Download - RENJA BKP 2013
0
TAHUN 2011
RENJA
2013
BADAN KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN GORONTALO
1
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pangan sebagai bidang terpenting dalam pembangunan yang mampu
menjembatani pencapaian cita-cita luhur guna mensejahterakan rakyat,
sekaligus mengangkat harkat martabat bangsa Indonesia di masyarakat dunia.
Pemantapan ketahanan pangan dapat dilaksanakan melalui berbagai upaya
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebagai perwujudan
pembangunan sosial-ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, upaya
peningkatan produksi, ketersediaan dan cadangan pangan, distribusi, serta
peningkatan kualitas konsumsi dan keamanan pangan akan terus dilaksanakan.
Dengan demikian, program-program pembangunan pertanian dan ketahanan
pangan perlu diarahkan untuk mendorong terciptanya kondisi sosial-ekonomi
yang kondusif menuju ketahanan pangan yang mantap dan berkelanjutan.
Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo mendukung Pemerintah Pusat
yang telah menyatakan komitmen dan berperan aktif dalam berbagai hal dalam
melaksanakan aksi kemanusian, terutama mengatasi masalah kelaparan,
kekurangan gizi serta kemiskinan dunia. Kesepakatan tersebut antara lain
tertuang dalam Millenium Development Goals (MDGs) 2000 yang isinya antara
lain mengurangi angka kemiskinan ekstrem dan kerawanan pangan di dunia
sampai setengahnya pada tahun 2015.
Berdasar kerangka tersebut, Badan Ketahanan Pangan sebagai salah satu
SKPD di Kabupaten Gorontalo, sesuai tugas dan fungsinya untuk melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang ketahanan pangan, bersama-
sama instansi terkait lainnya mempunyai peran strategis dalam mendorong
perwujudan ketahanan pangan daerah termasuk dalam mengurangi angka
kemiskinan dan kerawanan pangan.
2
Dalam rangka memelihara kesinambungan proses pembangunan dan
melanjutkan berbagai pencapaian pembangunan yang telah dilaksanakan serta
sebagai upaya untuk mewujudkan kondisi yang diharapkan oleh Badan
Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo pada masa mendatang maka
diperlukan dokumen Renstra Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo
Tahun 2011-2015 serta Dokumen Renja untuk setiap Tahun Anggaran.
Renja Badan Ketahanan Pangan adalah dokumen perencanaan Badan
Ketahanan Pangan, yang berisikan rencana kerja program dan kegiatan yang
akan dilaksanakan untuk periode 1 tahun yang akan datang.
Dokumen Renja ini bersifat jangka pendek namun tetap memperhatikan
rumusan visi misi dan arah kebijakan pembangunan Badan Ketahanan Pangan
untuk lima tahun mendatang yang termuat dalam dokumen Renstra.
Usaha untuk mewujudkan visi, misi dan arah kebijakan diatas perlu
didukung dengan strategi umum, yang kemudian diterjemahkan ke dalam
program-program pembangunan dan diuraikan ke dalam kegiatan-kegiatan
yang mendukung masing-masing program tersebut.
Strategi pembangunan ketahanan pangan disusun dan disesuaikan dengan
tugas dan fungsi setiap bidang pada Badan Ketahanan pangan, yang memiliki 3
bidang yaitu;
1. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan pangan
2. Konsumsi dan Keamanan Pangan
3. Distribusi pangan
Dokumen Renja Badan Ketahanan Pangan ini akan menjadi acuan dalam
penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk bidang
Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo.
3
1.2 LANDASAN HUKUM
Rencana Kerja SKPD Badan Ketahanan Pangan Tahun 2013disusun
berdasarkan perundang-undangan dan peraturan antara lain :
a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
b. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
c. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Pasal 5 ayat 2).
d. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Bab VII Pasal 150).
e. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
f. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33
g. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Pasal 11);
h. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Perintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang
Negara/Daerah;
k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
l. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006;
m. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/12/2010
tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Ketahanan Pangan Provinsi
dan Kabupaten/Kota
4
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan disusun agar
dapat lebih terarah dan fokus pada penyelenggaraan tugas dan fungsi
serta merupakan pedoman dan acuan dalam pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo tahun
2013.
Tujuan Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan adalah : Untuk
mewujudkan Visi dan Misi Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo
periode 2011-2015 melalui penyelenggaraan program dan kegiatan
Ketahanan Pangan sebagai pengawalan dan pendampingan program
pemerintah daerah dengan indikator programnya yaitu : Menjamin
Ketersediaan Pangan Daerah melalui Peningkatan Produktivitas
Pertanian.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Penyusunan Rencana Kerja Tahun 2013 ini disusun secara sistematis yang
terdiri dari dari empat bab yaitu:
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mengemukakan pengertian ringkas Renja, proses penyusunan Renja,
keterkaitan dengan RKPD dan Renstra.
1.2. Landasan Hukum
Memuat penjelasan tentang Undang-Undang, PP, Perda, dan ketentuan
peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan
fungsi, kewenangan SKPD serta pedoman yang dijadikan acuan dalam
penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD.
5
1.3. Maksud dan Tujuan
Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renja
SKPD
1.4. Sistematika Penulisan
Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renja SKPD serta susunan
garis besar isi dokumen.
BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun lalu dan Capaian Renstra SKPD
Bab ini memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja
SKPD tahun lalu (tahun n-2) dan perkiraan capaian tahun berjalan (tahun n-
1), mengacu pada APBD tahun berjalan yang seharusnya pada waktu
penyusunan Renja SKPD sudah disahkan. Selanjutnya dikaitkan dengan
pencapaian target Renstra SKPD berdasarkan realisasi program dan
kegiatan pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya.
2.2. Analisa Kinerja Pelayanan SKPD
Berisikan kajian terhadap capaian kinerja pelayanan SKPD berdasarkan
indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam SPM, maupun terhadap IKK
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008, dan Peraturan
Pemerintah nomor 38 Tahun 2007.
2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
Berisikan uraian mengenai:
1. Tingkat kinerja pelayanan SKPD dan hal kritis yang terkait dengan
pelayanan SKPD
2. Permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsi SKPD
3. Dampaknya terhadap pencapaian visi dan misi kepala daerah, terhadap
capaian program Nasional/Internasional, seperti SPM dan MDGs.
4. Tantangan dan peluang dalam meningkatkan pelayanan SKPD
6
5. Formulasi isu-isu penting berupa rekomendasi dan catatan yang
strategis untuk ditindaklanjuti dalam perumusan program dan kegiatan
prioritas tahun yang direncanakan
2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD
Berisikan uraian mengenai :
1. Proses yang dilakukan yaitu membandingkan antara rancangan awal
RKPD dan hasil analisis kebutuhan
2. Penjelasan mengenai alasan proses tersebut dilakukan
3. Penjelasan temuan-temuan setelah proses tersebut dan catatan penting
terhadap perbedaan dengan rancangan awal RKPD, misalnya : terdapat
rumusan program dan kegiatan baru yang tidak terdapat dirancangan
awal RKPD, atau program dan kegiatan cocok namun besarannya
berbeda.
2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
Dalam bagian ini diuraikan hasil kajian terhadap program/kegiatan yang
diusulkan para pemangku kepentingan, baik dari kelompok masyarakat
terkait langsung dengan pelayanan provinsi, LSM, asosiasi-asosiasi,
perguruan tinggi maupun dari SKPD kabupaten/kota yang langsung
ditujukan kepada SKPD Provinsi maupun berdasarkan hasil pengumpulan
informasi SKPD Provinsi dari penelitian lapangan dan pengamatan
pelaksanaan musrenbang kabupaten/kota.
BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional
Telaahan terhadap kebijakan Nasional dan sebagaimana dimaksud yaitu
penelaahan yang menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan
Nasional dan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.
7
3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD
Perumusan tujuan dan sasaran didasarkan atas rumusan isu-isu penting
penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dikaitkan dengan sasaran
target kinerja Renstra SKPD.
3.3. Program dan Kegiatan
Berisikan penjelasan mengenai:
a. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan
program dan kegiatan.
b. Uraian garis besar mengenai rekapitulasi program dan kegiatan
c. Penjelasan rumusan program dan kegiatan
BAB IV. PENUTUP
Berisikan uraian penutup berupa catatan penting yang perlu mendapat
perhatian, kaidah-kaidah pelaksanaan dan rencana tindak lanjut.
8
Bab II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2011
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD
1. Hasil evaluasi pelaksanaan Renja Tahun lalu (Tahun n-2.) atau
Tahun 2011.
Badan Ketahanan Pangan mengelola Dana APBD berjumlah Rp
1.829.041.456,- capaian realisasi akhir tahun anggaran Rp
1.809.191.172,- (98,91%) untuk 4 program dengan 16 indikator
kegiatan. Dari 4 program kegiatan hanya terdapat 1 (satu) program
kegiatan yang merupakan indikator kinerja utama Badan Ketahanan
yaitu : Program Peningkatan Ketahanan Pangan dengan pagu dana
Rp 476.525.000,- dan realisasi s/d akhir tahun anggaran Rp
447.717.766,- (93,95 %).
Alokasi dan Realisasi Anggaran Tahun 2011
URAIAN ANGGARAN REALISASI
Jumlah Total 1.829.041.456,- 1.809.191.172,-
Belanja Tidak
Langsung 1.070.041.456,- 1.065.500.127,-
Belanja Langsung: 759.000.000,- 743.691.045,-
- Belanja Pegawai 146.400.000,- 146.400.000,-
- Belanja Barang dan
jasa
255.395.000,- 247.482.996,-
- Belanja Modal 357.205.000,- 349.808.049,-
9
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Kegiatan-kegiatan yang termasuk pada program ini adalah penyediaan jasa
komunikasi, sumber daya air dan listrik; penyediaan peralatan dan
perlengkapan perkantoran; penyediaan jasa administrasi keuangan; rapat-
rapat koordinasi dalam daerah dan luar daerah.
Seluruh kegiatan administrasi perkantoran telah memenuhi target,
meskipun jumlah anggaran direalisasikan lebih rendah dari yang
direncanakan yaitu realisasi mencapai 74,80 %
b. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Kegiatan-kegiatan yang termasuk pada program ini adalah
Pembangunan/pemeliharaan gedung kantor; pengadaan kenderaan dinas;
dan pemeliharaan rutin/berkala kenderaan dinas/operasional.
Kegiatan yang diprogramkan adalah Belanja perawatan kenderaan
bermotor dan belanja bahan bakar minyak/gas dan pelumas, kegiatan ini
keuangannya mencapai 94,73 %. Ada beberapa kegiatan pada program ini
tidak terlaksana disebabkan oleh keterbatasan dana seperti pengadaan
kendaraan dinas dan pembangunan gedung kantor.
c. Peningkatan disiplin aparatur
Kegiatan-kegiatan yang termasuk pada program ini adalah pengadaan
pakaian dinas beserta perlengkapanya dan pengadaan pakaian khusus hari-
hari tertentu. Kegiatan yang terlaksana pada program ini hanya belanja
Pakaian Sipil Harian (PSH), realisasi 100 %.
d. Peningkatan ketahanan pangan
Kegiatan pengembangan daerah rawan pangan
Kegiatan pemantauan/analisis daerah rawan pangan atau daerah yang
berpotensi rawan dilakukan guna penanganan dini daerah rawan pangan, telah
dilaksanakan pada 18 Kecamatan, dengan anggaran APBD sebesar Rp.
5.250.000 yang dialokasikan untuk perjalanan dinas dalam daerah dalam
rangka mengidentifikasi daerah rawan pangan, realisasi keuangnanya yaitu
sebesar Rp. 5.200.000,- atau mencapai 99,04 %. Berdasarkan hasil pantauan
kecamatan yang terancam rawan pangan pada tahun 2011 adalah kecamatan
Tolangohula pada 5 (lima) desa yaitu desa Gandasari, Margomulyo, Suka
Makmur, Makmur Utara, Makmur Abadi, akan tetapi daerah tersebut termasuk
10
kategori rawan pangan transien yang hanya disebabkan oleh bencana
kekeringan. Telah diberikan bantuan ke desa-desa tersebut dengan dana yang
diberikan bersumber dari dana APBN.
Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan
Merupakan analisis terhadap konsumsi rumah tangga atau wilayah
apakah telah memenuhi anjuran angka kecukupan energi dan protein sehingga
menghasilkan skor pola pangan (PPH) yang diharapkan sehingga dapat
mendukung kesehatan, pertumbuhan dan pengembangan kecerdasan pangan
masyarakat. Anggaran yang dialokasikan pada kegiatan ini yaitu Rp. 13.125.000
realisasi capaian adalah Rp. 13.110.000,- (99,88%). Kegiatan ini telah
dilaksanakan pada 54 Desa, yaitu pengumpulan data/ survey dan analisis data,
sehingga menghasilkan skor PPH untuk kab. Gorontalo pada tahun 2011 adalah
79,20%.
Pengembangan desa mandiri pangan
Melalui program pengembangan desa mandiri pangan diharapkan
masyarakat desa mempunyai kemampuan untuk meningkatkan ketahanan
pangan dan gizi dengan meningkatkan Keberdayaan masyarakat miskin
perdesaan dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki atau
yang dikuasainya secara optimal, untuk mencapai kemandirian pangan rumah
tangga dan masyarakat. Upaya tersebut dilakukan melalui proses
pemberdayaan masyarakat antara lain dengan menempatkan tenaga
pendamping. Kegiatan ini telah dilaksanakan dengan menempatkan empat
orang tenaga pendamping pada 4 desa mandiri pangan. Dialoksikan anggaran
sebesar Rp. 51.500.000 untuk honor tenaga pendamping dan biaya perjalanan
dinas dalam rangka monitoring dan evaluasi kegiatan pendampingan desa
mandiri pangan, realisasi capaian sampai dengan akhir tahun mencapai Rp.
47.500.000 (92,23). Dana untuk kegiatan pemberdayaan desa mandiri pangan
bersumber dari APBN.
11
Pengembangan lumbung pangan desa
Kegiatan ini merupakan penjabaran dari tugas pokok Badan ketahanan
pangan kabupaten Gorontalo yang dapat mengakomodir ketersediaan pangan
di kecamatan dan Kabupaten Gorontalo. Pada kegiatan ini dibangun 3 buah
lumbung pangan, sumber dana pembangunan Lumbung pangan berasal dari
DAK Pertanian tahun Anggaran 2011 sebesar Rp. 300.000.000, dan Rp
37.500.000 untuk dana pendampingan dan monitoring, realisasi capaian 92,78
%. Pembangunan lumbung pangan berlokasi di Desa Momala, Kecamatan
Bongomeme, desa Bina jaya, kecamatan Tolangohula dan desa Lobuto
kecamatan Biluhu. Kegiatan pengembangan LDPM yang bersumber dari APBN
dan dana Hibah dari Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo telah membantu
kelancaran operasional pengelola lumbung pangan.
Pemanfaatan Pekarangan
Dalam kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat termotivasi untuk
memanfaatkan pekarangannya dengan benih pangan sayur-sayuran dan
terpenuhinya gizi masyarakat serta bertambahnya pendapatan masyarakat
melalui pemanfaatan pekarangan. Pada kegiatan ini telah dilakukan penyaluran
benih sayuran pada 375 KK dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 52.650.000,-
dan realiasi mencapai Rp. 52.275.000 (99,28 %).
12
2. Perkiraan capaian Tahun berjalan dan Capaian Realisasi Fisik
Keuangan Tahun 2012 keadaan s/d Triwulan I Bulan Februari
No Uraian
Program/Kegiatan
Jumlah (Rp) Capaian
Sebelum
Perubahan
Setelah
Prubahan Keuangan
(%)
1 2 3 4 6 7 Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
319.190.000
- Penyediaan Jasa Komunikasi,
Sumber Daya Air dan Listrik
17.040.000
1.623.670 9,5
- Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
68.000.000 0 0,00
- Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
106.500.000 17.400.000 16
- Penyedia Bahan Logistik Kantor
10.000.000 0 0,00
- Rapat – rapat koordinasi dan konsultasi Ke Luar Daerah
111.250.000 42.085.000 37.82
- Rapat – rapat koordinasi dan konsultasi Dalam Daerah
6.400.000 1.280.000 19,38
2. Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur 229.557.500
- Rehabilitasi sedang/berat Gedung Kantor
94.282.500 0 0,00
- Pemeliharaan rutin/berkala kenderaan Dinas/Operasional
135.275.000 0 0,00
3. Program Peningkatan Disiplin
Aparatur 21.500.000
- Pengadaan Pakaian Dinas beserta perlengkapnnya
21.500.000 0 0,00
4. Program Peningkatan
Ketahanan Pangan 503.752.500
- Penanganan Daerah Rawan Pangan
6.600.000 0 0,00
- Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai Pangan
21.400.000 0 0,00
- Laporan Berkala Kondisi Ketahanan Pangan Daerah
11.250.000 0 0,00
- Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan
58.080.000 0 0.00
- Pemantauan dan Analisis Harga Pangan Pokok
14.400.000 0 0.00
- Pengembangan Desa Mandiri Pangan
57.450.000 0 0.00
- Pengemangan Lumbung Pangan Desa
290.000.000 0 0.00
- Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan
40.962.500 0 0.00
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
3.610.000 0 0,00
Jumlah 1.074.000.000 62.388.670 5.80
13
Tabel 1. Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD dan Pencapaian Renstra SKPD s/d Tahun 2012 Badan Ketahanan Pangan Kabuaten Gorontalo Kode Urusan/bid. Urusan dan
program/kegiatan Indikator kinerja program/kegiatan
Target kinerja capaian Program (renstra BKP tahun 2011-2015
Realisasi target kinerja tahun 2010 (n-3)
Target dan Realisasi KInerja Program dan kegiatan Tahun Lalu (n-2)
Target program dan kegiatan Renja tahun 2012 (n-1)
Perkiraan Realisasi capaian Target Renstra s/d tahun berjalan
Target renja tahun 2011 (n-2)
Realisasi renja tahun 2011 (n-2)
Tingkat realisasi (%)
Realisasi capaian program kegiatan s/d tahun 2012
Tingkat capaian realisasi target Renstra (%)
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9) 11=(10/4)
Urusan : Wajib
Bidang urusan : Ketahanan Pangan
1 Program: Pelayanan Administrasi Perkantoran
1.1 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
Jumlah biaya 106.464.120 14.491.499 17.100.000 12.792.111
0,74 17.040.000 44.323.610 41,63
1.2 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Jumlah biaya 481.181.774 12.926.380 47.705.000 45.441.760
0,95 78.000.000 136.368.140 28,34
1.3 Penyediaan jasa administrasi keuangan
Jumlah biaya 691.890.037 94.560.000 98.900.000 98.400.000 0,99 106.500.000 299.460.000 43,28
1.4 Rapat-rapat koordinasi dlm daerah propinsi
Jumlah biaya 54.627.480 1.650.000 6.200.000 6.200.000 1 6.400.000 14.250.000 26,08
1.5 Rapat-rapat koordinasi luar daerah
Jumlah biaya 474.018.820 24.830.000 65.310.000 65.026.100 0,99 111.250.000 201.106.100 42,42
14
Kode Urusan/bid. Urusan dan program/kegiatan
Indicator kinerja program/kegiatan
Target kinerja capaian Program (renstra BKP tahun 2011-2015
Realisasi target kinerja tahun 2010 (n-3)
Target dan Realisasi Kinerja Program dan kegiatan Tahun Lalu 2011 (n-2)
Target program dan kegiatan Renja tahun 2012 (n-1)
Perkiraan Realisasi capaian Target Renstra s/d tahun berjalan
Target renja tahun 2011 (n-2)
Realisasi renja tahun 2011 (n-2)
Tingkat realisasi (%)
Realisasi capaian program kegiatan tahun 2012 (n-1)
Tingkat capaian realisasi target Renstra (%)
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9) 11=(10/4)
2 Peningkatan disiplin aparatur
2.1 Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapan
Jumlah biaya 32.846.000 0 5.400.000 5.400.000 1 10.750.000 16.150.000 49,16
2.2 Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
Jumlah biaya 55.838.200 0 0 0 0 10.750.000 10.750.000 19,25
3 Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
3.1 Pembangunan/pemeliharaan gedung kantor
Jumlah biaya 1.907.843.750 0 0 0 0 94.282.500 94.282.500 4,94
3.2 Pengadaan kenderaan dinas operasional
Jumlah biaya 70.000.000 0 0 0 0 80.000.000 80.000.000 114,2
3.3 Pemeliharaan rutin / berkala kenderaan dinas operasional
Jumlah biaya 566.541.210 33.882.500 42.110.000 41.290.900 0.98 55.275.000 130.448.400 23,02
15
Kode Urusan/bid. Urusan dan program/kegiatan
Indikator kinerja program/kegiatan
Target kinerja capaian Program (renstra BKP tahun 2011-2015
Realisasi target kinerja tahun 2010 (n-3)
Target dan Realisasi KInerja Program dan kegiatan Tahun Lalu (n-2)
Target program dan kegiatan Renja tahun 2012 (n-1)
Perkiraan Realisasi capaian Target Renstra s/d tahun berjalan
Target renja tahun 2011 (n-2)
Realisasi renja tahun 2011 (n-2)
Tingkat realisasi (%)
Realisasi capaian program kegiatan tahun 2012 (n-1)
Tingkat capaian realisasi target Renstra (%)
1 2 3 4 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9) 11=(10/4)
4 Peningkatan Ketahanan Pangan
4.1 Laporan berkala kondisi ketahanan pangan daerah
Jumlah Kegiatan rapat DKP
15 kegiatan 2 keg 2 kegiatan 2 kegiatan 1 3 kegiatan 7 kegiatan 46
4.2 Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian
Jumlah lokasi 90 lokasi 17 lokasi 18 lokasi 18 lokasi 1 18 lokasi 53 lokasi 58
4.3 Pengembangan desa mandiri pangan daerah
Jumlah Desa Mandiri Pangan
15 desa 3 desa 3 desa 4 desa 1.33 3 desa 10 desa 60
4.4 Peningkatan kemampuan lembaga petani
Jumlah Kelompok
90 kelompok 0 0 0 0 0 0 0
4.5 Pembinaan dan penguatan modal usaha kelompok
Jumlah Kelompok
90 kelompok 17 lokasi 18 lokasi 18 lokasi 18 lokasi 18 lokasi 53 lokasi 58
4.6 Pengembangan lumbung pangan desa
Jumlah lumbung pangan
15 unit 5 unit 3 unit 3 unit 1 1 unit 9 unit 60
4.7 Pengembangan sistem informasi pasar
Jumlah pasar yang terpantau
90 lokasi 17 lokasi 18 lokasi 18 lokasi 1 18 lokasi 53 lokasi 58
4.8 Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
Jumlah KK yang diberi bantuan
1875 KK 225 KK 375 KK 375 KK 1 375 KK 975 KK 52
16
4.9 Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan
Jumlah desa yang dianalisis
255 desa 51 desa 54 desa 54 desa 1 54 desa 159 desa 62
4.10 Pengembangan diversifikasi pangan
Jumlah lokasi 90 lokasi 0 0 0 0 0 0 0
4.11 Penanganan daerah rawan pangan
Jumlah lokasi SKPG
1025 lokasi 205 desa 205 desa 205 desa 1 205 desa 615 desa 60
4.12 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Jumlah lokasi 90 lokasi 0 18 lokasi 18 lokasi 1 18 lokasi 36 lokasi 40
17
a. Analisis Kinerja Pelayanan Badan Ketahanan Pangan
Tingkat Kinerja pelayanan Badan Ketahanan Pangan dapat diukur
dari beberapa indikator yaitu:
2.1.1.1. Capaian berdasarkan indikator kinerja SPM Nasional yang ditetapkan
dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
65/Permentan/OT.140/12/2010 yaitu:
a. Ketersediaan Energi dan Protein per kapita, sasaran energi pada
tahun 2015 adalah energi 2200 Kkal/kapita dan protein adalah 57
gram/kapita, sedangkan pada tahun 2011 diperoleh energi 5358
Kkal/kapita dan protein adalah 136.24 gram/kapita, sehingga capaian
yang diperoleh pada tahun 2011 adalah :
Ketersediaan energi yaitu 243 %
Ketersediaan protein yaitu 239 %
Hal ini menunjukan bahwa ketersediaan energi dan protein di daerah
kabupaten gorontalo melebihi standar SPM, dan bisa dinyatakan
bahwa ketersediaan pangan kabupaten Gorontalo adalah Surplus
pangan.
b. Penguatan Cadangan Pangan
Pemberdayaan Desa Mandiri Pangan dilaksanakan pada 12 Desa di
Kabupaten Gorontalo.Penguatan cadangan pangan juga didukung
Pengembangan Lumbung Pangan, pada tahun 2011 telah dibangun 3
(tiga) unit lumbung pangan, dan hingga pada saat ini lumbung pangan
yang dibangun sebanyak 32 unit, dengan sumber dana DAK dan
APBN. Pengelola lumbung pangan sebanyak 17 gapoktan
mendapatkan dana hibah dari pemerintah daerah kabupaten
gorontalo masing-masing sejumlah Rp. 30.000.000,-.
c. Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah,
pada tahun 2011 dilakukan pengambilan data informasi pasokan,
harga pasar di kabupaten gorontalo, pada 3 pasar induk yaitu pasar
limboto, bongomeme dan pasar telaga.
d. Stabilitas harga dan pasokan pangan, berdasarkan data informasi
pasar maka stabilitas harga di pasar dapat dinyatakan stabil karena
hasil perhitungan stabilitas harga menunjukan bahwa stabilitas harga
18
adalah ≤ 25 % sesuai dengan target pada SPM, hal ini berarti
capaiannya adalah 100%
e. Skor PPH yaitu 72,9, hal ini berarti belum memenuhi target SPM
tahun 2011 yaitu 86,5. Skor pph ini berdasarkan analisa pola
konsumsi pada 18 kecamatan, masing-masing kecamatan diambil
sampel 3 desa sehingga pada tahun 2011 dilakukan analisa pada 54
desa.
f. Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan, pada ahun 2011
kegiatan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan baru sampai
pada tahap sosialisasi tentang keamanan pangan di tingkat sekolah
dasar, ibu-ibu rumah tanggga. Soaialisasi telah dilakukan pada 18
kecamatan.
g. Telah dilakukan pemantauan daerah rawan pangan pada 18
Kecamatan, berdasarkan data analisa SKPG ada 3 (tiga) kecamatan
terindikasi rawan pangan, yaitu kecamatan Tolangohula, kecamatan
Batudaa Pantai dan Kecamatan Tilango.
2.1.1.2. Capaian berdasarkan Indikator Kinerja Kunci yaitu:
a. Telah diterbitkan beberapa regulasi ketahanan pangan yaitu
Pembentukan Dewan Ketahanan Pangan, Perbup tentang P2KP, dan
Perda pembentukan Badan Ketahanan Pangan Kab. Gorontalo
b. Ketersediaan pangan utama Kabupaten Gorontalo diatas standar
nasional yaitu 193.679.000 kg , dengan rincian padi sebanyak 70.811.000 kg
dan jagung sebanyak 122.868.000 kg.
19
Tabel 2. Pencapaian Kinerja Pelayanan Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo
No Indikator SPM IKK Target Renstra Realisasi capaian Proyeksi Catatan
Analisis Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Jumlah desa mandiri pangan yang dikembangkan
Ketersediaan Energi dan Protein per kapita
1. Regulasi ketahanan pangan
2. Ketersediaan
pangan utama
3 Desa 3 Desa 3 Desa 3 Desa 4 Desa 4 Desa 4 Desa 4 Desa
2 Jumlah lumbung pangan yang dikembangkan
Penguatan Cadangan Pangan
3 Unit 3 Unit 3 unit 3 unit 3 unit 1 unit 3 unit 3 unit
3 Jumlah pasar yang terpantau 1. Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan
2. Stabilitas harga dan pasokan pangan
18 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
4 Jumlah desa analisa konsumsi pangan
Skor pola pangan harapan
51 desa
51 desa
51 desa 51 desa 54 desa 54 desa 54 desa 54 desa
5 Jumlah KK pemanfaatan pekarangan
Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan
375 KK 375 KK 375 KK 375 KK 225 KK 375 KK 375 KK 375 KK
6 Jumlah lokasi rawan pangan yang terpantau
Penanganan daerah rawan pangan
17 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
17 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
18 lokasi
20
b. Isu-isu penting penyelenggaraan Tugas dan Fungsi
Sistem Ketahanan pangan secara komprehensif meliputi empat sub-
sistem yaitu: (1) ketersediaan pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup
untuk seluruh penduduk, (2) distribusi pangan yang lancar dan merata, serta
dapat diakses oleh masyarakat, (3) konsumsi pangan setiap individu yang
memenuhi kecukupan gizi seimbang dan aman, (4) status gizi masyarakat.
Dengan demikian sistem ketahanan pangan dan gizi tidak hanya
menyangkut soal produksi, distribusi dan penyediaan pangan ditingkat
makro, tetapi juga menyangkut aspek mikro yaitu akses pangan ditingkat
rumah tangga terutama rumah tangga miskin. Hal ini juga berkaitan dengan
sasaran MDGs yaitu menurunkan tingkat kemiskinan.
Pembangunan Ketahanan Pangan mendukung Visi, Misi Kepala
Daerah yaitu Memantapkan pembangunan Kabupaten Gorontalo yang
sejahtera dan mandiri, dan lebih khusus lagi termasuk pada sasaran keempat
yaitu menjamin ketersediaan pangan daerah melalui peningkatan
produktifitas pertanian.
Faktor-faktor yang dapat menjadi penghambat dalam pencapaian visi
misi ini antara lain lambatnya penanganan masalah pertanian akibat
kurangnya insentif ekonomi. Akan tetapi dengan adanya motivasi yang tinggi
dari petani/pelaku produksi serta adanya kebijakan harga dan subsidi pupuk
maka pembangunan ketahanan pangan dapat dilaksanakan sesuai dengan
harapan.
Berdasarkan kondisi dan capaian ketahanan pangan, maka isu
strategis yang harus diperhatikan adalah:
1. Sistem produksi pangan
Sistem produksi pangan nasional sebenarnya menunjukkan
kecenderungan peningkatan yang membaik selama dua tahun terakhir
ini. Akan tetapi ada beberapa masalah yang sering menyebabkan
terbatasnya kapasitas produksi pangan antara lain: berlanjutnya konversi
lahan pertanian ke non pertanian, menurunnya kualitas dan kesuburan
21
lahan akibat kerusakan lingkungan, kurang terealisasinya harga pupuk
bersubsidi, rusaknya prasarana pengairan serta anomali iklim.
Sampai saat ini penanganan masalah ketahanan pangan seringkali
menghadapi kendala system informasi pangan yang kurang akurat dan
cepat. Oleh karenanya di masa datang pengembangan system informasi
pangan berbasiskan teknologi informasi untuk tujuan deteksi dini untuk
antisipasi mutlak harus dilakukan.
2. Ketersediaan pangan dan keterjangkauan pangan diseluruh wilayah
Isu ketersediaan pangan dan keterjangkauan pangan meliputi
dimensi: system distribusi pangan yang efisien, cadangan pangan
pemerintah dan masyarakat dan aksesibilitas atau keterjangkauan
pangan diseluruh wilayah.
Permasalahan distribusi dan akses pangan antara lain: sarana dan
prasarana produksi, sarana dan prasarana pemasaran seperti jalan usaha
tani, pasar desa, dan fasilitas penampungan produksi. Usaha peningkatan
infrastruktur perlu dilakukan melalui pembangunan bersifat padat karya
karena mempunyai manfaat ganda yakni disamping meningkatkan
perekonomian pedesaan juga berfungsi meningkatkan serapan tenaga
kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan akses pangan.
3. Konsumsi pangan Beragam dan Bergizi Seimbang
Sampai saat ini konsumsi pangan kelompok padi-padian masih
didominasi oleh beras dan ternyata konsumsi beras masih cukup tinggi,
sedangkan konsumsi sumber protein, vitamin dan mineral masih rendah.
Oleh karena itu usaha peningkatan kualitas konsumsi pangan masih
sangat diperlukan.
22
4. Keamanan pangan segar dan pangan olahan
Keamanan pangan segar dan pangan olahan merupakan isu yang
harus memperoleh perhatian yang memadai. Hal ini disebabkan karena
masih kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat konsumen
maupun produsen (khususnya industri kecil dan menengah) terhadap
keamanan pangan. Saat ini masih cukup banyak digunakan bahan
tambahan pangan (penyedap, pewarna dan pemanis) yang dapat
membahayakan kesehatan. Hal ini harus diantisipasi melalui usaha-usaha
pembinaan produksi menurut standar SNI, FMP dan HACCP.
2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD
Keterkaitan antara Renja SKPD dengan dokumen RKPD pada
dasarnya mengacu dari hasil musrenbangdes yang telah difinalisasi
dengan musrenbang tingkat Kabupaten; Renja Badan Ketahanan Pangan
tahun 2013 mengacu pada RKPD, Adapun program kerja pembangunan
daerah tersebut diarahkan untuk mencapai visi dan misi pemerintah
daerah yang dijabarkan melalui program dan kegiatan yaitu Peningkatan
Ketahananan Pangan yang merupakan hasil rumusan dan kebijakan
sesuai tugas dan fungsi Badan.
2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
Dalam penelaahan usulan program dan kegiatan masyarakat dari
hasil musrenbang tingkat Kabupaten Gorontalo, bahwa keterkaitan
dengan tugas dan fungsi Badan Ketahanan Pangan tidak terdapat usulan
program dan kegiatan Tahun Anggaran 2013 dari masyarakat melalui
rumusan musrenbang di tingkat Kabupaten Gorontalo.
23
Bab III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1. Telaahan terhadap kebijakan nasional
Ketahanan Pangan merupakan prioritas yang kelima dari sebelas
prioritas pembangunan Nasional. Sesuai dengan rumusan Hasil Konferensi
Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta 24 Mei 2010 dihasilkan prioritas
pembangunan ketahanan pangan pada masa datang, yakni dengan
mendasarkan pada 9 isu strategis.
1. Sinergisme penanganan pangan, energi dan kelestarian sumberdaya
alam khususnya air untuk memantapkan ketahanan pangan, energi
dan air secara berkelanjutan.
2. Kemandirian pangan dengan menekankan pada 5 komoditas strategis
(padi, jagung, kedelai, gula, daging sapi).
3. Sistem cadangan pangan dan distribusi pangan.
4. Sistem logistik nasional yang efisien mendasarkan keunggulan
komparatif daerah dan rantai suplai yang efisien.
5. Penanganan kerawanan pangan dan kerentanan pangan sebagai
tindaklanjut diluncurkannya Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan
Nasional.
6. Stabilitas dan keterjangkauan harga, baik pada tingkat produsen
maupun konsumen.
7. Percepatan penganekaragaman pangan berbasis sumberdaya pangan
lokal.
8. Monitoring sistem ketahanan pangan sebagai basis early warning
system.
9. Kajian-kajian akademik kebijakan ketahanan pangan khususnya
tentang stabilitas dan keseimbangan kebutuhan dan pasokan berbasis
sumberdaya lokal.
24
3.2. Tujuan dan Sasaran Badan Ketahanan Pangan
Tujuan
1. Meningkatkan ketersediaan pangan daerah yang berbasis pada
sumberdaya lokal
2. Meningkatkan kemudahan dalam mengakses pangan bagi setiap
rumah tangga
3. Meningkatkan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang bagi
setiap anggota keluarga
4. Meningkatkan mutu dan keamanan pangan
Sasaran
1. Meningkatkan produksi pangan daerah untuk mempertahankan
ketersediaan energi perkapita minimal 2.200 Kal/hari dan protein
minimal 57 gram/hari
2. Menguatnya kelembagaan ketahanan pangan khususnya lembaga
cadangan pangan masyarakat
3. Stabilnya harga komoditas pangan strategis yang ditandai dengan
rendahnya perbedaan harga antara musim panen dan non panen
4. Meningkatkan keragaman konsumsi pangan perkapita untuk
mencapai gizi seimbang dengan kecukupan energi minimal 2000
Kal/hari dan protein 52 gram/hari
5. Meningkatkan keamanan pangan yang dikonsumsi masyarakat
6. Meningkatkan penanganan daerah rawan pangan
25
3.3. Program dan Kegiatan
Ketahanan pangan menjadi salah satu program prioritas
pembangunan nasional Kementerian Pertanian dalam 2010-2014. Untuk
mendukung program tersebut, Badan Ketahanan Pangan Kabupaten
Gorontalo telah merencanakan sejumlah program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan pada tahun 2013 yaitu sejumlah 5 program dan 24 Kegiatan.
Program dan kegiatan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo
Tahun 2013 mengacu pada Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan
Kabupaten Gorontalo adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan administrasi perkantoran
a. Penyediaan jasa komunikasi sumber daya air dan listrik
b. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
c. Penyediaan Bahan Logistik Kantor
d. Penyediaan jasa administrasi keuangan
e. Rapat-rapat koordinasi dalam daerah propinsi
2. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
a. Pembangunan gedung kantor
b. Pemeliharaan rutin/berkala kenderaan Dinas/operasional
c. Pengadaan kendaraan dinas/operasional
3. Peningkatan disiplin aparatur
a. Pengadaan pakaian dinas
b. Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
4. Peningkatan kesejahteraan petani
a. Peningkatan kemampuan lembaga petani
b. Pembinaan dan penguatan modal usaha kelompok pengolahan pangan
lokal
5. Peningkatan ketahanan pangan
a. Penanganan daerah rawan pangan
- Pemberian bahan pangan bagi masyarakat yang mengalami
bencana alam
26
b. Analisis dan penyusunan pola konsumsi untuk suplai pangan
c. Laporan berkala kondisi ketahanan pangan daerah
- Monitoring KK miskin
- Pembuatan peta SKPG
- Pertemuan Dewan Ketahanan Pangan
d. Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian
- Monitoring subsidi alsintan, saprodi dan alat pengolah pangan
yang disalurkan di Kabupaten Gorontalo
e. Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
- Pemberian bantuan bibit sayuran, pupuk dan pestisida kepada
kelompok tani
f. Pengembangan desa mandiri pangan daerah
- Pendampingan program desa mandiri pangan
g. Pengembangan diversifikasi pangan
- Pemberian makanan tambahan untuk anak SD/MI
- Kegiatan lomba cipta menu 3B
h. Pengembangan lumbung pangan desa
- Pembangunan/pengembangan lumbung pangan masyarakat
i. Pengembangan system informasi pasar
- Pemantauan harga komoditas di semua pasar sekabupaten
Gorontalo
j. Peningkatan mutu dan keamanan pangan
- Pemantauan keamanan pangan segar
k. Peningkatan kemampuan lembaga petani
- Pembinaan dan pemberian bantuan kepada lembaga usaha
pangan lokal
l. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
27
Rumusan Rencana Program dan Kegiatan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2013 dan Prakiraan Maju Tahun 2014
Kode Urusan/Bid. Urusan Program/kagiatan
Indikator kinerja program/kegiatan
Rencana tahun 2013 Catatan penting
Prakiraan maju tahun 2014
lokasi Target capaian kinerja
Kebutuhan dana/pagu Indikatif
Sumber dana
Target capaian kinerja
Kebutuhan dana/pagu Indikatif
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Urusan : Wajib
Bidang urusan : Ketahanan Pangan
1 Program: Peningkatan Ketahanan Pangan
1.1 Laporan berkala kondisi ketahanan pangan
Jumlah kegiatan DKP
Kab. Gto
43keg. 47.311.000 DAU 3 keg 52.042.100
1.2 Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian
Jumlah lokasi SKPG
Kab. Gto
18 Kec. 46.420.220 DAU 18 Kec. 51.062.242
1.3 Pengembangan Desa Mandiri Pangan
Jumlah Desa Mandiri Pangan
Kab.Gto 3 Desa 580.800.000 DAU 3 Desa 638.880.000
1.4 Peningkatan kemampuan lembaga petani
Jumlah kelompok
Kab.Gto 18 Kelompok 107.525.000 DAU 18 klmpk 118.277.500
1.5 Pembinaan dan penguatan modal usaha kelompok
Jumlah kelompok
Kab. Gto
18 kelompok 107.525.000 DAU 18 klmpk 118.277.500
1.6 Pengembangan lumbung pangan desa
Jml lumbung Pangan
Kab.Gto 3 unit 193.545.000 DAU 3 Unit 212.899.500
1.7 Pengembangan system informasi pasar
Jumlah pasar yang terpantau
Kab.Gto 18 pasar 37.488.000 DAU 18 pasar 41.236.800
28
1.8 Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
Jumlah KK yang diberi bantuan
Kab. Gto
375 KK 112.711.500 DAU 375 KK 123.982.650
1.9 Analisis dan penyusunan pola konsumsi pangan
Jumlah desa analisa konsumsi
Kab.Gto 51 Desa 36.300.000 DAU 51 Desa 39.930.000
1.10 Pengembangan diversifikasi pangan
Jumlah kec. Lomba cipta menu
Kab.Gto 18 Kec 36.300.000 DAU 51 Desa 39.930.000
1.11 Penanganan daerah rawan pangan
Jml desa. Yang terpantau
Kab.Gto 205 Desa 104.716.260 DAU 205 Desa 115.187.886
1.12 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Jml kec. Yang terpantau
Kab.Gto 18 Kec 60.500.000 DAU 18 Kec 66.550.000
2. Program Pelayanan administrasi perkantoran
2.1 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
Jumlah biaya BKP 12 bln 21.252.000 DAU 12 bln 23.377.200
2.2 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Jumlah biaya BKP 12 bln 96.051.835 DAU 12 bln 105.657.019
2.3 Penyediaan jasa administrasi keuangan
Jumlah biaya BKP 12 bln 138.112.700 DAU 12 bln 151.923.970
2.4 Rapat-rapat koordinasi dlm daerah propinsi
Jumlah kegiatan BKP 48 kali 9.108.000 DAU 48 kali 10.018.800
2.5 Rapat-rapat koordinasi luar daerah
Jumlah kegiatan BKP 10 kali 94.622.000 DAU 10 kali 104.084.200
29
Lanjutan
Kode Urusan/Bid. Urusan Program/kagiatan
Indikator kinerja program/kegiatan
Rencana tahun 2013 Catatan penting
Prakiraan maju tahun 2014
lokasi Target capaian Kinerja
Kebutuhan dana/pagu indikatif
Sumber dana
Target capaian kinerja
Kebutuhan dana/pagu Indikatif
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
3 Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
3.1 Pembangunan/pemeliharaan gedung kantor
Jumlah biaya BKP 12 bln 311.000.000 DAU 12 bln 312.100.000
3.2 Pengadaan kenderaan dinas operasional
Jumlah biaya BKP 12 bln 0 DAU 12 bln 0
3.3 Pemeliharaan rutin / berkala kenderaan dinas operasional
Jumlah biaya BKP 12 bln 113.091.000 DAU 12 bln 124.400.100
4. Peningkatan disiplin aparatur
4.1 Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapan
Jumlah pakaian BKP 45 psg 6.600.000 DAU 45 psg 7.260.000
4.2 Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
Jumlah pakaian BKP 45 psg 11.220.000 DAU 45 psg 12.342.000
30
Bab IV
PENUTUP
Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo Tahun
2013 ini telah disusun sedemikian rupa dengan mempertimbangkan kondisi
internal berupa kekuatan dan kelemahan dan juga kondisi eksternal yakni
peluang dan tantangan. Oleh karena itu dokumen ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai acuan untuk melaksanakan pembangunan ketahanan
pangan di kabupaten Gorontalo, dan untuk memperkuat ketahanan pangan
dan gizi nasional.
Guna mengoptimalkan pencapaian tujuan dan sasaran, semangat
koordinasi dan intergrasi lintas sektor sangat diperlukan. Kemitraan antar
pemerintah dengan masyarakat dan swasta merupakan salah satu faktor
kunci dalam pembangunan ketahanan pangan.
Dengan pendekatan tersebut diharapkan Rencana Kerja ini dapat
memberikan arah yang lebih jelas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Badan
Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo sebagai lembaga Ketahanan Pangan
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Gorontalo.
Limboto, Maret 2013
KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN GORONTALO
Ir. FEMMY WATI UMAR, MSC NIP. 19630420 199403 2 003