RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 1
1
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018
1
1
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 2
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan daerah merupakan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan
kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, peningkatan daya saing,
maupun peningkatan indeks pembangunan manusia. Sedangkan perencanaan pembangunan
daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai
unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya
yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial pada suatu lingkungan
wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.
Searah dengan upaya pembangunan daerah, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan
Keuangan Daerah dan Pusat serta memperhatikan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional memberikan kewenangan bagi pemerintah
daerah untuk menyusun sendiri rencana pembangunan yang akan dilaksanakan. Hal ini
menjadi peluang besar bagi pemerintah daerah dan perangkatnya untuk melaksanakan tugas-
tugas Pemerintahan Umum sebagai tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan tersebut, pemerintah daerah wajib
menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah, yang termuat baik dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Demikian halnya dengan
SKPD diharuskan untuk menyusun dokumen perencanaan pembangunan yang dimuat dalam
Dokumen Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD.
Dalam Rangka Penyusunan dan penetapan Renstra-SKPD sebagaimana diatur dalam UU
Nomor 25 Tahun 2004 merupakan bagian dari proses penyusunan dan penetapan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah, bahwa Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
menyiapkan rancangan Renstra-SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan
berpedoman pada rancangan awal RPJM Daerah (Pasal 15 Ayat 3), selanjutnya Kepala Bappeda
menyusun rancangan RPJM Daerah dengan menggunakan rancangan Renstra-SKPD dengan
berpedoman pada RPJP Daerah (Pasal 15 Ayat 4).
Berdasarkan pasal 15 ayat 4 tersebut dapat diambil suatu pemahaman bahwa
penyusunan dan penetapan Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan suatu proses
yang sejalan dan timbal balik dengan penyusunan dan penetapan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah telah
diamanatkan pula bahwa Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) adalah
dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi, tujuan,
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 3
3
strategi, kebijakan, program, dan kegiatan SKPD, serta disusun sesuai dengan tugas dan fungsi
SKPD dengan berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat indikatif.
Program pembangunan pemerintah provinsi Jawa Tengah periode 2013–2018 termasuk
11 program unggulannya yang termuat dalam dokumen RPJMD Jawa Tengah harus bersinergi
dengan orientasi menggiatkan lapangan kerja dan penempatan tenaga kerja untuk mengurangi
pengangguran. Kondisi ketenagakerjaan di Jawa Tengah secara umum menunjukkan adanya
perbaikan, yang terlihat dari menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), tahun 2008
sebesar 7,35% dan tahun 2012 sebesar 5,63% menjadi 4,63 pada tahun 2016. Namun
demikian secara absolut penganggur masih cukup tinggi yaitu dari sebesar 962.010 orang di
tahun 2012 menjadi 801.330 orang pada tahun 2016. Oleh karenanya diperlukan upaya
penanganan pengangguran baik melalui perluasan kesempatan kerja maupun peningkatan
kompetensi dan keterampilan tenaga kerja serta mengupayakan hubungan industrial yang
harmonis guna meminimalisasi PHK.
Pada kenyataannya, menangani pengangguran harus berfokus pula pada upaya
perlindungan, pemberdayaan dan pengembangan kelompok seperti buruh tani dan petani
penggarap, nelayan, buruh industrikecil dan sektor UMKM. Upaya pengurangan pengangguran
harus terintegrasi dengan pembangunan kedaulatan pangan, kedaulatan energi, pengentasan
kemiskinan dan pembangunan infrastruktur, sehingga dapat membuka lapangan kerja baru,
dan yang kemudian aspek-aspek produktif tersebut mampu menjamin keberlanjutan pasar
tenaga kerja.
Isu-isu terkait ketenagakerjaan dan transmigrasi merupakan tugas yang diampu oleh
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah. Sebagai salah satu SKPD
dilingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah maka urgensi perencanaan strategis menjadi
penting untuk menjawab tantangan dan isu-isu terkait pembangunan dan pengembangan
bidang tenagakerjaan dan transmigrasi secara khusus di Jawa Tengah. Oleh karenanya,
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah
disusun sebagai pedoman dan arah dalam penyelenggaraan pembangunan dan pelaksanaan
program dan kegiatan selama 5 tahun yang disesuaikan dan mengacu pada Visi, Misi Gubernur
Jawa Tengah Periode 2013–2018.
Terkait dengan hal tersebut diatas Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi Dan Kependudukan
Provinsi Jawa Tengah telah menetapkan dokumen Rencana Strategis untuk tahun 2013-2018
melalui Keputusan Kepala Dinas Nomor : 050.11/2332/2014 tentang Rencana Strategis Dinas
Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tahun 2013-2018. Namun
sehubungan dengan telah ditetapkan Perda Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun
2013 - 2018 yaitu Perda Nomor : 3 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Perda Nomor 5 Tahun
2014 tentang RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2015, maka Dokumen Rencana
Strategis tersebut perlu dilakukan penyesuaian atau perubahan.
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 4
4
1.2. LANDASAN HUKUM
Landasan Hukum dalam penyusunan Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 adalah:
1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian;
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan;
9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
10. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-UndangNomor
23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
15. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah;
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016Tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah;
21. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2009-2029;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan
Organisasi Perangkat Daerah;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
24. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36 Tahun 2012 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan, Penetapan, dan Penerapan Standar Pelayanan;
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 5
5
25. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 2/MEN/II/2014 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaan;
26. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 64 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah.
27. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 103 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah.
28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor : 5 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018;
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penyusunan Renstra Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2013-2018 adalah
1. Memberikan gambaran kondisi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan yang diwujudkan dalam penyelenggaraan
pembangunan bidang Tenaga Kerja Dan Transmigrasi;
2. Memberikan acuan landasan yang jelas bagi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi
Jawa Tengah dalam menyelenggarakan program pembangunan di bidang Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi;
3. Sebagai bahan acuan dalam menyusun pertanggungjawaban Kepala Dinas atas kinerja
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi selama 1 (satu) tahun dalam bentuk Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKj-IP).
4. Tujuan dari Renstra Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah Tahun
2013-2018 adalah untuk:
5. Menjelaskan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan Pembangunan bidang
ketenagakerjaan, ketransmigrasian Provinsi Jawa Tengah yang akan dicapai dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2018.
6. Sebagai dasar dalam penyusunan rencana kerja (Renja Tahunan) Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah.
7. Memberikan pedoman dalam penyusunan instrumen pengendalian, pengawasan dan
evaluasi pembangunan, khususnya di urusan ketenagakerjaan dan transmigrasi.
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 6
6
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika dalam penulisan Renstra Renstra Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 didasarkan pada Permendagri Nomor 54
Tahun 2010, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN.
Memuat penjelasan umum mengenai Latar Belakang; Landasan Hukum;
Maksud dan Tujuan; serta Sistematika Penulisan.
BAB II GAMBARAN PELAYANANDINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI.
Memuat Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi; Sumber Daya; Kinerja Pelayanan; serta Tantangan dan Peluang
Pengembangan Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi.
BABIII PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS OPD BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI.
Berisi tentang Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi; Telaahan Visi, Misi, dan Program
Gubernur Jawa Tengah; Telaahan Renstra Kementerian Ketenagakerjaan dan
Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi; Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Provinsi Jawa Tengah; dan Penentuan Isu-
isu Strategis.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN.
Berisi tentang Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi; Tujuan dan
Sasaran Jangka Menengah Dinas Tenaga Dan Kerja, Transmigrasi; serta Strategi dan
Kebijakan.
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF.
Berisi tentang rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok
sasaran, dan pendanaan di Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi.
BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS TENAGA KERJA DANTRANSMIGRASI YANG
MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD.
Berisi tentang indikator kinerja Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi yang
secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai dalam lima tahun
mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
RPJMD.
BAB VII PENUTUP.
Memuat kaidah pelaksanaan yang meliputi penjelasan renstra SKPD
merupakan pedoman dalam penyusunan Renja SKPD; Penguatan peran stakeholder
dalam pelaksanaan Renja SKPD; Dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas
kinerja tahunan dan lima tahunan, catatan dan harapan kepala SKPD.
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 7
7
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
2.1. TUGAS POKOK FUNGSI DANSTRUKTUR DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah Pasal 3 dan berdasarkan Peraturan
Gubernur Jawa Tengah Nomor : 64 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
DinasTenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah menjelaskan bahwa Dinas Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang tenaga kerja
dan bidang transmigrasiyang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur melalui SEKDA. Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasimempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintahan bidang tenaga kerja dan transmigrasi yang menjadi
kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan Kebijakan bidang pelatihan kerja dan produktivitas, penempatan tenaga kerja
dan transmigrasi, hubungan industrial dan jaminan sosial, dan pengawasan
ketenagakerjaan;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pelatihan kerja dan produktivitas, penempatan tenaga
kerja dan transmigrasi, hubungan industrial dan jaminan sosial, dan pengawasan
ketenagakerjaan;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang pelatihan kerja dan produktivitas, penempatan
tenaga kerja dan transmigrasi, hubungan industrial dan jaminan sosial, dan pengawasan
ketenagakerjaan;
4. Pelaksanaan dan pembinaan administrasi kepada seluruh unit kerja di lingkungan Dinas;
dan
5. Pelaksanaan fungsi kedinasan yang lain diberikan oleh Gubernur, sesuai tugas dan
fungsinya.
Adapun Susunan Organisasi dan Tugas Pokok, Fungsi Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi didasarkan pada Peraturan Gubernur Jateng Nomor : 64 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah terdiri
dari:
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat;
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan Dinas.
Sekretariat Dinas, melaksanakan fungsi :
a) Penyiapan bahan koordinasi kegiatan dilingkungan Dinas;
b) Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program dan kegiatan
dilingkungan Dinas;
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 8
8
c) Penyiapan bahan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaiaan, hukum, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama,
hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi di lingkunganDinas;
d) Penyiapan bahan koordinasi, pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana di
lingkungan Dinas;
e) Penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah dan
pengelolaan informasi dan dokumentasi
f) Penyiapan bahan pengelolaan barang/kekayaan milik daerah dan pelayanan
pengadaan barang/jasa di lingkungan Dinas;
g) Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
1. Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas; mempunyai tugas melaksanakan
melaksanakan pemyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,
evaluasi dan pelaporan di bidang pelatihan kerja dan produktivitas meliputi pelatihan dan
pemagangan, standarisasi dan sertifikasi, dan produktivitas.
Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas, melaksanakan fungsi :
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,
evaluasi dan pelaporan di bidang pelatihan dan pemagangan;
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,
evaluasi dan pelaporan di bidang standarisasi dan sertifikasi;
c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,
evaluasi dan pelaporan di bidang produktivitas; dan
d) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, mempunyai tugas : melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan
pelaporan di bidang penempatan tenaga kerja dan transmigrasi meliputi penempatan
tenaga kerja, perluasan kesempatan kerja dan transmigran.
Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, melaksanakan fungsi:
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,
evaluasi dan pelaporan di bidang penempatan tenaga kerja;
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,
evaluasi dan pelaporan di bidang perluasan kesempatan kerja;
c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,
evaluasi dan pelaporan di bidang transmigrasi; dan
d) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
3. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial, mempunyai tugas :melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang hubungan industrial
dan jaminan sosial meliputi syarat kerja dan jaminan sosial, kelembagaan dan hubungan
industrial, pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja.
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 9
9
Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial, melaksanakan fungsi :
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,
evaluasi dan pelaporan dibidang syarat kerja dan jaminan sosial,
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,
evaluasi dan pelaporan di bidang kelembagaan dan hubungan industrial;
c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan,koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,
evaluasi dan pelaporan di bidang pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja; dan
d) Pelaksanaaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
4. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan, mempunyai tugas :melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di
bidang norma kerja, pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja dan penegakan
hukum ketenagakerjaan.
Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan, melaksanakan fungsi :
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,
evaluasi dan pelaporan di bidang norma kerja;
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,
evaluasi dan pelaporan di bidang pengawasan norma keselamatan dan kesehatan
kerja;
c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,
evaluasi dan pelaporan di bidang penegakan hukum ketenagakerjaan; dan
d) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
5. UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah)
UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) di lingkungan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor : 103 Tahun
2016 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
a. Balai Latihan Kerja Industri Kelas A (BLK Industri Cilacap), merupakan unsur
pelaksana tugas teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu di
bidang pelatihan tenaga kerja industri.
Balai Latihan Kerja Industri Kelas A melaksanakan fungsi :
1). Penyusunan rencana teknis operasional di bidang pelatihan dan pemasaran tenaga
kerja industri;
2). Koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional di bidang pelatihan dan pemasaran
tenaga kerja industri;
3).Evaluasi dan pelaporan di bidang pelatihan dan pemasaran tenaga kerja industri;
4). Pengelolaan ketatausahaan;
5). Pelaksanaannya tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan
fungsinya.
b. Balai Latihan Kerja Pertanian Dan Transmigrasi A (BLKP Trans di Klampok-
Banjarnegara), merupakan unsur pelaksana tugas teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang tertentu di bidang latihan kerja pertanian dan
transmigrasi.
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 10
10
Balai Latihan Kerja Pertanian dan Transmigrasi Kelas A melaksanakan fungsi :
1). Penyusunan rencana teknis operasional di bidang pelatihan dan pemasaran kerja
pertanian dan transmigrasi;
2). Koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional di bidang pelatihan dan pemasaran
kerja pertanian dan transmigrasi;
3). Evaluasi dan pelaporan di bidang pelatihan dan pemasaran kerja pertanian dan
transmigrasi;
4). Pengelolaan ketatausahaan;
5). Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan
fungsinya.
c. Balai Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja Kelas A, merupakan unsur
pelaksana tugas teknis operasional dan/ataukegiatan teknis penunjang tertentu di
bidang pelatihan dan produktivitas tenaga kerja
Balai Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja Kelas A melaksanakan fungsi :
1). Penyusunan rencana teknis operasional di bidang pelatihan dan produktivitas
tenaga kerja;
2). Koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional di bidang pelatihan dan
produktivitas tenaga kerja;
3). Evaluasi dan pelaporan di bidang pelatihan dan produktivitas tenaga kerja;
4). Pengelolaan ketatausahaan Balai;
5). Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan
fungsinya.
d. Balai Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Tenaga Kerja Kelas A, merupakan
unsur pelaksana tugas teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang
tertentu di bidang penyelesaian perselisihan tenaga kerja.
Balai PelayananPenyelesaian PerselisihanTenaga Kerja Kelas A melaksanakan fungsi:
1). Penyusunan rencana teknis operasional di bidang penyelesaian perselisihan
hubungan industrial dan penyelesaiaan perselisihan penempatan tenaga kerja;
2). Koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional di bidang penyelesaian perselisihan
hubungan industrial dan penyelesaian perselisihan penempatan tenaga kerja;
3). Evaluasi dan pelaporan di bidang penyelesaian perselisihan hubungan industrial
dan penyelesaian perselisihan penempatan tenaga kerja;
4). Pengelolaan ketatausahaan Balai;
5). Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan
fungsinya.
e. Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kelas A (Balai K3), merupakan unsur
pelaksana tugas teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu di
bidang hygiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja.
Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kelas A melaksanakan fungsi :
1). Penyusunan rencana teknis operasional dibidang hygiene perusahaan, kesehatan
dan keselamatan kerja;
2). Koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional di bidang-bidang hygiene
perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja;
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 11
11
3). Evaluasi dan pelaporandi bidang-bidang hygiene perusahaan, kesehatan dan
keselamatan kerja;
4). Pengelolaan ketatausahaan;
5). Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan
fungsinya.
f. BalaiLatihan Kerja Dalam Dan Luar Negeri Kelas A (BLK DLN), merupakan unsur
pelaksana tugas teknis operasional dan/ataukegiatan teknis penunjang tertentudi
bidang pelatihan dan pemagangan.
Balai Latihan Kerja Dalam Dan Luar Negeri Kelas A melaksanakan fungsi :
1). Penyusunan rencana teknis operasional dibidang pelatihan dan pemagangan;
2). Koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional di bidang pelatihan dan
pemagangan;
3). Evaluasi dan pelaporandi bidang pelatihan dan pemagangan ;
4). Pengelolaan ketatausahaan;
5). Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan
fungsinya.
g. Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan Kelas B, merupakan unsur pelaksana tugas
teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu di bidang
pengawasan tenaga kerja.
Satuan Pengawas Ketenagakerjaan Kelas B meliputi :
1).Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah Semarang dengan Tempat
Kedudukan Kota Semarang; Wilayah Kerja : Kota Semarang, Kabupaten Semarang,
Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Kendal, Kota Salatiga.
2). Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah Pati dengan Tempat Kedudukan
Wilayah Pati; Wilayah Kerja : Kabupaten Pati, Kabupaten Kudus, Kabupaten
Jepara, Kabupaten Rembang, Kabupaten Blora.
3). Satuan Pengawasan KetenagakerjaanWilayah Surakarta dengan Tempat
Kedudukan di Kota Surakarta; Wilayah Kerja : Kota Surakarta, Kabupaten
Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Wonogiri,
Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo.
4). Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah Magelang dengan Tempat
Kedudukan Kota Magelang; Wilayah Kerja : Kota Magelang, Kabupaten Magelang,
Kabupaten Kebumen, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung, Kabupaten
Purworejo.
5). Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah Banyumas dengan Tempat
Kedudukan Kabupaten Banyumas; Wilayah Kerja : Kabupaten Banyumas,
Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banjarnegara.
6). Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah Pekalongan dengan Tempat
Kedudukan Kota Pekalongan; Wilayah Kerja : Kota Pekalongan, Kabupaten
Pekalongan, Kabupaten Brebes, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang,
Kabupaten Batang.
Selengkapnya struktur organisasi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah tersaji
pada gambar 2.1 :
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 12
Gambar2.1.
Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 13
13
2.2. SUMBER DAYA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Jawa Tengah didukung personil/pegawai sejumlah 609 orang. Daftar jumlah pegawai
berdasarkan jenis kelamin di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah
sebagaimana gambar 2.2.
Gambar 2.2.
Sebaran Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2017
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat sebaran jumlah pegawai berdasarkan jenis
kelamin, dimana jumlah pegawai laki-laki lebih dominan yakni sebanyak 368 orang atau 60
persen sedangkan jumlah pegawai perempuan berjumlah 241 orang atau 40 persen.
Sementara itu, selain sebaran berdasarkan jenis kelamin, pada gambar dibawah juga
terlihat sebaran pegawai berdasarkan tingkat pendidikan pegawai yang ada dilingkungan Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah sebagaimana gambar 2.3.
Gambar 2.3.
Sebaran Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2017
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 14
14
Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa, jumlah pegawai di lingkungan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi didominasi oleh lulusan S-1 sebanyak 300 orang
pegawai atau sebesar 46,26 persen, lulusan SLTA sebanyak 148 pegawai atau 24,30 persen dan
kemudian lulusan S-2 sebanyak 93 pegawai atau 15,27 persen serta lulusan S3 sebanyak 1
pegawai atau 0,16 persen. Artinya, dengan tingkat pendidikan yang baik (lulusan S-1 dan S-2
serta S3), pegawai di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah memiliki kompetensi secara
akademis yang mendukung dalam menjalankan tugas pokok fungsinya masing masing.
Sebaran pegawai juga dapat dikelompokkan berdasarkan struktur seperti terlihat pada
gambar 2.4.
Gambar 2.4.
Sebaran Pegawai Berdasarkan Struktur Tahun 2017
Struktural12,28 %
Fungsional Tertentu17,29 %Fungsional
Umum70,43 %
Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan sebaran pegawai di Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi berdasarkan struktur dimana fungsional umum sebanyak 361 pegawai atau
59,27 persen. Sementara untuk jabatan fungsional tertentu berjumlah sebanyak 189 pegawai
atau 31,03 persendan jabatan struktural sebanyak 59 pegawai atau 10 persen.
Selain sumber daya manusia di lingkungan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi juga
perlu melihat dukungan aset dan sarana prasarana penunjang pelayanan dalam menjalankan
tugas pokok fungsi, seperti terlihat pada tabel 2.1.
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 15
15
Tabel 2.1.
Aset dan Sarana Prasarana Dinas Tahun 2014 s/d 2016
No Nama Bidang Barang
Keadaan Per 31-Desember-
2014
Keadaan Per 31-Desember-
2015
Keadaan Per 31- Desember-
2016
Jumlah
Barang Harga (rp)
Jumlah
Barang Harga (rp)
Jumlah
Barang
Jumlah harga
(Rp.)
1 TANAH
Tanah 24 90.352.753.000 24 90.352.753.000 24 90.352.753.000
2 PERALATAN MESIN
Alat Berat 50 122.932.146 51 297.472.146 51 297.472.146
Alat Angkutan 136 2.796.226.136 145 3.984.267.786 141 3.782.992786
Alat Bengkel 3.196 4.299.981.297 3.198 4.290.843.297 3.918 4.290.843.297
Alat Pertanian /
Peternakan 2.643 1.715.790.993 2.644 2.261.790.993 2.650
2.285.875.993
Alat Kantor dan Rumah
Tangga 15.133 18.604.057.964 15.739 21.044.111.064 15.840
21.418.113.564
Alat Studio dan
Komunikasi 442 1.619.309.101 470 1.830.330.101 475
1.860.290.101
Alat Kedokteran 398 399.033.912 398 399.033.912 398 399.033.912
Alat Laboratorium 4.397 4.656.099.390 4.401 5.054.238.590 3.608 5.331.106.192
Alat Persenjataan /
keamanan - - - -
-
3 GEDUNG DAN
BANGUNAN
Bangunan Gedung 121 42.719.357.306 118 46.863.443.706 116 50.248.137.906
Bangunan Monumen 1 459.123.000 1 459.123.000 1 459.123.000
4 JALAN DAN IRIGASI
Jalan dan Jembatan - - - - -
Bangunan Air / Irigasi 1 4.317.600 1 4.317.600 1 4.317.600
Instalasi 8 346.666.099 11 511.863.799 11 511.863.799
Jaringan 1 50.170.000 1 50.170.000 2 84.470.000
5 ASET TETAP LAINNYA
Buku Perpustakaan 1.580 119.990.720 1.580 119.990.720 1.615 122.290.720
Barang Bercorak seni
dan Budaya 17 73.849.005 17 73.849.005 17
73.849.005
Hewan Ternak dan
Tanaman 28 137.020.000 6 9.500.000 6
9.500.000
6 KONSTRUKSI DLM
PENGERJAAN
JUMLAH KESELURUHAN 28.176 168.476.677.669 28.805 177.607.098.719 28.156 181.532.033.021
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 16
16
Berdasarkan tabel 2.1 diatas dapat dilihat kondisi aset dan sarana prasana per 31 Desember
2016 yang terdiri dari tanah, peralatan mesin, gedung bangunan, jalan dan irigasi, aset tetap
lainnya dimana terjadi perkembangan dan penambahan nilai aset dari per 31 Desember 2014,
dari Rp. 168.476.677.669,- menjadi Rp.181.532.033.021,- atau mengalami peningkatan nilai di
tahun 2016 sebesar Rp.13.055.355.352,-.
2.3. KINERJA PELAYANAN DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Evaluasi Kinerja Renstra OPD. Kinerja Pelayanan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dijelaskan berdasarkan realisasi capaian target Renstra PD Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi
dan Kependudukan Tahun 2013-2018 berdasarkan Urusan Wajib dan Pilihan yang diampu,
yaitu Urusan Ketenagakerjaan; Urusan Transmigrasi dan Kependudukan. Selengkapnya
diuraikan sebagaimana terlihat pada tabel 2.2
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 17
Tabel 2.2
Pencapaian Kinerja Pelayanan OPD Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Jawa Tengah
NO Indikator Kinerja sesuai
Tugas dan Fungsi OPD
Target
SPM
Target
IKK
Target
Indikator Lainnya
Target Renstra OPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Urusan Tenaga Kerja
1 %Tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi
v
72,93 75,15 78,95 82,99 86,22 89,79 85,58 87,90 123,12 113,88 111,34
2 %Tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat v
77,71 83,82 87,28 88,33 89,05 77,66 84,18 82,67 99,94 100,43 94,72
3 %Tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kewirausahan
v
57,74 60,48 62,00 62,00 63,49 66,86 70,48 74,93 115,79 116,53 120,85
4 %Produktivitas TK (dl juta rupiah) v
14,23 14,91 15,63 16,41 17,23 55,93 49,16 51,44 393,04 329,71 329,11
5 %Laju PDRB per tenaga
kerja v
14,23 14,91 15,63 16,41 17,23 11,13 6,18 5,30 78,22 41,45 33,91
6 %Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja keluarga terhadap total kesempatan kerja
v
37,27 36,08 34,91 33,77 32,68 31,96 30,50 29,00 85,75 84,53 83,07
7 %Pembinaan kelembagaan pelatihan dan produktivitas
v
17,00 19,50 22,00 24,50 26,00 17,13 21,71 33,86 100,76 111,36 153,91
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 18
NO Indikator Kinerja sesuai
Tugas dan Fungsi OPD
Target
SPM
Target
IKK
Target Indikat
or Lainnya
Target Renstra OPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
8 %Tenaga Kerja yang disertifikasi v 12,59 12,80 13,02 13,26 13,50 9,30 14,91 15,19 73,87 116,48 116,67
9 %Tingkat Pengangguran Terbuka
v
5,04 4,96 4,60 4,20 4,13 5,68 4,99 4,63 106,97 101,22 104,51
10 %Besaran pencari kerja terdaftar yang di tempatkan
V
51,33 60,67 70,00 78,06 86,11 71,55 73,90 76,55 139,39 121,81 109,36
11 %Partisipasi angkatan kerja
v
72,27 72,58 72,9 73,22 73,55 69,68 67,86 67,15 96,42 93,50 92,11
12 %Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia kerja
v
69,32 70,18 71,01 71,83 72,63 65,72 64,49 64,04 94,81 91,89 90,18
13 Jumlah penempatan
AKAN v 85.000 85.300 85.500 81.000 80.000 92.587 57.107 49.581 108,93 66,91 57,91
14 Jumlah LKS Bipartit v
1.555 1.635 1.695 1.745 1.795 1.644 1.639 1.789 105,72 100,24 105,55
15 Jumlah Peraturan Perusahaan v
3.752 4.007 4.277 4.557 4.857 3.881 4.009 4.489 103,44 100,05 104,96
16 Jumlah Perjanjian Kerja Bersama v
790 800 810 820 830 802 801 810 101,52 100,13 100,00
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 19
NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan
Fungsi OPD
Target SPM
Target IKK
Target Indikator
Lainnya
Target Renstra OPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
17 % Besaran kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama
v 87,72 88,42 88,57 88,81 89,09 80,04 90,79 85,42 91.24 102.68 96.44
18 Jumlah kasus dan status penyelesaian Hubungan Industrial
v
3.500 3.000 2.500 2.000 1.500 2.721 2.301 1.285 77,49 76,70 51,40
19 %Rasio Upah Minimum Kab / kota dibanding Kebutuhan Hidup Layak(KHL).
v
97,40 97,50 97,60 97,70 97,80 98,96 100,33 100,32 101,60 102,90 102,46
20 %Besaran pekerja buruh yang menjadi peserta Jamsostek
v
72,87 75,65 78,34 80,34 81,64 79,43 89,39 93,21 109,00 118,16 118,98
21 Jumlah perusahaan penyedia fasilitas kesejahteraan tenaga kerja
v
4.350 5.438 6.797 8.496 1.062 4.350 5.438 7.136 100,00 100,00 104,99
22 %Besaran pemeriksaan perusahaan v
39,59 42,7 42,77 46,88 49,36 39,63 52,05 42,07 100,10 121,90 98,36
23 %Besaran pengujian peralatan di perusahaan
v
63,4 64,81 69,98 76,9 80,7 63,40 64,00 69,98 100,00 98,75 100,00
24 Jumlah pelanggaran norma ketenagakerjaan v
4.039 4.014 3.989 3.964 3.939 2.541 2.611 3.989 62,91 65,05 100,00
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 20
NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan
Fungsi OPD
Target SPM
Target IKK
Target Indikator
Lainnya
Target Renstra OPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
25 Jumlah angka kecelakaan kerja
v 1900 1850 1795 1735 1670 2951 3083 3092 155.31 166.65 178.21
26 Jumlah Perusahaan yang Menerapkan K3 v
1.868 1.908 1.953 2.003 2.058 2.091 1.920 1.953 111,94 100,63 100,00
27 Menurunnya Jumlah penyakit akibat kerja v
18 17 16 15 14 0 0 1 0,00 0,00 6,25
28 %Rasio Perusahaan Zero Accident v
1,12 1,31 1,43 1,50 1,60 1,17 1,37 1,48 104,46 104,58 103,50
29 %Tingkat partisipasi Angkatan Kerja Perempuan
v
62,72 63,97 65,22 66,48 67,73 56,93 53,89 53,94 90,77 84,24 0,00
30 Jumlah Pekerja Anak / jumlah pekerja
dibawah umur (orang) v
36.481 35.481 35.431 35.381 35.331 33.551 32.081 30.830 91,97 90,42 87,01
Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
31 %Rasio penduduk memiliki e- KTP per wajib e-KTP
v
100 100 100 100 100 88,07 89,87 99,03 88,07 89,87 99,03
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 21
NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan
Fungsi OPD
Target
SPM
Target
IKK
Target Indikator
Lainnya
Target Renstra OPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
32 %Prosentase penduduk 0-18 tahun memilliki Akta Kelahiran
v
45 55 65 100 100 81,37 81,37 82,50 180,82 147,95 126,92
33 Jumlah Kabupaten/ Kota mengoperasikan SIAK v
35 35 35 35 35 35 35 35 100,00 100,00 100,00
34 %Kepemilikan Akte Kelahiran per 1000 penduduk
v
25 40 60 60 80 41,10 47,50 66,07 164,40 118,75 0,00
35 %Prosentase
Penduduk yang memiliki Akta Kematian
v
15 20 70 80 100 43,94 49,00 68,96 292,93 245,00 0,00
36 %Rasio Pasangan yang memiliki Akta Nikah
v
100 100 100 100 100 100 100 100 100,00 100,00 100,00
Non Urusan
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 22
NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan
Fungsi OPD
Target SPM
Target IKK
Target Indikator Lainnya
Target Renstra OPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
37 %Rasio Pegawai mengikuti Bintek
36 39 43 48 50 89 39 43 100,00 100,00 100,00
38 Terbentuk-nya Unit Pelayanan Publik (UPP)
1 1 1 1 1 1 1 1 100,00 100,00
39 Pengukuran indeks kepuasan masyarakat pada UPP Dinakertransduk
v
1 1 1 1 1
Urusan Transmigrasi
40 Jumlah calon transmigran yang mendapatkan pelatihan dasar umum (PDU); (KK)
v
200 275 300 200 200 105 179 318 52,50 29,09 95,00
41 Kesepakatan kerjasama antar
wilayah (Provinsi) dalam pengembangan kawasan transmigrasi (Prov)
v
9 10 12 12 12 6 12 12 66,67 120,00 100,00
42 Jumlah Transmigran yg ditempatkan (KK)
v
150 200 200 200 200 122 179 318 81,33 89,50 159,00
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018
23
23
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 42 Indikator target kinerja urusan
ketenagakerjaan, ketransmigrasian dan kependudukan yang diampu oleh Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi Dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah terdiri dari 14 indikator RPJMD/IKK
dan 28 merupakan indikator SPM atau indikator lainnya.Berdasarkan evaluasi hasil
perencanaan pada urusan ketenagakerjaan,dari30 indikator yangterdiri 9 indikator
RPJMDsebanyak 5 indikator telah tercapai, dan 4indikator target kinerja diperhitungkan akan
tercapai yaitu :
1) Indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)dengan capaian 67,15 % rendah dari target
72,90 % dengan tingkat capaian 92,00, lebih rendah dari capaian tahun sebelumnya 67,86
%, rendahnya capaian dikarenakan lowongan kerja sektor formal terbatas sehingga lebih
banyak bekerja di sektor informal.
2) IndikatorRasio kesempatan Kerja terhadap Penduduk Usia Kerja 2016 dengan capaian
64,04% lebih rendah dari tahun sebelumnya 64,49% rendahnya tingkat capaian Rasio
Kesempatan Kerja Terhadap Penduduk Usia Kerja Tahun 2016 dengan capaian 64,04%
lebih rendah dari target 71,01% dengan tingkat capaian 90,18%, lebih rendah dari tahun
sebelumnya 64,49% rendahnya tingkat capaian dikarenakan lowongan kerja yang tersedia
mensyaratkan spesifikasi kompetensi dalam hal tingkat pendidikan dan keterampilan.
3) Indikator Jumlah Antar Kerja Antar Negara (AKAN) Tahun 2016 dengan capaian 49.513
orang lebih rendah dari target 85.500 orang dengan tingkat capaian 57.91%, lebih rendah
dari tahun sebelumnya sebanyak 57.077 orang, rendahnya capaian dikarenakan
Ketentuan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 246/2015 tentang penghentian dan
pelarangan penempatan tenaga kerja Indonesia pada pengguna perseorangan di negara-
negara kawasan Timur Tengah menyebabkan berkurangnya Tenaga Kerja Indonesia yang
bekerja melalui Antar Kerja Antar Negara (AKAN).
4) Indikator Laju PDRB per Tenaga Kerja sebesar 5,30 pada tahun 2016 atau turun 0,70 dari
tahun 2015 yaitu 6,00 indikator, ini belum mencapai target karena ada perubahan tahun
dasar penghitungan PDRB.
Sedangkan 21 indikator lainnya pada urusan ketenagakerjaan, 19 indikator telah
tercapai targetnya, tetapi ada 2 indikator yang menurun capaiannya dibanding tahun 2015,
yaitu:
1)Indikator % besaran kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama tahun 2016
terealisasi sebanyak 85,42 % lebih rendah dari target sebesar 88,57% dan lebih rendah
dari capaian tahun 2015 yaitu sebesar 88,42%. Pencapaian ini karena kedua belah pihak
melaksanakan bipartit sesuai dengan saran dar BP3TK sehingga terjadi kesepakatan tanpa
melalui proses mediasi di BP3TK atau upaya pencegahan terhadap terjadinya perselisihan
hubungan industrial dikatakan berhasil;
2) Jumlah angka kecelakaan kerja pada tahun 2016 sebanyak 3092 lebih tinggi yang
ditargetkan 1795 karena kecelakaan kerja terjadi tidak hanya terjadi di tempat kerja tetapi
dihitung dari berangkat sampai pulang sehingga jumlahnya lebih tinggi.
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018
24
24
Sementara itu, target indikator kinerjapembangunan pada urusan Kependudukan dan
Catatan Sipil adalah dari 6 indikator kinerja yang terdiri dari 3 indikator RPJMD dan 3
indikator lainnya. Untuk realisasi capaian pada urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
sebanyak 3 target indikator kinerja RPJMD sebanyak 2 indikator telah tercapai dan 1 target
indikator akan tercapai yaitu Rasio Penduduk memiliki e-KTP per wajib e-KTP, dengan capaian
99,03 % lebih rendah dari target 100 % dan lebih tinggi dari tahun sebelumnya 89,87 % (status
indikator RPJMD: akan tercapai); Persentase penduduk 0-18 tahun memiliki akta kelahiran,
dengan capaian 82,50 % melebihi target 65 % karena didukung Surat Edaran Gubernur Jawa
Tengah Nomor : 470/0006482 tanggal 31 Maret 2016 tentang Pencapaian Target Standar
Minimal Dokumen Kependudukan dan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 471/1768/SJ
tanggal 12 Mei 2016 perihal percepatan penerbitan KTP-el dan akta kelahiran yang
mengamanatkan untuk segera melakukan percepatan layanan perekaman dan penerbitan KTP-
el serta penerbitan akta kelahiran; Jumlah kabupaten/kota yang capaian 35 kabupaten/kota,
sesuai dengan target. Untuk realisasi capaian 3 indikator kinerja lainnya pada urusan
kependudukan dan catatan sipil telah tercapai.
Sedangkan berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kinerja pembangunan urusan
transmigrasi dengan 3 indikator kinerja yang terdiri 2 indikator kinerja RPJMD dan 1 indikator
lainnya,2 target kinerja urusan transmigrasi yang merupakan indikator RPJMDtelah tercapai
dan masih terdapat 1 indikator lainnya yaitu target kinerja yang perluupaya keras supaya
tercapai untuk diwujudkan yaitu Penempatan Transmigran, dari target kuota dari tahun 2013
s/d 2016 sebanyak 1.247 KK terealisasi 1.090 KK, hal ini disebabkan Kuota yang disediakan
pemerintah pusat sangat terbatas dan tidak sebanding dengan animo masyarakat serta
ketidaksiapan lokasi daerah calon penerima transmigran sehingga Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah memberikan dukungan melalui pola sharing dengan daerah atau provinsi tujuan
transmigrasi.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya pelayanan bidang nakertransduk diwujudkan
dalam indikator Non Urusan yaitu capaian target 3 indikator kinerja yang telah tercapai seperti
yang terlihat dalam tabel diatas.
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 25
Tabel 2.3
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Jawa Tengah
Uraian **)
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi
dan Anggaran Tahun ke- Rata-rata
Pertumbuhan
1 2 3 1 2 3 1 2 3 Angga-
ran Realis-
asi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
BELANJA 105.771.405.000 121.587.630.000 107.155.906.000
BELANJA TIDAK LANGSUNG
50.844.807.000 58.186.501.000 61.931.175.000
Belanja Pegawai
50844807000 58186501000 61931175000
BELANJA LANGSUNG
64.950.539.000 94.808.809.000 67.463.504.000 54.926.598.000 63.401.129.000 45.224.731.000 84,57 66,87 67,04 1,27 -6,27
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
23.313.215.000 26.452.622.000 15.780.120.000 13.101.147.000 12.465.123.000 11.090.660.000 84,57 47,12 70,28 -12,20 -5,40
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
8.961.936.000
33.718.057.000
12.567.190.000
11.343.063.000
18.245.429.000
7.205.105.000
79,01
54,11
57,33
11,93
-14,04
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 26
Uraian **)
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan
Anggaran Tahun ke- Rata-rata
Pertumbuhan
1 2 3 1 2 3 1 2 3 Angga-
ran Realis-
asi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
3. Program Peningkatan
Disiplin Aparatur
400.000.000 440.000.000 484.000.000 400.000.000 265.800.000 157.500.000 100,00 60,41 32,54 6,56 -26,71
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
600.000.000 700.000.000 800.000.000 600.000.000 649.180.000 292.754.000 100,00 92,74 36,59 10,06 -21,27
5. Program Pendidikan Non Formal dan Informal
3.800.000.000 670.1000.000 7.491.000.000 3.800.000.000 3.800.000.000 3036.929.000 100,00 56,71 40,54 25,39 -7,20
6. Program Penataan Administrasi Kependudukan
2.290.000.000 2.460.000.000 2.640.000.000 2.000.000.000 2.709.080.000 1.529.275.000 114,50 110,13 57,93 4,86 -8,56
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 27
Uraian **)
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi
dan Anggaran Tahun ke- Rata-rata
Pertumbuhan
1 2 3 1 2 3 1 2 3 Angga-
ran Realis-
asi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
7. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan
Perempuan dan Anak
550.000.000 1.520.000.000 1.525.000.000 328.000.000 1.065.200.000 1.189.615.000 167,68 70,08 78,01 40,49 53,64
8. Program Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
400.000.000 450.000.000 500.000.000 275.000.000 258.900.000 163.758.000 145,45 57,53 32,75 7,72 -15,87
9. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
4.697.500.000 5.111.000.000 5.833.000.000 6.522.500.000 5.004.380.000 3.623.808.000 72,02 97,91 62,13 7,48 -17,79
10. Program Peningkatan
Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
7.337.080.000 8.445.784.000 9.757.304.000 7.137.080.000 11.243.919.000 9.007.985.000 102,80 133,13 92,32 9,97 8,07
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 28
Uraian **)
Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi
dan Anggaran Tahun ke- Rata-rata
Pertumbuhan
1 2 3 1 2 3 1 2 3 Angga-
ran Realis-
asi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
11. Program
Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
11.800.808.000 7.970.346.000 9.165.890.000 8.700.808.000 6.824.118.000 5.843.256.000 135,63 85,62 63,75 -8,08 -12,43
12. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi
800.000.000 840.000.000 920.000.000 719.000.000 870.000.000 2.084.086.000 111,27 103,57 226,53 4,77 42,58
13. Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
= = =
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 28
28
Berdasarkan tabel tersebut diatas, target anggaran dan realisasi anggaran dari tahun
2014 sampai dengan tahun 2016 pada beberapa program mengalami penurunan anggaran
dibandingkan dengan target yang telah direncanakan, pada urusan Ketenagakerjaan yaitu
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivas Tenaga Kerja, Program Peningkatan Kesempatan
Kerja serta Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan. Pada urusan
Dukcapil yaitu program penataaan administrasi kependudukan juga mengalami penurunan
anggaran dibandingkan yang ditargetkan. Sedangkan pada urusan transmigrasi, yaitu dengan
program pengembangan wilayah transmigrasi antara target anggaran dan realisasi capaian
anggaran mengalami peningkatan anggaran. Pada program Non urusan, mengalami penurunan
realisasi anggaran dibandingkan dengan yang telah ditargetkan atau yang telah direncanakan.
Kinerja pelayanan Disnakertransduk merupakan kondisi capaian indikator di bidang
ketenagakerjaan, kependudukan dan transmigrasi. Gambaran kinerja pelayanan
Disnakertransduk diuraikan sebagai berikut:
1. Bidang Ketenagakerjaan
a. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Tingkat Pengangguran Terbuka di Jawa Tengah selama kurun waktu tahun
2012hingga tahun 2016 cenderung mengalami penurunan, yaitu pernah mengalami
kenaikan pada tahun 2013 menjadi sebesar 6,02% dari 5,63% (tahun 2012). Namun pada
tahun 2013 hingga tahun 2016 terus menurun menjadi sebesar 4,63%. Kondisi Tingkat
Pengangguran Terbuka Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 relevan terhadap capaian
Nasional yang juga mengalami penurunan menjadi sebesar 5,61%, secara rinci Tingkat
Pengangguran Terbuka di Jawa Tengah tahun 2012 hingga tahun 2016 dapat dilihat pada
Gambar 2.5 dan Tabel 2.2.
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 29
29
Gambar 2.5.
Persebaran Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2016
Tabel 2.4.
Jumlah Penganggur dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012–2016
Tahun Jumlah Penganggur (orang)
TPT(%)
2012 962.010 5,63
2013 1.022.728 6,02
2014 996.344 5,68
2015 863.783 4,99
2016 801.330 4,63
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2016 Ket : *) data per Agustus tahun bersangkutan
Posisi relatif TPT kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2015 dibandingkan dengan
rata-rata TPT Provinsi Jawa Tengah sebesar 4,99% dan rata-rata TPT Nasional sebesar
6,18% masih terdapat 9 kabupaten/kota berada di atas Provinsi Jawa Tengah dan
Nasional, yaitu Tegal, Kota Tegal, Cilacap, Kendal, Pemalang, Brebes, Kota Salatiga,
Kota Magelang dan Banyumas. Sedangkan 7 kabupaten/kota berada di bawah Provinsi
Jawa Tengah dan di atas Nasional, 19 kabupaten/kota lainnya berada di bawah
Provinsi Jawa Tengah dan Nasional.
Tingkat Pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Tengah pada Agustus 2016 mengalami
penurunan, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015. Data
Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng menyebutkan TPT Jateng pada agustus 2016
sebesar 4,63% atau mengalami penurunan sebesar 0,36%, dibandingkan dengan TPT
yang sama tahun lalu sebesar 4,99%.
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 30
30
Sedangkan jika dibandingkan dengan pada Februari, TPT Agustus mengalami
peningkatan sebesar 0,43%.TingkatPengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2016 sebesar 4,63 % lebih rendah sebesar 0,98 % bila dibandingkan
dengan capaian realisasi TPT Nasional (Indonesia) tahun 2016 mencapai5,61
%selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6.
Posisi Relatif Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2016
b. Pencari Kerja yang Ditempatkan
Persentase pencari kerja yang ditempatkan terhadap pencari kerja yang terdaftar
dalam kurun waktu tahun 2012 hingga tahun 2016 terjadi fluktuasi, yaitu pada tahun
2012 sebesar 32,66% terus naik hingga tahun 2014 menjadi sebesar 71,55%, namun pada
tahun 2015 naik menjadi sebesar 78,00% dan tahun 2016 kembali turun menjadi sebesar
76,55%, secara rinci pencari kerja yang ditempatkan bisa dilihat pada Tabel 2.3.
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 31
31
Tabel 2.5.
Pencari Kerja yang Ditempatkan di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2012 – 2016
Tahun Pencari Kerja yang
Terdaftar
Pencari Kerja yang
Ditempatkan Persentase
2012 671.603 219.374 32,66
2013 743.058 324.989 43,74
2014 426.435 305.134 71,55
2015 329.605 257.108 78,00
2016 285.306 218.398 76,55
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah, 2016
c. Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja
Tingkat produktivitas tenaga kerja di Jawa Tengah selama periode Tahun 2012–
2016 cenderung meningkat, yaitu pada tahun 2012 sebesar Rp. 42,85 Juta hingga tahun
2015 terus naik menjadi sebesar Rp. 49,07 Juta, dan terjadi peningkatan pada tahun 2016
menjadi sebesar Rp. 51,44 Juta. Meskipun demikian selama kurun waktu lima tahun
mengindikasikan bahwa kualitas tenaga kerja di Jawa Tengah semakin produktif. Secara
rinci dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.6.
PDRB ADHK Tahun 2010 per Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2012-2016
Tahun PDRB ADHK
2010(juta Rupiah)
Jumlah Tenaga
Kerja
PDRB ADHK
2010/Tenaga Kerja
(Juta Rupiah)
2012 691.343.116,0 16.132.890 42,85
2013 726.899.706,4 15.964.048 45,53
2014 766.271.771,3 16.550.682 46,30
2015 806.609.020,0 16.435.142 49,07
2016 849.383.600,0 16.511.136 51,44
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2016
d. Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri dan Pekerja Keluarga Terhadap Total
Kesempatan Kerja (yang bekerja)
Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja keluarga terhadap total
kesempatan kerja (yang bekerja) di Jawa Tengah selama periode tahun 2012 hingga tahun
2016 mengalami penurunan yang mengindikasikan semakin meningkatnya pekerja formal
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 32
32
di berbagai sektor, yaitu pada tahun 2012 sebesar 55,40% dan pada tahun 2016 turun
cukup signifikan menjadi sebesar 29,00%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.7.
Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri dan Pekerja Keluarga
Terhadap Total Kesempatan Kerja (yang bekerja) (%) di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2012 – 2016
Tahun Proporsi Tenaga Kerja dan
Pekerja Keluarga terhadap Total
Kesempatan Kerja (%)
2012 55,40
2013 38,48
2014 31,96
2015 30,50
2016 29,00
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah dan Pusdatinaker, 2016 (diolah)
e. Rasio Rata-rata Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) dibanding Kebutuhan Hidup
Layak (KHL)
Pencapaian rasio UMK dibandingkan KHL di Jawa Tengah selama periode tahun
2012 hingga tahun 2016 terus mengalami peningkatan, bahkan pada tahun 2015 dan
2016 telah mencapai lebih dari 100%, yaitu pada tahun 2015 sebesar 100,33% dan tahun
2016 sebesar 100,32%. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pendapatan tenaga kerja di
Jawa Tengah telah memenuhi kebutuhan hidup layak, secara rinci dapat dilihat pada
Tabel 2.6.
Tabel 2.8.
Rasio Rata-Rata Upah Minimum Kabupaten/Kota Dibanding KHL
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 - 2016
Tahun UMK
(Rp/bln/orang)
KHL
(Rp/bln/orang) Rasio (%)
2012 834.255 864.859 96,42
2013 914.276 940.375 97,31
2014 1.066.603,43 1.077.793,30 98,96
2015 1.224.532,43 1.220.073,32 100,33
2016 1.421.577,11 1.416.985,12 100,32
Sumber : Dinakertransduk Provinsi Jawa Tengah, 2016
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 33
33
f. Jumlah Kepesertaan Jamsostek dalam Hubungan Industrial
Tabel 2.9.
Perkembangan Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja yang Mengikuti Program Jamsostek di Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2012– 2016
Tahun Jumlah Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja
2012 21.899 2.186.821
2013 22.247 1.249.235
2014 22.630 1.249.434
2015 25.395 1.198.925
2016 33.094 1.274.715
Sumber : Dinakertransduk Provinsi Jawa Tengah, 2016.
g. Jumlah pekerja/buruh sektor non formal yang menjadi peserta program Jamsostek
Tabel 2.10.
Perkembangan Jumlah Pekerja Sektor Non Formal yang Mengikuti Program Jamsostek di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2016 (orang)
Tahun Jumlah Tenaga Kerja
2012 32.784
2013 40.983
2014 44.535
2015 105.464
2016 170.980
Sumber : Dinakertransduk Prov. Jateng, 2016
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 34
34
2. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
a. Rasio/Persentase Penduduk ber KTP
Kepemilikan KTP bagi penduduk wajib KTP di Provinsi Jawa Tengah dari tahun
2012 hingga tahun 2016 mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2012 sebesar 83,40%
dan pada tahun 2016 hampir mencapai 100% sebesar 99,03%.Kenaikan tersebut
dikarenakan penerapan kebijakan e-KTP dan meningkatnya kesadaran masyarakat
terhadap manfaat strategis tentang kepemilikan dokumen kependudukan dan pencatatan
sipil. Sesuai UU Nomor 24 Tahun 2013 tentang perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan, penyebutan e-KTP dirubah menjadi KTP-el, secara
rinci dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.7 Persentase Kepemilikan KTP (KTP-el)
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 – 2016
Sumber : Dinakertransduk Provinsi Jawa Tengah, 2016
b. Persentase Penduduk Berakte Kelahiran
Kepemilikan akte kelahiran penduduk usia 0–18 tahun di Jawa Tengah dari tahun
2012 ke tahun 2016 terus mengalami peningkatan, bahkan pada tahun 2014 meningkat
sangat signifikan dari tahun 2013 sebesar 78,57% menjadi 81,37%. Kondisi ini disebabkan
diberlakukannya UU Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas UU Nomor 23 Tahun
2006 tentang Administrasi Kependudukan, khususnya terkait peran aktif pemerintah dan
masyarakat (semula menganut stelsel aktif masyarakat), pendaftaran akte berdasarkan
azas domisili, dihapuskannya mekanisme sidang pengadilan untuk keterlambatan lebih
dari satu tahun, pelayanan gratis (dikenakan denda keterlambatan mengurus sesuai
dengan peraturan daerah di masing-masing kabupaten/kota), serta kerjasama lintas
sektor (dengan rumah sakit bersalin, bidan dan pelayanan kesehatan
lainnya).Perkembangan kepemilikan akte lahir penduduk usia 0 - 18 tahun di Jawa
Tengah tahun 2012hingga tahun 2016 dapat dilihat pada Gambar 2.7.
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 35
35
Gambar 2.8
Perkembangan Kepemilikan Akte Lahir Penduduk Usia 0-18 Tahun di Jawa Tengah Tahun 2012–2016
Sumber : Dinakertransduk Provinsi Jawa Tengah, 2016
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 36
36
c. Rasio Pasangan Berakte Nikah
Tabel 2.11.
Rasio Pasangan Berakte Nikah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016
Sumber : Dinakertransduk Provinsi Jateng, 2016
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 37
37
d. Kepemilikan KTP
Tabel 2.12
Persentase Kepemilikan KTP Menurut Kabupaten/Kota
Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016
NO Kabupaten/Kota
Jumlah Penduduk
WAJIB
KTP
Realisasi
Perekaman
Belum
Terekam
Laki-Laki % Perempuan % JUMLAH
Kab/Kota
Jumlah Jumlah
Kab/Kota % Kab/Kota %
1 CILACAP 923.130 51 898.163 49 1.821.293 1.345.233 1.354.747 74 476.060 74
2 BANYUMAS 871.179 51 850.866 49 1.722.045 1.279.606 1.263.437 73 442.439 74
3 PURBALINGGA 475.583 51 462.175 49 937.758 680.498 683.497 73 257.260 73
4 BANJARNEGARA 507.782 51 489.090 49 996.872 739.873 703.057 71 256.999 74
5 KEBUMEN 686.451 51 660.155 49 1.346.606 1.043.764 971.771 72 302.842 78
6 PURWOREJO 381.291 50 379.475 50 760.766 578.413 588.192 77 182.353 76
7 WONOSOBO 434.321 51 414.008 49 848.329 612.924 616.030 73 235.405 72
8 MAGELANG 640.657 51 626.723 49 1.267.380 944.199 925.857 73 323.181 75
9 BOYOLALI 490.645 50 484.863 50 975.508 739.317 747.698 77 236.191 76
10 KLATEN 646.248 50 649.657 50 1.295.905 976.508 948.371 73 319.397 75
11 SUKOHARJO 447.399 50 443.276 50 890.675 675.633 656.101 74 215.042 76
12 WONOGIRI 532.987 50 532.386 50 1.065.373 817.139 844.826 79 248.234 77
13 KARANGANYAR 437.928 50 436.590 50 874.518 645.190 681.677 78 229.328 74
14 SRAGEN 485.290 50 484.806 50 970.096 712.818 706.343 73 257.278 73
15 GROBOGAN 721.369 50 710.454 50 1.431.823 1.066.701 1.059.685 74 365.122 74
16 BLORA 442.680 50 440.328 50 883.008 659.950 673.577 76 223.058 75
17 REMBANG 313.821 51 307.146 49 620.967 481.334 466.662 75 139.633 78
18 PATI 634.000 50 632.338 50 1.266.338 960.934 962.595 76 305.404 76
19 KUDUS 401.742 50 406.266 50 808.008 588.480 619.549 77 219.528 73
20 JEPARA 578.723 51 566.740 49 1.145.463 816.631 818.421 71 328.832 71
21 DEMAK 559.966 51 543.828 49 1.103.794 821.537 795.930 72 282.257 74
22 SEMARANG 499.102 50 497.543 50 996.645 741.999 729.511 73 254.646 74
23 TEMANGGUNG 381.438 50 381.479 50 762.917 573.193 573.373 75 189.724 75
24 KENDAL 485.754 50 476.235 50 961.989 714.695 720.772 75 247.294 74
25 BATANG 386.468 51 377.631 49 764.099 551.443 539.655 71 212.656 72
26 PEKALONGAN 472.446 51 455.996 49 928.442 653.374 631.462 68 275.068 70
27 PEMALANG 744.979 51 714.497 49 1.459.476 1.012.732 916.600 63 446.744 69
28 TEGAL 709.789 51 677.692 49 1.387.481 946.513 971.679 70 440.968 68
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 38
38
29 BREBES 962.189 51 918.995 49 1.881.184 1.292.511 1.254.653 67 588.673 69
30 KOTA MAGELANG 61.976 49 63.764 51 125.740 94.683 98.333 78 31.057 75
31 KOTA SURAKARTA 275.590 49 283.142 51 558.732 416.146 433.320 78 142.586 74
32 KOTA SALATIGA 91.508 50 93.060 50 184.568 137.025 141.744 77 47.543 74
33 KOTA SEMARANG 811.661 50 822.939 50 1.634.600 1.197.251 1.167.802 71 437.349 73
34 KOTA PEKALONGAN 151.390 50 148.663 50 300.053 215.122 218.961 73 84.931 72
35 KOTA TEGAL 140.363 50 137.793 50 278.156 204.863 199.915 72 73.293 74
Jumlah Total 17.787.845 50 17.468.762 50 35.256.607 25.938.232 25.685.803 73 9.318.375
e. Kabupaten/Kota mengoperasikan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
(SIAK)
Dalam rangka mengoptimalkan dan memberikan pelayanan administrasi
kependudukan secara lebih baik kepada masyarakat, telah dikembangkan SIAK secara on-
line dari 35 kabupaten/kota ke provinsi dan pusat, disertai dengan peningkatan kualitas
sumber daya aparatur dan ketersediaan peralatan infrastruktur pendukung.
3. Transmigrasi
Jumlah transmigran dari Jawa Tengah selama periode 2011-2015 terus mengalami
penurunan walaupun animo masyarakat Jawa Tengah sebenarnya cukup tinggi. Penurunan
jumlah transmigran tersebut lebih disebabkan kuota yang disediakan oleh pemerintah pusat
cenderung menurun dan adanya ketidak siapan lokasi daerah penerima transmigran yang
berakibat tidak terpenuhinya kuota. Salah satu upaya meningkatkan penempatan transmigran
melalui mekanisme sharing antara pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan daerah penerima
transmigran. Capaian pengiriman transmigran untuk mengikuti transmigrasi dapat kita lihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.13.
Capaian Pengiriman Transmigran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012– 2016
Tahun Kuota/Target Pusat (KK) Jumlah (KK)
2012 870 700
2013 540 471
2014 142 122
2015 239 179
2016 326 318
Sumber : Dinakertransduk Provinsi Jawa Tengah, 2016
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 39
39
a. Jumlah Calon Transmigran yang mendapatkan Pelatihan Dasar Umum (PDU)
Pemberian pelatihan kepada calon transmigran dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki sehingga diharapkan transmigran mampu
mengelola potensi Sumber Daya Alam di lokasi transmigrasi dalam rangka meningkatkan
taraf hidup. Perkembangan pelatihan calon transmigran yang dilakukan Balatrans Penca
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016 mencapai sebesar 318 KK, secara rinci dapat
dilihat pada Tabel 2.12.
Tabel 2.14.
Perkembangan Pelatihan Calon Transmigran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012-2016
Tahun Jumlah (KK)
2012 475
2013 540
2014 105
2015 179
2016 318
Sumber : Dinakertransduk Provinsi Jawa Tengah, 2016
4. Evaluasi Kinerja Anggaran
Tabel 2.15.
Evaluasi Kinerja Anggaran Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Tahun 2013 – 2016
KETERANGAN
TAHUN ANGGARAN
2013 2014 2015 2016
BELANJA 89.024.952.000 105.771.405.000 121.587.630.000 107.155.906.000
BELANJA TIDAK LANGSUNG 35.233.988.000 50.844.807.000 58.186.501.000 61.931.175.000
Belanja Pegawai 35.233.988.000 50.844.807.000 58.186.501.000 61.931.175.000
BELANJA LANGSUNG 53.790.964.000 54.926.598.000 63.401.129.000 45.224.731.000
1. Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
11.410.600.000 13.101.147.000 12.465.123.000 11.090.660.000
2. Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana
8.398.090.000 11.343.063.000 18.245.429.000 7.205.105.000
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 40
40
KETERANGAN
TAHUN ANGGARAN
2013 2014 2015 2016
Aparatur
3. Program Peningkatan
Disiplin Aparatur
364.874.000 400.000.000 265.800.000 157.500.000
4. Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
550.000.000 600.000.000 649.180.000 292.754.000
5. Program Pendidikan Non
Formal dan Informal
4.000.000.000 3.800.000.000 3.800.000.000 3.036.929.000
6. Program Penataan
Administrasi Kependudukan
2.338.421.000 2.000.000.000 2.709.080.000 1.529.275.000
7. Program Peningkatan
Kualitas Hidup dan
Perlindungan Perempuan dan
Anak
350.000.000 328.000.000 1.065.200.000 1.189.615.000
8. Program Kelembagaan
Pengarusutamaan Gender dan
Anak
300.000.000 275.000.000 258.900.000 163.758.000
9. Program Peningkatan
Kesempatan Kerja
3.390.000.000 6.522.500.000 5.004.380.000 3.623.808.000
10. Program Peningkatan
Kualitas dan Produktivitas
Tenaga Kerja
6.860.000.000 7.137.080.000 11.243.919.000 9.007.985.000
11. Program Perlindungan dan
Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan
6.102.400.000 8.700.808.000 6.824.118.000 5.843.256.000
12. Program Pengembangan
Wilayah Transmigrasi
490.000.000 719.000.000 870.000.000 2.084.086.000
13. Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Aparatur
9.236.579.000 = = =
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran belanja Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Kependudukan Tahun 2014-2016 setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Total
Belanja pada tahun 2014 sebesar Rp.105.771.405.000,- yang terdiri dari Belanja Tidak
Langsung sebesar Rp.50.844.807.000 dan Belanja Langsung sebesar Rp.54.926.598.000,- dan
mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi Rp.121.587.630.000,-
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 41
41
atau bertambah sebesar Rp.15.816.226.000,- hal ini juga berdampak pada penambahan
jumlah Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Tetapi pada tahun 2016 jumlah
anggaran belanja mengalami penurunan atau berkurang Rp. 14.431.724.000,- menjadi
Rp. 107.155.906.000,- yang berdampak pengurangan jumlah Belanja Langsung dan Tidak
Langsung. Sementara pada tahun 2016 belanja Program (Belanja Langsung) mengalami
penurunan menjadi Rp.45.224.731.000,-
Belanja Program (Belanja Langsung) yang paling banyak pada tahun 2015 yaitu Program
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur sebesar Rp. 18.245.429.000,- kemudian Program
Pelayanan Administrasi Perkantoran Rp.12.465.123.000,- dan kemudian Program Peningkatan
Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja sebesar Rp.11.243.919.000,- dimana belanja program
ini mengalami peningkatan dari tahun 2014 menjadi sebesar Rp. 7.137.080.000,- atau
bertambah sebesar Rp. 4.106.839.000. Pada tahun 2015 dialokasikan anggaran untuk
melanjutkan pengadaan bangunan BPPKK dan Hiperkes atau sekarang Balai K3.
2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN
Pengembangan Pembangunan dan Pelayanan Bidang Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
memiliki tantangan dan peluang. Tantangan dan Peluang pengembangan pelayanan Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi diuraikan dengan membagi kedalam bidang pelayanan yang
diberikan, selengkapnya diuraikan sebagai berikut:
1. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Tantangan pengembangan pelayanan Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi
yaitu:
a. Jumlah Pengangguran di Jawa Tengah masih relatif tinggi sehingga membutuhkan
banyak mekanisme untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan memperluas
kesempatan kerja.
b. Jumlah TKA yang dipekerjakan masih relatif banyak sehingga masih diperlukan
mekanisme pengendalian.
c. Adanya kecenderungan perusahaan untuk tetap mempekerjakan TKA tanpa batas waktu.
d. Perlu adanya peningkatan kualitas dari pencaker untuk bisa mengisi lowongan-lowongan
kerja yang tersedia.
Peluang pengembangan pelayanan Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi yaitu:
a. Pemerintah mencanangkan zero domestic worker untuk pengiriman TKI ke Luar Negeri
pada tahun 2017.
b. Peluang kesempatan kerja antar kerja antar daerah dan adanya kebijakan pemerintah
mengenai KUR guna pengembangan kewirausahaan/UMKM.
2. Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas
Tantangan pengembangan pelayanan bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas yaitu:
a. Globalisasi dan persaingan bebas bagi tenaga kerja didalam negeri maupun di Luar Negeri
serta pengakuan sertifikasi kompetensi oleh Perusahaan/ Pelaku Usaha yang belum bisa
dipenuhi oleh tenaga kerja.
b. Dunia usaha membutuhkan tenaga kerja terampil/ kompetensi sesuai dengan keahlian
sektor perusahaan/ industri serta pelatihan kerja yang dilaksanakan belum mengacu
pada kebutuhan pasar/ pengguna tenaga kerja.
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 42
42
c. Produktivitas sangat diharapkan di perusahaan baik produk maupun jasa namun masih
rendah dan minimnya penerapan produktivitas dalam dunia kerja.
Peluangpengembangan pelayanan bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas yaitu:
a. Tersedia jabatan-jabatan dalam dunia kerja yang membutuhkan kompetensi
khusus/tertentu serta persaingan tenaga kerja semakin kompetitif.
b. Jumlah perusahaan besar dan menengah memadai untuk mendukung program
pemagangan serta perusahaan yang memahami program pemagangan terbatas sehingga
yang bersedia mendukung masih rendah.
3. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
Tantangan pengembangan pelayanan bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial yaitu:
a. Di Jawa Tengah masih terdapat 17.241 perusahaan yang belum mempunyai peraturan
perusahaan sehingga perlu untuk meningkatkan kesadaran pengusaha untuk membuat
peraturan perusahaan.
b. Tindak lanjut dari PP.78/2015 tentang Struktur Upah dan Skala Upah
Peluang pengembangan pelayanan bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial yaitu:
a. Jumlah perusahaan yang menjadi peserta aktif Jamsostek sebanyak 33.094 perusahaan.
Masih terdapat peluang sebanyak 9.364 perusahaan dan 92.797 tenaga kerja yang belum
menjadi peserta aktif jaminan sosial tenaga kerja..
b. Jumlah Perusahaan di Jawa Tengah yang wajib membuat LKS Bipartit berjumlah 6.641
perusahaan sedangkan yang sudah membentuk LKS Bipartit sebanyak 1.789 perusahaan.
Jadi masih ada peluang sebanyak 4.852 perusahaan.
c. Target Rasio UMK terhadap KHL sudah melebihi target 100 %, capaian tahun 2016
sebesar 100,32 %, sehingga untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja perlu penerapan
Struktur Upah dan Skala Upah di Perusahaan
4. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan
Tantangan pengembangan pelayanan bidang Pengawasan Ketenagakerjaan yaitu:
a. Masih terdapatnya sejumlah kecelakaan kerja pada perusahaan.
b. Rendahnya tingkat perlindungan dan pengawasan terhadap kesehatan dan perlindungan
tenaga kerja.
c. Beralihnya Pegawai Pengawasan Ketenagakerjaan di Kab/Kota menjadi Pegawai
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (beralihnya Kewenangan berdasar UU 23 Tahun 2014)
Peluang pengembangan pelayanan bidang Pengawasan Ketenagakerjaan yaitu:
a. Adanya dukungan kebijakan dari segi program dan penganggaran yang responsif gender
(ARG);
b. Adanya regulasi terkait pelaksanaan peraturan dibidang norma ketenagakerjaan bagi
pengusaha atau pemberi kerja.
c. Adanya program nasional dan kebijakan pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam
peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak melalui pengawasaan norma kerja
perempuan dan anak yaitu pengurangan pekerja anak/anak yang bekerja yang
dikembalikan ke dunia pendidikan dengan penarikan pekerja anak dikembalikan ke dunia
sekolah;
d. Adanya standarisasi dan sertifikasi K3 ditempat kerja bagi perusahaan yang
menggunakan mesin dan peralatan, serta pencanangan Tahun 2015 Indonesia berbudaya
K3;
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 43
43
e. Pelaksanaan teknis pengawasan ketenagakerjaan menjadi kewenangan Provinsi sehingga
memerlukan sarana prasarana, personil, peralatan dan biaya untuk mendukung program
dan kegiatan pengawasan ketenagakerjaan di Jawa Tengah.Sekarang telah terbentuk 6
satuan kerja pengawaasan ketenagakerjaan yang menempati kantor Eks Bakorwil Provinsi
Jawa Tengahberlokasi di Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Magelang, Kabupaten
Banyumas, Kota Pekalongan, Kabupaten Pati didukung personil 210 orang yang terdiri
dari pegawai struktural 12 orang dan fungsional pengawas 146 orang dan pegawai
fungsional umum sebanyak 52 orang.
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 44
44
BAB III
ISU–ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN DINAS
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Permasalahan yang dihadapi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam upaya
pengembangan pelayanan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian yang didasarkan pada fungsi
bidang pelayanan dijelaskan sebagai berikut:
1. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Beberapa rumusan permasalahan di Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi
yaitu:
a. Angka pengangguran masih cukup tinggi
b. Informasi peluang kerja dan mekanisme penempatan tenaga kerja belum sepenuhnya
dipahami masyarakat.
c. Dukungan personel yang kurang memadai dalam hal jumlah terutama personel yang
berkaitan dengan pendataan tenaga kerja dan penempatan. Jumlah pegawai yang
menangani penempatan/pengantar kerja sebanyak 12 orang hal ini tidak sebanding
dengan jumlah penganggur yang membutuhkan fasilitasi penempatan.
d. Dukungan sarana dan prasarana yang kurang memadai dalam operasional kegiatan.
e. Jumlah animo transmigrasi tidak sebanding dengan target/kuota yang diberikan dari
Pusat (Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi). Jumlah
animo tahun 2016 sebanyak 2.397 KK, realisasi penempatan sebanyak 318 KK,
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mendukung dengan pola sharing dengan provinsi
tujuan penempatan transmigrasi/Provinsi Kalimantan Utara untuk sebanyak 100 KK.
f. Rendahnya kualitas Calon transmigran dan kurangnya penguasaan informasi terhadap
calon lokasi transmigrasi.
2. Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas
Beberapa rumusan permasalahan di Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas yaitu:
a. Masih rendahnya kualitas angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja masih didominasi oleh
lulusan SD kebawah sebesar 9.169.470 orang atau 51,18% di tahun 2016 (Sakernas,
Februari 2016).
b. Berkurangnya Instruktur di BLK Pemerintah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) formasi baru
belum sebanding dengan yang pensiun serta persebarannya.
c. Terbatasnya staf/pegawai yang dapat memahami SKKNI.
d. Terbatas fasilitasi kegiatan untuk UJK bagi Tenaga Kerja Indonesia.
e. Pemahaman program pemagangan masih terbatas belum sesuai dengan
ketentuan/pedoman.
f. Rendahnya semangat etos kerja dan disiplin serta produktivitas.
g. Identifikasi Kebutuhan pelatihan belum dapat dilakukan dengan baik (jejaring/kerjasama,
kejuruan unggulan)
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 45
45
3. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
Beberapa rumusan permasalahan di Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial yaitu:
a. Masih lemahnya kelembagaan hubungan industrial;
b. Pembinaan dan sosialisasi dari mediator hubungan Industrial untuk program jamsostek
Tenaga Kerja Luar Hubungan kerja masih kurang;
c. Belum ada tindak lanjut dari PP.78/2015 tentang Pengupahan yang terkait dengan
standar Skala Upah dan Skala Upah;
d. Banyak mediator di kabupaten/kota yang dipindah tugaskan di luar bidang Hubungan
Industrial dan Jaminan Sosial.
e. Belum tersedianya data mengenai produktivitas usaha marginal dan kondisi pasar kerja
yang valid di kabupaten/kota.
4. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan
Beberapa rumusan permasalahan di Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan yaitu :
a. Masih tingginya angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan belum terlaksananya
standarisasi K3 di tempat kerja;
b. Kurangnya pegawai pengawas KK baik pegawai pengawas KK umum maupun spesialis,
jumlah pegawai pengawas se jawa tengah sebanyak 185 orang, tidak sebanding dengan
jumlah perusahaan;
c. Masih banyaknya pekerja anak yang bekerja sektor informal. Berdasarkan laporan
Kabupaten/Kota jumlah pekerja anak tercatat sebanyak 30.830 di tahun 2016 (dasar
data PPLS 2011);
d. Masih kurangnya perlindungan hak normatif pekerja perempuan di sektor formal maupun
informal. Hal ini ditunjukkan belum sepenuhnya hak normatif tenaga kerja perempuan
dilaksanakan. Penelitian di 70 perusahaan menunjukkan ada 3 kasus cuti hamil tidak
diberikan gaji, 52 kasus gaji tidak diberikan secara utuh, hamil dipekerjakan malam hari
16 kasus, perbedaan pengupahan 19 kasus.
e. Belum adanya peraturan/regulasi yang mengatur perlindungan pekerja perempuan di
sektor informal;
f. Masih lemahnya kebijakan perlindungan dan penempatan TKI ke luar negeri dan
kurangnya koordinasi kelembagaan penempatan TKI.
3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA TENGAH
Telaahan Visi, Misi dan Program Gubernur Jawa Tengah Tahun 2013-2018 dimaksudkan
untuk melihat sinkronisasi arah kebijakan pembangunan. Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi yang merupakan salah satu OPD di lingkungan Provinsi Jawa Tengah dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya diarahkan untuk mendukung pencapaian Visi, Misi
dan Program Gubernur Jawa Tengah Tahun 2013-2018.
Adapun Visi Gubernur Jawa Tengah Tahun 2013-2018 adalah Menuju Jawa Tengah
Sejahtera dan Berdikari “Mboten Korupsi Mboten Ngapusi”. Guna mencapai Visi tersebut,
dilaksanakan melalui tujuh Misi Gubernur Jawa Tengah Tahun 2013-2018 yaitu:
1. Membangun Jawa Tengah berbasis Trisakti Bung Karno–berdaulat di bidang politik, berdikari
di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan;
2. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan, menanggulangi kemiskinan dan
pengangguran;
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 46
46
3. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang bersih, jujur dan
transparan, “mboten korupsi, mboten ngapusi”;
4. Memperkuat kelembagaan sosial masyarakat untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan;
5. Memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan proses pembangunan
yang menyangkut hajat hidup orang banyak;
6. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat;
7. Meningkatkan Infrastruktur untuk mempercepat pembangunan Jawa Tengah yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dari pernyataan misi tersebut, dapat disimpulkan misi yang berkaitan dimana
pencapaiannya dapat didukung oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yaitu pada Misi II
yaitu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan, menanggulangi
kemiskinan dan pengangguran. Dimana isu terkait dengan pengurangan pengangguran dan
kemiskinan berkaitan langsung dengan tugas pokok fungsi yang diampu oleh Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi seperti halnya terkait dengan bidang penempatan tenaga kerja dan
transmigrasi, pelatihan kerja dan produktivitas, pengawasan ketenagakerjaan, hubungan
industrial dan jaminan sosial, serta ketransmigrasian. Dari misi tersebut, Gubernur Jawa
Tengah memiliki program-program unggulan yaitu:
1. Meningkatkan dan memperluas pendidikan politik masyarakat untuk mewujudkan
demokrasi yang berkualitas;
2. Melaksanakan reformasi birokrasi berbasis kompetensi;
a. Menerapkan transparansi penerimaan dan pengeluaran anggaran berbasis on-line.
b. Menerapkan sistem remunerasi kepegawaian.
c. Sinkronisasi dan harmonisasi peraturan Provinsi dan peraturan kabupaten/kota dan
penegakan hukumnya.
3. Memperkuat sistem pelayanan publik secara cepat, murah, transparan dan terintegrasi;
- Mengedepankan keterbukaan sekaligus membangun komunikasi dua arah, secara rutin
menggelar dialog dengan masyarakat.
4. Mewujudkan Desa Mandiri;
a. Menggali dan mengembangkan sumber daya potensial kawasan perdesaan;
b. Menyediakan Modal Usaha Rakyat: Penyediaan modal kerja, pembimbingan dan
pendampingan untuk usaha mikro, kecil dan menengah melalui kredit perbankan
dengan pola dana penjaminan.
c. Kartu Petani: Menerbitkan “Kartu Petani” untuk menjamin ketersediaan dan distribusi
pupuk bersubsidi agar benar-benar diterima oleh petani yang berhak.
d. Kartu Nelayan: Menerbitkan “Kartu Nelayan” untuk menjamin ketersediaan dan
distribusi solar bersubsidi agar benar-benar diterima oleh nelayan yang berhak.
5. Peningkatan kesejahteraan Buruh;
a. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Pekerja
b. Meningkatkan upah minimum buruh
c. Memfasilitasi hunian yang layak untuk buruh.
6. Rakyat Sehat;
- Memberikan jaminan pelayanan dasar kesehatan dengan mengutamakan masyarakat
berpenghasilan rendah, lansia dan berkebutuhan khusus.
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 47
47
7. Optimalisasi fasilitas penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah;
a. Meningkatkan dan memperluas jangkauan tunjangan untuk siswa berprestasi yang
kurang mampu.
b. Meningkatkan tunjangan guru honorer dan tenaga kependidikan tidak tetap.
c. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan.
d. Meningkatkan penyelenggaraan/kualitas mata ajaran muatan lokal terutama budi
pekerti.
8. Meningkatkan Keadilan Gender dan Perlindungan Anak;
a. Memastikan perspektif (sudut pandang) gender digunakan di dalam penyelenggaraan
pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dan penerbitan kebijakan publik.
b. Meningkatkan keterdidikan gender masyarakat pada berbagai sektor kehidupan.
c. Menguatkan sistem pelayanan terpadu bagi perempuan dan anak korban kekerasan
berbasis gender.
9. Infrastruktur dan Sarana Transportasi;
- Membangun infastruktur yang sesuai dan berdaya guna serta melakukan modernisasi
sistem dan sarana transportasi untuk meningkatkan aksestabilitas dan mobilitas.
10. Ijo Royo-royo;
a. Meningkatkan program penghijauan secara massive di lahan-lahan kritis.
b. Konservasi lingkungan dan penghijauan untuk menjamin kesinambungan lingkungan
hidup serta meminimalisir bencana alam.
c. Menerapkan konsep ramah lingkungan dalam setiap pembangunan.
d. Konservasi ekosistem pesisir dan laut.
e. Menegakkan regulasi rencana umum tata ruang wilayah (RUTRW) Provinsi.
11. Meningkatkan fungsi dan peran Seni Budaya Jawa;
a. Meningkatkan fungsi dan peran Bahasa Jawa
b. Mengembangkan dan melestarikan kesenian Jawa.
c. Meningkatkan fungsi dan peran Budi Pekerti dalam kehidupan.
d. Meningkatkan penyelenggaraan/kualitas mata ajaran muatan lokal terutama budi
pekerti.
Dari program-program unggulan tersebut, dapat disimpulkan program -program
unggulan yang berkaitan baik langsung maupun tidak langsung, dimana pencapaiannya dapat
didukung oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah yaitu :
1. Memperkuat sistem pelayanan publik secara cepat, murah, transparan dan terintegrasi dengan
mengedepankan keterbukaan sekaligus membangun komunikasi dua arah, secara rutin
menggelar dialog dengan masyarakat.
2. Mewujudkan Desa Mandiri, dengan Menggali dan mengembangkan sumber daya potensial
kawasan perdesaan; pembimbingan dan pendampingan untuk usaha mikro, kecil dan menengah
melalui kredit perbankan dengan pola dana penjaminan.
3. Peningkatan kesejahteraan Buruh dengan: Meningkatkan kualitas Sumber Daya Pekerja;
Meningkatkan upah minimum buruh; dan Memfasilitasi hunian yang layak untuk buruh.
4. Meningkatkan Keadilan Gender dan Perlindungan Anak, dengan memastikan perspektif (sudut
pandang) gender digunakan di dalam penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dan
penerbitan kebijakan publik; Meningkatkan keterdidikan gender masyarakat pada berbagai
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 48
48
sektor kehidupan; Menguatkan sistem pelayanan terpadu bagi perempuan dan anak korban
kekerasan berbasis gender serta perlindungan anak.
5. Infrastruktur dan Sarana Transportasi, dengan membangun infastruktur yang sesuai dan
berdaya guna serta melakukan modernisasi sistem dan sarana transportasi untuk
meningkatkan aksestabilitas dan mobilitas.
3.3. TELAAHAN RENSTRA KEMENTERIAN TERKAIT
A. RENSTRA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
Kementerian Ketenagakerjaan merupakan kementerian vertikal bagi Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah. Untuk mencapai tujuan pembangunan di
bidang ketenagakerjaan, Visi Kementerian Ketenagakerjaan Tahun 2015-2019 adalah visi
pembangunan nasional tahun 2015-2019 adalah “TERWUJUDNYA INDONESIA YANG
BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG”
Upaya pencapaian visi tersebut akan diimplementasikan melalui misi sebagai berikut:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;
2. Mewujudkan masyarakat maju,berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara
hukum;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tertinggi,maju dan sejahtera;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri maju kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional;
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat
secara politik,mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan
dirumuskan sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan. Kesembilan agenda
prioritas itu disebut NAWA CITA yaitu:
a. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman kepada seluruh warga negara.Dalam konteks pembangunan ketenagakerjaan salah
satu hal yang perlu mendapatkan prioritas adalah melindungi hak dan keselamatan
pekerja Migran;
b. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,efektif demokratis dan terpercaya;
c. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan;
d. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi bermartabat dan terpercaya;
e. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;
f. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama banga-bangsa Asia lainnya. Dalam
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 49
49
agenda ini peningkatan daya saing tenaga kerja menjadi salah satu aspek pembangunan
yang sangat penting;
g. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik;
h. Melakukan revolusi karakter bangsa;
i. Memperteguh kebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Agenda dan Sasaran Pembangunan Ketenagakerjaan
Agenda dan sasaran pemabangunan ketenagakerjaan merupakan bagian dari agenda
dan sasaran pembangunan nasional, pembangunan bidang ekonomi,pembangunan lintas
bidang dan pembangunan wilayah demi terwujudnya visi dan misi pembangunan nasional.
1. Pembangunan ketenagakerjaan dalam kerangka agenda dan sasaran pembangunan
nasional
Agenda prioritas menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa
dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara melalui perlindungan hak dan
keselamatan pekerja migran,memiliki sasaran utama menurunnya jumlah pekerja migran
yang menghadapi masalah hukum di dalam dan luar negeri, sasaran lainnya:
1. Terwujudnya mekanisme rekrutmen dan penempatan yang melindungi pekerja migran
2. Meningkatnya pekerja migran yang memiliki keterampilan dan keahlian yang sesuai
dengan kebutuhan pasar
3. Meningkatnya peran daerah dalam pelayanan informasi pasar kerja dan pelayanan
rekrutmen calon pekerja migran
4. Tersedianya regulasi yang memberi perlindungan bagi para pekerja migran
Sedangkan sasaran besar lainnya bidang ketenagakerjaan yang hendak dicapai antara lain:
1. Terciptanya perubahan struktur tenaga kerja secara bertahap dari sektor/sub-sektor
lapangan usaha yang produktivitasnya rendah ke sektor/sub-sektor yang
produktivitasnya tinggi;
2. Meningkatnya jumlah pekerja formal
3. Meningkatnya jumlah pekerja di sektor industri manufaktur padat pekerja
4. Meningkatkan jumlah tenaga profesional dan berkeadilan
5. Terlindunginya pekerja yang rentan terhadap goncangan lapangan kerja dan upah
6. Meningkatkan keterampilan pekerja rentan agar dapat memasuki pasar tenaga kerja
7. Tersedianya program perlindungan sosial bagi pekerja
8. Tersedianya hubungan industrial yang harmonis antara serikat pekerja dan pengusaha
9. Terciptanya hubungan industrial yang harmonis antar serikat pekerja dan pengusaha
10. Diterapkannya prinsip-prinsip musyawarah untuk mufakat di perusahaan besar
11. Meningkatnya kepatuhan perusahaan dalam penerapan standar ketenagakerjaan
utama
12. Tersedianya informasi pasar tenaga kerja yang efektif untuk menghubungkan antara
pencari kerja dengan industri
13. Terciptanya lingkungan kerja yang aman dan sehat
14. Menurunnya jumlah pekerja migran yang menghadapi masalah hukum di dalam dan
luar negeri
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 50
50
15. Terwujudnya mekanisme rekrutmen dan penempatan yang melindungi pekerja migran
16. Meningkatnya pekerja migran yang memilki keterampilan dan keahlian yang sesuai
dengan kebutuhan pasar
17. Meningkatnya peran daerah dalam pelayanan informasi pasar kerja dan pelayanan
rekrutmen calon pekerja migran
18. Tersedianya regulasi yang memberi perlindungan bagi pekerja migran
19. Terselenggaranya prinsip-prinsip penyelenggaraan jaminan sosial
20. Terselenggaranya keadilan sosial dalam penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh
masyarakat
21. Peningkatan jumlah peserta jaminan sosial bagi pekerja hingga mendekati sasaran
2. Sasaran Strategis Kementerian Ketenagakerjaan
Dalam rangka mendukung visi, misi presiden, agenda dan sasaran pembangunan
nasional secara lebih terukur, maka ditetapkan sasaran strategis Kementerian
Ketenagakerjaan sebagai berikut:
a. Peningkatan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja, dengan indikator kinerja
sasaran strategis:
Meningkatnya kompetensi tenaga kerja;
Meningkatnya produktivitas tenaga kerja.
b. Peningkatan kualitas pelayanan penempatan danpemberdayaan tenaga kerja yang
mendapat fasilitasi penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja.
c. Penciptaan hubungan industrial yang harmonis dan perbaikan iklim ketenagakerjaan,
dengan indikator kinerja sasaran strategis:
Meningkatnya perusahaan yang membentuk Perjanjian Kerja Bersama (PKB);
Menurunnya perselisihan Hubungan Industrial (HI);
Meningkatnya perusahaan yang telah menyusun struktur dan skala upah;
Meningkatnya Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartit yang berfungsi.
d. Peningkatan perlindungan tenaga kerja, menciptakan rasa keadilan dalam dunia
usaha pengembangan sistem pengawasan ketenagakerjaan, dengan indikator kinerja
sasaran strategis:
Menurunnya jumlah pekerja anak nasional;
Menurunnya pelanggaran hukum di bidang hukum ketenagakerjaan;
Meningkatnya perusahaan yang menerapkan norma ketenagakerjaan.
e. Peningkatan pelayanan administrasi, perencanaan program, keuangan, ketatausahaan
dan rumah tangga yang transparan dan akuntabel, dengan indikator kinerja sasaran
strategis Rating Audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK);
f. Peningkatan kinerja institusi yang berkelanjutan, dengan indikator kinerja sasaran
strategis Peningkatan Kinerja Akuntabilitas Kementerian;
g. Peningkatan kepuasann stakeholders dalam pelayanan perencanaan, penelitian dan
pengembangan, data dan informasi ketenagakerjaan yang bermanfaat dan
berkelanjutan, dengan indikator kinerja sasaran strategis Peningkatan pemanfaatan
rekomendasi hasil perencanaan, penelitian dan pengembangan ketenagakerjaan oleh
pengguna.
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 51
51
B. RENSTRA KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN
TRANSMIGRASI
KementerianDesa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi merupakan
kementerian vertikal dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah.
Merujuk pada visi pembangunan nasionalTahun 2015-2019yaitu “TERWUJUDNYA
INDONESIA YANG BERDAULAT MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN
GOTONG ROYONG”.Upaya pencapaian visi tersebut akan diimplementasikan melalui misi
sebagai berikut:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri maju kuat dan berbasiskan
kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasiuntuk mencapai visi tersebut, dirumuskan misi
sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
desa.
2. Mempercepat pembangunan desa-desa mandiri serta membangun keterikatan ekonomi
lokal antara desa dan kota melalui pembangunan kawasan perdesaan.
3. Mempercepat pembangunan di daerah tertinggal.
4. Meningkatkan ketersediaan sarana-prasarana dasar dan aksesibilitas di wilayah
perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar.
5. Meningkatkan derajat ketahanan masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi
bencana rawa pangan dan konflik sosial.
6. Meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya meningkatkan
dan meratakan pembangunan daerah dan memperkukuh dan kesatuan bangsa.
7. Meningkatkan pembangunan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru di
kawasan transmigrasi utamanya pada kawasan perbatasan daerah tertinggal.Kawasan
perdesaan yang terkonektifitas dengan pusat kegiatan ekonomi wilayah.
8. Percepatan pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan baru yang
terintegrasi dalam suatu kesatuan pengembangan ekonomi wilayah untuk mewujudkan
keterkaitan ekonomi dan wilayah.
Sasaran strategis kementerian Desa,PDT dan Transmigrasi
1) Sasaran pembangunan Desa dan kawasan perdesaan
Sasaran pembangunan desa dan perdesaan tahun 2015-2019 adalah:berkurangnya
jumlah desa tertinggal sedikitnya 5000 desa atau meningkatnya jumlah desa mandiri
sedikitnya 2000 desa.
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 52
52
2) Sasaran pembangunan daerah tertinggal
Sasaran pembangunan daerah tertinggal tahun 2015-2019 ditujukan untuk
mengentaskan daerah tertinggal minimal 80(delapan puluh) kabupaten.
3) Sasaran pembangunan Daerah tertentu
a. Meningkatkatnya ketahanan pangan di 57 kabupaten daerah rawan pangan;
b. Meningkatnyanya konektifitas sarana prasana dasar dan kesejahteraan masyarakat di
187 lokasi prioritas yang tersebar di 41 kabupaten yang memiliki perbatasan negara;
c. Meningkatnya konektifitas sarana prasarana dasar dan kesejahteraan masyarakat di
29 kabupaten yang memiliki pulau kecil dan pulau terluar;
d. Meningkatnya 58 kabupaten rawan bencana dan dengan 2000 desa tangguh.
4) Sasaran ketransmigrasian
a. Terbangunnya 144 kawasan untuk mendukung redistribusi lahan terkaitprogram
agrariadan berkembangnya 72 satuan permukiman (SP) menjadi pusat satuan
kawasan pengembangan(SKP)/sebagai desa utama yang merupakan pusat pengolahan
hasil pertanian melalui penataan persebaran penduduk baik satuan pemukiman baru
(SP-Baru)sejumlah71.291 KK satuan pemukiman pugar (SP-Pugar) sejumlah 657.603
KK dan satuan pemukiman tempatan (SP-Tempatan)sejumlah 2.751.806 KK.
b. Berkembangnya 20 kawasan perkotaan baru (KPB) menjadi embrio kota-kotakecil/
kota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat industri pengolahan sekunder dan
perdagangan serta sebagai pusat pelayanan kawasan transmigrasi.
3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dilakukan merujuk pada Peraturan Daerah
Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-
2029. Disebutkan dalam pasal 9, pengembangan kawasan industri masuk dalam
pengembangan kawasan budidaya yang meliputi mengembangkan dan melestarikan kawasan
peruntukan industri untuk mewujudkan nilai tambah dan meningkatkan perekonomian daerah
dan/atau nasional.
Berdasarkan telaahan dokumen tersebut, tidak ada keterkaitan erat/langsung dengan
RTRW maupun KLHS dalam pengembangan bidang ketenagakerjaan dan transmigrasi.
3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS
Berangkat dari telaahan dan kondisi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian tersebut,
maka dirumuskan isu-isu strategis kedepan yaitu:
1. Tingginya Angka Pengangguran
Isu pengangguran perlu mendapat perhatian, pengangguran merupakan suatu
pemborosan ekonomi yang sangat mahal karena tidak mempunyai mata pencaharian namun
membutuhkan biaya untuk hidup sehari-hari. Selain itu penganggur memiliki potensi negatif
yang besar yaitu dapat berdampak pada kerawanan sosial yang dapat menganggu keamanan
politik secara keseluruhan. Secara umum banyaknya penganggur dikarenakan terbatasnya
lapangan kerja, jumlah tenaga kerja tidak sebanding dengan kesempatan kerja dan
pendidikan tenaga kerja belum sepenuhnya sesuai dengan pasar kerja. Sehubungan dengan
itu maka kebijakan ketenagakerjaan perlu diarahkan pada upaya perluasan lapangan kerja,
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 53
53
peningkatan kualitas calon tenaga kerja melalui peningkatan kualitas sarana prasarana dan
pengelolaan Balai Latihan Kerja (BLK) yang berorientasi pada pasar kerja, serta
pengembangan informasi pasar kerja, penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri,
pengendalian penggunaan TKA (Tenaga Kerja Asing) dengan mengintegrasikan perspektif
gender ke dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program
kegiatan. Upaya penanganan pengangguran harus terintegrasi dengan pembangunan
kedaulatan pangan, energi, pengentasan kemiskinan dan pembangunan infrastruktur,
sehingga dapat membuka lapangan kerja baru dan kemudian aspek-aspek produktif tersebut
mampu menjamin keberlanjutan pasar kerja.
2. Rendahnya Keterampilan Tenaga Kerja
Isu rendahnya kualitas tenaga kerja ditandai dengan masih rendahnya tingkat
pendidikan yang ditamatkan oleh angkatan kerja. Angkatan kerja menurut pendidikan
tertinggi yang ditamatkan didominasi oleh mereka yang mempunyai pendidikan maksimal
tamat SD, kemudian tamatan SLTP dan tamatan SLTA. Pendidikan tinggi merupakan bagian
terkecil dari seluruh angkatan kerja.
Namun demikian selama kurun periode 2010-2012 pendidikan maksimal SD mempunyai
persentase yang semakin menurun yaitu 56,19% tahun 2010, 55,56% tahun 2011 dan
54,59% tahun 2012 dan menjadi 50,65% di tahun 2016 (data BPS Februari). Sedangkan
pendidikan tinggi terutama S1+ mempunyai persentase yang menurun yaitu 3,86 % tahun
2010, 3,68% tahun 2011 dan kembali meningkat menjadi 4,50% di tahun 2012 dan di tahun
2016 menjadi 4,84% (data BPS Februari 2016).
Kondisi ini perlu mendapat perhatian yaitu dengan menjembatani dunia pendidikan formal
dengan dunia kerja. Dunia mensyaratkan kompetensi dan kualifikasi diupayakan
peningkatan kualitas dan kompetensinya melalui berbagai keterampilan di balai/lembaga
pelatihan kerja dan dengan demikian diperlukan penyediaan sarana dan prasarana
penunjang peningkatan kualitas calon tenaga kerja pada lembaga pelatihan.
3. Rendahnya Perlindungan dan Kesejahteraan Pekerja.
Maraknya unjuk rasa pekerja diantaranya disebabkan masih lemahnya lembaga
hubungan industrial. Tuntutan pekerja terhadap perlindungan dan kesejahteraan pekerja
menjadi Isu Strategis untuk penanganan ketenagakerjaan 5 (lima) tahun ke depan. Tenaga
kerja merupakan pelaksanaan utama sekaligus tujuan pembangunan ketenagakerjaan.
Tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan
sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan produktivitas. Selain itu kebijakan
perlindungan tenaga kerja ditujukan untuk menciptakan suasana hubungan industrial yang
harmonis melalui perbaikan penghasilan (pemenuhan Upah yang layak dan berkeadilan
diterima semua pihak) dan sarana hubungan industrial. Kurangnya perlindungan terhadap
pekerja dapat dijelaskan bahwa masih adanya perilaku yang diskriminasi, adanya
ketidaksetaraan, ketidakadilan antara yang diberikan pada tenaga kerja laki-laki dan
perempuan, masih banyak anak yang bekerja pada bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk
anak.
4. Permasalahan Dibidang Ketransmigrasian
Program transmigrasi telah memberikan kontribusi positif bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dampak positif dari penyelenggaraan program transmigrasi ini adalah
pengurangan pengangguran, pengurangan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja serta
berkontribusi terhadap ketahanan pangan. Melalui transmigrasi kurun waktu 2013-2016
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 54
54
sebanyak 1.090 KK transmigran dari Jawa Tengah telah diberangkatkan diberbagai provinsi
di luar Jawa. Namun demikian dalam perjalanannya, transmigrasi tidak lepas dari berbagai
permasalahan. Tingkat ketergantungan dengan pusat (Kementerian Desa Pembangunan
Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi RI) dan daerah penempatan merupakan kendala bagi
daerah pengirim seperti Provinsi Jawa Tengah. Jumlah animo/minat untuk bertansmigrasi
masyarakat masih cukup besar, tahun 2016 sebanyak 2.397 KK, target kuota yang
disediakan 326 KK. Banyaknya transmigran yang kembali ke daerah asal hal ini diantaranya
mengindikasikan kurangnya kualitas dan etos kerja serta kurangnya informasi terhadap
potensi lokasi disamping belum beresnya status lahan atau belum 2C (clear and clean) dan 4L
(layak huni, layak usaha, layak berkembang dan layak lingkungan).
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 55
55
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. VISI DAN MISI
4.1.1. VISI
Visi merupakan gambaran ideal yang ingin dicapai dimasa depan dimana didalamnya
memiliki sifat dapat dibayangkan (imaginable), diinginkan oleh anggota organisasi (desirable),
memungkinkan untuk dicapai (reachable), focus pada masalah utama bersifat jangka panjang
dan dapat dikomunikasikan (communicable) dan dapat dimengerti oleh seluruh jajaran
organisasi (understandable).
Merujuk pada Visi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 yaitu “MENUJU JAWA TENGAH
SEJAHTERA DAN BERDIKARI” “MBOTEN KORUPSI MBOTEN NGAPUSI”dan Visi
pembangunan nasionalTahun 2015-2019yaitu ”TERWUJUDNYA INDONESIA YANG
BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG”dan
upayauntuk mencapai Visi tersebut dilaksanakan melalui tujuh misi Gubernur Jawa Tengah
tahun 2013-2018.
4.1.2. MISI
Misi Gubernur Jawa Tengah Tahun 2013-2018 yaitu:
1. Membangun Jawa Tengah berbasis Trisakti Bung Karno–berdaulat di bidang politik, berdikari
di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan;
2. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan, menanggulangi kemiskinan dan
pengangguran;
3. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang bersih, jujur dan
transparan, “mboten korupsi, mboten ngapusi”;
4. Memperkuat kelembagaan sosial masyarakat untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan;
5. Memperkuat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan proses pembangunan
yang menyangkut hajat hidup orang banyak;
6. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat;
7. Meningkatkan Infrastruktur untuk mempercepat pembangunan Jawa Tengah yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dari pernyataan misi tersebut, dapat disimpulkan misi yang berkaitan dimana pencapaiannya
dapat didukung oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yaitu pada Misi II yaitu
mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan, menanggulangi kemiskinan
dan pengangguran. Dimana isu terkait dengan pengurangan pengangguran dan kemiskinan
berkaitan langsung dengan tugas pokok fungsi yang diampu oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi seperti halnya terkait dengan bidang penempatan tenaga kerja dan
transmigrasi, pelatihan kerja dan produktivitas, pengawasan ketenagakerjaan, hubungan
industrial dan jaminan sosial, serta ketransmigrasian. Dari misi tersebut, Gubernur Jawa
Tengah memiliki program-program unggulan yaitu:
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 56
56
1. Meningkatkan dan memperluas pendidikan politik masyarakat untuk mewujudkan
demokrasi yang berkualitas;
2. Melaksanakan reformasi birokrasi berbasis kompetensi;
a. Menerapkan transparansi penerimaan dan pengeluaran anggaran berbasis on-line.
b. Menerapkan sistem remunerasi kepegawaian.
c. Sinkronisasi dan harmonisasi peraturan Provinsi dan peraturan kabupaten/kota dan
penegakan hukumnya.
3. Memperkuat sistem pelayanan publik secara cepat, murah, transparan dan terintegrasi;
- Mengedepankan keterbukaan sekaligus membangun komunikasi dua arah, secara rutin
menggelar dialog dengan masyarakat.
4. Mewujudkan Desa Mandiri;
a. Menggali dan mengembangkan sumber daya potensial kawasan perdesaan;
b. Menyediakan Modal Usaha Rakyat: Penyediaan modal kerja, pembimbingan dan
pendampingan untuk usaha mikro, kecil dan menengah melalui kredit perbankan
dengan pola dana penjaminan.
c. Kartu Petani: Menerbitkan “Kartu Petani” untuk menjamin ketersediaan dan distribusi
pupuk bersubsidi agar benar-benar diterima oleh petani yang berhak.
d. Kartu Nelayan: Menerbitkan “Kartu Nelayan” untuk menjamin ketersediaan dan
distribusi solar bersubsidi agar benar-benar diterima oleh nelayan yang berhak.
5. Peningkatan kesejahteraan Buruh;
a. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Pekerja
b. Meningkatkan upah minimum buruh
c. Memfasilitasi hunian yang layak untuk buruh.
6. Rakyat Sehat;
- Memberikan jaminan pelayanan dasar kesehatan dengan mengutamakan masyarakat
berpenghasilan rendah, lansia dan berkebutuhan khusus.
7. Optimalisasi fasilitas penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah;
a. Meningkatkan dan memperluas jangkauan tunjangan untuk siswa berprestasi yang
kurang mampu.
b. Meningkatkan tunjangan guru honorer dan tenaga kependidikan tidak tetap.
c. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan.
d. Meningkatkan penyelenggaraan/kualitas mata ajaran muatan lokal terutama budi
pekerti.
8. Meningkatkan Keadilan Gender dan Perlindungan Anak;
a. Memastikan perspektif (sudut pandang) gender digunakan di dalam penyelenggaraan
pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dan penerbitan kebijakan publik.
b. Meningkatkan keterdidikan gender masyarakat pada berbagai sektor kehidupan.
c. Menguatkan sistem pelayanan terpadu bagi perempuan dan anak korban kekerasan
berbasis gender.
9. Infrastruktur dan Sarana Transportasi;
- Membangun infastruktur yang sesuai dan berdaya guna serta melakukan modernisasi
sistem dan sarana transportasi untuk meningkatkan aksestabilitas dan mobilitas.
RENCANA STRATEGIS
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2018 57
57
10. Ijo Royo-royo;
a. Meningkatkan program penghijauan secara massive di lahan-lahan kritis.
b. Konservasi lingkungan dan penghijauan untuk menjamin kesinambungan lingkungan
hidup serta meminimalisir bencana alam.
c. Menerapkan konsep ramah lingkungan dalam setiap pembangunan.
d. Konservasi ekosistem pesisir dan laut.
e. Menegakkan regulasi rencana umum tata ruang wilayah (RUTRW) Provinsi.
11. Meningkatkan fungsi dan peran Seni Budaya Jawa;
a. Meningkatkan fungsi dan peran Bahasa Jawa
b. Mengembangkan dan melestarikan kesenian Jawa.
c. Meningkatkan fungsi dan peran Budi Pekerti dalam kehidupan.
d. Meningkatkan penyelenggaraan/kualitas mata ajaran muatan lokal terutama budi
pekerti.
Dari program-program unggulan tersebut, dapat disimpulkan program-program unggulan
yang berkaitan baik langsung maupun tidak langsung, dimana pencapaiannya dapat didukung
oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah yaitu :
1. Memperkuat sistem pelayanan publik secara cepat, murah, transparan dan
terintegrasi dengan mengedepankan keterbukaan sekaligus membangun komunikasi
dua arah, secara rutin menggelar dialog dengan masyarakat.
2. Mewujudkan Desa Mandiri, dengan Menggali dan mengembangkan sumber daya
potensial kawasan perdesaan; pembimbingan dan pendampingan untuk usaha mikro,
kecil dan menengah melalui kredit perbankan dengan pola dana penjaminan.
3. Peningkatan kesejahteraan Buruh dengan: Meningkatkan kualitas Sumber Daya
Pekerja; Meningkatkan upah minimum buruh; dan Memfasilitasi hunian yang layak
untuk buruh.
4. Meningkatkan Keadilan Gender dan Perlindungan Anak, dengan memastikan
perspektif (sudut pandang) gender digunakan di dalam penyelenggaraan pemerintahan
Provinsi Jawa Tengah dan penerbitan kebijakan publik; Meningkatkan keterdidikan
gender masyarakat pada berbagai sektor kehidupan; Menguatkan sistem pelayanan
terpadu bagi perempuan dan anak korban kekerasan berbasis gender serta
perlindungan anak.
5. Infrastruktur dan Sarana Transportasi, dengan membangun infastruktur yang sesuai
dan berdaya guna serta melakukan modernisasi sistem dan sarana transportasi untuk
meningkatkan aksestabilitas dan mobilitas.