oleh karena itu, Islamic market intervention ini tidak akan menimbulkan excess supply atau excess demand sebagaimana yang terjadi pada market inervention konvensional.
BAB 9 STRUKTUR PASAR DAN PERSAINGAN HARGA
Struktur pasar dibedakan berdasarkan banyaknya penjual dan pembeli. Secara mudahnya pasar yang terdri dari banyak penjual dengan barang yang relative homogen disebut pasar persaingan sempurna. Sedangkan pasar yang terdiri dari banyak penjual tapi barangnya berbeda satu sama lain disebut pasar bersaing monopolistic. Dan pasar yang hanya ada satu penjual disebut pasar monopoli, pasar dengan beberapa penjual disebut oligopoli. Dalam penerapannya seringkali timbul pertanyaan seberapa terdiferensiasi barang yang dijual sehingga disebut pasar persainga monopolistik. Apa batasan beberapa penjual dala definisi pasar oligopoli. Apakah pasar yang terdiri dari beberapa penjual, naun hanya satu penjual yang dominan yang
130
menguasai 95% pangsa pasar, dapat dikatakan pasar monopoli atau oligooli? Dala pasar bersaing sempurna, secara teori enjual tiak dapat menentukan harga atau disebut price taker, dimana penjual aka menjual barangnya sesuai harga yang berlaku di pasar. Semakin banyak penjual berarti semakin banyak pilihan pembeli, penjual yang harganya lebih tinggi tentunya akan ditinggalkan, dan al inilah yang mendorong penjual untuk menjadi pricetaker. Sedangkan, semakin homogeny barang yang dijual berarti pembeli semakin tidak memiliki insentif mencari barang di penjual lain. Hal inilah yang mendorong penjual untuk menjual barangnya sama dengan harga yang berlaku di pasar, tidak ada alasan pembeli untuk membayar lebih untuk barang yang sama. Dan apabila semain banyak kelebihan kapasitas produksi berarti setiap kenaikan permintaan dapat dipenuhi tanpa membuat harga-harga naik. Inilah yang meahan penjual untuk tidak menaikkan harganya meskipun ada kenakan permintaan. Karena bila ia menaikkan harganya pembeli akan membelinya dari penjuallain yang sama-sama memiliki kelebihan kapasitas. Pasar bersaing monopolistik, terdiferensiasi produk yang dijual memberikan peluang bagi penjual untuk menjual barangnya dengan harga yang berbeda dengan barang lain yang ada di pasar. Monopoli, yang berarti pasar yang hanya ada satu penjual. Dalam Islam keberadaan satu penjual dipasar atau tidak adanya pesaing bukanlah suatu hal yang dilarang. Siapapun boleh berdagang tanpa peduli apakah ia satunya-satunya panjual atau adapenjual lain. Jadi dalam artian harfiah, monopoli itu boleh-boleh saja. Namun apa yang tidak boleh itu ikhtikar. Ikhtikar adalah mengambil keuntungan normal dengan cara menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi. Abu Hurairah r.a meriwayatkan hadis Rasulullah sebagai berikut, “Barangsiapa yang melakukan ikhtikar untuk merusak harga pasar sehingga harga naik secara tajam, maka ia berdosa.” Di zaman Rasulullah Saw., salah satu cara melakukan ikhtikar adalah dengan cara menimbun agar harga naik akibat kelangkaan terebut. Spesifiknya, madzab Syafi’I dan Hanbali mendefinisikan ikhtikar sebagai, “Menimbun barang yag telah dibeli pada saat harga bergejolak tinggi untuk menjualnya dengan harga yang lebih tinggi pada saat dibutuhkan oleh penduduk setempat atau lainnya.” Berbeda dengan oligopoly, dalam pasar oligopoly terdapat beberapa penjual, dapat dikatakan oligopoly adalah pertengahan dari monopoli dan persaingan monopolistic. Dalam monopoli, penjual dapat menentukan harga tanpa harus khawatir reaksi penjual lain. Dalam pasar persaingan monopolistic, penjual hanya dapatmenentukan harga pada kisaran tertentu karena bila ia menjual di luar kisaran tersebut, penjual lain yang menjual barang yang mirip akan merebut pelanggannya. Dalam pasar oligopoly dimana ada sedikit penjual yang menjual barang yang sama, maka aksi penjual harus memperhatikan reaksi penjual lain. Ada dua reaksi yang dapat diambil, yaitu dengan menentukan berapa kuantitas yang akan diproduksinya dan reaksi dengan menentukan berapa harga yang akan ditawarkan.
131
P MC=S
7 MC=MR
P* MR=AR=D
Q*
Grafik 9.1 Kurva Demend Pasar Bersaing Sempurna
Secara grafis, kurva permintaan di gambarkan dengan garis horizontal, atau
disebut elastic sempurna. Bila penjual menjual dengan harga di atas harga pasar, kuantitas
permainan nihil (Qd= 0 ). Bila pembeli ingin membeli dengan harga di bawah harga pasar,
penjual tidak mau menjual (Qd=0) karena ia dapat menjual nya dengan harga yang lebih baik
yaitu pada harga pasarnya.
132
Titik optimal penjual terjadi ketika MC=MR. karena bentuk kurva permintaan D
harus garis horizontal , maka kurva permintaan D berhimpit dengan kurva marginal revenue MR,
dan dengan kurva average revenue AR. Sedangkan kurva penawaran S adalah juga kurva MC,
dalam hal ini ketika S=d.
C. Pasar Bersaing Monopolistik
Bila salah satu asumsi bersaing sempurna kita lepaskan, dalam hal ini, asumsi
tentang barang yang homogeny, maka kita akan mendapatkan jenis pasar lain yaitu Pasar
Bersaing Monopolistik. Terdiferensiasinya produk yang di jual memberika peluang bagi penjual
untuk menjual barangnya dengan harga yang berbeda (price marker) dengan barang lain yang
ada di pasar.
Secara lebih formal, Edward Chamberlin memperkenalkan istilah monopolistic
competition di tahun 1993 dengan karakteristik sebagai berikut.
1. Ada banyak penjual. Setiap penjual menganggap tindakan yang diambilnya tidak akan secara signifikan memengaruhi jual lainnya. Misalnya bila satu penjual menurunkan harga baju dagangannya , tidak serta merta penjual lain akan bereaksi dengan menyesuaikan harga baju dagangannya.
2. Setiap penjual menjual produk yang terdiferensiasi. Produk A di katakana berbeda dengan produk B bila dengan harga yang sama, ada sebagian pembeli yang lebih menyukai produk A, dan ada sebagian yang lain yang lebih menyukai produk B. diferensiasi ini dapat berupa vertical differentiation, misalnya keunikan produk pasta gigi merek trtentu terhadap merek lain. Sebagian pembeli lebih menyukai merek A, sebagian lain menyukai merek B. diferensiasi ini dapat pula horizontal differiation, misalnya keunikan local took tertentu. Sebagian pembeli lebih mudah di capai dari
133
tempat mereka, sebagian lain lebih menyukai toko B karena lebih mudah di capai dari tempat mereka yang lain.
Titik optimal penjual terjadi ketika MC=MR . karena bentuk kurva permintaan D berupa
garis slope negatife (dari kanan atas ke kiri bawah ), maka kurva permintaan D tidak berhimpit
dengan kurva marginal revenue MR. slope negative kurva permintaan D tidak curam bahkan
relative landai. Hal ini menunjukan kurva permintaan D yang relative elastis, karena banyak
penjual yang menjual barang yang mirip (close substitute). Jadi slope negative disebabkan
barang yang terdiferensiasi, sedangkan bentuknya yang landai di sebabkan banyak barang yang
mirip di pasar.
11
10
9
8
7
6
price 5 D=MR
4 MR
134
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Quantity
Grafik 9.2 kurva demand bersaing monopolistic
Sedangkan kurva penawaran S adalah juga kurva MC. Keseimbangan terjadi pada titik
(p*,q*), yaitu ketika kurva MC bertemu dengan kurva MR. kurva AR berhimpit dengan kurva D,
karena:
TR= p x q
AR= (p x q) / q = p = D
Pada titik keseimbangan harga(p) lebih besar dari pada marginal cost (AR=p>MC).
Karena harga tinggi dari marginal cost. Maka penjual baru akan masuk ke dalam industri dan
menawarkan barang yang mirip. Masuknya penjual baru ini akan menekan kuantitas penjual
perindividu penjual, sehingga menekan economic profit perindividu. Economic provit adalah
135
selisih antara harga dengan average cost. Penjual baru akan berhenti masuk ke pasar bila
economic profit nihil.
Sebelum ada penjual baru
Setelah ada penjual baru
Jumlah penjual
Pixed cost per penjual
Marginal cost
Harga
Kuantitas permintaan
Penjualan per penjual
Profit per penjual
10
Rp 120
Rp 10
Rp 20
240 per unit
24 unit
Rp 120
20
Rp 120
Rp 10
Rp 20
240 unit
12 unit
0
D. monopoli (ihtikar)
136
Monopoli secara harfiah berarti di pasar hanya ada satu penjual. Frank fisher menjelaskan
kekuatan monopoli sebagai “the ability to act in unconstrained way” (kemampuan bertindak
dalam menentukan harga dengan caranya sendiri), sedangkan Besanko (et.al.) menjelaskan
monopoli sebagai penjual yang menghadapi “little or no competition” (kecil atau tidak ada
persaingan) di pasar.
Dalam Islam keberadaan satu penjual di pasar, atau tidak adanya pesaing, atau kecilnya
pesaing di pasar, bukanlah sesuatu hal yang terlarang. Siapapun boleh bedagang tanpa peduli
apakah dia satu-satunya penjual atau ada penjual lain. Jadi momopoli dalam artian harfiah,
boleh-boleh saja. Akan tetapi, siapapun dia tidak boleh melakukan ihtikar.
Ihtikar adalah mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara menjual
lebih sedikit barang untuk harga yang tinggi. Abu Hurairah r.a meriwayatkan hadist Rasulullah
Saw. Sbb:
‘barang siapa yang melakukan ihtikar untuk merusak harga pasar sehingga harga naik
secara tajam, maka ia berdosa.” (Riwayat Ibnu Majah dan Ahmad).
Di zaman Rasulullah Saw, salah satu cara melakukan ihtikar adalah dengan cara
menimbun agar harga naik akibat kelangkaan tersebut. Secara lebih spesifik mazhab Safi I dan
Hanbali mendefisikan ihtikar adalah:
“menimbun barang yang telah di beli pada saat harga bergejolak tinggi untuk
menjualnya dengan harga yang tinggi pada saat di butuhkan penduduk setempat atau
lainnya.”
Titik optimal penjual terjadi ketika MC=MR. karena bentuk kurva permintaan D
berupa garis slove negative (dari kanan atas ke kiri bawah), maka kurva permintaan D tidak
berhimpit dengan kurva marginal revenue MR.
137
Berbeda dengan monopolistic competition yang slope nya landai, kurva
permintaan D pada dasar monopoli bentuknya curam. Secara matematis dapat dikatan MR=Ω
AR. Katakanlah kurva permintaan D adalah:
Permintaan D : P = a-bQ →slope= -b
Total Revenue : TR = P x Q
= aQ-bQ²
= a-bQ →slope = -b
Marginal Revenue : MR= d(PQ)/dQ
= a-2bQ → slope = -2b
Jadi kurva D berhimpit dengan kurva AR, sedangkan kurva MR= Ω AR
Untuk lebih jelasnya, katakana kurva permintaan D:P =6-Q. harga, kuantitas, total
revenue, marginal revenue, dan average revenue adalah sbb:
(Hal 201-205)
Harga (P) Rupiah
Kuantitas (Q)
Total Revenue (TR)
Marginal Revenue (MR)
Average Revenue
(AR)6000 0 0 - -5000 1 5000 5000 50004000 2 8000 3000 4000
138
3000 3 9000 1000 30002000 4 8000 -1000 20001000 5 5000 -3000 1000
Grafik 9.3 Kurva Demand Pasar Monopoli
Hal ini menunjukkan kurva permintaan D yang tidak elastis, karena sangat sedikit penjual yang menjual barang yang mirip (close suptitute), atau bahkan tidak ada penjual barang yang mirip. Posisi ini memberikan kekuatan di pasar monopoli untuk menetukan harga. Jadi, slope negative disebabkan barang yang terdiferensiasi, sedangkan bentuknya yang curam disebabkan tidak adanya atau sangat sedikit barang yang mirip di pasar.
E. Oligopoli
Secara harfiah oligopoli berarti ada beberapa penjual di pasar. Dalam monopoly, penjual dapat menentukan harga tanpa harus khawatir reaksi penjual lain. Dalam pasar oligopoli ada sedikit penjual yang menjual barangnya yang sama, maka aksi penjual harus memperhatikan reaksi penjual lain. Ada dua aksi yang dapat diambil penjual yaitu: Menentukan berapa kuantitas yang akan diproduksinya. Model yang menjelaskan hal ini
adalah Cournot Quantity Competition. Menentukan berapa harga yang akan ditawarkan. Model yang menjelaskan hal ini adalah
Bertrand Price Competition.
139
1. Model Cournot
Cournot mengembanhkan model ini pada tahun 1835 dengan asumsi hanya ada dua penjual barang yang sama. Katakanlah di pasar hanya ada dua penjual air mineral, Aqua (perusahaan 1) dan Ades (perusahaan 2). Kedua perusahaan memproduksi produk yang identik, sehingga mereka terdorong untuk menawarkan harga yang sama. Dalam model cournot, pilihan bagi Aqua dan Ades adalah menentukan berapa banyak kuantitas yang akan diproduksi Aqua (Q1) dan Ades (Q2). Setelah mereka menentukan berapa banyak Q1 Dan Q2 mereka akan menentukan harga yang dapat diterima pasar sehingga seluruh produksi (Q1+Q2) habis diserap pasar.
Katakanlah fungsi total biaya masing-masing sebagai berikut:
Aqua: TC1 = 10Q1
Ades: TC2 = 10Q2
Dengan kata lain kedua perusahaan mempunyai marginal cost Rp10 per unit. Bila:
Q1 = Q2 = 10, maka TC1 = TC2 = 100
Katakanlah permintaan D adalah:
P = 100-Q1-Q2
Karena harga ditentukan dari berapa kuantitas (Q1 + Q2) yang ditawarkan ke pasar, maka Aqua akan menentukan berapa produksinya (Q1), dengan memperkirakan berapa tingkat produksi Ades (Q2). Demikian sebaliknya, Ades akan menentukan berapa produksinya (Q2) dengan memperkirakan berapa produksi Aqua (Q1).
Keseimbangan Cournot (P*, Q1*, Q2*) akan terjadi bila: Aqua dapat memaksimalkan keuntungannya (π1*) Ades dapat memaksimalkan keuntungannya (π2*) Seluruh produksi (Q1* + Q2*) habis terserap pasar pada tingkat harga P*
Aqua akan memperkirakan keuntungannya (π1) dengan menduga tingkat produksi Ades sebesar Q2d dimana Q2d adalah Q2 dugaan:
Π1 =Revenue-Total Cost
140
= P1 Q1-TC1
= (100 - Q1 - Q2d) Q1-10Q1
= 90Q1-
Katakanlah Q2d konstan, dan kita cari derifativ π1 terhadap Q1 kita dapat:
δπ1 /δQ2 = 90 - 2Q1 - Q2d
Untuk mencari tingkat keuntungan maksimal Aqua maka derivatifnya harus nol (δπ1 /δQ2 = 0):
0=90-2Q1-Q2d
Berarti keuntungan maksimal Aqua akan terjadi pada saat:
Q1=45–0,5 Q2d → fungsi reaksi Aqua
Tanda negatif dalam fungsi ini (-0,5 Q2d) berarti bila Aqua memperkirakan Ades akan menaikkan produksinya, maka Aqua akan menurunkan produksinya. Bila Aqua mempertahankan produksinya maka menghadapi harga yang lebih murah. Jadi Aqua akan memilih untuk memproduksi lebih sedikit dengan harga yang tetap tinggi.
Dengan cara yang sama kita dapat merumuskan keuntungan maksimal Ades akan terjadi pada saat:
Q2= 45- 0,5 Q1d → fungsi reaksi Ades
Sekarang katakanlah Aqua menduga Ades akan memproduksi Q2= 50, sehingga Aqua memproduksi Q1= 20. Bila dugaaan Aqua meleset, ternyata Ades memproduksi Q2=30 maka tingkat produksi Aqua Q1 = 20 tidak memberikan keuntungan maksimal, itu sebabnya Aqua menaikkan produksinya.
Sekarang katakanlah, Aqua dan Ades merasa lebih hebat dan berfikir bila ia memproduksi lebih besar (misal Q1 = 40) maka Ades akan memproduksi lebih sedikit, begitu pula sebaliknya.
Jadi, katakanlah Q1 = Q2 = 40. Dengan tingkat total produksi ini (Q1 + Q2 = 80), harga akan jatuh sehingga kedua perusahaan akan mengurangi produksinya. Katakan Aqua yang mengurangi produksinya lebih dulu, maka Ades memproduksi Q2 = 40, Aqua memproduksi Q1 = 25 (Q1 = 45 – 0,5 Q2d).
141
Ketika ades mengetahui Aqua memproduksi Q1 = 25 maka Ades menurunkan produksinya Q2 = 32,5 (Q2 = 45 – 0,5 Q1d)
Mengetahui Ades memproduksi Q2 = 32,5 maka Aqua memproduksi 28,75. Begitu seterusnya sehingga mencapai keseimbangan Cournot Q1* = Q2* = 30
Awal Q1
Awal Q2
Perusahaan Yang Menyesuaikan Produksinya
Akhir Q1
Akhir Q2
40 40 Aqua 25 4025 40 Ades 25 32,525 32,
5Aqua 28,75 32,5
28,75
32,5
Ades 28,75 30,63
28,75
30,63
Aqua 29,69 30,63
Contoh numerik dan kedua fungsi reaksi tersebut dapat digambarkan secara grafis:
Grafik 9.4. Gambar Fungsi Reaksi Model Cournot
142
2. Model Bertrand
Model Bertrand dikembangkan oleh Joseph Bertrand tahun 1883. dalam model ini penjual menentukan harga untuk memperoleh keuntungan maksimal.
Model bertrand
Model bertrand dikembangkan oleh Joseph Bertrand pada tahun 1883. Dalam model ini, penjual menentukan harga untuk memperoleh keuntungan maksimal, dengan memperhitungkan harga yang ia duga akan ditetapkan oleh pesaingnya.
Kita gunakan ilustrasi Aqua dan Ades. Ingat bahwa :
Margin cost MC1 = MC2= Rp10,-
Permintaan P = 100-Q1-Q2
Cournot Equivalent Q1=Q2=30 dan P1=P2=Rp40,-
Jika Aqua menjual seharga Rp.40,- (P1=Rp.40,-) sehingga Ades menetapkan harga Rp39,- (p2= Rp39,-) dengan tujuan dapat merebut 1seluruh pasar Aqua (Q1=0). Masukkan angka ini kedalam persamaan :
P =100-Q1-Q2
39=100-0-Q2
Q2=100-39
Q2=61
Keduanya akan terus menurunkan harga karena tidak mau kehilangan pasarnya. Keduanya akan berhenti menurunkan harga mereka bila harga mereka sama dengan marginal cost-nya. Bila harga lebih kecil dari marginal cost, ades dan aqua tidak rasional untuk memproduksi. Jadi, ekuilibrium terjadi apabila saat :
P1 = P2 = MC = Rp.10,-
143
Pada tingkat harga ini, ades dan aqua tidak akan ingin menaikkan ataupun menurunkan harga pasarannya. Harga ini disebut equilibrium bertrand.
BAB 1O
STRATEGI BERSAING : HAMBATAN
MASUK DAN KELUAR INDUSTRI
Bab ini akan membahas metode untuk menghambat masuknya pesaing dan metode untuk menghambat keluarnya pesaing.
Dalam hal hambatan untuk masuk e suatu pasar, yaitu yang sifatnya :
1. Struktural, seperti keunggulan produsen/penjuak yang telah lama di industri sehingga biaya produksi/operasi mereka telah demikian kecilnya dibandingkan dengan mereka yang baru masuk ke pasar.
2. Strategis, diantaranya predatory pricing yaitu strategi menurunkan harga untuk membuat pesaing jera dan keluar dari pasar.
Dalam hal hambatan untuk keluar dari pasar, ada dua kategori yaitu :1. Internal. Biaya-biaya tetap yang menjadi beban perusahaan ini merupakan hambatan
keluar (exit barriers) bagi perusahaan, diantaranya beban gaji pegawai tetap, pesanan jangka panjang, sewa lokasi yang telah dibayar, dll.
2. Eksternal. Untuk industri tertentu,peraturan pemerintah yang melarang perusahaan jasa publik untuk menghentikan kegiatannya juga merupakan hambatan keluar, misalnya rumah sakit, listrik, air, dll.
A. Hambatan Masuk
Hambatan masuk di definisikan sebagai :
“ faktor-faktor yang menyebabkan pemain lama mendapatkan keuntungan yang positif, dan pada saat yang sama, menyebabkan pemain baru tidak mendapatkan keuntungan untuk masuk ke pasar”
1. Hambatan masuk strukturalSecara lebih formal, besanko membagi hambatan masuk struktural menjadi tiga :
a. Kontrol atas sumberdaya yang pokok diperlukanb. Skala ekonomi dan cakupannyac. Keunggulan marketing yang dimiliki pemain lama
a. Kontrol atas sumberdaya pokok
144
Produsen yang menguasai sumberdaya pokok berpotensi untuk menjadi monopoli. Pemain baru yang akan masuk pasarakan akan membatalkan niatnya ketika memahami mereka akan kesulitan mendapatkan bahan baku utama untuk produksi. Produsen berlian DeBeers merupakan contoh bagaimana penguasaan bahan baku berlian telah memempatkan mereka pada posisi monopoli. Tetapi penemuan berlian di kanada utara di tahun 2000-an, melemahkan posisi DeBeers sebagai monopoli. Hal ibi di sebabkan kurang kontrolnya mereka terhadap sumberdaya pokok sekalipun telah menjadi monopoli.
b. Skala Ekonomi dan cakupannya.pemain lama yang telah berhasil mencapai skala ekonomi yang besar, dapat
menekan biaya per unit secara signifikan kecil dibandingkan pemain baru yang skala ekonominya masih kecil.
Katakanlah bank-bank konvensional seperti dua bank terbesar di Indonesia yaitu Bank Mandiri dan Bank BCA telah mencapai skala ekonomi eisien sehingga rasio Biaya Operasi terhadap pendapatan operasi (BOPO) mereka hanya 60%. Padahal bbank-bank syariah yang baru berdiri belum mencapai skala ekonomi yang efisien, BOPO mereka masih berkisar 90%. Pemain baru yang masih banyak melakukan investasi awal untuk pengembangan kantor-kantor cabang baru, padahal tiap-tiap cabang memerlukan waktu 18-20 bulan untuk mencapai titik impas (break even point : BEP). Hal inilah yang menyebabkan banyak bank-bank syariah yang masih memiliki rasio BOPO yan tinggi.
c. Keunggulan Marketing Pemain Lama
Ada tiga aspek pemasaran yang dapat menjadi hambatan masuk:
1. Merek (brand) pemain lama telah terkenal luas
2. Jaringan pemasaran dan agen penjualan pemain lama telah lama dibangun
3. Fasilitas diskon harga dan pembayaran tangguh yang diberikan pemain lama kepada
jaringan pemasaran juga telah terjalin sejalan dengan kepercayaan bisnis di antara
mereka.
Hal inilah yang menjadi penyebab pemain baru masih menghadapi hambatan masuk
meskipun kapasitas produksi telah mampu menghasilkan barang pada tingkat biaya rata-rata
ACMES.
145
Besarmya hambatan masuk ini yang menyebabkan beberapa pemain baru membuat
jaringan pemasarannya sendiri bila dipandang lebih menguntungkan dalam jangka panjang.
Pemilihan jalur distribusi alternatif juga merupakan pilihan strategi.
2. Hambatan Masuk Strategis
Secara lebih formal Besanko membagi hambatan masuk strategis menjadi tiga:
a. Limit pricing sebelum masuknya pemain baru dengan tujuan mencegahnya masuk pasar
b. Predatory pricing setelah masuknya pemain baru dengan tujuan mengeluarkannya dari
pasar
c. Capacity expansion
Pembahasan:
a. Limit pricing
Yaitu strategi pemain lama yang menetapkan harga yang rendah sebelum masuknya
pemain baru. Hal ini akan menimbulkan pemain baru mengurungkan niatnya untuk masuk
pasar karena dianggap tidak menguntungkan.
b. Predatory pricing
Yaitu strategi menetapkan harga yang rendah untuk mengeluarkan pesaing dari pasar.
Kerugian yang timbul akibat penetapan harga yang rendah itu diharapkan dapat digantikan
oleh keuntungan yang muncul setelah keluarnya pesaing dari pasar.
Keberhasilan strategi predatory pricing ditentukan oleh:
1. Reaksi pesaing
2. Kekuatan modal
3. Pengetahuan pesaing akan struktur pasar
146
Box 10.1
Gagalnya Limit Pricing dan Predatory Pricing
Game theory mengubah mengubah seluruh analisis keberhasilan strategi limit pricing
dan predatory pricing. Bila analisa yang digunakan adalah analisa statis, satu atau dua periode
saja, memang limit pricing dan predatory pricing tampak sebagai strategi yang efektif.
Namun bila dalam analisa kita memperhitungkan aksi-reaksi di antara para pemain dan
terjadi berulang kali (repeated game), maka kita akan mendapat hasil yang berbeda. Kedua
strategi ini tidak lagi efektif, bahkan secara ekonomis kedua strategi ini tidak rasional.
Dalam permainan berulang kali, para pemain belajar perilaku pesaingnya dari
interaksi aksi-reaksi, belajar akan kekuatan modal pesaingnya, belajar akan struktur biaya
pesaingnya, belajar akan struktur pasar.
Untuk limit pricing, Besanko mrumuskan:
“Limit pricing fails because potential entrants recognize that any price reductions
before entry are artificial, and do not commit the incumbent to maintain low prices
subsequent to entry. Once entry occurs, it would make no sense for incumbent to continue to
suppress price (Strategi limit pricing gagal karena calon pesaing memahami harga rendah
yang ditetapkan pemain lama hanya bersifat semu, dan oleh karenanya pemain baru tidak
mengikuti harga yang rendah tersebut. Sekali pemain baru masuk ke pasar, tidak ada alasan
lagi bagi pemain lama untuk menjual dengan harga rendah).”
Untuk predatory pricing, Besanko merumuskan:
147
“In a world in which all entrants could accurately predict the future course of pricing,
predatory pricing would not only deter entry, and therefore would be irrational (Dalam
keadaan di mana semua pemain baru dapat memprediksi harga masa depan, strategi predatory
pricing tidak akan menakutkan bagi pemain baru, sehingga predatory pricing adalah tindakan
yang irasional)”.
c. Excess Capacity
Yaitu komitmen nyata yang kredibel dari pemain lama, sehingga pemain baru
akan melihatnya sebagai suatu kekuatan nyata untuk menghambatnya masuk ke pasar.
148
BAB 11
DISTORSI PASAR :PERSPEKTIF ISLAM
A. Bai’ Najasy
Kita telah menyinggung Bai’ najasy ini ketika kita membahas mekanisme
pasar dalam islam di bab 8. Trnsaksi najasy di haramkan karena si penjual menyuruh orang
lain memuji barangnya atau menawar dengan harga tinggi agar orang lain tertarik pula untuk
membeli. Si penawar sendiri tidak bermaksud untuk benar-benar membeli barang tersebut.
Sebelumnya orang ini telah melakukan kesepakatan untuk membeli barangnya dengan harga
yang tinggi supaya pembeli yang sesungguhnya jga membeli dengan harga yang sama.
Akibatnya terjadi “permintaan palsu” (false demand). Berikut bai’ najasy di perlihatkan pada
gambar 11.2
149
Gambar 11.2
Contoh : Bai’ najasy banyak sekali, pada waktu Indonesia dilanda krisis moneter
1997 misalnya, terjadi isu kelangkaan pangan. Karena takut kehabisan persediaan beras,
maka masyarat (terutama di kota-kota besar) ramai-ramai menyerbu toko memborong beras.
Terjadi peningkatan permintaan terhadap beras sehingga harga beras naik. Tidak lama
kemudian, media masa memberitakan bahwa persediaan beras digudang-gudang BULOG
melimpah. Hal yang serupa terjadi pula di valas dan pasar saham di kedua pasar yang disebut
terakhir ini, faktor isu bahkan menjadi sangat berpengaruh.
B. Ihtikar
150
Bersumber dari said bin al-musayyab dari ma’mar bin Abdullah al- Adawi bahwa
rosululloh saw bersapda “ tidaklah orang yang melakukan ihtikar itu kecuali dia berdosa”
Gambar 11.3
Ihtikar ini sering kali diterjemahkan sebagai monopoli dan atau penimbunan. Padahal
sebenarnya ihtikar tidak identik dengan monopoli dan atau penimbunaan. Dalam islam
siapapun boleh berbisnis tanpa peduli apakah itu satu-satunya penjual (monopoli) atau
penjual lain. Menyimpan stock barang untuk keperluan persediaanpun tidak dilarang dalam
islam. Jadi monopoli sah-sah saja.
Dalam pasar manapun, monopoli, oligopoly, maupun pasar bersaing sempurna
titik optimal akan terjadi pada saat MC = MR. perbedaannya adalah kurva demand yang di
hadapi produsen.
151
Pada gambar 11.2 (a) dan (b) kita dapat membedakan kurva individu antara pasar
bersaing sempurna dan monopoli. Pada kurva permintaan idividu pasar bersaing sempurna
demand (D) sama dengan average revenue (ar) dan marjinal revenue (mr) (D=AR=MR).
sedangkan di pasar monopoli demand (D) sama dengan (AR) tetapi tidak sama dengan kurva
(MR). sehingga terjadi pasar persaingan sempurna berbentuk ferfect elastic, sedangkan pasar
monopoli berbentuk elastic saja.
Bagaimana perilaku industri yang melakukan ihtikar ? dalam gambar 11.4
dibawah ini kita dapat menjelaskan lebih lanjut dampak ihtikar kepada penentuaan harga,
jumlah kuantitas dan keuntungan yang dapat di peroleh oleh perodusen. Hakikat dari ihtikar
adalah memperoduksi lebih sedikit dari kemampuan peroduksinya untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih. Misalkan kemampuan peroduksi industri A adalah Q1, karena
industri tersebut menghadapi pasar monopoli maka ada kesempatan untuk memproduksi
barang agar dapat keuntungan yang maksimal.
Gambar 11.4
Yaitu S=D, atau ketika MC=MR. pada tingkat ini, jumlah barang yang di produksi
lebih banyak, yakni sebesar Q1, dan harganya pun lebih murah, yakni sebesar Pi. Tentu saja
152
profit yang di hasilkan lebih sedikit, yakni sebesar kotak ABCD. Selisih perofit antara kotak
PmXYZ dengan kotak ABCD inilah yang merupakan monopoli rent’s yang di haramkan.
C. Tallaqi Rukban
Masih dalam pembahasan distrosi pada sisi penawaran, tindakan yang dilakukan
oleh pedagang kota (atau pihak yang lebih memiliki informasi yang lebih lengkap) membeli
barang petani (atau produsen yang tidak memiliki informasi yang benar tentang harga barang
di pasar) yang masih diluar kota, untuk mendapatkan keuntungan yang lebih murah dari pada
harga pasar yang sesungguhnya, Rosululloh melarang hal ini, yang dalam fiqih disebut
talaqqi rukban.
153
Gambar 11.5
Transaksi ini dilarang karena mengandung dua hal : pertama rekayasa penawaran
yaitu mencegah barang masuk ke pasar (entry barier), dan kedua, mencegah penjual dari luar
kota untuk mengetahui harga pasar yang berlaku.
Inti dari pelarangan ini adalah tidak adilnya tindakan yang dilakukan oleh
pedagang kota yang tidak menginformasikan harga yang sesungguhnya terjadi di pasar dan
kondisi yang demikian di manfaatkan untuk mencari keuntungan dari yang lebih, maka
terjadilah penzaliman antara pedagang kota dengan petani makanya hal yang demikian
dilarang. Inilah bukti Tallaqi Rukban tidak hanya menzalimi petani, tetapi telah merusak
keseimbangan pasar berada pada level yang lebih rendah.
Abu Hurairah pernah meriwayatkan, bahwa Rasulullah Saw., bersabda:
Janganlah kau keluar menyambut orang-orang yang membawa hasil panen ke dalam
kota kita.’’
Hikmah yang bisa di ambil dari pelarangan ini adalah pembelian hasil panen, yang
merupakan komoditi yang pokok dan di butuhkan semua orang, baik kaya maupun miskin harus
di jual secara terbuka di pasar. Hal ini untuk mencegah pembelian tunggal komoditi pokok
tersebut kepada satu pihak, dengan demikian pemerintah lebih mudah untuk mengontrol harga di
pasar.
BAGIAN 3
TADLIS (UNKNOWN TO ONE PARTY)
Kondisi ideal dalam pasar adalah apabila penjual dan pembeli mempunyai
informasi yang sama tentang barang akan diperjualbelikan. Apabila salah satu pihak tidak
154
mempunyai informasi seperti yang di miliki oleh pihak lain, maka salah satu pihak akan merasa
di rugikan dan terjadi kecurangan/penipuan.
Kitab suci Alquran dengan tegas telah melarang semua transaksi bisnis yang
mengandung unsur penipuan dalam segala bentuk terhadap pihak lain. Seperti dalam surat Al-
An’aam: 152 yang artinya:
Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikul
beban kepada seseorang melainkan sekadar kesanggupannya.’’
Dalam sistem ekonomi islam hal ini juga di larang karena dengan adanya
informasi yang tidak sama antara kedua belah pihak, maka unsur an Tarradin Minkum
(rela sama rela) di langgar.
Untuk menghindari penipuan, masing-masing pihak harus mempelajari strategi
pihak lain. Dalam ekonomi konvensional hal ini dikenal dengan Game Theory.
A. Game Theory
Dominant Strategi
Dominant Strategy adalah strategi dalam sebuah permainan yang
memberikan hasil yang lebih baik dari pada strategi apapun yang di ambil oleh pihak
lain.
155
Dalam matriks di atas terdapat dominant strategy dimana terdapat satu pilihan strategis
yang optimal , apapun tindakan yang dilakukan oleh pihak lain. Dominant strategy ini sangat di
sukai karena sangat mudah mengetahui tindakan apa yang akan di lakukan oleh kedua belah
pihak dan bagaimana hasil akhir dari strategi yang di ambil. Sayangnya dominant strategy ini
jarang sekali di terjadi.
Katakanlah Fachri adalah seorang kolektor barang bekas karena menurutnya barang
bekas mempunyai nilai historis yang tinggi, sehingga ia lebih menyukai barang bekas di
bandingkan barang baru. Jadi bagi Fachri, pilihan terbaik adalah membeli barang bekas, apapun
tindakan yang dilakukan oleh Fani. Apabila Fani memilih mahal, maka Fachri akan memperoleh
2 bila pilihannya bekas, Fachri akan memperoleh hasil yang lebih terbesar (2) , di bandingkan
dengan dia memilih baru dimana hasil terbesar hanya 1.
Sementara itu, Fani mempunyai selera high-class karena ini menunjukkan jati dirinya
sebagai seorang yang sukses sehingga ia lebih menyukai barang mahal dibandingkan barang
murah. Jadi bagi Fani pilihan terbaik adalah membeli barang mahal apapun tindakan yang di
lakukan oleh Fachri. Apabila Fachri memilih baru maka Fani akan memperoleh 2 bila pilihannya
mahal dan akan memperoleh 1 bila pilihannya murah. Jelas bahwa dengan memilih mahal, Fani
akan memperoleh hasil yang lebih besar (2) , di bandingkan dengan apabila dia memilih baru
dimana hasil terbesar hanya 1.
Dari strategi yang di ambil oleh Fachri dan Fani, dapat di prediksikan hasil yang di
peroleh. Pilihan terbaik Fachri adalah bekas dan pilihan terbaik Fani adalah mahal, sehingga
hasil akhir adalah Fachri memperoleh 2 dan Fani memperoleh 1 (kiri bawah).
Nash Equilibrium
Nash Equilibrium adalah kombinasi strategi-strategi dalam suatu permainan di
mana tidak ada satupun pemain yang memiliki insentif untuk mengubah strategi yang di ambil
oleh pihak lain.
156
Dalam Nash Equilibrium, strategi yang di ambil oleh satu pihak akan memengaruhi
strategi yang harus di ambil oleh pihak lain.
Matriks di atas, bila Andri memilih baru dan tata memilih mahal , maka Andri akan
memperoleh 2. Akan tetapi, bila Tata mengubah strategi dengan memilih murah , maka Andri
akan memperoleh 0. Sedangkan apabila Andri memilih bekas dan Tata memilih mahal , maka
Andri akan memperoleh 0. Apabila Tata mengubah strategi dengan memilih murah, maka Andri
akan memperoleh 1. Begitu pula sebaliknya bila kita melihat dari sisi Tata. Hasil yang di peroleh
oleh Tata akan berubah sesuai dengan pilihan yang di lakukan oleh Andri.
Jadi jelas bahwa startegi optimal bagi Andri akan sangat di pengaruhi oleh strategi
yang di ambil oleh Tata. Begitu pula sebaliknya bahwa strategi optimal bagi Tata akan sangat di
pengaruhi oleh strategi yang di ambil oleh Andri.
Dari matriks di atas, Nash Equilibrium akan tercapai pada 2 keadaan strategi,
yaitu baru dan mahal (kiri atas) atau bekas dan murah (kanan bawah) . Bila Andri mengambil
tindakan terlebih dahulu, maka Nash Equilibrium akan terjadi pada baru dan mahal, Sedangkan
bila Tata yang mengambil tindakan terlebih dahulu, maka Nash Equilibrium akan terjadi pada
bekas dan murah.
157
Nash Equilibrium ini tidak selalu dapat terjadi. Untuk itu perhatikan matriks di
bawah ini:
Matriks di atas tidak terdapat Nash Equilibrium. Bila Yahya memilih bekas maka Alia
akan memilih murah, Sedangkan bila Alia memilih murah maka Yahya akan memilih baru:
Mixed Strategy
Mixed strategy adalah di mana kedua belah pihak membuat pilihan random dari
dua atau lebih pilihan yang ada berdasarkan probability.
Misanya dalam bermain mata uang di mana terdapat dua muka, yaitu gambar dan
angka.
Rama memutuskan memainkan gambar dengan probability ½ dan angka probability 1/.
Bila Rama memutuskan untuk memainkan gambar secara terus-menerus, maka Shifa akan
dengan mudah memilih angka. Dengan begitu Shifa akan terus-menerus memperoleh
keuntungan (1) dan Rama akan mengalami kerugian (-1). Waupun awalnya Shifa tidak
158
mengetahui strategi Rama, karena hal ini di lakukan oleh Rama secara terus-menerus, akhirnya
Shifa akan mengetahui strategi Rama ini.
Agar Rama tidak terus- menerus mengalami kerugian, maka Rama harus
mengubah strateginya secara random sehingga Shifa tidak dengan mudah dapat mengetahui
strategi Rama.
B. Macam-macam Tadlis
Tadlis dalam kuantitas
Tadlis (penipuan) dalam kuantitas termasuk juga kegiatan menjual barang kuantitas sedikit
dengan harga barang kuantitas banyak. Misanlya menjual baju sebanyak satu container. Karena
jumlah banyak dan tidak mungkin untuk menghitung satu persatu, penjual berusaha melakukan
penipuan dangan mengurangi jumlah barang yang di kirim kepada pembeli. Dengan
menggunakan matriks, kita bisa melihat strategi kedua belah pihak:
Dari matriks di atas dapat di ketahui adanya dominant strategy. Apabila penjual berlaku
jujur, maka penjual tersebut akan memperoleh utility yang lebih besar di bandingkan dengan
apabila penjual tersebut berlaku tidak jujur. Maka dapat di simpulkan bahwa pilihan terbaik bagi
penjual adalah jujur. Sedangkan apabila pembeli menaruh curiga kepada penjual, maka pembeli
tersebut akan memperoleh utility negatif. Sebaliknya bila pembeli tidak menaruh curiga terhadap
penjual, maka pembeli akan memperoleh utility positif. Pilihan terbaik bagi pembeli adalah tidak
curiga. Dari kedua kesimpulan ini dapat di ketahui hasil akhir adalah penjual jujur dan pembeli
tidak curiga (kanan atas).
159
Perlakuan penjual untuk tidak jujur di samping merugikan pihak penjual juga merugikan
pihak pembeli. Apapun tindakan pembeli, penjual yang tidak jujur akan mengalami penurunan
utility, begitu pula dengan pembeli yang mengalami penurunan utility.
Praktik mengurangi timbangan dan mengurangi takaran merupakan contoh klasik yang
selalu di gunakan untuk menerangkan penipuan kuantitas ini. Sedangkan kejahatan ini sering kali
terjadi dan menjadi fenomena kecurangan dalam transaksi perdagangan. Oleh karena itu, Islam
sejak 1300 tahun yang lalu telah melakukan langkah-langkah untuk membuat standardidasi
timbangan sebagi alat ukur. Untuk lebih memperjelas bagaimana dampak pemberlakuan tadlis
kuantitas terhadap harga, kuantitas barang dan keuntungan dapat di lihat pada gambar 11.6 di
bawah ini:
Tadlis kuantitas berdampak pada berputarnya kurva MC *berlawanan arah jarum
jam, sehingga kurva MC yang dihadapi oleh penjual adalah MC* . Dengan demikian,
keuntungan dengan tadlis di dapat dengan jumlah kuantitas yang terjual lebih rendah
(Q*<Q*).
160
Gambar 116. Dampak pemberlakuan Tadlis kuantitas terhadap perolehan
keuntungan
Gambar 11.6 merupakan penjelasan dari dampak tadlis kuantitas yang di hadapi oleh
suatu industri. Tanpa adanya tadlis, fungsi biaya marjinal cost yang di hadapi
produsen/penjual adalah MC* (dalam uraian lebih lanjut, kurva MC inilah yang menentukan
kurva penawaran (S) )), karena harga bersifat price taker maka keseimbangan harga awal
berada pada saat MC*=AR=MR=D dan tingkat harga yang berbentuk adalah P.
Dalam wilayah yang lebih luas yaitu pasar, dampak dari adanya tadlis dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Tadlis dalam Kualitas
Tadlis (penipuan) dalam kualitas termasuk juga menyembunyikan cacat barang yang buruk
yang tidak sesuai dengan yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
Contoh tadlis dalam kualitas adalah pada penjualan komputer bekas. Pedagang menjual
dengan pentium III dalam kondisi 80% baik, dengan harga 3juta. Pada kenyataannya tidak semua
penjual komputer bekas dengan kualifikasi yang sama. Sebagai penjual komputer dengan
kualifikasi yang lebih rendah, tetapi menjualnya dengan harga yang sama. Pembeli tidak adapat
membedakan mana komputer dengan kualifikasi rendah dan mana komputer dengan kualifikasi
lebih tinggi, hanya penjual sajayang mengetahui dengan pasti.
Keseimbangan pasar hanya akan terjadi bila harga yang tercipta merupakan konsekuensi dari
kualitas atau kuantitas barang yang ditransaksikan. Apabila tadlis kualitas terjadi, maka syarat
untuk pencapaian keseimbangan tidak akan tercapai. Oleh karena itu, dalam pendekatan ilmu
ekonomi pun hal ini tidak dapat dibenarkan. Dalam sebuah gambar, keadaan tadlis kualitas ini
dpaat dijelaskan pada gambar di bawah ini.
161
Py
Qy
Bila transaksi jual beli komputer, si penjual mengatakan bahwa komputer dalam
kualitas baik (Qx) walaupun sebenarnya dan tanpa pengetahuan si pembeli komputer dalam
keadaan buruk(Qy), sedangkan si pembeli meminta komputer dengan kualitas baik(Qx). Maka
apabila jual beli terjadi dan si pembeli membayarkan sejumlah uang sebesar Py maka
keseimbangan harga tidak pernah tercapai karena sejumlah uang dia bayarkan bukanlah untuk
memenuhi kebutuhan akan komputer baik(Qx)
Tadlis dalam Harga
Tadlis (penipuan) dalam harga ini termasuk menjual barang dengan harga yang lebih tinggi
atau lebih rendah dari harga pasar karena ketidaktahuan pembeli atau penjual. Dalam fiqih
disebut ghaban.
162
Sebagai contohnya, katakanlah seorang musafir datang dari Jakarta menggunakan kereta api,
tiba di Bandung ia kemudian naik taksi, namun tidak tahu harga pasaran taksi, apabila ongkos
taksi 12.000. Namun sopir taksi menawarkan dengan harga 50.000, setelah terjadi tawar
menawar akhirnya disepakati rela sama rela 40.000. Meskipun keduanya sama rela , namun tetap
tidak boleh , karena kerelaan musafir bukan kerelaan yang sebenarnya, tapi kerelaan karena
tertipu.
Di zaman Rosulullah , perdagangan seperti ini dilarang, seperti yang diriwayatkan oleh
Abdullah Ibn Umar " Kami pernah keluar mencegat orang-orang yang datang membawa hasil
panen mereka dari luar kota, lalu kami membelinya dari mereka. Rosulullah saw melarang kami
membelinya sampai nanti barang tersebut dibawa ke pasar".
P
Tadlis dalam Waktu Penyerahan
163
Seperti juga pada tadlis (penipuan) dalam kuantitas, kualitas, dan harga. Tadlis dalam waktu
penyerahan juga dilarang. Yang termasuk penipuan jenis ini adalah bila si penjual tahu persis ia
tidak akan menyerahkan barang tersebut esok hari, namun menjanjikan akan menyerhkan barang
tersebut esok hari. Lebih lanjut, pelarangan ini dapat kita hubungkan dengan larangan transaksi
lain, yaitu transaksi kali bi kali. Maksudnya disini adalah transaksi jual beli, dimana objek
barang atau jasa yang diperjualbelikan belum berpindah kepemilikan, namun sudah
diperjualbelikan kepada pihak lain.
Diriwayatkan oleh Ibn Umar bahwa Rosulullah saw bersabda: "siapa yang membeli gandum
tidak berhak menjualnya sebelum memperoleh hak kepemilikan".(HR. Bukhori)
Contoh transaksi, Alex menawarkan sebuah TV kepada Budi dengan harga 1 juta. Pada
kenyataannya Alex belum memiliki TV yang ditawarkan kepada Budi, setelah Budi menerima
tawaran dari Alex untuk membeli TV tersebut, maka Alex akan mencari TV yang dijanjikan
kepada pihak lain. Apabila Alex mampu memenuhi janjinya untuk menyerahkan TV kepada
Budi tepat waktu maka hanya akan ada transaksi kali bi kali murni, namun apabila Alex tidak
dapat memenuhi janjinya dan terlambat dalam menyerahkan TV tersebut kepada Budi, maka
terjadilah kali bi kali disertai dengan tadlis waktu penyerahan.
Tadlis dalam Waktu Pnyerahan
Seperti juga pada taqlis (penipuan) dalam kuantitas, kualitas, dan harga tadlis
dalam waktu penyerahan juga dilarang. Yang termasuk penipuan jenis ini adalah bila si penjual
tahu persis ia tidak akan dapat menyerahkan barang pada besok hari, namun menjanjikan akan
menyerahkan barang tersebut pada besok hari. Walau konsekuensi tadlis tidak berkitan secara
langsung dengan harga atau jumlah barang yang ditransaksikan, namun masalah waktu adalah
sesuatu yang sangat penting. Lebih lanjut, pelangaran ini dapat dihubungankan dengan larangan
transaksi lain, yaitu transaksi kali bali. Dengan adanya pelangaran tadlis waktu penyerahan,
maka segala transaksi harus jelas kapan pemindahan hak milik dan hak guna terjadi. Berbeda
dengan transaksi kali bali ( transaksi jual beli, dimana objek barang atau jasa yang diperjual
belikan belum berpindah kepemilikan, namun sudah diperjual belikan kepada pihak beli) dimana
164
transaksi juga dilarang oleh Rasulullah karna transaksi jual beli tidak diikuti oelh perolehan hak
milik. Diriwayatkan oleh Ibn Umar bawa Rasullah Saw bersabda : “ siapa pun yang membeli
gandum tidak berhak menjual sebelum memperoleh hak kepemilikan”. 11 Mengapa transaksi
tanpa dibarengi kepemindahan ini dilarang? Taus pernah bertanya juga menanyakan hal ini
kepada Ibn Abbas tentang alasan Rasulullah melarang hal ini dan dijawabnya bahwa hal itu sama
saja menjual uang untuk memperoleh uang jarna tidak ada gandum yang akan dibayar pada
waktu itu. Lalu apa hubungannya dengan pelangaran tadlis dalam penyerahan waktu?
Sesungguhnya transaksi kali bali bisa dilakukan karena pada transaksi yang
barang yang sama ada peluang untuk memanfaatkan waktu penyerahan yang berbeda dengan
transaksi sebelumnya. Nah, karena waktu yang berbeda tersebutlah, biasanya transaksi kali bi
kali sering diikuti oleh tadlis dalam waktu penyerahan. Contoh, Alex menawarkan sebuah TV
kepada budi seharga Rp 1 juta TV. Pada kenyataannya Alex belum memiliki TV seperti yang
ditawarkan kepada Budi, setelah Budi menerima tawaran dari Alex untuk membeli TV tersebut,
maka Alex akan mencari TV yang dijanjikan kepada pihak lain. Apabila Alex mampu memenuhi
janjinya untuk menyerahkan TV kepada pihak lain. Apabila Alex mampu memenuhi janjinya
untuk menyerahkan TV kepada Budi tepat pada waktunya maka hanya akan ada transaksi kali bi
kali murni, namun apabila Alex tidak dapat memenuhi janjinya dan terlambat dlam menyerahkan
TV tersebut kepada Budi, maka terjadilah kali bi kali dengan diikuti tadlis waktu penyerahan.
Dalam sebuah grafis, tadlis dalam waktu penyerahan dapat diilustrasikan pada
gambar 11.11 sebagai berikut:
165
Gambar 11.11. tadlis dalam waktu penyerahan
11 Hadis Riwayat Bukhari
Bagian 4
TAGHIR (UNCERTAIN TO BOTH PARTIES)
Taghir berasal dari darikata bahasa arab gharar, yang berarti: akibat, bencana,
bahaya, risiko dan ketidakpasstian. Dalam fiqih mu’malah, taqhir berarti melakukan sesuatu
secara membabi buta tanpa pengetahuan yang mencukupi; atau mengambil risiko ssendiri dari
suatu perbuatan yang mengandung risiko tanpa mengetahui dengan persis apa akibatnya atau
memasuki kancah risko tanpa memikirkan konekuensinya.12
Menurut Ibn Taimiyah, gharar terjadi apa bila seseorang tidak tahu apa yang
tersimpan bagi dirinya pada akhir suatu kegiatan jual beli.
Seperti yang telah kita bahas pada awal pembahasan bab ini, baik taghir maupun
taqlis keduanya terjadi karena adanya incomplete information. Namun, berbeda dengan taqlis,
dimana inclomplete information ini hanya didalami oleh satu pihak saja (unknow to one party,
misalnya pembeli saja, atau penjual saja), dalam taghir, inclomple informationini dialami oleh
kedua belah pihak (baik pembeli maupun penjual). Karena itu, kasus taghir terjadi bila ada unsur
ketidak pastian yang melibatkan kedua belah pihak (uncertain to both parties).
Dalam ilmu, taghir ini lebih dikenal sebagai uncertainty (ketidakpastian) atau
risiko. 13 dalam situasi kepastian (certainty), hanya ada satu kejadian yang akan muncul sengan
probabilitas14 sebesar 1. Gambar grafis siutuasi ini diberikan pada gambar 11.12 dibawah ini.
Sumbu vertikal menyatakan besaran probabilitas, sedangkan sumbu horinzontal menyatakan
hasil kejadian. Gambar 11.12 memperlihatkan situasi kepstian, dimana hanya ada satu kejadian
166
yang muncul, (yaitu A), dengan probabilitas sebesar 1. Dengan demikian, kita mengetahui
dengan yakin bahwa kejadian A pasti akan muncul.
Gambar 11.12.kepastian: hasil tunggal A (single outcome)
12Afzalur Rahman, op.cit.hlm161. 13frangk knight membedakan risiko. Lihat roberts. Pindyck and
daniel L. Rubinfield, microeconomics, 3rd edition hlm. 139. 14probabilitas mengacu pada kejadian yang
akan mucul
Dilain piihak, dalam situasi ketidakpastian (uncertainty) adda lebih dari satu hasil atau
kejadian yang mungkin akan muncul dengan probabilits yang berbeda beda. Dengan demikian,
kita memiliki distribusi probabilitas. Situasi ketidakpastian ini dilukisakan pada gambar 11.12
diatas. Terdpat tiga hasil yang munkin akan muncul, yakni A,B dan C. Tiga hasil tersebut
memiliki kemungkinan A muuncul adlah 0,25; B muncul hasil 0,5; sedangkan C muncul adalah
0,25. Bila kita jumlhkan masing masing probabilitas tersebut adalah (0,25 + 0,5 + 0,25) maka
kita mendapatkan angka total =1.
167
Berikut ini kita akan merinci lebih lanjut keempat bentuk taghrir yang sadah disebutkan
diatas.
Gambar 11.13. ketidakpastian:hasil lebih dari satu A,B dan C (multiple)
Taghrir dalam kuantitas
Contoh taghrir dalam kuantitas adaah sistem ijon. Misalnya petani sepakat untuk
menjual hasil panennya (beras dengan kualitas A) kepada tengkulak dengan harga Rp750.000,00
padahal pada saatnya kesepakatan jual beli dilakukan, sawah sipetani belum dapat dipanen.
Dengan demikian, kesepakatan jual beli dilakukan tanpa menyebutkan spesifikasinya mengenai
berapa kuantitas yang dijual (berapa ton, berapa kuintal, misalnya) padahal harga sudah
ditetapkan. Dengan demikian, terjadi ketidakpastian menyangkut kuantitas barang yang
ditransaksikan.
Secara grafis tghrir kuantitas ini dapat diilustrasikan seperti yang tampak pada
gambar 11.14 dibawah ini.
168
Gambar 11.14. taghrir kuantitas dalam ilustrasi grafik
169
Grafik a. Adalah fungsi produksi yang menggambarkan dari tiga kemungkinan yang ada
TP1 adalah fungsi produksi dengan skenario pesimis, TP2 untuk skenario moderat dan TP3untuk
fungsi produksi dengan skenario optimis. Tentunya dari ketiga fungsi mana yang akan berlaku,
baik penjual maupun pembeli tidak mengetahuinya.
Bila grafik a dicerminkan kedalam fungsi biaya (b), maka kita dapat menurunkan dan
menentukan jumlah produksi untuk ketiga skenario. Pada TP1 maka output yang dihasilkan
adalah Qx1, bila TP2 maka kuantitas hasil panen adalah Qx
2 atau satu ton dan bila skenario optimis
menjadi kenytaan maka total panen berada pada level Qx3.
Gambar (c) merupakan penurunan lebih lanjut fungsi biaya, dimana fungsi biaya tersebut
dijelaskan plehbkurva MC dan kurva ATC. Seperti yang telah kita bahas pada bab VI dan bab
VII, bahwa hakikat kurva MC yang berada diatas kurva ATC merupakan fungsi penawaran yang
diberikan oleh produsen.
Karena produsen menghadapi pasar persaingan sempurna maka keseimbangan akan
tercipta ketika kurva permintaan (D=P=MR=AR) dengan kurva penawaran. Namun, yang
menjadi permasalahan pada taghrir kuantitas disini adalah transaksi terjadi dengan harga yang
sudah pasti utuk dipertukarkan dengan barang yang sudah pasti jumlahnya. Artinya kurva
permintaan sudah jelas, namun kurva penawaran belum dapat ditentukan pada kurva yang mana
penawaran yang sesungguhnya akan terjadi. Dengan demikian, pada taghrir kuantitas
keseimbangan yang dicapai adalah keseimbangan yang semu danpasti.
Taghir dalam Kualitas
Contoh taghir dalam kualitas adalah menjual anak sapi yang masih dalam dalam
kandungan induknya. Penjual sepakat akan menjual anak sapi tersebut begitu lahir, seharga Rp
1.000.000,00. Dalam kasus ini penjual maupun pembeli tidak tau apakah akan lahir normal, atau
cacat. Dengan demikian terjadi ketidakpastian menyangkut kualitas barang yang ditransaksikan.
170
No.
Skenario Probabilits
Harga Jual Keutungan Pembeli
1 Lahir normal
0,7 Rp 1.500.000
Rp 500.000
2 Lahir cacat
0,2 Rp 250.000
Rp 750.000
3 Lahir mati 0,1 Rp 0 Rp. 1.000.000
Price
Si; 1= X1, X2, X3,…..Xn
D X=1
Quantity
Pada gambar diatas dapat kita lihat bahwa titik ekuilibrium bukanlah hasil perpotongan
dari penawaran dan permintaan dengan kualitas yang sama.
Taghir dalam Harga
171
Dalam kasus ini, walaupun kuantitas dan kualitas barang sudah ditentukan, tetapi terjadi
ketidakpastian dalam harga barang karena si penjual dan si pembeli tidak mensepakati satu harga
dalam satu akad.
Price
Dxt = 1; l = 1,2,3 Sx
t = 3
Sxt = 2
Sxt = 1
Quantity
Penawaran yang memberikan alternative harga ditanggapi oleh pembeli dengan satu
kurva permintaan. Baik pembeli dan penjual tidak tahu alternative mana yang akan berlaku. Pada
gambar diatas kita dapat melihat bahwa penawaran harga apabila pembayaran baru berada pada
t=2 atau t=3, harga yang berlaku untuk transakti jual beli ini berbeda beda.
172
p
x=pxt=1ataupx
t=2ataupxt=3sehinggakesei
mbangantidakakantercapaikarenatid
akadanyakepastianharga
(uncertainty in price) dimana
Price
probability
Qxt=1
0,3
Taghir Menyangkut Waktu Penyerahan
Dalam transaksi ini terjadi ketidakpastian menyangkut waktu penyerahan barang, karena
barang yang dijual tidak tahu keberadaannya. Sama seperti yang terjadi pada taghir lainnya, pada
taghir dengan tidak adanya kepastian waktu penyerahan secara grafis juga gagal untuk
menerangkan tinggat ekuilibrium yang sesungguhnya terjadi. Perpotongan antara kurva
permintaan dengan penawaran tidak dapat memberikan informasi yang jelas kepada kita berapa
level harga yang terjadi pada jumlah kuantitas tertentu.
Apendiks Bab 11
Manipulasi Pasar Dalam Perdagangan Saham
(Materi Intermediate)
a. Pendahuluan
Pada awal tahun 2011, Bursa Efek Indonesia(BEI) mengaplikasikan mekanisme
perdagangan saham syariah yang sampai sekarang masih diyakini sebagai yang pertama
di dunia. Kemunculan peraturan baru BEI tersebut diharapkan dapat meningkatkan
kepercayaan publik bahwa investasi syariah dipasar modal telah sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah, tidak hanya dalam hal penyaringan (screening) saham, tetapi juga dari
sisi mekanisme perdagangan yang sesuai syariah.
Keingin tahuan masyarakat Indonesia terkait kesesuaian mekanisme perdagangan
efek bersifat ekuitas dengan syariah mendorong Dewan Syariah Nasional (DSN) untuk
mengembangkan sebuah fatwa terkait aplikasi prinsip-prinsip syariah yang berguna
sebagai pedoman dalam kaitannya dengan mekanisme perdagangan efek bersifat
ekuitas.merujuk pada fatwa DSN Indonesia No.80/DSN-MUI/III/2011, BEI
mengidentifikasi 11 aktivits atau transaksi terlarang dan mengelompokannya menjadi
173
lima kategori yang berbeda. Wash sale dan pre-arrange diklasifikasikan sebagai taghrir;
front running dan misleading information sebagai tadlis; marking at the close dan
alternate trade sebagai ghisysy; pump and dump, hype and dump, dan creating fake
demand or supply sebagai najsy; pooling interest dan cornering dikelompokan sebagai
ikhtikar.
b. Mekanisme Perdagangan Efek Menurut Persektif Islam
Sesuai dengan fatwa No.80/DSN-MUI/III/2011, di Indonesia perdagangan efek
dipasar reguler menggunakan akad bai’ atau akad buy-sell. Bai’ adalah sebuah akad atas
pertukaran aset yang bertujuan untuk memindahkan kepemilikan harta tersebut. Akad ini
hanya akan di anggap sah (valid ) jika sebuah kesepakatan terjadi pada harga serta jenis
dan volume tertentu antara permintaan beli dan penawaran jual sekalipun penyelesaian
administrasi transaksi pembeliannya (settlement) dilaksanakan dikemudian hari
berdasarkan prinsip qabdh hukmi (penaksiran sebuah harta dengan nilai wajar).
Ketetapan harga dalam jual-beli itu dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan yang
merujuk pada harga pasar wajar melalui mekanisme tawar menawar yang
berkesinambungan atau bai’ al-musawamah.
Akad antara efek yang dibeli atau dijual oleh anggota dan non-anggota
menggunakan akad ju’alah. Bursa efek syariah diharuskan membuat aturan yang
melarang terjadinya dharar atau segala kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah
dalam perdagangan efek syariah. Fungsi-fungsi lainnya termasuk mendeteksis dan
mencegah segala aktivitas dan kegiatan yang di indikasikan tidak sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah.
c. Manipulasi Pasar
Allen dan Gale mngelompokan manipulasi ke dalam tiga ketegori: pertama ,
manipulasi informasi; kedua, menipulasi tindakan; ketiga, manipulasi perdagangan.
174
Manipulasi informasi dapat di definisikan sebagai menyebarkan informasi menyesatkan
atau rumor. John dan Narayanan (1997) menyatakan bahwa peraturan pengungkapan
yang saat ini digunakan oleh komisi bursa efek dan sekuritas ( Amerika Serikat)
menciptakan dorongan bagi informed insiders untuk memanipulasi pasar saham dengan
melakukan perdagangan yang keliru pada waktu yang tepat. Manipulasi tindakan dapat
didefinisikan sebagai perbuatan yang dapat mengubah nilai perkiraan atau nilai aktual
sebuah aset. Manipulasi perdagangan dapat di definisikan sebagai suatu keadaan dimana
seseorang tidak mungkin sepenuhnya menentukan apakah pembeli saham memiliki
prospek perusahaan atau hanya mencoba untuk memanipulasi harga saham untuk
mendapatkan keuntungan.
Kembali pada fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011, terdapat 11 aktivitas atau
transaksi terlarang yanng telah di kelompokan ke dalam 5 kategori : tadlis, taghrir,
ghisysy, najsy, dan ikhtikar. Tadlis adalah tindakan menyembunyikan kecacatan objek
akan yang dilakukan oleh penjual untuk mengelabui pembeli seolah-olah objek akad
tersebut tidak cacat. Front running dan menyebarkan misleading information
diklasifikansikan sebagai tadlis. Tahgrir adalah upaya memengaruhi orang lain, baik
dengan ucapan maupun tindakan yang mengandung kebohongan, agar terdorong untuk
melakukan transaksi. Wash sale dan pre-arranges trade dikelompokan sebagai taghrir.
Ikhtikar adalah membeli suatu barang yang sangat diperlukan masyarakat pada saat harga
mahal dan menimbunnya dengan tujuan untuk menjualnya kembali saat harganya lebih
mahal. Pooling interest dan cornering dimasukan ke dalam ikhtikar. Ghisysy adalh salah
satu bentuk tadlis, dimana penjual mengungkapkan hanya keunggulan dan keistimewaan
barang yng di jual serta menyembunyikan kecacatannya. Marking at the close dan
alternate trade diklaisfikasikan sebagai ghisysy. Najsy adalah tindakan penawaran palsu
dengan harga lebih tinggi oleh pihak yang tidak bermaksud membeli barang, hanya untuk
menimbulkan kesan banyak pihak yang berminat membelinya. Pump and dump , hype
and dump, dan creaing fake demand or supply dikategorikan sebagai najsy.
175
D. Tadlis
Tadlis adalah tindakan menyembunyikan kecacatan objek akad yang di lakukan oleh penjual. Tindakan yang termasuk dalam kategori tersebut utamanya adalah penggunaan informasi menyesatkan (misleading information) dan front running. Penggunaan informasi menyesatkan yang di maksud adalah membuat pernyataan yang secara material tidak benar sehingga dapat memberikan pengaruh negatif terhadap harga efek di bursa efek. Front running adalah perbuatan anggota bursa efek untuk melakukan transaksi lebih dahulu atas suatu efek tertentu, atas dasar adanya informasi bahwa nasabahnya akan melakukan transaksi surat berharga dalam volume besar, yang diperkirakan dapat memengaruhi harga pasar. Tujuan front running adalah untuk meraih keuntungan atau mengurangi kerugian. Menurut Bernhardt dan Taub (2006) dalam kondisi dinamis, pelaku monopoli melakukan perdagangan front-run berdasarkan pengetahuannya akan likuiditas di masa yang akan datang menjadikan hasilnya akan berlawanan, yaitu keuntungan spekulan berasal dari pemerataan keuntungan (smoothing profits) dari waktu ke waktu. Front running menjelaskan korelasi positif berkelanjutan terhadap order flow yang muncul di data mereka. Model tersebut dapat di buktikan dengan menghitung keuntungan yang di harapkan si spekulan melalui kondisi profit nihil para market maker, karena mereka harus menyamakan kerugian yang di harapkan dari para pedagang likuiditas. Secara baku Bernhardt dan Taub merumuskannya sebagai berikut. Asumsikan terdapat dua strategi perdagangan, x1 dan x2.2
176
Bernhardt dan Taub membuktikan, dalam model standar spekulasi, jika korelasi tidak di buat ke dalam proses perdagangan likuiditas, maka net order flow tidak akan berkorelasi berurutan. Hal ini mudah di perhatikan dengan mencatat bahwa periode harga t biasanya selisih pada periode harga t-1, dan jika perdagangan likuiditas tidak berkorelasi berurutan, net order flow juga tidak akan berkorelasi. Dalam model ini, likuiditas perdagangan tidak berkorelasi, tetapi si spekulan front running memperkenalkan korelas berurutan ke dalam order flow. Karenanya, Model Bernhardt dan Taub:
Mereka berdua membandingkan hasil keuntungan ini dengan counterpart dalam kondisi yang normal di mana spekulan tidak melihat likuiditas perdagangan. Dalam situasi ini, keuntungan spekulan turun seiring berjalannya waktu: market maker menggabungkan informasi dari setiap periode untuk mendapatkan informasi lebih dalam tentang s. Ketidakmampuan untuk meratakan keuntungan ini merugikan si spekulan.
177
E. Taghrir dan Ihtikar
Taghrir adalah upaya untuk memengaruhi atau mendorong orang lain, baik dengan ucapan ataupun tindakan yang mengandung kebohongan untuk menyelesaikan sebuah transaksi. Pre-arranged dan wash sale trade diklasifikasikan sebagai taghrir. Pre-arrangedtrade adalah sebuah transaksi yang terjadi melalui pemasangan order beli dan jual pada rentang waktu yang hampir bersamaan yang terjadi karena adanya perjajnjian pembeli dan penjual sebelumnya. Tujuannya adalah memengaruhi harga untuk kepentingan pribadi, baik di dalam maupun di luar bursa. Wash sale atau perdagangan semu dapat di anggap sebagai transaksi antara pihak pembeli dan penjual yang tidak menimbulkan perubahan kepemilikan. Aktivitas tersebut mirip dengan short sale atau penjualan saham yang tidak di miliki oleh penjual. Tujuan dari kedua jenis manipulasi tersebut adalah untuk memengaruhi harga saham dengan memberikan kesan bahwa harga pasar yang berlaku merupakan hasil dari transaksi yang wajar. Aktivitas-aktivitas tersebut memberikan pengaruh seolah-olah efek tersebut aktif diperdagangkan.
Ihtikar adalah sebuah konsep yang menjelaskan tentang penimbunan barang-barang di pasar, dan dalam arti yang lebih luas, istilah tersebut juga mencakup manipulasi harga. Perbuatan tersebut tidak di perbolehkan menurut hukum syari’at. Merujuk pada fatwa dari DSN Indonesia, Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011, ihtikar adalah membeli sesuatu barang yang sangat di perlukan masyarakat pada saat harga mahal dan menimbunnya dengan tujuan untuk menjualnya kembali pada saat harganya lebih mahal. Pooling interest dan cornering diklasifikasikan sebagi ihtikar. Pooling interest di definisikan sebagai aktivitas transaksi atas suatu efek yang terkesan likuid, baik di sertai dengan pergerakan harga maupun tidak, pada suatu periode tertentu dan hanya di ramaikan sekelompok anggota
178
bursa efek pembeli maupun penjual. Ketika pooling interest terjadi, aktivitas transaksinya tiba-tiba melonjak dengan drastis. Tujuannya adalah menciptakan kesempatan untuk dapat menjual atau mengumpulkan saham atau menjadikan aktivitas saham tertentu dijadikan benchmark. Sementara cornering adalah pola transaksi yang terjadi pada saham dengan kepemilikan publik yang sangat terbatas. Dalam cornering, pemegang saham mayoritas berusaha untuk menciptakan suply semu yang menyebabkan harga menurun pada pagi hari dan investor publik melakukan short selling. Kemudian pemegang saham mayoritas berupaya untuk melakukan pembelian hingga menyebabkan harga meningkat pada sesi sore hari yang menyebabkan pelaku short sell mengalami kegagalan karena harus melakukan pembelian di harga yang lebih mahal.
Menurut Finnerty (2005) dan Komisi Bursa Efek dan Sekuritas (SEC), short sale adalah “penjualan efek yang tidak di miliki oleh penjual atau penjual memiliki tapi tidak menyerahkannya. Potensi penyalahgunaan short selling menjadi perhatian bagi anggota pasar, regulator, dan juga akademisi. Model Finnerty fokus pada manipulasi pasar. Para pelaku manipulasi menjual efek untuk menurunkan harga dan mengharapkan keuntungan dengan membelinya kembali pada harga yang lebih rendah di kemudian hari. Pelaku manipulasi juga dapat terlibat dalam manipulasi informasi secara simultan dengan cara menyebarkan rumor atau desas-desus, terlibat dalam wash sales, atau memanfaatkan alat manipulatif lainnya tanpa benar-benar menjual saham apapun untuk mendorong harga turun. Finnerty merumuskan dampak pembatasan short sale sebagai berikut:
Misalkan jumlah saham yang tersedia untuk di pinjam di tulis dengan huruf H. Maka,
Q1 (1) + Q1 ≥ H
179
Q1 (1) + Q1 (2) Z + QA (2) ≤ H
Hasilnya, P* (2) dalam rumus P* (2) = A + NA- BQ1 (1) – BQ1(2) memuat harga bayangan untuk harga shoort sales λ. Pada langkah kedua, harga pasar dalam persamaan limN ∞ P* (2) = L bertemu dengan L+ λ. Oleh karena itu, jumlah short sales pada langkah kedua dalam persamaan limN ∞ P* (2) = L dan limπ ∞ Q1 (1) + Q1 (2) + QA (2) = A – L
B
juga bertemu dengan H < (A – L) / B. Konsekuensinya, pembatasan pinjaman dapat mengurangi efisiensi pasar dengan mencegah pelaku short seller mengambil keuntungan dari penentuan harga yang salah.
Selain itu, Finnerty menggambarkan keseimbangan pasar dalam struktur pasar sederhana menunjukkan perilaku yang di harapkan dalam pasr yang bebas dari manipulasi. Gambar Ap.11.1 menjelaskan sensitivitas harga pasar untuk biaya shorting dan jumlah pedagang yang aktif ; Gambar Ap.11.2 menjelaskan sensitivitas π1 dari to N.
180
181
Tabel Ap. 11.1. Peta Manipulasi Pasar
Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 juga melarang tiga aktifitas lainnya. Pertama
adalah ghabn fahisy yang di kategorikan sebagai insider trading ( perdagangan yang
dilakukan orang dalam) dan meliputi kegiatan ilegal dalam industri pasar uang yang
bertujuan mendapatkan keuntungan dengan cara memanfaatkan informasi internal. Kedua
adalah bai’ al-ma’dun yang dianggap sebagai sebagai short selling( jual kosong) atau
metode yang digunakan dalam penjualan saham yang belum dimiliki oleh penjual
adengan harga lebih tinggi daripada harga beli yang diharapkan. Ketiga adalah riba yang
dikategorikan sebagai margin trading ( transaksi dengan pembiayaan) atau melakukan
transaksi atas efek dengan fasilitas pinjaman berbasis bunga dan kewajiban penyelesaian
pembelian efek.
182
Allen & Gale (1992) Aktivitas Manipulasi DSN-
MUI
Berbasis Informasi
Misleading InformationTadlis
Front Running
Insider Trading Ghabn Fahisy
Berbasis Tindakan
Wash SaleTaghrir
Pre-Arrange Trade
Berbasis Perdagangan
Pump And Dump
NajsyHype And DumpCrating Fake Demand And
SupplyPooling Interest
IkhtikarCernering
Marking At The CloseGhisysy
Alternate Trade
F. Ghisysy
Ghisysy adalah salah satu bentuk tadlis, dimana penjual menjelaskan hanya
keunggulan atau keistimewaan barang yang dijual serta menyembunyikan kecacatannya.
Marking at the close dan alternate trade diklasifikasikan sebagai ghisysy. Marking at the close
atau pembentukan harga penutupan adalah penempatan order jual beli yang dilakukan diakhir
hari perdagangan yang bertujuan menciptakan harga penutupan sesuai dengan yang diinginkan .
harga yang diinginkan bisa lebih tinggi , lebih rendah ,atau tetap dibandingkan dengan harga
penutupan sebelumnya .
Gambar Ap. 11.3 Marking at the close; kasus diindonesia
Otoritas pasar modal mendapati salah satu saham syariah telah dimanipulasi
sebagaimana terlihat dalam Gambar Ap. 11.3. pada hari pertama, tidak ada transaksi sepanjang
hari sampai mendekati sesi penutupan ketika tiba-tiba harga saham yang semula diperdagangkan
dibawah harga 120, berakhir pada 130. Pd hari kedua,tidak terjadi transaksi pd sesi perdagangan
183
awal. Namun terjadi satu transaksi pada awal sesi kedua dan ttiba-tiba terjadi beberapa transaksi
pada sesi penutupan yg membuat harga naik sampai level 145. Pada hari ketiga, pola yang sama
terulang,hanya ada satu transaksi pd awal sesi kedua dan tiba-tiba terjadi beberapa transaksi pd
sesi penutupan yg membawa harga ke level 170. Dalam waktu tiga hari harga meningkat dari
120 menjadi 170
Alternate trade adalah transaksi dari kelompok anggota bursa tertentu dg peran
sebagai pembeli dan penjual secara bergantian serta dilakukan dengan volume yang berkesan
wajar. Adapun harga yang diakibatkannya dapat tetap , naik, turun, tujuannya untuk memberikan
kesan bahwa suatu efek aktif diperdagangkan, pengalaman dindonesia terlihat di gambar
Ap.11.4 ketika otoritas pasar modal mengenali salah satu saham syariah telah dimanipulasi.
Pada pertama 1 ( 3-9 November), saham telah secara aktif diperdagangkan dengan
harga perdana sebesar 890, kemudian menembus 900 tiga kali, dan akhirnya kembali lagi kelevel
890. Pola yg sma berulang-ulang selama pekan 2, pekan , pekan 4 dan pekan 5 dimana hrga
kembali kelevel awal sebesar 890.
184
Gambar Ap. 11.4 Alternate Trade ; kasus di Indonesia
G. Najsy
Najsy adalah tawar-menawar palsu yang dilakukan oleh seorang calon pembeli yang
tidak berniat untuk membelinya, dilakukan hanya untuk mengelabui dan menimbulkan kesan
banyak banyak pihak yg berniat membelinya. Creating fake demand or supply (menciptakan
permintaan atau penawaran palsu), pump and pump, dan hype and pump dikategorikan sebagai
najsy. Creating fake demand or supply terjadi ketika satu atau lebih pihak tertentu melakukan
pemasangan order beli/jual pada level harga terbaik, tetapi jika order beli/jual yg dipasang sudah
mencapai best price maka order tersebut di-delete atau di-amend (baik dalam jumlahnya dan/
atau diturunkan level harganya ) secara berulang kali. Tujuannya adalh untuk memberi kesan
kepada pasar seolah-olah terdapat demand and pump adalah aktivitas transaksi suatu efek diawali
oleh pergerakan harga uptrend, yg disebabkan oleh serangkaian inisiatorbeli yang membentuk
harga naik hingga mencapai level harga tertinggi.
Sebelum libur nasional pd tanggal 14 mei, dimulai dari tanggal 5 sampai 13 mei,
saham secara terus menerus” dipompa”(pumped) dari harga awal sebesar 90 menjadi 185 pada
sesi penutupan tanggal 13 mei. Kemudian sejak tanggal 15 mei , saham tersebut
“dibuang”(dumped) secara terus-menerus dan berakhir di level 140 pada tanggal 19 mei.
185
Gambar Ap. 11.5. pump and dump;kasus diindonesia
Hype and pump adalah aktivitas transaksi suatu efek yg diawali oleh pergerakan
harga uptrend yg disertai dengan adanya informasi positif yang tidak benar, dilebih-lebihkan ,
misleading, dan juga disebabkan oleh serangkaian transaksi inisiator beli yg level
tertinggi,pihak-pihak yg berkepentingan terhadap serangkaian transaksi inisiator jual dg volume
yg signifikan dan dapat mendorong penurunan harga. Pola transaksi tersebut mirip dengan pola
pump and pump, yg bertujuan menciptakan kesempatan unuk menjual dengan harga tinggi agar
memperoleh keuntungan.
Eren dan Ozsoylev (2006) menunjukan bahwa praktik hype and dump dapat menjadi
optimal bagi informed trader untuk menciptakan lonjakan palsu di kalangan uninformed traders
asalkan terdapat satu native trader dipasar dan biaya penyebaran rumor tersebut tidak terlalu
rendah. Lonjakan palsu mengizinkan informed trader untuk menjual pada harga tinggi atau
membeli pd harga rendah. Penegakan peraturan yg ketat, meski dapat membuat biaya
penyebaran rumor sangat tinggi, belum tentu dapat membatasi skema hype and dumb. Melaui
186
hype and dumb , kedalaman pasar dan volume perdagangan dapat meningkatkan tetapi efisiensi
pasar menurun.
Eren dan Ozsoylev mengkaji bagaimana penyebaran rumor memengaruhi asset
prmintaan dan harga.
1. Strategi No Rumor Mangering
Proposisi 1 anggaplah strategi rumor-mangering_(v) = NR tidak memberikan
informasi tentang asset payoff. Terdpat unique symmetric linear NR-ekuilibrum yg
dijelaskan melaui
XNR(v) = (1+x )n= σLσV
v 43 3
SNR = gNR = 0
РNR (X) = σv2 σl x
Oleh karena itu, eren dan ozsoylev berkesimpulan bahwa ketika tidak terdapat
rumor-mongering dipasar, naïve trader akan mengalami kerugian informasiterhadap
market maker; marker maker dapat mnyimpulkan informasi dari aliran total order netto
dimana para naïve trader tetap tidak terinformasi sama sekali sepanjang permainan.
Akibatnya hanya informed trader, pedagang likuiditas , dan market maker yang ikut serta
di perdagangkan.
2. Strategi Rumor Mongering
Namun situasi bisa berubah ketika kita melihat sebuah pasar dengan rumor-
mongering. Di pasar ini, trader biasa tidak lagi mengalami kerugian dalam hal informasi
dibandingkan market maker; meski demikian mereka tetap mengamati rumor yang
dikirimkan oleh informed trader. Karenanya trading game di pasar ini sangat berbeda
dengan pasar sebelumnya yg di analisis pd proposal 1.
187
Eren dan ozsoylev berkesimpulan jika terdapat rumor-mongering di pasar,maka
aka nada dua tahap permainan yg berbeda: tahap signaling game, dimana strategi isyrat
dipilih oleh informed trader, dan tahap trading game, dimana permintaan dan harga
ditentukan.
Pada gilirannya, hal tersebut memengaruhi informasi yg diterima oleh market
maker dari aliran total order netto,sehingga harga yang ditetapkan market maker jauh dari
asset payoff. Hasilnya, informed trader berusaha untuk meningkatkan margin
keuntungannya. Ingat bahwa pilihan strategi signaling hanya bisa diamati oleh informed
trader dan pelaku pasar yang lain hanya dibekali keyakinan mengenai strategi
kseimbangan.
Keseimbangan peserta pasar yang lain tetap percaya bahwa dia masih mengikuti jalur
keseimbanga. Dalam kasus tidak ada penegakan regulasi, struktur yang telah dijelas dapat
mendapatkan pedagang berinformasi berbohong sebanyak mungkin, missal keputusan r-nya akan
bertemu, yang berarti bahwa informed trade tidak akan pernah bias mencapai kondisi
keseimbangan ketiak samapai pada pilihan strategi signaling. Penegakan regulasi membantu
trade yang telah mengetahui informasi untuk berkomitmen mencapai strategi keseimbangan
sinyal, karena penyimpangan dari kkeseimbangan juga dapat membawa diutility untuk biaya
yang terkait dengan rumor-mogering. Itulah sebabnya perlu untuk berada dalam kondisi non-zero
ketika kita menunjukkan adanya R-equilibrium dalam proposisi 2.
Proposisi 2 Anggaplah strategi rumor-mogering δ(v)=R tidak memberikan informasi
tentang asset payoff v. Jika setidaknya terdapat satu orang naive trade (mis. N>Ns) dan
intensitas peneggakan regulasi α adalah non-zero, maka terdapat unique symmetric linear NR-
ekuilibrium dimana strategi signaling tetap linear, yaitu
r1 = pv
di mana p
188
−2+N+NsN+Ns
< p 1← N sN−Ns
Sementara strategi permintaan dan harga memenuhi
xR(v , r )=¿ 1
2 λRv− p ( N−Ns )+Ns
2 p (2+N )λRr,
sR(r )=2+(1−p ) ( N−Ns )2 p (2+N ) λR r ,
gR(r )= 2 p−(1−pP ) Ns
2 p (2+N )λR r
PR( X ) = λR X
dimana
λR= √ A (N , Ns , p v σv)2 (2+N )σ L
dan
A(N ,N s,p) := (2+(1-p)(N -N s)) (2+(1= p)+(1- p)N s
Sekarang mari kita lihat kasus di Indonesia sebagaimana terdapat dalam gambar 6. Pada
akhir bulan September, harga awal berada pada posisi 280. Kemudian terjadi lonjakan yang
cepat dalam beberapa hari dan menyentuh harga tertinggi 400. Tidak lama setelah mencapai
harga tertinggi, harganya dijatuhnya secepat harganya dinaikkan, dan menyentuh level terendah
pada 1 oktober dengan harga 240. Pola yang sama berulang setelah 19 oktober, dari harga awal
sebesar 300, melonjak sampai harga 410, kemudian dijatuhkan kembali ke level 300.
189
Gambar Ap. 11.6. Hype and Dump: Kasus di Indonesia
H. Penutup
Mekanisme perdagangan saham syariah sama pentingnya dengan mode penyaringan
(screening) saham syariah, mekanisme perdaggangan yang sesuai dengan syariah belum diatur
resmi. Dibandingkan ddengan manipulasi pasar yang dikenal degan perdagangan saham
konvesional yang dikategorikan menjadi manipulasi informasi, tindakan dan perdagangan,
dewan syariah nasional Indonesia mengklasifikasikan manupulsi pasar menjadi lima kategori.
Tadlis dan ghabn fahisy dikategorikan sebagai manipulasi tindakan. Najsy, ihtikar, dan ghisysy
diklasifikasikan sebagai manipulasi perdagangan.
Proses pemetaan istilah syariah menjadi istilah yang lebih aplikatif dan dikenal secara
luas menjadikan aturan abru tentang mekanisme perdagangan saham syariah lebih mudah untuk
190
dimengerti olek praktisi pasar modal dan juga regulator. Bertujuan untuk memastikan bahwa
mekanisme perdagangan bebas dari manipulasi pasar. Di Indonesia, otoritas pasar modal telah
mengidentifikasi beberapa manipulasi pasar di perdagangan saham syariah seperti marketing at
the close, alternate trade, pump and dump, dan hype and dump. Meskipun saham-saham tersebut
sudah sesuai syariah, melalui temuan tersebut,otoritas pasar modal menganggap transaksi
tersebut”tidak sesuai dengan perinsip syariah”.
Dengan adanya peraturan ini dan penegakannya nperaturan, manipulasi pasar dapat di
minimalisir. Sehingga, pergerakan harga saham syariah bias menjadi lebih stabil dan seimbang.
191
BAB 12
EFISIENSI ALOKASI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
BAGIAN 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENDAHULUAN
Sudah menjadi kesadaran bagi kitat bahwa setiap unit-unit ekonomi nmesti mempunyai
kaitan dengan unit ekonomi yang lain sehingga pembahasan teori ekonomi tidaklah akan dirasa
lengkap apabila kita belum memberikan penjelasan bagaimana keterkaitan yang jelas antara
sector rumah tangga, sector produksi, sector pembiayaan dan lain sebagainya. Kalau dalam
pembahsan sebelumnya kita memberikan perhatian pada satu aspek pasar saja dan sangaat
tergantung sekali dengan asumsi ceteris paribus maka untuk dapat menjawab dan memberikan
pengetahuan bagaimana efisiensi lokasi dan distribusi pendapatan masyarakat, maka perlu juga
dimasukkan pembahasan analisis keseimbangan umum (general equilibrium analysis).
Dalam pembahasan bab-bab sebelumnya, hakikatnya keseimbangan yang dicapai baik
pada fungsi konsumsi atau produksi dan lainnya adalah keseimbangan parsial. Ciri utama yang
dapat kita rasakan adalah pengunaan asumsi yang luas (ceteris paribus), yang berarti “segenap
hal lainnya dianggap teteap dan tidak mempengaruhi inti pembahasan”. Sehingga pada analisis
parsial ini kita dapat memberikan perhatian pada satu pasar saja yang terisolasi dari pasar yang
lainnya. Analisis keseimbangan umum memperhitungkan atau mengakui keberadaan interaksi
antara harga dan kuantitas berbagai komoditi. Jika analisis keseimbangan parsial tidak
mengharuskan yang lain semua konstan, maka pada keseimbangan umum tidak memungkinkan
dari semua hal lain tersebut berbeda atau berubah-ubah pasti ada yang bersifat given atau ada
pula yang bersifat exogen.
192
Untuk mempermudah pembahasan babini, perlu sekiranya diawal bab kita membahas
teori pertukaran antara dua konsumen dan keseimbangan produksi. Hali ini dbutuhkan kerena
hakikat dari alokasi adalah bagaimana suatu keputusan berkonsumsi antara individu diputuskan.
BAGIAN 2
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PERTUKARAN DAN KESEIMBANGAN KONSUMSI ANTAR INDIVIDU
Untuk memahami latar belakang dan sebab-sebab pertukaran konsumsi anar ibndividu
dan keseimbangan konsumsi dikeduanya, berikut akan kita berikan asumsi yang cukup relevan
untuk mendukung analisis. Asumsi tersebut adalah ada dua individu yang mengonsumsi dua
macam komoditas yang total penawaranya tetap. Pada gambabr 12.1, panel (a) dan (b) adalah
ruang konsumsi untuk masing-masing individu. Titik origin atau titik awal konsumsi untuk
individu A kita sebut OA dan untuk individu B kita sebut saja dengan Ob.
Untuk mempermudah pembahasan keseimbangan konsumsi antar individu tersebut, maka
kita gabungkan kedua ruang konsumsi tersebut kedalam satu kesatuan. Cara yang termudah
adalah memutar ruang konsumsi individu 2 hingga 180˚, maka kita akan mendapatkan sebuah
kotak yang berisikan ruang konsumsi untuk kedua individu. Dengan tidak mengubah letak titik
origin maka kita melihat bahwa titik origin individu 2 terletak disebelah pojok kanan atas. Bila
tingkat konsumsi semakin jauh dari titik origin(baik OA maupun Ob) maka semakin tinggi tingkat
kepuasan konsumsi. Kita asumsikan ada dua komoditi yang dikonsumsi oleh individu A dan B,
yaitu beras dan gandum. Jumlah konsumsi untuk beras di ilustrasikan dengan garis horizontal
(X) dan gandum dengan garis vertical (Y). Adan B adalah sama dengan total penawaran beras
(X). Demikian pula untuk konsumsi gandum.
Dalam literature kontemporer, kotak dari ruang konsumsi untuk menganalisis pertukaran
dua komoditi dari kedua individu tersebut disebut dengan Edgeworth box.
193
Individu A maupun individu B akan mengombinsikan kedua komoditas tersebut sesuai
dengan preferensi dan endowment yang dimiliki. Kita tuliskan saja konsumsi untuk individu A
adalah CA = (CAX , CA
Y) dimana CAX mempresentasikan konsumsi untuk beras (X) dan CA
Y untuk
konsumsi gandum (Y). Kemudian untuk individu B poin keseimbangan konsumsinya kita
tuliskan CB = (CBX , CB
Y). Kemudian dimana CA dan CB adalah tingkat konsumsi komoditas X dan
Y dibatasi oleh total penawaran dari komoditas X dan Y :
CAX + CB
X = ω…AX +…ωB
X
CAY + CB
Y = …ωAY+ …ωB
Y
A. Utility Possibility Frontier
Dimisalkan dengan 2 orang petani memiliki selera dan kemampuan sama yang
juga mengkonsumsi dan memproduksi beras dan gandum.Hal yang membedakan mereka
hanyalah luas lahan.
Kurva utility Possibility Frontier digambarkan oleh kurva atas
yang berupa titik-titik yang menunjukkan pareto optimal antara A & B.OB menunjukkan
jumlah lahan yang dimiliki B,OA menunjukkan jumlah lahan A. OA > OB menunjukkan
194
lahan A lebih luas dari B,pada titik OA utility A maksimal dan utility B nihil begitu pula
sebaliknya.Pergerakan titik OA ke OB menunjukkan utility A berkurang dan utility B
meningkat.Bentuk kurva tersebut ini menunjukkan adanya law of diminishing return.
B. Production Possibility Frontier
Batas kemampuan produksi yang mengungkapkan batas-batas peluang produksi
disebut PPF atau kurva transformasi.PPF adalah sebuah kurva yang memperlihatkan
rentang maksimum kombinasi input dari dua komoditas atau produk tanpa
mempersoalkan kepemilikan awal atas sumber daya yang digunakan.
Pada kurva ini kondisi law of dimishing return berlaku pada kegiatan produksi
juga berlaku.OW>OR menunjukangandum yang diproduksi lebih besar dari beras dan hal
itu merupakan gabungan dari produksi lahan A dan B.
C. Kurva IsowelfareFungsi kesejahteraan sosial berfungsi untuk memuaskan semua pihak dalam
pemanfaatan sumber daya.Fungsi ini merupakan penjumlahan utility dari semua
pihak.Hal ini diformulasikan sbb :
195
W(U1,.....Un) = ∑n=1
i
Ui
Dimana :
W = Kesejahteraan sosial
I = jumlah individu
U = utility individu
Semakin banyak individu maka semakin besar nilai kesejahteraan
sosialnya.Hal ini sering disebut sebagai fungsi kesejahteraan benthamite.
Fungsi kesejahteraan ini dikembangkan dengan
mempertimbangkan bobot dari masing-masing utility,dimana bobot ini menunjukkan
tingkat kepentingan utility tersebut.Persamaaan fungsi kesejahteraan sosial utility A dan
utility B dapat ditulis :
W = αUA + βUB
Dimana :
W = kesejateraan sosial` α
= bobot utility A
UA = utility A β
= bobot utility B
UB = utility B
Kurva dari fungsi kesejahteraan berupa garis lurus dengan
kemiringan/slope -β/α.
196
Slope isowelfare menunjukka tingkat kepentingan bagi masyarakat.Apabila utility A
lebih penting dari utility B,maka slop isowelfare -β/α lebih kecil dari 1 dan jika tingkat
kepentingan utility A sama dengan tingkat kepentingan utility B maka slope isowalfere =
-1.
D. Maksimalisasi Utility Possibility Frontier dan Production Possibility Frontier
Untuk memaksimalkan utility keduanya dibutuhkan budget
line.Diasumsikan utility A dan B sama pentingnya dengan kata lain setiap pengurangan
satu utility A akan menambah satu utility B atau slope isowelfare yaitu –β/α = -1.6.
Optimal solution terjadi pada titik A yaitu pada saat persinggungan kurva isowelfare dan
utility possibility frontier.
Optimal solution tercermin pada production possibility frontier
197
E. Pareto EfisiensiPenggabungan dua keseimbangan umum diatas menghasilkan satu
dunia yang hanya memiliki 2 konsumen,dua komoditi dan faktor produksi yaitu lahan
dan tenaga kerja yang terbatas.seperti pada gambar 12.7. Fungsi kepuasan konsumen
ditunjukkan oleh gambar 12.1 berupa kurva indifference.Pada gambar 12.8 akan
dijelaskan bahwa tingkat pareto yang efisien akan dicapai apabila kondisi pareto disisi
konsumsi dan produksi terpenuhi.Gambar 12.8 adalah gabungan dari konsumsi dan
produksi
BAGIAN 4
EFISIENSI DAN KEADILAN
Para ekonom konvensional berbeda pendapat tentang distribusi yg adil
1. Konsep egalitran : setiap orang dalam kelompok masyarakat menrima barang sejumlah
yg sama
2. Konsep rawisian maksimalkan uttylity orang yg paling miskin
198
3. Konsep utilitarian : maksimalkan total utility dari setiap orang dalam kelompok
masyarakat
4. Konsep market oriented hasil pertukaran melaui mekanisme pasar adalah yg paling adil.
A. INFAK DAN MAKSIMALISASI UTILITY
Rationality dalam kerangka definisi self interest dapat menerangkn perilaku
pemberian donasi, infak, sedekah dan tindakan menolong lainnya . misalnya farhan
yg tidak saja memikirkan pendapatan ,tetapi juga memikirkan pendapatan zahid
secara matematisfungsi utility farhan adalah :
Uf = f(Mf,MZ)
Dimana:
Uf : utility farhan
Mf : pendapatan farhan
Mz : pendapatan zahid
199
Uf = Mf ($60,000-Mz)
BAGIAN 5
PERBANDINGAN KONSEPSI OPTIMAL SOLUTION DI ANTARA KETIGA
SISTEM
A. System kapitalisme klasik
Dalam ekonomi kapitalis diakuinya kepemilikan harta pribadi secara penuh dan
tidak ada kebebasan yg sempurna .sebagaian dapat memperoleh kebebasan yg
lebih daripada lainnya.
200
Gambar dibawah ini menunjukkan kondisi optimal solution pd system ekonomi
Gambar : 12.10 optimal solution kesejahteraan social dan keseimbangan produksi
pd system ekonomi kapitalis klasik.
B. System sosialisme klassik
201
Ket : gambar bagian atas menunjukkan bahwa kesejahteraan maksimal terjadi
pada titik E kombinasi selain E,tidak memberikan kesejahteraan maksimal. Pd
gambar bagian bawah menunjukkan bahwa produksi normal terjadi titik L dimana
beras diproduksi sebesar R** dan gandum W**
Gambar 12.11. optimal solution kesejahteraan social dan keseimbangan produksi
pd system ekonomi social klasik.
C. Perbandingan system kapitalis dengan system sosialis
Perubahan system ekonomi kapitalis ke system sosialis menyebabkan
pengambilan sebagian lahan A yag kemudian dibagikan kepada B digambarkan
dengna O’A sama dengan O’B seperti ditunujukkan pd gambar 12.12
202
D. System islami
ENDOWMENT yang sama rata
Dalam islam , redistribusi kekayaan dilakukan sebagai suatu kewajiban
misalnya zakat dan sebagai suatu cara untuk meningkatkan utility misalnya infak.
ENDOWMENT yg tidak sama rata
Hal ini apabila redistribusi kekayaan yg terjadi dalam system yg islami
ini dilakukan dengan membagi kekayaan secara tidak sama rata.
203
E. SUPERIORITAS SISTEM EKONOMI ISLAM
204
Tingkat produksi dalam ekonomi islam yg lebih tinggi dibandingkan dengan
system ekonomi lainnya . pencapaian ini karena :
1. System kapitalis klasik adanya nilai endowment gap dalam memanfaatkan
sumber daya yg ada
2. System sosialis klasik adanya initial frontier dan production possibility
frontier berada pada tingkat yg lebih rendah karena masalah inefiensi
3. System islami nilai turunnya satification lebih kecil dibandingkan naiknya
satification
205
206
DAFTAR PUSTAKA
Karim, Ir .Adiwarman A. S.E,M.B.A.,M.A.P., ekonomi mikro islami,
cetakan ke-7,juni 2015,PT. RajaGrafindoPersada,Jakarta
207