Download - Rencana Strategis Prodi Skep
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 1
RENCANA STRATEGISPROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN (STIKKU)TAHUN 2010 – 2015
I. PENDAHULUAN
Keperawatan di Indonesia sedang dalam perkembangan yang pesat dari
vokasi menuju ke arah profesi sehingga perlu penataan kembali terhadap
seluruh komponen sistem keperawatan. Pendidikan sebagai entry point dalam
proses perubahan profesi keperawatan, harus berjalan sesuai dengan kaidah
keprofesian dan keilmuan. Untuk itu program pendidikan profesi yang
dilakukan institusi pendidikan tinggi keperawat harus berisi rancangan
program yang sesuai dengan pengembangan profesi keperawatan dan
kebutuhan stakeholders saat ini melalui seluruh proses pembelajaran
(perkuliahan, laboratorium maupun praktek klinik keperawatan).
Institusi pendidikan tinggi keperawatan dimaksudkan untuk
menghasilkan lulusan yang profesional dalam bidang keperawatan. Karena itu
institusi pendidikan tinggi keperawatan harus memenuhi standar
penyelenggaraan pendidikan baik program akademik maupun profesi dalam
proses pembelajarannya. Pembelajaran klinik (program profesi) sebagai tahap
akhir penyelenggaraan pendidikan profesional keperawatan disiapkan sebagai
proses adaptasi bagi peserta didik untuk sampai pada perawat professional
dalam menjalankan 4 (empat) peran utama perawat, yaitu perawat pelaksana,
perawat pengelola, perawat pendidik, dan perawat peneliti.
A. Kualifikasi Perawat yang Dibutuhkan di Masa Depan
Dalam era globalisasi dengan disepakatinya pasar bebas ASEAN (AFTA)
tahun 2003 dan APEC tahun 2010, profesi keperawatan dituntut untuk
mampu memberikan pelayanan profesional berdasarkan standar global.
Asuhan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan, karena tenaga keperawatan berada di tatanan pelayanan
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 2
kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama dengan klien.
Oleh karena itu perawat perlu mengetahui dan memahami tentang
paradigma keperawatan, peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai
perawat profesional.
Banyak negara di dunia di antaranya termasuk Amerika Serikat,
Kanada, Eropa, Australia, Arab Saudi, Kuwait dan negara-negara Timur
Tengah lainnya yang membutuhkan tenaga perawat untuk mendukung
pelayanan kesehatan di negaranya. Namun kenyataannya hanya sedikit
sekali (kurang dari 1%) dari tenaga perawat Indonesia yang bisa menembus
pasar dunia sebagai tenaga profesional dikarenakan kurangnya skill yang
berstandar internasional, kemampuan berbahasa, dan minimnya
pengetahuan tentang budaya-budaya negara tujuan.
Pada review penelitian oleh Magnusdottir (2005), penelitian Yi &
Jezewski (2000) tentang penyesuaian diri 12 Perawat Korea yang bekerja di
rumah sakit di Amerika Serikat melaporkan bahwa pada 2-3 tahun pertama
mereka bekerja ditandai dengan usaha mengurangi stres psikologis,
mengatasi kendala bahasa, dan menyesuaikan diri dengan praktek
keperawatan di USA. Kemudian pada 5 - 10 tahun kemudian ditandai
dengan belajar mengadopsi strategi penyelesaian masalah menurut
budaya AS dan memelihara hubungan interpersonal. Mereka yang berhasil
dalam proses tersebut dilaporkan merasa puas. Kendala-kendala di atas
merupakan tantangan bagi perawat Indonesia untuk menunjukkan
kemampuannya dalam upaya memenangkan persaingan di tingkat global.
B. Gambaran Kebutuhan Perawat Masa Depan
Berdasarkan data yang dipublikasikan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa
Barat dalam website-nya (www.dinkes-jabar.go.id) sampai dengan akhir
Tahun 2007, terdapat 419 orang perawat/bidan yang bekerja sebagai
tenaga kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan, 5.598 orang
perawat/bidan yang bekerja sebagai tenaga kesehatan di Rumah Sakit,
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 3
15.252 orang perawat/bidan yang bekerja sebagai tenaga kesehatan di
Puskesmas, dan 791 orang perawat/bidan yang bekerja sebagai tenaga
kesehatan di sarana kesehatan lainnya. Data ini secara khusus tidak
menyebut perawat saja karena sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.
32 Tahun 1996, perawat dan bidan sama-sama termasuk dalam tenaga
kesehatan kategori tenaga keperawatan. Dengan demikian data tersebut
tidak memisahkan antara perawat dan bidan yang ada di Jawa Barat.
Sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang telah ditetapkan salah satu sasaran
programnya adalah meningkatnya jumlah, jenis dan penyebaran tenaga
kesehatan termasuk SDM kesehatan sesuai standar. Untuk mencapai
sasaran tersebut diukur dengan menggunakan indikator rasio pasien rawat
inap dan rawat jalan dengan perawat. Rasio tersebut pada tahun 2009
ditetapkan sebesar 75% dan terus ditingkatkan hingga tercapai 100% pada
tahun 2013. Dengan demikian rata-rata keterserapan tenaga perawat pada
setiap tahunnya adalah 5% dari keseluruhan tenaga kesehatan yang ada di
Jawa Barat.
Bahkan berdasarkan data terakhir (2009) menunjukkan bahwa sampai
dengan akhir tahun 2008, jumlah perawat yang masih dibutuhkan untuk
mengisi kekosongan tenaga perawat di Puskesmas di Jawa Barat sehingga
minimal terdiri dari 7 orang mencapai 1.235 orang. Hal ini berarti bahwa ke
depan akan terus dilakukan rekrutmen tenaga perawat baru (CPNS) untuk
ditempatkan di beberapa Puskesmas di wilayah Jawa Barat. Dengan
demikian setelah dihitung kekurangan tenaga perawat di Puskesmas dan
Desa sampai dengan akhir Tahun 2008 adalah sebanyak 1.972 orang.
Selain pasar dalam negeri, kebutuhan tenaga perawat profesional di
luar negeri juga tak kalah banyaknya. Publikasi Pikiran Rakyat (2006)
mengemukakan bahwa jumlah kebutuhan perawat di seluruh dunia
mencapai 2 juta orang per tahun.
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 4
Beberapa tahun terakhir ini, pengiriman tenaga kesehatan Indonesia
ke luar negeri, khususnya perawat, menjadi perbincangan yang cukup
hangat di berbagai kalangan. Di tengah semakin meningkatnya jumlah
pengangguran terdidik dari tahun ke tahun, tentu merupakan hal yang
melegakan bahwa perawat dari Indonesia dilaporkan berpeluang bekerja di
Amerika Serikat (AS) dan negara-negara di Benua Eropa (Inggris, Belanda,
Norwegia), Timur Tengah (Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Kuwait) dan
kawasan Asia Tenggara (Singapura, Malaysia). Jumlah permintaan berkisar
antara 30 orang sampai dengan tidak terbatas (BPPSDMK, 2007).
Kekurangan perawat di dalam negeri merupakan alasan utama negara-
negara tersebut untuk menerima tenaga dari luar negeri. Di AS, misalnya,
pada 2005 mengalami kekurangan 150.000 perawat, pada 2010 jumlah
tersebut menjadi 275.000, pada 2015 sejumlah 507.000, dan pada 2020
menjadi 808.000 perawat. Namun demikian, kekurangan tersebut
menyebabkan mereka lebih berfokus pada bagaimana menghasilkan
perawat yang lebih banyak, bukan untuk mencetak perawat yang
berpendidikan lebih baik (Bartels JE, 2005).
Di Indonesia, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan (BPPSDM Kesehatan) melaporkan bahwa jumlah
terbesar Tenaga Kesehatan Profesional Indonesia (TKPI) yang telah bekerja
di luar negeri mulai 1989 sampai dengan 2003 adalah perawat (97.48% dari
total sebanyak 2494 orang). Meskipun jumlah perawat yang bekerja di luar
negeri menempati persentase terbesar dibandingkan tenaga kesehatan
yang lain, masih terdapat beberapa poin penting yang perlu menjadi
perhatian dan ditanggulangi mulai dari saat ini.
Dari beberapa laporan diketahui bahwa kendala utama yang dihadapi
oleh para perawat Indonesia adalah kemampuan berbahasa Inggris dan
keterampilan yang masih kurang. Berkenaan dengan ketrampilan perawat
Indonesia yang masih kurang, terlihat dari segi skoring NCLEX (National
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 5
Council Licensure Examination) yang masih rendah. Ujian NCLEX sendiri
merupakan prasyarat perawat Indonesia untuk dapat bekerja di luar
negeri. Sebagai gambaran, skor yang diperoleh perawat Indonesia adalah
angka 40. Padahal skoring yang dibutuhkan untuk bekerja di Eropa antara
50 sampai 70 dan di AS antara 70 sampai 80 (Pusdiknakes, 2007).
Berdasarkan blueprint kebijakan perencanaan dan pendayagunaan
sumber daya manusia (SDM) kesehatan di Indonesia yang dipublikasikan
oleh Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Departemen Kesehatan RI Tahun 2008 menunjukkan bahwa
dalam rangka pelaksanaan Desa Siaga di seluruh wilayah Indonesia, sampai
dengan Desember 2005 rasio jumlah perawat per 100.000 penduduk di
Indonesia baru mencapai 128,74. Rasio yang diharapkan adalah 158 per
100.000 penduduk. Dengan demikian kebutuhan perawat pada tahun 2008
dan 2009 masing-masing berjumlah 336.030 orang dan 354.192 orang.
Sudah tentu jumlah ini masih bersifat estimatif seperti tercantum dalam
tabel di bawah ini:
Tabel 1.1. Proyeksi Kebutuhan Perawat Berdasarkan BPPSDM Depkes RI
JenisTenaga
Indikatorper
100.000pnddk
Keb.tenaga
s.d. 2010
Jmltenaga
s.d. 2005
Rasiotahun2005
Pertnilai
rasio/Tahun
Kebutuhan Tenaga Kesehatan
2006 2007 2008 2009
Bidan 40 94.376 73.201 33,18 1,36 77.241 81.376 85.609 89.942
Perawat 158 372.783 284.039 128,74 5,85 300.962 318.290 336.030 354.192Sumber: Badan Pengembangan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Depkes RI (2005)
C. Perkembangan Institusi Pendidikan Ners di Indonesia
Salah satu determinan penting upaya peningkatan kualitas sumber
daya manusia di bidang keperawatan di Indonesia adalah eksistensi
institusi pendidikan penyelenggara pendidikan keperawatan profesional di
yang ada Indonesia saat ini.
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 6
Peter Drucker mengungkapkan bahwa abad 21 ini adalah abad
masyarakat yang berbasis pengetahuan (knowledge-based society), dimana
terjadi proses globalisasi, manusia baik secara individu maupun masyarakat
menjadi semakin terkait dan terhubungkan satu sama lain dalam semua
aspek kehidupannya: sosio-kultural, bisnis-ekonomikal, ideo-politikal, sains-
teknologikal, dan bio-ekologikal. Alam abad 21 memiliki beberapa
karakteristik, yaitu: (1) setiap saat akan terjadi turbulensi perubahan dan
perubahan akan berlangsung dengan laju akseleratif, (2) terjadi kompetisi
jenis baru yang amat kompleks (hypercompetition), (3) aktivitas bisnis
semakin mengglobal dan bersifat trans-nasional, (4) aliran uang dan modal
tanpa batas dan akan berlangsung semakin besar, dan (5) bisnis semakin
didominasi oleh sektor jasa.
Dalam kondisi demikian, maka “belajar” adalah kunci untuk bertahan
hidup (survival), karena dari proses belajar inilah orang dituntut untuk
senantiasa rendah hati dan menyadari bahwa seseorang tak bisa terlepas
dari orang lain karena ketidaksempurnaan yang dimilikinya. Setiap orang
maupun masyarakat harus menjadi pembelajar sepanjang hayat, harus
gesit bermitra, beraliansi, dan bekolaborasi, harus berinvestasi lebih
banyak pada pengembangan sumber daya manusia (SDM), harus semakin
kreatif dan inovatif, dan harus semakin serius membina sistem dan budaya
melayani.
Belajar sepanjang hayat (longlife learning) adalah satu-satunya kunci
sukses menggapai masa depan. Belajar sebagai aktivitas untuk
meningkatkan pengertian atau kesadaran kita tentang diri sendiri (self-
awareness), dunia sekitar (cosmo-awareness), tentang Tuhan (theo-
awareness) serta relasi ketiganya (relationship-awareness) ke tingkat yang
lebih dalam atau lebih tinggi, dibutuhkan sebagai instrumen untuk
mencapai kesuksesan, baik sukses survivatif, sukses inovatif, maupun
sukses kualitatif. Karena itu dengan argumen tersebut boleh dikatakan
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 7
bahwa hakikat menuju sukses masa depan adalah membangun manusia
pembelajar (on becoming a learner). Pembelajaran (learning) merupakan
proses panjang yang berorientasi pada pemberdayaan diri, transformasi
organisasi dan masyarakat.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menjadi penting perannya
manakala tantangan abad 21 di atas telah menjadi sesuatu yang “nyata”
dihadapan kita. Sampai saat ini sistem perProgram Studian di Indonesia
masih sangat jauh tertinggal dalam hal tingkat responsivitasnya terhadap
berbagai inovasi yang terus berkembang. Program Studi masih didisain
menjadi tempat belajar yang sarat dengan stressor psikologis bagi para
mahasiswanya, sehingga proses pembelajaran tidak dapat berlangsung
efektif. Pantaslah apabila kemudian bahwa kualitas output pendidikan di
Indonesia masih jauh di bawah standar yang diharapkan dan hasil yang
memuaskan. Ir. Johannes Oentoro, Ph.D, Rektor Universitas Pelita Harapan
Jakarta, mengungkapkan bahwa kegagalan di Indonesia secara nasional
disebabkan karena kegagalan dalam manajemen kepemimpinan dan
metodologi pengajaran. Termasuk di dalam metodologi pengajaran itu
adalah kurikulum dan cara belajar mahasiswa aktif (Kompas, 27 Maret
2002, hal. 9). Tergerak oleh latar belakang itulah, maka Program Studi S1
Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU)
memerlukan sebuah Rencana Stratejik sebagai guideline atau pedoman
pengembangan Program Studi di masa yang akan datang.
Rencana Strategis Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU) merupakan kumpulan konsep,
prosedur, dan alat-alat yang dimaksudkan untuk membantu pihak
manajemen dan pimpinan Program Studi dalam melaksanakan tugas-
tugasnya sebagai upaya yang didisiplinkan untuk membuat keputusan dan
tindakan penting yang membentuk dan memandu bagaimana
penyelenggaraan pendidikan di Program Studi akan dijalankan dan
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 8
mengapa Program Studi melaksanakan hal tersebut. Dengan demikian
Rencana Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil
yang ingin dicapai selama periode waktu 1 – 5 tahun dengan
memperhitungkan berbagai potensi, peluang, dan kendala yang ada atau
mungkin timbul. Dengan begitu Rencana Strategis ini akan mengandung
visi, misi, tujuan/sasaran, dan program yang spesifik, dapat diukur, dapat
dicapai/dilaksanakan, realistis, dan berorientasi pada waktu, serta mampu
mengantisipasi berbagai tantangan dan perubahan di masa depan. Melalui
penyusunan Rencana Strategis maka pengukuran kinerja Program Studi
dan evaluasinya merupakan rangkaian sistem akuntabilitas kinerja Program
Studi yang sangat penting sebagai dasar bagi pengembangan Program
Studi ini di masa yang akan datang.
II. KONDISI DAN POTENSI PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
A. KONDISI UMUM
1. Eligibilitas
STIKes Kuningan atau kemudian dikenal dengan nama STIKKU
mendapatkan ijin pendirian dan ijin operasional penyelenggaraan
program studi dari Departemen Pendidikan Nasional melalui Surat
Keputusan Mendiknas Nomor 278/D/O/2006 tanggal 22 Desember 2006
setelah mendapatkan berbagai rekomendasi sebagai berikut:
a. Surat Bupati Kuningan Nomor 421.4/1554/UM, tentang rekomendasi
dan dukungan terhadap pendirian STIKKU oleh YPBHK.
b. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat Nomor 421.4/9203-SDK,
tentang rekomendasi pendirian STIKKU dengan 2 (dua) Program Studi
yaitu: Program Studi Diploma III Kebidanman dan S1 Keperawatan.
c. BPPPSDM Departemen Kesehatan RI Nomor HK.03.2.4.1.04634
tentang pemberian pertimbangan untuk penyelenggaraan Program
Studi Diploma III Kebidanan dan Nomor HK.03.2.4.1.04635 tentang
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 9
pemberian pertimbangan dan penyelenggaraan Program Studi S1
Keperawatan.
d. Rekomendasi Pengurus Pusat PPNI Nomor 70/PP-PPNI/XI/2006
tentang pertimbangan pembukaan Program Studi Ilmu Keperawatan
(PSIK).
Berdasarkan dasar hukum tersebut, pada tahap awal STIKKU
menyelenggarakan 2 (dua) Program Studi yaitu Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan dan Program Studi D-III Kebidanan.
Selama proses penyelenggaraannya, STIKKU senantiasa menganut
prinsip taat asas terhadap berbagai peraturan perundang-undangan
yang berlaku, khususnya dalam tata kelola penyelenggaraan pendidikan
tinggi di Indonesia. STIKKU tidak pernah menyelenggarakan kelas jauh
atau program pendidikan jarak jauh, karena disadari bahwa tindakan itu
sangat bertentangan dengan asas kualitas dan akuntabilitas sebagai
bagian dari paradigma baru pengelolaan perguruan tinggi di Indonesia.
Sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 034/Dikti/Kep/2002,
setiap Program Studi di STIKKU juga menyerahkan laporan Evaluasi
Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) pada setiap akhir
semester sebagai syarat utama untuk mendapatkan Perpanjangan Ijin
Operasional Penyelenggaraan Program Studi setiap 4 semester. Setelah
beroperasional 3 (tiga) semester, pada akhirnya Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan STIKKU juga telah mendapatkan Ijin Perpanjangan
Penyelenggaraan dari Dirjen Dikti dengan Nomor: 1159/D/TK/IV/2009
tanggal 23 Pebruari 2009 untuk Program Studi S1 Ilmu Keperawatan.
2. Sarana dan Prasarana
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKKU merupakan bagian
integral dari STIKKU sehingga eksistensinya sangat bergantung pada
perkembangan atau perubahan yang terjadi di institusi induknya yaitu
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 10
STIKKU. Pada awal kelahirannya Desember 2006 sampai dengan Maret
2010, lokasi kampus STIKKU masih menempati kampus eks kompleks
SMA PGRI Kuningan yaitu di Jalan Pramuka No. 65 Kuningan pada lahan
seluar 1 Ha. Namun berkat kegigihan dan keseriusan Yayasan
Pendidikan Bhakti Husada Kuningan (YPBHK) untuk melaksanakan RIP-
nya secara konsisten, maka sejak dimulai pembangunannya pada bulan
Mei 2007 pada akhirnya dapat diselesaikan juga pembangunan Kampus
Baru STIKKU di atas luas lahan sekitar 4.000 m2 yang berlokasi di Jalan
Lingkar Kadugede No. 2 Kuningan dengan total biaya pembangunan fisik
5,6 milyar rupiah.
Berikut ini adalah beberapa tabel yang menggambarkan kondisi
sarana dan prasarana yang ada di STIKKU, khususnya Program Studi S1
Ilmu Keperawatan:
Tabel 2.1. Jumlah dan kondisi prasarana dan sarana penunjang di Kampus Baru STIKKU
No Jenis Sarana Jumlah(buah)
Kondisi
1 Ruang kelas (belajar)Keperawatan
4 Baik
2 Ruang kelas (belajar) Kebidanan 6 Baik
3 Mini hospital (lab. Keperawatan) 3 3 ruang (7 x 8 m2)
4 Laboratorium Kebidanan 2 ANC, INC, PNC, KB
5 Laboratorium Biomedik 16 Laboratorium Bahasa 17 Perpustakaan 1 Baik
8 Ruang Program Studi (Dosen) 2 Baik
9 Ruang Bimbingan 1 Baik
10 Ruang Yayasan 1 Baik
11 Ruang BEM dan UKM 1 Cukup Baik
12 Ruang Unit Penjaminan Mutu 113 Ruang BAAK 114 Ruang BAUK 115 Ruang Kantin 1 Cukup Baik
16 Ruang Satpam 1 Cukup Baik
17 Toilet (WC) 12 3 rusak ringan
18 Ruang rapat kecil 1 Baik (ber-AC)
19 Ruang pertemuan besar 120 Gudang 1
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 11
Tabel 2.2. Jumlah dan kondisi sarana pendukung PBM di STIKKUNo Jenis Fasilitas
PembelajaranJumlah Kualitas Keterangan
1 Overhead Projector(OHP)
4 Baik Jarang digunakan
2 LCD Projector 7 Baik Selalu digunakan
3 Screen 4 Baik Jarang digunakan
4 PC kelas 7 Baik Digunakan bersamaoleh 2 programstudi
5 PC Program Studi 4 Baik Digunakan masing-masing programstudi
6 Komputer (PC) 20 Baik Lab. KomputerSTIKKU
7 Whiteboard 10 Cukup Baik8 Perlengkapan
laboratoriumkeperawatan
khusus Baik Beberapa alatmasih dalam prosespemesanan (indent)
Tabel 2.3. Jumlah Koleksi Buku Keperawatan Perpustakaan STIKKUNo Jenis Sumber Belajar Jumlah Kualitas Keterangan1 Koleksi buku teks
keperawatan(berbahasa Inggris)
55 Baik
2 Koleksi buku tekskeperawatan(berbahasa Indonesia)
665 Baik
3 Koleksi VCDpembelajaran
24 Baik
4 Koleksi e-bookkeperawatan(berbahasa Inggris)
826 Baik
5 Koleksi jurnalkeperawatan
2 Baik Jurnal di luarkeperawatan ada 5
6 Koleksi referensi(skripsi)
11 Baik
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 12
Tabel 2.4. Jumlah Koleksi Buku Keperawatan di Perpustakaan STIKKU Berdasarkan Bidang Ilmu Keperawatan
No Bidang Ilmu KeperawatanJumlah danSpesifikasi
Kondisi
1 Dasar Keperawatan (SainsKeperawatan, Anatomi,Fisiologi, Biokimia, Patofisiologi,Patologi, Mikrobiologi,Farmakologi, dll)
408 Baik
2 Keperawatan Dasar(Manajemen Keperawatan,Dokumentasi Keperawatan,Kebutuhan Dasar Manusia,Pendidikan Keperawatan,Komunikasi Terapeutik, KonsepDasar Keperawatan)
50 Baik
3 Keperawatan Medikal Bedah 30 Baik
4 Keperawatan Kritis & GawatDarurat
30 Baik
5 Keperawatan Maternitas 44 Baik
6 Keperawatan Anak 50 Baik
7 Keperawatan Jiwa 25 Baik
8 Keperawatan Komunitas,Keluarga dan Gerontik 45 Baik
9 Penunjang Keperawatan(Metodologi Riset, Biostatistika,Epidemiologi, Ilmu KesehatanMasyarakat, Ilmu Penyakit, dll)
85 Baik
10 Referensi (kamus, ensiklopedia,dll)
12 Baik
11 CD Pembelajaran 24 Baik
12 Koleksi e-book keperawatan 826 Baik
3.
B. KONDISI DINAMIS
1. Kondisi Mahasiswa
Mahasiswa merupakan aset berharga bagi keberlanjutan Program Studi.
Karena itu, sejak kelahirannya pada Desember Tahun 2006, Program
Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKKU langsung melakukan promosi ke
kantong-kantong sasaran calon mahasiswa yaitu ke seluruh SMA yang
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 13
0
5
10
15
20
25
TA 2007/2008 TA 2008/2009 TA 2009/2010
Distribusi Mahasiswa PS S1 Ilmu Keperawatan BerdasarkanJenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
ada di wilayah III Cirebon. Sampai dengan Semester Genap Tahun
Akademik 2009/2010, kondisi mahasiswa Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan STIKKU bisa digambarkan sebagai berikut:
Adapun distribusi mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKKU berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:
0 50 100 150 200 250 300 350
Pendaftar
Registrasi
Aktif
Mutasi
DO
Pendaftar Registrasi Aktif Mutasi DOTA 2007/2008 44 25 23 2 0
TA 2008/2009 62 34 33 1 0
TA 2009/2010 64 35 35 0 0
TA 2010/2011 160 80 80 0 0
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 14
Selanjutnya berikut ini disajikan distribusi mahasiswa Program Studi S1
Ilmu Keperawatan STIKKU berdasarkan pekerjaan orang tuanya:
2. Kondisi Lulusan
Sampai dengan Semester Genap Tahun Akademik 2010/2011, Program
Studi sudah meluluskan 10 orang lulusan dari Program Non-Reguler
yang keseluruhannya merupakan PNS yang tersebar di RSUD 45
Kuningan maupun Rumah Sakit Swasta lainnya di Kabupaten Kuningan
serta Puskesmas.
3. Kondisi SDM Tenaga Pendidik (Dosen)
Sesuai dengan syarat pendirian perguruan tinggi berdasarkan SK
Mendiknas No. 234/U/2000, maka pada saat awal pendirian STIKKU
kondisi SDM Dosen Tetap Program Studi adalah 6 orang dengan
kualifikasi akademik S1 (Ners). Namun demikian seiring dengan
perkembangan kebutuhan dan pertambahan jumlah mahasiswa, maka
sampai dengan Semester Genap Tahun Akademik 2009/2010 ini, jumlah
dosen tetap program studi sudah 11 orang dengan komposisi 9 orang
dosen tetap purna waktu dan 2 orang dosen tetap paruh waktu. Sesuai
dengan komitmen YPBHK terhadap implementasi UU No. 14 Tahun 2005
0
5
10
15
20
PNS TNI/POLRI PEG. SWASTA WIRASWASTA PETANI
Distribusi Mahasiswa PS S1 Ilmu Keperawatan STIKKUBerdasarkan Pekerjaan Orang Tua
TA 2007/2008 TA 2008/2009 TA 2009/2010
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 15
0
2
4
6
8
10
12
S1 S2/Sp1 S3/Sp2
Distribusi Dosen Tetap dan Tidak Tetap Berdasarkan KualifikasiAkademik
Dosen Tetap Yayasan Dosen Tidak Tetap
tentang Guru dan Dosen, maka setiap tahunnya YPBHK memberikan
kesempatan kepada dosen tetap untuk melanjutkan studinya ke jenjang
S2/Spesialis 2 orang. Berikut ini disampaikan kohort pengembangan
dosen tetap STIKKU sesuai dengan RIP YPBHK yang telah ditetapkan:
Tabel 3.1 Kohort Rencana Pengembangan Kualifikasi Akademik Dosen Tetap Purnawaktu PS S1 Ilmu Keperawatan
KualifikasiAkademik Dosen
Tetap
Tahun2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 201
32014 2015
S1 (Ners) 6 6 6 7 11 14 14 12 10 8S2 + Sp1 - - - - - 2 4 6 8 10
S3 - - - - - - - - 1 1Sumber: RIP YPBHK (2006)
0
1
2
3
As.Ahli Lektor Lektor Kepala Guru Besar
Distribusi Dosen Tetap dan Tidak Tetap Berdasarkan JabatanAkademik Terakhir
Dosen Tetap Yayasan Dosen Tidak Tetap
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 16
Dua tabel di atas menggambarkan distribusi dosen tetap dan dosen
tidak tetap Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKKU berdasarkan
kualifikasi akademik dan jabatan fungsional akademik terakhir.
4. Kondisi SDM Tenaga Kependidikan (Tenaga Penunjang)
Selain tenaga pendidik (dosen), keberadaan tenaga kependidikan
(tenaga pendukung) juga merupakan bagian penting dari
keberlangsungan manajemen Program Studi. Sebagian besar tenaga
pendukung Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKKU merupakan
resource sharing dengan institusi STIKKU dan Program Studi lain yang
ada di lingkungan STIKKU. Tenaga pendukung Program Studi terdiri dari:
1. Tenaga pendukung administrasi akademik, kemahasiswaan, dan
keuangan
2. Laboran
3. Pustakawan
4. Teknisi
5. Petugas kebersihan
6. Petugas keamanan (satpam)
7. Pengemudi
Berikut ini kami sampaikan gambaran kondisi tenaga pendukung
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKKU:
No JenisTenaga Pendukung
Pendidikan Terakhir
SD SMP SMA/K D3 S1
1 Adm. Akademik 2
2 Adm. Kemahasiswaan 1
3 Adm. Keuangan 1 2
4 Laboran 2
5 Pustakawan 1
6 Teknisi 1 1
7 Pet. Kebersihan 1 1
8 Pet. Keamanan 3
9 Sopir 1 1
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 17
5. Prestasi Kelembagaan
Dalam usianya yang relatif masih sangat muda, ada beberapa capaian
prestasi mengejutkan dari para mahasiswa PS S1 Ilmu Keperawatan
STIKKU dengan rincian sebagai berikut:
No Bulan/Tahun Capaian Prestasi Keterangan
1 Maret 2007 Juara II Lomba Bola Volise-Kab. Kuningan
2 September 2009 Penerima dana hibah dariPHK-APM (I-MAKEPWilayah III Cirebon) dariDirektorat AkademikDitjen Dikti
Rp 33 juta
3 Pebruari 2010 Penerima dana ProgramKreatifitas MahasiswaTahun 2010 dari DP2MDitjen Dikti (2 dari 5proposal mahasiswaSTIKKU yang disetujui 1PKM-P dan 1 PKM-P)
Rp 14,75 juta
4 Maret 2010 Pengiriman PKM-AI(Artikel Ilmiah ) ke DP2MDitjen Dikti (2 artikelilmiah)
PengumumanJuni 2010
5 April 2010 Pengiriman 15 proposalProgram MahasiswaWirausaha ke Kopwil IV
PengumumanJuni 2010
6 April 2010 Pengiriman Proposal PHK-APM 2010 (I-MAKEP)
PengumumanJuni 2010
7 April 2010 Pengiriman Karya TulisBahasa Inggris sebagaisyarat partisipasi dalamprogram PeningkatanWawasan Pimpinan BEMke Luar Negeri keDirektorat KelembagaanDitjen Dikti
PengumumanJuni 2010 a.n.Aep Saepudin
Sumber: Rekapitulasi Kegiatan Kemahasiswaan STIKKU (2007-2010)
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 18
C. ISU DAN FAKTOR STRATEGIS
Berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki oleh Program Studi S1
Ilmu Keperawatan STIKes Kuningan sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya, serta setelah melalui pengkajian yang mendalam terhadap
berbagai permasalahan maupun kebutuhan yang ada dan berkembang di
lingkungan sekolah, maka berikut ini dapat diidentifikasi berbagai isu
strategis yang dapat dijadikan sebagai fokus perhatian dan prioritas untuk
ditindaklanjuti dalam Rencana Strategis Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Tahun 2010 – 2015, yang dapat diklasifikasikan ke dalam 8
(delapan) isu utama (core issues) sesuai dengan 8 Standar Nasional
Pendidikan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
2005, yaitu:
1. STANDAR ISI: KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
a. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
b. Expert Review terhadap Kurikulum Operasional Program Studi
2. STANDAR PROSES: KUALITAS PBM, PENELITIAN DAN PENGABDIAN
MASYARAKAT, SERTA PEMBINAAN KEMAHASISWAAN
a. Pengembangan Student-Centered Learning untuk menunjang
implementasi KBK
b. Pengembangan kemampuan dosen dalam penelitian dan
pengabdian masyarakat
c. Pengembangan kemampuan dosen dalam publikasi karya ilmiah
d. Pengembangan softskill mahasiswa yang terintegrasi dalam proses
pembelajaran dan ekstrakurikuler
e. Pengembangan kegiatan penalaran ilmiah mahasiswa yang berbasis
prestasi nasional dan internasional
3. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
a. Integrasi dan sinkronisasi Standar Kompetensi Perawat Profesional
yang telah ditetapkan PP PPNI ke dalam kurikulum operasional
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 19
4. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
a. Peningkatan kualifikasi akademik dosen ke jenjang pascasarjana
(S2) dan spesialisasi
b. Peningkatan kompetensi dosen melalui sertifikasi dosen dan
pembinaan profesional secara berkesinambungan
c. Peningkatan kompetensi teknis tenaga pendukung melalui
pelatihan aplikatif dan tepat guna secara berjenjang dan
berkelanjutan
d. Pengusulan Jabatan Fungsional Akademik dosen tetap dan tidak
tetap
5. STANDAR SARANA PRASARANA
a. Pengadaan alat-alat laboratorium keterampilan sesuai dengan
standar kompetensi lulusan
b. Pengembangan akses informasi melalui pemanfaatan e-journal, e-
book, dan e-library
c. Pengembangan dan pemanfaatan jaringan komunikasi berbasis
lokal (LAN) dan berbasis global (WAN) di kampus
d. Pengembangan sarana perpustakaan
e. Pengembangan sarana untuk diskusi tutorial
f. Pengembangan sarana transportasi
6. STANDAR PENGELOLAAN
a. Pengembangan dan implementasi Good University Governance
(GUG)
b. Peningkatan akuntabilitas pengelolaan pendidikan
c. Peningkatan hubungan masyarakat dengan para pemangku
kepentingan Program Studi
d. Pengembangan jejaring kemitraan dengan berbagai pihak baik di
dalam maupun di luar negeri yang berkontribusi pada
pengembangan kapasitas Program Studi
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 20
e. Pengembangan manajemen Program Studi berbasis kinerja dan
berorientasi pada kepuasan mahasiswa dan pihak lainnya
7. STANDAR PEMBIAYAAN
a. Peningkatan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan kegiatan
akademik dan non-akademik
b. Peningkatan akuntabilitas keuangan penyelenggaraan pendidikan
keperawatan
c. Optimalisasi monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
akademik dan non-akademik
8. STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
a. Pengembangan model-model penilaian pendidikan yang inovatif
dan berbasis kompetensi
b. Peningkatan akuntabilitas kinerja dosen dalam evaluasi PBM
FAKTOR STRATEGIS
Faktor-faktor strategis merupakan berbagai faktor yang dapat
diidentifikasi dan dinilai memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keberadaan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Kuningan pada saat
ini maupun pada masa mendatang, yang bersumber dari lingkungan
internal maupun dari lingkungan eksternal sekolah. Faktor-faktor strategis
dimaksud adalah sebagaimana diuraikan berikut ini:
1. FAKTOR INTERNAL
Faktor-faktor strategis yang bersumber dari lingkungan internal
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Kuningan dapat
dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu faktor-faktor strategis
yang bersifat positif yang merupakan kekuatan (strength) dan faktor-
faktor strategis yang bersifat negatif yang merupakan kelemahan
(weakness).
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 21
a. KEKUATAN (STRENGTH)
Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi lingkungan
internal Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Kuningan dapat
diidentifikasi 18 (delapan belas) faktor yang merupakan kekuatan,
yaitu:
1) Baik Yayasan sebagai badan penyelenggara maupun pengelola
STIKKU memiliki komitmen yang jelas, kuat, terarah, serta
terukur dalam pengembangan tata kelola perguruan tinggi yang
berbudaya mutu, sehat dan baik (good university governance);
2) STIKKU telah memiliki Rencana Strategis 2009 – 2014 sebagai
salah satu upaya perwujudan Visi STIKKU 2015;
3) Program Studi sedang mengembangkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi dalam tahap hybrid dengan model kurikulum
konvensional;
4) Program Studi telah memiliki prasarana dan sarana yang
memadai dan mendukung untuk implementasi tata kelola yang
baik;
5) Sarana penunjang laboratorium keterampilan yang cukup
memadai untuk menunjang implementasi KBK;
6) Potensi wirausaha mahasiswa keperawatan yang cukup tinggi;
7) STIKKU telah memiliki Unit Penjaminan Mutu yang sudah
berjalan cukup baik dan bersifat embedded di tingkat Program
Studi
8) Dosen-dosen tetap relatif berusia muda yang memiliki spirit
inovasi yang cukup tinggi dan responsif terhadap berbagai
perubahan;
9) Rasio dosen dan mahasiswa yang optimal yaitu 1 : 14
10) Rerata tingkat kepuasan mahasiswa terhadap kinerja dosen
tetap rata-rata sudah 3,14 (skala 4);
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 22
11) Adanya program pembinaan dosen tetap dari pakar secara
berkelanjutan, terutama dalam bimbingan sertifikasi dosen dan
jabatan akademik;
12) Prestasi kemahasiswaan yang sudah mampu bersaing di tingkat
nasional melalui akses berbagai hibah kompetisi;
13) Eksistensi I-MAKEP Wilayah III Cirebon dengan lokasi
sekretariat di STIKKU sebagai wadah aktualisasi pembinaan
softskill mahasiswa keperawatan STIKKU;
14) Jejaring kemitraan di tingkat lokal yang sudah banyak dan
cukup menunjang penyelenggaraan Tri Dharma PT sivitas
akademika;
15) Kampus yang memiliki hotspot area
16) Memiliki Pola dan gaya kepemimpinan yang transformatif dan
tata pamong yang mengarah pada praktik kepengelolaan
perguruan tinggi yang baik (GUG);
17) Memiliki spirit dan kredo yang inspiratif bagi seluruh sivitas
akademika yaitu sebagai KAMPUS INOVASI – RELIGIUS sehingga
mendorong perwujudan suasana akademik yang kondusif;
18) Program Studi telah memiliki Rencana Operasional yang
mengacu pada Tri Dharma PT dan pencapaian standar yang
telah ditetapkan Unit Penjaminan Mutu STIKKU.
19) Peluang pengembangan wirausaha dosen melalui kesempatan
pemberian modal kerja dari BRI dengan penjamin Yayasan;
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 23
b. KELEMAHAN (WEAKNESS)
Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi lingkungan
internal Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Kuningan dapat
diidentifikasi 11 (sebelas) faktor yang merupakan kelemahan, yaitu:
1) Dosen tetap dengan kualifikasi akademik S2 masih sangat
sedikit;
2) Dosen yang memiliki jabatan akademik masih sangat sedikit bila
dibandingkan dengan jumlah keseluruhan dosen;
3) Penelitian dan publikasi hasil penelitian dosen tetap masih
sangat sedikit;
4) Kompetensi dosen dalam melaksanakan penelitian masih relatif
rendah;
5) Kualitas input dan kuantitas mahasiswa Program Studi relatif
masih sangat rendah dan sedikit dengan rasio keketatan yang
masih rendah (rata-rata 1:2);
6) Program Studi masih belum memiliki lulusan dari Program
Reguler sehingga belum mampu melakukan tracer study;
7) Masih sedikitnya pelaksanaan pembelajaran yang belum
berpusat pada mahasiswa (SCL);
8) Kondisi arus kas keuangan mahasiswa keperawatan yang relatif
kurang baik, yang disebabkan karena faktor daya beli
masyarakat Kuningan dan sekitarnya yang relatif masih rendah;
9) Tingkat kesejahteraan dosen tetap yang relatif masih belum
kompetitif bila dibandingkan dengan institusi lain yang lebih
mapan dari STIKKU;
10) STIKKU belum memiliki website;
11) Belum adanya kerjasama institusi yang berskala internasional
sebagai antisipasi untuk pendayagunaan lulusan;
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 24
2. FAKTOR EKSTERNAL
Faktor-faktor strategis yang bersumber dari lingkungan eksternal
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Kuningan dapat
dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu faktor-faktor strategis
yang bersifat positif yang merupakan peluang (opportunities) serta
faktor-faktor strategis yang bersifat negatif yang merupakan ancaman
(threat). Faktor-faktor strategis dimaksud adalah sebagaimana
diuraikan berikut ini:
a. PELUANG (OPPORTUNITY)
Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi lingkungan eksternal
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Kuningan dapat
diidentifikasi 7 (tujuh) faktor yang merupakan peluang, yaitu:
1) Kebijakan pemerintah dalam hal sertifikasi dosen dan
penjaminan mutu pendidikan;
2) Dukungan Pemerintah Kabupaten Kuningan terhadap STIKKU
sejak pendirian sampai saat ini;
3) Dukungan masyarakat Kabupaten Kuningan terhadap STIKKU
yang kian hari kian meningkat;
4) Tersedianya berbagai beasiswa yang disediakan bagi
mahasiswa berprestasi dan mahasiswa yang kurang mampu
dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi;
5) Adanya Program Hibah Kompetisi Institusi (PHKI) dan Program
Hibah Pembinaan Perguruan Tinggi Swasta (PHP PTS) serta
hibah-hibah kompetisi lainnya yang disediakan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional
dalam setiap tahunnya;
6) Dukungan kemitraan dari dunia usaha dan dunia industri serta
para pemangku kepentingan yang terkait dengan Program Studi
S1 Ilmu Keperawatan STIKKU;
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 25
7) Kebijakan pemerintah di bidang investasi yang memberikan
peluang pendirian rumah sakit swasta berstandar nasional
maupun internasional di Jawa Barat khususnya dan di Indonesia
pada umumnya;
8) Peningkatan kesadaran kritis masyarakat terhadap kebutuhan
untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan
akuntabel.
9) Dukungan organisasi profesi (PPNI) yang besar terhadap
keberlangsungan pendidikan keperawatan di STIKKU baik pada
tingkat cabang (kabupaten) maupun daerah (provinsi);
10) Adanya kebijakan dan program Gubernur Jawa Barat untuk
memberikan Bantuan Sosial maupun Bantuan Beasiswa serta
Bantuan Tugas Akhir bagi mahasiswa dari keluarga kurang
mampu yang berprestasi;
b. ANCAMAN (THREAT)
Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi lingkungan eksternal
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Kuningan dapat
diidentifikasi 5 (lima) faktor yang merupakan ancaman, yaitu:
1) Iklim kompetisi yang tidak sehat dengan institusi pendidikan
tinggi keperawatan lainnya, khususnya di Wilayah III yang
menawarkan biaya pendidikan yang tidak rasional dan
mentolerir kelas jauh dengan berbagai karakteristiknya;
2) Pola pikir sebagian masyarakat dan calon mahasiswa yang ingin
serba mudah dan serba instant dalam hal penyelenggaraan
pendidikan tinggi, khususnya bidang ilmu keperawatan;
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 26
3) Ekses globalisasi dalam keterkaitannya dengan perilaku
mahasiswa yang mempengaruhi motivasi dan etos kerja
mahasiswa;
4) Indeks daya beli masyarakat Kabupaten Kuningan yang relatif
masih rendah bila dibandingkan dengan Kabupaten lain di
wilayah III Cirebon;
5) Pola promosi yang tidak fair di kalangan PTS Kesehatan di
wilayah III Cirebon yang terkesan menghalalkan segala cara;
Terhadap faktor-faktor strategis Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan STIKes Kuningan tersebut di atas, baik yang berasal dari
lingkungan internal maupun dari lingkungan eksternal, pada tahap
selanjutnya akan dijadikan masukan bagi kepentingan perumusan
strategi dengan menggunakan metode Analisis SWOT.
III. NILAI, VISI, MISI, DAN TUJUAN PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
A. NILAI-NILAI PROGRAM STUDI
Keberadaan dan keberlanjutan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKes Kuningan dipengaruhi oleh nilai-nilai luhur yang telah tertanam
sejak institusi ini didirikan. Tugas dari sivitas akademika adalah
mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai tersebut dan
menjadikannya sebagai budaya organisasi sekaligus sebagai modal dasar
untuk mengembangkan institusi di masa-masa yang akan datang dan
khususnya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sivitas akademika.
Dengan demikian budaya Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes
Kuningan merupakan kualitas kehidupan di Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan STIKes Kuningan yang tumbuh dan berkembang
berdasarkan spirit dan nilai-nilai tertentu yang dianut oleh program studi
dan institusi, dalam konteks ini STIKKU.
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 27
Berikut ini merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur yang menjadi fondasi utama
kehidupan sivitas akademika Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes
Kuningan:
1. Spirit Religius
Nilai iman dan taqwa ini ditunjukkan dengan berbagai nuansa Islami
dalam interaksi antar sivitas akademika, yaitu budaya SALAM, budaya
cium tangan, budaya tolong-menolong dalam kebaikan, budaya teman
asuh, budaya saling menghormati, sholat tepat waktu, dan lain
sebagainya;
2. Spirit Inovasi
Nilai ini tumbuh dan berkembang sejalan dengan terjadinya berbagai
perubahan dan pergeseran cara berpikir (paradigma) di dunia
pendidikan. Energi kreatif sivitas akademika (mahasiswa dan
dosen/staf pengajar) terfleksikan pada pengembangan berbagai
terobosan dalam penyelenggaraan kegiatan Tri Dharma Perguruan
Tinggi, baik pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
SPIRIT DAN NILAI
Kebijakan
Struktur
Suasana Akademik
Lingkungan Fisik
Pola Komunikasi
Sistem
Tata Pamong
TRADISIKAMPUS(BUDAYA
ORGANISASI)
KARAKTERISTIKMAHASISWA
PERILAKUINDIVIDUAL
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 28
3. Spirit berkarya dan berprestasi
Nilai belajar, berkarya, dan berprestasi merupakan siklus kehidupan
sivitas akademika yang diyakini dapat menjadi landasan bagi
tercapainya kesuksesan individual maupun institusional. Nilai ini
direfleksikan dengan terus meningkatnya motivasi berprestasi baik
yang berkembang di kalangan mahasiswa, orang tua mahasiswa,
maupun dosen/staf pengajar dalam memberikan yang terbaik baik
bagi pribadi, keluarga, sekolah, dan masyarakat.
4. Spirit kekeluargaan dan kerjasama
Nilai ini tumbuh dan berkembang sebagai aktualisasi dari tanggung
jawab manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari
lingkungannya. Nilai ini direfleksikan dalam proses sinergi dari seluruh
potensi yang dimiliki sivitas akademika guna mewujudkan visi dan
pencapaian tujuan organisasi.
5. Spirit disiplin dan tanggung jawab
Nilai ini tumbuh sebagai refleksi kesadaran diri akan pentingnya
disiplin diri dan tanggung jawab dalam setiap perilaku keseharian
sivitas akademika baik di kampus maupun di luar kampus. Nilai ini
diaktualisasikan dalam kebiasaan sivitas akademika datang tepat
waktu, disiplin dalam beribadah, disiplin dalam belajar, dan
sebagainya.
6. Spirit keterbukaan dan demokrasi
Nilai ini tumbuh sebagai bukti atas kesadaran akan pentingnya budaya
melayani untuk setiap sivitas akademika dan diaktualisasikan dalam
rangka memberikan pelayanan prima kepada para mahasiswa dan
orang tua mahasiswa sebagai pelanggan. Nilai ini diaktualisasikan
melalui pelembagaan sistem pengambilan keputusan yang partisipatif,
terbuka, transparan, dan akuntabel.
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 29
7. Spirit kompetisi yang sehat
Nilai ini tumbuh sebagai konsekuensi atas tuntutan global dan
kebutuhan masyarakat modern yang mensyaratkan setiap individu
memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dalam
upaya memasuki dunia yang penuh kompetisi. Spirit ini
diaktualisasikan dalam etos kerja individu maupun kelompok untuk
menjadi yang terbaik dan dilakukan dengan cara-cara yang baik dan
benar.
B. VISI PROGRAM STUDI
Kondisi keberhasilan masa depan Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan STIKes Kuningan dinyatakan dalam visi:
Menjadi Penyelenggara Pendidikan Keperawatan yang Terdepan Dalam
Mutu Menuju Kemandirian, Profesionalisme, dan Keunggulan di Bidang
Keperawatan Komunitas dan Jiwa yang Berdaya Saing Nasional Tahun
2015.
Berdasarkan rumusan visi tersebut sudah sangat jelas bahwa
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKKU telah menetapkan spesifikasi
bidang keunggulannya dalam Keperawatan Komunitas (Community
Nursing) dan Keperawatan Jiwa (Mental Health Nursing). Penetapan
spesifikasi keunggulan ini diharapkan dapat mendorong lahirnya berbagai
produk keunggulan dalam lingkup Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni
pendidikan/pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat di bidang
ilmu keperawatan. Penetapan spesifikasi keunggulan didasarkan pada
kesepakatan para dosen bersama para pemangku kepentingan
(stakeholders), termasuk di dalamnya para calon pengguna lulusan (users)
dan yayasan sebagai badan penyelenggara, dan kesiapan institusi sesuai
dengan hasil analisis SWOT yang dilakukan bersama dalam Rapat
Peninjauan Kurikulum yang dilaksanakan pada bulan Juni 2009 yang lalu.
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 30
C. MISI PROGRAM STUDI
Untuk mencapai visi tersebut, dirumuskan beberapa misi sebagai
berikut:
1. Menyelenggarakan tata kelola program studi berdasarkan prinsip
good university governance yang ditopang oleh sistem penjaminan
mutu yang berkelanjutan.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan
yang berbasis kompetensi serta berorientasi pada pengembangan
keunggulan dalam bidang Keperawatan Komunitas dan Keperawatan
Jiwa.
3. Melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di
bidang keperawatan secara berkelanjutan dan berkontribusi bagi
perwujudan suasana akademik yang sehat dan kondusif.
4. Melaksanakan program kerjasama dengan lembaga terkait baik
dalam negeri maupun luar negeri, khususnya dalam hal
pendayagunaan lulusan Ners yang profesional dan berdaya saing.
Keempat misi Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Kuningan
di atas merupakan serangkaian kegiatan pokok yang akan dan harus
dilaksanakan oleh seluruh sivitas program studi dalam rangka
mewujudkan visinya. Dengan demikian, misi tersebut telah menjadi
komitmen bersama seluruh sivitas Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKes Kuningan. Agar misi tersebut dapat dioperasionalisasikan dan
kinerja hasil pelaksanaannya dapat dievaluasi, maka masing-masing misi
ini harus dijabarkan ke dalam tujuan serta sasaran-sasaran yang dapat
diukur (measurable).
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 31
D. TUJUAN PROGRAM STUDI
Bentuk implementasi dari rumusan visi dan misi Program Studi
dirumuskan dalam tujuan pengembangan program studi yang
dikelompokkan ke dalam 5 (lima) bidang, yaitu:
1. Pendidikan
· Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan tinggi di
bidang ilmu keperawatan secara terencana, terpadu, dan dikelola
dengan baik sebagai salah satu upaya pengembangan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini di bidang
keperawatan khususnya dan kesehatan pada umumnya yang gayut
dengan tujuan pendidikan nasional;
· Melaksanakan proses pendidikan yang mampu membekalkan
kecerdasan integratif yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan
emosionak (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ) pada seluruh peserta
didik;
· Menyelenggarakan proses pembelajaran yang berorientasi pada
pengembangan kompetensi, sikap, perilaku, dan etika profesional,
serta penguasaan softskills yang dibutuhkan dunia kerja, baik untuk
memenuhi kebutuhan pasar nasional maupun global;
2. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
· Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
untuk menumbuhkembangkan ilmu keperawatan yang
berkelanjutan yang menekankan pada peningkatan tekonologi
sepadan (appropriate technology) dan teknologi terapan (applied
technology) dalam menunjang praktek keperawatan;
· Meningkatkan kemampuan sivitas akademika dalam melaksanakan
riset dan pengabdian masyarakat dalam bidang keperawatan yang
berbasis pada sumber daya lokal serta dapat menunjang
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 32
pelaksanaan praktik keperawatan berbasis bukti ilmiah (evidence-
based nursing practice);
3. Sarana dan Prasarana
· Meningkatkan kuantitas dan kualitas prasarana, sarana, dan
teknologi penunjang untuk terwujudnya misi program studi dan
STIKKU serta mendorong terwujudnya suasana akademis yang
sehat, kondusif, serta bermanfaat bagi sivitas akademika dan
masyarakat;
· Meningkatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
untuk penyelenggaraan dan peningkatan kegiatan akademik dan
nonakademik;
4. Kerjasama
· Memupuk dan menjalin kerjasama yang setara dan saling
menguntungkan dengan instansi pemerintah, lahan praktik, serta
institusi pendidikan tinggi keperawatan lainnya, baik di Jawa Barat
maupun di Indonesia;
· Meningkatkan citra Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKKU
sebagai institusi penyelenggara pendidikan tinggi bidang
keperawatan yang terdepan dalam mutu;
· Meningkatkan keterlibatan dan peran serta Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan STIKKU dalam berbagai kegiatan baik pada tingkat
lokal, nasional, regional, maupun internasional;
5. Kelembagaan
· Mengembangkan sistem tata kelola program studi yang otonom,
berbasis evaluasi diri, mengedepankan kualitas dan akreditasi, serta
akuntabel;
· Meningkatkan mutu SDM serta peran serta stakeholder dalam
upaya untuk peningkatan kinerja dan pengembangan Program
Studi;
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 33
· Mengikuti kompetisi dana hibah untuk pengembangan dan
penguatan kapasitas kelembangaan Program Studi;
D. PERUMUSAN STRATEGI
Berdasarkan hasil perumusan isu-isu strategis dan faktor-faktor
strategis lingkungan sebagaimana telah dibahas sebelumnya, diperoleh
semua informasi penting yang berpengaruh terhadap kelangsungan
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKKU. Dengan memanfaatkan semua
informasi penting tersebut, maka dalam bab ini akan dibahas perumusan
strategi dengan menggunakan model Matriks SWOT. Matriks ini akan
menggambarkan secara jelas bagaimana kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki dapat disesuaikan dengan peluang dan ancaman/kendala eksternal
yang dihadapi.
DAFTAR KEKUATANSTRATEGIS
DAFTAR KELEMAHANSTRATEGIS
DAFTAR PELUANGSTRATEGIS
STRATEGI S – O
Strategi agresif,pertumbuhan,integrasi vertikal, ataukeunggulan komparatif
STRATEGI W – O
Strategi stabilisasi,rasionalisasi, efisiensi,atau divestasi
DAFTAR ANCAMANSTRATEGIS
STRATEGI S – T
Strategi mobilisasi,diversifikasi, atauintegrasi horisontal
STRATEGI W – T
Strategi status quo,defensif, survival,atau likuidasi
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 34
KEKUATAN KELEMAHAN
PELUANG
342&4)*+ 3!0· 3@IDIBF<NF<I KLJM@M K@I>DNL<<I
DIMNDNOMD H@G<GOD K@I><K<D<IKL@MN<MD F@G@H=<B<<I H@G<GOD<FM@M =@L=<B<D CD=<C FJHK@NDMD?<LD -DFND
· 5KNDH<GDM<MD FDI@LE< :IDN6@IE<HDI<I 3ONO NDIBF<N DIMNDNOMDH<OKOI KLJBL<H MNO?D# FCOMOMIR<?<G<H K@IE<HDI<I HONO GOGOM<I
· 6@IR@HKOLI<<I DHKG@H@IN<MD1OLDFOGOH +@L=<MDM 1JHK@N@IMD!1+1" H@G<GOD &6/&02 0&4)&5
· 6@H=DI<<I ?JM@I N@N<K M@><L<=@LF@G<IEON<I ?<G<H K@IBO<M<<I) FJHK@N@IMD ?JM@I R<DNOFJHK@N@IMD K@?<BJBDF#F@KLD=<?D<I# KLJA@MDJI<G# ?<I MJMD<GM@=<B<D ?<M<L =<BD M@LNDADF<MD ?JM@I
· 6@IB@H=<IB<I MDMN@H K@H=DI<<IF@H<C<MDMQ<<I R<IB =@JLD@IN<MDKL@MN<MD# FJHK@NDMD#?<IK@H=O?<R<<I QDL<OM<C<% R<IB A<DL?D <IN<L< H<C<MDMQ<
· "&-%(,#0*)-’ F@ 698 G<DI R<IBN@G<C H@HKL<FNDFF<I 8630 ?@IB<IFJIMDMN@I
· 3@IE<?DF<I F<Q<M<I F<HKOMM@=<B<D HDID<NOL H<MR<L<F<NBGJ=<G R<IB H@IMR<L<NF<IK@IBO<M<<I FJHK@N@IMD BGJ=<G!+<C<M< 0IBBLDM ?<I 901"
342&4)*+ 6!0· 6@IB@H=<IB<I Q@=MDN@ 89011:
?<I MDMN@H <F<?@HDF ?<IF@H<C<MDMQ<<I R<IB =@L=<MDME<LDIB<I# =<DF 2*4 H<OKOI ;*4
· 6@IBOMOG<I ?JM@I N@N<K F@K<?<R<R<M<I OINOF H@IDIBF<NF<IFO<GDADF<MD <F<?@HDF F@ E@IE<IB 8(&8K’ 1@K@L<Q<N<I
· 6<LNDMDK<MD ?<G<H =@L=<B<DF@BD<N<I K@IB@H=<IB<I 8-3-JM@I ?<I 9@I<B< 6@I?OFOIB#=<DF =@LOK< K@G<NDC<I# GJF<F<LR<#M@HDI<L# MRHKJMDOH# ?GG
· 6@IB@H=<IB<I H@NJ?@ DIJP<NDA?<G<H K@H<M<L<I ?<I KLJHJMD6LJBL<H 8NO?D R<IB G@=DC N@K<NM<M<L<I R<IB H@GD=<NF<IMN<F@CJG?@L ?<I ><GJI K@IBBOI<GOGOM<I
· 6@IR@G@IBB<L<<I K@G<NDC<I$K@G<NDC<I R<IB ?<K<N H@L<IBM<IB?JM@I N@N<K OINOFK@IB@H=<IB<I QDL<OM<C<#KO=GDF<MD F<LR< DGHD<C#K@IDIBF<N<I FO<GDN<M K@I@GDND<I?<I K@IB<=?D<I H<MR<L<F<N
· *FM@M 6/10 <N<O 6/6$698 OINOFK@IDIBF<N<I F@BD<N<I K@G<NDC<IIJI$B@G<L =<BD ?JM@I N@N<K
· 6@IB@H=<IB<I HJ?@G$HJ?@G 8,2?<I ?DM@HDI<MD $&12!/0#%2)%&1 8,2F@K<?< ?JM@I G<DIIR< =@L?<M<LF<I#%2).- 0&1�%( ?D F@G<M
ANCAMAN
342&4)*+ 3!4· 5KNDH<GDM<MD MDMN@H =DH=DIB<I ?<I
FJIM@GDIB ?<I H<I<E@H@IK@H=DI<<I F@H<C<MDMQ<<I R<IB=@L=<MDM K@IDIBF<N<I .87
· 6@I@B<FF<I 1J?@ .NDF 3<C<MDMQ<?<I K@G<FM<I<<I N<N< N@LND=
· 6@IB@H=<IB<I F@LE<M<H<F@HDNL<<I ?@IB<I F<G<IB<IK@L=<IF<I OINOF ?<I< N<G<IB<IK@I?D?DF<I
· 6@IBO<N<I E@E<LDIB F@LE<M<H<F@HDNL<<I ?@IB<I -DI<M6@I?D?DF<I# F@K<G< M@FJG<C# <K<L<N?@M< ?<I KJI?JF K@M<INL@I ?DQDG<R<C 1<=OK<N@I 1OIDIB<I
342&4)*+ 6!4· 6@IB@H=<IB<I G<R<I<I (.2+)-&
1&04)%& OINOF H<C<MDMQ< ?<IJL<IB NO< H<C<MDMQ<
· 6@H=@INOF<I 9DH 6@H<IN<O6@G<FM<I<<I 1J?@ .NDF 3<C<MDMQ<
· 6@H=@INOF<I 9DH 1COMOM6LJHJMD R<IB =@LNOB<M %.3-2&0./)-) ?<I H@G<FOF<I ,#0*&2)-’ F@KOM<N$KOM<N ><GJI H<C<MDMQ<
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 35
Untuk menerjemahkan misi program studi ke dalam program
pengembangan yang implementatif telah ditetapkan sasaran-sasaran
utama pengembangan program studi secara menyeluruh yang
diimplementasikan ke dalam beberapa strategi pengembangan, yaitu:
1. Peningkatan mutu masukan peserta didik (quality of new enrollment);
2. Peningkatan mutu proses belajar mengajar (quality of teaching and
learning process);
3. Peningkatan mutu keluaran peserta didik (quality of graduates);
4. Peningkatan mutu hasil dalam bentuk peningkatan mutu kerja profesi
(quality of professional work);
5. Peningkatan eksistensi Program Studi di tingkat nasional dan
internasional (national and international recognition).
E. TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM
Perencanaan merupakan cara untuk mencapai suatu tujuan yang
telah ditentukan melalui penetapan prosedur guna menjamin hasil yang
lebih baik. Permasalahan diminimalisir, potensi dikembangkan, ancaman
diantisipasi, dan peluang dimanfaatkan lebih optimal agar visi dapat
dicapai. Karena itu penggalian permasalahan yang mendalam
memungkinkan proses penetapan tujuan bisa lebih terarah dan berhasil
guna. Tujuan-tujuan yang akan dikembangkan berikut ini merupakan hasil
pengolahan analisis.
Tujuan merupakan pernyataan untuk mencapai hasil dari penjabaran
misi yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Keluaran dari tujuan ini
dinyatakan sebagai sasaran. Sasaran dapat dilakukan dengan adanya
kebijakan pengalokasian sumber daya yang dilaksanakan melalui berbagai
program. Dalam kondisi ideal, penetapan sasaran akan sangat baik bila
ditetapkan secara spesifik, dapat diukur, dapat dicapai/dilaksanakan,
realistis, dan terikat dalam kerangka waktu tertentu.
2)/’&/& 342&4)*+3 120*2&. 345(+ 3# +-.5 ,)1)2&6&4&/ 34+,,5 $"#" !$"#%
Hal | 36
Kebijakan sekolah merupakan serangkaian keputusan yang diambil
pihak sekolah dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan melalui pelaksanaan berbagai program pendidikan dan kegiatan
sekolah. Berkenaan dengan uraian tersebut, maka hubungan atau korelasi
antara visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh sekolah dapat digambarkan dalam satu bagan
sebagai berikut: